Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

PADA NY “M” UMUR 25 TAHUN, P1 A0 7 HARI POST

PARTUM DENGAN NIFAS FISIOLOGIS

DI KIA PUSKESMAS PADEMAWU

Di SUSUN OLEH :
SUHARNI LISTIYOWATI
NPM : 721650086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui :

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Pada Ny “M” Umur 25 Tahun, P1 A0 7 Hari Post

Partum Dengan Nifas Fisiologis

Di Kia Puskesmas Pademawu

Mahasiswi

Suharni Listiyowati

NPM : 721650086

Menyetujui Mengetahui
Pembimbing Lahan Praktek Pembimbing Akademik

(Rudiyatul Hairiyah S.Tr.Keb) (Ahmaniyah, S.ST.M.Tr.keb)


NIP. 197908082008092016 NIDN : 0726058501
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1 Pengertian
2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
2.3 tahapan masa nifas
2.4 perubahan fisiologis dan anatomis masa nifas
2.5 pengelolaan (kebutuhan masa nifas

2.6 konsep dasar asuhan kebidanan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
Asuhan Kebidanan dengan Tema “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Pada Ny “M” Umur 25 Tahun P1 A0
7 Hari Post Partum Dengan Nifas Fisiologis” dipuskesmas pademawu.

Asuhan Kebidanan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktek klinik kebidanan, saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, antara lain :

1. Bidan pembimbing praktek puskesmas pademawu


2. Dosen pembimbing akademik
3. Orang tua, teman-teman dan semua klien yang telah membantu
Penulis menyadari dalam menyelesaikan laporan ini, masih terdapat kekurangan. Saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dalam mewujudkan kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat
mengembalikan alat genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu
sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari.
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-
kira selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu:
1.      Perubahan fisik
2.      Involusi uterus dan pengeluaran lochia
3.      Laktasi/pengeluaran ASI
4.      Perubahan psiikis
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-
angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genital
ini dalam keseluruhannya disebit involusi.
B.     Tujuan

a. Tujuan Umum

Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Pada Ny “M” Umur 25 Tahun P1 A0 7
Hari Post Partum Dengan Nifas Fisiologis

b. Tujuan Khusus

1. Untuk melakukan pengkajian pada Ny. M dengan nifas fisiologis


2. Untuk menginterpretasi data dasar pada Ny. M dengan nifas fisiologis
3. Untuk mengidentifikasi diagnosa potensial pada Ny. M dengan nifas fisiologis
4. Untuk mengidentifikasi tindakan segera pada Ny. M dengan nifas fisiologis
5. Untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada Ny. M dengan nifas
fisiologis
6. Untuk melaksanakan rencana tindakan pada Ny. M dengan nifas fisiologis
7. Untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang diberikan pada Ny. M dengan
nifas fisiologis
BAB II
PEMBAHASAN
I. KONSEP DASAR NIFAS
A.    Pengertian
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalin selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra- hamil. Lama nifas ini yaitu 6-8 minggu.
(Mochtar, 1998 : 115).
Nifas ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. (Saifudin, 2000 : 35)
B.     Periode Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :
           1.      Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.  Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah
40 hari.
           2.      Puerperium yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu.
           3.      Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.(Mochtar, 1998 :
115)
C.    Perubahan Fisiologi
        1.      Sistem Reproduksi
a.       Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil ( involusi ) sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil.
1)      Bayi lahir fundus setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr.
2)      Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berat
uterus 750 gr.
3)      Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat simpisis
dengan berat uterus 500 gr.
4)      Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat
uterus 350 gr.
5)      Enam minggu post partum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr.
(Mochtar, 1998 : 115)
b.      Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa
nifas.
Macam-macam Lochia :
1)      Lochia Rubra ( Cruenta ) : Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban , sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari post partum.
2)      Lochia Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 post
partum.
3)      Lochia Serosa : Berwarna kuning, cairan tidak darah lagi, pada hari ke 7-14 post
partum.
4)      Lochia Alba : Cairan putih, setelah 2 minggu.
5)      Lochia Purulenta : Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
6)      Lochiastasis: Lochia tidak lancar keluarnya. (Mochtar, 1998 : 116)
c.       Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks
menutup.
d.      Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
e.       Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang
oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, Perineum sudah
mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap kendur dari pada
keadaan sebelum melahirkan.
f.       Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
1)    Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone
prolaktin setelah persalinan.
2)    Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau
hari ke-3 setelah persalinan.
3)    Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
2.      Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah yang besar
akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta
dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami
penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi
akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
3.      Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume
darah kembali kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan haemoglobin
kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang
sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada
normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penangan yang cermat
dan penekanan pada ambulansi dini.
  4.      Sistem Gastrointestinal / Pencernaan
Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, dikarenakan kurangnya
makanan berserat selama proses persalinana dan adanya rasa takut dari ibu karena
perineum sakit, terutama jika terdapat luka perineum. Namaun kebanyakan kasus
sembuh secara spontan, dengan adanya ambulasi dini dan dengan mengonsumsi
makanan yang berserat. Jika tidak, dapat diberikan supositoria biskodil per rektal untuk
melunakan tinja. Defakasi harus terjadi dalam 3 hari post partum.
D.    Penanganan Asuhan Masa Nifas Normal
1.      Mobilisasi
Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan menganjurkan ibu nifas untuk
melakukan mobilisasi dini ( early mobilization ), hal ini mempunyai keuntungan yaitu :
a.       Memperlancar pengeluaran lochia
b.       Mempercepat involusi
c.       Melancarkan fungsi alat gastroinstensinal dan alat perkemihan.
d.      Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme.
2.      Kebersihan Diri
a.       Anjurkan kebersihan seluruh tubuh / personal hygiene
b.      Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikan ibu mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu. Dari
depan ke belakang, baru membersihkan daerah anus. Nasehatkan ibu untuk
membersuhkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
c.       Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal dua kali sehari
d.      Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
e.       Kurang istirahat akan berpengaruh terhadap ibu, yaitu : mengurangi jumlah ASI
yang diproduksi, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi
dan diri sendiri.
3.      Istirahat
a.       Anjurkan ibu untuk beristiraht cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
b.      Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa secara
perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristiraht selama bayi tidur.
4.      Gizi
a.       Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b.      Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
c.       Minum sedikitnya 3 liter air setiap harinya ( anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui)
d.      Tablet Fe harus diminum untuk menambah gizi setidaknya 40 hari pasca bersalin,
minum kapsul vitamin A (200.000 ) unit, agar memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASI.
5.      Senam Nifas
Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi drah dan mengembalikan otot-
otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang memuai saat hamil. (Sarwono, 1999
: 25)
Latihan senam nifas dapat diberikan mulai hari kedua misalnya:
a.       Ibu telentang lalu kedua kak ditekuk, kedua tangan ditaruh diatas dan menekan
perut. Lakukan pernapasan dada dan pernapasan perut.
b.      Dengan posis yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali
c.       Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan
miksi dan defakasi
d.      Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha
menyentuh tumit. (Ambarwati, 2008: 318)
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN

I.PENGKAJIAN
Biodata

 Nama
Nama penderita dan suaminya ditanyakan untuk dapat mengenal atau memanggil penderita
agar tidak keliru dengan penderita-penderita yang lain. (Ibrahim, Christina : 1993 : 83)

 Umur
Untuk mengetahui keadaan ibu, terutama pada persalinan pertama atau primipara,
termasuk primipara muda atau primipara tua (Ibrahim, Christina : 1993 : 84). Usia
produksi yang baik adalah 20-35 tahun, untuk usia 35 tahun atau multi gravid akan
beresiko terhadap kontraksi uterus dan perdarahan yang terjadi. Bila itu telah dirawat di
ruang post partum selama kala IV (Hamilton, 1995 : 286)

 Agama
Untuk memungkinkan mengetahui pengaruhnya kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan
mengetahui agama klien, akan memudahkan bidan dalam melakukan pendekatan dalam
memberikan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 1995 : 14)

 Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektualnya (Depkes RI, 1995 : 14). Pendidikan rendah atau
tidak berpendidikan akan sulit menerima penjelasan yang diberikan meskipun pada
akhirnya insting keibu anakan lebih berperan dalam perawatan bayinya. (Ibrahim, 1996 :
28)

 Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonominya, agar nasehat yang diberikan sesuai.
Pekerjaan ibu yang terlalu berat pada masa kehamilan akan berpengaruh terhadap fisik ibu
yaitu fisik ibu akan menjadi lemah dan perjalanan masa nifas yang abnormal

 Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada yang namanya
sama. dilakukan kunjungan pada ibu. (Ibrahim, Christina. 1993 : 84)

DATA SUBYEKTIF

1. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui adanya pengaduan-pengaduan yang penting atau apa yang
dirasakan ibu saat ini.

2. Riwayat kesehatan
Keadaan kesehatan ibu dengan penyakit jantung, DM, hipertensi, GO ginjal, akan
mempengaruhi masa nifas tersebut :

a. Penyakit DM sering menyebabkan infeksi nifas serta menghambat penyembuhan jalan


lahir.
b. Penyakit jantung tingkat IV ibu dilarang menyusui bayinya.
c. Ibu dengan pre eklamsi cenderung mengalami karena atenia uteri/inertia uteri
d. Ibu dengan TBC, hepatitis harus diisolasi dan tidak dianjurkan menyusui bayinya.
e. Ibu dengan infeksi clamiolia, taxoplasmosis, Go, diperbolehkan menyusui bayinya
(Wiknjosastro, 2007:519)
f. Ibu dengan anemia akan beresiko perdarahan post partum, karena aconia uteri
(Wiknjosastro, 2007:450)
3. Riwayat kesehatan keluarga
Dari pihak keluarga ibu maupun suami yang tinggal seatap tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis dan penyakit menurun yaitu DM, jantung, ginjal,
hipertensi, dan asma. (Ibrahim, 1993:56)

Ibu nifas yang memiliki keluarga yang tinggal dengan ibu dengan penyakit menular akan
berpotensi tertular penyakit tersebut. (Wiknjosastro, 2007:519)

4. Riwayat kebidanan
a. Haid
Kembalinya haid pada klien post partum yang tidak menyusui masa infertile kira-kira
berlangsung 6 minggu. (Syaifuddin, 2002:26)

Pengeluaran lochea rubra (warna merah) pada hari 1 dan 3, lochea sanguinolenta (warna
kecoklatan hari 3-7), lochea serosa (warna kekuningan hari 7-14), lochea alba (setelah
hari ke-140, warna putih. (Manuaba, 1998:193)

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan masa nifas lalu


a. Riwayat kehamilan
Dikaji kehamilan yang ke berapa dan berapa usia kehamilannya.
- Pada TM I sering ditemukan emesis ringan, fatique sering BAK
- Pada TM II mengeluh sulit tidur, pegal di daerah panggul, rasa tegang,
- Pada TM III mengetahui nyeri pinggang, sering BAK, obstipasi, oedem tungkai dan kram
kaki.
- ANC di tempat pelayanan kesehatan minimal 4x (Depkes RI, 1993:168)
- Mulai pergerakan janin usia 20 minggu, TT diberikan 2x dengan interval minimal 4
minggu. Nasehat yang diberikan meliputi gizi bumil, personal hygiene, aktifitas,
perawatan payudara, tanda kehamilan resiko tinggi, pentingnya ANC, imunisasi
(Sarwono, 2002 : N-2, N-4)

- Terapi yang didapat


a. Pemberian Fe
Tujuan pemberian tablet fe adalah untuk memenuhi kebutuhan fe pada ibu hamil dan
nifas, karena pada kehamilan dan nifas kebutuhannya meningkat.

b. Pemberian tablet multivitamin yang mengandung mineral


Tujuan adalah untuk memenuhi kebutuhan akan bergizi vitamin dan mineral bagi ibu dan
janin selama hamil dan nifas. (Depkes RI, 1994:16)

b. Riwayat Persalinan
- Kala I : Untuk primi 13 jam, multi 7 ham. His, pembukaan
serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm, mulai
kuat, teratur dan sakit
- Kala II : Untuk primi 2 jam, multi 1 jam, persalinan spontan dan
BBL sehat serta normal.
- Kala III : Plasenta lahir spontan, lengkap primi ½ jam, multi ¼
jam
- Kala IV : 2 jam post partum perdarahan tidak boleh lebih dari 500
cc, apabila dalam persalinan berlangsung normal tanpa
penyulit maka dalam masa nifas akan berlangsung
normal pula, tetapi persalinan harus berakhir dengan
tindakan maka secara otomatis akan mempengaruhi
masa nafasnya. Misalnya pada kasus partus lama
biasanya akan terjadi retensio uria karena terjadi
oedema pada spinter uretranya. (Manuaba, 1993:239)
- Luka perineum : derajat/heacting/episiotomi
- Kontraksi uterus : baik/tidak
- TFU = + 2,5 cm di bawah pusat
- Penyulit pada ibu/bayi untuk menemukan hal-hal yang
membuat ibu tidak nyaman dan dilakukan tindakan
segera bila hasil pengawasan itu ternyata ada kelainan.
c. Riwayat nifas sekarang
Pada riwayat nifas ini perlu dikaji adalah bagaimana dengan keadaan 2 jam PP, data ini
perlu dikaji karena pada masa ini perdarahan post partum yang normal harus didapatkan :

- Keadaan umum ibu : baik


- TTV dalam batas normal : TD : 110/70 mmHg – 140/90 mmHg
Nadi : 60-90 x/menit

Suhu : 36,50C – 37,50C

RR : 16-20 x/menit

- TFU : satu – 2 jari atau setinggi pusat


- Laktasi : ASI sudah keluar
- Kontraksi baik : tidak ada perdarahan abnormal, pengeluaran
pervaginaan tidak lebih dari 400-500 cc (Manuaba, 1998:166)

d. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB yaitu jenis
kontrasepsi yang dipakai, efek samping, alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak
memakai lagi) lamanya penggunaan kontrasepsi. (Depkes RI, 1994:16)

e. Pola kehidupan sehari-hari


1. Nutrisi :
Makanan yang dimakan ibu menyusui tidak dengan langsung mempengaruhi kuantitas
ASI, karena dalam tubuh ibu, biasanya terdapat persediaan zat gizi yang dapat digunakan
sewaktu-waktu. (Ibrahim, 1987:26)

Ibu menyusui diberi kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASInya. Total kalori 2800 kkal protein 100 gr, calk 2 mg, Fe 15
mg, Vit B2 3 mg, Vit C 150 mg, ribo flavin 3 mg, Vit D 800 mg (RDA, 1998). Tiap hari
harus ada kelompok makanan dasar yaitu makanan harian, daging, protein, mineral, pada
ibu nifas terutama bagi ibu yang menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap
hari dalam bentuk makanan seimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap kali, porsi
makanan ibu nifas untuk membantu proses penyembuhan luka dan laktasi. (Syaifuddin,
2002 : N + 25)

2. Eliminasi
Pada masa post partum kandung kemih cepat terisi karena diuresi dan cairan intravena
ibu nifas dapat berkemih spontan dalam 6 jam BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari
setelah melahirkan karena edema pra persalinan, diit cairan, obat-obat analgesic selama
persalinan dari perineum yang sangat sakit.(Hamilton, 1995 : 288)

3. Istirahat
Terganggu karena mulas, nyeri perineum dan pembendungan ASI kebutuhan istirahat ibu
+ 8-10 jam sehari untuk siang dan malam.(Hamilton, 1995 : 259)
4. Personal Hygiene
Ibu harus menjaga kebersihan seluruh tubuhnya, terutama kebersihan daerah genetalia
dengan sabun dan air, membersihkan daerah vulva atau cebok harus dilakukan dengan
benar dari depan ke belakang, pembalut harus sering diganti bila kotor, kebersihan buah
dada diperhatikan, pakaian yang dipakai oleh ibu sebaiknya yang bersih dan mudah
menyerap keringat.(Syaifuddin, 2002: N-24)

Perawatan mammae dilakukan 2x sehari bersamaan mandi putting dikompres dengan


kapas diberi minyak selama 5-15 menit, kemudian diurut dari pangkal ke arah putting
dengan satu tangan menopang mamae urut dengan sisi luar tangan ke arah areola, bilas
dengan air hangat dan dingin, kemudian pangkal BH yang menopang.(Syaifuddin, 2002:
N-24)

5. Aktifitas
Mobilisasi dini sangat dianjurkan bagi ibu setelah melahirkan karena memiliki
keuntungan sebagai berikut:

- Ibu merasa lebih sehat dan kuat


- Fungsi usus dan kandung kemih akan lebih baik
- Memungkinkan kita mengajarkan ibu memelihara anaknya. (Syaifuddin, 2002 : N-25)
Early ambulation dimulai sejak 2 jam PP dimulai dari miring kiri, kanan, duduk lalu jalan
di sekitar tempat tidur, bila tidak ada keluhan mulai berjalan seperti biasanya, ketika
kekuatan abdomen dan dasar peluk telah baik dimulai dengan senam post partum.

6. Hubungan Seksual
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa
waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan, keputusan bergantung
pada pasangan yang bersangkutan. (Sarwono, 2002 : N-27)

7. Ketergantungan pada ibu yang memiliki ketergantungan terhadap obat-obatan, rokok


yang dapat mempengaruhi asinya. (Wiknjosastro: 1999-154)
f. Riwayat Psikologi
Ibu merasa bangga dan bahagia dengan kelahiran anaknya yang sangat diharapkan, ibu dan
keluarga akan beradaptasi dengan penambahan anggota keluarga (Hamilton, 1995:28)

a. Taking In
 Tingkah laku ibu bergantung orang lain dan hanya nifas pada dirinya sendiri
 Terjadi pada 1-2 hari PP
 Mengenang pengalaman melahirkan
 Pasif
b. Taking Hold
 Terjadi perpindahan dan tergantung menjadi mandiri
 Terjadi 3-10 hari PP
 Focus lebih besar
 Mandiri dalam self care
 Terbuka untuk penyuluhan
 Kurang percaya diri
c. Letting Go
 Terjadi perpindahan dari mandiri keperan ibu
 Terjadi pada hari ke 7-10
 Menerima tanggung jawab peran
 Kemandirian
 Menyesuaikan dengan keluarga tempat tinggal bayi. (Hamilton, 1995: 293-294)
DATA OBJEKTIF

a. Keadaan umum
Baik dan kesadaran compos mentis (Hamilton, 1995: 281)

b. Tanda-tanda vital
TD : tidak boleh > 140/90 mmHg

Kenaikan diastole tidak boleh > 30 mmHg dan kenaikan systole tidak boleh > 15 mmHg.
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian 30 menit untuk jam-
jam selanjutnya. Persalinan dan kelelahan, hal ini akan normal kembali dalam 1 jam.

Nadi : diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil kemudian setiap 30
menit untuk jam berikutnya.

Suhu : Periksa sekali/jam suhu tubuh mungkin meningkat bila dehidrasi atau keletihan

(Hamilton, 1995:282)

Pernafasan : Menunjukkan keadaan normal, teratur, cukup, dalam frekuensi + 18 x/menit,


apabila pernafasan tidak teratur, dangkal berbunyi frekuensi rendah/terlalu tinggi
menunjukkan bahwa keadaan jantung dan paru-paru tidak normal (Ibrahim, 1996:39)

c. Pemeriksaan fisik
 Kepala : simetris/tidak, tidak ada lesi/ada, terdapat benjolan abnormal atau tidak
 Muka : muka lebih pucat, biru, menunjukkan kegelisahan setelah penyinaran warna muka
penderita maupun karena adanya perubahan. Apabila syanosis merupakan gejala awal
pekerjaan jantung dan paru-paru kurang baik sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
O2 dalam tubuh. (Christina, 1996:39)
 Mata : simetris, konjungtiva warna merah muda, bila pucat (anemia), sclera putih, bila
kuning ibu terinfeksi hepatitis (Depkes RI, 2000:19)
 Dada dan payudara : hari pertama air susu mengandung colostrums yang merupakan
cairan kuning lebih kental dan air susu, mengandung protein albumin dan globulin dan
benda-benda kolostrum dengan diameter 0,001-0,025. Payudara bengkak sering terjadi
pada hari ketiga/keempat sesudah ibu melahirkan (Soetjiningsih, 1997:107)
 Abdomen :
1. Tinggi fundus uteri dan kontraksi rahim
2. Segera setelah plasenta lahir TFU : + 2 jari di bawah pusat
3. Pada hari ke-5 TFU + 7 cm di atas symphisis/setengah simphisis pusat
 Mulut : pucat/tidak
 Leher : pembesaran kelenjar limfe/tidak, pembesaran kelenjar tyroid ada/tidak bendungan
vena jugularis ada/tidak
 Genetalia : oedem/tidak, robekan jalan lahir ada/tidak, lochea …
 Ekstremitas : pucat/tidak, oedem/tidak
 Axilla : pembesaran kelenjar limfe/tidak
d. Pemeriksaan penunjang
Berupa pemeriksaan laboratorium, jika pada kasus HPP ini diutamakan pada pemeriksaan HB

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar terhadap
diagnosis/masalah kebutuhan pasien. Masalah atau diagnosis yang spesifik dapat ditemukan
berdasarkan interpretasi data yang benar terhadap data dasar. (Moh. Wildan, 2008:37)

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial yang lain
berdasarkan beberapa masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi yang cukup dan apabila memungkinkan dilakukan proses
pencegahan atau dalam kondisi tertentu pasien membutuhkan tindakan segera. (Moh.
Wildan, 2008:37)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tahap ini dilakukan bidan dengan melakukan identifikasi dan menetapkan beberapa
kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan, kegiatan bidan pada tahap ini adalah
konsultasi, Kolaborasi, dan rujukan. (Varney, 2008:38)

V. INTERVENSI
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam mencatat rencana kegiatannya, maka
rencana kegiatannya mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan bidan
dalam melakukan intervensi dalam rangka memecahkan masalah termasuk rencana evaluasi.

Berdasarkan hasil tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan


b. Mengumpulkan sasaran dan hasil yang akan dicapai dalam tujuan tersebut
c. Mencatat langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Langkah-langkah tindakan secara mandiri. Kegiatan Kolaborasi/rujukan sesuai dengan
tujuan masing-masing yang sudah ditentukan
d. Mencatat kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan, kriteria evaluasi dan hasil pelaksanaan
asuhan yang dilakukan
Bila kegiatan asuhan mengikuti kriteria dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, maka
masalah telah dapat diatasi dan apabila terjadi kesenjangan/ketidaksesuaian, maka bidan
harus kembali ke langkah pertama. (Dokumentasi kebidanan, Moh. Wildan dan A. Aziz
Alimul Hidayat, 2008, Jakarta, Salemba Medika 135-36)

VI. IMPLEMENTASI
Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan harus bertindak sesuai rencana yang
sudah ditentukan. Pencatatan dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus
yang memerlukan tindakan di luar wewenang bidan sehingga perlu dilakukan kegiatan
Kolaborasi/rujukan. (Dokumentasi Kebidanan. Moh. Wildan dan A. Aziz Alimul Hidayat :
36)

VII. EVALUASI
Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat proses manajemen
kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana.
Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah manajemen
lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan, indikasi atau analisis selanjutnya bila diperlukan.
(Dokumentasi Kebidanan, Moh. Wildan dan A. Aziz Alimul Hidayat hal:36). Evaluasi
dilakukan setiap hari sesuai dengan intervensi kebidanan yang diberikan (Aspek Antenatal
Hj. Salmah. 2006:196)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Pada Ny “M” Umur 25 Tahun, P1 A07 Hari Post
Partum Dengan Nifas Fisiologis
Di Kia Puskesmas Pademawu

Tanggal Pengkajian : 4 April 2022


Jam : 08.30 WIB
Tempat Persalinan : Puskesmas pademawu

A. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF


1. Identitas
a. Identitas Pasien b. Identitas penanggung jawab/suami
Nama : Ny M Nama : Tn S
Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Madura/Indonesia Suku/Bangsa : Madura/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. MURTAJIH Alamat : Ds. MURTAJIH

2. Alasan datang : ibu mengatakan ingin periksa setelah melahirkan 7 hari


3. Keluhan utama : ibu mengatakan tidak ada keluhan
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, ginjal, paru-
paru, penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, hepatitis, penyakit menurut seperti
DM, asma, hipertensi.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, ginjal, paru-
paru, penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, hepatitis, penyakit menurut seperti
DM, asma, hipertensi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis
seperti jantung, ginjal, paru-paru, penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS,
hepatitis, penyakit menurun seperti DM, asma, hipertensi.
5. Riwayat perkawinan
Nikah : 1 kali, umur : 23 tahun, dengan suami umur : 25 tahun, lama pernikahan : 2 tahun
6. Riwayat obstetric
a. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
(dapat menggunakan narasi/matriks)
G1P1 A0
Kehamilan Persalinan Nifas
Ma
An Bera
Sua Peri Ther Gangg Penol BB/ J H/ Lakt sa
ak Uk pa
mi ksa api uan ong TB K M asi Lal
Ke Kali
u
1. Tn. 9b Bida 6x Fe,C - Bidan 3400/ H Ya -
S ln n alk 50

b. Riwayat persalinan sekarang


Lama persalinan
Kala I : 2 jam 5 menit
Kala II : - jam 15 menit
Kala III : - jam 10 menit
Kala IV : 2 jam – menit
Keadaan bayi baru lahir : Lahir tanggal: 28 Maret 2022 Jam : 21.00
BB/PB : 3400 gram/50cm
Nilai APGAR : 8 -9
7. Riwayat KB
Jenis kontrasepsi : tidak menggunakan
Lama : -
Keluhan : -
Rencana KB yang diinginkan : KB suntik
8. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi : Ibu mengatakan makan + 3x/hari dengan porsi
sedang dengan menu nasi, lauk pauk, sayur
dan minum air putih + 7-8 gelas/hari
b Pola eliminasi : Ibu mengatakan BAB + 1x/hari dengan
. konsistensi lunak, BAK + 4-5 x/hari dengan
konsistensi cair bau khas warna kuning jernih
c. Pola aktifitas : Ibu mengatakan melakukan aktivitas sehari-
pekerjaan hari seperti mencuri pakaian, merawat
bayinya, dll
d Pola istirahat : Ibu mengatakan tidur siang + 1 jam/hari, tidur
. malam + 6-7 jam/hari
e. Personal hygiene : Ibu mengatakan mandi + 3x/hari, gosok gigi +
3x/hari, keramas + 4x dalam seminggu, ganti
pakaian + 1x/hari, ganti CD + 2x/hari
f. Pola seksual : Tidak terkaji
g Kebiasaan : Minum obat dan jamu : ibu menyebabkan
. merokok tidak mempunyai kebiasaan merokok, minum
obat jika sakit dan tidak jamu
9. Riwayat psikososial spiritual
a. Hubungan ibu dengan keluarga atau lingkungan : baik
b. Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap kelahiran bayi : baik
c. Pengambilan keputusan : suami/keluarga

B. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. TTV
TD : 120/80 mmHg S : 36,5oC
N : 82 x/menit RR : 20 x/menit
d. TB : 155 cm
e. BB : 55 kg
f. Lila : 26 cm
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
a. Kepala : Simetris, rambut bersih, distribusi rambut merata, tidak
ada lesi, tidak ada benjolan abnormal.
b. Muka : Simetris, tidak oedem, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.
c. Mata : Simetris, conjungtiva merah mudah, sklera putih,
palpabra tidak oedem
d. Hidung : Simetris, tidak ada penumpukan secret, tidak ada
pernafasan cuping hidung
e. Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen pendengaran
baik
f. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid,
bendungan vena jugularis
h. Dada/ : Simetris, putting susu menonjol, terdapat
mammae hiperpigmentasi areola.
i. Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
j. Abdomen : Tidak ada sekat operasi, terdapat linea nigra, terdapat
striae gravidarum
k. Genetalia : Tidak terkaji
l. Ekstremitas
Ekstremitas atas : tidak oedem, tidak serosis
Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada varises
m Anus : Tidak ada hemoroid
.
Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid,
bendungan vena jugularis
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Payudara : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, dapat
mengeluarkan ASI
Abdomen : TFU : 3 jari di atas symphisis
Auskultasi : Tidak terkaji
Perkusi : Reflek patella +/+

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak terkaji

D. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny “M” P1 A0 7 Hari Post Partum Dengan Nifas Fisiologis

E. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan hubungan terapeutik dengan ibu dengan bertutur kata sopan santun &
lembut
EvaluasI : Ibu percaya pada nakes dan merasa nyaman
2. Melakukan observasi
TTD : 110/70 mmHg
S : 36,50C N : 82x/menit
RR : 20x/menit
TFU : 3 jari di atas symphisis
Kontraksi uterus : baik
Kandung kemih : kosong
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan dari bidan
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar kondisi ibu tetap sehat.
Evaluasi : Ibu menerima saran dari bidan
4. Menganjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang seperti: sayur-
sayuran, buah-buahan, susu, dll
Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan bernutrisi
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara, Kompres dengan air hangat/
baby oil, Lakukan pemijatan dengan 3 cara dengan ujung tangan/jari dari dalam atas-
luar, dengan 1/3 jari, dengan sisi tangan lurus kelingking.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan perawatan payudara
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang (4hari lagi)
Evaluasi : Ibu bersedia untuk kontrol ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada NY. M P1A0 7 Hari post partum fisiologis,
melalui tahap pengumpulan data dengan anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan umum,
dan pemeriksaan fisik antara asuhan yang ada di lahan praktik dengan tindakan kebidanan yang
ada di teori pada dasarnya sama, hanya saja terdapat sedikit perbedaan. Kesenjangan
pengumpulan data objektif yang didapat antara asuhan kebidanan di lahan praktik dengan di
institusi yaitu:

1. Pada pemeriksaan fisik dada tidak dilakukan pemeriksaan bunyi detak jantung.
2. Pada pemeriksaan fisik abdomen tidak dilakukan pengukuran lingkar perut.
3. Tidak dilakukan pemeriksaan panggl luar.
Secara teori ada 7 langkah asuhan kebidanan dengan sistematika: pengkajian,diagnosa
aktual,diagnosa kebidanan yang potensial,rencana tindakan kebutuhan segera,rencana
keseluruhan,implementasi,evaluasi,.tetapi penulis saat ini berpedoman pada sistematika dari
buku panduan praktek mahasiswa dengan sistematika sesuai format laporan komprehensif yaitu:
pengkajian data subjektif,pengkajian data objektif ,pemeriksaan penunjang,diagnosa
kebidanan,penatalaksanaan, serta data perkembangan. Secara teori dan praktek ada perbedaan
sistematika, secara teori bidan harus merencanakan asuhan kebidanan,tetapi dalam hal ini penulis
tidak melakukan perencanaan tapi langsung pada penatalaksanaan,penulis berpendapat ini lebih
efektif karena rencana dan penatalaksanaan adalah 2 hal yang berbeda tetapi maknanya sama.
Secara teori standar I yaitu pengkajian, secara praktek, justru lebih terinci yaitu meliputi
pengkajian data subjektif,pengkajian data objektif, pemeriksaan penunjang. Secara teori bidan
menegakkan diagnosa secara aktual dan potensial,tetapi dalam hal ini penulis hanya
mencantumkan diagnosa aktual saja, karena pada hakekatnya apa yang menjadi masalah aktual
pasien sudah ditindak lanjuti dengan penatalaksanaan dan diamati berkelanjutan di data
perkembangan pasien.
Pada kasus Ny. M dalam pengkajian data subjektif dan objektif tidak ditemukan adanya
komplikasi kehamilan sebagai diagnosa. Hal ini dapat dipastikan melalui hasil pemeriksaan fisik
maupun pemeriksaan penunjang darah dan urin . Oleh sebab itu, ibu dan keluarga membutuhkan
konseling tentang kondisi ibu yang fisiologis.
Dalam kasus ini ,secara teori memang tidak terdapat faktor resiko pada ibu mulai dari
identitas, riwayat kesehatan sekarang,yang lalu maupun kesehatan keluarga. Riwayat
obstetri,perkawinan,pola kebiasaan sehari-hari juga tidak ditemukan faktor resiko. Dari
pemeriksaan fisik secara umum,status present,status obstetrik,pemeriksaan dalam maupun
pemeriksaan penunjang semuanya dalam kondisi fisiologis.
Dalam penatalaksanaan yang mengacu pada kondisi kesehatan ibu penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di lapangan. Dalam tindakan asuhan
kebidanan pada kasus Ny. M tidak mendapatkan kendala karena klien dan keluarga mau
mengikuti apa yang dianjurkan serta kooperatif dalam setiap tindakan.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Masa nifas atau puerpurium merupakan suatu yang normal dan setiap saat dapat berubah menjadi
abnormal. Dengan pencegahan yang semaksimal mungkin saat kehamilan,persalinan dan
nifas,keadaan yang abnormal dapat ditekan seminimal mungkin.Untuk itu sangat diperlukan
sekali penyebaran informasi dan kesadaran bagi ibu hamil dan keluarga untuk melakukan ANC
( antenatal care ) secara rutin,dan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan, baik dokter
ataupun bidan.
B.     Saran
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang asuhan
pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap ibu
postpartum agar keadaan ibu dan janin tetap baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.


Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Mochtar,  1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta.
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonata. Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Sarwono, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP.

Anda mungkin juga menyukai