PARTOGRAF
Oleh:
MEILITA
1810104169
I. IDENTITAS
1. Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Persalinan
2. Program Studi : Kebidanan Program Sarjana Terapan
3. Kode/Bobot SKS : MED3016 /4 sks
4. Semester : II (Dua)
5. Elemen Kompetensi : MKB
6. Jenis Kompetensi : Utama
7. Waktu Kuliah : 1 x 20 Menit
8. Pokok Bahasan : Partograf
Komponen
Uraian kegiatan Estimasi Waktu
langkah
Pendahuluan a. Menyiapkan fisik dan psikis mahasiswa 3 Menit
b. Mengucapkan salam dan doa
c. Melakukan apersepsi dan integrasi nilai-
nilai islam menyampaikan tujuan
pembelajaran
d. Menyampaikan cakupan materi
e. Mengaitkandengan realita kehidupan
sehari- hari
X. PENILAIAN
1. Jenis : Lisan
2. Bentuk : MCQ dan essay
3. Instrument : Terlampir
XI. SUMBER BELAJAR
Janah N. 2011. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: AR-RUZZ Media.
JNPK. 2011. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini.Jakarta : JNPK-
KR/POGI.
Kementerian Kesehatan. 2013. Buku Saku, Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Edisi pertama.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. 2012.
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
XII. LAMPIRAN
1. Materi
2. PPT (doa, judul, capaian pembelajaran, soal evaluasi, erncana tindak lanjut/tugas,
referensi, pesan hikmah, doa penutup belajar)
3. Deskripsi tugas
MATERI PARTOGRAF
A. Pengertian Partograf
Beberapa pengertian dari partograf adalah sebagai berikut:
1. Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (Sarwono, 2010).
2. Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPK, 2011).
3. Merupakan pemantauan persalinan yang mudah dan tidak mahal serta dapat di
prin ulang.
4. Diagram pemantauan kemajuan persalinan dengan melakukan pencatatan hasil
observasi kondisi ibu dan janin (Kemenkes, 2013).
Partograf harus digunakan untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan dan merupakan elemen penting dari asuhan persalinan. Partograf
digunakan untuk semua persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf sangat
membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat
keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit maupun yang tidak disertai
dengan penyulit selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah,
Puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll) dan dibuat oleh semua penolong
persalinan yang memberikan asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran
bayinya (Spesialis Obstetri, Bidan, Dokter Umum, Residen dan Mahasiswa
Kedokteran) (JNPK, 2011).
B. Tujuan Partograf
Adapun tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal dengan demikian
dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,
pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan
yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam
medik ibu bersalin dan bayi baru lahir ( JNPK, 2011).
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong
persalinan untuk :
1. Mencatat kemajuan persalinan
2. Mencatat kondisi ibu dan janinnya
3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
5. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu (JNPK, 2011).
C. Manfaat Partograf
Menurut Janah (2011) manfaat pendokumentasian kebidanan adalah:
a. Sebagai dokumen yang sah.
b. Sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan.
c. Sebagai dokumen yang berharga untuk mengikuti perkembangan dan evaluasi
pasien.
d. Sebagai sumber data yang penting untuk penelitian dan pendidikan.
e. Sebagai suatu sarana bagi bidan dalam perananya sebagai pembela (advocate)
pasien, misalnya dengan catatan yang teliti pada pengkajian dan pemeriksaan
awal dapat membantu pasien.
D. Kontraindikasi Partograf
Berikut ini adalah kontraindikasi dari pelaksanaan patograf:
1. Perempuan pendek, tinggi kurang 145 cm.
2. Perdarahan antepartum
3. Preeklampsi berat dan eklampsi
4. Persalinan prematur
5. Persalinan bekas sectio caesaria (SC) / bekas operasi uterus
6. Kehamilan ganda
7. Kelainan letak janin
8. Fetal distress
9. Dugaan distosia karena panggul sempit
10. Pada anemia berat
11. Pada hidramnion
12. Ketuban pecah dini
13. Persalinan dengan induksi
E. Tata cara pencatatan partograf
1. Informasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan ( tertulis sebagai : jam atau pukul pada partograf )
dan perhatikan kemungkinan ibu datang pada fase laten. Catat waktu pecahnya
selaput ketuban.
2. Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin
(DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin).
a. Denyut jantung janin
Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit ( lebih sering jika ada tanda-tanda
gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukan DJJ. Catat
DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang
menunjukan DJJ. Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya
dengan garis tegas bersambung. Kisaran normal DJJ terpapar pada patograf
diantara 180 dan 100. Akan tetapi penolong harus waspada bila DJJ di bawah
120 atau di atas 160.
b. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dan
nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat semua temuan-
temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-
lambang berikut ini :
U : Selaput ketuban masih utuh ( belum pecah )
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi
(kering).
c. Penyusupan (Molase) tulang kepala janin
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi
dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin
besar derajat penyusupannya atau tumpang tindih antara tulang kepala
semakin menunjukan risiko disporposi kepala panggul ( CPD ). Ketidak
mampuan untuk berakomodasi atau disporposi ditunjukan melalui derajat
penyusupan atau tumpang tindih ( molase ) yang berat sehingga tulang kepala
yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan disporposi
kepala panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin serta
kemajuan persalinan. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai
penyusupan antar tulang (molase) kepala janin.
Catat temuan yang ada dikotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban.
Gunakan lambang-lambang berikut ini :
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih
dapat dipisahkan
3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan (JNPK, 2011).
3. Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan
kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di kolom paling kiri adalah
besarnya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya dilatasi
serviks dalam satuan sentimeter dan menempati lajur dan kotak tersendiri.
Perubahan nilai atau perpindahan lajur satu ke lajur yang lain menunjukan
penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat
penurunan bagian terbawah janin tercantum angka 1-5 yang sesaui dengan
metode perlimaan. Setiap kotak segi empat atau kubus menunjukan waktu 30
menit untuk pencatatan waktu pemeriksaan, DJJ, kontraksi uterus dan
frekwensi nadi ibu (JNPK, 2011).
a. Pembukaan servik
Dinilai pada saat melakukan pemeriksaan dalam dan diberi tanda (X),
mulai pengisian pada partograf saat pembukaan 4 cm.
b. Penurunan bagian terbawah janin
Mengacu pada bagian kepala (dibagi menjadi 5 bagian) yang bisa
dipalpasi diatas simfisis pubis; dicatat dengan lambang lingkaran (O)
setiap melakukan pemeriksaan dalam. Pada 0/5, sinciput (S) berada pada
tingkat simfisis pubis (Kemenkes, 2013).
Hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukan
seberapa jauh bagian terendah bagian janin telah memasuki rongga
panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu
diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya,
penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks
mencapai 7 cm. Berikan tanda O yang ditulis pada garis waktu yang
sesuai. Sebagai contoh, jika hasil palpasi kepala diatas simfisis pubis
adalah 4/5 maka tuliskan tanda O di garis angka 4. Hubungkan tanda O
dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus (JNPK, 2011).
c. Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir
pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju
pembukaan adalah 1 cm per jam. Jika pembukaan serviks mengarah ke
sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka
harus dipertimbangkan adanya penyulit. Garis bertindak tertera sejajar dan
di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks
telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini
menunjukan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan
(JNPK, 2011).
d. Jam dan waktu
Setiap kotak pada partograf untuk kolom waktu (jam) menyatakan satu
jam sejak dimulainya fase aktif persalinan (JNPK, 2011).
e. Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan
“kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah
kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara
mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang
mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi. Sebagai contoh
jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka
lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi (JNPK, 2011).
4. Kondisi Ibu
a. Oksitosin, jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan
setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV
dan dalam tetes per menit.
b. Obat-obatan lain, catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau
cairan I.V dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya (JNPK,
2011).
c. Nadi: tandai dengan titik besar.
d. Tekanan darah: tandai dengan anak panah
e. Suhu tubuh
f. Protein, aseton, volum urin: catat setiap ibu berkemih
Jika ada temuan yang melintas ke arah kanan dari garis waspada, petugas
kesehatan harus segera melakukan tindakan atau mempersiapkan rujukan
yang tepat (Kemenkes, 2013).
5. Halaman belakang partograf
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-
hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan –
tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga IV ( termasuk bayi
baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan.
Catatan asuhan yang telah diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama
selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan
mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik, terutama pada
pemantauan kala IV ( mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan).
Selain itu, catatan persalinan ( yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat)
dapat pula digunakan untuk menilai memantau sejauh mana telah dilakukan
pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman (JNPK, 2011).
XIII. SOAL
Vignete 1
TINJAUAN Area kompetensi bidan :
1 a. Etik legal dan keselamatan pasien
b. Komunikatif efektif
c. Profesionalisme dan pengembangan diri
d. Landasan ilmiah praktik kebidanan
e. Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan
f. Promosi kesehatan dan konseling
g. Managemen dan kepemimpinan
TINJAUAN Domain:
2 a. Kognitif (pengetahuan)
b. Psikomotor (prosedural knowledge) (perilaku)
c. Kognatif (sikap)
TINJAUAN Siklus kesehatan reproduksi perempuan dalam konteks
3 keluarga
a. Remaja
b. Prakonsepsi
c. Hamil
d. Bersalin
e. Nifas
f. Masa antara
g. Perimenopause
h. Bayi baru lahir
i. Bayi dan balita
TINJAUAN Lingkup praktik bidan
4 a. Fisiologis
b. Deteksi dini
c. kegawatdaruratan
d. Rujukan
TINJAUAN Manajemen asuhan:
5 a. Pengkajian
b. Diagnosis
c. Perencanaan
d. Implementasi
e. Evaluasi
TINJAUAN Sasaran:
6 a. Individu
b. Keluarga
c. Masyarakat
TINJAUAN Setting pelayanan
7 a. Komunitas
b. Unit pelayanan
c. Rumah sakit
Vignette Seorang perempuan umur 22 th G1P0A0 hamil cukup bulan
datang ke BPS pada tanggal 10 Agustus 2011 jam 10.00
pagi. Mengeluh kenceng-kenceng sejak malam hari makin
lama makin sakit. Melakukan pemeriksaan hasilnya Janin
tunggal, presentasi kepala penurunan 4/5, His 3x/10mnt 30
dtk. DJJ 130x/mnt, pembukaan 5 cm, selaput ketuban utuh,
tidak ada molase tulang kepala. Tekanan darah ibu 125/80,
nadi 88/mnt suhu 36,7˚C.
Vignete 2
TINJAUAN Area kompetensi bidan :
1 a. Etik legal dan keselamatan pasien
b. Komunikatif efektif
c. Profesionalisme dan pengembangan diri
d. Landasan ilmiah praktik kebidanan
e. Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan
f. Promosi kesehatan dan konseling
g. Managemen dan kepemimpinan
TINJAUAN Domain:
2 a. Kognitif (pengetahuan)
b. Psikomotor (prosedural knowledge) (perilaku)
c. Kognatif (sikap)
TINJAUAN Siklus kesehatan reproduksi perempuan dalam konteks
3 keluarga
a. Remaja
b. Prakonsepsi
c. Hamil
d. Bersalin
e. Nifas
f. Masa antara
g. Perimenopause
h. Bayi baru lahir
i. Bayi dan balita
TINJAUAN Lingkup praktik bidan
4 a. Fisiologis
b. Deteksi dini
c. Kegawatdaruratan
d. Rujukan
TINJAUAN Manajemen asuhan:
5 a. Pengkajian
b. Diagnosis
c. Perencanaan
d. Implementasi
e. Evaluasi
TINJAUAN Sasaran:
6 a. Individu
b. Keluarga
c. Masyarakat
TINJAUAN Setting pelayanan
7 a. Komunitas
b. Unit pelayanan
c. Rumah sakit
Vignette Seorang wanita umur 25 tahun, G1P0A0, hamil 38 minggu,
datang ke BPS pukul 08.00 WIB, mengeluh perut kenceng-
kenceng, hasil pemeriksaan : KU baik, TD : 110/70 mmHg,
Nadi 80x/menit, respirasi 24x/menit, TFU 30 cm, kepala
sudah masuk 2/5, hasil VT pembukaan serviks 2 cm, selaput
ketuban masih utuh, ibu mengatakan cemas menghadapi
persalinan.
Vignete 3
Kunci b. J
Vignete 4
Vignete 5
TINJAUAN Area kompetensi bidan :
1 a. Etik legal dan keselamatan pasien
b. Komunikatif efektif
c. Profesionalisme dan pengembangan diri
d. Landasan ilmiah praktik kebidanan
e. Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan
f. Promosi kesehatan dan konseling
g. Managemen dan kepemimpinan
TINJAUAN Domain:
2 a. Kognitif (pengetahuan)
b. Psikomotor (prosedural knowledge) (perilaku)
c. Kognatif (sikap)
TINJAUAN Siklus kesehatan reproduksi perempuan dalam konteks
3 keluarga
a. Remaja
b. Prakonsepsi
c. Hamil
d. Bersalin
e. Nifas
f. Masa antara
g. Perimenopause
h. Bayi baru lahir
i. Bayi dan balita
TINJAUAN Lingkup praktik bidan
4 a. Fisiologis
b. Deteksi dini
c. Kegawatdaruratan
d. Rujukan
TINJAUAN Manajemen asuhan:
5 a. Pengkajian
b. Diagnosis
c. Perencanaan
d. Implementasi
e. Evaluasi
TINJAUAN Sasaran:
6 a. Individu
b. Keluarga
c. Masyarakat
TINJAUAN Setting pelayanan
7 a. Komunitas
b. Unit pelayanan
c. Rumah sakit
Vignette Seorang perempuan umur 24 th G2P1A0 hamil cukup
bulan datang ke BPS pada tanggal 18 Desember 2018 jam
13.00. Mengeluh kenceng-kenceng sejak pagi makin lama
makin sakit. Bidan melakukan pemeriksaan dengan hasil
Janin tunggal, presentasi kepala penurunan 4/5, His
3x/10mnt 30 dtk. DJJ 130x/mnt, pembukaan 5 cm, selaput
ketuban utuh, penyusupan 0. Tekanan darah ibu 125/80,
nadi 88/mnt suhu 36,7˚C.
Soal Essay
Jawaban
2.
::::::::::
:::::::::