Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (peuerperium) dimulai setelah kehamilan placenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Dalam masa ini terjadi
perubahan-perubahan fisiologi yaitu perubahan fisik, involusio uterus dan
pengeluaran lochea, laktasi/pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem tubuh
lainnya dan perubahan psikologis.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama (Prawirohardjo, 2002 : 122).
Dengan latar belakang diatas maka penulis mengambil makalah yang
berjudul ”Asuhan Kebidanan pada Ny.”A” P10001 dengan nifas fisiologis hari
pertama” di BPS Ny. Hj Sufiati Tanah Merah Utara II/12 Surabaya.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswi Akademi Kebidanan dapat melaksanakan
Asuhan Kebidanan pada ibu post partum sehingga mampu mencegah
dan mengurangi terjadinya komplikasi masa nifas. Dengan demikian
bisa memperkecil terjadinya kematian ibu pada waktu nifas.

1.2.2 Tujuan Khusus


Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya
mampu :
1. Melaksanakan pengkajian data pada nifas fisiologis.
2. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa.
3. Mengantisipasi masalah potensial.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera.

1
2

5. Mengembangkan rencana asuhan.


6. Melaksanakan intervensi
7. Melakukan evaluasi.

1.3 Batasan Masalah


Mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas, maka penulis
membatasi Asuhan Kebidanan ini pada klien dengan masa nifas fisiologis di
BPS Ny. Hj. Sufiati AMd. Keb Surabaya.

1.4 Metode Penulisan


Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode diskriptif yaitu
mengungkapkan peristiwa dan gejala yang terjadi waktu sekarang melalui :
1.4.1 Studi Kepustakaan
Mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku pustaka.

1.4.2 Praktik
Melalui pengamatan secara langsung dengan menggali masalah,
membuat perencanaan, melaksanakan tindakan kebidanan dan
evaluasi.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Nifas
2.1.1 Pengertian Masa Nifas
2.1.2 Pembagian Nifas
2.1.3 Involusio Alat-alat Kandungan
2.1.4 Perawatan Pasca Persalinan
3

2.1.5 Nasehat pada Masa Nifas


2.1.6 Tujuan Asuhan Masa Nifas
2.1.7 Pengawasan Akhir Kala Nifas
2.1.8 Masalah yang Terjadi pada Masa Nifas
2.2 Teori Konsep Asuhan Kebidanan Ibu Post Partum

BAB 3 TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Masalah/Diagnosa
3.3 Antisipasi Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Pengembangan Rencana

BAB 4 PEMBAHASAN

BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Nifas


2.1.1 Pengertian
Puerperium ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu
(Sastrawinata Sulaiman, 1983 : hal 315).
Puerperium ialah mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah
kira-kira 6 minggu akan tetapi seluruh alat genital baru
pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam
waktu 3 bulan (Prawirohardjo Sarwono, 1983 : hal 238).
Puerperium ialah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil : 6-
8 minggu (Mochtar Rustam, 1998 : 115).

2.1.2 Pembagian Masa Nifas ada 3 Periode


1) Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi
(Mochtar Rustam. 1998 : 115)

2.1.3 Involusio Alat-alat Kandungan


1) Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

4
5

Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi


Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat symfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas symfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram

2) Bekas Implantasi Uri


Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke cavum
uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm,
pada minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya pulih.
3) Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh
6-7 hari.
4) Rasa sakit (after pains/merian atau mules-mules)
Disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca
persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini
dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat anti sakit dan
anti mules.
5) Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas, yang terbagi menjadi :
a) Lochea rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2
hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7
pasca persalinan.
c) Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari 7-14
pasca persalinan.
6

d) Lochea alba
Cairan putih, setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f) Lochiostatis
Lochia tidak lancar keluarnya.
6) Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong
berwarna merah kehitaman. Konsistensi lunak, kadang-kadang
terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan
masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-
3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
7) Ligamen-ligamen
Ligament, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi
ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh
kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum
menjadi kendor. Setelah melahirkan kebiasaan wanita Indonesia
melakukan “berkusuk” atau “berurut”, dimana sewaktu dikusuk
tekanan intra abdomen bertambah tinggi karena setelah
melahirkan ligamenta, fasia dan jaringan penunjang menjadi
kendor, jika dilakukan kusuk/urut banyak wanita akan mengeluh
“kandungan turun” atau “terbalik” untuk memulihkan kembali
sebaiknya dengan latihan-latihan dan gimnastik pasca persalinan.

2.1.4 Perawatan Pasca Persalinan


1) Mobilisasi
Karena lelah sehabis persalinan, ibu harus istirahat, tidur
terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-
miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis
dan tromboemboli.
Pada hari ke-2 : Diperbolehkan duduk
Pada hari ke-3 : Jalan-jalan
Pada hari ke4 dan 5 : Diperbolehkan pulang
7

Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi


persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
2) Diet
a) Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori.
b) Makanan yang mengandung protein.
c) Banyak minum air putih ± 7-8 gelas/hari.
d) Makan sayur-sayuran, dan buah-buahan yang banyak.
3) Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-
kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra
ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi M. sphincter ani
selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih
yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan
wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan katerisasi.
4) Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 kali pasca persalinan. Bila
masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak
keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Jika
masih belum bisa dilakukan klisma.
5) Perawatan payudara (mammae)
Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya
putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan
dengan cara :
- Pembalutan mammae sampai tertekan.
- Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet
lynoral dan parlodel.
Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat
baik untuk kesehatan bayinya.
6) Laktasi
Perubahan-perubahan yang terjadi pada kelenjar mammae :
- Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan
lemak bertambah.
8

- Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus.


- Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana
vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
- Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron
hilang.
Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu merupakan
rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin
dikeluarkan oleh hipofise. Sebagai efek positif adalah involusio
uteri akan lebih sempurna. Disamping ASI merupakan makanan
utama bayi yang tidak ada bandingnya, menyusukan bayi sangat
baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan
anaknya.
Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar (rooming in) /
pada tempat yang terpisah.
Keuntungan rooming in :
- Mudah menyusukan bayi.
- Setiap saat selalu ada kontak antara ibu da bayi.
- Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya.
7) Pemeriksaan pasca persalinan
Di Indonesia ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita
bersalin baru boleh keluar rumah setelah habis nifas yaitu 40 hari.
Bagi wanita dengan persalinan normal hal ini baik dan dilakukan
pemeriksaan kembali 6 minggu setelah persalinan. Namun bagi
wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol
seminggu kemudian.
Pemeriksaan postnatal antara lain :
a) Pemeriksaan umum
 Tekanan darah.
 Nadi
 Keluhan dan sebagainya.
b) Keadaan umum
 Suhu badan.
 Selera makan.
9

c) Payudara
 ASI
 Putting susu.
d) Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum.
e) Sekret yang keluar, misalnya lochia, fluor albus.
f) Keadaan Alat-alat kandungan

2.1.5 Nasehat untuk Ibu Post Natal


1) Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan.
2) Sebaiknya bayi disusui.
3) Kerjakan gimnastik sehabis bersalin.
4) Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB
untuk menjarangkan anak.
5) Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.

2.1.6 Tujuan Asuhan Masa Nifas


1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendekati masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
(Prawirohardjo Sarwono, 2000 : 122)

2.1.7 Pengawasan Akhir Kala Nifas


Pemeriksaan akhir kala nifas (post partum) sangat penting karena
dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan khusus sebagai
berikut :
1) Melakukan pemeriksaan PAP Smear untuk mencari kemungkinan
kelainan sitologi sel serviks atau sel endometrium.
2) Menilai seberapa jauh involusi uterus.
10

3) Melakukan pemeriksaan inspekulo, sehingga dapat menilai


perlukaan post partum.
(Gde Bagus Ida, Manuaba. 1998 : 195)
Proses involusi uteri pada bekas implantasi plasenta, terdapat
gambaran sebagai berikut :
1) Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12 x
15 cm, permukaan kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara.
2) Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose, disamping
pembuluh darah tertutup karena kontraksi otot rahim
3) Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke 2
sebesar 6-8 cm, dan akhir puerperium sebesar 2 cm.
4) Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis
bersama dengan lochia.
5) Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan
endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis
endometrium.
6) Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa puerperium.
(Gde Bagus Ida, Manuaba. 1998 : 192)

2.1.8 Masalah yang Terjadi pada Masa Nifas


1) Gangguan proses involusi
2) Kelainan pada payudara seperti payudara bengkak, puting susu
datar.
3) Adanya oedema pada tungkai.
4) Keradangan dari saluran kencing.
5) Sembelit.
6) Perdarahan yang banyak.
7) Lochea berbau busuk.
8) Febris puerperalis.
11

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan


Pengertian
Asuhan Kebidanan dalam aktivitas atau intervensi yang dilaksakanan oleh
Bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan
khususnya dalam bidang KIA.

Langkah-langkah dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan adalah :


1. Pengkajian
a. Data subyektif
1) Nama
Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan untuk
mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama (Christina I, 1984 :
84).
2) Umur
Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman
untuk kehamilan dan persalinan 20-30 tahun (Sarwono, 1999 : 23).
3) Alamat
- Untuk mengetahui dimana ibu menetap.
- Menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama.
- Untuk memudahkan menghubungi keluarganya.
- Untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah.
(Christina I, 1984 : 84)
4) Pendidikan
Makin rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin tinggi
sehingga perlu diberi penyuluhan lebih intensif.
5) Pekerjaan
Ditanyakan baik klien maupun suaminya. Hal ini untuk
mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita
sesuai, pekerjaan klien perlu diketahui untuk mengetahui apakah
ada pengaruh pada nifas seperti bekerja di pabrik rokok,
percetakan (Christina I, 1984 : 85).
12

6) Perkawinan
Ditanyakan berapa kali dan berapa lama untuk menentukan
keadaan alat reproduksi dalam.
7) Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien dengan post partum
kemungkinan demam tinggi, pusing, nyeri jahitan, mules.
8) Riwayat kesehatan
- Ibu nifas dengan riwayat penyakit jantung baik sejak masa
sebelum hamil maupun nifas sebaiknya dilakukan kerjasama
dengan ahli penyakit dalam, supaya pengobatannya dapat tepat
guna dan seberapa besar resiko untuk mengharuskan pasien
dirawat di Rumah Sakit.
- Ibu hamil dengan riwayat hipertensi mempunyai pengaruh
bagi kehamilan karena itu pengawasan antenatal seperti biasa
namun dengan memperhatikan pertumbuhan janin, istirahat
dan kenaikan berat badan yang berlebihan perlu dicegah.
- Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap masa
nifas kemungkinan terjadi penyembuhan luka yang lama.
9) Riwayat haid
- Haid
Informasi mengenai haid sangat penting untuk menghitung
kehamilan dan perkiraan persalinan memperkirakan tanggal
persalinan dapat dilakukan bila diketahui dengan pasti Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT) dengan rumus Naegle tanggal
ditambah 7, bulan ditambah 9 (atau dikurangi 3), tahun
ditambah 1.
- Riwayat kehamilan dulu
Hal ini ditanyakan khusus untuk multigravida, apakah ada
kehamilan yang lalu ada penyulit seperti perdarahan, mual,
muntah, berapa kali ANC dan pernah imunisasi TT.
- Riwayat persalinan dulu
Adakah penyulit pada persalinan terdahulu seperti perdarahan,
sectio caesaria, solusio plasenta
13

- Riwayat nifas dulu


Adakah penyakit nifas yang lalu (perdarahan, febris).
10) Riwayat keluarga berencana
Ditanyakan jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, lama
memakai alat kontrasepsi.
11) Pola Kebiasaan
- Nutrisi
Selama hamil ibu mengalami perubahan pemenuhan nutrisi
yaitu makan 2-4 kali/hari sebanyak 1 piring. Minum ± 8-9
gelas/hari.
- Eliminasi
Pada kehamilan akan terjadi perubahan frekuensi kencing
karena kandung kemih tertekan oleh rahim. Gejala ini akan
menghilang pada triwulan dua dan akan kembali pada triwulan
ketiga karena terjadi penekanan pada kandung kemih (Rustam
Mochtar, 1998 : 44).
- Istirahat
Selama nifas kebutuhan istirahat sangat penting untuk
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani guna dalam masa
penyembuhan (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 : 140).
- Personal hygiene
Ibu nifas selalu menggunakan pakaian yang bersih, menjaga
hygiene kebersihan tubuh khususnya jalan lahir.
- Aktivitas
Anjurkan ibu nifas tidak terlalu capek, boleh melakukan
pekerjaan seperti biasa namun jangan terlalu berat (Ida Bagus
Gde Manuaba, 1998 : 141).
- Seksualitas
Pada masa nifas sebaiknya hubungan seksual dikurangi karena
dapat mengganggu proses luka jahitan.
14

b. Data obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran normal : Composmentis
Tensi normal : 100/60 mmHg – 120/80 mmHg
Suhu normal : 36,50C – 37,50C
Nadi normal : ± 80x/menit
Nafas normal : ± 20x/menit
Kepala : Rambut bersih/kotor, ada kelainan/tidak.
Muka : Pucat/tidak, bengkak/tidak.
Mulut : Bibir tampak pucat kemungkinan ibu mengalami
anemis.
Leher : Bila ada pembesaran tyroid kemungkinan ibu
mengalami kekurangan yodium, bila ibu berpenyakit
jantung akan tampak bendungan vena jugularis.
Dada : Puting susu menonjol/tenggelam, colostrums
keluar/belum.
Abdomen : Ada bekas operasi/tidak.
Vulva : Adakah oedema, pengeluaran lochea
Perineum : Adakah luka jahitan, bila ada keluhan jahitan.

Periksa raba (palpasi)


Pemeriksaan perut dilakukan dengan posisi pasien berbaring
terlentang diukur tinggi fundus uteri dan kontraksi rahim

2. Interpretasi Data
Dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa
kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi Bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standart nomenklatur diagnosa
kebidanan
Standart nomenklatur diagnosa kebidanan
- Diakui dan telah disyahkan oleh profesi.
- Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
15

- Didukung oleh clinical judgment dalam praktek kebidanan.


- Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajement kebidanan.

3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx : P......... post partum...........jam (nifas hari........)
Langkah ini Bidan mengidentifikasi masalah, diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa masalah yang sudah teridentifikasi.
Masalah yang sering timbul pada ibu nifas :
- Deman nifas meliputi demam dalam masa nifas oleh sebab apapun
- Nyeri luka jahitan
(Mochtar Rustam, 1989 : 451)

4. Menetapkan Kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial,


langkah ini sebagai cerminan keseimbangan dari proses manajemen
kebidanan.

5. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh


Langkah ini ditentukan oleh hasil bagian pada langkahnya pada langkah
ini jika ada informasi atau data yang tidak lengkap maka dilengkapi, juga
bisa mencerminkan yang benar dan valid.

6. Perencanaan
Diagnosa : P...........post partum......jam.........(hari........)
Tujuan :
 Jangkan pendek : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan tidak
mengalami penyulit dengan kriteria :
- Suhu normal 36,50C – 37,50C
- Perdarahan normal
 Jangka panjang : Ibu tetap sehat dan tidak terjadi komplikasi
Intervensi
a. Lakukan pendekatan ibu dan keluarga dengan komunikasi therapeutik
R/ Komunikasi therapeutik ibu dan keluarga lebih kooperatif.
16

b. Istirahat yang cukup


R/ Istirahat yang cukup dapat memulihkan tenaga ibu
c. Lakukan perawatan payudara
R/ Tidak terjadi bendungan ASI
d. Ajarkan cara menyusui yang benar
R/ Mendapatkan produksi ASI lebih lancar dengan cara meneteki yang
benar
e. Anjurkan untuk pemberian ASI eksklusif
R/ Untuk mendapatkan ASI yang bermutu
f. Anjurkan ibu untuk mobilisasi duduk dan jalan
R/ Membantu proses penyembuhan dengan mobilisasi dini
g. Ajarkan pada ibu untuk merawat kebersihan jalan lahir
R/ Merawat kebersihan jalan lahir dapat mencegah terjadinya infeksi
dan mempercepat penyembuhan.
h. Anjurkan pada ibu untuk makan-makan yang bergizi dengan menu
seimbang
R/ Makan-makanan yang bergizi dapat membantu mempercepat proses
penyembuhan dan mengembalikan tenagan ibu

Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah diatas dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan seluruhnya oleh Bidan atau sebagian oleh Bidan dan
sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lain.

Evaluai
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan
diagnosa.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY.”A” DENGAN NIFAS FISIOLOGIS 2 JAM POST PARTUM
DI BPS NY. SUFIATI TANAH MERAH UTARA II/12
SURABAYA

3.1 Pengkajian Tanggal 10-01-2007 Jam 09.10 WIB


A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Pasien : Ny.”A"
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA (Tamat)
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Tanah Merah Indah 57
Status Perkawinan : Kawin 1x lamanya 1 tahun

Nama Suami : Tn.”I"


Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA (Tamat)
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tanah Merah Indah 57
Status Perkawinan : Kawin 1x lamanya 1 tahun

2. Keluhan Utama
- Ibu mengatakan habis melahirkan tanggal 10 Januari 03.10 WIB.
- Ibu mengatakan badan terasa lelah dan lemas serta nyeri pada
luka-luka jahitan di perineum.

17
18

3. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 6 hari
Jumlah : Normal
Dismenorrhoe : Tidak
Fluor albus : Kadang-kadang
Kapan : 2 hari sebelum dan sesudah haid, warna jernih,
bau (-), gatal (-).
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Komplikasi Bayi Nifas
Tgl lhr Tempat Jenis
No Penolong BB/TB
Umur bersalin persalinan Ibu Bayi Keadaan Keadaan Laktasi
Jenis

1 Hamil ini

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


HPHT : 4-04-2006
PP : 11-01-2007
Hamil pertama dengan usia kehamilan 20 minggu
Pada usia kehamilan kurang dari 3 bulan ibu mengeluh mual-mual
terutama di pagi hari
Periksa teratur di Bidan :
Trimester I : 2x
Trimester II : 2x
Trimester III : 3x
Imunisasi TT lengkap
Ibu merasakan pergerakan janin pada usia kehamilan 5 bulan

5. Riwayat Persalinan Sekarang


Bayi lahir tanggal 10 Januari 2007 jam 03.00, lahir kepala dulu tidak
ada kesulitan.
19

6. Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular dan menahun
seperti paru-paru, hepatitis, jantung, tekanan darah tinggi, DM, tidak
ada keturunan kehamilan kembar baik dari pihak ibu maupun suami.

7. Riwayat Kesehatan yang Lalu


Tidak pernah menderita penyakit hypertensi, asthma, TBC, hepatitis,
jantung, DM, tidak pernah operasi.

8. Kebiasaan Sebelum Melahirkan


Tidak pernah minum jamu-jamuan, tidak pernah minuman beralkohol.

9. Keadaan Psikososial
Kelahiran anak pertama sangat diharapkan dan direncanakan.
Hubungan suami dan istri baik dengan tetangga juga baik saat
melahirkan klien ditunggui oleh suami dan keluarganya.

10. Latar Belakang Budaya


Biasanya melakukan selamatan 7 bulanan dan tidak ada pantangan
makanan.

11. Dukungan yang Diharapkan dari Keluarga


Suami dan keluarga sangat mendukung dan bahagia atas kelahiran
bayinya.

12. Pola Kebiasaan Sehari-hari


Pola Sebelum Melahirkan Setelah Melahirkan
Nutrisi Makan 2-3x/hari dengan Makan 2-4x/hari dengan
nasi, lauk pauk, sayur. nasi, lauk pauk, sayur.
Minum air putih ± 6-8 Minum air putih ± 6-8
gelas/hari gelas/hari

Eliminasi BAB : ± 1-2x/hari BAB : ± 1-2x/hari


BAK : ± 4-6x/hari BAK : ± 4-6x/hari

Istirahat / Ibu jarang tidur siang dan Ibu jarang tidur siang dan
tidur tidur malam hari ± 8 jam tidur malam hari ± 8 jam
20

Pola Sebelum Melahirkan Setelah Melahirkan


Aktivitas Ibu mengerjakan Ibu mengerjakan
pekerjaan rumah pekerjaan rumah
tangganya sendiri tangganya sendiri

Hygiene Mandi 2x/hari, gosok gigi Pola kebersihan diri sama


2x/hari, keramas, seperti sebelum hamil,
2x/minggu, ganti pakaian ganti celana dalam
2x/hari sewaktu-waktu bila
merasa lembab

Aktivitas ± 3x/minggu Ibu tidak pernah


seksual melakukan hubungan
seksual

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Tanda-tanda vital :
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 370C
Kesadaran : Sadar penuh

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Rambut warna hitam, kulit kepala bersih, tidak
berketombe, dan tidak rontok.
Muka : Chloasma gravidarum (-), sklera mata pucat (-),
conjungtiva tidak anemis.
Mulut dan gigi : Stomatitis (-), Rhagaden (-), lidah tidak kotor,
caries (-), gigi bersih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
bendungan vena jugularis
21

Dada/payudara : Pembesaran mammae normal, bersih,


hyperpigmentasi areola mammae, pembesaran
kelenjar montsgomery, colostrum sudah keluar.
Abdomen : Tidak ada bekas operasi.
Vulva : Oedema (-), varises (-), bartholinitis (-),
condiloma (-), lochea rubra (+), keadaan bersih.
Perineum : Terdapat luka jahitan di perineum, HCL III
masih basah dan bersih
Ekstremitas tangan dan kaki : tidak ada varises, oedema -/-
b. Palpasi
TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi rahim baik
c. Perkusi tidak dilakukan
d. Pemeriksaan panggul tidak dilakukan
e. Pemeriksaan laborat tidak dilakukan

Kesimpulan :
- P10001 post partum tanggal 10 Januari 2007
- TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi baik
- Luka jahitan perineum HCL III.
- Keadaan umum masih lemah

3.2 Identifikasi Masalah/Diagnosa


Tanggal Diagnosa Data Dasar
10-01-2007 P10001 post partum DS :
2 jam(nifas hari I) - Ibu mengatakan melahirkan tanggal 10
Januari 2007, lahir kepala tidak ada kesulitan
- Ibu mengatakan badan masih terasa lemas

DO
- Tanda-tanda vital :
 Tensi : 120/80 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 Pernafasan : 20x/menit
 Suhu : 380C
- TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi baik
- Keadaan umum tampak lelah
22

Tanggal Diagnosa Data Dasar


10-01-2007 Nyeri pada luka DS :
jahitan perineum - Ibu mengatakan luka jahitan terasa nyeri

DO
- Inspeksi : luka jahitan dengan benang catgut
HCL III

Kebutuhan :
- Penjelasan tentang rasa nyeri
- Istirahat
- Bimbingan/penjelasan tentang vulva hygiene
- Minum obat sesuai jadwal
- Penjelasan tentang gizi
- Perawatan payudara

3.3 Identifikasi Masalah Potensial


Tidak ada

3.4 Identifikasi Tindakan Segera


Tidak ada
23
24
25
26

CATATA
N PERKEMBANGAN

Tanggal Diagnosa Catatan Perkembangan


11-01-2007 P10001 Nifas Hari I S : Ibu mengatakan perut sudah tidak mules

O : - Keadaan umum baik


- Buah dada lembek, puting susu
menonjol, pengeluaran ASI colostrums
- S : 360C, N : 84x/menit, T : 110/80
mmHg
- Kontraksi uterus baik
- TFU 3 jari di bawah pusat
- Lochea rubra ± 2 kotek
- Pasien sudah berjalan-jalan dan mandi

A : P10001 nifas hari I tanpa komplikasi

P : - Menganjurkan pada ibu untuk


meneteki bayinya sesering mungkin
- Menganjurkan ibu untuk makan-
makanan bergizi dan seimbang sesuai
kebutuhan ibu
- Menganjurkan ibu merawat payudara
- Menganjurkan ibu menjaga kebersihan
jalan lahir
- Mengobservasi keadaan umum baik,
kontraksi uterus baik, TFU 3 jari di
bawah pusat, lochea rubra 2 kotek
BAB 4
PEMBAHASAN

Asuhan Kebidanan pada Ny.”A” dengan 2 jam post partum, kelahiran


anak yang ke I di BPS Ny. Sufiati Tanah Merah Utara II/12 dengan manajemen
Varney didapatkan diagnosa P10001 2 jam post partum fisiologis dengan masalah
kurangnya informasi tentang proses masa nifas.
Puerperium atau nifas adalah masa pulih kembali seperti sebelum hamil,
lamanya 6-8 minggu. Pada masa nifas banyak sekali perubahan yang terjadi pada
ibu, baik secara fisik maupun psikis. Karena itulah diperlukan perawatan
puerperium yang baik dan tepat akan didapatkan pula keadaan ibu yang baik
sampai waktu pulangnya.
Ibu bersalin atau baru melahirkan mengalami keadaan yang baru karena
itulah ibu nifas rentan sekali terkena masalah-masalah yang berhubungan dengan
keadaan fisik maupun mentalnya.
Pada masa nifas menurut tinjauan pustaka ada beberapa masalah seperti
halnya gangguan proses involusi, kelainan pada payudara, oedema, sembelit,
perdarahan, febris. Namun pada kasus ini tidak muncul masalah tersebut karena
keadaan fisik ibu sehat dimana keadaan ibu bisa terpantau melalui periksa hamil
yang rutin sehingga Bidan dapat lebih mendeteksi dini kemungkinan terjadinya
penyulit.
Pada implementasi semua telah dilakukan sesuai dengan intervensi yang
direncanakan. Sebagai Bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan harus secara
utuh dan berkesinambungan yaitu secara psikologis maupun spiritual agar dapat
memberikan Asuhan Kebidanan dapat optimal sesuai peran sebagai Bidan.

27
28

BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Setelah dilakukan pengkajian didapatkan :
Diagnosa : Ibu post partum 2 jam (nifas hari I)
Dan telah dilakukan tindakan/intervensi yang meliputi :
1. Lakukan pendekatan ibu dan keluarga dengan komunikasi therapeutik.
2. Anjurkan untuk istirahat yang cukup.
3. Ajarkan cara perawatan payudara.
4. Ajarkan cara menyusui yang benar
5. Anjurkan untuk pemberian ASI eksklusif.
6. Anjurkan ibu untuk mobilisasi duduk dan jalan.
7. Anjurkan untuk merawat kebersihan jalan lahir.
8. Anjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi dengan menu
seimbang.
Sedangkan intervensi pada masalah luka jahitan, meliputi :
1. Diberi penjelasan tentang penyebab nyeri.
2. Anjurkan untuk rileks duduk dan berjalan agar tidak kaku.
3. Anjurkan untuk kebersihan vulva.
4. Anjurkan untuk makan yang bergizi.
5. Anjurkan minum obat.
6. Anjurkan kontrol 1 minggu lagi.

5.2 Saran
5.2.1 Untuk Perawat / Bidan
1. Diharapkan petugas mampu membekali diri dengan ilmu
pengetahuan dan memperluas wawasan tentang masa nifas dan
perawatan ibu dan bayi dalam masa nifas, sehingga dapat
memberikan Asuhan Kebidanan secara tepat dan maksimal.
2. Diharapkan petugas dapat mendeteksi dini kelainan-kelainan masa
nifas sehingga dapat segera ditangani.
29

5.2.2 Untuk Pasien dan Keluarga


1. Pasien dianjurkan untuk melaksanakan nasehat-nasehat petugas
kesehatan.
2. Pasien dianjurkan untuk minum obat secara teratur.
3. Pasien dianjurkan makan-makanan yang bergizi.
4. Hendaknya suami atau keluarga selalu mendukung dan melibatkan
diri dalam perawatan ibu dan bayi.
30

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Christina. 1993. Perawatan Kebidanan. Jakarta : Bhratara

Depkes RI, 1998. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta :
Depkes RI.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : YBPSP

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologis. Bandung : Universitas


Padjajaran.

Anda mungkin juga menyukai