PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas (postpartum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan
kehamilan dan proses persalinan. Dengan pengertian lainnya, masa nifas yang
biasa disebut juga masa puerpurium ini dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil.Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk
mengembalikan alat genetalia interna kedalam keadaan normal, dengan
tenggang waktu sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari.
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat -
alat kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama 6 - 8 minggu. Periode nifas merupakan masa kritis bagi
ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam
pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa
kritis bagi bayi , sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu
setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari
setelah lahir (Saifuddin et al, 2002). Untuk itu perawatan selama masa nifas
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai dari pengaturan
dalam mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri , pengaturan diet, pengaturan
miksi dan defekasi, perawatan payudara (mammae) yang ditujukan terutama
untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi, dan lain
– lain.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah praktek klinik kebidanan diharapkan mahasiswa mampu melakukan
perawatan dan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada ibu pada masa
nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian kepada kasus nifas fisiologis
b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada ibu nifas fisiologis
c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu nifas
fisiologis
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan
masalah pada ibu nifas fisiologis
e. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan
sebelumnya.
1.3 Metode Pengumpulan Data
Manajemen kebidanan komprehensif ini menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang diteliti,
metode ini diberikan hasil secara langsung dalam metode ini dapat digunakan
instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar periksa atau cheklist.
b. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal
yang telah di teliti.
c. Studi dokumentasi
Yaitu merupakan cara pengumpulan data dengan melihat data dan riwayat ibu
direkam medic.
d. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada klien
secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk
mendapatkan data yang objektif
e. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dengan buku-buku,
makalah dan dari internet.
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Format Laporan Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode Pengumpulan Data
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Definisi Masa Nifas
2.1.2 Tahap Masa Nifas
2.1.3 Perubahan dan Adaptasi Fisiologi pada Masa Nifas
2.1.4 Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Masa Nifas
2.1.5 Kebutuhan dasar Ibu pada Masa Nifas
2.1.6 Tanda bahaya Masa Nifas
2.1.7 Perencanaan dan Penatalaksanaan
2.2 Konsep Manajemen Kebidanan Ibu Pada Masa Nifas
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi analisis tentang kesenjangan antara teori dan praktik
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Definisi Masa Nifas
Masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara nirmal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
(Ambarwati, 2008)
Masa nifas (peurperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu.
(Sulistyawati, Ari.2009:1)
Masa nifas atau peurperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
(Prawirohardjo, Sarwono.2014 : 356)
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
(Saleha, 2009)
2.1.2 Tahap Masa Nifas
1. Peurperium dini
Masa kepulihan yakni saat ibu diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan
2. Peurperium intermedial
Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira 6-8
minggu
3. Remote peurperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna.
(Sulistyawati,Ari. 2009 : 5)
1. Sistem Reproduksi
a. Perubahan uterus
Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi lahir.Hal ini
menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta sehingga
jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus mengalami
nekrosis dan lepas.
(Suheni.2009 : 77)
Involusi TFU Berat uterus
- Bayi lahir - Seinggi pusat 1000 gram
- Plasenta lahir - 2jari dibawah pusat 750 gram
- Satu minggu - Pertengahan pusat dan 500 gram
simpisis
- Dua minggu - Tidak teraba di atas 350 gram
- Enam minggu simpisis 50 gram
- Delapan minggu - Bertambah kecil 30 ram
- Sebesar normal
b. Lokia
Lokia adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa atau alkalis yang dapat membuat organism berkembang
lebih cepat daripada kondisi asam, lokia memiliki bau yang amis
meskipun tidak terlalu menyengat. Berikut adalah beberapa jenis
lokia yang terdapat pada wanita masa nifas, yaitu :
Lokia rubra/ merah
Ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua(desidua yakni selaput lendir rahim dalam keadaan
hamil), ferniks kaseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri
atas palit atau semacam noda atau sel epitel, yang menyelimuti
kulit janin), lanugo (rambut halus yang terdapat pada bayi), dan
mekonium ( yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas
getah kelenjar usus dan air ketuban, berwarna hiau
kehitamman), selama 2 hari pasca persalinan.
Lochia sanguinolenta :warnanya merah kuning berisi darah dan
lendir. Ini terjadi pada hari ketiga-tujuh pasca persalinan.
Lochia serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah
lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
Lochia alba :cairan putih yang terjadinya pada hari setelah dua
minggu.
Lochia purulenta : ini terjadi karena infeksi, keluar cairan
seperti nanah berbau busuk.
Lochiotosis : lochia tidak lancar keluarnya.
c. Afterpains
Dalam dua minggu pertama sesudah bayi lahir mungkin ibu
mengalami kram atau mulas pada abdomen yang berlangsunng
sebentar, mirip sekali dengan kram waktu periode
menstruasi.Afterpains ini ditimbulkan oleh karena kontraksi uterus
pada waktu mendorong gumpalan darah dan jaringan yang
terkumpul didalam uterus.
d. Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan-
lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.Estrogen setelah melahirkan
sangta berperan dalam penebalan mukosa vagina dan pembentukan
rugae kembali.
e. Perlukaan vagina
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum
tidak sering dijumpai .Mungkin ditemukan setelah persalinan biasa,
tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat ekstrasi dengan cunam,
terlebih apabila kepala janin harus diputar.
f. Perubahan pada perineum
Terjadi robekan perineum pada hampir semua persalinan pertama
dan tidak jarang jua pada persalinan berikutnya.Robekan perineum
umumnya terjadi digaris tengan dan bisa menjadi luas apabila kepala
janin terlalu cepat, sudut arcus pubis lebih kecil daripada biasa,
kepala janin melwati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih
besar daripada sirkumverensia suboksiputbremagtika.
(Widyasih, Hesty.2012)
2. Sistem Pencernaan
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan.Hal ini
umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurang berserat selama
persalinan. Disamping itu rasa takut untuk buangair besar, sehubugan
dengan jahitan pada pirenium, jangan sampai lepas dan juga takut akan
rasa nyeri. Buang airbesar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan.
Bilamana masih juga terjadi konstipasi dan beraknya mungkin keras
dapat diberikan obat laksan per oral atau per rectal.bila masih juga
belumberhasil, dilakukan klysma (klisma) Enema (Ing) yang artinya
suntikan urus-urus
Hemoroid adalah masalah yang lazim terjadi setelah persalinan
dan akan menetap pada sabesar 25% jumlah wanita (brown & Lumley
1998). Pada masa pascapartum, mereka ini akan merasa tertolong dengan
penggunaan ultrasonografi atau PEME. Dapat terlihat bahwa ukuran
hemoroid berkurang sementara dan rasa nyeri yang menyertainya juga
mereda.
(Widyasih, Hesty.2012 : 80)
3. Sistem Perkemihan
Riwayat
Pemeriksaan Fisik
Pengumpulan Data
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Penunjang
A. DATA SUBYEKTIF
1) Identitas (Biodata)
Merupakan data umum pribadi yang dikaji melalui anamnesa/ pertanyaan
kepada ibu atau keluarga yang mendampingi ibu bersalin.
Nama : Pengkajian nama dapat memudahkan bidan dalam
melakukan komunikasi saat memberi asuhan kepada klien.
Usia : Mengetahui usia ibu dan dapat menentukan
kemungkinan terjadinya resti.
Agama : Mengetahui apa yang dilarang dan dianjurkan dalam
agama klien sehingga dalam pendekatan untuk memberikan asuhan akan
lebih mudah.
Pendidikan : Mengetahui tingkat pendidikan ibu agar memudahkan
dalam melakukan koseling dan memberikan intervesi. Menentukan status
sosial ibu dan pengetahuan ibu mengenai perawatan bayi setelah bersalin.
Pekerjaan : Mengetahui aktivitas-aktivitas ibu sehari-hari.
Penghasilan : Mengetahui tingkat perekonomian klien dan menentukan
persiapan mengenai pembiayaan ibu dalam perawatan bayi baru lahir.
Telepon dan alamat : Memudahkan tenaga kesehatan dalam
mengidentifikasi apakah daerah di sekitar ibu beresiko tinggi penularan
penyakit serta dengan adanya nomor telepon dapat menghubungi ibu
kembali dengan mudah.
2) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan oleh ibu saat akan persalinan saat ini :
Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan oleh ibu setelah bersalin.
Lamanya mengalami gangguan tersebut.
Keluhan yang dirasakan oleh ibu yang setelah bersalin :
1. Merasa mengigil.
2. Merasa nyeri pada perineumnya.
3. Merasa demam
Riwayat Menstruasi
Usia manarche : Mengetahui usia awal mentruasi dari ibu.
HPHT (Periode menstruasi terakhir) : tanggal pada hari pertama periode
menstruasi terakhir atau last normal menstrual periode (LNMP)
digunakan sebagai dasar untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan
taksiran partus (TP), maka penting untuk mendapatkan tanggal perkiraan
kelahiran yang seakurat mungkin. Dan digunakan untuk mendeteksi
apakah bayi cukup bulan lahirnya atau tidak (Varney, Hellen. 2007 :
521).
Usia Kehamilan dan Taksirann Persalinan (menggunakan rumus Neagel :
tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan dikurangi 3 (Prawiroharjo,
Sarwono. 2010 : 279).
Keluhan Haid : Kemungkinan untuk dapat mendeteksi jika ada
kista atau tumor.
3) Riwayat Persalinan
Tanggal partus, tempat partus, umur kehamilan, jenis kelamin, penolong
persalinan, penyulit, JK/BB, keadaan anak sekarang: Hal ini untuk
mengetahui riwayat proses persalinan ibu.
Penggunaan obat-obatan dan pengobatan selama kehamilan merupakan
hal yang kompleks dan bidan perlu meninjau setiap obat dan
menyeimbangkan alasan penggunaan obat dengan resiko yang dapat
timbul bila obat digunakan selama masa hamil (Varney, Hellen. 2007 :
527).
Pernah di rawat/pernah di operasi : Untuk mengetahui riwayat ibu
selama sebelum atau selama kehamilan.
4) Pola kesehatan ibu yang meliputi :
Pola aktivitas sehari-hari
Aktivitas yang terlalu berat dianjurkan untuk dikurangi karena akan
menyebabkan munculnya ketidaknyamanan yaitu kelelahan.
Pola eliminasi
Pola eliminasi merupakan indikator adakah masalah BAB/BAK
Pola makan dan minum
Pemenuhan nutrisi pada ibu yang akan selama kehamilan dan akan
bersalin. Seperti porsi makan, makanan yang dikonsumsi apakah
memenuhi nutrisi, apakah ibu sudah cukup mengonsumsi sayuran dan
buah-buahan. Apakah ibu tarak makan atau tidak. Agar ketika akan
bersalin tenaga yang akan dikeluarga bisa maksimal.
5) Riwayat mengikuti Program Keluarga Berencana.
6) Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas
Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya.
Cara persalinan.
Jumlah dan jenis kelamin anak hidup.
Berat badan lahir.
Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan.
Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 280)
7) Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Diabetes Mellitus, hipertensi atau hamil kembar
Kelainan bawaan
Kanker
8) Riwayat penyakit ibu
Penyakit yang pernah diderita
DM, HDK, ISK
Jantung
Infeksi Virus Berbahaya
Alergi obat atau makanan tertentu
Pernah mendapat transfusi darah dan insdikasi tindakan tersebut
Inkompatibilitas Rhesus
Paparan sinar-X/Rontgen
9) Riwayat Sosial
10) Riwayat Keadaan Psikososial
Bagaimana keadaan ibu dengan keluarga dan dukungan dari mereka.
Dengan keadaan psikologis yang baik pada ibu hamil trimester II
memungkinkan dalam proses persalinan seperti rasa cemas dan takut
terhadap persalinan dapat teratasi (Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 281).
B. DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Tanda vital :
- TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) <140 mmHg
- N : 80-100 x/mnt
- S : 36.5-37.5o C
- RR : 16-24 x/mnt
2) Pemeriksaan fisik
Mata : Konjungtivanya anemis/tidak, sklera ikterik/tidak,
pandangan kabur, adanya pemandangan dua atau tidak.
Rahang, gigi, gusi normal/tidak, adanya pembesaran klenjar
thyroid/tidak.
Dada aerola hiperpigmentasi.
Axilla
Sistem respirasi.
Sistem kardio.
Pinggang nyeri/tidak.
Ekstremitas atas dan bawah tungkai simetris tidak, refleks patella.
3) Pemeriksaan khusus
Abdomen
Inspeksi (terdapat linea atau strie, bekas luka operasi)
Palpasi (untuk melihat proses involusi uterus ibu ketika setelah
bersalin, dan menentukan TFU).
DRA (Diastesis Rektus Abdomonis).
Kandung Kemih (untuk mengontrol kontraksi uterus agar tetap baik,
dalam proses involusi uterus).
Vulva Vagina (lochea berwarna apa, bau atau tidak).
Luka jalan lahir (luka jahitan/episiotomi, bengkak/tidak, bersih/tidak,
basah/kering).
Tanda-tanda redda (red, echimosis, edema, discharge, aproximal).
Exstremitas.
4) Pemeriksaan Laboratorium jika dikaji.
Menginterpetasikan Data
Diagnosa Masalah
Tindakan Segera Tindakan konsultasi Tindakan kolaborasi
Langkah ke V (lima): Perencanaan
Rencana pelayanan komprehensif ditentukan berdasarkan tahapan terdahulu
(langkah pertama, kedua, ketiga, dan keempat) untuk mengantisipasi masalah
serta diagnosa. Selain itu perlu untuk mendapatkan data yang belum diperoleh
atau tambahan informasi data dasar.
Rencana Asuhan
Dx : P.. dengan....
Perencanaan dan rasional :
a. Bina hubungan saling percaya antara petugas dan ibu.
Rasional : Kepercayaan yang diberikan ibu kepada petugas dapat
memudahkan petugas dalam pemeriksaan dan pengkajian.
b. Beritahukan hasil pemeriksaan.
Rasional : Ibu dapat mengetahui kondisinya sendiri.
c. Berikan konseling kepada ibu.
d. Rasional : Mengenai intervensi dan penatalaksanaan yang harus diberikan
kepada ibu.
e. Kolaborasi dengan dokter (SEGERA dirujuk ke RS) untuk tindak lanjut.
Rasional : Dokter berwenang dalam memberikan terapi berupa obat dan
penatalksanaan untuk menangani penanganan yang beresiko tinggi.
Penatalaksanaan Asuhan
Tanggung jawab Bidan
1. Oleh bidan
2. Kolaborasi dengan dokter Asuhan menjadi efisien
3. Oleh tenaga kesehatan
Dx :G…P..Uk.. dengan kehamilan normal
Tanggal….
Jam…
Pelaksanaan :...................................
Langkah ke VII (ketujuh): Mengevaluasi.
Evaluasi merupakan suatu penganalisaan hasil implementasi asuhan yang
telah dilaksanakan dalam periode untuk menilai keberhasilannya apakah
benar-benar memenuhi kebutuhan untuk dibantu.Tujuan dari evaluasi atau
penilaian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan implementasi asuhan berdasarkan analisa.
Penyesuaian Asuhan
O : Data Objektif
Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur,
informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, rekaman CTG,
USG, dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang dapat diobservasi oleh bidan
akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.
D. DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Tanda vital :
- TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) <140 mmHg
- N : 80-100 x/mnt
- S : 36.5-37.5o C
- RR : 16-24 x/mnt
2) Pemeriksaan fisik
Mata : Konjungtivanya anemis/tidak, sklera ikterik/tidak,
pandangan kabur, adanya pemandangan dua atau tidak.
Rahang, gigi, gusi normal/tidak, adanya pembesaran klenjar
thyroid/tidak.
Dada aerola hiperpigmentasi.
Axilla
Sistem respirasi.
Sistem kardio.
Pinggang nyeri/tidak.
Ekstremitas atas dan bawah tungkai simetris tidak, refleks patella.
3) Pemeriksaan khusus
Abdomen
Inspeksi (terdapat linea atau strie, bekas luka operasi)
Palpasi (untuk melihat proses involusi uterus ibu ketika setelah
bersalin, dan menentukan TFU).
DRA (Diastesis Rektus Abdomonis).
Kandung Kemih (untuk mengontrol kontraksi uterus agar tetap baik,
dalam proses involusi uterus).
Vulva Vagina (lochea berwarna apa, bau atau tidak).
Luka jalan lahir (luka jahitan/episiotomi, bengkak/tidak, bersih/tidak,
basah/kering).
Tanda-tanda redda (red, echimosis, edema, discharge, aproximal).
Exstremitas.
4) Pemeriksaan Laboratorium jika dikaji.
A : Analisa/Assessment
Dalam SOAP notes untuk tahap assessment mencakup 3 langkah
manejemen kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar, identifikasi
diagnosa/masalah potensial, dan identifikasi dan menetapkan kebutuhan
tindakan/penanganan segera. Masalah atau diagnosa yang ditegakkan
berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang
dikumpulkan atau disimpulkan.
Contoh Diagnosa : Ibu P
- Masalah potensial :
- Antisipasi masalah potensial :
- Kebutuhan tindakan segera :
P : Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assesment.
1.2.2 Bagan alur berfikir Varney dan pendokumentasian secara SOAP
Nugroho, Taufan.,dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Widyasih, Hesty. 2012. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
Maryuni, Anik.2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas.Jakarta:Trans Info Media
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: C.V
Andi Offset.
Hutahaean, Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi.
Jakarta: Trans Info media
Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta
lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi seluruh organ
kandungan baru pulih kembali, seperti dalam keadaan sebelum hamil dalam waktu 3
bulan setelah bersalin. Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika
hamil, karena pada saat ini organ-organ reproduksi sedang mengalami proses
pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan bersalin.
Masa nifas dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu pasca nifas, masa nifas dini,
dan masa nifas lanjut, yang masing-masing memiliki cirri khas tertentu. Pasca nifas
adalah masa setelah persalinan sampai 24 jam sesudahnya (0-24 jam setelah
melahirkan). Masa nifas dini adalah masa permulaan nifas yaitu 1 hari sesudah
melahirkan sampai 7 hari lamanya (1 minggu pertama). Masa nifas lanjut adalah 1
minggu sesudah melahirkan sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan.
Pada masa ini seorang wanita yang telah melahirkan merasakan kelegaan karena
keberhasilannya dalam bersalin, sekaligus perasaan was-was akan perubahan pada
tubuh atau bayinya. Namun demikian secara umum masyarakat tidak terlalu
memperhatikan keadaan ibu. Karena perhatian penuh biasanya dicurahkan pada bayi
yang baru lahir. Semagai anggota keluarga baru yang membutuhkan banyak
penyesuaian dan perhatian. Padahal baik ibu atau bayi memerlukan perhatian yang
sama dalam perawatan pasca kelahiran.
Untuk itu, maka diperlukan deteksi dini komplikasi pada masa nifas dengan
pemeriksaan PNC (Postnatal Care). Salah satu penyebab komplikasi pada masa
nifas ialah tentang ketidaktahuan ibu atau keluarga tentang hal-hal yang perlu
dilakukan pada masa nifas. Hal tersebut dapat mengakibatkan terganggunya
perkembangan bayi dan kesehatan serta psikologis ibu.
5.2 Saran