Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH KONSEP KEBIDANAN

“TEORI DAN PELAYANAN IBU NIFAS PADA ERA NEW NORMAL”

Dosen Pengajar :

Luh Mertasari S,ST., M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Made Diva Apriliasih Arya Putri (2106091027)


2. Ida Ayu Made Bintang (2106091030)
3. Luh Ayu Delia Pujiasti (2106091040)
4. Saha Rani Wahyu Krisna Siwi (2106091042)
5. Ni Putu Ayu Diah Juni Ja Aria Padmawati (2106091044)

D3 KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Teori dan Pelayanan Ibu Nifas Pada Era New
Normal” ini dengan tepat waktu serta berjalan dengan lancar.

Harapan kami sebagai penyusun kepada pembaca semoga makalah ini


dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari
bahwa masih ada banyak kekurangan dari makalah saya ini dan masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu sekiranya pembaca/dosen dapat
memberikan kritik dan saran pada makalah kami, agar kami dapat menyusun
makalah lebih baik kedepannya. Tidak lupa kami mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dan kerjasama dari berbagai belah pihak, sehingga
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan lancar. Sekian yang bisa
kami sampaikan mohon maaf jika terdapat salah kata atau pengetikan pada
makalah kami ini.

Singaraja, 26 November 2021

Hormat Kami

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................2

1.4 Manfaat......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Masa Nifas...............................................................................3

2.2 Tahapan Masa Nifas..................................................................................4

2.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan............................................................5

2.4 Pelayanan Bufas Pada New normal...........................................................5

2.5 Bagi Ibu Bersalin.......................................................................................6

2.6 Bagi Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir..........................................................6

BAB III PENUTUP.................................................................................................7

3.1 Kesimpulan................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (Puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kirakira 6 minggu. Selama
masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan,
baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat
fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan
kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum
disebut juga peurperium yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer”
yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang
keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan. Darah
nifas yaitu darah yang tertahan tidak bisa keluar dari rahim dikarenakan hamil.
Maka ketika melahirkanlah darah tersebut keluar sedikit demi sedikit. Darah
yang keluar sebelum melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran maka itu
termasuk darah nifas juga.
Pelayanan kebidanan pada masa nifas merupakan pelayanan kesehatan
kelanjutan pada masa ibu hamil dan bersalin. Dalam situasi pandemi COVID-
19 ini, banyak pembatasan hampir ke semua pelayanan rutin termasuk
pelayanan kesehatan matenal dan neonatal. Dimasa pandemi COVID-19 ini
khusus untuk ibu hamil, bersalin dan nifas dapat melakukan pencegahan
umum COVID-19 dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat seperti
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, pemakaian APD seperti
masker ketika keluar rumah , menjaga kondisi tubuh dengan rajin berolahraga
ringan, memenuhi pola gizi seimbnag dan istirahat yang cukup. Sedangkan
cara pencegahan untuk bayi baru lahir atau balita di masa pandemi ini, bisa
dilakukan dengan tidak melakukan IMD pada bayi barulahir dari ibu ODP
atau PDP atau terkonfirmasi COVID-19, menunda pemberian vaksin Hepatitis
B, bayi baru lahir dari ibu ODP dapat dilakukan rawat gabung di ruang isolasi
khusus bersama ibunya dan tetap dilakukan pemantauan online pada bayi
tersebut, serta ketika bayi ingin menyusu harus diperhatikan dengan
melaksanakan prosedur pencegahan COVID-19.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan masa nifas?
2. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh bidan kepada ibu nifas?
3. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh bidan di era new normal?

1
1.3 Tujuan
1. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan masa nifas.
2. Dapat mengetahui bagaimana pelayanan yang diberikan oleh bidan
kepada ibu nifas.
3. Dapat mengetahui bagaimana pelayanan bidan pada era new normal
ini.

1.4 Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui perngertian dari masa nifas.
2. Pembaca dapat menegtahu bagaimana pelayanan bidan pada ibu nifas.
3. Dapat mengetahui bagaimana pelayanan yang diberikan bidan pada
masa era new normal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masa Nifas


Masa nifas adalah masa pemulihan paska persalinan hingga seluruh
organ reproduksi wanita pulih kembali sebelum kehamilan berikutnya. Masa
nifas adalah masa pemulihan paska persalinan hingga seluruh organ
reproduksi wanita pulih kembali sebelum kehamilan berikutnya. Masa nifas
ini berlangsung sekitar 6-8 minggu paska persalinan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat masa nifas antara lain, suhu, pengeluaran lochea, payudara,
traktur urinarius, dan sistem kardiovaskuler. Adapun definisi nifas menurut
para ahli yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Menurut Prawirohadjo tahun 2001
Post partum adalah waktu yang diperlukan oleh ibu untuk
memulihkan alat kandungannya ke keadaan semula dari melahirkan
bayi setelah 2 jam pertama persalinan yang berlangsung antara 6
minggu (42 hari).
b. Menurut Saiffudin tahun 2007
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung selama 6 minggu.
c. Menurut Ambarwati tahun 2010
Masa Nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara
normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
d. Menurut Saleha tahun 2009
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu.
e. Menurut Pusdiknakes tahun 2003
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan.
f. Menurut Varney 2004
Periode postpartal adalah waktu penyerahan dari selaput dan
plasenta (menandai akhir dari periode intrapartal) menjadi kembali ke
saluran reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Puerperium
berlangsung sekitar 6 minggu.
Selain dari segi klinis ibu, kondisi kejiwaan ibu paska persalinan juga
harus selalu dipantau dan diberi dukungan. Kondisi klinis ibu yang perlu
diperhatikan selama masa nifas antara lain suhu, tidak boleh mengalami

3
peningkatan hingga lebih dari 38 derajat celcius. Bila terjadi selama 2 hari
berturut-turut curigai adanya infeksi dan ibu dianjurkan segera ke dokter.
Amati perubahan payudara, apakah lebih nyeri, kencang, atau membengkak
meski sudah digunakan untuk menyusui. Bila hal tersebut terjadi segera
menuju dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Selain itu buang air kecil
sering dirasa sulit pada 24 jam pertama karena mengalami kompresi antara
kepala bayi dan tulang pubis ibu selama persalinan. Nilai Hb, hematokrit, dan
eritrosit akan mengalami naik-turun/ fluktuatif pada 1-2 minggu paska
persalinan. Namun bila nilainya menurun cukup jauh dari batas normal setelah
beberapa hari persalinan ibu dianjurkan segera menemui dokter atau menuju
ke fasilitas kesehatan terdekat. Sedangkan psikologi ibu berbagai hal lain juga
perlu diperhatikan seperti kebersihan diri, istirahat yang cukup, latihan atau
olah raga khususnya pada bagian otot perut, asupan gizi, dan juga cara
menyusui serta merawat payudara selama masa nifas. Selain itu edukasi terkait
kapan senggama aman dilakukan paska persalinan dan perencanaan kehamilan
berikutnya serta penggunaan alat kontrasepsi.

2.2 Tahapan Masa Nifas


1. Tahap Immediate puerperium/Puerperium dini
Adalah keadaan yang terjadi segera setelah persalinan sampai 24
jam sesudah persalinan (0-24 jam sesudah melahirkan). Kepulihan
yang ditandai dengan ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan
jalan. Pada masa ini sering terjadi masalah, misalnya perdarahan
karena atonia uteri. Oleh karena itu, Anda sebagai bidan harus dengan
teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran
lokhea, tekanan darah, suhu dan keadaan umum ibu.
2. Tahap Early Puerperium
Adalah keadaan yang terjadi pada permulaan puerperium. Waktu
1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari (1 minggu pertama). Pada
fase ini seorang bidan harus dapat memastikan involusi uteri (proses
pengecilan rahim) dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokhea
tidak berbau busuk, tidak demam, ibu mendapat- kan makanan dan
cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Tahap Late Puerperium
Adalah 6 minggu sesudah melahirkan. Pada periode ini seorang
bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan secara berkala serta
konseling KB. Biasanya bidan yang ada di desa melakukan kunjungan
rumah atau ibu yang datang memeriksaan kesehatannya di po-syandu
atau puskesmas.

4
2.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post
partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan
fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan
ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara
mengumpulkan data, menetapkan diagnosa, masalah, membuat
rencana tindakan dan melaksanakan serta evaluasi. Hal ini
merupakan tindakan profesional bidan.
8. Membuat dokumentasi.

2.4 Pelayanan Bufas Pada New normal.


Merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia selain berdampak terhadap
perekonomian, pendidikan dan sosial masyarakat, juga berdampak terhadap
kesehatan salah satunya yaitu berdampak pada pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan. Pelayanan kesehatan reproduksi bagi perempuan
adalah bentuk keharusan atau tidak bisa ditunda. Adapun pelayanan itu di
antaranya pelayanan pada Ibu hamil, bersalin, Nifas dan pelayanan Keluarga
Berencana (KB).
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu pelayanan profesional,
merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan secara mandiri, kolaborasi, dan atau rujukan.
Ditengah pandemi global Covid -19, termasuk di Indonesia sangat di
butuhkan sinergitas seluruh tenaga kesehatan termasuk peran bidan dan
perawat yang merupakan profesi yang mulia. Peran bidan melaksanakan
beberapa aksi inovasi, melakukan edukasi dalam memutus mata rantai
perjalanan penularan dengan memberikan informasi pola hidup bersih ,rajin
mencuci tangan, jaga jarak, menjauhi kerumunan dan melakukan
penyemprotan disinfektan.
Peran bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan digarda terdepan tentu
diharapkan tetap semangat tanpa pamrih memberikan pelayanan namun harus

5
lebih hati-hati dan waspada terhadap “ High Risk “ terpapar nya penularan
Covid-19 karena di era new normal bukan berarti bebas resiko penularan
Covid-19.

2.5 Bagi Ibu Bersalin


a. Rujukan terencana untuk ibu hamil berisiko.
b. Ibu tetap bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan. Segera ke fasilitas
kesehatan jika sudah ada tandatanda persalinan.
c. Ibu dengan kasus COVID-19 akan ditatalaksana sesuai tatalaksana
persalinan yang dikeluarkan oleh PP POGI.
d. Pelayanan KB Pasca Persalinan tetap berjalan sesuai prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.

2.6 Bagi Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir


a. Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas
(lihat Buku KIA). Jika terdapat risiko/ tanda bahaya, maka periksakan
diri ke tenaga kesehatan.
b. Kunjungan nifas (KF) dilakukan sesuai jadwal kunjungan nifas yaitu
 KF 1: pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari
pasca persalinan;
 KF 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai 7 (tujuh) hari;
 KF 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai 28 hari;
 KF 4 : pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42
(empat puluh dua) hari pasca persalinan.
c. Metode kunjungan rumah oleh tenagan kesehatan atau pemantauan
menggunakan media online (disesuaikan dengan kondisi daerah
terdampak Covid-19), dengan melakukan upaya-upaya pencegahan
penularan Covid-19 baik dari petugas, ibu dan keluarga.
Bayi baru lahir tetap mendapatkan pelayanan neonatal esensial saat lahir (0
– 6 jam) seperti pemotongan dan perawatan tali pusar, inisiasi menyusu dini,
injeksi vitamin K1, pemberian salep/tetes mata antibiotik dan pemberian
imunisasi hepatitis B. Setelah 24 jam, sebelum ibu dan bayi pulang dari
fasilitas kesehatan, pengambilan sampel Skrining Hipotiroid Kongenital
(SHK) dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan sampai dengan 28 (dua puluh
delapan) hari setelah lahir.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa kami ambil dari materi di atas adalah masa nifas
merupakan masa dimana ibu mengalami pemulihan paska persalinan hingga
seluruh organ reproduksi wanita pulih kembali sebelum kehamilan berikutnya.
Masa nifas adalah masa pemulihan paska persalinan hingga seluruh organ
reproduksi wanita pulih kembali sebelum kehamilan berikutnya. Masa nifas
ini berlangsung sekitar 6-8 minggu paska persalinan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat masa nifas antara lain, suhu, pengeluaran lochea, payudara,
traktur urinarius, dan sistem kardiovaskuler. Ada 3 tahap dalam ibu nifas yaitu
Tahap Immediate puerperium / Puerperium dini Adalah keadaan yang terjadi
segera setelah persalinan sampai 24 jam sesudah persalinan (0-24 jam sesudah
melahirkan), Tahap Early puerperium Adalah keadaan yang terjadi pada
permulaan puerperium. Waktu 1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari (1
minggu pertama) dan yang terakhir ada tahap Late puerperium Adalah 6
minggu sesudah melahirkan. Pada periode ini seorang bidan tetap melakukan
perawatan dan pemeriksaan secara berkala serta konseling KB.
Pelayanan bidan pada ibu nifas dan bayi baru lahir itu di antaranya yaitu
memberikan penjelasan mengenai tanda bahaya di masa nifas dengan melihat
Buku KIA, selain itu melakukan kunjungan nifas (KF) dilakukan sesuai
jadwal kunjungan nifas KF 1: pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2
(dua) hari pasca persalinan, KF 2: pada periode 3 (tiga) hari sampai 7 (tujuh)
hari, KF 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai 28 hari, KF 4 : pada periode
29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari pasca
persalinan. Dan yang terakhir dengan metode kunjungan rumah oleh tenagan
kesehatan atau pemantauan menggunakan media online (disesuaikan dengan
kondisi daerah terdampak Covid-19).

7
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia

Eprints.poltekkesjogja.ac.id. 2021. [online]. Available at:


<http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/5167/1/4_Asuhan%20Kebidanan
%20Nifas%20dan%20Menyusui_4.%20Modul%203%20Asuhan
%20Kebidanan%20Masa%20Nifas.pdf> [Accessed 23 November 2021].

Eprints.umpo.ac.id. 2021. [online] Available at:


<http://eprints.umpo.ac.id/4199/3/3%20BAB%20II.pdf> [Accessed 22
November 2021].

Kemenkes RI, 2013, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Dasar dan
Rujukan, Indonesia.

Kemenkes RI, 2014, Mother’s day: Situasi Kesehatan Ibu, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai