Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perempuan memiliki angka obesitas yang
cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Riskesdas (2013)
menunjukan prevalensi obesitas wanita dewasa > 18 tahun sebesar 32,9%
dan pria dewasa sebesar 19,7%, sedangkan prevalensi obesitas sentral
sebesar 26,6%. Selain itu, di Jawa Tengah prevalensi obesitas pada
perempuan sebesar 21,7%. Obesitas sentral meningkatkan resiko sindrom
ovarium polikistik dan berkontribusi untuk menyebabkan anovulasi melalui
resistensi insulin, hiperinsulinemia dan hiperandrogenemia (Dieny, dkk.
2019). Penyebaran obesitas hampir terjadi di berbagai negara di seluruh
dunia sehingga disebut sebagai epidemik global. Peningkatan obesitas di
negara berkembang merupakan hal yang harus diwaspadai. Terutama pada
fase Wanita Usia Subur (WUS). Obesitas sentral didefinisikan sebagai
penumpukan lemak dalam tubuh di bagian perut. Penumpukan lemak ini
diakibatkan oleh jumlah jaringan lemak yang berlebih, baik di lemak
subkutan atau di lemak intra-abdomen (lemak viseral). Lemak visceral
merupakan lemak yang berlokasi di sekitar visera (sekitar organ rongga
dada dan rongga perut) dan di dalam peritoneum (Dieny, dkk. 2019).
Usia reproduksi merupakan usia yang penting dalam memantau dan
menangani perubahan berat badan. Perubahan ini akan berdampak buruk
pada kesehatan perempuan serta kesehatan anak-anak mereka, baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Obesitas selama tahap
perencanaan kehamilan mengganggu metabolisme dan hormonal. Hal ini
terjadi ketika sel lemak viseral mengubah metabolisme dengan
mensekresikan adipokines (adiponektin dan sitokin) yang mengganggu
proses hormonal. Selain itu, obesitas mendorong perubahan dalam
berbagai pengaturan hormon seperti insulin, androgen dan globulin
pengikat hormon seks. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan anovulasi,
infertilitas, dan resiko keguguran yang lebih tinggi. Kondisi obesitas pada
WUS dapat mengganggu kehamilan seperti gangguan ovulasi dan disfungsi
plasenta. Obesitas selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai

1
komplikasi terkait gangguan metabolisme glukkosa dan lipid. Wanita hamil
dengan obesitas cenderung memiliki resiko mengalami diabetes gestasional
dan preeklampsia. Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan
obesitas sentral pada WUS di antaranya konsumsi Sugar Sweetened
Beverages (SSBs), kurangnya aktivitas fisik dan durasi tidur yang rendah
(Dieny, dkk. 2019).
Indeks Masa Tubuh (IMT) pada masa prakonsepsi sangat
mempengaruhi pada kesuburan, kehamilan, persalinan, menyusui serta
masa depan bayi yang dilahirkan. Banyak program hamil yang gagal karena
masalah berat badan. Semakin besar berat badan seorang perempuan,
peluang terjadinya kehamilan semakin kecil. IMT calon istri yang tidak ideal,
akan mempengaruhi kehamilan. Beberapa studi menunjukan bahwa hingga
30% kehamilan di bawah usia 12 minggu terancam mengalami keguguran.
Pada trimester ke-2 dan ke-3, IMT yang tidak ideal akan menimbulkan
komplikasi kehamilan (Dieny, dkk, 2019 dalam Ayudia, 2021).
Pada masa prakonsepsi penting bagi calon suami untuk
menyesuaikan berat badan mencapai IMT ideal. Hal ini akan membuat
parameter sperma menjadi baik dan akan membuat kehamilan menjadi
lebih mudah. Buruknya kualitas sperma berhubungan dengan berat badan
lahir bayi kelak. Semakin buruk kualitas sperma, berat badan lahir akan
semakin berkurang. Bayi yang lahir dengan berat badan kurang memiliki
resiko mengalami berbagai penyakit, mulai resiko asma, alergi hingga
obesitas (Utami, 2019 dalam Ayudia, 2021).
Masa prakonsepsi itu sendiri adalah suatu masa di mana sebelum
seorang wanita dinyatakan hamil, wanita pada masa prakonsepsi
diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap atau
sedang berproses menjadi seorang ibu, di mana kebutuhan akan gizi di
masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja ataupun lanjut usia.
Usia 15-49 tahun, bagi seorang wanita adalah di mana berada pada kurun
masa reproduksi, maka wanita yang berstatus kawin pada usia tersebut
diabjurkan untuk mengatur dan merencanakan kehamilannya guna
mencegah masalah-masalah yang dapat timbul karena pengaturan
kehamilan dan kelahiran yang buruk (Sasanti, dkk, 2023).

2
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskaryanti pada
tahun 2023 dengan judul penelitian “Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi
dengan Media Video terhadap Pengetahuan dan Sikap Wanita Pranikah di
Puskesmas Weri Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak” bahwa wanita yang
merencanakan kehamilan yang dilakukan konseling mengalami perubahan
sikap, berupa peningkatan asupan zat gizi yang dibutuhkan pada masa
prakonsepsi. Dapat dikatakan bahwa konseling gizi pada masa prakonsepsi
dapat meningkatkan kualitas hidup dan mendukung pencegahan kasus
infertil/ketidaksuburan dan komplikasi pada kehamilan karena mal gizi
(Iskaryanti, 2023). Begitu pun yang disampaikan oleh Agustina, dkk (2023)
bahwa teknik konseling dapat meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki
kebiasaan konsumsi makan terbukti dari 26,7% responden yang berhasil
menurunkan berat badan sebanyak 1-3 kg.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui
bagaimana asuhan kebidanan konseling prakonsepsi pada Ny. “N” 30 tahun
dengan obesitas di Poli Klinik KIA RSUD dr. Adjidarmo Tahun 2023.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
mengetahui bagaimana asuhan kebidanan tentang konseling prakonsepsi
yang dilakukan pada Ny. “N” 30 tahun dengan obesitas di Poli Klinik KIA
RSUD dr. Adjidarmo Tahun 2023.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa perjalanan kasus mulai dari
melakukan pengkajian, mendiagnosa dan melakukan asuhan kebidanan
sesuai dengan kondisi pasien tentang “Asuhan Kebidanan Konseling
Prakonsepsi pada Ny. “N” 30 tahun dengan obesitas di Poli Klinik KIA
RSUD dr. Adjidarmo dan dibandingkan dengan teori yang berkaitan.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian berdasarkan fakta yang
didapatkan dan dibandingkan teori tentang Asuhan Kebidanan

3
Konseling Prakonsepsi pada Ny. “N” 30 tahun dengan obesitas di Poli
Klinik KIA RSUD dr. Adjidarmo:
a. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa dan menentukan
masalah
b. Mahasiswa mampu membuat diagnosa dan masalah potensial.
c. Mahasiswa mampu melakukan tindakan segera jika dibutuhkan
pada masalah pranikah dan prakonsepsi.
d. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai
diagnosis dan masalah yang didapatkan pada masalah pranikah dan
prakonsepsi.
e. Mahasiswa mampu memberikan rasionalisasi terhadap asuhan
yang diberikan pada kasus masalah pranikah dan prakonsepsi.
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi terhadap asuhan yang telah
diberikan.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi salah satu bahan pembelajaran dan sumber informasi dalam
memberikan Asuhan Kebidanan Konseling Prakonsepsi pada Ny. “N” 30
tahun dengan obesitas di Poli Klinik KIA RSUD dr. Adjidarmo.
2. Bagi Lahan Praktek (PMB)
Diharapkan mampu menerapkan Asuhan Kebidanan Konseling
Prakonsepsi pada Ny. “N” 30 tahun dengan obesitas di Poli Klinik KIA
RSUD dr. Adjidarmo untuk mencapai pelayanan yang lebih berkualitas.
3. Bagi Pasien
Dapat menambah wawasan dan informasi serta mempersiapkan
kehamilan dengan sehat secara optimal.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Prakonsepsi
1. Pengertian Prakonsepsi
Masa prakonsepsi adalah suatu masa di mana sebelum seorang
wanita dinyatakan hamil, wanita pada masa prakonsepsi diasumsikan
sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap atau sedang
berproses menjadi seorang ibu, di mana kebutuhan akan gizi di masa ini
berbeda dengan masa anak-anak, remaja ataupun lanjut usia. Usia 15-49
tahun, bagi seorang wanita adalah di mana berada pada kurun masa
reproduksi, maka wanita berstatus kawin pada usia tersebut dianjurkan
untuk mengatur dan merencanakan kehamilannya guna mencegah
masalah-masalah yang dapat timbul karena pengaturan kehamilan dan
kelahiran yang buruk (Sasanti, dkk, 2021).
Hasil dari Study Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang
dilakukan secara berkala yang bertujuan untuk mengetahui status gizi
secara nasional, prevalensi stunting menunjukan penurunan dari 27,7% di
tahun 2019 menjadi 24,4%. akan tetapi, prevalensi underweight atau
kekurangan berat badan mengalami peningkatan dari 16,3% menjadi
17%. menurut standar WHO, secara nasional hanya Provinsi Bali yang
mempunyai status gizi dengan hasil masuk dalam kategori baik dengan
prevalensi stunting di bawah angka 20% (10,9%) dan wasting di bawa 5%
(3%) (Sasanti, dkk, 2021).
Masa pranikah ialah masa saat pasangan belum menikah. Pada masa
pranikah, calon pengantin wanita dan calon pengantin pria yang tidak
menunda kehamilan dianjurkan untuk mulai mempersiapkan kehamilan
sehat. Masa prakonsepsi ialah masa calon orangtua sebelum terjadi
kehamilan. Kesehatan prakonsepsi merupakan prioritas untuk
diperhatikan sekalipun perempuan tidak merencanakan kehamilan. Hal ini
dikarenakan banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa dirinya
hamil padahal dirinya tidak merencanakan kehamilan. Kesehatan

5
prakonsepsi harus mendapat perhatian dari umur 18 sampai 44 tahun
(Yulivantina, dkk, 2023).
2. Tujuan Asuhan Prakonsepsi
Tujuan dari perencanaan kehamilan sehat atau asuhan prakonsepsi
ini adalah untuk menurunkan resiko pada ibu, janin dan neonatus akibat
kondisi kesehatan prakehamilan ibu yang tidak baik dan memberikan
pengetahuan penting yang berkaitan dengan kehamilan yang sehat
(Lindayani, 2023).

3. Manfaat Asuhan Prakonsepsi


Secara umum, beberapa manfaat asuhan prakonsepsi adalah sebagai
berikut :
a. Menjaga dan membentuk hidup sehat sebagai langkah awal
perencanaan kehamilan (bagi wanita)
b. Menjaga kesehatan dan berperan sebagai mitra wanita dan
memberikan dukungan (bagi pria)
c.Menciptakan kelahiran yang sehat, tanpa adanya kecacatan, dan
memulia kehidupan yang sehat (bagi bayi)
d. Menciptakan keluarga yang sehat dan berkualitas (bagi
keluarga)
e. Menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi
f. Mencegah terjadinya unwanted pregnancy (kehamilan yang tidak
diinginkan)
g. Meminimalisir dan mencegah terjadinya gangguan dan
komplikasi selama masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
h. Mencegah terjadinya underweight/overweight pada ibu dan
stunting pada anak yang disebabkan karena kesalahan pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada ibu selama kehamilan
i. Mengurangi resiko terjadinya diabetes gestasional, gangguan pada
jantung atau kardivaskuler selama kehamilan dan mencegah
terjadinya penularan penyakit dari ibu ke janin (Setyaningrum, 2021
dalam Darmiati, 2023).

4. Langkah-Langkah yang Harus dilakukan dalam Prakonsepsi

6
Perawatan kesehatan prakonsepsi merupakan perawatan
komprehensif yang terdiri dari intervensi biomedis, perilaku dan preventif
sosial selaku upaya meningkatkan peluang untuk memiliki bayi sehat.
Upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan prakonsepsi dapat
dilakukan melalui skrining prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat
berguna dan memiliki efek positif terhadap kesehatan ibu dan anak.
Penerapan kegiatan promotif, intervensi kesehatan preventif dan kuratif
sangan efektif dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Oleh karena
itu, penting untuk adanya upaya peningkatan kesehatan bagi remaja, baik
perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya baik sehat secara
fisik, psikologis dan sosial, terlepas dari rencana mereka untuk menjadi
orangtua (Yulivantina, dkk, 2023).
Skrining prakonsepsi berperan untuk mengetahui status kesehatan ibu
dan pasangan sehingga bisa dijadikan dasar dalam pemberian intervensi
untuk menyiapkan kehamilan yang optimal. Mayoritas pasangan yang
memanglah merencanakan kehamilan bisa merasakan manfaat skrining
prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik
bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi masalah yang bisa
membahayakan kehamilan (Yulivantina, dkk, 2023).
Skrining prakonsepsi penting untuk dilakukan sebelum hamil. Namun
masyarakat belum memandang skring prakonsepsi sebagai hal yang
penting sehingga angka keikutsertaan masyarakat dalam skrining
prakonsepsi masih sedikit. Hasil riset Wang, et al (2013) pada calon
pengantin perempuan di Hubei menunjukan bahwa umur, tempat tinggal,
profesi dan sikap berhubungan dengan keputusan melaksanakan skrining
prakonsepsi (Yulivantina, dkk, 2023).
Hasil riset Ibrahim, et al (2013) melaporkan bahwa 96% responden
memiliki sikap positif terhadap skrining prakonsepsi, mereka setuju bahwa
program skrining prakonsepsi berkontribusi dalam menurunkan prevalensi
penyakit genetik dan infeksi menular seksual. 89,1% responden setuju
bahwa perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pemahaman calon
pengantin agar melakukan skrining sebelum menikah (Yulivantina, dkk,
2023).

7
Hasil riset Azeem, et al (2019) melaporkan bahwa sikap perempuan
terhadap pelayanan prakonsepsi pada calon pengantin lebih baik
dibandingkan dengan sikap laki-laki. Perempuan sangat sensitif untuk
setiap masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi mereka.
Perempuan akan menjadi ibu di masa depan serta memiliki harapan untuk
melahirkan bayi yang sehat dan melewati kehamilan tanpa masalah.
Sikap positif pada responden perempuan ditunjukan dengan
meningkatnya rasa ingin tahu responden terhadap pelayanan prakonsepsi
(Yulivantina, dkk, 2023).

5. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Program vaksinasi wajib yang diterapkan di Indonesia untuk ibu hamil
adalah vaksinasi TT (Tetanus Toksoid) yang merupakan vaksin untuk
mencegah penyakit tetanus yang disebabkan bakteri Clostridium tetani.
Data menunjukan bahwa kasus kejadian tetanus baik pada bayi maupun
ibu setelah melahirkan masih banyak. Sehingga pemerintah
mencanangkan program vaksinasi pada ibu hamil, khusus bagi calon
pengantin yang beragama Islam, vaksinasi wajib dilakukan sebelum akad
nikah (Fitriani, 2023).
Wanita dengan status TT5 (TT Long Life) tidak perlu diberikan
imunisasi TT lagi. Seseorang dikatakan status imunisasinya TT1 apabila
telah mendapatkan imunisasi DPT1 saat bayi. Dikatakan status
imunisasinya TT2 apabila telah mendapatkan imunisasi DPT2 saat bayi.
Dikatakan status imunisasinya TT3 apabila telah mendapatkan imunisasi
DT ketika kelas 1 SD. Dikatakan status imunisasinya TT4 apabila telah
mendapatkan imunisasi TT saat kelas 2 SD dan dikatakan status
imunisasi TT5 apabila telah mendapatkan imunisasi TT saat kelas 3 SD.
Selain menanyakan imunisasi yang didapatkan saat bayi dan saat
sekolah dasar, perlu juga menanyakan apakah sudah mendapatkan
suntikan TT saat menjadi calon pengantin (Fitriani, 2023).
Bila status imunisasi TT belum lengkap maka bisa diberikan imunisasi
saat masa hamil sebelum kehamilan 8 bulan dengan interval 4 minggu
dengan penyuntikan berikutnya (Mardiyanti, 2012 dalam Fitriani, 2023).

8
6. Penilaian Resiko
Penilaian resiko pada masa prakonsepsi meliputi:
a. Status kesehatan sehat
Status sehat didapatkan setelah dilakukan skrining yang meliputi
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan konsultasi kesehatan.
Skrining kesehatan untuk menentikan status kesehatan apakah layak
untuk hamil atau tidak, jika ditemukan salah satu penyakit yang dapat
berpengaruh terhadap proses perencanaan kehamilan atau
kehamilan, maka diperlukan penangangan medis terebih dahulu untuk
disembbuhkan. Terdapat beberapa penyakit yang secara klinnis akan
berpengaruh terhadao fertifilitas atau berpengaruh terhadap
kesejahteraan ibu dan janin saat masa kehamilan (Otoluwa, 2020;
Yulivanyina et al., 2021)
b. Status gizi yang baik
Penentuan status gizi penting guna perencanaan tindakan selanjutnya
dan sebagai dasar untuk pemilihan edukasi gizi yang tepat. Wanita
yang merencanakan kehamilan hendaknya status gizinya baik, tidak
Kurang Energi Kronis (KEK), tidak anemia, dan tidak obesitas.
Pemeriksaan status gizi harus dilakukan terutama untuk
menanggulangi masalah kurang energi kronis dan pemeriksaan status
anemia. Status gizi didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik melalui
penimbangan BB dan TB untuk mendapatkan IMT serta pengukuran
ligkar lengan atas (Lila), juga pemeriksaan kadar hemoglobin darah.
Status gizi dan berat badan prakonsepsi perlu dipersiapkan karena
mempengaruhi saat masa kehamilan dan janin yang dikandungnya
(Wahyuni, 2022).
c.Suplementasi Gizi
Suplementasi gizi meliputi pemberian asam folat untuk mencegah
terjadinya anemia asam folat berperan penting dalam proses
pembelahan sel untuk mencegah terjadinya kecacatan atau kelainan
bawaan. Defisiensi asam folat pada ibu hamil dihubungkan dengan
resiko terjadinya kecacatan pada saluran saraf yang dapat dicegah
dengan suplementasi pada masa prakonsepsi. WHO

9
merekomendasikan konsumsi asam folat pada wanita usia subur
sebesar 400 mikro gram asam folat per hari (Wahyuni, 2022).

7. Intervensi
Beberapa intervensi yang dapat dilakukan selama masa prakonsepsi
adalah sebagai berikut:
a. Persiapkan mental dan finansial sebaik mungkin
b. Berkonsultasi ke dokter kandungan
c.Hindari depresi
d. Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
e. Konsumsi asam folat
f. Menghindari rokok, kafein, obat terlarang dan alkohol
g. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Sulistyani Prabu Aji,
2023)

B. Obesitas
1. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah berasal dari Bahasa Latin obesitas yang berarti
“lemak atau gemuk”. Atau dapat diartikan secara pengertian Bahasa
yakni kelebihan makanan. Pengertian obesitas atau kegemukan menurut
WHO adalah kondisi medis di mana tubuh kelebihan lemak yang memiliki
akumulasi berefek negative pada kesehatan, yang menyebabkan
berkurangnya harapan hidup dan/atau peningkatan masalah kesehatan.
Kegemukan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak
abnormal atau berlebihan yang dapat menganggu kesehatan. Definisi
obesitas telah disempurnakan sebagai berikut: obesitas dapat
didefinisikan sebagai proses di mana lemak terakumulasi selama jangka
waktu yang panjang karena peningkatan tingkat penyimpanan trigliserida
dalam jaringan adiposa, dan konsekuensi dari makan yang diperlukan
berlebihan tetapi sedikit makanan yang diperlukan dengan
menyeimbangkan jumlah energy dialihkan ke penyimpanan.
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang
ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan.

10
Obesitas merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan
lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.
Obesitas dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi,
sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi keadaannya.
Perbandingan normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah
sekitar 12-35% pada wanita dan 18-23% pada pria.
Obesitas merupakan salah satu factor risiko penyebab terjadinya
penyakit degenerative seperti Diabetes Mellitus (DM), Penyakit Jantung
Koroner (PJK) dan Hipertensi (Laurentia, 2004). Obesitas umumnya
menyebabkan akumulasi lemak pada daerah subkutan dan jaringan
lainnya. Salah satu cara yang digunakan untuk mengukur lemak subkutan
di lengan atas yaitu dengan mengukur tebal lipatan kulit trisep. Pada anak
dan remaja pada usia dan jenis kelamin sama dikatakan obesitas apabila
tebal lipatan kulit trisep berada di atas persentil ke-85. Lalu apabila tebal
lipatan trisep menunjukan di atas persentil ke-95 anak atau remaja
tersebut dikatakan super-obesitas.
Untuk menentukan obesitas diperlukan kriteria yang berdasarkan
pengukuran antropometri dan atau pemeriksaan laboratorik, pada
umumnya digunakan pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan
dengan standar dan disebut obesitas bila BB > 120% BB standar.
Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB). Dikatakan
obesitas bila BB/TB > persentile ke-95 atau > 120% 6 atau Z-score =+ 2
SD. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness
(tebal lipatan kulit/TLK). Sebagai indicator obesitas bila TLK Triceps >
persentil ke 85. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya
densiometri, hidrometri dsb. Yang tidak digunakan pada anak karena sulit
dan tidak praktis. DXA adalah metode yang paling akurat, tetapi tidak
praktis untuk di lapangan. Indeks Massa Tubuh (IMT), > persentil ke 95
sebagai indicator obesitas.

2. Fisiologis
Peningkatan berat badan saat kehamilan serta efek hamil
menyebabkan kenaikan berat badan pada wanita. Beberapa kasus pada
wanita dapat menyebabkan kenaikan berat badan hingga lebih dari 50 kg.

11
Kehamilan itu sendiri dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada
wanita, seperti penelitian yang mengevaluasi wanita antara umur 18
hingga 30 tahun. Wanita dengan status nullipara akan memiliki berat yang
lebih besar dibandingkan dengan wanita yang mengalami kehamilan
tunggal selama 28 minggu ataupun seseorang dengan status telah
melahirkan paling tidak selama 12 bulan. Seseorang dengan status
primipara akan memperoleh kenaikan berat badan antara 2 hingga 3 kg
lebih berat dibandingkan seseorang dengan status nullipara. Risiko
kenaikan berat badan juga meningkat terkait dengan kesuburan wanita di
atas umur 25 tahun. Hal ini terjadi sebagaian besar pada wanita di
Amerika.

3. Patofisiologis
Terdapat empat hipotesis dengan mekanisme yang meregulasi nafsu
makan, yaitu:
a. Berdasarkan hipotests lipostatik, jaringan adiposa memproduksi suatu
sinyal hormonal yang sebanding dengan jumlah lemak. Obesitas
disebut juga kondisi inflamasi ringan. Adipositokin yang terlibat dalam
inflamasi yaitu (interleukin/IL-1Beta,IL-6, IL-8, IL-10, IL-18, TNF-alfa,
TGF-beta) serta respons fase akut (serum amyloid A, PAI-1) ditemukan
dapat meningkatkan sindrom metabolic.
b. Hipotesis peptide usus, menentukan pelepasan peptide seperti gastrin-
releasing peptide (GRP) dari perut
c. Hipotesis glukostatik, yaitu penuruan glukosa darah akan
meningkatkan nafsu makan
d. Hipotesis termostatik, yaitu keadaan tubuh di bawah temperature
normal dapat meningkatkan nafsu makan (Remesh, 2013; Srivastava
dkk, 2007)

4. Komplikasi
Individu dengan IMT antara 19 dan 24,9 kg/m2 adalah berat badan
normal, 25 – 29,9 kg/m2 dianggap berat badan lebih dan di atas 30 kg/m2
dianggap obesitas. Obesitas dapat mengurangi harapan hidup dan dapat
menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung, diabetes mellitus,

12
penyakit pembuluh darah, penyakit pernapasan, hipertensi, kanker usus,
thrombosis vena dalam, vena varikosa, kecelakaan serebvaskular.
Pertambahan berat badan yang berlebihan pada kehamilan dapat
menyebabkan obesitas. Wanita hamil yang obesitas akan menjalani
kehamilan lebih lama, berisiko tinggi mengalami komplikasi kehamilan
dan persalinan, melahirkan bayi meninggal (still birth), menderita diabetes
gestasional, melahirkan secara cesar, melahirkan bayi dengan 1 – 2 jenis
kelainan atau cacat bawaan dan berisiko 2 kali lipat melahirkan bayi
dengan kelainan atau cacat bawaan dan berisiko 2 kali lipat melahirkan
bayi dengan kelainan bawaan tabung sarafpusat, serta bayi pun akan
mengalami obesitas. Gejala obesitas pada bayi sudah terlihat sebelum ia
mencapai 4 tahun. Sebaiknya, seringlah memeriksa kehamilan dan
berkonsultasi dengan bidan atau dokter ahli kandungan agar dampak
buruk pada kehamilan dapat dicegah dan ditangani sedini mungkin.

5. Pemeriksaan Penunjang
Penilaian klinis pada pasien obesitas meliputi:
a. Memastikan obesitas dengan menghitung IMT dan menilai pola
distribusi lemak tubuh: obesitas sentripetal (rasio pinggang/panggul >
0,9 pada wanita,> 1,0 pada pria) berhubungan dengan meningkatnya
risiko penyakit kardiovaskuler.
b. Perjalanan obesitas menurut waktu apakah obesitas baru terjadi atau
sudah lama, pernah atau tidaknya dilakukan tindakan terapi untuk
obesitas dan riwayat keluarga. Penjelasan obesitas juga bisa
didapatkan dengan mengetahui kebiasaan makan dan aktivitas fisik.
c. Penyebab sekunder sangat jarang tapi harus dicari jika baru-baru ini
(kurang dari beberapa tahun yang lalu) pernah ada kenaikan berat
badan tanpa penyebab yang jelas, dan/atau jika ada tanda fisik atau
hasil tes biokimiawi yang abnormal. Penyebab timbulnya obesitas
diantaranya adalah sindrom Cushing (kortisol bebas dalam urin 24
jam), hipotiroidisme (TSH), gangguan hipotalamus (nafsu makan tidak
terkendali), sindrom Prader Wili (delesi lengan panjang dari
kromosom 15, menyebabkan hipogonadisme dan obesitas) atau
sindrom Lawrence-Moon-Biedl.

13
d. Penilaian risiko kardiovaskuler keseluruhan dari glukosa puasa profil
lipid serta adanya kelainan vaskular

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Obesitas


Obesitas maternal atau kelebihan berat badan pada ibu hamil dapat
menyebabkan beberapa komplikasi, baik pada ibu hamil maupun pada
janin, pada masa kehamilan awal ibu, obesitas maternal ini dapat
mengakibatkan terjadinya aborsi secara spontan, kelainan kongenital
(defek neural tube, spina bifida, penyakit jantung bawaan, omphalocele),
sedangkan pada fase masa akhir kehamilan dapat mengakibatkan
terjadinya hipertensi dalam kehammilan, preeklampsia, diabtetes melitus
gestasional, kelahiran prematur, dan lahir mati. Pada masa mendekati
persainan, pilihlah persalinan dengan cara seksio sesaria menjadi
meningkat dan morbiditas selama tindakan operasi juga meningkat
(Sasanti, dkk, 2021).

7. Penatalaksanaan
Penderita obesitas berat memerlukan terapi untuk memperbaiki
prognosis, bentuk tubuh dan meminimalisasi gejala/keluhan, terutama
yang berasal dari masalah fisik. Pada pria, kelebihan 10% berat badan
meningkatkan kematian 13% dan kelebihan 20% berat badan
meningkatkan 25%.
a. Perubahan gaya hidup mencakup mengurangi makan dan alcohol,
olahraga dan terutama berhenti merokok
b. Obat, derivate amfetamin (dexfenfluramine, fenfluramin) dapat
menekan nafsu makan, tapi telah ditarik dari peredaran karena efek
samping (valvulopati jantung). Orlistat menghambat lipase lambung
dan pancreas, serta mengurani absorpsi lemak. Selective serotonin
reuptake inhibitor (SSRI), seperti fluoksetin dosis tinggi bisa
membantu dengan efektif. Sibutramin (serotonin dan inhibitor
ambilan-kembali noradrenalin) mempercepat rasa kenyang dan
mengurangi asupan makanan. Semua obat harus dilanjutkan hanya

14
jika terdapat penurunan berat badan 0,5 kg/minggu. Kebanyakan obat
hanya bekerja sementara.
c. Pembedahan seperti gastroplasti, jaw-wiring, dan gastric ballon
jarang diindikasikan. Penurunan berat badan yang cukup besar
membawa komplikasi tertentu, termasuk disfungsi hati dan
pemanjangan interval QT yang merupakan predisposisi kematian
akibat aritmia.

C. Undang-Undang yang berkaitan dengan kewenangan Bidan


Pelayanan asuhan kebidanan pada masa pranikah prakonsepsi di
awali dengan diwajibkannya calon pengantin perempuan untuk melakukan
imunisasi TT ketika hendak mendaftarkan pernikahan sejak tahun 1986. Hal
ini ditujukan sebagai kerja sama kementerian agama dan kementerian
kesehatan untuk menanggulangi tingginya kematian bayi aibat tetanus
neonatorum. Seriring berjalannya waktu, asuhan kebidanan pada masa
pranikah prakonsepsi terus berkembang sesuai dengan evidance based
midwifery. Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Indonesia diatur dalam
Peratura Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang pelayanan
kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan dan masa sudah
melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan
kesehatan seksual. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan
untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan
persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat
(Permenkes, 2014 dalam Yulivantina, dkk, 2023).
Sasaran pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan
Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 adalah remaja, calon pengantin dan
pasangan usia subur meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
pemberian imunisasi, suplementasi gizi, konsultasi kesehatan, pelayanan
kesehatan lainnya (Yulivantina, dkk, 2023).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
1. Kewenangan normal:
o Pelayanan kesehatan ibu

15
o Pelayanan kesehatan anak
o Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan.
Kewenangan ini meliputi:
1. Pelayanan kesehatan ibu
1. Ruang lingkup:
 Pelayanan konseling pada masa pra hamil
 Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
 Pelayanan persalinan normal
 Pelayanan ibu nifas normal
 Pelayanan ibu menyusui
 Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2. Kewenangan:
 Episiotomi
 Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
 Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
 Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
 Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
 Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan
promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
 Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga
dan postpartum
 Penyuluhan dan konseling
 Bimbingan pada kelompok ibu hamil
 Pemberian surat keterangan kematian
 Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2. Pelayanan kesehatan anak
1. Ruang lingkup:

16
 Pelayanan bayi baru lahir
 Pelayanan bayi
 Pelayanan anak balita
 Pelayanan anak pra sekolah
2. Kewenangan:
 Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk
resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini
(IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada
masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat
 Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera
merujuk
 Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
 Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
 Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak
pra sekolah
 Pemberian konseling dan penyuluhan
 Pemberian surat keterangan kelahiran
 Pemberian surat keterangan kematian
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana,
dengan kewenangan:
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi
bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan
tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim,
dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis
tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang
ditetapkan

17
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan
lingkungan
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan
anak sekolah
6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan
terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom,
dan penyakit lainnya
8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah
Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal
terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi
dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual
(IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh
bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.
Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum
ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah
ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan
bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal
tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat
tenaga dokter.

18
BAB III
TINJAUAN KASUS

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA


Unit Penjaminan Mutu Internal
Jalan Swadaya Kubah Putih Rt 01/014 No.
07, Jati Bening Pondok Gede Bekasi. STIKESAN/SPMI/
Telp : +6221-86901352 FRM-239
Fax : +6221-86905637
Website : www.abdinusantara.ac.id
Email : stikes_abdinusantara@yahoo.com
Revisi :
Formulir SPMI
10 Mei 2023
FORMULIR PENGKAJIAN PRAKONSEPSI

Tanggal Pengkajian 10 Mei 2023


Petugas : Ermi Rosmayanti
Tempat : Poli Klinik KIA RSUD dr. Adjidarmo

A. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF


I. IDENTITAS
Nama Klien
: Ny. N
Asal/Suku : Sunda
Agama : Islam
Alamat : BTN Bojongleles Blok K3
Kecamatan : Cibadak
Kab/Kota : Lebak
NIK. e-KTP : 360xxx
Tempat, tgl lahir : Lebak, 19 April 1993, Umur 30 thn
Telepon/HP : 08xx

19
Pekerjaan Klien : Wiraswasta
Pendidikan Klien : S1
Pendapatan perkapita : Rp. 3.000.000
Nama Suami : Tn. F / 32 Tahun
Pekerjaan suami : Karyawan
Pendidikan Klien : SMA
Pendapatan perkapita : Rp. 3.000.000

II. KELUHAN SAAT INI :


Pasien datang untuk memeriksakan diri ke Poli Klinik KIA RSUD dr.
Adjidarmo dengan keluhan berat badannya terus meningkat dan ibu
merasa cemas dengan keadaannya.

III. RIWAYAT IDENTITAS


Status kawin klien : Hubungan seks pertama kali pada saat menikah
Menikah ke I : 17 Februari 2021
Status kawin suami : Menikah ke I,

IV. RIWAYAT KESEHATAN


x Jantung
x Hipertensi
x DM
x Asma
x Hepatitis
x IMS/HIV
x TBC
x Ginjal kronis
x Malaria
x Epilepsi
x Kejiwaan
x Kelainan kongenital
x Alergi obat /makanan
x Kecelakaan
x Tranfusi darah

20
V. RIWAYAT KONTRASEPSI
 Kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak Ber KB
 Kontrasepsi terakhir sebelum hamil : Tidak Ber KB
 Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi : Tidak Ber KB
VI. RIWAYAT IMUNISASI TT :
TT I : Sudah
TT II : Sudah
TT III : Sudah
TT IV : Sudah
TT V : Belum

VII. RIWAYAT KESEHATAN REPRODUKSI


Usia pertama haid : 14 th
Usia pertama Nikah : 28 th
Usia pertama hamil : 30 th
Siklus Haid : 28 hari
Nyeri Haid : Tidak
Konsumsi Narkoba : Tidak
Konsumsi alcohol > 1x/hari : Tidak
Jumlah melahirkan : Normal 0 x /Caesar 0 x
Keguguran 0 x
Pernah menyusui : Tidak
Sebelum ini pernah periksa : IVA tidak pernah, Pap smear tidak pernah
Merokok : Tidak
Aktifitas Fisik
Aktifitas fisik sehari-hari :
- Ibu perjalanan bekerja ± 45 km : Tidak
- Ibu bekerja di pabrik sepatu : Tidak
- Tidak ada Asap pabrik : Tidak
- Ada regulasi fisik dalam bekerja : Ya

Pola Makan :

21
- Kosumsi Buah/Sayur : Ya
- Ibu suka makanan juncfood : Ya
- Konsumsi daging belum tentu 1 bulan 1 kali : Ya
Golongan Darah : B
Rhesus : Positif

VIII. RIWAYAT PENYAKIT KETURUNAN


a. Penyakit Genetis
X Hemofilia
X Thalasemia
X Butawarna
X Anemia cell Bulan sabit
X Fenil Keton uria
X Albino
X Diabetes Melitus
X Huntington Disease
X Sindrom Klenefelter

b. Kelainan Konginetal
X Spina bifida
X Labio Skisis, Palato Skisis, Genato Skisis
X Penyakit jatung bawaan
X Fibrosistik
X Down Sindrom

c. Gangguan jiwa : Tidak


d. Kembar : Tidak

B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. BB : 70 kg, TB : 160 cm, IMT : 31,25 kg/m2
LILA : 31 cm
2. Pemeriksaan TTV :
a. TD : 120/80 MmHg
b. Suhu : 36,8 0C

22
c. Nadi : 84 x/mnt
d. Pernafasan : 22 x/mnt
3. Head to too
a. Mata : Konjungtiva: tidak pucat
Sklera : tidak kuning
b. Mulut : Caries Dentis : tidak
c. Leher : Tidak ada Pembengkakan kelenjar getah bening.
Tidak teraba benjolan Kelenjar Tiroid
d. Dada : Simetris
e. Payudara :tidak ada benjolan. Tidak ada tarikan dinding
payudara
f. Abdomen : Pembesaran tidak ada. Nyeri tekan tidak
ada
g. Ekstremitas : telapak tangan tidak pucat
h. Genetalia : Pengeluaran : tidak ada
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah HB 14 gr %

C. ANALISA :
Ny. “N” Prakonsepsi dengan Obesitas Sentral Tingkat II

D. PENATALAKSAAN
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal
yang dianggap perlu.
2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang obesitas dan
pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang komplikasi yang dapat terjadi akibat
obesitas.
4. Menjelaskan kepada ibu tentang infertilitas yaitu kondisi di mana
perempuan tidak mengalami kehamilan walaupun melakukan
hubungan seksual secara rutin 2-3 kali seminggu dalam waktu kurang
lebih 1 tahun dan salah satu penyebab infertilitas yaitu karena
kelebihan berat badan atau obesitas.

23
5. Memberitahu ibu tentang masa subu yaitu masa ketika indung telur
(ovarium) melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel sperma.
6. Memberikan dukungan psikologis dan spiritual pada ibu dengan
melibatkan suami dan keluarga dalam menjalani perawatan klien.
7. Memberikan health education pada ibu tentang istirahat yang cukup,
diet rendah kalori, personal hygiene, pola aktivitas.
8. Berikan klien tabel menu makanan sehari-hari sebagai contoh
makanan diet kalori
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan puasa sunah
10. Menganjurkan ibu untuk selalu mengontrol berat badan setiap minggu
11. Memberikan klien log book daily activity untuk diisi
12. Menganjurkan ibu untuk membaca surat-surat Al-Qur’an terkait doa
untuk meminta keturunan.

24
Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan

Hari dan Tanggal: Rabu, 10 Mei 2023


Tempat Praktik : Poli Klinik KIA RSUD dr. Adjidarmo
Nama : Ermi Rosmayanti
Program Studi : Profesi Kebidanan

DIAGNOSA
Ny.”N” usia 24 Tahun Pra Konsepsi
Dengan Obesitas
Diagnosa Potensial
Patofisiologi (Sesuai: Tanda /
Pada bayi
Gejala / :keluhan
macrosomia,yangpost date
dialami
Pada ibu : gangguan menstruasi,
pasien) Tanda / Gejala /
Tanda / Gejala / keluhan secara infertilisasi, diabetes, hipertensi, keluhan yang
teori : penyakit jantung
Terdapat empat coroner dandengan
hipotesis stroke dialami pasien
mekanisme yang meregulasi nafsu
Dikatakan obesitas bila BB/TB > makan, yaitu: Data Subjektif :
persentile ke-95 atau > 120% 6 atau a. Berdasarkan hipotests Pasien datang untuk
Z-score =+ 2 SD. Pengukuran lemak lipostatik, jaringan adiposa memeriksakan diri ke
subkutan dengan mengukur skinfold memproduksi suatu sinyal Poli Klinik KIA RSUD
thickness (tebal lipatan kulit/TLK). hormonal yang sebanding dr. Adjidarmo dengan
Sebagai indicator obesitas bila TLK dengan jumlah lemak. Obesitas keluhan berat
Triceps > persentil ke 85. Pengukuran disebut juga kondisi inflamasi badannya terus
lemak secara laboratorik, misalnya ringan. Adipositokin yang terlibat meningkat dan ibu
densiometri, hidrometri dsb. Yang dalam inflamasi yaitu merasa cemas
tidak digunakan pada anak karena (interleukin/IL-1Beta,IL-6, IL-8, dengan keadaannya
sulit dan tidak praktis. DXA adalah IL-10, IL-18, TNF-alfa, TGF-
metode yang paling akurat, tetapi tidak beta) serta respons fase akut Data Objektif :
praktis untuk di lapangan. Indeks (serum amyloid A, PAI-1) KU Baik, BB : 70
Massa Tubuh (IMT), > persentil ke 95 ditemukan dapat meningkatkan kg, TB : 160 cm, IMT
sebagai indicator obesitas. sindrom metabolic. : 31,25 kg/m2, LILA :
b. Hipotesis peptide usus, 31 cm, TD
menentukan pelepasan peptide :
seperti gastrin-releasing peptide 120/80 MmHg, Suhu
(GRP) dari perut : 36,8
c. Hipotesis glukostatik, yaitu 0
C, Nadi
penuruan glukosa darah akan : 84 x/mnt,
meningkatkan nafsu makan Pernafasan : 22
d. Hipotesis termostatik, yaitu x/mnt
keadaan 25 tubuh di bawah
temperature normal dapat
meningkatkan nafsu makan
(Remesh, 2013; Srivastava dkk,
2007)
Penatalaksanaan :
1.Menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang
dianggap perlu.
2.Memberikan pendidikan kesehatan
kepada ibu tentang obesitas dan Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
pentingnya menjaga berat badan 1.Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada
pada masa prakonsepsi. ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap
3.Menjelaskan kepada ibu tentang perlu.
komplikasi yang dapat terjadi akibat 2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada
obesitas. ibu tentang obesitas dan pentingnya
4.Menjelaskan kepada ibu tentang menjaga berat badan pada masa
infertilitas yaitu kondisi di mana prakonsepsi.
perempuan tidak mengalami 3. Menjelaskan kepada ibu tentang komplikasi
kehamilan walaupun melakukan yang dapat terjadi akibat obesitas.
hubungan seksual secara rutin 2-3 4. Menjelaskan kepada ibu tentang infertilitas
kali seminggu dalam waktu kurang yaitu kondisi di mana perempuan tidak
lebih 1 tahun dan salah satu mengalami kehamilan walaupun melakukan
penyebab infertilitas yaitu karena hubungan seksual secara rutin 2-3 kali
kelebihan berat badan atau obesitas. seminggu dalam waktu kurang lebih 1 tahun
5.Memberitahu ibu tentang masa subu dan salah satu penyebab infertilitas yaitu
yaitu masa ketika indung telur karena kelebihan berat badan atau obesitas.
(ovarium) melepaskan sel telur yang 5. Memberitahu ibu tentang masa subu yaitu
siap dibuahi sel sperma. masa ketika indung telur (ovarium)
6.Memberikan dukungan psikologis dan melepaskan sel telur yang siap dibuahi sel
spiritual pada ibu dengan melibatkan sperma.
suami dan keluarga dalam menjalani 6. Memberikan dukungan psikologis dan
perawatan klien. spiritual pada ibu dengan melibatkan suami
7.Memberikan health education pada dan keluarga dalam menjalani perawatan
ibu tentang istirahat yang cukup, diet klien.
rendah kalori, personal hygiene, pola 7. Memberikan health education pada ibu
aktivitas. tentang istirahat yang cukup, diet rendah
8.Berikan klien tabel menu makanan kalori, personal hygiene, pola aktivitas.
sehari-hari sebagai contoh makanan 8. Berikan klien tabel menu makanan sehari-
diet kalori hari sebagai contoh makanan diet kalori
9.Menganjurkan ibu untuk melakukan 9. Menganjurkan ibu untuk melakukan puasa
puasa sunah sunah
10. Menganjurkan ibu untuk selalu 10. Menganjurkan ibu untuk selalu
mengontrol berat badan setiap mengontrol berat badan setiap minggu
minggu 11. Memberikan klien log book daily
11. Memberikan klien log book daily activity untuk diisi
activity untuk diisi 12. Menganjurkan ibu untuk membaca
12. Menganjurkan ibu untuk surat-surat Al-Qur’an terkait doa untuk
membaca surat-surat Al-Qur’an terkait meminta keturunan.
26 13. Memberikan asam folat dengan dosis
doa untuk meminta keturunan.
13. Memberikan asam folat dengan 1x400 mg untuk mendukung proses
dosis 1x400 mg persiapan kehamilan agar ibu dan janin
sehat (Pritasari, 2019)
Evaluasi :
Klien dan calon pasangannya merasa
senang dan tenang dengan penjelasan
yang diberikan oleh bidan dan klien
akan mengikuti saran atau anjuran yang
diberikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pengkajian data ini didapati hasil data subjektif pada tanggal 10
Mei 2023 diperoleh informasi dari hasil wawancara atau anamnesa pada Ny
“N” usia 30 tahun, beragama Islam, kebangsaan Sunda/Indonesia, pendidikan
terakhir S1, pekerjaan wiraswasta, alamat BTN Bojongleles dan suami
bernama Tn. “F” usia 32 tahun, agama Islam, kebangsaan Sunda/Indonesia,
pendidikan terakhir SMA pekerjaan karyawan, alamat BTN Bojongleles.
Hasil pengkajian dari data subjektif didapatkan, Ibu mengatakan sudah
menikah 2 tahun yang lalu pada 17 Februari 2021. Ibu datang ke Poli Klinik
KIA RSUD dr. Adjidarmo dengan keluhan mudah lelah, pusing, nafsu makan
berkurang dan saat ini berencana ingin konsultasi dalam mempersiapkan
kehamilan. Dari hasil data obyektif didapatkan KU baik, Suhu 36,8 0
C,
Respirasi 22 x/menit, Nadi 84x/menit, TD 120/80mmHg, BB 70 kg, TB 160
cm,IMT 31,25 kg/m2, LILA 31 cm.
Obesitas adalah kondisi ketidakseimbangan antara asupan energi yang
dikonsumsi dengan pengeluaran energi dalam jangka waktu yang lama.
Kelebihan energi ini kemudian disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan
adiposa, yang bisa menyebabkan penambahan berat badan (Hutasoit,
2020:26). Obesitas ditandai dengan seseorang memiliki IMT diatas normal
yaitu ≥25 dikatakan obesitas tingkat I dan obesitas tingkat II ≥30.
Penyebab obesitas pada wanita usia subur terjadi karena masukan
kalori yang melebihi pemakaian kalori untuk memelihara dan memulihkan

27
kesehatan yang berlangsung cukup lama. Akibat kelebihan tersebut, kalori
akan disimpan ke dalam jaringan lemak. Penumpukan ini lama-lama akan
menyebabkan kegemukan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
penyebab utama kegemukan adalah makanan dan aktivitas fisik. Tetapi bisa
juga ada faktor lain yang dapat mempengaruhi obesitas yaitu faktor
keturunan, umur, jenis kelamin, pengetahuan seseorang, status kawin,
obatobatan dan pola istirahat (Lestari, 2018: 73).
Berdasarkan uraian diatas data yang didapatkan menunjukkan adanya
persamaan yang terdapat dalam tinjauan pustaka dengan kasus sehingga
tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
Hasil pengkajian data subjektif dan data objektif yang diperoleh
menunjukkan diagnosis obesitas dalam masa prakonsepsi dimana pasien
datang ke Poli Klinik KIA RSUD dr. Adjidarmo pada tanggal 10 Mei 2023
pukul 09.00 WIB, dengan keluhan berat badan berlebih. Ibu berusia 30 tahun
menikah kurang lebih 2 tahun, ibu belum pernah mengalami kehamilan
ataupun keguguran dan berencana untuk hamil. Pada pemeriksaan
antropometri didapatkan BB : 70 Kg, PB: 160 cm dengan IMT 31,25 kg/m2 ,
Lingkar perut: 108 cm, Lingkar panggul: 110 cm dengan hasil perhitungan
RLPP: 0,97 cm.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa masa prakonsepsi merupakan waktu
sebelum terjadi kehamilan atau waktu sebelum bertemunya sel telur (ovum)
dengan sprerma atau yang disebut dengan fertilitas. Wanita prakonsepsi
diasumsikan sebagai wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu baik
yang belum menikah ataupun yang sudah menikah. Periode prakonsepsi
berlangsung tiga sampai 1 tahun sebelum terjadi pembuahan (Dieny, dkk,
2019).
Dalam teori diagnosis pada ibu prakonsepsi dengan Obesitas dapat
ditetapkan berdasarkan data objektif pengukuran berat dan tinggi badan
kemudian menghitung IMT dan hasil IMT yang menyatakan obesitas tingkat I
≥ 25 sedangkan obesitas tingkat II yaitu ≥ 30 (Sumber:P2PTM Kemenkes
RI:2018). Kemudian menggunakan Rasio Lingkar Pinggang dan pinggul
(RLPP) untuk menentukan jenis obesitas dan dikatakan obesitas tipe apel jika
RLPP >0,85 pada perempuan sebaliknya jika ˂0,85 disebut obesitas tipe pear
(Susetyowati, 2019:96-97).

28
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan dari data subjektif dan
data objektif pada Ny “N” yaitu ibu menikah kurang lebih dua tahun dan ingin
memiliki keturunan didiagnosis mengalami obesitas tingkat II dengan IMT
31,25 kg/m2 dengan obesitas tipe apel ditandai dengan hasil perhitungan
RLPP 0,97. Pada tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny ”N” dengan
obesitas terdapat persamaan dalam diagnosa aktual yaitu ibu prakonsepsi
dengan obesitas tingkat II memiliki IMT 31,25 kg/m2 , yang berarti teori dan
tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan.
Masalah potensial/ masalah yang harus diantisipasi yang bisa timbul
pada kasus ibu prakonsepsi dengan obesitas yaitu terjadinya gangguan
menstruasi, infertilisasi, diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner dan
stroke.
Wanita obesitas berada pada peningkatan risiko mengalami gangguan
hormon reproduksi terkait ovulasi, yang menyebabkan penurunan kesuburan,
dapat mempengaruhi kehamilan di masa depan seperti, risiko diabetes
gestasional dan pre-eklampsia, dan kelahiran bayi makrosomia atau usia
yang lebih tua saat lahir, yang mengarah ke operasi caesar dan
meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi akibat infeksi (Dieny, dkk,
2019:248).
Untuk mengetahui masalah potensial tidak terjadi dilakukan pengkajian
terkait riwayat haid yang lalu dan riwayat haid selama dilakukan asuhan yaitu
siklus haid teratur 28-30 hari, haid biasanya dialami 5-7 hari dan mengalami
disminorhea pada hari pertama haid tetapi masih bisa melakukan aktivitas
seperti biasanya. Dilakukan pemantauan tanda-tanda vital dan kadar gula
darah selama asuhan dan hasil yang didapatkan tanda-tanda vital dan gula
darah dalam batas normal yang artinya ibu tidak mengalami salah satu
komplikasi yang ditimbutkan obesitas. Pada kasus Ny “N” prakonsepsi
dengan obesitas, penulis tidak menemukan salah satu kelainan atau
komplikasi selama ibu mengalami obesitas baik sebelum dilakukan asuhan
sampai asuhan selesai ditandai dengan semua hasil pemeriksaan dalam
batas normal dan tidak ada kesenjangan antara teori dan studi kasus.
Pada kasus Ny “N” dari hasil evaluasi yang dilakukan dari tanggal 10
Mei 2023 ibu lebih mengerti terkait pentingnya menjaga berat badan pada
masa prakonsepsi. Ibu telah diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu,

29
keadaan ibu baik ditandai dengan tanda-tanda vital ibu dalam batas normal,
memberikan dukungan kepada ibu agar tetap semangat dalam menurunkan
berat badan dan meminta ibu untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah
SWT berdoa untuk kesehatan dirinya dan meminta keturunan serta meyakini
bahwa keadian yang dialami adalah kehendak Allah SWT. Maka dapat
disimpulkan bahwa semuanya berlangsung dengan baik, tidak ada masalah
atau kompilkasi yang didapatkan selama asuhan. Hal tersebut terjadi karena
manajemen asuhan yang diberikan sesuai dengan teori dan wewenang bidan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah diberikan dan
pembahasan asuhan kebidanan pada Ny. “N” dengan obesitas pada masa
prakonsepsi di Poli Klinik KIA RSUD dr. Adjidarmo maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.Asuhan kebidanan pada Ny. “N” dengan obesitas pada masa
prakonsepsi dilakukan dengan tekhnik pendekatan manajemen asuhan
kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisis data dasar, pada
langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap,
mulai dari anmnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan keterangan tambahan yang berhubungan dengan klien.
2.Diagnosa Ny. “N” dengan obesitas pada masa prakonsepsi ditegakkan
berdasarkan adanya keluhan berat badan berlebih, pada pemeriksaan
fisik didapatkan berat badan 70 kg dan tinggi badan 160 cm dan IMT
31,25 Kg/m2 , tampak pipi tembam, leher pendek dan tampak perut
membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.
3.Pada Ny. “N” masalah yang mungkin terjadi yaitu gangguan
menstruasi/infertilisasi, diabetes, hipertensi, jantung, penyakit jantung
koroner dan stroke.

30
4.Pada Ny. “N” tidak diperlukan tindakan segera karena tidak adanya
indikasi dan data untuk dilakukna tindakan tersebut tetapi diperlukan
kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet.
5.Pada Ny. “N” dengan obesitas pada masa prakonsepsi telah
menetapkan rencana asuhan kebidanan di Poli Klinik KIA RSUD dr.
Adjidarmo tahun 2023 dengan hasil rencana asuhan berdasarkan
diagnosa/masalah aktual dan masalah potensial yang dapat terjadi.
6.Pada Ny. “N” dengan obesitas pada masa prakonsepsi telah
melaksanakan tindakan asuhan yang telah direncanakan di Poli Klinik
KIA RSUD dr. Adjidarmo tahun 2023, dengan hasil yaitu semua tindakan
yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik
tanpa adanya hambatan.

B. Saran
1. Saran untuk Bidan
Seorang bidan perlu untuk meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan
terutama dalam mencegah bertambahnya obesitas pada wanita
prakonsepsi dengan memberikan edukasi/pengetahuan kepada wanita
prakonsepsi agar menjadi tenaga bidan yang berkualitas sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
2. Saran untuk Poli Klinik KIA RSUD dr. Adjidarmo
Meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan
pada wanita prakonsepsi dengan obesitas secara optimal dan tidak
menyepelekan keadaan ibu prakonsepsi dengan obesitas.
3. Saran untuk institusi
Menambah referensi ibu tentang obesitas pada masa prakonsepsi
supaya dapat menambah atau meningkatkan kwalitas pengetahuan
mahasiswa mengenai obesitas dan mempermudah dalam mempelajari
obesitas di kampus.
4. Saran untuk pasien
Pasien diharapkan lebih meningkatakn pengetahuan tentang pentingnya
menjaga berat badan pada masa prakonsepsi, mempertahankan pola
makan dan aktivitas fisik untuk menurunkan berat badannya hinggga
mencapai IMT normal yaitu 18,5 - 22,9. Setelah mencapai IMT normal

31
ibu sisarankan untuk mengurangi aktivitas fisik tetapi tetap
mempertahankan pola makan yang seimbang.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/books/edition/Gizi_Prakonsepsi/o-c_EAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=0 diakses tanggal 2 Juni 2023 pukul 21.00 WIB

https://www.google.co.id/books/edition/
Prakonsepsi_Sehat_Bayi_Lahir_Sehat/NBatEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=prakonsepsi+dan+obesitas&pg=PA11&printsec=frontcover
diakses pada tanggal 2 Juni 2023 pukul 21.34 WIB

https://www.google.co.id/books/edition/
Buku_Ajar_Prakonsepsi_DIII_Kebidanan/MvrAEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=prakonsepsi&pg=PP3&printsec=frontcover diakses pada
tanggal 2 Juni 2023 pukul 21.51 WIB

http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/4137http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/4137
diakses pada tanggal 2 Juni 2023 pukul 22.03 WIB

https://www.google.co.id/books/edition/
Buku_Ajar_Prakonsepsi_DIII_Kebidanan/MvrAEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=prakonsepsi&pg=PP3&printsec=frontcover diakses pada
tanggal 3 Juni 2023 pukul 21.53 WIB

32
https://www.google.co.id/books/edition/
Buku_Ajar_Asuhan_Kebidanan_Pranikah_Prak/GPvAEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=prakonsepsi&pg=PA5&printsec=frontcover diakses pada
tanggal 3 Juni 2023 pukul 22.47 WIB

https://www.google.co.id/books/edition/
ASUHAN_KEBIDANAN_KESEHATAN_REPRODUKSI_DA/yyiuEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=tujuan+asuhan+prakonsepsi&pg=PA54&printsec=frontcov
er diakses pada tanggal 3 Juni 2023 pukul 22.59 WIB

https://www.google.co.id/books/edition/Asuhan_Kebidanan_Pada_Konsepsi/
E7SYEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=manfaat+asuhan+prakonsepsi&pg=PR4&printsec=frontcov
er diakses pada tanggal 3 Juni 2023 pukul 23.22 WIB

https://www.google.co.id/books/edition/
Asuhan_Kebidanan_Pada_Pranikah_dan_Prako/AlGeEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=penilaian+risiko+pada+masa+prakonsepsi&pg=PA109&pri
ntsec=frontcover diakses pada tanggal 4 Juni 2023 pukul 14.42 WIB

https://www.google.co.id/books/edition/
Metabolisme_Energi_Dan_Obesitas_Seri_Bio/EIkzEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=pengertian+obesitas&pg=PA25&printsec=frontcover
diakses pada tanggal 9 Juni 2023 pukul 20.06 WIB

https://www.google.co.id/books/edition/Panduan_Kehamilan_Muslimah/
nSHdCgAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=obesitas+pada+ibu+hamil&pg=PA112&printsec=frontcover
diakses pada tanggal 9 Juni 2023 pukul 20.38 WIB

https://www.google.co.id/books/edition/
Dasar_Dasar_Patofisiologi_Terapan_Edisi/k2FlEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=fisiologis+dan+patofisiologis+obesitas&pg=PA327&printse
c=frontcover diakses pada tanggal 9 Juni 2023 pukul 20.41 WIB

33
https://www.google.co.id/books/edition/Genetika_Obesitas/Fl28DwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=fisiologis+dan+patofisiologis+obesitas&printsec=frontcover
diakses pada tanggal 9 Juni 2023 pukul 20.46 WIB

https://www.google.co.id/books/edition/At_a_Glance_Medicine/
wzIGJflmD4gC?
hl=id&gbpv=1&dq=pemeriksaan+penunjang+pada+obesitas&pg=PA43&prints
ec=frontcover diakses pada tanggal 9 Juni 2023 pukul 21.36 WIB

https://dinkes.kulonprogokab.go.id/detil/187/kewenangan-bidan-sesuai-
permenkes-no-1464-tahun-2010-tentang-izin-dan-penyelenggaraan-praktik-
bidan#:~:text=Promosi%20Kesehatan-,Kewenangan%20Bidan%20Sesuai
%20Permenkes%20No.%201464%20Tahun%202010,Izin%20dan
%20Penyelenggaraan%20Praktik%20Bidan&text=Berdasarkan%20Peraturan
%20Menteri%20Kesehatan%20(Permenkes,Pelayanan%20kesehatan%20ibu
diakses pada tanggal 9 Juni 2023 pukul 21.58 WIB

34

Anda mungkin juga menyukai