Anda di halaman 1dari 24

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “R”WANITA USIA SUBUR USIA 25 TAHUN


DENGAN GEJALA RESIKO OBESITAS
DI BPM IMAS TANGGAL 15 FEBRUARI 2022

Nama : Imas Haelisah

NPM : 07210400033

PROGAM STUDI PENDIDIKAN KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

TERAPAN DEPARTEMEN KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA

MAJU 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “R”WANITA USIA SUBUR USIA 25 TAHUN


DENGAN GEJALA RESIKO OBESITAS
DI BPM IMAS TANGGAL 15 FEBRUARI 2022

Oleh:
NAMA : Imas Haelisah
NPM : 07210400033

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di hadapan


tim penguji.

Tanggal, ………….. 2022

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

( Ratna Wulandari )

NIDN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan “ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “R”WANITA USIA SUBUR
USIA 25 TAHUN DENGAN GEJALA RESIKO OBESITAS DI BPM IMAS TANGGAL 15 FEBRUARI 2022
Dalam penyelesaian Laporan Seminar Kasus ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan dan
masukan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Drs. H. A. Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Universitas Indonesia Maju.
Dr. H. M. Hafizurrachman, M.Ph, sebagai Pembina Yayasan Universitas Indonesia Maju.
1. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Ketua Universitas Indonesia Maju Jakarta
2. Hidayani, AM Keb, SKM, MKM selaku Kepala Departemen Kebidanan Universitas Indonesia
Maju
3. Ratna Wulandari, S.ST.,MKM sebagai dosen pembimbing kelompok yang senantiasa
mendampingi penulis dan tim, serta berkenan untuk memberikan pengarahan serta
dukungan dalam membimbing penyusunan laporan ini.
4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Departemen
Kebidanan Universitas Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti proses pendidikan.
5. Ny. “R” dan keluarga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
kegiatan edukasi konseling di keluarga tersebut.
6. Seluruh teman-teman kelompok dalam Program Studi Profesi Bidan Departemen Kebidanan
UIMA.
Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat diharapkan guna perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi pembacanya.
Pandeglang,Februari

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang meliputi :
Obesitas adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan
energi yang keluar dalam jangka waktu yang lama. Kelebihan energi ini akan disimpan
dalam bentuk lemak dan jaringan lemak sehingga dapat berakibat pertambahan berat
badan.1 Angka kejadian obesitas mengalami peningkatan yang dihimpun dari
Riskesdas 2018 yaitu pada 2007 (10,5 %), 2013 (14,8 %), dan 2018 (21,8 %). Wanita
Usia Subur dengan Obesitas akan berdampak pada siklus reproduks wanita yaitu
menimbulkan infertilitas pada wanita akibat anovulasi, siklus menstruasi yang tidak
teratur, Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), meningkatknya risiko keguguran, bahka
kematian janin. WUS berada dalam masa prakonsepsi yaitu periode kritis yang
berpengaruh pada anak atau keturunan saat dilahirkandan di kehidupan setelahnya.2
Penyebab Obesitas yaitu adanya pengaruh genetik dan hormone pada berat badan. Hal
yang paling mendasar adalah obesitas akan terjadi jika tubuh menerima lebih banyak
atau kelebihan kalori dari pada membakar kalori. Kalori tersebut kemudian akan
menumpuk dan menjadi lemak.3 Faktor lain yang mempengaruhi obesitas selain
pengetahuan gizi dan sikap yaitu aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang optimal dapat
mengurangi massa lemak dan massa tubuh, seseorang yang melakukan aktivitas fisik
maka dalam proses metabolismenya akan menggunakan energi yang tersimpan dalam
tubuh. Pentingnya meningkatkan aktivitas fisik berkaitan juga dengan penurunan berat
badan. Pencegahan kenaikan berat badan dan program
penurunan berat badan merupakan salah satu cara mengatasi dan menanggulangi
obesitas dengan meningkatkan aktivitas fisik.4 Aktivitas fisik berperan dalam
menyeimbangkan zat gizi yang keluar masuk dari dan kedalam tubuh, ketika
berolahraga kalori terbakar, semakin sering olahraga maka banyak kalori yang hilang.
Kalori secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap metabolism basal. Aktivitas
fisik yang memiliki hubungan signifikan dengan obesitas adalah gerakan tubuh oleh otot
rangka yang menghasilkan energy.5 Status berat badan pada wanita diukur
berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). dan disajikan dalam bentuk
tiga indikator antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Provinsi Maluku
sebesar 17.2% menunjukkan masalah gizi akut yang kritis dan pada masalah obesitas
di Maluku Tengah adalah 27.8. Rata-rata konsumsi per kapita per hari penduduk
Indonesia adalah 1789,9 kkal untuk energi dan 62,5 gram untuk protein. Di Provinsi
Maluku, persentase rumah tangga dengan konsumsi “energy lebih” adalah 70.8% dan
konsumsi “protein tinggi sebesar 67.2%.6 Saat ini WHO telah menetapkan obesitas
sebagai epidemik global, karena menjadi permasalahan baik di negara maju maupun
negara berkembang. Prevalensi obesitas di dunia mengalami peningkatan sebanyak
dua kali lipat sejak tahun 1980 hingga tahun 2008. Pada tahun 2005, prevalensi
obesitas didunia mencapai 400 juta jiwa dan pada tahun 2020 terdapat lebih dari 600
juta jiwa mengalami obesitas.7 Selain itu overwight dan obesitas memiliki risiko
mengalami diabetes (44%), penyakit jantung iskemik (23%),
dan kanker (7%-41%). Merujuk pada Sustainable Developent Goals (SDG’s) yang
dilekuarkan oleh WHO pada tahun 2020.8 Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset
Kesehatn Dasar (RISKESDAS), menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas pada
penduduk berusia >18 tahun dari 11.7% (2013), menjadi 15,4% (2017). Rikseskas
tahun 2020 juga menunjukkan disparitas prevalensi obesitas dari nilai prevarensi
nasional pada beberapa provinsi di Indonesia. Peningkatan obesitas akan berdampak
pada terjadinya peningkatan pembiayaa kesehatan.9 Masa pra konsepsi merupakan
masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau
wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini
berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia. Almatsier menyatakan
bahwa istilah dewasa (adult) berasal dari bahasa latin adulutus yang berarti telah
tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa.10
Orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhan fisiknya dan
telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat.11 Peningkatan masalah berat
badan berlebih dan obesitas telah diakui sebagai masalah global oleh World Health
Organization (WHO) dan menjadi masalah primer di negaranegara berkembang.
Peningkatan pendapatan, urbanisasi dan perubahan gaya hidup secara jelas
menunjukkan bahwa negara-negara berkembang sedang menghadapi masalah yang
sama yaitu berat badan lebih dan obesitas.12 Usia 15-49 tahun, bagi wanita dianggap
berada pada kurun masa reproduksi, maka wanita yang berstatus kawin pada usia
tersebut dianjurkan
untuk mengatur dan merencanakan kehamilannya guna mencegah masalah-masalah
yang dapat timbul karena pengaturan kehamilan dan kelahiran yang buruk.13 Sebagai
prevalensi obesitas telah meningkat di negara-negara maju dan berkembang, kelebihan
berat badan pada wanita hamil telah menjadi semakin umum. Dibandingkan dengan
berat badan normal, kelebihan berat badan ibu terkait dengan yang lebih tinggi risiko
kelahiran sesar dan insiden yang lebih tinggi anestesidan komplikasi pasca operasi
dalam pengiriman tersebut.14 Data kejadian obesitas yang dihimpun dari Riskesdas
2018 adalah perempuan obesitas IMT >25 umur >18 tahun di Indonesia tahun 2017
14,8%, tahun 2010 yaitu 20,5%, dan tahun 2020 yaitu 32,9 %. Terjadi peningkatan
disetiap tahunnya.15 Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui
faktor risiko kejadian obesitas pada wanita prakonsepsi, karena obesitas merupakan
masalah yang sering dihadapi oleh wanita dewasa atau calon ibu siap hamil.

1.2 Rumusan Masalah


Obesitas merupakan kondisi penumpukan lemak pada jaringan adiposa secara
berlebih yang dapat menggangu kesehatan. Obesitas dapat diidentifikasi melalui
perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Saat ini WHO telah menetapkan obesitas
sebagai epidemik global, karena menjadi permasalahan baik di negara maju
maupun negara berkembang. Prevalensi obesitas didunia mengalami peningkatan
sebanyak dua kali lipat sejak tahun 1980 hingga tahun 2008. Pada tahun 2005,
prevalensi obesitas didunia mencapai 400 juta jiwa dan pada tahun 2020 terdapat
lebih dari 600 juta jiwa mengalami obesitas.
Obesitas disebabkan oleh berbagai faktor. Pada dasarnya obesitas terjadi karena
adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan.
Hal tersebut dipengaruhi oleh pola makan, pola tidur dan aktivitas fisik. Status berat
badan pada wanita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan
(TB). dan disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu: berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut
tinggi badan (BB/TB). Provinsi Maluku sebesar 17.2% menunjukkan masalah gizi
akut yang kritis dan pada masalah obesitas di Maluku Tengah adalah 27.8. Rata-
rata konsumsi per kapita per hari penduduk Indonesia adalah 1789,9 kkal untuk
energi dan 62,5 gram untuk protein. Di Provinsi Maluku, persentase rumah tangga
dengan konsumsi “energy lebih” adalah 70.8% dan konsumsi “protein tinggi sebesar
67.2% Penulis tertarik untuk membuat laporan tentang Asuhan Kesehatan
Reprodukti Prakonsepsi dengan gejala obesitas pada wanita usia subur yang tentu
memiliki pengaruh besar yang perlu untuk diketahui oleh ibu prakonsepsi tersebut.
Maka dari itu perlu untuk ditelaah dalam memberikan penanganan dan edukasi yang
semestinya kepada suami maupun ibu itu sendiri.

2. Tujuan
Melakukan pengkajian dan analisis asuhan Kesehatan reproduksi pada kasus
prakonsepsi Ny. R WUS usia 25 tahun dengan gejala Obesitas Tahun 2022.
Untuk mengetahui gambaran mengenai obesitas pada ibu prakonsepsi 2. Untuk
mengetahui factor-faktor yang menyebabkan obesitas pada ibu prakonsepsi 3. Untuk
mengetahui resiko obesitas pada ibu prakonsepsi 4. Untuk mengetahui Dampak
Obesitas pada ibu prakonsepsi
3. Manfaat
Memberikan Informasi serta pengetahuan yang tepat mengenai Obesitas agar dapat
membentuk sikap yang baik pada klien, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
klien untuk mengatasi Obesitas semakin parah pada ibu prakonsepsi
BAB II
TINJAUAN
TEORI
2.1 Pengertian Obesitas

Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat
tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivitas membakar
kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut
terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah berat badan hingga mengalami
obesitas.16 Obesitas menjadi masalah serius dibanyak negara berkembang dengan pengaruh
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan pertambahan penduduk, maka kurang
lebih sudah 20 tahun obesitas meningkat seiring dengan kebiasaan, cara mengkonsumsi, dan
gaya hidup. Peran perempuan secara umum lewat berkonsumsi dengan kesadaran akan nutrisi
yang baik khususnya untuk perempuan hal-hal tersebut yang menjadi perhatian bagi
penanganan obesitas. Saat ini terdapat bukti bahwa prevalensi kelebihan berat badan
(overweight) dan obesitas meningkat sangat tajam diseluruh dunia, yang mencapai tingkatan
yang membahayakan.17 Hasil Riskesdas 2020 (Depkes RI, 2019) menunjukkan prevalensi
obesitas secara nasional adalah sebesar 19,1%. Prevalensi nasional obesitas pada laki-laki
lebih rendah daripada perempuan, secara berturut-turut sebesar 13,9% dan 23,8%. Didaerah
perkotaan prevalensi obesitas lebih tinggi dari pada di pedesaan, masing-masing sebesar
23,8% dan 16,3%.18 Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi obesitas tahun
2010 pada penduduk wanita usia dewasa (>18 tahun) didapatkan 21.7% dari total seluruh
penduduk di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, terjadi peningkatan
prevalensi obesitas,

pada wanita meningkat menjadi 32.9% (Riskesdas, 2013). Hal ini menujukkan bahwa
obesitas di Indonesia akan menjadi masalah baru yang perlu mendapat perhatian serius
Peningkatan prevalensi obesitas ini sangat mungkin terjadi karena adanya perubahan gaya
hidup yang meningkatkan risiko obesitas. Di era sekarang Masyarakat cenderung menyukai
hal-hal praktis termasuk lebih menyukai makanan instan atau cepat saji yang tinggi energi dari
pada harus mempersiapkan makanan dengan gizi seimbang. Selain itu aktivitas fisik yang
kurang dan gaya hidup juga merupakan beberapa faktor yang turut menyumbang tingginya
angka kejadian obesitas.19 Obesitas disebabkan oleh berbagai faktor. Pada dasarnya obesitas
terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang
dikeluarkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh pola makan, pola tidur dan aktivitas fisik. Obesitas
dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan antara lain diabetes mellitus tipe II,
hipertensi, dislipidemia, cardiovascular disase (CVD), disfungsis seksual, dan penyakit
degeneratif lainnya (Kemenkes, 2012).20 2.2 Etiologi Obesitas Masalah obesitas semakin
meningkat di dunia. Hal ini menjadi tantangan yang besar dalam mencegah pertumbuhan
penyakit kronis di dunia. Obesitas juga dipicu pertumbuhan industri dan ekonomi, serta
perubahan gaya hidup, asupan nutrisi yang semakin banyak dari makanan olahan, atau diet
dengan tinggi kalori.21 Berdasarkan data WHO tahun 2016, sekitar 650 juta penduduk berusia
dewasa mengalami obesitas, sedangkan 340 juta anak-anak dan remaja usia 5 hingga 19
tahun mengalami berat badan berlebih.

Di Indonesia sendiri, pada tahun 2010, diperkirakan terdapat,23% orang dewasa


mengalami obesitas, dan wanita lebih banyak yang mengalaminya dibanding dengan pria.22
Obesitas perlu menjadi perhatian karena memiliki dampak yang tidak baik terhadap kesehatan.
Obesitas sendiri memiliki dampak terhadap kesehatan diantaranya dapat menimbulkan
penyakit kronis serta menggangu kesehatan reproduksi. Sebanyak 15-26 % wanita usia subur
yang obesitas mengalami infertilitas. Infertilitas merupakan kegagalan kehamilan atau tidak
dapat hamil setelah 12 bulan atau lebih menikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Obesitas selalu dikaitkan dengan kenaikan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Massa Indeks
(BMI). BMI/ IMT ini diukur berdasarkan berat badan dan tinggi badan.23

2.3 Fakto-Faktor Penyebab Obesitas terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan


dan minuman tinggi kalori tanpa melakukan aktivitas fisik untuk membakar kalori berlebih
tersebut. Kalori yang tidak digunakan itu selanjutnya diubah menjadi lemak di dalam tubuh,
sehingga membuat seseorang mengalami pertambahan berat badan hingga akhirnya obesitas.
Faktor-faktor lain penyebab obesitas adalah:24  Faktor keturunan atau genetik  Efek samping
obat-obatan  Kehamilan  Kurang tidur  Pertambahan usia  Penyakit atau masalah medis
tertentu Memiliki tubuh yang gemuk merupakan salah satu kekhawatiran besar yang sering
dirasakan kebanyakan wanita. Kegemukan bisa terjadi karena banyak hal sepele. Tapi banyak

wanita yang sering mengabaikan penyebab-penyebab kegemukan tersebut. Kalau


sudah gemuk, banyak sekali hal yang disalahkan. Nah, supaya Anda bisa lebih waspada, Anda
perlu mengetahui beberapa penyebab kegemukan pada wanita berikut ini. 1. Melewatkan
Makan Kebanyakan oarang yang ingin menurunkan berat badannya justru disarankan untuk
lebih sering makan. Bukan lebih banyak, tapi lebih sering. Artinya, Anda bukan disarankan
untuk memperbanyak porsinya, tapi menambah jadwal makan Anda. Jadwal makan yang tidak
teratur justru bisa menimbulkan masalah pada metabolisme tubuh. Jika melewatkan makan,
biasanya pada jam makan berikutnya seseorang akan makan dengan porsi yang berlebihan. Itu
dia yang kemudian menyebabkan kegemukan. 2. Makan di Malam Hari Banyak wanita yang
tidak suka makan di malam hari. Alasannya adalah karena takut gemuk. Apakah benar
demikian? Ada yang mengatakan bahwa makan di malam hari bisa menyebabkan penumpukan
lemak di dalam tubuh. Tapi ternyata mitos tersebut tidak 100 persen benar. Anda tetap boleh
makan di malam hari, tapi dengan catatan tidak mengonsumsi makanan secara sembarangan.
Jadi biasanya yang menyebabkan tubuh menjadi gemuk saat makan di malam hari adalah
karena jenis makanan yang dikonsumsi, bukan karena waktu makannya 3. Pola Hidup Tidak
Terkontrol Diantara kedua masalah penyebab kegemukan pada wanita tadi, salah satu yang
paling sering terjadi adalah pola hidup yang kurang terkontrol. Misalnya seperti jarang olahraga,
kurang tidur atau kurang minum air putih. Jika Anda melakukan halhal tersebut, metabolisme di
dalam tubuh Anda bisa terganggu.

Akibatnypembakaran kalori tidak akan berlangsung secara optimal. Oleh karena itu,
mulai sekarang Anda perlu mengontrol pola hidup Anda supaya terhindar dari kegemukan. Itu
tadi adalah tiga masalah yang sering menyebabkan kegemukan oleh para wanita. Namun
sayang, kebanyakan wanita tidak menyadari akan masalah-masalah tersebut. 25

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempergaruhi Obesitas Wanita Usia Subur dengan Obesitas
akan berdampak pada siklus reproduksi wanita yaitu menimbulkan infertilitas pada Wanita
akibat anovulasi, siklus menstruasi yang tidak teratur, Polycystic Ovary Syndrome (PCOS),
meningkatknya risiko keguguran, bahkan kematian janin.

WUS berada dalam masa prakonsepsi yaitu periode kritis yang berpengaruh pada anak
atau keturunan saat dilahirkan dan di kehidupan setelahnya. 26 Penyebab Obesitas yaitu
adanya pengaruh genetik dan hormone pada berat badan. Hal yang paling mendasar adalah
obesitas akan terjadi jika tubuh menerima lebih banyak atau kelebihan kalori dari pada
membakar kalori. Kalori tersebut kemudian akan menumpuk dan menjadi lemak.27 Faktor lain
yang mempengaruhi obesitas.

Selain pengetahuan gizi dan sikap yaitu aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang optimal dapat
mengurangi massa lemak dan massa tubuh, seseorang yang melakukan aktivitas fisik maka
dalam proses metabolismenya akan menggunakan energi yang tersimpan dalam tubuh.
Pentingnya meningkatkan aktivitas fisik berkaitan juga dengan penurunan berat badan.
Pencegahan kenaikan berat badan dan program penurunan berat badan merupakan salah satu
cara mengatasi dan menanggulangi obesitas dengan meningkatkan aktivitas fisik. 28

Obesitas juga dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan reproduksi


diantaranya:29

1. Subfertilitas Anovulasi dapat terjadi pada wanita gemuk walaupun dengan siklus menstruasi
teratur. hal ini dapat menyebabkan kesulitan untuk hamil. Kasus ini dapat meningkat
kejadiannya bila dibandingkan pada wanita dengan berat badan normal.

2. Resiko Keguguran Banyak wanita obesitas mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur.
Hal ini menyebabkan mereka tidak menyadari akan kehamilannya. Sehingga mereka tidak
pernah datang kedokter ataupun ketenaga kesehatan untuk memeriksakannya. hal tersebut
menjadi resiko terjadinya keguguran secara tidak langsung.

3. Hasil kehamilan yang tidak diinginkan Kehamilan pada wanita obesitas selalu berhubungan
dengan peningkatan resiko morbiditas ibu dan janin.

Hal tersebut disebabkan oleh adanya diabetes gestasional, praeklamsi, kelainan


pertumbuhan janin, kelainan bawaan, dan peningkatan operasi secsio.

2.5 Faktor Resiko Obesitas Pada Ibu Prakonsepsi Usia 15-49 tahun, bagi wanita
dianggap berada pada kurun masa reproduksi, maka wanita yang berstatus kawin pada usia
tersebut dianjurkan untuk mengatur dan merencanakan kehamilannya guna mencegah
masalah-masalah yang dapat timbul karena pengaturan kehamilan dan kelahiran yang buruk.
Obesitas adalah keadaan abnormal atau akumulasi lemak yang berlebihan yang menyebabkan
timbulnya risiko terhadap kesehatan. Obesitas merupakan salah satu penyakit yang memiliki
banyak faktor gen dan faktor lingkungan sama-sama memiliki peran yang penting dalam
perkembangan obesitas. Asupan energi yang tinggi merupakan faktor risiko independen dari
obesitas. 30

Kegemukan atau obesitas adalah salah satu faktor yang menyebabkan mengapa
beberapa wanita sulit hamil. Sebuah penelitian pernah dilakukan di Universitas Michigan yang
mengamati tingkat kehamilan pada 50.000 wanita yang sedang menjalani prosedur
peningkatan kesuburan menggunakan teknologi reproduksi31 Resiko obesitas salah satunya di
pengaruhi oleh gaya hidup.

Gaya hidup ini diantaranya adalah diet sehari-hari yang dikonsumsi. Jutaan orang di
dunia memiliki resiko mengkonsumsi makanan yang tidak aman sehingga menyebabkan angka
kesakitan dan kematian. Tingkat keamanan diet pada saat ini dipengaruhi diantaranya bahan
kimia, hormone tambahan, dan proses pengemasan. 32 Secara umum resiko morbiditas
dikaitkan dengan resiko obesitas. Penentuan obesitas di tentukan dengan peningktan BMI,
dimana kategori BMI diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kegemukan 25-29,9 kg / m 2 : peningkatan risiko penyakit.

2. Kelas I obesitas 30-34,9 kg / m 2 : risiko penyakit tinggi.

3. Kelas II obesitas 30-34,9 kg / m 2 : risiko penyakit sangat tinggi.

4. Kelas III obesitas ≥ 40 kg / m 2 : resiko yang sangat tinggi penyakit.

Obesitas ini dapat menimbulkan penyakit diabetes dan penyakit kardiovaskuler. Kondisi
ini banyak terjadi pada wanita obesitas di usia reproduksi, namun banyak dari wanita tersebut
tidak memperhatikannya. Sehingga banyak tanda-tanda fungsi reproduksi seperti anovulasi,
dan subfertilitas terdapat pada wanita obesitas33

2.6 Dampak Obesitas

Dampak buruk obesitas terhadap kesehatan, sangat berhubungan erat dengan penyakit-
penyakit serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes militus, dan penyakit pernafasan
(Utomo 2020). Obesitas juga dapat menyebabkan masalah dengn sistem jantung dan
pembuluh darah (kardivaskuler) yaitu hipertensi dyslipidemia (kelianan pada kolestrol) serta
gangguan fungsi hati dimana terjadi peningkatakan SGOT dan SGPT serta hati yang
membesar. Bisa juka bentuk batu empedu dan penyakit kencing manis (diabetes militus).

Pada sistem pernapasan dapat terjadi gangguan fungsi paru, mengorok saat tidur, dan
sering mengalami tersumbatnya dalam nafas (obstrustive sleep apnea). Telah banyak diketahui
bahwa obesitas tinggi terhadap berbagai penyakit, namun penelitian juga menyebutkan bahwa
keadaan obesitas juga memiliki dampak dapa kesehatan psikologis.34

2.7 Cara Mengatasi Obesitas Pilihan makanan berkontribusi terhadap kesehatan


reproduksi pada wanita obesitas. Wanita yang memprioritaskan asupan protein yang lebih
tinggi dari sumber nabati, makanan susu berlemak jenuh, memiliki risiko 66% (95% CI 52, 77%)
mengalami infertilitas dengan gangguan ovulasi dan 27% (95% CI 5–43%) risiko infertilitas
yang lebih rendah. Namun pada wanita dengan diet gaya Mediterania, ditandai dengan asupan
sayuran, buah, ikan, unggas, rendah lemak. susu dan minyak zaitun, memiliki 0,56 (95% CI
0,35-0,95) mengalami susah dalam kehamilan.35 Makanan pada wanita obesitas tentunya
harus memperhatikan hal-hal dibawah ini:36 1. Vitamin B 3

Pada penelitian pemberian folat (atau asam folat) dan vitamin B12 dapat mempengaruhi
kesuburan. Pada suatu hasil penelitian yang mendukung hubungan antara folat dan kesuburan
di Hungaria pada NTDs RCT yang menunjukkan bahwa para wanita secara acak dengan
suplemen multivitamin prakonsepsi (mengandung 800 μg asam folat) sebesar 71,3% 67,9%
menunjukan kesuburan. Demikian pula, dalam RCT kecil, dari wanita subfertil yang diberikan
multivitamin (mengandung 400 μg asam folat) selama 3 bulan,

didapatkan sebesar 26% mendapat kehamilan. 2. Vitamin D Para peneliti menyatakan


wanita dengan obesitas diperbolehkan untuk diet asalkan tidak mengurangi diet vitamin D,
karena vitamin D berpengaruh pada kesuburan. 3. Asam Lemak Penelitian in vitro
menunjukkan bahwa asam lemak adalah substrat penting dalam kejadian reproduksi awal
termasuk pematangan oosit dan implantasi embrio. Selain itu, pada manusia menunjukkan
bahwa asam lemak tak jenuh ganda. dapat mempengaruhi kesuburan, melalui efek pada
kualitas oosit dan embrio implantasi sedangkan asam lemak trans dapat meningkatkan
resistensi insulin lebih besar yang dapat mempengaruhi fungsi ovulasi. 4. Susu Makanan susu
telah disarankan sebagai toksikan reproduksi potensial karena kandungan galaktosa yang
tinggi, terbukti mengurangi ovulasi dan menyebabkan kegagalan ovarium prematur, dan
potensinya mengandung estrogen lingkungan yang tinggi.

Sebuah studi menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi tiga gelas atau lebih susu
per hari memiliki risiko infertilitas 70% lebih rendah daripada wanita yang tidak mengonsumsi
susu. 5. Daging, ikan, kedelai. Daging merah dapat menjadi sumber protein dan nutrisi penting
lainnya. Daging merah juga mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dan dapat berfungsi
sebagai wahana untuk paparan residu hormon, antibiotik, dan eter diphenyl polibrominasi.
Sementara makanan laut diakui sebagai sumber asam lemak omega 3 rantai panjang.

Hal itu juga bisa menjadi rute utama paparan organoklorin, dioksin, dan merkuri. Selain
itu, produk berbasis kedelai merupakan alternatif yang baik sebagai protein nabati untuk
penderita kardiovaskular dan metabolik. 2.8 Diagnosis Obesitas37 Anamnesis akan ditanyakan
mengenai riwayat berat badan sebelumnya, upaya penurunan berat badan, kebiasaan
olahraga, pola makan, kondisi lain apa yang miliki, obat-obatan, tingkat stres, dan masalah lain
tentang kesehatan. Riwayat kesehatan keluarga juga ditinjau untuk melihat adanya faktor
resiko.

Pemeriksaan fisik umum termasuk mengukur tinggi badan, memeriksa tanda-tanda


vital, seperti denyut jantung, tekanan darah dan suhu, mendengarkan hati dan paru-paru, dan
memeriksa abdomen. Hal ini harus dilakukan paling tidak setahun sekali. Setelahnya, untuk
menentukan tingkat obesitas, maka berat badan dan tinggi badan diukur guna memeriksa
indeks massa tubuh (BMI). Pengukuran tersebut harus dilakukan minimal setahun sekali. BMI
juga membantu menentukan risiko kesehatan keseluruhan dan perawatan apa yang mungkin
sesuai. Selanjutnya, mengukur lingkar pinggang atau lemak visceral. Kemudian, memeriksa
masalah kesehatan lainnya, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Tes darah penting
dilakukan untuk melihat faktor risiko dan gejala yang dapat dialami. Tes mungkin termasuk tes
kolesterol, tes fungsi hati, glukosa puasa, tes tiroid dan lain-lain.

Mungkin juga direkomendasikan tes jantung tertentu, seperti elektrokardiogram. 2.9


Pencegahan Obesitas38 Langkah-langkah untuk mencegah kenaikan berat badan, yaitu
dengan olahraga harian, diet sehat, dan komitmen jangka panjang untuk mengawasi apa yang
dimakan dan minum. Berolahraga secara teratur berupa aktivitas intensitas sedang selama 150
hingga 300 menit seminggu untuk mencegah penambahan berat badan. Kegiatan fisik yang
cukup intens termasuk berjalan cepat dan berenang. Ikuti rencana makan sehat, dengan fokus
pada makanan rendah kalori, makanan padat nutrisi, seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan
biji-bijian. Hindari lemak jenuh dan batasi permen dan alkohol. Makan tiga kali sehari dengan
camilan terbatas. Awasi dan pelajari makanan sehari-hari dan selalu berat badan secara teratur
dan konsisten. Proses menurunkan berat badan tidak mudah dan singkat, serta penerapan pola
hidup sehat juga tidak boleh dijadikan sementara. Hal yang terpenting adalah memiliki pola pikir
bahwa gaya hidup sehat harus dilakukan terus-menerus, bila berat badan menurun itu adalah
bonus dari tubuh yang sehat. 2.10 Penanganan atau Pengobatan Obesitas3940 Penanganan
obesitas ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang normal dan sehat.
Untuk mencapai tujuan ini, maka perlu dilakukan perubahan pola makan, melakukan beberapa
cara menahan nafsu makan, dan peningkatan aktivitas fisik.

Di samping itu, ada beberapa metode pengobatan lain untuk mengatasi obesitas,
misalnya:  Mengonsumsi obat penurun berat badan  Mengikuti konseling dan support group
untuk mengatasi masalah psikologis terkait berat badan.  Menjalani operasi bariatrik untuk
mengobati obesitas pasien. Penurunan berat badan, meski dalam jumlah kecil, dan
mempertahankannya secara stabil dapat mengurangi risiko seseorang mengalami komplikasi
penyakit terkait obesitas. Selain dengan cara-cara tersebut, penurunan berat badan juga bisa
dilakukan dengan cara tradisional. Selain itu juga memiliki pola makan sehat, diet rendah kalori,
dan olahraga secara teratur adalah cara terbaik untuk mengobati obesitas. Lakukan diet berisi
makanan seimbang, mengontrol kalori, dan juga melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan
pembakaran energi dan cadangan energi. Pada pengidap obesitas berat tanpa adanya
penyakit lain dapat dipertimbangkan obat sindroma metabolik dan penurun nafsu makan.
Meskipun jarang terjadi, tetapi pembedahan lambung dapat dilakukan
BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI

No. Registrasi : 
Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2022
Waktu Pengkajian : 15.00 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Imas
Pengkaji : Imas Haelisah

A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. S

Umur : 25 Tahun Umur : 30Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Sunda Suku : Sunda

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Cipeucang

1. Alasan datang

Ny. R mengatakan ingin konsultasi mengenai kesehatanya sebelum hamil.

2. Keluhan utama

Ny. R mengatakan ingin segera hamil, dan apa yang harus dilakukan agar meningkatkan

kesuburan agar segera hamil.

Ny R hawatir akan kegemukannya bisa mempengaruhi untuk hamil

3. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi

Menarche pada usia : 13 tahun, siklus menstruasi 28-30 hari, keteraturan : teratur.

Lama menstruasi : 5-7 hari, sifat darah : encer, jumlah/banyaknya : 2-3 kali ganti

pembalut/hari, bau : amis khas, warna darah : merah kehitaman, flour albus : tidak

pernah, disminerhoea : tidak pernah, amenorhea: tidak ada.

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Penyulit Anak
Anak Tgl / Thn Tempat Usia Jenis Penolong
kehamilan Jenis BB/
ke persalinan persalinan kehamilan persalinan persalinan Keadaan
/ persalinan kelamin PB

- - - - - - - - - -

4. Riwayat ginekologi

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit ginekologi seperti kista, mioma,

endometritis, dll.

5. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan ibu

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu maupun sekarang. dan

pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi apapun.

b. Riwayat kesehatan keluarga


Pasien mengatakan dirinya dan keluarga nya tidak sedang dan tidak pernah

menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti Hipertensi, DM,

Jantung, Hepatitis, TBC, dll. 

6. Riwayat pernikahan

Usia saat menikah 24 tahun, lama pernikahan 1 th, status perkawinan ini pernikahan

pertama.

7. Riwayat psikososial

Dukungan suami/keluarga : agar ibu ingin hamil yang sehat

8. Riwayat KB

Pasien mengatakan belum pernah menggunakan KB

9. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola istirahat

Tidur malam : 8 jam, tidur siang : 1 jam

b. Pola aktivitas

Melakukan aktifitas rumah tangga setiap harinya.

c. Pola eliminasi

Frekuensi BAK 4x-5x sehari, Warna Kuning jernih, Bau Khas.

Frekuensi BAB 1x sehari, Warna Kecoklatan, Bau Khas.

d. Pola nutrisi

Frekuensi : 3 kali sehari

Macam : nasi, lauk, sayur, mineral

Jumlah : porsi sedang

Keluahan : tidak ada.


e. Pola personal hygiene

Mandi 2x sehari, Keramas 3x seminggu, Sikat gigi 2x sehari, Ganti baju 2x sehari.

f. Pola hubungan seksual

3-4 kali dalam seminggu

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Umum

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Denyut nadi : 80 kali/menit

Frekuensi nafas : 22 kali/menit

Suhu tubuh : 36,5 0C

3. Pemeriksaan Antropometri

Berat badan : 80 kg

Tinggi badan : 155 cm

LILA : 35 cm

IMT : 33.3 kg/m2 

 Status Gizi : Tidak baik karena porsi makan yang tidak biasa, ibu paling suka makan

gorengan, dan makan dalam porsi yang tidak sedikit.

4. Pemeriksaan Fisik

Wajah : simetris, tidak pucat

Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik


Mulut : bersih, gigi tidak ada caries dan tidak berlubang

Leher : Kelenjar tiroid tidak ada pembesaran, Kelenjar Limfe tidak ada

pembesaran, vena jogularis tidak ada pembesaran.

Dada : bentuk simetris

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi

Ekstremitas Atas : simetris, tidak ada kelainan

Ekstremitas Bawah : simetris, tidak ada oedema

Anogenitalia : tidak dilakukan peeriksaan

5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium dilakukan :

Pemeriksaan HB : 11,8 gr/dll

C. Analisis Data

 Diagnosa kebidanan : Ny. R usía 25 tahun dengan gejala kegemukan/obesitas

33.3 kg/m2 pada masa prakonsepsi

Masalah : - pasien Merasa takut tidak bisa hamil

 Paien ingin segera hamil

 Diagnosa potensial : Peningkatan Resiko Penyakit

 Kebutuhan : KIE mengenai obesitas

D. . Penatalaksanaan

Tanggal 15 Februari 2022 pkl 16.00 wib

1. Petugas Memakai APD level 1

2. Mengatakan pada pasien diagonsa yang dialami itu dan menjelaskannya gejala

obesitas yang dialami oleh pasien sesuai dengan gejala yang di alaminya yaitu
kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi. Dengan

penghitungan IMT ibu 33.3 kg/m2 yaitu penginkatan resiko penyakit. Tanda-tanda

vital (TD 110/80 mmHg normal, nadi 80×/mnt normal, frekuensi nafas 22×/mnt

normal, suhu 36,5°C normal, dan LILA 35 cm tidak normal)

- Pasien mengerti dan mendengarkan dengan baik

3. Menganjurkan untuk rutin berolahraga seperti aktivitas fisik secara rutin untuk

membakar kalori dan memangkas jaringan lemak berlebih di dalam tubuh. Namun,

olahraga juga harus diimbangi dengan pola makan sehat, sehingga kesehatan tubuh

bisa tetap terjaga.

- Pasin bersedia akan melakukannya

4. Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi seimbang Untuk memperoleh

berat badan ideal, ibu disarankan untuk mengonsumsi makanan bernutrisi, misalnya

dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah. Kedua jenis makanan tersebut

mengandung aneka vitamin dan mineral, serta air dan serat yang bisa membuat ibu

merasa kenyang lebih lama, dengan demikian, ibu menjadi lebih jarang

mengonsumsi camilan atau makan berlebihan. Dan sebisa mungkin hindari makanan

yang tinggi lemak dan kalori.

- Pasien mengerti dan akan mengkonsumsi makan-makanan yang telah dianjurk

an

5. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene seperti mandi 2× sehari

(pagi dan sore), mengganti pakaian dalam setelah mandi, mengosok gigi sebelum

mandi, mencuci rambut 3×/minggu. Usahakan menggunakan celana dalam yang

berbahan serap air dan tidak panas juga tidak ketat.Menjelaskan hasil pemeriksaan

bahwa hasil pemeriksaan baik dan tidak ada kelainan pada hasil pemeriksaan.

- Ibu mengerti hasil pemeriksaan


6. Menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang guna untuk

menbetahui dampak obesitas

- Pasien mengerti dan mau melakukannya

7. Menganjurkan ibu untuk berolahraga yang dapat membakar kalori dan mulai diet

sehat sesuai anjuran dokter atau bidan

- pasien mengerti dan mau melakukannya

8. Menganjurkan ibu dan suami untuk rutin berkonsultasi ke bidan atau dokter guna

mendapatkan solusi untuk bisa memiliki anak

- Pasien mengerti dan sudah mulai rutin konsultasi ke dokter

9. Memberi anjuran untuk ibu agar mencoba mengikuti PROMIL (program hamil)

- Pasien mengerti dan merasa terbantu

10. Memberikan edukasi gizi seimbang yang bisa membantu ibu

- Pasien mengerti dan merasa terbantu

11. Menjelaskan kepada ibu bahwa kesehatan dan perawatan pada masa prakonsepsi harus

diperhatikan, pada masa prakonsepsi berpengaruh terhadap kesuburan, dan kesehatan

keturunanya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

- Ibu menyimak dan memperhatikan.

12. Menyarankan agar ibu menghindari gaya hidup yang tidak baik yaitu merokok,

obesitas, dan konsumsi alkohol karena hal tersebut berdampak negatif pada kesuburan

dan kehamilan.

- Ibu mengerti apa yang disampaikan oleh bidan.

13. Menyarankan ibu untuk mengkonsumsi asupan asam folat melalui makanan atau

suplemen vitamin. Makanan yang mengandung asam folat tinggi seperti hati ayam,

hati sapi, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan serta sereal.


- Ibu mengerti yang disampakan oleh bidan

Pandeglang, 15 Februari 2022


Pengkaji,

( Imas Haelisah )
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus yang diambil pada wanita usia subur (WUS) prakonsepsi yaitu Ny R usia 25
tahun dengan gejala obesitas di dapatkan hasil dari penghitungan IMT pada ibu (Ermitha
Armansyah) maka nilai IMT 33.3 adalah Obesitas. Selama melakukan wawancara pada tanggal
15 februari 2022, jam 16:00–17:00 wit ibu mengatakan bahwa porsi makannya tidak biasanya.
Dan obesitas ini tidak ada sama sekali bukan penyakit turunan karena didalam keluarga Ny R
sendiri semua dalam batas normal dan gemuk. Di berikan KIE pada pasien
Disamping itu pasienpun tidak pernah melakukan pemeriksaan penunjang untuk
mengetahui apa penyebab dan mungkin saja ada kelianan yang dialami oleh pasien itu sendiri.
Dalam kasus inipun penulis memberikan tips untuk bisa menurunkan berat badan namun tetap
dengan aturan kesehatan, selain itu diberikan konseling mengenai gizi seimbang bagi obesitas,
menganjurkan ibu dan suami melakukan pemeriksaan rutin yaitu pemeriksaan pada sistem
reproduksi agar bisa melihat apakah ada solusi dalam masalah ini.
Dalam kasus ini obseitas adalah suatu kondisi yang menggambarkan seseorang memiliki
badan yang sangat gemuk dan mengandung banyak lemak pada tubuhnya. Terdapat bermacam
cara untuk melakukan klasifikasi terhadap kegemukan, tetapi metode yang paling banyak
digunakan adalah menggunakan indeks massa tubuh (IMT). Metode ini dilakukan dengan
mengukur perbandingan antara berat badan (kilogram) dan tinggi badan (meter)

BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gambaran mengenai obesitas pada Ny M usia 24 tahun mengatakan merasa cemas
dan khawatir dengan keadaanya. Selama menikah ± 4 bulan ini dengan keluhan berat
badan yang menjadikan dirinya tidak bisa hamil untuk saat ini. Saat memeriksakan
keadannya ia mengatakan bahwa dokter menganjurkan untuk diet sehat guna
menurunkan bobot berat badannya. Dan merasa minder jika selalu ada yang
menyinggung soal berat badannya. Bahkan pernah mencoba untuk mengomsumsi obat
pelansing selama 2 bulan untuk menurunkan berat badannya obat pelangsing yg di
sebutkan yaitu Slimming, dikomsumsi 2×/hari setelah makan dan sebelum tidur malam.
1. Factor-faktor yang menyebabkan obesitas pada Ny M prakonsepsi adalah pada
status gizi yaitu yidak baik karena porsi makan yang tidak biasa, ibu paling suka makan
gorengan, dan makan dalam porsi yang tidak sedikit.
2. Resiko obesitas pada Ny M prakonsepsi dengan gejala obesitas menunjukkan
hasil IMT prakonsepsi 27,34 kg/m2: peningkatan risiko penyakit.
3. Dampak Obesitas pada Ny M prakonsepsi merasa cepat lelah, nafas pendek, sulit
melakukan aktivitas dalam waktu yang lama, cepat ngantuk.
4. Penanganan, pencegahan, cara mengatasi, dan pengobatan pada ibu
prakonsepsi dengan gejala obesitas. Penurunan berat badan, meski dalam jumlah kecil,
dan mempertahankannya secara stabil dapat mengurangi risiko seseorang mengalami
komplikasi penyakit terkait obesitas, juga memiliki pola makan sehat, diet rendah kalori,
dan olahraga secara teratur adalah cara terbaik untuk mengobati obesitas. 39 Lakukan
diet berisi makanan seimbang, mengontrol kalori, dan juga melakukan aktivitas fisik
untuk meningkatkan pembakaran energi dan cadangan energi.

2. Saran

a. Bagi Pasien
Diharapkan mampu melaksanakan terapi suplementasi Asam Folat yang dianjurkan
minimal 3 bulan sebelum rencana kehamilan dan selama kehamilan.
b. Bagi Lembaga Pendidikan
Agar menambah jumlah referensi khususnya materi tentang Obesitas Konseling
prakonsepsi WUS dengan obesitas. Selanjurnya diharapkan dapat melengkapi
referensi dalam penyusunan selanjutnya.
c. Bagi Bidan
Menambah referensi khususnya Informasi terbaru yang dapat diterapkan dalam
penatalaksanaan prakonsepsi kebutuhan asam folat dalam persiapan kehamilan.
Selanjurnya diharapkan dapat melengkapi referensi dalam penerapan
penatalaksanaan prakonsep dan penyusunan kasus selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
dewi lailatul Badriah, Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. 2019 K. Muthia Shanti, S.
Andarini, and N. Novita Wirawan, “Asupan Serat dan IMT Wanita Usia Subur Suku Madura di
Kota Malang,” Indones. J. Hum. Nutr., vol. 4, no.1, pp. 1–11, 2017. et al Hasdianah,
Nurwijayanti, Pemanfaatan Gizi, Diet, dan Obesitas. 2018. X. Zhang et al., “Abdominal adiposity
and mortality in Chinese women,” Arch. Intern. Med., vol. 167, no. 9, pp. 886–892, 2017. R. M.
Welis Wilda, Gizi Untuk Aktifitas Fisik dan Kebugaran. 2016. Laporan Hasil Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Provinsi Maluku Tengah.
2018. http://biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/Riskesdas2007%20%20Province%20Report
%2081%20MALUKU.pdf Almatsier S. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama; 2013. Rahman DR, Thaha AR, Syam A. Asosiasi Pengetahuan dan Sikap
Wanita Pra Konsepsi Tentang Kapsul Gizi Mikro Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi di Kota
Makassar. 2018:1- 9. Roemling C, Qaim M. Obesity trends and determinants in Indonesia.
Elsevier. 2019;58:1005 Muthmainna I. Faktor Yang Berhubungan dengan Kesetaraan Menjadi
Akseptor KB Pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate
Makassar. Makassar [Skripsi]: Universitas Hasanuddin; 2017. Dereure, et all. Obesity and
Pregnancy Complications and Cost. The American Journal of Clinical Nutrition. 2018;71.
Riskesdas. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. In: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, editor. Jakarta. 2013 dr. Tjin Willy. 2018. Obesitas. Dikutip oleh
https://www.alodokter.com/obesitas Roemling C, Qaim M. Obesity Trends and Determinants in
Indonesia. Elsevier. 2018. 58. 1005. Meiriyani Deliana Novitasary¹, Nelly Mayulu², Shirley E.S
Kawengian³. 2020. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Obesitas Pad Wanita Usia Subur.
Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2017. Manado: Bagian Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi RAUDHATUN NAIMAH. 2020. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Obesitas Pada Wanita Usia Subur. Banda Aceh: Skripsi Adriani M,
Wirjatmadi B. Pengantar gizi masyarakat. Jakarta: Penerbit Kencana; 2020.p.115- 19,114-
115,125 M Sufyan. 2015. 3 Penyebab Kegemukan pada Wanita yang Sering Diabaikan. Dikutip
oleh https://www.liputan6.com/citizen6/read/2310727/3-penyebab-kegemukan-pada-
wanitayang-sering-diabaikan#:~:text=Diantara%20kedua%20masalah%20penyebab
%20kegemukan,dalam%20tubuh%20Anda%20bisa%20terganggu Sutton P, Wallinga D, Perron
J, Gottlieb M, Sayre L, Woodruff T. Reproductive health and the industrialized food system: A
point of intervention for health policy. Health Aff. 2020;30(5):888-897.
doi:10.1377/hlthaff.2020.1255 Muthmainna I. Faktor Yang Berhubungan dengan Kesetaraan
Menjadi Akseptor KB Pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan
Tamalate Makassar. Makassar [Skripsi]: Universitas Hasanuddin; 2017. Beck ME. Hubungan
dengan Penyakit-Penyakit Untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: CV. Andi Offset; 2019.
Gaskins AJ, Chavarro JE. Diet and fertility: a review. Am J Obstet Gynecol. 2018;218(4):379-
389. doi:10.1016/j.ajog.2017.08.010 Jungheim ES, Travieso JL, Carson KR, Moley KH. Obesity
and Reproductive Function $watermark-text $watermark-text $watermark-text. Obs Gynecol
Clin North Am. 2012;39(4):479-493. doi:10.1016/j.ogc.2012.09.002 Fung F, Wang HS, Menon
S. Food safety in the 21st century. Biomed J. 2018;41(2):88-95. doi:10.1016/j.bj.2018.03.003
dr. Fitrina Aprilia.2019. Obesitas. Dikutip Oleh https://www.halodoc.com/kesehatan/obesitas
Jungheim ES, Travieso JL, Carson KR, Moley KH. Obesity and Reproductive Function
$watermark-text $watermark-text $watermark-text. Obs Gynecol Clin North Am.
2019;39(4):479-493. doi:10.1016/j.ogc.2019.09.002 World Health Organization.2020 Op.Cit
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2017/11/PedumGentas.pdf Kompas.com. 2018. 4 Jenis
Olahraga Bagi Orang Yang Mengalami Obesitas. Dikutip Oleh
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/12/171700520/4-jenis-olahraga-bagi-orang-
yangalami-obesitas?page=all dr. Yusra Firdaus. 2021. Ternyata, Makan Makanan Berlemak
Saja Tidak Cukup Meniakkna Berat Badan. Dikutip oleh https://hellosehat.com/nutrisi/berat-
badan-turun/makananberlemak-membuat-gemuk/

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai