_proses kebidanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya
peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati
karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta
menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani
ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun
untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan
dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita
sebut peran advokasi.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja
berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta
kode etik yang dimilikinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Pengertian bidan,
2. Pengertian profesi,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bidan
Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “with woman”(bersama wanita, mid =
together, wife = a woman. Dalam bahasa Perancis, sage femme (Bidan) berarti “ wanita
bijaksana”,sedangkan dalam bahasa latin, cum-mater (Bidan) bearti ”berkaitan dengan wanita”.
Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may not formally trained and is a
physician, that delivers babies and provides associated maternal care” (seorang petugas kesehatan
yang terlatih secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi
serta memberi perawatan maternal terkait).
Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan
yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta
memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan
merupakan salah satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia.
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yang terakreditasi,
memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk praktek
kebidanan. Yang diakui sebagai seorang profesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan
perempuan dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan,
persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri serta memberikan
asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai
persyaratan yang berlaku.
Menurut WHO bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program
pendidikan kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah
menyelesaikan pendidikan kebidanan dan memperoleh izin melaksanakan praktek kebidanan.
B. Pengertian Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang
hukum, kedokteran, keuangan, militer, dan teknik.
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagaii pelayan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang
sangat unik, yaitu:
3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan
kepada masyarakat,
4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik
profesi.
Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang
harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh
pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong
jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan
fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek
fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga
berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional, dan
wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.
1. Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya secara profesional
2. Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar
pelayanan kebidanan, kode etik,dan etika kebidanan
3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya
4. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya
5. Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
6. Bidan memiliki organisasi profesi
7. Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat
8. Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama penghidupan.
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah
profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari
amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang
dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.
Secara populer, seseorang yang bekerja dibidang apapun sering diberi predikat profesional.
Seorang pekerja profesional dalam bahasa keseseharian adalah seorang pekerja yang terampil atau
cakap dalam kerjanya meskipun keteranpilan atau kecakapan tersebut merupakan hasil minat dan
belajar dan kebiasaan.
Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan dengan predikat profesional yang diperoleh
dari jenis pekerjaan hasil pembiasaan melakukan keterampilan tertentu ( melalui magang/ keterlibatan
langsung dalam situasi kerja tertentu dan mendapatkan keterampilan kerja sebagai warisan orang
tuanya atau pendahulunya.
Seorang pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang teknisi. Baik pekerja profesional
maupun teknisi dapat saja terampil dalam unjuk kerja (misalnya menguasai teknik kerja yang sama,
dapat memecahkan masalah teknis dalam bidang kerjanya). Akan tetapi, seorang pekerja profesional
dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis,
pertimbangan rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan
mutu karyanya.
C.V Good menjelaskan bahwa jenis pekerjaan profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu :
memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan prajabatan
yang relevan), kecakapannya memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang
berwenang (misalnya: organisasi profesional, konsorsium, dan pemerintah), serta jabatan tersebut
mendapat pengakuan dari masyarakat dan negaranya.
Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Secara
rinci ciri-ciri jabatan profesional adalah sebagai berikut :
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan
kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Bersifat jujur
6. Mengembangkan kemitraan
7. Terampil berkomunikasi
Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain :
Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman tingkat sosial dan
demografi seseorang.
Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja
Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward
system)
Tujuan
1. Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam kelompok setinggi tingginya.
Peningkatan prestasi kerja perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja staf.
2. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan hasil kerja melalui prestasi
pribadi.
3. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya tentang pekerjaan, sehingga
terbuka jalur komunikasi dua arah antara pimpinan dan staf.
Pemeliharaan SDM perlu diimbangi dengan sistem ganjaran (reward system), baik yang berupa finansial,
seperti gaji, tunjangan, maupun yang bersifat material seperti; fasilitas kendaraan, perubahan,
pengobatan, dll dan juga berupa immaterial seperti ; kesempatan untuk pendidikan dan pelatihan, dan
lain-lain.
Pemeliharaan SDM yang disertai dengan ganjaran (reward system) akan berpengaruh terhadap jalannya
organisasi. Tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk membuat orang yang ada dalam organisasi
betah dan bertahan, serta dapat berperan secara optimal.
Sumber: http://subektiheru.blogspot.com/2008/03/indikator-kinerja.html
Salah satu upaya untuk meningkatkan SDM Keperawatan adalah melalui pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi, mengikuti pelatihan perawatan keterampilan teknis atau keterampilan dalam hubungan
interpersonal. Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat adalah iklim organisasi yaitu kurangnya
semangat kelompok, kurangnya kerja sama antara pimpinan dengan karyawan baik struktural maupun
fungsional.
Penghargaan yang diberikan kepada perawat belum meningkatkan kinerja mereka. Sebaliknya
penerapan sangsi juga tidak jelas kepada perawat yang melakukan kesalahan atau tidak disiplin.
Sumber: Evi Hasnita, Rossi Sanusi, CIRI-CIRI, IKLIM ORGANISASI, DAN KINERJA TENAGA PERAWAT DI
INSTALASI RAWAT INAP RS Dr. ACHMAD MOECHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2005, WPS no.1 April 2006
1st draft, Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan,Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta 2006
Kesimpulan :
Bidan tidak akan mendapat sanksi jika melakukan kode etik yang ada.
Sumber: http://wwwkombinasibisnis.blogspot.com/2008/11/sistem-penghargaan-bagi-bidan.html
MATERI
ETIK DAN MORAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN ATAU KEBIDANAN
PENDAHULUAN
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta
meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat
akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan atau kebidanan. Hal ini merupakan
tantangan bagi profesi keperawatan dan kebidanan dalam mengembangkan profesionalisme selama
memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen
yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat atau bidan akan tercermin dalam setiap
langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang
muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta penerapannya
menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan atau
kebidanan dimana nilai-nilai pasen selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.
PELAKSANAAN ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN KLINIS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat/bidan diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai dan perilaku
kesehatan pada posisinya. Perawat/bidan bisa menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau
memberikan konsultasi kepada pasen yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat
rendah. Hal ini disebabkan karena pasen kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama
yang dilakukan oleh perawat/bidan adalah berusaha membantu pasen untuk mengidentifikasi nilai-nilai
dasar kehidupannya sendiri.
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang sangat sukses dan
mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola
usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang
menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika
kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya
untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada
keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan
dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasen tersebut.
Pertanyaannya, “Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?”
Pasen diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut:
1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau membaca).
2. Meluangkan waktu bersama keluarga.
3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
4. Menonton televisi.
5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.
6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.
Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang dibuat berdasarkan nilai-
nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai-nilai sebagai berikut:
1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen, misalnya stress yang
berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu aktifitasnya, maka sarankan kepadanya
memilih secara bebas nilai-nilai kunci yang dianutnya. Bila dia memilih masalah kesehatannya, maka hal
ini menunjukkan tanda positif.
2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasen dan promosikan nilai-nilai
tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya. Contoh: istri dan anak anda pasti
akan merasa senang bila anda memutuskan untuk berhenti merokok serta mengurangi kegiatan bisnis
anda, karena dia sangat menghargai kesehatan anda.
3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang konsisten setelah
memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk memikirkan suatu cara bagaimana nilai
tersebut dapat masuk dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat/bidan
kepada pasennya: “Bila anda pulang, anda akan menemukan cara kehidupan yang berbeda, dan anda
menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi kesehatan anda”.
KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh
pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan /
kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran
profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti
bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan
bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap
peningkatan kualitas asuhan keperawatan atau kebidanan.
Sumber: http://anitaroza.multiply.com/reviews/item/2
Tanggung jawab dari segi hukum administratif, tenaga kesehatan dapat dikenai sanksi berupa
pencabutan surat izin praktik apabila melakukan tindakan medik tanpa adanya persetujuan dari pasien
atau keluarganya. Tindakan administratif juga dapat dikenakan apabila seorang tenaga
kesehatan:
1. melalaikan kewajiban;
2. melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat oleh seorang tenaga kesehatan, baik
mengingat sumpah jabatannya maupun mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan;
3. mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan;
4. melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan undang-undang.
Selain oleh aturan hukum, profesi kesehatan juga diatur oleh kode etik profesi (etika profesi). Namun
demikian, menurut Dr. Siswanto Pabidang, masalah etika dan hokum kadangkala masih dicampur
baurkan, sehingga pengertiannya menjadi kabur. Seseorang yang melanggar etika dapat saja melanggar
hukum dan tentu saja seseorang yang melanggar hukum akan melanggar pula etika. Oleh karena itu,
menurut Samil RS1 yang mengutip pernyataan Davis & Smith, bahwa ada hubungan antara etik
kedokteran dan hukum kedokteran, yaitu:
1. sesuai etik dan sesuai hukum;
2. bertentangan dengan etik dan bertentangan dengan
hukum;
3. sesuai dengan etik tetapi bertentangan dengan hukum; dan
4. bertentangan dengan etik tetapi sesuai dengan hukum.
Sumber: Dr. Eman Suparman,S.H.,M.H; Tanggung Jawab Hukum & Etika Profesi
Tenaga Kesehatan Makalah disampaikan pada Pelatihan Bidan anggota IBIBangkalan sebagai Kegiatan
LPPM
http://penel-bid.blogspot.com/2009/06/paradigma-konseptual-model-asuhan.html
Konsultasi KTI
Bagi kamu-kamu mahasiswa D3/D4 Kebidanan yang mempunyai kesulitan atau masalah tentang
bagaimana menyusun KTI / Skripsi, kami siap membantu.
Hp. 081225118969
email : ardhev24@gmail.com
Archive
My Link
Medicastore
InFo Ibu hamil
Gizi
Depkes
Bidan Indonesia
Bayi Sehat
3 tingkatan partisipasi :
Tk I : Menerima pelayanan secara pasif
Tk II : Partisipasi aktif dg rencana2 kes yg jelas mis, bertanya /mengajak diskusi
Tk III : berpartisipasi dalam pelaksanaan program kesehatan
TK IV : berpartisipasi dalam program pengawasan & evaluasi
Tk V : berpartisipasi dalam perencanaan program
Model Mengkaji Kebutuhan Dalam Praktek Kebidanan
Sesuai filosofi bidan, dengan memandang kenormalan dari bumil, bulin, bufas dll maka
mengkaji kebutuhan normal untuk mencegah komplikasi sangat diperlukan.
Model ini membutuhkan :
Pendekatan
Kerjasama antara bidan, ibu dan keluarga
Pertanyaan (untuk mengetahui pengetahuan ibu, apa yg diharapkan dll)
Pemberitahuan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, rencana tindakan, alternative tindakan dll.
Unit komponen dalam model ini:
Ibu & keluarga (banyak variasi : norma patriakal, single parent, cerai dll)
Konsep kebutuhan (bio-psiko-sosio-kultural& spiritual)
Partnership(kerjasama dengan klien, keluarga maupun tim nakes)
Faktor kedekatan & keterbukaan (menghasilkan pengetahuan & keterampilan, pengharapan,
kepercayaan, & perekanan)
Model Menolong Bagi Bidan Di Ruang Kebidanan
Pemberian informasi (dengan komunikasi yg baik)
Pemberian pilihan & control (dilibibatkan dalam decision making)
Penerimaan klien saat bersalin (komunikasi yg baik)
Kesadaran diri sendiri (kekuatan & kelemahan)
Model Sistem Maternitas Di Komunitas
Bidan yg memberikan asuhan di komunitas akan melakukan rujukan bila menemukan adanya
masalah, dan akan melanjutkan asuhannya setelah dikirim kembali ke bidan.
KESIMPULAN
Dengan memahami berbagai model asuhan kebidanan diatas, diharapkan dapat membantu bidan
dalam memberiksn asuhan kebidanan kepada kliennya.
Mungkin diperlukan kombinasi dalam prakteknya, sehingga sesuai dengan filosofi asuhan
kebidanan.
http://kandrawilko.blogspot.com/2009/01/penghargaan-dan-sangsi-untuk-bidan.html
Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita
memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang
wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia
mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis
dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan antara lain:
1. kesejahteraan ibu dan bayi
2. penerimaan dari masyarakat
3. penentuan identitas diri
4. mengetahui tentang arti memberi dan menerima
Tahap_tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai peran nya:
a. anticipatory stage
seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
b. honeymoon stage
ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan
bantuan dari anggota keluarga yang lain.
c. Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu
memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d. Disengagement
Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.
Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran
diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya sendiri
sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan
perubahan fisik yang tejadi selama kehamilan.
c. periode letting go
1. terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga
2. ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi
sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan social
Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaiaan peran
ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:
a. Efek stress Anterpartum
stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup
seorang wanita, tuuan asuhan yang di berikan adalah : memberikan dukungan selama hamil
untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.
Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu,
yaitu:
1. Hubungan Interpersonal
2. Peran keluarga
3. Stress anterpartum
4. Dukungan social
5. Rasa percaya diri
6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu mendapatkan identitas baru yang
membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III)
merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche,
kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress
anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat
menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil
antara lain adalah:
a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan
sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
b. ibu memerlukan sosialisasi
c. ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi
pada tubuhnya
d. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa
menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.
Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di mulai sejak ibu
menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya
peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan.
Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor –faktor sebagai berikut:
a. Faktor ibu
1. Umur ibu pada saat melahirkan
2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3. Stress social
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5. Dukungan social
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu.
b. Faktor bayi
1. Temperament
2. Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lainnya
1. Latar belakang etnik
2. Status pekawinan
3. Status ekonomi
Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor pendukung:
a. Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informational support
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk
menolong dirinya sendiri
c. Physical support
Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan tambahan dana
d. Appraisal support
Ini memungkinkan indifidu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan pencapaiaan peran ibu
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan
konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu. Peran
bidan yang di harapkanoleh mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam
melaksanakan tugas dan adaptsi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
pencapaiaan peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.
Teori kursi goyang , keseimbangan emosional ibu. Tujuan asuhan maternitus agar ibu mampu
melaksanakan tugasnya sebagai ibu bauk fisik maupun psikologis.
Hipotesa Ball, respon emotional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan
kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan yang berarti
mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Persipan yang telah di lakukan bidan pada masa
postnatal akan mempengaruhi respon emotional wanita terhadap perubahan akibatproses
kelahiran tersebut. Kesejahteraan wanita setelah melahirkan tergantung pada personality dan
kepribadian, sistem dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas.
Ball menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga elemen, yaitu:
1. Pelayanan maternitas
2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga
3. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga
Art practice
-,pengetahuan
-,judgement
-,keterampilan
-,spiritual + material
Teori ini mengharapkan bidan dapat melhat semua aspek dalam memberikan asuhan pada ibu
hamil dan bersalin, Lehrman dan Morten mengemukakan delapan konsep penting dalam
pelayanan antenatal:
a. Asuahan kebidanan yang berkesinambungan
b. Keluarga sebagai pusat kebidanan
c. Pendidikan dan konseling merupakan sebagian dari asuhan
d. Tidak ada intervensi dalam asuhan kebidanan
e. Keterlibatan dalam asuhan kebidanan
f. Advokasi dari pelayanan kebidanan
g. Waktu
Morten (1991) menambahkan tiga macam dari teori lehrman.
a. Teknik teurapetik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan, misalnya:
· Mendengar aktif
· Mengkaji
· Klasifikasi
· Humor
· Sikap yang tidak menuduh
· Pengakuan
· Fasilitasi
· Pemberian izin
b. Pemberdayaan
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan, bidan melalui penampilan dan pendekatannya
akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengkoreksi, memvalidasi, menilai dan member
dukungan.
6. Teori Orem
Ada tiga yang terkait di dalamnya:
1. Self care teori
2. Self care dafisit teori
3. Nursing system teori
Self care agent adalah orang yang dapat memenuhi kebutuhan self dependent care agent ada
bayi, anak, orang tidak sadar atau sakit berat, termasuk perawat dan keluarga.
http://viviul.blogspot.com/2010/12/kakul-konsep-kebidanan.html