Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DAN SOP ASUHAN KEBIDANAN IBU MASA

NIFAS
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah mutu pelayanan kebidanan
Dosen pengampu Ibu Tuti Karwati, S.ST., M.Kes

Disusun oleh :
HELMA RESTIDIANI
029B.A21.010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan


Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dan SOP ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mutu pelayanan kebidanan, Atas
terselesaikannya makalah ini dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan
terima kasih kepada ibu Tuti Karwati, S.ST., M.Kes selaku dosen mata kuliah
mutu pelayanan kebidanan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Dalam makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Sukabumi, 02 Pebruari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Pengertian Masa Nifas...............................................................................3
2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas.......................................................................3
2.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan pada Masa Nifas.................................4
2.4 Tahapan Masa Nifas..................................................................................4
2.5 Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas Normal.........................................................4
2.6 Inisiasi Menyusu Dini................................................................................7
2.7 Kunjungan Masa Nifas..............................................................................9
2.8 SOP Asuhan Kebidanan Masa Nifas.........................................................10
BAB III PENUTUP..........................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (puerperium) dimulai setelah  plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung mulai dari 6 jam postpartum, 6 hari dan 6 minggu atau berlangsung
selama  42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Pada masa 6 jam  postpartum ibu sudah mulai dianjurkan untuk melakukan
hal meliputi ambulasi berupa miring ke kiri dan ke kanan, eliminasi yaitu miksi
dan, melakukan kebersihan diri seperti menjaga kebersihan daerah organ vital,
pakaian, rambut serta melakukan istirahat secukupnya. Hal-hal tersebut
merupakan bagian dari kebutuhan dasar ibu pada masa postpartum yang sangat
penting dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan atau komplikasi pada
masa nifas .
Manfaat penatalaksanaan 6 jam postpartum adalah mencegah terjadinya
perdarahan postpartum karena atona uterri, retensio plasenta dan robekan jalan
lahir, memantau kontraksi uterus, mendeteksi tanda-tanda bahaya pada masa
nifas. Untuk itu, setiap ibu hamil harus mengetahui tentang
penatalaksanaan postpartum. Dampak tidak dilakukan penatalaksanaan 6
jam postpartum adalah meningkatkan perdarahan yang terjadi setelah masa
persalinan sehingga meningkatkan angka kematian ibu.
Pada masa 6 jam  postpartum  merupakan  masa-masa yang sangat penting
karena pada masa ini merupakan pemantauan perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa nifas untuk mengantisipasi komplikasi pada masa nifas. Komplikasi
yang sering terjadi pada masa nifas 6 jam postpartum meliputi
perdarahan postpartum meliputi atonia uteri, robekan jalan lahir, retensio plasenta.
Selain itu, komplikasi pada masa nifas antara lain infeksi
nifas, trombosis, tromboembolisme, sepsis puerperalis, vulvitis, vaginitis,
servisitis, dan endometritis, sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur,
demam dan rasa sakit waktu berkemih.

1
1.2 Tujuan
Dapat melaksanakan dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu nifas sesuai dengan SOP.
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan mengaplikasikan
pendididkan penulis khususnya tentang penatalaksanaan 6 jam postpartum pada
ibu  nifas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masa Nifas


Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari
kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas
(puerperium) merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya maka sangat
diperlukan asuhan pada masa nifas. Pada masa ini terjadi perubahan- perubahan
fisiologi yaitu : perubahan fisik, involusi uterus, dan pengeluaran lochea,
laktasi/pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem tubuh lainnya dan perubahan
psikologi. Masa nifas adalah masa dimulai bebebrapa jam sesudah lahirnya
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas
waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar,
sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.

2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas


Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama. Tujuan masa nifas normal dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Tujuan Khusus :
 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik
 Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau
 merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga
 berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.

3
 Memberikan pelayanan  keluarga berencana
2. Tujuan Umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.

2.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas


Peranan dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah:
a. Medeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
b. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman
c. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
d. Memulai dan mendorong pemberian ASI

2.4 Tahapan Masa Nifas


Masa nifas dibagi dalam 3 tahapan,yaitu:
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan untuk berdiri
dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ
reproduksi selama kurang lebih enam minggu
c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama ibu bila selama hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi.

2.5 Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas Normal


2.5.1 Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu < 140/90 mmHg. Tekanan darah
tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari pos
partum..Setelah persalinan sebagian besar wanita mengalami
peningkatan tekananan darah sementara waktu.Keadaan ini akan
kembali normal selama beberapa hari.Bila tekanan darah menjadi

4
rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya
bila tekanan darah tinggi,merupakan petunjuk kemungkinan adanya
pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.Namun hal ini
seperti itu jarang terjadi.
b. Suhu
Suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38C.Pada hari ke 4
setelah persalinan suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan
disebabkan dari aktivitas payudara.Bila kenaikan mencapai lebih
dari 38 C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus
diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
c. Nadi
Nadi normal pada ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi ibu
akan melambat sampai  sekitar 60 x/menit yakni pada waktu habis
persalinan karena ibu dalam keadaan istiraha penuh. Ini terjadi
utamanya pada minggu pertama post partum.Pada ibu yang nervus 
nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/mnt.Bisa juga terjadi gejala
shock karena infeksi  khususnya bila disertai peningkatan suhu
tubuh.
d. Pernafasan
Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.Pada umumnya
respirasi lambat atau bahkan normal.Mengapa demikian, tidak lain
karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam  kondisi
istirahat.Bila ada respirasi cepat pospartum (> 30 x/mnt) mungkin
karena adanya ikutan dari tanda-tanda syok.
2. Payudara
Dalam melakukan pengkajian apakah terdapat
benjolan,pembesaran kelenjar,dan bagaimanakah keadaan putting susu
ibu apakah menonjol atau tidak,apakah payudara ibu ada bernanah atau
tidak
3. Uterus
a. Periksa tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan involusi uteri
b. Apakah kontraksi uterus baik atau tidak

5
c. Apakah konsistensinya lunak atau keras
d. Apabila uterus awalnya berkontraksi dengan baik maka pada saat
palpasi tidak akan  tampak peningkatan aliran pengeluaran
lochea.Bila sebelumnya kontraksi uterus tidak  baik dan
konsistensinya lunak,palpasi akan menyebabkan kontraksi yang
akan  mengeluarkan bekuan darah yang terakumulasi,aliran ini
pada keadaan yang normal akan berkurang dan uterus menjadi
keras.
4. Kandung Kemih
Jika kandung kemih ibu penuh,maka bantu ibu untuk
mengosongkan kandung kemihnya dan anjurkan ibu agar tidak
menahan apabila terasa BAK.Jika ibu tidak dapat berkemih dalam 6
jam post partum,bantu ibu dengan cara menyiramkan air hangat dan
bersih ke vulva dan perineum ibu.Bila berbagai cara telah dilakukan
namun ibu tetap tidak bisa berkemih,maka mungkin perlu dilakukan
pemasangan kateterisasi.Setelah kandung kemih dikosongkan,maka
lakukan massase pada fundus agar uterus berkontraksi dengan baik.
5. Genitalia
a. Periksa pengeluaran lochea,warna,bau dan jumlahnya
b. Hematom vulva (gumpalan darah)
c. Gejala yang paling jelas dan dapat diidentifikasi dengan inspeksi
vagina dan serviks dengan cermat
d. Lihat kebersihan pada genitalia ibu
e. Ibu harus selalu menjaga kebersihan pada alat genitalianya karna
pada maa nifas ini ibu sangat mudah sekali untuk terkena infeksi
6. Perineum
Pada pemeriksaan perineum sebaiknya ibu dalam posisi dengan kedua
tungkai dilebarkan.saat melakukan pemeriksaan perineum periksalah:
a. Jahitan laserasinya
Sebelum melakukan pemeriksaan jahitan laserasinya,terlebih
dahulu bersihkan pada bagian jahitan laserasi dengan kasa yang
dikasih betadine supaya jahitan terlihat tampak lebih jelas

6
b. Oedema atau tidak
c. Hemoroid pada anus
d. Hematoma (Pembengkakan jaringan yang isinya darah)
7. Ekstremitas Bawah
Pada pemeriksaan kaki apakah ada:Varises,oedema,Reflek
patella,nyeri tekan  atau panas pada beti.Adanya tanda Homan,caranya
dengan meletakkan 1 tangan pada lutut ibu dan di lakukan tekanan
ringan agar lutut tetap lurus.Bila ibu merasakan nyeri pada betis dengan
tindakan tersebut,tanda Homan (+)
8. Lochea
Mengalami perubuhan karena proses involusi yaitu lochea rubra,serosa
dan alba

2.6 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


PENGERTIAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
 Arti ‘inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah permulaan kegiatan
menyusu dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bisa
diartikan sebagai cara bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir dengan
usaha sendiri dengan kata lain menyusu bukan disusui. Cara bayi
melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau
merangkak mencari payudara (Roesli Utami, 2008).
 Inisiasi menyusu dini yaitu bayi yang baru lahir, setelah tali pusat
dipotong, di bersihkan agar tidak terlalu basah dengan cairan dan segera
diletakkan diatas perut atau dada ibu, biarkan minimal 30 menit sampai 1
jam, bayi akan merangkak sendiri mencari puting ibu untuk menyusu
(Rulina, 2007:1).
 Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara
ibu sesaat setelah bayi lahir (Dwi Sunar Prasetyono, 2009).
MANFAAT INISIASI MENYUSU DINI
1. Mencegah hipotermia karena dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat
selama bayi merangkak mencari payudara.

7
2. Bayi dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stres, pernapasan dan detak
jantung lebih stabil, dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi.
3. Imunisasi Dini. Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum
mulai mengisap puting adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteri-
bakteri baik yang ia perlukan untuk membangun sistem kekebalan
tubuhnya.
4. Mempererat hubungan ikatan ibu dan anak (Bonding Atthacment) karena
1 – 2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi
tidur dalam waktu yang lama.
5. Makanan non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari
susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu
pertumbuhsn fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.
6. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui
ekslusif dan akan lebih lama disusui.
7. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi diputing susu dan
sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang
pengeluaran hormon oksitosin.
8. Bayi mendapatkan ASI kolostrum-ASI yang pertama kali keluar. Cairan
emas ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi
kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum
daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang
kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi ,
penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi,.
Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang
masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.
9. Ibu dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama
kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan
mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi
ketiganya yang amat indah. (Roesli Utami, 2008:13-14).
10. Meningkatkan angka keselamatan hidup bayi di usia 28 hari pertama
kehidupannya (Ghana, 2004).
11. Perkembangan psikomotorik lebih cepat.

8
12. Menunjang perkembangan koknitif
13. Mencegah perdarahan pada ibu
14. Mengurangi risiko terkena kanker payudara dan ovarium. (Dewi Cendika
& Indarwati, 2010)

2.7 Kunjungan Masa Nifas


Tabel 2.1 Asuhan Kunjungan Masa Nifas Normal
Kunjunga Waktu Asuhan
n
I 6-8 jam PP      Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
     Pemantauan keadaan umum ibu
     Melakukan hubungan antara bayi dan ibu (Bonding
Attachment)
     ASI eksklusif
II 6 hari PP      Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, dan tidak ada
tanda-tanda perdarahan abnormal.
     Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan
perdarahan abnormal
     Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
     Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi
     Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
III 2 minggu PP      Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, dan tidak ada
tanda-tanda perdarahan abnormal.
     Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan
perdarahan abnormal
     Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
     Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi
     Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit

9
IV 6 minggu PP      Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia
alami
     Memberikan konseling untuk KB secara dini,
imunisasi, senam nifas, dan tanda-tanda bahaya yang
dialami oleh ibu dan bayi
(Ambarwati, 2010)

2.8 SOP Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas


SPO ASUHAN KEBIDANAN IBU MASA NIFAS
1. Pengertian  Masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ – organ kembali
seperti sebelum
hamil (Bobak, dkk : 492).

 Waktu keluarnya seluruh plasenta sampai menjadi kembali ke


saluran reproduksi
sebelum hamil (Varney : 549).

 Setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat- alat


kandungan seperti keadaan sebelum hamil (Abdul B.S,dkk :
122).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk asuhan kebidanan
nifas.

3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas

4. Referensi  Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan


Neonatal 2002
 Pelayanan Kesehatan Ibu Difasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan Tahun 2013
5. Prosedur Melakukan Asuhan Pasca Persalinan

a. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik


b. Mulai IMD dengan memberi cukup waktu minimal 1 jam
c. Ajarkan keluarga, cara melakukan masase uterus
d. Evaluasi dan estemasi jumlah kehilangan darah

10
e. Periksa Tanda - tanda vital
f. Dokumentasi di buku laporan.
6. Diagram Alir

7. Unit Terkait Ruang Bersalin


8. Dokumen Partograf, Buku Laporan
Terkait

11
BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 – 8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari, tahap- tahap masa
nifas meliputi : puerpurium dini, puerpurium intermedial, remot puerpurium.
Tujuan dari masa nifas yaitu untuk mengetahui kesejahtraan ibu dan bayi, baik
dari kesehatan, kebersihan , nutrisi, pemberian ASI, tanda bahaya masa nifas,
perdarahan, cara mencegah hipotermi pada bayi.

3.2 Kritik dan Saran


Dewasa ini penerapan asuhan pada ibu nifas sangat di perlukan karena sangat
membantu ibu dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu ketika
mengalami kesulitan dalam mengasuh bayinya. Serta, dengan adanya konseling
masa nifas ibu menjadi lebih memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan,
pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya kelainan-kelainan yang dapat
membahayakan ibu dan bayinya. Selain itu juga dapat membantu mahasiswa
dalam belajar tentang betapa pentingnya asuhan kebidanan untuk ibu nifas
khususnya mahasiswa kebidanan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Waspodo, dkk.. 2005. Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri neonatal


Esensial Dasar.Jakarta : Depkes RI.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Maternal
dan      Neonatal.2002. YBSP : Jakarta
 Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan.  YBPSP: Jakarta.
http://arafahrasyid.blogspot.com/2013/05/kegawatdaruratan-maternal-dan
neonatal.html
Prawirohardjo,sarwon.2009.ilmu kebidanan YBPSP: jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai