Anda di halaman 1dari 7

Evidace Based Dalam Asuhan Masa Nifas

Tujuan pembelajaran umum


Mahasiswa mampu menjelaskan dan menguraikan tentang Evidence Based practice dalam
asuhan ibu nifas
Tujuan pembelajaran khusus
1. Mengetahui pengertian evidence based practice dalam asuhan ibu nifas.
2. Mengetahui manfaat karakteristik evidence based practice dalam asuhan ibu nifas
3. Mengetahui proses eksplorasi Etika pemanfaatan evidence based practice dalam
asuhan nifas .
4. Mengetahui Evidence practice dalam asuhan ibu nifas.
5. Mengetahui Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan memanfaatkan evidence based
practice.
Pokok – pokok materi
1. Pengertian.
2. Manfaat karakteristik.
3. Proses eksplorasi Etika pemanfaatan
4. Evidence practice
5. Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan memanfaatkan evidence based practice.

1. Pengertian evidance based


Evidence based ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka dapat diartikan evidence
sebagai bukti atau fakta dan base yang berarti dasar. Jadi evidence based merupakan praktik
yang dilakukan dengan berdasarkan bukti atau fakta. Evidence based midwifery dapat
disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti melalui penelitian yang telah teruji
menurut metodologi ilmiah yang sistematis. Evidence based merupakan suatu istilah yang
umum digunakan dalam proses pemberian informasi berdasarkan bukti dan penelitian.
Salah satu aspek yang harus dipenuhi dalam memberikan asuhan kebidanan yang
bertanggung jawab adalah dengan mengacu pada hasil penelitian yang paling up to date.
Hasil penelitian yang didapatkan beserta rekomendasi dari peneliti dijadikan sebagai acuan
dalam memberikan pelayanan.
2. Manfaat evidence based
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan evidence based yaitu keamanan bagi
nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah, meningkatkan kompetensi
(kognitif), memenuhi tuntunan dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan asuhan
yang bermutu, dan demenuhi kepuasan penggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dnegan bukti dan teori serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Karakteristik evidence based
Karakteristik dari evidence based practice antara lain:
a. Semangat untuk meneliti
b. Tim dan belajar mandiri
c. Skenario klinik
d. Pertanyaan PICOT (pasien, intervensi, comparison/perbandingan dari
beberapa intervensi, outcome/hasil yang diinginkan, time/waktu untuk
intervensi)
e. Mencari bukti untuk mennjawab pertanyaan
f. Kajian kritis (sintesis)
g. Implementasi dari evidence pada praktek klinik
h. Evaluasi dan implementasi
i. Diseminasi perubahan praktek

4. Etika pemanfaatan evidence based practice


Dalam melakukan pemanfaatan evidence based practice, etika merupakan
salah satu hal yang harus diperhatikan. Etika tersebut mengacu pada standar
pelayanan kebidanan pada masa nifas. Terdapat 3 standar dalam pelayanan dalam
masa nifas, meliputi:
a) Standar 13 : perawatan bayi baru lahir. Bidan memeriksa dan menilai bayi
baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder,
menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan
kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.
b) Standar 14 : penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan. Bidan
melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam 2
jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping
itu, bidan memberikan penjelasan tentang halhal yang mempercepat pulihnya
kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.
c) Standar 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada nifas. Bidan membagikan
pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga,
minggu kedua, dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu
proses pemuihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar,
penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi
pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara
umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir,
pemberian ASI, imunisasi, dan KB.

5. Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan memanfaatkan evidence


based
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,
sampai 6 minggu berikutnya, disertai pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan
dengan kandungannya, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain
sebagainya berkaitan saat melahirkan.

2. Manfaat Evidence Base


Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:
Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti
ilmiah
Meningkatkan kompetensi (kognitif)
Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan
asuhan yang bermutu
Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Konsep dasar masa nifas


a. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6
minggu atau ± 40 hari .
b. Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini
yaitu 6 – 8 minggu.
c. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira
6 minggu.
d. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. 4. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Adapun tujuan asuhan pada masa nifas adalah:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik
2. Melakukan scrinning secraa komprehensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan dengan gizi,menyusui,
pemberian imunisasi pada bayinya, perawatan bayi sehat dan KB
4. Memberikan pelayanan KB
5. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Masa Nifas Peran dan
tanggung jawab bidan dalam asuhan masa nifas:
1. Mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi
pada saat-saat penting yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu.
2. Mengadakan kolaborasi antara orang tua dan keluarga
3. Membuat kebijakan, perencanaan, dan administrator
6. Tahapan Masa Nifas Adapun tahapan masa nifas (Post Partum/Puerperium)
adalah sebagai berikut :
a. Puerperium Dini: masa kepulihan, yakni saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan
berjalan-jalan
b. Puerperium intermedial: masa kepulihan menyeluruh dari organ-oragan
genital, kira-kira 6-8 minggu
c. Remote puerperium: waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
7. Perubahan fisik masa nifas
Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim
(involusi)
Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
Kelelahan karena proses melahirkan.  Pembentukan ASI sehingga payudara
membesar.
Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.
Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)
Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
8. Perubahan psikis masa nifas
Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan sampai
hari ke 2 (Fase Taking In)
Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul
perasaan sedih (Baby Blues disebut Fase Taking Hold (hari ke 3 – 10)
Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut Fase Letting
Go. (hari ke 10-akhir masa nifas)
9. Pengeluaran lochea terdiri dari :
Lochea rubra : hari ke 1 – 2 Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa
ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan meconium
Lochea sanguinolenta : hari ke 3 – 7 Terdiri dari : darah bercampur lendir,
warna kecoklatan.
Lochea serosa : hari ke 7 – 14. Berwarna kekuningan.
Lochea alba : hari ke 14 – selesai nifas Hanya merupakan cairan putih lochea
yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent.
10. Tujuan kunjungan masa nifas yaitu:
Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan
ibu nifas maupun bayinya.
1) Kunjungan masa nifas terdiri dari : a. Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah
persalinan, tujuannya :
 Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
 Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk
bila perdarahan lanjut.
 Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
 Pemberian ASI awal.
 Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
 Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
2) Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan, tujuannya :
 Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
 Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan
abnormal.
 Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan
istirahat.
 Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda –
tanda penyakit
 Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari– hari
3) Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan.
Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan ) 3)
4) Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan. Tujuannya :
 Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
 Memberikan konseling untuk KB secara dini

Kebijakan Program Nasional pada Masa Nifas


Pemerintah melalui departemen kesehatan juga selalu memberikan kebijakan dalam hal ini,
sesuai dengan dasar kesehatan pada ibu pada masa nifas yakni paling sedikit 4 kali kunjungan
pada masa nifas. Tujuan kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir.
2. Pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu
nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masa nifas.
4. Menangani berbagai masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu maupun
bayinya pada masa nifas.
Adapun frekuensi kunjungan, waktu, dan tujuan kunjungan tersebut, meliputi :
1. Kunjungan pertama, Waktu : 6-8 jam setelah persalinan Tujuan:
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena persalinan antonia uteri Mendeteksi
dan merawat penyebab lain perdarahan: rujuk bila perdarahan berlanjut
b. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
c. Pemberian ASI awal
d. Memberi supervisi kepada ibu bagaimana teknik melakukan hubungan antara
ibu dan bayi baru lahir.
e. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. Bila ada
bidan atau petugas lain yang membantu melahirkan, maka petugas atau bidan
itu harus tinggal dnegan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
2. Kunjungan Kedua, Waktu : 6 hari setelah persalinan Tujuan:
a. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal.
b. Evaluasi adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tandatanda adanya
penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan asuhan pada bayi
3. Kunjungan Ketiga, Waktu : 2 minggu setelah persalinan Tujuan :
a. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal.
b. Evaluasi adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda - tanda adanya
penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan asuhan pada bayi
4. Kunjungan Keempat, Waktu : 6 minggu setelah persalinan. Tujuan :
a. Menanyakan penyulit yang ada
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini

Perkembangan Evidence Base dalam praktik Kebidanan postnatal care :

Kebiasaan Keterangan
Tampon Vagina Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak
menghentikan perdarahan, bahkan
perdarahan tetap terjadi dan dapat
menyebabkan infeksi
Gurita atau sejenisnya Selama 2 jam pertama atau selanjutnya
penggunaan gurita akan menyebabkan
kesulitan pemantauan involusio rahim

Memisahkan ibu dan bayi Bayi benar-benar siaga selama 2 jam


pertama setelah kelahiran. Ini merupakan
waktu yang tepat untuk melakukan kontak
kulit ke kulit untuk mempererat bonding
attachment serta keberhasilan pemberian
ASI

Menduduki sesuatu yang panas Duduk di atas bara yang panas dapat
menyebabkan vasodilatasi, menurunkan
tekanan darah ibu dan menambah
perdarahan serta menyebabkan dehidrasi.

Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu nifas dengan memanfaatkan Evidence
Based Practice yaitu:
a. Deteksi dini komplikasi masa postnatal
b. Persiapan pasien pulang
c. Home visit dalam asuhan postnatal
d. Suport sistem dalam asuhan postnatal
e. Breastfeeding
f. Peran menjadi orang tua
g. Kelompok ibu postpartum
Keuntungan dan kendala
A. Keuntungan evidence based practices adalah merupakan siklus yang di awali
dari masalah pasien dan berakhir dari keuntungan pasien
B. Kerugiannya
Kurangnya akses terhadap bukti ilmiah
Kurangnya pengetahuan dalam telaah
Kritis dan metodeologinya penelitian
Tidak adanya dukungan organisasi
Tidak adanya dukungan dari kolega
Kendala dalam evidence based adalah
Kibiasan untuk bertanya dan mencari
Kemapuan untuk menemukan dan menelaah dan menerapkan
evidence
Sumber informasi yang keterbatasan waktu
Rangkuman
Untuk mengembangkan, menerapkan dan menguji nilai keefektifan perawatan
postnatal yang telah didesain ulang dibandingkan dengan perawatan yang saat ini digunakan
pada pelayanan kesehatan fisik dan psikologis perempuan. Kesehatan perempuan pada 4
bulan dan 12 bulan setelah melahirkan mean MCS dan EPDS skor yang secara signifikan
lebih baik pada kelompok intervensi dan proporsi perempuan dengan skor EPDS dari 13 +
(indikasi depresi mungkin) secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol.
Rata-rata kesehatan fisik (PCS) tidak berbeda. Penggunaan layanan kesehatan secara
signifikan kurang pada kelompok intervensi serta morbiditas psikologis dilaporkan pada 12
bulan. Pandangan perempuan tentang perawatan yang baik lebih positif atau tidak berbeda.
Bidan intervensi lebih puas dengan perawatan didesain ulang dari bidan kontrol adalah
dengan perawatan standar. Perawatan intervensi dinilai efektif sejak hasil yang lebih baik dan
biaya tidak berbeda secara substansial.Perawatan postnatal yang didesain ulang masyarakat
yang dipimpin oleh bidan dan disampaikan periode yang lebih lama, mengakibatkan
peningkatan kesehatan mental perempuan pada 4 bulan setelah melahirkan, yang bertahan di
12 bulan dan pada biaya keseluruhan setara. Disarankan bahwa penelitian lebih lanjut harus
terfokus pada: identifikasi depresi postnatal melalui pemeriksaan; apakah efek jangka
panjang yang merugikan lebih sedikit mungkin ditunjukkan antara anak-anak perempuan
yang memiliki perawatan intervensi relatif dan terkontrol; menguji intervensi untuk
mengurangi morbiditas fisik, termasuk penelitian untuk memvalidasi tindakan kesehatan fisik
pada wanita postpartum. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk menyelidiki perawatan
postnatal sesuai untuk kelompok etnis minoritas.

Anda mungkin juga menyukai