Anda di halaman 1dari 25

IKATAN BIDAN INDONESIA

CABANG CIANJUR

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM


PELAYANAN KEBIDANAN
(ETIKA)

Oleh : Liste Zulhijwati Wulan, Amd.Keb, SKM, M.Kes


DASAR HUKUM
PELAYANAN Undang-undang no 36 Tahun 2014 Tentang
KEBIDANAN Tenaga Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369
Tahun 2007

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 398


Tahun 2007 Tentang Standar Asuhan Kebidanan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun


2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

Keputusan Menteri Kesehatan No 28 Tahun 2017


Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
UU
NO 36 SIAPA PERMENKES
TAHUN NO 28
2017
BIDAN ? TAHUN 2017

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang


termasuk dalam jenis tenaga kesehatan
kelompok kebidanan

Seorang perempuan yang lulus dari


pendidikan bidan yang telah teregistrasi
sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan

Berpendidikan minimal DIII


Prinsip Penyelenggaraan Praktik Kebidanan...1

Untuk mendapatkan
STR, harus terlebih
Untuk mendapatkan dahulu memiliki
izin, harus terlebih sertifikat kompetensi
Setiap bidan yang akan dahulu memiliki STR yang diperoleh dari
berpraktik atau bekerja uji kompetensi
wajib memiliki izin
Registrasi Bidan
registrasi dibuktikan dengan STR yang dikeluarkan oleh MTKI
namun kedepannya akan dikeluarkan oleh konsil masing-
masing tenaga kesehatan
STR berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang
dengan persyaratan pengabdian diri sebagai profesi dan
pemenuhan kecukupan satuan kredit profesi
Apabila bidan tidak memenuhi persyaratan, harus mengikuti
evaluasi kompetensi yang dilaksanakan oleh OP bekerja sama
dengan MTKI
BAB II
PASAL 3
STRB
Perizinan Praktik Bidan

Izin dikeluarkan yang dikeluarkan pemda kabupaten/kota


atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang

Izin hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat

Bidan hanya dapat berpraktik/bekerja paling banyak


di 2 (dua) tempat
a. fotokopi STRB yang masih berlaku dan
dilegalisasi asli;
Pasal 8 . b. surat keterangan sehat dari dokter yang
Ayat (1) : memiliki surat izin praktik;
Syarat c. surat pernyataan memiliki tempat praktik;
SIPB d. surat keterangan dari pimpinan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan tempat Bidan akan
berpraktik;
e. pas foto terbaru dan berwarna dengan ukuran
4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar;
f. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat; dan
g. rekomendasi dari Organisasi Profes
Penyelenggaraan Keprofesian
• Kewenangan yang didasarkan pada Kompetensi yang
dimilikinya.
• Keadaan tertentu dapat memberikan pelayanan di luar
kewenangannya.
• Mematuhi Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan
Standar Prosedur Operasional.
• Wajib membuat rekam medis Penerima Pelayanan Kesehatan.
• Wajib menyimpan rahasia kesehatan Penerima Pelayanan
Kesehatan
• Dapat menerima pelimpahan tindakan medis dari tenaga
medis, antara lain adalah perawat, bidan, penata anestesi,
tenaga keterapian fisik, dan keteknisian medis.
Kewenangan Bidan Permenkes No 28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan

Penyelenggaraan praktik (Pasal 18)


Kewenangan Bidan meliputi:
1. Pelayanan Kesehatan 2. Pelayanan 3. Pelayanan kesehatan
Ibu, yang diberikan kesehatan anak, reproduksi
perempuan dan
pada masa prahamil, yang diberikan keluarga berencana
kehamilan, masa pada bayi baru
persalinan, masa meliputi konseling
lahir, bayi, anak dan penyuluhan serta
nifas, masa menyusui
dan masa antara 2 balita, dan anak pemberian alkon oral
kehamilan prasekolah dan kondom
Kewenangan Bidan (PMK No 28 Tahun 2017 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan) (2)
Kewenangan a. Pemberian alkon suntikan, alkon dalam rahim, dan memberikan pelayanan
alkon bawah kulit;
terkait
b. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis
program tertentu yang dilakukan dibawah supervisi dokter;
pemerintah
(Pasal 25)
c. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan;
d. Pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu, anak usia sekolah
dan remaja, dan penyehatan lingkungan;
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak prasekolah dan anak sekolah;

f. Pelayanan kebidanan komunitas;


g. Deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap IMS termasuk
pemberian kondom dan penyakit lainnya;
h. Pencegahan penyalahgunaan NAPZA melalui informasi dan edukasi; dan
i. Pelayanan kesehatan lainnya yang merupakan program pemerintah.
Kewenangan Bidan (PMK No 28 Tahun 2017 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan) (1)
Di daerah tersebut tidak ada
dokter
Bidan dapat melakukan
pelayanan kesehatan di luar Penetapan tidak ada dokter
kewenangan dilakukan oleh kepala dinkes
kabupaten/kota
(Pasal 22)
Pengecualian tersebut tidak
berlaku apabila telah ada
dokter
Kewenangan Bidan (PMK No 28 Tahun 2017 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan) (3)

Bidan praktik Penugasan Bidan tersebut


mandiri dapat diberikan oleh berhak atas
ditugaskan pemda pelatihan dan
melaksanakan provinsi/kabupaten pembinaan dari
program pemerintah / kota pemda
Kewenangan Bidan (PMK No 28 Tahun 2017 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan) (4)

Pada daerah Bila tidak ada Pelatihan bagi


yang belum ada Bidan DIII, bidan menjadi
dokter, harus dapat tanggung jawab
ditempatkan ditempatkan pemda
bidan dengan bidan yang
pendidikan telah mengikuti
minimal DIII pelatihan
Hak Tenaga Kesehatan
Pasal 29

Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak:


a.Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugassesuai dengan
Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Operasional;
b.Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari PenerimaPelayanan Kesehatan
atau keluarganya;
c.Menerima imbalan jasa;
d.Memperoleh pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan yang
sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai-nilai
agama;
e.Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya;
f.Menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang
bertentangan dengan Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar
Prosedur Operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan
g.Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan
Kewajiban Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik wajib:
a. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional, dan
etika profesi serta kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan
Kesehatan;
b. memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan
atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan;
c. menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
d. membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang
pemeriksaan, asuhan, dan tindakan yang dilakukan; dan
e. merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan
lain yang mempunyai Kompetensi dan kewenangan yang sesuai.
Penyelesaian Perselisihan

• Yang dirugikan akibat kesalahan atau kelalaian Tenaga


Kesehatan dapat meminta ganti rugi.
• Perselisihan yang timbul akibat kelalaian harus diselesaikan
terlebih dahulu melalui penyelesaian sengketa di luar
pengadilan
Perlindungan Bagi Tenaga Kesehatan
“Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak mendapatkan
pelindungan hukum sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundangundangan 36 Tahun 2014 (Pasal 75)”
Pembinaan dan Pengawasan Praktik Bidan
 Dalam menjalankan keprofesiannya, bidan berada di bawah
pembinaan dan pengawasan Pemerintah dan pemerintah
daerah khususnya kepala dinas kabupaten/kota.
 Dalam rangka pengawasan, dapat diambil tindakan
administratif berupa:
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis;
c. Pencabutan izin untuk sementara paling lama 1 (satu)
tahun;
d. Pencabutan izin selamanya; dan/atau
e. Rekomendasi pencabutan STR kepada MTKI
SANGSI
Adminsitratif Tenaga Kesehatan

Fasyankes

Nakes Palsu
SANKSI
Kelalaian Berat
Pidana
(orang) Tanpa STR

Tanpa SIP
Malpraktek adalah kesalahan
atau kelalaian yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan dalam
Malpraktik melaksanakan profesinya yang
tidak sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur
operasional, akibat kesalahan
atau kelalaian tersebut pasien
menderita luka berat, cacat
bahkan meninggal dunia
UNSUR
MALPRAKTEK
Jenis Malpraktik

YURIDIS

JENIS MALPRAKTIK ETIK

ADMINISTRASI
Kesimpulan
“PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR TENTANG
TENAGA KESEHATAN, APABILA DIPATUHI AKAN MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN KEPADA TENAGA KESEHATAN DARI MALPRAKTIK”

“Ab honesto virum bonum nihil


deterret – Tak ada yang
menakutkan (menggetarkan) orang
baik yang melaksanakan kewajiban /
tugasnya dengan jujur.”

Anda mungkin juga menyukai