KASIANTEN
NIM.113421143
1
PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus Atas Nama Ridani NIM : 113421143 dengan judul “ Asuhan
Kebidanan Pranikah Pada Nn “ H” dengan KEK Di Puskesmas Senaru Kec.
Bayan KLU”
Telahdisetujui
PembimbingLahan Tanggal
PembimbingPendidikan Tanggal
Mengetahui
ProgramStudiProfesi Bidan
Ketua,
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama
di negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan Sustainable Development
Goals (SDGs) periode 2015-2030 terdapat berbagai tujuan pembangunan dunia
yang ingin dicapai bersama seperti memberantas kelaparan, meningkatkan gizi serta
meningkatkan kesehatan semua kalangan termasuk pada wanita usia subur (WUS)
salah satunya adalah calon pengantin (Hoelman et al., 2015).
Pada usia pra nikah gizi yang optimal dapat membantu untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang normal. Pengaturan makanan sehari-
hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan individu dengan memperhatikan prinsip pedoman gizi seimbang seperti
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat
badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk
mencegah masalah gizi (Kemenkes RI, 2016).
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah
menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi Masa prakonsepsi
merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu
dari tiga bulan hingga satutahun sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup
waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Status
gizi WUS atau wanita pranikah selamA tiga sampai enam bulan pada masa
prakonsepsi akan menentukan kondisi bayi yang dilahirkan. Prasayarat gizi
sempurna pada masa pra konsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan
sehat (Susilowati, dkk, 2016).
Adapun pentingnya menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah sebelum
kehamilan disebabkan karena gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-
alat reproduksi seperti lancarnya proses pematangan telur,produksi sel telur dengan
kualitas baik,dan proses pembuahan yang sempurna. Gizi yang baik juga dapat
berperan penting dalam penyediaan cadangan gizi untuk tumbuh-kembang janin.
3
Bagi calon ibu, gizi yang cukup dan seimbang akan memengaruhi kondisi
kesehatan secara menyeluruhpa dan masa konsepsi serta akan dapat memutuskan
mata rantai masalah kekurangan gizi pada masa kehamilan (Susilowati dkk . 2016).
Kekurangan energi kronik (KEK) adalah keadaan dimana tubuh kekurangan
energi dalam waktu panjang dan dapat menggambarkan keadaan gizi sejak masa
lampau. KEK dapat dialami wanita usia subur (WUS) atau calon ibu yang berumur
15-45 tahun. Supariasa (2014) dalam Melani, Vitria (2018).
Komplikasi pada kekurangan energi kronik (KEK) yaitu : Pada masa
prakonsepsi yaitu Gangguan reproduksi, anemia, kekurangan nutrisi, dan rentang
terkena penyakit. Pada ibu Hamil keguguran, anemia, dan IUFD, Pada Persalinan
perdarahan, anemia, persalinan lama dan infeksi, Pada Bayi berat badan lahir
rendah (BBLR), kematian perinatal,dan cacat lahir. Menurut Riskesdas angka
kejadian keguguran pada tahun 2017 di Indonesia sebesar 4% pada kelompok
perempuan pernah kawinusia10-59 tahun, persentase kejadian abortus spontan di
Indonesia berdasarkan kelompok umur yaitu 3,8 pada kelompok umur 15-19
tahun5,8% pada kelompok umur 15-19 tahun,5,8% pada kelompok umur 20-
24tahun, 5,7% pada kelompok umur 25-29 tahun 5,7% pada kelompok umur30-
39% tahun (kemenkes RI, 2015). Besarnya kemungkinan keguguranyang terjadi
pada wanita usia subur adalah 10%-25% (Purwaning rumetal., 2017).
Berdasarkan data Riskesdas 2016 menunjukkan bahwa kekurangan energi
kronik pada wanita usia subur (WUS) dan tidak hamil di Indonesia adalah 20,8 %.
Menurut umur kejadian kekurangan energi kronik pada tahun 2013 yaitu sebesar
46,6 % kejadian ini lebih tinggi dari dari tahun 2007 sebanyak 30,9% (Kemenkes
RI, 2016).
Kurang energi kronik (KEK) masih merupakan masalah gizi utama yang
sering menimpa WUS. Seseorang dapat dikatakan KEK apabila hasil dari
pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dibawah 23,5 cm. Prevalensi KEK pada
WUS di Indonesia menurut Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)
tahun 2015 menunjukkan angka sebesar 20,97%. Dampak dari wanita pranikah
yang menderita KEK antara lain dapat mengakibatkan terjadinya anemia, kematian
4
pada ibu pada saat melahirkan, kematian janin, bayi berat lahir rendah (BBLR),
kelahiran prematur, lahir cacat hingga kematian pada bayi (Stephanie dkk. 2016).
Berbagai faktor dapat mempengaruhi status gizi wanita pranikah sebelum
kehamilan. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah umur, pendidikan, dan status
gizi. Sedangkan selama kehamilan beberapa faktor yang mempengaruhi adalah
frekuensi kehamilan, derajat aktivitas fisik, komplikasi penyakit saat hamil, kondisi
psikologis dan asupan pangan (Badriah dalam Fauziyah, 2017).
Pengetahuan mengenai gizi berperan penting dalam pemenuhan kecukupan
gizi seseorang. Tingkat pengetahuan akan mendorong seseorang memiliki
kemampuan yang optimal berupa pengetahuan dan sikap. Kurangnya pengetahuan
terhadap gizi akan mempengaruhi seseorang dalam memahami konsep dan prinsip
serta informasi yang berhubungan dengan gizi. Siwi, 2009 dalam Simatupang,
Abdul Malik (2019).
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
a) MengetahuiPengertianPranikah
b) Mengetahui Persiapan Pranikah
c) Mengetahui Pentingnya Periksa Kesehatan Pranikah
d) Mengetahui Jenis Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
e) Mengetahui Manfaat Periksa Kesehatan Pranikah
f) Mengetahui Prosedur Periksa Kesehatan Pranikah
g) Mengetahui Persiapan Menjelang Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
h) Mengetahui Pengertian KEK
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Pranikah
1. Pengertian Pranikah
Kata dasar dari pranikah ialah “nikah” yang merupakan ikatan
(akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum
danajaran agama. Imbuhan kata pra yang memiliki makna sebelum,
sehingga arti dari pranikah adalah sebelum menikah atau sebelum
adanyanya ikatan perkawinan (lahir batin) antara seorang pria dan
wanita sebagai suami istri (Setiawan, 2017).
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan,
perkawinanadalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istridengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan KetuhananYang Maha Esa
dengan batas usia 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk
perempuan. Akan tetapi, berdasarkan UU No. 35 tahun 2014 tentang
perubahanatas UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, usia
kurang dari 18 tahun masih tergolong anak-anak. Oleh karena itu,
BKKBN memberikan batasan usia pernikahan 21 tahun bagi perempuan
dan 25 tahun untuk pria. Selain itu, umur idealyangmatangsecara
biologis dan psikologis adalah 20 – 25 tahun bagi wanita dan umur 25 –
30 tahun bagi pria (BKKBN,2017). Sedangkan, pasangan yang akan
melangsungkan pernikahan/akad perkawinan disebut calon pengantin
(Setiawan, 2017).
Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu
dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja diberi pengertian
tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam
menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan
persalinan, serta pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca
kehamilan.
6
Pemeriksaan kesehatan dianjurkan bagi remaja yang akan
menikah. Tujuan dari pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui
secara dini kondisi kesehatan para remaja. Jika ditemukan penyakit atau
kelainan didalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera
dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi, maka
diupayakan masalah tersebut tidak bertambah berat atau menular kepada
pasangannya. Misalnya remaja penderita penyakit jantung yang sedang
hamil harus memeriksakan kesehatannya secara teratur. Remaja yang
menderita AIDS harus mengaja pasangannya agar tidak terkena virus
HIV dengan menggunakan kondom saat bersenggama bila sudah
menikah.
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat
dilakukan melalui kelompok atau kumpulan remaja seperti: karang
taruna, pramuka, organisasi remaja, dan sebagainya. Para remaja yang
terhimpun dalam organisasi masyarakat perlu diorganisasikan agar
pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi peran sebagai istri
dapat dilakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja, terutama remaja wanita, tidak
hanya ditujukan hanya pada masalah gangguan kesehatan (penyakit
system reproduksi). Fakta perkembangan psikologis dan social perlu
diperhatikan juga dalam membina kesehatan remaja. Remaja yang
tumbuh kembang secara biologis diikuti dengan perkembangan
psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui di
dalam membina kesehatan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan
melalui bahasa remaja.
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:
7
menghasilkan keturunan. Bayi yang dilahirkan atau keturunan ini
diharapkan adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
b. Keluargayangsehat.
Remajadiajarkantentangkeluargasehatdancaramewujudkanse
rtamembinanya. Keluarga yang diidamkan (sejahtera) adalah
keluarga yang memilikinorma keluarga kecil (jumlah keluarga yang
ideal terdiri atas suami, istri, dan
duaanak),bahagia,sejahtera,aman,tenteram,disertairasaketakwaanke
padaTuhanYME.Keluargasejahterajugamemilikikemampuansociale
konomiyangmendukungkehidupan anggota keluarganya serta
mampu menabung untuk masa depan. Selain
itu,keluargasejahterajugadapatmembantudanmendorongpeningkatan
tarafhidupkeluarga lain.
d. Penyakityangberpengaruhterhadapkehamilandanpersalinanatausebalik
nya.
8
mengadakan bimbingan, antaralain penyakit jantung, penyakit
ginjal, hipertensi, DM,anemia, dantumor.
e. Sikapdanperilakupadamasakehamilandanpersalinan.
Perubahansikapdanperilakudapatterjadipadamasakehamilan
danpersalinan.Perubahansikapdanperilakudapatmengganggukesehat
an,misalnyapada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi
seperti benci dengan seseorang(suami) atau benda tertentu. Emosi
yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahanperilaku. Pada
masa persalinan atau pascapersalinan gangguan jiwa juga
mungkinterjadi.
Selainhal-haltersebutmasihadalagipermasalahanremajadan
dikaitkandengankesehatankeluarga.Bidanharusdapatmemberikanbi
mbingansewakturemaja berkonsultasi atau memberikan
penyuluhan. Bila masalah remaja sangat besar,maka dapat dirujuk
pada yang lebih ahli. Misalnya, bila remaja merasa ketakutan
yangamat sangat dalam mengahadapi kehamilan, remaja dirujuk ke
dokter spesialis jiwaatau ke psikolog. Bimbingan remaja juga
dilakukan melalui organisasi remaja sepertikarangtaruna, pramuka,
sertaorganisasi pelajar, mahasiswa, danpemuda.
2. PersiapanPranikah
Adabeberapapersiapanyangperludihadapimenjelangpernikahan,y
aitupersiapan ilmu tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis
dalam menghadapipernikahan, persiapan ruhiyyah menjelang pernikahan
serta persiapan fisik sebelummenikah.
a. PersiapanIlmutentangpernikahan.
9
mengikuti tradisi masyarakat. Bisa juga karena malu karena sudah
cukup umurtetapi masih belum juga menuju pelaminan. Alasan-
alasan seperti ini tidak memilikiakar yang jelas. Bisa juga
menjadisangat rapuh ketikamemasuki bahtera rumahtangga,
danakhirnya hancurketika badai rumah tanggadatangmenerjang.
b. Persiapanmental/psikologismenghadapi pernikahan.
mewarnairumahtanggakita.Didalampernikahanjugadiperlukanrasata
nggungjawabuntukuntuk memenuhihakdankewajiban masing-
masing.Sehinggasetiapanggotakeluargatidak hanyamenuntuthak-
haknyasaja,tetapiberusahauntuklebihdulumemenuhikewajibannya.
10
menjelang dewasaorang tua belajar untuk menjadikan anak-anaknya
sebagai teman, sebagai bagian daritim kehidupan
yangaktifmenggerakkan rodakehidupan, danseterusnya.
c. PersiapanRuhiyyah/spiritual.
Menikahituibadah,olehkarenaituseluruhprosesyangdilaluidal
ampernikahanituharusdengannuansaibadah.Prosessebelummenikahs
ampaipernikahanitusendirijugasetelahmenikahtidakbolehjauhdarinu
ansapenghambaandirikepadaAllah.Sebelummenikahpeningkatankua
litasdiridankualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoa kepada Allah
untuk mendapatkan suamiyangsholih dan anak-anakyangakan
menjadipenyejukmata.
11
itujugakitaharusmengetahuitentangseksyangsehat.Banyakornagyang
sudahmenikahtapitidaktahubagaimanaberhubunganseksdengansehat
danmenyenangkanbagimasing-
masingpasangan.Halinipentingkarenamerupakanbagian darikunci
kebahagiaandalamberumahtangga.
12
3. PentingnyaPeriksaKesehatanPranikah
Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling banyak
terjadi pada calon ibu khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya virus
toksoplasma. Virus yang bisa mengakibatkan kecacatan pada bayi ini biasanya
disebabkan seringnya kaum perempuan mengkonsumsi daging yang kurang matang
atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang piaraan. Oleh karena itu, untuk
mengetahuinya, agar dapat ditangani Secara dini diperlukan pemeriksaan
toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, dan herpes yaitu yang sering disingkat
dengan istilah pemeriksaan terhadap TORCH.
Sperma yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta
setiap cc- nya dengan gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih
dari 30% . Bila dalam pemeriksaan ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu
tiga bulan setelah pemeriksaan dianggap sudah cukup untuk melakukan
penyembuhan. Demikian halnya bagi calon mempelai wanita, jangka waktu tiga
bulan juga dianggap memadai untuk memperbaiki siklus menstruasi calon
pengantin wanita yang memiliki masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin
mengikuti terapi khusus dan intens secara kontinyu.
Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka
biasanya disarankan para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini
karena tidak mungkin janin akan bertahan hidup secara normal di dalam rahim ibu.
Meskipun pasangan ingin tetap mempertahankan janin, nantinya akan gugur juga.
Pengalaman ini biasanya di kalangan medis disebut sebagai kasus incompabilitas
resus.
Denganmelakukanpemeriksaankesehatansebelummenikahkitadapatmenget
ahuikondisipasangansertaproyeksimasadepanpernikahan,terutamayangberkaitan
dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan),
danAndajugadapatmengetahuipenyakit-
penyakityangnantinyabilataksegeraditanggulangidapat
membahayakanAndadanpasangantermasukcalon keturunan.
4. ProsedurPeriksaKesehatanPranikah
Proseduryangharusdilakukansebenarnyatidakberbedajauhdenganpemeriksa
an kesehatan lain biasanya. Anda dan pasangan membuat janji terlebih
dahuludengandokterspesialisataudokterumumkemudiansetelahmelakukanwawancar
asingkat tentang sejarah kesehatan, Anda dan pasangan wajib melakukan
pemeriksaanfisik dan rangkaian tes radiologi dan laboratorium untuk mendeteksi
kelainan-kelainanapa saja yang mungkin diderita. Idealnya, pemeriksaan kesehatan
pra nikah
dilakukanenambulanmenjelangpernikahan.Namunukuranitusebenarnyabersifatfleksi
beldalamartikapanpundapatdilakukanasalpernikahanbelumdilangsungkan,agarpenya
kit-penyakityangmungkin terdeteksidapat ditanggulangiterlebih dahulu.
5. PelayananSkriningKesehatan Pranikah
MenurutPERMENKES(2021)pelayananskriningkesehatan catinmeliputi:
1. Anamnesis
a. AnamnesisUmum
Anamnesis adalah suatu kegiatan wawancara antara tenaga
kesehatan dan klienuntuk memperoleh informasi tentang keluhan,
penyakit yang diderita, riwayatpenyakit, faktor risiko pada catin.
Keluhan utama keluhan atau sesuatu yangdirasakan oleh pasien yang
mendorong pasien mencari layanan kesehatan (tujuanmemeriksakan
diri), mendeskripsikan perkembangan gejala dari keluhan
utamatersebut.Dimulai saat pertamakali pasien merasakankeluhan.
b. Riwayatpenyakitsekarang(RPS)
Menemukan adanya gejala penyerta dan mendeskripsikannya
(lokasi,durasi, frekuensi, tingkat keparahan, faktor-faktor yang
memperburukdanmengurangi keluhan).
2. PemeriksaanFisik
Pemeriksaanfisikdilakukanuntukmengetahuidanmengidentifikasistatu
skesehatancatin.Pemeriksaanfisikdilakukanmelaluipemeriksaantandavital,pe
meriksaanstatus gizi dan pemeriksaan tandadan gejalaanemia
a. PemeriksaanTandavital
Bertujuanuntukmengetahuikelainansuhutubuh,tekanandarah,kelaina
ndenyutnadi,sertakelainanparudanjantung.Pemeriksaantandavital
dilakukan melalui pengukuran suhu tubuh ketiak, tekanan darah
(sistolikdandiastolik),denyutnadipermenit,frekuensinafaspermenit,sertaau
skultasi jantung dan paru. Catin yang mengalami masalah dengan
tandavitaldapatmengindikasikanmasalahinfeksi,Hipertensi,penyakitparu(
Asma, TB), jantung, yang jika tidak segera diobati (lemah), sakit
kepala,sesaknapas, nafsu makan menurun.
b. PemeriksaanStatusGizi
Pemeriksaanstatusgizipadacatinuntukmendeteksisecaradinimasalah
gizi kurang, gizi lebih, dan kekurangan zat gizi mikro antara
lainanemiagizibesi.Pemeriksaanstatusgizidilakukanmelaluipengukuranantr
opometridengan menggunakanIndeks Massa Tubuh dan LILA.
1) IndeksMassaTubuh
StatusgizidapatditentukandenganpengukuranIndeksMassaTubuh(IMT).
IMT merupakan proporsi standar berat badan (BB) terhadap
tinggibadan (TB). IMT perlu diketahui untuk menilai status gizi catin
dalamkaitannyadenganpersiapankehamilan.Jikaperempuanataucatinme
mpunyai status gizi kurang ingin hamil, sebaiknya menunda
kehamilan,untuk dilakukan intervensi perbaikan gizi sampai status
gizinya baik. Ibuhamil dengan kekurangan gizi memiliki risiko yang
dapat membahayakanibu dan janin, antara lain anemia pada ibu dan
janin, risiko perdarahan
saatmelahirkan,BBLR,mudahterkenapenyakitinfeksi,risikokeguguran,b
ayi lahir mati, serta cacat bawaan pada janin. IMT normal adalah
berkisarantara18,5 kg/m²-25 kg/m² (P2PTM KemenkesRI, 2019).
2) LILA(LingkarLenganAtas)
PenapisanstatusgizidilakukandenganpengukuranmenggunakanpitaLIL
A pada WUS untuk mengetahui adanya risiko KEK. Ambang
batasLILA pada WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5
cm. Apabilahasil pengukuran kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah
pita LILA,artinya perempuan tersebut mempunyai risiko KEK, dan
diperkirakan akanmelahirkanBBLR.
3) PemeriksaanTandadanGejalaAnemia
Tanda dan gejala anemia gizi besi dapat dilakukan dengan
pemeriksaankelopakmata bawah dalam, bibir,lidah, dan telapak
tangan.
Pemeriksaanfisiklengkappadacatindilakukansesuaiindikasimedisunt
ukmengetahui status kesehatan catin. Dari pemeriksaan ini diharapkan
tenaga
kesehatanmampumendeteksiadanyagangguankesehatanpadacatin,misalnya
gangguanjantung/paru,tandaanemia, hepatitis, IMS, dan lain-lain.
3. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaanpenunjang(laboratorium)yangdiperlukanolehcatinterdiridari:
Pemeriksaanrutin,meliputipemeriksaanHb,golongandarahdanrhesus
Pemeriksaan sesuai indikasi, antara lain pemeriksaan urin rutin, gula darah,
HIV, penyakit infeksi menular seksual (sifilis, gonorea, klamidiasis, dan lain-
lain), hepatitis, malaria (untuk daerah endemis), talasemia (MCV, MCH,
MCHC), TORCH (untuk catin perempuan), dan IVA atau pap smear (bagi
catin perempuan yang sudah pernah menikah).
SADANIS pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan untuk mendeteksi
adaanya kelainan dan gangguan pada payudara wanita.
4. Pemberian Imunisasi
2) TTIIadalahsatubulansetelahTT I;
3) TTIIIadalahwaktu imunisasipertamapadasaathamil;dan
4) TTIV adalahwaktu imunisasikeduapadasaat hamil.
WUSyanglahiryanglahirsetelahtahun1993yangtidakmempunyaiKMSBalit
anamun mempunyai kartu TTdiSD, makastatus imunisasinya :
1) TTIadalahwaktuimunisasi diklas ISD;
2) TTII adalahwaktu imunisasidi klasIISD;
3) TTIIIadalahwaktu imunisasicatin yangpertama;
4) TTIVadalahwaktuimunisasipertamapadasaathamil;dan
5) TTVadalahwaktuimunisasi keduapadasaathamil.
WUSyanglahiryanglahirsetelahtahun1993,mempunyaiKMSBalitadanme
mpunyaikartu TT diSD, makastatus imunisasinya :
1) TTIsampaidengan TTIVdapat dilihat diKMS dan kartuTT; dan
2) TTVadalahwaktuimunisasipertamapadasaathamil.
5. PemberianSuplementasi Gizi
Pemberiansuplementasigizibertujuanuntukpencegahandanpenanggula
ngananemia gizi besi yang dilaksanakan dengan pemberian Tablet Tambah
Darah (TTD). Padacatin, TTD dapat diperoleh secara mandiri dan
dikonsumsi 1 (satu) tablet setiap minggusepanjang tahun. Penanggulangan
anemia pada catin harus dilakukan bersamaan denganpencegahan dan
pengobatan Kurang Energi Kronis (KEK), kecacingan, malaria, TB, danHIV-
AIDS.
6. PelayananKlinisMedis
Pelayananklinismedisberupatatalaksanamedisuntukmenanganimasalah
kesehatanpadamasasebelumhamilyangdilakukanolehdokterdan/
atautenagakesehatan lainnya sesuai kompetensi dan kewenangan masing-
masing. Tata laksana
dapatberupapengobatanatauterapiyangdiberikanpadacatinsesuaidengandiagno
sis/
permasalahannya.TatalaksanadapatdiberikandiFKTPdanjejaringnyayangmem
berikan pelayanan tingkat pertama sesuai dengan standar pelayanan di FKTP.
BilaFKTP dan jejaringnya yang memberikan pelayanan tingkat pertama
tersebut tidak mampumemberikan penanganan(terkaitketerbatasan tenaga,
sarana-prasarana,obat,
maupunkewenangan)dilakukanrujukankefasilitaspelayanankesehatanyangma
mputatalaksanaatau keFKRTLuntuk mendapatkan penanganan lanjutan.
7. PelayananKesehatanLainnya
KekuranganEnergiKronis(KEK)adalahsalahsatukeadaanmalnutrisi
ataukeadaanpatologisakibatkekurangansecararelatifatauabsolutsatuatauleb
ih zatgizi(Supariasa,2014).
2. Fisiologi
KekuranganEnergiKronis(KEK)memberikantandadangejalayang
dapatdilihatdan diukur.MenurutSupariasa(2014),tanda-
tandaklinisKEKmeliputi:
a. Beratbadan<40kgatautampakkurusdanLILAkurangdari23,5cm.
b. Tinggibadan<145cm.
c. Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%.
d. Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.
e. Bibir tampak pucat.
f. Nafas pendek.
g. Denyut jantung meningkat.
h. Susah buang air besar.
i. Nafsu makan berkurang
j. Kadang-kadang pusing.
k. Mudah mengantuk.
3. Patofisiologi
ProsesterjadinyaKEKmerupakanakibatdarifaktorlingkungandanfakt
ormanusiayangdidukungolehkekuranganasupanzat-
zatgizi,makasimpananzatgizipadatubuhdigunakanuntukmemenuhikebutuh
an.Apabilakeadaaniniberlangsunglamamakasimpananzatgizi akan
habisdanakhirnyaterjadikemerosotanjaringan(Supariasadkk., 2014).
4. Komplikasi
KekuranganEnergiKronik(KEK)padasaatkehamilandapatberakibatp
adaibumaupunpadajanin yang dikandungnya.
a. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara
lain :anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal
danterkena penyakitinfeksi.
b. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan.
c. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Waryana, 2016).
5. PemeriksaanPenunjang
1) MengetahuirisikoKEKWanita UsiaSubur(WUS),baikibuhamil
maupun calon ibu untuk menapis wanita yang
mempunyairisikomelahirkanbayiberatlahir rendah.
2) Meningkatkanperhatiandankesadaranmasyarakatagarlebihberpe
ran dalam pencegahan danpenanggulanganKEK.
3) Mengembangkangagasanbarudikalanganmasyarakatdengan
tujuanmeningkatkankesejahteraanibudananak.
4) MengarahkanpelayanankesehatanpadakelompoksasaranWUSya
ngmenderitaKEK.
5) Meningkatkanperandalamupayaperbaikangizi WUS
yangmenderitaKEK (Supariasa,2014).
b. Ambangbatas
Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan
risikoKEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA
kurang
dari23,5cmataudibagianmerahpitaLILA,artinyawanitatersebutmempu
nyairisikoKEK(Supariasa,2014).
c. CaramengukurLILA
PengukuranLILAdilakukanmelaluiurutan-
urutanyangtelahditetapkan, pengukuran dilakukan dengan pita
LILA danditandaidengan sentimeter.Terdapat 7 urutan pengukuran
LILAyaitu :
1) Tetapkanposisibahudansiku,yangdiukur
adalahpertengahanlenganatas sebelah kiri dan lengan dalam
keadaantidak tertutupkain/pakaian.
2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
3) Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.
4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
5) Pita jangan terlalu kekatatau longgar.
6) Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.
7) CatathasilpengukuranLILA(Supariasa,2014)
d. IndeksMassaTubuh(IMT)
Statusgiziuntukdewasa(usia18tahunkeatas)dapatmenggunaka
nIndeksmassatubuh (IMT).
Nilaibatasambang yangkurangdapat
menyebabkanrisikoterkaitdenganmasalahkesehatan
(Hutagalung,2017).IMTinitidakbisaditerapkanpadakeadaan khusus
( penyakit)lainnya seperti Edema, Asites dan Hepatomegali. Menurut
PermenkesNomor41Tahun 2014 yang dimaksud dengan berat
badannormal adalah:
1) UntukorangdewasajikaIMT18,5-25,0
Untuk mengetahuinilaiIMT,dapatdihitungdenganrumusberikut:
IMT = Berat Badan (Kg) / Tinggi Badan x Tinggi Badan(m)
BatasambangIMTditentukandenganmerujukketentuanFAO/
WHO.UntukkepentinganIndonesia,batasambangdimodifikasi
berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian dibeberapa
negaraberkembang.
6. Faktor-FaktorYangMempengaruhiKekuranganEnergiKronik(KEK)
a. Jumlahasupanmakanan
d. Penyakit/ infeksi
f. Pendapatan Catin
7. Penatalaksanaan
PenatalaksanaanKEKmeliputi:
a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
bergizi
seimbangdanharusmeliputienamkelompok,yaitumakananyangmengan
dungprotein(hewanidannabati),susudanolahannnya(lemak),rotidanbiji
-bijian(karbohidrat),buahdansayur-sayuran.ProverawatidanSiti,
(2009)dalamFarid,Titania(2019).
b. Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil Ibu hamil
membutuhkantambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin,plasenta, jaringan payudaradancadanganlemak.
Tambahanenergiyangdiperlukanselamahamilyaitu27.000– 80.000
Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkanoleh
janin untuk tumbuh dan
berkembangadalah50-95Kkal/hari.Kebutuhan tersebutterpenuhi
denganmengkonsumsisumbertenaga(kalori/energi)sebanyak9porsi,su
mberzatpembangun(protein)sebanyak10porsidansumberzatpengaturs
ebanyak6porsi dalamsehari.
c. Memberikanibumakanantambahan(PMTbagiibuhamil)
PMTpemulihanbumilKEKadalahmakananbergiziyangdiperuntukkanb
agiibuhamilsebagaimakanantambahan
untukpemulihangizi,PMTPemulihanbagiibuhamildimaksudkansebaga
itambahanmakanan,bukansebagaipenggantimakanansehari-
hari.PMTdilakukanberbasisbahan makanan
lokaldenganmenukhasdaerahyangdisesuaikan
dengankondisisetempat.Mulaitahun2012,KementrianKesehatanRIme
nyediakananggaranuntukikegiatanPMT pemulihanbagi balita
kuranggizidanibuhamilKEKmelalui
BantuanOperasionalKesehatan(BOK).
PMTdiberikankepadabuyanghamilsetiaphariselama90hariberturut-
turutatau dikondisikan dengan keadaan geografis dansumber daya
kader masyarakatyangmembantuprosesmemasakPMT(Panduan
Penyelenggaraan PMT (Pemulihan Bagi Balita GiziKurang dan Ibu
Hamil).
d. Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan
memperbaiki sistem distribusi dan monitoring secara terintegrasi
dengan program lainnya seperti pelayanan ibu hamil dll..
e. Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama hamil
untuk mendapatkan pelayanan secara maksimal.
f. Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA
PengukurandilakukandenganpitaLILAdanditandaidengansentimeter,d
enganbatasambang23,5cm(batasantaramerahdanputih).Beratbadanada
lahsalahsatuparameteryangmemberikangambaranmasatubuh.Masatub
uhsangatsensitiveterhadapperubahan-
perubahanyangmendadak,misalnyakarenaterserangpenyakitinfeksi,m
enurunnyanafsumakanataumenurunnyajumlahmakananyangdikonsu
msi. Waryana, (2010)dalam Farid Titania,(2019).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA Nn “A ” DENGAN KEK
DI PUSKESMAS SENARU KEC. BAYAN KLU
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITASPASIEN
1. Identitas Klien
Identitias Klien Identitas Calon Suami
a. Nama :Ny”A” a. Nama :Ny”K”
b. Umur :19 tahun b. Umur :23tahun
c. Suku Bangsa : Sasak c. Suku Bangsa :
d. Agama :Islam d. Agama :Islam
e. Pekerjaan :Tidak ada e. Pekerjaan :Honorer
f. PendidikanTerakhir :SMP f. PendidikanTerakhir :SMP
g. Alamat : Dusun Loloan, Desa g. Alamat : Dusun Mandala, desa Bayan Kec.
Loloan, Kec. Bayan Bayan
2. Alasan Datang
Nn “A” dan Tn “K” datang kepuskesmas karena ingin melakukan pemeriksaan
pranikah sebagai persyaratan KUA
3. Keluhan Utama
Nn “A” dan Tn “K” mengatakan akan menikah pada bulan September 2023 dan
ingin berkonsultasi serta melakukan pemeriksaan kesehatan.
4. Riwayat Menstruasi
Umur Menarche : 12 tahun
Lamanya haid : 6 hari
Jumlah darah haid : 2 kali ganti pembalut
27
Haiad terakhir : 14 agustus 2023
Gangguan haid : tidak ada
Flour albus : tidak ada
5. Riwayat Kesehatan
a. RiwayatKesehatanKlien
a) Riwayat Kesehatan Nn “A” : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit
b) Riwayat Kesehatan Tn “ K” : pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit
Asma
b. Riwayat Kesehatan keluarga
a) Riwayat Kesehatan Keluarga Nn “A”
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit pada keluarga seperti TBC,
Hepatitis, Campak, HIV/AIDS, asma, jantung, Diabetes mellitus dan
hipertensi
b) Riwayat Kesehatan Keluarga Tn “K”
Pasien mengatakan ada riwayat penyakit asma pada keluagranya dan tidak
ada riwayat penyakit lain seperti TBC, Hepatitis, Campak, HIV/AIDS,
jantung, Diabetes mellitus dan hipertensi
6. Riwayatimunisasi TT
Nn “A” mengatakan tidak pernah diberikan imunisasi Tetanus Toksoid
7. Riwayat Sosial Budaya
Nn “A” dan Tn “K” mengatakan tidak ada kepercayaan dalam budaya pada
pranikah.
8. Pola Kebiasaan sehari-hari
a) Pola Nutrisi dan Cairan
Nutrisi
Cairan
Pola kebiasaan Nn “A” Tn “K” Keluhan
Minum >5 gelas air putih >5 gelas air putih Tidak ada
sehari sehari dan 1 gelas
28
kopi
Kebiasaan minum Tidak pernah Tidak pernah Tidak ada
alcohol
c) Pola Aktifitas
d) Eliminasi:UrinedanFeses
FesesFrekue
nsiKonsisten 2 1 Tidak
siWarna xsehariLunak xsehariLunakKek adaTidak
Kekuningan uningan adaTidaka
da
29
e) PersonalHygene
f) Pola kebiasaan
B. PEMERIKSAANFISIK
1. Keadaan umum
Pemeriksaan Nn “A” Pemeriksaan Calon suami Tn”K”
1) Kesadaran:Composmentis 1) Kesadaran:Composmentis
2) Keadaanumum:Baik 2) Keadaanumum:Baik
3) Tanda-tandavital 3) Tanda-tandavital
Tekanan Darah : 106/65 mmhg Tekanan Darah : 110/70 mmhg
Nadi :80x/menit Nadi :90x/menit
30
Suhu:37 C Suhu:37 C
RR :20 x/menit RR :20 x/menit
4) Antropometri 4) Antropometri
BB : 40 Kg BB : 55 Kg
TB : 155 cm TB : 161 cm
Lila : 22.8 cm
2. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Nn”A” Tn”K”
1) Kepala
Wajah Wajah tidak pucat, Wajah tidak pucat,
Mata Konjungtiva (tidak pucat) Konjungtiva (tidak pucat)
Sklera (tidak anemis) Sklera (tidak anemis)
Mulut dan gigi Bibir tidak pucat dan tidak Bibir tidak pucat dan tidak
kering, mulut bersih, tidak ada kering, mulut bersih, tidak
sariawan,warna gusi ada sariawan,warna gusi
kemerahan, gigi ada yang kemerahan, gigi tidak ada
berlubang. yang berlubang.
2) Leher Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran
thyroid, vena jugularis dan kelenjar thyroid, vena
kelenjar limfe jugularis dan kelenjar limfe
3) Dada Tidak ada retraksi dada dan Tidak ada retraksi dada dan
tidak ada kelainan tidak ada kelainan
4) Payudara Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan
(pasien malu) pemeriksaan
5) Abdomen Tidak ada bekas luka operasi, Tidak ada bekas luka
tidak ada masa dan tidak ada operasi, tidak ada masa dan
nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
6) Genitalia Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan
pemeriksaan
31
7) Ektremitas
Atas Simetris, tidak ada oedema Simetris, tidak ada oedema
Simetris, tidak ada oedema, Simetris, tidak ada oedema,
Bawah lutut dan persendian tidak lutut dan persendian tidak
terasa kaku, replek patella (+) terasa kaku, replek patella
(+)
32
C. PEMERIKSAANPENUNJANG
a. Laboratorium
Tanggal 1 September 2023
Pemeriksaan Nn”A” Tn”K” Nilai Rujukan
Hemoglobin(HGB) 12.3g/dl 12,5g/dl L : 13,5-17 gr%
P : 12-15 gr%
PPtes Negatif negatif
Golongan darah O AB
Gula darah 96 103
HBSAg Non Reaktif Non Reaktif Non Reaktif
HIV Non Reaktif Non Reaktif Non Reaktif
Sifilis Non Reaktif Non Reaktif Non Reaktif
33
1) Jelaskan inform consent kepada pasien mengenai prosedur pemeriksaan
yang dilakukaan
2) Lakukan pemeriksaan fisik dan tanda vital kepada pasien.
3) Arahkan pasien untuk pemeriksaan Laboratorium.
4) Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada pasien.
5) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang Nutrisi dan pentingnya
konsumsi tablet tambah darah untuk persiapan kehamilan yang sehat dan
resiko yang ditimbulkan.
6) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang perencanaan
penundaan kehamilan pada wanita usia subur dengan usia <20 tahun
beserta resiko yang bisa terjadi.
7) Berikan pendidikan kesehatan tentang pernikahan yang ideal.
8) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang Prilaku Hidup Bersih
Dan Sehat (PHBS) bagi lingkungan rumah tangga.
9) Berikan pendidikan kesehatan untuk menjaga kesehatan.
10) Anjurkan untuk tetap menjaga kesehatan reproduksi.
11) Motivasi klien untuk mempersiapkan mental dan psikis untuk persiapan
pernikahan.
12) Lakukan konseling persiapan penggunaan alat kontrasepsi.
13) Berikan imunisasi TT untuk mencegah calon pengantin terhindar dari
penyakit tetanus toksoid.
14) Berikan tablet Fe dan asam folat
15) Lakukan kolaborasi dengan petugas gizi.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 1 September 2023, Pukul 10. 40 wita
1) Melakukan inform consent kepada pasien mengenai prosedur pemeriksaan
yang dilakukaan.
2) Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda vital kepada pasien yang berguna
untuk mengetahui status kesehatan pasien.
3) Menganjurkan pasien untuk pemeriksaan Laboratorium yaitu pemeriksaan
Haemoglobin, golongan darah, penyakit menular ( HIV, Sifilis, HBSAg)
34
dan PPtes.
4) Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada klien,
yaitu bahwa calon pengantin wanita mengalami kekurangan energy kronik
(KEK) dan hasil pemeriksaan lainnya masih dalam batas normal.
5) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang pentingnya
perbaikan Nutrisi dengan makan makanan bergizi dengan menu seimbang
dan pentingnya konsumsi tablet tambah darah untuk persiapan kehamilan
yang sehat dan resiko yang ditimbulkan, akibat dari kekurangan energy
kronik yang dideritanyaseperti Keguguran, IUGR,BBLR,Stuntingbahkankematian
bayi.
6) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang perencanaan
penundaan kehamilan pada wanita usia subur dengan usia <20 tahun
beserta resiko yang bisa terjadi, seperti ketidaksiapan dalam mental serta
psikis, resiko perdarahan pada kehamilan, kesulitan dalam persalinan, dan
resiko panggul sempit.
7) Memberikan pendidikan kesehatan tentang pernikahan yang ideal yaitu
kehidupan berkeluarga harus didasari rasa kasih saying, saling
menghargai, dan menghormati pasangan dan terbebas dari kekerasan fisik,
psikis dan seksual, penelantaran rumah tangga dan ekploitasi..
8) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang Prilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) bagi lingkungan rumah tangga, seperti prilaku
tidak merokok.
9) Memberikan pendidikan kesehatan untuk menjaga kesehatan seperti
melakukan aktifitas fisik secara teratur, makan makanan bergizi seimbang,
cek kesehatan secara rutin, hindari merokok, dan menum beralkohol.
10) menganjurkan untuk tetap menjaga kesehatan reproduksi.
a) Tidak menggunakan pakaian yang ketat.
b) Saat haid mengganti pembalut setidaknya 4 jam sekli
c) Mengganti pembalut stelah BAB/BAK
d) Apabila ada keluhan terkait kesehatan reproduksisegera memeriksakan
diri ke petugas kesehatan atau fasilitas kesehatan.
11) Motivasi klien untuk mempersiapkan mental dan psikis untuk persiapan
pernikahan sehingga rumah tangganya dapat terbentuk dengan harmonis
35
dan bahagia.
12) Melakukan konseling persiapan penggunaan alat kontrasepsi yang berguna
untuk mengatur jumlah anka, mengatur jarak kehamilan dan menyiapkan
kehamilan dengan baik.
13) Memberikan imunisasi TT untuk mencegah calon pengantin terhindar dari
penyakit tetanus toksoid dan menyiapkan kehamilan yang aman, yaitu
dosis 0,5 cc yang disuntikan di lengan kiri bagian secara intra muscular
(IM).
14) Memberikan tablettambah darah 10 tablet, dengan anjuran minum 1 tablet
1 minggu dan 1 tablet setiap hari jika haid.
15) Melakukankolaborasi dengan petugas gizi untuk pemberian konseling
tentang nutrisi.
VII. EVALUASI
Tanggal 1 September 2023, Pukul 11.00 wita
1) Klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ingin melakukan
pemeriksaan calon pengantin sesuai yang dianjurkan.
2) Klien mengikuti arahan pemeriksaan tanda vital dan fisik dengan baik dan
kooperatif serta mengetahui hasil pemeriksaan dirinya.
3) Klien bersedia untuk menjalankan anjuranyang diberikan yaitu seperti
menjaga kesehatan reproduksi, memeriksakan diri secara rutin,makan
makanan yang bergizi dengan menu seimbang dan mengkonsumsi tablet
tambah darah sesuai yang anjuran yang diberikan.
4) Klien sudah siap dengan persiapan pernikahan pada bulan September 2023.
5) Melakukan kolaborasi dengan dengan petugas gizi untuk pemberian
konseling nutrisi dan tablet tambah darah serta asam folat.
36
BABIV
PEMBAHASAN
Penulis melakukan Asuhan pada pada pasien Nn“A” dan Tn “K” di Ruang KB
puskesmas senaru tanggal 1 September 2023. Berapahal yang perlu di bahas dan di
perhatikan. Penerapan kasus kebidanan tersebut penulis telah berusaha mencoba
menerapkan proses Asuhan Kebidanan pada klien calon pengantin dengan
KEKsesuaidenganteori-teoriyangadauntukmelihatlebihjelasasuhankebidanan yang di
berikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai akan diuraikansesuai dengan
prosedur di mulai dari Pengkajian, Diagnosa , Intervensi, ImplementasidanEvaluasi.
Nn. “A” merupakan calon pengantin dengan usia yang kuramg <20tahun yang
butuh banyak bimbingan dalam melangsungkan pernikahan dan persiapan kehamilan. Nn
A dan Tn K mempersiapkanpernikahannya dengan cukup baik karena datang
kepelayanan kesehatan 3 minggu sebelum menikah. Sehingga dapat mengetahui masalah
yang dimilikinya dan dapat memperbaiki lebih dini. Nn. A memiliki LILA yaitu 22.5 cm
dan IMT yaitu 16,7 kg/m2. Hal ini menunjukkan ada masalah pada gizi Nn. E. Meskipun
dari hasil lab Hb normal yaitu 12,3 g/dl.
StatusKEKdilihatdaripengukuranLILAdanIMT.Subjekdikatakanmemiliki resiko
KEK jika hasil pengukuran LILA <23,5 cm dan IMT
<18,5kg/m².CalonpengantinwanitayangmemilikiLILA<23,5cmdanIMT<18,5 kg/m²
termasuk dalam KEK.Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana
seorang ibumengalami keadaan kekurangan energi dan protein yang
berlangsungsecaramenahun (kronis) sehingga mengakibatkan terjadinyagangguan
kesehatanpada ibu yang ditandai denganLILA kurangdari23,5cmdantampakkurus
berisiko melahirkananak Intra Uterine GrowthRetardation(IUGR),BeratBadanLahir
Rendah(BBLR)danstunting (Soejiningsih, 2014).
Dalam kasus Nn. A terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan KEKyaitu
Pola makannya tidak seimbang, kurang makan sayur dan susu sehinggakekurangan gizi
berupaprotein,zat besi,kalsiundanlainnya, ditambah dengan status Nn. A yang masih
remaja. HalinisejalandenganbeberapahasilpenelitianChristianP,SmithER, (2018) dalam
Hendra, Agus, (2019). “Polamakan dan aktivitasfisikpada
remajasangatmempengaruhikesehatandan kecukupanasupanzatgizinya“.
Kebutuhanzat gizi berupa energi, protein, zat besi, kalsium dan yanglainnya
meningkat pada masa remaja untuk mendukung pertumbuhan danperkembangan yang
37
optimal. Pada wanitausiasuburketidaktahuanataukurangnya informasi tentang kesehatan
dan gizi di latar belakangi
olehpendidikanyangdimilikinya.Pendidikanmemilikiketerkaitanyangdalamdenganstatus
kesehatandangizi.Sehingga
tingkatpendidikanyanglebihtinggilebihmudahmenerimainformasidenganmengimplementa
sikannyadalamperilakudangayahidupsehat,khususnyadalam halkesehatan
dangizi(Mahirawati,2014).
Dalam penatalaksanaannyapenulismenetapkanasuhan kebidanansebagaiberikut :
38
Penyebablain dari sisi ibu antaralainibuyang memiliki perawakan
pendek,jarakkelahiranyangterlalu dekat, dankehamilanremaja. (Prendergast&
Humphrey,2014).
Tambahanenergiyangdiperlukanselamahamil yaitu27.000–80.000Kkal atau 100
Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkanoleh janinuntuk tumbuh dan
berkembangadalah50-95Kkal/hari.Kebutuhantersebutterpenuhidenganmengkon
sumsi sumber
tenaga(kalori/energi)sebanyak9porsi,sumberzatpembangun(protein)sebanyak 10
porsi dan sumber zat pengatur sebanyak 6 porsi dalam sehari.(Farid,
Titania,2019)
MemberiAsuhanKIEpadaOSmengenaitujuandilakukanimunisasiTT.
Pemberian imunisasi merupakan bagian terpenting dalam layanan
pranikahpada calon pengantin perempuan. Imunisasi yang diberikan kepada
calonpengantinperempuanadalahimunisasiTT.BuktiimunisasiTTharusdiserahka
nkeKUAsebagaisalahsatusyaratadministrasimendaftarpernikahan.
Pemberian imunisasi tetanus toxoiddilakukan dalam upaya pencegahandan
perlindungan terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi
tetanustoxoiddilakukanuntukmencapaistatusT5hasilpemberianimunisasidasarda
n lanjutan. Status T5 ditujukan agar wanita usia subur
memilikikekebalanpenuh. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Lassi,
etal(2014)bahwaimunisasi selama periode prakonsepsi dapat mencegahbanyak
penyakit yang mungkin memiliki konsekuensi serius atau bahkanterbukti fatal
bagi ibu atau bayiyangbarulahir (Lassi,Dean,etal.,2014).
Melakukakn asuhan kebidanan pranikah lainnya yaitu suplementasi
gizipadacalon pengantinberupaFedan asam folat
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Opon, et al
(2017)bahwaibuhamilbiasanyatidakmenyadaribahwadirinyahamilpadaawalkeha
milan,sehinggasuplementasiasam folatlebih baik
diberikandarisebelumhamil.Suplaiasamfolatyangtepatdarimasaprakonsepsi,keha
milan,danlaktasisangatmenentukanperkembangandanpertumbuhanjaninyangtep
at.Asamfolatadalahzatyangpaling pentingdalamunsur-unsursel-selpembagi
karena memainkan peranpenting dalam sintesis DNA. Pada awal kehamilan,
permintaan asam folatyang tidak disintesis dalam
tubuhmanusiameningkat.Asam folat yangdapat dipenuhimelaluipasokan
39
makananyang kayaasam folat hanyasekitar 150-250 μg. (Bomba-Opoń etal.,
2017).
Zatbesiadalahkomponenpentinghemoglobin.Setiapmolekulhemoglobinmengikat
oksigenuntukdiedarkankeseluruhtubuh(Indartanti,2014)
40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
DarihasilpelaksanaanasuhanpadaNn. A dan Tn. KdenganKEKdiRuangKB
Puskesmas Senaru. Kec. Bayan, KLU, dapatdisimpulkan:
1. Pada pengkajian kasus Nn. A umur 19 tahun dengan data subyektif
yaitucalon pengantin dan data obyektif yaitu keadaan umum cukup,
kesadarancomposmentis,vitalsignTD;106/65mmHg,N;80x/menit,R;20x/me
nit,S;37ºC,LILA 22.5 cmdanIMT16,7 kg/m²
5. Pada kasus ini, perencanaan yang diberikan sesuai dengan keadaan Nn.
AyangmeliputipenjelasantentangkondisinyayangmendertitaKEK,memberin
asehatpadaNn.Auntukmengkonsumsimakananbergizi danistirahat yang
cukupsertamelakukanolahraga.
B. Saran
1. BagiInstitusi
41
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan daftar pustaka bagi Mahasiswa StikesHamzar
Lombok Timur dalam menerapkan ilmu dan asuhan kebidanan pada klienasuhan kebidanan
pranikah dengan kasus KEK’
2. BagiPuskesmas
Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas sudah baik diharapkan
untuklebihmeningkatkankualitaspelayanandalampengelolaanasuhankebidanan
pranikahdenganKEK.
3. BagiPenulis
Diharapkandapatmenjadikoreksidanpedomanbagipenulistentangasuhankebidanan
pranikahdenganKEKselanjutnya.
4. BagiPasien
Diharapkan klien mampu memberikan penanganan segera apabila
menderitaKEKdenganmemberikansuplementambahandanmenugiziseimbang
42
DAFTAR PUSTAKA
Bomba-Opoń,D.,Hirnle,L.,Kalinka,J.,&Seremak-Mrozikiewicz,A.
(2017).FolateSupplementationDuringThePreconception Period,
Pregnancy
And Puerperium. Polish Society Of Gynecologists And
ObstetriciansGuidelines. Ginekologia Polska, 88(11),
633–636.Https://Doi.Org/10.5603/GP.A2017.0113
DhillonJ,CraigBA,LeidyHJ,AmankwaahAF,AnguahKO-B,JacobsA,JonesBL,
Jones JB,KeelerCL,KellerCEM.Theeffectsof increasedprotein
intakeonfullness:Ameta-analysisanditslimitations.
JournaloftheAcademyofNutritionandDietetics.2016;116(6):968-983
Farid, Titania,(2019). AsuhanKebidananPadaIbu Hamil
DenganKekuranganEnergiKronis(KEK)DiPuskesmasKelayanTimurBanjar
masinTahun2019
Fauziyah,Anny.2017.PengaruhPendidikanKesehatanTentangNutrisiPrakonsepsiTe
rhadapTingkatPengetahuan,SikapdanPraktikKonsumsiMakananSehat
WanitaPranikahdiKotaTegal.Tesis.Jakarta:UniversitasIndonesia
Hardinsyah, Supariasa IDN. Ilmu Gizi Teori &Aplikasi. Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran(EGC);2016.
Hoelman, M. B., Tua, B., Parhusip, P., Eko, S.,Bahagijo,S.,&Santono,H.(2015).
Panduan SDGs.
Jakarta: Infid.Susilowati. Kuspriyanto. 2016.
GizidalamDaurKehidupan,Bandung:PTRefika Aditama.
Kementerian Kesehatan RI, (2015).BukuAjarKesehatanIbudanAnak.Jakarta:
Kementerian
KesehatanRI;2015.
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2016.
BadanPenelitiandanPengembanganKesehatanKementerianKesehatanRI.
Jakarta : 2016
Lassi,Z.S.,Imam,A.M.,Dean,S.V.,&Bhutta,Z.A.(2014).Preconception Care:
ScreeningAndManagementOfChronic DiseaseAndPromoting
PsychologicalHealth.ReproductiveHealth,11(Suppl3),1–20.
https://doi.org/10.1186/1742-4755-11-S3-S5
Mahirawati, V. K. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
KekuranganEnergiKronispadaIbu Hamildi Kamoning dan
Tambelangan,KabupatenSampang,JawaTimur.BuletinPenelitianSistemKes
ehatan,193–202.
Stephanie Patricia, Sari Komang dan Ayu Kartika, (2016). Gambaran
KejadianKurang Energi Kronik Dan Pola Makan Wanita Usia Subur Di
DesaPesinggahanKecamatanDawanKlungkungBali2014.E-
43
Jurnalmedika,Vol. 5No.6.
Supariasa, I Dewa Nyoman, (2014). Pendidikan dan Konsultasi Gizi.
Jakarta :Penerbit BukuKedokteran EGC
Varney, Helen (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2.
Jakarta:EGC
44
45