Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH

EPIDEMIOLOGI
“BERFIKIR KRITIS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA
MASALAH EPIDEMIOLOGI TERKAIT KESEHATAN REPRODUKSI”
SEMESTER IV

Penyusun :

Kelompok 3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
TAHUN 2021/2022
Kelompok 3 :
Khabibatul Khasanah (P27824419026)
Khoirun Nisa Usna Sholehah (P27824419027)
Luthfianah Septi Wardhany (P27824419028)
Maharani Agustin Lestari (P27824419029)
Millaty Hanifa Tazkiyatun Nufus (P27824419030)
Nabilah Antikasari (P27824419031)
Nabila Erin Zhafirah Zulkarnain (P27824419032)
Nadya Difah Maylana Putri (P27824419033)
Nely Nilova Nalurita (P27824419034)
Nike Hastuti Indriana (P27824419035)
Nikita Wahyu Tigana (P27824419036)
Raudotul Jannah (P27824419037)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini merupakan tugas kelompok bagi mahasiswa Prodi D4 Kebidanan Kampus
Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Astuti Setiyani, SST., M.Kes., selaku ketua jurusan kebidanan Kampus Poltekkes
Kemenkes Surabaya

2. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes selaku ketua prodi pendidikan profesi bidan
Kampus Poltekkes Kemenkes Surabaya

3. Hery Sumasto, S.Kep.Ns., M.M.Kes. selaku dosen mata kuliah Epidemiologi Kampus
Poltekkes Kemenkes Surabaya

4. Seluruh pihak yang turut membantu dan kerja sama dalam menyelesaikan makalah
yang berjudul “Berfikir Kritis Dalam Pengambilan Keputusan Pada Masalah
Epidemiologi Terkait Kesehatan Reproduksi”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampe akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.

Surabaya, 27 Maret 2021

iii
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................3
DAFTAR ISI...................................................................................................................................4
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................5
1.2 Tujuan....................................................................................................................................5
1.2.1 Tujuan Umun...................................................................................................................5
1.2.2 Tujuan Khusus.................................................................................................................5
1.3 Manfaat..................................................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................7
2.1. Berfikir Kritis Dalam Pengambilan Keputusan Pada Masalah Epidemiologi Terkait
Kesehatan Reproduksi.........................................................................................................7
2.1.1 Definisi............................................................................................................................7
2.1.2. Berpikir Kritis.................................................................................................................7
2.1.3 Pengambilan Keputusan..................................................................................................8
2.2 Masalah Epidemiologi Kesehatan Reproduksi......................................................................9
2.2.1 Anemia pada Ibu Hamil..................................................................................................9
2.2.2 Masalah Aborsi..............................................................................................................11
2.2.3 Masalah Kespro Remaja................................................................................................12
2.3 Penatalaksanaan...................................................................................................................12
BAB III..........................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini
sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan didunia, penemuan
yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi
kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas. Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu
kesehatan reproduksi banyak sekali teori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh
para pakar atau spesialis kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu
keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh. Bukan hanya bebas dari penyakit
atau kekacauan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
dan prosesnya. Tapi pada saat sekarang ini banyak terdapat masalah-masalah kesehatan
reproduksi yang mengganggu tercapainya tujuan kesehatan reproduksi itu sendiri.
Sehingga diperlukan metode epidemiologi dalam kesehatan reproduksi. Aplikasi
studi ini bertujuan meningkatkan kesehatan fisik, mental, sosial, emosional dan
lingkungan secara sempurna karena hal tersebut berkaitan dengan sistem kesehatan
reproduksi dan proses serta fungsinya. Selain itu dengan mempelajari aplikasi studi ini
maka akan memberikan sebuah panduan dalam menggunakan metode yang tepat untuk
meningkatkan keterkaitan terhadap kesehatan reproduksi yang meliputi : perilaku seksual,
aborsi , penggunaan obat terlarang, pelecehan seksual, serta hal lain yang berhubungan
terhadap kesehatan reproduksi ini.
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umun


Untuk memahami dan mengetahui lebih jelas mengenai Berfikir Kritis Dalam
Pengambilan Keputusan Pada Masalah Epidemiologi Terkait Kesehatan Reproduksi

1
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari Berfikir Kritis Dalam Pengambilan Keputusan
Pada Masalah Epidemiologi Terkait Kesehatan Reproduksi

iv
2

2. Untuk mengetahui masalah-masalah epidemiologi kesehatan reproduksidan


bagaimana berfikir kritis dalam pengambilan keputusan pada masalah
epidemiologi terkait kesehatan reproduksi tersebut
3. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari masalah tersebut
1.3 Manfaat
Untuk menambah wawasan mengenaiBerfikir Kritis Dalam Pengambilan Keputusan Pada
Masalah Epidemiologi Terkait Kesehatan Reproduksi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Berfikir Kritis Dalam Pengambilan Keputusan Pada Masalah Epidemiologi Terkait
Kesehatan Reproduksi

2.1.1 Definisi

Ketrampilan pemecahan masalah, berpikir kreatif dan berfikir kritis telah menjadi
pusat perhatian dari pendidik, peneliti, pegusaha, dan media massa selama beberapa tahun
ini. Hal tersebut dapat dilihat dari fakta bahwa kemampuan berpikir kritis akan
menentukan daya tahan/saing seseorang dalam berkompetisi untuk menjadi yang
terunggul karena akan meningkatkan daya kompetitif dari individu tersebut, ketrampilan
berpikir kritis telah diakui sebagai ketrampilan yang penting untuk keberhasilan belajar,
bekerja, dan hidup di abad ke 21. berpikir kritis merupakan berpikir yang terjadi dalam
sistem kognitif dengan membandingkan beberapa pengetahuan yang sudah ada dalam
pikiran yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan memutuskan
pengetahuan yang lebih tepat digunakan untuk memecahkan masalah.Berpikir kritis
mencakup kegiatan menganalisis dan menginterpretasi data dalam kegiatan inquiry
ilmiah. The Secretary’sCommission on Achieving Necessary Skillspada tahun 1990
menyatakan bahwa kompetensi berpikir kritis, membuat keputusan, problem solving, dan
bernalar sebagai sesuatu yang penting dalam prestasi kerja. Selain itu menurut Johnson
(2009: 201) berpikir kritis ini merupakan kemampuan esensial yang harus dimiliki oleh
peserta didik baik dalam memecahkan masalah.Menurut Enis (1991, 1996) kriteria atau
elemen dasar yang harus dimiliki oleh pemikir kritis dalam memecahkan masalah adalah
disingkat dengan Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, and Overview yang dapat
disingkat dengan istilah FRISCO [ CITATION Bud17 \l 1057 ].

3
2.1.2. Berpikir Kritis

Menurut Ahmadi dan Supriyono (dalam Najla:2016) “Berpikir itu merupakan


proses yang “diakletis” artinya selama kita berpikir, pikiran kita dalam keadaan tanya
jawab, untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan kita”. Dalam berpikir kita

1
4

memerlukan alat yaitu akal (ratio). Menurut Najla (2016:16) Dalam berpikir juga termuat
kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi,
membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan,
menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis
menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada, menimbang, dan
memutuskan. Dari berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
berpikir adalah aktivitas mental secara yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan
pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.

Sedangkan, definisi berpikir kritis menurut Adinda (dalam Azizah, dkk:2018)


yaitu orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang mampu menyimpulkan apa
yang diketahuinya, mengetahui cara menggunakan informasi untuk memecahkan
permasalahan, dan mampu mencari sumber-sumber informasi yang relevan sebagai
pendukung pemecahan masalah. Menurut Lestari (2016:14) berpikir kritis adalah kegiatan
berpikir secara sistematis yang memungkinkan seseorang untuk merumuskan dan
mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Jadi, seseorang dalam berpikir
kritis itu menggunakan pemikiran yang masuk akal untuk memutuskan apa yang harus
dilakukan sesuai dengan kemampuan intelektualnya (Febriani, 2015:26). Berpikir yang
masuk akal dan reflektif ini digunakan untuk mengambil keputusan. Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah
menyimpulkan apa yang diketahui, mengetahui cara menggunakan informasi untuk
memecahkan suatu permasalahan dan mampu mencari sumber informasi yang relevan
sebagai pendukung pemecahan masalah. Berpikir kritis juga dianggap sebagai
kemampuan yang perlu untuk dikembangkan agar meningkatnya kualitas apa yang ada
pada diri seseorang.

2.1.3 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif yang


dianggap paling tepat dari beberapa alternatif yang dirumuskan. Keputusan itu harus
bersifat fleksibel, analitis dan mungkin untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana
prasarana dan sumber daya yang tersedia (berupa manusia dan material). (Afriansyah,
2019)

1
5

Siagian menjelaskan bahwa pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu


pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Pendekatan yang
sistematis itu menyangkut pengetahuan tentang hakikat masalah yang dihadapi itu,
pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan masalah yang dihadapi, analisis
masalah dengan menggunakan fakta dan data, mencari alternatif pemecahan, menganalisis
setiap alternatif sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional, dan penilaian dari
hasil yang dicapai sebagai akibat dari keputusan yang diambil. Sementara Kusnadi
menjelaskan yang dimaksud dengan pengambilan keputusan adalah penetapan atau
pemilihan suatu alternatif dari beberapa alternatif yang tersedia, dengan memperhatikan
kondisi internal maupun eksternal yang ada. (Anwar, 2014)
Bertolak pada beberapa pendapat di atas, maka pada hakikatnya pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah,
pengumpulan fakta-fakta dan data. Penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi
dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat.
Pengertian ini menurut peneliti mengandung lima hal yang esensi yaitu sebagai
berikut:
a) dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan;
b) pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara “sembarangan” karena cara
pendekatan kepada pengambilan keputusan harus didasarkan atas kemampuan
organisasi, tenaga kerja yang tersedia, dan situasi lingkungan;
c) bahwa sebelum sesuatu masalah data dipecahkan dengan baik, hakikat daripada
masalah ini harus diketahui dengan jelas;
d) pemecahan masalah tidak dapat dilakukan melalui “ilham” atau dengan mengarang
yang berdasarkan data-data yang telah didapatkan;
e) keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang
ada setelah dianalisis dengan matang. (Anwar, 2014)
2.2 Masalah Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

2.2.1 Anemia pada Ibu Hamil


 Definisi Anemia pada Ibu Hamil
6

Menurut WHO, anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan


kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan dan kurang dari 10
g/dl selama masa post partum. Menurut penelitian, ibu hamil dengan anemia paling
banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe) serta asam folat dan vitamin B12.
Menurut Manuaba (2007) penyebab anemia pada kehamilan adalahkekurangan
asupan zat besi, peningkatan kebutuhan fisiologis, kebutuhan yang berlebihan,
malbsorbsi, dan kehilangan darah yang banyak (persalinan yang lalu,operasi,
perdarahan akibat infeksi kronis misalnya cacingan). Dampak anemia pada kehamilan
bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan
kehamilan(abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inersia
uteri, atonia uteri, partus lama), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya
tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada
janin (abortus, dismaturitas, mikrosomia, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).
 Berfikir Kritis dalam Pengambilan Keputusan pada Masalah Epidemiologi
terkait Anemia pada Ibu Hamil
Berdasarkan survey di desa A, didapatkan data dari Puskesmas A pada bulan
Juni, dimana dari 100 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan, 38
diantaranya mengalami anemia dalam kehamilan. Dan terdapat banyak kasus dimana
dilakukan rujukan saat persalinan pada ibu bersalin yang mengalami perdarahan
dikarenakan anemia. Rentang kadar HB pada ibu yang mengalami anemia adalah 7,5
– 8,2 gr/dl
Ketika dilakukan penelusuran lebih lanjut mengenai kasus tersebut, ditemukan
masyarakat memiliki perekonomian yang rendah, sehingga dicurigai dalam
pemenuhan gizi sehari-hari tidak sesuai dengan kebutuhan dan gizi yang dikonsumsi
kurang beragam. Ketika ditanyakan kepada beberapa ibu yang mengalami anemia,
ibu mengatakan bidan ada memberikan tablet besi untuk dikonsumsi setiap hari,
namun ibu tidak mendapatkan konseling yang layak sehingga merasa tablet besi tidak
begitu penting.
Dengan banyaknya jumlah ibu hamil dengan anemia ditakutkan akan
menyebabkan peningkatan kasus perdarahan saat persalinan maupun postpartum,
7

hingga dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bayi. Sehingga sebagai
tindakan segera untuk kasus ini adalah:
a. Memberikan penyuluhan setra menekankan mengenai betapa pentingnya gizi,
dan mengkonsumsi tablet besi selama kehamilan kepada semua ibu hamil
b. Upaya untuk meningkatkan status gizi ibu selama masa kehamilan adalah dengan
cara pemberian makanan tambahan (PMT) yang mengandung protein tinggi,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kadar hemoglobin.
c. Menganjurkan ibu hamil dengan anemia untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin pada bidan, serta melakukan pemeriksaan HB
Setelah dilakukan pelaksanaan terhadap rencana yang telah disusun,
diharapkan menurunya prevalensi ibu hamil dengan anemia. Untuk mencegah
terjadinya anemia dalam kehamilan di masa yang akan datang, maka perlu dilakukan
pengurangan faktor resiko yaitu dengan:
a. Meningkatkan perekonomian masyarakat dengan cara melakukan pemberdayaan
masyarakat.
b. Melakukan konseling secara mendalam tentang anemia pada kehamilan.

2.2.2 Masalah Aborsi


 Fakta kasus
Menurut studi WHO satu dari setiap empat kehamilan berakhir dengan
abortus. (BBC.2016) Setiap tahun diperkirakan sekitar 40-50 juta, artinya setiap hari
125.000 abortus. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKB),
diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta jiwa dari 5
juta kelahiran per tahun. Bahkan 1-1,5 juta di antaranya adalah kalangan remaja.
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia tentang aboris atau pengguguran
kandungan, tingkat aborsi di Indonesia sekitar 2 sampai 2,6 juta kasus per tahun, yang
30 persen dari aborsi tersebut dilakukan oleh mereka di usia 15-24 tahun.
 Definisi
Aborsi adalah proses menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran
dikenal dengan istilah “abortus”. Berarti pengeluaran hasil kontrasepsi (pertemuan
sel sperma dan sel telur) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah
proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
8

Perkataan abortus dalam bahasa Inggris disebut “abortion” berasal dari


bahasa Latin yang berarti “gugur kandungan” atau “keguguran”. Sardikin Ginaputra
dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memberi pengertian abortus sebagai
pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan.
 Ruang Lingkup
Menjadi batasan permasalahan aborsi adalah pergaulan yang kaitannya
dengan seks pra nikah, pemerkosaan, takut dianggap sebagai aib, dan kontrasepsi
yang gagal yang dapat menyebabkan dampak bagi kesehatan [ CITATION DrC18 \l
1057 ].

2.2.3 Masalah Kespro Remaja


Kasus seputar reproduksi remaja sekarang semakin meningkat, disebabkan
ketidakpahaman remaja terhadap berbagai aspek reproduksi yang berhubungan dengan
dirinya sendiri. Peningkatan kualitas kesehatan reproduksi remaja dapat dilakukan dengan
memperhatikan masalah komunikasi kesehatan. Permasalahan remaja mengenai
seksualitas dan kesehatan reproduksi kian lama diraskan kian komplek dan
memprihatinkan. Masalah yang terjadi pada kesehatan reproduksi remaja bisa berupa
hubungan seks sebelum menikah, putus sekolah karena hamil, pasangan tidak
bertanggung jawab, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, terinfeksi HIV/AIDS, penyakit
menular seksual dan penggunaan obat-obat terlarang[ CITATION HER18 \l 1057 ].
2.3 Penatalaksanaan
Langkah yang paling kritis adalah membandingkan rerata, sesuatu yang dalam
epidemiologi merupakan kegiatan yang harus terjadi. Kita membandingkan antara orang
sakit yang terpapar dan orang sakit yang tidak terpapar terhadap agen penyebab atau
tingkat paparan di antara orang yang sakit dan orang yang sehat. Perbedaan yang ada
cukup jelas, sehingga bisa dipakai untuk memberikan masukan [namun tidak bisa
membuktikan] paparan apa yang mejadi penyebab penyakit [ CITATION Nov18 \l 1057 ].
Pentalaksanaan cara mengatasi masalah kesehatan dengan berpikir kritis dapat dimulai
dengan ;
1. Mengetahui frekuensi masalah kesehatan
9

Dalam proses mengetahui frekuensi kesehatan ini dapat dimulai dengan menemukan
masalah kesehatan yang dimaksud, melakukan pengukuran atas masalah kesehatan
yang ditemukan, distribusi masalah kesehatan yang merujuk pada pengelompokan
masalah kesehatan menurut suatu keadaan.
2. Merumuskan hipotesa tentang penyebab dari masalah kesehatan reproduksi.
3. Melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun.
4. Menarik kesimpulan.
5. Mengaplikasikan epidemiologi di lapangan.
Dalam hal mengatasi masalah epidemiologi kesehatan reproduksi , dapat diatasi
dengan berpikir kritis. Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, utamanya ;
1. Meningkatkan kemampuan membaca secara kritis dengan
a. Menggaris bawahi ide utama yang dibaca.
b. Belajar bersama dan mencocokkan apakah ide utama yang dibuat sama
dengan anggota kelompok lainnya.
c. Menulis apa yang menjadi ide utama dalam suatu bacaan dalam kata-kata
sendiri[ CITATION drJ10 \l 1057 ].
Hal ini dapat diaplikasikan pada masalah epidemiologi kesehatan
reproduksi yakni dengan menggaris bawahi ide utama dalam buku-buku
kesehatan reproduksi yang dibaca lalu mencocokkan apakah ide utama sama
dengan diagnosa kesehatan pasien sehingga bisa ditulis dalam suatu bacaan.
2. Meningkatkan kemampuan mendengarkan secara kritis, dengan
a. Membuat point-point penting
b. Fokus pada apa yang pembicara katakan dan mendengar point-point utama
atau kunci.
Dalam hal ini dapat diaplikasikan pada cara mengatasi epidemiologi
kesehatan reproduksi dengan mendengarkan dari diagnosa para dokter atau
keluhan pasien terkait kondisi reproduksinya sehingga mampu mengkritisi
hal-hal yang menyimpang dalam kesehatan reproduksinya.
3. Meningkatkan kemampuan mengamati secara kritis dengan
a. Menghapuskan beberapa batasan yang ada dalam pikiran
10

b. Bertanya pada diri sendiri apakah telah mengerti apa yang menjadi poin
paling penting
Sehingga dari sini dapat diaplikasikan dalam epidemiologi kesehatan
reproduksi yakni dengan mengamati secara lebih mendetail kondisi pasien
dengan gangguan kespro sehingga dapat lebih kritis dalam mengenali
masalah-masalah, gejala atau mungkin tanda yang muncul.
4. Meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis tentang kondisi-kondisi
pasien.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berpikir kritis merupakan berpikir yang terjadi dalam sistem kognitif dengan
membandingkan beberapa pengetahuan yang sudah ada dalam pikiran yang bertujuan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan dengan memutuskan pengetahuan yang lebih tepat
digunakan untuk memecahkan masalah.

Pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap
paling tepat dari beberapa alternatif yang dirumuskan.

Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keadaan
sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh. Bukan hanya bebas dari penyakit atau kekacauan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.

Berfikir Kritis Dalam Pengambilan Keputusan Pada Masalah Epidemiologi Terkait


Kesehatan Reproduksi yaitu cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan
memutuskan, memilih, dan menetapkan pengetahuan atau satu alternatif yang dianggap paling
tepat untuk memecahkan masalah yang terkait dengan kesehatan reproduksi.

Contoh dari masalah epidemiologi kesehatan reproduksi yaitu anemia pada ibu hamil,
kesehatan reproduksi pada remaja, masalah aborsi serta hal lain yang berhubungan terhadap
kesehatan reproduksi. Dari masalah ini bisa dilihat bagaimana berfikir kritis dalam
pengambilan keputusan pada masalah epidemiologi terkait kesehatan reproduksi.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk kedepannya
penulis akan menjelaskan makalah secara lebih focus dan detail dengan sumber yang lebih
banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik saran yang membangun dari pada pembaca
sangat dibutuhkan penulis. Semoga makalah tidak hanya bermanfaat bagi penulis tapi juga
kepada pembaca.

11
1
DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, H. (2019). Konsep Pengambilan Keputusan. 55–56.


https://doi.org/10.31227/osf.io/u4jzx

Anwar, H. (2014). Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah.


Nadwa, 8(1), 37. https://doi.org/10.21580/nw.2014.8.1.569

Cahyaningati, Endah Nur. 2019. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Dalam
Menyelesaikan

Soal Open Ended Ditinjau Dari Adversity Quotient (AQ). Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Majapahit.

Manuaba,IBG.2010. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan


Edisi 2. Jakarta:EGC

Rajab, wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC

Cahyono, Budi. "ANALISIS KETRAMPILAN BERFIKIR KRITIS DALAM


MEMECAHKAN MASALAH DITINJAU PERBEDAAN GENDER." Jurnal Aksioma
Vol 8 No 1, 2017.

Dr. Cicilia Windiyaningsih, SMI., SKM., M.Kes. EPIDEMIOLOGI KESEHATAN


REPRODUKSI. Depok: Rajawali Pers, 2018.

dr. July Ivone, MKK., MPdKed. "Criritcal Thinking, Intelectual Skills, Reasoning and Clinical
Reasoning." Journal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, 2010.

ERNAWATI, HERY. "PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI


DAERAH PEDESAAN." INDONESIAN JOURNAL FOR HEALTH SCIENCES VOL 2
NO 1, 2018: 58-64.

12
Novitarinaa. "EPIDEMIOLOGI [BERPIKIR KRITIS DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PADA MASALAH EPIDEMIOLOGI TERKAIT KESEHATAN
REPRODUKSI]." Jurnal Blog Kebidanan, 2018.

Anda mungkin juga menyukai