Oleh :
Wilda Yuladu Fitri Elisa
14.02.02.1629
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Masa nifas merupakan masa yang rawan karena ada beberapa risiko yang mungkin
terjadi pada masa itu, antara lain : anemia, pre eklampsia/ eklampsia, perdarahan post
partum, depresi masa nifas, dan infeksi masa nifas. Diantara resiko tersebut ada dua yang
paling sering mengakibatkan kematian pada ibu nifas, yakni infeksi dan perdarahan.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 / 2003 menunjukkan
bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2007 AKI menjadi 263 per 100.000 kelahiran
hidup.
Adapun penyebab langsung yang berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi
pada kehamilan, persalinan, dan nifas tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu.
Kematian ibu pada masa nifas biasanya disebabkan oleh infeksi nifas (10%), ini terjadi
karena kurangnya perawatan pada luka, perdarahan (42%) (akibat robekan jalan lahir,
sisa placenta dan atonia uteri), eklampsi (13%), dan komplikasi masa nifas (11%)
(Siswono, 2005). Sedangkan jumlah kematian ibu pada masa nifas di Propinsi Riau
cenderung meningkat, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi Riau bahwa
jumlah kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas tahun 2007
sebanyak 179 orang, tahun 2008 sebanyak 199 orang,
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan praktik klinik kebidanan selama 3 minggu di Pondok Bersalin Bu
Tin Desa Sidokumpul Kecamatan Paciran, mahasiswa kebidanan dapat memberikan
asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis.
Laporan asuhan kebidanan ini disusun dari hasil praktek kerja lapangan, studi
kasus, konsultasi dengan dosen pembimbing ruangan, konsultasi dengan dosen
pembimbing akademik dan studi pustaka.
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut
(1) Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah
pengeluaran plasenta sehingga uterus relatif anemia dan menyebabkan serat
otrofi
(2) Atrofi jaringan
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot uterus
(4) Efek oksitosin
Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas, mempunyai bau anyir.
Lokia Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari sel desidua, verniks
kehitaman kaseosa, rambut lanugo, sisa
mekonium dan sisa darah
Sangulenta 3-7 hari Putih bercampur Sisa darah bercampur lendir
merah
Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih
kecoklatan banyak serum, juga tersiri dari
leukosit dan robekan laserasi
plasenta
Alba >14 hari putih Mengandung leukosit, selaput
lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati
Setelah proses persalinan, ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama.
Urin dalam jumlah besar dihasilkan dalam 12-36 jam post partum.
2.5.3 Sistem pencernaan
Ibu post partum sering mengalami konstipasi. Buang air besar harus dilakukan 3-4
hari setelah persalinan
2.5.4 Perubahan TTV pada masa nifas
1) Nadi. Dalam waktu 6-7 jam sesudah persalinan, sering ditemukan adanya
bradikardi 50-70 x/menit dapat berlangsung 6-10 hari paska melahirkan
2) Suhu. Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkat akibat kerja otot
meningkat
3) Tekanan darah. Selama beberapa jam setelah persalinan, ibu dapat mengalami
hipotensi orthosik (penurunan 20 mmHg)
4) Pernafasan. Fungsi pernafasan ibu kembali berfungsi seperti saat sebelum hamil
pada bulan ke-enam setelah persalinan.
2.5.5 Perubahan sistem kardiovaskuler
Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun
mencapai volume darah sebelum hamil
2.5.6 Perubahan sistem endokrin
Selama hamil, payudara disiapkan untuk laktasi (hormon estrogen dan progesteron).
Kolostrum, cairan yang keluar sebelum prosuksi susu terjadi pada timester III dan
minggu pertama postpartum
2.5.7 Perubahan berat badan
Pada minggu ke 7 sampai ke 8, kebanyakan ibu telah kembali keberat badan sebelum
hamil, sebagian lagi membutuhkan waktu yang lebih lama.
2.6 Kebutuhan Dasar Masa Nifas
Ada beberapa kebutuhan dasar ibu nifas, menurut suheni (2009)
1) Gizi
Ibu nifas dianjurkan untuk makan dnegan diet berimbang, cukup karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, nutrisi 800 kal/hari pada bulan pertama.
Mengkonsumsi tablet besi 1 tablet / hari selama 40 hari, mengkonsumsi vitamin
A 200.000 IU.
2) Kebersihan diri
Ajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin, menyarankan ibu untuk ganti
pembalut setap kali mandi. BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam.
Ajarkan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air.
3) Istirahat dan tidur
Ibu nifas dianjurkan untuk tidur siang ±2 jam dan malam ±7-8 jam. Kurang
istirahat berakibat mengurangi jumlah ASI, memperlambat involusi dan depresi.
4) Eliminasi
Dalam enam jam ibu nifas harus sudah BAK spontan, kebanyakan ibu nifas
berkemih dalam waktu 8 jam. BAB biasanya tertunda 2-3 hari.
5) Pemberian ASI
Ajarkan ibu cara menyusui yang benar, memberikan ASI secara penuh (ASI
Eksklusif) selama 6 bulan, menyusu tanpa jadwal, jangan berikan dot/kempeng
pada bayi.
6) Keluarga berencana
Idealnya setelah melahirkan boleh hamil lagi setelah 2 tahun. Jelaskan pada ibu
berbagai macam metode kontrasepsi yang diperbolehkan selama menyusui
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS
1. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 9 Januari 2017 Jam: 10.00
Oleh : Wilda
10) Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
11) Pengetahuan dan Kemampuan ibu tentang :
(1) Ibu mengetahui bahaya masa nifas
(2) Ibu mau menyusui bayinya
1.2 DATA OBYEKTIF
1) PEMERIKSAAN UMUM
(1) Keadaan umum : Baik
(2) Kesadaran : Composmetis
(3) TTV :
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,3 oC
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
2) PEMERIKSAAN FISIK (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi)
(1) Wajah :
- Inspeksi : bentuk wajah simetris, tidak pucat, tidak ada lesi, tidak ada odema
- Palpasi : Tidak ada oedema
(2) Kepala :
- Inspeksi : warna hitam, distribusi rambut merata, tidak ada ketombe, tidak ada
lesi
- Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
(3) Mata :
- Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, warna konjungtiva merah muda, warna
sklera putih ada gambaran pembuluh darah
(3) Hidung :
- Inspeksi : tidak ada sianosis, tidak ada pernafasan cuping hidung, bersih
(4) Mulut :
- Inspeksi : utuh, lembab, bibir merah muda
(5) Telinga :
- Inspeksi : daun telinga terbentuk, simetris, membran timpani utuh putih
mengkilat, tidah ada cairan yang keluar, tidak ada benjolan abnormal
(6) Leher :
- Inspeksi : tidak ada pembesaran, tidak ada luka bekas operasi
- Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid, dan tidak ada bendungan
vena jugularis
(7) Dada :
- Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada lesi
- Auskultasi : pernafasan vesikuler
(8) Payudara :
- Inspeksi : simetris, hiperpigmentasi pada aerola dan puting, puting menonjol,
bersih, tidak ada striae,
- Palpasi : ASI keluar, konsistensi kenyal
(9) Abdomen :
- Inspeksi : striae livid, tidak ada luka bekas operasi
- Palpasi : uterus teraba keras, TFU antara pusat dan simpisis
(10)Pemeriksaan genetalia Eksterna
- Inspeksi : rambut pubis ada dan bersih, tidak ada lesi, lokea sangulenta, luka jahitan
masih basah, tidak ada tanda-tanda infeksi
(11)Ekstremitas
- Ekstremitas atas :
Inspeksi : pergerakan bebas, warna kuku merah muda, terpasang selang infus
Palpasi : CRT normal, tidak oedem, akral hangat
- Ekstremitas bawah :
Inspeksi : pergerakan bebas, warna kuku merah muda,
Palpasi : CRT normal, tidak oedem, akral hangat
2. INTERPRETASI DATA
2.1 DIAGNOSA KEBIDANAN : P1001 Post Partum fisiologis hari ke 6
Masalah : tidak ada
Keluhan Fisiologis : perih
saat buang air kecil
2.2 DS
- Ibu mengatakan melahirkan anak yang ke 1
- Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi
- Ibu mengatakan sedikit nyeri saat buang air kecil
- Ibu mengatakan menyusui bayinya
- Ibu mengatakan aktivitas sehari-hari tidur, duduk dan jalan kaki kadang-kadang
karena tetangga bilang ibu nifas tidak boleh sering jalan kaki
2.3 DO :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos metis
TTV :
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,3oC
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Pemeriksaan fisik :
Payudara :
-Inspeksi : simetris, hiperpigmentasi pada aerola dan puting, puting menonjol,
bersih, tidak ada striae,
-Palpasi : ASI keluar, konsistensi kenyal
Abdomen :
-Inspeksi : striae livid, tidak ada luka bekas operasi
-Palpasi : uterus teraba keras, TFU antara pusat dan simpisis
Pemeriksaan genetalia Eksterna
-Inspeksi : rambut pubis ada dan bersih, tidak ada lesi, lokea sangulenta, luka
jahitan masih basah, tidak ada tanda infeksi
4. KEBUTUHAN SEGERA :
Tidak ada
TD : 110-130/60-80 mmHg
Suhu : 36-37,5 oC
Nadi : 60-100 x/menit
RR : 16-24 x/menit
- ASI lancar
- TFU sudah tidak teraba
- Perdarahan normal, lokea serosa
- Ibu dan bayi sehat
- Luka jahitan dalam kondisi baik dan kering
6. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
Tanggal : 3 Agustus 2016 Jam : 06.00
Tanggal/ Pelaksanaan / Implementasi Paraf /
Jam (Asuhan Mandiri, konsultasi, kolaborasi, Penyuluhan /Konseling, Nama
Terang
Follow up)
10.10 Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan membina hubungan
baik dengan mengajak berkomunikasi ibu dan keluarga agar ibu dan
keluarga merasa nyaman
10.15 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
- Tekanan darahnya normal 110/70 mmHg
- Luka jahitan masih basah
10.20 Memberikan he pada ibu untuk makan seimbang seperti nasi, ikan,
sayur, daging dan buah, dll, tidak perlu pantang makan dan minum.
Tidak ada pantangan makanan untuk ibu nifas, kecuali jika alergi
makanan, minum ±2 liter/hari, bisa ditambah susu. Makan dengan
seimbang dapat membantu penyembuhan luka dan mempelancar
ASI serta memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan bayi
10.25 Memberikan HE pada ibu untuk melakukan aktifitas ringan seperti
duduk, jalan pagi, gendong bayi, menyusui, dll. Menghindari
aktivitas berat seperti lari-lari, mencuci baju, dll. Aktivitas ringan
pada ibu nifas dapat memperlancar peredaran darah sehingga
mempercepat penyembuhan luka serta badan ibu bisa lebih sehat
10.30 Memberikan HE pada ibu bahwa perih saat BAK yang dirasakan
ibu saat ini bukanlah yang yang tidak normal. Ibu merasakan perih
saat BAK karena jahitan yang masih basah. Meskipun ibu merasa
perih saat BAK, ibu tidak boleh menahan kencing.
10.35 Memberikan terapi pada ibu
Cefadroxil 500 mg 3x1 tab/hari / PO
B6 1x1 tab/hari / PO
10.35 Mengingatkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau sewaktu-
waktu jika ada keluhan
7. EVALUASI
Evaluasi Jangka Pendek
Tanggal : 9 Januari 2017 Jam : 10.40 WIB
Tgl/jam Evaluasi Paraf
9/01/201 S : Ibu mengatakan menerima dan mengerti penjelasan yang
7 disampaikan bidan
10.40 O : Ibu menawab pertanyaan yang diberikan bidan
A : Tujuan jangka pendek tercapai
P : Mengingatkan kembali pada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi
atau sewaktu-waktu jika ada keluhan
BAB 4
PEMBAHASAN
Di dalam laporan ini akan di bahas penunjang atau hambatan melaksanakan asuhan
kebidanan nifas fisiologis pada Ny ”L” P1001 post partum fisiologis hari ke 6. Tidak ada
hambtan dalam asuhan tersebut. Untuk menyelesaikan atau mempermudah penyusunan
pembahasan ini akan mulai pembahasannya dari latar belakang pendahuluan, kemudian
mengelompokkan permasalahan sesuai tahap proses asuhan kebidanan yaitu tahap
pengkajian, analisa diagnosa atau masalah. Diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan
dan tindakan serta tahap penilaian atau evaluasi.
4.7 EVALUASI
Pada tahap ini setelah melakukan penilaian dari asuhan kebidanan yang telah di
berikan pada pasien dapat di catat perkembangan hasil akhir yang di peroleh sesuai
dengan tujuan kriteria evaluasi yang terdapat pada tinjauan pustaka.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan Ny ”L” P1001 Post Partum Fisiologis hari ke
6 di dapatkan kesimpulan bahwa pengkajian telah di dapat atau di lakukan pengumpulan
data yang meliputi data subjektif dan data obyektif. Intervensi yang di berikan sesuai
dengan ketentuan yang ada. Sedangkan penerapanya di sesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada. Evaluasi di lakukan setelah implementasi di lakukan yang
menunjukkan bahwa Ny ”L” P1001 Post Partum Fisiologis hari ke 6 harus dipantau sesuai
dengan kebutuhan masa nifas.
1) Bahiyatun. 2009. “Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal”. Jakarta: EGC
2) Pitriani, Risa. 2014. “Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal”.
Yogyakarta : Deepublish
3) R. Juliana. 2010. Repository.usu.ac.id. dikutip tanggal 30 juli 2016 jam 16.00