Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI


PADA NY. W 26 TAHUN DENGAN OVERWEIGHT PADA
PERENCANAAN KEHAMILAN DI PMB MARIYA

Diajukan sebagai salah satu tugas Praktek Profesi pada stase Remaja,
Pranikah dan Prakonsepsi

NAMA : MARIYA PUSFITA


NPM : 8121093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan Kasus Asuhan
Kebidanan pada Remaja, Pranikah dan Prakonsepsi pada Ny. W 26 tahun dengan
Perencanaan Kehamilan di PMB Mariya Pusfita ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat hasil pelaksanaan praktik klinik program studi Pendidikan
Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes. Selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali;
2. Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb. Selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali;
3. Fathia Rizki, S.S.T., M.Tr. Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institu Kesehatan Rajawali;
4. Elisa Situmorang, S.S.T., M.Tr.,Keb. Selaku pembimbing Akademi yang
telah berkenan memberikan bimbingan dan membantu dalam penyusunan
laporan.
5. Hj. Aneu Cherawaty, S.S.T., Bd., MH.Kes. selaku pembimbing praktik
klinik di PMB Mariya yang telah membimbing dan membantu dalam
penyusunan laporan selama pelaksanaan praktik klinik.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menulis
dengan lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikn manfaat. Aamiin.

Bandung, Januari 2022


Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Remaja, Pranikah, dan Prakonsepsi pada 11


Januari 2022, telah disahkan oleh Tim Pembimbing pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Ka. Program Pendidikan Profesi Bidan


Program Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali
Institut Kesehatan Rajawali

N a m a N a m a
NIK……….. NIK/NIP………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Overweight dan obesitas merupakan permasalahan yang akhir-akhir ini
sering timbul baik di negara maju maupun negara berkembang. Menurut
RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013, prevalensi obesitas pada
perempuan dewasa di Indonesia (>18 tahun) 32,9%, meningkat 18,1% dari
tahun 2007 (13,9%) dan 17,5% dari tahun 2010 (15,5%).
Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular karena dapat
menyebabkan sindrom metabolik yang terdiri dari hiperinsulinemia, intoleransi
glukosa atau diabetes melitus, dislipidemia, hiperurisemia, gangguan fibrinolisis,
hiperfibrinogenemia, dan hipertensi. Peningkatan berat badan selama kehamilan
sering menyebabkan rasa cemas pada wanita, terutama wanita pasca salin.
Peningkatan berat badan ibu selama hamil normalnya 12,5–17,5 kg (Sudoyo
AW,2018). Kekhawatiran ibu akan kekurangan nutrisi janin akan mengakibatkan
terjadinya intake kalori yang berlebihan sehingga dapat meningkatkan berat
badan lebih dari anjuran IOM (Zanotti J,2015). Kelebihan nutrisi yang masuk
akan disimpan sebagai lemak di tubuh yang menyebabkan pembengkakan sel
lemak (Mintarsih S,2008).
Peningkatan berat badan berlebih pada ibu hamil dapat mengakibatkan
berbagai risiko baik untuk ibu maupun janin. Pada ibu hamil dengan
overweight dan obesitas meningkatkan risiko terjadinya diabetes gestasional,
hipertensi dalam kehamilan, preeklamsia, macrosomia, persalinan premature,
persalinan dengan sectio caesaria dan retensi berat setelah persalinan
(Cunningham,2014).
Retensi berat badan setelah kehamilan dapat menjadi salah satu faktor
terjadinya obesitas pada wanita. Berat badan saat hamil memiliki hubungan
positif dengan perubahan berat badan setelah persalinan jika dibandingkan
dengan berat badan ibu sebelum hamil (Cunningham,2014).
Faktor terjadinya retensi berat badan setelah kehamilan dapat disebabkan oleh
Indeks Masssa Tubuh (IMT) sebelum hamil yang tinggi, periode menyusui yang
pendek, primiparitas, berat badan saat kehamilan yang tinggi, rendahnya aktivitas
fisik, serta merokok (Prawirohardjo S,2009).
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri berumur antara
15 sampai 49 tahun atau usia istri kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau usia
istri lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (BKKBN,2013). Pada pasangan suami
istri usia subur yang baru menikah atau ingin mendapatkan anak lagi, kehamilan
merupakan saat-saat yang paling ditunggu. Hal ini merupakan saat yang
menegangkan ketika sebuah kehidupan baru bertumbuh dan berkembang di dalam
rahim, namun untuk mewujudkan kehamilan tersebut hendaknya pasangan
haruslah melakukan perencanaan yang matang karena proses kehamilan tidak
hanya sekedar hamil dan melahirkan saja tetapi kehamilan harus didukung dengan
rasa tanggung jawab dari kedua pasangan serta persiapan yang matang,
(Sunarsih,2011).
Dalam mewujudkan kehamilan yang ideal dibutuhkan serangkaian
persiapan salah satunya pemeriksaan fisik atau pemeriksaan Kesehatan.
Pemeriksaan Kesehatan pada masa prakonsepsi khususnya pada Wanita dapat
mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Beberapa penyakit yang
kemungkinan menggangu selama proses kehamilan dapat dideteksi dini sehingga
keadaaan yang lebih buruk dapat dihindari dengan cepat (Cuningham,2012).
Kesehatan prakonsepsi adalah cara untuk meningkatkan hasil kehamilan
yang positif dengan mendorong perempuan untuk terlibat dalam gaya hidup yang
sehat sebelum hamil (Williams et al,2012). Perawatan prakonsepsi yang dimulai
sebelum kehamilan dapat menjdai strategi efektif untuk mengurangi gangguan
bawaan dan meningkatkan kesehataan Wanita usia subur (Shanon et al,2012).
Perawatan prakonsepsi tidak hanya untuk Wanita, tetapi juga untuk pria.
Perawatan prakonsepsi untuk pria juga penting yaitu untuk meningkatkan hasil
kehamilan yang sehat (Regina VT,2011). Masalah umum dalam perawatan
prakonsepsi yaitu keluarga berencana, mencapai berat badan yang sehat, skrining
dan pengobatan untuk penyakit menular, memperbaharui imunisasi yang tepat,
meninjau obat untuk efek teratogenic, konsumsi suplemen asam folat untuk
mengurangi resiko cacat tabung saraf bagi Wanita yang ingin hamil dan
pengendalian penyakit kronis sangat penting untuk mengoptimalkan hasil
kehamilan (Farahi and Zolotor,2013).
Kesiapan menikah terdiri atas kesiapan emosi (mengontrol emosi dan
kemampuan empati), sosial (keterampilan sosial, kognisi sosial, dan toleransi),
peran, kemampuan komunikasi, usia, finansial, dan seksual. (Sari, dkk, 2013).
Dengan kesehatan reproduksi yang telah disiapkan semenjak pranikah diharapkan
bisa menurunkan kejadian kehamilan tidak diinginkan dan juga mengurangi
terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin, maupun nifas. Bidan sebagai
ujung tombak kesehatan ibu dan anak memiliki peran penting dalam memberikan
edukasi tetang perencanaan kehamilan pada calon pengantin dalam asuhan
kebidanan pranikah, oleh karena itu program persiapan pranikah menjadi penting
dalam perencanaan kehamilan, selama kehamilan, sehingga akan berdampak pada
luaranya dan dianjurkan untuk memperoleh perawatan khusus dan konseling.
Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah dengan kesehatan
reproduksinya berada pada kondisi yang baik (Kemenkes, 2015).
Preconception Counseling adalah komponen penting dari perawatan
prakonsepsi (Wiliams et al,2012). Preconception Counseling merupakan skrining
dan memberikan informasi serta dukungan kepada individu usia subur sebelum
hamil untuk promosi Kesehatan dan mengurangi risiko. Preconseption
Counseling bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi risiko yang
berhubungan dengan Kesehatan dan hasil kehamilan ibu, serta sebelum kehamilan
(Walfisch and Koren, 2011).

1.2 Rumusan Masalah


Overweight dan obesitas merupakan permasalahan yang akhir-akhir ini
sering timbul baik di negara maju maupun negara berkembang. Menurut
RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013, prevalensi obesitas pada
perempuan dewasa di Indonesia (>18 tahun) 32,9%, meningkat 18,1% dari tahun
2007 (13,9%) dan 17,5% dari tahun 2010 (15,5%).
Peningkatan berat badan berlebih pada ibu hamil dapat mengakibatkan
berbagai risiko baik untuk ibu maupun janin. Pada ibu hamil dengan overweight
dan obesitas meningkatkan risiko terjadinya diabetes gestasional, hipertensi dalam
kehamilan, preeklamsia, macrosomia, persalinan premature, persalinan dengan
sectio caesaria dan retensi berat setelah persalinan (Cunningham,2014).
Mempromosikan kesehatan keluarga prakonsepsi merupakan strategi yang
penting untuk meningkatkan kualitas anak yang akan dilahirkan sekaligus dapat
membantu pada upaya penurunan kesakitan dan kematian ibu dan bayi. (Williams
et al. 2012). Saat ini rekomendasi dilaksanakannya kegiatan persiapan dan
konseling saat pra konsepsi (sebelum terjadi kehamilan) telah banyak
dipublikasikan. namun implementasinya sangat rendah (Seshadri, 1012; Reeve,
2009; Jack BW, 2008 ; bunting et al 2008 (Agricola et al. 2013).
Program Kesehatan Reproduksi Remaja menjadi salah satu program yang
dikembangkan pada perempuan yang belum hamil. Namun secara analisis sosial
dan psikologis terkait persiapan dan perencanaan kehamilan, sasaran remaja
menjadi sulit karena berhadapan dengan nilai budaya bahwa remaja belum
disiapkan mendisikusikan tentang perencanaan kehamilan. Program pemerintah
saat ini yang terkait perencanaan kehamilan baru pada seputar mencegah
kehamilan tidak diinginkan melalui program Keluarga Berencana dan kelas calon
pengantin.
Dari uraian latar belakang diatas maka penulis ingin lebih lanjut untuk
memaparkan laporan kasus Asuhan Kebidanan Pada Prakonsepsi pada Ny. W 26
tahun dengan Overweight pada Perencanaan Kehamilan.
1.3 Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
Mahasiswa dapat melaksanakan standar asuhan kebidanan pada pasangan
usia subur yang merencanakan kehamilan dengan sehat di PMB Mariya Pusfita.

1.3.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus dalam asuhan ini adalah :
a. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengkajian masalah sesuai
dengan standar pelayanan dan evidence based kebidanan pada masa
prakonsepsi.
b. Mahasiswa mampu menginterprestasikan data yang meliputi diagnose
kebidanan, masalah, dan kebutuhan sesuai dengan standar pelayanan dan
evidence based kebidanan pada masa prakonsepsi.
c. Mahasiswa mampu menganalisis diagnose potensial dalam masa
prakonsepsi.
d. Mahasiswa mampu menganalisis Tindakan segera/kolaborasi atas
pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan standar pelayanan dan
evidence based kebidanan pada masa prakonsepsi.
e. Mahasiswa mampu menganalisis dan menyusun rencana tindak lanjut atas
pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan standar pelayanan dan
evidence based kebidanan pada masa prakonsepsi.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun
sesuai dengan standar pelayanan dan evidence based kebidanan pada masa
prakonsepsi.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan
sesuai dengan standar pelayanan dan evidence based kebidanan pada masa
prakonsepsi.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman secara langsung dalam penerapan ilmu yang diperoleh dan
menambah wawasan dalam menangani ibu hamil dengan keputihan.

1.4.2 Manfaat praktisi


Menambah pengalaman dan kemampuan bagi penulis dalam memberikan
asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil dengan keluhan keputihan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Obesitas Pada Ibu Hamil


Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadinya ketidakseimbangan
antara berat badan dan tinggi badan hal ini disebabkan karena adanya jaringan
lemak yang berlebih di dalam tubuh sehingga menyebabkan terjadi berat badan
yang berlebih atau obesitas23. Beberapa ahli yang lain menyatakan bahwa berat
badan merupakan keadaan akumulasi lemak yang berlebih dan dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh. Salah satu cara yang biasanya digunakan untuk
mengetahui berat badan berlebih atau tidak adalah dengan menghitung indeks
massa tubuh (IMT). IMT dapat dihitung dengan cara membagi berat badan
(dalam satuan kilogram) dengan kuadrat dari tinggi (dalam satuan meter),
setelah didapatkan hasil dari penjumlahan maka hasilnya dibulatkan menjadi
satu desimal (Hales CM,2018).
Obesitas saat kehamilan umumnya dapat terjadi pada wanita dengan usia
berapun, namun biasanya berat badan akan lebih meningkat pada ibu yang
berusia lebih dari 35 tahun. Normalnya kenaikan berat badan pada masa
kehamilan adalah 12-16 kg, jika kenaikan berat badan lebih dari itu ibu hamil
beresiko mengalami obesitas. Ibu yang mengalami obesitas beresiko mengalami
penyakit yang lain seperti diabetes gastasional, hipertensi dalam kehamilan dan
preeklamsia (Yao R, Ananth,2014). Penentuan obesitas pada ibu hamil sering
kali menggunakan metode pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) dibanding
dengan metode yang lainnya seperti metode rasio waist-to-hip circumferrencia,
pengukuran lingkar pinggang termasuk juga dengan menggunakan alat-alat
seperti USG (Ultrasonografi), MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT-
scan (Computed Tomography Scanning) (Davies GAL,2010).
2.2 Etiologi dan Faktor Resiko Obesitas Pada Ibu Hamil
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan terjadi obesitas selama
kehamilan yaitu faktor herediter (faktor internal) dan faktor non herediter (faktor
eksternal). Faktor herediter terdiri dari riwayat keluarga, sedangkan faktor non
herediter teridiri dari aktivitas fisik dan pola makanan. Riwayat keluarga dapat
menjadi faktor obesitas pada ibu obesitas saat masa kehamilan hal ini
dikarenakan unsur lemak yang terdapat didalam tubuh dengan jumlah yang
banyak atau tidak normal, secara otomatis akan diturunkan pada keluarga, selain
itu riwayat keluarga yang mempunyai gaya hidup dan mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi makanan tertentu dapat menjadi faktor terjadi nya obesitas dalam
masa kehamilan (Jeffrey SF, Eleftheria MF,2013).
Pola makan pada ibu hamil, ibu hamil dengan obesitas akan makan jika ia
ingin makan, bukan karena kebutuhan akibat lapar, hal ini dapat menyebabkan
terjadi peningkatan asupan energi yang berlebih dengan kandungan lemak dan
karbohidrat yang tinggi, jika hal ini dilakukan secara terus menerus tanpa
diimbangi dengan aktivitas fisik dapat meningkatkan resiko obesitas pada ibu
hamil. Aktivitas fisik juga berpengaruh terhadap terjadinya obesitas pada ibu
hamil, aktivitas fisik yang teratur berpengaruh terhadap pengeluaran kalori
tubuh yang teratur, dalam hal ini dapat disimpulkan kurangnya aktivitas fisik
pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadi nya penumpukan lemak sehingga
dapat menyebabkan obesitas pada ibu hamil (Irene P,2009).

2.3 Patofisiologi Obesitas Pada Ibu Hamil


Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh 3 mekanisme fisiologi
yaitu mempengaruhi laju pengeluaran energi, regulasi sekresi hormone dan
mengendalikan rasa lapar dan kenyang. Proses penyimpanan energi terjadi
melalui sinyal-sinyal eferen setelah mendapatkan sinyal aferen dan perifer.
Sinyal- sinyal tersebut bersifat anabolik serta dapat juga bersifat katabolik, dan
dibagi menjadi 2 kategori sinyal, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal
pendek berpengaruh terhadap porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan
juga dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal yang
diperankan oleh kolesistokinin (hormon yang menyebabkan terjadinya kontraksi
kadung empedu) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal
panjang diperankan oleh insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan
energi dan hormon leptin (hormon untuk metabolisme) (Guyton, Arthur C,2014).
Kebutuhan energi melebihi dari yang dibutuhkan akan menyebabkan
terjadinya peningkatan jaringan adipose yang disertai dengan peningkatan kadar
leptin dalam peredaran darah. Leptin nantinya akan merangsang anorexigenic
center di hipotalamus untuk menurunkan produksi Neuro Peptida Y (NPY)
sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Sebaliknya, jika kebutuhan energi
lebih besar dari asupan energi maka jaringan adipose akan berkurang sehingga
menyebabkan terjadi nya rangsangan anorexigenic center dibagian hipotalamus
sehingga terjadilah peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar orang yang
mengalami obesitas terjadi resistensi leptin sehingga tingginya kadar leptin
tidak menyebabkan penurunan nafsu makan (Guyton, Arthur C,2014).

2.4 Komplikasi Obesitas Pada Ibu Hamil


Obesitas maternal dapat menyebabkan beberapa komplikasi baik pada ibu
hamil maupun pada janin, pada masa kehamilan awal ibu dapat menyebabkan
terjadi nya aborsi spontan, kelainan kongenital (defek neural tube, spina bifida,
penyakit jantung bawaan, omphalocele). Sedangkan pada masa kehamilan akhir
dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan, preeklampsia,
diabetes melitus gestasional, kelahiran prematur, dan lahir mati. Pada masa
mendekati persalinan, pilihan persalinan seksio sesaria menjadi meningkat, dan
morbiditas selama tindakan operasi juga meningkat (Lynch AM,2012).
Komplikasi yang dapat terjadi pada janin dan neonatus yaitu makrosomia,
.
distosia bahu, berat badan lahir besar dan obesitas anak. Sedangkan pada wanita
dengan obesitas dan diabetes gestasional beresiko melahirakan bayi dengan
makrosomia dengan berat badan 90 persentil Large for Gestasional Age (LGA)
atau setara dengan 4,5 kg. Obesitas maternal juga berkaitan dengan
pertumbuhan janin yang abnormal atau terjadinya makrosomia pada janin
(Sewell MF,2006).
Obesitas ibu pada kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang abnormal, Dalam hal ini janin dapat mengalami makrosomia, makrosomia
adalah suatu keadaan dimana bayi lahir dengan ukuran yang lebih besar atau
berat badan lebih dari 4000 gram. Makrosomia dapat diketahui oleh prediktor
dari trigliserida, dimana dalam hal ini ibu hamil tersebut baik dengan atau tanpa
disertai diabetes dalam kehamilan (Prawirohardjo,2012).
Obesitas pada ibu hamil berhubungan dengan makrosomia melalui
mekanisme peningkatan resistensi dalam hal ini ibu bukan diabetes melitus,
peningkatan resistensi menyebabkan terjadinya peningkatan glukosa fetus dan
kadar insulin. Lipase plasenta akan memetabolisme triglesirida menjadi asam
lemak bebas yang digunakan sebagai nutrisi bagi janin. Peningkatan kadar
trigliserida didalam tubuh yang disebabkan karena pola makan ibu hamil yang
tidak baik menyebabkan terjadinya peningkatan asam lemak bebas, hal ini lah
yang menjadi faktor pencetus terjadi nya makrosomia pada janin (Gaudet
L,2014).

2.5 Pencegahan Obesitas Pada ibu hamil


Terdapat dua hal yang dapat mencegah terjadinya obesitas pada ibu hamil
yaitu pengaturan nutrisi dan pola makan pada ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya
menghindari makan makanan yang mengandung banyak lemak terutama lemak
jenuh. Lemak jenuh dapat memudahkan terjadinya gumpalan lemak yang
menempel pada dinding pembuluh darah. Konsumsilah sedikit lemak (30% dari
jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi). Selain itu, kurangi konsumsi
karbohidrat yang berlebihan supaya berat badan dapat berada diposisi normal
(Sulistyoningsih H,2013)
Ibu hamil harus memiliki pola makan dan aktivitas fisik yang baik.
Aktivitas fisik bermanfaat mengendalikan berat badan dengan membakar kalori.
Pola hidup baik dapat mencegah hiperkolesterolemia dan hipertensi (Dewi,
Kurnia,2013).
2.6 Tatalaksana Obesitas Pada ibu hamil
Terdapat beberapa guideline yang menjelaskan tentang tatalaksana
obesitas pada ibu hamil. Royal Australian and New Zealand College of
Obstetricians and Gynaecologist (RANZCOG) menyatakan penatalaksanaan
obesitas sebaiknya dibantu oleh ahli gizi dan spesialisasi kedokteran keluarga.
Ada beberapa teknik yang direkomendasikan yaitu teknik motivational
interviewing yang disesuaikan dengan kondisi pasien dan juga patient-centered
yang bertujuan untuk mengontrol gaya hidup, diet dan olahraga. Wanita
obesitas dapat melakukan operasi bariatrik diketahui dapat memberikan dampak
yang positif pada ibu dan bayi, namun disarankan untuk melakukan konsultasi
pada ahli gizi terlebih dahulu, setelah melakukan operasi bariatrik pasien
sebaiknya diberikan suplementasi, suplemen yang dapat diberikan seperti
vitamin B12, zat besi, folat, vitamin D, dan kalsium.
Institute of Medicine (IOM) tahun 2009 dalam panduannya
merekomendasikan penambahan berat badan 6,8-11,3 kg untuk wanita yang
belum hamil, kemudian untuk wanita sebelum hamil obesitas berat badan 5,0-
9,1 kg pada kehamilan tunggal. Beberapa suplemen yang dianjurkan pada
pasien sebelum kehamilan yaitu asam folat 5 mg perhari pada wanita dengan
IMT >30kg/m2 22. Berdasarkan guideline RCOG merekomendasikan pemberian
suplemen vitamin D, hal ini dikarenakan ditemukan adanya korelasi terbalik
antara IMT dengan kadar vitamin D. Berdasarkan guideline RANZCOG
merekomendasikan 150 mcg yodium per hari dan vitamin D bila pasien
memiliki status defisiensi vitamin D.

2.7 Asuhan Prakonsepsi


a. Definisi
Asuhan Prakonsepsi merupakaan asuhan yang diberikan sebelum kehamilan
dengan sasaran mempermudah Wanita mencapai tingkat Kesehatan yang optimal
sebelum hamil. Asuhan prakonsepsi memiliki banyak manfaat dan variasi, antara
lain; memungkinkan identifikasi penyakit medis, pengkajian kesipaan
psikologis, keuangan dan pencapaian tujuan hidup. Prakonsepsi adalah rentan
waktu tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus
mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar sehari sebelum
konsepsi (Misse,2015). Prakonsepsi yaitu pengenalan dini Riwayat infeksi
toksoplasma, Rubella, Sitomegalo Virus, herpes dan pemeriksaan imunologis
dan terapi (Yulizawati,2017).

b. Tujuan Asuhan prakonsepsi


Peningkatan kesehatan prakonsepsi harus diikuti dengan peningkatan hasil
kesehatan reproduksi, namun tetap dengan biaya yang minimum. Meskipun
kehamilan bagi beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas
pasangan yang memang merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat
dari asuhan prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang
terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang
membahayakan kehamilannya (Krisnadi,2015).
Tiga tujuan utama dari perawatan prakonsepsi adalah :
1) Mengidentifikasi potensi risiko untuk ibu, janin dan kehamilan
2) Mendidik Wanita tentang risiko dini, pilihan untuk intervensi dan
manajemen
3) Memulai intervensi untuk mendapatkan luaran yang optimal bagi ibu dan
janinnya, melalui konseling, motivasi, optimasi, penyakit dan rujukan
spesialis (Krisnadi,2015).

c. Manfaat Asuhan Prakonsepsi


Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengatahui hal-hal
yang dapat mendukung persiapan saat prakonsepsi, selain itu ibu dan pasangan
dapat mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses prakonsepsi,
sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar bayi
dapat lahir dengan sehat. Manfaat asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan
secara fisik dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi.
Beberapa manfaat atau keuntungan dari asuhan prakonsepsi yaitu sebagai
berikut :
1) Identifikasi keadaan penyakit
2) Penilaian keadaan psikologis
3) Kesiap-siagaan keuangan dan tujuan hidup
4) Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk
membantu keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya.

d. Asuhan prakonsepsi
Identifikasi reduksi risiko pada masa reproduksi bagi Wanita dan
pasangannya sebelum konsepsi. Komponen asuhan yaitu sebagai berikut :
1) Lakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga
kesehatan dapat menilai keadaan kesehataan perempuan dan
mengidentifikasi faktor resikonya,
2) Pemeriksaan laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya
bahwa pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil
antara lain; pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus
Rubella, Hepatitis B, pap smear, clamidia, HIV, GO.
3) Pemberian imunisasi sebelum konsepsi
4) Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan
penyebab banyak masalah dalam kehamilan
5) Identifikasi Riwayat kesehatan keluarga (kesulitan kehamilan, persalinan,
nifas maupun kecacatan)
6) Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadi konsepsi
(olahraga, hindari minum alkohol, merokok atau menggunakan obat
terlarang)
7) Identifikasi masalah kesehatan (DM,epilepsy, hipertensi)
8) Diet makanan bergizi seimbang
9) Bersihkan lingkungan dari bahan kimia (Misse,2015)
e. Penilaian Resiko
Tujuan utama penilaian risiko adalah untuk mendapatkan Riwayat
kesehatan reproduksi secara menyeluruh, meliputi :
1) Usia
2) Riwayat pekerjaan
3) Riwayat umum, meliputi lama menikah, rencana hamil, siklus haid,
kontrasepsi yang digunakan, obat-obatan yang dikonsumsi
4) Riwayat ginekologi
5) Riwayat obtetri buruk, meliputi abortus, KPD, KET, perdarahan
6) Imunisasi yang pernah didapat
7) Penyakit keturunan
8) Penyakit kronis yang pernah / sedang di derita
9) Diet yang sedang dilakukan
10) Binatang peliharaan

2.2 Perencanaan Kehamilan yang Sehat


a. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu sebelum hamil. Masa
ini disebut prakonsepsi antara 3-6 bulan sebelum hamil. Pemeriksaan kesehatan
secara teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita sebelum hamil
sampai dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam
pengawasan. Pemeriksaan Kesehatan ini juga meliputi :
1) Pemeriksaan penyakit dan virus
Karena hal ini dapat menyebabkan kematian ibu, janin yang akan
dilahirkan. Selain itu juga penyakit ini akan memperberat dan
membahayakan kehamilan jika tidak dilakukan perawatan yang tepat.
2) Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan golongan darah dan rhesus darah (unsur yang
mempengaruhi antibody yang terkandung di dalam sel darah merah)
pada pasangan suami istri dilakukan untuk mengantisipasi perbedaan
golongan darah dan rhesus antara darah ibu dan bayinya. Perbedaan
golongan darah dan rhesus dapat mengancam janin dalam kandungan.
3) Pemeriksaan faktor genetic
Untuk mengetahui penyakit atau cacat bawaan yang mungkin akan
dialami bayi akibat secara genetis dari salah satu atau kedua
orangtuanya. Khususnya apabila pasangan suami istri masih terikat
persaudaraan (BKKBN.2014)
b. Menjaga kebugaran tubuh
Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olah raga teratur. Selama
masa prakonsepsi, pastika cukup olahraga, aktivitas fisik ini tidak perlu
dilakukan selama berjam-jam, cukup 3 kali dalam seminggu selama ½ jam
dan dilakukan secara rutin. Olahraga selain menyehatkan, juga mencegah
terjadinya kelebihan berat badan (BKKBN,2014). Indeks masa tubuh
(IMT) merupakan nilai yang diambil dari perhitungan hasil bagi antara
berat badan (BB) dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan (TB)
dalam meter (Dhara chattereje,2015). IMT diinterprestasikan
menggunakan kategori status berat badan standar yang sama untuk semua
umur bagi pria dan wanita secara umum. Standar baru untuk IMT telah
dipublikasikan pada tahun 2010 oleh Kemenkes RI. Adapun klasifikasinya
dapat dilihat pada table di bawah ini :

Kategori IMT
Kurang <18,5
Normal 18,5 – 22,9
Kelebihan berat Badan >23,0
Beresiko menjadi obesitas 23,0 – 24,9
Obesitas I 25,0 – 29,9
Obesitas II >30,0

Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan menjadi


lebih nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-benar dikontrol
agar dapat aman selama kehamilan, terutama disarankan untuk wanita
yang mengalami kelebihan berat badan serius, tetapi harus disertai dengan
selalu berkonsultasi dengan dokter dan menyarankan ke ahli gizi.
Kelebihan berat badan menyebabkan resiko lebih besar untuk mengalami
komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama kehamilan
dan persalinan. Selain itu, berat badan kurang bisa membuat kurang subur
(BKKBN,2014).
c. Mengentikan kebiasaan buruk
Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat, morfinis, pecandu
narkotika dan obat terlarang lainnya, kecanduan alkohol, gaya hidup dengan
prilaku seks bebas. Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan
menggunakan narkoba dapat menyebabkan berbagai masalah selama
kehamila, juga janin yang dikandung. Bayi dapat lahir premature, lahir
dengan cacat bawaan hingga kematian janin. Penelitian menyebutkan
kebiasaan mengkonsumsi alkohol akan mengganggu kesuburan oleh karena
itu mengkonsumsi alkohol sebelum dan selama kehamilan akan
memperburuk kondisi kesehatan ibu dan janin. Perempuan yang minum
alkohol memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan kaum
pria yang mengkonsumsi alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma
dengan menurunkan tingkat testosterone dan bisa menyebabkan testis lau
(BKKBN,2014).
d. Meningkatkan asupan makanan bergizi
Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan makanan
dan nutrisi dikonsumsi dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran.
Sebaliknya, hindari makanan yang mengandung zat-zat adiktif seperti
penyedap, pengawet, pewarna dan sejenisnya. Kandungan radikal bebas dari
zat adiktif tersebut dapat memicu terjadinya mutase genetic pada anak
sehingga menyebabkan kelainan fisik, cacat dan sejenisnya (BKKBN,2014).
Saat terjadi pembuahan, janin sudah terekpos apa yang dimakan ibu sejak
dua minggu sebelumnya. Pilih makanan sehat dan memperhatikan asupan
makanan yang mendukung pembentukan janin sehat. Sebaiknya konsumsi
makanan yang mengandung :
1) Protein, meningkatkan produksi sperma
2) Asam folat, penting bagi ibu sejak prakonsepsi sampai kehamilan
trimester pertama. Berperan dalam perkembangan system syaraf pusat
dan darah janin, cukup asupan asam folat mengurangi resiko bayi lahir
dengan cacat system syaraf sebanyak 70%. Makanlah sayuran
hijautua, jeruk, alpukat, hati sapi, kedelai, tempe dan serealia. Minum
400 mikrogram asam folat setiap hari, jika seorang wanita memiliki
kadar asam folat cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama
kehamilan dapat membantu mencegah ecacatan pada otak dan tulang
belakang bayi.
3) Konsumsi berbagai vitamin
a) Vitamin A
Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat.
Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak,
brokoli, wortel, bayam dan tomat.
b) Vitamin D
Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat kesuburan
hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh
dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh
dari telur, susu, hati, minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan ikan
salmon.
c) Vitamin E
Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma membuahi
sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam
menjaga kesehatan dinding Rahim dan plasenta. Banyak terdapat
pada minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum dan kecambah
atau tauge.
d) Vitamin B6
Kekurangan vitamin ini akanmenyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormone, padahal keseimbangan hormone
esterogen dan progesterone penting untuk terjadinya kehamilan.
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, beras merah, kacang
kedelai, kacang tanah, pisang dan sayur kol.
e) Vitamin C
Vitamin C berperan penting untuk fungsi indung telur dan
pembentukan sel telur. Selain itu sebagai antioksidan
(bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C
berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal
bebas (oksidasi) yang mempengaruhi kesehatan system
reproduksi. Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk,
stroberi, papaya, manga, sawi, tomat dan cabai merah.
4) Cukup gizi seng
Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga
pembentukan sperma yang sehat
5) Cukup zat besi
Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasansel telur)
terganggu.
6) Fosfor
Jika kekurangan dapat menurunkan kualitas sperma
7) Selenium (Se)
Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala
kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi
seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara lain adalah
beras, bawang putih, kuning telur, seafood, jamur, semangka.
8) Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak. Sebaiknya
menggantikannya dengan minyak zaitun. Kandungan asam lemak
yang terkandung di dalam minyak zaitun bermanfaat untuk kesehatan
jantung, tubuh serta level kolesterol sehingga menyeimbangkan
endokrin yang sehat.
9) Kalori Ekstra
Perhatikan kalori ekstra yang menunjang kehamila. Kebutuhan ini
dapat disiapkan sebelum kehamilan dengan mendapatkannya dari
berbagai jenis makanan seperti sereal, nasi, roti dan pasta. Kalori
bermanfaat untuk menyokonhg pertumbuhan tubuh ibu selama
kehamilan
10) Membatasi kafein
Kafei dapat memperburuk kesehatan bahwa mengawali kehamilan
dapat dilakukan dengan batas mengkonsumsi kafein sebanyak 200
miligram, hal ini juga dapat dibatasi sampai kehamilan
(BKKBN,2014).
e. Persiapan kehamilan secara Psikologis dan mental
Ibu dapat memulai perencanaan kehamilan dengan memperkaya
pengetahuan mengenai kehamilan yang berhubungan dengan perencanaan,
perawatan selama kehamila, menjelang persalinan, pasca persalinan dan
juga perawatan bayi dari berbagai sumber yang terpercaya. Hindari hal-hal
yang akan memberikan pengaruh buruk dalam kesimbangan hormonal.
Stress dapat merusak siklus bulanan dan mencegah proses ovulasi. Sebuah
studi membuktikan, wanita dengan tingkat stress tinggi umumnya sulit
hamil. Dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti suami dan
keluarga besar berpengaruh terhadap kesipan dalam menjadi ibu baru
semakin siap (BKKBN,2014).
Kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi kandungan, oleh
karena itu orang tua harus mempersiapkan diri secara mental untuk
menghadapi proses ini. Selama Sembilan bulam masa kehamilan, biasanya
terjadi perubahan-perubahan psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga
pada calon ayah. Usahakan untuk mengkondisikan pikiran dan batin kedua
orang tua agar jauh dari pikiran-pikiran negative (BKKBN,2014).
f. Perencanaan keuangan/financial
Persiapan keuangan yang matang untuk persiapan pemeliharaan kesehatan
dan persiapan mengahadapi kehamilan dan persalinan. Masalah ini
menjadi salah satu faktor penting karena timbulnya ketegangan psikis serta
tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan.
g. Konsultasi
Lakukan konsultasi dengan dokter/bidan atau tanaga kesehatan lainnya
mengenai kesehatan reproduksi ibu dan suami. Keberhasilan kehamilan
yang sehat merupakan Kerjasama dan tanggung jawab Bersama antara
sang calon ibu dan calon ayah.

2.3 Peran Bidan dalam mempersiapkan perencanaan kehamilan


Hal-hal yang harus dilakukan dalam merencanakan kehamilan sehat
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan, meliputi pemeriksaan penyakit
dan virus, pemeriksaan darah dan pemeriksaan faktor genetika.
2. Memberikan konseling tentang peningkatkan asupan makanan
bergizi, konsumsi makanan yang mengandung protein, kalori, asam
folat, zat besi, fosfor, selenium, vitamin (A,D,E,B6,C), hindari
yang mengandung penyedap, pengawet dan sejenisnya serta batasi
konsumsi kafein.
3. Memberikan konseling tentang Olah raga teratur, aktivitas fisik
cukup dilakukan 3kali seminggu selama ½ jam dan secara rutin.
Tujuannya agar mempersiapkan fisik wanita termasuk agar Indeks
Massa Tubuh (IMT) normal
4. Menganjurkan pasangan agar menghentikan kebiasaan buruk,
seperti merokok, minum minuman keras, alkohol, narkoba dan
seks bebas.
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang hubungan seksual,
melakukan hubungan seksual secara aman dan teratur, sebaiknya
dilakukan saat wanita berada pada masa ovulasi/masa subur.
6. Memberikan konseling tentang perencanaan keuangan, biaya yang
perlu diperhatikan yaitu biaya kesehatan(konsultasi pemeriksaan
kehamilan, persalinan), biaya pasca melahirkan(tempat tidur bayi),
pakaian bayi, popok dan selimut, serta persiapan untuk hal-hal
yang tak terduga.
7. Memberikan konseling persiapan psikologis dan mental menjadi
orang tua, suami-istri dapat memulai dengan memikirkan tujuan
memiliki anak dan bagaimana mencapainya mencari informasi
terkait kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir,
serta perubahan-perubahan yang akan dialami, hindari hal-hal yang
member pengaruh buruk serta hindari stress. Suami dan keluarga
dapat memberikan dukungan penuh terhadap wanita yang akan
hamil. (sumber : BKKBN, 2014)

2.4 Fungsi Perencanaan Keluarga


1. Agar pasangan bisa mengembangkan diri dan karier. Kemampuan untuk
merencanakan kehamilan termasuk memilih kontrasepsi dipercaya dapat
meningkatkan kesehatan mental dan kebahagiaan bagi perempuan.
2. Memungkinkan pasangan usia subur dalam membuat pilihan metode
kontrasepsi berdasarkan informasi tentang kesehatan seksual dan
kesehatan reproduksi.
3. Menyiapkan remaja untuk berkeluarga agar siap menjadi orang tua.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY. W

Tanggal pengkajian : 01/12/2021 Pukul : 10.15 WIB


Tempat pengkajian : PMB Mariya
No Register : 376-21

A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny. W Nama Suami : Tn.R
Umur : 26 th Umur : 35 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian
Alamat : Sarijadi blok 24 Alamat : Sarijadi blok 24
Rt 02 Rw. 04 Rt 02 Rw. 04

2. Keluhan utama
Ibu ingin melepas alat kontasepsi yang digunakannya dan berencana untuk
hamil lagi.

3. Riwayat Menstruasi
1) Menarchea : 13 tahun
2) Siklus : 28 hari dan teratur
3) Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut perhari
4) Dismenorea : hari pertama haid saja
5) HPHT : 26 november 2021
6) Flour Albus : setelah haid, warna bening dan lengket
4. Alergi : tidak ada alergi yang dialami ibu
5. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit kardiovaskuler,
asma, TBC, hipertensi, hepatitis, epilepsy, PMS dan DM.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Ibu : Tidak ada Riwayat penyakit keturunan.
b. Suami : tidak ada Riwayat penyakit keturunan.
7. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a. Ibu : ibu tidak merokok dan tidak mengkonsumsi obat-obatan
b. Suami : suami merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan
8. Pola Fungsional Kesehatan
1) Nutrisi : makan 3x/hari
2) Eliminasi : BAB 2 hari sekali
BAK 5-6 kali sehari
3) Istirahat : 7-8 jam/hari
4) Aktivitas : Normal
5) Hygiene : 3 kali ganti celana dalam/hari
9. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan yang pertama dan sah secara
agama dan negara.
10. Riwayat psikososial Budaya
Dalam keluarga dan lingkungan tidak ada larangan tertentu. Keluarga
mendukung tentang rencana kehamilan ini.

B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Ibu Suami
Keadaan umum : Baik Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compos mentis Kesadaran : compos mentis
Antropometri : BB : 55 kg Antropometri : BB : 70 kg
TB : 148 cm TB : 168 cm
LILA : 27 cm
IMT : 55/(1,48)2 IMT : 70/(1,68)2
25,1 24,9
(obesitas I) (beresiko obesitas)

Tanda-tanda TD : 110/80 mmhg TD : 120/80 mmhg


vital N : 80 x/mt N : 88 x/mt
RR : 24 x/mt RR : 24 x/mt

2. Pemeriksaan Fisik
1) Bentuk tubuh : simetris, tidak ada kelainan
2) Kepala : simetris, rabut bersih, tidak ada kelainan
3) Mata : simetris, tidak ada kelainan
4) Leher : tidak ada peningkatan kelenjar tyroid
5) Dada : payudara tidak ada kelainan
6) Abdomen : tidak ada kelainan dan nyeri tekan
7) Ekstremitas : tangan dan kaki tidak ada kelaian
3. Pemeriksaan penunjang
1) Golongan darah :A
2) Rhesus :+
3) Hb : 11 gr/dl
4) HIV : tidak dilakukan
5) IMS : tidak dilakukan
6) HbSAg : tidak dilakukan
C. Analisa Data
Ny. W usia 26 tahun P1A0 dengan overweight pada perencanaan kehamilan

D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan
suami mengetahui keadaannya saat ini.
2. Melakukan informed consent pada ibu mengenai tindakan yang akan
dilakukan yaitu melakukan pencabutan KB IUD. Ibu mengerti dan
menyetujui dilakukan pencabutan KB IUD.
3. Menyiapkan alat, bahan, pasien dan lingkungan. Semua sudah siap
4. Melakukan pencabutan KB IUD dengan memasukan speculum ke dalam
vagina dan menarik benang mengunakan tampon tang dengan hati-hati.
Ibu sudah mengetahui KB IUD sudah lepas
5. Memberikan konseling prakonsepsi kepada ibu dan suami :
a. Menganjurkan kepada ibu dan suami untuk mulai melakukan diet
sehat guna menurunkan BB yang berlebih.
b. Menjelasakan resiko kelebihan berat badan dengan proses kehamilan,
klien mengerti dengan apa yang dijelaskan.
c. Menganjurkan ibu dan suami melakukan hubungan suami istri pada
saat masa subur, yaitu hari ke 10-17 sesudah pertama haid terakhir
atau 12-16 hari sebelum masa datang bulan berikutnya, ibu dan suami
dapat memahaminya.
d. Menganjurkan ibu dan suami untuk menghindari kebiasaan buruk
seperti merokok, minum minuman keras, konsumsi obat-obatan
terlarang dan seks bebas.
e. Menganjurkan ibu untuk berolahraga ringan, istirahat yang cukup,
minum air putih, ibu mengerti.
f. Menganjurkan kepada suami untuk berolah raga 2x dalam seminggu,
suami mengerti.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter ahli gizi guna melakukan diet sehat
untuk Ny. W dan pasangan. Klien dan pasangan bersedia melakukan diet
sehat.
7. Melakukan pendokumentasian hasil tercatat pada rekam medis.
Mahasiswa,

Mariya Pusfita
NP : 8121093

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Klinik

Elisa Situmorang, S.S.T.,M.Tr.,Keb Hj. Aneu Cherawaty,S.S.T.,MH.Kes


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus Ny. W 26 th akseptor KB IUD dengan perencanan kehamilan


dari hasil data subjektif dan data objektif tidak ditemukan hasil yang tidak normal.
Pada hasil data Subjektif, Riwayat Menstruasi ibu normal, tidak ditemukan hasil
yang mengarah kepada ketidaksuburan, seperti usia menarche ibu pada usia 13
tahun, siklus menstruasi yaitu 28 hari dan teratur, dengan banyaknya darah haid
sekitar 3 kali ganti duk, dirasakan dismenorhe yaitu hari pertama haid dan tidak
ada Fluor Albus/keputihan, Haid terakhir tanggal 26 november 2021. Hasil yang
normal ini menunjang ibu dan suami untuk perencanaan kehamilan. Salah satu ciri
fertilitas/kesuburan adalah haid yang teratur. Riwayat Psikososial Budaya, tidak
terdapat larangan-larangan tertentu yang mengekang pasangan tersebut, dan
keluarga memberikan dukungan untuk proses perencanaan kehamilan bagi ibu dan
suami.

Pada data objektif didapatkan hasil pemeriksaan Ny. W dan Tn. R dalam
batas normal, namun hasil penghitungan indeks masa tubuh (IMT) Ny. W dalam
batas tidak normal yaitu 25,1 berarti Ny. W mempunyai kecenderungan kelebihan
berat badan menjadi obesitas tingkat I, sedangkan pada Tn R didapatkan hasil
IMT 24,9 artinya BB Tn.R hampir mendekati obesitas. Obesitas maternal dapat
menyebabkan beberapa komplikasi baik pada ibu hamil maupun pada janin, pada
masa kehamilan awal ibu dapat menyebabkan terjadi nya aborsi spontan, kelainan
kongenital (defek neural tube, spina bifida, penyakit jantung bawaan,
omphalocele). Sedangkan pada masa kehamilan akhir dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan, preeklampsia, diabetes melitus gestasional,
kelahiran prematur, dan lahir mati (Lynch AM, Eckel RH,2012)
Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and
Gynaecologist (RANZCOG) menyatakan penatalaksanaan obesitas sebaiknya
dibantu oleh ahli gizi dan spesialisasi kedokteran keluarga. Ada beberapa teknik
yang direkomendasikan yaitu teknik motivational interviewing yang disesuaikan
dengan kondisi pasien dan juga patient-centered yang bertujuan untuk mengontrol
gaya hidup, diet dan olahraga. Wanita obesitas dapat melakukan operasi bariatrik
diketahui dapat memberikan dampak yang positif pada ibu dan bayi, namun
disarankan untuk melakukan konsultasi pada ahli gizi terlebih dahulu, setelah
melakukan operasi bariatrik pasien sebaiknya diberikan suplementasi, suplemen
yang dapat diberikan seperti vitamin B12, zat besi, folat, vitamin D, dan kalsium
(Pellonperä O.2018).
BAB V
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan terhadap Ny. W dan Tn. R didapatkan hasil
adanya kelebihan berat badan dari keduanya yang dikhawatirkan dapat
menghambat kehamilan dan persalinan. Langkah pertama dalam membuat
perubahan gaya hidup adalah memahami perubahan apa yang dibutuhkan dan
mengapa. penatalaksanaan obesitas sebaiknya dibantu oleh ahli gizi dan
spesialisasi kedokteran keluarga. Ada beberapa teknik yang direkomendasikan
yaitu teknik motivational interviewing yang disesuaikan dengan kondisi pasien
dan juga patient-centered yang bertujuan untuk mengontrol gaya hidup, diet dan
olahraga.

B. SARAN
1) Diharapkan pasangan Ny. W dan Tn. R agar mulai memperbaiki gaya
hidup menjadi lebih baik terutama menurunkan berat badan menjadi ideal
dengan cara diet yang sehat dan berkonsultasi kepada ahli gizi.
2) Untuk tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan konseling kepada
pasangan usia subur dalam merencanakan kehamilan dan persalinan yang
sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Amila Anasantrianisa, et all (2019). Ketidaksiapan Bidan Dalam Prencanaan


Kehamilan Pada wanita Dengan HIV/AIDS Di Puskesmas Kota
Surabaya. Indonesian Midwifery and Health sciences Journal
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2013. Lap Nas 2013; 1–384.
Buku saku pemantauan status gizi. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat
Kementrian Kesehatan : Jakarta Selatan; 2017.
Davies GAL, Maxwell C, McLeod L, Gagnon R, Basso M, Bos H, Society of
Obstetricians and Gynaecologists of Canada. SOGC Clinical
Practice Guidelines: Obesity in pregnancy. International Journal
of Gynaecology and Obstetrics: The Official Organ of the
International Federation of Gynaecology and Obstetrics. Canada
: SOGC;2010.
Dewi, Kurnia ABF, Pujiatsuri, Nurul dan Ibnu F. Gizi untuk praktisi kesehatan.
Graha ilmu. Yogyakarta; 2013.
Guyton, Arthur C, John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC;
2014
Gaudet L, Zachary MF, Shi WW, Mark W. Maternal Obesity and Occurrence of
Fetal Macrosomia: A Systematic Review And Meta-
Analysis.BioMedResearch International. 2014;ID 640291- p22
Hales CM, Carroll MD, Fryar CD, Ogden CL. Prevalence of Obesity Among
Adults and Youth: United States, 2015–2016. NCHS Data Brief.
2017; 288(288):1– 8
Handayani,Sri.2010.Pelayanan Keluarga Berencana.Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Kemenkes RI No 900/Menkes/SK/VII/2002.http://www.lusa.web.id/Macam-
macam-klien-Dalam-Asuhan-Kebidanan/.diakses
06januari2020.http://www.lusa.web.id/program-Kb-Di-
Indonesia/
Khomsatun, yayang.2021. Asuhan Kebidanan Pada prakonsepsi di UPT
Puskesmas Gedung Surian. Diakses tanggal 07 januari 2022
Lynch AM, Eckel RH, Murphy JR, Gibbs RS, West NA, Giclas PC, Holers VM.
repregnancy obesity and complement system activation in early
pregnancy and the subsequent development of preeclampsia.
American Journal of Obstetrics and Gynecology: 2012;
206:428.e1-8
Ng M, Fleming T, Robinson M, Thomson B, Graetz N, Margono C, et al.
Global, regional, and national prevalence of overweight and
obesity in children and adults during 1980-2013: A systematic
analysis for the Global Burden of Disease Study 2013. Lancet.
2013; 384(9945):766– 81.
Oktalia Juli, Herizasyam (2016).Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.JurnalIlmu dan
Teknologi Kesehatan.hal147- 159.
Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2012.
Parwieningrum Endang (2012). Seksualitas.Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan KB BKKBN.
Rahmadani Hilma (2014).Poster Perencanaan. Kehamilan Sehat. FK
Unand.BKKBN.
Sewell MF, Huston-Presley L, Super DM, Catalano P. Increased neonatal fat
mass, not lean body mass, is associated with maternal obesity.
Am J Obstet Gynecol. 2006;195: 1100-1103.
Sulistyoningsih H. Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta: Graha Ilmu;
2012.
Skogsdal,Y.,fadl,H.,Cao,Y.,Karlsson, J.,&Tyden,T (2019).An Intervention in
contraceptive counseling increased the knowledge abaout
fertility and awareness of preconception health__a
randomized controlled trial. Upsala journal of medical
sciences, 124(3), 203-212’
Widiastuti Wiwit (2020), Mempersiapkan kehamilan sehat.
www.serendipity.my.id. life style blog.

Anda mungkin juga menyukai