Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA NY “H ” DENGAN KEK


DI PUSKESMAS SENARU KEC. BAYAN KLU
TANGGAL 2 SEPTEMBER 2023

KASIANTEN
NIM.113421143

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATAN(STIKES)HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2023

1
PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

Laporan Kasus Atas Nama Ridani NIM : 113421143 dengan judul “ Asuhan
Kebidanan Pranikah Pada Nn “ H” dengan KEK Di Puskesmas Senaru Kec.
Bayan KLU”

Telahdisetujui

PembimbingLahan Tanggal

Hj. Rusniatun, Amd. Keb, SKM


NIP.

PembimbingPendidikan Tanggal

Siti Naili Ilmiyani, S. ST., M. Keb


NIDN.

Mengetahui

ProgramStudiProfesi Bidan
Ketua,

Eka Faizaturrahmi, S.ST., M.Kes.


NIDN. 0808108904

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama
di negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan Sustainable Development
Goals (SDGs) periode 2015-2030 terdapat berbagai tujuan pembangunan dunia
yang ingin dicapai bersama seperti memberantas kelaparan, meningkatkan gizi serta
meningkatkan kesehatan semua kalangan termasuk pada wanita usia subur (WUS)
salah satunya adalah calon pengantin (Hoelman et al., 2015).
Pada usia pra nikah gizi yang optimal dapat membantu untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang normal. Pengaturan makanan sehari-
hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan individu dengan memperhatikan prinsip pedoman gizi seimbang seperti
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat
badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk
mencegah masalah gizi (Kemenkes RI, 2016).
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah
menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi Masa prakonsepsi
merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu
dari tiga bulan hingga satutahun sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup
waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Status
gizi WUS atau wanita pranikah selamA tiga sampai enam bulan pada masa
prakonsepsi akan menentukan kondisi bayi yang dilahirkan. Prasayarat gizi
sempurna pada masa pra konsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan
sehat (Susilowati, dkk, 2016).
Adapun pentingnya menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah sebelum
kehamilan disebabkan karena gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-
alat reproduksi seperti lancarnya proses pematangan telur,produksi sel telur dengan
kualitas baik,dan proses pembuahan yang sempurna. Gizi yang baik juga dapat
berperan penting dalam penyediaan cadangan gizi untuk tumbuh-kembang janin.

3
Bagi calon ibu, gizi yang cukup dan seimbang akan memengaruhi kondisi
kesehatan secara menyeluruhpa dan masa konsepsi serta akan dapat memutuskan
mata rantai masalah kekurangan gizi pada masa kehamilan (Susilowati dkk . 2016).
Kekurangan energi kronik (KEK) adalah keadaan dimana tubuh kekurangan
energi dalam waktu panjang dan dapat menggambarkan keadaan gizi sejak masa
lampau. KEK dapat dialami wanita usia subur (WUS) atau calon ibu yang berumur
15-45 tahun. Supariasa (2014) dalam Melani, Vitria (2018).
Komplikasi pada kekurangan energi kronik (KEK) yaitu : Pada masa
prakonsepsi yaitu Gangguan reproduksi, anemia, kekurangan nutrisi, dan rentang
terkena penyakit. Pada ibu Hamil keguguran, anemia, dan IUFD, Pada Persalinan
perdarahan, anemia, persalinan lama dan infeksi, Pada Bayi berat badan lahir
rendah (BBLR), kematian perinatal,dan cacat lahir. Menurut Riskesdas angka
kejadian keguguran pada tahun 2017 di Indonesia sebesar 4% pada kelompok
perempuan pernah kawinusia10-59 tahun, persentase kejadian abortus spontan di
Indonesia berdasarkan kelompok umur yaitu 3,8 pada kelompok umur 15-19
tahun5,8% pada kelompok umur 15-19 tahun,5,8% pada kelompok umur 20-
24tahun, 5,7% pada kelompok umur 25-29 tahun 5,7% pada kelompok umur30-
39% tahun (kemenkes RI, 2015). Besarnya kemungkinan keguguranyang terjadi
pada wanita usia subur adalah 10%-25% (Purwaning rumetal., 2017).
Berdasarkan data Riskesdas 2016 menunjukkan bahwa kekurangan energi
kronik pada wanita usia subur (WUS) dan tidak hamil di Indonesia adalah 20,8 %.
Menurut umur kejadian kekurangan energi kronik pada tahun 2013 yaitu sebesar
46,6 % kejadian ini lebih tinggi dari dari tahun 2007 sebanyak 30,9% (Kemenkes
RI, 2016).
Kurang energi kronik (KEK) masih merupakan masalah gizi utama yang
sering menimpa WUS. Seseorang dapat dikatakan KEK apabila hasil dari
pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dibawah 23,5 cm. Prevalensi KEK pada
WUS di Indonesia menurut Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)
tahun 2015 menunjukkan angka sebesar 20,97%. Dampak dari wanita pranikah
yang menderita KEK antara lain dapat mengakibatkan terjadinya anemia, kematian

4
pada ibu pada saat melahirkan, kematian janin, bayi berat lahir rendah (BBLR),
kelahiran prematur, lahir cacat hingga kematian pada bayi (Stephanie dkk. 2016).
Berbagai faktor dapat mempengaruhi status gizi wanita pranikah sebelum
kehamilan. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah umur, pendidikan, dan status
gizi. Sedangkan selama kehamilan beberapa faktor yang mempengaruhi adalah
frekuensi kehamilan, derajat aktivitas fisik, komplikasi penyakit saat hamil, kondisi
psikologis dan asupan pangan (Badriah dalam Fauziyah, 2017).
Pengetahuan mengenai gizi berperan penting dalam pemenuhan kecukupan
gizi seseorang. Tingkat pengetahuan akan mendorong seseorang memiliki
kemampuan yang optimal berupa pengetahuan dan sikap. Kurangnya pengetahuan
terhadap gizi akan mempengaruhi seseorang dalam memahami konsep dan prinsip
serta informasi yang berhubungan dengan gizi. Siwi, 2009 dalam Simatupang,
Abdul Malik (2019).

B. Tujuan
1) Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan Pra Nikah dan Pra Konsepsi


dengan KEK di Puskesmas Senaru, Kec. Bayan, KLU.
2) Tujuan Khusus

a) MengetahuiPengertianPranikah
b) Mengetahui Persiapan Pranikah
c) Mengetahui Pentingnya Periksa Kesehatan Pranikah
d) Mengetahui Jenis Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
e) Mengetahui Manfaat Periksa Kesehatan Pranikah
f) Mengetahui Prosedur Periksa Kesehatan Pranikah
g) Mengetahui Persiapan Menjelang Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
h) Mengetahui Pengertian KEK

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pranikah

1. Pengertian Pranikah
Kata dasar dari pranikah ialah “nikah” yang merupakan ikatan
(akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum
danajaran agama. Imbuhan kata pra yang memiliki makna sebelum,
sehingga arti dari pranikah adalah sebelum menikah atau sebelum
adanyanya ikatan perkawinan (lahir batin) antara seorang pria dan
wanita sebagai suami istri (Setiawan, 2017).
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan,
perkawinanadalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istridengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan KetuhananYang Maha Esa
dengan batas usia 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk
perempuan. Akan tetapi, berdasarkan UU No. 35 tahun 2014 tentang
perubahanatas UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, usia
kurang dari 18 tahun masih tergolong anak-anak. Oleh karena itu,
BKKBN memberikan batasan usia pernikahan 21 tahun bagi perempuan
dan 25 tahun untuk pria. Selain itu, umur idealyangmatangsecara
biologis dan psikologis adalah 20 – 25 tahun bagi wanita dan umur 25 –
30 tahun bagi pria (BKKBN,2017). Sedangkan, pasangan yang akan
melangsungkan pernikahan/akad perkawinan disebut calon pengantin
(Setiawan, 2017).
Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu
dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja diberi pengertian
tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam
menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan
persalinan, serta pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca
kehamilan.

6
Pemeriksaan kesehatan dianjurkan bagi remaja yang akan
menikah. Tujuan dari pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui
secara dini kondisi kesehatan para remaja. Jika ditemukan penyakit atau
kelainan didalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera
dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi, maka
diupayakan masalah tersebut tidak bertambah berat atau menular kepada
pasangannya. Misalnya remaja penderita penyakit jantung yang sedang
hamil harus memeriksakan kesehatannya secara teratur. Remaja yang
menderita AIDS harus mengaja pasangannya agar tidak terkena virus
HIV dengan menggunakan kondom saat bersenggama bila sudah
menikah.
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat
dilakukan melalui kelompok atau kumpulan remaja seperti: karang
taruna, pramuka, organisasi remaja, dan sebagainya. Para remaja yang
terhimpun dalam organisasi masyarakat perlu diorganisasikan agar
pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi peran sebagai istri
dapat dilakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja, terutama remaja wanita, tidak
hanya ditujukan hanya pada masalah gangguan kesehatan (penyakit
system reproduksi). Fakta perkembangan psikologis dan social perlu
diperhatikan juga dalam membina kesehatan remaja. Remaja yang
tumbuh kembang secara biologis diikuti dengan perkembangan
psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui di
dalam membina kesehatan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan
melalui bahasa remaja.
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Perkawinan yang sehat.

Remaja dibimbing tentang bagaimana mempersiapkan diri


menghadapi perkawinan ditinjau dari sudut kesehatan. Perkawinan
bukan hanya sekedar hubungan antara suami dan istri. Perkawinan

7
menghasilkan keturunan. Bayi yang dilahirkan atau keturunan ini
diharapkan adalah bayi yang sehat dan direncanakan.

b. Keluargayangsehat.

Remajadiajarkantentangkeluargasehatdancaramewujudkanse
rtamembinanya. Keluarga yang diidamkan (sejahtera) adalah
keluarga yang memilikinorma keluarga kecil (jumlah keluarga yang
ideal terdiri atas suami, istri, dan
duaanak),bahagia,sejahtera,aman,tenteram,disertairasaketakwaanke
padaTuhanYME.Keluargasejahterajugamemilikikemampuansociale
konomiyangmendukungkehidupan anggota keluarganya serta
mampu menabung untuk masa depan. Selain
itu,keluargasejahterajugadapatmembantudanmendorongpeningkatan
tarafhidupkeluarga lain.

c. Sistem reproduksi dan masalahnya.

Tidak semua remaja memahami system reproduksi manusia.


Membicarakansystemreproduksidianggaptabubagibeberapakalangan
remaja.Penjelasanmengenaiperubahanyangterjadipadasystemreprod
uksipadamasakehamilan,persalinan, dan pascapersalinan perlu
diberikan. Penjelasan mengenai perawatan
bayisertagangguansystemreproduksi,sepertigangguanmenstruasi,kel
ainansystemreproduksi dan penyakit, juga hendaknya diberikan.
Penyakit system reproduksi yangdimaksudadalahpenyakit-
penyakithubunganseksual,HIV/AIDS,dantumor.

d. Penyakityangberpengaruhterhadapkehamilandanpersalinanatausebalik
nya.

Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui


penyakit-penyakit
yangmemberatkankehamilandanmembahayakanmasakehamilanatau
persalinan.Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu

8
mengadakan bimbingan, antaralain penyakit jantung, penyakit
ginjal, hipertensi, DM,anemia, dantumor.

e. Sikapdanperilakupadamasakehamilandanpersalinan.

Perubahansikapdanperilakudapatterjadipadamasakehamilan
danpersalinan.Perubahansikapdanperilakudapatmengganggukesehat
an,misalnyapada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi
seperti benci dengan seseorang(suami) atau benda tertentu. Emosi
yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahanperilaku. Pada
masa persalinan atau pascapersalinan gangguan jiwa juga
mungkinterjadi.

Selainhal-haltersebutmasihadalagipermasalahanremajadan
dikaitkandengankesehatankeluarga.Bidanharusdapatmemberikanbi
mbingansewakturemaja berkonsultasi atau memberikan
penyuluhan. Bila masalah remaja sangat besar,maka dapat dirujuk
pada yang lebih ahli. Misalnya, bila remaja merasa ketakutan
yangamat sangat dalam mengahadapi kehamilan, remaja dirujuk ke
dokter spesialis jiwaatau ke psikolog. Bimbingan remaja juga
dilakukan melalui organisasi remaja sepertikarangtaruna, pramuka,
sertaorganisasi pelajar, mahasiswa, danpemuda.

2. PersiapanPranikah
Adabeberapapersiapanyangperludihadapimenjelangpernikahan,y
aitupersiapan ilmu tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis
dalam menghadapipernikahan, persiapan ruhiyyah menjelang pernikahan
serta persiapan fisik sebelummenikah.
a. PersiapanIlmutentangpernikahan.

Hal yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi


pernikahan. Untuk apakita menikah. Visi yang jelas dan juga sama
antara calon suami dan isteri diharapkanakan melanggengkan
pernikahan. Banyak orang yang menikah hanya karena cinta,atau

9
mengikuti tradisi masyarakat. Bisa juga karena malu karena sudah
cukup umurtetapi masih belum juga menuju pelaminan. Alasan-
alasan seperti ini tidak memilikiakar yang jelas. Bisa juga
menjadisangat rapuh ketikamemasuki bahtera rumahtangga,
danakhirnya hancurketika badai rumah tanggadatangmenerjang.
b. Persiapanmental/psikologismenghadapi pernikahan.

Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda


dari masa-masasebelumnya. Dalam pernikahan berkumpul dua
pribadi yang berbeda yang berasal darikeluarga yang memiliki
kebiasaan yang berbeda. Didalamnya terbuka semua sifat-
sifataslimasing-
masing.Mempersiapkandiriuntukberlapangdadamenghadapisegalak
ekuranganpasanganadalahhalyangmutlakdiperlukan.Begitujugacara-
caramengkomunikasikan pikiran dan perasan kita dengan baik
kepada pasangan juga perludiperhatikan, agaremosinegatiftidak

mewarnairumahtanggakita.Didalampernikahanjugadiperlukanrasata
nggungjawabuntukuntuk memenuhihakdankewajiban masing-
masing.Sehinggasetiapanggotakeluargatidak hanyamenuntuthak-
haknyasaja,tetapiberusahauntuklebihdulumemenuhikewajibannya.

Pernikahan merupakan perwujudan dari tim kehidupan kita


untuk mencapaikebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu
kerja sama, saling mendukungdalam segala hal sangat diperlukan.
Termasuk dalam pendidikan anak.
Pernikahanjugamerupakansaranauntukterusmenerusbelajartentangk
ehidupan.Ketikamemasukiduniaperkawinanseseorangbelajaruntukm
enjadibagiandaritimkehidupan. Ketika memiliki anak seseorang
belajar untuk mendidik anak dengan carayang baik. Tidak jarang
juga orang tua perlu memaksa diri untuk merubah kebiasaan-
kebiasaan buruknya agar tidak ditiru oleh anak. Ketika anak-anak

10
menjelang dewasaorang tua belajar untuk menjadikan anak-anaknya
sebagai teman, sebagai bagian daritim kehidupan
yangaktifmenggerakkan rodakehidupan, danseterusnya.
c. PersiapanRuhiyyah/spiritual.

Menikahituibadah,olehkarenaituseluruhprosesyangdilaluidal
ampernikahanituharusdengannuansaibadah.Prosessebelummenikahs
ampaipernikahanitusendirijugasetelahmenikahtidakbolehjauhdarinu
ansapenghambaandirikepadaAllah.Sebelummenikahpeningkatankua
litasdiridankualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoa kepada Allah
untuk mendapatkan suamiyangsholih dan anak-anakyangakan
menjadipenyejukmata.

Bergaul dengan orang-orang yang sholih yang dapat


menjaga dien kita jugaperludilakukan.Membacabuku-
bukutentangkeutamaanpernikahanjugaperludilakukan untuk
menguatkan niat kita dalam menikah. Ketika pinangan datang,
ibadahsemakindikencangkan.TerusmemohonkepadaAllahuntukmen
dapatkanyangterbaik sebagai pasangan kita. Saat ini, perlu juga kita
membersihkan hati agar niatibadah dalam pernikahan initidak
menyimpang.Juga menjagakesucianhubungankita dengan calon
suami sampai datangnya waktu pernikahan sangat diperlukan,
agartidak terjatuh dalam godaan setan. Masa-masa antara meminang
dan pernikahan inisebaiknyadipersingkatagarkebersihan
niatdanhubungankeduainsanbisaterjaga.
d. PersiapanFisik

Yang terakhir yang tidak kalah penting dalah


mempersiapkan tubuh kita untukmemasukidunia pernikahan.
Mengetahui alat-alat
reproduksiwanitadancarakerjanyasangatpentingbagikita.Memeriksa
kesehatanalat-alatreproduksijugapenting agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan setelah menikah. Selain

11
itujugakitaharusmengetahuitentangseksyangsehat.Banyakornagyang
sudahmenikahtapitidaktahubagaimanaberhubunganseksdengansehat
danmenyenangkanbagimasing-
masingpasangan.Halinipentingkarenamerupakanbagian darikunci
kebahagiaandalamberumahtangga.

12
3. PentingnyaPeriksaKesehatanPranikah

Menjelanghari pernikahansemuacalon mempelaipastisibuk


mempersiapkandiri memastikan bahwa semua rencana telah tersusun dengan baik.
Sayangnya masihbanyak dari masyarakat kita yang saking terlalu sibuk
mempersiapkan hari H, sampailupa dengan hal kecil yang mungkin terlihat sepele
padahal penting dan besar sekalimanfaatnya. Periksa kesehatan pra nikah memang
belum umum dilakukan di
Indonesia,tetapitahukahbahwapemeriksaaninimerupakansalahsatuprosedurmenjelan
gpernikahan yangsangatdianjurkanolehpakarkesehatan.

Bila ditinjau secara psikologis, sebenarnya pemeriksaan itu akan dapat


membantu menyiapkan mental pasangan. Sedangkan secara medis, pemeriksaan itu
sebagai ikhtiar (usaha) yang bisa membantu mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan di kemudian hari sehingga dapat menjadi langkah antisipasi dan tindakan
preventif yang dilakukan jauh- jauh hari untuk menghindarkan penyesalan dan
penderitaan rumah tangga.

Para ahli abstetri (ilmu kebidanan) dan ginekologi (ilmu keturunan)


menyatakan bahwa sebaiknya calon pengantin memeriksakan dirinya tiga bulan
sebelum melakukan janji pernikahan. Rentang waktu itu diperlukan untuk
melakukan pengobatan jika ternyata salah seorang atau keduanya menderita
gangguan tertentu. Jenis pemeriksaan kesehatan pranikah dapat disesuaikan dengan
gejala tertentu yang dialami calon pengantin secara jujur, berani dan objektif.
Misalnya, pemeriksaan harus dilakukan lebih spesifik jika dalam keluarga didapati
riwayat kesehatan yang kurang baik. Namun, jika semuanya lancar-lancar saja,
maka hanya dilakukan pemeriksaan standar, yaitu cek darah dan urine.

Untuk cek darah, biasanya diperlukan khususnya untuk memastikan si calon


ibu tidak mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya. Dalam
pengalaman medis, kadang kala ditemukan gejala anti phospholipid syndrome
(APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa mengakibatkan sulitnya menjaga
kehamilan atau menyebabkan keguguran berulang. Jika ada kasus seperti itu,
biasanya para dokter akanmelakukan tindakan tertentu sebagai langkah , sehingga
pada saat pengantin perempuan hamil dia dapat mempertahankan bayinya.

Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling banyak
terjadi pada calon ibu khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya virus
toksoplasma. Virus yang bisa mengakibatkan kecacatan pada bayi ini biasanya
disebabkan seringnya kaum perempuan mengkonsumsi daging yang kurang matang
atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang piaraan. Oleh karena itu, untuk
mengetahuinya, agar dapat ditangani Secara dini diperlukan pemeriksaan
toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, dan herpes yaitu yang sering disingkat
dengan istilah pemeriksaan terhadap TORCH.

Demikian pula, pada calon pengantin pria biasanya diperlukan untuk


dilakukan pemeriksaan sejumlah infeksi seperti sipilis dan gonorrhea. Selain itu
banyak juga dari pengalaman klinis dilakukan pemeriksaan sperma untuk
memastikan kesuburan untuk calon mempelai pria. Dalam kapasitas ini,
pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu jumlah sperma, gerakan
sperma dan bentuk sperma.

Sperma yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta
setiap cc- nya dengan gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih
dari 30% . Bila dalam pemeriksaan ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu
tiga bulan setelah pemeriksaan dianggap sudah cukup untuk melakukan
penyembuhan. Demikian halnya bagi calon mempelai wanita, jangka waktu tiga
bulan juga dianggap memadai untuk memperbaiki siklus menstruasi calon
pengantin wanita yang memiliki masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin
mengikuti terapi khusus dan intens secara kontinyu.

Pemeriksaan standar menyangkut darah antara lain dilakukan untuk


mengetahui jenis resus. Seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia memiliki
resus darah positif. Sedangkan bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya memiliki resus
negatif. Karena itu, pemeriksaan resus untuk pasangan campuran yang berasal dari
dua bangsa berbeda sangatlah penting. Resus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu
sebagai penentu. Setelah mengetahui golongan dara seseorang seperti A, B, O
biasanya resusnya juga ditentukan untuk mempermudah identifikasi. Hal itu karena
perbedaan resus pada pasangan bisa berdampak fatal saat kehamilan.

Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka
biasanya disarankan para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini
karena tidak mungkin janin akan bertahan hidup secara normal di dalam rahim ibu.
Meskipun pasangan ingin tetap mempertahankan janin, nantinya akan gugur juga.
Pengalaman ini biasanya di kalangan medis disebut sebagai kasus incompabilitas
resus.

Calon pengantin juga sering diminta untuk melakukan pemeriksaan darah


anticardiolipin antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa
mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu sulit mengirimkan
makanan kepada janin yang berada di dalam rahimnya. Selain itu, jika salah satu
calon pengantin memiliki catatan down syndrome karena kromosom dalam
keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih intensif lagi. Sebab, riwayat
itu bisa mengakibatkan bayi lahir idiot.

Denganmelakukanpemeriksaankesehatansebelummenikahkitadapatmenget
ahuikondisipasangansertaproyeksimasadepanpernikahan,terutamayangberkaitan
dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan),
danAndajugadapatmengetahuipenyakit-
penyakityangnantinyabilataksegeraditanggulangidapat
membahayakanAndadanpasangantermasukcalon keturunan.

4. ProsedurPeriksaKesehatanPranikah

Proseduryangharusdilakukansebenarnyatidakberbedajauhdenganpemeriksa
an kesehatan lain biasanya. Anda dan pasangan membuat janji terlebih
dahuludengandokterspesialisataudokterumumkemudiansetelahmelakukanwawancar
asingkat tentang sejarah kesehatan, Anda dan pasangan wajib melakukan
pemeriksaanfisik dan rangkaian tes radiologi dan laboratorium untuk mendeteksi
kelainan-kelainanapa saja yang mungkin diderita. Idealnya, pemeriksaan kesehatan
pra nikah
dilakukanenambulanmenjelangpernikahan.Namunukuranitusebenarnyabersifatfleksi
beldalamartikapanpundapatdilakukanasalpernikahanbelumdilangsungkan,agarpenya
kit-penyakityangmungkin terdeteksidapat ditanggulangiterlebih dahulu.

5. PelayananSkriningKesehatan Pranikah

MenurutPERMENKES(2021)pelayananskriningkesehatan catinmeliputi:
1. Anamnesis
a. AnamnesisUmum
Anamnesis adalah suatu kegiatan wawancara antara tenaga
kesehatan dan klienuntuk memperoleh informasi tentang keluhan,
penyakit yang diderita, riwayatpenyakit, faktor risiko pada catin.
Keluhan utama keluhan atau sesuatu yangdirasakan oleh pasien yang
mendorong pasien mencari layanan kesehatan (tujuanmemeriksakan
diri), mendeskripsikan perkembangan gejala dari keluhan
utamatersebut.Dimulai saat pertamakali pasien merasakankeluhan.
b. Riwayatpenyakitsekarang(RPS)
Menemukan adanya gejala penyerta dan mendeskripsikannya
(lokasi,durasi, frekuensi, tingkat keparahan, faktor-faktor yang
memperburukdanmengurangi keluhan).

 Kebiasaan/lifestyle (merokok, konsumsi makanan berlemak,


olahragarutinatau tidak, konsumsi alkohol dan NAPZA).
 Mencari hubungan antara keluhan dengan faktor atau suasana psikologis
dan emosional pasien, termasuk pikiran dan perasaan pasien tentang
penyakitnya.
 Apakah keluhan sudah diobati, jika ya tanyakan obat serta berapa dosis
yang diminum, tanyakan apakah ada riwayat alergi.
 Obat-obatan yang digunakan (obat pelangsing, pil KB, obat penenang,
obat maag, obat hipertensi, obat asma), riwayat alergi, riwayat merokok,
riwayat konsumsi alkohol.
 Riwayat haid: kapan mulai haid, teratur atau tidak, durasi haid berapa
lama, sakit pada waktu haid/dismenorhea, dan banyaknya darah haid.
c. Riwayatpenyakitdahulu(RPD)
 Keterangan terperinci dari semua penyakit yang pernah dialami dan
sedapat mungkin dituliskan menurut urutan waktu.
 Penyakit yang diderita sewaktu kecil.
 Penyakit yang diderita sesudah dewasa beserta waktu kejadiannya.
 Riwayat alergi dan riwayat operasi.
 Riwayat pemeliharaan kesehatan, seperti imunisasi, screening test, dan
pengaturan pola hidup
 Riwayat trauma fisik, seperti jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan lain- lain.
 Riwayat penyakit gondongan (khusus laki-laki).
d. Riwayatpenyakitkeluarga(RPK)
 Riwayatmengenaiayah,ibu,saudaralaki-laki,saudaraperempuanpasien,
dituliskan tentang umur dan keadaan kesehatan masing-masing bila masih
hidup, atau umur waktu meninggal dan sebabnya. Gambarkan bagan
keluarga yang berhubungan dengan keadaan ini.
 Tuliskan hal-hal yang berhubungan dengan peranan keturunan atau kontak
diantara anggota keluarga. Ada atau tidaknya penyakit spesifik dalam
keluarga, misalnya hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes, dan lain
sebagainya.
e. AnamnesisTambahanUntukCatin
1) Riwayatpenyakitsekarang
 Apakahadakeinginanuntukmenundakehamilan.
 SkriningTT.
2) Riwayatsosialekonomi
 Riwayat pendidikan terakhir
 Riwayat pekerjaan: pernah bekerja atau belum, dimana dan berapa lama
serta mengapa berhenti dari pekerjaan tersebut, jenis pekerjaan).
 Riwayat perilaku berisiko (seks pranikah, NAPZA dan merokok).
 Riwayat terpapar panas di area organ reproduksi, baik dari pekerjaan
maupun perilakunya (misalnya: koki, sering mandi sauna) (khusus
untuk laki-laki).
3) Sexuality
 Adanya perilaku seksual pranikah atau perilaku seksual berisiko.
 Kemungkinan terjadi kehamilan
 Kemungkinan IMS/HIV
 Kemungkinan kekerasan seksual
4) DeteksiDiniMasalahKesehatanJiwa
Deteksimasalahkesehatanjiwayangrelatifmurah,mudah,danefe
ktifuntuk catin dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
dikembangkanoleh WHO, yaitu Self Reporting Questionnaire (SRQ).
Dalam SRQ, ada 20pertanyaan terkait gejala masalah kesehatan jiwa
yang harus dijawab
kliendenganjawabanyaatautidak.HasilpemeriksaanSRQ-
20daricalonpengantinwanitadanpengantinpriadari20pertanyaanjawab
anYa=0,Tidak=20yangberartitidakmenunjukkanadanyapenyimpanga
nmasalahkejiwaan(WHO, 1994).

2. PemeriksaanFisik

Pemeriksaanfisikdilakukanuntukmengetahuidanmengidentifikasistatu
skesehatancatin.Pemeriksaanfisikdilakukanmelaluipemeriksaantandavital,pe
meriksaanstatus gizi dan pemeriksaan tandadan gejalaanemia
a. PemeriksaanTandavital
Bertujuanuntukmengetahuikelainansuhutubuh,tekanandarah,kelaina
ndenyutnadi,sertakelainanparudanjantung.Pemeriksaantandavital
dilakukan melalui pengukuran suhu tubuh ketiak, tekanan darah
(sistolikdandiastolik),denyutnadipermenit,frekuensinafaspermenit,sertaau
skultasi jantung dan paru. Catin yang mengalami masalah dengan
tandavitaldapatmengindikasikanmasalahinfeksi,Hipertensi,penyakitparu(
Asma, TB), jantung, yang jika tidak segera diobati (lemah), sakit
kepala,sesaknapas, nafsu makan menurun.
b. PemeriksaanStatusGizi
Pemeriksaanstatusgizipadacatinuntukmendeteksisecaradinimasalah
gizi kurang, gizi lebih, dan kekurangan zat gizi mikro antara
lainanemiagizibesi.Pemeriksaanstatusgizidilakukanmelaluipengukuranantr
opometridengan menggunakanIndeks Massa Tubuh dan LILA.
1) IndeksMassaTubuh
StatusgizidapatditentukandenganpengukuranIndeksMassaTubuh(IMT).
IMT merupakan proporsi standar berat badan (BB) terhadap
tinggibadan (TB). IMT perlu diketahui untuk menilai status gizi catin
dalamkaitannyadenganpersiapankehamilan.Jikaperempuanataucatinme
mpunyai status gizi kurang ingin hamil, sebaiknya menunda
kehamilan,untuk dilakukan intervensi perbaikan gizi sampai status
gizinya baik. Ibuhamil dengan kekurangan gizi memiliki risiko yang
dapat membahayakanibu dan janin, antara lain anemia pada ibu dan
janin, risiko perdarahan
saatmelahirkan,BBLR,mudahterkenapenyakitinfeksi,risikokeguguran,b
ayi lahir mati, serta cacat bawaan pada janin. IMT normal adalah
berkisarantara18,5 kg/m²-25 kg/m² (P2PTM KemenkesRI, 2019).
2) LILA(LingkarLenganAtas)
PenapisanstatusgizidilakukandenganpengukuranmenggunakanpitaLIL
A pada WUS untuk mengetahui adanya risiko KEK. Ambang
batasLILA pada WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5
cm. Apabilahasil pengukuran kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah
pita LILA,artinya perempuan tersebut mempunyai risiko KEK, dan
diperkirakan akanmelahirkanBBLR.
3) PemeriksaanTandadanGejalaAnemia
Tanda dan gejala anemia gizi besi dapat dilakukan dengan
pemeriksaankelopakmata bawah dalam, bibir,lidah, dan telapak
tangan.

Pemeriksaanfisiklengkappadacatindilakukansesuaiindikasimedisunt
ukmengetahui status kesehatan catin. Dari pemeriksaan ini diharapkan
tenaga
kesehatanmampumendeteksiadanyagangguankesehatanpadacatin,misalnya
gangguanjantung/paru,tandaanemia, hepatitis, IMS, dan lain-lain.
3. PemeriksaanPenunjang

Pemeriksaanpenunjang(laboratorium)yangdiperlukanolehcatinterdiridari:
 Pemeriksaanrutin,meliputipemeriksaanHb,golongandarahdanrhesus
 Pemeriksaan sesuai indikasi, antara lain pemeriksaan urin rutin, gula darah,
HIV, penyakit infeksi menular seksual (sifilis, gonorea, klamidiasis, dan lain-
lain), hepatitis, malaria (untuk daerah endemis), talasemia (MCV, MCH,
MCHC), TORCH (untuk catin perempuan), dan IVA atau pap smear (bagi
catin perempuan yang sudah pernah menikah).
 SADANIS pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan untuk mendeteksi
adaanya kelainan dan gangguan pada payudara wanita.
4. Pemberian Imunisasi

Catin perempuan perlu mendapat imunisasi tetanus dan difteri (Td)


untuk mencegah danmelindungi diri terhadap penyakit tetanus dan difteri,
sehingga memiliki kekebalan seumurhidup untuk melindungi ibu dan bayi
terhadap penyakit tetanus dan difteri. Setiap perempuanusia subur (15-49
tahun) diharapkan sudah mencapai status T5. Jika status imunisasi
Tetanusbelum lengkap, maka catin perempuan harus melengkapi status
imunisasinya di Puskesmasatau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Status
imunisasi Tetanus dapat ditentukan melaluiskrining status T pada catin
perempuan dari riwayat imunisasi tetanus dan difteri (Td) yangdidapatsejak
masabalita, anak dan remaja
PenentuanstatusimunisasiTTmenurut(DINKES,2013)denganmelihat
tahun kelahiran dari calon pengantin dapat diklasifikasikan segabaiberikut:
 Untuk WUSyang lahirpada tahun 1979 sampaidengan tahun 1993
daningatjikapadasaat sekolah SD dilakukan imunisasi,makastatus
imunisasinya :
1) TTIadalahwaktuimunisasi diklas ISD;
2) TTII adalahwaktu imunisasidi klasIISD;
3) TTIIIadalahwaktu imunisasicalonpengantin(catin);
4) TTIVadalahwaktuimunisasipertamapadasaathamil;dan
5) TTVadalahwaktuimunisasi keduapadasaathamil.
 WUSyanglahirpadatahun1979sampaidengantahun1993namuntidakingatpa
dawaktu sekolah SD dilakukan imunisasi,makastatus imunisasinya :
1) TTIadalah waktuimunisasicatinpertama;
2) TTIIadalahsatubulansetelahTT I;
3) TTIIIadalahwaktu imunisasipertamapadasaathamil;dan
4) TTIV adalahwaktu imunisasikeduapadasaat hamil.
 WUSyanglahiryanglahirsetelahtahun1993yangtidakmempunyaiKMSBalit
adan kartu TTdi SD, makastatus imunisasinya :
1) TTIadalah waktuimunisasicatinpertama;

2) TTIIadalahsatubulansetelahTT I;
3) TTIIIadalahwaktu imunisasipertamapadasaathamil;dan
4) TTIV adalahwaktu imunisasikeduapadasaat hamil.
 WUSyanglahiryanglahirsetelahtahun1993yangtidakmempunyaiKMSBalit
anamun mempunyai kartu TTdiSD, makastatus imunisasinya :
1) TTIadalahwaktuimunisasi diklas ISD;
2) TTII adalahwaktu imunisasidi klasIISD;
3) TTIIIadalahwaktu imunisasicatin yangpertama;
4) TTIVadalahwaktuimunisasipertamapadasaathamil;dan
5) TTVadalahwaktuimunisasi keduapadasaathamil.
 WUSyanglahiryanglahirsetelahtahun1993,mempunyaiKMSBalitadanme
mpunyaikartu TT diSD, makastatus imunisasinya :
1) TTIsampaidengan TTIVdapat dilihat diKMS dan kartuTT; dan
2) TTVadalahwaktuimunisasipertamapadasaathamil.

5. PemberianSuplementasi Gizi

Pemberiansuplementasigizibertujuanuntukpencegahandanpenanggula
ngananemia gizi besi yang dilaksanakan dengan pemberian Tablet Tambah
Darah (TTD). Padacatin, TTD dapat diperoleh secara mandiri dan
dikonsumsi 1 (satu) tablet setiap minggusepanjang tahun. Penanggulangan
anemia pada catin harus dilakukan bersamaan denganpencegahan dan
pengobatan Kurang Energi Kronis (KEK), kecacingan, malaria, TB, danHIV-
AIDS.

6. PelayananKlinisMedis

Pelayananklinismedisberupatatalaksanamedisuntukmenanganimasalah
kesehatanpadamasasebelumhamilyangdilakukanolehdokterdan/
atautenagakesehatan lainnya sesuai kompetensi dan kewenangan masing-
masing. Tata laksana
dapatberupapengobatanatauterapiyangdiberikanpadacatinsesuaidengandiagno
sis/
permasalahannya.TatalaksanadapatdiberikandiFKTPdanjejaringnyayangmem
berikan pelayanan tingkat pertama sesuai dengan standar pelayanan di FKTP.
BilaFKTP dan jejaringnya yang memberikan pelayanan tingkat pertama
tersebut tidak mampumemberikan penanganan(terkaitketerbatasan tenaga,
sarana-prasarana,obat,
maupunkewenangan)dilakukanrujukankefasilitaspelayanankesehatanyangma
mputatalaksanaatau keFKRTLuntuk mendapatkan penanganan lanjutan.

7. PelayananKesehatanLainnya

Pelayanan kesehatan lainnya merupakan pelayanan perorangan yang


diberikan sesuaidengan indikasi medis yang ditemukan pada saat pelayanan
untuk masa sebelum
hamillainnya,misalnyapadasaatskrining.Pelayananbisabersifatklinismedismau
punnonmedis, misalnya dukungan psikososial, medikolegal, perbaikan status
gizi, dan lain-lain. Setiap catin diharapkan dapat memeriksakan kesehatannya
sebelum
melangsungkanpernikahanuntukmengetahuistatuskesehatandanmerencanakan
kehamilansesuaidenganlangkah-langkahpelayanan kesehatan yangtelah
disebutkan di atas.
(PERMENKESRI,2021)

B. Konsep Kurang Energi Kronis (KEK )


1. PengertianKurangEnergiKronis(KEK)

KekuranganEnergiKronis(KEK)adalahsalahsatukeadaanmalnutrisi
ataukeadaanpatologisakibatkekurangansecararelatifatauabsolutsatuatauleb
ih zatgizi(Supariasa,2014).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah


kekuranganenergiyang
memilikidampakburukterhadapkesehatanibudanpertumbuhanperkembang
an janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jikaLingkar Lengan Atas (LILA)<
23,5cm(Muliarini,2015).

Kurang energi kronis (KEK) adalah keadaan kekurangan


asupanenergidanproteinpadawanitausiasubur(WUS)danoranghamilyangb
erlangsungsecaraterusmenerusdanmenimbulkangangguankesehatan
padaibu. Kurangnyaasupanenergidanproteintersebutterjadipada waktu
yang lama sehingga
menyebabkanukuranindeksmassatubuhberadadibawah normal
(kurangdari18,5untukorangdewasa).Almatsier,(2009)dalam Putri,
MeriskaCesia, (2017)

2. Fisiologi

KekuranganEnergiKronis(KEK)memberikantandadangejalayang
dapatdilihatdan diukur.MenurutSupariasa(2014),tanda-
tandaklinisKEKmeliputi:

a. Beratbadan<40kgatautampakkurusdanLILAkurangdari23,5cm.
b. Tinggibadan<145cm.
c. Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%.
d. Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.
e. Bibir tampak pucat.
f. Nafas pendek.
g. Denyut jantung meningkat.
h. Susah buang air besar.
i. Nafsu makan berkurang
j. Kadang-kadang pusing.
k. Mudah mengantuk.
3. Patofisiologi

Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi melalui lima tahapan yaitu


:pertama, ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidakcukupan zat
giziiniberlangsung lama maka persediaan/cadangan jaringan akan
digunakanuntukmemenuhiketidakcukupanitu.Kedua,apabilainiberlangsun
glama,makaakanterjadikemerosotanjaringan,yang
ditandaidenganpenurunan berat badan. Ketiga, terjadi perubahan biokimia
yang dapatdideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Keempat, terjadi
perubahanfungsi yang ditandai dengan tanda yang khas. Kelima, terjadi
perubahananatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda klasik
(Supariasa dkk.,2014).

ProsesterjadinyaKEKmerupakanakibatdarifaktorlingkungandanfakt
ormanusiayangdidukungolehkekuranganasupanzat-
zatgizi,makasimpananzatgizipadatubuhdigunakanuntukmemenuhikebutuh
an.Apabilakeadaaniniberlangsunglamamakasimpananzatgizi akan
habisdanakhirnyaterjadikemerosotanjaringan(Supariasadkk., 2014).

4. Komplikasi

KekuranganEnergiKronik(KEK)padasaatkehamilandapatberakibatp
adaibumaupunpadajanin yang dikandungnya.
a. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara
lain :anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal
danterkena penyakitinfeksi.
b. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan.
c. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Waryana, 2016).
5. PemeriksaanPenunjang

Pemeriksaan LILA dapat dilakukan untuk menunjang


penegakandiagnosaklien..LingkarLenganAtas(LILA)adalahpengukuranan
tropometriyang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamildan
untuk mengetahui risiko KEK ataugizikurang.
KategoriKEKadalahLILAkurangdari23,5cmataudibagianmerahpitaLILA(
Supariasa, 2014).
a. TujuanpengukuranLILA

1) MengetahuirisikoKEKWanita UsiaSubur(WUS),baikibuhamil
maupun calon ibu untuk menapis wanita yang
mempunyairisikomelahirkanbayiberatlahir rendah.

2) Meningkatkanperhatiandankesadaranmasyarakatagarlebihberpe
ran dalam pencegahan danpenanggulanganKEK.

3) Mengembangkangagasanbarudikalanganmasyarakatdengan
tujuanmeningkatkankesejahteraanibudananak.

4) MengarahkanpelayanankesehatanpadakelompoksasaranWUSya
ngmenderitaKEK.
5) Meningkatkanperandalamupayaperbaikangizi WUS
yangmenderitaKEK (Supariasa,2014).
b. Ambangbatas

Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan
risikoKEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA
kurang
dari23,5cmataudibagianmerahpitaLILA,artinyawanitatersebutmempu
nyairisikoKEK(Supariasa,2014).
c. CaramengukurLILA

PengukuranLILAdilakukanmelaluiurutan-
urutanyangtelahditetapkan, pengukuran dilakukan dengan pita
LILA danditandaidengan sentimeter.Terdapat 7 urutan pengukuran
LILAyaitu :
1) Tetapkanposisibahudansiku,yangdiukur
adalahpertengahanlenganatas sebelah kiri dan lengan dalam
keadaantidak tertutupkain/pakaian.
2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
3) Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.
4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
5) Pita jangan terlalu kekatatau longgar.
6) Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.
7) CatathasilpengukuranLILA(Supariasa,2014)
d. IndeksMassaTubuh(IMT)

Statusgiziuntukdewasa(usia18tahunkeatas)dapatmenggunaka
nIndeksmassatubuh (IMT).

IMTmerupakan alat yangdigunakan untukmemantau status


giziorangdewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan
beratbadan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat
badannormalmemungkinkanseseorangdapatmencapaiharapanhiduple
bihpanjang(Supariasa,2014).

Nilaibatasambang yangkurangdapat
menyebabkanrisikoterkaitdenganmasalahkesehatan
(Hutagalung,2017).IMTinitidakbisaditerapkanpadakeadaan khusus
( penyakit)lainnya seperti Edema, Asites dan Hepatomegali. Menurut
PermenkesNomor41Tahun 2014 yang dimaksud dengan berat
badannormal adalah:
1) UntukorangdewasajikaIMT18,5-25,0

Untuk mengetahuinilaiIMT,dapatdihitungdenganrumusberikut:
IMT = Berat Badan (Kg) / Tinggi Badan x Tinggi Badan(m)
BatasambangIMTditentukandenganmerujukketentuanFAO/
WHO.UntukkepentinganIndonesia,batasambangdimodifikasi
berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian dibeberapa
negaraberkembang.

6. Faktor-FaktorYangMempengaruhiKekuranganEnergiKronik(KEK)

a. Jumlahasupanmakanan

b. Usia Calon Pengantin

c. Beban kerja/ aktivitas

d. Penyakit/ infeksi

e. Pengetahuan Catin tentang gizi

f. Pendapatan Catin
7. Penatalaksanaan
PenatalaksanaanKEKmeliputi:
a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
bergizi
seimbangdanharusmeliputienamkelompok,yaitumakananyangmengan
dungprotein(hewanidannabati),susudanolahannnya(lemak),rotidanbiji
-bijian(karbohidrat),buahdansayur-sayuran.ProverawatidanSiti,
(2009)dalamFarid,Titania(2019).
b. Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil Ibu hamil
membutuhkantambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin,plasenta, jaringan payudaradancadanganlemak.
Tambahanenergiyangdiperlukanselamahamilyaitu27.000– 80.000
Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkanoleh
janin untuk tumbuh dan
berkembangadalah50-95Kkal/hari.Kebutuhan tersebutterpenuhi
denganmengkonsumsisumbertenaga(kalori/energi)sebanyak9porsi,su
mberzatpembangun(protein)sebanyak10porsidansumberzatpengaturs
ebanyak6porsi dalamsehari.
c. Memberikanibumakanantambahan(PMTbagiibuhamil)

PMTpemulihanbumilKEKadalahmakananbergiziyangdiperuntukkanb
agiibuhamilsebagaimakanantambahan
untukpemulihangizi,PMTPemulihanbagiibuhamildimaksudkansebaga
itambahanmakanan,bukansebagaipenggantimakanansehari-
hari.PMTdilakukanberbasisbahan makanan
lokaldenganmenukhasdaerahyangdisesuaikan
dengankondisisetempat.Mulaitahun2012,KementrianKesehatanRIme
nyediakananggaranuntukikegiatanPMT pemulihanbagi balita
kuranggizidanibuhamilKEKmelalui
BantuanOperasionalKesehatan(BOK).

PMTdiberikankepadabuyanghamilsetiaphariselama90hariberturut-
turutatau dikondisikan dengan keadaan geografis dansumber daya
kader masyarakatyangmembantuprosesmemasakPMT(Panduan
Penyelenggaraan PMT (Pemulihan Bagi Balita GiziKurang dan Ibu
Hamil).
d. Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan
memperbaiki sistem distribusi dan monitoring secara terintegrasi
dengan program lainnya seperti pelayanan ibu hamil dll..
e. Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama hamil
untuk mendapatkan pelayanan secara maksimal.
f. Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA
PengukurandilakukandenganpitaLILAdanditandaidengansentimeter,d
enganbatasambang23,5cm(batasantaramerahdanputih).Beratbadanada
lahsalahsatuparameteryangmemberikangambaranmasatubuh.Masatub
uhsangatsensitiveterhadapperubahan-
perubahanyangmendadak,misalnyakarenaterserangpenyakitinfeksi,m
enurunnyanafsumakanataumenurunnyajumlahmakananyangdikonsu
msi. Waryana, (2010)dalam Farid Titania,(2019).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA Nn “A ” DENGAN KEK
DI PUSKESMAS SENARU KEC. BAYAN KLU

HARI/TANGGAL : JUMAT, 1 SEPTEMBER 2023


PENGKAJI : RIDANI
RUANG : Ruang KB Puskesmas senaru

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITASPASIEN
1. Identitas Klien
Identitias Klien Identitas Calon Suami
a. Nama :Ny”A” a. Nama :Ny”K”
b. Umur :19 tahun b. Umur :23tahun
c. Suku Bangsa : Sasak c. Suku Bangsa :
d. Agama :Islam d. Agama :Islam
e. Pekerjaan :Tidak ada e. Pekerjaan :Honorer
f. PendidikanTerakhir :SMP f. PendidikanTerakhir :SMP
g. Alamat : Dusun Loloan, Desa g. Alamat : Dusun Mandala, desa Bayan Kec.
Loloan, Kec. Bayan Bayan
2. Alasan Datang
Nn “A” dan Tn “K” datang kepuskesmas karena ingin melakukan pemeriksaan
pranikah sebagai persyaratan KUA
3. Keluhan Utama
Nn “A” dan Tn “K” mengatakan akan menikah pada bulan September 2023 dan
ingin berkonsultasi serta melakukan pemeriksaan kesehatan.
4. Riwayat Menstruasi
Umur Menarche : 12 tahun
Lamanya haid : 6 hari
Jumlah darah haid : 2 kali ganti pembalut

27
Haiad terakhir : 14 agustus 2023
Gangguan haid : tidak ada
Flour albus : tidak ada
5. Riwayat Kesehatan
a. RiwayatKesehatanKlien
a) Riwayat Kesehatan Nn “A” : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit
b) Riwayat Kesehatan Tn “ K” : pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit
Asma
b. Riwayat Kesehatan keluarga
a) Riwayat Kesehatan Keluarga Nn “A”
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit pada keluarga seperti TBC,
Hepatitis, Campak, HIV/AIDS, asma, jantung, Diabetes mellitus dan
hipertensi
b) Riwayat Kesehatan Keluarga Tn “K”
Pasien mengatakan ada riwayat penyakit asma pada keluagranya dan tidak
ada riwayat penyakit lain seperti TBC, Hepatitis, Campak, HIV/AIDS,
jantung, Diabetes mellitus dan hipertensi

6. Riwayatimunisasi TT
Nn “A” mengatakan tidak pernah diberikan imunisasi Tetanus Toksoid
7. Riwayat Sosial Budaya
Nn “A” dan Tn “K” mengatakan tidak ada kepercayaan dalam budaya pada
pranikah.
8. Pola Kebiasaan sehari-hari
a) Pola Nutrisi dan Cairan
Nutrisi

PolaKebiasaan Nn “A: Tn”K” Keluhan


Jenis makanan dan Dalam 1 piring Dalam 1 piring Tidak ada
Asupan terdapat nasi 2- terdapat nasi 2-4
3 sendok, sayur, sendok, sayur,
dan lauk dan lauk
Frekuensi 2-3 kali / hari 2-3 kali / -
hari

Alergi Tidak ada Tidak ada -

Cairan
Pola kebiasaan Nn “A” Tn “K” Keluhan
Minum >5 gelas air putih >5 gelas air putih Tidak ada
sehari sehari dan 1 gelas

28
kopi
Kebiasaan minum Tidak pernah Tidak pernah Tidak ada
alcohol

b)Pola Istirahat-tidur Pola Aktifitas

Nn “A” Tn “K” Keluhan


PolaKebiasaan
Waktu dan Lama istirahat Saat siang Saat siang dan Tidak ada
dan malam malam hari
hari
Tidur Siang : 2 jam Siang : 1 jam Tidak ada
Malam : 7-8 Malam : 6-7
jam jam

c) Pola Aktifitas

PolaKebiasaan Nn “A” Tn “K” Keluhan

Aktifitas Melakukan Bekerja sebagai Tidak ada


pekerjaan karyawan
rumah
honorer-
Olahraga Jarang 2 kali seminggu Tidak ada
olahraga ( main bulu
tangkis)
Lama Bekerja Tidak ada 8 jam / hari sebagai Tidak ada
karyawan honorer

d) Eliminasi:UrinedanFeses

Nn “A” Tn “K” Keluhan


PolaKebiasaan
Urine
Frekuensi >6kali/hari >6kali/hari Tidak ada
Warna Jernih Jernih -

FesesFrekue
nsiKonsisten 2 1 Tidak
siWarna xsehariLunak xsehariLunakKek adaTidak
Kekuningan uningan adaTidaka
da

29
e) PersonalHygene

Nn “A” Tn “K” Keluhan


PolaKebiasaan
Personalhygene
Mandi 2xsehari 2xsehari Tidak ada
Gosok gigi 2x sehari 2xsehari
Keramas 3xseminggu 3x seminggu
Ganti Baju 1x sehari 1x sehari
Cucitangan Setelahmelak Setelah
ukan melakukan
Pekerjaan dan Pekerjaan dan
makan makan

f) Pola kebiasaan

PolaKebiasaan Nn “A” Tn “K” Keluhan


Merokok Tidak 4 batang rokok Tidak ada
sehari
Begadang Tidak Kadang-kadang
Minum jamu-jamuan Tidak Tidak
Obat terlarang Tidak Tidak

B. PEMERIKSAANFISIK
1. Keadaan umum
Pemeriksaan Nn “A” Pemeriksaan Calon suami Tn”K”
1) Kesadaran:Composmentis 1) Kesadaran:Composmentis
2) Keadaanumum:Baik 2) Keadaanumum:Baik
3) Tanda-tandavital 3) Tanda-tandavital
Tekanan Darah : 106/65 mmhg Tekanan Darah : 110/70 mmhg
Nadi :80x/menit Nadi :90x/menit

30
Suhu:37 C Suhu:37 C
RR :20 x/menit RR :20 x/menit
4) Antropometri 4) Antropometri
BB : 40 Kg BB : 55 Kg
TB : 155 cm TB : 161 cm
Lila : 22.8 cm

2. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Nn”A” Tn”K”
1) Kepala
Wajah Wajah tidak pucat, Wajah tidak pucat,
Mata Konjungtiva (tidak pucat) Konjungtiva (tidak pucat)
Sklera (tidak anemis) Sklera (tidak anemis)
Mulut dan gigi Bibir tidak pucat dan tidak Bibir tidak pucat dan tidak
kering, mulut bersih, tidak ada kering, mulut bersih, tidak
sariawan,warna gusi ada sariawan,warna gusi
kemerahan, gigi ada yang kemerahan, gigi tidak ada
berlubang. yang berlubang.
2) Leher Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran
thyroid, vena jugularis dan kelenjar thyroid, vena
kelenjar limfe jugularis dan kelenjar limfe
3) Dada Tidak ada retraksi dada dan Tidak ada retraksi dada dan
tidak ada kelainan tidak ada kelainan
4) Payudara Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan
(pasien malu) pemeriksaan
5) Abdomen Tidak ada bekas luka operasi, Tidak ada bekas luka
tidak ada masa dan tidak ada operasi, tidak ada masa dan
nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
6) Genitalia Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan
pemeriksaan

31
7) Ektremitas
Atas Simetris, tidak ada oedema Simetris, tidak ada oedema
Simetris, tidak ada oedema, Simetris, tidak ada oedema,
Bawah lutut dan persendian tidak lutut dan persendian tidak
terasa kaku, replek patella (+) terasa kaku, replek patella
(+)

32
C. PEMERIKSAANPENUNJANG
a. Laboratorium
 Tanggal 1 September 2023
Pemeriksaan Nn”A” Tn”K” Nilai Rujukan
Hemoglobin(HGB) 12.3g/dl 12,5g/dl L : 13,5-17 gr%
P : 12-15 gr%
PPtes Negatif negatif
Golongan darah O AB
Gula darah 96 103
HBSAg Non Reaktif Non Reaktif Non Reaktif
HIV Non Reaktif Non Reaktif Non Reaktif
Sifilis Non Reaktif Non Reaktif Non Reaktif

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Dx : Nn “A” umur 19 tahun dengan KEK
DS :Klien mengatakan ingin melakukan pemeriksaan pranikah
sebagai persyaratan menikah sesuai dengan pertimbangan KUA,
belum pernah diberikan imunisasi TT.
Do : Keadaan umum Baik, Kesadaran Composmentis, TD 106/65
mmhg, nadi 80 x/menit, suhu 37 c, RR 20x/menit, BB 40 Kg,
tinggi 155 cm, Lila 22.5 cm. hb 12 gr%.
Masalah : Kekurangan Energi Kronis
Kebutuhan
:PenjelasankeadaanNn.AtentangLILAnyayang<23.5CmdanBobotI
MTyangkurang bobotataumengalami KEK

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA, KOLABORASI DAN RUJUKAN
-
V. INTERVENSI
Tanggal 1 September 2023, Pukul 10. 30 wita

33
1) Jelaskan inform consent kepada pasien mengenai prosedur pemeriksaan
yang dilakukaan
2) Lakukan pemeriksaan fisik dan tanda vital kepada pasien.
3) Arahkan pasien untuk pemeriksaan Laboratorium.
4) Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada pasien.
5) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang Nutrisi dan pentingnya
konsumsi tablet tambah darah untuk persiapan kehamilan yang sehat dan
resiko yang ditimbulkan.
6) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang perencanaan
penundaan kehamilan pada wanita usia subur dengan usia <20 tahun
beserta resiko yang bisa terjadi.
7) Berikan pendidikan kesehatan tentang pernikahan yang ideal.
8) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang Prilaku Hidup Bersih
Dan Sehat (PHBS) bagi lingkungan rumah tangga.
9) Berikan pendidikan kesehatan untuk menjaga kesehatan.
10) Anjurkan untuk tetap menjaga kesehatan reproduksi.
11) Motivasi klien untuk mempersiapkan mental dan psikis untuk persiapan
pernikahan.
12) Lakukan konseling persiapan penggunaan alat kontrasepsi.
13) Berikan imunisasi TT untuk mencegah calon pengantin terhindar dari
penyakit tetanus toksoid.
14) Berikan tablet Fe dan asam folat
15) Lakukan kolaborasi dengan petugas gizi.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 1 September 2023, Pukul 10. 40 wita
1) Melakukan inform consent kepada pasien mengenai prosedur pemeriksaan
yang dilakukaan.
2) Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda vital kepada pasien yang berguna
untuk mengetahui status kesehatan pasien.
3) Menganjurkan pasien untuk pemeriksaan Laboratorium yaitu pemeriksaan
Haemoglobin, golongan darah, penyakit menular ( HIV, Sifilis, HBSAg)

34
dan PPtes.
4) Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada klien,
yaitu bahwa calon pengantin wanita mengalami kekurangan energy kronik
(KEK) dan hasil pemeriksaan lainnya masih dalam batas normal.
5) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang pentingnya
perbaikan Nutrisi dengan makan makanan bergizi dengan menu seimbang
dan pentingnya konsumsi tablet tambah darah untuk persiapan kehamilan
yang sehat dan resiko yang ditimbulkan, akibat dari kekurangan energy
kronik yang dideritanyaseperti Keguguran, IUGR,BBLR,Stuntingbahkankematian
bayi.
6) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang perencanaan
penundaan kehamilan pada wanita usia subur dengan usia <20 tahun
beserta resiko yang bisa terjadi, seperti ketidaksiapan dalam mental serta
psikis, resiko perdarahan pada kehamilan, kesulitan dalam persalinan, dan
resiko panggul sempit.
7) Memberikan pendidikan kesehatan tentang pernikahan yang ideal yaitu
kehidupan berkeluarga harus didasari rasa kasih saying, saling
menghargai, dan menghormati pasangan dan terbebas dari kekerasan fisik,
psikis dan seksual, penelantaran rumah tangga dan ekploitasi..
8) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang Prilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) bagi lingkungan rumah tangga, seperti prilaku
tidak merokok.
9) Memberikan pendidikan kesehatan untuk menjaga kesehatan seperti
melakukan aktifitas fisik secara teratur, makan makanan bergizi seimbang,
cek kesehatan secara rutin, hindari merokok, dan menum beralkohol.
10) menganjurkan untuk tetap menjaga kesehatan reproduksi.
a) Tidak menggunakan pakaian yang ketat.
b) Saat haid mengganti pembalut setidaknya 4 jam sekli
c) Mengganti pembalut stelah BAB/BAK
d) Apabila ada keluhan terkait kesehatan reproduksisegera memeriksakan
diri ke petugas kesehatan atau fasilitas kesehatan.
11) Motivasi klien untuk mempersiapkan mental dan psikis untuk persiapan
pernikahan sehingga rumah tangganya dapat terbentuk dengan harmonis
35
dan bahagia.
12) Melakukan konseling persiapan penggunaan alat kontrasepsi yang berguna
untuk mengatur jumlah anka, mengatur jarak kehamilan dan menyiapkan
kehamilan dengan baik.
13) Memberikan imunisasi TT untuk mencegah calon pengantin terhindar dari
penyakit tetanus toksoid dan menyiapkan kehamilan yang aman, yaitu
dosis 0,5 cc yang disuntikan di lengan kiri bagian secara intra muscular
(IM).
14) Memberikan tablettambah darah 10 tablet, dengan anjuran minum 1 tablet
1 minggu dan 1 tablet setiap hari jika haid.
15) Melakukankolaborasi dengan petugas gizi untuk pemberian konseling
tentang nutrisi.

VII. EVALUASI
Tanggal 1 September 2023, Pukul 11.00 wita
1) Klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ingin melakukan
pemeriksaan calon pengantin sesuai yang dianjurkan.
2) Klien mengikuti arahan pemeriksaan tanda vital dan fisik dengan baik dan
kooperatif serta mengetahui hasil pemeriksaan dirinya.
3) Klien bersedia untuk menjalankan anjuranyang diberikan yaitu seperti
menjaga kesehatan reproduksi, memeriksakan diri secara rutin,makan
makanan yang bergizi dengan menu seimbang dan mengkonsumsi tablet
tambah darah sesuai yang anjuran yang diberikan.
4) Klien sudah siap dengan persiapan pernikahan pada bulan September 2023.
5) Melakukan kolaborasi dengan dengan petugas gizi untuk pemberian
konseling nutrisi dan tablet tambah darah serta asam folat.

36
BABIV
PEMBAHASAN

Penulis melakukan Asuhan pada pada pasien Nn“A” dan Tn “K” di Ruang KB
puskesmas senaru tanggal 1 September 2023. Berapahal yang perlu di bahas dan di
perhatikan. Penerapan kasus kebidanan tersebut penulis telah berusaha mencoba
menerapkan proses Asuhan Kebidanan pada klien calon pengantin dengan
KEKsesuaidenganteori-teoriyangadauntukmelihatlebihjelasasuhankebidanan yang di
berikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai akan diuraikansesuai dengan
prosedur di mulai dari Pengkajian, Diagnosa , Intervensi, ImplementasidanEvaluasi.
Nn. “A” merupakan calon pengantin dengan usia yang kuramg <20tahun yang
butuh banyak bimbingan dalam melangsungkan pernikahan dan persiapan kehamilan. Nn
A dan Tn K mempersiapkanpernikahannya dengan cukup baik karena datang
kepelayanan kesehatan 3 minggu sebelum menikah. Sehingga dapat mengetahui masalah
yang dimilikinya dan dapat memperbaiki lebih dini. Nn. A memiliki LILA yaitu 22.5 cm
dan IMT yaitu 16,7 kg/m2. Hal ini menunjukkan ada masalah pada gizi Nn. E. Meskipun
dari hasil lab Hb normal yaitu 12,3 g/dl.
StatusKEKdilihatdaripengukuranLILAdanIMT.Subjekdikatakanmemiliki resiko
KEK jika hasil pengukuran LILA <23,5 cm dan IMT
<18,5kg/m².CalonpengantinwanitayangmemilikiLILA<23,5cmdanIMT<18,5 kg/m²
termasuk dalam KEK.Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana
seorang ibumengalami keadaan kekurangan energi dan protein yang
berlangsungsecaramenahun (kronis) sehingga mengakibatkan terjadinyagangguan
kesehatanpada ibu yang ditandai denganLILA kurangdari23,5cmdantampakkurus
berisiko melahirkananak Intra Uterine GrowthRetardation(IUGR),BeratBadanLahir
Rendah(BBLR)danstunting (Soejiningsih, 2014).
Dalam kasus Nn. A terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan KEKyaitu
Pola makannya tidak seimbang, kurang makan sayur dan susu sehinggakekurangan gizi
berupaprotein,zat besi,kalsiundanlainnya, ditambah dengan status Nn. A yang masih
remaja. HalinisejalandenganbeberapahasilpenelitianChristianP,SmithER, (2018) dalam
Hendra, Agus, (2019). “Polamakan dan aktivitasfisikpada
remajasangatmempengaruhikesehatandan kecukupanasupanzatgizinya“.
Kebutuhanzat gizi berupa energi, protein, zat besi, kalsium dan yanglainnya
meningkat pada masa remaja untuk mendukung pertumbuhan danperkembangan yang
37
optimal. Pada wanitausiasuburketidaktahuanataukurangnya informasi tentang kesehatan
dan gizi di latar belakangi
olehpendidikanyangdimilikinya.Pendidikanmemilikiketerkaitanyangdalamdenganstatus
kesehatandangizi.Sehingga
tingkatpendidikanyanglebihtinggilebihmudahmenerimainformasidenganmengimplementa
sikannyadalamperilakudangayahidupsehat,khususnyadalam halkesehatan
dangizi(Mahirawati,2014).
Dalam penatalaksanaannyapenulismenetapkanasuhan kebidanansebagaiberikut :

 Memberi penjelasan pada Nn. A dengan KIE tentang hasil


pemeriksaanbahwaKEKyangdialaminya akibatkekurangankalori (zat besi).
Dengan tingkat pengetahuan yang tinggi seseorang akan mampu
memilihbahan makanan yang banyak mengandung sumber zat
besitinggidenganhargayangterjangkausekaligusmempengaruhicaramemilihbaha
nmakanan sebagai penghambat dan pemacu penyerapan zat besi sehinggatidak
banyakzat besiyangterbuang(Fuadaetal.,2019).
PelayananprakonsepsidilakukanmelaluipemberianKomunikasiInformasiEdukasi
(KIE)KesehatanReproduksidanSeksualbagiCalon
Pengantinbertujuanmeningkatkanaksesdankualitaspelayanankesehatanreproduk
sidanseksualbagicalonpengantin.Kualitas pelayanan didukung oleh sumber daya
manusia kesehatan yang kompetendan
patuhterhadapstandar,kesiapanfasilitaspendukungpelayanan,biaya
operasionaldan supervisi fasilitatif yang terus menerus.
DenganpelaksanaanpelayananKIEyangterstandarmakadiharapkancatinmemiliki
pengetahuanyangkompehensiftentangkesehatanreproduksidanpermasalahannyas
ertaupayaskriningterhadappenyakit/penyulit.(KemenkesRI,2015)
 Memberikan asuhan kepada Nn. E untuk mempersiapkan
kehamilannyadenganmemperhatikanstatus gizi sebelumhamil danpada saat
hamilkelak.Sertalebihmeningkatkanaktivitasfisikataumemperbanyakolahraga
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Prendergast dan
Humphrey(2014)bahwa status gizi dan kesehatan ibu sebelum, selama dan
setelahkehamilan mempengaruhi pertumbuhan awal anak dan
perkembangannyasejakdalamkandungan. Kehamilan dengan kekurangan energi
kronismenyebabkankejadian stunting pada anak-anak sebesar 20%.

38
Penyebablain dari sisi ibu antaralainibuyang memiliki perawakan
pendek,jarakkelahiranyangterlalu dekat, dankehamilanremaja. (Prendergast&
Humphrey,2014).
Tambahanenergiyangdiperlukanselamahamil yaitu27.000–80.000Kkal atau 100
Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkanoleh janinuntuk tumbuh dan
berkembangadalah50-95Kkal/hari.Kebutuhantersebutterpenuhidenganmengkon
sumsi sumber
tenaga(kalori/energi)sebanyak9porsi,sumberzatpembangun(protein)sebanyak 10
porsi dan sumber zat pengatur sebanyak 6 porsi dalam sehari.(Farid,
Titania,2019)
 MemberiAsuhanKIEpadaOSmengenaitujuandilakukanimunisasiTT.
Pemberian imunisasi merupakan bagian terpenting dalam layanan
pranikahpada calon pengantin perempuan. Imunisasi yang diberikan kepada
calonpengantinperempuanadalahimunisasiTT.BuktiimunisasiTTharusdiserahka
nkeKUAsebagaisalahsatusyaratadministrasimendaftarpernikahan.
Pemberian imunisasi tetanus toxoiddilakukan dalam upaya pencegahandan
perlindungan terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi
tetanustoxoiddilakukanuntukmencapaistatusT5hasilpemberianimunisasidasarda
n lanjutan. Status T5 ditujukan agar wanita usia subur
memilikikekebalanpenuh. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Lassi,
etal(2014)bahwaimunisasi selama periode prakonsepsi dapat mencegahbanyak
penyakit yang mungkin memiliki konsekuensi serius atau bahkanterbukti fatal
bagi ibu atau bayiyangbarulahir (Lassi,Dean,etal.,2014).
 Melakukakn asuhan kebidanan pranikah lainnya yaitu suplementasi
gizipadacalon pengantinberupaFedan asam folat
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Opon, et al
(2017)bahwaibuhamilbiasanyatidakmenyadaribahwadirinyahamilpadaawalkeha
milan,sehinggasuplementasiasam folatlebih baik
diberikandarisebelumhamil.Suplaiasamfolatyangtepatdarimasaprakonsepsi,keha
milan,danlaktasisangatmenentukanperkembangandanpertumbuhanjaninyangtep
at.Asamfolatadalahzatyangpaling pentingdalamunsur-unsursel-selpembagi
karena memainkan peranpenting dalam sintesis DNA. Pada awal kehamilan,
permintaan asam folatyang tidak disintesis dalam
tubuhmanusiameningkat.Asam folat yangdapat dipenuhimelaluipasokan
39
makananyang kayaasam folat hanyasekitar 150-250 μg. (Bomba-Opoń etal.,
2017).
Zatbesiadalahkomponenpentinghemoglobin.Setiapmolekulhemoglobinmengikat
oksigenuntukdiedarkankeseluruhtubuh(Indartanti,2014)

40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
DarihasilpelaksanaanasuhanpadaNn. A dan Tn. KdenganKEKdiRuangKB
Puskesmas Senaru. Kec. Bayan, KLU, dapatdisimpulkan:
1. Pada pengkajian kasus Nn. A umur 19 tahun dengan data subyektif
yaitucalon pengantin dan data obyektif yaitu keadaan umum cukup,
kesadarancomposmentis,vitalsignTD;106/65mmHg,N;80x/menit,R;20x/me
nit,S;37ºC,LILA 22.5 cmdanIMT16,7 kg/m²

2. Pada interpretasi data didapat diagnosa kebidanan Nn. A umur 19


tahundengan KEK (Kurang Energi Kronis) merupakan keadaan dimana
seorangibu mengalami keadaan kekurangan energi dan protein yang
berlangsungsecaramenahun (kronis) sehingga mengakibatkan terjadinya
gangguankesehatan pada ibu yang ditandai dengan LILA kurang
dari23,5cmdantampak kurus.

3. Diagnosa potensial yang terjadi berisiko keguguran, melahirkan anak Intra


UterineGrowthRetardation(IUGR),BeratBadanLahirRendah(BBLR)danstu
nting.

4. Pada kasus Nn. A dilakukan antisipasi dengan pemberian vitamin Fe


danAsamFolat

5. Pada kasus ini, perencanaan yang diberikan sesuai dengan keadaan Nn.
AyangmeliputipenjelasantentangkondisinyayangmendertitaKEK,memberin
asehatpadaNn.Auntukmengkonsumsimakananbergizi danistirahat yang
cukupsertamelakukanolahraga.

6. Pelaksanaan yang dapat penulis lakukan adalah sesuai dengan


perencanaanyang telahdibuat.

7. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu setelah


diberikan konseling.

B. Saran
1. BagiInstitusi

41
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan daftar pustaka bagi Mahasiswa StikesHamzar
Lombok Timur dalam menerapkan ilmu dan asuhan kebidanan pada klienasuhan kebidanan
pranikah dengan kasus KEK’
2. BagiPuskesmas
Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas sudah baik diharapkan
untuklebihmeningkatkankualitaspelayanandalampengelolaanasuhankebidanan
pranikahdenganKEK.
3. BagiPenulis
Diharapkandapatmenjadikoreksidanpedomanbagipenulistentangasuhankebidanan
pranikahdenganKEKselanjutnya.
4. BagiPasien
Diharapkan klien mampu memberikan penanganan segera apabila
menderitaKEKdenganmemberikansuplementambahandanmenugiziseimbang

42
DAFTAR PUSTAKA
Bomba-Opoń,D.,Hirnle,L.,Kalinka,J.,&Seremak-Mrozikiewicz,A.
(2017).FolateSupplementationDuringThePreconception Period,
Pregnancy
And Puerperium. Polish Society Of Gynecologists And
ObstetriciansGuidelines. Ginekologia Polska, 88(11),
633–636.Https://Doi.Org/10.5603/GP.A2017.0113
DhillonJ,CraigBA,LeidyHJ,AmankwaahAF,AnguahKO-B,JacobsA,JonesBL,
Jones JB,KeelerCL,KellerCEM.Theeffectsof increasedprotein

intakeonfullness:Ameta-analysisanditslimitations.
JournaloftheAcademyofNutritionandDietetics.2016;116(6):968-983
Farid, Titania,(2019). AsuhanKebidananPadaIbu Hamil
DenganKekuranganEnergiKronis(KEK)DiPuskesmasKelayanTimurBanjar
masinTahun2019
Fauziyah,Anny.2017.PengaruhPendidikanKesehatanTentangNutrisiPrakonsepsiTe
rhadapTingkatPengetahuan,SikapdanPraktikKonsumsiMakananSehat

WanitaPranikahdiKotaTegal.Tesis.Jakarta:UniversitasIndonesia
Hardinsyah, Supariasa IDN. Ilmu Gizi Teori &Aplikasi. Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran(EGC);2016.
Hoelman, M. B., Tua, B., Parhusip, P., Eko, S.,Bahagijo,S.,&Santono,H.(2015).
Panduan SDGs.
Jakarta: Infid.Susilowati. Kuspriyanto. 2016.
GizidalamDaurKehidupan,Bandung:PTRefika Aditama.
Kementerian Kesehatan RI, (2015).BukuAjarKesehatanIbudanAnak.Jakarta:
Kementerian
KesehatanRI;2015.
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2016.
BadanPenelitiandanPengembanganKesehatanKementerianKesehatanRI.
Jakarta : 2016
Lassi,Z.S.,Imam,A.M.,Dean,S.V.,&Bhutta,Z.A.(2014).Preconception Care:
ScreeningAndManagementOfChronic DiseaseAndPromoting
PsychologicalHealth.ReproductiveHealth,11(Suppl3),1–20.
https://doi.org/10.1186/1742-4755-11-S3-S5
Mahirawati, V. K. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
KekuranganEnergiKronispadaIbu Hamildi Kamoning dan
Tambelangan,KabupatenSampang,JawaTimur.BuletinPenelitianSistemKes
ehatan,193–202.
Stephanie Patricia, Sari Komang dan Ayu Kartika, (2016). Gambaran
KejadianKurang Energi Kronik Dan Pola Makan Wanita Usia Subur Di
DesaPesinggahanKecamatanDawanKlungkungBali2014.E-
43
Jurnalmedika,Vol. 5No.6.
Supariasa, I Dewa Nyoman, (2014). Pendidikan dan Konsultasi Gizi.
Jakarta :Penerbit BukuKedokteran EGC
Varney, Helen (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2.
Jakarta:EGC

44
45

Anda mungkin juga menyukai