Postpartum
Pengertian Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan
seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009).
Pada masa postpartum ibu banyak mengalami kejadian yang penting, Mulai dari
perubahan fisik, masa laktasi maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga
baru dengan kehadiran buah hati yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih
sayang. Namun kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu,
kemungkinan timbul masalah atau penyulit, yang bila tidak ditangani segera dengan
efektif akan dapat membahayakan kesehatan atau mendatangkan kematian bagi ibu,
sehingga masa postpartum ini sangat penting dipantau oleh bidan (Syafrudin &
Fratidhini, 2009).
Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam masa postpartum Mengidentifikasi dan
merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi pada saat-saat penting
yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu, dan Mengadakan kolaborasi antara
orang tua dan keluarga.
1. Puerperium dini : Masa kepulihan, yakni saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial : Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ
genital, kirakira 6-8 minggu.
3. Remot puerperium : Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi
(Suherni, 2009).
Kebijakan Program Nasional Nifas Selama ibu berada pada masa nifas, paling
sedikit 4 kali bidan harus melakukan kunjungan, dilakukan untuk menilai keadaan
ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-
masalah yang terjadi. Seorang bidan pada saat memberikan asuhan kepada ibu dalam
masa nifas, ada beberapa hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan
kebidanan pada ibu masa nifas tergantung dari kondisi ibu sesuai dengan tahapan
perkembangannya.
Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan) Mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri; Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan; rujuk bila
perdarahan berlanjut; Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri;
Pemberian ASI awal; Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir; Menjaga
bayi tetap sehatdengan cara mencegah hipotermi; Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama setelah
kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan sehat.
Eliminasi Dalam 6 jam ibu post partum harus sudah bisa BAK spontan. Jika
dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih tau sekali berkemih belum melebihi
100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih
penuh, tidak perlu 8 jam untuk kateterisasi.
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar setelah hari kedua postpartum.
Bila lebih dari tiga hari belum BAB bisaa diberikan obat laksantia. Ambulasi secara
dini dan teratur akan membantu dalam regulasi BAB. Asupan cairan yang adekuat
dan diit tinggi serat sangat dianjurkan.
Personal higiene sangat penting dilakukan Pada masa post partum, seorang ibu
sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk
mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga (Saleha, 2009).
Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa
nyeri. Banyaknya budaya dan agama yang melarang untuk melakukan hubungan
seksual sampai masa waktu 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan
tersebut tergantung pada pasangan yang bersangkutan (Jannah, 2011).
Senam nifas dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari
kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat
pemulihan keadaan ibu. Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah,
memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperkuat otot
panggul dan membantu ibu untuk lebih rileks dan segar pasca melahirkan (Suherni,
2009).
Dalam periode waktu 6-7 jam sesudah melahirkan, sering ditemukan adanya
bradikardia 50-70 kali permenit (normalnya 80-100 kali permenit) dan dapat
berlangsung sampai 6-10 hari setelah melahirkan. Takhikardia kurang sering terjadi,
bila terjadi berhubungan dengan peningkatan kehilangan darah dan proses persalinan
yang lama. Selama beberapa jam setelah melahirkan, ibu dapat mengalami hipotensi
orthostatik (penurunan 20 mmHg) yang ditandai dengan adanya pusing segera setelah
berdiri, yang dapat terjadi hingga 46 jam pertama.
Hasil pengukuran tekanan darah seharusnya tetap stabil setelah melahirkan.
Peningkatan tekanan sisitolik 30 mmHg dan penambahan diastolik 15 mmHg yang
disertai dengan sakit kepala dan gangguan penglihatan, bisa menandakan ibu
mengalami preeklamsia dan ibu perlu dievaluasi lebih lanjut. Fungsi pernafasan ibu
kembali ke fungsi seperti saat sebelum hamil pada bulan ke enam setelah melahirkan
(Maryunani, 2009).
a. Perdarahan dini, yaitu perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir dan dalam 24
jam pertama persalinan. Disebabkan oleh: atonia uteri, traumdan laserasi,
hematomaz
b. Perdarahan lambat/lanjut, yaitu perdarahan yang terjadi setelah 24 jam.
1. Konsep Budaya Budaya berasal dari bahasa sansekerta buddhayah, yaitu bentuk
jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Budaya dapat diartikan sebagai hal-hal
yang bersangkutan dengan akal. Ada juga ahli yang mengatakan bahwa budaya berasal
dari kata budi-daya yang berarti daya dari budi. Jadi, kata budaya atau daya dari budi itu
berarti cipta, karsa, dan rasa (Mulyadi, 2000). Kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
kemampuan-kemampuan serta kebiasaankebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Sosial budaya sangat berkaitan dengan cara pendekatan dalam melakukan perubahan
prilaku masyarakat yang erat kaitannya dengan masalah-masalah kependudukan karena
proses perkawinan dapat mengakibatkan kelahiran dan kelahiran itu merupakan resiko
yang tinggi bagi ibu-ibu di seluruh dunia (Syafrudin, 2009). Penyebaran orang
minangkabau jauh dari daerah asalnya ini disebabkan oleh adanya dorongan pada diri
mereka yang merantau, yang disebabkan oleh dua hal.
Salah satu contoh pengaruh sosial budaya yang masih melekat adalah enggannya ibu
hamil untuk memeriksakan kesehatan ke sarana kesehatan yg sudah tersedia. Mereka
masih ada yang lebih memilih melahirkan di rumah yg di tolong oleh dukun, ada pula
yang percaya saat melahirkan bayinya lebih senang pergi ke ladang untuk melahirkan
disana, serta pantangan-pantangan makanan bagi ibu hamil dan bayinya. Hal
kepercayaan mereka terhadap budaya yang seperti ini mengakibatkan tingginya angka
kematian ibu saat melahirkan karena komplikasi serta angka kematian bayi dan balita
akibat kurangnya asupan giji melalui ibu dikarenakan banyaknya pantangan-pantangan
makanan yang tidak boleh dikonsumsi saat hamil (Syafrudin, 2010).
Orang Minangkabau merupakan suatu contoh dari masyarakat yang mementingkan
aspek sosial dari kelahiran. Bayi perempuan dianggap sebagai pelanjut dari parurik atau
kaum. (klen matrilineal) sedangkan bayi laki-laki kelak diharapkan untuk menjadi
penjujung nama kerabat separuiknya, dan menjadi pembela kaum wanita dan klennya.
Masayarakat Minang juga percaya bahwa ketika seorang wanita sedang hamil 7 bulan,
keluarga suaminya (bako sang calon bayi) datang berkunjung sambil membawa
berbagai macam makanan berupa nasi lengkap dengan lauk-pauk, ditambah dengan
beberapa jenis kue. Tujuannya adalah untuk menunjukkan “hati tulus dan muka jernih”
terhadap kelahiran bayi.
G. Fenomenologi
ABDOMINAL DISCOMFORT
DEFENISI
Abdominal discomfort (Ketidak nyamanan perut) adalah sensasi tidak
menyenangkan atau menyakitkan di perut. Saluran pencernaan menempati sebagian
besar perut dan sering menjadi sumber ketidaknyamanan perut, meskipun
ketidaknyamanan perut juga dapat disebabkan oleh kondisi dinding tubuh, kulit,
pembuluh darah, atau saluran kemih. Kadang-kadang, kondisi organ reproduksi atau
dada dapat membuat perut tidak nyaman.
Ketidak nyamanan umum mungkin karena gas, gangguan pencernaan, atau
infeksi. Ketika lebih parah, terutama jika sembelit juga terjadi, obstruksi usus dapat
hadir. Penyakit atau kerusakan organ seperti usus buntu, kandung empedu, limpa, atau
perut mungkin sumber ketika rasa sakit lebih lokal. Daerah mungkin lembut untuk
disentuh atau, dalam kasus usus buntu yang pecah atau masalah yang sama, rasa sakit
bisa berat dan seluruh perut mungkin kaku.
ETIOLOGI
Abdominal discomfort Sebagai suatu gejala atau sindrom, abdominal discomfort
dapat disebabkan oleh berbagai penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan
abdominal discomfort.
Penyebab :
1. Dalam lumen saluran cerna
- Tukak peptik
- Gastritis
- Keganasan
2. Gastroparesis
3. Obat-obatan
- Anti inflamasi non steroid
- Teofilin
- Digitalis
- Antibiotik
4. Hepato - bilier
- Hepatitis
- Kolesistisis
- Kolelitiasis
- Keganasan
- Disfungsi sphincter Odli
5. Pankreas
- Pankreatitis
- Keganasan
6. Keadaan sistemik
- Diabetes melitus
- Penyakit tiroid
- Gagal ginjal
- Kehamilan
- Penyakit jantung sistemik
7. Gangguan fungsional
- Dispepsia fungsional
- Sindrom kolon iritatif. (Annisa (2009), dikutip dari Buku Ajar Ilmu Penyakit
dalam,
2001).
GEJALA
Gejala dari dicomfort abdominal adalah:
1. Nyeri Perut (abdominal Discomfort)
2. Rasa perih di ulu hati.
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa cepat kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan perut
8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
PATOFISIOLOGI
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan
menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,
kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan
maupun cairan.
DIAGNOSIS
A. ANAMNESIS
Jika pasien mengeluh mengenai abdominal discomfort, dimulakan pertanyaan
atau anamnesis dengan lengkap.
B. PEMERIKSAAN FISIK
2. Barium enema untuk memeriksa esofagus, lambung atau usus halus dapat dilakukan
pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan
atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan.
Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi kelainan struktural dinding/mukosa saluran
cerna bagian atas seperti adanya tukak atau gambaran ke arah tumor.
3. Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa esofagus, lambung atau usushalus dan
untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung.Contoh tersebut
kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui apakahlambung terinfeksi
oleh
Helicobacter pylori
. Endoskopi merupakan pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostik sekaligus
terapeutik.
Pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan bila disertai oleh keadaan yang
disebut
alarm symptoms yaitu adanya penurunan berat badan, anemia, muntah hebat dengan
dugaan adanya obstruksi, muntah darah, melena, atau keluhan sudah berlangsung lama,
dan terjadi pada usia lebih dari 45tahun.
PENATALAKSANAAN
Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 1996,
ditetapkan skema, yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengan tenaga ahli
(gastroenterolog atau internis) yang disertai fasilitas endoskopi .