Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. “S” P2022 POST PARTUM SPONTAN BELAKANG

KEPALA HARI KE-1

DI RUANG NIFAS IRD RSUD DR.SOETOMO SURABAYA

Oleh:

1. Lusiana risky

2. Novi Charisma

3. Nunis Setya Ningsih

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “S” P2022 Post

Partum Spontan Belakang Kepala Hari Ke-1 Di Ruang Nifas Ird Rsud

Dr.Soetomo Surabaya” yang telah dilakuakan pada tanggal 16 Februari – 1 maret

2019

Telah disetujui untuk dilaksanakan seminar Praktek Klinik Kebidanan.

Disahkan,

Februari 2019

Menyetujui,

Pembimbing praktek, Pembimbing Akademik,

Dwi Fadjar, S. Keb,. Bd Endah Luqmanasari, SSiT., M. Kes

Mengetahui,

Kepala Ruangan

Lilik Hidayati, S. Keb,. Bd


KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik, serta

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Asuhan

Kebidanan pada pasien post partum dengan episiotomi

Laporan Pendahuluan ini disusun sebagai kelengkapan dalam pelaksanaan

praktik oleh mahasiswi sesui kurikulum yang diberikan pada prodi d3 kebidanan

Sties Kerya Husada Kediri.

Dengan terselesainya Laporan Pendahuluan ini, penulis menyampaikan

terimakasih kepada

1. CI dan kepala ruangan Nifas IRD RSUD Dr.Sotomo Surabaya yang telah

mendampingi dan mengarahkan selama praktik

2. Semua bidan dan perawat ruang Nifas IRD RSUD Dr.Sotomo Surabaya

yang tlah membimbing

3. Segenap dosen pembimbing dari prodi d3 kebidanan Stikes Karya Husada

Kediri

4. Semua pihak yang membantu dalam membuat laporan pendahuluan ini

Penulis menyatakan bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dar

kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun

Semoga laporan pendahuluan inibermanfaat bagi tenag keehatan atau

bidan bagi pembaca umumnya

Surabaya, Februari 2019

Mahasiswa,
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas merupakan masa setelah melahirkan bayi dan plasenta

sampi 6 minggu atau 40 hari. Masa nifas sangat penting bagi seorang wanita

karena merupakan masa pemulihan untuk mengembalikan alat kandungan

serta fisik ibu ke kondisi sepeti sebelum hamil (Astutik,2015)

Masa nifas bisa disertai nyeri jahitan perinium karna dilakukan

episiotomi saat proses persalinan. Episiotomi adalah insisi pada perinium

untuk memperbesar mulut vagina

Periode nifas merupakan masa kristis bagi ibu, diperkirakan bahwa

60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50%

dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

Perawatan masa nifas mencangkup berbagai aspek mulai dari

pengaturan dalam mobilisasi, anjuran kebersiahan diri, pengaturan diet,

pengaturan miksi, dan defekasi, perawatan payudara yang ditujukan terutama

untuk kelancaran ASI guna memenuhi nutrisi bayi. Program pelayanan

kunjungan selama masa nifas dilakukan sebanyak 4 kali.

Untuk menangani masalah ini tenaga kesehatan diharapkan memberi

perawatan dan asuhan yang maksimal sesuai posedur terhadap ibu nifas
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan kebidanan nifas pada ibu nifas normal dengan jahitan

perineum

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian data subyektif pada masa nifas

b. Melaksanakan pengkajian data obyektif pada masa nifas

c. Menentukan analisa data pada masa nifas

d. Melakukan penatalaksanaan pada masa nifas

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi penulis

Dapat menrapkan ilmu yang diperoleh serta mendapatkan

pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada

ibu sehingga dapat digunakan sebgai berks penulis didalam melaksanakan

tugas sebagai bidan

1.3.2 Bagi institusi pendidikan

Sebagai tambahan sumber keustakaan dan pebandingan pada

asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis

1.3.3 Bagi lahan praktik

Sebagai masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih

meningkatkan pelayanan keehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga

mutu kesehatan
1.3.4 Bagi klien dan keluarga

Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang

terjadi pada masa nifas sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk

memperhatikan keadaannya pada masa nifas

1.3.5 Bagi masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang perubahan

fisiologis yangterjadi pada masa nifas baik secara psikologis serta masalah

pada masa nifas


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Nifas

1.2.1 Pengertian masa nifas

Masa nifas merupakan masa setelah melahirkan bayi dan plasenta

sampai 6 minggu atau 40 hari. Masa nifas sangat penting bagi seorang

wanita karena merupakan masa pemulihan untuk mengembalikan alat

kandungan serta fisik ibu kekondisi seperti sebelum hamil. Selain itu masa

nifas memerlukan pengawasan agar masa nifas dapat terlampaui dengan

penuh kenyamanan (Astutik, 2015 : 1)

1.2.2 Asuhan masa nifas

Asuhan masa nifas diperlukn dalam periode ini karena periode

nifas merupakan masa kristis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian

ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari

kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

1.2.3 Tujuan asuhan masa nifas

Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun

psikis berupa organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya

hubungan antara orang tua dan bayi dengan memberi dukungan. Atas

dasar tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga

dalam manajemen kebidanan.


1.2.4 Tahapan Masa Nifas

(1) Puerpurium dini

Yang dimaksud dengan puerpurium dini adalah masa

kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berjalan. (Mochtar,

1998: 115). Keuntungan dari puerpurium dini adalah ibu

merasa lebih sehat dan kuat, faal usus dan kandung kemih lebih

baik, ibu dapat segera belajar merawat bayinya.

(2) Puerpurium Intermedia

Puerpurium intermedia adalah kepulihan menyeluruh

alat-alat genetalia eksterna dan interna yang lamanya 6-8

minggu.

(3) Remote Puerpurium

Remote purpurium adalah waktu yang diperlukan untuk

pulih kembali dan sehat sempurna terutama bagi ibu selama

hamil atau melahirkan mempunyai komplikasi. Waktu sehat

sempurna bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan

tahunan. (Astutik, 2015 : 5-6)

2.1.5Perubahan Fisiologis Nifas

(1) Perubahan sistem reproduksi

a) Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil

(involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum

hamil.
b) Lochea

Lochea adalah cairan / secret yang berasal dari

cavumuteri dan vagina dalam masa nifas. Macam-macam

lochea:

(a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa

selaput ketuban, sel desidua, vernik caseosa, lanugo,

dan mekonium, selama 2 hari nifas.

(b) Lochea sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah

dan lendir, hari 3-7 nifas.

(c) Lochea serosa: berwarna kuning cairan tidak berdarah

lagi, pada hari ke 7-14 nifas.

(d) Lochea alba: cairan putih, keluar 2 minggu masa nifas.

(e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nana berbau busuk.

(f) Lochea stasis: lochea tidak lancar keluarmya.

c) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus.

Setelah persalinan, ostium uteri eksterna dapat di masuki

oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan

serviks akan menutup.

d) Vulva dan vagina

Perubahan pada vulva dan vagina adalah :


(a) Vulva dan vagina mengalami penekanan serta

peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan

bayi, dan beberapa hari pertama sesudah proses

tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan

kendur.

(b) Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada

keadaan tidak hamil.

(c) Setalah 3 minggu rugae dalam vagina secara berangsur

– angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi

lebih menonjol.

e) Perineum

Perubahan yang terjadi pada perenium adalah:

(a) Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur

karena sebelumnya tegang oleh tekanan kepala bayi

yang bergerak maju.

(b) Pada masa nifas hari ke5, tonus otot perineum sudah

kembali seperti sebelum hamil, walaupun tetap kendur

dari pada keadaan sebelum melahirkan. Untuk

mengambalikan tonus otot perineum, maka pada masa

nifas perlu dilakukan senam kegel.


f) Payudara

Perubahan pada payudara adalah:

(a) Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan

peningkatan hormone prolaktin setelah persalinan.

(b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI

terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.

(c) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda

mulainya proses laktasi.

(2) Perubahan pada sistem perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama hal

ini dikarenakan kemungkinan terdapat spasme sfingter dan

edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi

antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin

dalam jumla besar akan di hasilkan dalam waktu 12-36 jam

sesudah melahirkan.setelah plaseta dilahirkan, kadar hormone

estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan

yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter

yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

(3) Perubahan pada sistem pencernaan

Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali

normal, meskipun kadar progesterone menurun setelah

melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami

penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang


dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan

diberikan enema. Rasa sakit di daerah perenium dapat

menghalangi keinginan untuk Buang Air Besar (BAB)

sehingga pada masa nifas sering timbul keluhan konstipasi

akibat tidak teraturnya BAB.

(4) Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Setelah terjadi diueresis akibat penurunan kadar

estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil.

Jumah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada

hari ke-5. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan

dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah

harus di cegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan

pembuluh darah pada ambulasi diri.

Tonus otot polos pada dinding vena mulai mulai

membaik, volume darah mulai berkurang, viskositas darah

kembali normal dan curah jantung serta tekanan darah

menurun sampai ke kadar sebelum hamil.

(5) Perubahan pada sistem muskulokeletal

Pada masa nifas awal, ligament masih dalam masa

kondisi terpanjang dan sendi-sendi berada dalam kondisi

kurang stabil. Hal ini berarti wanita berada dalam kondisi

paling rentan mengalami masalah muskulokeletal. Ambulasi

bisa dimulai 4-8 jam nifas dengan ambulasi dini akan


membantu mencegah komplikasi dan mempercepat proses

involusi.

(6) Perubahan TTV pada masa nifas

a) Suhu badan

Sekitar hari ke-4 setelah persalinan suhu ibu

mungkin naik sedikit, antara 37,20C – 37,50C.

Kemungkinan di sebabkan karena ikutan dari aktivitas

payudara.

b) Denyut nadi

Denyut nadi sekitar 60 kali/menit dan terjadi

terutama pada minggu pertama masa nifas. Denyut nadi

masa nifas pada umumnya lebih stabil di bandingkan suhu

badan.

c) Tekanan darah

Tekanan darah < 140 mmHg, dan bias meningkat

dari sebelum persalinan sampai 1-3 hari masa nifas. Bila

tekanan darah menjadi rendah perlu di waspadai adanya

perdarahan pada masa nifas.

d) Respirasi

Pernafasan yang normal setelah persalinan adalah

16-24 kali /menit atau rata-ratanya 18kali /menit.


2.1.6 Perubahan psikologis nifas

(1) Fase Taking In

Fase taking in merupakan fase ketergantungan yang

berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah

melahirkan.

Pada fase ini ciri-ciri yang bisa diperlihatkan adalah:

a) Ibu nifas masih pasif dan sangat tergantung.

b) Fokus perhatian ibu adalah pada dirinya sendiri.

c) Ibu nifas lebih mengingat pengalaman melahirkan dan

persalinan yang dialami sehingga pengalaman selama

proses persalinan diceritakan secara berulang-ulang dan

lebih suka didengarkan.

d) Kebutuhan tidur meningkat, sehingga di perlukan istirahat

yang cukup kerena baru saja melalui proses persalinan yang

melelahkan.

e) Nafsu makan meningkat.

Jika kondisi kelelahan dibiarkan terus menerus, maka ibu

nifas akan menjadi lebih mudah tersinggung dan pasif

terhadap lingkungan.

(2) Taking hold

Fase taking hold berlangsung mulai hari ketiga sampai

kesepuluh masa nifas.

Adapun ciri-ciri fase taking hold antara lain:


a) Ibu nifas sudah bisa menikmati peran sebagai seorang ibu.

b) Ibu nifas mulai belajar merawat bayi tetapi masih

membutuhkan orang lain untuk membantu.

c) Ibu nifas lebih berkonsentrasi pada kemampuannya

menerima tanggungjawab terhadap perawatan bayi

d) Ibu nifas merasa khawatir akan tidak kemampuan serta

tanggung jawab dalam merawat bayi

e) Perasaan ibu nifas sangat sensitif sehingga mudah

tersinggung, maka diperlukan komunikasi dan dukungann

yang positif dari keluarga selain bimbingan dan dorongan

tenaga kesehatan untuk mengatasi kritikan yang di alami.

(3) Letting go

Letting go fase ini terjadi setelah hari kesepuluh masa

nifas atau pada saat ibu nifas sudah berada di rumah. Pada fase

ini ibu nifas sudah bisa menikmati dan menyesuaikan diri

dengan tanggungjawab peran barunya. Selain itu keinginan

untuk merawat bayi secara mandiri serta bertanggungjawab

terhadap diri dan bayinya sudah meningkat (Astutik,2015 :67-

69).
2.2 Episiotomi

2.2.1 Pengertian.

Episiotomi adalah suatu incisi pembedahan kedalam

perinium dan vagina / kulit perinium , mukosa vagina dan jaringan

otot yang ada di bawahnya, yang biasanya dipotong dengan

gunting yang lurus dan besar.

2.2.2 Tujuan Episiotomi.

Membesarkan liang vagina untuk mencegah kerusakan dan

laserasi jaringan lunak ibu dan memperkecil trauma kepala janin

pada waktu persalinan premature.

2.2.3 Macam-macam Episiotomi.

a. Episiotomi Medial.

Yaitu suatu insisi medial yang dibuat dari prenulun labiorum

pudiendi posterior pada garis tengah perinium lebih disukai bila

panjang perinium normal / arkus sub pupik mempunyai lebar

rata-rata. Dan dinilai tidak ada kesulitan dalam melahirkan.

b. Episiotomi Mediolateral.

Yaitu suatu insisi dari prenulum labiurum pudendi posterior

dalam perinium pada sudut kurang dari 45 ◦ dari garis tengah,

dapat dipilih untuk melindungi spingter ani dan rectum dari

laserasi derajat 3 atau 4 terutama bila perinium pendek. Arkus

sub pubis sempit atau diantisipasi suatu kelahiran yang sulit.


2.2.4 Etiologi

1. Gawat janin [Foetal Distress]: Bayi tidak mendapatkan oksigen

cukup sehingga harus segera dikeluarkan supaya tidak lahir

dalam keadaan cacat atau meninggal yang dilihat dari tanda

detak jantung bayi menurun drastis dan prosesnya akan dibantu

dengan alat forceps.

2. Operasi caesar gagal: Cara ini dilakukan juga saat operasi

caesar tidak bisa dilakukan karena kepala bayi sudah bergerak

turun ke jalur lahir.

3. Bayi dalam keadaan sungsang, melintang atau tidak normal.

4. Terjadi pendarahan hebat karena kelainan darah atau varises di

vulva dan vagina.

5. Ibu mengalami kelelahan sesudah mengejan selama beberapa

jam.

6. Rentan robek perenium spontan besar dan kronis. sehingga

membutuhkan jalur keluar yang juga lebih besar.Perawatan

Pasca Episiotomi

2.2.5 Perawatan episiotomi

Proses penyembuhan jahitan episiotomi ini terjadi dalam 3 tahapan

yang berbeda, yakni:

Fase 1: Peradangan akan meningkatkan aliran darah ke area luka,

meningkatkan cairan pada jaringan dan juga akumulasi leukosit


serta fibrosit. Leukosit ini akan memproduksi enzim proteolitik

yang akan menyembuhkan jaringan cedera.

Fase 2: Sesudah beberapa hari, fibroblast akan membentuk benang

kolagen di lokasi cedera.

Fase 3: Kolagen akan melapisi jaringan kemudian menutup luka

secara keseluruhan.

Proses penyembuhan ini bergantung dari berat badan, usia, nutrisi,

dehidrasi, aliran darah ke daerah luka dan juga keadaan imunologi.

Penyembuhan ini akan berjalan dengan baik juga akan dipengaruhi

beberapa hal seperti tidak ada infeksi pada vagina, sehingga proses

penyembuhan akan lebih mudah.


DAFTAR PUSTAKA

Astutik, Reni. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Jakarta :

Trans Media

Benson, Ralp C&Martin L.Pernol. 2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi.

Jakarta : EGC

Bobak.2004.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Edisi 4. Jakarta : EGC

Bobak, M. Irene. 2004. Maternity And Ginekology Care.USA: Mosby Company

Leveno, Kenneth.2009. Obstetri Williams : Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta :

EGC

Prawirohardjo. Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


BAB 3

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. “S” P2022 POST PARTUM SPONTAN BELAKANG KEPALA HARI

KE-1

DI RUANG NIFAS IRD RSUD DR.SOETOMO SURABAYA

Pengkajian

Tanggal pengkajian : 16 Februari 2019

Pukul : 10.00 WIB

Tanggal MRS : 16 Februari 2019

Tempat pengkajian : Nifas IRD RSUD Dr.Soetomo Surabaya

Oleh : Nunis Setya Ningsih

A. 1. Identitas/biodata

Nama : NY. “S” Nama Suami : Tn.”M”

Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 30 tahun Umur : 31 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : D-1 Pendidikan : SMA

Alamat : Jl. Babadan 5/IIB Alamat : Jl. Babadan 5/IIB

2. Alasan MRS

Rjukan dari RSIA Graha Medika dengan iwayat obstetri jelek

3. Keluhan Utama

Nyeri pada jahitanperinium, merasa lemas dan pusing


4. Riwayat pernikahan

Lama pernikahan 7 tahun

5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No Kehamilan Persalinan Anak Nifas Laktasi

UK Penyulit Jenis Penolong Tempat Sex BB/PB Penyulit ASI Non K


ASI ET
1 39mg Spontan Bidan RS Pr 2500gr/ 
49cm
2 A B O R T U S

3 A B O R T U S

4 39mg spontan Bidan& RS Pr 3390gr 


dokter 50cm
6. Riwayat persalinan sekarang

Tanggal 16 Februari 2019

Jenis persalinan : spontan belakang kepala, jam 04.58 WIB, jenis

kelamin perempuan, menangis kuat, ketuban jernih, dilakukan IMD,

BB/PB : 3390 gram/50 cm

7. Riwayat keehatan ibu dan suami

Tidak ada riwayat penyakit menurun, menular, maupun menahun

8. Riwayat kesehatan keluarga

Penyakit hipertensi dari pihak suami

9. Riwayat KB

KB terakhir digunakan adalah KB suntik 1 bulanan


10. Riwayat bio psikososial&spiritual

Kebiasaan/upacara adat bayi : Sepasaran, selapanan

Kebiasaan keluarga yang menghambat : Tidak ada

Kebiasaan keluarga yang menunjang : Ada, upacara adat

Dukungan dari suami :Ada, memenuhi kebutuhan

bayi

Spiritual : menjalani sholat 5 waktu

11. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola Nutrisi Sebelum MRS Selama MRS


Makan 3-4x/hari 3x/hari
(nasi, sayur, lauk) (nasi, sayur, lauk)
Minum 4-5 gelas/hari 3-4 gelas/hari

b. Pola Eliminasi Sebelum MRS Selama MRS


BAK 5-6x/hari Terpasang kateter
BAB 1x/hari Belum BAB

c. Pola Istirahat Sebelum MRS Selama MRS


Malam 6-7 jam/hari -
Siang 2 jam/hari 2 jam

d. Pola Aktifitas Sebelum MRS Selama MRS


Tidak melakukan Belum melakukan
pekerjaan rumah aktifitas rumah tangga
tangga yang berat

e. Personal Hygiene Sebelum MRS Selama MRS


Mandi 2x/hari Belum mandi
Keramas 3x/minggu Belum keramas
f. Pola Kebisaan

ibu menjalanipola hidup sehat, tidak minum jamu, tidak merokok, dan

tidak minum alkohol

g. Psikologis

a. Taking in

Ibu masih memikirkan kondisinya sendiri

b. Taking Hold

Ibu mulai bisa menggendong dan mengganti popok bayi

c. Letting Go

ibu belum menyesuaikan dan belum mandiri dalam merawat bayinya

B. Data Obyektif

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,70C

RR : 18x/menit

Skala neri : 4 (sedang)

Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Muka : meringis, tidak oedema

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih


Mulut : bibir lembab, warna kehitaman

b. Dada : bersih, payudara simetris, puting susu menonjol, tidak ada

pembengkakan, tidak ada benjolan, ASI sudah keluar

c. Abdomen : Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi

Palpasi : tidak ada benjolan TFU 2 jari dibawah

pusat

d. Genetalia : terdapat jahitan perinium masih basah, lochea rubra,

terpasang dower kateter

e. Ekstremitas

Atas : gerak aktif, tidak oedema

Bawah : gerk aktif, tidak varices, tidak oedema

C. Analisa Data

Ny. “S” P2022 post partum spontan belakang kepala hari ke-1

D. Penatalakanaan

Tanggal/jam Penatalaksanaan Keterangan


16 Februari
2019
10.30 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan dan Mahasiswa
asuhan yang akan diberikan, ibu mengerti & bidan jaga

10.35 WIB Menganjurkan ibu agar istirahat cukup dan Mahasiswa


mobilisasi bertahap, ibu sudah bisa miring & bidan jaga
kiri kanan dan duduk

10.50 WIB Memfasilitasi ibu untuk untuk rawat Mahasiswa


gabung dengan bayinya, bayi sudah rawat & bidan jaga
gabung

12.00 WIB Memberi ibu makan siang, ibu Mahasiswa


memakannya & bidan jaga

12.15 WIB Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan Mahasiswa


distraksi untuk mengatasi nyeri yaitu & bidan jaga
dengan posisi senyaman mungkin
kemudian tarik nafas panjang dan
hembuskan pelan-pelan, ibu bersedia
melakukan

12.20 WIB Menganjurkan iu agar menjaga kebersihan Mahasiswa


genetalia dan mengganti pembalut 3x & bidan jaga
sehari agar jahitan perinium kering, ibu
mengerti dan bersedia melakukan

12.25 WIB Menganjurkan ibu agar makan yang Mahasiswa


banyak mengandung protein dn tidak tarak & bidan jaga
makan, ibu bersedia melakukan

12.30 WIB Memeberitahu ibu tanda bahaya masa Mahasiswa


nifas, ibu mengerti & bidan jaga

14.00 WIB Operan dengan jaga sore Mahasiswa


& bidan jaga

Catatan Perkembangan

Tanggal/jam SOAP
17 Februari S : Nyeri jahitan perinium berkurang
2019
07.00 WIB O : Tekanan darah : 124/84 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,60C
RR : 18x/menit
Skala nyeri : 3 (ringan)
Genetalia : bersih, tidak bengkak, jahitan perinium
masih basah, lochea rubra, kateter sudah dilepas
Bayi rawat gabung menyusu kuat

A : Ny.”S” P2022 post partum spontan belakan kepala hari


ke-2

P:
07.25 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti

07.35 WIB Memberi ibu makan pagi, ibu memakannya sampai habis
08.00 WIB Memberi obat peroral
Paracetamil 1 tablet, SF 1 tablet

08.30 WIB Mengingatkan ibu agar mobilisasi bertahap, ibu sudah bisa
berjalan

08.35 WIB Mengajari bu posisi menyusui dengan benar, ibu bisa


melakukan

08.40 WIB Mengingatkan ibu agar menjaga kebersihan genetalia, ibu


bersedia melakukan

10.00 WIB Menyiapkan ibu untuk pulang, ibu bersiap-siap pulang

10.15 WIB Memotivasi ibu agar kontrol sesuai jawal yang sudah
disepakati, ibu bersedia

10.20 WIB Memberi KIE tentang ASI eksklusif dan perawatan bayi
baru lahir dirumah, ibu mengerti

10.30 WIB Memotivasi ibu untuk menggunakan KB yang tidak


memengaruhi produksi ASI seperti IUD, suntik 3 bulan,
atau kb minipil, ibu mengerti

10.50 WIB Menyelesaikan administrasi, membantu melepas identitas


gelang ibu dan bayi, dan mengantar ibu dan bayi bertemu
keluarganya, sudah dilakukan
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Masa nifas bisa disertai nyeri jahitan perinium karna dilakukan

episiotomi saat proses persalinan. Episiotomi adalah insisi pada perinium

untuk memperbesar mulut vagina.

Nyeri pada jahitan perinium dapat di atasi dengan pemberian asuhan

yang tepat pada pasien post partum spontan dengan jahitan perimium sehingga

nyeri dapat berkurang

Anda mungkin juga menyukai