IDENTITAS MAHASISWA
NIM : 2021102321
Tempat/ Tanggal Lahir: .Indra giri hilir / 10 April 1976
No. HP : 082197370175
Email : anihariyani09@gmail.com
Alamat : Makassar
TTD
DR.Muhammad Tahir, SKM.,M. Kes
NBM. 1069207
KATA PENGANTAR
Fastabiqulkhaerat.
TTD
Wilda Rezki Pratiwi, S.ST., M. Kes
NIDN : 0906129102
STASE IV
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengalaman belajar klinik pada mahasiswa dalam lingkup asuhan
kebidanan kepada nifas meliputi asuhan kebidanan nifas dan manajemen laktasi
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan padanifas secara holistic,komprehensif dan
berkesinambungan yang didukung kemampuan berpikir kritis dan rasionalisasi klinis dan
reflektif
b. Mampu melakukan deteksi dini,konsultasi,kalaborasi dan rujukan,didukung kemampuan
berpikir kritis dan rasionlisasi klinis sesuai lingkup asuhan kebidanan
c. Mampu melakukan penanganan awal kegawat daruratan neonatal sesuai standar mutu yang
berlaku
d. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan dan pelopor pelayanan kebidanan sesuai kode
etik profesi
e. Mampu melakukan KIE, promosi kesehatan dan konseling tentang kesehatan
reproduksi,kehidupan berkeluarga sehat, persiapan menjadi orang tua dan pengasuhan anak
f. Mampu membuat keputusan Mampu melakukan upaya pemberdayaan perempuan sebagai
mitra untuk meningkatkan kesehatan,dan atisipasi masalah,pencegahan komplikasi dan
kegawatdaruratan.
g. secara tepat dalam pelayanankebidanan berdasarkan pemikiran logis,ktitis,inovatif sesuai
dengan kode etik
10. Aspek psikososial dan kultural pada nifas (menganalisis dimensi social dan cultural
yang berhubungan dengan nutrisi dan laktasi serta memperkuat pengetahuan dan
keterampilannya untuk mendukung perempuan dalam membuat pilihan memberikan
nutrisi pada bayi, laktasi dan menyusui sesuai dengan kode etik praktik bidan)
16. Laktasi
24. Membangun kemampuan dan kepercayaan diri ibu dan keluarga pada proses menyusui
33. Asuhan kebidanan pada ibu dengan kondisi khusus: mastitis, perinatal dengan
gangguam mood dan kecemasan, postpartum endometritis, perdarahan post partum
D. TARGET
1. CBD 1
2. BST 60
3. Tutorial Klinik 1
4. Refleksi Kasus 1
5. Journal Reading 2
6. OMP 5
7. DOPS 2
8. Mini Cex 2
9. OSLER 1
10. Laporan Lengkap 1
11. Laporan Data Fokus 19
E. PENILAIAN
a. CBD, Tutorial klinik, Mini Cex, DOPS, Journal Reading, Laporan kasus
No Target Tanggal Catatan
Stase Pelaksanaan
1. CBD 02 /12/2022 Sdh di lakukan pengkajian pasien
dengan keluhan Nyeri perineum
b.
b.
b.
3. Refleksi 02/12/2022 Sdh dilakukan refleksi kasus dengan
b.
Kasus nyeri perineum
b.
b.
b.
b.
4. Journal 02/12/2022 Journal reading tentang pentalaksanaan b.
Reading sizth bath pada penanganan nyeri luka b.
perineum b.
b.
b.
5. Journal 02/12/2022 Journal reading tentang b.
Reading penatalaksanaan mobilisasi dini pada b.
post partum b.
b.
b.
b.
6 DOPS 02/12/2022 Penatalaksanaan asuhan post partum
b.
hari kedua dengan nyeri luka perineum
b.
b.
b.
7 DOPS 02/12/2022 Penatalaksanaan perawatan payudara b.
b.
b.
b.
8 MINI CEX 02/12/2022 Penilaian penatalaksanaan kasus post b.
partum b.
b.
b.
9 MINI CEX 03/12/2022 Penilaian penatalksanaan kasus post b.
partum dengan nyeri perut bagian b.
bawah b.
b.
b.
10 OSLER 03/12/2022 b.
b.
b.
b.
11 Laporan 03/12/2022 b.
Lengkap b.
b.
b.
12 Laporan Data03/12/2022 b.
Fokus b.
b.
b.
b.
13 Laporan Data03/12/2022
b.
Fokus
b. Bed Side Teaching
c. OMP
No Identitas Pasien Tanggal Tanda Catatan
Jenis Keterampilan Tangan
Preceptor
1 Perawatan Luka Perineum Nama : Ny.J 28/ 11/22
Umur : 26 Tahun
Alamat : ........
Disusun Oleh :
(HARIYANI – 2021102132)
Halaman Judul................................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ........................................................................................................ ii
Daftar isi ............................................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan .......................................................................................................... .23
BAB II Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 24
BAB III Pendokumentasian ................................................................................................35
BAB IV Pembahsan ...........................................................................................................37
BAB V Kesimpulan dan saran ...........................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu Negara yang masih belum bisa lepas dari belitan angka
kematian ibu (AKI) yang tinggi. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2009, angka kematian maternal di Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran
hidup, itu berarti setiap 100.000 kelahiran hidup, masih ada sekitar 248 ibu yang meninggal
akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Kematian Maternal, Online, Diakses tanggal
23 Februari 2011)
Pada tahun 2007, provinsi di Indonesia dalam kasus kematian ibu melahirkan tertinggi adalah
Provinsi Papua, yaitu sebesar 730/100.000 kelahiran hidup, diikuti Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebesar 370/100.000 kelahiran hidup, Provinsi Maluku sebesar 340/100.000 kelahiran hidup,
sedangkan di Sulawesi Selatan berdasarkan profil kesehatan Sulawesi Selatan jumlah kejadian
kematian maternal yang dilaporkan pada tahun 2009 yaitu sebesar 104/100.000 kelahiran hidup
(Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011, diakses tanggal 26 Februari 2011). Asuhan masa
nifas diperlukan karena dalam periode ini merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya.
Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa
nifas terjadi dalam 24 jam pertama, salah satu penyebabnya adalah pendarahan masa nifas karena
itu diperlukan penanganan yang tepat (Wulandari dkk. 2011, 2).
Berdasarkan uraian di atas memberi motivasi pada penulis untuk mengkaji dan membahas lebih
lanjut kasus masa nifas dengan nyeri perineum dalam logbook stase ini
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberi Asuhan kepada Ny,J perawatan masa Nifas
b. Tujuan Khusus
1) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ny.J dengan Nyeri Luka Perineum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA MENURUT EVIDENCE BASED MIDWIFERY (EBM)
b. Masa nifas adalah masa sesudah kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan
untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu (Muhaeminah 2003, 2).
c. Periode Pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin
(menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita
pada kondisi tidak hamil (Varney 2007, 958).
d. Masa Nifas (puerperium) adalah masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Wiknjosastro 2006, 237).
e. Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, dan berlangsung selama kira-
kira 6 minggu (Saifuddin 2006, 122).
a. Periode immediate post partum Yaitu masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam.
Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia
uteri.
b. Periode early post partum (24 jam-1 minggu) Pada fase ini bidan memastikan involusio
uteri dalam keadaan normal, tidak ada pendarahan, lokhia tidak berbau busuk, tidak
demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan
baik.
c. Periode late post partum (1 minggu-5 minggu) Pada periode ini bidan tetap melakukan
perawatan dan pemeriksaan seharihari serta konseling KB.
a. Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik dan sesuai
dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama
perasalinan dan nifas.
b. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis.
c. Mengkondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa nyaman.
Hal-hal yang membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orangtua.
b. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.
d. Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan. Periode ini
diekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga tahap berikut :
a. Talking In Period
Terjadi 1 – 2 hari setelah persalinan, biasanya masih pasif dan sangat bergantung pada
orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman
melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan
meningkat.
c. Letting Go Period
Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh menerima tanggung
jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat
bergantung pada dirinya (Saleha 2009, 63- 64).
a) Mengkomsumsi tambahan 500 kalori tiap hari menjadi ± 2700 – 3000 kalori.
d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari
pasca persalinan.
3) Personal hygiene
Pada masa nifas, seorang ibu sangat rentan terhadap penyakit infeksi. Oleh karena
itu kebersihan diri sangat penting untuk mencagah terjadinya infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur dan lingkungan sangat penting untuk menjaga
kebersihan dari ibu nifas adalah :
c) Sarankan ibu untuk menggati pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
dikeringkan di bawah matahari dan disetrika.
d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
e) Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah tersebut.
a) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
b) Saran ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-
lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
5) Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka
ibu aman untyuk memulai melakukan hubungan suami istri kapanpun ibu siap.
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan
6) Eliminasi
a) BAK
Ibu diminta untuk buang air kecil (BAK) 6 jam post partum, jika dalam 8 jam
post partum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100
cc, maka dilakukan kateterasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih
penuh, tidak perlu 8 jam untuk kateterisasi.
b) BAB
Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar (BAB) setelah hari kedua
post partum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar
per oral atau per rectal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa
BAB, maka dilakukan klisma (huknah) (Saleha 2009, 71 – 75).
7) Perawatan payudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering serta menggunakan BH yang menyokong
payudara, jika puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui dan tetap menyusukan pada putting
susu yang lecet, apabila lecet sangat berat istirahatkan selama 24 jam dan untuk
menghindari nyeri dapat minum parasetamol 1 kaplet setiap 4 – 6 jam (Saifuddin
2006, 128).
8) Latihan
Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi
kuat. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu
seperti :
a) Dengan tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi
menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke dada : tahan satu
hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi 10 kali.
b) Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel) (Saifuddin 2006, 127).
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami.
Ruptur perineum (robekan perineum) terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan
tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis
tengah dan bisa menjadi luas apabila: kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis
lebih kecil dari pada biasanya, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran
yang lebih besar dari pada sirkum ferentia suboksiput bregmatika.
a. Ruptur perineum tk. I Ruptur perineum hanya pada selaput lender vagina tanpa
mengenai kulit Perineum.
Ruptur terjadi pada Perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum
(Wiknjosastro 2006, 165).
3. Insiden
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga
pada persalinan berikutnya. Robekan Perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa
menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus kubis lebih kecil dari pada
biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar dari pada
sirkumferensia (Wiknjosastro 2006, 165).
4. Patofisiologi
Klinik terjadinya jahitan perineum yaitu karena desakan tiba-tiba dan terlalu cepat kepala
janin lahir serta karena pergerakan pada vulva membuat integritas menjadi rusak. Lebih
jauh lagi kontinuitas jaringan dan pembuluh darah terputus dalam keadaan menimbulkan
pendarahan (Wiknjosastro 2006, 165).
5. Manifestasi Klinik
a. Gelisah
b. Nadi menjadi cepat
c. Pernapasan cepat
d. Pucat dan keringat dingin
e. Segmen bawah uterus menegang
f. Pendarahan vagina
6. Penatalaksanaan Medik
a. Penjahitan luka
b. Pemberian analgetik
c. Pemberian obat penambah darah
d. Vitamin
e. Pemberian anti biotik
7. Perawatan Ruptura Perineum
a. Persiapan alat
1) Satu pasang handschoen
2) Gas steril
3) Com berisi bethadine
4) Kapas savlon
5) Near bekken
b. Cara kerja
1) Vulva hygiene
a. Membantu ibu untuk mengambil posisi litotomi.
b. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang bengalir
c. Pakai sarung tangan dengan disenfeksi tinggi atau steril
d. Dengan menggunakan satu kapas savlon oleskan dari atas kebawah pada labia
minora (dimulai dari bagian yang terjauh dari petugas).
e. Terakhir oleskan satu kapas savlon dari bagian atas sampai kebawah vulva satu
kali.
2) Perawatan luka perineum menurut APN adalah sebagai berikut :
a. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.
b. Menghindari pemberian obat trandisional.
c. Menghindari pemakaian air panas untuk berendam
d. Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3 – 4 x sehari
e. Kontrol ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan
penyembuhan luka (JNPK-KR, 2008).
2) Vagina toilet
a. Gulungkan gaas bethadine pada jari telunjuk dan jari tengah, kemudian oleskan
kedalam vagina dan memutar 360 derajat.
b. Kompres bethadine.
BAB III
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : Ny,J / Tn.J
Umur : 25 Tahun / 26 Tahun
Agama : Islam / Islam
Suku/Bangsa : Bugis / Indonesia
Pendidikan : SMU / SMK
Pekerjaan : IRT / Karyawan
Alamat : Bontomanai
Status Pernikahan : 1 kali, sah, lamanya ±1 tahun
C. ASSESMENT (A)
Ny.J, Umur 25 Tahun, Primipara 6 jam postpartum , dengan nyeri luka perineum
D. PLANNING (P)
Pada BAB ini penulis akan membandingkan antara konsep dasar dan tinjauan kasus dalam penerapan
proses manajemen kebidanan pada Ny. “J” masa nifas dengan nyeri perineum yang dirawat di UPTD
Puskesmas Lau tanggal 02 Desember 2022. Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dan alasan nyata
dengan pendekatan SOAP yang terdiri dari 4 langkah yaitu :
a. Data Sujektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata mencakup nama, umur,
pekerjaan,status perkawinan, pendidikan serta keluhan keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung pada klien atau keluarga dan tenaga kesehatan lainnya
b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi,
serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium.
c. Analisis
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang mencakup kondisi
tersebut. Penegakan diagnose kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya
menanggulangi ancaman keselamatan ibu.
d. Penatalaksanaan
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan
intervensi untuk mencegah masalah pasien/klien. (Salmah, dkk. 2006 hal. 171).
Berdasarkan interpretasi data yang dibuat pada pendokumentasian Ny.J, di dapatkan data subjektif
Ibu melahirkan tanggal 02 Desember 2022, pukul 09.00 WITA, nyeri bila bergerak di
daerah jahitan perineum, ASInya masih sedikit, sudah BAK tapi belum BAB., Ibu
mengganti pembalut setiap selesai mandi.
Data objektif Ekspresi wajah ibu nampak meringis bila bergerak, Keadaan umum ibu baik
TFU 1 jari di bawah pusat, Kontraksi uterus baik (teraba bundar dan keras), TTV : TD : 110/80
mmHg, P : 20 X/i , N : 84 x/menit S : 36,5 oC, Pengeluaran lokhia rubra, Nyeri tekan pada
daerah perineum, Luka jahitan masih basah.
Pada tahap pengumpulan data, penulis tidak menemukan masalah / hambatan yang berarti karena
baik dari keluarga pasien maupun dari pasien itu sendiri selalu terbuka dalam memberikan informasi
yang diperlukan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data. Dalam tinjauan pustaka tertera
bahwa jahitan perineum dapat terjadi disebabkan oleh anak lahir besar, vagina sempit, perineum kaku.
Berdasarkan studi kasus pada Ny. "J" dengan nyeri perineum ditemukan data yaitu persalinan pertama,
berat bayi 3600 gram, hal ini menunjukan akan salah satu penyebab terjadinya ruptur pada perineum
sehingga apa yang dijelaskan pada Tinjauan Pustaka dengan Studi Kasus tidak ada kesenjangan antara
teori dan studi kasus
Pada Tinjauan Pustaka dijelaskan bahwa terjadinya ruptur perineum disebabkan oleh kepala anak
besar, anak besar, persalinan buatan, vagina sempit, perineum kaku dan pada umumnya robekan terjadi
hampir pada semua persalinan pertama namun tidak tertutup kemungkinan pada persalinan berikutnya.
Sedangkan Studi Kasus Ny." J " mendapat jahitan perineum. Sehingga pada kasus ini ditegakkan
diagnosa masa nifas normal dengan masalah nyeri perineum dan kurangnya pengetahuan ibu tentang
perawatan bayi. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan studi kasus Ny." J " secara
garis besar ada persamaan
Antisipasi adanya masalah potensial yang mungkin terjadi pada Ny." J " berdasarkan pengumpulan,
pengamatan yang cermat dan observasi jika ada kondisi yang tidak normal apabila tidak mendapat
penanganan segera, akan membawa dampak yang berbahaya sehingga mengancam kondisi Ny. " J ".
Dari tinjauan pustaka, luka jahitan perineum jika tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan
terjadinya infeksi luka jahitan perineum. Berdasarkan data yang ada pada Studi Kasus Ny. " J " di
lapangan dapat diantisipasi masalah potensial yaitu potensial terjadinya infeksi luka jahitan perineum.
Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan manajemen kebidanan pada kasus ini ada kesamaan
sehingga tidak ditemukan adanya kesenjangan.
Dalam kasus ini penulis tidak melaksanakan tindakan segera atau emergency oleh karena tidak ada
diagnosa atau masalah yang memerlukan tindakan segera. Dalam Konsep Manajemen Kebidanan bahwa
perawatan nifas harus disetujui oleh klien, oleh sebab itu sebelumnya harus didiskusikan kebenarannya
bersama klien sesuai situasi dan kondisi serta tindakan harus dapat dianalisa secara teoritis. Rencana
asuhan yang diberikan pada Ny. " J " masa nifas normal dengan nyeri perineum adalah sebagai berikut,
Memberikan ibu ucapan selamat atas kelahiran bayinya.menjelaskan penyebab timbulnya nyeri
perineum, yaitu akibat terputusnya kontinuitas jaringan yang menyebabkan aliran darah pada
jaringan terhambat sehingga merangsang reseptor nyeri ke hypothalamus yang dipersepsikan ke
saraf perifer yang menimbulkan nyeri.mengajarkan ibu teknik relaksasi, mengobservasi tanda-
tanda vital , memberi HE tentang :makanan bergizi , menganjurkan ibu untuk merngkonsumsi
makanan seperti nasi, telur, ikan, sayuran, buah-buahan dan susu. menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup ±8 jam sehari. ,menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan
mengganti pembalut bila terasa lembab,.menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya, dan ibu
melakukannya.,menganjurkan ibu untuk meminum obatnya secara teratur. Pada tahap
pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. " J ", Penulis melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan sesuai
dengan perencanaan. Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya
kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien dan keluarga serta dukungan, bimbingan dan asuhan dari
pembimbing di lahan praktek. Proses evaluasi merupakan langkah akhir dari proses Manajemen Asuhan
Kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien dengan
berpedoman pada masalah dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil evaluasi dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar hasil yang diharapkan tercapai dan masih ada beberapa masalah yang
belum teratasi. Adapun tujuan yang belum tercapai adalah ibu belum mengerti sepenuhnya mengenai
perawatan bayi, nyeri luka perineum belum teratasi, ibu masih tampak meringis serta masih ada
kemungkinan terjadinya infeksi puerperalis yang masih dalam pengawasan dan belum dapat di evaluasi
secara menyeluruh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Setelah membahas dan menguraikan kasus Ny “J” Masa Nifas dengan Jahitan Luka Perineum
tk.II di UPTD Puskesmas Lau maka Penulis dapat menarik kesimpulan dan saran :
2. Saran
Diharapkan bidan dalam memberikan asuhan kepada klien menerapkan manajemen kebidanan
serta pendokumentasian asuhan sebagai pertanggung jawaban apabila ada gugatan, Sebagai
petugas kesehatan khususnya seorang bidan diharapkan senantiasa berupaya untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang
lebih professional berdasarkan manajemen kebidanan sebagai pertanggung jawaban apabila ada
gugatan.,dalam melaksanakan tugas sebagai bidan harus sepengetahuan dan mendapat
persetujuan dari klien
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari,D. “Asuhan Kebidanan Nifas”. 2009. Jogjakarta : Mitra Cendikia. Wiknjosastro,H.
“Ilmu Kebidanan”. 2006. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka-SP Prawihardjo, S.
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2006. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka-SP Saifuddin, .
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2006. Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka-SP Saleha S. 2009. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas”. Salemba Medika.
Jakarta. Salma, dkk. 2006.
“Asuhan Kebidanan Antenatal”. Buku Kedokteran. Jakarta. Mochtar, Rustam. 2004.
Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. JNPK-KR. 2008.
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Buku Acuan. Ed.4 revisi. Jakarta: Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik-Kesehatan Reroduksi.
Varney, H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 2007. Jakarta : EGC.
Cunnigham F, Gary, et al. 2005. “Masa Nifas “, Obstetri Williams, edisi 21, EGC, Jakarta, hal
447,459,467
(http://blogspot.com/2010/12/kematian-maternal.html)
(http://himapid.blogspot.com/2011/03/kematian-maternal.html)
(http://www.anatomipayudara.com)
(http://formasi-fib-ui-org/blog/artikelislam/nifas-dan-hukumnya.html )
LEMBAR MONITORING PRE DAN POST CONFERENCE
NIM : 2021102312
Zahriyanti, S.ST
NIP.197609122003122007
Stase : Nifas
Kasus : Nyeri Luka Perineum
Nama : Ny.J
No Komponen Pembahasan
1 Tutorial 1 :
Data Subjektif : ; Ny,J tidak bisa berkatifitas secara leluasa
Nyeri luka perineum bila berjalan
-
3 Feedback ( dari Prognosis baik jika dilakukan perawatan nifas yang baik dan
3 preceptor dan benar
Pembimbing
Institusi
5. Kesimpulan
Asuhan kebidanan yang diberikan kurang lengkap. Perlu tindakan kolaboratif untuk
pengkajian pemeriksaan penunjang
Teknik asuhan yang tepat untuk pasien ibu nifas
6. Tindak Lanjut
Pendampingan dan konseling ibu nifas normal perlu digalakkan dan di rutinkan
LAPORAN PRAKTIK PROFESI READING JURNAL TENTANG
EFEKTIFITAS
SIZTH BATH UNTUK MENGURANGI RASA NYERI PERINEUM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Disusun
Oleh :
(HARIYANI – 2021102132)
Maros tgl 26
Juni 2022
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul .............................................................................................................i
Halaman Pengesahan
..................................................................................................ii
Kata
Pengantar..............................................................................................................iii
Daftar
Isi ......................................................................................................................iv
BAB I
Pendahuluan .....................................................................................................1
BAB II Tinjauan
Pustaka .............................................................................................2
BAB III Kesimpulan Dan
Saran ...............................................................................14
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................15
LAMPIRAN ..........................................................................................................
....16
BAB I
PENDAHULUAN
tidak sampai dasar panggul dilalui kepala janin dengan cepat. Sebaliknya
kepala janin yang akan lahir tidak ditahan terlampau kuat dan lama
75% dari total kasus kematian ibu – adalah pendarahan, infeksi, tekanan
utama kematian ibu dari tahun 2010-2013 adalah pendarahan (30.3% pada
ANALISIS DATA
DIAGNOSA KEBIDANAN
Perubahan warna,
bau, banyaknya dan
perpanjangan lokia
merupakan
terjadinya infeksi
yang disebabkan
oleh involusio yang
kurang baik
IMPLEMENTASI
B, Telaah Journal
asuhan
Manajemen Asuhan 1 kebidana Banyak 42
Kebidanan Masa Nifas orang n kepada ibu bila
Ny.S terjadi hari
JURNAL pada Ny “S” dengan Nyeri
MIDWIFERY Vol Luka Jahitan Perineum dengan infekdsi
2 No 2 Tahun 2020 pada Tanggal 24 Juli-03
nyeriperi perperiu
neum m
DOI: September 2019 di RSUD prognosis
10.24252/Jm.V2i2 Syekh Yusuf Gowa Tahun buruk
a4 2019 jika
terjadi
infeksi
C. Berdasarkan hasil evaluasi dari tindakan yang dilakukan pada ny.L dimana didaptkan hasil bahwa ibu sudah
dapat beradaptasi dengan nyeri dimana tindakan yang sudah dilakukan Mengobservasi Tanda-tanda vital,
Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg, Nadi :80 x/m, Suhu : 36,5º C, Pernapasan : 20 x/m, mengobservasi
Tinggu Fundus Uteri , Kontra Uterus dan pengeluaran lokia, pengukuran Tinggi fundus Uteri : 1 jari bawah
pusat, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar, lokhia Rubra, menjelaskan kepada ibu tentang
penyebab nyeri yang dirasakan bersifat normal, menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, menganjurkan
tekhnik relaksasi tari napas panjang melalui hidung dan keluarkan melalui mulut, menganjurkan ibu untuk
sit Bath, enganjurkan pada ibu agar menjaga kebersihan Vulva dengan teratur, yaitu mencuci daerah vulva
dengan bersih setiap habis BAK dan BAB, menganjurkan ibu untuk banyak istirahat, mengobservasi tanda-
tanda infeksi pada luka perineum ,penatalaksanaan pemberian antibiotik dan analgetik sesuai resep dokter
Amoxillin 500 mg/tablet dosis 3 x 1, Pervita 500 mg/tablet dosis 3 x 1, SF dosis 1 x 1 ,menjelaskan pada
ibu tentang manfaat KB , berdasarkan hasil penatalksanaan yang dilakukan kepada ny.L sejalan yang
dilakukan oleh Rita dalam penelitiaannya bahwa dengan tekhnik sizt bath dapat mengurangi tingkat nyeri
ibu
D. Ruptur perineum (robekan perineum) terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga
pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas
apabila: kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasanya, kepala janin
melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar dari pada sirkum ferentia suboksiput
bregmatika, dengan perawatan yang baik yang di bahas dalam buku Asuhan Persalinan Normal maka,
dapat disimpulkan bahwa tingkat insitas nyeri ibu nifas terhadap luka yang dialami berbeda-beda dan
tingkat penyembuhan luka pasien tergantung perawatan yang dilakukan oleh ibu pakah semua yang
diajarkan dianjurkan dilakukan atau tidak.
BAB III
1. Kesimpulan
Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan
berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga tidak sampai dasar panggul
dilalui kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan lahir tidak ditahan terlampau kuat
dan lama karena menyebabkan asfiksia perdarahan dalam tengkorak janin dan melemahkan otot-otot pada
dasar panggul karena direnggangkan terlalu lama. Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh,
yang timbul bila ada jaringan rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara
memindahkan stimulus.
2. Saran
Diharapkan pada setiap ibu nifas agar mengkomsumsi makanan yang bergizi karena
makanan yang bergizi akan memenuhi kebutuhan energi, juga untuk mempercepat proses
penyembuhan dan pengembalian alat reproduksi mendekati keadaan sebelum hamil serta
untuk memperbanyak produksi ASI.
Authors
Octa Dwienda Ristica STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Rita Afni STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Keywords:
Efektifitas, Sitz Bath, Nyeri Rupture Perineum
ABSTRACT
Setiap ibu yang menjalani proses persalinan dengan mendapatkan rupture perineum akan
merasakan nyeri. Upaya pencegahan dan mengatasi nyeri ini bisa dengan pemanfaatan
teknik sitz bath Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas teknik sitz bath
untuk mengurangi nyeri rupture perineum pada ibu nifas di Praktik Mandiri Bidan Dince
Syafrina, SST. Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasi experimental dengan teknik
pengambilan sampel atau sampling yaitu Purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu Nifas dengan luka perineum di Praktik Mandiri Bidan Dince Syafrina, SST
Pekanbaru sebanyak 35 orang. Analisa data pada penelitian ini adalah analisa univariat dan
bivariate. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden sebelum diberikan terapi
pengurang nyeri luka perineum dengan tekhnik sitz bath mengalami intensitas nyeri 7
yakni berjumlah 13 orang ( 37,1 %). Dan sesudah diberikan terapi pengurang nyeri luka
perineum dengan tekhnik sitz bath, mengalami intensitas nyeri 6 yakni berjumlah 12 orang
( 34.3 %). kesimpulan penelitian ini adalah didapatkan bahwa rata-rata intensitas nyeri luka
perineum pada ibu nifas pada pengukuran pertama adalah 6,43 (nyeri sedang), sedangkan
rata-rata intensitas nyeri pada pengukuran kedua adalah 4,69 (nyeri sedang), maka
disimpulkan ada pengaruh pemberian terapi dengan tekhnik sitz bath terhadap nyeri luka
perineum pada ibu nifas. Saran penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan dapat
mengatasi nyeri luka perineum yaitu bukan hanya memberikan terapi farmakologis namun
dapat mengkombinasikan dengan pemberian terapi pengurang nyeri dengan tekhnik sitz
bath dalam mengatasi nyeri luka perineum
December 2020
Conference: SNHRP - II : Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian, Ke - II, 2019
Tersedia online di http://snhrp.unipasby.ac.id/ ISBN 978 - 602 - 5793 - 57 - 8 256 SNHRP -
II UNIPA Surabaya Perbedaan Tingkat Nyeri Luka Perineum Antara Penjahitan Jelujur Dan
Terputus Pada Ibu Nifas
Project: midwife
Article
Nov 2003AM FAM PHYSICIAN
Lawrence LeemanMaridee SpearmanRebecca Rogers
View
Show abstract
Postnatal Care evidence and guidelines for management
Jan 2004
D BickC MacarturH KnowlesH Winter
Bick D, MacArtur C, Knowles H, Winter H. Postnatal Care evidence and guidelines for
management. Churchill livingstone: Elsevier; 2004
Anatomy and Physiology for midwives
JURNAL MIDWIFERY Vol 2 No 2 Tahun 2020 DOI: 10.24252/jm.v2i2a4 Manajemen
Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum pada
Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 1Nurul
Atikah, 2Zelna Yuni Andryani. A, 3Dewi Setiawati Asuhan kebidanan
merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan pada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam
bidang kesehatan ibu pada masa hamil, persalinan, maupun nifas. Masa nifas
merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan
dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah
persalinan, di antaranya di sebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas (Saleha,2013:95).
Menurut World Health Organization (WHO) setiap hari terdapat 830 kasus kematian ibu.
Di Indonesia AKI tahun 2010-2013 disebabkan oleh perdarahan dan memiliki presentase
ABSTRAK Pendahuluan Nifas adalah masa sesudah persalinan yaitu sejak kelahiran
bayi, plasenta dan selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali kesehatan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Karya tulis ilmiah ini bertujuan
untuk melaksanakan manajemen asuhan kebidanan masa nifas pada ibu dengan nyeri
luka jahitan perineum di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 menggunakan
pendekatan studi kasus, dengan metode manajemen asuhan kebidanan tujuh langkah
Varney dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP. Hasil asuhan pada Ny “S” dengan
Nyeri Luka Jahitan Perineum Asuhan dilakukan selama 42 hari dengan melakukan
kunjungan masa nifas sebanyak 7 kali, baik di RS maupun di rumah ditemukan ibu
mengalami nyeri luka jahitan perineum sejak setelah ibu melahirkan pada tanggal 24
Juli 2019, selama pemantauan tidak ditemukan adanya masalah potensial seperti tanda-
tanda infeksi serta pada hari ke 6 masa nifas Ny “S” luka jahitan perineum tampak mulai
menyatu dengan kulit dan berangsur sembuh. Kesimpulan dari studi kasus setelah
pemantauan dan analisa data pada ibu dengan nyeri luka jahitan perineum di RSUD Syekh
Yusuf Gowa tahun 2019 pemantauan masa nifas berjalan normal, tanda-tanda vital dalam
batas normal dan telah dilakukan pendokumentasian semua temuan dan tindakan yang
telah dilaksanakan pada Ny “S” dengan hasil tidak ditemukannya kesenjangan antara teori
dan kasus yang di dapatkan. ABSTRACT Introduction postpartum is the post period of
childbirth which begins after the birth of a baby. At this time, the placenta and the
membranes are needed to restore the health of the mother as the condition prior to pregnancy
with a period of approximately 6 weeks. This research paper aims to carry out the
postpartum midwifery care management for mothers with perineal suture pain at the
Regional Hospital of Syekh Yusuf Gowa. The case study approach was employed in this
research in which 7-step Varney obstetric care management method was used. In
addition, the documentation of this study was conducted using SOAP documentation
form. The treatment on the patient of Mrs. “S” with Perineal Suture Pain was carried out
for 42 days by conducting 7 times of postpartum visits, both at the hospital and at her
home. The results found that Mrs. “S” suffered from perineal suture pain after she gave
birth on July 24, 2019. During the monitoring phase, it is found that there were no
potential problems such as signs of infection. In addition, on the 6th day of the
puerperium, perineal suture wounds of Mrs. “S” started to fuse with the skin, and they
gradually healed. After monitoring process and data analysis on Mrs “S” as the patient with
perineal suture pain at RSUD Syekh Yusuf Gowa in 2019, it was found and concluded that
the puerperium was normal, and the vital signs were within normal limits. In addition, the
documentation form has been carried out on all findings and treatments on the patient of Mrs
"S", and it is evident that no gap was found between the theory and the actual case of this
study. *Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar * nurulatikah873@gmail.com Kata
kunci : Masa nifas; Nyeri luka jahitan perineum; Langkah varney Keywords: Postpartum;
Perineal suture pain; Varney Steps PENDAHULUAN
Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum pada Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun
2019 79 Jurnal Midwifery Vol. 2 No. 2 (2020) P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153
cukup tinggi (Depkes RI, 2014). Penyebab kejadian AKI 40% adalah perdarahan pada saat
postpartum, salah satunya adalah perdarahan akibat robekan perineum. Menurut data profil
kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) yang
dilaporkan oleh Subdin Bina Kesga pada tahun 2015 tercatat kematian ibu nifas
sebanyak 8 orang (57,14%) dari 14 orang AKI. Tahun 2016 tercatat kematian ibu
nifas sebanyak 7 orang dengan (38,89%) dari 18 orang AKI, dan pada tahun 2017
tercatat kematian ibu nifas 4 orang (30,77%) dari 13 orang AKI (Profil Kesehatan
Kab.Gowa, 2018). Menurut data rekam medik RSUD Syekh Yusuf Gowa sendiri pada tahun
2015 tercatat jumlah ibu nifas yang di rawatsebanyak 1804 pasien, tahun 2016 menjadi 1578
pasien, tahun 2017 sebanyak 2012 pasien, sedangkan tahun 2018 sebanyak 2571 pasien.
Pada tahun 2018 Sekitar 50% dari pasien diantaranya mengalami luka jahitan perineum dan
mengalami nyeri pada luka jahitan perineum (Rekam Medik RSUD Syekh yusuf Gowa
2019). Nyeri perineum timbul karena adanya kejadian robekan atau laserasi perineum
saat proses melahirkan karena adanya jaringan yang terputus sehingga merangsang
hipotalamus untuk mengeluarkan reseptor nyeri pada daerah perineum (Sarwono, 2008).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nyeri adalah usia. Pada penelitian yang
dilakukan Mulati di beberapa BPM di wilayah Kabupaten Klaten, Ibu postpartum pada
golongan usia 20-35 tahun yang mengalami nyeri berat sejumlah 28 orang (30,7%),
nyeri sedang sejumlah 19 orang (20,8%) dan nyeri ringan sejumlah 30 orang (32,9%),
Sebaliknya ibu postpartum yang berusia <20 tahun tidak ada yang mengalami nyeri berat,
mereka hanya mengalami rasa nyeri ringan bahkan ada yang tidak mengalami rasa nyeri
meskipun mengalami laserasi perineum (Mulati, 2017:45). Nyeri perineum bisa menjadi
persoalan bagi ibu nifas karena akan menimbulkan gangguan ketidaknyamanan dan
kecemasan. Dampak negatif lain diantaranya terhambatnya mobilisasi, terhambatnya proses
bounding attachment, perasaan lelah, maupun gangguan pola tidur. Dampak negatif ini bila
tidak di atasi akan mempengaruhi proses pemulihan ibu nifas sehingga sangatlah penting
untuk mengetahui penanganan yang tepat untuk memperkecil resiko kelainan atau
bahkan kematian ibu nifas. Berdasarkan uraian dan data-data pendukung di atas
menunjukkan bahwa masih tingginya kejadian nyeri luka jahitan perineum di RSUD Syekh
Yusuf maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Manajemen Asuhan
Kebidanan Masa Nifas Pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum di RSUD Syekh
Yusuf Gowa Tahun 2019. Melaksanakan studi kasus dengan pendekatan Manajemen
Asuhan Kebidanan sesuai dengan 7 Langkah Varney dan pendokumentasian dalam
bentuk SOAP. Penatalaksanaan Asuhan dilakukan dengan pemberian asuhan yang sesuai
standar operasional prosedur pada kasus yang diteliti yaitu Manajemen Asuhan
Kebidanan Masa Nifas dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum. Langkah I (Pengumpulan
Data Dasar) Pada studi kasus ini dilakukan pengkajian pada Ny “N”. Berdasarkan hasil
pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum hari pertama masa nifas ditemukan data ibu dengan adanya ruptur perineum
karena posisi ibu yang kurang baik dan benar, pada saat meneran dimana ibu sudah
dipimpin mengedan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN METODE
PENELITIAN
Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum pada Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun
2019 80 Jurnal Midwifery Vol. 2 No. 2 (2020) P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153
dengan baik. Setelah kala II berakhir dilakukan manajemen aktif kala III, setelah
plasenta lahir utuh dan lengkap, dilakukanlah penjahitan luka perineum dengan anastesi,
penjahitan menggunakan benang plain catgut ukuran 2/0. Penjahitan pada mukosa vagina
menggunakan tehnik jelujur, sementara pada perineum menggunakan tehnik satu-satu
dengan jumlah jahitan sebanyak 4 dengan jarak setiap jahitan adalah 1 cm dan jarak antara
jahitan terakhir dengan pangkal luka adalah 0,5 cm. Penjahitan dilakukan oleh bidan.
Didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, ekspresi ibu tampak
meringis apabila bergerak. Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 110/80 mmHg,
nadi 80 kali/menit dan teratur, pernafasan 22 kali/menit, suhu 36,6°C. Pemeriksaan fisik
pada wajah ibu tidak ditemukan oedema, tidak pucat dan ibu tampak meringis, konjungtiva
tampak merah muda dan sklera tidak ikterus, payudara simetris kiri dan kanan, putting
susu menonjol, tampak hiperpigmentasi areola mammae, tidak ada nyeri tekan dan
terdapat pengeluaran colostrum. Tidak ada luka bekas operasi, tampak linea nigra dan
striae livide, TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar). Pada
vulva dan perineum tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lochea rubra, terdapat luka
jahitan yang masih lembab dan tidak berbau serta ekstremitas tidak ada varices dan
tidak ada oedema. Pada kasus Ny “S” data yang diperoleh tidak menemukan
kesenjangan antara teori dengan kasus yang ditemukan. Langkah II (Identifikasi Diagnosa
atau Masalah Aktual) Kasus yang dialami oleh Ny “S”, Pasien mengeluh merasakan nyeri
pada jahitan bekas robekan pada jalan lahir pada saat setelah melahirkan. Persalinan ibu
adalah persalinan anak pertama, dari hasil pemeriksaan vulva dan perineum didapatkan
jahitan bekas robekan secara spontan pada perineum ibu, keadaan luka tersebut masih
lembab, jahitan masih dalam keadaan basah, kondisi luka tidak menunjukkan adanya
oedema dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka perineum seperti adanya pus/nanah,
bau busuk dan suhu sekitar luka lebih tinggi dari pada suhu tubuh ibu. Pada hari pertama
sampai hari kedua masa nifas sangatlah rentan akan terjadinnya infeksi, karena pada
waktu inilah luka masih dalam keadaan lembab dan keadaan luka masih basah diakibatkan
karena lochea yang keluar dari jalan lahir akan melewati luka tersebut. Infeksi nifas
yaitu infeksi bakteri pada dan melalui traktus genetalia yang terjadi sesudah melahirkan,
ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38˚C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari
pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Dengan demikian
penerapan tinjauan teori pada studi kasus Ny “S” tidak temukan kesenjangan antara
teori dengan kasus yang ditemukan. Langkah III (Identifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial) Berdasarkan kasus Ny “S” saat ini dengan nyeri luka perineum akibat
rusaknya otot-otot dari terjadinya robekan secara spontan, terdapat pegeluaran lochea pada
jalan lahir, hal inilah yang dapat memicu terjadinya infeksi luka perineum. Vagina
merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki kuman dan mengakibatkan terjadinya
infeksi berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny “S” dapat diidentifikasi masalah
potensial yaitu antisipasi terjadinya infeksi. Dengan demikian penerapan teori dan
manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus Ny “S” nampak ada persamaan dan
tidak ditemukan adanya kesenjangan. Langkah IV (Tindakan Emergency atau Kolaborasi)
Berdasarkan kasus Ny “S” selama pemantauan, masa nifas ibu berjalan normal dan
tidak ada komplikasi yang menyertai sehingga tidak diperlukan adanya tindakan segera atau
emergency.
Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum pada Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun
2019 81 Jurnal Midwifery Vol. 2 No. 2 (2020) P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153
Langkah V (Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh) Berdasarkan kasus yang terjadi
pada Ny “S” yaitu memberitahu ibu penyebab dari nyeri yang dirasakan oleh ibu, nyeri
pada luka perineum disebabkan oleh karena terputusnya jaringan atau otot-otot perineum
akibat terjadinya robekan baik disengaja maupun robekan spontan maka aliran darah pada
jaringan tersebut terhambat dan mengantarkan respon nyeri ke hypothalamus dan
presepsikan ke saraf perifer dan menimbulkan nyeri Rencana asuhan yang diberikan
adalah memberitahu ibu penyebab dari nyeri yang dirasakan oleh ibu selain
menjelaskan penyebab nyeri yang dirasakannya, dilakukan pula observasi kontraksi
uterus karena dengan mengobservasi kontraksi uterus yang baik merupakan salah satu
upaya pencegahan postpartum yang diakibatkan oleh atonia uteri dan memperlambat
proses involusi. Observasi pengeluaran lochea yang merupakan cairan ekskresi selama
nifas juga hal penting yang harus dilakukan. Pengeluaran lochea ini menjadi salah satu
tanda berjalannya proses involusi uterus. Melakukan perawatan luka perineum dapat
mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Luka perineum
merupakan rusaknya jaringan otot-otot perineum, dimana luka tersebut berada di daerah
yang lembab dan rentan akan masuknya kuman. Adapun tanda-tanda infeksi pada luka
perineum ialah pada luka jahitan terdapat pus/nanah, adanya bau busuk, suhu perineum
lebih hangat dari suhu sekitarnya. Berdasarkan kasus Ny “S” bidan melakukan pemberian
obat analgetik, antibiotik dan multi vitamin sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
infeksi. Obat analgetik dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu dan obat antibiotik
dapat menghambat mikroba atau jenis lain penyebab infeksi. Serta dengan pemberian zat
besi pada ibu nifas karena di masa nifas kebutuhan Fe meningkat akibat kehilangan darah
pada saat proses persalinan (Saleha, 2013:131-132). Pada langkah ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang didapatkan. Dimana rencana asuhan
yang diberikan pada Ny “S” berdasarkan teori memiliki kesamaan dengan kasus yang
didapatkan. Langkah VI (Implementasi) Berdasarkan kasus yang terjadi pada Ny “S”
Kunjungan di rumah sakit dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 24 Juli 2019
didapatkan nyeri yang dirasakan ibu dalam kategori nyeri berat terkontrol dimana ibu masih
respon terhadap tindakan, sifat nyeri lebih terasa jika banyak bergerak. Asuhan yang
diberikan yaitu menjelaskan penyebab nyeri yang dirasakan, menganjurkan ibu untuk
melakukan teknik relaksasi, selalu menjaga kebersihan diri (Personal hygiene). Hari
kedua tanggal 25 Juli 2019 setelah dilakukan implementasi didapatkan nyeri yang
dirasakan ibu dalam kategori nyeri sedang, ibu belum dapat beraktivitas seaktif
biasanya. Asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk tetap melakukan teknik
relaksasi dan mobilisasi untuk mengurangi rasa nyeri dan pada hari ketiga kunjungan
rumah sakit tanggal 26 Juli 2019 hasil ibu sudah mampu beradaptasi dengan nyeri yang di
rasakan dan selain mengobservasi keadaan ibu tambahan informasi yang diberikan yaitu
perawatan bayi, anjuran untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 6 minggu,
konseling KB. Kunjungan dilanjutkan ke rumah ibu dilakukan sebanyak empat kali
dimulai pada tanggal 29Juli 2019-03 September 2019 hasil keadaan ibu kesadaran
komposmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal mengobservasi tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus dan pengeluaran lochea. Mengajarkan ibu massase fundus, personal
hygiene terutama vulva hygiene, health education, anjuran untuk makan makanan bergizi
untuk mempercepat proses
Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum pada Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun
2019 82 Jurnal Midwifery Vol. 2 No. 2 (2020) P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153
penyembuhan dan berkaitan dengan produksi ASI, melakukan teknik relaksasi,
mobilisasi dan menyusui anaknya agar membantu proses involusi uterus, anjuran untuk tidak
melakukan hubungan seksual selama 6 minggu, konseling KB, pemberian support dari
keluarga khususnya suami sangat penting untuk membantu proses adaptasi terkait nyeri
yang dirasakan ibu dan selalu mengingat dan berserah diri kepada Allah SWT dengan
caraberdoa dan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Adapun beberapa
tambahan asuhan yang diberikan yaitu perawatan bayi baru lahir serta jadwal pemberian
imunisasi. Pada langkah ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti dalam
memberikan asuhan kebidanan karena seluruh tindakan yang dilakukan telah mengarah dan
sesuai dengan kebutuhan pasien. Langkah VII (Evaluasi) Pada kasus Ny”S” dari hasil
evaluasi setelah asuhan kebidanan yang dilaksanankan selama 42 hari dengan 7 kali
kunjungan pada kasus nyeri luka jahitan perineum yang dialami Ny ”S” yakni pada
tanggal 24 Juli 2019 sampai dengan tanggal 26 Juli 2019 dilakukan di rumah sakit dan
kunjungan rumah pada tanggal 29 Juli 2019 sampai dengan berakhirnya masa nifas
tanggal 03 September 2019 tidak di temukan adanya komplikasi yang signifikan dan hasil
yang didapatkan setelah dilakukan implementasi secara keseluruhan ibu mampu
beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan ditandai dengan tanda-tanda vital dan pemeriksaan
fisik lainnya dalam batas normal dan ekpresi ibu tampak ceria. Hal ini sesuai dengan
manajemen asuhan sesuai dengan teori dan sesuai dengan wewenang bidan. A. Kesimpulan
1. Telah dilaksanakan pengkajian dan analisis data ibu nifas pada Ny “S” dengan nyeri luka
jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Tahun 2019. Hasil dari analisa data didapatkan ny “S”, umur 26 tahun, PIA0 dengan nyeri
luka jahitan perineum setelah melahirkan pada tanggal 24 Juli 2019, pukul 12.35 Wita.
2. Telah dirumuskan diagnosa/masalah aktual ibu nifas pada Ny “S” pada tanggal 24
Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019. Hasil dari interpretasi data
sehingga Ny “S” umur 26 tahun dengan masalah aktual nyeri luka jahitan perineum 3.
Telah dirumuskan diagnosa/masalah potensial ibu nifas pada Ny “S” dengan nyeri luka
jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Tahun 2019. Hasil dari interpretasi data Ny “S” berpotensial infeksi luka jahitan
perineum. 4. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi ibu nifas
pada Ny “S” dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di
RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019. Hasil yaitu tidak diperlukan adaanya tindakan
segera/emergency. 5. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan ibu nifas pada
Ny “S” dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD
Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan masalah
potensial seperti perawatan luka perineum, teknik relaksasi dan mobilisasi dini,
pemantauan tinggi fundus uteri, pengeluaran lochea, pemberian ASI ekslusif, personal
hygiene, KB, pemberian support, dsb. KESIMPULAN DAN SARAN
Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum pada Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun
2019 83 Jurnal Midwifery Vol. 2 No. 2 (2020) P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153
6. Telah melaksanakan tindakan asuhan yang telah disusun pada ibu nifas Ny “S”
dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD
Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 dengan hasil yaitu semua perencanaan dapat
dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa hambatan. 7. Telah mengevaluasi hasil tindakan
yang telah dilakukan pada ibu nifas Ny “S” dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal
24 Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf 8. Gowa Tahun 2019 dengan hasil yaitu
seluruh asuhan telah diberikan dan tidak ada hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan
teori 9. Telah dilakukan pendokumentasian semua temuan dan tindakan yang telah dilakukan
pada ibu nifas Ny “S” dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03
September di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 dalam bentuk SOAP. B. Saran Untuk
Klien Diharapkan kepada ibu masa nifas dapat meningkatkan kondisi fisik dan psikis,
serta personal hygiene untuk menghindari komplikasi yang lebih berat dalam masa nifas
utamanya pada ibu nifas dengan nyeri luka jahitan perineum untuk mencegah
terjadinya infeksi pada ibu. Diharapkan pada setiap ibu nifas agar mengkomsumsi
makanan yang bergizi karena makanan yang bergizi akan memenuhi kebutuhan energi,
juga untuk mempercepat proses penyembuhan dan pengembalian alat reproduksi
mendekati keadaan sebelum hamil serta untuk memperbanyak produksi ASI. Diperlukan
keterlibatan suami/keluaga dalam perawatan untuk meningkatkan hubungan yang lebih erat
antar pasien dengan bayinya demi menambah pengetahuan dan bimbingan sebagai
lanjutan perawatan dirumah. Untuk bidan Sebagai petugas kesehatan khususnya seorang
bidan diharapkan senantiasa berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih profesional
berdasarkan manajemen kebidanan sebagai pertanggung jawaban. Dalam melaksanakan
tugas sebagai bidan harus sepengetahuan dan mendapatkan persetujuan dari klien Dalam
pandangan Islam dalam memberikan asuhan kepada klien harus menerapkan kaidah
agama di dalamnya agar klien dapat mengerti tentang larangan dalam melakukan
hubungan badan antara suami istri apabila dalam keadaan haid atau nifas. Untuk Institusi
Pendidikan Dengan mengetahui permasalahan yang dapat timbul pada ibu nifasdengan
nyeri luka jahitan perineum, diharapkan intitusi pendidikan dapat meningkatkan mutu dan
kualitas serta perkembangan sesuai prosedur dalam memberikan asuhan dan dalam
pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan dalam memecahkan suatu masalah kebidanan.
Depkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Fatimah dan Lestari, Prasetya. 2019.
Pijat perineum Mengurangi Rupture Perineum untuk Kalangan Umum, Ibu Hamil, dan
Mahasiswa Kesehatan.Yogyakarta: Pustaka Baru Press .
Laporan Data Lengkap
Nama pasien : Ny.S
Diagnosa : P1Ao, Post partum hari ketiga dengan bendungan ASI
Tanggal No. Dx Evaluasi TTD
28/11/2022 01 S: Payudara ibu terasa panas dan penuh
Jam 08.00 Tgl 25 November 2022 ibu melahirkan
Lochia Rubra
WITA
P: Tgl 28 /12/2022
1. Anjuran ibu untuk memerah ASI pada payudara yang
bengkak, ibu bersedia memerah ASI
2. Anjuran Ibu untuk kompres panas dan dingin pada
payudara yang bengkak, ibu bersedia melakukan yang
dicontohkan
3. Penatalaksanaan obat anti piretik untuk mengurangi
nyeri paracetamol 2 x 1 500 mg/hari, obat untuk pagi
sudah diminum
Laporan Data Fokus
Analisis Data
DO:-
DO:-
TATA TERTIB MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
A. Sikap
1. Disiplin dalam tugas
2. Kerja sama dengan orang lain sesuai dengan ketentuan institusi
3. Inisiatif dalam bekerja
4. Bertanggung jawab dalam tugas yang diberikan
5. Komunikasi yang baik dengan klien
6. Perhatian dalam bekerja
7. Jujur, sopan dan teliti dalam bekerja
B. Waktu kehadiran
1. Jam 07.30 sampai 14.00 WITA untuk dinas pagi
2. Jam 14.00 sampai 21.00 WITA untuk dinas sore
3. Jam 21.00 sampai 07.30 WITA untuk dinas malam
C. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan tempat praktik tanpa seizin kepala
ruangan/pembimbing atau petugas ruangan serta tidak diperkenankan meninggalkan
lokasi/wilayah praktik klinik tanpa seizin C.I institusi
D. Sanksi penggantian dinas praktik diberikan kepada mahasiswa apabila (disesuaikan oleh
lahan) :
1. Izin 1 hari ganti dinas 1 hari
2. Sakit 1 hari ganti dinas 1 hari (harus ada surat keterangan Dokter)
3. Alpa 1 hari ganti dinas 2 hari
4. Bila mahasiswa merusak, menghilangkan alat-alat di ruangan praktik berkewajiban
mengganti alat tersebut
5. Mahasiswa berkewajiban menjaga kebersihan dan kesterilan alat-alat dan bahan praktik yang
dimiliki di lahan praktik
6. Tidak diperkenankan menggunakan alat-alat dan bahan praktik milik lahan praktik, milik
klien dan atau memindahkan tanpa sepengetahuan kepala ruangan
7. Mahasiswa baik secara pribadi atau kelompok berkewajiban mengganti alat-alat, bahan-
bahan praktik yang hilang atau rusak selama praktik
8. Mahasiswa hendaknya membawa sendiri alat-alat pemeriksaan fisik
E. Ketentuan Pakaian Praktik
1. Pada saat melakukan praktik, mahasiswa harus menggunakan pakaian praktik
lengkap (putih-putih) dengan atribut, sepatu putih dan berpenampilan rapi, bersih
dan sopan
2. Menggunakan atribut :
Papan nama di sebelah kanan b.
Lencana (Logo) di sebelah kiri
3. Tidak diperkenankan memakai training spak (baju olahraga) saat melakukan praktik
kecuali persetujuan pihak lahan
4. Tidak diperkenankan memakai perhiasan kecuali jam tangan (yang memakai jarum
detik) saat melakukan praktik.
Demikianlah buku pedoman ini disusun sebagai acuan dalam mencapai target
yang telah ditetapkan. Semoga bermanfaat