Anda di halaman 1dari 129

Midwifery Care Of Project ( Contynuity Of Care )

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSHIF PADA NY ‘’S’’


DI PMB MITASS TAHUN 2022

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 8

Midwifery Care Project (Continuity of Care)

Disusun Oleh :
TETI HERAWATI
19210200058

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022

Departemen Kebidanan STIKIM


LEMBARPERSETUJUAN

Midwifery Care Of Project ( Contynuity Of Care )

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSHIF PADA NY ‘’S’’


PMB MITASS TAHUN 2022

Oleh:
NAMA : TETI HERAWATI
NIM : 19210200058

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk di presentasikan di hadapan tim
penguji.

Tanggal, April 2022

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

(Rizkyana putri. S.Tr.Keb.,M.Keb)


NIDN.

Departemen Kebidanan STIKIM


LEMBAR PENGESAHAN

Midwifery Care Of Project ( Contynuity Of Care )

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSHIF PADA NY ‘’S’’


DI PMB MITASS TAHUN 2022

Oleh:
NAMA : TETI HERAWATI
NIM : 19210200058

Telah dipresentasikan pada tanggal bulan tahun 2022 di hadapan tim penguji Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju

Tanggal, 2022
Menyetujui,

KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini

Agus Santi Br.G.,S.ST,M.Kes. Ghaida Husnul


NIDN Pangestu,S.ST,M.Keb
NIDN

Dosen Penanggung Jawab Stase

(Riskyana Putri S.Tr.Keb.,M.Keb)


NIDN.

Departemen Kebidanan STIKIM


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya penulis
dapat menyelesaikan Midwifery Care Of Project ( Contynuity Of Care )
dengan judul “Midwifery Care Of Project ( Contynuity Of Care ) Asuhan Kebidanan Pada Ny ‘’S’’
Diklinik Bunda Dara Medika Lampung Tahun 2021”. tepat pada waktunya. Midwifery Care Of
Project ( Contynuity Of Care ) ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Profesi Bidan Di Universitas Indonesia Maju.
Dalam penyusunan Midwifery Care Of Project ( Contynuity Of Care ) ini penulis mendapatkan
bimbingan, arahan dan masukan dari berbagai pihak, baik dari institusi, tempat penelitian, keluarga
dan temen-teman terdekat lain nya. oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Drs. H.A Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju
2. Prof. Dr. H.M. Hafizurracman selaku Pembina Yayasan Indonesia Maju
3. Dr. Astrid Novita, SKM., MKM selaku PJS Rektor Universitas Indonesia Maju
4. Susaldi S.ST., M. Biomed selaku PJS Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Indonesia
Maju
5. Dr. Rindu, SKM., M.Kes selaku PJS Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik Universitas
Indonesia Maju
6. Hidayani, Am.Keb., SKM., MKM selaku Kepala Departemen Kebidanan Universitas Indonesia
Maju
7. Rizkiana Putri, S.Tr.Keb.,M.Keb selaku dosen pembimbing stase 8
8. Agus Santi Br. Ginting, S.ST,M.Kes selaku dosen responsi stase 8
9. Zaki Mulyasari, S.ST selaku CI stase 8
10. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Departemen Kebidanan Universitas Indonesia Maju
11. kepada kedua orang tua yaang telah memberikan dukungan yang tiada henti baik dukungan do’a,
moral dan materi hingga skripso ini dapat terselesaikan.
12. teman-temaan seperjuangan profesi bidan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat pada penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Midwifery Care Of Project ( Contynuity Of Care )ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat diharapkan
guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Departemen Kebidanan STIKIM


Jakarta, April 2022
Penulis

(Teti Herawati)

Departemen Kebidanan STIKIM


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) Angka kematian ibu (AKI) masih sangat
tinggi, sekitar 810 wanita meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan atau persalinan di
seluruh dunia setiap hari, dan sekitar 295 000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan
dan persalinan. Angka kematian ibu di negara berkembang mencapai 462/100.000 kelahiran
hidup. Sedangkan di negara maju sebesar 11/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2020).
Menurut ketua komite Ilmiah International Conference on Indonesia Family Planning and
Reproductive Health (ICIFPRH), hingga tahun 2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305
per 100.000 kelahiran hidup. Padahal target AKI Indonesia tahun 2015 adala 102 per 100.000
kelahiran hidup. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga (BKKBN), Hasto Wardoyo, dalam
acara Nairobi Summit dalam rangka ICPD 25 (International Conference on Population and
Development ke-25) yang diselenggarakan pada tanggal 12-14 November 2019 menyatakan
bahwa tinginya AKI merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi Indonesia sehingga
menjadi salah satu komitmen prioritas nasional, yaitu mengakhiri kematian ibu saat hamil dan
melahirkan. Pada tahun 2018 AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 522 per 100.000 kelahiran
hidup. Penyebab tertinggi kematian ibu pada tahun 2018 adalah terjadi pada ibu hamil 130 orang
(25%) dan bersalin sebanyak 109 orang (21%).
Berdasarkan survey adapun informasi yang diperoleh dari Profil kesehatan Indonesia
tahun 2017, diperoleh sebanyak kurang lebih 5 juta ibu bersalin di Indonesia (Nufra & Azimar,
2019). Di Amerika serikat dan Asia Tenggara sekitar 5-15%. Dari profil kesehatan Indonesia
diperoleh sekitar 84% ibu hamil yang akan mengikuti metode persalinan dengan dibantu tenaga
medis serta dapat menjalankan fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Secara nasional,
indikator sudah memenuhi sasaran dengan sebesar 80%. Namun, sebagian masih terdapat 17
provinsi (50%) yang tidak memenuhi dalam sasaran tersebut. Adapun ketidakseimbangan yang
sedikit jauh antara provinsi tertinggi hingga paling rendah yaitu 115% (DKI-Jakarta)- 31%
(Maluku) dengan standart deviasi 16%. Jumlah ibu bersalin untuk wilayah Jawa Timur sebanyak
98,08% atau (79%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).
Berdasarkan data Direktorat Kesehatan Keluarga, Angka Kematian Ibu (AKI) di
Banten pada tahun 2018 sebanyak 247 kasus, kemudian menurun menjadi 212 kasus tahun 2019,
dan 2020 sebanyak 242 kasus. Sementara kasus kematian bayi di Banten pada tahun 2018
sebanyak 1.158 kasus

Departemen Kebidanan STIKIM


Berdasarkan hasil laporan dari 36 puskesmas jumlah kasus kematian ibu masih cukup
tinggi pada tahun 2019 sejumlah 178 dari 18.273 KH, dan setelah dilakukan inovasi pelayanan
kesehatan pada tahun 2020 ada penurunan kasus kematian ibu yaitu sejumlah 143 dari
23.110KH.

Penurunan AKI dan AKB saat ini masih menjadi prioritas program kesehatan di
Indonesia. Karena itu bidan harus memiliki filosofi asuhan kebidanan yang menekankan
asuhannya terhadap perempuan (Woman Centered Care). Salah satu upaya untuk meningkatkan
klasifikasi bidan adalah menerapkan model asuhan kebidanan yang berkelanjutan (Continuity
Of Care/ CoC) dalam pendidikan klinik (Hanifaria, 2015).

Continuity of care dalam kebidanan merupakan serangkaian kegiatan pelayanan


berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga
berencana (Homer et all, 2014 dalam Ningsih, 2017).
Continuity of care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya berorientasi untuk
meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode. Continuity of care memiliki 3
jenis pelayanan yaitu manajemen, informasi dan hubungan. Kesinambungan manajemen
melibatkan komunikasi antar perempuan dan bidan. Kesinambungan informasi menyangkut
ketersediaan waktu yang relevan. Kedua hal tersebut penting untuk mengatur dan memberikan
pelayanan kebidanan (Sandall dalam Ningsih, 2017).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarikmelakukan asuhan kebidanan
secara komprehensif pada Ny. S di pmb mitass

1.2. Tujuan Study Kasus


1.3.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dalam lingkup Midwaifery
Care Of Project (Continuity Of Care) sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada Ny. s
mulai dari kehamilan Trimester III, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas dan KB di pmb
mitass

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil Ny.S di pmb mitass
b. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin Ny. S di pmb
mitass
Departemen Kebidanan STIKIM
c. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru lahir Ny. S di pmb
mitass
d. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu nifas Ny.S di pmb mitass.
e. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada neonatus Ny. S di pmb mitass
f. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S di pmb mitass

1.4. Manfaat Study Kasus


Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang baik untuk
berbagai pihak, yaitu:

1.4.1 Bagi Klien


Agar klien mampu melakukan deteksi yang mungkin timbul pada
masa kehamilan, persalinan maupun pada masa nifas dan KB sehingga memungkinkan
untuk segera mecari pertolongan dan laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi media
informasi untuk klien dan sebagai catatan medis untuk klien.
1.4.2. Bagi Penulis
Laporan COC ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran dan bahan masukan bagi
penulis

1.4.3 Bagi pmb


Laporan COC ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pelayanan asuhan
kebidanan komprehensif pada ibu selama masa kehamilan Trimester III, Persalinan, Bayi
Baru Lahir, Nifas dan pelayanan KB untuk meningkatkan pelayanan kebidanan.

1.4.4 Bagi Pendidikan


Laporan COC ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau refrensi untuk
pembelajaran dan penerapan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas dan pelayanan KB.
.
1.5. Ruang Lingkup
Laporan COC ini membahas tentang menejemen asuhan kebidanan komprehensif pada
Ny. S G2P1A0 dengan kehamialan, persalianan, nifas, bayi baru lahir dan KB yang
diberikan pada tanggal 24 april 2022 sampai 25 mei 2022 di pmb mitass. Pemberian
asuhan kebidanan yang berkesinambungan (COC) yang berkualitas ini sesuai dengan
kebutuhan ibu dan bayi yang pada akhiran dapat meningkatkan status kesehatan ibu dan
Departemen Kebidanan STIKIM
mampu meberdayakan ibu untuk mencapai kualitas kesehatan reproduksi dan peran
menjadi ibu yang optimal. Hasil dari laporan kebidanan komprehensif ini menggunakan
pendokumentasian dengan SOAP.

Departemen Kebidanan STIKIM


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asuhan Kebidanan Komprehensif
2.1.1. Kehamilan
a. pengertian kehamilan
Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-
27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014 dan
Ronalen, dkk. 2020).
Kehamilan merupakan masa yang dimulai, dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini
dibagi atas 3 semester yaitu, kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan
trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 -
minggu. Kehamilan adalah suatu proses yang natural bagi perempuan, dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin dengan rentang waktu 280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari).
(Kemenkes, 2011 dan Ronalen, dkk. 2020).
Masa kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu:
1. Trimester pertama
berlangsung dalam 12 minggu (penambahan berat badan sekitar 1,2 kg).
2. Pada trimester kedua
berlangsung dalam 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) penambahan berat badan
kira-kira 0,35-0,4 kg per minggu.
3. Trimester ketiga
berlangsung dalam 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) kenaikan berat badan
sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir adalah 11-12
kg. kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah 12,5 kg.
(Winjosatro, 2008).
b. Tanda – Tanda Kehamilan
1. Tanda Tidak Pasti

Departemen Kebidanan STIKIM


Tanda yang tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dikenali dan
pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil. Tanda tidak pasti ini terdiri atas hal
– hal berikut ini.
a. Amenore
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan
ovulasi, sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat dikonfirmasi
dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan. Tetapi, amenore juga dapat
disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitari, perubahan dan factor
lingkungan, malnutrisi, dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan
kehamilan.
b. Mual muntah
Pengaruh estrogen terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan
menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut
morning sicknes. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila
terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan
hiperemisis gravidarum.
c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian
disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan–bulan pertama kehamilan dan
akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Synope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan synope atau pingsan. Hal ini sering terjadi
terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16
minggu.
e. Kelelahan.
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme pada kehamilan, yang akan meningkat seiring pertambahan usia
kehamilan akibat aktivitas metabolism hasil konsepsi.
f. Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan system duktus pada payudara, sedangkan
progesterone menstimulasi perkembangan system alveolar payudara, menibulkan
perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran putting
susu, serta pengeluaran kolostrum.
Departemen Kebidanan STIKIM
g. Sering miksi
Desakan Rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dengan
sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada trimester pertama akibat
desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada trimester kedua umumnya keluhan
ini akan berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada
akhir trimester, gejala bias timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan
menekan kembali kandung kemih.
h. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltic usus (tonus otot menurun)
sehingga kesulitan untuk BAB.
i. Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
j. Epulusi
Hipertropi papilla gingivae gusi, sering terjadi pada trimester pertama.
k. Varises
Varises atau penumpukan pembuluh darah vena Pengaruh estrogen dan
progesterone menyebabkan pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita
eksterna. Kaki dan betis, serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat
hilang setelah persalinan.
2. Tanda kemungkinan
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat diketahui oleh
pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil. Tanda
kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut.
a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
b. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.
c. Tanda goodel
Adalah pelunakan servik. Pada wanita yang tidak hamil servik seperti ujung
hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
d. Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukusa vagina termasuk juga
porsio dan serviks.
e. Tanda piscasceks
Departemen Kebidanan STIKIM
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi braxton hicks
Merupakan peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin di
dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sproradis, tidak nyeri biasanya
timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan
abdominal pada trimester ketiga, kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya,
lamanya, dan kekuatannya sampai mendekati persalinan.
g. Teraba ballatoment
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tenaga pemeriksa. Hal ini harus ada pada
pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak
cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.
h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif Pemeriksaan ini adalah untuk
mendeteksi adanya human chorionic gonodotropin (HCG) yang diproduksi oleh
sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi di peredaran dan ibu
(pada plasma darah), dan di ekskresi pada urin ibu. Hormon ini dapat mulai
dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke
30- 60. Tingkat tertinggi pada hari 60 – 70 usia gestasi, kemudian menurun pada
hari ke 100 – 130.
3. Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan janin, yang dapat
dilihat oleh pemeriksa. Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal – hal berikut :
a. Terdengar denyut jantung (DJJ)
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop leanec, DJJ (Denyut
Jantung Janin) baru dapat didengar pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Gerakan janin
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
c. Bagian – bagian janin
Bagian – bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian
kecil janin (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi
menggunakan USG (Ultrasonography).
Departemen Kebidanan STIKIM
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG (Ultrasonography).
(Prawirohardjo, 2011).

c. Diteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan


Ibu hamil perlu mengetahui tanda bahaya kehamilan karena munculnya tanda bahaya dapat
menjadi indikasi adanya kemungkinan bahaya pada kehamilan yang dapat berdampak buruk
pada kesehatan ibu hamil dan janin (Littleton & Engebretson, 2009; Pillitteri, 2010).
Pengetahuan tanda bahaya kehamilan dinilai melalui beberapa komponen antara lain konsep
tanda bahaya, perdarahan vagina, edema, demam tinggi, penurunan gerak janin, muntah
persisten, dan ruptur membran (Chapman & Durham, 2010; Pillitteri, 2010).
Selain itu edema pada wajah, jari, tangan, dan kaki yang terus-menerus dapat menjadi
indikasi preeklamsia yang dapat berlanjut menjadi eklamsia apabila disertai kejang-kejang.
Menurut WHO (2005) eklamsiamenyebabkan kematian maternal sebanyak 12%.
d. Faktor Risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri)
1. Usia <20 tahun atau >35 tahun
Manuaba menjelaskan bahwa ibu hamil yang memiliki usia <20 tahun organ-organ
reproduksinya belum matang. Sedangkan >35 tahun dihadapkan pada kemungkinan
terjadinya komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Penelitian Sutarmi
menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian komplikasi
persalinan (Sutarmi; Zakir, 2013).
2. Anak Terkecil <2 tahun
Jarak kehamilan dengan anak terkecil <2 tahun dimungkinkan bahwa
kesehatan fisik dan rahim masih perlu istirahat. Ada kemungkinan ibu masih
menyusui. Selain itu anak tersebut masih membutuhkan perhatian dari orang
tuanya. Ibu hamil dengan jarak kehamilan dengan sebelumnya <2 tahun berisiko
mengalami perdarahan postpartum, melahirkan bayi prematur dan BBLR (Rochjati,
2011).
3. Riwayat SC
Responden pada penelitian yang memiliki riwayat persalinan SC sebanyak 5%.
Persalinan SC empat kali berisiko menimbulkan kematian pada ibu. Ibu post partum
dapat mengalami kesakitan seperti perdarahan, infeksi, kelelahan dan masalah
psikologis (Umadah & Wibowo, 2014).
4. Primitua Sekunder

Departemen Kebidanan STIKIM


Ibu hamil dengan jarak persalinan yang lalu >10 tahun sebanyak 5%. Hal tersebut
dinamakan primitua sekunder. Ibu yang merupakan primitua sekunder, dalam
kehamilan dan persalinan ini seolah-olah seperti menghadapi kehamilan atau persalinan
yang pertama lagi. Usia ibu bertambah tua dan berisiko terjadi perdarahan post partum,
hipertensi dan diabetes (Rochjati, 2011).
5. Tinggi Badan <145 cm
Ibu hamil yang memiliki tinggi badan <145 cm sebanyak 10%. Manuaba
menjelaskan bahwa pada ibu hamil dengan TB <145 cm menyebabkan bagian
terendah janin belum masuk pintu atas panggul. Ibu berisiko mengalami ketuban
pecah dini, partus lama, infeksi intrapartum, simfisiolisis. Bahaya pada bayi yaitu
prolaps funikuli, terjadi moulage bahkan kematian janin (Manuaba, Ida Ayu
Chandradinata; Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar; Manuaba, 2012).
6. Kekurangan Energi Kronis Responden yang mengalami KEK sejumlah 5%. Hasil
penelitian Restu dkk tahun 2017 bahwa ibu dengan KEK 4 kali berisiko melahirkan
bayi dengan Berat Bayi Lahir rendah (BBLR). Status gizi ibu hamil akan sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin dalam rahim. Kekurangan gizi selama kehamilan
akan mengganggu pertumbuhan janin, terhambatnya perkembangan otak janin, bayi
baru lahir rentan terhadap infeksi, keguguran dan BBLR (Restu et al., 2017).
7. Janin Besar
Hasil penelitian ini menunjukaan 5% ibu hamil memiliki janin besar. Hamilton
menjelaskan bahwa ukuran janin yang besar sangat menyulitkan kelahiran. Distensi
uterus atau peregangan berlebih pada serat-serat uterus menyebabkan disfungsional
persalinan, kemungkinan rupture uterus dan peningkatan insiden perdarahan post
partum serta persalinan dapat menjadi lebih lama (Hamilton, 2012).
e. Faktor Risiko II (Ada Gawat Obstetri)
1. Post Date
Kehamilan post term berisiko terhadap persalinan dengan bantuan seperti induksi
persalinan, forceps dan SC maupun laserasi pada jalan lahir (Bobak; Lowdermilk;
Jensen, 2007).
2. Anemia
Responden yang memiliki faktor risiko anemia sejumlah 5%. Ibu hamil dengan anemia
berisiko melahirkan bayi lahir prematur (Koura et al., 2012). Risiko lain adalah berat
bayi lahir rendah (Sukrat et al., 2013). Strategi yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan untuk menurunkan kejadian anemia diantaranya pemberian tablet besi selama

Departemen Kebidanan STIKIM


90 hari, pendidikan kesehatan tentang gizi pada saat kunjungan antenatal (Muliawati,
Dyah; Istiqomah, 2018).
3. Hipertensi
Bramham menyatakan bahwa hipertensi dalam kehamilan meningkatkan risiko
kelahiran prematur, BBLR, kematian neonatal. Pentingnya pemberian konseling pra
kehamilan, peningkatan pengawasan selama kehamilan dan pemberian obat-obatan
secara tepat untuk mengoptimalkan kesehatan ibu hamil (Bramham et al., 2014)
f. Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
Pelayanan antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
terhadap ibu hamil untuk memelihara kehamilannya. Tujuan dari pelayanan antenatal,
adalah mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang
sehat, deteksi dan antisipasi kelainan janin (Maternity et al., 2017).
Pelayanan antenatal care terpadu adalah keterpaduan pelayanan dengan beberapa
program lain yang memerlukan intervensi selama kehamilan. Tujuan dari ANC terpadu ini
adalah menyediakan pelayanan yang komperhensif dan berkualitas, menghilangkan missed
opportunity, deteksi dini kelainan/ penyakit/ gangguan pada ibu hamil, intervensi dini
terhadap kelainan atau gangguan atau penyakit lain, serta menyediakan rujukan sesuai
dengan sistem yang ada (Maternity et al., 2017).
Pemeriksaan kehamilan atau Ante Natal Care (ANC) sangat disarankan bagi para ibu hamil
untuk memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Pentingnya pemeriksaan
kehamilan ini karena berguna dalam mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu,
memonitor kesehatan ibu dan janin supaya persalinannya aman, agar tercapainya kesehatan
bayi yang optimal, mendeteksi dan mengatasi dini komplikasi dan penyakit kehamilan yang
mungkin dapat muncul seperti (Hipertensi dalam kehamilan,Diabetes dalam
kehamilan,Anemia, Janin dengan berat badan rendah, Kehamilan anggur, Plasenta previa
dll) (Fadli, 2012).
Pada era pandemi ini terjadi pembatasan aktivitas pada masyarakat, mulai dari
lockdown, PSBB, dan PMKM yang berimbas juga pada dunia kesehatan yang dimana
selama pandemi ini asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil (Rosyida, 2019)
mengalami peningkatan dari yang dulunya dianjurkan minimal 4 x selama kehamilan,
sekarang menjadi minimal 6 kali selama kehamilan.
Kunjungan antenatal care sebelum pandemi COVID-19 pada ibu hamil harus memenuhi
frekuensi yaitu minimal 1x pada trimester 1, minimal 1x pada trimester 2, dan minimal 2x
pada trimester 3. Sedangkan frekuensi kunjungan antenatal care pada masa pandemi

Departemen Kebidanan STIKIM


COVID-19 pada kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di trimester 1, minimal
1x di trimester 2, dan minimal 3x di trimester 3 (Kemenkes RI, 2020).
Pelayanan antenatal yang sesuai standar 10T meliputi penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan,pengukuran tekanan darah, pengukuran Lingkar Lengan atas
(Lila), pengukurantinggi puncak rahim (fundus uteri), penentuan status imunisasi tetanus
dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi, pemberian tablet tambah
darah minimal 90 tablet selama kehamilan, penentuan presentasi janin dan Denyut Jantung
Janin (DJJ), pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling,
termasuk keluarga berencana, pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila
belum pernah dilakukan sebelumnya), dan tatalaksana kasus (Kemenkes RI, 2013).
2.1.2. Persiapan Persalian
Persalinan merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Yanti, 2010). Persiapan persalinan bertujuan untuk menyiapkan semua kebutuhan
selama kehamilan maupun proses persalinan. Persiapan persalinan adalah segala sesuatu
yang disiapkan dalam hal menyambut kelahiran anak oleh ibu hamil:
a. Persiapan Melahirkan atau bersalin Macam-macam persiapan melahirkan atau bersalin
menurut (Depkes. RI, 2014), adalah
1. Mengetahui tanggal perkiraan persalinan.
2. Suami dan keluarga mendampingi ibu hamil saat bersalin.
3. Siapkan tabungan untuk biaya persalinan.
4. Suami, keluarga, dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu
diperlukan.
5. Merencanakan melahirkan ditolong oleh bidan atau dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan.
6. Menyiapkan orang yang bersedia menjadi donor darah jika sewaktu-waktu
diperlukan dengan golongan darah yang sama dengan ibu hamil.
7. Membuat rencana pembuatan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan. Hal ini
meliputi siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga dan siapa yang akan
membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi
kegawatdaruratan.
b. 4 hal yang harus dipersiapkan dalam persalinan menurut (Yuliana, 2018), yaitu:
persiapan fisik, psikologi, finansial dan kultural.
1. Persiapan Fisik
Departemen Kebidanan STIKIM
Proses persalinan adalah proses yang banyak melelahkan,untuk itu perlunya
dilakukan persiapan fisik semenjak kehamilan memasuki bulan ke 8 kehamilan, hal
ini disebabkan persalinan bisa terjadi kapan saja.
2. Persiapan Psikologi
Proses kelahiran memang menakutkan, apalagi bagi mereka yang baru mengalami
kelahiran yang pertama. Pastinya bagi ibu hamil yang akan melahirkan untuk
pertama kali, perasaan
takut, gugup dan panik akan dialami.
3. Persiapan Finansial
Persiapan finansial bagi ibu yang melahirkan merupakan suatu kebutuhan yang
mutlak harus disiapkan, dimana persiapan persalinan atau yang berkaitan dengan
menghasilkan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama
kehamilan berlangsung sampai persalinan. Kondisi ekonomi berkaitan dengan
kemampuan ibu untuk menyiapkan biaya persalinan, persalinan memerlukan biaya
yang tidak sedikit.
4. Persiapan Kultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, tradisi dan kebiasaan hidup yang kurang baik
terhadap kehamilan dan berusaha mencegah akibat itu. Persiapan yang berhubungan
dengan kebiasaan yang tidak baik sebelum kehamilan untuk dihindari selama
kehamilan terjadi. Faktor budaya sangat penting dimana terdapat tradisi untuk
membawa plasenta ke rumah, cara berperilaku yang benar selama kehamilan dengan
menjaga sikap dan perilaku (Yanti, 2010).
A. Konsep Dasar Persalinan
Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian kejadian pengeluaran
bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan ibu sendiri).
Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut :
 Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan
yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir (Moore, 2001).
 Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali
dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai
dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan
berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).

Departemen Kebidanan STIKIM


 Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002).
 Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Prawirohardjo, 2002).
1. Macam Macam Persalinan
a. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu
tersebut.
b. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps, atau
dilakukan operasi Sectio Caesaria.
c. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
2. Sebab-Sebab Persalinan
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab terjadinya persalinan:
a. Teori Penurunan Progesteron Villi koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga
kadar estrogen dan progesterone menurun. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi
kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai (Wiknjosastro dkk, 2005). Selanjutnya otot
rahim menjadi sensitif terhadap oksitosin. Penurunan kadar progesteron pada tingkat
tertentu menyebabkan otot rahim mulai kontraksi (Manuaba, 1998).
b. Teori Oksitosin Menjelang persalinan, terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam otot
rahim, sehingga mudah terangsang saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan
kontraksi. Diduga bahwa oksitosin dapat meningkatkan pembentukan prostaglandin dan
persalinan dapat berlangsung terus (Manuaba, 1998).
c. Teori Keregangan Otot Rahim Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini merupakan faktor yang dapat
mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi
(Wiknjosastro dkk, 2005). Otot rahim mempunyai kemampuan meregang sampai batas
tertentu. Apabila batas tersebut sudah terlewati, maka akan terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai (Manuaba, 1998).

Departemen Kebidanan STIKIM


d. Teori Prostaglandin Prostaglandin sangat meningkat pada cairan amnion dan desidua
dari minggu ke-15 hingga aterm, dan kadarnya meningkat hingga ke waktu partus
(Wiknjosastro dkk, 2005). Diperkirakan terjadinya penurunan progesteron dapat memicu
interleukin-1 untuk dapat melakukan “hidrolisis gliserofosfolipid”, sehingga terjadi
pelepasan dari asam arakidonat menjadi prostaglandin, PGE2 dan PGF2 alfa. Terbukti
pula bahwa saat mulainya persalinan, terdapat penimbunan dalam jumlah besar asam
arakidonat dan prostaglandin dalam cairan amnion. Di samping itu, terjadi pembentukan
prostasiklin dalam miometrium, desidua, dan korion leave. Prostaglandin dapat
melunakkan serviks dan merangsang kontraksi, bila diberikan dalam bentuk infus, per
os, atau secara intravaginal (Manuaba, 1998).
e. Teori Janin Terdapat hubungan hipofisis dan kelenjar suprarenal yang menghasilkan
sinyal kemudian diarahkan kepada maternal sebagai tanda bahwa janin telah siap lahir.
Namun mekanisme ini belum diketahui secara pasti. (Manuaba, 1998)
f. Teori Berkurangnya Nutrisi Teori berkurangnya nutrisi pada janin diungkapkan oleh
Hippocrates untuk pertama kalinya (Wiknjosastro dkk, 2005). Hasil konsepsi akan
segera dikeluarkan bila nutrisi telah berkurang (Asrinah dkk, 2010).
g. Teori Plasenta Menjadi Tua Plasenta yang semakin tua seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron sehingga
timbul kontraksi rahim (Asrinah dkk, 2010).
3. Tahapan Persalinan
Secara klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir yang disertai darah (bloody show). Lendir yang disertai darah ini
berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar.
Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis
servikalis itu pecah karena pergeseranpergeseran ketika serviks membuka (Wiknjosastro
dkk, 2005).
a. Kala I (Pembukaan Jalan Lahir)
Kala I persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri dengan
dilatasi serviks lengkap. Dilatasi lengkap dapat berlangsung kurang dari satu jam pada
sebagian kehamilan multipara. Pada kehamilan pertama, dilatasi serviks jarang terjadi
dalam waktu kurang dari 24 jam. Rata-rata durasi total kala I persalinan pada migravida
berkisar dari 3,3 jam sampai 19,7 jam. Pada multigravida ialah 0,1 sampai 14,3 jam
(Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Ibu akan dipertahankan kekuatan moral dan
emosinya karena persalinan masih jauh sehingga ibu dapat mengumpulkan kekuatan
(Manuaba, 2006).
Departemen Kebidanan STIKIM
Proses membukanya serviks sebaga akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:
 Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase laten diawali dengan mulai timbulnya
kontraksi uterus yang teratur yang menghasilkan perubahan serviks.
 Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
1. Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
2. Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3. Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam,
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi
demikian akan tetapi terjadi dalam waktu yang lebih pendek (Wiknjosastro dkk,
2005).
b. Kala II (Pengeluaran)
Kala II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan. Pada kala II, his menjadi lebih
kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat kepala janin sudah masuk di
ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasakan tekanan pada rektum
dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar
dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal,
kepala janin dilahirkan dengan presentasi suboksiput di bawah simfisis, dahi, muka dan
dagu. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota
badan bayi (Wiknjosastro dkk, 2005).
c. Kala III
persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir (Bobak, Lowdermilk &
Jensen, 2004). Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas
pusat. Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri (Wiknjosastro dkk, 2005). Pada
tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim dengan cara Crede untuk
membantu pengeluaran plasenta. Plasenta diperhatikan kelengkapannya secara cermat,
sehingga tidak menyebabkan gangguan kontraksi rahim atau terjadi perdarahan
sekunder (Manuaba, 2006).
d. Kala IV (2 Jam Setelah Melahirkan)
Departemen Kebidanan STIKIM
Kala IV persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta lahir.
Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika homeostasis
berlangsung dengan baik (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Pada tahap ini,
kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah terjepit untuk menghentikan
perdarahan. Pada kala ini dilakukan observasi terhadap tekanan darah, pernapasan, nadi,
kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2 jam pertama. Selain itu juga dilakukan
penjahitan luka episiotomi. Setelah 2 jam, bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke
ruangan bersama bayinya (Manuaba, 2008)

Evidence Based Midwifery dalam Persalinan


Adapun hal-hal yang tidak bermanfaat pada kala II persalinan berdasarkan EBM adalah:

No Tindakan yang Sebelum EBM Setelah EBM


dilakukan
1 Asuhan sayang ibu Ibu bersalin dilarang untuk Ibu bebas melakukan
makan dan minum bahkan aktifitas apapun yang
untuk mebersihkan dirinya mereka sukai
2 Pengaturan posisi Ibu hanya boleh bersalin dengan Ibu bebas untuk memilih
persalinan posisi telentang posisi yang mereka
inginkan
3 Menahan nafas saat Ibu harus menahan nafas pada Ibu boleh bernafas seperti
mengeran saat mengeran biasa pada saat mengeran
4 Tindakan epsiotomi Bidan rutin melakukan Hanya dilakukan pada
episiotomy pada persalinan saat tertentu saja

3.1.3. Asuhan Bayi Baru Lahir


A. Definisi
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28
hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri
dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup
dengan baik. Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.
1. Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran.
Departemen Kebidanan STIKIM
2. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram.
3. Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital
(cacat bawaan) yang berat.
B. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
Dewi (2010) ciri-ciri BBL antara lain lahir aterm antara 37-42 minggu, berat badan 2.500-
4.000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm,
lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan ± 40-60
x/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut
lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan
lemas, nilai apgar >7, gerak aktif, bayi lahir langsung menangis kuat, refleks rooting
(mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk
dengan baik, refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik, refleks morro
(gerakan memeluk ketika dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik, refleks grasping
(menggenggam) dengan baik, kematangan genitalia laki-laki ditandai dengan testis yang
berada pada skrotum dan penis yang berlubang, genitalia perempuan, kematangan ditandai
dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora dan
eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan
berwarna hitam kecoklatan).
Tabel 1.1
Tanda APGAR

Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2


Appearance Pucat/Biru Tubuh Merah, Seluruh Tubuh
(Warna Kulit) Seluruh Tubuh Ekstermitas Kemerahan
Biru
Pulse Tidak Ada < 100 > 100
(Denyut
Jantung)
Grimace Tidak Ada Ekstermitas Gerakan Aktif
(Tonus Otot) Sedikit Fleksi
Activity Tidak Ada Sedikit Gerak Langsung
(Aktivitas) Menangis
Departemen Kebidanan STIKIM
Respiration Tidak Ada Lemah/Tidak Menangis
(Pernapasan) Teratur
Interprestasi :
1. Nilai 1-3 asfiksia berat
2. Nilai 4-6 asfiksia sedang
3. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
C. Tahapan Bayi Baru lahir
1. Tahapan I terjadi segera lahir, selama menitmenit pertama kelahiran. Pada tahap ini
digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan
ibu.
2. Tahap II disebut tahap transisional rektivitas. Pada tahap II dilakukan pengkajian selama
24 jam pertama terhadap adanya perubahan prilaku.
3. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.

D. Lingkup Neonatus Normal


Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru
lahir ialah:
 Pencegahan infeksi
 Penilaian awal
 Pencegahan kehilangan panas
 Asuhan tali pusat
 Memulai pemberian ASI
 Pemberian prolaksis terhadap gangguan pada mata.
a. Pencegahan Infeksi
Pencehagan infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap komponen perawatan bayi
baru lahir yang sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya yang masih
belum sempurna. Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan telah
melakukan upaya pencegahan infeksi.
 Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
 Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
 Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau
steril.

Departemen Kebidanan STIKIM


 Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah
dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop.
b. Melakukan penilaian awal
 Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
 Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap atau lemah maka segera lakukan
tindakan resusitasi bayi baru lahir.
c. Pencegahan kehilangan panas
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan
pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di ungkus
hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat
sampai suhu tubuhnya sudah stabil Suhu bayi harus dicatat (Prawiroharjo, 2002).
Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh
sakit atau meninggal. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap
terjadinya hipotermia. Mekanisme kehilangan panas tubuh bayi baru lahir dengan 4 cara:
1. Evaporasi : kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada
permukaan tubuh oleh panas bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak
segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang cepat dimandikan
dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2. Konduksi : kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin.
3. Konveksi : kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin.
4. Radiasi : kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
Pencegahan kehilangan panas
1. Pastikan bayitersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit
ibu.
2. Gantilah handuk/ kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan
jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk
mencegah keluarnya panas tubuh.
3. Pastikan bayi tetap hagat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit :
-
Apabila telapak bayi terasa dingin, perikslah suhu aksila bayi

Departemen Kebidanan STIKIM


-
Apabila suhu bayi kurang dari 36,5”C, segera hangatkan bayi tersebut.
d. Membebaskan jalan nafas
 Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
 Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus
dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
 Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril
 Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar.
 Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung
oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
 Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
 Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
 Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus
diperhatikan.
e. Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Obat mata perlu diberikan
pada jam pertama setelah persalianan.
f. Perawatan tali pusat
 Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem
plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
 Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
 Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi Keringkan tangan
(bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
 Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang
disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau
steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
 Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat
dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi
yang berlawanan.
 Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klorin 0,5%

Departemen Kebidanan STIKIM


 Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala
bayi tertutup dengan baik (Dep. Kes. RI, 2002).
g. Pemberian ASI Dimana laktasi, terdapat 2 mekanisme refleks pada ibu yaitu refleks
oksitosin dan refleks prolaktin yang berperan dalam produksi ASI dan involusi uterus
(khususnya pada masa nifas). Pada bayi, terdapat 3 jenis refleks yaitu :
1. Refleks mencari puting (rooting reflex) Bayi akan menoleh kearah dimana terjadi
sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan
berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut.
2. Refleks menghisap (suckling reflex)
Ransangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan refleks menghisap.
Isapan ini akan menyebabkan areola dan puting susu ibu tertekan gusi, lidah dan
langit-langit bayi sehinga sinus laktiferus dibawah areola dan ASI terpancar keluar
3. Refleks menelan (swallowing reflex)
Kumpulan ASI di dalam mulut bayi mendesak ototdidaerah mulut dan faring untuk
mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung bayi.
h. Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur
penularan ibu bayi.
i. Pemberian Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defesiensi vitamin K pada bayi baru lahir,
maka lakukan hal-hal berikut :
 Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral
1mg/hari selama tiga hari.
 Bayi berisiko tinggi diberikan vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg secara
IM.
j. Tujuan Kunjungan Bidan ke Rumah Bayi
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga
dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lebih
lengkap untuk mendapatkan perawatan yang optimal.
k. Jadwal Kunjungan Bidan ke Rumah Bayi Kunjungan neonatal dilakukan untuk
memantau kesehatan bayi sehingga bila terjadi masalah dapat segera diidentifikasi
seperti bayi mengalami kesulitan untuk menyusui, tidak BAB dalam 48 jam, likterus
yang timbul pada hari pertama, kemudian tali pusat merah atau bengkak/keluar cairan

Departemen Kebidanan STIKIM


dari tali pusat, bayi demam lebih 37,5 0C sehingga keadaan ini harus segera dilakukan
rujukan.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui bila terdapat kelainan pada bayi atau bayi
mengalami masalah kesehatan. Risiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada 24
jam pertama kehidupan, minggu pertama, dan dua bulan pertama kehidupannya. Oleh
karena itu, bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di
fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Dalam memberikan pelayanan kesehatan
neonatal bidan sekaligus memastikan bahwa bayi dalam keadaan sehat pada saat bayi
pulang atau bidan meninggalkan bayi jika persalinan di rumah. Pelayanan kesehatan
neonatal dasar menggunakan pendekatan komprehensif.
l. Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen terpadu bayi muda, yang meliputi:
 Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat
badan rendah.
 Perawatan tali pusat.
 Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada saat lahir.
 Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,pencegahan
hipotermi, dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dangan
menggunakan buku KIA.
 Penanganan dan rujukan kasus.
m. Kunjungan Neonatus
Menurut Sudarti (2012), kunjungan neonatal antara lain:
1. Kunjungan Neonatal pertama 6 jam-48 jam setelah lahir (KN 1)
Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan sebelum bayi
pulang dari fasilitas kesehatan ( ≥24 jam)
 Untuk bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan bayi sebelum 24 jam,
maka pelayanan dilaksanakan pada 6 - 24 jam setelah lahir.
 Hal yang dilaksanakan yaitu menjaga kehangatan tubuh bayi, memberikan Asi
Eksklusif, mencegah infeksi dan merawat tali pusat.
2. Kunjungan Neonatal kedua hari ke 3 – 7 setelah lahir (KN 2) yaitu, menjaga
kehangatan tubuh bayi, memberikan asi eksklusif, mencegah infeksi dan merawat
tali pusat

Departemen Kebidanan STIKIM


3. Kunjungan Neonatal ketiga hari ke 8 – 28 setelah lahir (KN 3) yaitu periksa ada /
tidak tanda bahaya dan atau gejala sakit, jaga kehangatan tubuh, beri asi eksklusif
dan rawat tali pusat.
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat dan dapat dilaksanakan di
puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada
pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda
(Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM). Pelayanan ini termasuk ASI ekslusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali pusat, penyuntikan
vitamin K1 dan imunisasi HB-0 yang diberikan pada saat kunjungan rumah sampai
bayi berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir).
n) Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin
kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari
infeksi penyakit-penyakit TBC, difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), polio, campak,
dan hepatitis B. Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-penyakit dan
cacat, misalnya lumpuh karena polio, bahkan dapat terhindar dari kematian. Vaksin
yang digunakan adalah:
1. BCG : Untuk mencegah penyakit tuberculosis.
2. Polio oral vaksin : Untuk mencegah penyakit polio.
3. DPT : Untuk mencegah penyakit difteri, pertuis, dan tetanus.
4. Hepatitis B : Untuk mencegah penyakit hepatitis B.
5. Campak : Untuk mencegah penyakit campak.

Jenis Imunisasi Usia Pemberian Jumlah Interval minimal


Pemberian
Hepatitis B 0–7 hari 1 -
BCG 1 bulan 1 -
Polio / IPV 1, 2, 3,4 bulan 4 4 minggu
DPT-HB-Hib 2, 3, 4 bulan 3 4 minggu
Campak 9 bulan 1 -

2.1.4. Masa Nifas


A. Defenisi Masa Nifas

Departemen Kebidanan STIKIM


Periode masa nifas adalah masa setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan seperti keadaan semula hamil, berlangsung selama kirakira 6 minggu menurut
saleha (Pitri R , 2012)
Pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan minimal tiga kali sesuai jadwal yang
dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke
empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari
ke-42 pasca persalinan (Profil Kesehatan, 2018).
Adapun tujuan umum dan khusus dari asuhan pada masa nifas adalah : (syaifuddin, 2007)
1. Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak
2. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
3. Mencegah dan mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas.
4. Merujuk ke tenaga ahli bila diperlukan.
5. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan melaksanakan
peran sebagai orang tua.
6. Memberikan pelayanan KB
B. Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas menurut Reva Rubin:
a. Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
-
Ibu pasif dan tergantung dengan orang lain
-
Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya
-
ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu melahirkan
-
Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke
kondisi normal
-
Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi.
Jika ibu Kurang nafsu makan menandakan kondisi tubuh tidak normal.
b. Periode Taking On/Taking Hold (hari ke-24 setelah melahirkan)
-
Ibu memperhatikan kemampuan sebagai orang tua dan meningkatkan tanggung
jawab terhadap bayinya
-
Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh bayi, BAK, BAB dan
daya tahan tubuh bayi
-
Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong,
menyusui, memandikan dan mengganti popok
-
Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan pribadi

Departemen Kebidanan STIKIM


-
Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu
membesarkan/merawat bayinya
c. Periode Letting Go
-
Terjadi setelah pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian
suami serta keluarga
-
Mengambil tanggung jawab dalam perawatan bayi dan memahami kebutuhan bayi
sehingga akan mengurangi hak ibu dalam interaksi sosial
-
Depresi postpartum rentan terjadi pada masa ini
C. Kunjungan masa nifas terdiri dari:
1. KF 1 : pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari pasca persalinan:
a. Mencegah terjadinya perdarahan masa nifas misalnya atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain terjadinya perdarahan dan akan segera
merujuk jika perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga cara mencegah
perdarahan masa nifas disebabkan atonia uteri
d. Memberikan ASI secara on demand kepada bayi.
e. Menciptakan bounding attachment/hubungan antara ibu dan bayi baru lahir serta
hubungan bayi dengan ayah serta kelaurga
f. Menjaga dan mencegah hipotermia pada bayi.
2. KF 2: pada perode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari pasca persalinan:
a. Memastikan involusi (pengecilan) uterus berjalan normal yaitu uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan memastikan lochea
normal Selama masa nifas, vagina akan terus-menerus mengeluarkan darah.
Biasanya darah tersebut mengandung trombosit, sel-sel tua, sel-sel mati (nekrosis),
serta sel-sel dinding rahim (endometrium), yang disebut lochea. Ibu pasca
melahirkan akan mengalami empat tahapan perubahan lochea dalam masa nifas
ini:
Lochea dibagi dalam beberapa jenis (Mochtar, 2006) :
 Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisasisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca
persalinan.
 Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke
3-7 pasca persalinan.

Departemen Kebidanan STIKIM


 Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
 Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
 Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat
d. Memastikan ibu dapat menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
3. F 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan) hari pasca
persalinan:
4. KF 4 : pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari
pasca persalinan:
 Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami begitu pula dengan
bayinya
 Memberikan konseling untuk kontrasepsi secara dini
Dalam masa nifas alat - alat genetalia internal maupun eksterna akan berangsur – angsur
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genitalia dalam
keseluruhannya disebut involusi. Salah satu komponen involusi adalah penurunan fundus
uteri. Secara normal uterus mulai mengecil segera setelah plasenta lahir. Uterus biasanya
berada pada 1-2 jari di bawah pusat. Pada 24 jam pertama, uterus membesar sampai
mencapai pusat. Setelah itu, uterus akan mengecil dan mengencang, pada hari kedua
setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat. Pada hari ke 3 - 4 tinggi fundus
uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5 - 7 tinggi fundus uteri setengah pusat sampai
simpisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba (Prawirohardjo, 2002).
D. Tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu:
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba (melebihi haid biasa
atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut dalam waktu setengah
jam)
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang menyengat
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau terdapat masalah/gangguan
penglihatan

Departemen Kebidanan STIKIM


e. Pembengkakan pada wajah dan tangan demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air
seni, atau merasa tidak enak badan
f. Payudara yang berwarna kemerahan, panas, dan/atau sakit
g. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan
h. Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan/atau pembengkakan pada kaki
i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri-sendiri atau mengurus bayi
j. Merasa sangat letih atau bernapas terengah-engah.
E. Fisiologi Laktasi
Pada saat kehamilan, laktogen, koriogonadotropin, estrogen dan progesteron merupakan
hormon yang dihasilkan oleh plasenta yang berfungsi untuk menginduksi perkembangan
alveoli dan duktus laktiferus di dalam payudara. Produksi kolostrum dirangsang oleh
hormon laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari hipofisis (glandula pituitari)
anterior. Meskipun kadar prolaktin cukup tinggi, namun produksi ASI tidak berlangsung
sampai sesudah kelahiran bayi karena dihambat oleh hormon estrogen. Kemudian,
setelah persalinan hormon estrogen dan progesteron menurun dan hormon prolaktin tetap
tinggi sehingga hormon estrogen tidak lagi menjadi hambatan, kemudian produksi ASI
pun dimulai. Hormon prolaktin dapat diproduksi oleh ibu dengan cara menyusui bayinya
secara rutin.
Neuroendokrin memegang kendali terhadap pelepasan ASI. Jika bayi menghisap, maka
akan merangsang produksi prolaktin yang memicu sel-sel kelenjar produksi ASI,
sehingga semakin sering bayi menyusu semakin banyak prolaktin yang diproduksi dan
semakin banyak pula produksi air susu, proses ini dikenal dengan reflex prolaktin.
Jika bayi mengisap, hipofisis (glandula pituitary) posterior juga akan terangsang dan
memicu pengeluaran hormone oksitosin yang dapat mengakibatkan kontraksi sel-sel
miopitel. Dalam proses ini biasa disebut dengan reflex let down atau pelepasan ASI dan
membuat ASI tersedia untuk bayi. Dalam hari-hari dini laktasi, reflek pelepasan ASI ini
tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi ibu. Tapi jika terjadi secara terus menerus atau
jika keadaan emosi ibu tidak stabil, ibu merasa lelah, takut dan ibu merasa gelisah, maka
pelepasan ASI dapat terhambat.
a. Manfaat ASI Bagi Ibu
Beberapa manfaat ASI bagi ibu menyusui meliputi:
1. Membantu proses involusi uterus.
2. Dengan dikeluarkannya hormon oksitosin akan menstimulus kontraksi rahim,
sehingga dapat mempercepat involusi uterus.
3. Mencegah terjadinya perdarahan paska bersalin.
Departemen Kebidanan STIKIM
4. Hormon oksitosin akan menstimulasi kontraksi rahim, sehingga pembuluh
darah terjepit dan mencegah terjadinya perdarahan.
5. Mengurangi kejadian anemia, karena kejadian perdarahan paska salin lebih
rendah
6. Menjarangkan kehamilan
7. Menyusui dapat digunakan sebagai salah satu metode kontrasepsi yaitu metode
amenore laktasi (MAL). Hormon yang mempertahankan laktasi akan bekerja
menekan hormon untuk ovulasi.
8. Ibu merasa bangga dan merasa dibutuhkan
9. Biaya lebih murah, karena ASI tidak perlu di beli
10. Tersedia kapan saja dan di mana saja
11. Menimbulkan rasa kasih sayang, sehingga mengeratkan hubungan psikologis
ibu dan anak.
12. Mempercepat penurunan berat badan seperti sebelum hamil
13. Mengurangi risiko kanker payudara dan kanker ovarium (KEMENKES RI,
2019a), (KEMENKES RI, 2014), (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia,
2020) dan (Astutik, 2017).
b. Manfaat ASI Bagi Bayi Beberapa manfaat ASI bagi bayi meliputi:
1. Nutrisi yang sesuai untuk bayi dan terbaik untuk bayi
2. Mudah di cerna
3. Bersih. sehat dan suhu yang tepat
4. Membantu pertumbuhan yang baik bagi bayi
5. Mengurangi kejadian gigi berlubang
c. Tanda Bayi Mendapatkan ASI Yang Cukup
Tanda-tanda yang menunjukkan bayi telah mendapatkan ASI yang cukup meliputi:
1. Buang air kecil bayi 6-8 kali/24 jam
2. Buang air besar bayi berwarna kekuningan “berbiji”. frekuensi sering dan warna
menjadi lebih muda pada hari ke lima setelah kelahiran
3. Bayi tampak puas setelah minum ASI
4. Bayi akan tidur atau tenang selama 3-4 jam setelah menyusu
5. Payudara terasa lembut dan kosong setelah menyusui
6. Motorik bayi berkembang dengan baik, ditandai dengan Gerakan bayi aktif dan
perkembangan motoriknya sesuai dengan usianya
7. Warna kulit bayi merah, tidak kuning dan kulit terasa kenyal

Departemen Kebidanan STIKIM


8. Berat badan bayi dan tinggi badan bayi bertambah sesuai dengan grafik
pertumbuhan
9. Bayi terlihat puas, tidur cukup (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2020),
(KEMENKES RI & WHO, 2013) dan (Astutik, 2017).
2.1.5. Definisi Keluarga Berencan
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak
reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan
untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan
usia ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan dan membina ketahanan serta
kesejahteraan anak (BKKBN, 2015)
Alat Kontrasepsi adalah Upaya pencegahan kehamilan yang disengaja melalui
penggunaan berbagai perangkat, praktik seksual, bahan kimia, obat-obatan, atau
prosedur bedah. Penggunaan kontrasepsi bertujuan untuk mencegah wanita hamil dapat
dianggap sebagai alat kontrasepsi (Jain, 2011)
A. Faktor-Faktor Dalam Memilih Metode Kontrasepsi Beberapa pertimbangan dalam
mengambil keputusan menggunakan kontrasepsi menurut Sulistyawati (2013) ,
diantaranya:
 Faktor pasangan
a. Umur
b. Gaya hidup
c. Frekuensi berhubungan
d. Jumlah keluarga yang diinginkan
e. Pengalaman kontrasepsi sebelumnya
f. Sikap kewanitaan
g. Sikap kepriaan
 Faktor kesehatan
a. Status kesehatan
b. Riwayat haid
c. Riwayat keluarga
d. Pemeriksaan fisik termasuk panggul
B. Metode Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan
reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2008). Kontrasepsi hormonal
merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik
Departemen Kebidanan STIKIM
terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap
folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010).
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi
(mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi
progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.
Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan
implant (Handayani, 2010).
1. Jenis-jenis KB
a) PIL KB
KB pila atau pil yang digunakan dengan cara diminum (oral/ mulut) akan
menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pil akan
menekan hormon pada rahim selama siklus haid yang normal, sehingga
mencegah ovulasi atau pembuahan. Pemberian pil bukan hanya untuk mencegah
pembuahan, tetapi juga dapat menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy atau
kehamilan palsu seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa nyeri
perut.
Efektifitas KB pil mencapai 99% atau 0,1-5 kehamilan/100 wanita, pada
pemakaian ditahun pertama bila dilakukan dengan tepat (Vienalia, 2011:15).
Jenis KB Pil
1. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung hormon
aktif estrogen atau progestin, dalam dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
2. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif,
dosis hormon bervariasi.
3. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon
aktif, dosis hormone bervariasi setiap hari. Sulistyawati (2013).
 Keuntungan KB Pil
a. Tidak mengganggu hubungan seksual
b. Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)
c. Dapat digunakan sebagai metode jangka panjang
d. Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse
e. Mudah dihentikan setiap saat
f. Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan
Departemen Kebidanan STIKIM
g. Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea
 Kerugian KB Pil
a. Amenorhea atau tidak menstruasi selama >3 bulan
b. Perdarahan haid yang berat
c. Perdarahan diantara siklus haid
d. Depresi
e. Kenaikan berat badan
f. Mual dan muntah
g. Perubahan libido/keinginan untuk berhubungan seksual
h. Hipertensi
i. Jerawat
j. Nyeri tekan payudara
k. Pusing/Sakit kepala
l. Kesemutan
m. Cloasma/perubahan pigmen atau warna kulit
n. Hirsutisme atau bertumbuhan rambuh di area wajah, dada atau punggung
o. Leukorhea/keluarnya cairan selain darah mens
p. Kering pada area vagina
q. Disminorea/nyeri saat menstruasi
Efek samping dari penggunaan kontrasepsi hormonal Pil dapat berbeda-beda
sesuai dengan respon tubuh pada wanita tersebut, sehingga reaksi yang di
timbulkan bias saja berbeda. Ada perempuan yang cocok menggunakan KB Pil
dan adapula yang tidak begitu cocok akibat reaksi yang ditimbulkan.
 Cara penggunaan pil oral kombinasi yaitu dengan cara sebaiknya diminum setiap
hari pada saat yang sama, dan bila lupa minum pil segera minum pil setelah di
ingat pada hari yang sama. Karena pil oral kombinasi merupakan alat kontrasespi
yang dapat memiliki efektifitas tinggi lebih dari 99%, apabila digunakan secara
benar dan konsisten karena pil akan dimetaboliser dalam 24 jam. Apabila
akseptor lupa minum 1-2 pil maka dapt terjadi peningkatan hormone alamiah
yang dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan ovum.
Efektifitas pil kombinasi juga dapat berkurang apabila tidak di minum dalam
waktu yang sama. Hormon-hormon ini, yang diminum setiap hari bekerja untuk
menghambat ovulasi, mengubah lapisan endometrium, dan menghalangi
perjalanan sperma ke dalam uterus dengan mengentalkan mucus serviks. Pada
Departemen Kebidanan STIKIM
sediaan monofasik, makin kecil dosis estrogen dan progesteron, makin sedikit
pula darah yang keluar dan makin besar dosis estrogen dan progesteron, makin
banyak pula darah yang keluar (Baziad, 2008).
2. KB Suntik
KB suntik dibagi menjadi 2 macam yaitu DMPA (Depot Medroksiprogesterone
Asetat) dan kombinasi. Suntik DMPA berisi depot diberikan dalam suntikan tunggal
150 mg/ml setiap 12 minggu (3 bulan) dan Suntik Kombinasi yang berisi 2 hormon
yakni estrogen dan progesteron yang diberikan setiap 1 bulan sekali . KB suntik 3
Bulan memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan
dalam satu tahun pemakaian (BKKBN, 2003)
Kegagalan yang terjadi pada umumnya dikarenakan oleh ketidakpatuhan pengguna
untuk datang pada jadwal yang telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah,
injeksi harus benar-benar intragluteal Sedangkan pada KB suntik 1 bulan kurang dari
0,1% per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan. (Baziad, 2002).
 Jenis kontrasepsi Suntik
a. Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang
diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik (di daerah pantat).
b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg
Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara di suntik
Sulistyawati (2013)
 Cara kerja kontrasepsi Suntik
a. Mencegah embuahan sel telur
b. Mengentalkan lendir pada leher rahim sehingga menurunkan kemampuan
sperma dapat membuahi sel telur
c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis
d. Menghambat transportasi sel telur.
 Keuntungan Kontrasepsi Suntik
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan
jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung
estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat
kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan
usia lebih 35 tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak

Departemen Kebidanan STIKIM


payudara, dan mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Sulistyawati, 2013).
 Kerugian kontrasepsi Suntik Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik
menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
a. Gangguan haid
b. Leukorhea atau Keputihan
c. Galaktorea/mengeluarkan ASI mesti tidak sedang menyusui
d. Jerawat
e. Rambut Rontok
f. Perubahan Berat Badan
g. Perubahan libido atau keinginan untuk berhubungan seksual
3. Kontrasepsi Implant
Susuk KB/Implant atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) adalah Satu, dua atau
enam batang silastik (sebesar bata korek api) yang berisi hormone progesterone yang
dimasukkan dibawah kulit lengan atas. Implant satu dan dua batang dapat digunakan
selama 3 tahun, sedangkan yang enam batang dapat digunakan selama 5 tahun. Aman
bagi hampir semua wanita yang menggunakan, namun segera dilepas apabila sudah
habis batas waktu penggunaan. Implan sangat efektif karena memiliki tingkat
kegagalan 0,2-1,0 kehamilan per 100 perempuan artinya jika terjadi kegagalan hanya
1 dari 100 wanita yang gagal dalam berKB. Jenis yang paling efektif yakni 5 tahun
untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan Implanon. (BKKBN dan
Kemenkes RI, 2012).
 Jenis kontrasepsi Implant
a. Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
b. Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg.
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun (BKKBN, 2006)
 Cara kerja kontrasepsi Implant
a. Lendir leher rahim menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan Rahim yang menebal sehingga sulit hamil
c. Mengurangi transportasi sperma
Departemen Kebidanan STIKIM
d. Menekan terjadinya pembuahan oleh sperma.
 Keuntungan kontrasepsi Implant
a. Perlindungan jangka panjang
b. Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk jenis Implan Jedena, Indoplant,
atau Implanon
c. Nyaman dan daya guna tinggi
d. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
e. Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
f. Aman dipakai pada masa laktasi.
g. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam saat pemasangan
h. Tidak mengganggu dari kegiatan senggama
i. Mengurangi nyeri dan jumlah darah saat haid
j. Mengurangi dan memperbaiki anemia
k. Melindungi terjadinya kanker endometrium/rahim
l. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul. (Saifuddin,
2010)
 Kerugian kontrasepsi Implant
a. Perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spooting)
b. Hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid
c. Amenorrhea/tidak mens selama >3 bulan. (Saifuddin, 2010)
 Wanita yang tidak boleh menggunakan implant, antara lain:
a. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya
c. Tidak dapat menerima perubahan pola haid
d. Gangguan penyerapan gula oleh tubuh
e. Benjolan/karsinoma payudara atau riwayat karsinoma payudara
f. Mempunyai Mioma pada rahim dan kanker payudara (BKKBN, 2006)
4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intrauterine Device) adalah
metode kontrasepsi yang efektif terutama pada wanita yang sedang berada pada
periode setelah bersalin, atau bersalin (Zaconeta, et al, 2019) AKDR atau IUD pada
kontrasepsi AKDR memiliki efektifivitas 99,2%-99,8% dalam tahun pertama
penggunaan dan angka kegagalan di tahun pertama Cu T 380a 0,6-0,8%, setelah
penghentian pemakaian Cu T 380a pengguna AKDR akan kembali subur dengan

Departemen Kebidanan STIKIM


kemungkinan hamil kembali 82% pada 1 tahun pertama dan 89% pada 2 tahun
pelepasan (Hardeman & Weisss, 2014)
 Cara Kerja AKDR/IUD
Cara kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan dengan penghambatan
bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang mencapai
tuba fallopi dan menonaktifkan sperma. Selain itu, IUD dapat menimbulkan
infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasi leokosit, makrofag dan
menimbulkan perubahan susunan cairan endometrium yang akan menimbulkan
gangguan terhadap spermatozoa sehingga gerakannya menjadi lambat dan akan
mati dengan sendirinya (Saifuddin, 2010)
 Keuntungan pemakaian kontrasepsi IUD
a. Dapat segera aktif setelah pemasangan
b. Metode jangka panjang (5-10 tahun), tidak mempengaruhi produksi dan
jumlah ASI
c. Kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas.
d. Dapat di pasang segera setelah melahirkan.
e. Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadap
resiko kehamilan Sangat efektif 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1
tahun pertama pemakaian.
f. Dapat segera aktif setelah pemasangan.
g. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
h. Tidak ada efek samping hormonal.
i. Dapat digunakan hingga menopause.
j. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan. Saifuddin (2010)
 Efek samping IUD menurut Saifuddin (2010) antara lain :
a. Haid lebih banyak dan lama.
b. Nyeri saat haid
c. perdarahan berupa bercak/spoting
d. kehamilan In Situ.
e. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang tidak steril.
f. Ekspulsi (IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim).
g. Wanita yang pernah mengalami pedarahan yang hebat Saifuddin (2010)
 Kontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD
a. Wanita yang sedang hamil
b. Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia.
Departemen Kebidanan STIKIM
c. Perdarahan vagina yang tidak diketahui.
d. Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD
e. Wanita yang menderita PMS
f. Wanita yang pernah menderita infeksi rahim.
5. Metode Kontrasepsi Mantap (KONTAP)
Kontrasepsi mantap adalah suatu tindakan untuk membatasi kehamilan dalam jangka
waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan
suami istri atas permintaan oleh yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela.
Kontap dapat diikuti oleh pria maupun wanita yang yang sehat tanpa adanya kontra
indikasi.
 Metode kontrasepsi mantap, yakni:
a. Metode Operatif Wanita (MOW) sering dikenal dengan tubektomi karena
prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii
sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.
b. Metode Operatif Pria (MOP) sering dikenal dengan nama vasektomi,
vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran sperma vas
deferens,sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi
(Handayani, 2010).
 Jenis tindakan pembedahan pada kontrasepsi mantap, yakni:
1. Vasektomi
Vasektomi atau Vas Ligation yang disebut sebagai Metode Operasi Pria
(MOP) adalah tindakan sterilisasi pada pria dengan memotong saluran mani
atau vas deverens, yang kemudian kedua ujungnya di ikat, sehingga sel
sperma tidak dapat mengalir keluar saat Berhubungan sehingga yang keluar
saat ejakulasi hanya cairan sperma tanpa ada sperma didalamnya.
 Kelebihan Vasektomi
a. Termasuk dalam kategori operasi ringan
b. Tidak perlu rawat inap di Rumah Sakit
c. Tidak mengganggu kehidupan seksual. Nafsu seks dan potensi lelaki
tetap, dan waktu melakukan koitus, terjadi pula ejakulasi, tetapi yang
keluar hanya semacam lendir (cairan semen) yang tidak mengandung
sperma.
d. Termasuk dalam metode kontrasepsi yang sangat aman, sederhana, dan
sangat efektif. Dalam pelaksanaan operasi sangat singkat dan tidak
memerlukan anestesi umum.
Departemen Kebidanan STIKIM
e. Jarang ada keluhan sampingan untuk seterusnya
f. Pasangan terhindar dari kehamilan
 Kekurangan Vasektomi
a. Tindakan operatif seringkali menakutkan
b. Nyeri setelah dioperasi
c. Pasangannya harus memakai metode kontrasepsi yang lain
2. Tubektomi
Tubektomi atau Tubal Ligation adalah tindakan memotong kedua saluran sel
telur (tuba palupi) dan menutup kedua-duanya sehingga sel telur tidak dapat
keluar dan sel sperma tidak dapat pula masuk bertemu dengan sel telur,
sehingga tidak terjadi kehamilan. Sebelum melakukan operasi tubektomi,
dokter akan memeriksa kesehatan lebih dahulu, untuk memastikan cocok atau
tidak, kemudian operasi dilakukan oleh dokter, saluran telur yang membawa
sel telur dalam rahim akan dipotong atau diikat. Setelah operasi syang
dihasilkan akan diserap kemabali oleh tubuh tanpa menimbulkan penyakit.
Perawatan tubektomi hanya 6 jam setelah operasi untuk menunggu reaksi anti
bius saja. Luka yang diakibatkan sebaiknya tidak kena air selama 3-4 hari.
Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter, setelah 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan,
6 bulan dan 1 tahun setelah operasi dilakukan.

 Kelebihan Tubektomi
a. Tidak mengganggu ASI
b. Jarang menimbulka keluhan sampingan
c. Angka kegagalan hampir tidak ada
d. Tidak mengganggu gairah seksual
 Kekurangan Tubektomi
a. Tindakan operatif seringkali menakutkan
b. Kesuburan tidak dapat kembali lagi dengan cepat.
c. Nyeri setelah dioperasi
d. Pasangannya harus memakai metode kontrasepsi yang lain
6. Metode Kontrasepsi Sederhana/Alamiah
Metode Amenore Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, metode Kalender,
Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan, dan Simtotermal
yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir serviks.
a. Metode Kalender
Departemen Kebidanan STIKIM
Metode ini digunakan prinsip pantang berkala, yaitu tidak melakukan masa
subur istri. Untuk menentukan masa subur istri digunakan 3 patokan :
Ovulasi terjadi 14 hari kurang lebih sebelum haid yang akan dating
Sperma dapat hidup selama 48 jam setelah ejakulasi Ovum dapat hidup 24
jam setelah ovulasi Apabila konsepsi ingin dicegah koitus harus dihindari
sekurang-kurangnya selama tiga hari atau 72 jam, yaitu 48 jam sebelum
ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi. Metode ini hanya digunakan pada
wanita yang daur menstruasinya teratur.
b. Senggama Terputus (Coitus Interuptus) Coitus Interuptus atau yang sering
diisebut Senggama Terputus merupakan metode kontrasepsi sederhana
dengan cara mengeluarkan alat kelamin pria (penis) sebelum ejakulasi
sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina dan kehamilan dapat
dicegah. Sebagai catatan metode ini tidak dianjurkan dilakukan pada masa
subur. Manfaat dari metode ini yaitu tidak mengganggu produksi ASI,
tidak ada efek samping , dapat digunakan setiap waktu, tidak
membutuhkan biaya, meningkatkan keterlibatan pria dalam KB dan
memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dekat
antar pasangan.
 Indikasi
a. Pria yang ingin berpartisipasi dalam KB
b. Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak
menggunkan metode-metode lain.
c. Pasangan yang memerlukan metode sementara sambil menunggu metode
yang lain
d. Pasangan yang menggunakan kontrasepsi segera.
e. Pasangan yang menggunakan metode pendukung.
f. Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
 Kontraindikasi
a. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini
b. Pria yang mengalami kelainan fisik dan psikologis
c. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit untuk diajak bekarjasama
d. Pasangan yang kurang berkomunikasi dengan baik
7. Metode Kontrasepsi Sederhana Dengan Alat Kondom
Prinsipnya yaitu menghalangi masuknya sperma kedalam vagina sehingga
pertumbuhan dapat dicegah. Ada 2 jenis kondom yaitu kondom yang terbuat dari
Departemen Kebidanan STIKIM
karet, usus domba dan kondom karet lebih elastis dan murah sehingga banyak
digunakan. Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi jika kondom tersebut
sobek karena kurang hati-hati, pelumas kurang atau karena tekanan pada waktu
ejakulasi. Keuntungan dari penggunaan kondom yaitu murah, mudah didapat, tidak
memerlukan pengawasan dan mengurangi kemungkinan penyakit menular kelamin.
Pada jumlah kecil kasus tersebut terdapat alergi terhadap kondom karet. Efektivitas
kondom 15-20% jadi bisa dikatakan memiliki tingat kegagalan yang tinggi.
( George., Dimitri, 2015)
 Keunggulan kondom:
a. Tidak mengganggu produksi ASI
b. Murah, dapat dibeli secara umum tidak memerlukan resep dokter atau tidak
memerlukan pemeriksaan khusus
c. Mencegah terjadi IMS : (BKKBN dan Kemenkes RI 2012)
 Kekurangan kondom (George and dimitri 2015)
a. Efektifitas rendah atau tingkat kegagalan tinggi
b. Reaksi aergi terhadap lateks, menyebabkan iritasi kulit
8. Kontrasepsi Darurat (Kondar)
Kontrasepsi Darurat (Emergency Contraception) atau disebut sebagai kontrasepsi
pascasenggama karena digunakan setelah berhubungan seksual. Kontrasepsi ini
disebut Morning After Pil atau Morning After Treatment, juga berfungsi untuk
mengurangi angka kegagalan kontrasepsi seperti penggunaan kondom yang sobek
dan dikhawatirkan akan menyebabkan kehamilan yang tidak direncanakan. Waktu
meminum pil kontrasepsi darurat kombinasi sedini mungkin dalam waktu 72 jam
sesudah hubungan seksual tanpa pelindung (Kondom) dan juga dapat meminum pil
kontrasepsi darurat kombinasi antara 72 jam hingga 120 jam sesudah hubungan
seksual tanpa pelindung. Perlu diketahui bahwa efektivitas pil kontrasepsi darurat
tergantung pada jarak waktu antara hubungan seksual tanpa pelindung terakhir
dengan waktu meminum pil kontrasepsi darurat. (WHO, 2009)

Departemen Kebidanan STIKIM


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
TERHADAP NY. S 30 TAHUN UK 38 MINGGU G2P1A0
PMB MITAS

No Regristrasi : 001
Tanggal pengkajian : 7 April 2022
Pukul pengkajian : 09:00 WIB
Pengkaji : Teti Herawati
Tempat Pengkajian : pmb mitass

A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri
Nama Istri : Ny. S Nama Suami : Tn. O
Umur : 30 Tahun Umur :30 Tahun
Suku : sunda Suku : sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : kp. cisereh

2. Anamnesa
a. Alasan kunjungan /keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya. Dan ibu mengatakan bahwa sering BAK
pada saat malam hari.
b. Riwayat perkawinan
-
Status : Sah
-
Lamanya : 7 tahun
c. Riwayat Kehamilan Saat ini
1. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13 Tahun
- Siklus : 28 hari, Teratur
- Lamanya : 7 hari
- Banyaknya : 2 kali ganti pembalut dalam sehari
Departemen Kebidanan STIKIM
- HPHT : 15-07-2021
- TP : 22-04-2022
- Usia Kehamilan : 38 Minggu
2. Pergerakan Janin
Pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu
Pergerakan janin dalam 24 jam : > 5 kali
3. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a.
Nutrisi
- makan 3x sehari (nasi, lauk dan buah) dengan porsi sedang
- minum 6-8 gelas dalam sehari
b.
Eliminasi
- BAB : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari
- BAK : Ibu mengatakan BAK 3-4 kali sehari
c.
Istirahat dan Tidur
- Pola Istirahat : teratur
- Waktu : 7-8 jam sehari
d.
Personal Hygiene
Ibu mandi dan ganti pakaian 2 kali sehari
e.
seksual
3x dalam seminggu
4. Riwayat Imunisasi
TT 4
5. Kontrasepsi Yang Pernah Digunakan
KB suntik 3 bulan lamanya 3 tahun
Alasan behenti KB karena ibu ingin program kehamilan
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu
N Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
o Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi keluhan
ekslusif
Tidak Tidak
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan 2700 49 L Ya
ada ada
Hamil
2.
ini

Departemen Kebidanan STIKIM


d. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Yang Pernah Atau Sedang Di derita
- Jantung : Tidak Ada
- Tekanan Darah Tinggi : Tidak Ada
- Hepar : Tidak Ada
- Diabetes Mellitus : Tidak Ada
- Anemia Berat : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Campak : Tidak Ada
- Malaria : Tidak Ada
- Gangguan Mental : Tidak Ada
- Operasi : Tidak Ada
- Lain-lain : Tidak Ada
b. Prilaku Kesehatan
- Gangguan alkohol/ obat sejenisnya : Tidak Ada
- Obat/ jamu yang pernah dikonsumsi : Tidak Ada
- Merokok/ makan sirih : Tidak Ada
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Jantung : Tidak Ada
- Asma : Tidak Ada
- TBC : Tidak Ada
- Hipertensi : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Hepatitis : Tidak Ada
d. Riwayat Sosial
- Kehamilan Ini Direncanakan/diinginkan :Iya, diinginkan
- Susunan Keluarga Yang Tinggal Dirumah : Suami dan Anak

No Jenis Kelamin Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan


1 Laki laki 30 th Suami SMP Petani Sehat
4 perempuan 30 th Istri SMP IRT sehat
3 laki-laki 5 th Anak - - Sehat

Departemen Kebidanan STIKIM


B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Pernapasan : 22 x/menit
- Nadi : 82 x/menit
- Suhu : 36,4 0C
e. Tinggi Badan : 158 cm
f. BB Sebelum Hamil : 50 kg
g. BB Saat Hamil : 61 kg
h. Lila : 25 Cm
2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Kepala
- Kulit kepala : Bersih, tidak ada kotoran
- Rambut : Hitam tidak rontok
b. Muka
- Oedema : Tidak ada
- Cloasma Gravidarum : Tidak ada
c. Mata
- Kelopak mata : Tidak ada odema
- Konjungtiva : An anemis
- Sklera : An ikterik
d. Mulut dan Gigi : bersih dan tidak berlubang
e. Leher
- Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar getah bening: Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
f. Dada
- Jantung : Normal, terdengar bunyi ‘’lup,dup’’
- Paru : Normal, tidak ada wheezing
Departemen Kebidanan STIKIM
- Payudara
Pembesaran : Normal
Putting susu : Menonjol
Simetris : Iya, kanan dan kiri
Pengeluaran : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
g. Abdomen
- Pembesaran : Pembesaran perut kedepan sesuai usia kehamilan
- Bekas Luka Operasi : Tidak ada
- Strie Gravidarum : Striae albicans
- Linea Gravidarum : linea nigra
Pemeriksaan Kebidanan
Palpasi Abdomen
Leopold I :TFU 31 cm,pertengahan antara px dan pusat pada fundus teraba bagian
agak bulat, lunak dan tidak melenting ( bokong Janin)
Leopold II: Pada sisi kanan abdomen ibu teraba bagian-bagian
kecil janin Yaitu (ekstermitas) Pada sisi kiri abdomen ibu teraba seperti
ada tahanan yang memanjang ( punggung janin)
Leopold III: Pada bagian terbawah teraba bagian bulat, keras
melenting (kepala janin)dan tidak dapat digerakkan.
Leopold IV: Kepala sudah masuk PAP ( divergen )
TBJ ( Niswender )
TBJ : 1,2 x (TFU-7,7) x 100 ± 150
1,2 x (31-7,7) x 100 ± 150
1,2 x 23,3 x 100 ± 150
27,96 x 100 ± 150
 27,96-150 = 2.646 gram
 27,96+150= 2.9466 gram
Jadi, tafsiran janin berkisar antara 2,646-2,946 gram
Auskultasi
- DJJ : (+) 141x/ menit
- Frekuensi : Regular
- Punctum Maksimum : Puki, 3 jari di bawah pusat
Departemen Kebidanan STIKIM
h. Ekstremitas atas dan bawah
f.
Tangan
Oedema : Tidak ada
g.
Kaki
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
h.
Perkusi : (+) positif kanan dan kiri
i. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
j. Pemeriksaan Penunjang dilakukan pada tanggal : 07 april 2022
i.
HB : 11,8
j.
Glukosa :-
k.
Protein :-
C. ASSESMENT
Ny ‘S’’ 30 Tahun G2 P1 A0 hamil 38 minggu janin tunggal hidup intrauteri presentasi kepala.

D. PLANNING
1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Petugas memakai APD level 1
3. Menganjurkan kepada pasien sebelum dilakukan inform consent dan dilakukan pemeriksaan
harus mencuci tangan terlebih dahulu dan wajib menggunakan masker sesuai dengan
protokol kesehatan
Evalusi : Pasien mengerti dan sudah melakukan cuci tangan
4. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan Agar ibu mengetahui kondisi janin dan dirinya
dalam keadaan baik TD : 120/80 mmHg, N : 82x/menit, R : 22x/menit, S : 36,5 oC. DJJ : (+)
141x/menit, HB: 11,8 Gr%, semua dalam batas normal dan posisi bayi sudah bagus kepala
janin sudah masuk PAP.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang kondisinya dan janinnya
5. Beritahu ibu tentang keluhan nya sering BAK Hal ini dikarenakan ukuran janin semakin
besar dan posisinya berada di bawah panggul, sehingga memberi tekanan lebih kuat pada
kandung kemih.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang yang dijelaskan oleh bidan
6. menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi agar kebutuhan nutrisi ibu dan janin
tetap baik

Departemen Kebidanan STIKIM


evaluasi : ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan makan makanan yang
bergizi
7. Beritahu ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti : mulas secara teratur, nyeri melingkar
dari punggung menjalar ke perut bagian depan, keluarnya lendir bercampur darah dari jalan
lahir, keluarnya air ketuban dari jalan lahir

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan


8. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan Agar ibu dapat mempersiapkan perlengkapan yang
dibutuhkan saat persalinan seperti : mempersiapkan transportasi, biaya yang dibutuhkan
dalam proses persalinan, menyiapkan donor darah, perlengkapan ibu dan bayi serta
pendamping persalinan
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh bidan dan bersedia mempersiapkan
yang dibutuhkan saat persalinan
9. Anjurkan ibu untuk segera datang kembali apabila sudah terdapat tanda-tanda persalinan,
Agar proses persalinan dapat segera di tolong dan terpantau
Evaluasi : Ibu bersedia untuk segera datang apabila sudah ada tanda-tanda persalinan

Pandeglang , 07 april 2022

Pengkaji,

(Teti Herawati)

Departemen Kebidanan STIKIM


Departemen Kebidanan STIKIM
Departemen Kebidanan STIKIM
KUNJUNGAN ANTENATAL KE II
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
TERHADAP NY. S 30 TAHUN UK 39 MINGGU 2 HARI G2P1A0
DI PMB MITASS

No Regristrasi : 002
Tanggal pengkajian : 17 april 2022
Pukul pengkajian : 15:00 WIB
Pengkaji : Teti Herawati
Tempat Pengkajian : Pmb Mitass

A. SUBJEKTIF
Identitas
Istri
Nama Istri : Ny. S Nama Suami : Tn. O
Umur : 30 Tahun Umur :30 Tahun
Suku : sunda Suku : sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : kp. cisereh

2. Anamnesa
Alasan kunjungan /keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya. ibu mulai merasakan khawatir saat
menunggu kelahiran anaknya.
a. Riwayat perkawinan
-
Status : Sah
-
Lamanya : 7 tahun
b. Riwayat Kehamilan Saat ini
1. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13 Tahun
- Siklus : 28 hari, Teratur
- Lamanya : 7 hari
- Banyaknya : 2 kali ganti pembalut dalam sehari
- HPHT : 15-07-2021
- TP : 22-04-2022
- Usia Kehamilan : 39 Minggu 2 Hari
2. Pergerakan Janin
Departemen Kebidanan STIKIM
Pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu
Pergerakan janin dalam 24 jam : > 5 kali
3. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
- makan 3x sehari (nasi, lauk dan buah) dengan porsi sedang
- minum 6-8 gelas dalam sehari
b. Eliminasi
- BAB : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari
- BAK : Ibu mengatakan BAK 3-4 kali sehari
c. Istirahat dan Tidur
- Pola Istirahat : teratur
- Waktu : 7-8 jam sehari
d. Personal Hygiene
Ibu mandi dan ganti pakaian 2 kali sehari
e. Seksual
3x dalam seminggu
4. Riwayat Imunisasi
TT 4
5. Kontrasepsi Yang Pernah Digunakan
KB suntik 3 bulan lamanya 3 tahun
Alasan behenti KB karena ibu ingin program kehamilan
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu
N Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
o Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi keluhan
ekslusif
Tidak Tidak
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan 2700 49 L Ya
ada ada
Hamil
2.
ini

c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Yang Pernah Atau Sedang Di derita
- Jantung : Tidak Ada
- Tekanan Darah Tinggi : Tidak Ada
- Hepar : Tidak Ada
Departemen Kebidanan STIKIM
- Diabetes Mellitus : Tidak Ada
- Anemia Berat : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Campak : Tidak Ada
- Malaria : Tidak Ada
- Gangguan Mental : Tidak Ada
- Operasi : Tidak Ada
- Lain-lain : Tidak Ada
2. Prilaku Kesehatan
- Gangguan alkohol/ obat sejenisnya : Tidak Ada
- Obat/ jamu yang pernah dikonsumsi : Tidak Ada
- Merokok/ makan sirih : Tidak Ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Jantung : Tidak Ada
- Asma : Tidak Ada
- TBC : Tidak Ada
- Hipertensi : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Hepatitis : Tidak Ada
4. Riwayat Sosial
- Kehamilan Ini Direncanakan/diinginkan :Iya, diinginkan
- Susunan Keluarga Yang Tinggal Dirumah : Suami dan Anak

No Jenis Kelamin Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan


1 Laki laki 29 th Suami SMP Petani Sehat
4 Perempuan 27 th Istri SMP IRT sehat
3 Laki-laki 5 th Anak - - Sehat

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Keadaan Emosional : Stabil

Departemen Kebidanan STIKIM


d. Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Pernapasan : 23 x/menit
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,6 0C
e. Tinggi Badan : 158 cm
f. BB Sebelum Hamil : 50 kg
g. BB Saat Hamil : 61 kg
h. Lila : 25 Cm
2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Kepala
- Kulit kepala : Bersih, tidak ada kotoran
- Rambut : Hitam tidak rontok
b. Muka
- Oedema : Tidak ada
- Cloasma Gravidarum : Tidak ada
c. Mata
- Kelopak mata : Tidak ada odema
- Konjungtiva : An anemis
- Sklera : An ikterik
d. Mulut dan Gigi : bersih dan tidak berlubang
e. Leher
- Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar getah bening: Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
f. Dada
- Jantung : Normal, terdengar bunyi ‘’lup,dup’’
- Paru : Normal, tidak ada wheezing
- Payudara
Pembesaran : Normal
Putting susu : Menonjol
Simetris : Iya, kanan dan kiri

Departemen Kebidanan STIKIM


Pengeluaran : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
g. Abdomen
- Pembesaran : Pembesaran perut kedepan sesuai usia kehamilan
- Bekas Luka Operasi : Tidak ada
- Strie Gravidarum : Striae albicans
- Linea Gravidarum : linea nigra
Pemeriksaan Kebidanan
Palpasi Abdomen
Leopold I : TFU 31 cm,pertengahan antara px dan pusat pada
fundus teraba bagian agak bulat, lunak dan tidak
melenting ( bokong Janin)
Leopold II: Pada sisi kanan abdomen ibu teraba bagian-bagian
kecil janin Yaitu (ekstermitas) Pada sisi kiri abdomen ibu teraba seperti
ada tahanan yang memanjang ( punggung janin)
Leopold III: Pada bagian terbawah teraba bagian bulat, keras
melenting( kepala janin ) dan tidak dapat
digerakkan.
Leopold IV: Kepala sudah masuk PAP ( divergen )
TBJ ( Niswender )
TBJ : 1,2 x (TFU-7,7) x 100 ± 150
1,2 x (31-7,7) x 100 ± 150
1,2 x 23,3 x 100 ± 150
27,96 x 100 ± 150
 27,96-150 = 2.646 gram
 27,96+150= 2.9466 gram
Jadi, tafsiran janin berkisar antara 2,646-2,946 gram
Auskultasi
- DJJ : (+) 144x/ menit
- Frekuensi : Regular
- Punctum Maksimum : Puki, 3 jari di bawah pusat
h. Ekstremitas atas dan bawah
- Tangan
Departemen Kebidanan STIKIM
Oedema : Tidak ada
- Kaki
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
- Perkusi : (+) positif kanan dan kiri
i. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
j. Pemeriksaan Penunjang dilakukan pada tanggal : 7 april 2022
-
HB : 11,8
-
Glukosa :-
-
Protein :-

C. ASSESMENT
Ny ‘S’’ 30Tahun G2P1A0 hamil 39 minggu 2 hari janin tunggal hidup intrauteri presentasi
kepala.

D. PLANNING
1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Petugas memakai APD level 1
3. Menganjurkan kepada pasien sebelum dilakukan inform consent dan dilakukan pemeriksaan
harus mencuci tangan terlebih dahulu dan wajib menggunakan masker sesuai dengan
protokol kesehatan
Evalusi : Pasien mengerti dan sudah melakukan cuci tangan
4. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan Agar ibu mengetahui kondisi janin dan dirinya
dalam keadaan baik TD : 120/80 mmHg, N : 80x/menit, R : 23x/menit, S : 36,6 oC. DJJ : (+)
144x/menit, HB: 11,8 Gr%, semua dalam batas normal dan posisi bayi sudah bagus kepala
bayi sudah masuk PAP
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang kondisinya dan janinnya
5. Memberikan KIE kepada ibu tentang tanda bahaya TM III yaitu
a. perdarahan pervaginam
b. sakit kepala yang hebat
c. pengelihatan kabur
d. bengkap pada wajah dan jari tangan
e. keluar cairan pervaginam
gerakan janin tidak terasa
f. nyeri perut yang hebat
Departemen Kebidanan STIKIM
Evaluasi : ibu mngerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan dan ibu mengulang kembali
tentang apa saja tanda bahaya pada TM III
6. Beritahu ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti : mulas secara teratur, nyeri melingkar
dari punggung menjalar ke perut bagian depan, keluarnya lendir bercampur darah dari jalan
lahir, keluarnya air ketuban dari jalan lahir
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan
7. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan Agar ibu dapat mempersiapkan perlengkapan yang
dibutuhkan saat persalinan seperti : mempersiapkan transportasi, biaya yang dibutuhkan
dalam proses persalinan, menyiapkan donor darah, perlengkapan ibu dan bayi serta
pendamping persalinan
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh bidan dan bersedia mempersiapkan
yang dibutuhkan saat persalinan
8. menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi agar kebutuhan nutrisi ibu dan janin
tetap baik
evaluasi : ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan makan makanan yang bergizi
9. Anjurkan ibu untuk segera datang kembali apabila sudah terdapat tanda-tanda persalinan,
Agar proses persalinan dapat segera di tolong dan terpantau
Evaluasi : Ibu bersedia untuk segera datang apabila sudah ada tanda-tanda persalinan

pandeglang, 17 april 2022

Pengkaji,

(Teti Herawati

Departemen Kebidanan STIKIM


Departemen Kebidanan STIKIM
Departemen Kebidanan STIKIM
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

No. Registrasi : 001


Tanggal Pengkajian : 24 april 2022
Waktu Pengkajian : 13.50 Wib
Tempat Pengkajian : pmb mitass
Pengkaji : teti herawati

A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Nama Istri : Ny. S Nama Suami : Tn. O
Umur : 30 Tahun Umur : 30 Tahun
Suku : sunda Suku : sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : kp. cisereh

1. Keluhan Utama:
Ibu datang keklinik pukul 13.50 Wib mengatakan perut mulas dan kencang menjalar dari pinggang
ke perut bagian bawah sejak pukul 02.00 Wib dan ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah
sejak pukul 09.00 Wib

2. Riwayat Menstruasi
 HPHT : 16-07-2021
 TTP : 24-04-2022
 Lamanya : 7 hari
 Banyaknya : 2 kali ganti pembalut dalam sehari
 Siklusnya : 28 hari, Teratur
 Konsitensi : Cair tidak bergumpal

3. Riwayat kesehatan
 Riwayat penyakit menular dalam keluarga : Tidak ada
 Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga : Tidak ada

4. Perilaku kesehatan :
 Penggunaan alkohol / obat sejenisnya : Tidak Ada
 Obat/jamu yang sering digunakan : Tidak Ada
Departemen Kebidanan STIKIM
 Rokok, makan sirih : Tidak Ada
 Irigasi vagina : Tidak Ada

5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, KB yang lalu


No Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
Partus partus Kehamilan partus BB PB JK Asi ekslusif keluhan
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan Tidak ada 2700 49 L Ya Tidak ada
2. Hamil ini

6. Riwayat hamil ini


 Pemeriksaan pertama kali pada kehamilan : 6 Minggu
 Tempat periksa hamil : Bpm
 Frekwensi selama hamil : 13 kali
 Immunisasi TT 1 tgl : 14-02-2021 TT2 tgl :-
 Keluhan mual dan muntah : Ada
 Keluhan pusing : Ada
 Muntah : Ada
 Oedem : Tidak Ada
 Nyeri perut : Tidak Ada
 Penglihatan kabur : Tidak Ada
 Gerakan janin pertama kali : Usia kehamilan 18 minggu
 Rasa gatal vulva dan vagina : Tidak Ada
 Gerakan Janin sekarang : Aktif dalam 24 jam ± 5 kali
 Obat-obatan yang dikonsumsi saat hamil : Tablet FE dan Kalk

7. Aktivitas sehari-hari
a. Diet/makan
 Makan sehari-hari : makan 3x sehari (nasi, lauk dan buah) dengan porsi sedang
dan minum air 6-8 gelas sehari
 Ngidam : Iya

 Pantangan tehadap makanan : Tidak ada

b. Pola eliminasi :
 Bak : 3-4 x/ hari Warna : warna jernih
 BAB : 1 x/ hari Konsistensi / warna: lunak, kuning
c. Pola istirahat dan tidur :
 Siang : ± 1 jam
 Malam : ±7-8 jam
d. Pola seksulitas : 3x dalam seminggu
e. Aktifitas sehari-hari : memasak, membersihkan rumah serta mengurus anak dan
suami

Departemen Kebidanan STIKIM


8. Riwayat Sosial
 Apakah kehamilan ini direncanakan : Iya
 Jenis kelamin yang diharapkan : Laki-laki
 Status perkawinan : Sah
 Usia perkawinan : 7 Tahun
 Kegiatan spiritual : ibu melakukan sholat 5 waktu dan selalu
berdoa agar diberi kesehatan dan keselamatan sampai proses persalinan nanti.

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : Baik
 kesadaran : Composmestis
 Keadaan emosional : Stabil
 Vital sign :
 TD : 120/80 mmHG Nadi : 82 x/i
 RR : 22 x/I Suhu : 36,7 0C
 TB : 158 cm
 BB sebelum hamil : 50 kg
 BB sekarang : 61 kg

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
 Warna rambut : Hitam
 Tekstur : Bergelombang
 Luka : Tidak ada
 Kebersihan : Tidak ada ketombe
b. Muka
 Oedema : Tidak ada
 Pucat : Tidak ada
 Cloasma gravidarum : Tidak ada
c. Mata
 Oedema : Tidak ada
 Konjungtiva : Berwarna merah muda
 Sklera : Berwarna Putih
d. Hidung
 Kebersihan : Bersih tidak ada kotoran Radang : Tidak ada
e. Gigi/mulut
 Lidah dan geraham : Bersih
 Stomatits : Tidak ada
 Tonsil : Tidak ada
 Caries : Tidak ada

Departemen Kebidanan STIKIM


 Karang gigi : Tidak ada
f. Telinga
 Kebersihan : Iya tidak ada sekret dan serumen
 Radang : Tidak ada
 Pendengaran : Normal
g. Leher
 Kelenjer tiroid : Tidak ada
 Kelenjar lymfa : Tidak ada
 Vena jugularis : Tidak ada
h. Dada
 Bunyi jantung : Suara jantung normal lup dup
 Bunyi paru : Tidak ada suara wheezing dan ronchi
i. Payudara
 Pembesaran : Normal kanan dan kiri
 Striae : Tidak ada
 Putting : Menonjol
 Areola : Terdapat hiperpigmentasi pada areola
 Benjolan : Noral
 Pengeluaran : Tidak ada
 Kebersihan : Mengganti Bra 2x sehari setelah mandi
j. Abdomen
 Bekas luka operasi : Tidak ada
 Pembesaran perut : Pembesaran perut kedepan sesuai usia kehamilan
 Bentuk perut : Simetris
 Striae : Striae albicans
 Kandung kemih : Kosong
 Oedema : Tidak ada
 Linea : linea nigra
k. Pemeriksaan kebidanan
 Palpasi uterus
 Leopold I : Pertengahan antara px dan pusat pada fundus teraba bagian agak bulat,
lunak dan tidak melenting (bokong Janin)
 Leopold II : Pada sisi kanan abdomen ibu teraba bagian-bagian kecil janin Yaitu
(ekstermitas ) Pada sisi kiri abdomen ibu teraba seperti ada tahanan yang memanjang
( punggung janin)
 Leopold III : Pada bagian terbawah teraba bagian bulat, keras melenting ( kepala
janin ) dan tidak dapat digerakkan.
 Leopold IV : divergen 3/5

 TFU : 31 cm

 TBJ ( Niswender ) : 1,2 x (TFU-7,7) x 100 ± 150


1,2 x (31-7,7) x 100 ± 150
1,2 x 23,3 x 100 ± 150

Departemen Kebidanan STIKIM


27,96 x 100 ± 150
 27,96-150 = 2.646 gram
 27,96+150= 2.9466 gram
Jadi, tafsiran janin berkisar antara 2,646-2,946 gram

 Auskultasi
 Frekuensi : 143x/i
 Tempat : Puki, 3 jari di bawah pusat
 Irama : Teratur
 Kontraksi
 Frekuensi : 3x10 menit
 Durasi : 42 detik
l. Ekstremitas
 Oedema tangan dan jari : Tidak ada
 Oedema kaki : Tidak ada
 Betis merah/lembek/keras : Tidak ada
 Varises : Tidak ada
 Reflek patella ka/ki : +/+
m. Anogenital
 Inspeksi
 Vulva/vagina
- Varises : Tidak ada
- Kemerahan : Tidak ada
- Luka : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
- dll : Normal
- Perineum (luka parut) : Tidak ada
n. Periksa Dalam
 Atas indikasi :-
 Pukul : 14.00Wib
 Dinding vagina : Tidak ada kelainan
 Portio (Effecement) : 50 %
 Posisi portio : Antefleksi
 Pembukaan serviks : 5 cm
 Konsistensi servik : Tebal kaku
 Ketuban : (+) Utuh
 Presentasi fetus : kepala
 Penurunan bagian terendah : hodge III
 Posisi janin : UUK kanan depan
 Bagian lain yang teraba : Tidak ada
o. Punggung / pinggang dan anus
 Posisi tulang belakang : Normal
 Hemoroid : Tidak ada
Departemen Kebidanan STIKIM
3. Pemeriksaan Penunjang
 HB : 11,8 gr%
 Protein urin : - ( Negatif)
 Glukosa urin : - ( Negatif)
 Golongan darah : AB

C. ANALISIS DATA :
Ny. S usia 30 tahun G2P1A0 hamil 40 Minggu 2 hari kala I fase aktif
janin tunggal hidup intara uterin persentasi kepala

D. PENATALAKSANAAN :
1. Petugas Melakukan cuci tangan
2. Petugas memakai APD level 1
3. Melakukan inform consent pada ibu dan keluarga untuk setiap tindakan yang akan dilakukan
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan dan menyetujui setiap tindakan
yang akan dilakukan
4. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tentang kondisi janin dan dirinya dalam keadaan baik TD:
120/80mmHg, N: 82x/menit, R: 22x/menit, S: 36,7oC, DJJ: (+) 143x/menit Pembukaan servik: 5
cm, ketuban : + (utuh), His: 3x10’42”.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan dan ibu merasa senang.
5. Meminta pasien dan keluarga untuk memepersiapkan pendamping saat proses persalinan dan
menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan apabila ibu merasa tidak kuat menahan rasa mulas
menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri Posisi miring saat bersalin dapat mempermudah
turungnya kepala ke dasar panggul, meringankan ibu pada saat proses mengejan, tidak
melelahkan, mempersingkat proses persalinan dan memperlancar sirkulasi peredaran darah ibu
ke plasenta sehingga suplai oksigen ke bayi lebih maksimal.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan ibu akan melakukannya.
6. Memberikan dukungan emosional dan pendekatan yang berkaitan dengan terapi, dengan cara
menjelaskan kebiasaan pasien untuk tenang, berdoa dalam hati, serta memberikan dukungan
bahwa dengan kondisi yang tenang akan mempermudah proses persalinan.
Evaluasi : Ibu mau mendengarkan serta mengikuti nasihat bidan
7. Menganjurkan ibu tetap menjaga nutrisi dengan makan dan minum agar tenaga ibu tetap stabil
saat mengejan.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti dan melakukannya
8. Mempersiapkan alat-alat partus APD, partus set, handscoon steril, heating set, lydocain,
oksitocin, sallep mata air klorin 0,5%, air DTT, baju ibu, serta pelengkapan untuk bayi.
Evaluasi : alat-alat partus serta perlengkapan ibu dan bayi sudah disiapkan
9. Mengobservasi keadaan ibu dan kemajuan bersalin dengan menggunakan paatograf
Evaluasi : telah dilakukan obsevasi keadaan ibu dan janin baik

Pandeglang , 24 april 2022


Pengkaji,

(teti herawati)
Departemen Kebidanan STIKIM
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA II)

Tanggal Pengkajian : 24 april 2022


Waktu Pengkajian : 19.00 Wib
Tempat Pengkajian : pmb mitass

S : ibu mengatakan nyeri nya semakin sering dan semakin kuat


ibu mengatakan ingin meneran seperti ingin BAB

O : Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Pernapasan: 22 x/menit, Nadi: 84 x/menit, Suhu: 36,7 0C, Djj:
145 x/menit, (regular/ irregular)

Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) :


Portio tidak teraba, Pembukaan serviks 10 cm, Ketuban (-) Jernih pecah pukul 15.30, Presentasi
fetus kepala, Penurunan bagian terendah hodge IV, Tidak ada molase, Terdapat tanda gejala kala
II dorongan meneran , tekanan anus, perineum menonjol, vulva membuka.

Volume urine : kosong


Hasil pemeriksaan lainnya :
Tidak ada

A : Ny. S usia 30 tahun G2P1A0 hamil 40 minggu 2 hari inpartu kala II


janin tunggal hidup intra uterin persenasi kepala
P : 1. Petugas melakukan cuci tangan
2. petugas memakai APD Level 1
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa bayi sudah mau
keluar
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan dan ibu merasa senang.
4. Menghadirkan pendaping persalinan sesuai dengan keinginan ibu, ibu ingin
didampingi suami
evaluasi : Suami pasien bersedia mendampingi pasien dalam proses persalinan
5. Mendekatkan alat persalinan, heating set, dan obat-obatan agar mudah dijangkau.
6. Evaluasi : alat persalinan dan obat-obatan sudah di dekatkan.
7. Membimbing ibu dalam tekhnik meneran dengan baik dan benar apabila perut
berkontraksi ibu menarik nafas panjang dengan merangkul lipatan kaki hingga ke
dada, kepala diangkat, mata melihat keatas keperut, tidak bersuara lalu gigi bertemu
gigi.
Evaluasi: ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan dan ibu sudah melakukan nya
Departemen Kebidanan STIKIM
8. Mengajurkan ibu untuk minum disela-sela kontraksi
Evaluasi: ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan dan ibu sudah minum
9. Melakukan pertolongan sesuai langkah APN

Menurut depkes RI ( 2008) asuhan persalinan normal (58 langkah) adalah sebagai
berikut:

1. Mengamati tanda dan gejala kala II


a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan atau vaginanya.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva, vagina dan spingter anal membuka
2. Menyiapkan pertongan persalianan
a) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat – obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia →
tempat dan datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60
watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
 Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi.
 Menyiapkan antitoksin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus
set.
b) Memakai celemek plastic
c) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tisu atau handuk
pribadi yang bersih dan kering
d) Memakai sarung tangan DTT pada tahun yang akan di gunakan untuk periksa dalam.
e) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai
sarung tangan DTT dan steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alt suntik).
3. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
a) Membesihkan vulva dan perineum, dengan hati – hati dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kassa yang di basahi air DTT.
 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan
seksama dari arah depan kebelakang.
 Bung kapas atau kasa pembersih ( terkontaminasi ) dalam wada yang tersedia.
 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi ( dekontaminasi, lepaskan dan rendam
dalam larutan klorin, 0,5 % → langkah #9 ).
b) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Bila selaput
ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.
c) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara menyelupkan tangan yang masih
menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % kemudian lepaskan dan
rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua
tangan setelah sarung tangan di lepaskan.
d) Memeriksa DJJ setelah kontraksi atau saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa
DJJ dalam batas normal ( 120 – 160 x/menit ).
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

Departemen Kebidanan STIKIM


 Mendokumentasikan hasil hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil – hasil
penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran.
a) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap an keadaan janin baik dan bantu ibu
dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) da
dokumentasika semua temuan yang ada.
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana pern mereka untuk mendukung
dan member semanat pada ibu untuk meneran secara benar
b) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin meneran
dan terjadi kontraksi yang kuat, dan ibu ke posisi setengah duduk atau posisisi lain
yang di inginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
c) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
meneran :
 Membimbing ibu agar dapat meneran seara benar dan efektif.
 Mendukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesui pilihannya ( kecuali posisi
berbaring, terlentang dalam waktu yang lama ).
 Menganjurkan ibu untuk istirahat di antara kontraksi.
 Menganjurkan keluarga member dukunga dan semangat untuk ibu
 Memberikan cukup asupan cairan peroral ( minum).
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 j2m)
menean (primigravida) atau 60 menit ( 1 jam) meneran (multigravida).
d) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau me gambil possisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
5. Menyiapkan pertongan kelahiran bayi
a) Meletakkan handuk bersih ( untuk meneringkan bayi ) di perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
b) Meletakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
c) Membuka tutup parus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
d) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
e) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perinem dengan 1 tanagan yang di lapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang
lain menahahn kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepal. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
f) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesui jika
hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
 Jika tali pusat meliliti leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
 Jika tali pusat meliliti leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong
di antara 2 klem tersebut.
g) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Departemen Kebidanan STIKIM
h) Melahirkan bahu Setelah kepalka melakukan putaran paksi luar, pegang secara
bipareintal. Anjurkan ibu untuk meneran saat berkontraksi. Dengan lenbut gerakan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
i) Melahirkan badan dan tungkai
 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kea rah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan telunjuk antara kaki
dan pegang masing – masing mata kaki dengan ibu jari dan jari – jari lainnya).
6. Penanganan bayi baru lahir
a) Melakukan penilaian ( sepintas ) :
 Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan ?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
b) Mengeringkan tubuh bayi Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
c) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (janin
tunggal).
d) Member ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
e) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosi 10 unit im (intra muskuler) di
1/3 paha atas bagian distal laterl (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
f) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira – kaira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat
pada 2 cm distal dari klem pertama.
g) Memotong dan mengikat tali pusat
 Dengan 1 tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
 Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya denan simoul kunci pada
sisi lainnya.
 Melepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah di sediakan.
h) Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi tengkurap di
dada ibu. Luruskan bahu bayi sehinng bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan
kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
payudara ibu.
i) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
Evaluasi: telah dilakukan pertolongan persalinan sesuai dengan APN dan Bayi lahir spontan
pervaginam pukul 20.00 Wib. bayi menangis kuat, tonus otot baik warna kulit kemerahan,
jenis kelamin perempuan.
7. Melakukan pemeriksaan adanya janin ke dua
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan dan tidak ada janin ke dua

Departemen Kebidanan STIKIM


Pandeglang , 24 april 2022
Pengkaji,

(teti herawati)

Departemen Kebidanan STIKIM


CATATAN PERKEMBANGAN (KALA III)

Tanggal Pengkajian : 24 april 2022


Waktu Pengkajian : 20.05 Wib
Tempat Pengkajian : pmb mitass

S : Ny. L mengatakan merasa mulas dan sedikit lemas


O : TFU : Sepusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih : Kosong
Hasil pemeriksaan lainnya :

 Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta


 perut berbentuk globular
 semburan darah tiba-tiba
 tali pusat memanjang

A : Ny. S usia 30 tahun P2A0 inpartu kala III

P : 1. Petugas melakukan cuci tangan

2. petugas memakai APD level 1


3. Memberutahu pasien akan disuntikan oksytosin
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan bidan dan ibu bersedia
Menyuntikan oxytocin 10 IU secara intramuskuler pada sepertiga luar paha kanan ibu
Evaluasi : sudah dilakukan penyunikan oxytocin
4. Melihat adanya tanda-tanda plasenta lahir yaitu adanya semburan darah tiba-tiba, talipusat
memanjang.
Evaluasi : adanya tanda pengeluaran plasenta
5. Melakukan menejemen aktif kala III dengan metode dorso kranial secara perlahan-lahan.
Evaluasi : telah dilakukan menejemen aktif kala III plasenta lahir pukul 20.10 Wib.
6. Melakukan pengecekan kelengkapan plasenta.
Evaluasi : telah dilakukan pengecekan plsasenta dengan Insersi tali pusat centralis. TP 2
cm, BP 500 gr , DP 20 cm, selaput utuh, jumlah kotiledon 15
7. melakukan dan mengajarkan ibu untuk melakukan massase uterus selama 15 detik dengan
diputar searah jarum jam sampai uterus globuler.
evaluasi : ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan melakukan massase
unterus.
8. melakukan pengecekan laserasi jalan lahir
Evaluasi : telah dilakukan pengecekan laserasi jalan lahir

Departemen Kebidanan STIKIM


Pandeglang , 24 april 2022
Pengkaji,

( Teti herawati)

Departemen Kebidanan STIKIM


CATATAN PERKEMBANGAN (KALA IV)

Tanggal Pengkajian : 24 april2022


Waktu Pengkajian : 20.25 Wib
Tempat Pengkajian : pmb mitass

S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan ibu merasana senang atas
kelahiran anaknya

O : Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Pernapasan: 21 x/menit, Nadi: 82 x/menit, Suhu:
36,7 0C, TFU: 3 jari dibawah pusat, Kontraksi uterus: baik, Kandung kemih : kosong
Hasil pemeriksaan lainnya :
Pengeluaran darah : + 100 cc

A : Ny. S 30 tahun P2A0 kala IV

P : 1. Petugas melakukan cuci tangan


2.Petugas memakai APD level 1
3. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan semua dalam batas normal Tekanan Darah:
120/80 mmHg, Pernapasan: 21 x/menit, Nadi: 82 x/menit, Suhu: 36,7 0C
perdarahan normal.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui keadaan nya dan ibu merasa lega setelah
melahirkan
5. Membersihkan ibu menggunakan air DTT dan memakaikan pakaian untuk ibu
Evaluasi : ibu sudah dibersikan serta sudah digantikan pakaian
6. Membersihkan dan merendam alat bekas pakai dilarutan klorin 0,5%
Evaluasi : alat sudah direndam
7. Membantu ibu ntuk memberikan posisi yang nyaman
Evalasi : ibu mengatakan posisinya sudah nyaman
8. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
Evaluasi: ibu sudah makan dan minum
9. Menganjurkan ibu untuk minum obat antibiotik, asmet, dan tablet Vit A
Evalasi : ibu sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan dan segera meminum obat
yang diberikan
10. Beritahu ibu untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa memberikan
apapun.
Evaluasi : ibu mngerti apa yang dijelaskan bidan dan akan memberi ASI ekslusif
selama 6 buan
Departemen Kebidanan STIKIM
11. Menganjurkan ibu untuk istirahat
Evalasi : ibu sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan dan segera istirahat
12. Melakukan pemantauan selama 2 jam post partum pada 1 jam perama 15 menit
sekalii dan 1 jam ke 2 setiap 30 menit sekali menggunakan patograf.
Evalasi : telah dilakukan observasi menggunakan patograf
pandeglang , 24 april 2022

Pengkaji,

(TETI HERAWATI)

Departemen Kebidanan STIKIM


LAMPIRAN

Departemen Kebidanan STIKIM


Departemen Kebidanan STIKIM
Departemen Kebidanan STIKIM
Departemen Kebidanan STIKIM
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS
(BAYI BARU LAHIR)

Pada tanggal : 25April 2022 Pukul : 06.00 Wib

C. DATA SUBYEKTIK
BIODATA
Nama bayi : By Ny. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 24 april 2022
Nama ibu : Ny. S
Umur : 30 Tahun
Nama ayah : Tn.O
Umur : 29 Tahun
Alamat : KP. Cisereh

SUBJEKTIF
a. Riwayat persalinan yang lalu
N Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
o Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi keluhan
ekslusif
Tidak Tidak
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan 2700 49 L Ya
ada ada
Tidak Tidak
2. 2022 PMB 40>2 hari Spontan Bidan 3000 50 L Ya
ada ada

b. Riwayat persalinan sekarang


1. Status Gravida : P2A0
Pemeriksaan antenatal : 6 kali
Komplikasi antenatal : Tidak ada
Obat-obat yang di terima selama kehamilan : Tablet FE dan Kalk
c. Riwayat Persalinan
Keadaan umum ibu : Baik
Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg N: 82 x/menit
RR : 22 x/menit S: 36,40C
Jenis persalinan : Spontan
Penolong persalinan : Bidan
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Departemen Kebidanan STIKIM
Lama persalinan : 1 jam menit
Ketuban pecah selama : 30 menit
Warna air ketuban : Jernih
Pengobatan selama persalinan : Vitamin, antibiotik, asmet
Kondisi plasenta
Berat : 500 gr Diameter : 20 cm
Panjang tali pusat : 50 cm Insertio tali pusat : Centralis
Kelainan : tidak ada
d. Keadaan Bayi
Kelahiran : Normal
Pemeriksaan penilaian bayi baru lahir :
 Menangis : Spontan Kuat
 Warna kulit : Kemerahan
 Tonus Otot : Gerak aktif
Tindakan resusitasi jika ada :
 Berat badan 3000 kg
 Peniupan dan penghisapan 2 menit
 Pemberian oksigen dengan tekanan - menit
 Pernafasan mulut ke mulut - menit
 Waktu sampai bernafas teratur - menit
 Waktu sampai menangis - menit

OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan Umum
 Berat badan : 3000 gr
 Panjang badan : 50 cm
 Suhu : 36.6 oC
 Lingkar kepala : 33 cm
 Lingkar dada : 34 cm
 Lingkar perut : 30 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
 Kepala :
Bentuk : (+) Bulat ( ) Kaput ( ) Cepal Hematon
Ubun-ubun : Besar : datar, lunak, berbentuk berlian, 2.1 cm belum
menutup
Kecil : berbentuk segitiga, 0,6 cm belum menutup
Sutura : teraba dan tidak menyatu
Molase : tiak ada
 Mata : Posisi bola mata
(-) Kotoran
(-) Perdarahan
Konjungtiva : Tidak

Departemen Kebidanan STIKIM


anemis
Sclera : Tidak ikterik
 Telinga : Posisi daun
telinga
(+) Lubang
telinga
(-) Kotoran
Kelainan :
Tidak ada
 Mulut : (+) Simetris
(+) Palatum mole
(+) Palatum
hidung
Kelainan :
Tidak ada
 Hidung : (+) Lubang hidung
(-) Pengeluaran secret Pergerakan dada : (Normal)
(-) Pernafasan cuping hidung / positif
 Leher : (+) Pergerakan leher Denyut jantung
: 142
 Dada : (-) Asimetris
(-) Retraksi x/menit,
teratur/tidak teratur
Bunyi nafas : Normal
Pernafasan : 47 x/menit
 Perut : (-) Penonjolan sekitar tali pusatpada saat
menangis
(-) Pendarahan tali pusat
(-) Benjolan/tumor Kelainan : Tidak ada
 Punggung : Keadaan tulang punggung : Simetris/Asimetris
Kelainan tulang punggung : Tidak ada
 Ekstremitas : Posisi tangan : Normal
Posisi kaki : Normal
Jari tangan : Normal kelainan : Tidak ada
Jari kaki : Normal kelainan : Tidak ada
Pergerakan : aktif/tidak aktif
Rotasi paha : Normal
 Kulit : Warna : Merah
(-) Vernik caseosa
(+) Lanugo
(+) Tugor kaki
 Genitalia : Laki-laki
(+) Testis berada di scrotum
(+) Penis berlobang

Departemen Kebidanan STIKIM


Perempuan
(-) Vagina berlubang
(-) Labia mayora
(-) Labia minora
Anus : Berlubang (+)
Mekoneum (+)
Kelainan pada genitalia : Tidak ada
 Status Neurologi
Reflek : (+) Tendon
(+) Moro
(+) Rooting
(+) Menghisap
(+) Menggenggam
(+) Menagis
(+) Babinski
 Eliminasi
BAB pertama : Saat setelah lahir jam : 22.00
BAK pertama :- jam : -

ANALISA DATA:
By. Ny S usia 6 jam Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan.

PENATALAKSANAAN :
1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Petugas memakai apd level 1
3. Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya
dalam keadaan baik.
Evaluasi : pasien sudah mengerti tentang keadaan bayi nya dan merasa senang atas
kelahiran bayinya.
4. Mengukur antopometri pada bayi, Berat badan :3000 gr, Panjang badan: 50 cm, Suhu:
36.6 oC, Lingkar kepala: 33 cm, Lingkar dada: 34 cm, Lingkar perut: 30 cm
Evaluasi : Sudah dilakukan pengukuran antopometri pada bayi semua dalam batas
normal
5. Memakaikan bayi pakaian, popok, topi serta membedong bayi Agar bayi tetap hangat
Evaluasi : Bayi telah dipakaikan pakaian, popok, topi serta bedong
6. Memberikan salep mata tetrasiklin 1% dan vit k (NeoK) dengan dosis 0,5 ml/0,5 cc
secara intra muscular antero lateral di paha kiri dan menjelaskan manfaat Vit K (NcoK)
pada ibu serta keluarga yaitu guna mencegah perdarahan ringan maupun berat pada
bayipada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) ataupun perdarahan intrakranial.
Evaluasi : Bayi telah di beri salep mata dan injeksi vit. k

Departemen Kebidanan STIKIM


7. Melakukan konseling pada ibu tentang Menjaga kehangatan bayi dengan menata ruangan
yang hangat untuk mencegah hipotermi pada bayi,
Evaluasi : ibu menegrti dan akan menjauhkan anak dari kipas angin dan menyelimutinya
dengan baik
8. Mengingatkan ibu tentang ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makan dan
minum tambahan seperti air putih dan madu.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya
9. Mengajarkan ibu cara memberikan ASI yang benar, yaitu dengan cara meletakkan bayi
di tangan ibu posisi kepala di sikut ibu, posisi perut bayi menempel dengan perut ibu
dengan sesering mungkin.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mencobanya.
10. memberitahu ibu cara merawat tali pusat, usahakan tali pusat selalu kering tanpa di beri
apapun hanya cukup di bungkus menggunakan kasa steril dan menggantinya pada pagi
dan sore hari
evaluasi : ibu mngerti dan akan melakukan nya
11. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi
tidak mau menetek, suhu tubuh bayi tinggi sampai menggigil tali pusat berdarah dan
belum BAB 24 jam terakhir . Jika terdapat salah satu tanda tersebut maka ibu diharapkan
melapor petugas kesehatan.
Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir dan bersedia untuk melapor
petugas kesehatan bila mendapati salah satu tanda tersebut terhadap bayi nya .
12. Beri bayi imunisasi Hepatitis B-0 di paha kanan secara IM pada Untuk
meningkatkan kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit hepatitis B
Evaluasi: Bayi sudah di injeksi imunisasi Hb-0 di satu jam kedua

Pandeglang , 24 April 2022

Pengkaji,

(teti herawati)

Departemen Kebidanan STIKIM


IDENTIIAS BAYI
CAP KAKI KIRI CAP KAKI KANAN

IDENTITAS IBU
CAP JEMPOL KIRI IBU CAP JEMPOL KANAN IBU

Departemen Kebidanan STIKIM


FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS
KUNJUNGAN KE II

Pada tanggal : : 28 april 2022 Pukul : 10:00 Wib

BIODATA
Nama bayi : By Ny. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 28 april 2022
Nama ibu : Ny. S
Umur : 30 Tahun
Nama ayah : Tn.O
Umur : 30 Tahun
Alamat : KP Cisereh

SUBJEKTIF
a. Riwayat persalinan yang lalu
N Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
o Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi keluhan
ekslusif
Tidak Tidak
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan 2700 49 L Ya
ada ada
Tidak Tidak
2. 2022 PMB 40>2 hari Spontan Bidan 3000 50 l Ya
ada ada

b. Riwayat persalinan sekarang


1. Status Gravida : P2A0
Pemeriksaan antenatal : 6 kali
Komplikasi antenatal : Tidak ada
Obat-obat yang di terima selama kehamilan : Tablet FE dan Kalk
c. Riwayat Persalinan
Keadaan umum ibu : Baik
Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg N: 82 x/menit
RR : 24 x/menit S: 36,60C
Jenis persalinan
: Spontan
Penolong persalinan

Departemen Kebidanan STIKIM


: Bidan
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Lama persalinan : 5 jam 50 menit
Ketuban pecah selama : 30 menit
Warna air ketuban : Jernih
Pengobatan selama persalinan : Vitamin, antibiotik,
asmet
Kondisi plasenta
Berat : 500 gr Diameter : 20 cm
Panjang tali pusat : 50 cm Insertio tali pusat :
Centralis
Kelainan : tidak ada
d. Keadaan Bayi
Kelahiran : Normal
Pemeriksaan penilaian bayi baru lahir :
 Menangis : Spontan Kuat
 Warna kulit : Kemerahan
 Tonus Otot : Gerak aktif
Tindakan resusitasi jika ada :
 Berat badan 3 kg
 Peniupan dan penghisapan-menit
 Pemberian oksigen dengan tekanan-menit
 Pernafasan mulut ke mulut-menit
 Waktu sampai bernafas teratur-menit
 Waktu sampai menangis-menit

OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan Umum
a. Berat badan : 3000 gr
b. Panjang badan : 50 cm
c. Suhu : 36.5 oC
d. Lingkar kepala : 33 cm
e. Lingkar dada : 34 cm
f. Lingkar perut : 30 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala :
Bentuk : (+) Bulat (-) Kaput (-) Cepal Hematon
Ubun-ubun : Besar : datar, lunak, berbentuk berlian, 2.1 cm belum
menutup
Kecil : berbentuk segitiga, 0,6 cm belum menutup
Sutura : teraba dan tidak menyatu
Molase : tiak ada
Mata : Posisi bola mata

Departemen Kebidanan STIKIM


(-) Kotoran
(-) Perdarahan
Konjungtiva : Tidak
anemis
Sclera : Tidak ikterik
b. Telinga : Posisi daun
telinga
(+) Lubang
telinga
(-) Kotoran
Kelainan :
Tidak ada
c. Mulut : (+) Simetris
(+) Palatum mole
(+) Palatum
hidung
Kelainan :
Tidak ada
 Hidung : (+) Lubang hidung
(-) Pengeluaran secret Pergerakan dada : (Normal)
(-) Pernafasan cuping hidung / positif
 Leher : (+) Pergerakan leher Denyut jantung
: 140
 Dada : (-) Asimetris
(-) Retraksi x/menit,
teratur/tidak teratur
Bunyi nafas : Normal
Pernafasan : 49 x/menit
d. Perut : (-) Penonjolan sekitar tali pusatpada saat
menangis
(-) Pendarahan tali pusat
(-) Benjolan/tumor
Tali pusat Belum lepas ( sudah kering ), tidak
berbau, tidak ada kemerahan
Kelainan :
Tidak ada
e. Punggung : Keadaan tulang punggung : Simetris/Asimetris
Kelainan tulang punggung : Tidak ada
 Ekstremitas : Posisi tangan : Normal
Posisi kaki : Normal
Jari tangan : Normal kelainan : Tidak ada
Jari kaki : Normal kelainan : Tidak ada
Pergerakan : aktif/tidak aktif
Rotasi paha : Normal
 Kulit : Warna : Merah
Departemen Kebidanan STIKIM
(-) Vernik
caseosa
(+) Lanugo
(+) Tugor kaki
f. Genitalia : Laki-laki
(+) Testis berada di
scrotum
(+) Penis berlobang
Perempuan
(-) Vagina
berlubang
(-) Labia
mayora
(-) Labia minora
Anus : Berlubang (+)
Mekoneum (+)
Kelainan pada genitalia : Tidak ada
g. Status Neurologi
Reflek : (+) Tendon
(+) Moro
(+) Rooting
(+) Menghisap
(+) Menggenggam
(+) Menagis
(+) Babinski
h. Eliminasi
BAB : 3-5 kali dalam sehari
BAK : 4-6 kali dalam sehari

ANALISA DATA:
By. Ny S usia 4 hari Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

PENATALAKSANAAN :
1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Petugas memakai APD level 1
3. Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan
bayinya dalam keadaan sehat. Suhu: 36.5 0c, Pernafasan: 49 x/menit, DJB:140
x/menit, tali pusat dalam keadaan baik
Evaluasi : pasien sudah mengerti tentang keadaan bayi nya dan merasa senang
keadaan bayi nya sehat.
4. memberitahu ibu kembali cara merawat tali pusat, usahakan tali pusat selalu kering
tanpa di beri apapun hanya cukup di bungkus menggunakan kasa steril dan
menggantinya pada pagi dan sore hari.
evaluasi : ibu mngerti dan akan melakukan nya

Departemen Kebidanan STIKIM


5. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru Iahir yaitu bayi tidak mau
menyusui, demam tinggi, kembung. kejang, merintih, dan hipotermi. Jika ada tanda
tersebut ibu dianjurkan untuk segera membawa bayinya ke tenaga kesehatan.
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan
6. Memberitahu ibu kembali untuk lebih sering lagi menyusui bayinya setiap 2 jam
sekali dan tetap diberikan ASI walaupun bayi sedang tertidur. Meyakinkan ibu
memberikan ASI saja pada bayinya sampai usia 6 bulan tanpa diberikan makanan
tambahan apapun dan menyusui bayinya sampai usia 2 tahun.
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan tidak memberikan
makanan apapun selain ASI selama 6 bulan.
7. Mengingatkan ibu untuk segera mengganti popok dengan yang bersih dan kering jika
bayi BAB dan BAK untuk mencegah terjadinya iritasi pada daerah sekitar anogenital.
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan.
8. Menganjurkan ibu kembali untuk menjemur bayinya setiap pagi selama & 15-30
menit, bayi telanjang dengan posisi terlentang dan tengkurap kepala bayi
membelakangi matahari untuk mendapatkan sumber vitamin D
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan akan menjemur bayinya
setiap pagi
9. memberitahu ibu untuk membawa bayi ketenaga kesehatan jika ada keluhan
Evaluasi : ibu mngerti dan akan melakukan nya

Pandeglang , 28 April 2022


Pengkaji,

(teti herawati)

Departemen Kebidanan STIKIM


Departemen Kebidanan STIKIM
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS
KUNJUNGAN KE III

Pada tanggal : 2 mei 2022 Pukul : 15:00 Wib

BIODATA
Nama bayi : By Ny. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 2 mei 2022
Nama ibu : Ny. S
Umur : 30 Tahun
Nama ayah : Tn.O
Umur : 30 Tahun
Alamat : Kp. cisereh

SUBJEKTIF
a. Riwayat persalinan yang lalu
N Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
o Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi keluhan
ekslusif
Tidak Tidak
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan 2700 49 L Ya
ada ada
Tidak Tidak
2. 2022 PMB 38>5 hari Spontan Bidan 3000 50 L Ya
ada ada

b. Riwayat persalinan sekarang


1. Status Gravida : P2A0
Pemeriksaan antenatal : 6 kali
Komplikasi antenatal : Tidak ada
Obat-obat yang di terima selama kehamilan : Tablet FE dan Kalk
c. Riwayat Persalinan
Keadaan umum ibu : Baik
Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg N: 80 x/menit
RR : 22 x/menit S: 36,40C
Jenis persalinan
Departemen Kebidanan STIKIM
: Spontan
Penolong persalinan
: Bidan
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Lama persalinan : 1 jam - menit
Ketuban pecah selama : 30 menit
Warna air ketuban : Jernih
Pengobatan selama persalinan : Vitamin, antibiotik,
asmet
Kondisi plasenta
Berat : 500 gr Diameter : 20 cm
Panjang tali pusat : 50 cm Insertio tali pusat :
Centralis
Kelainan : tidak ada
d. Keadaan Bayi
Kelahiran : Normal
Pemeriksaan penilaian bayi baru lahir :
 Menangis : Spontan Kuat
 Warna kulit : Kemerahan
 Tonus Otot : Gerak aktif
Tindakan resusitasi jika ada :
 Berat badan 3 kg
 Peniupan dan penghisapan-menit
 Pemberian oksigen dengan tekanan- menit
 Pernafasan mulut ke mulut- menit
 Waktu sampai bernafas teratur- menit
 Waktu sampai menangis-menit

OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan Umum
 Berat badan : 3000 gr
 Panjang badan : 50 cm
 Suhu : 36.6 oC
 Lingkar kepala : 33 cm
 Lingkar dada : 34 cm
 Lingkar perut : 30 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
 Kepala :
Bentuk : (+) Bulat (-) Kaput (-) Cepal
Hematon Ubun-ubun : Besar : 2.1 cm belum
menutup
Kecil : 0,6 cm belum menutup
Sutura : belum menyatu
Molase : tiak ada
Departemen Kebidanan STIKIM
Mata : Posisi bola mata
(-) Kotoran
(-) Perdarahan
Konjungtiva : Tidak
anemis
Sclera : Tidak ikterik
 Telinga : Posisi daun
telinga
(+) Lubang
telinga
(-) Kotoran
Kelainan :
Tidak ada
 Mulut : (+) Simetris
(+) Palatum mole
(+) Palatum
hidung
Kelainan :
Tidak ada
 Hidung : (+) Lubang hidung
(-) Pengeluaran secret Pergerakan dada : (Normal)
(-) Pernafasan cuping hidung / positif
 Leher : (+) Pergerakan leher Denyut jantung
: 142
 Dada : (-) Asimetris
(-) Retraksi x/menit,
teratur/tidak teratur
Bunyi nafas : Normal
Pernafasan : 48 x/menit
 Perut : (-) Penonjolan sekitar tali pusatpada saat
menangis
(-) Pendarahan tali pusat
(-) Benjolan/tumor
Tali pusat Sudah lepas, tidak berbau, tidak ada
kemerahan
Kelainan :
Tidak ada
 Punggung : Keadaan tulang punggung : Simetris/Asimetris
Kelainan tulang punggung : Tidak ada
 Ekstremitas : Posisi tangan : Normal
Posisi kaki : Normal
Jari tangan : Normal kelainan : Tidak ada
Jari kaki : Normal kelainan : Tidak ada
Pergerakan : aktif/tidak aktif

Departemen Kebidanan STIKIM


 Kulit Rotasi paha : Normal
: Warna : Merah
(-) Vernik
caseosa
(+) Lanugo
(+) Tugor kaki
 Genitalia : Laki-laki
(-) Testis berada di
scrotum
(-) Penis berlobang
Perempuan
(+) Vagina
berlubang
(+) Labia
mayora
(+) Labia minora
Anus : Berlubang (+)
Mekoneum (+)
Kelainan pada genitalia : Tidak ada
 Status Neurologi
Reflek : (+) Tendon
(+) Moro
(+) Rooting
(+) Menghisap
(+) Menggenggam
(+) Menagis
(+) Babinski
 Eliminasi
BAB : 3-5 kali dalam sehari
BAK : 4-6 kali dalam sehari

ANALISA DATA:
By. Ny S usia 8 hari Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

PENATALAKSANAAN :
1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Petugas memakai APD level 1
3. Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan
bayinya dalam keadaan sehat. Suhu: 36.6 0c, Pernafasan: 48 x/menit, DJJ:142
x/menit
4. Evaluasi : pasien sudah mengerti tentang keadaan bayi nya dan merasa senang
keadaan bayi nya sehat.
5. Memberitahu ibu kembali untuk lebih sering lagi menyusui bayinya setiap 2 jam
sekali dan tetap diberikan ASI walaupun bayi sedang tertidur. Meyakinkan ibu

Departemen Kebidanan STIKIM


memberikan ASI saja pada bayinya sampai usia 6 bulan tanpa diberikan makanan
tambahan apapun dan menyusui bayinya sampai usia 2 tahun.
6. Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan tidak memberikan
makanan apapun selain ASI selama 6 bulan.
7. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan tubuh bayi
8. Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan bersedia untuk selalu
menjaga kehangatan tubuh bayinya.
9. Menganjurkan ibu kembali untuk menjemur bayinya setiap pagi selama 15-30
menit
10. Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan akan menjemur
bayinya setiap pagi
11. Memberitahukan kepada ibu kembali untuk selalu menjaga kebersihan pada bayi
nya, dan segera mengganti pakaian serta popok bayi jika bayi BAB/BAK untuk
menjaga kenyaman dan kehangatan bayi serta mencegah iritasi kulit.
12. Menjelaskan kembali kepada ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru Iahir yaitu
bayi tidak mau menyusui, demam tinggi, kembung. kejang, merintih, dan
hipotermi. Jika ada tanda tersebut ibu dianjurkan untuk segera membawa bayinya
ke tenaga kesehatan.
13. Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan
14. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan imunisasi BCG saat bayi berusia 1
bulan tujuan nya Untuk mencegah penyakit tuberculosis
15. Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan akan melakukannya
16. Memberitahu ibu untuk membawa bayi ketenaga kesehatan jika ada keluhan
17. Evaluasi : ibu mngerti dan akan melakukan nya

Pandeglang , 2 mei 2022


Pengkaji,

(Teti Herawati)

Departemen Kebidanan STIKIM


Departemen Kebidanan STIKIM
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS
KUNJUNGAN KE 1

No. Registrasi : 001


Tanggal Pengkajian : 25 April 2022
Waktu Pengkajian : 06.00 Wib
Tempat Pengkajian : pmb mitas
Pengkaji : teti herawati

A. DATA SUBYEKTIF
BIODATA

Nama Istri : Ny. S Nama Suami : Tn. O


Umur : 30 Tahun Umur : 30 Tahun
Suku : sunda Suku : sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : kp. cisereh

1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan perutnya masih terasa nyeri

2. Riwayat Persalinan
a. Tempat melahirkan : pmb mitass
b. Ditolong oleh : Bidan
c. Jenis persalinan : Spontan
d. Lama persalinan
- Dipimpin Meneran : 19.00 Wib
- Kala I : 5 jam
- Kala II : 1jam menit
- Kala III : 10 menit
e. Ketuban pecah pukul : 19.30 Wib
f. Amniotomi : Ya / Tidak
g. Banyak air ketuban : ±1000 cc
h. Komplikasi dalam persalinan : Ada / tidak, Jelaskan jika ada …………..
i. Plasenta
- Lahir spontan : Ya/ Tidak
- Dilahirkan dengan indikasi : Ya / Tidak, Jelaskan jika ada ……………
- Lengkap, ukuran : 20 cm
- Berat : 500 gr
- Panjang tali pusat : 50 cm
- Kelainan : Tidak ada
Departemen Kebidanan STIKIM
- Sisa plasenta : ada / tidak
j. Perineum
- Utuh : Ya / tidak
- Robekan : Ya /tidak,
- Episiotomi : Ya / tidak
- Anastesi : Ya / tidak
- Jahitan dengan : Tidak
k. Perdarahan
- Kala I : 30 ml
- Kala II : 50 ml
- Kala III : 100 ml
- Kala IV : 60 ml
l. Tindakan lain : Tidak ada
m. B ayi
- Lahir pukul : 20.00 Wib
- BB : 3000 gr
- PB : 50 cm
- Nilai Apgar : 9/10
- Cacat bawaan : Ya / tidak
- Masa gestasi : 40 mg
n. Komplikasi
- Kala I : Tidak ada
- Kala II : Tidak ada
o. Air ketuban banyaknya : 1000 cc Warna : Jernih
Pola Nutrisi
- Makan : 3x sehari dengan Nasi, sayur, dan lauk pauk
- Minum : 4-7 gelas dalam sehari
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Keadaan emosional : Stabil
c. Tanda – tanda vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 82 x/i
- Suhu tubuh : 22 Oc
- Pernapasan : 36,4 x/i
2. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara
- Pengeluaran : Tidak ada
- Puting susu : Menonjol
- Benjolan : Tidak ada
- Konsistensi : Lembut
b. Uterus
- TFU : 3 jari dibawah pusat
- Konsistensi uterus : Keras
Departemen Kebidanan STIKIM
- Kontraksi uterus : Baik
- Posisi uterus : Normal
c. Pengeluaran lochea
- Warna : Merah kehitaman
- Bau : anyir
- Jumlah : 15 Cc
- Konsistensi : Cair
d. Perineum : Tidak ada laserasi
e. Kandung kemih : Kosong
f. Ekstremitas
- Oedema : Tidak
- Kemerahan : Tidak
- Tanda Homan : Tidak
3. Pemeriksaan Penunjang
- HB : Tidak dilakukan
- Protein urin : Tidak dilakukan
- Glukosa urin : Tidak dilakukan
- Golongan darah : Tidak dilakukan

C. ANALISIS DATA
Ny.S usia 30 tahun P2A0 6 jam post partum
D. PENATALAKSANAAN :
1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Petugas memakai APD level 1
3. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan baik TTV normal TD: 120/80 mmHg, n:
82 x/m, R 22 x/m, S. 36.4 o C. pengeluaran darah nifas normal TFU: 3 jari
dibawah pusat.
4. Evaluasi : ibu sudah mengetahui keadaan nya dan ibu merasa lega setelah
Melahirkan
5. menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mulas yang dirasakan ibu adalah hal
yang normal karena rasa mulas itu adalah proses dimana uterus berproses
kembali ke bentuk semula.
6. Evauasi : Ibu mengerti aa yang dijelaskan oleh bidan
7. Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi ibu dengan nasi lauk pauk serta
buah karena tenaga ibu telah terpakai saat proses persalinan dan agar robekan
yang ibu alami menjadi cepat kering
8. Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukannya
9. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya selama 6
bulan tanpa memberikan makanan tambahan lainnya dan menganjurkan ibu
agar menyusui bayinya sesering mungkin minimal 10 kali dalam waktu 24
jam dan menyusui tidak dibatasi sesuai kebutuhan bayi, agar bayi
mendapatkan kolostrum yang banyak mengandung antibody, selain itu
hisapan bayi juga dapat membantu mempercepat pengembalian uterus seperti
semula karena dipengaruhi oleh hormone oksitosin.
10. Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukannya

Departemen Kebidanan STIKIM


11. Menganjurkan ibu untuk terus menjaga kebersihan diri
12. Memberitahu ibu tentang Tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu:
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba
(melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih
dari 2 pembalut dalam waktu setengah jam)
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang menyengat
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau terdapat
masalah/gangguan penglihatan
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan demam, muntah, rasa sakit
sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak badan
f. Payudara yang berwarna kemerahan, panas, dan/atau sakit
g. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan
h. Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan/atau pembengkakan pada
kaki
i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri-sendiri atau
mengurus bayi
j. Merasa sangat letih atau bernapas terengah-engah.
k. Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan
l. menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kontrol nifas 4 hari
kemudian
Evaluasi : ibu mnegerti apa yang dijelakan oleh bidan dan akan
melakukannya

pandeglang, 25 april 2022


Pengkaji,

(Teti Herawati)

Departemen Kebidanan STIKIM


FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS
KUNJUNGAN KE 2

No. Registrasi : 001


Tanggal Pengkajian : 28 April 2022
Waktu Pengkajian : 10.00 Wib
Tempat Pengkajian : pmb mitass
Pengkaji : teti herawati

A. DATA SUBYEKTIF
BIODATA

Nama Istri : Ny. S Nama Suami : Tn. O


Umur : 30 Tahun Umur : 30 Tahun
Suku : sunda Suku : sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : kp. cisereh

1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya, dan ibu


mengatakan sudah 3 hari setelah melahirkan sulit untuk BAB ,

3. Riwayat Persalinan
a. Tempat melahirkan : pmb mitas
b. Ditolong oleh : Bidan
c. Jenis persalinan : Spontan
d. Lama persalinan
- Dipimpin Meneran : 19.00 Wib
- Kala I : 5 jam - menit
- Kala II : 1 jam menit
- Kala III : 10 menit
e. Ketuban pecah pukul : 19.30 Wib
f. Amniotomi : Ya / Tidak
g. Banyak air ketuban : ±1000 cc
h. Komplikasi dalam persalinan : Ada / tidak, Jelaskan jika ada …………..
i. Plasenta
- Lahir spontan : Ya/ Tidak
- Dilahirkan dengan indikasi : Ya / Tidak, Jelaskan jika ada ……………
- Lengkap, ukuran : 20 cm
- Berat : 500 gr
-
Departemen Kebidanan STIKIM
- Panjang tali pusat : 50 cm
- Kelainan : Tidak ada
- Sisa plasenta : ada / tidak
j. Perineum
- Utuh : Ya / tidak
- Robekan : Ya /tidak
- Episiotomi : Ya / tidak
- Anastesi : Ya / tidak
- Jahitan dengan : tidak
k. Perdarahan
- Kala I : 30 ml
- Kala II : 50 ml
- Kala III : 100 ml
- Kala IV : 60 ml
l. Tindakan lain : Tidak ada
m. B ayi
- Lahir pukul : 20.00 Wib
- BB : 3000 gr
- PB : 50 cm
- Nilai Apgar : 9/10
- Cacat bawaan : Ya / tidak
- Masa gestasi : 39 mg
n. Komplikasi
- Kala I : Tidak ada
- Kala II : Tidak ada
o. Air ketuban banyaknya : 1000 cc Warna : Jernih
Pola Nutrisi
- Makan : 3x sehari dengan Nasi, sayur, dan lauk pauk
- Minum : 4-7 gelas dalam sehari
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Keadaan emosional : Stabil
c. Tanda – tanda vital :
- Tekanan darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 82 x/i
- Suhu tubuh : 24 oC
- Pernapasan : 36,6 x/i
2. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara
- Pengeluaran : ASI
- Puting susu : Menonjol
- Benjolan : Tidak ada
- Konsistensi : Lembut
b. Uterus
Departemen Kebidanan STIKIM
- TFU : 3 jari dibawah pusat
- Konsistensi uterus : Keras
- Kontraksi uterus : Baik
- Posisi uterus : Normal
c. Pengeluaran lochea
- Warna : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir
- Bau : tidak ber bau
- Jumlah : 2 Cc
- Konsistensi : Cair
g. Perineum : tidak ada laserasi
h. Kandung kemih : Kosong
i. Ekstremitas
- Oedema : Tidak
- Kemerahan : Tidak
- Tanda Homan : Tidak
3. Pemeriksaan Penunjang
- HB : Tidak dilakukan
- Protein urin : Tidak dilakukan
- Glukosa urin : Tidak dilakukan
- Golongan darah : Tidak dilakukan

C. ANALISIS DATA
Ny.S usia 30 tahun P2A0 4 hari post partum
D. PENATALAKSANAAN :
1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Petugas memakai APD level 1
3. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan baik TTV normal TD: 110/80 mmHg, n: 82
x/m, R 24x/m, S 36.6 o C. pengeluaran darah nifas normal TFU: pertengahan
pusat sympisis.
4. Evaluasi : ibu sudah mengetahui keadaan nya
5. Menganjurkan ibu kembali untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya
selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan lainnya dan
menganjurkan ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin minimal 10 kali
dalam waktu 24 jam dan menyusui tidak dibatasi sesuai kebutuhan bayi, agar
bayi mendapatkan kolostrum yang banyak mengandung antibody, selain itu
hisapan bayi juga dapat membantu mempercepat pengembalian uterus seperti
semula karena dipengaruhi oleh hormone oksitosin.
6. Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukannya
7. Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan mencobanya
8. Memberitahu ibu kembai tentang Tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu:
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba
(melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih
dari 2 pembalut dalam waktu setengah jam)
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang menyengat
Departemen Kebidanan STIKIM
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau terdapat
masalah/gangguan penglihatan
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan demam, muntah, rasa sakit
sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak badan
f. Payudara yang berwarna kemerahan, panas, dan/atau sakit
g. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan
h. Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan/atau pembengkakan pada
kaki
i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri-sendiri atau
mengurus bayi
j. Merasa sangat letih atau bernapas terengah-engah.
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan
13.menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kontrol nifas yang ke 3 di
hari ke 8
Evaluasi : ibu mengerti apa yang dijelakan oleh bidan dan akan
melakukannya.
Pandgelang, 28 april 2022
Pengkaji,

(Teti Herawati)

Departemen Kebidanan STIKIM


Departemen Kebidanan STIKIM
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS
KUNJUNGAN KE 3

No. Registrasi : 001


Tanggal Pengkajian : 2 mei 2022
Waktu Pengkajian : 15.00 Wib
Tempat Pengkajian : pmb mitass
Pengkaji : teti herawati

A. DATA SUBYEKTIF
BIODATA

Nama Istri : Ny. S Nama Suami : Tn. O


Umur : 30 Tahun Umur : 30 Tahun
Suku : sunda Suku : sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : kp. cisereh :

1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan


2. Riwayat Persalinan
a. Tempat melahirkan : pmb mitass
b. Ditolong oleh : Bidan
c. Jenis persalinan : Spontan
d. Lama persalinan
 Dipimpin Meneran : 20.00 Wib
 Kala I : 5 jam - menit
 Kala II : 1 jam -menit
 Kala III : 10 menit
e. Ketuban pecah pukul : 19.30 Wib
f. Amniotomi : Ya / Tidak
g. Banyak air ketuban : ±1000 cc
h. Komplikasi dalam persalinan : Ada / tidak, Jelaskan jika ada …………..
i. Plasenta
 Lahir spontan : Ya/ Tidak
 Dilahirkan dengan indikasi : Ya / Tidak, Jelaskan jika ada ……………
 Lengkap, ukuran : 20 cm
 Berat : 500 gr
 Panjang tali pusat : 50 cm
 Kelainan : Tidak ada
 Sisa plasenta : ada / tidak
Departemen Kebidanan STIKIM
j. Perineum
 Utuh : Ya / tidak
 Robekan : Ya /tidak
 Episiotomi : Ya / tidak
 Anastesi : Ya / tidak
 Jahitan dengan : Tidak
k. Perdarahan
 Kala I : 30 ml
 Kala II : 50 ml
 Kala III : 100 ml
 Kala IV : 60 ml
l. Tindakan lain : Tidak ada
m. B ayi
 Lahir pukul : 20.00 Wib
 BB : 3000 gr
 PB : 50 cm
 Nilai Apgar : 9/10
 Cacat bawaan : Ya / tidak
 Masa gestasi : 39 mg
n. Komplikasi
- Kala I : Tidak ada
- Kala II : Tidak ada
o. Air ketuban banyaknya : 1000 cc Warna : Jernih
Pola Nutrisi
- Makan : 3x sehari dengan Nasi, sayur, lauk pauk dan buah
- Minum : 4-7 gelas dalam sehari
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Keadaan emosional : Stabil
c. Tanda – tanda vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 81 x/i
- Suhu tubuh : 22 oC
- Pernapasan : 36,7x/i
2. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara
- Pengeluaran : ASI
- Puting susu : Menonjol
- Benjolan : Tidak ada
- Konsistensi : Lembut
c. Uterus

- TFU : 3 jari dibawah pusat

Departemen Kebidanan STIKIM


-
Konsistensi uterus : Keras
-
Kontraksi uterus : Baik
-
Posisi uterus : Normal
c. Pengeluaran lochea
- Warna : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi
- Bau : tidak ber bau
- Jumlah : 0,2 cc
j. Perineum : Tidak ada
k. Kandung kemih robekan
l. Ekstremitas : Kosong
- Oedema : Tidak
- Kemerahan : Tidak
- Tanda Homan : Tidak
3. Pemeriksaan Penunjang
- HB : Tidak dilakukan
- Protein urin : Tidak dilakukan
- Glukosa urin : Tidak dilakukan
- Golongan darah : Tidak dilakukan

E. ANALISIS DATA
Ny. S usia 30 tahun P2A0 8 hari post partum
F. PENATALAKSANAAN :
1. petugas melakukan cucitangan
2. petugas memakai APD level 1
3. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan baik TTV normal TD: 120/80 mmHg, n: 81
x/m, R
4. 22x/m,S 36.7 o C. pengeluaran darah nifas normal TFU: pertengahan pusat
sympisis.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui keadaan nya
5. Mengingatkan pada ibu kembali untuk menjaga kebersihan diri khususnya
sesudah BAB dan BAK dengan cara membasuh vagina dari arah depan
kebelakang, lalu mengeringkan vagina dan sersering mungkin mengganti
pembalut. Ibu mengerti dan akan menjaga kebersihan dirinya.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukannya
6. Menganjurkan ibu kembali untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya
selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan lainnya dan
menganjurkan ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin minimal 10 kali
dalam waktu 24 jam dan menyusui tidak dibatasi sesuai kebutuhan bayi, agar
bayi mendapatkan kolostrum yang banyak mengandung antibody, selain itu
hisapan bayi juga dapat membantu mempercepat pengembalian uterus seperti
semula karena dipengaruhi oleh hormone oksitosin.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukannya
7. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi nutrisi seimbang seperti ikan,
daging, telur, sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung zat besi. Ibu
Departemen Kebidanan STIKIM
mengerti dan mau untuk mengkonsumsi nutrisi seimbang seperti ikan, daging,
elur, sayur-sayuran dan buah-buahan, yang mengandung zat besi.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukannya
8. Mengajarkan ibu tentang perawatan payudara yaitu mencuci tangan sebelum
melakukan kegiatan perawatan, menyiapkan handuk, kapas, baby oil dan
baskom berisi air hangat, kompres putting susu menggunakan kapas yang telah
diberi baby oil untuk mengangkat epitel yang menumpuk. Kemudian bersihkan
dan ketuk-ketuk puting susu dengan ujung jari.
9. Lakukan pengurutan dengan menuangkan baby oil ketelapak tangan lakukan
gerakan kecil mulai dari pangkal payudara dengan gerakan memutar dan
berakhir pada puting. Pengurutan berikut dengan mengurut dari tengah keatas
sambil mengangkat payudara dan meletakkannya dengan pelan. Kemudian
payudara dikompres dengan air hangat dan dingin secara bergantian selama 5
menit. Keringkan dengan handuk dan kenakan kembali bra yang menopang
payudara.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukannya.
10. Memberikan KIE penggunaan KB pada ibu dan suami sebagai upaya
penjarakan kehamilan dan menghindari paritas berlebih yang berisiko pada ibu
dan janin. Menjelaskan pada ibu macam-macam alat kontrasepsi yang dapat
dipilih oleh ibu untuk menjarangkan kehamilan yaitu Metode Alamiah,
Kondom, Pil, Suntikan, AKBK, AKDR. Memberikan penjelasan tentang
manfaat efek samping, keuntungan, dan kerugian dari KB.
Evaluasi : Setelah dilakukan konseling ibu mengerti dan memilih setelah 40
hari ibu akan menggunakan metode suntik.

Pandeglang , 2 mei 2022


Pengkaji,

(Teti Herawati)

Departemen Kebidanan STIKIM


Departemen Kebidanan STIKIM
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN
KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB

No. Registrasi : 003


Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2022
Waktu Pengkajian : 15.00
Tempat Pengkajian : pmb mitass
Pengkaji : teti herawati

A. Data Subjektif
Nama Istri : Ny. S Nama Suami : Tn. O
Umur : 30 Tahun Umur : 30 Tahun
Suku : sunda Suku : sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : kp. cisereh
1. Alasan datang
Ibu mengatakan setelah masa nifas ibu ingin memasang KB dan ibu ingin
mengetahui kontrasepsi apa yang baik untuk menyusui.

2. Keluhan utama
Tidak Ada

3. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 Hari
Banyak : 2 x sehari ganti pembalut
Sifat darah : Merah encer tidak bergumpal
Flour albus : -
HPHT : 23-04-2021

b. Riwayat kehaamilan dan persalianan yang lalu


P2A0
N Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
o Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi keluhan
ekslusif
Tidak Tidak
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan 2700 49 L Ya
ada ada

Departemen Kebidanan STIKIM


Tidak Tidak
2. 2022 BPM 38 > 5 hari Spontan Bidan 3000 50 L Ya
ada ada

4. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit sifilis, kanker kandungan, infeksi virus,
myoma dll.

5. Riwayat kesehatan
e. Riwayat Penyakit Yang Pernah Atau Sedang Di derita
- Jantung : Tidak Ada
- Tekanan Darah Tinggi : Tidak Ada
- Hepar : Tidak Ada
- Diabetes Mellitus : Tidak Ada
- Anemia Berat : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Campak : Tidak Ada
- Malaria : Tidak Ada
- Gangguan Mental : Tidak Ada
- Operasi : Tidak Ada
- Lain-lain : Tidak Ada
f. Prilaku Kesehatan
- Gangguan alkohol/ obat sejenisnya : Tidak Ada
- Obat/ jamu yang pernah dikonsumsi : Tidak Ada
- Merokok/ makan sirih : Tidak Ada
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Jantung : Tidak Ada
- Asma : Tidak Ada
- TBC : Tidak Ada
- Hipertensi : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Hepatitis : Tidak Ada

6. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan hubungan dalam keluarga dan dilingkungan rumah sangat baik

7. Riwayat KB

Departemen Kebidanan STIKIM


Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 4 tahun

8. Pola kebiasaan sehari-hari


a) Pola istirahat
Tidur malam 6-8 jam dan tidur siang1-2 jam
b) Pola aktivitas
setelah melahirkan ibu mengatakan sudah mulai mencoba beraktifitas seperti
menyapu

c) Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1-2x sehari dan BAK 3-5x sehari.

d) Pola nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x sehari dan minum 6-7 gelas dalam sehari

e) Pola personal hygiene


Ibu mengatakan Mandi 2x sehari, keramas 4 kali seminggu, gosok gigi 2 kali
sehari, mengganti pakaian serta pakaian dalam 2x sehari

f) Pola hubungan seksual


setelah melahirkan sampai saat ini ibu tidak melakukan hubungan sesksual.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 82 kali/menit
Frekuensi nafas : 23 kali/menit

Suhu tubuh : 36,6 0C


3. Pemeriksaan Antropometri
Tinggi Badan : 158 cm
BB : 57 kg
IMT : 25 Cm
4. Pemeriksaan Fisik Wajah :
9. Inspeksi
a. Kepala
- Kulit kepala : Bersih, tidak ada kotoran
- Rambut : Hitam tidak rontok
b. Muka
- Oedema : Tidak ada
Departemen Kebidanan STIKIM
c. Mata
- Kelopak mata : Tidak ada odema
- Konjungtiva : An anemis
- Sklera : An ikterik
d. Mulut dan Gigi : bersih dan tidak berlubang
e. Leher
- Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar getah bening: Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
f. Dada
- Jantung : Normal, terdengar bunyi ‘’lup,dup’’
- Paru : Normal, tidak ada wheezing
- Payudara
Pembesaran : Normal
Putting susu : Menonjol
Simetris : Iya, kanan dan kiri
Pengeluaran : ASI
Benjolan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
g. Abdomen
- Pembesaran : Normal
- Bekas Luka Operasi : Tidak ada
h. Ekstremitas atas dan bawah
- Tangan
Oedema : Tidak ada
- Kaki
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
i. Genetalia
- Tidak dilakukan pemeriksaan

5. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan pemeriksaan

Departemen Kebidanan STIKIM


C. Analisis Data
Ny. S usia 30 tahun P2A0 post partum 8 hari Kebutuhan konseling KB

D. Penatalaksanaan
1. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan secara umum dalam keadaan baik. Tekanan Darah:
120/80 mmHg,Denyut nadi: 84 kali/menit, Frekuensi nafas: 23 kali/menit ,Suhu tubuh: 36,7
0c.
Evaluasi : ibu sudah mengerti tentang keadaan nya.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang pengertian KB dan Alat kontrasepsi
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta
penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk
keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan
anak, mengatur kehamilan dan membina ketahanan serta kesejahteraan anak.
Alat Kontrasepsi adalah Upaya pencegahan kehamilan yang disengaja melalui penggunaan
berbagai perangkat, praktik seksual, bahan kimia, obat-obatan, atau prosedur bedah.
Penggunaan kontrasepsi bertujuan untuk mencegah wanita hamil dapat dianggap sebagai alat
kontrasepsi.
Evaluasi : ibu sudah mengeri apa yang dijelaskan oleh bidan
3. Melakukan konseling kb menggunakan media video untuk mengetahui Jenis-jenis Kontrasepsi
yaitu
1. implan/susuk KB
implan adalah alat kontrasepsi hormonal yang diletakan di bawah kulit lengan atas dan
terdiri 1 atau 2 batang plastik elastis yang aman dan efektif selama 3-4 tahun.
 kelebihan implan yaitu : efektif 99%, ekonomis dan praktis, jangka panjang dan tidak
mengganggu hubungan seksual.
 kekurangan implan yaitu : mempengaruhi haid, perubahan BB, Tidak melindungi IMS
2. IUD
IUD adlah kontrasepsi berbentuk T yang dimasukan kedalam rahim dan efektif selama 10
tahun. pemsangan dilakukan oleh petugas medis terlatih, sebaiknya dipasang saat haid, dan
pemasangan pasca salin lebih baik.
 kelebihan IUD yaitu : efektif 99%, kontrasepsi Non hormonal
 kekurangan IUD yaitu : perubahan siklus haid, tidak melindungi dari IMS
3. Vasektomi/ Sterilisasi pria/M.O.P
vasektomi adalah tindakan medis pemotongan /pengikatan saluran sperma pada pria.

Departemen Kebidanan STIKIM


 kelebihan Vasektomi/ yaitu : efektif, aman dan cepat, sekali seumur hidup, tidak
memperngaruhi kemampuan seks.
 kekurangan Vasektomi/ yaitu : perlu tenaga medis terlatih, harus istirahat 2-3 hari,
selama 3 bulan pakai kondom dulu
4. Tubektomo/Sterisasi wanita/M.O.W
Tubektomo adalah metode kontrasepsi pada wanita yang tidak ingin hamil lagi dengan
mengikat atau memotong atau memasang cincin dari bahan lunak dan aman pada saluran
telur.
 kelebihan Tubektomo yaitu : metode kontrasepsi seumur hidup, tetap haid, sangat
efektifitas
 kekurangan Tubektomo / yaitu : biaya yang sangat mahal, harus istirahat 2-3 hari dan
tidak melindungi IMS
5. Suntik KB
Suntik KB dibagi menjadi 2 macam yaitu
a. suntik progestin yaitu setiap 3 bulan yang aman untuk menyusui yang hanya
mengandung hormon progestin.
b. suntik kombinasi yaitu setiap 1 bulan yang mengandung hormon progestin dan estrogen
dan tidak dianjurkan bagi yang menyusi
 kelebihan yaitu : efektif 99%, tidak perlu pemakaian setiap hari, tidak menggangu
hubungan seksual suami istri
 kekurangan yaitu : dapat mempengaruhi haid, dapat mempengaruhi BB dan tidak
boleh lewat tanggalnya.
6. Pil KB
Pil KB ada macam
a. hanya mengandung hormon progestin, tidak mempengaruhi ASI dan kesuburan cepat
kembali
b. Pil kombinasi mengandung hormon progestin dan estrogen dan tidak dianjurkan bagi
yang menyusui
Hal yang wajib diperhatikan dalam penggunaan PIL KB
 Minum pil harus disiplin setiap hari
 Jika lupa minum 1, minum hari selanjutnya
 pada beberapa orang dapat menyebabkan perunahan pola haid dan mempengaruhi
BB
7. Kondom
Kondom adalah sarung berbentuk silinder tipis terbuat dari latex yang dipasang pada penis
saat berhubungan seksual
Departemen Kebidanan STIKIM
 kelebihan yaitu : murah dan mdah didapat, terdapat banyak varian untuk sensasi, satu-
u
satunya alat kontrasepsi yang dapat mencegah IMS serta HIV/AIDS
 kekurangan yaitu : harus selalu tersedia setiap berhubungan seksual, perlu ke
kedisiplinan
Evaluasi : telah dilakukan konsilng KB menggunakan media Video
4. Mengevaluasi ibu kembali apakah masih ada yang kurang faham, dam menanyakan mengenai alat
kontasepsi apa yang akan ibu gunakan
Evaluasi : ibu sudah faham mengenai macam-macam kontrasepsi dan ibu mengatakan ingin
menggunakan KB suntik 3 bulan. Rencana kunjungan suntik KB
5. menganjurkan ibu untuk menjaga pola nutrisinya seperti memakan nasi, sayur, lauk pauk dan buah
Evaluasi : ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan melakukan nya.
6. menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebesihan agar luka jahitan nya cepat mengering serta
menghindarkan luka dari infeksi.
evaluasi : ibu mengerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan dan dan akan melakukan nya.
7. Menganjurlan ibu untuk datang pada tanggal 05-06-2022
untuk suntik KB 3 bulan

Pandeglang 17 mei 2022


Pengkaji,

(Teti Herawati)

Departemen Kebidanan STIKIM


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan bab ini didasarkan pada ada atau tidak adanya kesesuaian antara teori
dan realitas dilapangan pada asuhan kebidanan secara Continuity Of Care pada ny S usia 30
tahun G2P1A0 mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, serta bayi baru lahir yang dilakukan
sejak tanggal 07 April 2022 sampai tanggal 25 mei 2022 di PMB Mitass. Dengan
menggunakan standart asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian data, perumusan
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dilanjutkan dengan SOAP perkembangan.
Berdasarkan kasus Ny. S terdapat beberapa kesamaan dan kesenjangan antara teori dan praktik,
diantaranya sebagai berikut:

A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan


Pengkajian terhadap Ny. S dilakukan pada saat usia kehamilan 38 Minggu yang dimana
ibu mengatakan selama kehamilan nya melakukan kunjungan sebanyak 13 kali. Pada trimester
1 ibu melakukan kunjungan antenatal sebanyak 4 kali, pada trimester II melakukan kunjungan
antenatal sebanyak 4 kali pada trimester III melakukan kunjungan antenatal sebanyak 5 kali.
Menurut Rosyida (2019) Pada era pandemi ini terjadi pembatasan aktivitas pada
masyarakat, mulai dari lockdown, PSBB, dan PMKM yang berimbas juga pada dunia
kesehatan yang dimana selama pandemi ini asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil
mengalami peningkatan dari yang dulunya dianjurkan minimal 4 x selama kehamilan, sekarang
menjadi minimal 6 kali selama kehamilan. Hal ini sejalan dengan Kemenkes RI (2020)
frekuensi kunjungan antenatal care pada masa pandemi COVID-19 pada kehamilan normal
minimal 6x dengan rincian 2x di trimester 1, minimal 1x di trimester 2, dan minimal 3x di
trimester 3. Berdasarkan pengkajian diatas didapatkan bahwa ketidak ada kesenjangan antara
fakta dan teori.
Pada kasus Ny. S telah mendapatkan semua pelayanan sesuai dengan standar pelayanan
10T, yang mana pada pemeriksaan antenatal yang pertama dengan usia kehamilan 37 minggu
didapatkan hasil pemeriksaan , Ny S dengan TB158 cm, BB: 61 kg, TD: 120/80 mmHg,
LILA :25 cm, TFU: 31 cm, Imunisasi : TT 1 kali, Pemberian tablet FE setiap melakukan
kunjungan ANC, Leopold I : TFU 31 cm,pertengahan antara px dan pusat pada fundus teraba
bagian agak bulat, lunak dan tidak melenting ( bokong Janin), Leopold II : Pada sisi kanan
abdomen ibu teraba bagian-bagian kecil janin Yaitu (ekstermitas) Pada sisi kiri abdomen ibu
teraba seperti ada tahanan yang memanjang ( punggung janin), Leopold III: Pada bagian
Departemen Kebidanan STIKIM
terbawah teraba bagian bulat, keras melenting (kepala janin)dan tidak dapat digerakkan.
Leopold
IV: Kepala sudah masuk PAP (divergen), DJJ : (+) 141x/ menit, HB : 11,8 gr%, Protein urin : -

( Negatif), Glukosa urin : - ( Negatif), Golongan darah : AB.


Hal tersebut sesuai dengan Kemenkes RI, (2013) Pelayanan antenatal yang sesuai standar
10T meliputi penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,pengukuran tekanan
darah, pengukuran Lingkar Lengan atas (Lila), pengukurantinggi puncak rahim (fundus uteri),
penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status
imunisasi, pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, penentuan
presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ), pelaksanaan temu wicara (pemberian
komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana, pelayanan tes
laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan
pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya), dan tatalaksana kasus.
Memberikan KIE kepada ibu tentang tanda bahaya TM III yaitu : perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, pengelihatan kabur, bengkap pada wajah dan jari tangan,
keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri perut yang hebat.
hal ini sejalan dengan teori Chapman & Durham, 2010; Pillitteri, (2010). Pengetahuan
tanda bahaya kehamilan dinilai melalui beberapa komponen antara lain konsep tanda bahaya,
perdarahan vagina, edema, demam tinggi, penurunan gerak janin, muntah persisten, dan ruptur
membran.
B. Asuhan Kebidanan pada persalinan
Pada biodata didapatkan bahwa Ny. S G2P1A0 berusia 30 tahun. Manuaba menjelaskan
bahwa ibu hamil yang memiliki usia <20 tahun organ-organ reproduksinya belum matang.
Sedangkan >35 tahun dihadapkan pada kemungkinan terjadinya komplikasi selama kehamilan
dan persalinan. Penelitian Sutarmi menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia ibu dengan
kejadian komplikasi persalinan (Sutarmi; Zakir, 2013). Pada tanggal 24 Januari 2022 pukul
13.50 Wib , Ibu datang keklinik mengatakan perut mulas dan kencang menjalar dari pinggang
ke perut bagian bawah sejak pukul 02.00 Wib dan ibu mengatakan keluar lendir bercampur
darah sejak pukul 09.00 Wib. hal ini sejalan dengan teori Wiknjosastro dkk, (2005) Secara
klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan
lendir yang disertai darah (bloody show). Lendir yang disertai darah ini berasal dari lendir
kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal
dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena
pergeseranpergeseran ketika serviks membuka.

Departemen Kebidanan STIKIM


Usia kehamilan ibu 39 minggu hari hal ini sejalan dengan teori Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2002).
Dilakukan pemeriksaan dalam pukul 13.30 Wib didapatkan hasil Dinding vagina : Tidak
ada kelainan, Portio (Effecement): 50 %, Posisi portio : Antefleksi, Pembukaan serviks : 5
cm, Konsistensi servik : Tebal kaku, Ketuban: (+) Utuh, Presentasi fetus: kepala , Penurunan
bagian terendah: hodge III, Posisi janin: UUK kanan depan, Bagian lain yang teraba: Tidak
ada, dengan His : 3x10’42”. Dengan diagnosa Ny. S usia 30 tahun G2P1A0 hamil 38 Minggu
janin tunggal hidup intara uterin persentasi kepala kala I fase aktif.
hal ini sejalan Bobak, Lowdermilk & Jensen (2004) Rata-rata durasi total kala I
persalinan pada migravida berkisar dari 3,3 jam sampai 19,7 jam. Pada multigravida ialah 0,1
sampai 14,3 jam.
Pada pukul 19.00 Wib Ny. S merasa ingin meneran seperti ingin BAB dan terdapat
tanda-tanda persalinan yaitu, tekanan anus, perineum menonjol, vulva membuka. dilakukan
pemeriksaan dalam dengan hasil Portio tidak teraba, Pembukaan serviks 10 cm, Ketuban (-)
Jernih pecah pukul 19.30, Presentasi fetus kepala, Penurunan bagian terendah hodge IV,
Tidak ada molase dengan diagnosa Ny. S usia 30 tahun G2P1A0 hamil 40 minggu 2 hari
tunggal hidup intra uterin persenasi kepala inpartu kala II.
hal ini sejalan Wiknjosastro dkk (2005)Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih
cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat kepala janin sudah masuk di ruang panggul,
maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasakan tekanan pada rektum dan hendak buang air
besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.
Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal, kepala janin dilahirkan dengan presentasi
suboksiput di bawah simfisis, dahi, muka dan dagu. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi
untuk mengeluarkan badan dan anggota badan bayi.
Pada pukul 20.00 bayi lahir spontan, menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot
aktif dengan JK : laki-laki, BB : 3000 gr, PB: 50 cm. lalu melakukan massase fundus uteri 15
detik. mengecek kelengkapan plasenta dengan hasil slaput kontiledon lengkap dan
memastikan tidak ada sisa plasenta.
hal ini sejalan dengan teori Wiknjosastro dkk (2005).Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri .
pada pukul 20.10 Wib melakukan observasi TTV, kontraksi, TFU, kandung kemih dan
pengeluaran darah setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua,
Departemen Kebidanan STIKIM
didapatkan hasil TTV dalam batas normal, TFU 3 jari dibawah pusat, kandung emih kosong,
pengeluaran darah ±50 cc.
hal ini sejalan dengan teori Manuaba (2008) Pada kala IV dilakukan observasi terhadap
tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2 jam pertama.
Selain itu juga dilakukan penjahitan luka episiotomi. Setelah 2 jam, bila keadaan baik, ibu
dipindahkan ke ruangan bersama bayinya.
C. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus
By. Ny. S lahir pada tanggal 20 januari 2022, pukul 20.00 Wib lahir normal dengan jenis
kelamin perempuan kesadaran composmentis, bayi menangis kuat, warna kulir kemerahan
dan tonus otot aktif, berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri keadaan bayi normal tidak
ada kelaian dan sehat. Berat badan: 3000 gr, Panjang badan: 50 cm, Suhu: 36.6 oC, Lingkar
kepala: 34 cm, Lingkar dada: 33 cm, Lingkar perut: 30 cm, Denyut jantung: 142 x/menit,
Pernafasan: 47 x/menit. Ekstremitas normal tidak ada kelainan, warna kulit, kemerahan ,tidak
ada Vernik terdapat caseosa Lanugo , genetalian Vagina berlubang , terdapat Labia mayora,
terdapat Labia minora, Anus : Berlubang , sudah keluar Mekoneum, tidak ada Kelainan pada
genitalia, Reflek Tendon(+), reflek Moro (+), reflek Rooting(+), Menghisap(+),
Menggenggam(+), Menagis(+), Babinski(+.
hal ini sejalan dengan teori Dewi (2010) ciri-ciri BBL antara lain lahir aterm antara 37-42
minggu, berat badan 2.500-4.000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm,
lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit,
pernapasan ± 40-60 x/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai apgar >7, gerak aktif, bayi lahir langsung menangis kuat, refleks
rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah
terbentuk dengan baik, refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik,
refleks morro (gerakan memeluk ketika dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik, refleks
grasping (menggenggam) dengan baik, kematangan genitalia laki-laki ditandai dengan testis
yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang, genitalia perempuan, kematangan
ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora dan
eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan
berwarna hitam kecoklatan).
Bayi mendapatkan salep mata tetrasiklin 1% dan vit k (NeoK) dengan dosis 0,5 ml/0,5 cc
secara intra muscular antero lateral di paha kiri hal ini sejalan dengan teori yang ada.
Kunjungan KN 1 pada tanggal 25 april 2022 pukul 06.00 sampai dengan tanggal 2 mei,
yang mana bayi terlihat sehat, dan sudah mendapatkan imunisasi HB0. Asuhan yang
diberikan sesuai dengan kunjungan KN masing-masing dan berjalan dengan baik. Hal ini
Departemen Kebidanan STIKIM
sesuai dengan teori Sudarti (2012) dimana kunjungan neonatal yang pertama dilakukan 6 jam-
48 jam, kunjungan neonatal yang ke dua dlakukan pada hari ke 3-7 setelah lahir dan
kunjungan neonatal yang ke tiga dilakukapan pada hari ke 8-28 setelah lahir.
D. Asuhan Kebidanan Pada Nifas
Pada 6 jam post partum ibu mengatakan Ibu mengatakan perutnya masih terasa nyeri,
keadaan umum ibu baik, kesadaran: composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah :
120/80 mmhg, nadi:82x/mnt, respirasi:22 x/mnt, suhu:36,4 0c TFU 3 jari dibawah pusat
payudara : menonjol, lochea rubra, warna merah segar, bau anyir. dari hasil pemeriksaan
didaptkan diagnosa Ny.S usia 30 tahun P2A0 6 jam post partum.
hal tersebut sejalan dengan Profil Kesehatan, (2018) Pelayanan kesehatan ibu nifas
harus dilakukan minimal tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai
dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca
persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan.
Menurut (Prawirohardjo, 2002). Dalam masa nifas alat - alat genetalia internal
maupun eksterna akan berangsur – angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genitalia dalam keseluruhannya disebut involusi. Salah satu
komponen involusi adalah penurunan fundus uteri. Secara normal uterus mulai mengecil
segera setelah plasenta lahir. Uterus biasanya berada pada 1-2 jari di bawah pusat. Pada 24
jam pertama, uterus membesar sampai mencapai pusat. Setelah itu, uterus akan mengecil dan
mengencang, pada hari kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat. Pada
hari ke 3 - 4 tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5 - 7 tinggi fundus uteri
setengah pusat sampai simpisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba. hal ini
menujukan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
hal ini sejalan dengan teori Mochtar, (2006) Lochea dibagi dalam beberapa jenis : Lochea
rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisasisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan. Lochea sanguinolenta:
berwarna merah kuning
berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan. Lochea serosa: berwarna kuning, cairan
tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan. Lochea alba: cairan putih, setelah 2
minggu. Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

E. Asuhan KB
Pada tanggal 17 Mei 2022 yang dimana berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan
ibu mengatakan setelah masa nifas ibu ingin memasang KB dan ibu ingin mengetahui
kontrasepsi apa yang baik untuk menyusui. hasil pengkajian dari data objektif didapatkan
bahwa keadaan ibu dalam batas normal. berdasaran analisa data ditetapkan bahwa Ny. S usia
30 tahun P2A0 Kebutuhan konseling KB. Asuhan yang diberikan melakukan melakukan
Departemen Kebidanan STIKIM
konseling KB pada Ny. S dengan menggunakan media Video. Pada kasus tersebut
Ny. S memilih untuk menggunakan KB suntik 3 bulan alasan menggunakan KB suntik 3
bulan karena

tidak mengganggu produksi ASI.


Hal tersebut sejalan dengan teori Sulistyawati (2013). Keuntungan pengguna KB
suntik yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada
hubungan seksual, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping
sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia
lebih 35 tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan
kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah beberapa
penyebab penyakit radang panggul.

Departemen Kebidanan STIKIM


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penatalaksanaan menejemen asuhan kebidanan yang dimulai dari antenatal care,
persalinan, perawatan bayi baru lahir serta perawatan nifas yang dilakukan Di Pmb Mitass
pada tanggal 07 april 2022 sampai tanggal 25 mei 2022. Penulis menyimpulkan bahwa
asuhan kebidanan telah diberikan pada kasus sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan
teori manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney dan pendokumentasian SOAP maka
dapat diambil kesimpulan di antaranya :
1. Telah dilakukan Asuhan Kehamilan Pada kehamilan Ny. S dan tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus nyata
2. Telah dilakukan Asuhan persalinan pada Ny. S tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus nyata
3. Telah dilakukan Asuhan nifas pada Ny. S tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
nyata
4. Telah dilakukan Asuhan Bayi Baru Lahir pada bayi Ny. S tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus nyata
5. Telah dilakukan Asuhan Keluarga Berencana pada Ny. S tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus nyata
B. Saran
Sehubungan dengan simpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Institusi Jurusan Kebidanan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan penyediaan
fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa
sehingga dapat menghasilkan bidan yang berkualitas.
2. Bagi PMB MITASS
Informasi bagi pengembangan program kesehatan ibu hamil sampai nifas atau asuhan
komprehensif agar lebih banyak lagi memberikan penyuluhan yang lebih sensitif kepada
ibu hamil sampai kepada ibu nifas dan bayi baru lahir serta dapat mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan teori dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan BBL.
Departemen Kebidanan STIKIM
3. Bagi Profesi Bidan
Mendapat pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif yang sesuai dengan standar

pelayanan kebidanan dan informasi penting selama kehamilan, persalinan, nifas.


4. Bagi Klien Dan Keluarga
Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan keadaan kehamilannya secara
teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan nyaman karena mendapatkan gambaran
tentang pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir serta
ibu dapat mengikuti KB, dengan melakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan dan
mendapatkan asuhan secara berkelanjutan dengan baik.

Departemen Kebidanan STIKIM

Anda mungkin juga menyukai