Anda di halaman 1dari 80

BUKU LOGBOOK PRAKTIK PROFESI

STASE ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

IDENTITAS MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI

Nama Mahasiswa : Hariyani

NIM : 2021102321
Tempat/ Tanggal Lahir: .Indra giri hilir / 10 April 1976
No. HP : 082197370175
Email : anihariyani09@gmail.com
Alamat : Makassar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI PROGRAM PROFESI


INSTITUT TEKHNOLOGI DAN SAINS (ITKES)
MUHAMMADIYAH SIDRAP
2022/2023
SAMBUTAN
REKTOR ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

Dengan senantiasa memanjatkan puji dan syukur kepada Allah


SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya jualah maka Logbook Praktik
Stase Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Program studi Pendidikan
Profesi Bidan Program Profesi ITKES Muhammadiyah Sidenreng Rappang
tahun 2022/2023 dapat diselesaikan.
Kami haturkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas
kerjasama dalam melaksanakan tugas – tugas ini dengan baik
Harapan kami dengan Kepada semua pihak yang telah berjasa
dalam penyusunan loogbook ini, sekali lagi diucapkan terima kasih. Dan
marilah kita berkomitmen untuk memajukan Pendidikan Tinggi ITKES
Muhammadiyah Sidrap dengan menjadi bagian penting dalam
Peningkatan Sumber Daya Manusia yang islami dan berkemajuan.

Pangkajene, 11 Zulhijjah 1443 H


20 Juli 2022 M
Rektor,

TTD
DR.Muhammad Tahir, SKM.,M. Kes
NBM. 1069207
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena


atas izin-Nya jualah maka Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas .
Program studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi ITKES
Muhammadiyah Sidenreng Rappang tahun 2022 - 2023 dapat
diselesaikan.
Kami sadar bahwa apa yang terkandung dalam pedoman ini belum

tersaji dengan optimal, sehingga perlu kritik dan saran demi

tersempurnanya pedoman ini.

Jazakumullahu khairan katsiran.

Fastabiqulkhaerat.

Sidrap, 20 Agustus 2022


Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
ITKes Muhammadiyah Sidrap

TTD
Wilda Rezki Pratiwi, S.ST., M. Kes
NIDN : 0906129102
STASE IV

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU


NIFAS
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengalaman belajar klinik pada mahasiswa dalam lingkup asuhan
kebidanan kepada nifas meliputi asuhan kebidanan nifas dan manajemen laktasi
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan padanifas secara holistic,komprehensif dan
berkesinambungan yang didukung kemampuan berpikir kritis dan rasionalisasi klinis dan
reflektif
b. Mampu melakukan deteksi dini,konsultasi,kalaborasi dan rujukan,didukung kemampuan
berpikir kritis dan rasionlisasi klinis sesuai lingkup asuhan kebidanan
c. Mampu melakukan penanganan awal kegawat daruratan neonatal sesuai standar mutu yang
berlaku
d. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan dan pelopor pelayanan kebidanan sesuai kode
etik profesi
e. Mampu melakukan KIE, promosi kesehatan dan konseling tentang kesehatan
reproduksi,kehidupan berkeluarga sehat, persiapan menjadi orang tua dan pengasuhan anak
f. Mampu membuat keputusan Mampu melakukan upaya pemberdayaan perempuan sebagai
mitra untuk meningkatkan kesehatan,dan atisipasi masalah,pencegahan komplikasi dan
kegawatdaruratan.
g. secara tepat dalam pelayanankebidanan berdasarkan pemikiran logis,ktitis,inovatif sesuai
dengan kode etik

B. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Waktu Praktik : Tgl 28 November – 10 Desember 2022
Tempat : UPTD Puskesmas Lau
Bagian : Ruang Nifas

C. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI

1. Pemeriksaan postnatal (Minggu ke 1, Minggu ke 2-6)

2. Asuhan kebidanan pada puerperium

3. Manajemen dan administrasi obat yang digunakan dalam asuhan nifas

4. Risk assessment tools,

5. Keterampilan membuat surat rujukan

6. Seksualitas pada periode postpartum


7. Asuhan postnatal pada ibu dengan kebutuhan kompleks

8. Patient safety pada asuhan postnatal

9. Pembelajaran interprofesional dan bekerja interdisiplin, refleksi praktik klinik,


penurunan risiko dan promosi kesehatan pada postpartum

10. Aspek psikososial dan kultural pada nifas (menganalisis dimensi social dan cultural
yang berhubungan dengan nutrisi dan laktasi serta memperkuat pengetahuan dan
keterampilannya untuk mendukung perempuan dalam membuat pilihan memberikan
nutrisi pada bayi, laktasi dan menyusui sesuai dengan kode etik praktik bidan)

11. Asuhan postnatal di rumah sakit pada ibu post SC

12. Edukasi dan pengaturan kehamilan pada masa nifas

13. Konsep home visit

14. Keterampilan melakukan pencatatan

15. Berduka dan kehilangan

16. Laktasi

17. Nutrisi dan biochemistry masa nifas, biochemistry ASI

18. Manajemen nifas (dukungan menyusui, konseling tentang perawatan diri)

19. Peralatan dan teknologi pada breastfeeding

20. Adaptasi ibu dan proses menyusui

21. Menyusui bayi kembar/multiple

22. Gangguan pada payudara yang tidak menyusui

23. Posisi terapetis pada menyusui

24. Membangun kemampuan dan kepercayaan diri ibu dan keluarga pada proses menyusui

25. Memerah dan mengeluarkan ASI

26. Dukungan pada terapi manual menyusui

27. Praktik yang dapat mengganggu kesuksesan menyusui

28. Menyusui pada ibu bekerja

29. Pemberitahuan menyusui

30. Masalah pada menyusui

31. Menyusui pada kondisi khusus


32. Susu pengganti

33. Asuhan kebidanan pada ibu dengan kondisi khusus: mastitis, perinatal dengan
gangguam mood dan kecemasan, postpartum endometritis, perdarahan post partum

D. TARGET

1. CBD 1
2. BST 60
3. Tutorial Klinik 1
4. Refleksi Kasus 1
5. Journal Reading 2
6. OMP 5
7. DOPS 2
8. Mini Cex 2
9. OSLER 1
10. Laporan Lengkap 1
11. Laporan Data Fokus 19

E. PENILAIAN
a. CBD, Tutorial klinik, Mini Cex, DOPS, Journal Reading, Laporan kasus
No Target Tanggal Catatan
Stase Pelaksanaan
1. CBD 02 /12/2022 Sdh di lakukan pengkajian pasien
dengan keluhan Nyeri perineum

2. Tutorial 02/12/2022 Sdh dilakukan pendokumentasian


Klinik asuhan (SOAP)

b.
b.
b.
3. Refleksi 02/12/2022 Sdh dilakukan refleksi kasus dengan
b.
Kasus nyeri perineum
b.
b.
b.
b.
4. Journal 02/12/2022 Journal reading tentang pentalaksanaan b.
Reading sizth bath pada penanganan nyeri luka b.
perineum b.
b.
b.
5. Journal 02/12/2022 Journal reading tentang b.
Reading penatalaksanaan mobilisasi dini pada b.
post partum b.
b.
b.
b.
6 DOPS 02/12/2022 Penatalaksanaan asuhan post partum
b.
hari kedua dengan nyeri luka perineum
b.
b.
b.
7 DOPS 02/12/2022 Penatalaksanaan perawatan payudara b.
b.
b.
b.
8 MINI CEX 02/12/2022 Penilaian penatalaksanaan kasus post b.
partum b.
b.
b.
9 MINI CEX 03/12/2022 Penilaian penatalksanaan kasus post b.
partum dengan nyeri perut bagian b.
bawah b.
b.
b.
10 OSLER 03/12/2022 b.
b.
b.
b.
11 Laporan 03/12/2022 b.
Lengkap b.
b.
b.
12 Laporan Data03/12/2022 b.
Fokus b.
b.
b.
b.
13 Laporan Data03/12/2022
b.
Fokus
b. Bed Side Teaching

No Identitas Pasien Tanggal Tanda Catatan


Jenis Keterampilan Tangan
Preceptor
1 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22
Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

2 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

3 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

4 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

5 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

6 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

7 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........
8 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22
Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

9 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

10 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

11 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

12 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

13 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

14 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........
15 Nifas Normal Nama : Ny.K 28/ 11/22
Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

16 Deteksi Dini, konsultasi, Nama : Ny.K 28/ 11/22


rujukan dan kolaborasi Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

17 Deteksi Dini, konsultasi, Nama : Ny.K 28/ 11/22


rujukan dan kolaborasi Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

18 Deteksi Dini, konsultasi, Nama : Ny.K 28/ 11/22


rujukan dan kolaborasi Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

19 Deteksi Dini, konsultasi, Nama : Ny.K 28/ 11/22


rujukan dan kolaborasi Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

20 Deteksi Dini, konsultasi, Nama : Ny.K 28/ 11/22


rujukan dan kolaborasi Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

21 Deteksi Dini, konsultasi, Nama : Ny.K 28/ 11/22


rujukan dan kolaborasi Umur : 25 Tahun
Alamat : ........
22 Deteksi Dini, konsultasi, Nama : Ny.K 28/ 11/22
rujukan dan kolaborasi Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

23 Deteksi Dini, konsultasi, Nama : Ny.K 28/ 11/22


rujukan dan kolaborasi Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

24 Nifas Patologi Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

25 Nifas Patologi Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

26 Nifas Patologi Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

27 Nifas Patologi Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

28 Nifas Patologi Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........
29 Nifas Patologi Nama : Ny.K 28/ 11/22
Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

30 Nifas Patologi Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

31 Nifas Patologi Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

32 Nifas Patologi Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

33 Nifas Patologi Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

34 Kelas Ibu Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

35 Kelas Ibu Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........
36 Kelas Ibu Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22
Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

37 Kelas Ibu Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

38 Kelas Ibu Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

39 Kunjungan Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

40 Kunjungan Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

41 Kunjungan Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

42 Kunjungan Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........
43 Kunjungan Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22
Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

44 Kunjungan Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

45 Kunjungan Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

46 Kunjungan Nifas Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

47 Tata Laksana ASI Nama : Ny.K 28/ 11/22


Ekslusif/Menyusui/ Umur : 25 Tahun
Pengelolan ASI Alamat : ........

48 Tata Laksana ASI Nama : Ny.K 28/ 11/22


Ekslusif/Menyusui/ Umur : 25 Tahun
Pengelolan ASI Alamat : ........

49 Tata Laksana ASI Nama : Ny.K 28/ 11/22


Ekslusif/Menyusui/ Umur : 25 Tahun
Pengelolan ASI Alamat : ........
50 Tata Laksana ASI Nama : Ny.K 28/ 11/22
Ekslusif/Menyusui/ Umur : 25 Tahun
Pengelolan ASI Alamat : ........

51 Tata Laksana ASI Nama : Ny.K 28/ 11/22


Ekslusif/Menyusui/ Umur : 25 Tahun
Pengelolan ASI Alamat : ........

52 Tata Laksana ASI Nama : Ny.K 28/ 11/22


Ekslusif/Menyusui/ Umur : 25 Tahun
Pengelolan ASI Alamat : ........

53 Tata Laksana ASI Nama : Ny.K 28/ 11/22


Ekslusif/Menyusui/ Umur : 25 Tahun
Pengelolan ASI Alamat : ........

54 Parent Education Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

55 Parent Education Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

56 Parent Education Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........
57 Parent Education Nama : Ny.K 28/ 11/22
Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

58 Parent Education Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

59 Parent Education Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

60 Parent Education Nama : Ny.K 28/ 11/22


Umur : 25 Tahun
Alamat : ........

c. OMP
No Identitas Pasien Tanggal Tanda Catatan
Jenis Keterampilan Tangan
Preceptor
1 Perawatan Luka Perineum Nama : Ny.J 28/ 11/22
Umur : 26 Tahun
Alamat : ........

2 Perawatan Payudara Nama : Ny.S 29/ 11/22


Umur : 27 Tahun
Alamat : ........

3 Konseling Menyusui Nama : Ny.A 30/ 11/22


Umur : 35 Tahun
Alamat : ........

4 Konseling Pemenuhan Nama : Ny.R 01/ 12/22


Kebutuhan selama Nifas Umur : 22 Tahun
Alamat : ........
5 Konseling KB Pasca Nama : Ny.T 02/ 12/22
Melahirkan Umur : 28 Tahun
Alamat : ........

LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD)


STASE NIFAS
JUDUL KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.J DENGAN
LUKA NYERI PERINEUM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Preseptor Pembimbing Pendidikan : Nurjannah S.ST, M.Kes

Disusun Oleh :
(HARIYANI – 2021102132)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI FAKULTAS


KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD)


STASE NIFAS
JUDUL KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.J DENGAN
NYERI LUKA PERINEUM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023.

Maros, Tanggal 28 Nov s/d 10 Desember 2022

Preseptor Institusi Preseptor Lahan Mahasiswa

Nurjannah S.ST, M.Kes Zahriyanti, S.ST Hariyani


NIB.0915108501 NIP.1976091220031220007 NIM.2021102132
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ........................................................................................................ ii
Daftar isi ............................................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan .......................................................................................................... .23
BAB II Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 24
BAB III Pendokumentasian ................................................................................................35
BAB IV Pembahsan ...........................................................................................................37
BAB V Kesimpulan dan saran ...........................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu Negara yang masih belum bisa lepas dari belitan angka
kematian ibu (AKI) yang tinggi. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2009, angka kematian maternal di Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran
hidup, itu berarti setiap 100.000 kelahiran hidup, masih ada sekitar 248 ibu yang meninggal
akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Kematian Maternal, Online, Diakses tanggal
23 Februari 2011)

Pada tahun 2007, provinsi di Indonesia dalam kasus kematian ibu melahirkan tertinggi adalah
Provinsi Papua, yaitu sebesar 730/100.000 kelahiran hidup, diikuti Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebesar 370/100.000 kelahiran hidup, Provinsi Maluku sebesar 340/100.000 kelahiran hidup,
sedangkan di Sulawesi Selatan berdasarkan profil kesehatan Sulawesi Selatan jumlah kejadian
kematian maternal yang dilaporkan pada tahun 2009 yaitu sebesar 104/100.000 kelahiran hidup
(Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011, diakses tanggal 26 Februari 2011). Asuhan masa
nifas diperlukan karena dalam periode ini merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya.
Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa
nifas terjadi dalam 24 jam pertama, salah satu penyebabnya adalah pendarahan masa nifas karena
itu diperlukan penanganan yang tepat (Wulandari dkk. 2011, 2).

Berdasarkan uraian di atas memberi motivasi pada penulis untuk mengkaji dan membahas lebih
lanjut kasus masa nifas dengan nyeri perineum dalam logbook stase ini

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberi Asuhan kepada Ny,J perawatan masa Nifas
b. Tujuan Khusus
1) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ny.J dengan Nyeri Luka Perineum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA MENURUT EVIDENCE BASED MIDWIFERY (EBM)

A. Tinjauan Umum Tentang Masa Nifas


1. Pengertian
a. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu (Saleha 2009, 2)

b. Masa nifas adalah masa sesudah kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan
untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu (Muhaeminah 2003, 2).

c. Periode Pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin
(menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita
pada kondisi tidak hamil (Varney 2007, 958).

d. Masa Nifas (puerperium) adalah masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Wiknjosastro 2006, 237).

e. Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, dan berlangsung selama kira-
kira 6 minggu (Saifuddin 2006, 122).

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas


Asuhan kebidanan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan
pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam
keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil. Adapun
tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut :

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati


atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, keluarga


berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi
sehat.

d. Memberikan plelayanan keluarga berencana (Saifuddin 2006, 122).


3. Tahapan Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas ada 3 periode :

a. Periode immediate post partum Yaitu masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam.
Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia
uteri.

b. Periode early post partum (24 jam-1 minggu) Pada fase ini bidan memastikan involusio
uteri dalam keadaan normal, tidak ada pendarahan, lokhia tidak berbau busuk, tidak
demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan
baik.

c. Periode late post partum (1 minggu-5 minggu) Pada periode ini bidan tetap melakukan
perawatan dan pemeriksaan seharihari serta konseling KB.

4. Peran Bidan dalam Masa Nifas


Peran bidan pada masa nifas adalah sebagai berikut :

a. Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik dan sesuai
dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama
perasalinan dan nifas.

b. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis.

c. Mengkondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa nyaman.

5. Perubahan Fisiologi Masa Nifas


a. Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi
b. Perubahan yang terjadi pada Payudara
c. Perubahan tanda-tanda vital
d. Perubahan pada Sistem Pencernaan
e. Perubahan pada Sistem Perkemihan
f. Perubahan pada Sistem Musculoskeletal
g. Perubahan pada Sistem Endokrin
h. Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler
i. Perubahan hematologi
6. Perubahan Psikologis pada Masa Nifas
Secara psikologis, setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gejala-gejala
psikiatrik demikian juga pada masa menyusui. Meskipun demikian, adapula ibu yang tidak
mengalami hal ini. Agar perubahan psikologi yang dialami tidak berlebihan, ibu perlu
mengetahui tentang hal. yang lebih lanjut. Wanita banyak mengalami perubahan emosi
selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Penting sekali
sebagai seorang bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian psikologis yang normal
sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu memerlukan asuhan khusus pada masa nifas
ini, suatu variasi atau penyimpangan dari penyesuaian yang normal yang umum terjadi
(Wulandari dkk. 2009, 87).

Hal-hal yang membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut :

a. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orangtua.
b. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.

c. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.

d. Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan. Periode ini
diekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga tahap berikut :

a. Talking In Period

Terjadi 1 – 2 hari setelah persalinan, biasanya masih pasif dan sangat bergantung pada
orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman
melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan
meningkat.

b. Talking Hold Period Berlangsung 3 – 4 hari post partum,

ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya dalam menerima tanggung jawab


sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitife,
sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan
yang dialami ibu.

c. Letting Go Period

Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh menerima tanggung
jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat
bergantung pada dirinya (Saleha 2009, 63- 64).

7. Perawatan dan Pengawasan Masa Nifas


a. Perawatan masa nifas
1) Ambulasi dini
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu
post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin
untuk berjalan.
Keuntungan early ambulation adalah :

a) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.

b) Faal dan kandung kemih lebih baik.

c) Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya


selama ibu masih di rumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian,
dan memberi makan.

d) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial early ambulation ekonomis),


menurut penelitian-penelitian yang seksama, tidak mempunyai pengaruh yang
buruk, tidak menyebabkan pendarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi
penyembuhan luka episotomy atau luka di perut, serta tidak memperbesar
kemungkinan prolapsus. Early ambulation tentunya tidak dibenarkan pada ibu
post partum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit
paru-paru, demam, dan sebagainya. Penambahan kegiatan dengan early
ambulation harus berangsur-angsur, jadi bukan maksudnya ibu segera bangun
dibenarkan mencuci, memasak dan sebagainya

2) Nutrisi dan cairan


Pada masa nifas masalah diit perlu mendapat perhatian yang serius, karena dengan
nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi
susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, begizi tinggi, cukup kalori,
tinggi protein dan banyak mengandung cairan. Ibu yang menyusui harus memenuhi
kebutuhan agar gizi sebagai berikut :

a) Mengkomsumsi tambahan 500 kalori tiap hari menjadi ± 2700 – 3000 kalori.

b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan


vitamin yang cukup.

c) Minum sedikitnya 3 liter air tiap hari.

d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari
pasca persalinan.

e) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A


kepada bayi melalui ASI.

3) Personal hygiene
Pada masa nifas, seorang ibu sangat rentan terhadap penyakit infeksi. Oleh karena
itu kebersihan diri sangat penting untuk mencagah terjadinya infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur dan lingkungan sangat penting untuk menjaga
kebersihan dari ibu nifas adalah :

a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama Perineum.

b) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan


air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva
terlebih dahulu, dari depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah
sekitar anus. Anjurkan ibu untuk membersihkan vulva setiap kali setelah BAB
atau BAK.

c) Sarankan ibu untuk menggati pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
dikeringkan di bawah matahari dan disetrika.

d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.

e) Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah tersebut.

4) Istirahat dan tidur


Hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
adalah:

a) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

b) Saran ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-
lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

c) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal.:

(1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.

(2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak pendarahan.

(3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan


dirinya sendiri.

5) Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat
sebagai berikut :

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka
ibu aman untyuk memulai melakukan hubungan suami istri kapanpun ibu siap.

Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan

6) Eliminasi
a) BAK
Ibu diminta untuk buang air kecil (BAK) 6 jam post partum, jika dalam 8 jam
post partum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100
cc, maka dilakukan kateterasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih
penuh, tidak perlu 8 jam untuk kateterisasi.
b) BAB
Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar (BAB) setelah hari kedua
post partum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar
per oral atau per rectal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa
BAB, maka dilakukan klisma (huknah) (Saleha 2009, 71 – 75).
7) Perawatan payudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering serta menggunakan BH yang menyokong
payudara, jika puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui dan tetap menyusukan pada putting
susu yang lecet, apabila lecet sangat berat istirahatkan selama 24 jam dan untuk
menghindari nyeri dapat minum parasetamol 1 kaplet setiap 4 – 6 jam (Saifuddin
2006, 128).

8) Latihan
Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi
kuat. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu
seperti :

a) Dengan tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi
menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke dada : tahan satu
hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi 10 kali.

b) Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel) (Saifuddin 2006, 127).

b. Pengawasan masa nifas


Pengawasan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayinya untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah. Hal-hal. yang perlu dipantau pada
masa nifas adalah:

1) Kunjungan I (6 – 8 jam setelah persalinan)

a) Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan: rujuk bila pendarahan


berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal.

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

2) Kunjungan ke – 2 (6 hari setelah persalinan)

a) Memastikan involusia uteri berjalan normal : uterus berkonsentrasi, fundus di


bawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal, tidak ada bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau pendarahan abnormal.

c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda


penyulit.

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3) Kunjungan ke – 3 (2 minggu setelah persalinan) Seperti pada kunjungan ke – 2 (6


hari setelah persalinan).

4) Kunjungan ke – 4 ( 6 mingu setelah persalinan)

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami.

b) Memberikan konseling keluarga berencana secara dini, imunisasi, dan tanda-


tanda bahaya yang dialami oleh ibu dan bayi (Saifuddin 2006, 123)

B. Tinjauan Tentang Nyeri Luka Perineum


1. Pengertian
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada Perineum sewaktu persalinan (Mochtar,
2004).

Ruptur perineum (robekan perineum) terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan
tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis
tengah dan bisa menjadi luas apabila: kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis
lebih kecil dari pada biasanya, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran
yang lebih besar dari pada sirkum ferentia suboksiput bregmatika.

Adapun tingkatan Ruptur adalah

a. Ruptur perineum tk. I Ruptur perineum hanya pada selaput lender vagina tanpa
mengenai kulit Perineum.

b. Ruptur perineum tk. II


Ruptur terjadi pada selaput lender vagina, otot Perineum, kecuali sfingter ani.

c. Ruptur perineum tk. III

Ruptur terjadi pada Perineum sampai otot sfingter ani.

d. Ruptur perineum tk. IV

Ruptur terjadi pada Perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum
(Wiknjosastro 2006, 165).

2. Faktor Penyebab Ruptur Perineum


a. Faktor ibu
1) Partus presipitatus
2) Primigravida
3) Vrikosa pada pelvis maupun jaringan parut perineum dan vagina
4) Persalinan operatif pervaginam (ekstrasi vakum, ekstraksi forceps, versi dan
ekstrasi, serta embriotomi) episiotomi tidak melindungi perineum, akan tetapi dapat
menyebabkan inkontinensia sfingter anus dengan cara meningkatkan resiko
robekan derajat tiga dan empat. (Cunningham 2005, 467)
b. Faktor Janin.
1) Kepala janin besar dan janin besar.
2) Presentasi defleksi ( puncak kepala, dahi, muka )
3) Letak sungsang dan after coming head
4) Distosia bahu
c. Faktor penolong persalinan
Pimpinan persalinan yang salah merupakan salah satu penyebab terjadinya ruptur
perineum, kerjasama dengan ibu dan penggunaan perasat manual yang tepat dapat
mengatur kecepatan kelahiran bayi dan mencegah terjadinya laserasi. Pengendalian
kecepatan dan pengaturan diameter kepala saat melalui introitus vagina dan perineum
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya robekan. (Depkes RI 2007, 154)

3. Insiden
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga
pada persalinan berikutnya. Robekan Perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa
menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus kubis lebih kecil dari pada
biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar dari pada
sirkumferensia (Wiknjosastro 2006, 165).

4. Patofisiologi
Klinik terjadinya jahitan perineum yaitu karena desakan tiba-tiba dan terlalu cepat kepala
janin lahir serta karena pergerakan pada vulva membuat integritas menjadi rusak. Lebih
jauh lagi kontinuitas jaringan dan pembuluh darah terputus dalam keadaan menimbulkan
pendarahan (Wiknjosastro 2006, 165).
5. Manifestasi Klinik
a. Gelisah
b. Nadi menjadi cepat
c. Pernapasan cepat
d. Pucat dan keringat dingin
e. Segmen bawah uterus menegang
f. Pendarahan vagina
6. Penatalaksanaan Medik
a. Penjahitan luka
b. Pemberian analgetik
c. Pemberian obat penambah darah
d. Vitamin
e. Pemberian anti biotik
7. Perawatan Ruptura Perineum
a. Persiapan alat
1) Satu pasang handschoen
2) Gas steril
3) Com berisi bethadine
4) Kapas savlon
5) Near bekken
b. Cara kerja
1) Vulva hygiene
a. Membantu ibu untuk mengambil posisi litotomi.
b. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang bengalir
c. Pakai sarung tangan dengan disenfeksi tinggi atau steril
d. Dengan menggunakan satu kapas savlon oleskan dari atas kebawah pada labia
minora (dimulai dari bagian yang terjauh dari petugas).
e. Terakhir oleskan satu kapas savlon dari bagian atas sampai kebawah vulva satu
kali.
2) Perawatan luka perineum menurut APN adalah sebagai berikut :
a. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.
b. Menghindari pemberian obat trandisional.
c. Menghindari pemakaian air panas untuk berendam
d. Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3 – 4 x sehari
e. Kontrol ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan
penyembuhan luka (JNPK-KR, 2008).
2) Vagina toilet
a. Gulungkan gaas bethadine pada jari telunjuk dan jari tengah, kemudian oleskan
kedalam vagina dan memutar 360 derajat.

b. Kompres bethadine.

BAB III
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “J” POST


PARTUM HARI KE I DENGAN NYERI LUKA PERINEUM
DI UPTD PUSKESMAS LAU TANGGAL 02 DESEMBER 2022

No. Register : 013500


Tanggal masuk : 02 Desember 2022 jam 14.00 WITA
Tanggal Partus : 02 Desember 2022 jam 09.00 WITA
Tanggal pengkajian : 02 Desember 2022 jam 14.00 WITA

IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : Ny,J / Tn.J
Umur : 25 Tahun / 26 Tahun
Agama : Islam / Islam
Suku/Bangsa : Bugis / Indonesia
Pendidikan : SMU / SMK
Pekerjaan : IRT / Karyawan
Alamat : Bontomanai
Status Pernikahan : 1 kali, sah, lamanya ±1 tahun

A. DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu melahirkan tanggal 02 Desember 2022, pukul 09.00 WITA


2. Ibu mengeluh nyeri bila bergerak di daerah jahitan perineum.
3. Ibu mengatakan ASInya masih sedikit.
4. Ibu sudah menyusui bayinya.
5. Ibu mengatakan sudah BAK tapi belum BAB.
6. Ibu mengganti pembalut setiap selesai mandi.

B. DATA OBJEKTIF (O)

1. Ekspresi wajah ibu nampak meringis bila bergerak


2. Keadaan umum ibu baik
3. TFU 1 jari di bawah pusat
4. Kontraksi uterus baik (teraba bundar dan keras)
5. TTV : TD : 110/80 mmHg P : 20 X/i
N : 84 x/menit S : 36,5 oC
6. Pengeluaran lokhia rubra
7. Nyeri tekan pada daerah perineum
8. Luka jahitan masih basah.

C. ASSESMENT (A)

Ny.J, Umur 25 Tahun, Primipara 6 jam postpartum , dengan nyeri luka perineum

D. PLANNING (P)

Tanggal 02 Desember 2022, pukul 14.00 – 15.00 WITA


1. Memberikan ibu ucapan selamat atas kelahiran bayinya.
2. Menjelaskan penyebab timbulnya nyeri perineum, yaitu akibat terputusnya kontinuitas
jaringan yang menyebabkan aliran darah pada jaringan terhambat sehingga merangsang
reseptor nyeri ke hypothalamus yang dipersepsikan ke saraf perifer yang menimbulkan nyeri.

3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi


4. Mengobservasi tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg P : 20x/i
N : 84x/I S : 36,5 oC
5. Memberi HE tentang :
Makanan bergizi , menganjurkan ibu untuk merngkonsumsi makanan seperti nasi, telur, ikan,
sayuran, buah-buahan dan susu.

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup ±8 jam sehari.


7. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan mengganti pembalut bila terasa
lembab.
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya.
8. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya, dan ibu melakukannya.
9. Menganjurkan ibu untuk meminum obatnya secara teratur.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis akan membandingkan antara konsep dasar dan tinjauan kasus dalam penerapan
proses manajemen kebidanan pada Ny. “J” masa nifas dengan nyeri perineum yang dirawat di UPTD
Puskesmas Lau tanggal 02 Desember 2022. Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dan alasan nyata
dengan pendekatan SOAP yang terdiri dari 4 langkah yaitu :

a. Data Sujektif

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata mencakup nama, umur,
pekerjaan,status perkawinan, pendidikan serta keluhan keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung pada klien atau keluarga dan tenaga kesehatan lainnya

b. Data Objektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi,
serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium.

c. Analisis

Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang mencakup kondisi
tersebut. Penegakan diagnose kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya
menanggulangi ancaman keselamatan ibu.

d. Penatalaksanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan
intervensi untuk mencegah masalah pasien/klien. (Salmah, dkk. 2006 hal. 171).

Berdasarkan interpretasi data yang dibuat pada pendokumentasian Ny.J, di dapatkan data subjektif
Ibu melahirkan tanggal 02 Desember 2022, pukul 09.00 WITA, nyeri bila bergerak di
daerah jahitan perineum, ASInya masih sedikit, sudah BAK tapi belum BAB., Ibu
mengganti pembalut setiap selesai mandi.
Data objektif Ekspresi wajah ibu nampak meringis bila bergerak, Keadaan umum ibu baik
TFU 1 jari di bawah pusat, Kontraksi uterus baik (teraba bundar dan keras), TTV : TD : 110/80
mmHg, P : 20 X/i , N : 84 x/menit S : 36,5 oC, Pengeluaran lokhia rubra, Nyeri tekan pada
daerah perineum, Luka jahitan masih basah.

Pada tahap pengumpulan data, penulis tidak menemukan masalah / hambatan yang berarti karena
baik dari keluarga pasien maupun dari pasien itu sendiri selalu terbuka dalam memberikan informasi
yang diperlukan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data. Dalam tinjauan pustaka tertera
bahwa jahitan perineum dapat terjadi disebabkan oleh anak lahir besar, vagina sempit, perineum kaku.
Berdasarkan studi kasus pada Ny. "J" dengan nyeri perineum ditemukan data yaitu persalinan pertama,
berat bayi 3600 gram, hal ini menunjukan akan salah satu penyebab terjadinya ruptur pada perineum
sehingga apa yang dijelaskan pada Tinjauan Pustaka dengan Studi Kasus tidak ada kesenjangan antara
teori dan studi kasus
Pada Tinjauan Pustaka dijelaskan bahwa terjadinya ruptur perineum disebabkan oleh kepala anak
besar, anak besar, persalinan buatan, vagina sempit, perineum kaku dan pada umumnya robekan terjadi
hampir pada semua persalinan pertama namun tidak tertutup kemungkinan pada persalinan berikutnya.
Sedangkan Studi Kasus Ny." J " mendapat jahitan perineum. Sehingga pada kasus ini ditegakkan
diagnosa masa nifas normal dengan masalah nyeri perineum dan kurangnya pengetahuan ibu tentang
perawatan bayi. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan studi kasus Ny." J " secara
garis besar ada persamaan
Antisipasi adanya masalah potensial yang mungkin terjadi pada Ny." J " berdasarkan pengumpulan,
pengamatan yang cermat dan observasi jika ada kondisi yang tidak normal apabila tidak mendapat
penanganan segera, akan membawa dampak yang berbahaya sehingga mengancam kondisi Ny. " J ".
Dari tinjauan pustaka, luka jahitan perineum jika tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan
terjadinya infeksi luka jahitan perineum. Berdasarkan data yang ada pada Studi Kasus Ny. " J " di
lapangan dapat diantisipasi masalah potensial yaitu potensial terjadinya infeksi luka jahitan perineum.
Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan manajemen kebidanan pada kasus ini ada kesamaan
sehingga tidak ditemukan adanya kesenjangan.
Dalam kasus ini penulis tidak melaksanakan tindakan segera atau emergency oleh karena tidak ada
diagnosa atau masalah yang memerlukan tindakan segera. Dalam Konsep Manajemen Kebidanan bahwa
perawatan nifas harus disetujui oleh klien, oleh sebab itu sebelumnya harus didiskusikan kebenarannya
bersama klien sesuai situasi dan kondisi serta tindakan harus dapat dianalisa secara teoritis. Rencana
asuhan yang diberikan pada Ny. " J " masa nifas normal dengan nyeri perineum adalah sebagai berikut,
Memberikan ibu ucapan selamat atas kelahiran bayinya.menjelaskan penyebab timbulnya nyeri
perineum, yaitu akibat terputusnya kontinuitas jaringan yang menyebabkan aliran darah pada
jaringan terhambat sehingga merangsang reseptor nyeri ke hypothalamus yang dipersepsikan ke
saraf perifer yang menimbulkan nyeri.mengajarkan ibu teknik relaksasi, mengobservasi tanda-
tanda vital , memberi HE tentang :makanan bergizi , menganjurkan ibu untuk merngkonsumsi
makanan seperti nasi, telur, ikan, sayuran, buah-buahan dan susu. menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup ±8 jam sehari. ,menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan
mengganti pembalut bila terasa lembab,.menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya, dan ibu
melakukannya.,menganjurkan ibu untuk meminum obatnya secara teratur. Pada tahap
pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. " J ", Penulis melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan sesuai
dengan perencanaan. Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya
kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien dan keluarga serta dukungan, bimbingan dan asuhan dari
pembimbing di lahan praktek. Proses evaluasi merupakan langkah akhir dari proses Manajemen Asuhan
Kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien dengan
berpedoman pada masalah dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil evaluasi dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar hasil yang diharapkan tercapai dan masih ada beberapa masalah yang
belum teratasi. Adapun tujuan yang belum tercapai adalah ibu belum mengerti sepenuhnya mengenai
perawatan bayi, nyeri luka perineum belum teratasi, ibu masih tampak meringis serta masih ada
kemungkinan terjadinya infeksi puerperalis yang masih dalam pengawasan dan belum dapat di evaluasi
secara menyeluruh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Setelah membahas dan menguraikan kasus Ny “J” Masa Nifas dengan Jahitan Luka Perineum
tk.II di UPTD Puskesmas Lau maka Penulis dapat menarik kesimpulan dan saran :

Melaksanakan pengkajian pada Ny “J” masa nifas melalui anamnesa,pemeriksaan fisik


kemudian data yang diperoleh diananlisis menjadi data subjektif dan objektif. Mengidentifikasi
diagnose/masalah aktual pada Ny “J” masa nifas dengan nyeri Perineum dan diagnose/masalah
potensial adalah infeksi luka jahitan Perineum dan infeksi tali pusat pada bayi. Dari
diagnose/masalah pada Ny “J” tidak diperluakan adanya tindakan segera, kolaborasi dan
konsultasi dengan tenaga kesehatan lainnya. merencanakan asuhan kebidanan pada Ny “J” pada
masa nifas dengan nyeri Perineum dan potensial terjadinya infeksi luka jahitan Perineum dan
infeksi tali pusat pada bayi.,melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “J” masa nifas dengan
nyeri Perineum dari masa nifas hari I

2. Saran
Diharapkan bidan dalam memberikan asuhan kepada klien menerapkan manajemen kebidanan
serta pendokumentasian asuhan sebagai pertanggung jawaban apabila ada gugatan, Sebagai
petugas kesehatan khususnya seorang bidan diharapkan senantiasa berupaya untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang
lebih professional berdasarkan manajemen kebidanan sebagai pertanggung jawaban apabila ada
gugatan.,dalam melaksanakan tugas sebagai bidan harus sepengetahuan dan mendapat
persetujuan dari klien
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari,D. “Asuhan Kebidanan Nifas”. 2009. Jogjakarta : Mitra Cendikia. Wiknjosastro,H.
“Ilmu Kebidanan”. 2006. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka-SP Prawihardjo, S.
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2006. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka-SP Saifuddin, .
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2006. Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka-SP Saleha S. 2009. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas”. Salemba Medika.
Jakarta. Salma, dkk. 2006.
“Asuhan Kebidanan Antenatal”. Buku Kedokteran. Jakarta. Mochtar, Rustam. 2004.
Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. JNPK-KR. 2008.
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Buku Acuan. Ed.4 revisi. Jakarta: Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik-Kesehatan Reroduksi.
Varney, H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 2007. Jakarta : EGC.
Cunnigham F, Gary, et al. 2005. “Masa Nifas “, Obstetri Williams, edisi 21, EGC, Jakarta, hal
447,459,467
(http://blogspot.com/2010/12/kematian-maternal.html)
(http://himapid.blogspot.com/2011/03/kematian-maternal.html)
(http://www.anatomipayudara.com)
(http://formasi-fib-ui-org/blog/artikelislam/nifas-dan-hukumnya.html )
LEMBAR MONITORING PRE DAN POST CONFERENCE

NAMA MAHASISWA : Hariyani

NIM : 2021102312

TEMPAT PRAKTIK : UPTD Puskesmas Lau

MATERI BIMBINGAN : Perawatan Nifas

PRE CONFERENCE POST CONFERENCE


Hari / Masukan TTD Hari / Masukan TTD
Tanggal Pembimbing Pembimbing Tanggal Pembimbing Pembimbing
2 /12/2022 2/12/2022  Kompetensi dasar
 Jenis kasus untuk pelaksanaan
stase nifas kegiatan sudah
 Kompetensi apa sesuai dengan
yang ingin kompetensi
dicapai pengetahuan
 Kapan pengkajian kasus
pelaksanaan sesi untuk stase bayi
pengambilan baru lahir
kasus, sesuai  Kompetensi
kasus ditemukan pembelajaran
ditempat praktek dalam stase
 Persiapan diri sudah terpenuhi
berdasarkan  Sesi kegiatan
pengkajian kasus sudah dilakukan
(kemampuan sesuai dengan
pengetahuan kontrak
tentang kasus pembimbingan
tersebut  Langkah kegiatan
 Pembimbingan sudah dilakukan
dilakukan selama dengan benar
10-15 menit  Pembimbingan
dilakukan selama
10-15 menit
Preseptor Lahan

Zahriyanti, S.ST
NIP.197609122003122007

LEMBAR BIMBINGAN PRE CONFERENCE

NAMA MAHASISWA : HARIYANI


TEMPAT PRAKTIK : UPTD PUSKESMAS LAU
WAKTU PELAKSANAAN : 28 November s/d 10 Desember 2022

HAL YANG DIDISKUSIKAN CATATAN PEMBIMBING KLINIK


1 Kesiapan Mahasiswa  Mahasiswa mempersipkan ;
Diri , alat dan Pasien
2 Rencana Kegiatan (Kontrak Belajar)  Mahasiswa menyusun job sheet langkah
kegiatan sesuai dengan perasat yang
dilakukan
 Tiap kegiatan dilakukan 15-25 Menit
 Tiap sesi kegiatan diwali dengan infomed
concent terhadap pasien
 Tahap kegiatan dilakukan dengan 3 sesi
3 Umpan Balik  Mahasiswa telah melaksanakan tindakan
sesuai dengan langkah kegiatan job sheet
 Langkah kegiatan dilakukan sesuai dengan
standart kompetensi yang ingin dicapai
dalam pembelajaran klinik stase nifas
 Langkah kegitan sudah memenuhi kriteria
semua penilaian dan sesuai dengan standart
operasional prosedur

Preseptor Lahan Mahasiswa Preseptor Institusi


Zahriyanti, S.ST Hariyani Nurjannah, S.ST.M.Kes
NIP.197609122003122007 NIM. 2021102132 NIB.090915108501

LEMBAR BIMBINGAN POST CONFERENCE

NAMA MAHASISWA : HARIYANI


TEMPAT PRAKTIK : UPTD PUSKESMAS LAU
WAKTU PELAKSANAAN : 28 November s/d 10 Desember 2022

HAL YANG DIDISKUSIKAN CATATAN PEMBIMBING KLINIK


1 Kesiapan Mahasiswa  Mahasiswa mempersipkan ;
Diri , alat dan Pasien

2 Rencana Kegiatan (Kontrak Belajar)  Mahasiswa melakukan kegiatan sesuai


dengan job sheet/ langkah kegiatan
 Tiap kegiatan dilaksanakn dalam waktu
20-35 menit sesuai kesepakatan
 Lembar infomed consent terhadap
klien/pasien telah diisi sebelum
melakukan tindakan
 Tahap kegiatan dilakukan dengan 3 sesi
 Tahap awal persiapan diri 5 menit
 Tahap pelaksanaan 15-20 menit
 Tahap akhir tindakan melakukan
pendokumentasian dan pemrosesan alat
(desinfektan / dekontaminasi) 5 -10 Menit

3 Umpan Balik  Mahasiswa telah melksanakan tindakan


sesuai dengan langkah kegiatan jobsheet
 Langkah kegiatan sudah memenuhi ktiteria
semua penilaian sesuai dengan standart
oprasional prosedur
 Langkah kegiatan dilakukan sesuai dengan
standar kompetensi yang ingin dicapai
dalam pembelajaran klinik satse nifas
 Kompetensi dasar mulai awal sampai
dengan akhir kegiatan mahasiswa cukup
/mampu melakukan kegiatan
 Kesimpulan dari semua kegiatan
mahasiswa mahir melakukan tindakan
dengan benar dan tepat sesuai langkah
kegiatan
 Langkah kegiatan yang terlewatkan bukan
hal patal diluar langkah yang tidak boleh
tidak dilakukan

Preseptor Lahan Mahasiswa Preseptor Institusi

Zahriyanti, S.ST Hariyani Nurjannah, S.ST.M.Kes


NIP.197609122003122007 NIM. 2021102132 NIDN.0915108501
WORKSHEETS (LEMBAR KERJA)TUTORIAL KLINIK

Stase : Nifas
Kasus : Nyeri Luka Perineum
Nama : Ny.J

No Komponen Pembahasan
1 Tutorial 1 :
Data Subjektif : ; Ny,J tidak bisa berkatifitas secara leluasa
Nyeri luka perineum bila berjalan
-

Data Objektif : Luka jahitan masih basah


Diagnosis Infeksi Luka Perrineum
Banding
Perencanaan Memberikan ibu ucapan selamat atas kelahiran
Pemeriksaan bayinya.menjelaskan penyebab timbulnya nyeri perineum, yaitu
Penunjang akibat terputusnya kontinuitas jaringan yang menyebabkan aliran
darah pada jaringan terhambat sehingga merangsang reseptor
nyeri ke hypothalamus yang dipersepsikan ke saraf perifer yang
menimbulkan nyeri.mengajarkan ibu teknik relaksasi,
mengobservasi tanda-tanda vital , memberi HE tentang :makanan
bergizi , menganjurkan ibu untuk merngkonsumsi makanan
seperti nasi, telur, ikan, sayuran, buah-buahan dan
susu.menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup ±8 jam
sehari.,menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan
mengganti pembalut bila terasa lembab,.menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya, dan ibu melakukannya.,menganjurkan ibu
untuk meminum obatnya secara teratur.
2 Tutorial II :
Diagnosis Ny.J post partum hari pertama dengan luka nyeri perineum
Penatalaksaan 1. Memberikan ibu ucapan selamat atas kelahiran bayinya.
sesuai kasus
2. Menjelaskan penyebab timbulnya nyeri perineum, yaitu akibat
terputusnya kontinuitas jaringan yang menyebabkan aliran darah
pada jaringan terhambat sehingga merangsang reseptor nyeri ke
hypothalamus yang dipersepsikan ke saraf perifer yang
menimbulkan nyeri.
3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi
4. Mengobservasi tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg P : 20x/i
N : 84x/I S : 36,5 oC
5. Memberi HE tentang :
Makanan bergizi , menganjurkan ibu untuk merngkonsumsi
makanan seperti nasi, telur, ikan, sayuran, buah-buahan dan susu.

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup ±8 jam sehari.


7. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan mengganti
pembalut bila terasa lembab..

8. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya, dan ibu melakukannya.


9. Menganjurkan ibu untuk meminum obatnya secara teratur.

3 Feedback ( dari Prognosis baik jika dilakukan perawatan nifas yang baik dan
3 preceptor dan benar
Pembimbing
Institusi

Preseptor Lahan Mahasiswa Preseptor Institusi

Zahriyanti, S.ST Hariyani Nurjannah, S.ST.M.Kes


NIP.197609122003122007 NIM. 2021102132 NIB.0915108501
REFLEKSI KASUS
1. Deskripsi : Ibu nifas normal jika mengalami masalah perlu pengkajian khusus , bila salah
dalam penilaian awal postpartum bisa terjadi infeksi luka perineum
Yang menarik dari kasus tersebut adalah:
 Mengapa sampai terjadi kematian akibat proses terjadinya subinvolusio ?
 Bagaimana cara penganan ibu nifas normal dengan maslah nyeri luka perineum ?
 Bagaimana dampak yang terjadi jika ibu nifas yang mengalami komplikasi?
 Bagaimana mengubah pola pikir ibu yang biasa melahirkan tanpa didampingi oleh
tenaga kesehatan ?
2. Emosi Pribadi Terhadap Kasus
 Saya puas dapat melakukan asuhan pada ibu nifas normal dari berbagai aspek
sehingga dapat mengetahui permasalahan-permasalahan ibu nifas supaya bisa
memberi penanganan yang holistik.
 Perasaan yg tidak menyenangkan: Saya kecewa kasus kematian ibu akibat
perdarahan post partum banyak terjadi pada ibu nifas normal sehingga dapat
menyebabkan kematian
3. Evaluasi
 Mampu melakukan pengkajian mendalam pada klien sehingga klien mampu
mengungkapkan permasalahan yang ada sehingga permasalahan bisa diketahui.
Dengan demikian diharapkan permasalahan dapat ditangani sebaik-baiknya.
 Pengalaman yang buruk: tidak mampu melakukan pemeriksaan menyeluruh
termasuk pemeriksaan penunjang karena keterbatasan peralatan
4. Analisis
 Mengapa perlu pengetahuan tentang penanganan ibu nifas yang baik dan benar
 Bagaimana konseling terhadap ibu nifas yang baik sehingga komplikasi pada waktu
masa nifas tidak terjadi subinvolusio dapat ditangani dengan cepat sehingga tidak
terjadi kematian

5. Kesimpulan
 Asuhan kebidanan yang diberikan kurang lengkap. Perlu tindakan kolaboratif untuk
pengkajian pemeriksaan penunjang
 Teknik asuhan yang tepat untuk pasien ibu nifas
6. Tindak Lanjut
Pendampingan dan konseling ibu nifas normal perlu digalakkan dan di rutinkan
LAPORAN PRAKTIK PROFESI READING JURNAL TENTANG
EFEKTIFITAS
SIZTH BATH UNTUK MENGURANGI RASA NYERI PERINEUM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Preseptor Pembimbing Pendidikan : Nurjannah, S.ST, M.Kes

Disusun
Oleh :
(HARIYANI – 2021102132)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDANG PROGRAM


PROFESI FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN READING JURNAL
STASE NIFAS
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS TENTANG EFEKTIVITAS SITH BATH
TERHADAP NYERI LUKA PERINEUM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Maros, Tanggal 14 s/d 26 Nopember
2022

Preseptor Institusi Preseptor Lahan


Mahasiswa

Nurjannah, S.ST, M.Kes Zahriyanti, S.ST Hariyani


NIB. .0915108501 NIP. 1976091220031220007
NIM.2021102132
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Reading jurnal yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Nifas dengan Nyeri
perineum”. Penulisan makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas akhir sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas loogbook Kebidanan
ITKes Muhammadiyah Sidrap. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Makalah journal reading ini tidak akan
mungkin bisa terselesaikan tepat waktu , terima kasih yang telah membantu dan
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah journal ini . Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis membuka saran demi kemajuan penulisan jornal .

Maros tgl 26
Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
Judul .............................................................................................................i
Halaman Pengesahan
..................................................................................................ii
Kata
Pengantar..............................................................................................................iii
Daftar
Isi ......................................................................................................................iv
BAB I
Pendahuluan .....................................................................................................1
BAB II Tinjauan
Pustaka .............................................................................................2
BAB III Kesimpulan Dan
Saran ...............................................................................14
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................15
LAMPIRAN ..........................................................................................................
....16
BAB I
PENDAHULUAN

Setiap ibu yang menjalani proses persalinan dengan mendapatkan

rupture perineum akan merasakan nyeri. Robekan perineum terjadi hampir

semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan

berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga

tidak sampai dasar panggul dilalui kepala janin dengan cepat. Sebaliknya

kepala janin yang akan lahir tidak ditahan terlampau kuat dan lama

karena menyebabkan asfiksia perdarahan dalam tengkorak janin dan

melemahkan otot-otot pada dasar panggul karena direnggangkan terlalu

lama[7] Menurut laporan dari WHO, kematian ibu umumnya terjadi

akibat komplikasi saat, dan pasca kehamilan. Adapun jenis-jenis

komplikasi yang menyebabkan mayoritas kasus kematian ibu – sekitar

75% dari total kasus kematian ibu – adalah pendarahan, infeksi, tekanan

darah tinggi saat kehamilan, komplikasi persalinan, dan aborsi yang

tidak aman (WHO, 2014). Untuk kasus Indonesia sendiri, berdasarkan

data dari Pusat Kesehatan dan Informasi Kemenkes (2014) penyebab

utama kematian ibu dari tahun 2010-2013 adalah pendarahan (30.3% pada

tahun 2013) dan hipertensi 27.1% pada tahun 2013.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan kebidanan ( logbook data focus)
LAPORAN DATA FOKUS

ANALISIS DATA

Nama : Ny.L Umur : 21


Tahun
Ruangan : Nifas

No Tanggal Data Relevan Penyebab Diagnosa TTD


1. 1-12-2022 DS :
Jam : Laserasi P1A0, Post
- ibu melahirkan tgl 30 November Perineum Partum hari
08.00
2022 jam 04.15 WITA derajat 2 pertama
- Ibu merasakan nyeri perineum pasca dengan Nyeri
melahirkan luka jahitan
- Ekspresi wajah meringis bila Perineum dan
bergerak Nyeri Perut
bagian bawah
DO :

- Ibu tampak lelah dan masih lemah


- Tanda- Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg
Nadi :80 x/m
Suhu : 36,5º C
Pernapasan : 20 x/m
- TFU 1 jrbpst
- Kontraksi uterus teraba keras dan
bundar
- Luka perineum masih basah
- Lochia Rubra

DIAGNOSA KEBIDANAN

NO Tanggal Diagnosa Kebidanan TTD

1 1-12-2022 Dx: P1A0, PostPartum H-1, dengan Nyeri luka jahitan


Perineum
RENCANA ASUHAN

Tanggal No. Tujuan / Kriteria Rencana Tindakan Rasional TTD


Dx Hasil
1-12-2022 001 Tujuan :
1. Pemeriksaan tanda- 1. Keadaan umum dan
1. Post partum Hari tanda vital ibu tanda-tanda vital
pertama merupakan indikasi
berlangsung untuk mengetahui
normal keadaan ibu ,
memantau
2. Kontraksi uterus
perkembangan
baik
kesejahteraan fisik
3. Nyeri perineum ibu dan antisipasi
(-) kemungkinan
terjadinya masalah
Kriteria Hasil : yang tidak
diinginkan
1. KU ibu baik
2. Tanda-tanda 2. Observasi TFU, 2. TFU merupakan
Vital Normal Kontraksi Uterus, dan salah satu indikator
(Evelyn) pengeluaran lokhia untuk mengetahui
TD : sistol setiap hari bahwa proses
100140 mmHg involusio
Distol 60 – 90 berlangsung normal,
mmHg normalnya TFU
Nadi: 60 – 90 mengalami
kali/ menit penurunan 1 cm/hari
Suhu : 36,5 – yang teraba keras
37,5 dan bundar
Pernapsan : 16 – Dengan
24 kali / menit mengobservasi
3. Uterus teraba kontraksi uterus
keras dan Bundar dapat mengetahui
apakah uterus
4. Luka Perineum berkontraksi dengan
baik atau tidak,
kering
karena apabila
uterus kurang
berkontraksi akan
menyebabkan
perdarahan dan
memperlambat
proses involusio

Perubahan warna,
bau, banyaknya dan
perpanjangan lokia
merupakan
terjadinya infeksi
yang disebabkan
oleh involusio yang
kurang baik

3. Jelaskan kepada ibu 3. Dengan


tentang penyebab nyeri menjelaskan dan
yang dirasakan bersifat memberi tahu ibu
normal penyebab nyeri yang
dirasakan bersifat
normal, ibu akan
merasa tenang dan
mengerti tentang
apa yang
dirasakannya

4. Anjurkan ibu untuk 4. Mobilisasi dini


mobilisasi dini dapat memperlancar
sirkulasi darah
kejaringan sehingga
dapat mempercepat
penyembuhan luka
dan ibu dapat
terhindar dari
tromboplebitis, serta
mempercepat proses
involusio

5. Ajarkan tekhnik 5. Dengan tehnik


relaksasi, tarik nafas relaksasi ibu dapat
panjang melalui merasakan lebih
dinding hidung dan rileks dan sirkulasi
keluarkan melalui oksigen serta darah
mulut kejaringan menjadi
lancar sehingga
mempercepat proses
pemulihan
6. Anjuran ibu untuk sit 6. Tindakan sit bath
bath memberi
rangsangan panas
sehingga pembuluh
darah di perineum
melebar
( Vasodilatatot)
dengan melebarnya
pembuluh darah di
sekitar perineum
menjadi lancar yang
dapat mengurangi
nyeri
7. Personal Hygine, 7. Dengan perawatan
istirahat yang cukup seharihari, tetap
menjaga kebersihan
diri, mengganti
pembalut jika sudah
basah akan memberi
rasa nyaman dan
mencegah
mikroorganisme
berkembang biak
dan luka cepat
kering pada
perineum dan
relaksasi tubuh
meningkatkan
produksi ASI

8. Observasi tanda-tanda 8. Tanda-tanda infeksi


infeksi pada luka merupakan indikator
perineum untuk mengetahui
keadaan ibu dan
dapat menentukan
tindakan
selanjutnyya
9. Penatalaksanaan 9. Antibiotik berfungsi
pemberian antibiotik untuk mencegah
dan analgetik sesuai infeski dan
dengan resep dokter analgetik untuk
mengurangi rasa
sakit
10. Jelaskan pada ibu
tentang manfaat KB
10. Dengan mengetahui
manfaat KB, ibu
dapat merencanakan
kehamilan
berikutnya

IMPLEMENTASI

Tanggal No.Dx Jam Tindakan Kebidanan TTD


1-12-2022 001 09.00 1. Mengobservasi Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg
Nadi :80 x/m
Suhu : 36,5º C
Pernapasan : 20 x/m
2. Mengobservasi TFU, Kontra Uterus dan
pengeluaran lokia
a. TFU : 1 jari bawah pusat
b. Kontraksi uterus baik teraba keras dan
bundar
c. Lokhia Rubra
3. Menjelaskan kepada ibu tentang penyebab
nyeri yang dirasakan bersifat normal
4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini
5. Menganjurkan tekhnik relaksasi tari napas
panjang melalui hidung dan keluarkan
melalui mulut
6. Menganjurkan ibu untuk sit Bath
7. Menganjurkan pada ibu agar menjaga
kebersihan Vulva dengan teratur, yaitu
mencuci daerah vulva dengan bersih setiap
habis BAK dan BAB
8. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat
9. Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada
luka perineum
10. Penatalaksanaan pemberian antibiotik dan
analgetik sesuai resep dokter
a. Amoxillin 500 mg/tablet dosis 3 x 1
b. Pervita 500 mg/tablet dosis 3 x 1
c. SF dosis 1 x 1
11. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat KB
EVALUASI

Tanggal No.Dx Evaluasi TTD


1 Desember 001
2022 Tgl 1-12-2022 jam 09.30-10.00 WITA
1. PostPartum Hari pertama berlangsung normal
ditandai dengan :
a. Keadaan umum ibu baik
b. Tanda – Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg
Nadi :80 x/m
Suhu : 36,5º C
Pernapasan : 20 x/m
c. TFU 1 jari bawah pusat , kontraksi uterus
baik, teraba keras dan bundar, lokhia rubra,
tidak berbau busuk dan tidak ada tanda-tanda
infeksi
2. Luka pada perineum masih ada, namun ibu sudah
dapat beradaptasi dengan nyeri

B, Telaah Journal

Jurnal Judul Popul Intervensi Compara outcome Time


asi sion
https:// Efektifitas Teknik Sitz 35 terapi intensitas Nyeri 1-2
jurnal.pkr.ac.id/ Bath Untuk Mengurangi orang penguran nyeri 7, perineum mg
index.php/JIA/ Nyeri Rupture Perineum
g nyeri berjumlah berkurang
article/download/ luka 13 orang Nyeri
Pada Ibu Nifas Di Praktik perineum ( 37,1 %). perineum
278/182 the effect
of sitz bath therapy Mandiri Bidan Dince dengan dengan teratasi
on intensity og Syafrina, Sst Tahun 2019 tekhnik s tekhnik si
perineal wound itz bath  tz bath, 
disimpul mengalami
https://doi.org/
kan ada intensitas
10.25311/ pengaruh nyeri 6
prosiding.Vol1.Iss pemberi yakni
1.67 Octa an terapi berjumlah
Dwienda Ristica , dengan 12 orang (
Rita Afni  tekhnik s 34.3 %
itz
bath ter
hadap
nyeri
luka
perineum
pada ibu
nifas

asuhan
Manajemen Asuhan 1 kebidana Banyak 42
Kebidanan Masa Nifas orang n kepada ibu bila
Ny.S terjadi hari
JURNAL pada Ny “S” dengan Nyeri
MIDWIFERY Vol Luka Jahitan Perineum dengan infekdsi
2 No 2 Tahun 2020 pada Tanggal 24 Juli-03
nyeriperi perperiu
neum m
DOI: September 2019 di RSUD prognosis
10.24252/Jm.V2i2 Syekh Yusuf Gowa Tahun buruk
a4 2019 jika
terjadi
infeksi
C. Berdasarkan hasil evaluasi dari tindakan yang dilakukan pada ny.L dimana didaptkan hasil bahwa ibu sudah
dapat beradaptasi dengan nyeri dimana tindakan yang sudah dilakukan Mengobservasi Tanda-tanda vital,
Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg, Nadi :80 x/m, Suhu : 36,5º C, Pernapasan : 20 x/m, mengobservasi
Tinggu Fundus Uteri , Kontra Uterus dan pengeluaran lokia, pengukuran Tinggi fundus Uteri : 1 jari bawah
pusat, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar, lokhia Rubra, menjelaskan kepada ibu tentang
penyebab nyeri yang dirasakan bersifat normal, menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, menganjurkan
tekhnik relaksasi tari napas panjang melalui hidung dan keluarkan melalui mulut, menganjurkan ibu untuk
sit Bath, enganjurkan pada ibu agar menjaga kebersihan Vulva dengan teratur, yaitu mencuci daerah vulva
dengan bersih setiap habis BAK dan BAB, menganjurkan ibu untuk banyak istirahat, mengobservasi tanda-
tanda infeksi pada luka perineum ,penatalaksanaan pemberian antibiotik dan analgetik sesuai resep dokter
Amoxillin 500 mg/tablet dosis 3 x 1, Pervita 500 mg/tablet dosis 3 x 1, SF dosis 1 x 1 ,menjelaskan pada
ibu tentang manfaat KB , berdasarkan hasil penatalksanaan yang dilakukan kepada ny.L sejalan yang
dilakukan oleh Rita dalam penelitiaannya bahwa dengan tekhnik sizt bath dapat mengurangi tingkat nyeri
ibu

D. Ruptur perineum (robekan perineum) terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga
pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas
apabila: kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasanya, kepala janin
melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar dari pada sirkum ferentia suboksiput
bregmatika, dengan perawatan yang baik yang di bahas dalam buku Asuhan Persalinan Normal maka,
dapat disimpulkan bahwa tingkat insitas nyeri ibu nifas terhadap luka yang dialami berbeda-beda dan
tingkat penyembuhan luka pasien tergantung perawatan yang dilakukan oleh ibu pakah semua yang
diajarkan dianjurkan dilakukan atau tidak.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan
berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga tidak sampai dasar panggul
dilalui kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan lahir tidak ditahan terlampau kuat
dan lama karena menyebabkan asfiksia perdarahan dalam tengkorak janin dan melemahkan otot-otot pada
dasar panggul karena direnggangkan terlalu lama. Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh,
yang timbul bila ada jaringan rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara
memindahkan stimulus.

2. Saran

Diharapkan pada setiap ibu nifas agar mengkomsumsi makanan yang bergizi karena
makanan yang bergizi akan memenuhi kebutuhan energi, juga untuk mempercepat proses
penyembuhan dan pengembalian alat reproduksi mendekati keadaan sebelum hamil serta
untuk memperbanyak produksi ASI.

Diperlukan keterlibatan suami/keluaga dalam perawatan untuk meningkatkan hubungan yang


lebih erat antar pasien dengan bayinya demi menambah pengetahuan dan bimbingan sebagai
lanjutan perawatan dirumah. Untuk bidan Sebagai petugas kesehatan khususnya seorang
bidan diharapkan senantiasa berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih profesional berdasarkan manajemen
kebidanan sebagai pertanggung jawaban.
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari,D. “Asuhan Kebidanan Nifas”. 2009. Jogjakarta : Mitra Cendikia. Wiknjosastro,H.


“Ilmu Kebidanan”. 2006. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka-SP Prawihardjo, S.
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2006. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka-SP Saifuddin, .
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2006. Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka-SP Saleha S. 2009. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas”. Salemba Medika.
Jakarta. Salma, dkk. 2006.
“Asuhan Kebidanan Antenatal”. Buku Kedokteran. Jakarta. Mochtar, Rustam. 2004.
Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. JNPK-KR. 2008.
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Buku Acuan. Ed.4 revisi. Jakarta: Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik-Kesehatan Reroduksi.
Varney, H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 2007. Jakarta : EGC.
Cunnigham F, Gary, et al. 2005. “Masa Nifas “, Obstetri Williams, edisi 21, EGC, Jakarta, hal
447,459,467
(http://blogspot.com/2010/12/kematian-maternal.html)
(http://himapid.blogspot.com/2011/03/kematian-maternal.html)
(http://www.anatomipayudara.com)
(http://formasi-fib-ui-org/blog/artikelislam/nifas-dan-hukumnya.html )
Lampiran

EFEKTIFITAS TEKNIK SITZ BATH UNTUK MENGURANGI NYERI


RUPTURE PERINEUM PADA IBU NIFAS DI PRAKTIK MANDIRI
BIDAN DINCE SYAFRINA, SST TAHUN 2019
https://doi.org/10.25311/prosiding.Vol1.Iss1.67

Authors
  Octa Dwienda Ristica STIKes Hang Tuah Pekanbaru
  Rita Afni STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Keywords: 
Efektifitas, Sitz Bath, Nyeri Rupture Perineum

ABSTRACT

Setiap ibu yang menjalani proses persalinan dengan mendapatkan rupture perineum akan
merasakan nyeri. Upaya pencegahan dan mengatasi nyeri ini bisa dengan pemanfaatan
teknik sitz bath  Tujuan penelitian ini untuk  mengetahui efektifitas teknik sitz bath
untuk mengurangi nyeri rupture perineum pada ibu nifas di Praktik Mandiri Bidan Dince
Syafrina, SST. Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasi experimental dengan teknik
pengambilan sampel atau sampling yaitu Purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu Nifas dengan luka perineum di Praktik Mandiri Bidan Dince Syafrina, SST
Pekanbaru sebanyak 35 orang. Analisa data pada penelitian ini adalah analisa univariat dan
bivariate. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden sebelum diberikan terapi
pengurang nyeri luka perineum dengan tekhnik sitz bath  mengalami intensitas nyeri 7
yakni berjumlah 13 orang ( 37,1 %). Dan sesudah diberikan terapi pengurang nyeri luka
perineum dengan tekhnik sitz bath,  mengalami intensitas nyeri 6 yakni berjumlah 12 orang
( 34.3 %). kesimpulan penelitian ini adalah didapatkan bahwa rata-rata intensitas nyeri luka
perineum pada ibu nifas pada pengukuran pertama adalah 6,43 (nyeri sedang), sedangkan
rata-rata intensitas nyeri pada pengukuran kedua adalah 4,69 (nyeri sedang), maka
disimpulkan ada pengaruh pemberian terapi dengan tekhnik sitz bath terhadap nyeri luka
perineum pada ibu nifas. Saran penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan dapat
mengatasi nyeri luka perineum yaitu bukan hanya memberikan terapi farmakologis namun
dapat mengkombinasikan dengan pemberian terapi pengurang nyeri dengan tekhnik sitz
bath dalam mengatasi nyeri luka perineum

JURNAL KEBIDANAN Vol 4, No 1, Januari 2018: 5-10 HUBUNGAN TEKNIK VULVA


HYGIENE DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINIUM PADA IBU POST PARTUM Herlina
(1), Vera Virgia(1) , Riska Aprilia Wardani(1) Email :yasmine.herlina@yahoo.com ABSTRAK
Masa nifas merupakan masa yang sangat rentan terhadap infeksi bagiibu postpartum bila dalam
perawatannya tidak tepat. Banyak ibu nifas yang tidak tahu cara menjaga kebersihan dirinya
terutama pada daerah genetalia. Ibu hanya sekedar membersihkannya tanpa memperdulikan
caravulva hygiene yang baik dan benar, sehingga penyembuhan luka menjadi lambat(> 6 hari).
Penelitianinibertujuanuntuk mengetahui hubungan teknik vulva hygiene dengan penyembuhan luka
perinium pada ibu postpartum BPS Heppy Rina M, S.ST, Seduri, Mojosari Mojokerto Desain
penelitian ini analitik dengan pendekatan cross sectional.Teknik sampling dalam penelitian ini
adalah Consecutive Sampling. Sampel yang digunakan adalah ibu post partum dengan luka
perineum sebanyak 15 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dan lembar
observasi. Data di analisis menggunakan uji Koefisien Kontingensi (C) dengan tingkat kemaknaan ρ
6 hari). Luka di nyatakan sembuh apabila luka kering tidak ada kemerahan,tidak ada pembengkakan,
jaringan menyatu, dan tidak nyeri ketika duduk dan berjalan. Penyembuhan luka perinium yang
lama akan meningkatkan resiko terjadinya infeksi pada masa nifas. 1 Tiga penyebab utama Angka
Kematian Ibu di Indonesia dalam bidang obstetri adalah perdarahan (45%), infeksi (15%), dan
preeklamsia (13%). 2 . Menurut data kesehatan Propinsi Jawa Timur terakhir pada tahun 2009
Angka Kematian Ibu sebesar 260 per 100.000 kelahiran hidup dan tiga penyebab Angka Kematian
Ibu di Propinsi Jawa Timur yaitu perdarahan (34,62%), pre eklamsia (14,01%), dan infeksi (3,02%)
(DinKes Jatim,2009) Masih tingginya persentase infeksi ini disebabkan oleh luka episiotomy. Maka
diperlukan tindakan pencegahan infeksi yaitu dengan melakukan vulva hygiene yang benar, agar
luka tersebut cepat sembuh dalam waktu 6-7 hari. 1.) Prodi DIII Kebidanan STIKES Dian Husada
Mojokerto View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE
provided by Portal Jurnal Malahayati (Universitas Malahayati) 6 Herlina, Vera Virgia, Riska Aprilia
Wardani Jurnal Kebidanan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2018 Setelah melakukan studi pendahuluan
yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2015 sampai tanggal 07 Juni 2015, hasil wawancara dengan
beberapa orang ibu nifas didapatkan bahwa 10 orang ibu nifas dengan luka episiotomi di BPS
Heppy Rina M, S.ST, Seduri, Mojosari Mojokerto, di dapatkan 4 orang ibu nifas melakukan teknik
vulvahygiene dan mengalami penyembuhan luka yang normal, dengan luka yang sudah kering, tidak
ada kemerahan, dan sudah nyaman ketika duduk dan berjalan. Sedangkan 6 orang ibu nifas yang
tidak melakukan teknik vulva hygiene mengalami penyembuhan luka lambat, kondisi luka masih
basah dan masih terdapat kemerahan pada luka periniumnya. Berdasarkan data diatas menunjukkan
bahwa masih banyaknya ibu nifas yang tidak melakukan teknik vulva hygiene dan mengalami
penyembuhan luka yang lambat. Luka hasil tindakan episiotomi biasanya terdapat sedikit jaringan
yang hilang. Pada kenyataan fase-fase penyembuhan akan tergantung pada beberapa faktor termasuk
ukuran dan tempat luka, kondisi fisiologis umum pasien, cara perawatan luka perineum yang tepat
dan bantuan ataupun intervensi dari luar yang ditujukan dalam rangka mendukung penyembuhan.
Perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea
danlembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya
infeksi pada perineum. Infeksi ini dapat menghambat lama penyembuhan luka perinium yang
normalnya 6-7 hari. Dalam hal ini vulva hygiene yang benar sangat diperlukan untuk mempercepat
penyembuhan luka perinium sesuai normalnya dan luka perinium juga terhindar dari infeksi. 3
Berdasarkan hasil survey diatas, perlu diajarkan teknik vulva hygiene karena masih rendahnya
pelaksanaan teknik vulva hygiene pada ibu post partum. Diharapkan semua ibu post partum
melakukan vulva hygiene karena vulva hygiene dapat bermanfaat dalam penyembuhan luka
perinium lebih cepat dibandingkan yang tidak melaksanakan. Tenaga kesehatannya juga harus
mengajarkan teknik vulva hygiene yang benar, agar luka perinium cepat sembuh dalam waktu 6-7
hari. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai “Hubungan teknik vulva hygiene
dengan penyembuhan luka perinium pada ibu post partum” di BPM Heppy Rina M, S.ST, Seduri,
Mojosari Mojokerto METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional
analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian yang dilakukan hanya satu kali dalam satu
saat4 . Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu nifas hari ke-6 dengan luka perinium Di BPM
Heppy Rina M, S.ST, Seduri, Mojosari Mojokerto. Sample dari penelitian ini adalah seluruh ibu
nifas hari ke-6 dengan luka perinium yang berjumlah 15 orang Di BPM Heppy Rina M, S.ST,
Seduri, Mojosari Mojokerto Tahun 2015. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini
adalah non probability sampling dengan jenis consecutive sampling, Data di analisis menggunakan
uji Koefisien Kontingensi (C) dengan tingkat kemaknaan ρ35 tahun 3 11 1 20,0 73,3 6,7 2
Pendidikan Tidak tamat sekolah SD SMP SMA Perguruan tinggi 0 3 7 5 0 0 20,0 46,7 33,3 0 3
Agama Islam Kristen Hindu Budha 15 0 0 0 100 0 0 0 4 Pekerjaan Ibu rumah tangga Swasta
Wiraswasta PNS 11 4 0 0 73,3 26,7 0 0 Tabel 1. Menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 11 responden (73,3 %). menunjukkan bahwa lebih banyak
yang memiliki pendidikan terakhir SMP yaitu sebanyak 7 responden (46,7%). menunjukkan bahwa
seluruh responden beragama Islam yaitu 15 responden (100%). Menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki pekerjaan ibu rumah tangga yaitu sebanyak 11 responden (73,3 %). Hubungan
Tekhnik Vulva Hygien dengan Penyembuhan Luka perineum pada Ibu Post Partum 7 Jurnal
Kebidanan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2018 Tabel 2 Distribusi frekuensi teknik vulva hygiene
Teknik vulva hygiene Frekuensi (f) Prosentase (%) Baik Cukup Kurang 0 8 7 0 53,3 46,7 Total 15
100 Table 3 Distribusi frekuensi penyembuhan luka perinium pada hari ke-6 Penyembuhan luka
perinium Frekuensi (f) Prosentase (%) Belum sembuh Sembuh 9 6 60 40 Total 15 100 Table 4
Tabulasi silang teknik vulva hygiene dengan penyembuhan luka perinium Teknik vulva hygiene
Penyembuhan luka perineum Jumlah (%) Belum Sembuh Sembuh F % f % Kurang Cukup 7 2 4,2
4,8 0 6 2,8 3,2 7 (7,0) 8 (8,0) Total 9 9,0 6 6,0 15 (15,0) PEMBAHASAN 1. Perawatan Luka
Perinium Berdasarkan Tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden kurang
baik cara melakukan teknik vulva hygienenya yaitu sebanyak 7 responden (46,7%). Dari 7
responden yang kurang baik ini, sebagian besar berumur antara 20-35 tahun (5 orang),
berpendidikan SMA (4 orang) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga (5 orang). Dari 7 responden ini,
mereka tidak melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah perawatan, cara melepas pembalutnya
salah, cara ceboknya juga salah serta tidak mengganti pembalut ketika pembalutnya sudah penuh.
Vulva Hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang
nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. 5 Banyak ibu nifas yang tidak tahu cara menjaga
kebersihan dirinya terutama pada daerah genetalia. Ibu hanya menjaga kebersihannya sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuannya dengan cara menghindari rasa sakit dan takut jahitan antara anus
dan vagina robek, sehingga ibu hanya sekedar membersihkannya tanpa memperdulikan cara vulva
hygiene yang baik dan benar maka luka jahitan perinium tidak akan mengalami infeksi dan akan
sembuh dalam waktu 6-7 hari. 6 Faktor usia juga mendukung pengetahuan ibu tentang bagaimana
cara melakukan teknik vulva hygiene dengan baik dan benar, dimana ibu bisa mendapatkan
informasi lebih mendalam dengan berbagai cara misalnya membuka internet dengan hp canggih
mereka. Perawatan luka perineum pada ibu post partum akan lebih baik bila ditunjang dengan
tingginya tingkat pendidikan. Menurut Koentjoroningrat yang dikutip oleh Nursalam dan Siti
Pariani (2002), makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi, sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki dan sebaliknya bila pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilainilai baru yang diperkenalkan. Tingkat
pendidikan yang tinggiakan mempermudah seseorang menerima informasi, sehingga makin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki khususnya mengenai perawatan luka perineum. Kenyataan
dilapangan sebagian besar responden cara melakukan teknik vulva hygienenya dalam kategori
kurang baik. Mereka belum bisa menerapkan teknik vulva hygiene dengan tepat yaitu cuci tangan
sebelum dan sesudah perawatan luka, lepas pembalut yang kotor dari depan ke belakang, bersihkan
daerah kelamin sampai ke anus dengan sabun menggunakan air mengalir, setelah BAK dan BAB
cebok dari arah depan kearah belakang, ganti pembalut setiap habis BAK dan BAB atau bila terasa
pembalut sudah penuh dan tidak nyaman lagi, semprotkan atau cuci dengan betadin bagian
perineum dari arah depan ke belakang, keringkan dengan waslap atau handuk dari depan ke
belakang. Ternyata mereka tidak melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah perawatan, cara
melepas pembalutnya salah, cara ceboknya juga salah serta tidak mengganti pembalut ketika
pembalutnya sudah penuh. Perawatan yang 8 Herlina, Vera Virgia, Riska Aprilia Wardani Jurnal
Kebidanan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2018 kurang baik ini dapat memperlambat penyembuhan
luka. 2. Penyembuhan Luka Perinium Pada Ibu Post Partum Penyembuhan luka dianggap normal
apabila berlangsung antara 6-7 hari dan dikatakan lambat apabila berlangsung lebih dari 7 hari6 .
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perinium, antara lain : Faktor Eksternal
meliputi lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial ekonomi, penanganan petugas, kondisi ibu, gizi
dan Faktor Internal meliputi usia, penanganan jaringan, hemoragi, hipovalemia, faktor lokal edema,
defisit nutrisi, defisit oksigen, medikasi, aktivitas berlebih, vulva hygiene. Faktor eksternal yang
mempengaruhi kesembuhan luka perineum antara lain tradisi, tradisi sangat mempengaruhi
penyembuhan luka, di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk perawatan pasca
persalinan masih banyak digunakan, meskipun oleh kalangan masyarakat modern. Pengetahuan ibu
tentang perawatan pasca persalinan sangat menentukan lama penyembuhan luka perineum. Faktor
internal seperti aktivitas berat dan berlebih juga merupakan faktor yang mengganggu penyembuhan
luka karena dapat menghambat perapatan tepi luka. Hari ke-6 penelitian termasuk fase proliferasi
atau fase fibroplasia dimana pada fase ini serat kolagen yang akan mempertautkan tepi luka dibentuk
dan di hancurkan kembali untuk penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang cenderung
mengerut. Sifat ini, bersama dengan sifat kontraktil miofibroblas, menyebabkan tarikan pada tepi
luka. Pada akhir fase ini, kekuatan regangan luka mencapai 25% jaringan normal. Nantinya, dalam
proses penyudahan kekuatan serat kolagen bertambah karena ikatan intramoekul dan antar molekul.
Pada fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan kolagen, membentuk jaringan
berwarna kemerahan dengan permukaan yang berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi.
Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi permukaan
luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari proses mitosis. Proses ini baru
berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka. Dengan tertutupnya
permukaan luka, proses fibroplasia dengan pembentukan jaringan granulasi juga akan berhenti dan
memulai proses pematangan dalam fase penyudahan.7 Berdasarkan Tabel 2 diatas, menunjukkan
bahwa sebagian besar responden keadaan lukanya belum sembuh di hari ke-6 yaitu sebanyak 9
responden (60%). Dari 9 responden yang belum sembuh ini, sebagian besar berumur antara 20-35
tahun (5 orang), berpendidikan SMA (4 orang) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga (6 orang).
Mereka yang berusia antara 20-35 tahun merupakan usia produktif, dimana usia produktif termasuk
usia yang masih dapat mempercepat penyembuhan luka. Pendidikan SMA termasuk pendidikan
yang cukup tinggi, seharusnya pengetahuannya lebih banyak daripada pendidikan SD dan SMP.
Tidak semua yang berpendidikan SMA pengetahuannya lebih banyak. Pengetahuan mereka bisa
kalah dengan yang berpendidikan SD dan SMP, jika mereka tidak aktif bertanya dan mencari tahu
tentang faktor-faktor yang dapat mempercepat penyembuhan luka. Bekerja sebagai ibu rumah
tangga jelas pengetahuannya lebih sedikit daripada yang swasta. Mereka kurang terpapar informasi-
informasi dari luar yang bisa diambil ilmunya tentang penyembuhan luka. Kenyataan dilapangan
saat dilakukan penelitian dihari ke-6 menunjukkan sebagian besar luka perinium ibu belum sembuh
dengan kondisi luka masih ada kemerahan, ada tandatanda infeksi dan luka jahitan masih belum
menutup. Hal ini disebabkan karena cara melakukan teknik vulva hygiene ibu post partum dalam
kategori kurang baik. 3. Menganalisis Hubungan Teknik Vulva Hygiene Dengan Penyembuhan
Luka Perinium Berdasarkan Tabel 3 diatas, dapat dilihat dari 7 responden yang kurang baik teknik
vulva hygienenya dan lukanya belum sembuh. Dari 8 responden yang cukup baik teknik vulva
hygienenya terdiri dari 2 responden dengan luka belum sembuh dan 6 responden lukanya sembuh.
Dari 7 responden yang teknik vulva hygienenya kurang baik dan lukanya belum sembuh ini,
sebagian besar berumur antara 20=35 tahun (5 orang), berpendidikan SMA (3 orang), dan bekerja
sebagai ibu rumah tangga (5 orang). Berdasarkan hasil perhitungan uji Koefisien Kontingensi
(C)didapatkan hasil 0,003 Hubungan Tekhnik Vulva Hygien dengan Penyembuhan Luka perineum
pada Ibu Post Partum 9 Jurnal Kebidanan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2018 (p

SNHRP-II UNIPA Surabaya

 December 2020

 Conference: SNHRP - II : Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian, Ke - II, 2019
Tersedia online di http://snhrp.unipasby.ac.id/ ISBN 978 - 602 - 5793 - 57 - 8 256 SNHRP -
II UNIPA Surabaya Perbedaan Tingkat Nyeri Luka Perineum Antara Penjahitan Jelujur Dan
Terputus Pada Ibu Nifas

 At: Di BPM Maya Waru - Sidoarjo

 Project: midwife

 Article
 Nov 2003AM FAM PHYSICIAN
 Lawrence LeemanMaridee SpearmanRebecca Rogers
 View
 Show abstract
 Postnatal Care evidence and guidelines for management
 Jan 2004
 D BickC MacarturH KnowlesH Winter
 Bick D, MacArtur C, Knowles H, Winter H. Postnatal Care evidence and guidelines for
management. Churchill livingstone: Elsevier; 2004
 Anatomy and Physiology for midwives
 JURNAL MIDWIFERY Vol 2 No 2 Tahun 2020 DOI: 10.24252/jm.v2i2a4 Manajemen
Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum pada
Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 1Nurul
Atikah, 2Zelna Yuni Andryani. A, 3Dewi Setiawati Asuhan kebidanan
merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan pada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam
bidang kesehatan ibu pada masa hamil, persalinan, maupun nifas. Masa nifas
merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan
dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah
persalinan, di antaranya di sebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas (Saleha,2013:95).
Menurut World Health Organization (WHO) setiap hari terdapat 830 kasus kematian ibu.
Di Indonesia AKI tahun 2010-2013 disebabkan oleh perdarahan dan memiliki presentase
ABSTRAK Pendahuluan Nifas adalah masa sesudah persalinan yaitu sejak kelahiran
bayi, plasenta dan selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali kesehatan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Karya tulis ilmiah ini bertujuan
untuk melaksanakan manajemen asuhan kebidanan masa nifas pada ibu dengan nyeri
luka jahitan perineum di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 menggunakan
pendekatan studi kasus, dengan metode manajemen asuhan kebidanan tujuh langkah
Varney dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP. Hasil asuhan pada Ny “S” dengan
Nyeri Luka Jahitan Perineum Asuhan dilakukan selama 42 hari dengan melakukan
kunjungan masa nifas sebanyak 7 kali, baik di RS maupun di rumah ditemukan ibu
mengalami nyeri luka jahitan perineum sejak setelah ibu melahirkan pada tanggal 24
Juli 2019, selama pemantauan tidak ditemukan adanya masalah potensial seperti tanda-
tanda infeksi serta pada hari ke 6 masa nifas Ny “S” luka jahitan perineum tampak mulai
menyatu dengan kulit dan berangsur sembuh. Kesimpulan dari studi kasus setelah
pemantauan dan analisa data pada ibu dengan nyeri luka jahitan perineum di RSUD Syekh
Yusuf Gowa tahun 2019 pemantauan masa nifas berjalan normal, tanda-tanda vital dalam
batas normal dan telah dilakukan pendokumentasian semua temuan dan tindakan yang
telah dilaksanakan pada Ny “S” dengan hasil tidak ditemukannya kesenjangan antara teori
dan kasus yang di dapatkan. ABSTRACT Introduction postpartum is the post period of
childbirth which begins after the birth of a baby. At this time, the placenta and the
membranes are needed to restore the health of the mother as the condition prior to pregnancy
with a period of approximately 6 weeks. This research paper aims to carry out the
postpartum midwifery care management for mothers with perineal suture pain at the
Regional Hospital of Syekh Yusuf Gowa. The case study approach was employed in this
research in which 7-step Varney obstetric care management method was used. In
addition, the documentation of this study was conducted using SOAP documentation
form. The treatment on the patient of Mrs. “S” with Perineal Suture Pain was carried out
for 42 days by conducting 7 times of postpartum visits, both at the hospital and at her
home. The results found that Mrs. “S” suffered from perineal suture pain after she gave
birth on July 24, 2019. During the monitoring phase, it is found that there were no
potential problems such as signs of infection. In addition, on the 6th day of the
puerperium, perineal suture wounds of Mrs. “S” started to fuse with the skin, and they
gradually healed. After monitoring process and data analysis on Mrs “S” as the patient with
perineal suture pain at RSUD Syekh Yusuf Gowa in 2019, it was found and concluded that
the puerperium was normal, and the vital signs were within normal limits. In addition, the
documentation form has been carried out on all findings and treatments on the patient of Mrs
"S", and it is evident that no gap was found between the theory and the actual case of this
study. *Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar * nurulatikah873@gmail.com Kata
kunci : Masa nifas; Nyeri luka jahitan perineum; Langkah varney Keywords: Postpartum;
Perineal suture pain; Varney Steps PENDAHULUAN
 Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum pada Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun
2019 79 Jurnal Midwifery Vol. 2 No. 2 (2020) P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153
cukup tinggi (Depkes RI, 2014). Penyebab kejadian AKI 40% adalah perdarahan pada saat
postpartum, salah satunya adalah perdarahan akibat robekan perineum. Menurut data profil
kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) yang
dilaporkan oleh Subdin Bina Kesga pada tahun 2015 tercatat kematian ibu nifas
sebanyak 8 orang (57,14%) dari 14 orang AKI. Tahun 2016 tercatat kematian ibu
nifas sebanyak 7 orang dengan (38,89%) dari 18 orang AKI, dan pada tahun 2017
tercatat kematian ibu nifas 4 orang (30,77%) dari 13 orang AKI (Profil Kesehatan
Kab.Gowa, 2018). Menurut data rekam medik RSUD Syekh Yusuf Gowa sendiri pada tahun
2015 tercatat jumlah ibu nifas yang di rawatsebanyak 1804 pasien, tahun 2016 menjadi 1578
pasien, tahun 2017 sebanyak 2012 pasien, sedangkan tahun 2018 sebanyak 2571 pasien.
Pada tahun 2018 Sekitar 50% dari pasien diantaranya mengalami luka jahitan perineum dan
mengalami nyeri pada luka jahitan perineum (Rekam Medik RSUD Syekh yusuf Gowa
2019). Nyeri perineum timbul karena adanya kejadian robekan atau laserasi perineum
saat proses melahirkan karena adanya jaringan yang terputus sehingga merangsang
hipotalamus untuk mengeluarkan reseptor nyeri pada daerah perineum (Sarwono, 2008).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nyeri adalah usia. Pada penelitian yang
dilakukan Mulati di beberapa BPM di wilayah Kabupaten Klaten, Ibu postpartum pada
golongan usia 20-35 tahun yang mengalami nyeri berat sejumlah 28 orang (30,7%),
nyeri sedang sejumlah 19 orang (20,8%) dan nyeri ringan sejumlah 30 orang (32,9%),
Sebaliknya ibu postpartum yang berusia <20 tahun tidak ada yang mengalami nyeri berat,
mereka hanya mengalami rasa nyeri ringan bahkan ada yang tidak mengalami rasa nyeri
meskipun mengalami laserasi perineum (Mulati, 2017:45). Nyeri perineum bisa menjadi
persoalan bagi ibu nifas karena akan menimbulkan gangguan ketidaknyamanan dan
kecemasan. Dampak negatif lain diantaranya terhambatnya mobilisasi, terhambatnya proses
bounding attachment, perasaan lelah, maupun gangguan pola tidur. Dampak negatif ini bila
tidak di atasi akan mempengaruhi proses pemulihan ibu nifas sehingga sangatlah penting
untuk mengetahui penanganan yang tepat untuk memperkecil resiko kelainan atau
bahkan kematian ibu nifas. Berdasarkan uraian dan data-data pendukung di atas
menunjukkan bahwa masih tingginya kejadian nyeri luka jahitan perineum di RSUD Syekh
Yusuf maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Manajemen Asuhan
Kebidanan Masa Nifas Pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum di RSUD Syekh
Yusuf Gowa Tahun 2019. Melaksanakan studi kasus dengan pendekatan Manajemen
Asuhan Kebidanan sesuai dengan 7 Langkah Varney dan pendokumentasian dalam
bentuk SOAP. Penatalaksanaan Asuhan dilakukan dengan pemberian asuhan yang sesuai
standar operasional prosedur pada kasus yang diteliti yaitu Manajemen Asuhan
Kebidanan Masa Nifas dengan Nyeri Luka Jahitan Perineum. Langkah I (Pengumpulan
Data Dasar) Pada studi kasus ini dilakukan pengkajian pada Ny “N”. Berdasarkan hasil
pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum hari pertama masa nifas ditemukan data ibu dengan adanya ruptur perineum
karena posisi ibu yang kurang baik dan benar, pada saat meneran dimana ibu sudah
dipimpin mengedan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN METODE
PENELITIAN
 Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum pada Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun
2019 80 Jurnal Midwifery Vol. 2 No. 2 (2020) P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153
dengan baik. Setelah kala II berakhir dilakukan manajemen aktif kala III, setelah
plasenta lahir utuh dan lengkap, dilakukanlah penjahitan luka perineum dengan anastesi,
penjahitan menggunakan benang plain catgut ukuran 2/0. Penjahitan pada mukosa vagina
menggunakan tehnik jelujur, sementara pada perineum menggunakan tehnik satu-satu
dengan jumlah jahitan sebanyak 4 dengan jarak setiap jahitan adalah 1 cm dan jarak antara
jahitan terakhir dengan pangkal luka adalah 0,5 cm. Penjahitan dilakukan oleh bidan.
Didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, ekspresi ibu tampak
meringis apabila bergerak. Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 110/80 mmHg,
nadi 80 kali/menit dan teratur, pernafasan 22 kali/menit, suhu 36,6°C. Pemeriksaan fisik
pada wajah ibu tidak ditemukan oedema, tidak pucat dan ibu tampak meringis, konjungtiva
tampak merah muda dan sklera tidak ikterus, payudara simetris kiri dan kanan, putting
susu menonjol, tampak hiperpigmentasi areola mammae, tidak ada nyeri tekan dan
terdapat pengeluaran colostrum. Tidak ada luka bekas operasi, tampak linea nigra dan
striae livide, TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar). Pada
vulva dan perineum tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lochea rubra, terdapat luka
jahitan yang masih lembab dan tidak berbau serta ekstremitas tidak ada varices dan
tidak ada oedema. Pada kasus Ny “S” data yang diperoleh tidak menemukan
kesenjangan antara teori dengan kasus yang ditemukan. Langkah II (Identifikasi Diagnosa
atau Masalah Aktual) Kasus yang dialami oleh Ny “S”, Pasien mengeluh merasakan nyeri
pada jahitan bekas robekan pada jalan lahir pada saat setelah melahirkan. Persalinan ibu
adalah persalinan anak pertama, dari hasil pemeriksaan vulva dan perineum didapatkan
jahitan bekas robekan secara spontan pada perineum ibu, keadaan luka tersebut masih
lembab, jahitan masih dalam keadaan basah, kondisi luka tidak menunjukkan adanya
oedema dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka perineum seperti adanya pus/nanah,
bau busuk dan suhu sekitar luka lebih tinggi dari pada suhu tubuh ibu. Pada hari pertama
sampai hari kedua masa nifas sangatlah rentan akan terjadinnya infeksi, karena pada
waktu inilah luka masih dalam keadaan lembab dan keadaan luka masih basah diakibatkan
karena lochea yang keluar dari jalan lahir akan melewati luka tersebut. Infeksi nifas
yaitu infeksi bakteri pada dan melalui traktus genetalia yang terjadi sesudah melahirkan,
ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38˚C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari
pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Dengan demikian
penerapan tinjauan teori pada studi kasus Ny “S” tidak temukan kesenjangan antara
teori dengan kasus yang ditemukan. Langkah III (Identifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial) Berdasarkan kasus Ny “S” saat ini dengan nyeri luka perineum akibat
rusaknya otot-otot dari terjadinya robekan secara spontan, terdapat pegeluaran lochea pada
jalan lahir, hal inilah yang dapat memicu terjadinya infeksi luka perineum. Vagina
merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki kuman dan mengakibatkan terjadinya
infeksi berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny “S” dapat diidentifikasi masalah
potensial yaitu antisipasi terjadinya infeksi. Dengan demikian penerapan teori dan
manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus Ny “S” nampak ada persamaan dan
tidak ditemukan adanya kesenjangan. Langkah IV (Tindakan Emergency atau Kolaborasi)
Berdasarkan kasus Ny “S” selama pemantauan, masa nifas ibu berjalan normal dan
tidak ada komplikasi yang menyertai sehingga tidak diperlukan adanya tindakan segera atau
emergency.
 Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum pada Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun
2019 81 Jurnal Midwifery Vol. 2 No. 2 (2020) P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153
Langkah V (Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh) Berdasarkan kasus yang terjadi
pada Ny “S” yaitu memberitahu ibu penyebab dari nyeri yang dirasakan oleh ibu, nyeri
pada luka perineum disebabkan oleh karena terputusnya jaringan atau otot-otot perineum
akibat terjadinya robekan baik disengaja maupun robekan spontan maka aliran darah pada
jaringan tersebut terhambat dan mengantarkan respon nyeri ke hypothalamus dan
presepsikan ke saraf perifer dan menimbulkan nyeri Rencana asuhan yang diberikan
adalah memberitahu ibu penyebab dari nyeri yang dirasakan oleh ibu selain
menjelaskan penyebab nyeri yang dirasakannya, dilakukan pula observasi kontraksi
uterus karena dengan mengobservasi kontraksi uterus yang baik merupakan salah satu
upaya pencegahan postpartum yang diakibatkan oleh atonia uteri dan memperlambat
proses involusi. Observasi pengeluaran lochea yang merupakan cairan ekskresi selama
nifas juga hal penting yang harus dilakukan. Pengeluaran lochea ini menjadi salah satu
tanda berjalannya proses involusi uterus. Melakukan perawatan luka perineum dapat
mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Luka perineum
merupakan rusaknya jaringan otot-otot perineum, dimana luka tersebut berada di daerah
yang lembab dan rentan akan masuknya kuman. Adapun tanda-tanda infeksi pada luka
perineum ialah pada luka jahitan terdapat pus/nanah, adanya bau busuk, suhu perineum
lebih hangat dari suhu sekitarnya. Berdasarkan kasus Ny “S” bidan melakukan pemberian
obat analgetik, antibiotik dan multi vitamin sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
infeksi. Obat analgetik dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu dan obat antibiotik
dapat menghambat mikroba atau jenis lain penyebab infeksi. Serta dengan pemberian zat
besi pada ibu nifas karena di masa nifas kebutuhan Fe meningkat akibat kehilangan darah
pada saat proses persalinan (Saleha, 2013:131-132). Pada langkah ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang didapatkan. Dimana rencana asuhan
yang diberikan pada Ny “S” berdasarkan teori memiliki kesamaan dengan kasus yang
didapatkan. Langkah VI (Implementasi) Berdasarkan kasus yang terjadi pada Ny “S”
Kunjungan di rumah sakit dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 24 Juli 2019
didapatkan nyeri yang dirasakan ibu dalam kategori nyeri berat terkontrol dimana ibu masih
respon terhadap tindakan, sifat nyeri lebih terasa jika banyak bergerak. Asuhan yang
diberikan yaitu menjelaskan penyebab nyeri yang dirasakan, menganjurkan ibu untuk
melakukan teknik relaksasi, selalu menjaga kebersihan diri (Personal hygiene). Hari
kedua tanggal 25 Juli 2019 setelah dilakukan implementasi didapatkan nyeri yang
dirasakan ibu dalam kategori nyeri sedang, ibu belum dapat beraktivitas seaktif
biasanya. Asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk tetap melakukan teknik
relaksasi dan mobilisasi untuk mengurangi rasa nyeri dan pada hari ketiga kunjungan
rumah sakit tanggal 26 Juli 2019 hasil ibu sudah mampu beradaptasi dengan nyeri yang di
rasakan dan selain mengobservasi keadaan ibu tambahan informasi yang diberikan yaitu
perawatan bayi, anjuran untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 6 minggu,
konseling KB. Kunjungan dilanjutkan ke rumah ibu dilakukan sebanyak empat kali
dimulai pada tanggal 29Juli 2019-03 September 2019 hasil keadaan ibu kesadaran
komposmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal mengobservasi tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus dan pengeluaran lochea. Mengajarkan ibu massase fundus, personal
hygiene terutama vulva hygiene, health education, anjuran untuk makan makanan bergizi
untuk mempercepat proses
 Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum pada Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun
2019 82 Jurnal Midwifery Vol. 2 No. 2 (2020) P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153
penyembuhan dan berkaitan dengan produksi ASI, melakukan teknik relaksasi,
mobilisasi dan menyusui anaknya agar membantu proses involusi uterus, anjuran untuk tidak
melakukan hubungan seksual selama 6 minggu, konseling KB, pemberian support dari
keluarga khususnya suami sangat penting untuk membantu proses adaptasi terkait nyeri
yang dirasakan ibu dan selalu mengingat dan berserah diri kepada Allah SWT dengan
caraberdoa dan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Adapun beberapa
tambahan asuhan yang diberikan yaitu perawatan bayi baru lahir serta jadwal pemberian
imunisasi. Pada langkah ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti dalam
memberikan asuhan kebidanan karena seluruh tindakan yang dilakukan telah mengarah dan
sesuai dengan kebutuhan pasien. Langkah VII (Evaluasi) Pada kasus Ny”S” dari hasil
evaluasi setelah asuhan kebidanan yang dilaksanankan selama 42 hari dengan 7 kali
kunjungan pada kasus nyeri luka jahitan perineum yang dialami Ny ”S” yakni pada
tanggal 24 Juli 2019 sampai dengan tanggal 26 Juli 2019 dilakukan di rumah sakit dan
kunjungan rumah pada tanggal 29 Juli 2019 sampai dengan berakhirnya masa nifas
tanggal 03 September 2019 tidak di temukan adanya komplikasi yang signifikan dan hasil
yang didapatkan setelah dilakukan implementasi secara keseluruhan ibu mampu
beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan ditandai dengan tanda-tanda vital dan pemeriksaan
fisik lainnya dalam batas normal dan ekpresi ibu tampak ceria. Hal ini sesuai dengan
manajemen asuhan sesuai dengan teori dan sesuai dengan wewenang bidan. A. Kesimpulan
1. Telah dilaksanakan pengkajian dan analisis data ibu nifas pada Ny “S” dengan nyeri luka
jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Tahun 2019. Hasil dari analisa data didapatkan ny “S”, umur 26 tahun, PIA0 dengan nyeri
luka jahitan perineum setelah melahirkan pada tanggal 24 Juli 2019, pukul 12.35 Wita.
2. Telah dirumuskan diagnosa/masalah aktual ibu nifas pada Ny “S” pada tanggal 24
Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019. Hasil dari interpretasi data
sehingga Ny “S” umur 26 tahun dengan masalah aktual nyeri luka jahitan perineum 3.
Telah dirumuskan diagnosa/masalah potensial ibu nifas pada Ny “S” dengan nyeri luka
jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Tahun 2019. Hasil dari interpretasi data Ny “S” berpotensial infeksi luka jahitan
perineum. 4. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi ibu nifas
pada Ny “S” dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di
RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019. Hasil yaitu tidak diperlukan adaanya tindakan
segera/emergency. 5. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan ibu nifas pada
Ny “S” dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD
Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan masalah
potensial seperti perawatan luka perineum, teknik relaksasi dan mobilisasi dini,
pemantauan tinggi fundus uteri, pengeluaran lochea, pemberian ASI ekslusif, personal
hygiene, KB, pemberian support, dsb. KESIMPULAN DAN SARAN
 Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri Luka Jahitan
Perineum pada Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun
2019 83 Jurnal Midwifery Vol. 2 No. 2 (2020) P-ISSN : 2746-2145; E-ISSN : 2746-2153
6. Telah melaksanakan tindakan asuhan yang telah disusun pada ibu nifas Ny “S”
dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03 September di RSUD
Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 dengan hasil yaitu semua perencanaan dapat
dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa hambatan. 7. Telah mengevaluasi hasil tindakan
yang telah dilakukan pada ibu nifas Ny “S” dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal
24 Juli-03 September di RSUD Syekh Yusuf 8. Gowa Tahun 2019 dengan hasil yaitu
seluruh asuhan telah diberikan dan tidak ada hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan
teori 9. Telah dilakukan pendokumentasian semua temuan dan tindakan yang telah dilakukan
pada ibu nifas Ny “S” dengan nyeri luka jahitan perineum pada tanggal 24 Juli-03
September di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2019 dalam bentuk SOAP. B. Saran Untuk
Klien Diharapkan kepada ibu masa nifas dapat meningkatkan kondisi fisik dan psikis,
serta personal hygiene untuk menghindari komplikasi yang lebih berat dalam masa nifas
utamanya pada ibu nifas dengan nyeri luka jahitan perineum untuk mencegah
terjadinya infeksi pada ibu. Diharapkan pada setiap ibu nifas agar mengkomsumsi
makanan yang bergizi karena makanan yang bergizi akan memenuhi kebutuhan energi,
juga untuk mempercepat proses penyembuhan dan pengembalian alat reproduksi
mendekati keadaan sebelum hamil serta untuk memperbanyak produksi ASI. Diperlukan
keterlibatan suami/keluaga dalam perawatan untuk meningkatkan hubungan yang lebih erat
antar pasien dengan bayinya demi menambah pengetahuan dan bimbingan sebagai
lanjutan perawatan dirumah. Untuk bidan Sebagai petugas kesehatan khususnya seorang
bidan diharapkan senantiasa berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih profesional
berdasarkan manajemen kebidanan sebagai pertanggung jawaban. Dalam melaksanakan
tugas sebagai bidan harus sepengetahuan dan mendapatkan persetujuan dari klien Dalam
pandangan Islam dalam memberikan asuhan kepada klien harus menerapkan kaidah
agama di dalamnya agar klien dapat mengerti tentang larangan dalam melakukan
hubungan badan antara suami istri apabila dalam keadaan haid atau nifas. Untuk Institusi
Pendidikan Dengan mengetahui permasalahan yang dapat timbul pada ibu nifasdengan
nyeri luka jahitan perineum, diharapkan intitusi pendidikan dapat meningkatkan mutu dan
kualitas serta perkembangan sesuai prosedur dalam memberikan asuhan dan dalam
pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan dalam memecahkan suatu masalah kebidanan.
Depkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Fatimah dan Lestari, Prasetya. 2019.
Pijat perineum Mengurangi Rupture Perineum untuk Kalangan Umum, Ibu Hamil, dan
Mahasiswa Kesehatan.Yogyakarta: Pustaka Baru Press .
Laporan Data Lengkap
Nama pasien : Ny.S
Diagnosa : P1Ao, Post partum hari ketiga dengan bendungan ASI
Tanggal No. Dx Evaluasi TTD
28/11/2022 01 S: Payudara ibu terasa panas dan penuh
Jam 08.00 Tgl 25 November 2022 ibu melahirkan
Lochia Rubra
WITA

O: Teraba Keras bila dipalpasi


S : 37,8 ° C
Terasa nyeri bila disentuh
Bayi tidak mau menetek pada payudara yang bengkak
A: P1A0, Post partum hari ke keempat dengan bendungan ASI

P: Tgl 28 /12/2022
1. Anjuran ibu untuk memerah ASI pada payudara yang
bengkak, ibu bersedia memerah ASI
2. Anjuran Ibu untuk kompres panas dan dingin pada
payudara yang bengkak, ibu bersedia melakukan yang
dicontohkan
3. Penatalaksanaan obat anti piretik untuk mengurangi
nyeri paracetamol 2 x 1 500 mg/hari, obat untuk pagi
sudah diminum
Laporan Data Fokus

Nama pasien : Ny.K


Diagnosa : Nyeri Perut bagian Bawah

Data Subjektif Data Objecktif

- Ibu melahirkan tgl 29 November 2022 - TTV :


- 6 jam yang lalu ibu melahirkan anak Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi : 84
pertama x/m, S; 36,8 ºC, Pernapasan : 20 x/ menit
- Perdarahan merah segar menggumpal - Ukur TFU, Tinggi Fundus Uteri 1 jari
bawah pusat, kontrasi uterus lobuler (keras
- Sudah ganti popok 1 kali dan bundar)
- Sifat nyeri hilang timbul - Asi sudah ada colostrum
- BAB (-) BAK (+)
- Lochia Rubra
- Kandung kemih kosong
-

Analisis Data

Data Penunjang Masalah Penyebab

DS: - Nyeri perut bagian Kontraksi Uterus , proses


bawahakibat adanya his involusio uteri
pengiring pasca melahirkan

DO:-

DS:- Pengalaman pertama jadi ibu Ibu belum mengerti tentang


nyeri perut bagian bawah pasca
melahirkan normal pada ibu
spasca melahirkan

DO:-
TATA TERTIB MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

A. Sikap
1. Disiplin dalam tugas
2. Kerja sama dengan orang lain sesuai dengan ketentuan institusi
3. Inisiatif dalam bekerja
4. Bertanggung jawab dalam tugas yang diberikan
5. Komunikasi yang baik dengan klien
6. Perhatian dalam bekerja
7. Jujur, sopan dan teliti dalam bekerja
B. Waktu kehadiran
1. Jam 07.30 sampai 14.00 WITA untuk dinas pagi
2. Jam 14.00 sampai 21.00 WITA untuk dinas sore
3. Jam 21.00 sampai 07.30 WITA untuk dinas malam
C. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan tempat praktik tanpa seizin kepala
ruangan/pembimbing atau petugas ruangan serta tidak diperkenankan meninggalkan
lokasi/wilayah praktik klinik tanpa seizin C.I institusi
D. Sanksi penggantian dinas praktik diberikan kepada mahasiswa apabila (disesuaikan oleh
lahan) :
1. Izin 1 hari ganti dinas 1 hari
2. Sakit 1 hari ganti dinas 1 hari (harus ada surat keterangan Dokter)
3. Alpa 1 hari ganti dinas 2 hari
4. Bila mahasiswa merusak, menghilangkan alat-alat di ruangan praktik berkewajiban
mengganti alat tersebut
5. Mahasiswa berkewajiban menjaga kebersihan dan kesterilan alat-alat dan bahan praktik yang
dimiliki di lahan praktik
6. Tidak diperkenankan menggunakan alat-alat dan bahan praktik milik lahan praktik, milik
klien dan atau memindahkan tanpa sepengetahuan kepala ruangan
7. Mahasiswa baik secara pribadi atau kelompok berkewajiban mengganti alat-alat, bahan-
bahan praktik yang hilang atau rusak selama praktik
8. Mahasiswa hendaknya membawa sendiri alat-alat pemeriksaan fisik
E. Ketentuan Pakaian Praktik
1. Pada saat melakukan praktik, mahasiswa harus menggunakan pakaian praktik
lengkap (putih-putih) dengan atribut, sepatu putih dan berpenampilan rapi, bersih
dan sopan
2. Menggunakan atribut :
Papan nama di sebelah kanan b.
Lencana (Logo) di sebelah kiri

3. Tidak diperkenankan memakai training spak (baju olahraga) saat melakukan praktik
kecuali persetujuan pihak lahan
4. Tidak diperkenankan memakai perhiasan kecuali jam tangan (yang memakai jarum
detik) saat melakukan praktik.
Demikianlah buku pedoman ini disusun sebagai acuan dalam mencapai target
yang telah ditetapkan. Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai