Anda di halaman 1dari 86

KESEHATAN REPRODUKSI

BAGI CALON PENGANTIN

2020
KESEHATAN REPRODUKSI
BAGI CALON PENGANTIN

2020
PETUNJUK PENGGUNAAN
LEMBAR BALIK
Lembar balik ini merupakan alat bantu untuk konseling kesehatan reproduksi
bagi pasangan calon pengantin (catin)

Sasaran penerima/klien: Petunjuk penggunaan:


Pasangan catin yang akan menikah. • Konseling dilakukan di ruangan yang menjamin
privasi klien.
Sasaran pelaksana: • Lembar balik ini digunakan untuk memberikan
Petugas kesehatan penyedia layanan
kesehatan reproduksi bagi catin Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kesehatan
reproduksi bagi catin.
Informasi tentang lembar balik: • Setiap topik terdiri dari dua halaman, yaitu halaman
Lembar balik ini berisi informasi mengenai untuk klien dan halaman untuk petugas.
kesehatan reproduksi, tips-tips untuk • Lembar balik ini hanya mencakup poin-poin utama.
mempersiapkan kehamilan yang sehat, Ketika berbicara dengan klien, petugas dapat
penyakit-penyakit yang perlu diwaspadai, menambahkan informasi dan mendiskusikan hal-hal
serta informasi lainnya yang dibutuhkan oleh lebih lanjut sesuai kebutuhan dan masalah klien.
catin sebelum dan sesudah memasuki • Lembar balik ini dilengkapi dengan indeks untuk
jenjang pernikahan.
memudahkan pencarian informasi.

Penggunaan saat konseling:


• Letakkan Lembar Balik di depan petugas dengan posisi yang mudah dilihat oleh klien dan petugas
tetap dapat melihat halaman untuk petugas tanpa menutupi pandangan ke arah klien.
• Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien dan jangan hanya membacakan teks kepada klien.
Jika Anda sudah terbiasa dengan lembar balik ini, Anda akan mengingat informasi kunci dan
langkah-langkah berikutnya.
• Jika klien tidak dapat membaca, tunjukkan gambar kepada klien. LEMBAR PETUGAS
1
SELAMAT DATANG

LEMBAR KLIEN
2
SELAMAT DATANG
SALAM PEMBUKAAN

• Sambut klien dengan ramah dan senyum


• Ucapkan salam (selamat pagi/siang/sore)
• Ucapkan terima kasih untuk kedatangan klien
• Sebut nama klien dan perkenalkan diri Anda
• Tunjukkan lembar balik ini dan jelaskan bahwa alat ini dapat membantu
klien untuk memahami tentang kesehatan reproduksi bagi catin
• Yakinkan bahwa privasi dan kerahasiaan klien akan dihormati dan dijaga

LEMBAR PETUGAS
2

SALAM
PEMBUKAAN
PERNIKAHAN

LEMBAR KLIEN
3
TENTANG
PERNIKAHAN

• Akad/janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa
merupakan awal dari kesepakatan bagi catin untuk saling memberi
ketenangan (sakinah) dengan mengembangkan hubungan atas dasar saling
cinta dan kasih (mawaddah wa rahmah)

• Pernikahan adalah awal terbentuknya sebuah keluarga, sehingga sebelum


menikah catin perlu mempersiapkan kondisi kesehatannya agar
melahirkan generasi penerus yang sehat dan keluarga bahagia.

LEMBAR PETUGAS
3

Pernikahan
HAK REPRODUKSI
Masing-masing pihak memiliki hak dan tanggung jawab yang sama
dalam menjalani kehidupan reproduksi

LEMBAR KLIEN
4
HAK
REPRODUKSI

• Kedua calon pengantin:


▪ Memiliki hak yang sama dalam memutuskan kapan akan mempunyai anak, berapa
jumlah anak, dan jarak kelahiran.
▪ Mendapatkan informasi yang lengkap tentang kesehatan reproduksi, serta efek
samping obat-obatan, alat, dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi
masalah kesehatan reproduksi dan seksual.
▪ Mendapatkan informasi yang mudah, lengkap, dan akurat tentang penyakit menular
seksual, agar perempuan dan laki-laki terlindungi dari infeksi menular seksual (IMS)
dan infeksi saluran reproduksi (ISR) serta memahami upaya pencegahan dan
penularannya yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi dan
seksual bagi laki-laki, perempuan, dan keturunannya.
▪ Memperoleh informasi dan pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat
diterima, sesuai dengan pilihan tanpa paksaan.
• Perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan
yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan, persalinan,
dan nifas, serta memperoleh bayi yang sehat.
• Hubungan suami istri harus didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing
dan dilakukan dalam kondisi dan waktu yang diinginkan bersama tanpa unsur
pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
LEMBAR KLIEN
4

HAK REPRODUKSI
ORGAN REPRODUKSI
PEREMPUAN

LEMBAR KLIEN
5
ORGAN REPRODUKSI
PEREMPUAN

1. Ovarium (indung telur), terletak di kiri dan kanan rahim di 5. Serviks (leher rahim), merupakan bagian uterus
ujung saluran telur (fimbrae/ umbai-umbai) dan terletak di yang berbatasan dengan vagina. Pada saat
rongga pinggul. Indung telur berfungsi mengeluarkan sel telur persalinan tiba, leher rahim membuka sehingga
(ovum), sebulan sekali indung telur kiri dan kanan secara bayi dapat keluar.
bergiliran mengeluarkan sel telur. Sel telur adalah sel yang
dihasilkan oleh indung telur yang dapat dibuahi oleh sperma 6. Vagina (liang kemaluan), merupakan sebuah
sehingga terjadi konsepsi (pembuahan). Bila tidak dibuahi, sel saluran berbentuk silinder dengan diameter
telur akan ikut keluar bersama darah saat menstruasi. depan ± 6,5 cm dan dinding belakang ± 9 cm
yang bersifat elastis dengan berlipat lipat.
2. Tuba Fallopii (saluran telur), merupakan saluran di kiri dan Fungsinya sebagai tempat penis berada saat
kanan rahim yang berfungsi untuk dilalui oleh sel telur dari berhubungan seksual, tempat keluarnya
indung telur menuju rahim. menstruasi dan bayi.

7. Klitoris, merupakan organ kecil yang paling peka


3. Fimbrae (umbai-umbai), berfungsi untuk menangkap sel telur
rangsangan dibandingkan dengan bagian-bagian
yang dikeluarkan indung telur.
alat kelamin perempuan yang lain. Klitoris banyak
mengandung pembuluh darah dan syaraf.
4. Uterus (rahim), merupakan tempat janin berkembang,
bentuknya seperti buah pir dan berat normalnya antara 30 – 8. Labia, terdiri dari labia mayora dan labia minora.
50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih
sebesar telur ayam kampung, dindingnya terdiri dari: 9. Perineum, merupakan jaringan di antara vagina
- Lapisan parametrium: lapisan paling luar dan yang dan anus, yang memisahkan rongga panggul atas
berhubungan dengan rongga perut. dengan rongga panggul bawah. Perineum
- Lapisan myometrium: berfungsi mendorong bayi keluar berperan penting dalam berkemih, buang air
pada proses persalinan (kontraksi) besar, hubungan seksual, dan melahirkan.
- Lapisan endometrium: lapisan dalam rahim tempat
menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini
terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
LEMBAR PETUGAS
5

ORGAN
REPRODUKSI
ORGAN REPRODUKSI
LAKI-LAKI

kandung kemih

saluran sperma kantung


tulang kemaluan sperma

prostat

penis

kepala penis

epididimis Testis (buah zakar)


Skrotum (kantung buah
zakar)

LEMBAR KLIEN
6
ORGAN REPRODUKSI
LAKI-LAKI

1. Testis (buah zakar). Berjumlah dua buah untuk 4. Prostat, vesikula seminalis dan beberapa
memproduksi sperma setiap hari dengan bantuan kelenjar lainnya. Kelenjar-kelenjar yang
testosteron. Testis berada dalam skrotum, di luar rongga menghasilkan cairan mani (semen) yang
panggul karena pembentukan sperma membutuhkan berguna untuk memberikan makanan pada
o
suhu yang lebih rendah dari pada suhu badan (36,7 C). sperma.
Sperma merupakan sel yang berbentuk seperti berudu
(kecebong) berekor hasil dari testis yang dikeluarkan saat 5. Penis. Berfungsi sebagai alat hubungan
ejakulasi bersama cairan mani dan bila bertemu dengan seksual dan sebagai saluran untuk
sel telur yang matang akan terjadi pembuahan. pengeluaran sperma dan air seni. Pada
keadaan biasa, ukuran penis kecil. Ketika
2. Skrotum (kantung buah zakar). Kantong kulit yang terangsang secara seksual darah banyak
melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat lipat. dipompa ke penis sehingga berubah menjadi
Skrotum adalah tempat bergantungnya testis. Skrotum tegang dan besar disebut sebagai ereksi.
mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke Bagian glans merupakan bagian depan atau
dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis agar kepala penis. Glans banyak mengandung
relatif tetap. pembuluh darah dan syaraf. Kulit yang
menutupi glans disebut foreskin
3. Vas deferens (saluran sperma). Saluran yang (preputium). Pada laki-laki sunat dilakukan
menyalurkan sperma dari testis-epididimis menuju ke dengan cara membuang kulit preputium.
uretra/ saluran kencing pars prostatika. Vas deferens Secara medis sunat dianjurkan karena
panjangnya ± 4,5 cm dengan diameter ±2,5 mm. memudahkan pembersihan penis sehingga
Saluran ini muara dari Epididimis yaitu saluran- saluran mengurangi kemungkinan terkena infeksi,
yang lebih kecil dari vas deferens. Bentuknya berkelok- radang, dan kanker.
kelok dan membentuk bangunan seperti topi.
LEMBAR PETUGAS
6
PERSIAPAN PRANIKAH

LEMBAR KLIEN
7
PERSIAPAN
PRANIKAH

Pemeriksaan Kesehatan: Penting dilakukan untuk mempersiapkan calon orang tua yang dapat
melahirkan generasi penerus yang sehat

Jenis pemeriksaan - Pemeriksaan laboratorium :


- Skrining status imunisasi T : 1. Pemeriksaan darah
✓ Pencegahan dan perlindungan diri yang aman ✓ Hb: mengetahui anemia
terhadap penyakit Tetanus dilakukan dengan ✓ Golongan darah dan rhesus
pemberian 5 dosis imunisasi Tetanus untuk ✓ Gambaran darah tepi (MCV, MCH, dan MCHC):
mencapai kekebalan penuh. deteksi dini carier Thalassemia
✓ Catin perempuan perlu mendapat imunisasi
Tetanus untuk mencegah dan melindungi diri 2. Pemeriksaan urin
terhadap penyakit Tetanus, sehingga akan
memiliki kekebalan seumur hidup untuk 3. Pemeriksaan lain atas indikasi
melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit ✓ Gula darah: mengetahui DM
Tetanus ✓ Tes IMS: mengetahui Sifilis, Gonorhea, dll.
- Pemeriksaan tanda-tanda vital (suhu, nadi, ✓ Tes HIV,
frekuensi nafas, tekanan darah) : mengetahui ✓ Tes Hepatitis B
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) ✓ Tes Malaria
- Pemeriksaan Berat badan, Tinggi badan, Lingkar ✓ Tes Thalassemia,
lengan atas (LiLA) : mengetahu status gizi ✓ Tes TORCH : mengetahui toksoplasmosis,
- Pemeriksaan fisik umum : mengetahui tanda rubella, citomegalovirus dan herpes simpleks
anemia, gangguan tiroid, gangguan jantung, dll ✓ dsb
- Pemeriksaan kesehatan jiwa
LEMBAR PETUGAS
7

PERSIAPAN
PRANIKAH
IMUNISASI TETANUS

Imunisasi Tetanus pada catin penting untuk


mencegah dan melindungi dari penyakit Tetanus
baik bagi diri sendiri maupun bayi yang akan
dilahirkan kelak.

Status Imunisasi Tetanus pada Catin


Status Interval Minimal Masa
Imunisasi Pemberian Perlindungan
T1 - -

T2 4 minggu setelah T1 3 tahun

T3 6 bulan setelah T2 5 tahun

T4 1 tahun setelah T3 10 tahun

T5 1 tahun setelah T4 Lebih dari 25 tahun

LEMBAR KLIEN
8
IMUNISASI
TETANUS

• Imunisasi Td untuk WUS (Wanita Usia Status Imunisasi Tetanus pada Catin
Subur) termasuk ibu hamil dan catin, Status Interval Minimal Masa
merupakan imunisasi lanjutan yang terdiri Imunisasi Pemberian Perlindungan
dari imunisasi terhadap penyakit Tetanus T1 - -
dan Difteri.
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
• Catin perempuan perlu mendapat imunisasi
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
Tetanus untuk mencegah dan melindungi
diri terhadap penyakit Tetanus, sehingga T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
akan memiliki kekebalan seumur hidup T5 1 tahun setelah T4 Lebih dari 25 tahun
untuk melindungi ibu dan bayi dari penyakit
Tetanus.
Kriteria penentuan status imunisasi T:
• Tiap WUS (15-49 tahun) diharapkan sudah
mendapat 5 kali imunisasi Tetanus lengkap • Bila pada waktu bayi terbukti pernah mendapat
(T5). DPT-HB-Hib1 : status T1.
• Jika status T belum lengkap, maka catin • Kemudian mendapat DPT-HB-Hib2 : status T2.
perempuan harus melengkapi status • Kemudian mendapat DPT-HB-Hib pada usia
imunisasi Tetanusnya di Puskesmas. baduta : status T3.
• Sehingga pemberian DT dan Td di sekolah : status
• Sebelum Imunisasi, dilakukan penentuan T4 dan T5.
status Imunisasi T melalui skrining terlebih • Bila tidak terbukti pernah mendapat suntikan
dahulu. Pemberian Imunisasi Td tidak perlu DPT-HB-Hib pada waktu bayi dan baduta, maka
diberikan, apabila status T sudah mencapai DT dianggap sebagai status T1. LEMBAR PETUGAS
T5. 8
PENGUKURAN
STATUS GIZI Cara menghitung IMT:
Keterangan:
BB (kg)
IMT = BB = Berat Badan (kg)
TB (m)2 TB = Tinggi Badan (m)

Status Gizi Kategori IMT

Sangat kurus Kekurangan BB tingkat berat < 17,0

Kurus Kekurangan BB tingkat ringan 17 - < 18,5

Normal 18,5 – 25,0


> 25,0 –
Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan
27,0

Obesitas Kelebihan BB tingkat berat > 27,0

Pemeriksaan status gizi pada Catin penting


untuk mendeteksi secara dini masalah gizi dan menyiapkan
calon ibu agar dapat menjalani kehamilan yang sehat.

Catin yang Kurus, Sangat Kurus dan Obesitas akan berisiko


mengalami kehamilan tidak sehat yang mempunyai dampak
terhadap kesehatan ibu dan janin.

LEMBAR KLIEN
9
PENGUKURAN
STATUS GIZI

• Status gizi dapat ditentukan dengan


pengukuran Indek Massa Tubuh (IMT). Status Gizi Kategori IMT
Kekurangan BB tingkat
• Status gizi catin perempuan perlu diketahui Sangat kurus
berat
< 17,0
dalam rangka persiapan kehamilan.
Kekurangan BB tingkat
Kurus 17 - < 18,5
• IMT merupakan proporsi standar berat ringan
badan (BB) terhadap tinggi badan (TB). Jika Normal 18,5 – 25,0
seseorang termasuk kategori: Kelebihan BB tingkat > 25,0 –
Gemuk
➢ Kurus dan Sangat Kurus: dapat ringan 27,0
mengakibatkan gangguan pertumbuhan Kelebihan BB tingkat
dan perkembangan janin. Obesitas > 27,0
berat
➢ Obesitas: lebih berisiko terjadinya
hipertensi dalam kehamilan dan
infertilitas.

Cara menghitung IMT:


Keterangan:
BB (kg)
IMT = BB = Berat Badan (kg)
TB (m)2 TB = Tinggi Badan (m)

LEMBAR PETUGAS
9
Agar tubuh sehat
makanlah makanan
Sesuai dengan gizi
seimbang

PERSIAPAN GIZI LEMBAR KLIEN


10
PERSIAPAN
PRANIKAH

PERSIAPAN GIZI
Setiap pasangan catin dianjurkan: 2. Membiasakan perilaku hidup bersih
1. Mengonsumsi pangan beraneka ragam ✓ Adanya hubungan timbal balik antara infeksi dan
✓Untuk mendapatkan masukan gizi yang seimbang ke status gizi
dalam tubuh, catin perlu mengonsumsi lima kelompok 3. Melakukan aktivitas fisik
pangan yang beraneka ragam setiap hari atau setiap kali
makan. ✓Aktivitas fisik memperlancar sistem metabolisme
di dalam tubuh
✓Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan
pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, dan minuman. 4. Mempertahankan dan memantau berat badan
Proporsinya dalam setiap kali makan dapat digambarkan normal
dalam ISI PIRINGKU yaitu: ✓Merupakan salah satu indikator bahwa telah
•Sepertiga piring berisi makanan pokok terjadi keseimbangan gizi di dalam tubuh
•Sepertiga piring berisi sayuran
•Sepertiga piring berisi lauk pauk dan buah-buahan
dalam proporsi yang sama
Agar tubuh sehat makanlah makanan
✓ Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga
Sesuai dengan gizi seimbang
agar tubuh tetap sehat:
•Biasakan minum air putih 8 gelas per hari
•Hindari minum teh atau kopi setelah makan
•Batasi mengonsumsi garam, gula, dan lemak/minyak

Setiap catin perempuan dianjurkan mengonsumsi tablet


tambah darah (TTD) yang mengandung zat besi dan asam
folat seminggu sekali. LEMBAR PETUGAS
10

PERSIAPAN
PRANIKAH
MENJAGA
ORGAN
REPRODUKSI
LEMBAR KLIEN
11
PERSIAPAN
PRANIKAH

3. Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi

• Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.


• Gunakan pakaian dalam berbahan sintetis (katun) yang dapat menyerap
keringat dan tidak terlalu ketat.
• Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang dengan
menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tisu.
• Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab / bau.

• Khusus untuk perempuan:


- Tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina.
- Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama.
- Pergunakan pembalut ketika menstruasi dan diganti paling lama setiap 4
jam sekali atau setelah buang air.
- Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna harap
memeriksakan diri ke petugas kesehatan.

• Bagi laki-laki dianjurkan untuk disunat.

LEMBAR PETUGAS
11

PERSIAPAN
PRANIKAH
GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT (GERMAS)

Melakukan Konsumsi Buah Tidak Konsumsi


Tidak Merokok
Aktivitas Fisik dan Sayur Alkohol

Membersihkan Menggunakan Memeriksa Kesehatan


Lingkungan Jamban Sehat secara Berkala

LEMBAR KLIEN
12
PERSIAPAN
PRANIKAH

4. Menerapkan perilaku hidup sehat melalui GERMAS


GERMAS adalah suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup.
GERMAS bertujuan agar masyarakat Pelaksanaan GERMAS melalui:
berperilaku sehat sehingga
berdampak pada : 1. Melakukan aktivitas fisik
2. Konsumsi sayur dan buah
• Kesehatan terjaga 3. Tidak merokok
• Produktif 4. Tidak Mengonsumsi alkohol
• Lingkungan bersih 5. Memeriksakan kesehatan
• Biaya untuk obat berkurang secara berkala
6. Membersihkan lingkungan
Catin perlu mulai menerapkan perilaku 7. Menggunakan jamban sehat
hidup bersih dan sehat
untuk mewujudkan keluarga sehat
berkualitas LEMBAR PETUGAS
12

PERSIAPAN
PRANIKAH
MASA SUBUR

Puncak masa subur biasanya terjadi pada


13 hari setelah haid hari pertama LEMBAR KLIEN
13
MASA
SUBUR

Masa subur dapat diketahui dengan cara menghitung ovulasi/masa subur pada wanita.

• Puncak masa subur biasanya terjadi pada 13 hari setelah hari pertama haid, sedangkan masa subur
biasa akan terjadi kurang lebih tiga hari sebelum dan sesudah menuju puncak masa subur tersebut.

• Tanda-tanda masa subur:


✓ Perubahan lendir serviks
Pada masa subur, cairan ini bertekstur lengket dan kental. Perubahan terjadi menjelang masa subur,
yaitu dengan meningkatnya jumlah cairan dan perubahan tekstur menjadi berwarna bening dan
lebih cair.

✓ Dorongan seksual meningkat


Hormon estrogen dan progesteron akan meningkat dalam masa subur sehingga meningkatkan
hasrat seksual.

✓ Temperatur tubuh meningkat dan payudara lebih lunak


Meningkatnya hormon progesteron ketika masa subur akan memicu kenaikan suhu tubuh, namun
kenaikan suhu tubuh tesebut hanya sedikit (± 0,5°C), maka cukup sulit mengamati kenaikan masa
subur hanya dengan memperhatikan kenaikan suhu tubuh pada wanita. Oleh karena itu cara ini
jarang digunakan sebagai acuan. Akibat lain dari meningkatnya produksi hormon yang tinggi
menyebabkan payudara menjadi lebih lunak.
LEMBAR PETUGAS
13
KEHAMILAN,
PERSALINAN, DAN
KONTRASEPSI
INFERTILITAS

LEMBAR KLIEN
14
INFERTILITAS

Infertilitas adalah kondisi pada PUS, yang berhubungan seksual secara teratur (2-3
kali/minggu) dan tanpa menggunakan alat kontrasepsi, yang belum pernah dan belum
mampu mempunyai anak paling sedikit dalam kurun waktu 12 bulan (infertilitas primer).
HIFERI, PERFITRI, IAUI, POGI. Konsensus Penanganan Infertilitas. Jakarta, 2013.

Faktor Risiko Infertilitas Penyebab Infertilitas Pada Perempuan


• Gaya hidup: merokok, gizi buruk, 1. Gangguan ovulasi: dapat berupa gangguan siklus haid, yaitu
obesitas, defisiensi mikronutrien, amenore primer atau sekunder, oligomenorea dan sindrom
konsumsi alkohol, stres dan olahraga ovarium polikistik.
berat, misalnya lebih dari 5 jam/minggu 2. Gangguan tuba dan pelvis, yang dapat disebabkan oleh:
pada laki-laki atau 3-5 jam/minggu pada • infeksi sistem reproduksi, terutama Chlamidia, gonore dan TB;
perempuan (yang dianjurkan 150 • endometriosis: ditemukan pada 25%-50% perempuan. Sekitar
menit/minggu). 30%-50% di antara penderitanya mengalami infertilitas, akibat
perlekatan dan distrorsi anatomi panggul.
• Konsumsi obat-obatan tertentu, 3. Gangguan uterus, termasuk mioma submukosum, polip
misalnya obat-obatan yang berpengaruh endometrium dan leiomyoma.
terhadap produksi testosteron dan
sperma (misalnya spironolakton, Penyebab Infertilitas Pada Laki-laki
sulfasalazin, kolkisin dan allopurinol, 1. Kelainan urogenital bawaan atau yang didapat.
antibiotik tertentu, simetidin dan obat- 2. Infeksi saluran urogenital.
obat herbal tertentu seperti 3. Suhu skrotum yang meningkat (misalnya akibat adanya varikokel).
ginkobiloba). 4. Kelainan endokrin.
5. Kelainan genetik.
• Keterpaparan terhadap suhu tinggi dan 6. Faktor imunologi.
bahan berbahaya bagi fertilitas 7. Kelainan idiopatik, yang mungkin disebabkan oleh disrupsi endokrin
perempuan dan laki-laki, misalnya karena polusi lingkungan, radikal bebas, atau kelainan genetik.
panas, radiasi sinar-X, logam dan
LEMBAR PETUGAS
pestisida. 14
MERENCANAKAN
KEHAMILAN
Pilihan Metode Kontrasepsi Bagi Pasangan Baru yang Ingin Menunda Kehamilan

Pil/Obat- KB Implan
obatan
Suntikan

IUD/AKDR
(ALAT
KONTRASEPSI
DALAM RAHIM)

Kondom

METODE MODERN JANGKA PENDEK METODE MODERN JANGKA PANJANG

LEMBAR KLIEN
15
MERENCANAKAN
KEHAMILA N

JENIS
METODE CONTOH KEMBALINYA MASA SUBUR
KONTRASEPSI
Metode Pil Pil kombinasi Pil kombinasi dan pil progestin:
Kontrasepsi segera kembali bila penggunaan
Jangka Pendek pil dihentikan

Kondom -

Injeksi/suntik Progestin (suntik 3 bulan) Suntik Progestin: maks. 10-12


bulan setelah penghentian
pemakaian

Progestin kombinasi (suntik Suntikan kombinasi: rata-rata 5


1 bulan) bulan setelah penghentian
pemakaian

Metode Implan Progestin kombinasi Segera setelah implan dicabut


Kontrasepsi
Jangka Panjang
AKDR Cu T 380A Segera setelah AKDR dilepas

LEMBAR PETUGAS
15
PEREMPUAN LAYAK
HAMIL Memenuhi syarat sebagai berikut:

UMUR
Ideal : 20-34 tahun

JUMLAH ANAK
Ideal : < 3 orang

JARAK KEHAMILAN

2 TAHUN
INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
Ideal : 18,5 – 25,0 (normal)

KONDISI KESEHATAN
Ideal : Tidak mempunyai
masalah kesehatan

LEMBAR KLIEN
16
PEREMPUAN
LAYAK HAMIL

1. UMUR
Ideal : 20-34 tahun
Jika : Usia < 20 tahun : tunda kehamilan
Usia > 35 tahun :
-Jumlah anak 1 orang – dibawah pengawasan khusus
-Jumlah anak ≥ 3 orang - dianjurkan tidak hamil lagi

2. JUMLAH ANAK
Ideal : < 3 orang
Jika : ≥ 3 orang : dianjurkan tidak hamil lagi

3. JARAK KEHAMILAN
Ideal : > 2 tahun
Jika : < 2 tahun : tunda kehamilan sampai usia anak 2 tahun

4. IMT
Ideal : 18,5 – 25,0 (normal)
Jika :
• < 18,5 (KEK): tunda kehamilan sampai mencapai BB normal,
diet tinggi kalori dan protein, minum obat cacing
• > 25,0 – 27,0 (kelebihan BB tingkat ringan)
• > 27,0 (kelebihan BB tingkat berat /obesitas)

5. KONDISI KESEHATAN. KONDISI KESEHATAN YANG DIPERHATIKAN


Ideal : Tidak mempunyai masalah • Hb
kesehatan • Penyakit menular (HIV, Sifilis, Hepatitis,
TB, malaria, kecacingan dll)
Jika mempunyai masalah kesehatan: • Penyakit tidak menular (DM, Hipertensi,
tunda kehamilan dan anjuran Jantung, auto imun, kanker, stroke, dll)
ditatalaksana sampai sembuh atau • Kesehatan Jiwa
terkontrol dibawah pengawasan • Penyakit genetik: Talasemia, Hemofilia LEMBAR PETUGAS
16
PROSES KEHAMILAN
Saluran Telur (Tuba Fallopi)
Sel Telur

Kehamilan dapat
terjadi bila sel telur
yang matang dari
perempuan dibuahi
Sperma
EMBRIO
oleh sel sperma dari
Menempel
di Dinding
laki-laki
Rahim

PERTUMBUHAN JANIN

Endometrium

Bakal Janin

1 Minggu 4 Minggu 8 Minggu 12 Minggu 24 Minggu 40 Minggu LEMBAR KLIEN


(7 Hari) (28 Hari) (56 Hari) (84 Hari) (168 Hari) (280 Hari) 17
PROSES
KEHAMILA N

Pembuahan Perkembangan Embrio Usia Kehamilan


Sel telur yang matang
Dalam 120 hari pertama, Kehamilan umumnya
dibuahi oleh sperma
embrio berkembang berakhir dengan persalinan
dalam saluran telur
mengikuti tahapan setelah 280 hari (9 bulan 10
(tuba fallopi)
kehidupan sel (hayati) hari)
1 3 5

2 4

Embrio Janin
Sel telur yang telah Memasuki usia
dibuahi sperma (embrio) kehamilan lebih lanjut,
menempel di lapisan embrio berkembang
dalam dinding rahim mengikuti tahapan
kehidupan insani
menjadi janin/ bayi

LEMBAR PETUGAS
17
TANDA-TANDA AWAL
KEHAMILAN

TES KEHAMILAN POSITIF TIDAK NAFSU MAKAN MUAL & MUNTAH-MUNTAH

LEMBAR KLIEN
18
TANDA-TANDA
KEHAMILA N

Tidak mendapat
menstruasi/haid Timbul rasa mual,
sebagaimana muntah-muntah dan
Tidak ada nafsu
biasanya (tidak pusing terutama
makan
menstruasi pada pada pagi hari serta
siklus haid bulan sering buang air kecil
berikutnya)

Pada usia kehamilan


lebih lanjut dengan Perut membesar dan
Tes kehamilan positif
alat tertentu dapat dirasakan gerakan
(+)
terdengar detak janin
jantung janin

Jika sudah terdapat tanda-tanda kehamilan segera


memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
Setiap ibu hamil akan diberikan Buku KIA. LEMBAR PETUGAS
18
KEHAMILAN

KEHAMILAN KEHAMILAN TIDAK


IDEAL DIRENCANAKAN

LEMBAR KLIEN
19
KEHAMILA N

Kehamilan yang ideal adalah Pada unmet need ber-KB (wanita


kehamilan yang usia subur yang ingin menunda
atau tidak ingin punya anak tetapi
direncanakan, diinginkan dan
tidak menggunakan kontrasepsi)
dijaga perkembangannya
secara baik • Akibat gagal KB
• Akibat hubungan seks
pranikah

KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN


KEHAMILAN IDEAL DAPAT TERJADI

LEMBAR PETUGAS
19
KONDISI EMOSIONAL
IBU HAMIL
Saat hamil kondisi emosional
ibu mengalami perubahan,
oleh sebab itu dukungan
Suami sangat diperlukan
dalam menjalani kehamilan

LEMBAR KLIEN
20
KONDISI EMOSIONAL
IBU HAMIL

1 2 3
Perasaan mudah lelah, tidak Mencemaskan perubahan
Ibu hamil mudah mau makan, tidak bisa tidur fisiknya, khawatir terhadap
tersinggung, sensitif, uring- nyenyak, tidak nyaman, merasa
perkembangan bayinya dalam
uringan, manja, mudah sesak. Hal-hal tersebut
disebabkan oleh adanya rahim, khawatir bila bayinya
marah, tidak semangat.
perubahan kondisi fisiknya. meninggal, atau cacat.

4 5
Ingin diperhatikan, pada waktu
Merasa belum siap menjadi mengidam menginginkan makanan-
makanan yang mungkin tidak pada
orangtua dan belum siap musimnya sehingga sulit didapat. Hal
secara ekonomi. tersebut semata-mata karena ingin
diperhatikan keluarga dan suami.

LEMBAR PETUGAS
20
Kondisi Kesehatan
Diwaspadai
Yang Perlu
KONDISI KESEHATAN
YANG PERLU DIWASPADAI
Jika catin perempuan
mengalami gizi kurang dan
ANEMIA atau anemia,
sebaiknya menunda
kehamilan dengan ber-KB
dan mendapatkan
penanganan kesehatan
sampai status gizinya baik
Normal Anemia dan Hb normal
(> 12 mg/dL)

KEKURANGAN GIZI

LEMBAR KLIEN
21
KONDISI KESEHATAN
YANG PERLU DIWASPADAI
ANEMIA KEKURANGAN GIZI
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam Kondisi kurang gizi dalam keadaan terus menerus
darah kurang dari normal (12 mg/dL). dapat mengakibatkan Kurang Energi Kronik (KEK).

Anemia sering dialami oleh perempuan karena kurangnya asupan Ibu hamil dengan kekurangan gizi memiliki risiko
atau konsumsi makanan yang mengandung zat besi, pengaturan yang dapat membahayakan ibu dan janin antara
pola makan yang salah, gangguan haid/haid abnormal, dan lain:
penyakit lainnya (seperti kecacingan, Malaria, dan lainnya). - Anemia pada ibu dan janin
- Perdarahan saat melahirkan
Tanda anemia antara lain: - Keguguran
• Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lunglai (5L) - Mudah terkena penyakit infeksi
• Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang - Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
- Bayi lahir mati
Dampak anemia pada ibu hamil (Hb <11 mg/dL), yaitu: - Kelainan bawaan pada janin
• Pertumbuhan janin terhambat
• Bayi berat lahir rendah (BBLR)
• Bayi lahir sebelum waktunya
• Bayi mengalami kelainan bawaan
Jika catin perempuan
• Anemia pada bayi yang dilahirkan
mengalami gizi kurang dan
• Risiko perdarahan saat melahirkan atau anemia,
sebaiknya menunda
Anemia dapat dicegah dan diatasi dengan: kehamilan dengan ber-KB dan
• Mengonsumsi makanan bergizi seimbang mendapatkan penanganan
• Minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet per minggu sebelum kesehatan sampai status
hamil dan 1 tablet per hari selama kehamilan gizinya baik dan Hb normal
• Jika ada penyakit yang menyertai, segera ke fasilitas pelayanan (> 12 mg/dL)
kesehatan
LEMBAR PETUGAS
21
PENYAKIT – PENYAKIT
YANG PERLU DIWASPADAI

Perlu Diwaspadai
Penyakit Yang
HEPATITIS B Hepatitis B dapat
menular melalui
Cara Penularan
hubungan seksual
Dari ibu pengidap virus maupun dari ibu
Hepatitis B ke bayi yang
dikandung atau dilahirkan
hamil ke bayinya

Hubungan seksual tidak aman


HORIZONTAL (3-5%)

dengan pengidap Hepatitis B

Transfusi darah terkontaminasi


virus Hepatitis B

Penggunaan jarum suntik


bergantian yang terkontaminasi
virus Hepatitis B
LEMBAR KLIEN
22
PENYAKIT-PENYAKIT
YANG PERLU DIWASPADAI

H E PAT I T I S B
Hepatitis B adalah peradangan hati yang disebabkan oleh Pencegahan Hepatitis B pada catin:
virus Hepatitis B. a. Menghindari faktor risiko penularan Hepatitis B
b. Imunisasi Hepatitis B
Virus Hepatitis B dapat ditemukan dalam cairan tubuh
Vaksin Hepatitis B diberikan dalam 3 dosis, yaitu
penderita seperti produk darah, cairan serebrospinal,
pada bulan ke-0, 1 dan 6
cairan vagina dan cairan tubuh lainnya.

Gejala Hepatitis: tidak khas bahkan sering tanpa gejala, Bila sudah terdeteksi Hepatitis B:
ketika muncul gejala seringkali sudah terlambat, sudah 1. Segera konsultasi ke dokter
sirosis bahkan kanker hati sehingga Hepatitis sering 2. Perlukaan pada kulit harus selalu dibalut
disebut sebagai silent killer. Gejala yang dapat timbul : 3. Tidak berbagi peralatan pribadi seperti pisau
• Demam cukur, sikat gigi, sisir, gunting kuku dengan orang
• Mual dan muntah lain
• Rasa lelah

Faktor risiko penularan Hepatitis B:


• Vertikal (95% penularan) : dari ibu hamil pengidap virus
Hepatitis B ke bayi yang dikandung atau dilahirkan Hepatitis B dapat menular melalui
• Horizontal (3-5% penularan): hubungan seksual maupun dari
• Hubungan seksual tidak aman dengan pengidap
Hepatitis B
ibu hamil ke bayinya
• Transfusi darah terkontaminasi virus Hepatitis B
• Penggunaan jarum suntik bergantian yang
terkontaminasi virus Hepatitis B

LEMBAR PETUGAS
22
PENYAKIT – PENYAKIT YANG
PERLU DIWASPADAI
Skrining Diabetes Melitus diperlukan untuk menyiapkan calon ibu agar dapat menjalani
kehamilan dan melahirkan bayi yang sehat

DIABETES
Pengelihatan kabur
MELITUS

Mudah lelah
Nasfu makan
meningkat

Berat badan
Sering buang air kecil
menurun

LEMBAR KLIEN
23
PENYAKIT-PENYAKIT
YANG PERLU DIWASPADAI

DIABETES MELITUS
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula dalam darah ≥ 200 mg/dL (pada pemeriksaan gula darah sewaktu).

Gejala Diabetes Melitus


• Trias DM ( banyak minum, banyak makan, sering kencing)
• Mudah lelah dan mengantuk
• Penglihatan kabur
• Penurunan berat badan meskipun nafsu makan mengalami peningkatan
• Bila terdapat luka lebih sulit sembuh
• Masalah pada kulit (misalnya gatal-gatal, iritasi dll)

Dampak Diabetes Mellitus dalam kehamilan:


• Berat badan bayi lahir di atas normal/ bayi lahir besar
• Bayi berisiko mengalami hiperbilirubinia (kuning)
• Peningkatan risiko kelahiran prematur (lahir sebelum waktunya)
• Peningkatan risiko hipertensi dalam kehamilan
• Peningkatan risiko diabetes pada kehamilan berikutnya
• Bayi berisiko mengidap diabetes saat dewasa
LEMBAR PETUGAS
23
PENYAKIT – PENYAKIT
YANG PERLU DIWASPADAI
Skrining Malaria dan TORCH diperlukan untuk
MALARIA menyiapkan calon ibu agar dapat menjalani
kehamilan dan melahirkan bayi yang sehat
TORCH
TOXOPLASMA, RUBELLA,
CYTOMEGALOVIRUS, HERPES
Mikrosefali/
Hidrosefalu Katarak
Kalsifikasi otak s

Mata kecil Konjungtivitis Korioretinitis


Gangguan
Kelainan pendengaran
Jantung
Pembesaran Limpa

Pneumonia

Hepatitis dan kuning


Parasit
plasmodium

Sel darah terinfeksi


Perdarahan kulit
LEMBAR KLIEN
24
PENYAKIT-PENYAKIT
YANG PERLU DIWASPADAI

MALARIA TORCH
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh TORCH adalah penyakit yang disebabkan oleh Toksoplasma, Rubella,
sekelompok parasit plasmodium yang hidup dalam Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes simplex virus II (HSV-II) serta virus
sel darah merah. lainnya.

Penularan Malaria: Penularan TORCH:


Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk • Penularan aktif: konsumsi makanan dan sayuran yang
Anopheles betina yang terinfeksi parasit terkontaminasi virus TORCH dan tidak dimasak sempurna.
plasmodium. Malaria juga dapat ditularkan melalui Makanan/sayuran dapat terkontaminasi virus TORCH dari kotoran
transfusi darah yang terkontaminasi parasit hewan seperti kucing, anjing, ayam, burung, dan lain-lain.
plasmodium. • Penularan pasif: dari ibu hamil pengidap TORCH ke janin.
Malaria tidak dapat ditularkan secara kontak
langsung dari satu manusia ke manusia lainnya. Dampak TORCH pada catin:
• Infertilitas (baik catin perempuan maupun laki-laki)
Dampak Malaria pada catin: • Kelak jika hamil dapat mengakibatkan kecacatan pada janin, misal
Malaria bisa menyebabkan anemia pada catin dan kelainan saraf, mata, telinga, otak (mikrosefali atau hidrosefalus),
kelak dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan kelainan paru-paru, limpa, terganggunya fungsi motorik, dll.
janinnya. Anemia pada kehamilan dapat
menyebabkan keguguran, risiko perdarahan saat Pencegahan TORCH pada catin:
melahirkan, bayi lahir sebelum waktunya, dan bayi • Vaksinasi MMR (Mumps Measles Rubella) untuk mencegah
dengan berat lahir rendah (BBLR). komponen Rubella dari TORCH dilakukan 3-6 bulan dari rencana
hamil.
Pencegahan Malaria pada catin: • Perilaku hidup bersih dan sehat: cuci tangan pakai sabun, mencuci
• Penggunaan kelambu saat tidur. bahan makanan (sayuran, buah, dan lainnya) dengan air bersih yang
• Tutup pintu dan jendela menggunakan mengalir, dan memasak makanan sampai matang sempurna.
kawat/kasa/kelambu nilon. Skrining Malaria dan TORCH diperlukan untuk menyiapkan calon ibu
• Gunakan pakaian pelindung yang menutupi agar dapat menjalani kehamilan dan melahirkan bayi yang sehat
lengan dan kaki saat keluar rumah.
• Gunakan obat/krim anti nyamuk. LEMBAR PETUGAS
24
PENYAKIT GENETIK YANG DAPAT
MEMPENGARUHI KEHAMILAN DAN
KESEHATAN JANIN
Orangtua Orangtua
THALASSEMIA
Pembawa Pembawa
Sifat Sifat

Pasangan pembawa sifat


Thalassemia berisiko menurunkan
penyakit Thalassemia kepada anak
kandung dan keturunannya

Pembawa Thalassemia Normal Pembawa


Orang dengan Thalassemia
Sifat Mayor Sifat minor/pembawa sifat
tampak sehat dan dapat tidak
menunjukkan gejala
Orangtua Orangtua Orangtua Orangtua
Thalassemia Normal Pembawa Normal
Mayor Sifat

Pembawa Pembawa Pembawa Pembawa Normal Normal Pembawa Pembawa


Sifat Sifat Sifat Sifat Sifat Sifat
LEMBAR KLIEN
100% Pembawa Sifat 50% Normal; 50% Pembawa Sifat
25
PENYAKIT GENETIK YANG MEMPENGARUHI
KEHAMILAN DAN KESEHATAN JANIN

THALASSEMIA
Thalassemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah Dampak Thalassemia pada catin:
akibat kekurangan protein pembentuk sel darah merah yang Jika kedua pasangan catin merupakan pembawa
menyebabkan sel darah merah mudah pecah, sehingga sifat Thalassemia dan kelak hamil, maka berisiko
penderita mengalami kurang darah berat yang dapat (25%) melahirkan anak dengan Thalassemia Mayor.
mengancam jiwa. Penyakit ini diturunkan oleh kedua orang tua
pembawa sifat Thalassemia kepada anak kandung dan

Penyakit Genetik
keturunannya. Pencegahan Thalassemia bagi catin:
Program pengelolaan penyakit Thalassemia pada
Terdapat 2 jenis Thalassemia yaitu Thalassemia Minor dan catin ditujukan untuk mencegah kelahiran anak
Thalassemia Mayor. Orang dengan Thalassemia dengan Thalassemia Mayor, melalui:
Minor/pembawa sifat tampak sehat dan dapat tidak • Skrining Thalassemia sedini mungkin atau
menunjukkan gejala. Sedangkan orang dengan Thalassemia sebelum menikah pada catin laki-laki dan
Mayor memerlukan pengobatan dan transfusi darah rutin perempuan untuk mengetahui apakah pasangan
seumur hidup serta memiliki usia harapan hidup yang relatif catin merupakan pembawa sifat Thalassemia.
pendek.
• Jika kedua pasangan catin pembawa sifat
Deteksi dini Thalassemia pada catin: Thalassemia memutuskan untuk tetap menikah,
• Memiliki riwayat penyakit keluarga dengan anemia atau anjurkan untuk menghindari kehamilan dengan
pasien Thalassemia selalu menggunakan kontrasepsi.
• Pucat dan lemah
• Riwayat transfusi berulang
• Pemeriksaan darah dan analisis Hb

Pasangan pembawa sifat Thalassemia berisiko menurunkan penyakit Thalassemia kepada anak kandung dan keturunannya.
Orang dengan Thalassemia minor/pembawa sifat tampak sehat dan dapat tidak menunjukkan gejala

LEMBAR PETUGAS
25
PENYAKIT GENETIK YANG DAPAT
MEMPENGARUHI KEHAMILAN DAN
KESEHATAN JANIN

HEMOFILIA

Sel darah Perdarahan Darah Sel darah Perdarahan Darah tidak


normal membeku normal bisa membeku
SEHAT HEMOFILIA

Apabila salah satu pasangan adalah penderita atau pembawa sifat Hemofilia, maka
berisiko menurunkan penyakit Hemofilia kepada anak kandung dan keturunannya.
Orang dengan Hemofilia tampak sehat dan dapat tidak menunjukkan gejala

LEMBAR KLIEN
26
PENYAKIT GENETIK YANG MEMPENGARUHI
KEHAMILAN DAN KESEHATAN JANIN

HEMOFILIA
Hemofilia adalah penyakit/gangguan faktor pembekuan Dampak Hemofilia pada catin:
darah dalam tubuh yang menyebabkan perdarahan sulit Jika salah satu catin merupakan pembawa sifat atau
berhenti atau berlangsung lebih lama. penderita Hemofilia dan kelak hamil, maka berisiko
melahirkan anak laki-laki dengan Hemofilia atau
Penyakit ini diturunkan oleh salah satu atau kedua orang anak perempuan pembawa sifat Hemofilia.
tua kepada anak kandung dan keturunannya,
Pada wanita, kelainan ini bersifat resesif sebagai pembawa
sifat sedangkan pada laki-laki dapat muncul gejala ringan Pencegahan Hemofilia bagi catin:
hingga berat. Untuk mencegah risiko kelahiran anak dengan
Hemofilia dilakukan:
Gejala Hemofilia: • Skrining Hemofilia sedini mungkin atau sebelum
• Perdarahan sulit berhenti atau berlangsung lebih lama menikah pada catin laki-laki dan perempuan
misal pada luka, cedera, operasi, cabut gigi, pasca untuk mengetahui apakah pasangan catin
suntikan, dan pasca imunisasi suntik. Tingkat keparahan merupakan pembawa sifat atau penderita
tergantung dari jumlah faktor pembekuan di dalam Hemofilia.
darah.
• Jika salah satu catin merupakan pembawa sifat
• Gejala lain berupa memar pada kulit bila terbentur,
persendian bengkak dan nyeri, mimisan, sering muntah, atau penderita Hemofilia dan memutuskan untuk
sakit kepala, cepat lelah, dan penglihatan ganda. tetap menikah, anjurkan penggunaan kontrasepsi
untuk menghindari kehamilan.

Apabila salah satu pasangan adalah penderita atau pembawa sifat Hemofilia maka berisiko menurunkan penyakit
Hemofilia kepada anak kandung dan keturunannya.
Orang dengan Hemofilia tampak sehat dan dapat tidak menunjukkan gejala

LEMBAR PETUGAS
26
INFEKSI MENULAR
SEKSUAL (IMS)

8
DUH TUBUH
GEJALA DAN URETRA
TANDA-TANDA
DUH TUBUH
MENDERITA
VAGINA
IMS
ULCUS
KONJUNGTIVIS GENITAL
NEONATORUM VEGETASI
GENITAL

BUBO
NYERI INGUINAL
PERUT
BAWAH PEMBENGKAKAN
SKROTUM

LEMBAR KLIEN
27
8 INFEKSI
GEJALA DAN
TANDA-TANDA
MENDERITA
IMS

MENULAR SEKSUAL (IMS)

IMS adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Klasifikasi IMS berdasarkan 8 gejala/tanda:

1. Duh Tubuh Uretra: GO, Chlamydia


2. Duh Tubuh Vagina: GO, Trikomoniasis, Candidosis Vaginalis,
Vaginosis Bakteri
3. Ulkus Genital: Sifilis, Ulkus Mole (Chancroid), dengan vesikel:
Herpes Genitalis

IMS, ISR, dan


HIV AIDS
4. Vegetasi Genital: Kondilomata Akuminata
5. Bubo Inguinal: Limfogranuloma Venereum, Chancroid
6. Nyeri perut bawah: merupakan manifestasi dari penyakit-penyakit
IMS
7. Pembengkakan skrotum
8. Konjungtivitis Neonatorum

LEMBAR PETUGAS
27
INFEKSI MENULAR
SEKSUAL (IMS)

Jenis IMS
1. Gonore
(Kencing Nanah)
2. Sifilis
(Raja Singa)
3. Herpes Genitalis
1 2 3
4. Konjungtivis Gonore
5. Kondiloma Akuminata
(Jengger Ayam)
6. Konjungtivis Klamidiosis

4 5 6
LEMBAR KLIEN
28
8 INFEKSI
GEJALA DAN
TANDA-TANDA
MENDERITA
IMS

MENULAR SEKSUAL (IMS)

JENIS IMS GEJALA PENCEGAHAN

Gonore Pada laki-laki: Duh tubuh uretra, kental, putih kekuningan atau mukopurulen. Tidak berhubungan intim, setia pada
(kencing nanah) Pada perempuan: Seringkali tanpa gejala, bila ada duh tubuh putih atau kuning terutama pasangan dan menggunakan kondom.
di daerah mulut rahim (perlu pemeriksaan dalam). Komplikasi bisa menyebabkan Segera periksa jika ada keluhan dan minum
mandul, kehamilan di luar rahim. obat sesuai anjuran.

Sifilis Luka atau koreng, jumlahnya biasa satu, bulat atau lonjong, dasar bersih dengan Tidak berhubungan intim, setia pada
(raja singa) perabaan kenyal sampai keras, tidak ada rasa nyeri pada penekanan. pasangan, menggunakan kondom. Segera
periksa jika ada keluhan dan minum obat
Kelenjar getah bening di lipat paha bagian dalam membesar, kenyal, juga tidak nyeri pada sesuai anjuran.
penekanan.
Herpes genitalis Herpes genital pertama: diawali dengan bintil- lentingan - luka/erosi berkelompok, di atas Tidak berhubungan intim, setia pada
dasar kemerahan, sangat nyeri, pembesaran kelenjar lipat paha, kenyal dan disertai pasangan, menggunakan kondom dan
gejala sistemik. hindari faktor pencetus
Herpes genital kambuhan : timbul bila ada faktor stres pikiran, hubungan seksual
berlebihan, kelelahan dan lain-lain. Umumnya lesi tidak sebanyak dan seberat lesi
pertama.

Konjungtivitis Mata sembab, kemerahan uni/ bilateral dengan ada duh tubuh mata dengan nanah yang Pemberian Sirop eritromisin basa, 50
klamidiosis tidak terlalu banyak. mg/kgBB/hari per oral, 4 kali sehari, selama
(pada bayi baru 14 hari ATAU
lahir) Trimetropim-sulfametoksasol 4—200 mg,
per oral, 2 kali sehari, selama 14 hari

Konjungtivitis Mata sembab, kemerahan uni/ bilateral dengan ada duh tubuh mata yang bernanah. Seftriakson, 50 – 100 mg/kg BB, IM, dosis
gonore (pada tunggal ATAU
bayi baru lahir) Kanamisin, 25 mg/kg BB (maksimal 75 mg),
IM, dosis tunggal
Kondilomata (1) Bentuk datar (flat), (2) Bentuk papul, (3) Bentuk verukosa Tidak berhubungan intim, setia pada
akuminata Terutama pada daerah yang lembab. Pada wanita dapat menimbulkan kanker mulut pasangan, menggunakan kondom dan jaga
(Jengger ayam ) rahim. kebersihan alat kelamin.

LEMBAR PETUGAS
28
INFEKSI SALURAN
REPRODUKSI (ISR)

Kandidiasis vaginalis Vaginosis bakterial Trikomoniasis

LEMBAR KLIEN
29
8 INFEKSI
GEJALA DAN
TANDA-TANDA
MENDERITA
IMS

SALURAN REPRODUKSI (ISR)

JENIS ISR MASA INKUBASI GEJALA KOMPLIKASI PENCEGAHAN

Kandidiasis Pruritus vulva, inflamasi pada Kulit sekitar vulva Jaga kebersihan alat
vaginalis introitus pada introitus dan labia, lecet kelamin
disertai edema atau fisura, duh
tubuh vagina bergumpal, putih,
kadang-kadang dapat kental, atau
kekuningan pH vagina <4,5

Vaginosis Beberapa hari Vagina berbau amis terutama setelah Pada perempuan
bacterial sampai 4 hubungan seksual, duh tubuh vagina hamil dapat
minggu tidak terlalu banyak, homogen, putih menyebabkan
keabu-abuan, melekat pada dinding ketuban pecah dini,
vagina, tidak ada tanda inflamasi, pH kelahiran prematur,
vagina > 4,7, tes amin (+) bayi berat badan
lahir rendah

Trikomoniasis Beberapa hari Duh tubuh vagina homogen, banyak, Pada perempuan
sampai 4 purulen, kadang-kadang berbusa, hamil dapat
minggu mukosa vagina eritema, berbau menyebabkan
seperti ikan busuk, dapat disertai partus prematur,
pruritus vulva, pH vagina > 5,0 bayi berat badan
lahir rendah

LEMBAR PETUGAS
29
HIV AIDS
Hubungan Seks Transfusi Darah Makan/minum Bersama, Bersentuhan. Berjabat
Tidak Aman mengandung HIV memakai peralatan tangan, berpelukan, hidup
makan/minum bersama serumah bersama

PENULARAN HIV TIDAK


MENULAR
HIV
MELALUI

Penggunaan Ibu ke Bayi saat


Berenang Gigitan
Narkoba Suntik kehamilan, persalinan
Bersama Serangga
bergantian dan menyusui

LEMBAR KLIEN
30
HIV
AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus merupakan kuman/virus


penyebab AIDS.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala/penyakit akibat menurunnya kekebalan
tubuh yang didapat dari infeksi HIV.

Infeksi HIV ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh manusia. Beberapa cara yang berisiko menularkan HIV
diantaranya:
1. Hubungan seks tidak aman. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV dapat menular dari darah
orang yang terinfeksi, cairan mani/sperma atau cairan vagina langsung ke aliran darah pasangannya, atau
melalui selaput mukosa yang berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur.
2. HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV atau melalui alat tindakan medis lain
yang tercemar HIV.
3. Penggunaan jarum suntik bersama/bergantian pada Pencandu narkoba suntik berisiko tertular HIV.
4. HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, persalinan, dan ketika menyusui (Penularan HIV dari
Ibu ke Anak).

HIV tidak menular melalui:


➢ Makan/minum bersama, memakai peralatan makan/ minum mereka
➢ Bersentuhan, berjabat tangan, berpelukan
➢ Hidup serumah, menggunakan wc/toilet bersama, berenang bersama
➢ Bergantian pakaian, handuk, saputangan
➢ Hubungan sosial lainnya
➢ Gigitan serangga

LEMBAR PETUGAS
30
HIV AIDS
Waspada, HIV tidak menunjukkan gejala!

Setelah lewat masa 5 tahun,


mulai tampak gejala akibat
system kekebalan tubuh
yang turun sehingga
Tergantung tingkat penyakit lain yang masuk ke
kekebalan tubuh seseorang tubuh tidak dapat ditangkis
dan pengobatan yang
diberikan hingga kemudian
penderita AIDS meninggal
karena infeksi oportunistik
Orang yang terinfeksi
HIV terlihat sehat
hingga 5 tahun sejak
terinfeksi virus
tersebut

Orang yang terinfeksi HIV


terlihat biasa saja tetapi
bisa menularkan lewat
pertukaran cairan tubuh
atau jarum suntik

LEMBAR KLIEN
31
HIV
AIDS

Setelah lewat masa 5 tahun,


mulai tampak gejala akibat
system kekebalan tubuh yang
turun sehingga penyakit lain
yang masuk ke tubuh tidak
dapat ditangkis
Setelah itu orang tersebut
mulai menunjukkan
kumpulan gejala akibat
menurunnya sistem
kekebalan tubuh setelah
terinfeksi HIV.
Masa Inkubasi
bisa terjadi
selama
5-10 tahun.
Setelah seseorang terinfeksi HIV,
dia terlihat biasa saja seperti
halnya orang lain karena tidak
menunjukkan gejala klinis. Tetapi
orang tersebut bisa menularkan
virus HIV melalui penularan
cairan tubuh (darah, cairan
sperma, cairan vagina, ASI).
LEMBAR PETUGAS
31
CEGAH HIV AIDS

PENCEGAHAN
SALING SETIA GUNAKAN TIDAK MENGGUNAKAN PENULARAN HIV DARI
DENGAN PASANGAN KONDOM NARKOBA SUNTIK IBU KE ANAK (PPIA)

Namun,
apapun bentuknya
HINDARI NARKOBA
Karena merugikan
diri sendiri

LEMBAR KLIEN
32
HIV/AIDS
DAPAT DICEGAH

Tidak berhubungan seksual


Tidak melakukan hubungan seksual yang berisiko.

Saling Setia
Masing-masing setia pada pasangan dan tidak melakukan hubungan seks dengan orang lain.

Kondom
Gunakan kondom secara benar setiap kali berhubungan seks apabila salah satu pasangan ada yang
menderita HIV positif atau status HIV pada pasangan belum diketahui.

Hindari penggunaan narkoba suntik


Menggunakan jarum bergantian berisiko menularkan HIV dalam jarum yang tercemar darah.
Namun apapun bentuknya, hindari NARKOBA karena hanya akan merugikan diri sendiri.

Penggunaan alat-alat yang steril


Jangan gunakan jarum, alat suntik, atau alat peluka (alat penembus) kulit lainnya (tindik atau tato) secara
bergantian. Penularan akan lebih mudah terjadi melalui darah.

Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA)


Apabila salah satu/kedua catin mempunyai faktor risiko maka lakukan tes HIV.
Jika salah satu/kedua catin mengidap HIV, minum obat ARV sesuai anjuran secara teratur seumur hidup.
Setelah menikah, pasangan ODHA harus minum obat ARV dan selalu menggunakan kondom setiap
berhubungan seksual.
Jika pasangan ODHA ingin memiliki anak, rencanakan kehamilan yang aman, konsultasikan dengan tenaga
kesehatan.
Lakukan tes HIV pada saat pemeriksaan ANC triwulan 1, dan berikan ARV Profilaksis pada bayi dari Ibu HIV.

LEMBAR PETUGAS
32
KANKER PAYUDARA
FA K T O R R I S I KO

Riwayat kehamilan pertama pada usia lebih dari 35


tahun

Perempuan usia lebih dari 40 tahun lebih


sering terkena kanker payudara

Perempuan yang menopause pada


Sel Tumor
usia lebih dari 50 tahun

Perempuan yang riwayat haid pertama


kurang dari usia 12 tahun

Perempuan yang belum pernah melahirkan


atau yang tidak pernah menyusui

Perempuan yang memiliki riwayat tumor jinak

Riwayat Keluarga

LEMBAR KLIEN
33
KANKER
PAYUDARA

Kanker Payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara.

Faktor risiko Deteksi dini Kanker Payudara dapat dilakukan dengan berbagai
• Merokok atau terpapar asap rokok cara, antara lain :
• Ibu atau saudara ibu/klien yang memiliki kanker payudara
• Menopause (berhenti haid) > 50 tahun • SADARI (pemerikSAan payuDAra sendiRI), yang dilakukan
• Menstruasi pertama kali sebelum usia 12 tahun pada hari ke 7-10 dihitung mulai dari hari pertama haid,
• Tidak memiliki anak / infertilitas atau bagi yang telah menopause atau tidak haid karena
• Melahirkan anak pertama setelah usia 35 tahun menggunakan KB dilakukan rutin setiap bulan pada tanggal
• Tidak pernah menyusui yang sama.
• Riwayat adanya penyakit tumor jinak payudara • SADANIS (pemerikSAan payuDAra kliNIS) oleh tenaga
• Adanya riwayat penyakit kanker pada anggota keluarga kesehatan yaitu dokter/bidan, sebaiknya dilakukan 1 kali/
lainnya tahun, minimal 3-5 tahun sekali atau bila terdapat kelainan
• Diet dan faktor yang berhubungan dengan diet pada saat melakukan SADARI.
(peningkatan berat badan/obesitas, pola makan yang buruk
tinggi lemak dan rendah serat, mengandung zat • Pemeriksaan Ultrasonography (USG)
pengawet/pewarna, minuman beralkohol) USG dilakukan terutama untuk membuktikan adanya
massa kistik dan solid/padat yang mengarah pada
keganasan, dan pada perempuan di bawah usia 40 tahun.
Tanda-tanda yang terlihat dengan memperhatikan payudara
antara lain: • Pemeriksaan Skrining Mammografi
• Penambahan ukuran/besar yang tak biasa pada payudara Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala,
• Salah satu payudara menggantung lebih rendah dari yaitu pada perempuan usia 40 – 50 tahun setiap 2 tahun
biasanya sekali dan setiap 1 tahun sekali pada perempuan di atas 50
• Lekukan seperti lesung pipit pada kulit payudara tahun kecuali yang mempunyai faktor risiko.
• Pembengkakan pada lengan bagian atas
• Perubahan penampilan puting payudara
• Keluar cairan seperti susu atau darah dari salah satu puting
• Benjolan pada payudara LEMBAR PETUGAS
• Pembesaran kelenjar getah bening pada lipat ketiak (axilla) 33
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
S A D A R I ( P E R I K S A PAY U D A R A S E N D I R I )

1 2

3 4 5

Posisi Tidur

LEMBAR KLIEN
33
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
SADARI

SADARI (perikSA payuDAra sendiRi) Langkah 3:


Sadari dilakukan pada hari ke 7-10 dihitung mulai dari hari Kemudian, dilakukan perabaan payudara.
pertama haid. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil berdiri atau
berbaring, bila dalam keadaan berbaring sebaiknya
Langkah 1: letakkan sebuah bantal di bawah pundak sisi
• Mulai dengan melihat payudara anda di cermin dengan payudara yang akan diperiksa.
posisi kedua lengan di samping tubuh. Kemudian
angkat kedua tangan ke atas dan perhatikan apakah ada
perubahan pada payudara. Langkah 4:
• Anda harus melihat: Angkat salah satu lengan ke atas dan tekuk siku
➢ Perubahan payudara dari ukuran, bentuk, dan sehingga tangan memegang bagian atas
warna kulit atau ada kerutan pada kulit (kulit jeruk) punggung/kepala, kemudian dengan menggunakan
atau ada cekungan/ada tarikan kulit ke dalam. permukaan jari tangan yang lain raba dan tekan
• Jika anda melihat perubahan berikut ini, segera anda ke payudara dengan gerakan melingkar dimulai dari
dokter untuk berkonsultasi: bagian luar yaitu tepi payudara sampai ke bagian
➢ Perubahan ukuran dan bentuk payudara dalam yaitu puting, selanjutnya cubit areola puting
➢ Kulit payudara mengeras, mengelupas, mengerut
seperti kulit jeruk, atau terdapat cekungan seperti apakah keluar cairan atau tidak, cermati seluruh
lesung pipit bagian payudara kiri hingga ke daerah ketiak.
➢ Perubahan pada puting, seperti puting tertarik ke Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan.
dalam atau keluar cairan dari puting
➢ Benjolan /kelainan lainnya dari payudara Langkah 5 :
➢ Kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak. Dalam posisi berbaring tekuk salah satu siku
sehingga tangan menyentuh kepala belakang.
Langkah 2: Kemudian dengan tangan yang lain rasakan apakah
Letakkan kedua tangan di pinggang sambil menekan agar terdapat benjolan atau penebalan. Pastikan untuk
otot dada berkontraksi dan perhatikan apakah terjadi
perubahan pada payudara. Kemudian Bungkukkan badan memeriksa daerah yang berada di antara
untuk melihat apakah kedua payudara menggantung payudara, dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari
seimbang. tulang pundak.
LEMBAR PETUGAS
33
KANKER RAHIM (SERVIKS)
P E N Y E B A B D A N FA K T O R R I S I KO

Human Papillomavirus (HPV)


Penyebab Kanker Leher Rahim Berganti-ganti pasangan seksual atau berhubungan
dengan pria yang sering berganti pasangan

Ibu atau kakak yang menderita kanker


leher rahim

Perokok Aktif maupun Pasif

Penurunan daya tahan tubuh

Menikah atau melakukan hubungan seksual


sebelum usia 17 tahun

Perempuan yang melahirkan banyak anak

Terpapar Infeksi Menular Seksual (IMS)

LEMBAR KLIEN
34
KANKER LEHER RAHIM
SERVIKS

Kanker Leher Rahim adalah keganasan yang terjadi • Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan Tes
dan berasal dari sel leher rahim. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) dan Pap Smear.

• Perbedaan IVA dan Pap Smear antara lain:


Faktor risiko
- Hasil tes IVA dapat segera diketahui 1 menit setelah
• Usia muda saat pertama kali melakukan
dioles asam asetat sedangkan Pap smear membutuhkan
hubungan seksual (usia < 20 tahun)
waktu 1-2 minggu kemudian.
• Memiliki banyak pasangan seksual (perempuan
- Tes IVA dapat dilakukan kapan saja kecuali dalam
atau pasangannya)
keadaan hamil atau haid yang banyak.
• Riwayat pernah mengalami IMS
- Biaya pemeriksaan tes IVA lebih murah dibandingkan
• Ibu atau saudara perempuan yang memiliki
dengan Pap Smear.
kanker leher rahim
• Hasil tes pap sebelumnya yang tak normal
• Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan di
• Merokok atau terpapar asap rokok
Dokter/Bidan, Puskesmas, Klinik swasta, Rumah Sakit.
• Penurunan kekebalan tubuh (imunosupresi)
seperti yang terjadi pada penderita HIV/AIDS
• Pada stadium awal umumnya kanker leher rahim tidak
ataupun pada penggunaan kortikosteroid untuk
memiliki gejala. Pada stadium lanjut, gejalanya antara lain:
jangka waktu yang lama
- Pendarahan pasca hubungan seksual
- Pendarahan tidak normal dari vagina mulai bercak-
Pencegahan primer kanker leher rahim dilakukan bercak hingga menggumpal disertai bau busuk
melalui vaksinasi HPV secara mandiri. - Keputihan berbau busuk
- Nyeri pinggang saat buang air kecil dan buang air
Deteksi dini kanker leher rahim dianjurkan untuk besar.
perempuan usia 30 - 50 tahun yang sudah
berhubungan seksual dan bisa dilakukan setiap
tahun, minimal 3 - 5 tahun sekali.

LEMBAR PETUGAS
34
LEMBAR KLIEN
35
KEHIDUPAN SEKSUAL
SUAMI ISTRI

Gangguan kehidupan seksual dapat


Faktor Fisik terjadi pada suami (laki-laki)
• Ada atau tidaknya penyakit ataupun istri (perempuan).
• Pola hidup
• Pengobatan tertentu
Komunikasikan apa yang menjadi
kebutuhan seksual dari masing-
Faktor Psikis masing pasangan agar suami istri
• Ada atau tidaknya stress dapat menikmati kehidupan seksual
• Kejenuhan yang sehat dan berkualitas.
• Suasana harmonis

LEMBAR PETUGAS
35
GANGGUAN SEKSUAL PADA
PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI

LEMBAR KLIEN
36
GANGGUAN SEKSUAL PADA
PEREMPUAN DAN LAKI -LAKI

PEREMPUAN LAKI-LAKI
Gangguan dorongan seksual, misalnya Gangguan dorongan seksual, misalnya
dorongan seksual hipoaktif (frigid) atau dorongan seksual hipoaktif (frigid) atau
hiperaktif (nimfomania). hiperaktif (nimfomania).

Gangguan bangkitan seksual, yaitu Disfungsi ereksi (impotensi), hal ini dapat
vagina yang kurang mengeluarkan disebabkan oleh faktor fisik misalnya
cairan meskipun sudah dalam keadaan karena menderita diabetes melitus atau
cukup terangsang. faktor psikis misalnya karena stres.

Rasa sakit atau tidak nyaman di kelamin Gangguan ejakulasi, yaitu ejakulasi dini
dan sekitarnya setiap kali berhubungan atau justru ejakulasi yang terhambat.
seksual.
Gangguan orgasme, yaitu tidak bisa
Tidak bisa atau sulit untuk mencapai merasakan orgasme.
orgasme saat berhubungan seksual.

LEMBAR PETUGAS
36
MENCEGAH GANGGUAN SEKSUAL

KOMUNIKASI
adalah hal yang sangat penting

Tidak mengonsumsi obat kuat atau ramuan


yang kandungan dan indikasinya tidak dapat
dipertanggung jawabkan

Gaya Hidup Sehat


Makan bergizi seimbang, aktivitas fisik
dan olahraga, serta tidak merokok

LEMBAR KLIEN
37
MENCEGAH
GANGGUAN SEKSUAL

Selalu ingat bahwa kehidupan seksual adalah milik bersama dan dibina bersama pasangan.

Bersikap dan bicaralah secara terbuka apa adanya. Masing-masing pasangan berhak tahu
mana hal yang mereka suka dan mana hal yang tidak mereka suka.

Jaga kesehatan tubuh dan jiwa dengan gaya hidup yang sehat, misalnya tidak merokok,
kelola stres, tidur cukup, pola makan gizi seimbang, dan berolahraga secara teratur.

Jangan tergoda untuk menggunakan obat/ramuan yang tidak jelas isi dan indikasinya.
Meminum obat yang tidak jelas hanya akan membahayakan fungsi organ tubuh lain seperti
hati dan ginjal. Bahkan konsumsi obat yang kandungannya tidak jelas dapat memberikan efek
jangka panjang terjangkit berbagai penyakit.

Jagalah keseimbangan antara kesibukan dan rekreasi. Selalu usahakan untuk memiliki waktu
khusus hanya berdua bersama pasangan.

Jangan melakukan hubungan seksual hanya sebagai hal yang rutin untuk menghindari
kejenuhan. Komunikasikan dengan pasangan masing-masing sesuai kebutuhan.

LEMBAR PETUGAS
37
MENJAGA KESEHATAN JIWA
DAN HARMONISASI PASANGAN
SUAMI ISTRI
Saling mengenali dan
memahami karakter
pasangan penting untuk
mewujudkan keluarga
yang sehat, bahagia dan
sejahtera

LEMBAR KLIEN
38
MENJAGA KESEHATAN JIWA DAN
HARMONISASI PASANGAN SUAMI ISTRI

Sehat jiwa adalah kondisi dimana seorang Sebelum memasuki jenjang pernikahan,
individu dapat berkembang secara fisik, setiap catin harus mengenali karakteristik
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu dari masing-masing pasangan sehingga
tersebut menyadari kemampuan sendiri, terwujud keluarga yang sehat, bahagia,
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja dan sejahtera.
secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya.
Karakteristik pasangan suami istri yang
Ciri-ciri sehat jiwa: baik:
• Perasaan sehat dan bahagia • Mengetahui dan melaksanakan tugas
• Menyadari kemampuan diri dan tanggung jawab masing-masing
• Merasa nyaman terhadap diri sendiri yang sudah menjadi komitmen
• Dapat menerima orang lain apa adanya bersama.
• Merasa nyaman berinteraksi dengan • Saling mengerti, menghormati,
orang lain menghargai, dan menutupi kekurangan
• Mampu memenuhi kebutuhan hidup masing-masing pasangan kepada orang
• Mampu menghadapi tantangan hidup lain.
• Mempunyai sikap positif terhadap diri • Bersama-sama menjaga kesehatan
dan orang lain keluarga.
LEMBAR PETUGAS
38
KESETARAAN GENDER DALAM
RUMAH TANGGA

“ Pernikahan yang ideal dapat


terjadi ketika suami dan istri
saling menghormati dan
menghargai satu sama lain

Pernikahan yang bahagia harus


terbebas dari tindakan kekerasan
dalam rumah tangga

LEMBAR KLIEN
39
KESETARAAN GENDER
DALAM RUMAH TANGGA

Pernikahan yang ideal dapat terjadi ketika suami dan istri saling
menghormati dan menghargai satu sama lain, misalnya:

Pengambilan keputusan di rumah tangga dilakukan secara


bersama dan tidak memaksakan ego masing-masing
Perencanaan kehamilan dan keikutsertaan ber-KB merupakan
keputusan dan tanggung jawab bersama suami dan istri
Suami memberikan dukungan selama proses kehamilan,
melahirkan, dan pengasuhan anak
Suami mendukung pelaksanaan ASI eksklusif
Suami istri saling membantu dalam pekerjaan rumah tangga,
pengasuhan, dan pendidikan anak

LEMBAR PETUGAS
39

Kesetaraan
Gender
TINDAK KEKERASAN YANG
MENGGANGGU PERNIKAHAN

1 Kekerasan Fisik

2 Kekerasan Psikis

3 Kekerasan Seksual

4 Penelantaran

5 Eksploitasi

LEMBAR KLIEN
39
TINDAK KEKERASAN
YANG MENGGANGGU PERNIKAHAN

Hal-hal yang harus dihindari dalam pernikahan adalah

1. Kekerasan secara fisik


Misal: memukul, menendang, menampar, menjambak rambut, menyundut
dengan rokok, melukai)

2. Kekerasan secara psikis


Misal: menghina, mengeluarkan komentar yang merendahkan, melarang
pasangan mengunjungi saudara atau teman, mengancam)

3. Kekerasan seksual
Misal: memaksa dan menuntut berhubungan seksual, melakukan
hubungan seksual yang tidak aman)

4. Penelantaran
Misal: tidak memberi nafkah lahir/batin)

5. Eksploitasi
Misal: memanfaatkan, memperdagangkan dan memperbudak pasangan)

LEMBAR PETUGAS
39
SOLUSI MENGATASI
TINDAK KEKERASAN

Ke Fasyankes untuk Konsultasi


mendapatkan Psikologis/Hukum
pengobatan atau
rujukan

Melapor ke polisi atau Cerita dengan


P2TP2A/UPTD PPA teman

LEMBAR KLIEN
40
SOLUSI MENGATASI
TINDAK KEKERASAN

Apabila terjadi tindak kekerasan, maka sebaiknya suami maupun istri berupaya mencari
solusi lebih dahulu dengan cara berdialog atau mencari bantuan/mediasi dengan
menceritakan kejadian kepada orangtua, teman dekat atau kerabat yang terpercaya.

Langkah-langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah:


1. Mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas/Rumah Sakit) untuk
mendapatkan penanganan pada luka fisik maupun psikis, dan atau rujukan.
2. Melapor ke Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak
(UPTD PPA) atau Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A).
3. Melapor ke polisi (Unit Pelayanan Perempuan dan Anak/UPPA).
4. Mendapatkan pendampingan dari tokoh agama, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), psikolog atau Lembaga Bantuan Hukum (LBH).

LEMBAR PETUGAS
40
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
BAGI CALON PENGANTIN
Pengarah: Kontributor:
Direktur Kesehatan • Subdirektorat Kesehatan Maternal dan Neonatal, Direktorat
Keluarga Kesehatan Keluarga
• Subdirektorat Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja, Direktorat
Editor:
Subdirektorat Kesehatan Keluarga
Kesehatan Usia • Subdirektorat Pengelolaan Konsumsi Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat
Reproduksi, Direktorat • Subdirektorat Penanggulangan Masalah Gizi, Direktorat Gizi
Kesehatan keluarga Masyarakat
• Subdirektorat Masalah Kesehatan Jiwa Dewasa dan Lanjut Usia,
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa
dan NAPZA
• Subdirektorat Imunisasi, Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan
• Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, Direktorat
2020 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
• Subdirektorat Malaria, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
• Subdirektorat HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual,
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
• Subdirektorat Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan,
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Anda mungkin juga menyukai