Anda di halaman 1dari 156

Midwifery Care Of Project ( Contynuity Of Care )

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSHIF PADA NY ‘’L’’


DI PUSKESMAS CADASARI KABUPATEN
PANDEGLANG TAHUN 2022

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 8

Midwifery Care Project (Continuity of Care)

Disusun Oleh :
Wasliah
19210200116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM


DEPARTEMEN KEBIDANAN UNIVERSITAS
INDONESIA MAJU
TAHUN 2022
LEMBARPERSETUJUAN

Midwifery Care Of Project ( Contynuity Of Care )

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSHIF PADA NY ‘’L’’


DI PUSKESMAS CADASARI KABUPATEN
PANDEGLANG TAHUN 2022

Oleh:
NAMA : Wasliah, S.ST

NPM : 19210200116

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk di


presentasikan di hadapan tim penguji.

Tanggal, Mei 2022

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase 8

( Salfia Darmi SST.M.Kes )


NIDN
LEMBAR PENGESAHAN

Midwifery Care Of Project ( Contynuity Of Care )

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSHIF PADA NY ‘’L’’


DI PUSKESMAS CADASARI KABUPATEN
PANDEGLANG TAHUN 2022

Oleh:
NAMA : Wasliah, S.ST
NPM : 19210200116

Telah dipresentasikan pada tanggal Mei 2022 di hadapan tim penguji


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Departemen
Kebidanan Universitas Indonesia Maju.

Tanggal, Mei 2022


Menyetujui,

KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini

Agus Santi Br.G.,S.ST,M.Kes. Fanni Hanifa,S.ST,M.Keb


NIDN NIDN

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

( Salfia Darmi SST.M.Kes )


NIDN
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan Midwifery Care Of Project
(Contynuity Of Care) dengan judul “Midwifery Care Of Project (Contynuity
Of Care) Asuhan Kebidanan Pada Ny ‘’L’’ di Puskesmas Cadasari Kabupaten
Pandeglang Tahun 2022”. tepat pada waktunya. Midwifery Care Of Project
(Contynuity Of Care) ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Profesi Bidan Di Universitas Indonesia Maju.
Dalam penyusunan Midwifery Care Of Project (Contynuity Of Care)
ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan dan masukan dari berbagai pihak,
baik dari institusi, tempat penelitian, keluarga dan temen-teman terdekat lain
nya. pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H.A Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju
2. Prof. Dr. H.M. Hafizurracman selaku Pembina Yayasan Indonesia Maju
3. Dr. Astrid Novita, SKM., MKM selaku PJS Rektor Universitas Indonesia
Maju
4. Susaldi S.ST., M. Biomed selaku PJS Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju
5. Dr. Rindu, SKM., M.Kes selaku PJS Wakil Rektor II Bidang Non-
Akademik Universitas Indonesia Maju
6. Hidayani, Am.Keb., SKM., MKM selaku Kepala Departemen Kebidanan
Universitas Indonesia Maju
7. Rizkiana Putri, S.Tr.Keb.,M.Keb selaku dosen pembimbing stase 8
8. Agus Santi Br. Ginting, S.ST,M.Kes selaku dosen responsi stase 8
9. Zaki Mulyasari, S.ST selaku CI stase 8
10. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Departemen Kebidanan Universitas Indonesia Maju
11. kepada kedua orang tua yaang telah memberikan dukungan yang tiada henti
baik dukungan do’a, moral dan materi hingga skripso ini dapat
terselesaikan.
12. teman-temaan seperjuangan profesi bidan yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah memberikan semangat pada penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Midwifery Care Of Project
( Contynuity Of Care )ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik,
saran atau masukan dari semua pihak sangat diharapkan guna perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Jakarta, Mei 2022


Penulis

(Wasliah)
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut World Health Organization (WHO) Angka kematian ibu
(AKI) masih sangat tinggi, sekitar 810 wanita meninggal akibat
komplikasi terkait kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari,
dan sekitar 295 000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan
persalinan. Angka kematian ibu di negara berkembang mencapai
462/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di negara maju sebesar
11/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2020).
Berdasarkan survey adapun informasi yang diperoleh dari Profil
kesehatan Indonesia tahun 2017, diperoleh sebanyak kurang lebih 5 juta
ibu bersalin di Indonesia (Nufra & Azimar, 2019). Di Amerika serikat dan
Asia Tenggara sekitar 5-15%. Dari profil kesehatan Indonesia diperoleh
sekitar 84% ibu hamil yang akan mengikuti metode persalinan dengan
dibantu tenaga medis serta dapat menjalankan fasilitas pelayanan
kesehatan di Indonesia. Secara nasional, indikator sudah memenuhi
sasaran dengan sebesar 80%. Namun, sebagian masih terdapat 17 provinsi
(50%) yang tidak memenuhi dalam sasaran tersebut. Adapun
ketidakseimbangan yang sedikit jauh antara provinsi tertinggi hingga
paling rendah yaitu 115% (DKI-Jakarta)- 31% (Maluku) dengan standart
deviasi 16%. Jumlah ibu bersalin untuk wilayah Jawa Timur sebanyak
98,08% atau (79%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).
Menurut ketua komite Ilmiah International Conference on
Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), hingga
tahun 2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000
kelahiran hidup. Padahal target AKI Indonesia tahun 2015 adala 102 per
100.000 kelahiran hidup. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
(BKKBN), Hasto Wardoyo, dalam acara Nairobi Summit dalam rangka
ICPD 25 (International Conference on Population and Development ke-
25) yang diselenggarakan pada tanggal 12-14 November 2019
menyatakan bahwa tinginya AKI merupakan salah satu tantangan yang
harus dihadapi Indonesia sehingga menjadi salah satu komitmen prioritas
nasional, yaitu mengakhiri kematian ibu saat hamil dan melahirkan. Pada
tahun 2018 AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 522 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab tertinggi kematian ibu pada tahun 2018 adalah
terjadi pada ibu hamil 130 orang (25%) dan bersalin sebanyak 109 orang
(21%).
Angka Kematian Ibu (AKI) tahun pada 2018 – 2019 masih tinggi,
yakni 305 per 1.000 kelahiran hidup (target 102 per 100.000 kelahiran
hidup). Bila dilihat berdasarkan kasus kematian yang ada di Provinsi
Lampung tahun 2015.Penyebab kasus kematian ibu di Provinsi lampung
tahun 2015 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 46 kasus, hipertensi
sebanyak 35 kasus, infeksi sebanyak 7 kasus, ganguan sistem peredaran
darah sebanyak 10 kasus, gangguan metabolik sebanyak 3 kasus dan lain-
lain sebanyak 48 kasus (Depkes RI, 2015). Angka Kematian Bayi (AKB)
di Propinsi Lampung tahun 2019 sebesar 10,25/1.000 kelahiran hidup,
angka kematian ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2017
sebesar 9,17/1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Lampung,.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung (2019) AKB
meningkat menjadi 11,86/ 1000 KH dari tahun 2018 sebanyak 10,74/1000
KH. Penyebab kematian bayi tersebut antara lain BBLR (34%), asfiksia
(24%), infeksi (23%), prematur (11%), dan lain-lain (8%).
Penurunan AKI dan AKB saat ini masih menjadi prioritas program
kesehatan di Indonesia. Karena itu bidan harus memiliki filosofi asuhan
kebidanan yang menekankan asuhannya terhadap perempuan (Woman
Centered Care). Salah satu upaya untuk meningkatkan klasifikasi bidan
adalah menerapkan model asuhan kebidanan yang berkelanjutan
(Continuity Of Care/ CoC) dalam pendidikan klinik (Hanifaria, 2015).
Continuity of care dalam kebidanan merupakan serangkaian kegiatan
pelayanan berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir, serta keluarga berencana (Homer et all, 2014 dalam
Ningsih, 2017).
Continuity of care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya
berorientasi untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu
periode. Continuity of care memiliki 3 jenis pelayanan yaitu manajemen,
informasi dan hubungan. Kesinambungan manajemen melibatkan
komunikasi antar perempuan dan bidan. Kesinambungan informasi
menyangkut ketersediaan waktu yang relevan. Kedua hal tersebut penting
untuk mengatur dan memberikan pelayanan kebidanan (Sandall dalam
Ningsih, 2017).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarikmelakukan
asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. L di Puskesmas Cadasari
Kabupaten Pandeglang.

1.2. Tujuan Study Kasus


1.3.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dalam
lingkup Midwaifery Care Of Project (Continuity Of Care) sesuai
dengan standar asuhan kebidanan pada Ny. L mulai dari kehamilan
Trimester III, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas dan KB di
Puskesmas Cadasari Kabupaten Pandeglang.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu
hamil Ny.L di Puskesmas Cadasari Kabupaten Pandeglang.
b. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu
bersalin Ny. L di Puskesmas Cadasari Kabupaten
Pandeglang.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi
baru lahir Ny. L di Puskesmas Cadasari Kabupaten
Pandeglang.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu nifas
Ny.L di Puskesmas Cadasari Kabupaten Pandeglang.
e. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada
neonatus Ny. L di Puskesmas Cadasari Kabupaten
Pandeglang.
f. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. L
keluarga berencana di Puskesmas Cadasari Kabupaten
Pandeglang.

1.4. Manfaat Study Kasus


Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan
kontribusi yang baik untuk berbagai pihak, yaitu:
1.4.1 Bagi Klien
Agar klien mampu melakukan deteksi yang mungkin timbul pada
masa kehamilan, persalinan maupun pada masa nifas dan KB
sehingga memungkinkan untuk segera mecari pertolongan dan
laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi media informasi untuk
klien dan sebagai catatan medis untuk klien.
1.4.2. Bagi Penulis
Laporan COC ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran
dan bahan masukan bagi penulis
1.4.3 Bagi Klinik
Laporan COC ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
dalam pelayanan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu selama
masa kehamilan Trimester III, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas
dan pelayanan KB untuk meningkatkan pelayanan kebidanan.
1.4.4 Bagi Pendidikan
Laporan COC ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau
refrensi untuk pembelajaran dan penerapan asuhan kebidanan
secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas
dan pelayanan KB.
.

1.5. Ruang Lingkup


Laporan COC ini membahas tentang menejemen asuhan kebidanan
komprehensif pada Ny. L G2P1A0 dengan kehamialan, persalianan, nifas,
bayi baru lahir dan KB yang diberikan pada tanggal 18 april 2022 sampai
3 juni 2022 di Puskesmas Cadasari Kabupaten Pandeglang. Pemberian
asuhan kebidanan yang berkesinambungan (COC) yang berkualitas ini
sesuai dengan kebutuhan ibu dan bayi yang pada akhiran dapat
meningkatkan status kesehatan ibu dan mampu meberdayakan ibu untuk
mencapai kualitas kesehatan reproduksi dan peran menjadi ibu yang
optimal. Hasil dari laporan kebidanan komprehensif ini menggunakan
pendokumentasian dengan SOAP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asuhan Kebidanan Komprehensif


2.1.1. Kehamilan
a. pengertian kehamilan
Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga
ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke28 hingga ke-40)
(Prawirohardjo, 2014 dan Ronalen, dkk. 2020).
Kehamilan merupakan masa yang dimulai, dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu,
kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan
trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester
ketiga mulai 28-42 - minggu. Kehamilan adalah suatu proses yang
natural bagi perempuan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin
dengan rentang waktu 280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari).
(Kemenkes, 2011 dan Ronalen, dkk. 2020).
Masa kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu:
1. Trimester pertama
berlangsung dalam 12 minggu (penambahan berat badan sekitar
1,2 kg).

2. Pada trimester kedua


berlangsung dalam 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27)
penambahan berat badan kira-kira 0,35-0,4 kg per minggu.
3. Trimester ketiga
berlangsung dalam 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai
awal kehamilan sampai akhir adalah 11-12 kg. kemungkinan
penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah 12,5 kg.
(Winjosatro, 2008).
b. Tanda – Tanda Kehamilan
1. Tanda Tidak Pasti
Tanda yang tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis
yang dapat dikenali dan pengakuan atau yang dirasakan oleh
wanita hamil. Tanda tidak pasti ini terdiri atas hal – hal berikut
ini.
a. Amenore
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graaf dan ovulasi, sehingga
menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat
dikonfirmasi dengan memastikan hari pertama haid terakhir
(HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia
kehamilan dan taksiran persalinan. Tetapi, amenore juga
dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor
pituitari, perubahan dan factor lingkungan, malnutrisi, dan
biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan
kehamilan.
b. Mual muntah
Pengaruh estrogen terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi
terutama pada pagi hari yang disebut morning sicknes.
Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila
terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan
yang disebut dengan hiperemisis gravidarum.
c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering
terjadi pada bulan–bulan pertama kehamilan dan akan
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Synope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan synope atau pingsan. Hal ini sering terjadi
terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan
hilang setelah 16 minggu.
e. Kelelahan.
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan
kecepatan basal metabolisme pada kehamilan, yang akan
meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat
aktivitas metabolism hasil konsepsi.
f. Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan system duktus pada
payudara, sedangkan progesterone menstimulasi
perkembangan system alveolar payudara, menibulkan
perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama
kehamilan, pelebaran putting susu, serta pengeluaran
kolostrum.
g. Sering miksi
Desakan Rahim ke depan menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh dengan sering miksi. Frekuensi miksi
yang sering, terjadi pada trimester pertama akibat desakan
uterus terhadap kandung kemih. Pada trimester kedua
umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester,
gejala bias timbul karena janin mulai masuk ke rongga
panggul dan menekan kembali kandung kemih.
h. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltic usus
(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
i. Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12
minggu. Terjadi akibat pengaruh hormone kortikosteroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
j. Epulusi
Hipertropi papilla gingivae gusi, sering terjadi pada
trimester pertama.
k. Varises
Varises atau penumpukan pembuluh darah vena Pengaruh
estrogen dan progesterone menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita eksterna. Kaki dan
betis, serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini
dapat hilang setelah persalinan.
2. Tanda kemungkinan
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis
yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan
pemeriksaan fisik kepada wanita hamil. Tanda kemungkinan ini
terdiri atas hal-hal berikut.
a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan
keempat kehamilan.
b. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya
isthmus uteri.

c. Tanda goodel
Adalah pelunakan servik. Pada wanita yang tidak hamil
servik seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil
melunak seperti bibir.
d. Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukusa
vagina termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda piscasceks
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi
karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu
sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi braxton hicks
Merupakan peregangan sel – sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini
tidak beritmik, sproradis, tidak nyeri biasanya timbul pada
kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari
pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga, kontraksi ini
akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan
kekuatannya sampai mendekati persalinan.
g. Teraba ballatoment
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh
tenaga pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan
kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja
tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.
h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif Pemeriksaan ini
adalah untuk mendeteksi adanya human chorionic
gonodotropin (HCG) yang diproduksi oleh
sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini
disekresi di peredaran dan ibu (pada plasma darah), dan di
ekskresi pada urin ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi
pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat
pada hari ke 30- 60. Tingkat tertinggi pada hari 60 – 70 usia
gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100 – 130.
3. Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan
janin, yang dapat dilihat oleh pemeriksa. Tanda pasti kehamilan
terdiri atas hal – hal berikut :
a. Terdengar denyut jantung (DJJ)
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan
alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan
stetoskop leanec, DJJ (Denyut Jantung Janin) baru dapat
didengar pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Gerakan janin
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia
kehamilan sekitar 20 minggu.
c. Bagian – bagian janin
Bagian – bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan
bokong) serta bagian kecil janin (trimester terakhir). Bagian
janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan
USG (Ultrasonography).
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun
USG (Ultrasonography). (Prawirohardjo, 2011).

c. Diteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan


Ibu hamil perlu mengetahui tanda bahaya kehamilan karena
munculnya tanda bahaya dapat menjadi indikasi adanya
kemungkinan bahaya pada kehamilan yang dapat berdampak buruk
pada kesehatan ibu hamil dan janin (Littleton & Engebretson, 2009;
Pillitteri, 2010).
Pengetahuan tanda bahaya kehamilan dinilai melalui beberapa
komponen antara lain konsep
tanda bahaya, perdarahan vagina, edema, demam tinggi, penurunan
gerak janin, muntah persisten, dan ruptur membran (Chapman &
Durham, 2010; Pillitteri, 2010).
Selain itu edema pada wajah, jari, tangan, dan kaki yang terus-
menerus dapat menjadi indikasi preeklamsia yang dapat berlanjut
menjadi eklamsia apabila disertai kejang-kejang. Menurut WHO
(2005) eklamsiamenyebabkan kematian maternal sebanyak 12%.
d. Faktor Risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri)
1. Usia <20 tahun atau >35 tahun
Manuaba menjelaskan bahwa ibu hamil yang memiliki usia <20
tahun organ-organ reproduksinya belum matang. Sedangkan >35
tahun dihadapkan pada kemungkinan terjadinya komplikasi
selama kehamilan dan persalinan. Penelitian Sutarmi
menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia ibu dengan
kejadian komplikasi persalinan (Sutarmi; Zakir, 2013).
2. Anak Terkecil <2 tahun
Jarak kehamilan dengan anak terkecil <2 tahun dimungkinkan
bahwa
kesehatan fisik dan rahim masih perlu istirahat. Ada
kemungkinan ibu masih
menyusui. Selain itu anak tersebut masih membutuhkan
perhatian dari orang
tuanya. Ibu hamil dengan jarak kehamilan dengan sebelumnya
<2 tahun berisiko
mengalami perdarahan postpartum, melahirkan bayi prematur
dan BBLR (Rochjati, 2011).
3. Riwayat SC
Responden pada penelitian yang memiliki riwayat persalinan SC
sebanyak 5%. Persalinan SC empat kali berisiko menimbulkan
kematian pada ibu. Ibu post partum dapat mengalami kesakitan
seperti perdarahan, infeksi, kelelahan dan masalah psikologis
(Umadah & Wibowo, 2014).
4. Primitua Sekunder
Ibu hamil dengan jarak persalinan yang lalu >10 tahun sebanyak
5%. Hal tersebut dinamakan primitua sekunder. Ibu yang
merupakan primitua sekunder, dalam kehamilan dan persalinan
ini seolah-olah seperti menghadapi kehamilan atau persalinan
yang pertama lagi. Usia ibu bertambah tua dan berisiko terjadi
perdarahan post partum, hipertensi dan diabetes (Rochjati, 2011).
5. Tinggi Badan <145 cm
Ibu hamil yang memiliki tinggi badan <145 cm sebanyak 10%.
Manuaba
menjelaskan bahwa pada ibu hamil dengan TB <145 cm
menyebabkan bagian
terendah janin belum masuk pintu atas panggul. Ibu berisiko
mengalami ketuban
pecah dini, partus lama, infeksi intrapartum, simfisiolisis. Bahaya
pada bayi yaitu
prolaps funikuli, terjadi moulage bahkan kematian janin
(Manuaba, Ida Ayu
Chandradinata; Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar; Manuaba, 2012).
6. Kekurangan Energi Kronis Responden yang mengalami KEK
sejumlah 5%. Hasil penelitian Restu dkk tahun 2017 bahwa ibu
dengan KEK 4 kali berisiko melahirkan bayi dengan Berat Bayi
Lahir rendah (BBLR). Status gizi ibu hamil akan sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin dalam rahim. Kekurangan gizi
selama kehamilan akan mengganggu pertumbuhan janin,
terhambatnya perkembangan otak janin, bayi baru lahir rentan
terhadap infeksi, keguguran dan BBLR (Restu et al., 2017).

7. Janin Besar
Hasil penelitian ini menunjukaan 5% ibu hamil memiliki janin
besar. Hamilton menjelaskan bahwa ukuran janin yang besar
sangat menyulitkan kelahiran. Distensi uterus atau peregangan
berlebih pada serat-serat uterus menyebabkan disfungsional
persalinan, kemungkinan rupture uterus dan peningkatan insiden
perdarahan post partum serta persalinan dapat menjadi lebih
lama (Hamilton, 2012).
e. Faktor Risiko II (Ada Gawat Obstetri)
1. Post Date
Kehamilan post term berisiko terhadap persalinan dengan
bantuan seperti induksi persalinan, forceps dan SC maupun
laserasi pada jalan lahir (Bobak; Lowdermilk; Jensen, 2007).
2. Anemia
Responden yang memiliki faktor risiko anemia sejumlah 5%. Ibu
hamil dengan anemia berisiko melahirkan bayi lahir prematur
(Koura et al., 2012). Risiko lain adalah berat bayi lahir rendah
(Sukrat et al., 2013). Strategi yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan untuk menurunkan kejadian anemia diantaranya
pemberian tablet besi selama 90 hari, pendidikan kesehatan
tentang gizi pada saat kunjungan antenatal (Muliawati, Dyah;
Istiqomah, 2018).
3. Hipertensi
Bramham menyatakan bahwa hipertensi dalam kehamilan
meningkatkan risiko kelahiran prematur, BBLR, kematian
neonatal. Pentingnya pemberian konseling pra kehamilan,
peningkatan pengawasan selama kehamilan dan pemberian obat-
obatan secara tepat untuk mengoptimalkan kesehatan ibu hamil
(Bramham et al., 2014).

f. Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)


Pelayanan antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan terhadap ibu hamil untuk memelihara
kehamilannya. Tujuan dari pelayanan antenatal, adalah
mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan
memperoleh bayi yang sehat, deteksi dan antisipasi kelainan janin
(Maternity et al., 2017).
Pelayanan antenatal care terpadu adalah keterpaduan pelayanan
dengan beberapa program lain yang memerlukan intervensi selama
kehamilan. Tujuan dari ANC terpadu ini adalah menyediakan
pelayanan yang komperhensif dan berkualitas, menghilangkan
missed opportunity, deteksi dini kelainan/ penyakit/ gangguan pada
ibu hamil, intervensi dini terhadap kelainan atau gangguan atau
penyakit lain, serta menyediakan rujukan sesuai dengan sistem yang
ada (Maternity et al., 2017).
Pemeriksaan kehamilan atau Ante Natal Care (ANC) sangat
disarankan bagi para ibu hamil untuk memonitor kesehatan ibu dan
janin dalam kandungan. Pentingnya pemeriksaan kehamilan ini
karena berguna dalam mempertahankan kesehatan fisik dan mental
ibu, memonitor kesehatan ibu dan janin supaya persalinannya aman,
agar tercapainya kesehatan bayi yang optimal, mendeteksi dan
mengatasi dini komplikasi dan penyakit kehamilan yang mungkin
dapat muncul seperti (Hipertensi dalam kehamilan,Diabetes dalam
kehamilan,Anemia, Janin dengan berat badan rendah, Kehamilan
anggur, Plasenta previa dll) (Fadli, 2012).
Pada era pandemi ini terjadi pembatasan aktivitas pada
masyarakat, mulai dari lockdown, PSBB, dan PMKM yang berimbas
juga pada dunia kesehatan yang dimana selama pandemi ini asuhan
kebidanan yang diberikan pada ibu hamil (Rosyida, 2019)
mengalami peningkatan dari yang dulunya dianjurkan minimal 4 x
selama kehamilan, sekarang menjadi minimal 6 kali selama
kehamilan.
Kunjungan antenatal care sebelum pandemi COVID-19 pada ibu
hamil harus memenuhi frekuensi yaitu minimal 1x pada trimester 1,
minimal 1x pada trimester 2, dan minimal 2x pada trimester 3.
Sedangkan frekuensi kunjungan antenatal care pada masa pandemi
COVID-19 pada kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di
trimester 1, minimal 1x di trimester 2, dan minimal 3x di trimester 3
(Kemenkes RI, 2020).
Pelayanan antenatal yang sesuai standar 10T meliputi penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan,pengukuran tekanan darah,
pengukuran Lingkar Lengan atas (Lila), pengukurantinggi puncak
rahim (fundus uteri), penentuan status imunisasi tetanus dan
pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi,
pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan,
penentuan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ),
pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana, pelayanan tes laboratorium
sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein
urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan
sebelumnya), dan tatalaksana kasus (Kemenkes RI, 2013).
2.1.2. Persiapan Persalian
Persalinan merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Yanti,
2010). Persiapan persalinan bertujuan untuk menyiapkan semua
kebutuhan selama kehamilan maupun proses persalinan. Persiapan
persalinan adalah segala sesuatu yang disiapkan dalam hal menyambut
kelahiran anak oleh ibu hamil:
a. Persiapan Melahirkan atau bersalin Macam-macam persiapan
melahirkan atau bersalin menurut (Depkes. RI, 2014), adalah
1. Mengetahui tanggal perkiraan persalinan.
2. Suami dan keluarga mendampingi ibu hamil saat bersalin.
3. Siapkan tabungan untuk biaya persalinan.
4. Suami, keluarga, dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika
sewaktu-waktu diperlukan.
5. Merencanakan melahirkan ditolong oleh bidan atau dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Menyiapkan orang yang bersedia menjadi donor darah jika
sewaktu-waktu diperlukan dengan golongan darah yang sama
dengan ibu hamil.
7. Membuat rencana pembuatan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan. Hal ini meliputi siapa pembuat keputusan
utama dalam keluarga dan siapa yang akan membuat
keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat
terjadi kegawatdaruratan.
b. 4 hal yang harus dipersiapkan dalam persalinan menurut
(Yuliana, 2018), yaitu: persiapan fisik, psikologi, finansial dan
kultural.
1. Persiapan Fisik
Proses persalinan adalah proses yang banyak
melelahkan,untuk itu perlunya dilakukan persiapan fisik
semenjak kehamilan memasuki bulan ke 8 kehamilan, hal ini
disebabkan persalinan bisa terjadi kapan saja.
2. Persiapan Psikologi
Proses kelahiran memang menakutkan, apalagi bagi mereka
yang baru mengalami kelahiran yang pertama. Pastinya bagi
ibu hamil yang akan melahirkan untuk pertama kali, perasaan
takut, gugup dan panik akan dialami.
3. Persiapan Finansial
Persiapan finansial bagi ibu yang melahirkan merupakan
suatu kebutuhan yang mutlak harus disiapkan, dimana
persiapan persalinan atau yang berkaitan dengan
menghasilkan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi
kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai persalinan.
Kondisi ekonomi berkaitan dengan kemampuan ibu untuk
menyiapkan biaya persalinan, persalinan memerlukan biaya
yang tidak sedikit.
4. Persiapan Kultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, tradisi dan kebiasaan
hidup yang kurang baik terhadap kehamilan dan berusaha
mencegah akibat itu. Persiapan yang berhubungan dengan
kebiasaan yang tidak baik sebelum kehamilan untuk dihindari
selama kehamilan terjadi. Faktor budaya sangat penting
dimana terdapat tradisi untuk membawa plasenta ke rumah,
cara berperilaku yang benar selama kehamilan dengan
menjaga sikap dan perilaku (Yanti, 2010).
A. Konsep Dasar Persalinan
Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian
kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan ibu sendiri).
Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut :
 Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat
melahirkan janinnya melaui jalan lahir (Moore, 2001).
 Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan
bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan
memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan
pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini
akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).
 Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo,
2002).
 Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2002).
1. Macam Macam Persalinan
a. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
melalui jalan lahir ibu tersebut.
b. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
c. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin.
2. Sebab-Sebab Persalinan
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab terjadinya
persalinan:
a. Teori Penurunan Progesteron Villi koriales mengalami
perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesterone
menurun. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira
1-2 minggu sebelum partus dimulai (Wiknjosastro dkk, 2005).
Selanjutnya otot rahim menjadi sensitif terhadap oksitosin.
Penurunan kadar progesteron pada tingkat tertentu menyebabkan
otot rahim mulai kontraksi (Manuaba, 1998).
b. Teori Oksitosin Menjelang persalinan, terjadi peningkatan
reseptor oksitosin dalam otot rahim, sehingga mudah terangsang
saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan kontraksi. Diduga
bahwa oksitosin dapat meningkatkan pembentukan prostaglandin
dan persalinan dapat berlangsung terus (Manuaba, 1998).
c. Teori Keregangan Otot Rahim Keadaan uterus yang terus
membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot
uterus. Hal ini merupakan faktor yang dapat mengganggu
sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi
(Wiknjosastro dkk, 2005). Otot rahim mempunyai kemampuan
meregang sampai batas tertentu. Apabila batas tersebut sudah
terlewati, maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai (Manuaba, 1998).
d. Teori Prostaglandin Prostaglandin sangat meningkat pada cairan
amnion dan desidua dari minggu ke-15 hingga aterm, dan
kadarnya meningkat hingga ke waktu partus (Wiknjosastro dkk,
2005). Diperkirakan terjadinya penurunan progesteron dapat
memicu interleukin-1 untuk dapat melakukan “hidrolisis
gliserofosfolipid”, sehingga terjadi pelepasan dari asam
arakidonat menjadi prostaglandin, PGE2 dan PGF2 alfa. Terbukti
pula bahwa saat mulainya persalinan, terdapat penimbunan dalam
jumlah besar asam arakidonat dan prostaglandin dalam cairan
amnion. Di samping itu, terjadi pembentukan prostasiklin dalam
miometrium, desidua, dan korion leave. Prostaglandin dapat
melunakkan serviks dan merangsang kontraksi, bila diberikan
dalam bentuk infus, per os, atau secara intravaginal (Manuaba,
1998).
e. Teori Janin Terdapat hubungan hipofisis dan kelenjar suprarenal
yang menghasilkan sinyal kemudian diarahkan kepada maternal
sebagai tanda bahwa janin telah siap lahir. Namun mekanisme ini
belum diketahui secara pasti. (Manuaba, 1998)
f. Teori Berkurangnya Nutrisi Teori berkurangnya nutrisi pada janin
diungkapkan oleh Hippocrates untuk pertama kalinya
(Wiknjosastro dkk, 2005). Hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan bila nutrisi telah berkurang (Asrinah dkk, 2010).
g. Teori Plasenta Menjadi Tua Plasenta yang semakin tua seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan
turunnya kadar estrogen dan progesteron sehingga timbul
kontraksi rahim (Asrinah dkk, 2010).

3. Tahapan Persalinan
Secara klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan
wanita tersebut mengeluarkan lendir yang disertai darah (bloody
show). Lendir yang disertai darah ini berasal dari lendir kanalis
servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan
darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di
sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseranpergeseran
ketika serviks membuka (Wiknjosastro dkk, 2005).
a. Kala I (Pembukaan Jalan Lahir)
Kala I persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur
dan diakhiri dengan dilatasi serviks lengkap. Dilatasi lengkap
dapat berlangsung kurang dari satu jam pada sebagian kehamilan
multipara. Pada kehamilan pertama, dilatasi serviks jarang terjadi
dalam waktu kurang dari 24 jam. Rata-rata durasi total kala I
persalinan pada migravida berkisar dari 3,3 jam sampai 19,7 jam.
Pada multigravida ialah 0,1 sampai 14,3 jam (Bobak,
Lowdermilk & Jensen, 2004). Ibu akan dipertahankan kekuatan
moral dan emosinya karena persalinan masih jauh sehingga ibu
dapat mengumpulkan kekuatan (Manuaba, 2006).
Proses membukanya serviks sebaga akibat his dibagi dalam 2
fase, yaitu:
 Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi
sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase
laten diawali dengan mulai timbulnya kontraksi uterus yang
teratur yang menghasilkan perubahan serviks.
 Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
1. Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi
menjadi 4 cm.
2. Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3. Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali.
Dalam waktu 2 jam, pembukaan dari 9 cm menjadi
lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada
multigravida pun terjadi demikian akan tetapi terjadi dalam
waktu yang lebih pendek (Wiknjosastro dkk, 2005).
b. Kala II (Pengeluaran)
Kala II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan. Pada
kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai
3 menit sekali. Saat kepala janin sudah masuk di ruang panggul,
maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,
yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita
merasakan tekanan pada rektum dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan
anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian
kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Dengan his dan
kekuatan mengedan maksimal, kepala janin dilahirkan dengan
presentasi suboksiput di bawah simfisis, dahi, muka dan dagu.
Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan
badan dan anggota badan bayi (Wiknjosastro dkk, 2005).
c. Kala III
persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir
(Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Setelah bayi lahir, uterus
teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa
menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri (Wiknjosastro dkk, 2005).
Pada tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim
dengan cara Crede untuk membantu pengeluaran plasenta.
Plasenta diperhatikan kelengkapannya secara cermat, sehingga
tidak menyebabkan gangguan kontraksi rahim atau terjadi
perdarahan sekunder (Manuaba, 2006).
d. Kala IV (2 Jam Setelah Melahirkan)
Kala IV persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam
setelah plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan
yang terjadi segera jika homeostasis berlangsung dengan baik
(Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Pada tahap ini, kontraksi
otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah terjepit untuk
menghentikan perdarahan. Pada kala ini dilakukan observasi
terhadap tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim
dan perdarahan selama 2 jam pertama. Selain itu juga dilakukan
penjahitan luka episiotomi. Setelah 2 jam, bila keadaan baik, ibu
dipindahkan ke ruangan bersama bayinya (Manuaba, 2008)
Evidence Based Midwifery dalam Persalinan
Adapun hal-hal yang tidak bermanfaat pada kala II persalinan
berdasarkan EBM adalah:
No Tindakan yang Sebelum EBM Setelah EBM
dilakukan
1 Asuhan sayang Ibu bersalin dilarang Ibu bebas melakukan
ibu untuk makan dan aktifitas apapun yang
minum bahkan untuk mereka sukai
mebersihkan dirinya
2 Pengaturan Ibu hanya boleh bersalin Ibu bebas untuk memilih
posisi dengan posisi telentang posisi yang mereka
persalinan inginkan
3 Menahan nafas Ibu harus menahan Ibu boleh bernafas seperti
saat mengeran nafas pada saat biasa pada saat mengeran
mengeran
4 Tindakan Bidan rutin melakukan Hanya dilakukan pada saat
epsiotomi episiotomy pada tertentu saja
persalinan

3.1.3. Asuhan Bayi Baru Lahir


A. Definisi
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi
berupa maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri
ke kehidupan ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan
baik. Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.
1. Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru
lahir selama satu jam pertama kelahiran.
2. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
3. Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang
berat.
B. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
Dewi (2010) ciri-ciri BBL antara lain lahir aterm antara 37-42
minggu, berat badan 2.500-4.000 gram, panjang badan 48-52 cm,
lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12
cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan ± 40-60
x/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya
telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai apgar >7, gerak
aktif, bayi lahir langsung menangis kuat, refleks rooting (mencari
puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut)
sudah terbentuk dengan baik, refleks sucking (isap dan menelan)
sudah terbentuk dengan baik, refleks morro (gerakan memeluk ketika
dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik, refleks grasping
(menggenggam) dengan baik, kematangan genitalia laki-laki ditandai
dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang,
genitalia perempuan, kematangan ditandai dengan vagina dan uretra
yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora dan eliminasi
baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama dan berwarna hitam kecoklatan).
Tabel 1.1
Tanda APGAR

Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2


Appearance Pucat/Biru Tubuh Merah, Seluruh Tubuh
(Warna Kulit) Seluruh Tubuh Ekstermitas Biru Kemerahan
Pulse Tidak Ada < 100 > 100
(Denyut
Jantung)
Grimace Tidak Ada Ekstermitas Sedikit Gerakan Aktif
(Tonus Otot) Fleksi
Activity Tidak Ada Sedikit Gerak Langsung
(Aktivitas) Menangis
Respiration Tidak Ada Lemah/Tidak Menangis
(Pernapasan) Teratur
Interprestasi :
1. Nilai 1-3 asfiksia berat
2. Nilai 4-6 asfiksia sedang
3. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
C. Tahapan Bayi Baru lahir
1. Tahapan I terjadi segera lahir, selama menitmenit pertama
kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk
fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
2. Tahap II disebut tahap transisional rektivitas. Pada tahap II
dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya
perubahan prilaku.
3. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24
jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.

D. Lingkup Neonatus Normal


Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan
bersih untuk bayi baru lahir ialah:
 Pencegahan infeksi
 Penilaian awal
 Pencegahan kehilangan panas
 Asuhan tali pusat
 Memulai pemberian ASI
 Pemberian prolaksis terhadap gangguan pada mata.
a. Pencegahan Infeksi
Pencehagan infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap
komponen perawatan bayi baru lahir yang sangat rentan terhadap
infeksi karena sistem imunitasnya yang masih belum sempurna.
Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan
telah melakukan upaya pencegahan infeksi.
 Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan
dengan bayi
 Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan
 Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat
telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
 Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin
pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
b. Melakukan penilaian awal
 Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
 Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap atau
lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
c. Pencegahan kehilangan panas
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di ungkus hangat.
Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat
tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil Suhu bayi
harus dicatat (Prawiroharjo, 2002).
Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi)
beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Bayi prematur
atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya
hipotermia. Mekanisme kehilangan panas tubuh bayi baru lahir
dengan 4 cara:
1. Evaporasi : kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan
cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas bayi sendiri
karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang cepat
dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan
diselimuti.
2. Konduksi : kehilangan panas melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
3. Konveksi : kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin.
4. Radiasi : kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu
tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
Pencegahan kehilangan panas
1. Pastikan bayitersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara
kulit bayi dengan kulit ibu.

2. Gantilah handuk/ kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut


dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala
telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya
panas tubuh.
3. Pastikan bayi tetap hagat dengan memeriksa telapak bayi
setiap 15 menit :
-
Apabila telapak bayi terasa dingin, perikslah suhu aksila
bayi
-
Apabila suhu bayi kurang dari 36,5”C, segera hangatkan
bayi tersebut.
d. Membebaskan jalan nafas
 Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras
dan hangat.
 Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga
leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi
kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
 Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi
dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril
 Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
 Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap
lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus
sudah ditempat
 Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
 Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama
(Apgar Score)
 Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung
atau mulut harus diperhatikan.
e. Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit
menular seksual). Obat mata perlu diberikan pada jam pertama
setelah persalianan.
f. Perawatan tali pusat
 Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil,
ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali
pusat.
 Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5 % untuk membersihkan darah dan
sekresi tubuh lainnya.
 Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk
atau kain bersih dan kering.
 Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan
menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem
plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril).
Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem
tali pusat tertentu.
 Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang
sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua
dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang
berlawanan.
 Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam
larutan klorin 0,5%
 Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan
bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik (Dep. Kes.
RI, 2002).
g. Pemberian ASI Dimana laktasi, terdapat 2 mekanisme refleks
pada ibu yaitu refleks oksitosin dan refleks prolaktin yang
berperan dalam produksi ASI dan involusi uterus (khususnya
pada masa nifas). Pada bayi, terdapat 3 jenis refleks yaitu :
1. Refleks mencari puting (rooting reflex) Bayi akan menoleh
kearah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan
membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha
untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut.
2. Refleks menghisap (suckling reflex)
Ransangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan
refleks menghisap. Isapan ini akan menyebabkan areola dan
puting susu ibu tertekan gusi, lidah dan langit-langit bayi
sehinga sinus laktiferus dibawah areola dan ASI terpancar
keluar
3. Refleks menelan (swallowing reflex)
Kumpulan ASI di dalam mulut bayi mendesak ototdidaerah
mulut dan faring untuk mengaktifkan refleks menelan dan
mendorong ASI ke dalam lambung bayi.
h. Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B
terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu bayi.
i. Pemberian Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defesiensi vitamin
K pada bayi baru lahir, maka lakukan hal-hal berikut :
 Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi
vitamin K peroral 1mg/hari selama tiga hari.
 Bayi berisiko tinggi diberikan vitamin K parenteral dengan
dosis 0,5-1 mg secara IM.
j. Tujuan Kunjungan Bidan ke Rumah Bayi
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses
neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini
mungkin komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga dapat segera
ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas
yang lebih lengkap untuk mendapatkan perawatan yang optimal.
k. Jadwal Kunjungan Bidan ke Rumah Bayi Kunjungan neonatal
dilakukan untuk memantau kesehatan bayi sehingga bila terjadi
masalah dapat segera diidentifikasi seperti bayi mengalami
kesulitan untuk menyusui, tidak BAB dalam 48 jam, likterus yang
timbul pada hari pertama, kemudian tali pusat merah atau
bengkak/keluar cairan dari tali pusat, bayi demam lebih 37,5 0C
sehingga keadaan ini harus segera dilakukan rujukan.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses
neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui bila
terdapat kelainan pada bayi atau bayi mengalami masalah
kesehatan. Risiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada
24 jam pertama kehidupan, minggu pertama, dan dua bulan
pertama kehidupannya. Oleh karena itu, bayi lahir di fasilitas
kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama. Dalam memberikan pelayanan
kesehatan neonatal bidan sekaligus memastikan bahwa bayi
dalam keadaan sehat pada saat bayi pulang atau bidan
meninggalkan bayi jika persalinan di rumah. Pelayanan kesehatan
neonatal dasar menggunakan pendekatan komprehensif.
l. Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen terpadu bayi muda, yang meliputi:
 Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi
bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah.
 Perawatan tali pusat.
 Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada saat lahir.
 Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
eksklusif,pencegahan hipotermi, dan melaksanakan
perawatan bayi baru lahir di rumah dangan menggunakan
buku KIA.
 Penanganan dan rujukan kasus.

m. Kunjungan Neonatus
Menurut Sudarti (2012), kunjungan neonatal antara lain:
1. Kunjungan Neonatal pertama 6 jam-48 jam setelah lahir (KN
1)
Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat
dilaksanakan sebelum bayi pulang dari fasilitas kesehatan
( ≥24 jam)
 Untuk bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan
bayi sebelum 24 jam, maka pelayanan dilaksanakan pada
6 - 24 jam setelah lahir.
 Hal yang dilaksanakan yaitu menjaga kehangatan tubuh
bayi, memberikan Asi Eksklusif, mencegah infeksi dan
merawat tali pusat.
2. Kunjungan Neonatal kedua hari ke 3 – 7 setelah lahir (KN 2)
yaitu, menjaga kehangatan tubuh bayi, memberikan asi
eksklusif, mencegah infeksi dan merawat tali pusat
3. Kunjungan Neonatal ketiga hari ke 8 – 28 setelah lahir (KN
3) yaitu periksa ada / tidak tanda bahaya dan atau gejala sakit,
jaga kehangatan tubuh, beri asi eksklusif dan rawat tali pusat.
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat dan
dapat dilaksanakan di puskesmas atau melalui kunjungan
rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada pedoman
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma
bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM).
Pelayanan ini termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi
berupa perawatan mata, perawatan tali pusat, penyuntikan
vitamin K1 dan imunisasi HB-0 yang diberikan pada saat
kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak
diberikan pada saat lahir).

n) Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan
menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi.
Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi
penyakit-penyakit TBC, difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan),
polio, campak, dan hepatitis B. Dengan imunisasi, anak akan
terhindar dari penyakit-penyakit dan cacat, misalnya lumpuh
karena polio, bahkan dapat terhindar dari kematian. Vaksin
yang digunakan adalah:
1. BCG : Untuk mencegah penyakit tuberculosis.
2. Polio oral vaksin : Untuk mencegah penyakit polio.
3. DPT : Untuk mencegah penyakit difteri, pertuis, dan
tetanus.
4. Hepatitis B : Untuk mencegah penyakit hepatitis B.
5. Campak : Untuk mencegah penyakit campak.

Jenis Usia Pemberian Jumlah Interval


Imunisasi Pemberian minimal
Hepatitis B 0–7 hari 1 -
BCG 1 bulan 1 -
Polio / IPV 1, 2, 3,4 bulan 4 4 minggu
DPT-HB-Hib 2, 3, 4 bulan 3 4 minggu
Campak 9 bulan 1 -

2.1.4. Masa Nifas


A. Defenisi Masa Nifas
Periode masa nifas adalah masa setelah placenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan seperti keadaan semula hamil,
berlangsung selama kirakira 6 minggu menurut saleha (Pitri R ,
2012)
Pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan minimal tiga kali
sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan
tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari
ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-
42 pasca persalinan (Profil Kesehatan, 2018).
Adapun tujuan umum dan khusus dari asuhan pada masa nifas
adalah : (syaifuddin, 2007)
1. Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal
mengasuh anak
2. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis
3. Mencegah dan mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas.
4. Merujuk ke tenaga ahli bila diperlukan.
5. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan
memungkinkan melaksanakan peran sebagai orang tua.
6. Memberikan pelayanan KB
B. Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas menurut Reva Rubin:
a. Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
-
Ibu pasif dan tergantung dengan orang lain
-
Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan
tubuhnya
-
ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu
melahirkan
-
Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan
keadaan tubuh ke kondisi normal
-
Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga
membutuhkan peningkatan nutrisi. Jika ibu Kurang nafsu
makan menandakan kondisi tubuh tidak normal.
b. Periode Taking On/Taking Hold (hari ke-24 setelah
melahirkan)
-
Ibu memperhatikan kemampuan sebagai orang tua dan
meningkatkan tanggung jawab terhadap bayinya
-
Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh
bayi, BAK, BAB dan daya tahan tubuh bayi
-
Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi
seperti menggendong, menyusui, memandikan dan
mengganti popok
-
Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan
pribadi
-
Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena
merasa tidak mampu membesarkan/merawat bayinya
c. Periode Letting Go
-
Terjadi setelah pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh
dukungan serta perhatian suami serta keluarga
-
Mengambil tanggung jawab dalam perawatan bayi dan
memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak
ibu dalam interaksi sosial
-
Depresi postpartum rentan terjadi pada masa ini
C. Kunjungan masa nifas terdiri dari:
1. KF 1 : pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari
pasca persalinan:
a. Mencegah terjadinya perdarahan masa nifas misalnya atonia
uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain terjadinya
perdarahan dan akan segera merujuk jika perdarahan
berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga cara mencegah perdarahan masa nifas disebabkan
atonia uteri
d. Memberikan ASI secara on demand kepada bayi.
e. Menciptakan bounding attachment/hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir serta hubungan bayi dengan ayah serta
kelaurga
f. Menjaga dan mencegah hipotermia pada bayi.
2. KF 2: pada perode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari
pasca persalinan:
a. Memastikan involusi (pengecilan) uterus berjalan normal
yaitu uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak
ada perdarahan abnormal dan memastikan lochea normal
Selama masa nifas, vagina akan terus-menerus
mengeluarkan darah. Biasanya darah tersebut mengandung
trombosit, sel-sel tua, sel-sel mati (nekrosis), serta sel-sel
dinding rahim (endometrium), yang disebut lochea. Ibu
pasca melahirkan akan mengalami empat tahapan
perubahan lochea dalam masa nifas ini:
Lochea dibagi dalam beberapa jenis (Mochtar, 2006) :
 Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisasisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa,
lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
 Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
 Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah
lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
 Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
 Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan
istirahat
d. Memastikan ibu dapat menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari
3. F 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh
delapan) hari pasca persalinan:
4. KF 4 : pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42
(empat puluh dua) hari pasca persalinan:
 Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang
dialami begitu pula dengan bayinya
 Memberikan konseling untuk kontrasepsi secara dini
Dalam masa nifas alat - alat genetalia internal maupun eksterna
akan berangsur – angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Perubahan-perubahan alat genitalia dalam keseluruhannya
disebut involusi. Salah satu komponen involusi adalah penurunan
fundus uteri. Secara normal uterus mulai mengecil segera setelah
plasenta lahir. Uterus biasanya berada pada 1-2 jari di bawah pusat.
Pada 24 jam pertama, uterus membesar sampai mencapai pusat.
Setelah itu, uterus akan mengecil dan mengencang, pada hari kedua
setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat. Pada
hari ke 3 - 4 tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5 - 7
tinggi fundus uteri setengah pusat sampai simpisis. Pada hari ke 10
tinggi fundus uteri tidak teraba (Prawirohardjo, 2002).
D. Tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu:
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba
(melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi
lebih dari 2 pembalut dalam waktu setengah jam)
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang menyengat
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau terdapat
masalah/gangguan penglihatan
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan demam, muntah, rasa
sakit sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak badan
f. Payudara yang berwarna kemerahan, panas, dan/atau sakit
g. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan
h. Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan/atau pembengkakan
pada kaki
i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri-sendiri
atau mengurus bayi
j. Merasa sangat letih atau bernapas terengah-engah.
E. Fisiologi Laktasi
Pada saat kehamilan, laktogen, koriogonadotropin, estrogen dan
progesteron merupakan hormon yang dihasilkan oleh plasenta
yang berfungsi untuk menginduksi perkembangan alveoli dan
duktus laktiferus di dalam payudara. Produksi kolostrum
dirangsang oleh hormon laktogen dari plasenta dan hormon
prolaktin dari hipofisis (glandula pituitari) anterior. Meskipun
kadar prolaktin cukup tinggi, namun produksi ASI tidak
berlangsung sampai sesudah kelahiran bayi karena dihambat oleh
hormon estrogen. Kemudian, setelah persalinan hormon estrogen
dan progesteron menurun dan hormon prolaktin tetap tinggi
sehingga hormon estrogen tidak lagi menjadi hambatan,
kemudian produksi ASI pun dimulai. Hormon prolaktin dapat
diproduksi oleh ibu dengan cara menyusui bayinya secara rutin.
Neuroendokrin memegang kendali terhadap pelepasan ASI. Jika
bayi menghisap, maka akan merangsang produksi prolaktin yang
memicu sel-sel kelenjar produksi ASI, sehingga semakin sering
bayi menyusu semakin banyak prolaktin yang diproduksi dan
semakin banyak pula produksi air susu, proses ini dikenal dengan
reflex prolaktin.
Jika bayi mengisap, hipofisis (glandula pituitary) posterior juga
akan terangsang dan memicu pengeluaran hormone oksitosin
yang dapat mengakibatkan kontraksi sel-sel miopitel. Dalam
proses ini biasa disebut dengan reflex let down atau pelepasan
ASI dan membuat ASI tersedia untuk bayi. Dalam hari-hari dini
laktasi, reflek pelepasan ASI ini tidak dipengaruhi oleh keadaan
emosi ibu. Tapi jika terjadi secara terus menerus atau jika keadaan
emosi ibu tidak stabil, ibu merasa lelah, takut dan ibu merasa
gelisah, maka pelepasan ASI dapat terhambat.
a. Manfaat ASI Bagi Ibu
Beberapa manfaat ASI bagi ibu menyusui meliputi:
1. Membantu proses involusi uterus.
2. Dengan dikeluarkannya hormon oksitosin akan
menstimulus kontraksi rahim, sehingga dapat
mempercepat involusi uterus.
3. Mencegah terjadinya perdarahan paska bersalin.
4. Hormon oksitosin akan menstimulasi kontraksi rahim,
sehingga pembuluh darah terjepit dan mencegah
terjadinya perdarahan.
5. Mengurangi kejadian anemia, karena kejadian
perdarahan paska salin lebih rendah
6. Menjarangkan kehamilan
7. Menyusui dapat digunakan sebagai salah satu metode
kontrasepsi yaitu metode amenore laktasi (MAL).
Hormon yang mempertahankan laktasi akan bekerja
menekan hormon untuk ovulasi.
8. Ibu merasa bangga dan merasa dibutuhkan
9. Biaya lebih murah, karena ASI tidak perlu di beli
10. Tersedia kapan saja dan di mana saja
11. Menimbulkan rasa kasih sayang, sehingga mengeratkan
hubungan psikologis ibu dan anak.
12. Mempercepat penurunan berat badan seperti sebelum
hamil
13. Mengurangi risiko kanker payudara dan kanker ovarium
(KEMENKES RI, 2019a), (KEMENKES RI, 2014),
(Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2020) dan
(Astutik, 2017).
b. Manfaat ASI Bagi Bayi Beberapa manfaat ASI bagi bayi
meliputi:
1. Nutrisi yang sesuai untuk bayi dan terbaik untuk bayi
2. Mudah di cerna
3. Bersih. sehat dan suhu yang tepat
4. Membantu pertumbuhan yang baik bagi bayi
5. Mengurangi kejadian gigi berlubang
c. Tanda Bayi Mendapatkan ASI Yang Cukup
Tanda-tanda yang menunjukkan bayi telah mendapatkan ASI
yang cukup meliputi:
1. Buang air kecil bayi 6-8 kali/24 jam
2. Buang air besar bayi berwarna kekuningan “berbiji”.
frekuensi sering dan warna menjadi lebih muda pada hari
ke lima setelah kelahiran
3. Bayi tampak puas setelah minum ASI
4. Bayi akan tidur atau tenang selama 3-4 jam setelah
menyusu
5. Payudara terasa lembut dan kosong setelah menyusui
6. Motorik bayi berkembang dengan baik, ditandai dengan
Gerakan bayi aktif dan perkembangan motoriknya sesuai
dengan usianya
7. Warna kulit bayi merah, tidak kuning dan kulit terasa
kenyal
8. Berat badan bayi dan tinggi badan bayi bertambah sesuai
dengan grafik pertumbuhan
9. Bayi terlihat puas, tidur cukup (Bidan dan Dosen
Kebidanan Indonesia, 2020), (KEMENKES RI & WHO,
2013) dan (Astutik, 2017).
2.1.5. Definisi Keluarga Berencan
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta
penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang
diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang
ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan anak,
mengatur kehamilan dan membina ketahanan serta kesejahteraan
anak (BKKBN, 2015)
Alat Kontrasepsi adalah Upaya pencegahan kehamilan yang
disengaja melalui penggunaan berbagai perangkat, praktik
seksual, bahan kimia, obat-obatan, atau prosedur bedah.
Penggunaan kontrasepsi bertujuan untuk mencegah wanita hamil
dapat dianggap sebagai alat kontrasepsi (Jain, 2011)
A. Faktor-Faktor Dalam Memilih Metode Kontrasepsi Beberapa
pertimbangan dalam mengambil keputusan menggunakan
kontrasepsi menurut Sulistyawati (2013) , diantaranya:
 Faktor pasangan
a. Umur
b. Gaya hidup
c. Frekuensi berhubungan
d. Jumlah keluarga yang diinginkan
e. Pengalaman kontrasepsi sebelumnya
f. Sikap kewanitaan
g. Sikap kepriaan
 Faktor kesehatan
a. Status kesehatan
b. Riwayat haid
c. Riwayat keluarga
d. Pemeriksaan fisik termasuk panggul
B. Metode Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi
yang paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya
konsepsi (Baziad, 2008). Kontrasepsi hormonal merupakan
kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan
balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga
terjadi hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba,
2010).
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2
yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen
sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi
hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.
Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat
pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).
1. Jenis-jenis KB
a) PIL KB
KB pila atau pil yang digunakan dengan cara diminum
(oral/ mulut) akan menggantikan produksi normal estrogen
dan progesteron oleh ovarium. Pil akan menekan hormon
pada rahim selama siklus haid yang normal, sehingga
mencegah ovulasi atau pembuahan. Pemberian pil bukan
hanya untuk mencegah pembuahan, tetapi juga dapat
menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy atau
kehamilan palsu seperti mual, muntah, payudara
membesar, dan terasa nyeri perut.
Efektifitas KB pil mencapai 99% atau 0,1-5
kehamilan/100 wanita, pada pemakaian ditahun pertama
bila dilakukan dengan tepat (Vienalia, 2011:15).

Jenis KB Pil
1. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengamdung hormon aktif estrogen atau progestin,
dalam dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
2. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen, progestin, dengan
dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis
hormon bervariasi.
3. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen atau progestin,
dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon
aktif, dosis hormone bervariasi setiap hari. Sulistyawati
(2013).
 Keuntungan KB Pil
a. Tidak mengganggu hubungan seksual
b. Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)
c. Dapat digunakan sebagai metode jangka panjang
d. Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse
e. Mudah dihentikan setiap saat
f. Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil
dihentikan
g. Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker
ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, acne,
disminorhea
 Kerugian KB Pil
a. Amenorhea atau tidak menstruasi selama >3 bulan
b. Perdarahan haid yang berat
c. Perdarahan diantara siklus haid
d. Depresi
e. Kenaikan berat badan
f. Mual dan muntah
g. Perubahan libido/keinginan untuk berhubungan
seksual
h. Hipertensi
i. Jerawat
j. Nyeri tekan payudara
k. Pusing/Sakit kepala
l. Kesemutan
m. Cloasma/perubahan pigmen atau warna kulit
n. Hirsutisme atau bertumbuhan rambuh di area wajah,
dada atau punggung
o. Leukorhea/keluarnya cairan selain darah mens
p. Kering pada area vagina
q. Disminorea/nyeri saat menstruasi
Efek samping dari penggunaan kontrasepsi hormonal Pil
dapat berbeda-beda sesuai dengan respon tubuh pada
wanita tersebut, sehingga reaksi yang di timbulkan bias
saja berbeda. Ada perempuan yang cocok menggunakan
KB Pil dan adapula yang tidak begitu cocok akibat reaksi
yang ditimbulkan.
 Cara penggunaan pil oral kombinasi yaitu dengan cara
sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama, dan
bila lupa minum pil segera minum pil setelah di ingat pada
hari yang sama. Karena pil oral kombinasi merupakan alat
kontrasespi yang dapat memiliki efektifitas tinggi lebih
dari 99%, apabila digunakan secara benar dan konsisten
karena pil akan dimetaboliser dalam 24 jam. Apabila
akseptor lupa minum 1-2 pil maka dapt terjadi
peningkatan hormone alamiah yang dapat mengakibatkan
terjadinya pelepasan ovum.
Efektifitas pil kombinasi juga dapat berkurang apabila
tidak di minum dalam waktu yang sama. Hormon-hormon
ini, yang diminum setiap hari bekerja untuk menghambat
ovulasi, mengubah lapisan endometrium, dan
menghalangi perjalanan sperma ke dalam uterus dengan
mengentalkan mucus serviks. Pada sediaan monofasik,
makin kecil dosis estrogen dan progesteron, makin sedikit
pula darah yang keluar dan makin besar dosis estrogen
dan progesteron, makin banyak pula darah yang keluar
(Baziad, 2008).
2. KB Suntik
KB suntik dibagi menjadi 2 macam yaitu DMPA (Depot
Medroksiprogesterone Asetat) dan kombinasi. Suntik DMPA
berisi depot diberikan dalam suntikan tunggal 150 mg/ml
setiap 12 minggu (3 bulan) dan Suntik Kombinasi yang berisi 2
hormon yakni estrogen dan progesteron yang diberikan setiap
1 bulan sekali . KB suntik 3 Bulan memiliki efektivitas yang
tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan dalam satu
tahun pemakaian (BKKBN, 2003)
Kegagalan yang terjadi pada umumnya dikarenakan oleh
ketidakpatuhan pengguna untuk datang pada jadwal yang telah
ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah, injeksi harus
benar-benar intragluteal Sedangkan pada KB suntik 1 bulan
kurang dari 0,1% per 100 wanita selama tahun pertama
penggunaan. (Baziad, 2002).
 Jenis kontrasepsi Suntik
a. Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung
150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan
dengan cara di suntik (di daerah pantat).
b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat),
mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan
setiap dua bulan dengan cara di suntik Sulistyawati
(2013)
 Cara kerja kontrasepsi Suntik
a. Mencegah embuahan sel telur
b. Mengentalkan lendir pada leher rahim sehingga
menurunkan kemampuan sperma dapat membuahi sel
telur
c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis
d. Menghambat transportasi sel telur.
 Keuntungan Kontrasepsi Suntik
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif,
pencegah kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh
pada hubungan seksual, tidak mengandung estrogen
sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak
mempengaruhi ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak
perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh
perempuan usia lebih 35 tahun sampai perimenopause,
membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan
mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Sulistyawati, 2013).
 Kerugian kontrasepsi Suntik Adapun keterbatasan dari
kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
a. Gangguan haid
b. Leukorhea atau Keputihan
c. Galaktorea/mengeluarkan ASI mesti tidak sedang
menyusui
d. Jerawat
e. Rambut Rontok
f. Perubahan Berat Badan
g. Perubahan libido atau keinginan untuk berhubungan
seksual
3. Kontrasepsi Implant
Susuk KB/Implant atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK)
adalah Satu, dua atau enam batang silastik (sebesar bata korek
api) yang berisi hormone progesterone yang dimasukkan
dibawah kulit lengan atas. Implant satu dan dua batang dapat
digunakan selama 3 tahun, sedangkan yang enam batang dapat
digunakan selama 5 tahun. Aman bagi hampir semua wanita
yang menggunakan, namun segera dilepas apabila sudah habis
batas waktu penggunaan. Implan sangat efektif karena
memiliki tingkat kegagalan 0,2-1,0 kehamilan per 100
perempuan artinya jika terjadi kegagalan hanya 1 dari 100
wanita yang gagal dalam berKB. Jenis yang paling efektif
yakni 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant,
dan Implanon. (BKKBN dan Kemenkes RI, 2012).
 Jenis kontrasepsi Implant
a. Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang
diisi dengan 3,6 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
b. Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan
panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi
dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun.
c. Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi
dengan 75 mg. Levonorgestrel dengan lama kerja 3
tahun (BKKBN, 2006)
 Cara kerja kontrasepsi Implant
a. Lendir leher rahim menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan Rahim yang
menebal sehingga sulit hamil
c. Mengurangi transportasi sperma
d. Menekan terjadinya pembuahan oleh sperma.
 Keuntungan kontrasepsi Implant
a. Perlindungan jangka panjang
b. Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk jenis
Implan Jedena, Indoplant, atau Implanon
c. Nyaman dan daya guna tinggi
d. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
e. Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
f. Aman dipakai pada masa laktasi.
g. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam saat
pemasangan
h. Tidak mengganggu dari kegiatan senggama
i. Mengurangi nyeri dan jumlah darah saat haid
j. Mengurangi dan memperbaiki anemia
k. Melindungi terjadinya kanker endometrium/rahim
l. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit
radang panggul. (Saifuddin, 2010)
 Kerugian kontrasepsi Implant
a. Perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spooting)
b. Hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid
c. Amenorrhea/tidak mens selama >3 bulan. (Saifuddin,
2010)
 Wanita yang tidak boleh menggunakan implant, antara
lain:
a. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya
c. Tidak dapat menerima perubahan pola haid
d. Gangguan penyerapan gula oleh tubuh
e. Benjolan/karsinoma payudara atau riwayat karsinoma
payudara
f. Mempunyai Mioma pada rahim dan kanker payudara
(BKKBN, 2006)
4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD
(Intrauterine Device) adalah metode kontrasepsi yang efektif
terutama pada wanita yang sedang berada pada periode
setelah bersalin, atau bersalin (Zaconeta, et al, 2019) AKDR
atau IUD pada kontrasepsi AKDR memiliki efektifivitas
99,2%-99,8% dalam tahun pertama penggunaan dan angka
kegagalan di tahun pertama Cu T 380a 0,6-0,8%, setelah
penghentian pemakaian Cu T 380a pengguna AKDR akan
kembali subur dengan kemungkinan hamil kembali 82% pada
1 tahun pertama dan 89% pada 2 tahun pelepasan (Hardeman
& Weisss, 2014)
 Cara Kerja AKDR/IUD
Cara kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan
dengan penghambatan bersatunya ovum dengan sperma,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi
dan menonaktifkan sperma. Selain itu, IUD dapat
menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi
migrasi leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan
susunan cairan endometrium yang akan menimbulkan
gangguan terhadap spermatozoa sehingga gerakannya
menjadi lambat dan akan mati dengan sendirinya
(Saifuddin, 2010)
 Keuntungan pemakaian kontrasepsi IUD
a. Dapat segera aktif setelah pemasangan
b. Metode jangka panjang (5-10 tahun), tidak
mempengaruhi produksi dan jumlah ASI
c. Kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas.
d. Dapat di pasang segera setelah melahirkan.
e. Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri
karena rasa aman terhadap resiko kehamilan Sangat
efektif 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1
tahun pertama pemakaian.
f. Dapat segera aktif setelah pemasangan.
g. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
h. Tidak ada efek samping hormonal.
i. Dapat digunakan hingga menopause.
j. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan. Saifuddin
(2010)
 Efek samping IUD menurut Saifuddin (2010) antara lain :
a. Haid lebih banyak dan lama.
b. Nyeri saat haid
c. perdarahan berupa bercak/spoting
d. kehamilan In Situ.
e. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang tidak steril.
f. Ekspulsi (IUD yang keluar atau terlepas dari rongga
rahim).
g. Wanita yang pernah mengalami pedarahan yang hebat
Saifuddin (2010)
 Kontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD
a. Wanita yang sedang hamil
b. Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia.
c. Perdarahan vagina yang tidak diketahui.
d. Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi
IUD
e. Wanita yang menderita PMS
f. Wanita yang pernah menderita infeksi rahim.

5. Metode Kontrasepsi Mantap (KONTAP)


Kontrasepsi mantap adalah suatu tindakan untuk membatasi
kehamilan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang
dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami istri atas
permintaan oleh yang bersangkutan, secara mantap dan
sukarela. Kontap dapat diikuti oleh pria maupun wanita yang
yang sehat tanpa adanya kontra indikasi.
 Metode kontrasepsi mantap, yakni:
a. Metode Operatif Wanita (MOW) sering dikenal
dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah
memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii
sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan
sperma.
b. Metode Operatif Pria (MOP) sering dikenal dengan
nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong atau
mengikat saluran sperma vas deferens,sehingga cairan
sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi (Handayani,
2010).
 Jenis tindakan pembedahan pada kontrasepsi mantap,
yakni:
1. Vasektomi
Vasektomi atau Vas Ligation yang disebut sebagai
Metode Operasi Pria (MOP) adalah tindakan sterilisasi
pada pria dengan memotong saluran mani atau vas
deverens, yang kemudian kedua ujungnya di ikat,
sehingga sel sperma tidak dapat mengalir keluar saat
Berhubungan sehingga yang keluar saat ejakulasi
hanya cairan sperma tanpa ada sperma didalamnya.
 Kelebihan Vasektomi
a. Termasuk dalam kategori operasi ringan
b. Tidak perlu rawat inap di Rumah Sakit
c. Tidak mengganggu kehidupan seksual. Nafsu
seks dan potensi lelaki tetap, dan waktu
melakukan koitus, terjadi pula ejakulasi, tetapi
yang keluar hanya semacam lendir (cairan
semen) yang tidak mengandung sperma.
d. Termasuk dalam metode kontrasepsi yang
sangat aman, sederhana, dan sangat efektif.
Dalam pelaksanaan operasi sangat singkat dan
tidak memerlukan anestesi umum.
e. Jarang ada keluhan sampingan untuk seterusnya
f. Pasangan terhindar dari kehamilan
 Kekurangan Vasektomi
a. Tindakan operatif seringkali menakutkan
b. Nyeri setelah dioperasi
c. Pasangannya harus memakai metode
kontrasepsi yang lain
2. Tubektomi
Tubektomi atau Tubal Ligation adalah tindakan
memotong kedua saluran sel telur (tuba palupi) dan
menutup kedua-duanya sehingga sel telur tidak dapat
keluar dan sel sperma tidak dapat pula masuk bertemu
dengan sel telur, sehingga tidak terjadi kehamilan.
Sebelum melakukan operasi tubektomi, dokter akan
memeriksa kesehatan lebih dahulu, untuk memastikan
cocok atau tidak, kemudian operasi dilakukan oleh
dokter, saluran telur yang membawa sel telur dalam
rahim akan dipotong atau diikat. Setelah operasi syang
dihasilkan akan diserap kemabali oleh tubuh tanpa
menimbulkan penyakit. Perawatan tubektomi hanya 6
jam setelah operasi untuk menunggu reaksi anti bius
saja. Luka yang diakibatkan sebaiknya tidak kena air
selama 3-4 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh
dokter, setelah 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan
1 tahun setelah operasi dilakukan.
 Kelebihan Tubektomi
a. Tidak mengganggu ASI
b. Jarang menimbulka keluhan sampingan
c. Angka kegagalan hampir tidak ada
d. Tidak mengganggu gairah seksual
 Kekurangan Tubektomi
a. Tindakan operatif seringkali menakutkan
b. Kesuburan tidak dapat kembali lagi dengan
cepat.
c. Nyeri setelah dioperasi
d. Pasangannya harus memakai metode kontrasepsi
yang lain
6. Metode Kontrasepsi Sederhana/Alamiah
Metode Amenore Laktasi (MAL), Coitus Interuptus,
metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB),
Metode Suhu Basal Badan, dan Simtotermal yaitu
perpaduan antara suhu basal dan lendir serviks.
a. Metode Kalender
Metode ini digunakan prinsip pantang berkala, yaitu
tidak melakukan masa subur istri. Untuk
menentukan masa subur istri digunakan 3 patokan :
Ovulasi terjadi 14 hari kurang lebih sebelum haid
yang akan dating Sperma dapat hidup selama 48
jam setelah ejakulasi Ovum dapat hidup 24 jam
setelah ovulasi Apabila konsepsi ingin dicegah
koitus harus dihindari sekurang-kurangnya selama
tiga hari atau 72 jam, yaitu 48 jam sebelum ovulasi
dan 24 jam setelah ovulasi. Metode ini hanya
digunakan pada wanita yang daur menstruasinya
teratur.
b. Senggama Terputus (Coitus Interuptus) Coitus
Interuptus atau yang sering diisebut Senggama
Terputus merupakan metode kontrasepsi sederhana
dengan cara mengeluarkan alat kelamin pria (penis)
sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk
kedalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
Sebagai catatan metode ini tidak dianjurkan
dilakukan pada masa subur. Manfaat dari metode
ini yaitu tidak mengganggu produksi ASI, tidak ada
efek samping , dapat digunakan setiap waktu, tidak
membutuhkan biaya, meningkatkan keterlibatan
pria dalam KB dan memungkinkan hubungan lebih
dekat dan pengertian yang sangat dekat antar
pasangan.
 Indikasi
a. Pria yang ingin berpartisipasi dalam KB
b. Pasangan yang taat beragama atau mempunyai
alasan filosofi untuk tidak menggunkan metode-
metode lain.
c. Pasangan yang memerlukan metode sementara
sambil menunggu metode yang lain
d. Pasangan yang menggunakan kontrasepsi segera.
e. Pasangan yang menggunakan metode pendukung.
f. Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak
teratur.
 Kontraindikasi
a. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini
b. Pria yang mengalami kelainan fisik dan psikologis
c. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit
untuk diajak bekarjasama
d. Pasangan yang kurang berkomunikasi dengan baik

7. Metode Kontrasepsi Sederhana Dengan Alat Kondom


Prinsipnya yaitu menghalangi masuknya sperma kedalam
vagina sehingga pertumbuhan dapat dicegah. Ada 2 jenis
kondom yaitu kondom yang terbuat dari karet, usus domba
dan kondom karet lebih elastis dan murah sehingga banyak
digunakan. Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi
jika kondom tersebut sobek karena kurang hati-hati, pelumas
kurang atau karena tekanan pada waktu ejakulasi.
Keuntungan dari penggunaan kondom yaitu murah, mudah
didapat, tidak memerlukan pengawasan dan mengurangi
kemungkinan penyakit menular kelamin. Pada jumlah kecil
kasus tersebut terdapat alergi terhadap kondom karet.
Efektivitas kondom 15-20% jadi bisa dikatakan memiliki
tingat kegagalan yang tinggi.( George., Dimitri, 2015)
 Keunggulan kondom:
a. Tidak mengganggu produksi ASI
b. Murah, dapat dibeli secara umum tidak memerlukan
resep dokter atau tidak memerlukan pemeriksaan
khusus
c. Mencegah terjadi IMS : (BKKBN dan Kemenkes RI
2012)
 Kekurangan kondom (George and dimitri 2015)
a. Efektifitas rendah atau tingkat kegagalan tinggi
b. Reaksi aergi terhadap lateks, menyebabkan iritasi kulit
8. Kontrasepsi Darurat (Kondar)
Kontrasepsi Darurat (Emergency Contraception) atau disebut
sebagai kontrasepsi pascasenggama karena digunakan setelah
berhubungan seksual. Kontrasepsi ini
disebut Morning After Pil atau Morning After Treatment,
juga berfungsi untuk mengurangi angka kegagalan
kontrasepsi seperti penggunaan kondom yang sobek dan
dikhawatirkan akan menyebabkan kehamilan yang tidak
direncanakan. Waktu meminum pil kontrasepsi darurat
kombinasi sedini mungkin dalam waktu 72 jam sesudah
hubungan seksual tanpa pelindung (Kondom) dan juga dapat
meminum pil kontrasepsi darurat kombinasi antara 72 jam
hingga 120 jam sesudah hubungan seksual tanpa pelindung.
Perlu diketahui bahwa efektivitas pil kontrasepsi darurat
tergantung pada jarak waktu antara hubungan seksual tanpa
pelindung terakhir dengan waktu meminum pil kontrasepsi
darurat. (WHO, 2009)

BAB III

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
TERHADAP NY. L 27 TAHUN UK 37 MINGGU 5 HARI G2P1A0
DI PUSKESMAS CADASARI KABUPATEN PANDEGLANG

No Regristrasi : 001
Tanggal pengkajian : 1 Mei 2022
Pukul pengkajian : 09:00 WIB
Pengkaji : Wasliah
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cadasari

A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami
Nama Istri : Ny. L Nama Suami : Tn. U
Umur : 27 Tahun Umur : 29 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Cadasari

2. Anamnesa
a. Alasan kunjungan /keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya. Dan ibu
mengatakan bahwa sering BAK pada saat malam hari.
b. Riwayat perkawinan
-
Status : Sah
-
Lamanya : 7 tahun
c. Riwayat Kehamilan Saat ini
1. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13 Tahun
- Siklus : 28 hari, Teratur
- Lamanya : 7 hari
- Banyaknya : 2 kali ganti pembalut dalam sehari
- HPHT : 21-08-2021
- TP : 28-05-2022
- Usia Kehamilan : 37 Minggu 5 hari
2. Pergerakan Janin
Pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu
Pergerakan janin dalam 24 jam : > 5 kali
3. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a.
Nutrisi
- makan 3x sehari (nasi, lauk dan buah) dengan porsi sedang
- minum 6-8 gelas dalam sehari
b.
Eliminasi
- BAB : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari
- BAK : Ibu mengatakan BAK 3-4 kali sehari
c.
Istirahat dan Tidur
- Pola Istirahat : teratur
- Waktu : 7-8 jam sehari
d.
Personal Hygiene
Ibu mandi dan ganti pakaian 2 kali sehari
e.
seksual
3x dalam seminggu
4. Riwayat Imunisasi
TT 4
5. Kontrasepsi Yang Pernah Digunakan
KB suntik 3 bulan lamanya 3 tahun
Alasan behenti KB karena ibu ingin program kehamilan
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu
No Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi keluhan
ekslusif
Tidak
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan Tidak ada 2700 49 p Ya
ada
Hamil
2.
ini
d. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Yang Pernah Atau Sedang Di derita
- Jantung : Tidak Ada
- Tekanan Darah Tinggi : Tidak Ada
- Hepar : Tidak Ada
- Diabetes Mellitus : Tidak Ada
- Anemia Berat : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Campak : Tidak Ada
- Malaria : Tidak Ada
- Gangguan Mental : Tidak Ada
- Operasi : Tidak Ada
- Lain-lain : Tidak Ada
b. Prilaku Kesehatan
- Gangguan alkohol/ obat sejenisnya : Tidak Ada
- Obat/ jamu yang pernah dikonsumsi : Tidak Ada
- Merokok/ makan sirih : Tidak Ada
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Jantung : Tidak Ada
- Asma : Tidak Ada
- TBC : Tidak Ada
- Hipertensi : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Hepatitis : Tidak Ada

d. Riwayat Sosial
- Kehamilan Ini Direncanakan/diinginkan :Iya, diinginkan
- Susunan Keluarga Yang Tinggal Dirumah : Suami dan Anak
No Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin
1 Laki laki 29 th Suami SMP Petani Sehat
4 perempuan 27 th Istri SMP IRT sehat
3 Perempan 5 th Anak - - Sehat

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Pernapasan : 22 x/menit
- Nadi : 82 x/menit
- Suhu : 36,4 0C
e. Tinggi Badan : 158 cm
f. BB Sebelum Hamil : 50 kg
g. BB Saat Hamil : 61 kg
h. Lila : 25 Cm
2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Kepala
- Kulit kepala : Bersih, tidak ada kotoran
- Rambut : Hitam tidak rontok

b. Muka
- Oedema : Tidak ada
- Cloasma Gravidarum : Tidak ada
c. Mata
- Kelopak mata : Tidak ada odema
- Konjungtiva : An anemis
- Sklera : An ikterik
d. Mulut dan Gigi : bersih dan tidak berlubang
e. Leher
- Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar getah bening: Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
f. Dada
- Jantung : Normal, terdengar bunyi ‘’lup,dup’’
- Paru : Normal, tidak ada wheezing
- Payudara
Pembesaran : Normal
Putting susu : Menonjol
Simetris : Iya, kanan dan kiri
Pengeluaran : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
g. Abdomen
- Pembesaran : Pembesaran perut kedepan sesuai
usia kehamilan
- Bekas Luka Operasi : Tidak ada
- Strie Gravidarum : Striae albicans
- Linea Gravidarum : linea nigra

Pemeriksaan Kebidanan
Palpasi Abdomen
Leopold I :TFU 31 cm,pertengahan antara px dan pusat pada
fundus teraba bagian agak bulat, lunak dan tidak
melenting ( bokong Janin)
Leopold II: Pada sisi kanan abdomen ibu teraba bagian-bagian
kecil janin Yaitu (ekstermitas) Pada sisi kiri
abdomen ibu teraba seperti ada tahanan yang
memanjang ( punggung janin)
Leopold III: Pada bagian terbawah teraba bagian bulat, keras
melenting (kepala janin)dan tidak dapat
digerakkan.
Leopold IV: Kepala sudah masuk PAP ( divergen )
TBJ ( Niswender )
TBJ : 1,2 x (TFU-7,7) x 100 ± 150
1,2 x (31-7,7) x 100 ± 150
1,2 x 23,3 x 100 ± 150
27,96 x 100 ± 150
 27,96-150 = 2.646 gram
 27,96+150= 2.9466 gram
Jadi, tafsiran janin berkisar antara 2,646-2,946 gram
Auskultasi
- DJJ : (+) 141x/ menit
- Frekuensi : Regular
- Punctum Maksimum : Puki, 3 jari di bawah pusat
h. Ekstremitas atas dan bawah
f.
Tangan
Oedema : Tidak ada
g.
Kaki
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
h.
Perkusi : (+) positif kanan dan kiri
i. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
j. Pemeriksaan Penunjang dilakukan pada tanggal : 1 Mei 2022
i.
HB : 11,8
j.
Glukosa :-
k.
Protein :-
C. ASSESMENT
Ny ‘L’’ G2 P1 A0 hamil 37 minggu 5 hari janin tunggal hidup intrauteri
presentasi kepala.

D. PLANNING
1. Menganjurkan kepada pasien sebelum dilakukan inform consent dan
dilakukan pemeriksaan harus mencuci tangan terlebih dahulu dan
wajib menggunakan masker sesuai dengan protokol kesehatan
Evalusi : Pasien mengerti dan sudah melakukan cuci tangan
2. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan Agar ibu mengetahui kondisi
janin dan dirinya dalam keadaan baik TD : 120/80 mmHg, N :
82x/menit, R : 22x/menit, S : 36,5oC. DJJ : (+) 141x/menit, HB: 11,8
Gr%, semua dalam batas normal dan posisi bayi sudah bagus kepala
janin sudah masuk PAP.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang kondisinya dan janinnya
3. Beritahu ibu tentang keluhan nya sering BAK Hal ini dikarenakan
ukuran janin semakin besar dan posisinya berada di bawah panggul,
sehingga memberi tekanan lebih kuat pada kandung kemih.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang yang dijelaskan oleh bidan
4. menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi agar kebutuhan
nutrisi ibu dan janin tetap baik
evaluasi : ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
makan makanan yang bergizi
5. Beritahu ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti : mulas secara
teratur, nyeri melingkar dari punggung menjalar ke perut bagian
depan, keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluarnya air
ketuban dari jalan lahir
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan
6. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan Agar ibu dapat
mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan saat persalinan seperti
: mempersiapkan transportasi, biaya yang dibutuhkan dalam proses
persalinan, menyiapkan donor darah, perlengkapan ibu dan bayi serta
pendamping persalinan
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh bidan dan
bersedia mempersiapkan yang dibutuhkan saat persalinan
7. Anjurkan ibu untuk segera datang kembali apabila sudah terdapat
tanda-tanda persalinan, Agar proses persalinan dapat segera di tolong
dan terpantau
Evaluasi : Ibu bersedia untuk segera datang apabila sudah ada tanda-
tanda persalinan

Pandeglang, 1 Mei 2022

Pengkaji,

(Wasiah)

KUNJUNGAN ANTENATAL KE II
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
TERHADAP NY. L 27 TAHUN UK 38 MINGGU 2 HARI G2P1A0
DI PUSKESMAS CADASARI KABUPATEN PANDEGLANG

No Regristrasi : 002
Tanggal pengkajian : 10 Mei 2022
Pukul pengkajian : 13:00 WIB
Pengkaji : Wasliah
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cadasari

A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami
Nama Istri : Ny. L Nama Suami : Tn. U
Umur : 27 Tahun Umur : 29 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Cadasari Alamat : Cadasari

2. Anamnesa
Alasan kunjungan /keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya. ibu mulai merasakan
khawatir saat menunggu kelahiran anaknya.
a. Riwayat perkawinan
-
Status : Sah
-
Lamanya : 7 tahun
b. Riwayat Kehamilan Saat ini
1. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13 Tahun
- Siklus : 28 hari, Teratur
- Lamanya : 7 hari
- Banyaknya : 2 kali ganti pembalut dalam sehari
- HPHT : 21-8-2021
- TP : 38-05-2022
- Usia Kehamilan : 38 Minggu 2 hari
2. Pergerakan Janin
Pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu
Pergerakan janin dalam 24 jam : > 5 kali
3. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
- makan 3x sehari (nasi, lauk dan buah) dengan porsi sedang
- minum 6-8 gelas dalam sehari
b. Eliminasi
- BAB : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari
- BAK : Ibu mengatakan BAK 3-4 kali sehari
c. Istirahat dan Tidur
- Pola Istirahat : teratur
- Waktu : 7-8 jam sehari
d. Personal Hygiene
Ibu mandi dan ganti pakaian 2 kali sehari
e. Seksual
3x dalam seminggu
4. Riwayat Imunisasi
TT 4
5. Kontrasepsi Yang Pernah Digunakan
KB suntik 3 bulan lamanya 3 tahun
Alasan behenti KB karena ibu ingin program kehamilan
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu
No Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi keluha
ekslusif n
Tidak
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan Tidak ada 2700 49 p Ya
ada
Hamil
2.
ini

c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Yang Pernah Atau Sedang Di derita
- Jantung : Tidak Ada
- Tekanan Darah Tinggi : Tidak Ada
- Hepar : Tidak Ada
- Diabetes Mellitus : Tidak Ada
- Anemia Berat : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Campak : Tidak Ada
- Malaria : Tidak Ada
- Gangguan Mental : Tidak Ada
- Operasi : Tidak Ada
- Lain-lain : Tidak Ada
2. Prilaku Kesehatan
- Gangguan alkohol/ obat sejenisnya : Tidak Ada
- Obat/ jamu yang pernah dikonsumsi : Tidak Ada
- Merokok/ makan sirih : Tidak Ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Jantung : Tidak Ada
- Asma : Tidak Ada
- TBC : Tidak Ada
- Hipertensi : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Hepatitis : Tidak Ada
4. Riwayat Sosial
- Kehamilan Ini Direncanakan/diinginkan :Iya, diinginkan
- Susunan Keluarga Yang Tinggal Dirumah : Suami dan Anak

No Jenis Kelamin Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan


1 Laki laki 29 th Suami SMP Petani Sehat
4 perempuan 27 th Istri SMP IRT sehat
3 Perempan 5 th Anak - - Sehat

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Pernapasan : 23 x/menit
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,6 0C
e. Tinggi Badan : 158 cm
f. BB Sebelum Hamil : 50 kg
g. BB Saat Hamil : 61 kg
h. Lila : 25 Cm
2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Kepala
- Kulit kepala : Bersih, tidak ada kotoran
- Rambut : Hitam tidak rontok
b. Muka
- Oedema : Tidak ada
- Cloasma Gravidarum : Tidak ada
c. Mata
- Kelopak mata : Tidak ada odema
- Konjungtiva : An anemis
- Sklera : An ikterik
d. Mulut dan Gigi : bersih dan tidak berlubang
e. Leher
- Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar getah bening: Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
f. Dada
- Jantung : Normal, terdengar bunyi ‘’lup,dup’’
- Paru : Normal, tidak ada wheezing
- Payudara
Pembesaran : Normal
Putting susu : Menonjol
Simetris : Iya, kanan dan kiri
Pengeluaran : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
g. Abdomen
- Pembesaran : Pembesaran perut kedepan sesuai
usia kehamilan
- Bekas Luka Operasi : Tidak ada
- Strie Gravidarum : Striae albicans
- Linea Gravidarum : linea nigra
Pemeriksaan Kebidanan
Palpasi Abdomen
Leopold I : TFU 31 cm,pertengahan antara px dan pusat pada
fundus teraba bagian agak bulat, lunak dan tidak
melenting ( bokong Janin)
Leopold II: Pada sisi kanan abdomen ibu teraba bagian-bagian
kecil janin Yaitu (ekstermitas) Pada sisi kiri
abdomen ibu teraba seperti ada tahanan yang
memanjang ( punggung janin)
Leopold III: Pada bagian terbawah teraba bagian bulat, keras
melenting( kepala janin ) dan tidak dapat
digerakkan.
Leopold IV: Kepala sudah masuk PAP ( divergen )
TBJ ( Niswender )
TBJ : 1,2 x (TFU-7,7) x 100 ± 150
1,2 x (31-7,7) x 100 ± 150
1,2 x 23,3 x 100 ± 150
27,96 x 100 ± 150
 27,96-150 = 2.646 gram
 27,96+150= 2.9466 gram
Jadi, tafsiran janin berkisar antara 2,646-2,946 gram
Auskultasi
- DJJ : (+) 144x/ menit
- Frekuensi : Regular
- Punctum Maksimum : Puki, 3 jari di bawah pusat
h. Ekstremitas atas dan bawah
- Tangan
Oedema : Tidak ada
- Kaki
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
- Perkusi : (+) positif kanan dan kiri
i. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
j. Pemeriksaan Penunjang dilakukan pada tanggal : 13 januari
2022
-
HB : 11,8
-
Glukosa :-
-
Protein :-

C. ASSESMENT
Ny ‘L’’ G2 P1 A0 hamil 38 minggu 2 hari janin tunggal hidup
intrauteri presentasi kepala.
D. PLANNING
1. Menganjurkan kepada pasien sebelum dilakukan inform consent dan
dilakukan pemeriksaan harus mencuci tangan terlebih dahulu dan
wajib menggunakan masker sesuai dengan protokol kesehatan
Evalusi : Pasien mengerti dan sudah melakukan cuci tangan
2. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan Agar ibu mengetahui kondisi
janin dan dirinya dalam keadaan baik TD : 120/80 mmHg, N :
80x/menit, R : 23x/menit, S : 36,6oC. DJJ : (+) 144x/menit, HB: 11,8
Gr%, semua dalam batas normal dan posisi bayi sudah bagus kepala
bayi sudah masuk PAP
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang kondisinya dan janinnya
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang tanda bahaya TM III yaitu
a. perdarahan pervaginam
b. sakit kepala yang hebat
c. pengelihatan kabur
d. bengkap pada wajah dan jari tangan
e. keluar cairan pervaginam
f. gerakan janin tidak terasa
g. nyeri perut yang hebat
Evaluasi : ibu mngerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan dan ibu
mengulang kembali tentang apa saja tanda bahaya pada TM III
4. Beritahu ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti : mulas secara
teratur, nyeri melingkar dari punggung menjalar ke perut bagian
depan, keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluarnya air
ketuban dari jalan lahir
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan
5. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan Agar ibu dapat
mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan saat persalinan seperti
: mempersiapkan transportasi, biaya yang dibutuhkan dalam proses
persalinan, menyiapkan donor darah, perlengkapan ibu dan bayi serta
pendamping persalinan
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh bidan dan
bersedia mempersiapkan yang dibutuhkan saat persalinan
6. menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi agar kebutuhan
nutrisi ibu dan janin tetap baik
evaluasi : ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
makan makanan yang bergizi
7. Anjurkan ibu untuk segera datang kembali apabila sudah terdapat
tanda-tanda persalinan, Agar proses persalinan dapat segera di tolong
dan terpantau
Evaluasi : Ibu bersedia untuk segera datang apabila sudah ada tanda-
tanda persalinan

Pandeglang, 10 Mei 2022

Pengkaji,

(Wasliah)
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

No. Registrasi : 001


Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2022
Waktu Pengkajian : 13.30 Wib
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cadasari
Pengkaji : Wasliah

A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Nama : Ny. L Nama Suami : Tn.
U
Umur : 27 tahun Umur : 29
tahun
Suku/kebangsaan : Jawa/indonesia Suku/kebangsaan :
Jawa/indonesia
Agama : Islam Agama :
Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan :
SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Petani
Alamat rumah : Cadasari Alamat rumah :
Cadasari
Telp : 085839247998 Telp :

1. Keluhan Utama:
Ibu datang keklinik pukul 13.30 Wib mengatakan perut mulas dan kencang
menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah sejak pukul 02.00 Wib dan
ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 11.00 Wib

2. Riwayat Menstruasi
 HPHT : 1-08-2021
 TTP : 28-05-2022
 Lamanya : 7 hari
 Banyaknya : 2 kali ganti pembalut dalam sehari
 Siklusnya : 28 hari, Teratur
 Konsitensi : Cair tidak bergumpal

3. Riwayat kesehatan
 Riwayat penyakit menular dalam keluarga : Tidak ada
 Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga : Tidak ada

4. Perilaku kesehatan :
 Penggunaan alkohol / obat sejenisnya : Tidak Ada
 Obat/jamu yang sering digunakan : Tidak Ada
 Rokok, makan sirih : Tidak Ada
 Irigasi vagina : Tidak Ada

5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, KB yang lalu


No Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi ekslusif keluhan
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan Tidak ada 2700 49 p Ya Tidak ada
2. Hamil ini

6. Riwayat hamil ini


 Pemeriksaan pertama kali pada kehamilan : 6 Minggu
 Tempat periksa hamil : Bpm
 Frekwensi selama hamil : 13 kali
 Immunisasi TT 1 tgl : 14-08-2021 TT2 tgl :-
 Keluhan mual dan muntah : Ada
 Keluhan pusing : Ada
 Muntah : Ada
 Oedem : Tidak Ada
 Nyeri perut : Tidak Ada
 Penglihatan kabur : Tidak Ada
 Gerakan janin pertama kali : Usia kehamilan 18
minggu
 Rasa gatal vulva dan vagina : Tidak Ada
 Gerakan Janin sekarang : Aktif dalam 24
jam ± 5 kali
 Obat-obatan yang dikonsumsi saat hamil : Tablet FE dan
Kalk
7. Aktivitas sehari-hari
a. Diet/makan
 Makan sehari-hari : makan 3x sehari (nasi, lauk dan buah)
dengan porsi sedang
dan minum air 6-8 gelas sehari
 Ngidam : Iya

 Pantangan tehadap makanan : Tidak ada

b. Pola eliminasi :
 Bak : 3-4 x/ hari Warna :
warna jernih
 BAB : 1 x/ hari Konsistensi / warna: lunak,
kuning
c. Pola istirahat dan tidur :
 Siang : ± 1 jam
 Malam : ±7-8 jam
d. Pola seksulitas : 3x dalam seminggu
e. Aktifitas sehari-hari : memasak, membersihkan rumah serta
mengurus anak dan suami

8. Riwayat Sosial
 Apakah kehamilan ini direncanakan : Iya
 Jenis kelamin yang diharapkan : Laki-laki
 Status perkawinan : Sah
 Usia perkawinan : 7 Tahun
 Kegiatan spiritual : ibu melakukan
sholat 5 waktu dan selalu berdoa agar diberi kesehatan dan
keselamatan sampai proses persalinan nanti.

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : Baik
 kesadaran : Composmestis
 Keadaan emosional : Stabil
 Vital sign :
 TD : 120/80 mmHG Nadi : 82 x/i
 RR : 22 x/I Suhu : 36,7 0C
 TB : 158 cm
 BB sebelum
hamil : 50 kg
 BB sekarang :
61 kg

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
 Warna rambut : Hitam
 Tekstur : Bergelombang
 Luka : Tidak ada
 Kebersihan : Tidak ada ketombe
b. Muka
 Oedema : Tidak ada
 Pucat : Tidak ada
 Cloasma gravidarum : Tidak ada
c. Mata
 Oedema : Tidak ada
 Konjungtiva : Berwarna merah muda
 Sklera : Berwarna Putih
d. Hidung
 Kebersihan : Bersih tidak ada kotoran Radang : Tidak
ada
e. Gigi/mulut
 Lidah dan geraham : Bersih
 Stomatits : Tidak ada
 Tonsil : Tidak ada
 Caries : Tidak ada
 Karang gigi : Tidak ada
f. Telinga
 Kebersihan : Iya tidak ada sekret dan serumen
 Radang : Tidak ada
 Pendengaran : Normal
g. Leher
 Kelenjer tiroid : Tidak ada
 Kelenjar lymfa : Tidak ada
 Vena jugularis : Tidak ada
h. Dada
 Bunyi jantung : Suara jantung normal lup dup
 Bunyi paru : Tidak ada suara wheezing dan ronchi
i. Payudara
 Pembesaran : Normal kanan dan kiri
 Striae : Tidak ada
 Putting : Menonjol
 Areola : Terdapat hiperpigmentasi pada areola
 Benjolan : Noral
 Pengeluaran : Tidak ada
 Kebersihan : Mengganti Bra 2x sehari setelah mandi
j. Abdomen
 Bekas luka operasi : Tidak ada
 Pembesaran perut : Pembesaran perut kedepan sesuai usia
kehamilan
 Bentuk perut : Simetris
 Striae : Striae albicans
 Kandung kemih : Kosong
 Oedema : Tidak ada
 Linea : linea nigra
k. Pemeriksaan kebidanan
 Palpasi uterus
 Leopold I : Pertengahan antara px dan pusat pada fundus
teraba bagian agak bulat, lunak dan tidak melenting (bokong
Janin)
 Leopold II : Pada sisi kanan abdomen ibu teraba bagian-
bagian kecil janin Yaitu (ekstermitas ) Pada sisi kiri abdomen
ibu teraba seperti ada tahanan yang memanjang
( punggung janin)
 Leopold III : Pada bagian terbawah teraba bagian bulat, keras
melenting ( kepala janin ) dan tidak dapat digerakkan.
 Leopold IV : divergen 3/5

 TFU : 31 cm

 TBJ ( Niswender ) : 1,2 x (TFU-7,7) x 100 ± 150


1,2 x (31-7,7) x 100 ± 150
1,2 x 23,3 x 100 ± 150
27,96 x 100 ± 150
 27,96-150 = 2.646 gram
 27,96+150= 2.9466 gram
Jadi, tafsiran janin berkisar antara 2,646-2,946 gram

 Auskultasi
 Frekuensi : 143x/i
 Tempat : Puki, 3 jari di bawah pusat
 Irama : Teratur
 Kontraksi
 Frekuensi : 3x10 menit
 Durasi : 42 detik
l. Ekstremitas
 Oedema tangan dan jari : Tidak ada
 Oedema kaki : Tidak ada
 Betis merah/lembek/keras : Tidak ada
 Varises : Tidak ada
 Reflek patella ka/ki : +/+
m. Anogenital
n. Inspeksi
 Vulva/vagina
- Varises : Tidak ada
- Kemerahan : Tidak ada
- Luka : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
- dll : Normal
- Perineum (luka parut) : Tidak ada
o. Periksa Dalam
 Atas indikasi :-
 Pukul : 13.30 Wib
 Dinding vagina : Tidak ada kelainan
 Portio (Effecement) : 50 %
 Posisi portio : Antefleksi
 Pembukaan serviks : 5 cm
 Konsistensi servik : Tebal kaku
 Ketuban : (+) Utuh
 Presentasi fetus : kepala
 Penurunan bagian terendah : hodge III
 Posisi janin : UUK kanan depan
 Bagian lain yang teraba : Tidak ada
p. Punggung / pinggang dan anus
 Posisi tulang belakang : Normal
 Hemoroid : Tidak ada

3. Pemeriksaan Penunjang
 HB : 11,8 gr%
 Protein urin : - ( Negatif)
 Glukosa urin : - ( Negatif)
 Golongan darah : AB

C. ANALISIS DATA :
Ny. L usia 27 tahun G2P1A0 hamil 38 Minggu 5 hari kala I fase aktif
janin tunggal hidup intara uterin persentasi kepala

D. PENATALAKSANAAN :
1. Melakukan inform consent pada ibu dan keluarga untuk setiap tindakan
yang akan dilakukan
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan dan
menyetujui setiap tindakan yang akan dilakukan
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tentang kondisi janin dan dirinya
dalam keadaan baik TD: 120/80mmHg, N: 82x/menit, R: 22x/menit, S:
36,7oC, DJJ: (+) 143x/menit Pembukaan servik: 5 cm, ketuban : + (utuh),
His: 3x10’42”.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan dan ibu
merasa senang.
3. Meminta pasien dan keluarga untuk memepersiapkan pendamping saat
proses persalinan dan menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan apabila ibu
merasa tidak kuat menahan rasa mulas menganjurkan ibu untuk tidur
miring kiri Posisi miring saat bersalin dapat mempermudah turungnya
kepala ke dasar panggul, meringankan ibu pada saat proses mengejan,
tidak melelahkan, mempersingkat proses persalinan dan memperlancar
sirkulasi peredaran darah ibu ke plasenta sehingga suplai oksigen ke bayi
lebih maksimal.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan ibu akan
melakukannya.
4. Memberikan dukungan emosional dan pendekatan yang berkaitan dengan
terapi, dengan cara menjelaskan kebiasaan pasien untuk tenang, berdoa
dalam hati, serta memberikan dukungan bahwa dengan kondisi yang
tenang akan mempermudah proses persalinan.
Evaluasi : Ibu mau mendengarkan serta mengikuti nasihat bidan
5. Menganjurkan ibu tetap menjaga nutrisi dengan makan dan minum agar
tenaga ibu tetap stabil saat mengejan.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti dan melakukannya
6. Mempersiapkan alat-alat partus APD, partus set, handscoon steril,
heating set, lydocain, oksitocin, sallep mata air klorin 0,5%, air DTT,
baju ibu, serta pelengkapan untuk bayi.
Evaluasi : alat-alat partus serta perlengkapan ibu dan bayi sudah
disiapkan
7. Mengobservasi keadaan ibu dan kemajuan bersalin dengan menggunakan
paatograf
Evaluasi : telah dilakukan obsevasi keadaan ibu dan janin baik

Pandeglang, 19 Mei 2022

Pengkaji,

(Wasliah)
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA II)

Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2022


Waktu Pengkajian : 16.00 Wib
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cadasari

S : ibu mengatakan nyeri nya semakin sering dan semakin kuat


ibu mengatakan ingin meneran seperti ingin BAB

O : Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Pernapasan: 22 x/menit, Nadi: 84 x/menit,
Suhu: 36,7 0C, Djj: 145 x/menit, (regular/ irregular)

Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) :


Portio tidak teraba, Pembukaan serviks 10 cm, Ketuban (-) Jernih pecah
pukul 15.30, Presentasi fetus kepala, Penurunan bagian terendah hodge
IV, Tidak ada molase, Terdapat tanda gejala kala II dorongan meneran ,
tekanan anus, perineum menonjol, vulva membuka.
Volume urine : kosong
Hasil pemeriksaan lainnya :
Tidak ada

A : Ny. L usia 27 tahun G2P1A0 hamil 38 minggu 5 hari inpartu kala II


janin tunggal hidup intra uterin persenasi kepala

P : 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa


bayi sudah mau keluar
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan dan ibu
merasa senang.
2. Menghadirkan pendaping persalinan sesuai dengan keinginan ibu, ibu
ingin didampingi suami
evaluasi : Suami pasien bersedia mendampingi pasien dalam proses
persalinan
3. Mendekatkan alat persalinan, heating set, dan obat-obatan agar mudah
dijangkau.
Evaluasi : alat persalinan dan obat-obatan sudah di dekatkan.
4. Membimbing ibu dalam tekhnik meneran dengan baik dan benar
apabila perut berkontraksi ibu menarik nafas panjang dengan
merangkul lipatan kaki hingga ke dada, kepala diangkat, mata melihat
keatas keperut, tidak bersuara lalu gigi bertemu gigi.
Evaluasi: ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan dan ibu sudah
melakukan nya
5. Mengajurkan ibu untuk minum disela-sela kontraksi
Evaluasi: ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan dan ibu sudah
minum
6. Melakukan pertolongan sesuai langkah APN
Menurut depkes RI ( 2008) asuhan persalinan normal (58 langkah)
adalah sebagai berikut:
1. Mengamati tanda dan gejala kala II
a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum
dan atau vaginanya.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva, vagina dan spingter anal membuka
2. Menyiapkan pertongan persalianan
a) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat – obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia → tempat
dan datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering,
lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
 Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta
ganjal bahu bayi.
 Menyiapkan antitoksin 10 unit dan alat suntik steril sekali
pakai di dalam partus set.
b) Memakai celemek plastic
c) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai,
cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih
dan kering
d) Memakai sarung tangan DTT pada tahun yang akan di
gunakan untuk periksa dalam.
e) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril, pastikan
tidak terjadi kontaminasi pada alt suntik).
3. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
a) Membesihkan vulva dan perineum, dengan hati – hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa
yang di basahi air DTT.
 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi
tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan
kebelakang.
 Bung kapas atau kasa pembersih ( terkontaminasi ) dalam
wada yang tersedia.
 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi ( dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin, 0,5 % →
langkah #9 ).
b) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap. Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan
sudah lengkap maka lakukan amniotomi.
c) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara menyelupkan
tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5 % kemudian lepaskan dan rendam dalam
keadaan terbalik dalam larutan 0,5 % selama 10 menit. Cuci
kedua tangan setelah sarung tangan di lepaskan.
d) Memeriksa DJJ setelah kontraksi atau saat relaksasi uterus
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 120 – 160
x/menit ).
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
 Mendokumentasikan hasil hasil pemeriksaan dalam, DJJ
dan semua hasil – hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
partograf
4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan
meneran.
a) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap an keadaan
janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman
dan sesuai dengan keinginannya.
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti
pedoman penatalaksanaan fase aktif) da dokumentasika
semua temuan yang ada.
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana pern
mereka untuk mendukung dan member semanat pada ibu
untuk meneran secara benar

b) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila


ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, dan ibu
ke posisi setengah duduk atau posisisi lain yang di inginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman).
c) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran :
 Membimbing ibu agar dapat meneran seara benar dan
efektif.
 Mendukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesui
pilihannya ( kecuali posisi berbaring, terlentang dalam
waktu yang lama ).
 Menganjurkan ibu untuk istirahat di antara kontraksi.
 Menganjurkan keluarga member dukunga dan semangat
untuk ibu
 Memberikan cukup asupan cairan peroral ( minum).
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah 120 menit (2 j2m) menean (primigravida) atau 60
menit ( 1 jam) meneran (multigravida).
d) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau me gambil
possisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
5. Menyiapkan pertongan kelahiran bayi
a) Meletakkan handuk bersih ( untuk meneringkan bayi ) di perut
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-
6 cm.
b) Meletakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu.
c) Membuka tutup parus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
d) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
e) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perinem dengan 1 tanagan yang di lapisi
dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahahn
kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepal. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau
bernafas cepat dan dangkal.
f) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesui jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi.
 Jika tali pusat meliliti leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
 Jika tali pusat meliliti leher secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong di antara 2 klem tersebut.
g) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
h) Melahirkan bahu Setelah kepalka melakukan putaran paksi luar,
pegang secara bipareintal. Anjurkan ibu untuk meneran saat
berkontraksi. Dengan lenbut gerakan kepala ke arah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
i) Melahirkan badan dan tungkai
 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kea rah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang
kedua mata kaki (masukan telunjuk antara kaki dan pegang
masing – masing mata kaki dengan ibu jari dan jari – jari
lainnya).
6. Penanganan bayi baru lahir
a) Melakukan penilaian ( sepintas ) :
 Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa
kesulitan ?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
b) Mengeringkan tubuh bayi Mengeringkan bayi mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau
kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
c) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (janin tunggal).
d) Member ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
e) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosi 10
unit im (intra muskuler) di 1/3 paha atas bagian distal laterl
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
f) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira – kaira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke
arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal
dari klem pertama.
g) Memotong dan mengikat tali pusat
 Dengan 1 tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat
di antara 2 klem tersebut.
 Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada
satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut
dan mengikatnya denan simoul kunci pada sisi lainnya.
 Melepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah di
sediakan.
h) Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi
sehinng bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan kepala
bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari putting payudara ibu.
i) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi.
Evaluasi: telah dilakukan pertolongan persalinan sesuai dengan APN
dan Bayi lahir spontan pervaginam pukul 16.15 Wib. bayi menangis
kuat, tonus otot baik warna kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan.
7. Melakukan pemeriksaan adanya janin ke dua
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan dan tidak ada janin ke dua
Pandeglang, 19 Mei 2022

Pengkaji,

(Wasliah)
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA III)

Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2022


Waktu Pengkajian : 16.20 Wib
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cadasari

S : Ny. L mengatakan merasa mulas dan sedikit lemas


O : TFU : Sepusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih : Kosong
Hasil pemeriksaan lainnya :

 Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta


 perut berbentuk globular
 semburan darah tiba-tiba
 tali pusat memanjang

A : Ny. L usia 27 tahun P2A0 inpartu kala III

P :1 Memberutahu pasien akan disuntikan oksytosin


Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan bidan dan ibu
bersedia
2. Menyuntikan oxytocin 10 IU secara intramuskuler pada sepertiga luar
paha kanan ibu
Evaluasi : sudah dilakukan penyunikan oxytocin
3. Melihat adanya tanda-tanda plasenta lahir yaitu adanya semburan
darah tiba-tiba, talipusat memanjang.
Evaluasi : adanya tanda pengeluaran plasenta
4. Melakukan menejemen aktif kala III dengan metode dorso kranial
secara perlahan-lahan.
Evaluasi : telah dilakukan menejemen aktif kala III plasenta lahir
pukul 16.20 Wib.
5. Melakukan pengecekan kelengkapan plasenta.
Evaluasi : telah dilakukan pengecekan plsasenta dengan Insersi tali
pusat centralis. TP 2 cm, BP 500 gr , DP 20 cm, selaput utuh, jumlah
kotiledon 15
6. melakukan dan mengajarkan ibu untuk melakukan massase uterus
selama 15 detik dengan diputar searah jarum jam sampai uterus
globuler.
evaluasi : ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukan massase unterus.
7. melakukan pengecekan laserasi jalan lahir
Evaluasi : telah dilakukan pengecekan laserasi jalan lahir grade II
pada mukosa Vagina
Pandeglang, 19 Mei 2022

Pengkaji,

(Wasliah
CATATAN PERKEMBANGAN (KALA IV)

Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2022


Waktu Pengkajian : 16.25 Wib
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cadasari

S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan ibu merasana senang
atas
kelahiran anaknya

O : Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Pernapasan: 21 x/menit, Nadi: 82
x/menit, Suhu: 36,7 0C, TFU: 3 jari dibawah pusat, Kontraksi uterus:
baik, Kandung kemih : kosong
Hasil pemeriksaan lainnya :
Pengeluaran darah : + 100 cc

A : Ny. L 27 tahun P2A0 kala IV


P : 1. melakukan penjahitan laserasi grade II pada mukosa Vagina
Evaluasi : telah dilakukan penjahitan dengan tekhnik jelujur
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan semua dalam batas normal Tekanan
Darah: 120/80 mmHg, Pernapasan: 21 x/menit, Nadi: 82 x/menit, Suhu:
36,7 0C perdarahan normal.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui keadaan nya dan ibu merasa lega
setelah melahirkan
3. Membersihkan ibu menggunakan air DTT dan memakaikan pakaian
untuk ibu
Evaluasi : ibu sudah dibersikan serta sudah digantikan pakaian
4. Membersihkan dan merendam alat bekas pakai dilarutan klorin 0,5%
Evaluasi : alat sudah direndam
5. Membantu ibu ntuk memberikan posisi yang nyaman
Evalasi : ibu mengatakan posisinya sudah nyaman
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
Evaluasi: ibu sudah makan dan minum
7. Menganjurkan ibu untuk minum obat antibiotik, asmet, dan tablet Vit A
Evalasi : ibu sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan dan segera
meminum obat yang diberikan
8. beritahu ibu untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa
memberikan apapun.
Evaluasi : ibu mngerti apa yang dijelaskan bidan dan akan memberi
ASI ekslusif selama 6 buan.
9. Menganjurkan ibu untuk istirahat
Evalasi : ibu sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan dan segera
istirahat
10. Melakukan pemantauan selama 2 jam post partum pada 1 jam perama
15 menit sekalii dan 1 jam ke 2 setiap 30 menit sekali menggunakan
patograf.
Evalasi : telah dilakukan observasi menggunakan patograf
Pandeglang, 19 Mei 2022

Pengkaji,

(Wasliah
LAMPIRAN
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS (BAYI BARU LAHIR)

Pada tanggal : 19 Mei 2022 Pukul : 16: 15 Wib

C. DATA SUBYEKTIK
BIODATA
Nama bayi : By Ny. L
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 19 Mei 2022
Nama ibu : Ny. L
Umur : 27 Tahun
Nama ayah : Tn.U
Umur : 29 Tahun
Alamat : Cadasari

SUBJEKTIF
a. Riwayat persalinan yang lalu
N Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
o Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi keluhan
ekslusif
Tidak
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan Tidak ada 2700 49 p Ya
ada
Tidak
2. 2022 Klinik 38>5 hari Spontan Bidan Tidak ada 2900 48 p Ya
ada

b. Riwayat persalinan sekarang


1. Status Gravida : P2A0
Pemeriksaan antenatal : 13 kali
Komplikasi antenatal : Tidak ada
Obat-obat yang di terima selama kehamilan : Tablet FE
dan Kalk
c. Riwayat Persalinan
Keadaan umum ibu :
Baik
Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg N: 82 x/menit
RR : 22 x/menit S: 36,40C
Jenis persalinan : Spontan
Penolong persalinan : Bidan
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Lama persalinan : 5 jam 50 menit
Ketuban pecah selama : 30
menit
Warna air ketuban :
Jernih
Pengobatan selama persalinan : Vitamin, antibiotik, asmet
Kondisi plasenta
Berat : 500 gr Diameter
: 20 cm
Panjang tali pusat : 50 cm Insertio tali pusat :
Centralis
Kelainan : tidak ada
d. Keadaan Bayi
Kelahiran : Normal
Pemeriksaan penilaian bayi baru lahir :
 Menangis : Spontan Kuat
 Warna kulit : Kemerahan
 Tonus Otot : Gerak aktif
Tindakan resusitasi jika ada :
 Berat badan .............................................................. kg
 Peniupan dan penghisapan.................................... menit
 Pemberian oksigen dengan tekanan...................... menit
 Pernafasan mulut ke mulut................................... menit
 Waktu sampai bernafas teratur............................. menit
 Waktu sampai menangis....................................... menit

OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan Umum
 Berat badan : 2900 gr
 Panjang badan : 48 cm
 Suhu : 36.6 oC
 Lingkar kepala : 34 cm
 Lingkar dada : 33 cm
 Lingkar perut : 30 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
 Kepala :
Bentuk : (+) Bulat ( ) Kaput ( ) Cepal
Hematon
Ubun-ubun : Besar : datar, lunak, berbentuk berlian, 2.1
cm belum menutup
Kecil : berbentuk segitiga, 0,6 cm belum
menutup
Sutura : teraba dan tidak menyatu
Molase : tiak ada
 Mata : Posisi bola mata
(-) Kotoran
(-) Perdarahan
Konjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Tidak ikterik
 Telinga : Posisi daun telinga
(+) Lubang telinga
(-) Kotoran
Kelainan : Tidak ada
 Mulut : (+) Simetris
(+) Palatum mole
(+) Palatum hidung Kelainan : Tidak ada
 Hidung : (+) Lubang hidung
(-) Pengeluaran secret Pergerakan dada
(-) Pernafasan cuping hidung : (Normal) / positif
 Leher : (+) Pergerakan leher Denyut
jantung
 Dada : (-) Asimetris
(-) Retraksi :
142
x/menit, teratur/tidak teratur Bunyi nafas : Normal
Pernafasan : 47 x/menit
 Perut : (-) Penonjolan sekitar tali pusatpada
saat menangis
(-) Pendarahan tali pusat
(-) Benjolan/tumor Kelainan : Tidak ada

 Punggung : Keadaan tulang punggung : Simetris/Asimetris


Kelainan tulang punggung : Tidak ada
 Ekstremitas : Posisi tangan : Normal
Posisi kaki : Normal
Jari tangan : Normal kelainan : Tidak ada
Jari kaki : Normal kelainan : Tidak ada
Pergerakan : aktif/tidak aktif
Rotasi paha : Normal
 Kulit : Warna : Merah
(-) Vernik caseosa
(+) Lanugo
(+) Tugor kaki

 Genitalia : Laki-laki
(-) Testis berada di scrotum
(-) Penis
berlobang
Perempuan
(+) Vagina berlubang
(+) Labia mayora
(+) Labia minora
Anus : Berlubang (+)
Mekoneum (+)
Kelainan pada genitalia : Tidak ada
 Status Neurologi
Reflek : (+) Tendon
(+) Moro
(+) Rooting
(+) Menghisap
(+) Menggenggam
(+) Menagis
(+) Babinski
 Eliminasi
BAB pertama : Saat setelah lahir jam : 16.25
BAK pertama :- jam : -
ANALISA DATA:
By. Ny L usia 0 jam Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan.

PENATALAKSANAAN :
1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan bayinya dalam keadaan baik.
Evaluasi : pasien sudah mengerti tentang keadaan bayi nya dan merasa
senang atas kelahiran bayinya.
2. Mengukur antopometri pada bayi, Berat badan :2900 gr, Panjang badan: 48
cm, Suhu: 36.6 oC, Lingkar kepala: 34 cm, Lingkar dada: 33 cm, Lingkar
perut: 30 cm
Evaluasi : Sudah dilakukan pengukuran antopometri pada bayi semua dalam
batas normal
3. Memakaikan bayi pakaian, popok, topi serta membedong bayi Agar bayi
tetap hangat
Evaluasi : Bayi telah dipakaikan pakaian, popok, topi serta bedong
4. Memberikan salep mata tetrasiklin 1% dan vit k (NeoK) dengan dosis 0,5
ml/0,5 cc secara intra muscular antero lateral di paha kiri dan menjelaskan
manfaat Vit K (NcoK) pada ibu serta keluarga yaitu guna mencegah
perdarahan ringan maupun berat pada bayipada kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI) ataupun perdarahan intrakranial.
Evaluasi : Bayi telah di beri salep mata dan injeksi vit. k
5. Melakukan konseling pada ibu tentang Menjaga kehangatan bayi dengan
menata ruangan yang hangat untuk mencegah hipotermi pada bayi,
Evaluasi : ibu menegrti dan akan menjauhkan anak dari kipas angin dan
menyelimutinya dengan baik
6. Mengingatkan ibu tentang ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan
makan dan minum tambahan seperti air putih dan madu.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya
7. Mengajarkan ibu cara memberikan ASI yang benar, yaitu dengan cara
meletakkan bayi di tangan ibu posisi kepala di sikut ibu, posisi perut bayi
menempel dengan perut ibu dengan sesering mungkin.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mencobanya.
8. memberitahu ibu cara merawat tali pusat, usahakan tali pusat selalu kering
tanpa di beri apapun hanya cukup di bungkus menggunakan kasa steril dan
menggantinya pada pagi dan sore hari
evaluasi : ibu mngerti dan akan melakukan nya
9. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tanda bahaya bayi baru lahir
yaitu bayi tidak mau menetek, suhu tubuh bayi tinggi sampai menggigil tali
pusat berdarah dan belum BAB 24 jam terakhir . Jika terdapat salah satu
tanda tersebut maka ibu diharapkan melapor petugas kesehatan.
Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir dan bersedia
untuk melapor petugas kesehatan bila mendapati salah satu tanda tersebut
terhadap bayi nya .
10. Beri bayi imunisasi Hepatitis B-0 di paha kanan secara IM pada
Untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit
hepatitis B
Evaluasi: Bayi sudah di injeksi imunisasi Hb-0 di satu jam kedua

Pandeglang, 19 Mei 2022

Pengkaji,

(Wasliah)
IDENTIIAS BAYI
CAP KAKI KIRI CAP KAKI KANAN

IDENTITAS IBU
CAP JEMPOL KIRI IBU CAP JEMPOL KANAN IBU
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS KUNJUNGAN KE II

Pada tanggal : : 23 Mei 2022 Pukul : 10:00 Wib

BIODATA
Nama bayi : By Ny. L
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 23 Mei 2022
Nama ibu : Ny. L
Umur : 27 Tahun
Nama ayah : Tn.U
Umur : 29 Tahun
Alamat : Cadasari

SUBJEKTIF
a. Riwayat persalinan yang lalu
No Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi keluhan
ekslusif
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan Tidak ada 700 49 p Ya Tidak ada
2. 2022 Klinik 38>5 hari Spontan Bidan Tidak ada 2900 48 p Ya Tidak ada

b. Riwayat persalinan sekarang


1. Status Gravida : P2A0
Pemeriksaan antenatal : 13 kali
Komplikasi antenatal : Tidak ada
Obat-obat yang di terima selama kehamilan : Tablet FE
dan Kalk
c. Riwayat Persalinan
Keadaan umum ibu :
Baik
Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg N: 82 x/menit
RR : 24 x/menit S: 36,60C
Jenis persalinan
: Spontan
Penolong persalinan : Bidan
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Lama persalinan : 5 jam 50 menit
Ketuban pecah selama : 30 menit
Warna air ketuban : Jernih
Pengobatan selama persalinan : Vitamin, antibiotik, asmet
Kondisi plasenta
Berat : 500 gr Diameter
: 20 cm
Panjang tali pusat : 50 cm Insertio tali
pusat : Centralis
Kelainan : tidak ada
d. Keadaan Bayi
Kelahiran : Normal
Pemeriksaan penilaian bayi baru lahir :
 Menangis : Spontan Kuat
 Warna kulit : Kemerahan
 Tonus Otot : Gerak aktif
Tindakan resusitasi jika ada :
 Berat badan .............................................................. kg
 Peniupan dan penghisapan.................................... menit
 Pemberian oksigen dengan tekanan...................... menit
 Pernafasan mulut ke mulut................................... menit
 Waktu sampai bernafas teratur............................. menit
 Waktu sampai menangis....................................... menit

OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan Umum
a. Berat badan : 2900 gr
b. Panjang badan : 48 cm
c. Suhu : 36.5 oC
d. Lingkar kepala : 34 cm
e. Lingkar dada : 33 cm
f. Lingkar perut : 30 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala :
Bentuk : (+) Bulat (-) Kaput (-) Cepal Hematon
Ubun-ubun : Besar : datar, lunak, berbentuk berlian, 2.1
cm belum menutup
Kecil : berbentuk segitiga, 0,6 cm belum
menutup
Sutura : teraba dan tidak menyatu
Molase : tiak ada
Mata : Posisi bola mata
(-) Kotoran
(-) Perdarahan
Konjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Tidak ikterik
b. Telinga : Posisi daun telinga
(+) Lubang telinga
(-) Kotoran
Kelainan : Tidak ada
c. Mulut : (+) Simetris
(+) Palatum mole
(+) Palatum hidung
Kelainan : Tidak ada
 Hidung : (+) Lubang hidung
(-) Pengeluaran secret Pergerakan dada
(-) Pernafasan cuping hidung : (Normal) / positif
 Leher : (+) Pergerakan leher Denyut
jantung
 Dada : (-) Asimetris
(-) Retraksi :
140
x/menit, teratur/tidak teratur Bunyi nafas : Normal
Pernafasan : 49 x/menit
d. Perut : (-) Penonjolan sekitar tali pusatpada saat
menangis
(-) Pendarahan tali pusat
(-) Benjolan/tumor
Tali pusat Belum lepas ( sudah kering ), tidak
berbau, tidak ada kemerahan
Kelainan : Tidak ada
e. Punggung : Keadaan tulang punggung : Simetris/Asimetris
Kelainan tulang punggung : Tidak ada
 Ekstremitas : Posisi tangan : Normal
Posisi kaki : Normal
Jari tangan : Normal kelainan : Tidak ada
Jari kaki : Normal kelainan : Tidak ada
Pergerakan : aktif/tidak aktif
Rotasi paha : Normal
 Kulit : Warna : Merah
(-) Vernik caseosa
(+) Lanugo
(+) Tugor kaki
f. Genitalia : Laki-laki
(-) Testis berada di scrotum
(-) Penis berlobang
Perempuan
(+) Vagina berlubang
(+) Labia mayora
(+) Labia minora
Anus : Berlubang (+)
Mekoneum (+)
Kelainan pada genitalia : Tidak ada
g. Status Neurologi
Reflek : (+) Tendon
(+) Moro
(+) Rooting
(+) Menghisap
(+) Menggenggam
(+) Menagis
(+) Babinski
h. Eliminasi
BAB : 3-5 kali dalam sehari
BAK : 4-6 kali dalam sehari

ANALISA DATA:
By. Ny L usia 4 hari Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
PENATALAKSANAAN :
1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan bayinya dalam keadaan sehat. Suhu: 36.5 0c, Pernafasan: 49 x/menit,
DJB:140 x/menit, tali pusat dalam keadaan baik
Evaluasi : pasien sudah mengerti tentang keadaan bayi nya dan merasa
senang keadaan bayi nya sehat.
2. memberitahu ibu kembali cara merawat tali pusat, usahakan tali pusat selalu
kering tanpa di beri apapun hanya cukup di bungkus menggunakan kasa steril
dan menggantinya pada pagi dan sore hari.
evaluasi : ibu mngerti dan akan melakukannya
3. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru Iahir yaitu bayi tidak
mau menyusui, demam tinggi, kembung. kejang, merintih, dan hipotermi.
Jika ada tanda tersebut ibu dianjurkan untuk segera membawa bayinya ke
tenaga kesehatan.
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan
4. Memberitahu ibu kembali untuk lebih sering lagi menyusui bayinya setiap 2
jam sekali dan tetap diberikan ASI walaupun bayi sedang tertidur.
Meyakinkan ibu memberikan ASI saja pada bayinya sampai usia 6 bulan
tanpa diberikan makanan tambahan apapun dan menyusui bayinya sampai
usia 2 tahun.
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan tidak
memberikan makanan apapun selain ASI selama 6 bulan.
5. Mengingatkan ibu untuk segera mengganti popok dengan yang bersih dan
kering jika bayi BAB dan BAK untuk mencegah terjadinya iritasi pada daerah
sekitar anogenital.
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan.
6. Menganjurkan ibu kembali untuk menjemur bayinya setiap pagi selama & 15-
30 menit, bayi telanjang dengan posisi terlentang dan tengkurap kepala bayi
membelakangi matahari untuk mendapatkan sumber vitamin D
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan akan menjemur
bayinya setiap pagi
7. memberitahu ibu untuk membawa bayi ketenaga kesehatan jika ada keluhan
Evaluasi : ibu mngerti dan akan melakukannya.

Pandeglang, 23 Mei 2022

Pengkaji,

Wasliah
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS KUNJUNGAN KE III

Pada tanggal : 31 Mei 2022 Pukul : 15:00 Wib

BIODATA
Nama bayi : By Ny. L
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 31 Mei 2022
Nama ibu : Ny. L
Umur : 27 Tahun
Nama ayah : Tn.U
Umur : 29 Tahun
Alamat : Cadasari

SUBJEKTIF
a. Riwayat persalinan yang lalu
N Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
o Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi keluhan
ekslusif
Tidak
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan Tidak ada 2700 49 p Ya
ada
Tidak
2. 2022 Klinik 38>5 hari Spontan Bidan Tidak ada 2900 48 p Ya
ada

b. Riwayat persalinan sekarang


1. Status Gravida : P2A0
Pemeriksaan antenatal : 13 kali
Komplikasi antenatal : Tidak ada
Obat-obat yang di terima selama kehamilan : Tablet FE
dan Kalk
c. Riwayat Persalinan
Keadaan umum ibu :
Baik
Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg N: 80 x/menit
RR : 22 x/menit S: 36,40C
Jenis persalinan
: Spontan
Penolong persalinan : Bidan
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Lama persalinan : 5 jam 50 menit
Ketuban pecah selama : 30 menit
Warna air ketuban : Jernih
Pengobatan selama persalinan : Vitamin, antibiotik, asmet
Kondisi plasenta
Berat : 500 gr Diameter
: 20 cm
Panjang tali pusat : 50 cm Insertio tali
pusat : Centralis
Kelainan : tidak ada
d. Keadaan Bayi
Kelahiran : Normal
Pemeriksaan penilaian bayi baru lahir :
 Menangis : Spontan Kuat
 Warna kulit : Kemerahan
 Tonus Otot : Gerak aktif
Tindakan resusitasi jika ada :
 Berat badan .............................................................. kg
 Peniupan dan penghisapan.................................... menit
 Pemberian oksigen dengan tekanan...................... menit
 Pernafasan mulut ke mulut................................... menit
 Waktu sampai bernafas teratur............................. menit
 Waktu sampai menangis....................................... menit

OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan Umum
 Berat badan : 3000 gr
 Panjang badan : 48 cm
 Suhu : 36.6 oC
 Lingkar kepala : 34 cm
 Lingkar dada : 33 cm
 Lingkar perut : 30 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
 Kepala :
Bentuk : (+) Bulat (-) Kaput (-) Cepal Hematon
Ubun-ubun : Besar : 2.1 cm belum menutup
Kecil : 0,6 cm belum menutup
Sutura : belum menyatu
Molase : tiak ada
Mata : Posisi bola mata
(-) Kotoran
(-) Perdarahan
Konjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Tidak ikterik
 Telinga : Posisi daun telinga
(+) Lubang telinga
(-) Kotoran
Kelainan : Tidak ada
 Mulut : (+) Simetris
(+) Palatum mole
(+) Palatum hidung
Kelainan : Tidak ada
 Hidung : (+) Lubang hidung
(-) Pengeluaran secret Pergerakan dada
(-) Pernafasan cuping hidung : (Normal) / positif
 Leher : (+) Pergerakan leher Denyut
jantung
 Dada : (-) Asimetris
(-) Retraksi :
142
x/menit, teratur/tidak teratur Bunyi nafas : Normal
Pernafasan : 48 x/menit
 Perut : (-) Penonjolan sekitar tali pusatpada saat menangis
(-) Pendarahan tali pusat
(-) Benjolan/tumor
Tali pusat Sudah lepas, tidak berbau, tidak ada kemerahan
Kelainan : Tidak ada
 Punggung : Keadaan tulang punggung : Simetris/Asimetris
Kelainan tulang punggung : Tidak ada
 Ekstremitas : Posisi tangan : Normal
Posisi kaki : Normal
Jari tangan : Normal kelainan : Tidak ada
Jari kaki : Normal kelainan : Tidak ada
Pergerakan : aktif/tidak aktif
 Kulit Rotasi paha : Normal
: Warna : Merah
(-) Vernik caseosa
(+) Lanugo
(+) Tugor kaki
 Genitalia : Laki-laki
(-) Testis berada di scrotum
(-) Penis berlobang
Perempuan
(+) Vagina berlubang
(+) Labia mayora
(+) Labia minora
Anus : Berlubang (+)
Mekoneum (+)
Kelainan pada genitalia : Tidak ada
 Status Neurologi
Reflek : (+) Tendon
(+) Moro
(+) Rooting
(+) Menghisap
(+) Menggenggam
(+) Menagis
(+) Babinski
 Eliminasi
BAB : 3-5 kali dalam sehari
BAK : 4-6 kali dalam sehari

ANALISA DATA:
By. Ny L usia 10 hari Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
PENATALAKSANAAN :
1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan bayinya dalam keadaan sehat. Suhu: 36.6 0c, Pernafasan: 48 x/menit,
DJB:142 x/menit
Evaluasi : pasien sudah mengerti tentang keadaan bayi nya dan merasa
senang keadaan bayi nya sehat.
2. Memberitahu ibu kembali untuk lebih sering lagi menyusui bayinya setiap 2
jam sekali dan tetap diberikan ASI walaupun bayi sedang tertidur.
Meyakinkan ibu memberikan ASI saja pada bayinya sampai usia 6 bulan
tanpa diberikan makanan tambahan apapun dan menyusui bayinya sampai
usia 2 tahun.
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan tidak
memberikan makanan apapun selain ASI selama 6 bulan.
3. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan tubuh bayi
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan bersedia untuk
selalu menjaga kehangatan tubuh bayinya.
4. Menganjurkan ibu kembali untuk menjemur bayinya setiap pagi selama 15-30
menit
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan akan menjemur
bayinya setiap pagi
5. Memberitahukan kepada ibu kembali untuk selalu menjaga kebersihan pada
bayi nya, dan segera mengganti pakaian serta popok bayi jika bayi BAB/BAK
untuk menjaga kenyaman dan kehangatan bayi serta mencegah iritasi kulit.
6. Menjelaskan kembali kepada ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru Iahir
yaitu bayi tidak mau menyusui, demam tinggi, kembung. kejang, merintih,
dan hipotermi. Jika ada tanda tersebut ibu dianjurkan untuk segera membawa
bayinya ke tenaga kesehatan.
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan
7. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan imunisasi BCG saat bayi
berusia 1 bulan tujuan nya Untuk mencegah penyakit tuberculosis
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan bidan dan akan
melakukannya
8. memberitahu ibu untuk membawa bayi ketenaga kesehatan jika ada keluhan
Evaluasi : ibu mngerti dan akan melakukan nya

Pandeglang, 31 Mei 2022


Pengkaji,

(Wasliah)
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS
KUNJUNGAN KE 1

No. Registrasi : 001


Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2022
Waktu Pengkajian : 21.00 Wib
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cadasari
Pengkaji : Wasliah

A. DATA SUBYEKTIF
BIODATA

Nama : Ny. L Nama Suami : Tn. U


Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun
Suku/kebangsaan : Jawa/indonesia Suku/kebangsaan : Jawa/indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat rumah : Cadasari Alamat rumah : Cadasari
Telp : 085839247998 Telp :

1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan perutnya masih terasa nyeri

2. Riwayat Persalinan
a. Tempat melahirkan : Puskesmas Cadasari
b. Ditolong oleh : Bidan
c. Jenis persalinan : Spontan
d. Lama persalinan
- Dipimpin Meneran : 16.00 Wib
- Kala I : 3 jam 30 menit
- Kala II : 15 menit
- Kala III : 5 menit
e. Ketuban pecah pukul : 15.30 Wib
f. Amniotomi : Ya / Tidak
g. Banyak air ketuban : ±1000 cc
h. Komplikasi dalam persalinan : Ada / tidak, Jelaskan jika ada …………..
i. Plasenta
- Lahir spontan : Ya/ Tidak
- Dilahirkan dengan indikasi : Ya / Tidak, Jelaskan jika ada ……………
- Lengkap, ukuran : 20 cm
- Berat : 500 gr
- Panjang tali pusat : 50 cm
- Kelainan : Tidak ada
- Sisa plasenta : ada / tidak
j. Perineum
- Utuh : Ya / tidak
- Robekan : Ya /tidak, jika Ya tingkat : 2
- Episiotomi : Ya / tidak
- Anastesi : Ya / tidak
- Jahitan dengan : Tehnik Jelujur
k. Perdarahan
- Kala I : 30 ml
- Kala II : 50 ml
- Kala III : 100 ml
- Kala IV : 60 ml
l. Tindakan lain : Tidak ada
m. B ayi
- Lahir pukul : 16.15 Wib
- BB : 2900 gr
- PB : 48 cm
- Nilai Apgar : 9/10
- Cacat bawaan : Ya / tidak
- Masa gestasi : 38 mg
n. Komplikasi
- Kala I : Tidak ada
- Kala II : Tidak ada
o. Air ketuban banyaknya : 1000 cc Warna : Jernih
Pola Nutrisi
- Makan : 3x sehari dengan Nasi, sayur, dan lauk pauk
- Minum : 4-7 gelas dalam sehari
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Keadaan emosional : Stabil
c. Tanda – tanda vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 82 x/i
- Suhu tubuh : 22 oC
- Pernapasan : 36,4 x/i
2. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara
- Pengeluaran : Tidak ada
- Puting susu : Menonjol
- Benjolan : Tidak ada
- Konsistensi : Lembut
b. Uterus
- TFU : 3 jari dibawah pusat
- Konsistensi uterus : Keras
- Kontraksi uterus : Baik
- Posisi uterus : Normal
c. Pengeluaran lochea
- Warna : Merah kehitaman
- Bau : anyir
- Jumlah : 15 Cc
- Konsistensi : Cair
d. Perineum : Laserasi derajat 2
e. Kandung kemih : Kosong
f. Ekstremitas
- Oedema : Tidak
- Kemerahan : Tidak
- Tanda Homan : Tidak
3. Pemeriksaan Penunjang
- HB : Tidak dilakukan
- Protein urin : Tidak dilakukan
- Glukosa urin : Tidak dilakukan
- Golongan darah : Tidak dilakukan

C. ANALISIS DATA
Ny.L usia 27 tahun P2A0 6 jam post partum
D. PENATALAKSANAAN :
1. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan baik TTV normal TD: 120/80 mmHg, n: 82
x/m, R 22 x/m, S. 36.4 o C. pengeluaran darah nifas normal TFU: 3 jari dibawah
pusat.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui keadaan nya dan ibu merasa lega setelah
melahirkan
2. menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mulas yang dirasakan ibu adalah hal yang
normal karena rasa mulas itu adalah proses dimana uterus berproses kembali ke
bentuk semula.
Evauasi : Ibu mengerti aa yang dijelaskan oleh bidan
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi ibu dengan nasi lauk pauk serta buah
karena tenaga ibu telah terpakai saat proses persalinan dan agar robekan yang ibu
alami menjadi cepat kering
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya selama 6
bulan tanpa memberikan makanan tambahan lainnya dan menganjurkan ibu agar
menyusui bayinya sesering mungkin minimal 10 kali dalam waktu 24 jam dan
menyusui tidak dibatasi sesuai kebutuhan bayi, agar bayi mendapatkan kolostrum
yang banyak mengandung antibody, selain itu hisapan bayi juga dapat membantu
mempercepat pengembalian uterus seperti semula karena dipengaruhi oleh
hormone oksitosin.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan melakukannya
5. Menganjurkan ibu untuk terus menjaga kebersihan diri dan harus memberanikan
diri untuk memegang luka jahitan agar sisa kotoran tidak ada yang tertinggal pada
luka sehingga tidak dapat menyebabkan infeksi.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan mencobanya
6. Memberitahu ibu tentang Tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu:
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba (melebihi haid
biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut dalam
waktu setengah jam)
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang menyengat
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau terdapat
masalah/gangguan penglihatan
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan demam, muntah, rasa sakit sewaktu
buang air seni, atau merasa tidak enak badan
f. Payudara yang berwarna kemerahan, panas, dan/atau sakit
g. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan
h. Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan/atau pembengkakan pada kaki
i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri-sendiri atau mengurus
bayi
j. Merasa sangat letih atau bernapas terengah-engah.
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan
7. menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kontrol nifas 4 hari kemudian
Evaluasi : ibu mnegerti apa yang dijelakan oleh bidan dan akan melakukannya

Pandeglang, 19 Mei 2022


Pengkaji,

(Wasliah)
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS
KUNJUNGAN KE 2

No. Registrasi : 001


Tanggal Pengkajian : 23 Mei 2022
Waktu Pengkajian : 10.00 Wib
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cadasari
Pengkaji : Wasliah

A. DATA SUBYEKTIF
BIODATA

Nama : Ny. L Nama Suami : Tn. U


Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun
Suku/kebangsaan : Jawa/indonesia Suku/kebangsaan :
Jawa/indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat rumah : Cadasari Alamat rumah : Cadasari
Telp : 085839247998 Telp :

1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya, dan ibu


mengatakan sudah 3 hari setelah melahirkan sulit untuk BAB dan hari ini
tanggal 24 januari 2022 baru bisa BAB.

3. Riwayat Persalinan
a. Tempat melahirkan : Puskesmas Cadasari
b. Ditolong oleh : Bidan
c. Jenis persalinan : Spontan
d. Lama persalinan
- Dipimpin Meneran : 16.00 Wib
- Kala I : 3 jam 30 menit
- Kala II : 15 menit
- Kala III : 5 menit
e. Ketuban pecah pukul : 15.30 Wib
f. Amniotomi : Ya / Tidak
g. Banyak air ketuban : ±1000 cc
h. Komplikasi dalam persalinan : Ada / tidak, Jelaskan jika ada …………..

i. Plasenta
- Lahir spontan : Ya/ Tidak
- Dilahirkan dengan indikasi : Ya / Tidak, Jelaskan jika ada
……………
- Lengkap, ukuran : 20 cm
- Berat : 500 gr
-
- Panjang tali pusat : 50 cm
- Kelainan : Tidak ada
- Sisa plasenta : ada / tidak
j. Perineum
- Utuh : Ya / tidak
- Robekan : Ya /tidak, jika Ya tingkat : 2
- Episiotomi : Ya / tidak
- Anastesi : Ya / tidak
- Jahitan dengan : Tehnik Jelujur
k. Perdarahan
- Kala I : 30 ml
- Kala II : 50 ml
- Kala III : 100 ml
- Kala IV : 60 ml
l. Tindakan lain : Tidak ada
m. B ayi
- Lahir pukul : 16.15 Wib
- BB : 2900 gr
- PB : 48 cm
- Nilai Apgar : 9/10
- Cacat bawaan : Ya / tidak
- Masa gestasi : 38 mg
n. Komplikasi
- Kala I : Tidak ada
- Kala II : Tidak ada
o. Air ketuban banyaknya : 1000 cc Warna : Jernih
Pola Nutrisi
- Makan : 3x sehari dengan Nasi, sayur, dan lauk pauk
- Minum : 4-7 gelas dalam sehari
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Keadaan emosional : Stabil
c. Tanda – tanda vital :
- Tekanan darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 82 x/i
- Suhu tubuh : 24 oC
- Pernapasan : 36,6 x/i
2. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara
- Pengeluaran : ASI
- Puting susu : Menonjol
- Benjolan : Tidak ada
- Konsistensi : Lembut
b. Uterus

- TFU : 3 jari dibawah pusat


- Konsistensi uterus : Keras
- Kontraksi uterus : Baik
- Posisi uterus : Normal
c. Pengeluaran lochea
- Warna : berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir
- Bau : tidak ber bau
- Jumlah : 2 Cc
- Konsistensi : Cair
g. Perineum : Laserasi derajat 2
h. Kandung kemih : Kosong
i. Ekstremitas
- Oedema : Tidak
- Kemerahan : Tidak
- Tanda Homan : Tidak
3. Pemeriksaan Penunjang
- HB : Tidak dilakukan
- Protein urin : Tidak dilakukan
- Glukosa urin : Tidak dilakukan
- Golongan darah : Tidak dilakukan
C. ANALISIS DATA
Ny.L usia 27 tahun P2A0 4 hari post partum
D. PENATALAKSANAAN :
1. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan baik TTV normal TD: 110/80
mmHg, n: 82 x/m, R 24x/m, S 36.6 o C. pengeluaran darah nifas
normal TFU: pertengahan pusat sympisis.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui keadaan nya
2. Menganjurkan ibu kembali untuk memenuhi nutrisi ibu dengan
nasi lauk pauk serta buah supaya robekan menjadi cepat kering
serta dengan mengkonsumsi buah dapat melancarkan BAB seperti
yang ibu alami saat ini.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukannya
3. Menganjurkan ibu kembali untuk memberikan ASI Ekslusif kepada
bayinya selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan
lainnya dan menganjurkan ibu agar menyusui bayinya sesering
mungkin minimal 10 kali dalam waktu 24 jam dan menyusui tidak
dibatasi sesuai kebutuhan bayi, agar bayi mendapatkan kolostrum
yang banyak mengandung antibody, selain itu hisapan bayi juga
dapat membantu mempercepat pengembalian uterus seperti semula
karena dipengaruhi oleh hormone oksitosin.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukannya
4. Menganjurkan ibu kembali untuk terus menjaga kebersihan diri dan
harus memberanikan diri untuk memegang luka jahitan agar sisa
kotoran tidak ada yang tertinggal pada luka sehingga tidak dapat
menyebabkan infeksi.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
mencobanya
5. Memberitahu ibu kembai tentang Tanda-tanda bahaya masa nifas,
yaitu:
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba
(melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi
lebih dari 2 pembalut dalam waktu setengah jam)
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang menyengat
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau terdapat
masalah/gangguan penglihatan
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan demam, muntah, rasa
sakit sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak badan
f. Payudara yang berwarna kemerahan, panas, dan/atau sakit
g. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan
h. Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan/atau pembengkakan
pada kaki
i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri-sendiri
atau mengurus bayi
j. Merasa sangat letih atau bernapas terengah-engah.
Evaluasi : ibu sudah mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan
6. menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kontrol nifas yang
ke 3 di hari ke 8
Evaluasi : ibu mnegerti apa yang dijelakan oleh bidan dan akan
melakukannya.
Pandeglang, 23 Mei
2022
Pengkaji,

(Wasliah)
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS
KUNJUNGAN KE 3

No. Registrasi : 001


Tanggal Pengkajian : 31 Mei 2022
Waktu Pengkajian : 15.00 Wib
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cadasari
Pengkaji : Wasliah

A. DATA SUBYEKTIF
BIODATA

Nama : Ny. L Nama Suami : Tn. U


Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun
Suku/kebangsaan : Jawa/indonesia Suku/kebangsaan :
Jawa/indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat rumah : Cadasari Alamat rumah : Cadasari
Telp : 085839247998 Telp :

1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan


2. Riwayat Persalinan
a. Tempat melahirkan : Puskesmas Cadasari
b. Ditolong oleh : Bidan
c. Jenis persalinan : Spontan
d. Lama persalinan
 Dipimpin Meneran : 16.00 Wib
 Kala I : 3 jam 30 menit
 Kala II : 15 menit
 Kala III : 5 menit
e. Ketuban pecah pukul : 15.30 Wib
f. Amniotomi : Ya / Tidak
g. Banyak air ketuban : ±1000 cc
h. Komplikasi dalam persalinan : Ada / tidak, Jelaskan jika ada ……..
i. Plasenta
 Lahir spontan : Ya/ Tidak
 Dilahirkan dengan indikasi : Ya / Tidak, Jelaskan jika ada
……………
 Lengkap, ukuran : 20 cm
 Berat : 500 gr
 Panjang tali pusat : 50 cm
 Kelainan : Tidak ada
 Sisa plasenta : ada / tidak
j. Perineum
 Utuh : Ya / tidak
 Robekan : Ya /tidak, jika Ya tingkat : 2
 Episiotomi : Ya / tidak
 Anastesi : Ya / tidak
 Jahitan dengan : Tehnik Jelujur
k. Perdarahan
 Kala I : 30 ml
 Kala II : 50 ml
 Kala III : 100 ml
 Kala IV : 60 ml
l. Tindakan lain : Tidak ada
m. B ayi
 Lahir pukul : 16.15 Wib
 BB : 2900 gr
 PB : 48 cm
 Nilai Apgar : 9/10
 Cacat bawaan : Ya / tidak
 Masa gestasi : 38 mg
n. Komplikasi
- Kala I : Tidak ada
- Kala II : Tidak ada
o. Air ketuban banyaknya : 1000 cc Warna : Jernih
Pola Nutrisi
- Makan : 3x sehari dengan Nasi, sayur, lauk pauk dan buah
- Minum : 4-7 gelas dalam sehari
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Keadaan emosional : Stabil
c. Tanda – tanda vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 81 x/i
- Suhu tubuh : 22 oC
- Pernapasan : 36,7x/i
2. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara
- Pengeluaran : ASI
- Puting susu : Menonjol
- Benjolan : Tidak ada
- Konsistensi : Lembut
c. Uterus

- TFU : 3 jari dibawah pusat


-
Konsistensi uterus : Keras
-
Kontraksi uterus : Baik
-
Posisi uterus : Normal
c. Pengeluaran lochea
- Warna : berwarna kuning, cairan tidak berdarah
lagi
- Bau : tidak ber bau
- Jumlah : 0,2 cc
j. Perineum : Laserasi derajat 2
k. Kandung kemih : Kosong
l. Ekstremitas
- Oedema : Tidak
- Kemerahan : Tidak
- Tanda Homan : Tidak
3. Pemeriksaan Penunjang
- HB : Tidak dilakukan
- Protein urin : Tidak dilakukan
- Glukosa urin : Tidak dilakukan
- Golongan darah : Tidak dilakukan
E. ANALISIS DATA
Ny.L usia 27 tahun P2A0 10 hari post partum
F. PENATALAKSANAAN :
1. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan baik TTV normal TD: 120/80
mmHg, n: 81 x/m, R 22x/m,S 36.7 o C. pengeluaran darah nifas
ormal TFU: pertengahan pusat sympisis.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui keadaan nya
2. Mengingatkan pada ibu kembali untuk menjaga kebersihan diri
khususnya sesudah BAB dan BAK dengan cara membasuh vagina
dari arah depan kebelakang, lalu mengeringkan vagina dan
sersering mungkin mengganti pembalut. Ibu mengerti dan akan
menjaga kebersihan dirinya.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukannya
3. Menganjurkan ibu kembali untuk memberikan ASI Ekslusif kepada
bayinya selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan
lainnya dan menganjurkan ibu agar menyusui bayinya sesering
mungkin minimal 10 kali dalam waktu 24 jam dan menyusui tidak
dibatasi sesuai kebutuhan bayi, agar bayi mendapatkan kolostrum
yang banyak mengandung antibody, selain itu hisapan bayi juga
dapat membantu mempercepat pengembalian uterus seperti semula
karena dipengaruhi oleh hormone oksitosin.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukannya
4. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi nutrisi seimbang
seperti ikan, daging, telur, sayur-sayuran dan buah-buahan yang
mengandung zat besi. Ibu mengerti dan mau untuk mengkonsumsi
nutrisi seimbang seperti ikan, daging, elur, sayur-sayuran dan buah-
buahan, yang mengandung zat besi.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukannya
5. Mengajarkan ibu tentang perawatan payudara yaitu mencuci tangan
sebelum melakukan kegiatan perawatan, menyiapkan handuk,
kapas, baby oil dan baskom berisi air hangat, kompres putting susu
menggunakan kapas yang telah diberi baby oil untuk mengangkat
epitel yang menumpuk. Kemudian bersihkan dan ketuk-ketuk
puting susu dengan ujung jari.
Lakukan pengurutan dengan menuangkan baby oil ketelapak
tangan lakukan gerakan kecil mulai dari pangkal payudara dengan
gerakan memutar dan berakhir pada puting. Pengurutan berikut
dengan mengurut dari tengah keatas sambil mengangkat payudara
dan meletakkannya dengan pelan. Kemudian payudara dikompres
dengan air hangat dan dingin secara bergantian selama 5 menit.
Keringkan dengan handuk dan kenakan kembali bra yang
menopang payudara.
Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukannya.
6. Memberikan KIE penggunaan KB pada ibu dan suami sebagai
upaya penjarakan kehamilan dan menghindari paritas berlebih yang
berisiko pada ibu dan janin. Menjelaskan pada ibu macam-macam
alat kontrasepsi yang dapat dipilih oleh ibu untuk menjarangkan
kehamilan yaitu Metode Alamiah, Kondom, Pil, Suntikan, AKBK,
AKDR. Memberikan penjelasan tentang manfaat efek samping,
keuntungan, dan kerugian dari KB.
7. Evaluasi : Setelah dilakukan konseling ibu mengerti dan memilih
setelah 40 hari ibu akan menggunakan metode suntik.

Pandeglang, 31 Mei
2022
Pengkaji,

(Wasliah)
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA AKSEPTOR KB

No. Registrasi : 003


Tanggal Pengkajian : 31-05-2022
Waktu Pengkajian : 16.00
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cadasari
Pengkaji : Wasliah

A. Data Subjektif
Nama : Ny. L Nama Suami : Tn. U
Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun
Suku/kebangsaan: Jawa/indonesia Suku/kebangsaan :
Jawa/indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat rumah : Cadasari Alamat rumah : Wono
Agung SK
Telp : 085839247998 Telp :
1. Alasan datang
Ibu mengatakan setelah masa nifas ibu ingin memasang KB dan ibu ingin
mengetahui kontrasepsi apa yang baik untuk menyusui.
2. Keluhan utama
Tidak Ada
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 Hari
Banyak : 2 x sehari ganti pembalut
Sifat darah : Merah encer tidak bergumpal
Flour albus : -
HPHT : 21-08-2021
b. Riwayat kehaamilan dan persalianan yang lalu
P2A0
N Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Laktasi
o Partus partus kehamilan partus BB PB JK Asi ekslusif keluhan
Tidak
1. 2016 BPM 38 minggu Spontan Bidan 2700 49 p Ya Tidak ada
ada
2. 2022 BPM 38 > 5 Spontan Bidan Tidak 2900 48 p Ya Tidak ada
hari ada

4. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit sifilis, kanker kandungan, infeksi
virus, myoma dll.
5. Riwayat kesehatan
e. Riwayat Penyakit Yang Pernah Atau Sedang Di derita
- Jantung : Tidak Ada
- Tekanan Darah Tinggi : Tidak Ada
- Hepar : Tidak Ada
- Diabetes Mellitus : Tidak Ada
- Anemia Berat : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Campak : Tidak Ada
- Malaria : Tidak Ada
- Gangguan Mental : Tidak Ada
- Operasi : Tidak Ada
- Lain-lain : Tidak Ada
f. Prilaku Kesehatan
- Gangguan alkohol/ obat sejenisnya : Tidak Ada
- Obat/ jamu yang pernah dikonsumsi : Tidak Ada
- Merokok/ makan sirih : Tidak Ada
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Jantung : Tidak Ada
- Asma : Tidak Ada
- TBC : Tidak Ada
- Hipertensi : Tidak Ada
- HIV/AIDS : Tidak Ada
- Hepatitis : Tidak Ada

6. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan hubungan dalam keluarga dan dilingkungan rumah sangat
baik
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 4 tahun

8. Pola kebiasaan sehari-hari


a) Pola istirahat
Tidur malam 6-8 jam dan tidur siang1-2 jam
b) Pola aktivitas
setelah melahirkan ibu mengatakan sudah mulai mencoba beraktifitas
seperti menyapu

c) Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1-2x sehari dan BAK 3-5x sehari.

d) Pola nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x sehari dan minum 6-7 gelas dalam sehari

e) Pola personal hygiene


Ibu mengatakan Mandi 2x sehari, keramas 4 kali seminggu, gosok gigi 2
kali sehari, mengganti pakaian serta pakaian dalam 2x sehari

f) Pola hubungan seksual


setelah melahirkan sampai saat ini ibu tidak melakukan hubungan
sesksual.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 82 kali/menit
Frekuensi nafas : 23 kali/menit

Suhu tubuh : 36,6 0C


3. Pemeriksaan
Antropometri
Tinggi Badan : 158 cm
BB : 57 kg
IMT : 25 Cm
4. Pemeriksaan Fisik Wajah :
2. Inspeksi
a. Kepala
- Kulit kepala : Bersih, tidak ada kotoran
- Rambut : Hitam tidak rontok
b. Muka
- Oedema : Tidak ada
c. Mata
- Kelopak mata : Tidak ada odema
- Konjungtiva : An anemis
- Sklera : An ikterik
d. Mulut dan Gigi : bersih dan tidak berlubang
e. Leher
- Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar getah bening: Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
f. Dada
- Jantung : Normal, terdengar bunyi ‘’lup,dup’’
- Paru : Normal, tidak ada wheezing
- Payudara
Pembesaran : Normal
Putting susu : Menonjol
Simetris : Iya, kanan dan kiri
Pengeluaran : ASI
Benjolan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
g. Abdomen
- Pembesaran : Normal
- Bekas Luka Operasi : Tidak ada

h. Ekstremitas atas dan bawah


- Tangan
Oedema : Tidak ada
- Kaki
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
i. Genetalia
- Tidak dilakukan pemeriksaan

5. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
C. Analisis Data
Ny. L usia 27 tahun P2A0
Kebutuhan konseling KB

D. Penatalaksanaan
1. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan secara umum dalam keadaan
baik. Tekanan Darah: 120/80 mmHg,Denyut nadi: 84 kali/menit,
Frekuensi nafas: 23 kali/menit ,Suhu tubuh: 36,7 0c.
Evaluasi : ibu sudah mengerti tentang keadaan nya.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang pengertian KB dan Alat
kontrasepsi
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta
penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang
diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang
ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan anak,
mengatur kehamilan dan membina ketahanan serta kesejahteraan
anak.
Alat Kontrasepsi adalah Upaya pencegahan kehamilan yang
disengaja melalui penggunaan berbagai perangkat, praktik seksual,
bahan kimia, obat-obatan, atau prosedur bedah. Penggunaan
kontrasepsi bertujuan untuk mencegah wanita hamil dapat
dianggap sebagai alat kontrasepsi.
Evaluasi : ibu sudah mengeri apa yang dijelaskan oleh bidan
3. Melakukan konseling kb menggunakan media video untuk
mengetahui Jenis-jenis Kontrasepsi yaitu
1. implan/susuk KB
implan adalah alat kontrasepsi hormonal yang diletakan di
bawah kulit lengan atas dan terdiri 1 atau 2 batang plastik
elastis yang aman dan efektif selama 3-4 tahun.
 kelebihan implan yaitu : efektif 99%, ekonomis dan praktis,
jangka panjang dan tidak mengganggu hubungan seksual.
 kekurangan implan yaitu : mempengaruhi haid, perubahan
BB, Tidak melindungi IMS
2. IUD
IUD adlah kontrasepsi berbentuk T yang dimasukan kedalam
rahim dan efektif selama 10 tahun. pemsangan dilakukan oleh
petugas medis terlatih, sebaiknya dipasang saat haid, dan
pemasangan pasca salin lebih baik.
 kelebihan IUD yaitu : efektif 99%, kontrasepsi Non
hormonal
 kekurangan IUD yaitu : perubahan siklus haid, tidak
melindungi dari IMS
3. Vasektomi/ Sterilisasi pria/M.O.P
vasektomi adalah tindakan medis pemotongan /pengikatan
saluran sperma pada pria.
 kelebihan Vasektomi/ yaitu : efektif, aman dan cepat, sekali
seumur hidup, tidak memperngaruhi kemampuan seks.
 kekurangan Vasektomi/ yaitu : perlu tenaga medis terlatih,
harus istirahat 2-3 hari, selama 3 bulan pakai kondom dulu

4. Tubektomo/Sterisasi wanita/M.O.W
Tubektomo adalah metode kontrasepsi pada wanita yang tidak
ingin hamil lagi dengan mengikat atau memotong atau
memasang cincin dari bahan lunak dan aman pada saluran telur.
 kelebihan Tubektomo yaitu : metode kontrasepsi seumur
hidup, tetap haid, sangat efektifitas
 kekurangan Tubektomo / yaitu : biaya yang sangat mahal,
harus istirahat 2-3 hari dan tidak melindungi IMS
5. Suntik KB
Suntik KB dibagi menjadi 2 macam yaitu
a. suntik progestin yaitu setiap 3 bulan yang aman untuk
menyusui yang hanya mengandung hormon progestin.
b. suntik kombinasi yaitu setiap 1 bulan yang mengandung
hormon progestin dan estrogen dan tidak dianjurkan bagi
yang menyusi
 kelebihan yaitu : efektif 99%, tidak perlu pemakaian
setiap hari, tidak menggangu hubungan seksual suami
istri
 kekurangan yaitu : dapat mempengaruhi haid, dapat
mempengaruhi BB dan tidak boleh lewat tanggalnya.
6. Pil KB
Pil KB ada macam
a. hanya mengandung hormon progestin, tidak mempengaruhi
ASI dan kesuburan cepat kembali
b. Pil kombinasi mengandung hormon progestin dan estrogen
dan tidak dianjurkan bagi yang menyusui
Hal yang wajib diperhatikan dalam penggunaan PIL KB
 Minum pil harus disiplin setiap hari
 Jika lupa minum 1, minum hari selanjutnya
 pada beberapa orang dapat menyebabkan perunahan
pola haid dan mempengaruhi BB
7. Kondom
Kondom adalah sarung berbentuk silinder tipis terbuat dari
latex yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual
 kelebihan yaitu : murah dan mdah didapat, terdapat banyak
varian untuk sensasi, satu-satunya alat kontrasepsi yang
dapat mencegah IMS serta HIV/AIDS
 kekurangan yaitu : harus selalu tersedia setiap berhubungan
seksual, perlu ke kedisiplinan
Evaluasi : telah dilakukan konsilng KB menggunakan
media Video
4. Mengevaluasi ibu kembali apakah masih ada yang kurang faham, dam
menanyakan mengenai alat kontasepsi apa yang akan ibu gunakan
Evaluasi : ibu sudah faham mengenai macam-macam kontrasepsi dan
ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
5. menganjurkan ibu untuk menjaga pola nutrisinya seperti memakan
nasi, sayur, lauk pauk dan buah
Evaluasi : ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan dan akan
melakukan nya.
6. menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebesihan agar luka jahitan
nya cepat mengering serta menghindarkan luka dari infeksi.
evaluasi : ibu mengerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan dan dan
akan melakukan nya.
Pandeglang, 31 Mei
2022
Pengkaji,

(Wasliah)

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan bab ini didasarkan pada ada atau tidak adanya
kesesuaian antara teori dan realitas dilapangan pada asuhan kebidanan
secara Continuity Of Care pada ny L usia 27 tahun G2P1A0 mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, serta bayi baru lahir yang dilakukan sejak
tanggal 13 Januari 2022 sampai tanggal 28 Januari 2022 di Puskesmas
Cadasari Medika lampung. Dengan menggunakan standart asuhan
kebidanan yang terdiri dari pengkajian data, perumusan diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dilanjutkan dengan SOAP
perkembangan. Berdasarkan kasus Ny. L terdapat beberapa kesamaan dan
kesenjangan antara teori dan praktik, diantaranya sebagai berikut:

A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan


Pengkajian terhadap Ny. L dilakukan pada saat usia kehamilan 37
Minggu 5 hari yang dimana ibu mengatakan selama kehamilan nya
melakukan kunjungan sebanyak 13 kali. Pada trimester 1 ibu
melakukan kunjungan antenatal sebanyak 4 kali, pada trimester II
melakukan kunjungan antenatal sebanyak 4 kali pada trimester III
melakukan kunjungan antenatal sebanyak 5 kali.
Menurut Rosyida (2019) Pada era pandemi ini terjadi pembatasan
aktivitas pada masyarakat, mulai dari lockdown, PSBB, dan PMKM
yang berimbas juga pada dunia kesehatan yang dimana selama
pandemi ini asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil
mengalami peningkatan dari yang dulunya dianjurkan minimal 4 x
selama kehamilan, sekarang menjadi minimal 6 kali selama
kehamilan. Hal ini sejalan dengan Kemenkes RI (2020) frekuensi
kunjungan antenatal care pada masa pandemi COVID-19 pada
kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di trimester 1,
minimal 1x di trimester 2, dan minimal 3x di trimester 3. Berdasarkan
pengkajian diatas didapatkan bahwa ketidak ada kesenjangan antara
fakta dan teori.
Pada kasus Ny. L telah mendapatkan semua pelayanan sesuai
dengan standar pelayanan 10T, yang mana pada pemeriksaan antenatal
yang pertama dengan usia kehamilan 37 minggu 5 hari didapatkan
hasil pemeriksaan , Ny L dengan TB158 cm, BB: 61 kg, TD: 120/80
mmHg, LILA :25 cm, TFU: 31 cm, Imunisasi : TT 1 kali, Pemberian
tablet FE setiap melakukan kunjungan ANC, Leopold I : TFU 31
cm,pertengahan antara px dan pusat pada fundus teraba bagian agak
bulat, lunak dan tidak melenting ( bokong Janin), Leopold II : Pada
sisi kanan abdomen ibu teraba bagian-bagian kecil janin Yaitu
(ekstermitas) Pada sisi kiri abdomen ibu teraba seperti ada tahanan
yang memanjang ( punggung janin), Leopold III: Pada bagian
terbawah teraba bagian bulat, keras melenting (kepala janin)dan tidak
dapat digerakkan. Leopold IV: Kepala sudah masuk PAP (divergen),
DJJ : (+) 141x/ menit, HB : 11,8 gr%, Protein urin : - ( Negatif),
Glukosa urin : - ( Negatif), Golongan darah : AB.
Hal tersebut sesuai dengan Kemenkes RI, (2013) Pelayanan
antenatal yang sesuai standar 10T meliputi penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan,pengukuran tekanan darah, pengukuran
Lingkar Lengan atas (Lila), pengukurantinggi puncak rahim (fundus
uteri), penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi
tetanus toksoid sesuai status imunisasi, pemberian tablet tambah darah
minimal 90 tablet selama kehamilan, penentuan presentasi janin dan
Denyut Jantung Janin (DJJ), pelaksanaan temu wicara (pemberian
komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga
berencana, pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan
golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya), dan
tatalaksana kasus.
Memberikan KIE kepada ibu tentang tanda bahaya TM III
yaitu : perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, pengelihatan
kabur, bengkap pada wajah dan jari tangan, keluar cairan pervaginam,
gerakan janin tidak terasa, nyeri perut yang hebat.
hal ini sejalan dengan teori Chapman & Durham, 2010; Pillitteri,
(2010). Pengetahuan tanda bahaya kehamilan dinilai melalui beberapa
komponen antara lain konsep tanda bahaya, perdarahan vagina,
edema, demam tinggi, penurunan gerak janin, muntah persisten, dan
ruptur membran.
B. Asuhan Kebidanan pada persalinan
Pada biodata didapatkan bahwa Ny. L G2P1A0 berusia 27
tahun. Manuaba menjelaskan bahwa ibu hamil yang memiliki usia
<20 tahun organ-organ reproduksinya belum matang. Sedangkan
>35 tahun dihadapkan pada kemungkinan terjadinya komplikasi
selama kehamilan dan persalinan. Penelitian Sutarmi menunjukkan
bahwa ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian komplikasi
persalinan (Sutarmi; Zakir, 2013). Pada tanggal 20 Januari 2022
pukul 13.30 Wib , Ibu datang keklinik mengatakan perut mulas dan
kencang menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah sejak pukul
02.00 Wib dan ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah sejak
pukul 11.00 Wib. hal ini sejalan dengan teori Wiknjosastro dkk,
(2005) Secara klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his
dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang disertai darah (bloody
show). Lendir yang disertai darah ini berasal dari lendir kanalis
servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan
darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di
sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseranpergeseran
ketika serviks membuka.
Usia kehamilan ibu 38 minggu 5 hari hal ini sejalan dengan teori
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2002).
Dilakukan pemeriksaan dalam pukul 13.30 Wib didapatkan hasil
Dinding vagina : Tidak ada kelainan, Portio (Effecement): 50 %,
Posisi portio : Antefleksi, Pembukaan serviks : 5 cm, Konsistensi
servik : Tebal kaku, Ketuban: (+) Utuh, Presentasi fetus: kepala ,
Penurunan bagian terendah: hodge III, Posisi janin: UUK kanan
depan, Bagian lain yang teraba: Tidak ada, dengan His : 3x10’42”.
Dengan diagnosa Ny. L usia 27 tahun G2P1A0 hamil 38 Minggu 5
hari janin tunggal hidup intara uterin persentasi kepala kala I fase
aktif.
Hal ini sejalan Bobak, Lowdermilk & Jensen (2004) Rata-rata
durasi total kala I persalinan pada migravida berkisar dari 3,3 jam
sampai 19,7 jam. Pada multigravida ialah 0,1 sampai 14,3 jam.
Pada pukul 16.00 Wib Ny. L merasa ingin meneran seperti
ingin BAB dan terdapat tanda-tanda persalinan yaitu, tekanan anus,
perineum menonjol, vulva membuka. dilakukan pemeriksaan dalam
dengan hasil Portio tidak teraba, Pembukaan serviks 10 cm, Ketuban
(-) Jernih pecah pukul 15.30, Presentasi fetus kepala, Penurunan
bagian terendah hodge IV, Tidak ada molase dengan diagnosa Ny. L
usia 27 tahun G2P1A0 hamil 38 minggu 5 hari janin tunggal hidup
intra uterin persenasi kepala inpartu kala II.
Hal ini sejalan Wiknjosastro dkk (2005)Pada kala II, his menjadi
lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat
kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan
tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasakan tekanan pada
rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai
menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai
membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal,
kepala janin dilahirkan dengan presentasi suboksiput di bawah
simfisis, dahi, muka dan dagu. Setelah istirahat sebentar, his mulai
lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota badan bayi.
Pada pukul 16.15 bayi lahir spontan, menangis kuat, warna kulit
kemerahan, tonus otot aktif dengan JK : Perempuan, BB : 2900 gr,
PB: 48 cm. lalu melakukan massase fundus uteri 15 detik. mengecek
kelengkapan plasenta dengan hasil slaput kontiledon lengkap dan
memastikan tidak ada sisa plasenta.
hal ini sejalan dengan teori Wiknjosastro dkk (2005).Biasanya
plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar
spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri .
pada pukul 16.25 Wib melakukan observasi TTV, kontraksi, TFU,
kandung kemih dan pengeluaran darah setiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua, didapatkan hasil
TTV dalam batas normal, TFU 3 jari dibawah pusat, kandung emih
kosong, pengeluaran darah ±50 cc.
Hal ini sejalan dengan teori Manuaba (2008) Pada kala IV
dilakukan observasi terhadap tekanan darah, pernapasan, nadi,
kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2 jam pertama. Selain
itu juga dilakukan penjahitan luka episiotomi. Setelah 2 jam, bila
keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan bersama bayinya.
C. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus
By. Ny. L lahir pada tanggal 20 januari 2022, pukul 16.15 Wib
lahir normal dengan jenis kelamin perempuan kesadaran
composmentis, bayi menangis kuat, warna kulir kemerahan dan
tonus otot aktif, berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri
keadaan bayi normal tidak ada kelaian dan sehat. Berat badan: 2900
gr, Panjang badan: 48 cm, Suhu: 36.6 oC, Lingkar kepala: 34 cm,
Lingkar dada: 33 cm, Lingkar perut: 30 cm, Denyut jantung: 142
x/menit, Pernafasan: 47 x/menit. Ekstremitas normal tidak ada
kelainan, warna kulit, kemerahan ,tidak ada Vernik terdapat caseosa
Lanugo , genetalian Vagina berlubang , terdapat Labia mayora,
terdapat Labia minora, Anus : Berlubang , sudah keluar Mekoneum,
tidak ada Kelainan pada genitalia, Reflek Tendon(+), reflek Moro
(+), reflek Rooting(+), Menghisap(+), Menggenggam(+),
Menagis(+), Babinski(+.
Hal ini sejalan dengan teori Dewi (2010) ciri-ciri BBL antara
lain lahir aterm antara 37-42 minggu, berat badan 2.500-4.000 gram,
panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-
35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160
x/menit, pernapasan ± 40-60 x/menit, kulit kemerah-merahan dan
licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo tidak
terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai apgar >7, gerak aktif, bayi lahir langsung
menangis kuat, refleks rooting (mencari puting susu dengan
rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk
dengan baik, refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk
dengan baik, refleks morro (gerakan memeluk ketika dikagetkan)
sudah terbentuk dengan baik, refleks grasping (menggenggam)
dengan baik, kematangan genitalia laki-laki ditandai dengan testis
yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang, genitalia
perempuan, kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang
berlubang, serta adanya labia minora dan mayora dan eliminasi baik
yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama
dan berwarna hitam kecoklatan).
Bayi mendapatkan salep mata tetrasiklin 1% dan vit k (NeoK)
dengan dosis 0,5 ml/0,5 cc secara intra muscular antero lateral di
paha kiri hal ini sejalan dengan teori yang ada.
Kunjungan KN 1 pada tanggal 20 Januari 2022 pukul 22.15
sampai dengan tanggal 28 januari, yang mana bayi terlihat sehat, dan
sudah mendapatkan imunisasi HB0. Asuhan yang diberikan sesuai
dengan kunjungan KN masing-masing dan berjalan dengan baik. Hal
ini sesuai dengan teori Sudarti (2012) dimana kunjungan neonatal
yang pertama dilakukan 6 jam-48 jam, kunjungan neonatal yang ke
dua dlakukan pada hari ke 3-7 setelah lahir dan kunjungan neonatal
yang ke tiga dilakukapan pada hari ke 8-28 setelah lahir.

D. Asuhan Kebidanan Pada Nifas


Pada 6 jam post partum ibu mengatakan Ibu mengatakan
perutnya masih terasa nyeri, keadaan umum ibu baik, kesadaran:
composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah : 120/80
mmhg, nadi:82x/mnt, respirasi:22 x/mnt, suhu:36,4 0c TFU 3 jari
dibawah pusat payudara : menonjol, lochea rubra, warna merah
segar, bau anyir. dari hasil pemeriksaan didaptkan diagnosa Ny.L
usia 27 tahun P2A0 6 jam post partum.
hal tersebut sejalan dengan Profil Kesehatan, (2018)
Pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan minimal tiga kali
sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan
tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari
ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-
42 pasca persalinan.
Menurut (Prawirohardjo, 2002). Dalam masa nifas alat - alat
genetalia internal maupun eksterna akan berangsur – angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat
genitalia dalam keseluruhannya disebut involusi. Salah satu
komponen involusi adalah penurunan fundus uteri. Secara normal
uterus mulai mengecil segera setelah plasenta lahir. Uterus biasanya
berada pada 1-2 jari di bawah pusat. Pada 24 jam pertama, uterus
membesar sampai mencapai pusat. Setelah itu, uterus akan mengecil
dan mengencang, pada hari kedua setelah persalinan tinggi fundus
uteri 1 cm dibawah pusat. Pada hari ke 3 - 4 tinggi fundus uteri 2 cm
dibawah pusat. Pada hari 5 - 7 tinggi fundus uteri setengah pusat
sampai simpisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba. hal
ini menujukan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
Hal ini sejalan dengan teori Mochtar, (2006) Lochea dibagi
dalam beberapa jenis : Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan
sisasisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo,
dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan. Lochea
sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari
ke 3-7 pasca persalinan. Lochea serosa: berwarna kuning, cairan
tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan. Lochea alba:
cairan putih, setelah 2 minggu. Lochea purulenta: terjadi infeksi,
keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

E. Asuhan KB
Pada tanggal 31-05-2022 yang dimana berdasarkan
pengkajian yang penulis lakukan ibu mengatakan setelah masa nifas
ibu ingin memasang KB dan ibu ingin mengetahui kontrasepsi apa
yang baik untuk menyusui. hasil pengkajian dari data objektif
didapatkan bahwa keadaan ibu dalam batas normal. berdasaran
analisa data ditetapkan bahwa Ny. L usia 27 tahun P2A0 Kebutuhan
konseling KB. Asuhan yang diberikan melakukan melakukan
konseling KB pada Ny. L dengan menggunakan media Video. Pada
kasus tersebut Ny. L memilih untuk menggunakan KB suntik 3 bulan
alasan menggunakan KB suntik 3 bulan karena tidak mengganggu
produksi ASI.
Hal tersebut sejalan dengan teori Sulistyawati (2013).
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah
kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan
seksual, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah,
tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak
perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia
lebih 35 tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor
jinak payudara, dan mencegah beberapa penyebab penyakit radang
panggul.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penatalaksanaan menejemen asuhan kebidanan yang
dimulai dari antenatal care, persalinan, perawatan bayi baru lahir serta
perawatan nifas yang dilakukan di Puskesmas Cadasari Kabupaten
Pandeglang pada tanggal 1 Mei 2022 sampai tanggal 31 Mei 2022.
Penulis menyimpulkan bahwa asuhan kebidanan telah diberikan pada
kasus sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan teori manajemen
asuhan kebidanan 7 langkah varney dan pendokumentasian SOAP maka
dapat diambil kesimpulan di antaranya :
1. Telah dilakukan Asuhan Kehamilan Pada kehamilan Ny. L dan tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata
2. Telah dilakukan Asuhan persalinan pada Ny. L tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus nyata
3. Telah dilakukan Asuhan nifas pada Ny. L tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus nyata
4. Telah dilakukan Asuhan Bayi Baru Lahir pada bayi Ny. L tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata
5. Telah dilakukan Asuhan Keluarga Berencana pada Ny. L tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata
B. Saran
Sehubungan dengan simpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Institusi Jurusan Kebidanan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi
mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana
yang mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga
dapat menghasilkan bidan yang berkualitas.
2. Bagi Puskesmas Cadasari
Informasi bagi pengembangan program kesehatan ibu hamil
sampai nifas atau asuhan komprehensif agar lebih banyak lagi
memberikan penyuluhan yang lebih sensitif kepada ibu hamil
sampai kepada ibu nifas dan bayi baru lahir serta dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar
dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori
dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan BBL.
3. Bagi Profesi Bidan
Mendapat pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif
yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan informasi
penting selama kehamilan, persalinan, nifas.
4. Bagi Klien Dan Keluarga
Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan
keadaan kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa
lebih yakin dan nyaman karena mendapatkan gambaran
tentang pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas
dan bayi baru lahir serta ibu dapat mengikuti KB, dengan
melakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan dan
mendapatkan asuhan secara berkelanjutan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D. (2020). Faktor Maternal yang mempengaruhi kejadian preeklamsia


pada kehamilan. Jurnal Medika Utama, 2(01).

Fitriati, E., Yunita, P., Susanti, S., & Fahnawal, T. M. (2022). PENGARUH
KOMPRES HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA 1
FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN RSUD RAJA
AHMAD TABIB TANJUNGPINANG. Zona Kebidanan: Program Studi
Kebidanan Universitas Batam, 12(1), 123-136.

Irayani, F. (2021). HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DENGAN KEJADIAN


PERSALINAN PREMATUR DI RSUD ABDOEL MOELOEK KOTA BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2021. JIDAN (JURNAL ILMIAH KEBIDANAN), 1(2), 104-
109.

Sunarsih, T. (2020). Asuhan Kebidanan Continuity of Care di PMB Sukani Edi


Munggur Srimartani Piyungan Bantul. Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM.
Mataram, 5(1), 39-44.

Istiqomah, A. N. (2020). Deteksi Dini Faktor Resiko Ibu Hamil Melalui Sistem
Pendampingan di Puskesmas Piyungan.

Hamdiyah, H. (2019). Pelaksanaan Standar Asuhan Pelayanan Antenatal Oleh


Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas Amparita Kabupaten Sidenreng Rappang
Tahun 2018. JIKI Jurnal Ilmiah Kesehatan IQRA, 7(01), 26-31.

Armini, N. K. A., Esti, Y., Mira, T., Kusumaningrum, T., Retnayu, P., & Nastiti, A.
A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2.

Yuliani, D. R., Saragih, E., Astuti, A., Wahyuni, W., Ani, M., Muyassaroh, Y., ...
& Azizah, N. (2021). Asuhan Kehamilan. Yayasan Kita Menulis.

Susanti, E. (2019). Pengaruh Mobilisasi Dini Ibu Post Partum Terhadap


Penurunan Tinggi Fundus Uteri. NURSING UPDATE: Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan P-ISSN: 2085-5931 e-ISSN: 2623-2871, 10(3), 21-27.

Hamdiyah, H. (2019). Pelaksanaan Standar Asuhan Pelayanan Antenatal Oleh


Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas Amparita Kabupaten Sidenreng Rappang
Tahun 2018. JIKI Jurnal Ilmiah Kesehatan IQRA, 7(01), 26-31.

Elis, A., Maryam, A., Sakona, Y., & Kasmawati, K. (2019). ANALISIS
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN TANDA-TANDA BAHAYA
MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI
MAKASSAR.

Astutik, V. Y., & Winarningrum, I. (2017). HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN


NUTRISI IBU HAMIL DENGAN RESIKO TERJADINYA KEKURANGAN
ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL TM II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TUREN. Biomed Science, 5(2), 45-51.

NIFAS PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI KELURAHAN TJ. GUSTA KEC.


MEDAN HELVETIA. JURNAL ILMIAH SIMANTEK, 4(4), 191-194.
Machfudloh, S. M. P., Chasanah, A. N., & Aspan, S. H. (2020). PENGARUH
CUPPING MASSAGE TERHADAP PENGELUARAN LOCHEA POST
PARTUM. Jurnal SMART Kebidanan, 7(2), 114-119.

Safitri, F. S. F., & Maita, L. M. L. (2021). ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU


HAMIL TRIMESTER III DENGAN ENDORPHIN MASSAGE UNTUK
MENGURANGI NYERI PUNGGUNG DI PMB DELIANA SARAGIH KOTA
PEKAN BARU TAHUN 2020. Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery
Journal), 1(1), 22-31.

Kemenkes, R. I. (2019). Panduan Pelayanan Pasca Persalinan bagi Ibu dan


Bayi Baru Lahir. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Astuti, A. W. (2019). Modul Kader Matahariku (Informasi Tambahan


KontrasepsiKu) (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).
DOKUMENTASI
ANC KUNUJUNGAN 1 DAN 2

DOKUMENTASI INC
DOKUMENTASI BBL

DOKUMENTASI NIFAS
KUNJUNGAN NEONATUS

KUNJUNGAN KONSELING KB
VIDEO

Anda mungkin juga menyukai