Oleh:
Oleh:
NAMA : Yayu Lestari
NPM : 19200200076
Tanggal,....................2021
Mengetahui,
(Nama Dosen)
NIDN
LEMBAR PENGESAHAN
SOP dengan judul:
Oleh:
NAMA : Yayu Lestari
NPM : 19200200076
Tanggal,............................2021
Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini
Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
NIDN NIDN
Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase
(Nama Dosen)
NIDN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi SOP Praktik
Kolaborasi yang berjudul “SOP PENATALAKSANAAN PENANGANAN
PREEKLAMSI DI PUSKESMAS TAJURHALANG TAHUN 2021” Dalam
penyelesaian Laporan ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan dan masukan
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju
Kesehatan Indonesia.
4. Bpk Susaldi, S.ST.,M. Biomed selaku Wakil Ketua I Bid. Akademik & Inovasi
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes selaku Wakil Ketua II Bid. Sumber Daya &
6. Ibu Nur Rizky Ramdhani, SKM., M.Epid selaku wakil ketua III Bid.
(STIKIM).
8. Ibu Ernita Prima Noviyani, , S.ST, M.Kes selaku penanggung jawab stase
9. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
ii
Program Profesi Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
sempurna, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat
diharapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
BAGIAN I SOP LAMA …....................................................................
BAGIAN II SOP BARU.......................................................................... 7
BAGIAN III PEMBAHASAN ............................................................... 8
BAGIAN IV KESIMPULAN SARAN .................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 11
iv
I. SOP LAMA
SOP PENATALAKSANAAN
PENANGANAN PRE-EKLAMSI
No.Dokumen :
440/SK/063PKM-TJH.2016
SOP No.Revisi: 0
Tanggal Terbit :11 April 2016
Halaman : 1/2
UPT Puskesmas
Tajurhalang Dr. Dini Sri Agustin
NIP :
Pre-eklamsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan diatas 20
I. PENGERTIAN minggu yang ditandai dengan adanya difungsi plasenta dan respon
maternal terhadap adanya inflamasi spesifik dengan aktivasi endotel
dan koagulasi. Tanda utama penyakit ini adanya hypertensi dan
protein urea.
Pre-eklamsia merupakan masalah kedokteran yang serius dan
memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Besarnya masalah ini
bukan hanya karena pre-eklamsia berdampak pada ibu saat hamil dan
melahirkan, namun juga menimbulkan masalah paska persalinan.
Dilakukan :
1. Petugas melaksanakan anamnesa
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
3. Penatalaksanaan:
v
A. Tata laksana per-eklamsi ringan.
1. Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal:
tekanan darah, berat badan, tinggi badan, indek masa
tubuh, ukuran uterus, dan gerakan janin
2. Rawat jalan(ambulator)
Ibu hamil banyak istirahat (berbaring/ tidur
miring)
Konsumsi susu, air, dan buah
Obat anti hipertensi: indikasi utama pemberian
anti hipertensi pada kehamilan adalah untuk
keselamatan ibu dalam mencegah penyakit
cereborvaskular. Meskipun demikian,
penurunan tekanan darah dilakukan secara
bertahap tidak lebih dari 25% penurunan dalam
1 jam. Hal ini untuk mencegah terjadinya
penurunan aliran darah utero plasenter.
Obat anti hipertensi yang dapat diberikan:
a. Metildopa, biasanya dimulai pada dosis
250-500mg per oral 2 atau 3 kali sehari,
dengan dosis maksimal 3 gram perhari, atau
b. Nifedipine 10 mg kapsul peroral di ulang
tiap 15-30 menit, dengan dosis maksimal
30mg
B. Tata laksana per-eklamsi berat. Pemberian MgSO4 dosis
awal dengan cara: ambil 4 gr MgSO4 (10 ml larutkan
MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml aquades. Berikan
secara perlahan IV selama 20 menit. Segera lanjutkan
dengan 15 ml MgSo4 40% 6 gr dalam RL selama 6 jam,
28 tetes per menit. Jika akses IV sulit berikan masing-
masing 5 gr MgSO4 (12,5 ml larutkan MgSo4 40%) IM
dibokong kiri dan kanan.
4. Kriteria rujukan
Rujuk bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda per-
eklamsia berat ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang
memiliki dokter spesialis obstetric dan ginekologi setelah
dilakukan tata laksana pada per-eklamsia berat
Preeklampsia berat /
eklampsia Preeklampsia
Pemasangan infus
RL atau glukosa 5%
Awasi setiap
30 menit: Beri obat
- Tanda-tanda antihipertensi bila
vital diperlukan
- Reflek patella MgSO4 : 4 gr
- Produksi larutan 40% Dalam
Urin 100 ml Waktu 5 Anjuran periksa
- DJJ menit kembali
6 gr larutan 40%
Dalam 500ml
Perujukan Selama 6 jam
1. KIA
VII. UNIT TERKAIT 2. PONED
1. Status Pasien
VIII. DOKUMEN 2. Register PONED
TERKAIT
vii
II. REKOMENDASI SOP BARU
SOP PENATALAKSANAAN
PENANGANAN PRE-EKLAMSI
No.Dokumen :
No.Revisi:
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PROGRAM STUDI
PUSKESMAS PENDIDIKAN PROFESI
TAJURHALANG BIDAN DEPARTEMEN
KEBIDANAN STIKIM
viii
Penatalaksaan Preeklamsi Ringan :
1. Menjelaskan pemahaman terhadap tanda bahaya dan deteksi dini
melalui edukasi yang diberikan
2. Menjelaskan tanda-tanda seseorang yang mengalami preeklamsi
seperti nyeri kepala, nyeri epigastrum, ganggauan penglihatan,
tangan kram dan kaki bengkak
3. Pasien hanya perlu melakukan rawat jalan
4. Pasien dianjurkan cukup istirahat
5. Pasien disarankan meminum air putuh 3lt/hari
6. Melakukan pemantauan tekanan darah, djj, gerakan janin, protein
urin rutin, dan USG.
7. Dapat dipertimbangkan pemberian antioksidan dan kalsium
8. Melalukan pemeriksaaan kehamilan secara ketat
9. Pemberian obat penurun darah tinggi : labetolol, nifedipin atau
metildopa jika diperlukan
10. Bila tekanan darah terkontrol pada umur 37 minggu dilakukan
terminasi kehamilan
ix
Anamnesa dan Pemeriksaan
Faktor resiko
pemeriksaan ibu penunjung (darah
Preeklampsia
dan janin dan urin)
Preeklampsia berat /
eklampsia Preeklampsia
Pemasangan infus
RL atau glukosa 5%
Awasi setiap
30 menit: Beri obat
- Tanda-tanda antihipertensi bila
vital diperlukan
- Reflek patella MgSO4 : 4 gr
- Produksi larutan 40% Dalam
Urin 100 ml Waktu 5 Anjuran periksa
- DJJ menit kembali
6 gr larutan 40%
Dalam 500ml
Perujukan Selama 6 jam
1. KIA
VII. UNIT TERKAIT
2. PONED
VIII. DOKUMEN 1. STATUS PASIEN
TERKAIT 2. REGISTER PONED
x
III. PEMBAHASAN
1. Definisi Preeklamsia
Preeklampsia merupakan suatu sindrom pada kehamilan yang
berbahaya bagi ibu dan janin yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah > 140/90 mmHg disertai dengan protein urin (POGI, 2016).2
Pada ibu dapat terjadinya gangguan ginjal, hepar, edema paru dan
kejang/eklampsia. Pada janin dapat terjadi oligohidramnion, Fetal Growth
Restriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed end diastolic
velocity (ARDV) (Tranquili, et al, 2014).2
Penyebab preeklampsia masih belum diketahui secara jelas, namun
terdapat faktor resiko menurut English, Kenny & McCarthy (2015),
Lisonkova & Joseph (2013) antara lain usia, riwayat gravida, riwayat
preeklampsia, kehamilan multiple, penyakit sebelumnya, dan obesitas.2
2. Patofisiologi preeclampsia
dibagi menjadi dua tahap, yatu perubahan perfusi plasenta dan sindrom
maternal.
1. Tahap pertama terjadi selama 20 minggu pertama kehamilan. Pada
fase ini terjadi perkembangan abnormal remodelling dinding arteri
spiralis saat invasi trofoblas yang menyebabkan vasospasme
pembuluh darah. Terjadi penyempitan lumen arteri spiralis sampai
diameter 200 pm (normalnya 500 pm) dan perfusi plasenta 2-3 kali
lebih rendah. Vasospasme tersebut dapat merusak pembuluh darah
dan pengaktifan angiotensin II sehingga sel endotel berkontraksi.
Perubahan vaskuler ini disertai dengan hipoksia lokal jaringan
sekitarnya.
2. Tahap sindrom maternal merupakan tahap kedua atau disebut fase
sistemik. Aliran darah berkurang dari arteri uterina ke dalam plasenta
dangkal, menyebabkan iskemia plasenta pada awal trimester kedua.
Disfungsi endotel meningkatkan aktivasi trombosit akibat dari
kebocoran di celah sel endotel, meningkatkan produksi
xi
vasokonstriktor seperti tromboksan dan endotelin yang merangsang
pengeluaran renin dan pengaktifan sistem renin-aldosteron-angiotensin
sehingga menambah berat vasokonstriksi, retensi natrium, proteinuria
dan edema. Kerusakan endotel yang luas disertai dengan agregasi
trombosit memaksa endotel mengeluarkan endotelin, suatu zat
vasokonstriksi terkuat yang pernah ada (lebih kuat dari angiotensin II).2
Hal inilah yang berperan dalam gejala preeklampsia yang ditandai
dengan perubahan reaktivasi pembuluh darah, aktivasi sistem
pembekuan, hilangnya integritas pembuluh darah dan kerusakan
berbagai organ tubuh (Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad,
2015). 2
Vasokonstriksi pada pembuluh darah serebral dapat timbul pusing
atau nyeri kepala akibat hipoksia, pada ginjal, terjadi vasospasme pada
glomerulus sehingga menurunkan laju filtrasi yang menyebabkan
berkurangnya produksi urin dan kegagalan penyerapan kembali protein
oleh tubulus sehingga terjadi proteinuria. Vasospasme pada retina
menyebabkan pandangan kabur. Vasokonstriksi yang terjadi apabila
tidak segera diperbaiki dapat menyebabkan kegagalan organ,
eklampsia, sindrom HELLP (Haemolysis, Elevated Liver Enzymes,
Low Platelet Count) hingga kematian.2
3. Penatalaksanaan Preeklampsia
Penatalaksanaan preeklampsia bertujuan mengurangi komplikasi
kehamilan, menghindari prematuritas dan memaksimalkan keselamatan
ibu dan bayi. Pencegahan preeklampsia dengan pemberian aspirin dosis
rendah sebelum gestasi 12 minggu hingga 36 minggu dan pemberian
suplemen kalsium (>1 g/hari) dapat menurunkan risiko preeklampsia
(WHO, 2011).2
Penatalaksanaan mengacu pada SOP penatalaksanaan preeklampsia di
Puskesmas yang dimulai dari :
xii
Persiapan yaitu peralatan yang dibutuhkan :
Alat dan Bahan:
1. Obat oral : metildopa, nifedipine
2. Infus set
3. Abocat
4. Cairan infus(RL)
5. MgSO4 20%-40%
6. Spuit 10cc
7. Poly catheter
8. Urine bag
9. Sarung tangan
10. Kapas alcohol
Dilakukan :
1) Memakai APD level 2 dan memakai masker.
2) Anamnesa dan pemeriksaan ibu dan janin
3) Memperhatikan Faktor resiko Preeklampsia
4) Pemeriksaan penunjang (darah dan urin)2
xiii
8. Melalukan pemeriksaaan kehamilan secara ketat
9. Pemberian obat penurun darah tinggi : labetolol, nifedipin atau
metildopa jika diperlukan
10. Bila tekanan darah terkontrol pada umur 37 minggu dilakukan
terminasi kehamilan2
xiv
riwayat eklamsi pada kehamilan sebelumnya agar petugas kesehatan
dapat mempersiapkan menejemen yang diberikan mengenai kasus
tersebut. Hal tersebut sesuai dengan teori dari English, Kenny &
McCarthy (2015), Lisonkova & Joseph (2013) yang membahas
mengenai penyebab preeklampsia yang masih belum diketahui secara
jelas, namun terdapat faktor resiko diantara lain usia, riwayat gravida,
riwayat preeklampsia, kehamilan multiple, penyakit sebelumnya, dan
obesitas.2
1. Kesimpulan
Preeklampsia merupakan suatu sindrom pada kehamilan yang
berbahaya bagi ibu dan janin yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah > 140/90 mmHg disertai dengan protein urin.
Setelah mengkaji kedua SOP diatas terdapat perbedaan mengenai :
a. Perlu dilakukan pemantauan protein urin pada ibu hamil dengan
preeklamsi secara rutin
b. Perlu dilakukan pengkajian secara jelas terhadap faktor resiko
terjadinya preeklamsi riwayat gravida, riwayat preeklampsia,
dan riwayat eklamsi pada kehamilan sebelumnya
2. Saran
a) Bagi lahan praktik
Diharapkan dapat terus meningkatkan manajemen asuhan
kebidanan kepada pasien dengan preeklamsi serta memberikan
edukasi sedini mungkin agar tidak terjadi eklamsi
b) Bagi profesi
Diharapkan dapat melakukan penanganan sesuai dengan SOP
yang berlaku pada kasus preeklamsi pada ibu hamil
c) Bagi masyarakat
xv
Diharapkan dapat menengenali faktor resiko preeklamsi,
mengenali tanda-tanda preeklamsio sehingga dapat
menuruinkan Angka Kematian Ibu akibar preeklamsi
V. DAFTAR PUSTAKA
4.
xvi
xvii