Anda di halaman 1dari 11

WAHANA INOVASI VOLUME 8 No.

1 JAN-JUNI 2019 ISSN : 2089-8592

PENGARUH KONSELING GIZI PRAKONSEPSI


TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA
PRANIKAH DI KECAMATAN BATANG KUIS
Lusyana Gloria Doloksaribu¹, Abdul Malik Simatupang²
1
Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Medan
²Alumni Mahasiswa Gizi Poltekkes Medan

ABSTRACT masih di dalam kandungan, bayi, anak- anak,


masa remaja, dewasa sampai usia lanjut
Background : Nutritional status during (Supriyono dalam Rahim dkk. 2013).
the preconception period is one of the Kementerian Kesehatan RI (2010)
determinants of fluency from the process of mendefinisikan bahwa Wanita Usia Subur
pregnancy to later delivery. The premarital (WUS) adalah wanita yang berada dalam
period can be related to the preconception periode umur antara 15-49 tahun. Wanita
period, because after marriage women will be pranikah merupakan bagian dari kelompok
immediately undergo the process of WUS perlu mempersiapkan kecukupan gizi
conception. The preconception period is a tubuhnya, karena sebagai calon ibu, gizi yang
period before pregnancy. The preconception optimal pada wanita pranikah akan
period is a span of three months to one year mempengaruhi tumbuh kembang janin,
before conception and ideally should include kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan
the time when the ovum and sperm mature, keselamatan selama proses melahirkan
which is about 100 days before conception. (Paratmanitya dkk. 2012).
This study aims to determine the effect of Masa pranikah dapat dikaitkan dengan
preconception nutrition counseling to the masa prakonsepsi, karena setelah menikah
knowledge and attides of premarital woman wanita akan segera menjalani proses konsepsi.
at Batang Kuis District. This study used a Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum
quasi experimental design with one group pre- kehamilan. Periode prakonsepsi adalah
post test. The number of samples in this study rentang waktu dari tiga bulan hingga satu
were 30 people. Data collection was done tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus
using counseling methods and giving mencakup waktu saat ovum dan sperma
questionnaires. Data analysis used Wilcoxon matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum
test and T-dependent test. The result showed konsepsi. Status gizi WUS atau wanita
that there was a significant effect to pranikah selama tiga sampai enam bulan pada
knowledge (p=0.001) and attitude (p=0.001) masa prakonsepsi akan menentukan kondisi
before and after the intervention. bayi yang dilahirkan. Prasayarat gizi
sempurna pada masa prakonsepsi merupakan
Keywords : Maternal Knowledge, kunci kelahiran bayi normal dan sehat
Nutritional Status (Susilowati dkk. 2016).
Adapun pentingnya menjaga kecukupan
PENDAHULUAN gizi bagi wanita pranikah sebelum kehamilan
disebabkan karena gizi yang baik akan
Salah satu penentu kualita sumber daya menunjang fungsi optimal alat-alat reproduksi
manusia adalah terpenuhinya kecukupan gizi seperti lancarnya proses pematangan telur,
individu. Seseorang yang mengalami produksi sel telur dengan kualitas baik, dan
kekurangan gizi maka akan berdampak pada proses pembuahan yang sempurna. Gizi yang
gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan baik juga dapat berperan penting dalam
kecerdasan, menurunnya daya tahan tubuh penyediaan cadangan gizi untuk tumbuh-
yang akan berakibat meningkatnya angka kembang janin. Bagi calon ibu, gizi yang
kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi cukup dan seimbang akan
sangat diperlukan oleh setiap individu sejak
64

memengaruhi kondisi kesehatan secara kehamilan. Faktor-faktor yang


menyeluruh pada masa konsepsi dan mempengaruh adalah umur, pendidikan, dan
kehamilan serta akan dapat memutuskan mata status gizi. Sedangkan selama kehamilan
rantai masalah kekurangan gizi pada masa beberapa faktor yang mempengaruhi
kehamilan (Susilowati dkk. 2016). adalah frekuensi
Kurang energi kronik (KEK) masih kehamilan, derajat aktivitas fisik, komplikasi
merupakan masalah gizi utama yang sering penyakit saat hamil, kondisi psikologis dan
menimpa WUS. Seseorang dapat dikatakan asupan pangan (Badriah dalam Fauziyah
KEK apabila hasil dari pengukuran lingkar 2012).
lengan atas (LILA) dibawah 23,5 cm. Pengetahuan mengenai gizi berperan
Prevalensi KEK pada WUS di Indonesia penting dalam pemenuhan kecukupan gizi
menurut Indeks Pembangunan Kesehatan seseorang. Tingkat pengetahuan akan
Masyarakat (IPKM) tahun 2013 menunjukkan mendorong seseorang memiliki kemampuan
angka sebesar 20,97% sementara untuk yang optimal berupa pengetahuan dan sikap.
provinsi Sumatera Utara sendiri sebesar Kurangnya pengetahuan terhadap gizi akan
17,61% (IPKM, 2013). mempengaruhi seseorang dalam memahami
Dampak dari wanita pranikah yang konsep dan perinsip serta informasi yang
menderita KEK antara lain dapat berhubungan dengan gizi (Siwi, 2009).
mengakibatkan terjadinya anemia, kematian Upaya peningkatan pengetahuan dapat
pada ibu pada saat melahirkan, kematian dilakukan dengan cara memberikan
janin, bayi berat lahir rendah (BBLR), pendidikan gizi (Supariasa, 2014). Pendidikan
kelahiran prematur, lahir cacat hingga gizi mendorong seseorang berupa
kematian pada bayi (Stephanie dkk. 2016). Di pengetahuan, dan perubahan sikap
Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) masih (Notoadmojo, 2012). Hal ini disebutkan dalam
tergolong besar yaitu 228 ibu per 100.000 hasil penelitian Sineke dkk. tahun (2013) di
kelahiran demikian juga dengan Angka wilayah puskesmas Likupang Kecamatan
Kematian Bayi (AKB) sebesar 34 bayi per Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara
1.000 kelahiran (Bappenas, 2010). Menurut menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan
World Health Organization (WHO) ibu nifas setelah diberikan penyuluhan.
mendefinisikan bahwa bayi yang dikatakan Dimana sebelumpenyuluhan rata-rata
BBLR adalah bayi yang terlahir dengan berat pengetahuan ibu nifas adalah 13,8 setelah
kurang dari 2500 gram (WHO, 2014). Di penyuluhan mengalami peningkat rata-rata
Indonesia sendiri prevalensi BBLR pada tahun pengetahuan menjadi sebesar 21,1. Apabila
2013 mencapai 10,2% (Riskesdas, secara dini mereka telah memiliki
2013). pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan,
Bayi yang mengalami gangguan maka diharapkan kewaspadaan mereka pada
pertumbuhan selama masa janin, berwujud saat hamil dapat ditingkatkan.
kecil untuk masa kehamilan (small for Penelitian serupa juga pernah dilakukan
gestational age), beresiko tinggi untuk oleh Rahim dkk tahun (2013) di Kecamatan
mengalami gagal tumbuh dalam 2 tahun Ujung Tanah Kota Makassar menunjukkan
pertama kehidupan. Diestimasi sekitar 20% terjadi perubahan pengetahuan mengenai gizi
yang mengalami stunting ditandai oleh dan kesehatan reproduksi setelah diberikan
gangguan pertumbuhan selama masa janin. Kursus Calon Pengantin (Suscatin) kepada
Gangguan pertumbuhan janin dan wanita prakonsepsi. Dimana sebelum Suscatin
pertumbuhan yang buruk di masa bayi saat ini hanya 70,4% responden yang berpengetahuan
diakui sebagai determinan penting dari cukup dan 29,6% yang berpengetahuan
kematian neonatal dan bayi, stunting, berat kurang. Setelah dilakukan Suscatin mengalami
badan lebih dan obesitas pada masa kanak- peningkatan dimana semua responden
kanak dan usia dewasa. Oleh karena itu, berpengetahuan cukup yaitu sebesar 100% dan
intervensi gizi harus ditekankan pada masa tidak ada lagi yang berpengetahuan kurang.
sebelum hamil dan selama hamil (Black, et al
dalam Patimah 2017).
Berbagai faktor dapat mempengaruhi
status gizi wanita pranikah sebelum
65

Saptawati (2012) mengungkapkan bahwa Tujuan Penelitian


pengetahuan mengenai pentingnya gizi bagi
calon ibu dapat meningkatkan kesadaran akan
pemenuhan gizi sebelum ia hamil. Hal ini a. Menilai karakteristik wanita pranikah di
sejalan dengan hasil penelitian Fauziyah Kecamatan Batang Kuis menurut usia,
(2012) di Kota Tegal yang menunjukkan ada pendidikan, status gizi
pengaruh pendidikan kesehatan tentang nutrisi b. Menilai pengetahuan dan sikap wanita
prakonsepsi dimana terdapat kenaikan skor pranikah di Kecamatan Batang Kuis
pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah diberikan konseling
intervensi. Pada skor pengetahuan terdapat gizi prakonsepsi.
kenaikan dari kurang baik menjadi baik c. Menganalisis pengaruh konseling gizi
sebesar 24,2%, dan pada skor sikap terdapat prakonsepsi terhadap pengetahuan dan
kenaikan dari kurang baik menjadi baik sikap wanita pranikah di Kecamatan
sebesar 36,45% setelah diberikan intervensi. Batang Kuis
Berdasarkan Bappenas (2013) menyatakan
bahwa sasaran intervensif harus dilakukan METODE PENELITIAN
oleh masyarakat umum dengan lintas sektoral,
termasuk sektor agama. KUA sebagai Desain, Subjek, dan Waktu
lembaga keagamaan biasanya akan Penelitian ini adalah Quasi
memberikan konseling mengenai keagamaan Eksperimen dengan disain One Group Pre
dan kerukunan berumah tangga bagi calon – Post Test (Notoatmodjo, 2010).
pengantin. Namun sayangnya jarang sekali Penentuan sampel dilakukan dengan
pihak KUA menyampaikan konseling melakukan screening sesuai dengan kriteria
mengenai kesehatan khususnya pentingnya inklusi (Fauziyah, 2012) :
gizi prakonsepsi bagi wanita pranikah.
Menurut hasil laporan data Profil a. Kriteria Inklusi untuk wanita/sampel:
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang pada 1) Sudah terdaftar resmi di
tahun 2016 terdapat 19 ibu yang meninggal KUA Kecamatan Batang Kuis
per 100.000 kelahiran, sedangkan bayi yang 2) Bersedia menjadi sampel penelitian
meninggal sebesar 3) Dapat berkomunikasi dengan baik
70 bayi per 100.000 kelahiran. Kecamatan b. Kriteria eksklusi sampel dalam penelitian
Batang Kuis termasuk salah satu wilayah yang ini adalah tidak mengikuti atau menghadiri
menunjukkan status rawan gizi, dengan konseling secara rutin.
ditemukannya 14 bayi BBLR, 10 kematian Seluruh populasi pada penelitian ini
pada bayi, serta 2 kematian pada ibu pada saat dijadikan sampel (total sampling).
bersalin. Waktu penelitian dilaksanakan bulan
Berdasarkan survei pendahuluan rata- November 2017 sampai Maret 2018.
rata umur pernikahan serta status gizi melalui
pengukuran lingkar lengan atas (LILA) pada Jenis dan Cara Pengumpulan Data
wanita pranikah yang mendaftar di KUA
Kecamatan Batang Kuis yang dilakukan a. Data Primer
peneliti pada tanggal 23 Oktober — 25 Oktober Dikumpulkan melalui wawancara
2017, didapatkan bahwa rata-rata umur dengan mengisi formulir, meliputi : identitas
pernikahan wanita pranikah adalah 21 tahun, sampel, dan status gizi dengan mengukur
kemudian peneliti melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA), pengetahuan dan
LILA dan mendapatkan data bahwa dari 10 sikap sebelum dan setelah konseling.
sampel terdapat 5 (50%) wanita pranikah yang
memiliki ukuran LILA dibawah 23,5 cm. b. Data Skunder
Berdasarkan hasil uraian diatas maka penulis Dikumpulkan berdasarkan
tertarik untuk meneliti “pengaruh konseling informasi dari pengurus KUA seperti
gizi prakonsepsi terhadap pengetahuan dan gambaran umum lokasi penelitian, jumlah
sikap wanita pranikah di KUA Kecamatan wanita pranikah, alamat rumah, dan nomor
Batang Kuis”. telepon

Pengolahan dan Analisis Data


66
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

a. Data identitas sampel (umur, pekerjaan,


pendidikan terakhir) yang sudah HASIL PENELITIAN
dikumpulkan diolah menggunakan
program komputer (SPSS)

b.
Data Pengetahuan 1. Karakteristik Sampel
Data pengetahuan dikumpulkan dengan Sampel pada penelitian ini merupakan
menggunakan 20 pertanyaan. Setiap wanita pranikah yang sudah terdaftar di KUA
pertanyaan diberikan skor 1 untuk jawaban Kecamatan Batang Kuis. Karakteristik sampel
benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. meliputi usia, tingkat pendidikan, dan status
Nilai pengetahuan kemudian diklasifikasikan Lingkar Lengan Atas (LILA), disajikan dalam
menjadi nilai pengetahuan tabel berikut : Tabel 1. Gambaran
Karakterisktik
Sampel
kategorikal dimana menurut Arikunto
(2006) yaitu :
No Variabel Jumlah
 Baik : hasil persentase 76 – 100%
 Cukup : hasil persentase 56 – 75% N %
 Kurang : hasil persentase < 56%
c. Data Sikap 1 Kategori Usia
Sampel
Data sikap dikumpulkan dengan
menggunakan 10 pertanyaan, yang terbagi
menjadi 6 pertanyaan positif (favorable), yaitu ≤ 20 3 10
pertanyaan pada nomor 1, 2, 5, 6, 8, 9 dan 4
pertanyaan negatif 21-35 25 83.3
(unfavorable), yakni pada nomor 3, 4, 7
dan 10. Pada pertanyaan positif, > 35 2 6.7
diberikan skor 3 untuk jawaban setuju dan
skor 1 untuk setiap jawaban tidak setuju. 2 Pendidikan
Sedangkan pada pertanyaan negatif, Sampel
diberikan skor 3 untuk jawaban tidak
setuju dan skor 1 untuk jawaban setuju. SD 1 3,3
Dan untuk jawaban ragu-ragu diberikan
skor 2 pada setiap jenis pertanyaan. Nilai SMP 5 16,7
sikap kemudian diklasifikasikan (Arikunto,
2006) : SMA 20 66,7

 Baik : hasil persentase 76 – 100% DII 3 10,0


 Cukup : hasil persentase 56 – 75%
 Kurang : hasil persentase < 56% I S1 1 3,3
Data yang telah dikumpulkan
kemudian dianalisa secara univariat 3 Status LILA
(deskriptif masing-masing variabel, yaitu:
nama sampel, umur, pendidikan, yang KEK 11 36,7
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi

dan dianalisis dalam bentuk persentase). dan Non KEK 19 63,3


Bivariat (menilai pengaruh konseling Gizi
Prakonsepsi terhadap pengetahuan dan sikap
wanita pranikah di Kecamatan Batang Kuis). Karakteristik sampel menurut usia
Jika nilai p ≤ 0,05 maka Ho ditolak berarti ada dikategorikan berdasarkan usia ideal menikah
pengaruh yang signifikan antara variabel dan usia reproduksi yang baik bagi seorang
independent dan dependent, dan jika diperoleh wanita. Menurut Badan Kependudukan dan
p > 0,05, maka tidak ada hubungan yang Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN
signifikan antara variabel independent dengan (2017) yaitu 21-25 tahun. Hasil penelitian
variabel dependent. menunjukkan bahwa masih ada sampel
wanita yang
67
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

Penge
Nilai dengan peningkatan nilai minimum yang
tahuan
didapat sampel yaitu 11 dan nilai maksimum
Mean SD Min Max 18. Rata-rata nilai pengetahuan meningkat
sesudah konseling sebesar 3,37. Sedangkan
Sebelum 12,60 ± 2,17 8 11 tingkat pengetahuan sampel berdasarkan
Konseling jawaban yang diberikan adalah sebagai berikut
:
Sesudah 15,97 ± 1,62 11 18
Konseling Tabel 3. Tingkat Pengetahuan Sebelum
dan Sesudah Konseling
Selisih 3,37*
nPengetahua
Tingkat
Sebelum Sesudah
menikah bukan pada usia yang Pengetahuan Konseling Konseling
seharusnya, yaitu sebanyak 10% sampel
wanita menikah lebih muda dari kategori usia N % n %
ideal dan reproduksi (21-25 tahun) dan 6,7%
lebih tua dari kategori usia ideal dan Baik 1 3,3 21 70,0
reproduksi (>35 tahun).
Karakteristik sampel menurut tingkat Cukup 16 53,3 8 26,7
pendidikan menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan sampel yang paling rendah adalah Kurang 13 43,3 1 3,3
SD, yakni sebesar 3,3% dan tertinggi adalah
S1 sebesar 3,3%.
Total 30 100 30 100
Karakteristik sampel menurut status
LILA menunjukkan bahwa masih ada wanita
Kategori pengetahuan sampel sebelum
pranikah yang mengalami KEK, yaitu sebesar
diberikan konseling yang paling banyak
36,7%
adalah kategori cukup sebesar 53,3% dan
kategori kurang sebesar 43,3% sementara
2. Pengetahuan dan Sikap Wanita
kategori baik hanya sebesar 3,3%. Setelah
Pranikah
diberikan konseling, 70,0% sampel memiliki
a. Pengetahuan
pengetahuan kategori baik dan hanya tersisa
Setelah dilakukan intervensi berupa
3,3% sampel yang memiliki pengetahuan
konseling, diperoleh hasil bahwa nilai rata-
dengan kategori kurang.
rata pengetahuan sampel sebagai berikut :

b. Sikap
Tabel 2. Rata-rata Nilai Pengetahuan Setelah dilakukan intervensi berupa
Sampel Sebelum dan konseling, diperoleh hasil bahwa nilai rata-
Sesudah Konseling rata sikap sampel sebagai berikut : Tabel 4.
Rata-rata nilai Sikap Sebelum
Tabel 2 menunjukkan rata-rata nilai dan Sesudah Konseling
pengetahuan sampel sebelum diberikan
intervensi berupa konseling adalah 12,60 dari Sikap Nilai
total skor 20. Hal ini berarti persentase
pertanyaan pengetahuan yang dapat dijawab Mean SD Min Max
benar oleh sampel adalah sebesar 63%.
Sebelum intervensi nilai minimum yang Sebelum 23,70 ± 18 24
didapat sampel adalah 8 dan nilai maksimum Konseling 2,60
11. Sementara itu setelah diberikan intervensi
berupa konseling terjadi pengingkatan rata- Sesudah 27,00 ± 30 30
rata nilai menjadi 15,97. Dengan persentase Konseling 1,46
pertanyaan yang dapat dijawab oleh sampel
menjadi sebesar 79,8%. Peningkatan ini
Selisih Sikap 3,30*
sejalan juga
68
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi

setelah diberikan konseling, 100% sampel


Tabel 4 menunjukkan rata-rata nilai memiliki sikap dengan kategori baik.
sikap sampel sebelum diberikan intervensi
berupa konseling adalah 23,70 dari total nilai
30. Hal ini berarti persentase pertanyaan
sikap yang dapat dijawab benar oleh sampel 3. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap
adalah sebesar 79%. Sebelum intervensi nilai Wanita Pranikah Tentang Gizi
minimum yang didapat sampel adalah 18 dan Prakonsepsi
nilai maksimum 24. Setelah diberikan a. Pengetahuan
intervensi terjadi peningkatan rata-rata nilai
sikap menjadi 27,00, dengan persentase Tabel 6. Perbedaan Pengetahuan
pertanyaan sikap yang dapat dijawab sampel Sebelum dan Sesudah
menjadi 90%. Peningkatan ini sejalan juga Konseling
dengan peningkatan nilai minimum yang
didapat sampel yaitu 30 dan nilai maksimum
30. Rata-rata nilai sikap meningkat sesudah Tabel 6 menunjukkan bahwa secara
konseling sebesar 3,30. Sedangkan statistik hasil penelitian signifikan (p<0,05)
meningkatkan pengetahuan sampel. Dengan
Sikap Nilai p-value nilai signifikan diperoleh p = 0,001<0,05 yang
berarti ada pengaruh konseling gizi
Mean SD prakonsepsi terhadap pengetahuan.

b. Sikap
Sebelum
32,70 ± 2,60 0,001 Setelah dilakukan intervensi berupa
Konseling

Sesudah
27,00 ± 1,46 Tingkatan Sebelum Sesudah
Konseling Sikap Konseling Konseling
N % n %
Selisih Sikap 3,30*
tingkatan sikap sampel berdasarkan jawaban Baik 18 60,0 30 100
yang diberikan adalah sebagai berikut:
Cukup 12 40,0 0 0,00
Tabel 5. Tingkatan Sikap Sampel
Sebelum dan Sesudah Kurang 0 0,00 0 0,00
Konseling
Total 30 100 30 100

Tingkatan sikap sampel sebelum konseling, diperoleh hasil perbedaan


diberikan konseling yang paling banyak pengetahuan sampel sebelum dan sesudah
adalah kategori baik sebesar 60% dan kategori diberikan konseling sebagai berikut :
cukup sebesar 40%. Sedangkan
Tabel 7. Perbedaan Pengetahuan
Sebelum dan Sesudah
Pengetahuan Nilai p-value Konseling

Mean SD Tabel 7 menunjukkan bahwa secara


statistik hasil penelitian signifikan (p<0,05)
meningkatkan pengetahuan sampel. Dengan
Sebelum 12,60 ± 2,17 0,001
Konseling nilai signifikan diperoleh p = 0,001<0,05 yang
berarti ada pengaruh konseling gizi
Sesudah 15,97 ± 1,62 prakonsepsi terhadap pengetahuan.
Konseling
Selisih 3,37*
Pengetahuan
69
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi

PEMBAHASAN pranikah di Kecamatan Batang Kuis sejalan


dengan hasil laporan data Profil Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2016
1. Karakteristik Sampel dimana ditemukannya 14 bayi BBLR, 10
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian pada bayi, serta 2 kematian pada ibu
terdapat 3 wanita pranikah (10%) yang pada saat bersalin.
menikah pada usia ≤ 20 tahun dan 2 wanita 2. Pengaruh Konseling Gizi
pranikah (6,7%) yang menikah pada usia >35 Prakonsepsi Terhadap
tahun. Dimana pada usia Pengetahuan Wanita Pranikah
<20 tahun seorang wanita cenderung belum Hasil penelitian menunjukkan, terjadi
siap baik dari segi organ reproduksi, peningkatan pengetahuan. Dimana sebelum
keterampilan dalam merawat diri dan bayi diberikan konseling rata-rata nilai
serta psikologis yang belum stabil. Sementara pengetahuan yang didapat sampel sebesar
pada usia >35 tahun telah terjadi perubahan 12,60 dengan nilai terendah 8 dan nilai
pada alat-alat reproduksi sehingga akan tertinggi 16 dari total nilai 20. Dan setelah
meningkatkan risiko terhadap pendarahan dan diberikan konseling rata-rata nilai
BBLR (Rahayu, 2015). Hal ini sejalan dengan pengetahuan yang didapat sampel sebesar
penelitian yang dilakukan oleh Sholiha dkk 15,97 dengan nilai terendah 11 dan nilai
(2015) bahwa kejadian BBLR lebih banyak tertinggi 18.
terjadi pada ibu yang saat hamil berusia <20 Sebelum diberikan konseling, sampel
tahun dan >35 tahun (61,5%), sedangkan ibu hanya mampu menguasai 63% dari total
yang saat hamil berusia 20-35 tahun (92,3%) semua pertanyaan yang diberikan. Dengan
lebih banyak melahirkan bayi dengan berat nilai pengetahuan yang paling tinggi diperoleh
badan normal. oleh sampel yang memiliki kategori
Tingkat pendidikan sampel menunjukkan pendidikan tinggi dan nilai pengetahuan
bahwa sampel yang berpendidikan tinggi, terendah diperoleh oleh sampel yang memiliki
lebih besar persentasenya (13,3%) kategori pendidikan menengah. Hal ini berarti
dibandingkan dengan sampel yang semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
berpendidikan rendah (3,3%). Sementara rata- maka keinginan untuk balajar dan mudah
rata tingkat pendidikan sampel yaitu melakukan perubahan positif semakin tinggi
menengah (83,3%). Temuan ini juga. Kategori pengetahuan sampel sebelum
menggambarkan bahwa wanita yang akan konseling secara umum adalah cukup.
menikah di Kecamatan Batang Kuis rata-rata Sebelum diberikan konseling gizi prakonsepsi,
mulai menikah setelah tamat Sekolah ada 5 pertanyaan tentang pengetahuan yang
Menengah Atas (SMA). ≥50% dijawab salah oleh sampel, yaitu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanyaan tentang berapa bulan sebelum
11 (36,7%) dari total 30 sampel wanita konsepsi wanita prakonsepsi seharusnya
pranikah di Kecamatan Batang Kuis mengonsumsi suplemen asam folat (nomor 4),
mengalami KEK dengan hasil pengukuran pengertian KEK (nomor 7) cut of point bagi
LILA <23,5 cm. Jika dibandingkan dengan seseorang wanita dapat dikatakan mengalami
prevalensi KEK pada WUS menurut Indeks KEK dari hasil pengukuran LILA (nomor 8)
Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) akibat KEK pada anak ketika dewasa (nomor
tahun 2013 secara nasional sebesar 20,97% 10) dan bahan makanan sumber protein
dan Sumatera Utara sebesar 17,61%, maka (nomor 13).
prevalensi KEK pada WUS di Kecamatan Setelah diberikan konseling, terjadi
Batang Kuis cukup tinggi. Dampak dari KEK peningkatan dimana sampel sudah mampu
antara lain dapat mengakibatkan terjadinya menguasai 78,9% dari total semua pertanyaan
anemia, kematian pada ibu pada saat yang diberikan. Hal ini sejalan dengan rata-
melahirkan (AKI), kematian pada bayi rata kategori pengetahuan sampel meningkat
(AKB), bayi berat lahir rendah (BBLR), menjadi baik. Setelah diberikan konseling
kelahiran prematur serta lahir cacat (Stephanie diperoleh hasil bahwa pengetahuan sampel
dkk. 2016). Tingginya angka prevalensi meningkat mengenai pertanyaan tersebut,
KEK pada wanita dengan tidak ditemukannya lagi persentase
sampel menjawab salah diatas 50%.
70
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi

Hasil penelitian menunjukkan, peran konsepsi (nomor 3), wanita prakonsepsi tidak
konseling gizi prakonsepsi selama satu perlu makan makanan tinggi asam folat dan
minggu dengan tiga kali pengulangan materi zat besi saat sebelum kehamilan (nomor 4),
mampu meningkatkan wanita prakonsepsi boleh mengonsumsi fast
pengetahuan sampel secara signifikan. food (nomor 7) dan bayi BBLR adalah bayi
Berdasarkan uji Wilcoxon Signed Ranks yang lahir dengan berat badan <2500 gram
Test didapatkan hasil bahwa ada perbedaan (nomor 9).
pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian 53% sampel tidak setuju atau ragu- ragu
intervensi berupa konseling. Hasil analisis bahwa wanita prakonsepsi perlu menonsumsi
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata- makanan beragam. 60% sampel setuju bahwa
rata pengetahuan sampel sebelum dan sesudah wanita prakonsepsi tidak perlu mengonsumsi
diberikan konseling. Dengan nilai signifikan asam folat 3 bulan sebelum konsepsi. 80%
diperoleh p = 0,001<0,05 yang artinya ada sampel setuju bahwa wanita prakonsepsi tidak
pengaruh konseling gizi prakonsepsi terhadap perlu makan makanan tinggi asam folat dan
pengetahuan sampel. zat besi sebelum kehamilan. 60% sampel
Hal ini sejalan dengan penelitian yang setuju wanita prakonsepsi boleh mengonsumsi
dilakukan oleh Fauziyah (2012) bahwa fast food dan 63% tidak setuju atau ragu-ragu
pemberian intervensi berupa pendidikan bayi BBLR adalah bayi dengan berat lahir
kesehatan dapat <2500 gram.
meningkatkan pengetahuan wanita pranikah Setelah diberikan konseling, terjadi
mengenai gizi prakonsepsi, dengan hasil yang peningkatan dimana sampel sudah mampu
signifikan p=0,001. Penelitian ini juga menguasai 90% dari total semua pertanyaan
menghasilkan kesimpulan yang sama dengan yang diberikan. Hal ini sejalan dengan
Azzahra (2015) bahwa metode konseling kategori sikap sampel meningkat menjadi baik
dapat meningkatkan pengetahuan ibu terhadap dengan persentase mencapai 100%. Setelah
pemberian MP-ASI. diberikan konseling diperoleh hasil bahwa
sikap sampel meningkat mengenai pertanyaan
3. Pengaruh Konseling Gizi tersebut, dengan tidak ditemukannya lagi
Prakonsepsi Terhadap Sikap persentase sampel menjawab salah diatas
Wanita Pranikah 50%. Hal ini membuktikan bahwa dengan
Hasil penelitian menunjukkan, terjadi pemberian intervensi berupa konseling gizi
peningkatan sikap pada sampel. Dimana prakonsepsi selama seminggu dengan tiga kali
sebelum diberikan konseling rata-rata nilai pengulangan materi dapat meningkatkan atau
sikap yang didapat sampel sebesar 23,70 merubah sikap wanita pranikah tentang gizi
dengan nilai terendah 18 dan nilai tertinggi prakonsepsi. Selain itu, perubahan sikap
30 dari total nilai 30. Dan setelah diberikan sampel setelah diberikan konseling
konseling rata-rata nilai sikap yang didapat dikarenakan media pendidikan berupa leaflet
sampel sebesar 27,00 dengan nilai terendah 25 yang mudah dimengerti tidak hanya berguna
dan nilai tertinggi 30. untuk menambah pengetahuan, tetapi juga
berpengaruh pada sikap sampel yang akan
Sebelum diberikan konseling, sampel termotivasi untuk bersikap mendukung
sudah mampu menguasai 79% dari total pemenuhuan gizi pada masa prakonsepsi.
semua pertanyaan yang diberikan. Kategori Seseorang yang berpengetahuan baik
sikap sampel tentang Gizi Prakonsepsi adalah tidak menjamin akan mempunyai sikap yang
cukup. Sebelum diberikan konseling tentang positif. Sampel harus mampu menyerap,
gizi prakonsepsi, ada 5 pertanyaan tentang mengolah dan memahami informasi yang
sikap yang ≥50% disikapi secara negatif oleh diperoleh. Sikap positif yang dimaksud adalah
sampel, yaitu pertanyaan tentang wanita adanya keselarasan antara pengetahuan
prakonsepsi perlu mengonsumsi makanan dengan sikap sampel itu sendiri. Sampel yang
beragam (nomor 1), wanita prakonsepsi tidak masih memiliki sikap negatif terhadap
perlu mengonsumsi suplemen asam folat 3 pernyataan tertentu pada akhir penelitian dapat
bulan sebelum disebabkan karena interpretasi
71
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi

yang salah atau kurang tepat terhadap Agama agar setiap wanita pranikah yang
pernyataan sikap tersebut. mendaftarkan diri agar mendapatkan
Hasil penelitian menunjukkan, peran konseling tentang gizi prakonsepsi.
konseling gizi prakonsepsi dalam penelitian 2. Agar pihak KUA membuat unit konseling
ini signifikan meningkatkan sikap sampel. mengenai gizi prakonsepsi di setiap
Berdasarkan uji T- Dependent didapatkan konseling pranikah.
hasil bahwa ada perbedaan sebelum dan
sesudah pemberian intervensi. Hasil analisis
menunjukkan, terjadi peningkatan rata- rata
nilai sikap sampel sebelum dan sesudah
diberikan konseling. Dengan nilai signifikan DAFTAR PUSTAKA
diperoleh p = 0,001<0,05 yang artinya ada
pengaruh konseling gizi prakonsepsi terhadap Azzahra Margareta Fatimah dan Lailatul
sikap sampel. Muniroh. 2015. Pengaruh Konseling
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
KESIMPULAN DAN SARAN Pemberian Mp-Asi. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Kesimpulan
Azwar, Saifuddin. 2002. Sikap Manusia, Teori
1. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik dan Pengukurannya. Yogyakarta:
sampel didapatkan bahwa masih Pustaka Pelajar.
ditemukan wanita yang menikah diusia
≤20 (10%) tahun dan diatas >35 tahun Baker, PN.;S.J. Wheeler; Sanders, TA.;
(6,7%). Rata-rata tingkat pendidikan Thomas, JE.; Hutchinson, Cj,; Clarke,
wanita pranikah di Kecamatan Batang K.; et al. 2009. A Prospective Study of
Kuis adalah Sekolah Menengah Atas Micronutrient Status in Adolescent
(SMA). Terdapat 11 wanita pranikah yang Pregnancy. American Journal of Clinical
mengalami KEK dari total 30 sampel Nutrition, Vol. 89 (4); 1114-1124.
wanita pranikah.
2. Selisih peningkatan pengetahuan sampel Cornelia, Edith Sumedi dan Irfanny Anwar.
sebesar 3,37 sehingga rata- rata skor 2013. Konseling Gizi. Jakarta: Penerbit
pengetahuan sampel sebelum dan sesudah Plus.
pemberian intervensi berupa konseling gizi
prakonsepsi meningkat dari 12,60 menjadi Dinkes Deli Serdang. (2016). Profil Kesehatan
15,97. Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.
3. Selisih peningkatan sikap sampel sebesar Deli Serdang : Tidak dipublikasikan.
3,30 sehingga rata-rata skor sikap sampel
sebelum dan sesudah pemberian intervensi Fauziyah, Anny. 2012. Pengaruh Pendidikan
berupa konseling gizi prakonsepsi Kesehatan Tentang Nutrisi Prakonsepsi
meningkat dari 23,70 menjadi 27,00. Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap
4. Konseling yang dilakukan dengan tiga kali dan Praktik Konsumsi Makanan Sehat
pengulangan dalam waktu satu minggu Wanita Pranikah di Kota Tegal. Tesis.
memberikan pengaruh yang signifikan Jakarta: Universitas Indonesia.
(p=0,001) terhadap peningkatan
pengetahuan dan sikap wanita pranikah Fikawati, Sandra, Ahmad Syafiq dan Khaula
tentang gizi prakonsepsi di Kecamatan Karima. 2015. Gizi Ibu dan Bayi.
Batang Kuis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Saran Hestuningtyas, Tiara Rosania dan Etika Ratna


Noer. 2014. Pengaruh Konseling Gizi
1. Diharapkan Dinas Kesehatan bekerjasama Terhadap
dengan Departemen Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu Dalam
Pemberian Makan Anak, Dan
72
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi

Asupan Zat Gizi Anak Stunting Usia 1-2 Rahim Rahmiyati, A.Razak Thaha dan
Tahun Di Kecamatan Semarang Timur. Citrakesumasari. 2013. Pengetahuan dan
Journal of Nutrition College, Volume 3, sikap wanita prakonsepsi tentang gizi
Nomor 1, Tahun 2014, dan kesehatan reproduksi sebelum dan
Halaman 17 – 25. setelah suscatin di kecamatan ujung
tanah. Makassar: Universitas Hasanudin.

Ramlan, Ani Margawati dan Martha I.


Kartasurya. 2015. Pengaruh Konseling
Indriani Yaktiworo, Reni Zuraida dan Gizi Dan Laktasi Intensif Dan Dukungan
Rabiatul Adawiyah. 2013. Pola Makan Suami Terhadap Pemberian Air Susu Ibu
Dan Tingkat Kecukupan Gizi Wanita (Asi) Eksklusif Sampai Umur 1 Bulan.
Usia Subur Pada Rumah Tangga Miskin. Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-
Seminar Nasional Sains & Teknologi V 4942) Vol. 3, No. 2, Juni 2015: 101-
Lembaga Penelitian. Universitas 107.
Lampung.
Shulhaeni, Husnul Fatah Noor. 2016.
Irawati, Anies. 2009. Faktor Determinan Hubungan Antara Pendidikan Orang Tua
Resiko Kurang Energi Kronis (Kek) Dan Status Gizi Balita Di Desa
Pada Ibu Menyusui dl Indonesia. Ngargosari Kecamatan Samigaluh
Puslitbang Gizi dan Makanan, Badan Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.
Litbang Kesehatan, Depkes RI. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2013. Badan Sholiha Hidayatush dan Sri Sumarmi. 2015.
Penelitian dan Analisis Risiko Kejadian Berat Bayi
Pengembangan Kesehatan Kementerian Lahir Rendah (Bblr) Pada Primigravida.
Kesehatan RI. Jakarta: 2013. Media Gizi Indonesia, Vol. 10, No. 1
Januari–Juni 2015:
Ni’mah Cholifatum dan Lailatul Muniroh. hlm. 57–63.
2015. Hubungan Tingkat Pendidikan,
Tingkat Pengetahuan Dan Pola Asuh Ibu Sineke Jufri, Yohanis Tomastola dan Kristina
Dengan Wasting Dan Stunting Pada Nanangkong. 2013.
Balita Keluarga Miskin. Media Gizi Pengaruh penyuluhan gizi terhadap
Indonesia, Vol. 10, No. 1 pengetahuan dan praktek gizi ibu nifas di
Januari–Juni 2015: hlm. 84–90. wilayah Puskesmas Likupang Kecamatan
Likupang Timur Kabupaten Minahasa
Patimah, Sitti. 2017. Gizi Remaja Putri Plus Utara. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
1000 Hari Pertama Kehidupan. Bandung: Manado. Vol. 5 No. 1.
PT Refika Aditama
Stephanie Patricia, Sari Komang dan Ayu
Permatasari, Novelinda. 2017. Hubungan Usia Kartika. 2016. Gambaran kejadian
Ibu Saat Melahirkan Dengan Kejadian kurang energi kronik dan pola makan
Berat Badan Bayi Lahir Rendah Di Rsud wanita usia subur di desa pesinggahan
Tidar Magelang. Universitas kecamatan dawan klungkung bali 2014.
Muhammadiyah E-jurnal medika, vol. 5 no.6.
Yogyakarta.
Susilowati. Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam
Rahayu YP, M. Basit dan Mega Silvia. 2015. Daur Kehidupan, Bandung: PT Refika
HubungAn Usia Ibu Dengan Bayi Berat Aditama.
Badan Lahir Renda (BBLR) di RSUD
DR. H. MOCH. Supariasa, I Dewa Nyoman. 2014. Pendidikan
Ansari Saleh Banjar Masin Tahun 2013- dan Konsultasi Gizi.
2014. Dinamika Kesehatan, Vol.5 No.2
Desember 2015
73
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Anda mungkin juga menyukai