TINJUAN MATERI
3
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
c. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan
melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
d. Memberikan pendidikan tentang perawatan kesehatan di, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat
e. Memberikan pelayanan keluarga berencana
f. Mempercepat involusi alat kandungan
g. Melancarkan fungsi gastrointestisinal atau perkemihan
h. Melancarkan pengeluaran lochea
i. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi
hati dan pengeluaran sisa metabolisme
4
7. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa, dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk
mempercepat prosespemulihan komplikasi dengan memenuhi kebuluhan
ibu dan bayi selama periode nifas.
8. Memberikan asuhan kebidanan secara professional Asuhan ibu nifas oleh
bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa
dan rencana tindakan melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi selama periode nifas .
5
1. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan kunjungan
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonid uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk jika
perdarahan belanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah pedarahan masa nifas karena atonia uteri
d. Pembrian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi
2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
Tujuan kunjungan:
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal yaitu uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada
bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
c. iMemastikan bu mendaptkan makanan, cairan, dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
3. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan) Iujuan kunjungan: Sama
seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
4. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
Tujuan kunjungan
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit penyulit yang ia atau bayi
alami
b. Menanyakan KB yang diinginkan
6
1. Anatomi dan Fisiologi Payudara
Dalam istilah medik, payudara disebut glandulla mammae yang
berasal dari bahasa latin Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang
terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Terletak sekitar iga kedua atau
ketingan sampai iga keenam alau kelujuh. Ukuran normal 10-20 cm dengan
beratnya pada wanita ham adalah 200 gram. Pada wanita hamil aterem
mencapai 400-600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600-800 gram.
Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya akan
mengecil setelah menopouse. Pembesaran terutama disebabkan oleh
pertumbuhan stroma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak.
Besarnya payudara tidak menjamin banyaknya jumlah air susu yang
dihasilkan.Payudara berkembang sejak usia kehamilan enam minggu dan
cepat membesar karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
Estrogen meningkatkan pertumbuhan duktus-duktus dan ampulla
sedangkan progesteron merangsang perlumbuhan lunas-unas alveoli
Hormon-hormon lain, seperti prolakn,growth hormon adrenokostikosteroid
7
dan tiroid juga diperlukan dalam kelenjar susu Payudara tersusun dari
jaringan kelenjar, jaringan ikat dan jaringan lemak. Secara Mikroskopis
payudara perempuan memiliki 3 unsur, yakni kelenjar susu (alveolus) yang
menghasilkan susu, saluran susu (duktus laktiferus dan jaringan penunjang
yang mengikat kelenjar-kelenjar susu . Dilihat dari luar, payudara terbagi
menjadi tiga bagian ulama, yaitu :
a. Korpus Mamae
Payudara terdiri dari 15-25 lobus. Masing-masing lobus terdiri
dari 20-40 lobulus, selanjutnya masing-masing lobulus terdiri dari 10-
100 alveoli dan masing-masing dihubungkan dengan saluran air susu
atau sistem duktus schingga merupakan sualu pohon. Bila diikuti
pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan saluran
air susu yang disebut duktus laktiferus. Di daerah areola mammae
duktus laktiferus ini melebar membentuk sinus laktiferus/gudang susu
(ampula) di mana tempat penampungan air susu. Selanjutnya duktus
laktiferus terus bercabang-cabang menjadi duktus dan duktulus.
Tiap-tiap dukfulus pada perjalanan selanjutnya disusun oleh
sekelompok alveoli. Di dalam alveoli terdiri dari dukiuhis yang terbuka
dan sel-sel accini yang menghasilkan air susu dan dikeingi otot
plsiopithel) yang berfungsi memeras air susu keluar dari avi Alveoli
juga dikelilingi pembuluh darah yang membentuk zat-zat gizi pada sel -
sel kelenjar air susu untuk proses pembentukan atau sintesis air susu
ibu. Sedangkan stroma, jaringan penyangga pada korpus mamae
tersusun atas bagian-bagian: Jaringan ikat Jaringan lemak Pembuluh
darah Svaraf Pembuluh limfe Jaringan lemak disekeliling alveoli dan
laktiferus menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Ukuran
payudara besar atau keci memiliki aleoli dan duktus lakliferus yang
sama, sehingga dapal menghasilkan ASI yang sama banyaknya.
Disekeliling alveoli juga terdapat otot polos yang akan berkonttraksi
8
dan memeras keluar AS. Keadaan hormon oksitosin menyebabkan otot
polos tersebut berkontraksi.
b. Aerola
Puting susu dan areola adalah gudang susu yang mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Pada puting dan areola
terdapat ujung-ujung saraf peraba yang penting pada proses refleks saat
menyusui, dan dacrah yang mengalami hiperpigmentasi lebih atau
bagian lengah yang berwarna kchitaman. Warna kegelapan disebabkan
oleh penipisan dan penimbuna pigmen pada kulit, dengan luas 1/3 atau
12 dari payudara. Puting susu mengandung otot polos yang dapat
berkontraksi sewaktu àda rangsangan meny usu Pada umumnya, puting
susu menonjol keluar Meskipun demikian, kadang-kadang dijumpai
puting yang panjang, datar atau masuk ked Namun, bentuk puting tidak
selalu berpengaruh pada pross laklasi. Pada ujung puting susu terdapat
15-20 muara lobus (duktus laktiferus), sedangkan areola mengandung
sejumlah kelenjer seperti kelenjer keringat dan kelenjer lemak Kelenjar
lemak merupakan kelenjer Motgomery yang berfungsi sebagai kelenjar
minyak yang mengeluarkan cairan agar puting telap lunak dan lentur.
Di bawah arcola san yang besar melebar, discbul Sinus Lakliferus. Di
dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran, terdapat otot polos
yang bila berkontraksi memompa ASI keluar
c. Papila Mammae (Puting Susu)
Saluran susu bermuara ke puting susu, putting susu terletak
setinggi kosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran
payudara maka letaknya bervariasi pula. Putting susu memiliki lebih
kurang 20 ujung saluran susu yang berhubungan dengan kelenjar yang
berada di payudara. Jaringan penunjang terdiri dari jaringan lemak dan
jaringan ikat yang berada diantara kelenjar susu dan saluran susu, agar
menjadi kesatuan. Selain ketiga unsur lersebut, terdapat ligamen yang
9
melekal di tulang dada dan otol (musculus pecloralis mayor) yang
berada di dasar payudara. Dengan bertambahnya usia, ligamen ini akan
kendur sehingga payudara akan tampak turun. Sementara itu otot
berfungsi untuk menggerakkan payudara jika otot digerakkan,
payudara akan ikut bergerak. Hal ini berarti otot berfungsi untuk
menggerakkan payudara Payudara juga berhubungan dengan kelenjar
getah bening.
Kelenjar getah bening yang erat hubungannya dengan payudara
adalah kelenjar gelah bening yang ada di ketiak di atas tulang
clavikula. Kelenjar getah bening ini berfungsi sebagai benteng yang
menyaring sel-sel yang meradang akibat infeksi. Jika terjadi infeksi, sel
getah bening akan membesar. Kelainan yang terjadi pada payudara
sepe kanker, bisa terlokalisir pada kelenjar gelah bening lerscbu. Dalam
keadaan normal, kelenjar getah bening lidak terasa sewaklu diraba.
Namun kalau kanker menyebar ke kelenjar getah bening, kelenjar ini
akan terasa seperti benjolan kecil.
2. Fisiologi Laktasi
Selama kehamilan hormon yang dihasilkan placenta yaitu laktogen,
koriogonadotropin, estrogen dan progesteron menginduksi perkembangan
alveoli dan duktus laktiferus di dalam payudara. Hormon laktogen dari
placenta dan hormon prolaktin dari hipofisis (glanduh pituilari anterior
merangsang produksi kolostrum. Namun produksi ASI tidak berlangsung
sampai sesudah kelahiran bayi meskipun kadar prolaktin cukup tinggi
karena dihambal oleh estrogen. Setelah persalinan kadar estrogen dan
progesteron menurun dengan lepasnya placenta sedangkan prolaktin tetap
tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin oleh estrogen,
maka produksi ASI pun dimulai. Produksi prolaktin yang
berkesinambungan disebabkan oleh menyusuinya bayi pada payudara ibu.
Pelepasan ASI berada di bawah kendali neuroendokrin. Rangsangan
10
sentuhan pada payudara yaitu bayi menghisap akan merangsang produksi
prolaktin yang memacu sel-sel kelenjar meproduksi ASI, sehingga semakin
sering bayi menyusu semakin banyak prolaktin yang diproduksi sehingga
makin banyak produksi air susu. Reflek ini dikenal dg reflek prolaktin.
Dengan bayi mengisap juga merangsang hipofisis (glandula poslerior
mengeluarkan hormon oksitosin. Proses ini disebut refleks let dow atau
pelepasan ASI dan membuat ASI tersedia buat bayi. Dalam hari-hari dini
laktasi, reflek pelepasan ASI ini dipengaruhi oleh keadaan emosi ibu.
Nantinya, pelepasan ASI dapat dihambat oleh keadaan emosi ibu bila ibu
merasa takut, lelah, malu dan merasa tidak pasti atau bila merasa nyeri
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveoli mammae melalui duklus
ke sinus akliferus. Hisapan merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar
hipofisis (pituitari) posterior. Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan
kontraksi sel-sel miopitel yang mengelilingi alveoli mammae dan duktus
laktiferus, Kontraksi sel miopitel ini mendorong ASI keluar dari alveoli
melalui dukus laktiferus munuju ke duktus laktiferus di mana ia akan
disimpan. Pada saat bayi mengisap, ASI dalam sinus tertekan keluar ke
mulut bayi.Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let dow atau pelepasan.
Pada akhirnya let down dapat dipicu tanpa rangsangan hisapan. Pelepasan
dapat terjadi bila ibu mendengar bayi mendengar atau sekedar memikirkan
bayinya Let down penting sekali bagi pemberian ASI yang baik. Tanpa let
down, bayi dapat mengisap terus menerus tetapi hanya memperoleh
sebagian dari ASI yang tersedia dan tersimpa di dalam payudara. Bila let
down gagal terjadi berulang kali dan payudara berulang kali tidak
dikosongkan pada waktu pemberian ASI, refleks ini akan berhenti
berfungsi, dan laktasi akan berhenti.
11
ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan
mencegah masalah-masalah umum yang terjadi peranan awal bidan di dalam
mendukung pemberian ASI adalah : (Pitriani, 2012)
1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari
payudara ibunya
2. Membantu ibu agar dia mampu menyusui bayi nya sendiri
Cara bidan dalam memberikan dukungan bagi pemberian asi
1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera setelah setelah lahir selama
beberapa jam pertama. sering disebut dengan inisiasi menyusu dini
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.
3. Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir. Semakin bayi
sering mengisap puting susu ibu maka pengeluaran ASI semakin lancar.
4. Menempatkan ibu di dekat kamar yang sama (rawat gabung/roming in)
Rawat gabung merupakan salah salu cara perawatan dimana ibu
ditempakan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh.
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin dan tanpa dijadwalkan
6. Memberikan kolostrum dan ASI saja menghindari susu botol dan dot
empeng.
Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (The Academy of
Breastfeeding Medicine Protocol Committee ( 2010)
1. Memiliki kebijakan menyusui tertulis yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua staf perawatan kesehatan.
2. Latih semua staf perawatan kesehatan dalam keterampilan yang
diperlukan untuk menerapkan kebijakan ini.
3. Informasikan kepada semua wanita hamil tentang manfaat dan
manajemen menyusui.
4. Bantu ibu memulai menyusui dalam waktu 1 jam setelah lahir.
5. Tunjukkan ibu bagaimana cara menyusui dan bagaimana
mempertahankan laktasi, bahkan jika mereka terpisah dari bayi mereka.
12
6. Bayi baru lahir tidak diberikan makanan atau minuman selain ASI,
kecuali diindikasikan secara medis.
7. Biarkan ibu dan bayi tetap bersama - 24 jam sehari.
8. Dorong pemberian ASI sesuai permintaan bayi
9. Jangan berikan dot atau dot buatan untuk bayi yang menyusui.
10. Membina pembentukan kelompok dukungan menyusui dan merujuk ibu
kepada mereka, saat keluar dari rumah sakit atau klinik.
13
dia harus disarankan untuk memulai kontrasepsi lain.
b. Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil
bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena penimbunan
lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini sebetulnya disisapkan sebagai
sumber tenaga dalam proses pruduksi ASI. Dengan menyusui lubuh
akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga tibunn lemak yang
berfungsi sebagai cadangan tcnaga akan lerpakai. Maka timbunan
lemak menyusut berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti
sebelum hamil
c. Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin
oleh kelenjer hipófisis. Oksitosin membantu infolusi uls dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan
berkurangnya perdarahan
2. Bagi Bayi
a. Mengandung antibody
b. Membantu bayi dalam memulai awal kehidupannya dengan baik
c. Mengandung komposisi yang tepat
d. Mengurangi kejadian karies dentis
e. Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi karena adanya ikatan
batin ibu dan bayi
f. Terhindar dari alergi
g. Meningkatkan kecerdasan
h. Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan
gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara
3. Bagi Keluarga
a. Aspek ekonomi
1) ASI tidak perlu dibeli dan bayi yang diberi ASI relative jarang
14
sakit sehingga
2) Menghemat pengeluaran untuk berobat.
b. Aspek psikologi
Dengan menyusui kelahiran lebih jarang (kaitkan dengan efek
kontrasepsi) sehingga hubungan keluarga lebih baik .
c. Aspek kemudahan
Menyusui praktis dapat diberikan kapan saja dan dimana saja. Tidak
perlu menyiapkan air masak dan merebus botol susu
15
9. Makanan ibu sehari-hari harus cukup dan berkualitas untuk menunjang
pertumbuhan bayi dan menjaga kesehatannya.
10. Ibu harus banyak istirahat dan banyak tidur
11. Bila jumlah ASI masih tidak cukup dapat dicoba untuk diberikan tablet
Moloco B12 untuk menambah produksi ASI atau obat-obat lain sesuai
petunjuk dokter. Pucuk daun katuk membuat air susu lebih banyak keluar
12. Menghindari makanan yang menimbulkan kembung (ubi, singkong, kol,
sawi dan daun bawang), makanan yang merangsang (cabe, merica, jahe,
kopi, alcohol), makanan yang mengandung banyak gula dan lemak.
K. ASI EKSLUSIF
ASI Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih serta
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi
dan nasi tim kecuali obat maupun vitamin sesuai anjuran dokter. Selain
memenuhi semua kebutuhan makanan bayi baik gizi, imunologi ASI memberi
kesempatan bagi ibu untuk mencurahkan kasih saying serta perlindungan bagi
bayi yang tidak dapat dialihkan kepada siapapun. ASI ekslusif diberikan sejak
16
0-6 bulan. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI
(MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.
17
g. Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa
h. Kedua telapak tangan diletakkankan diantara kedua payudara
i. Pengurutan dimulai kearah atas, samping, telapak tangan kiri kearah
sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan
j. Pengurutun diteruskan samping,selanjutnya melintang, telapak tangan
mengurut kedepan kemudian dilepas dari kedua payudara.
k. Telapak tangan kanan kiri menopang payudara kiri, kemudian jari-jari
tangan kanan sisi kelingking mengurut payudara kearah putting susu.
l. Telapak tangan kanan menopang payudara dan tangan lainnya
menggengam dan mengurut payudara dari arah pangkal ke arah
putting susu.
m. Payudara disiram dengan air hangat dan dingan secara bergantian kira-
kira 5 menit (air hangat dahulu)
n. Keringkan dengan handuk
o. Pakailah BH khusus untuk ibu menyusui (BH yang menyangga
payudara).
18
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan
puting susu,
3. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak di bawah puting susu. Letakkan jari-jari Anda didada di
dinding bawah payudara.
4. Pegang payudara Anda dengan ibu jari di atas dan empat jari di bawah,
dan jauhkan jari-jari Anda dari areola. - Anda dapat melepaskan tangan
Anda begitu bayi Anda dalam posisi yang benar.
5. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka
lebar.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan
tanda-tanda sebagai berikut :
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak
yang masuk.
6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.
19
lengan bawah bayi tidak menghalangi. Dukung payudara dengan tangan
kiri.
2. The Transitional Hold (Cross-over Hold)
Pegang bayi secara horizontal menghadap ibu.Saat menyusui dari payudara
kanan, gunakan lengan kiri untuk menggendong bayi. Dukung
punggungnya dengan lengan kiri, sambil meletakkan ibu jari dan jari di
pangkal kepala bayi, di bawah telinganya. Pastikan lengan bawah bayi
tidak menghalangi. Dukung payudara dengan tangan kanan.
20
beberapa menit. Tempatkan handuk kecil di atas bahu. Pegang bayi tegak di
bahu, dan dengan lembut tepuk atau gosok punggung bayi . Duduklah bayi
tegak di pangkuan. Dukung dada dan dagu dengan tangan sambil menstabilkan
kepalanya, dan gosok lembut punggung bayi.
b. Perbaiki cara menghisap, bibir bayi menutupi areola diantara gusi atas
dan bawah
3. Payudara Bengkak
21
Sekitar hari ke 3-4 payudara sering terasa lebih penuh atau tegang disertai
rasa nyeri. Cara mengatasinya:
a. Susuilah bayi sesuai kebutuhan
4. Radang Payudara
Terjadi pada 1-3 minggu setelah melahirkan.Tanda-tandanya adalah: Kulit
payudara tampak lebih merah, Payudara mengeras, Nyeri dan berbenjol-
benjol. Cara mengatasinya:
a. Tetap menyusui bayi
b. Bila disrtai demam dan nyeri dapat diberi obat penurun demam dan
menghilangkan rasa nyeri
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Tujuan dari
asuhan masa nifas adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya,
melaksanakan skrining yang komprehensif, mendukung dan memperkuat
keyakinan diri ibu, memberikan pendidikan tentang perawatan kesehatan di,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya
dan perawatan bayi sehat. Program nasional masa nifas adalah bidan
melakukan kunjungan 6-8 jam setelah melahirkan, 6 hari setelah melahirkan
dan 6 minggu setelah melahirkan.
ASI Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa
tambahan makanan atau minuman apapun. Cara bidan dalam memberikan
dukungan bagi pemberian asi adalah membiarkan bayi bersama ibunya segera
setelah setelah lahir , mengajarkan cara merawat payudara, menempatkan bayi
rawat gabung bersama ibu, beri ASI semau bayi dan jangan memberikan
makanan atau minuman selain ASI. Ibu menyusui harus belajar cara menyusui
yang benar, dengan perlekatan bayi ke ibu dengan benar maka ibu akan merasa
nyaman dan dapat memilih posisi yang diinginkan. Kesalahan dalam posisi
menyusui menyebabkan masalah-masalah selama menyusui.
B. SARAN
Keberhasilan menyusui ditentukan oleh pengetahuan ibu mengenai
23
proses laktasi dari sebelum dia melahirkan. Oleh karena itu sebagai bidan untuk
mensukseskan ASI Ekskluisif bidan harus memberikan edukasi sejak dini saat
kunjungan ANC. Bidan juga harus aktif berperan dalam mempromosikan ASI
Ekslusif.
DAFTAR PUSTAKA
24
25