Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ILMU KESEHATAN ANAK


Penyakit-Penyakit yang Lazim pada Bayi dan Anak Balita
yang Terjadi di Indonesia

Disusun Oleh : Kelompok 13

Rischi Trysia
Rizki Amelia
Silvia Nita Maharani
Sofia Aulia Khasana
Sri Martiana
Sumarni Afriani
Syintia Wulandari
Teten Permata Sari

Dosen Pembimbing :
Lusi Andriani, SST, M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
DIV ALIH JENJANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul penyakit-penyakit yang lazim pada bayi dan anak balita yang terjadi di
Indonesia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang penyakit-penyakit yang lazim pada bayi dan
anak balita yang terjadi di Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bunda Lusi Andriani, SST,
M.Kes, selaku dosen mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 18 Maret 2020

 
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurunkan angka kematian bayi merupakan salah satu tujuan dari asuhan
kebidanan pada neonatal, bayi dan balita.  Dalam pelaksanaannya masih
banyak hambatan yang terjadi, contohnya ialah lahirnya bayi dengan masalah,
bayi dengan penyakit tertentu, dan balita yang terserang penyakit.  Maka dari
itu penting bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan untuk mengetahui dan
terampil dalam mengenali gejala suatu penyakit serta cara menanganinya.
Makalah ini akan membahas tentang beberapa penyakit yang dapat menyerang
bayi antara lain ialah : bercak mongol, hemangioma, muntah, gumoh, oral
trush, diaper rash, sebhorrea, milliariasis, diare, obstipasi , infeksi, syndrom
kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome-sids), muntah dan
gumoh, gumoh/regurgitasi serta penatalaksanaanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja penyakit-penyakit yang lazim pada bayi dan anak balita yang
terjadi di Indonesia ?
2. Bagaimana cara penanganan penyakit-penyakit yang lazim pada bayi dan
anak balita yang terjadi di Indonesia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja penyakit-penyakit yang lazim pada bayi dan
anak balita yang terjadi di Indonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan penyakit-penyakit yang
lazim pada bayi dan anak balita yang terjadi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyakit-Penyakit yang Lazim pada Bayi dan Anak Balita yang Terjadi
di Indonesia
1. Bercak Mongol
a. Pengertian
Merupakan bercak kebiruan yang disebabkan karena terperangkapnya
sel melanostik (pigmen) di bagian belakang tubuh bayi pada saat
pembentukan sistem saraf. Bercak mongol tergolong normal dan tidak
berbahaya dan hampir dialami oleh semua bayi.
b. Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak
mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung
melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari
Krista neuralis ke epidermis. Hamper 90% bayi dengan kulit berwarna
atau kulit Asia (Timur) lahir dengan brcak ini, namun pada bayi
Kaukasia hanya 5%.
c. Tanda dan Gejala
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru
kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar.
Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi
sering juga ditemukan pada kaki, punggung, pinggang dan pundak.
Bercak mongol juga memiliki ukuran yang bervariasi, dari sebesar
peniti sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak bias memiliki
satu atau beberapa bercak mongol.
Bercak mongol biasanya terlihat sebagai :
1) Luka seperti pewarnaan
2) Daerah pigmentasi dengan tekstur kulit normal
3) Area datar dengan bentuk yang tidak teratur
4) Bercak yang biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan
atau tahun
5) Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan
d. Penanganan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama
atau pada 1-4 tahun sehingga tidak memerlukan perlindungan dan
penanganan khusus. Namun bercak mongol multiple yang tersebar
luas, terutama pada tempat-tempat biasa cenderung tidak akan hilang
dan dapat menetap sampai dewasa. Apabila penderita telah dewasa,
dianjurkan pengobatan dengan menggunakan sinar laser.
Penanganan yang dapat dilakukan oleh bidan :
1) Memberikan konseling pada orang tua bayi
2) Menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bercak
mongol
3) Menjelaskan bahwa bintik tersebut akan menghilang dalam
hitungan bulan/tahun dan tidak berbahaya sehingga orang tua bayi
tidak merasa cemas.

2. Hemangioma
a. Pengertian
Merupakan tanda lahir yang berupa sekelompok pembuluh darah yang
tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum. Biasanya muncul di
permukaan kulit. Meski bisa tumbuh membesar dua kali ukurannya
stabil dan buka merupakan tumor.
b. Penanganan
Umumnya setelah mencapai mencapai ukuran stabil, warnanya akan
menipis kemudian dapat menghilang dengan sendirinya sehingga tidak
memerlukan penanganan khusus. Kemudian berikan konseling kepada
orang tua bayi bahwa tanda lahir itu normal dan sering terjadi pada
bayi baru lahir, sehingga orang tua tidak perlu khawatir dalam
menghadapi kejadian ini.

3. Ikterik
a. Pengertian
Merupakan perubahan warna kulit / sclera mata berwarna putih
menjadi kuning karena kadar bilirubin dalam darah. Ikterik pada bayi
dikatakan fisiologis apabila muncul pada hari kedua dan ketiga setelah
bayi lahir.
b. Penanganan
Perlu dilakukan pengamatan yang ketat dan cermat pada 24 jam
pertama sehingga ikterus tidak potensial menjadi patologis. Hal lain
yang dapat dilakukan adalah dengan cara terus memberi ASI pada
(banyak minum), melakukan terapi sinar yaitu dengan menyinari bayi
pada pagi hari sekitar jam 7 sampai jam 9 selama sepuluh menit.
Namun apabila terjadi keadaan patologik perlu dirujuk ke RS (periksa
golongan darah ibu dan bayi, periksa kadar bilirubin).

4. Muntah
a. Pengertian
Merupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam lambung baik cairan
maupun makanan yang sebelumnya telah dicerna melalui gerak
peristaltik otot lambung.
b. Etiologi
Muntah bias disebabkan karena berbagai hal seperti :
1. Kelainan congenital
Pada saluran pencernaan, iritasi lambung atresia esophagus,
hirshprung, tekanan intracranial yang tinggi.
2. Infeksi pada saluran pencernaan.
3. Cara pemberian makanan yang salah.
4. Keracunan.
c. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi adalah :
1. Dehidrasi atau alkalosiskarena kehilangan cairan tubuh/ elektrolit
2. Ketosisi karena tidak makan dan minum
3. Asidosis yang disebabkan adanya ketosis yang dapat berkelanjutan
menjadi syok bahkan sampai kejang
4. Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva, rupture esophagus,
aspirasi, yang disebabkan karena muntah yang sangat hebat.
d. Patofisiologi
Muntah terjadi ketika anak/bayi menyemprotkan isi perutnya keluar,
terkadang sampai seluruh isinya dikeluarkan. Pada bayi, muntah sering
terjadi pada minggu-minggu pertama. Hal tersebut merupakan reaksi
spontan ketika isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut.
Refleks ini dikoordinasikan di medulla oblongata. Muntah dapat
dikaitkan dengan keracunan, penyakit saluran pencernaan, penyakit
intracranial, atau toksin yang dihasilkan oleh bakteri.
e. Penanganan
1. Kaji factor penyebab dan sifat muntah
2. Berikan pengobatan yang bergantung pada factor penyebab
3. Ciptakan suasana tenang
4. Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati
5. Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah
6. Berikan antiemetic jika terjadi reaksi simptomatis
7. Rujuk segera

5. Gumoh
a. Pengertian
Meupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam lambung baik cairan
maupun makanan (ASI atau PASI) segera setelah bayi diberikan
asupan tersebut tanpa mengalami proses pencernaan melalui gerak
peristaltik otot lambung.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya gumoh antara lain :
1) Bayi sudah merasa senang
2) Posisi salah saat menyusui
3) Posisi botol yang salah
4) Tergesa-gesa saat pemberian susu
5) Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan
c. Patofisiologi
Pada keadaan gumoh, biasanya lambung sudah dalam keadaan terisi
penuh, sehingga terkadang gumoh bercampur dengan air liur yang
mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut
bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup di ujung lambung
tidak bisa bekerja dengan baik. Otot tersebut seharusnya mendorong isi
lambung ke bawah.
d. Penanganan
1) Perbaiki teknik menyusui
2) Perhatikan posisi botol saat pemberian susu
3) Sendawakan bayi setelah disusui
4) Lakukan teknik menyusui yang benar, yaitu bibir mencakup rapat
seluruh putingsusu ibu sampai ke areola.

6. Oral Trush
a. Pengertian
Oral trush adalah terinfeksinya membrane mukosa mulut bayi oleh
jamur Candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak
keputihan dan membentuk plak-plak berkeping di mulut, terjadi ulkus
dangkal. Biasanya penderita akan menunjukkan gejala demam karena
adanya iritasi gastrointestinal.

b. Etiologi
Oral trush terjadi karena adanya infeksi jamur (candida albican) yang
merupakan organism penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina, dan
saluran cerna.
c. Tanda dan Gejala
Sangat mudah terlihat pada pasien oral trush adalah lesi di mulut yang
berwarna putih dan membentuk plak-plak yang berkeping menutupi
seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi, dan mukosa pipi.
d. Penanganan
1) Bedakan oral trush dengan endapan susu pada mulut bayi.
2) Apabila sumber infeksi berasal dari ibu, maka ibu harus segera
diobati dengan pemberian antibiotic berspektrum luas.
3) Jaga kebersihan dengan baik, terutama kebersihan mulut.
4) Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu
dengan air matang dan juga bersih.
5) Pada bayi yang minun susu dengan menggunakan botol, gunakan
teknik steril dalam membersihkan botol susu.
6) Berikan terapi pada bayi.
a) 1 ml larutan Nystatin 100.000 unit diberikan 4x sehari dengan
interval setiap 6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan
hati-hati agar tidak menyebar luas kerongga mulut.
b) Gentian violet 3x sehari.

7. Diaper Rush (Ruam Popok)


a. Pengertian
Kemerahan pada kulit bayi akibat adanya kontak yang terus menerus
dengan lingkungan yang tidak baik.
b. Etiologi
1) Tidak terjaganya kebersihan kulit dan pakaian bayi
2) Jarang mengganti popok setelah bayi BAB atau BAK
3) Terlalu panas atau lembabnya udara/suhu lingkungan
4) Tingginya frekuensi BAB (diare)
5) Adanya reaksi kontak terhadap karet, plastic dan deterjen
c. Tanda dan Gejala
1) Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan allergen, sehingga
muncul eritema.
2) Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti bokong, alat
genital, perut bawah, atau paha atas.
3) Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papilla eritematosa,
vesikula dan ulserasi.
d. Penanganan
1) Dapat diatasi dengan cara menjaga kebersihan dan
kelembaban kulit bayi terutama pada kulit di daerah alat kelamin
dan bokong.
2) Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan.
3) Setiap setelah BAB dan BAK segera bersihkan daerah pada
tubuh bayi yang terkontaminasi.
4) Mencuci popok dengan detergen yang lembut.

8. Seborrhoea
a. Pengertian
Kulit tampak berkaca-kaca, berwarna merah dan berminyak oleh
karena produksi lemak yang berlebihan dan bisa juga terjadi jerawat
komedo pada kulit. Biasanya seborrhea terjadi di daerah kepala.
b. Etiologi
Beberapa factor penyebab seborrhea :
1) Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena factor keturunan
dari orang tua.
2) In take makanan yang kaya lemak dan kalori.
3) Asupan minuman beralkohol.
4) Adanya gangguan emosi.
c. Penanganan
Walaupun secara kausal masih belum diketahui, tapi penyembuhannya
bisa dilakukan dengan obat-obat topical seperti sampo yang tidak
berbusa (keramasilah kepala bayi sebanyak 2 sampai 3 kali seminggu)
dank rim selenium sulfida.

9. Bisulan (Furunkel)
a. Pengertian
Infeksi bakterial (terutama oleh kuman Staphylococcus Aureus dan
Streptococcus sp.) pada bagian atas lapisan kulit. Salah satu faktor
resiko atau pemicu munculnya bisulan adalah obesitas (semakin
gemuk seseorang semakin tinggi resiko untuk mengalami bisul).
b. Etiologi
Bisul dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
1) Iritasi pada kulit.
2) Kebersihan kulit yang kurang terjaga.
3) Daya tahan tubuh yang rendah.
4) Infeksi oleh Staphylococcus Aureus.
c. Tanda dan gejala
1) Nyeri pada daerah ruam.
2) Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk
kerucut dan memiliki pustule.
3) Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan
nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui
lobus minoris resistensiae.
4) Setelah seminggu umumnya furunkel akan pecah pecah sendiri dan
sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
d. Penanganannya
1) Faktor pemicu harus dihilangkan.
2) Menjaga kebersihan umum terutama pada kulit.
3) Bila bisulan melebar (semakin luas) diberikan obat
antibiotik golongan penicilin atau diberikan antibiotik Eritromicin.
4) Bila bisul matang lakukan insisi dan bila bisul sering
kambuh perlu dilakukan pemeriksaan gula darah.

10. Milliariasis
a. Pengertian
Kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan disertai dengan
gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebih disertai
sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu pada dahi, leher, bagian yang
tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan
atau gesekan pakaian dan juga kepala.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas dan
lembab serta adanya dengan infeksi bakteri.
c. Penanganan
1) Melakukan perawatan kulit yang benar.
2) Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi
bedak salycil atau bedak kocok setelah mandi.
3) Bila sangat gatal, pedih, luka, dan timbul bisul, dapat
diberikan antibiotik.
4) Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan
bersih) sehingga tidak melukai / menggores kulit saat menggaruk.

11. Diare
a. Pengertian
BAB dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan
tinja / feses menjadi cair dengan atau tanpa lender dan darah yang
terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat.
b. Etiologi
1) Infeksi
a. Enteral, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan
dan merupakan penyebab utama terjadinya diare.
b. Parenteral, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan.
2) Malabsorbsi
a. Karbohidrat
b. Lemak
c. Protein
3) Makanan, misalnya makanan basi, beracun, dan alergi.
4) Psikologi, misalnya rasa takut atau cemas.
c. Tanda dan gejala
1) Cengeng
2) Gelisah
3) Suhu meningkat
4) Nafsu makan menurun
5) Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan adanya
darahnya.
6) Anus lecet
7) Dehidrasi
8) Berat badan menurun
9) Turgor kulit menurun
10) Mata dan ubun-ubun cekung
11) Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering
d. Penanganan
1) Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan cairan elektrolit.
2) Melakukan terapi rehidrasi.
3) Melakukan kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebabnya.
4) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk
mencegah penularan.
5) Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik.
6) Tidak dianjurkan memberi anti diare.

12. Obstipasi
a. Pengertian
Merupakan penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau
adanya obstruksi pada saluran cerna. Bisa juga didefinisikan sebagai
tidak adanya pengeluaran feses selama hari atau lebih.
b. Etiologi
Obstipasi pada anak dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :
1) Kebiasaan makan
Obstipasi dapat timbul bila feses terlalu kecil untuk
membangkitkan keinginan untuk buang air besar. Keadaan ini
terjadi akibat dari kelaparan, dehidrasi, dan mengonsumsi makanan
yang kurang mengandung selulosa.
2) Hipotiroidesme
Obstipasi merupakan gejala dari dua keadaan, yaitu kreatinisme
dan myodem yang menyebabkan tidak cukupnya ekskresi hormone
tiroid sehingga semua proses metabolism berkurang.
3) Keadaan-keadaan mental
Factor kejiwaan memegang peranan penting terhadap terjadinya
obstipasi, terutama depresi berat yang tidak memedulikan
keinginannya untuk buang air besar. Kondisi anak dengan
keterbelakangan mental juga merupakan penyebab terjadinya
obstipasi karena anak sulit dilatih buang air besar.

4) Penyakit organic
Obstipasi terjadi bila terasa nyeri saat buang air besar dan sengaja
dihindari seperti pada fistula ani atau wasir yang mengalami
thrombosis.
5) Kelainan congenital
Adanya penyakit seperti atresia, stenosis, megakolon anganglionik
congenital (penyakit hirschprung), obstruski bolus usus ileus
mekonium, atau sumbatan mekonium. Hal ini dicurigai terjadi pada
neonates yang tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam
pertama.
6) Penyebab lain
Penyeban lainnya adalah diet yang salah, tidak mengonsumsi
makanan yang mengandung serat selulosa sehingga bisa
mendorong terjadinya peristaltic, atau pada anak setelah sakit atau
sedang sakit, ketika anak masih kekurangan cairan.
c. Tanda dan Gejala
1) Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam
pertama, pada bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3hari
atau lebih.
2) Sakit dan kejang pada perut.
3) Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan
mekonium yang menyemprot.
4) Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum.
5) Bising usus yang janggal.
6) Merasa tidak enak badan, anoreksia, dan sakit kepala.
7) Terdapat luka pada anus.
d. Penanganan
1) Banyak minum.
2) Makan makanan yang tinggi serat.
3) Mencegah memberikan makanan dan obat yang menyebabkan
konstipasi / obstipasi.
4) Lebih baik memberi ASI pada bayi.
5) Melakukan kolaborasi untuk intervensi bedah jika terdapat
indikasi.
6) Melakukan perawatan kulit per anal.

13. Infeksi
a. Pengertian
Kolonaliasis yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme
inang dan bersifat paling membahayakan inang.
b. Etiologi
Infeksi perinatal dapat disebabkan oleh berbagai bakteri seperti
Escherichia coli, Pseudomonas pyocyaneus, Klebsielia,
Staphylococcus aureus, dan Coccus gonococcus. Infeksi ini bisa
terjadi pada saat antenatal, intranatal, dan postnatal.
c. Tanda dan gejala
Gejala infeksi yang umum terjadi pada bayi yang mengalami infeksi
perinatal adalah sebagai berikut :
1) Bayi malas minum.
2) Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi.
3) Frekuensi pernapasan meningkat.
4) Berat badan menurun.
5) Pergerakan kurang.
6) Muntah
7) Diare
8) Sklerema dan edema
9) Perdarahan, ikterus, kejang.
10) Suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi.
d. Penanganan
1) Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
2) Mencuci tangan sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi,
pakaian bayi harus bersih, alat-alat yang digunakan untuk
melakukan tindakan pada bayi harus bersih.
3) Berikan posisi semi fowler apabila bayi mengalami sesak.
4) Apabila suhu tinggi lakukan kompres dingin.
5) Memberikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit.
6) Apabila bayi muntah lakukan perawatan muntah yaitu posisi tidur
miring ke kiri atau ke kanan.
7) Apabila ada diare, perhatikan personal hygine dan keadaan
lingkungan.
8) Rujuk segera kerumah sakit. Lakukan informant consent pada
keluarga
14. Bayi Meninggal Mendadak (Sudden Infant Death Syndrom)
a. Pengertian
Suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi yang
tampaknya sehat. Sering ditemukan pada bayi usia 2 minggu sampai 1
tahun dan sering terjadi ketika bayi sedang tidur.
b. Etiologi
1) Ibu yang masih remaja
2) Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat
3) Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal
4) Bayi yang mengalami dysplasia bronkopulmoner.
5) Bayi premature.
6) Gemeli (bayi kembar)
7) Bayi dengan sibling
8) Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkotika.
9) Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur telungkup.
10) Bayi dengan virus pernapasan.
11) Bayi dengan infeksi botulinum
12) Bayi dengan apnea yang berkepanjangan
13) Bayi dengan pola napas herediter
14) Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli.
c. Pencegahan
1) Selalu meletakkan bayi dalam posisi terlentang ketika ia sedang tidur
walaupun saat tidur siang.
2) Menggunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk.
3) Jauhkan berbagai selimut atau kain lembut.
4) Pastikan wajah dan kepala bayi tidak tertutup oleh apapun selama ia
tidur.
5) Melarang siapa pun merokok di sekitar bayi.
6) Jangan membiarkan bayi kepanasan selama tidur.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit-penyakit yang lazim pada bayi dan anak balita yang terjadi di
Indonesia. Cara penanganannya adalah dengan mengetahui bagaimana
penangnan dari tiap-tiap masalah yang terjadi. Serta orang tua bisa mencari
bagaimana tingkat keparahan dari masalah kesehatan yang dihadapi sehingga
bisa mengetahui mana yang sudah parah dan mana yang tidak. Serta bisa
membawa anaknya ke tenaga kesehatan jika penyakit atau masalah tersebut
semakin parah.

B. Saran
1. Sebagai tenaga kesehatan maka harus mengetahui penyakit-penyakit yang
lazim pada bayi dan anak balita yang terjadi di Indonesia dan tahu
bagaiamana cara penanganannya.
2. Sebagai tenaga kesehatan maka sebaiknya mampu memberikan pendidikan
kesehatan kepada ibu agar ibu bisa menangani secara cepat masalah
kesehatan yang diderita anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Ed.4, vol. 2. Jakarta : EGC

Markum. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. Jakarta. FKUI

Deslidel, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC.

Dewi Vivian N.L.2010.Asuhan Neonatus bayi dan Balita. Jakarta:


SalembaMedika.

Sudarti, dan Endang Khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan


Anak Balita.Yogyakarta: Nuha Medika.

Yeyeh, Ai.2010.AsuhanNeonatusBayidanAnakBalita.Jakarta: CV. Trans


InfoMedika.

Marie Tando Naomy, 2012, asuhan kebidanan neonatus bayi dan balita,EGC,
jakarta.

Yulianti lia dkk, 2010, asuhan neonatus bayi dan anak balita, cv trans info media,
jakarta.

Arfiana dkk, 2016, asuhan neonatus bayi balita dan anak pra sekolah, trans
medika, yogyakarta.

Siwi elisabeth walyani, 2016, asuhan persalinan dan bayi baru lahir,
pustakabarupress, yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai