Republik Indonesia
PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN
BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK
362.198.2
Ind Indonesia. Departemen Kesehatan
b Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu
dan Anak
- Jakarta: Departemen Kesehatan dan
JICA (Japan International Cooperation Agency), 2001
Judul:
1. Mother - Child relation
2. Maternal - Child Nursing
3. Maternal Health Services
II JUKNIS PENGGUNAAN BUKU KIA
Dengan berjalannya waktu fungsi Buku KIA meningkat selain sebagai media KIE
dan dokumen pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, Buku KIA digunakan
untuk mempermudah mendapatkan Akte Kelahiran, alat bukti yang digunakan
pada sistem jaminan kesehatan dan bantuan bersyarat pada program keluarga
harapan (PKH), mendukung implementasi kebijakan di daerah tertentu (antara lain
persyaratan masuk TK atau SD), dan mempermudah pemahaman masyarakat akan
pemenuhan haknya akan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Penerapan Buku KIA secara benar akan berdampak pada peningkatan pengetahuan
ibu dan keluarga akan kesehatan ibu dan anak, menggerakan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas serta meningkatkan sistem survailance, monitoring
dan informasi kesehatan. Petunjuk teknis pemakaian Buku KIA ini diharapkan
meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam memfasilitasi peningkatan peran
kader, ibu dan keluarga/pengasuh anak dalam penggunaan Buku KIA.
Bab III : Sasaran Buku KIA & Juknis Penggunaan Buku KIA ..... 5
A. Sasaran Buku KIA................................................. 5
B. Sasaran Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA.... 5
Departemen Kesehatan bersama JICA mengembangkan Buku KIA pertama kali tahun
1993 di Salatiga Jawa Tengah, secara bertahap dengan dukungan berbagai pihak baik
pemerintah pusat, pemerintah daerah, profesi dan lembaga mitra. Penggunaan
Buku KIA meluas sehingga pada tahun 2006 seluruh provinsi menggunakan Buku KIA.
Untuk mengakomodir kebutuhan program dan disesuaikan dengan kondisi, dilakukan
revisi Buku KIA secara berkala. Buku KIA revisi 2015 berisi catatan dan informasi cara
memelihara dan menjaga kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru
lahir sampai anak usia 6 tahun) termasuk pola asuh anak dengan disabilitas dan cara
melindungi anak dari kekerasan dan pelecehan seksual.
Optimalisasi pemanfaatan Buku KIA di tingkat keluarga hanya akan terjadi bilamana
tenaga kesehatan dan kader menjelaskan dan memastikan ibu dan keluarga paham isi
Buku KIA. Peningkatan pemahaman Buku KIA ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
pada saat memberi pelayanan, waktu tunggu pelayanan, maupun pada saat kegiatan di
masyarakat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, kader ataupun berbagai pihak yang
punya minat besar terkait dengan kesehatan ibu dan anak.
Untuk membantu tenaga kesehatan dalam menggunakan Buku KIA maka disusunlah
Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang merupakan acuan
bagi tenaga kesehatan dalam menggunakan Buku KIA, baik sebagai media KIE ataupun
media pencatatan setelah pelayanan KIA diberikan. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku
KIA ini menuntun langkah-langkah yang harus ditempuh oleh tenaga kesehatan dalam
menggunakan Buku KIA sebagai media KIE ke ibu, keluarga/pengasuh, masyarakat dan
kader. Buku ini juga menuntun tenaga kesehatan dalam melaksanakan pencatatan yang
baik dan benar pada Buku KIA mengingat Buku KIA satu-satunya bukti yang dipegang ibu
ataupun keluarga bahwa pelayanan KIA termasuk imunisasi telah diberikan disamping
fungsinya sebagai alat bukti klaim dalam sistem jaminan kesehatan maupun program
keluarga harapan.
Untuk memahami dan menerapkan Juknis Penggunaan Buku KIA ini, tenaga kesehatan
terlebih dahulu membaca Buku KIA. Buku ini dapat dipelajari secara mandiri atau
Pemahaman tenaga kesehatan akan manfaat Buku KIA sebagai media KIE dan dokumen
pencatatan pelayanan KIA adalah penting agar mereka menggunakan Buku KIA sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam memberi pelayanan KIA.
Sasaran dari Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA ini adalah tenaga kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak baik di fasilitas kesehatan
primer ataupun rujukan, baik pemerintah maupun swasta.
Buku KIA sebagai dokumen pencatatan pelayanan KIA. Tenaga kesehatan selain
melaksanakan pencatatan dengan baik dan benar pada Buku KIA juga memfasilitasi
kader dalam mengisi KMS dan pencatatan Vitamin A. Kader juga dapat memberi tanda
rumput ( ) pada materi/informasi/pokok bahasan yang sudah disampaikan kepada Ibu/
pengasuh pada saat penyuluhan. Tenaga kesehatan juga memfasilitasi ibu, keluarga/
pengasuh memberi tanda rumput ( ) pada kotak yang telah disediakan setelah tenaga
kesehatan memberi pelayanan KIA,atau pada halaman terkait perkembangan anak.
Tenaga kesehatan sebagai penanggung jawab wilayah dan pemberi pelayanan KIA
harus memfasilitasi pemahaman dan penerapan Buku KIA oleh ibu, suami, keluarga
dan pengasuh anak di panti/lembaga kesejahteraan sosial anak dan kader. Buku KIA
merupakan pintu masuk bagi ibu dan anak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
ibu dan anak yang komprehensif dan berkesinambungan, oleh karenanya tenaga
kesehatan berperan dalam:
1. menginformasikan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang menjadi hak bagi
setiap ibu dan anak.
2. menggunakan Buku KIA sebagai media KIE
3. mencatat setiap pelayanan yang diberikan dengan baik dan benar sejak ibu hamil
sampai anak usia 6 tahun pada Buku KIA
4. menggunakan catatan pelayanan sebagai bahan penyerta pada sistem jaminan
kesehatan dan bantuan bersyarat program pemerintah atau swasta.
5. memfasilitasi keluarga untuk segera mengurus akte kelahiran dengan melampirkan
surat keterangan lahir yang ada di Buku KIA.
6. Memfasilitasi pemahaman dan penggunaan buku KIA oleh ibu, suami, keluarga
Tenaga kesehatan memastikan pemahaman ibu, suami, keluarga atau pengasuh terkait
pesan-pesan yang tertera di Buku KIA pada:
a. Masa kehamilan
1) Pelayanan pemeriksaan ibu hamil dan kapan mereka harus kontrol kehamilan,
perawatan sehari hari termasuk pemenuhan gizi pada saat hamil, yang harus
dihindari selama kehamilan, deteksi dini tanda bahaya pada kehamilan,
masalah pada kehamilan, persiapan melahirkan, P4K, informasi tanda
persalinan, menyambut persalinan agar aman dan selamat dan Keluarga
Berencana.
c. Masa sejak lahir sampai usia 6 tahun, dimana secara garis besar
informasi mencakup;
tanda anak sehat,
pertumbuhan dan perkembangan anak,
pola asuh anak termasuk anak dengan disabilitas,
perawatan sehari-hari (kebersihan anak, perawatan gigi, kebersihan
lingkungan, lindungi anak dari bahaya seperti benda-benda yang berbahaya,
tenggelam dan kecelakaan lalu lintas),
kebutuhan air minum,
perawatan anak sakit,
imunisasi,
pemenuhan kebutuhan gizi,
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak, dan
upaya melindungi anak dari kekerasan dan pelecehan seksual.
Kader perlu memiliki Buku KIA, mempelajari dan memahami pesan-pesan yang
ada dalam Buku KIA, hal ini karena kader:
1) menggunakan Buku KIA sebagai media penyuluhan kesehatan ibu dan anak
2) memfasilitasi ibu, keluarga/pengasuh anak agar mematuhi jadwal pemberian
pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk imunisasi.
3) bertugas mengisi KMS
4) memberi vitamin A dan mencatat pada Buku KIA.
5) sebagai penghubung masyarakat dengan tenaga kesehatan untuk memastikan
penggunaan Buku KIA oleh masyarakat.
Pada Buku KIA terdapat halaman-halaman yang sudah ditetapkan diisi oleh tenaga
kesehatan (bidan/perawat/dokter/petugas gizi/petugas imunisasi), diisi oleh kader dan
adanya kotak kotak yang disediakan yang harus diisi oleh ibu, keluarga/pengasuh.
B
Mengurus Rumah Tangga
0000043486335
A
Sopir Angkot
Pekojan
Lamongan
0817825472
Nomor JKN perlu dicantumkan jika telah menjadi peserta JKN. Golongan darah
ditulis agar diketahui jenis golongan darah ibu jika sewaktu-waktu diperlukan.
Nomor telepon yang dicantumkan adalah nomor telepon suami/nomor rumah
atau keluarga terdekat sewaktu-waktu dibutuhkan oleh tenaga kesehatan. Nomor
Akte kelahiran untuk memastikan bahwa anak telah memiliki akte kelahiran dan
tercatat secara hukum.
Januari 2015
Aminah
BPJS
IUD
B
Anto 081216663435
Zulaika 081216663435
Jakarta, 18 Agustus 14
Nama Ibu :
Taksiran Persalinan : 20
Penolong Persalinan :
Tempat Persalinan :
Pendamping Persalinan :
Transportasi :
Calon Pendonor Darah :
4 April 2014
11 Januari 2015
25 V 151
B
Pil
Tidak Ada
Tidak Ada
Bidan
Kalau ada pemeriksaan lain yang dilakukan maka dapat ditulis secara lengkap
di kolom di bawah ini (hal 22), dengan ditulis di depannya: tanggal, bulan dan
tahun pemeriksaan, dan di akhir tulis nama dan para pemeriksa.
2
3100
51
36
Aminah
Bila kotak umpan balik tidak terisi, maka keterangan umpan balik
dilampirkan dalam buku KIA (hal. 25)
10/01/2015
Baik
110/70 mmHg, 36,50C,
24x/menit, 80x/menit
Tidak ada
Dbn
Tidak ada
Keras dan kuat
2 jari di bawah pusat
Merah dan berbau
Dbn
Dbn
Kurang
IUD copper T
Tidak ada komplikasi
Dbn
Dbn
Kunjungan Nifas/
Catatan Dokter/Bidan
Tanggal
10/01/2015 Lokhia berbau, amoxicillin 500 mg 3x/hari. Kontrol ulang ibu tanggal
Kunjungan Nifas 1 (KF1) 13/01/2015
Tgl :
325/BID/RSUD/I/X/2015
2
3100
51
RSUD Lamongan
Jl. Sudirman 45, Lamongan
Baskoro Nugroho
-
-
Catatan: Jika kunjungan lebih dari 3 kali, isi kolom pada halaman berikutnya
(hal 80-83).
60 bulan -
6 tahun
Keterangan:
BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan TDL : Tes Daya Lihat
LK : Lingkar Kepala TDD : Tes Daya Dengar
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KMPE : Kuesioner Masalah Perilaku Emosional
e. Grafik PB Laki-Laki menurut Umur dari sejak lahir 6 bulan (hal 72)
Keterangan:
* Isikan Penyakit/Masalah Pertumbuhan-Perkembangan jika ada, sebutkan
penyakit/masalah pertumbuhan-perkembangan apa, apakah ada gangguan
pertumbuhan, gangguan motorik kasar, gangguan motorik halus, gangguan
bicara dan berbahasa atau gangguan sosialisasi dan kemandirian
Memberi tanda () juga dilakukan oleh ibu, suami, keluarga/pengasuh bila telah
memahami isi pesan yang disampaikan dalam Buku KIA, antara lain:
1. Pada masa kehamilan; perawatan sehari-hari (hal 4), yang harus dihindari ibu
selama hamil (hal 5), persiapan melahirkan/bersalin (hal 7)), makanan bergizi
selama kehamilan (hal 6), tanda bahaya pada kehamilan (hal 8), masalah lain
pada masa kehamilan (hal 9)
2. Pada persalinan; tanda awal persalinan(hal 10), proses melahirkan (hal 11),
tanda bahaya pada persalinan (hal 12),
3. Pada masa nifas; perawatan ibu nifas (hal 13), hal-hal yang harus dihindari
ibu Nifas (hal 14), cara menyusui yang benar (hal 15), cara memerah dan
menyimpan ASI (hal 16), tanda bahaya pada Ibu nifas (hal 17), Keluarga
Berencana (hal 18), cuci tangan pakai sabun (hal 28)
Ibu, suami,
keluarga memberi
tanda rumput ()
pada kotak setelah
memahami dan
mendapatkan
pelayanan oleh
tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan melakukan anamesa kepada ibu hamil terkait dengan pemberian
imunisasi TT yang telah diterima selama hidupnya, sehingga dapat menetapkan
status imunisasi ibu hamil.
Tenaga kesehatan menentukan dan menjelaskan apakah ibu hamil perlu dilakukan
imunisasi TT atau tidak.
Ibu, suami, dan keluarga memberi tanda rumput () pada kotak setelah ibu
memahami proses melahirkan. Ibu diharapkan sudah paham materi ini pada
kunjungan K4 kehamilan
Ibu/keluarga
berhak
menanyakan
kepada tenaga
kesehatan
bilamana
terdapat
pelayanan yang
belum diberikan
Jika ditemukan 1 (satu) atau lebih tanda bahaya di bawah ini, bayi segera
dibawa ke fasilitas kesehatan.
a. Tidak mau menyusu
b. Kejang-kejang
c. Lemah
d. Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit),
tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Tenaga kesehatan diminta memberi penjelasan tentang pola asuh. Ibu, suami,
keluarga/pengasuh anak di panti/lembaga kesejahteraan sosial anak memahami
dan atau telah menerapkan pesan-pesan yang disampaikan:
Ibu dan suami memberi tanda rumput ( ) memahami dan melaksanakan pesan-
pesan yang disampaikan di bawah ini. Bayi hanya diberi ASI saja sampai usia 6
bulan.
1. Fungsi KMS
Fungsi utama KMS, yaitu:
a. Sebagai alat untuk pemantauan pertumbuhan anak. Pada KMS
dicantumkan grafik pertumbuhan anak, yang dapat digunakan untuk
menentukan apakah seorang anak tumbuh normal, atau mengalami
gangguan pertumbuhan.
b. Sebagai alat edukasi
2. Kegunaan KMS
b. Bagi kader
KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan menilai hasil
penimbangan. Bila berat badan tidak naik 1 kali kader dapat memberikan
penyuluhan tentang asuhan dan pemberian makanan anak. Bila tidak naik
2 kali atau berat badan berada di bawah garis merah kader perlu merujuk
ke petugas kesehatan terdekat, agar anak mendapatkan pemeriksaan lebih
lanjut. KMS juga digunakan kader untuk memberikan pujian kepada ibu bila
berat badan anaknya naik serta mengingatkan ibu untuk menimbangkan
anaknya di posyandu atau fasilitas kesehatan pada bulan berikutnya.
KMS-BALITA dibedakan antara KMS anak laki-laki dengan KMS anak perempuan.
KMS untuk anak laki-laki berwarna dasar biru dan terdapat tulisan Untuk Laki-
Laki. KMS anak perempuan berwarna dasar merah muda dan terdapat tulisan
Untuk Perempuan. KMS dalam Buku KIA terdiri dari 1 lembar (2 halaman).
Bagian 1
Grafik pertumbuhan
anak 0 - 24 bulan
Umur anak
Bulan penimbangan
Catatan berat
badan anak
Status Naik/
Tidak Naik
Catatan pemberian
ASI ekslusif
Penjelasan istilah
Naik/Tidak Naik
Grafik pertumbuan
anak 25 -36 bulan
Umur anak
Bulan penimbangan
Catatan berat
badan anak
Status Naik/
Tidak Naik
Contoh:
Aida lahir pada bulan
Februari 2015, di bawah
umur 0 bulan.
Februari
Maret
April
Juni
Mei
b. Tulis semua kolom bulan
berikutnya secara berurutan
Contoh:
Penimbangan dilaksanakan
September
December
November
Januari
Oktober
Bila Ibu/pengasuh
Juli
Juni
Mei
Contoh:
Aida dalam penimbangan bulan juni umurnya 4 bulan
dan berat badannya 6 Kg
b) Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu. Jika bulan
sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan
lalu dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus.
Contoh:
Aida lahir bulan Februari dengan
berat badan 3,0 kg. Data berat
badannya adalah sebagai berikut:
Bulan Maret, berat badan Aida 3,3 kg
Bulan April, berat badan Aida 4,7 kg
Bulan Mei, Aida tidak datang ke
Posyandu
Bulan Juni, berat badan Aida 6,0 kg
Bulan Juli, berat badan Aida 6,6 kg
Bulan Agustus, berat badan Aida 6,6 kg
Bulan September, berat badan Aida
6,3 kg
September
Februari
ugustus
Maret
Juni
Mei
Juli
ditimbang, maka
garis pertumbuhan tidak
dapat dihubungkan
diare
Contoh:
Pada penimbangan bulan
Maret tidak mau makan
Pada penimbangan bulan
Agustus berat badan
Sarah tidak meningkat
Pada penimbangan
bulan September Sarah
September menderita diare
Februari
Agustus
Maret
April
Juni
Mei
Juli
September
Februari
Agustus
Maret
April
Juni
Mei
Juli
- T N - - N T T
September
Februari
Agustus
Maret
April
Juni
Mei
Juli
3,0 3,6
3,0 3,6 4,5
4,5
5. Tindak Lanjut Hasil Penimbangan
c) Berat badan tidak naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah Garis Merah
(BGM)
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu
atau fasilitas kesehatan dan anjurkan untuk datang kembali bulan
berikutnya.
Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan
anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.
Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare,
panas, rewel, dll) dan kebiasaan makan anak.
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan
tidak naik tanpa menyalahkan ibu.
Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak
sesuai golongan umurnya.
Tanyakan ada/tidak kontak, jika ada kontak dengan siapa?
Rujuk anak ke tempat rujukan terdekat sesuai kondisi anak.
Catatan:
Jika KMS diisi oleh kader, petugas kesehatan harus meneliti ulang, jika kader
salah mengisi, segera perbaiki agar tidak terjadi kesalahan penilaian.
Bidan koordinator Puskesmas dibantu oleh tenaga kesehatan penanggung jawab desa/
kelurahan memantau penerapan Buku KIA, terintegrasi dengan program KIA lainnya.
Hal ini bertujuan untuk melihat adanya kesinambungan dan peningkatan kualitas
penggunaan dan pemanfaatan Buku KIA serta mengidentifikasi kendala dan faktor
pendukung penggunaan Buku KIA di tingkat masyarakat dan kader.
Kegiatan dilakukan dengan observasi langsung dan memberi umpan balik yang
meliputi:
Memantau kesinambungan ketersediaan dan distribusi Buku KIA bagi semua
sasaran ibu hamil.
Menilai kepatuhan ibu, suami, keluarga/pengasuh dalam membaca, mempelajari,
memahami dan memberi tanda () pada Buku KIA yang dianjurkan diisi mereka.
Jika ada yang belum dipahami maka disampaikan agar mereka aktif bertanya pada
kader atau tenaga kesehatan.
Mengajukan beberapa pertanyaan pada ibu, suami, keluarga/pengasuh pada saat
pelayanan KIA:
Apakah ibu/pengasuh membawa Buku KIA
Apakah ibu/pengasuh sudah membaca Buku KIA
Apakah ada hal-hal yang kurang jelas dan ingin ditanyakan
Apakah ibu/pengasuh sudah melaksanakan pesan-pesan yang tercantum
pada Buku KIA.
jika jawaban ibu atau pengasuh ya/sudah dan tidak ada hal-hal yang ditanyakan,
puji ibu dan anjurkan untuk meneruskan hal-hal yang baik untuk kesehatan
ibu dan anak.
Jika jawaban ibu belum, ingatkan ibu untuk selalu membawa Buku KIA, lebih
sering membaca Buku KIA dan menerapkan pesan-pesan di dalam Buku KIA
pada kehidupan sehari-hari.
Membina kader agar selalu membantu ibu/pengasuh menggunakan Buku KIA
Ajukan pertanyaan sebagai berikut:
apakah kader sudah membaca Buku KIA
apakah kader mengisi KMS (Kartu Menuju Sehat) dengan baik dan benar
apakah ada hal-hal yang kurang jelas dan ingin ditanyakan
Indikator keberhasilan
1. Indikator cakupan kepemilikan Buku KIA
Cakupan kepemilikan Buku KIA adalah presentase ibu hamil yang mendapat
Buku KIA terhadap seluruh sasaran ibu hamil di wilayah kerja selama 1
tahun.
Seluruh ibu hamil diharapkan memiliki Buku KIA
Jika penggunaan Buku KIA ini berjalan dengan baik, maka cakupan Buku KIA
sama dengan cakupan pelayanan antenatal (K1). Jika cakupan Buku KIA kurang
dari cakupan K1, tenaga kesehatan harus mengejar ibu hamil yang sudah K1
tetapi belum punya Buku KIA melalui pemanfaatan register Kohort Ibu.
Cakupan Buku KIA Balita & Prasekolah (0-71 bulan) adalah presentase balita
dan prasekolah yang memiliki Buku KIA terhadap sasaran balita dan prasekolah
di wilayah kerja.
Cara perhitungan:
indikator cakupan jumlah balita yang mempunyai buku KIA dapat dilihat di
Register Kohort Anak Balita dan Prasekolah yang ada di Puskesmas
Indikator cakupan jumlah balita yang mempunyai buku KIA dapat dilihat di
Register Kohort Anak Balita dan Prasekolah yang ada di Puskesmas.
2. Indikator penggunaan Buku KIA
Untuk menilai pemanfaatan Buku KIA, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atau
Puskesmas dan penanggungjawab fasilitas kesehatan lainnya dapat melakukan
penilaian cepat dalam skala kecil. Waktunya disesuaikan kesepakatan
bersama.
Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas yang membawa Buku KIA
x 100%
40 ibu hamil, bersalin dan nifas
Jika kepatuhan lebih dari 80% beri pujian pada ibu dan kader, dan meminta
kader dan tenaga kesehatan lebih giat dalam membina ibu/pengasuh agar
membawa Buku KIA setiap kali datang ke fasilitas kesehatan, ke Posyandu dan
pos PAUD.
Menilai tingkat kelengkapan pengisian Buku KIA untuk ibu hamil, bersalin
dan nifas serta kelengkapan pengisian Buku KIA untuk bayi dan anak balita
dan prasekolah. Kelengkapan pengisian yang dinilai baik oleh ibu/keluarga/
pengasuh, kader dan tenaga kesehatan sesuai dengan kondisi saat itu.
Jumlah Buku KIA bayi dan anak balita & prasekolah yang
diisi lengkap
x 100%
60 bayi dan anak balita & prasekolah
Buku KIA diisi lengkap artinya pada halaman tertentu Buku KIA terisi lengkap dan
benar oleh ibu/keluarga/ pengasuh anak, kader atau tenaga kesehatan sesuai
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK
89
dengan peran masing-masing terhadap pemanfaatan Buku KIA.
Buku KIA diisi tidak lengkap artinya pada halaman tertentu Buku KIA terisi tidak
lengkap atau pengisiannya salah baik oleh ibu/keluarga/pengasuh, kader atau
tenaga kesehatan sesuai dengan peran masing-masing terhadap pemanfaatan
Buku KIA.
Jika nilai kelengkapan pengisian Buku KIA kurang dari 60% tingkatkan pembinaan
tenaga kesehatan oleh Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator dan Penanggung
Jawab Program terkait Buku KIA Dinkes Kabupaten/Kota.
Pada pertemuan triwulan Puskesmas juga disinggung penggunaan Buku KIA terintegrasi
dengan pelayanan KIA, dimana diharapkan dukungan aktif dari stakeholder tingkat
kecamatan (antara lain peran dari Camat, Kepala Desa/Lurah, pamong desa/kelurahan
serta Tim Penggerak PKK).
Berdasarkan data dalam register tersebut dibuat laporan Bulanan, Triwulan dan
Tahunan.