Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEBIDANAN

KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK


DI PUSKESMAS NANGKAAN
Disusun untuk memenuhi tugas praktik profesi bidan
Stase Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK)

Oleh
NI NYOMAN SRI ASTUTI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh preseptor lahan dan preseptor akademik di
Puskesmas Nangkaan

BONDOWOSO,
Mahasiswa

NI NYOMAN SRIA ASTUTI

Pembimbing Praktik Pembimbing Akademik


LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian
Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau
menyembuhkan penyakit. Teknik pemberian obat didapati ada berbagai macam cara antara
lain secara oral, parental, dermal, sublingual, dan sebagainya. Salah satu jenis pemberian
obat yaitu secara parental yang umumnya adalah intra vena, intra muscular, subcutan, intra
cutan, dan intra spinal. (Perry dan Potter, 2009)
Salah satu pemberian obat parental yaitu melalui intra muscular (IM) yang
merupakan pemberian obat dengan memasukkannya ke dalam jaringan otot. Kontrasepsi
suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) berisi hormon progesteron saja dan
tidak mengandung hormone esterogen. Dosis yang diberikan 150 mg/ml depo
medroksiprogesteron asetat merupakan salah satu pemberian obat secara intra muscular
(IM) setiap 12 minggu. Tempat untuk suntikan intra muscular pada akseptor KB adalah
seperempat bagian atas luar otot gluteus maksimus (Varney, 2015).

2. Lokasi Penyuntikan
Tempat atau lokasi penyuntikan sebaiknya sejauh mungkin dari saraf-saraf atau
pembuluh darah utama. Tempat-tempat yang lazim digunakan antara lain dorsogluteal
(posisi tengkurap), ventrogluteal (posisi berbaring), vastus lateralis (daerah paha), atau
deltoid (lengan atas). Pada akseptor KB penyuntikan dilakukan pada bokong dengan
menarik garis lurus dan SIAS menuju os.coccigys dan daimbil 1/3 atas SIAS.

3. Efektivitas
DMPA memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per100 perempuan
dalam satu tahun pemakaian (BKKBN, 2015). Kegagalan yang terjadi pada umumnya
dikarenakan oleh ketidakpatuhan akseptor untuk datang pada jadwal yang telah ditetapkan
atau teknik penyuntikan yang salah. Injeksi harus benar-benar intragluteal (Hanafi, 2015).

4. Kelebihan
Kelebihan penggunaan suntik DMPA menurut BKKBN (2015) :
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak mempengaruhi ASI.
f. Sedikit efek samping.
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai perimenopause.
i. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
j. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k. Mencegah beberapa penyakit radang panggul.
5. Keterbatasan
Keterbatasan penggunaan suntik DMPA menurut BKKBN (2015) :
a. Sering ditemukan ganguan haid.
b. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
c. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan.
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
dan virus HIV.
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan lipid serum.

6. Indikasi
Indikasi pada pengguna suntik DMPA menurut BKKBN (2015) :
a. Wanita usia reproduktif.
b. Wanita yang telah memiliki anak.
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f. Setelah abortus dan keguguran.
g. Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.
h. Masalah gangguan pembekuan darah.i.Menggunakan obat epilepsydan tuberculosis.

7. Kontra Indikasi
Menurut BKKBN (2015), kontra indikasi pada pengguna suntik DMPA yaitu:
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
d. Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara.
e. Penderita diabetes mellitusdisertai komplikasi.

8. Teknik Pemberian Obat Suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) Secara
IM
Rute intra muscular (IM) memungkinkan absorpsi obat yang lebih cepat daripada
rute subcutan (SC) karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan
jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam, tetapi bila tidak hati-hati ada
resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah. Petugas menggunakan jarum
berukuran lebih panjang dan lebih besar untuk melewati jaringan subcutan dan
mempenetrasi jaringan otot dalam. Sudut insersi untuk injeksi IM adalah 90 0. (Perry dan
Potter, 2009)

9. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan


- Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intra
muskular dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan
diberikan tiap 90 hari. Pemberian suntikan yang Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya
diberikan tiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi yang ke lima diberikan tiap 12 minggu.
- Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang di basahi oleh
etil/isopropil alkohol 60 – 90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, baru setelah
kering di suntik.
- Kocok dengan baik, dan hindarkan gelembung – gelembung udara. Kontrasepsi suntik
tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya.

10. Langkah-Langkah Tindakan Injeksi Intra Muscular (IM)


A. Persiapan dan perilaku
1) Memberi salam pada pasien
2) Mengenalkan diri pada klien
3) Menjelaskan tujuan dan meminta persetujuan
4) Memberi kesempatan bertanya pada pasien
5) Merespon reaksi paien
B. Persiapan Alat
1) Bak instrument
2) Sarung tangan
3) Jarum pengambil obat
4) Spuit 3 cc atau 5 cc
5) Obat yang sudah ditentukan (KB Suntik DMPA)
6) Kapas alkohol
7) Bengkok
8) Safety box (jarum dan spuit)
9) Larutan klorin 0,5%
10) Handuk kecil cuci tangan
11) Sampah medis dan non medis
12) Kartu KB
C. Teknik bekerja
1) Sistematis, efektif, dan efisien
2) Menjaga privasi pasien
3) Menjawab pertanyaan dengan tepat dan bahasa yang mudah dimengerti

11. Informasi Lain Yang Perlu Disampaikan


- Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea).
Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu
kesehatan.
- Dapat terjadi efek samping peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara.
Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang.
- Karena terlambat kembali nya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia
muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan
berikutnya dalam waktu dekat.
- Setelah suntikan dihentikan haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada
umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat terjadi kehamilan. Bila
setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan
kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
- Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang ditentukan, suntikan dapat diberikan 2
minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikandiberikan 2 minggu setelah jadwal yang
ditetapkan, asal tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain selama 7 hari. Bila
perlu menggunakan kontrasepsi darurat.
- Bila klien, misalnya, sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan
kemudian meminta untuk digantikan kontrasepsi suntikan yang lain sebaiknya jangan
dilakukan, andaikata terpaksa dilakukan kontrasepsi yang akan diberikan tersebut di
injeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
- Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal yakin ibu tidak
hamil.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2015. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cetakan ke-. 5. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan

Hanafi. 2015. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Mochtar, Rustam.2015. Sinopsis Obstetri Jilid 2, edisi 2. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 1. Jakarta : Salemba Medika

Saifuddin, A.B. 2016. Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka sarwono Prawirohardjo.

Suratun, S. Heryani, & Manurung, S., 2013, Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan
Kontrasepsi, Jakarta: Trans Info Media

Varney, Hellen (et.all). 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4,Volume 1. Jakarta : EGC

Wikipedia, 2021. Keluarga _ Berencana. https://id.wikipedia. org/wiki/Keluarga_Berencana.


html diakses pada tanggal 18 November jam 08.00 WIB
ASUHAN KEBIDANAN
PEMBERIAN OBAT MELALUI INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM)
PADA IBU DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
DI PUSKESMAS NANGKAAN

Tempat : Puskesmas Nangkaa


Tanggal / Waktu : Rabu, 13 Oktober 2021
Pengkaji : Asti Nuris Mida Rahmawati
Jam : 09.30 WIB
1. Identitas Istri / Suami
     Nama : NY “RA”/ Tn “MS”
     Umur : 29 tahun/33 tahun
    Agama  : Islam / Islam
     Pendidikan  : SMP / SD
Suku : Madura / Madura
     Pekerjaan   : IRT / Wiraswasta
     Alamat : Ds.Mrawan – Bondowoso
2. Data Subyektif
Ibu mengatakan ingin ikut kb suntik yang 3 bulan setelah melahirkan anak pertama 1 bulan
yang lalu.
3. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Berat badan sebelum/sesudah : 50 kg
d. Tinggi badan : 148 cm
e. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : T = 110/70 mmHg
Nadi : 82 ×/menit
Suhu : 37 °C
Pernapasan : 20 ×/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Wajah : Tidak anemis, tidak ada odema
b. Mata : Sklera putih, conjungtiva merah muda
c. Payudara : Simetris, bersih, puting menonjol, tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan, ASI keluar dari kedua payudara.
d. Abdomen : Tidak ada massa, tidak ada tanda infeksi
e. Genetalia : Tidak ada varises
f. Ektremitas Atas : Simetris, tidak odem
g. Ektremitas bawah : Simetris, tidak odem, tidak ada varises

4. Analisis/Interpretasi Data
Ny. RA Akseptor KB 3 bulan

5. Penatalaksanaan
Tanggal 13 Oktober 2021, jam 09.45
1. Melakukan personal hygiene
E/ Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan mengeringkan
dengan handuk
2. Menyiapkan alat suntik
E/ Alat sudah siap (Sarung tangan, Spuit 3cc, kapas alkohol, obat suntik
depoprogestin)
3. Memakai sarung tangan
E/ Sarung tangan sudah dipasang dengan baik
4. Memperhatikan lingkungan untuk menjaga privasi pasien
E/ Ruangan tertutup dengan baik
5. Menganjurkan pasien naik ke tempat tidur dengan posisi yang nyaman
E/ Pasien tidur diatas tempat tidur
6. Membuka spuit dari kemasan dan memasukkan obat suntik depoprogestin kedalam spuit
E/ Obat suntik 3 cc sudah siap dan memastikan tidak ada gelembung udara dalam
spuit
7. Mengatur posisi pasien dan membebaskan daerah yang akan disuntikkan dari pakaian
pasien
E/ Pasien tidur miring kiri
8. Menentukan tempat penyuntikan
E/ penyuntikan dilakukan didaerah bokong yaitu 1/3 atas SIAS-coccygeus
9. Melakukan desinfeksi pada bagian yang akan disuntikkan
E/ desinfeksi dilakukan menggunakan kapas alkohol
10. Meregangkan daerah yang akan disuntik
E/ peregangan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari
11. Memasukkan jarum ke posisi tegak lurus 90 0, melakukan aspirasi dan memasukkan obat
secara perlahan
E/ Pasien sudah disuntik depoprogestin
12. Telunjuk tangan kiri menekan bekas suntikan dengan kapas alkohol dan tangan kanan
mencabut jarum dengan cepat
E/ Penyuntikan sudah selesai dilakukan
13. Menekan daerah yang telah disuntik dan mengkomunikasikan kepada pasien bahwa
proses sudah selesai
E/ Pakaian pasien dan lingkungan telah dirapikan kembali
14. Membereskan alat dan tempat
E/ Spuit di buang di safety box, kapas alkohol dan sarung tangan di buang di
tempat sampah medis, tempat tidur sudah di rapikan kembali
15. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
16. Mendokumentasikan hasil kegiatan
E/ Pencatatan sudah di tulis di Register dan Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai