Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN STASE 5

PRAKTIK KOLABORASI INTERPROFESIONAL

Disusun oleh:

NAMA : YULIASIH
NPM : 19220300040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2023
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN STASE 5
PRAKTIK KOLABORASI INTERPROFESIONAL

Oleh:

NAMA : YULIASIH
NPM : 19220300040

Tanggal, .........................2023

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase

..............................................................
NIDN.
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN STASE 5

PRAKTIK KOLABORASI INTERPROFESIONAL

Oleh:

NAMA : YULIASIH
NPM : 19220300040

Tanggal, ............2023

KBK Dosen Komunitas dan Ilmu KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi
Teknologi Dini

Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Gaidha K Pangestu,S.Tr.Keb


NIDN. 0317088406 NIDN. 0317119401

Menyetujui, Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

.............................................
NIDN.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan berkat
dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktik Kolaborasi
Pendidikan Interprofesional yang berjudul SOP Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum.
Penulisan Laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Stase 5 Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju.
Dalam penyelesaian Laporan Praktik Kolaborasi Pendidikan Interprofesional ini
penulis mendapatkan bimbingan, arahan dan masukan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Jacub Chatib, Sebagai Ketua Yayasan Indonesia Maju (UIMA)
2. Prof. Dr. Dr. dr. H. M. Hafizurrachman, MPH, Selaku PembinaYayasan Indonesia Maju
(UIMA)
3. Dr.Astrid Novita SKM.,MKM., selaku Rektor Universitas Indonesia Maju (UIMA)
4. Susaldi,S.ST.,M.Biomed, selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas
Indonesia Maju (UIMA)
5. Dr.Rindu, SKM.,M.Kes, Selaku Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya dan Keuangan
Universitas Indonesia Maju (UIMA)
6. Hidayani,AM.Keb.,SKM.,MKM, selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia
Maju (UIMA)
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes, selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju (UIMA)
8. Fanni Hanifa,S.ST.,M.Keb, selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Universitas Indonesia Maju.
9. Irma Jayatmi,S.ST,Bdn,M.Kes, selaku Pembimbing stase V Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju.
10. Ernita Prima. S.ST.,M.Kes. Selaku Dosen pembimbing pada stase V, Universitas
Indonesia Maju.
11. Fifih Maghfiroh, SST.,M.Kes. Selaku CI Responsi pada stase V, Universitas Indonesia
Maju.
12. Meinasari Kurnia Dewi. SST.,M.Kes. Selaku Penguji Responsi pada stase V,
Universitas Indonesia Maju.
13. Rekan-rekan dan sahabat saya Angkatan 2023 yang sama-sama berjuang dalam
menyelesaikan penelitian ini.
14. Dan semua pihak yang telah memberikan dukungan, kasih sayang dan perhatiannya
kepada penulis. Semoga selama bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat
imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah. Penulis menyadari bahwa ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depannya.

Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat diharapkan guna
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Pandeglang, ....... 2023


Penulis

YUILIASIH
1. SOP LAMA
SOP PENATALAKSANAAN HIPEREMESIS
RAVIDARUM
No.Dokumen:
No.Revisi:
SOP
Tanggal Terbit : 01/06/2017
Halaman : 1/3

PROGRAM PROFESI
UPT
FAKULTAS VOKASI
PUSKESMAS
UNIVERSITAS
LABUAN
INDOENSIA MAJU

1. PENGERTIAN Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan di saat


kehamilan yang menyebabkan dehidrasi, defesiansi nutrisi,
penurunan berat badan dan mengganggu aktifitas sehari-hari.

2. TUJUAN a. mengurangi rasa mual dan muntah


b. mengganti keilangan cairanan dan elektrolit
c. memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengatasi kehilangan BB ibu

3. KEBIJAKAN Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 43/SK/PKM-LBN/IV/2017


tentang pelayanan klinis
4. REFERENSI Peraturan Menteri Kesehatan N0. 43 Tahun 2019 Tentang
Pusat
Kesehatan Masyarakat
Buku KIA

5. PROSEDUR Persiapan alat :


a. Infu set
b. Cairan Infus Dextros 5% atau sesuai dengan intruksi dokter
c. Kapas alcohol, spuit 5 cc, 2,5 cc, bhetadine cair, plester dll
d. Nierbeken
e. Tissue makan/ tissue rol dalam tempatnya
Persiapan penolong
1. Memberikan penerangan tindakan apa yang akan di lakukan pada
pasien tentang kehamilannya, agar pasien tenang
2. Cara bekerja septik aseptik
6. LANGKAH- Penatalaksanaan
LANGKAH
1. Menjelaskan kepada pasien bahwa proses kehamilan dan
persalinan merupakan proses fisiologis
2. Menjelaskan kepada pasien bahwa mual dan muntah adalah
gejala yang normal terjadi pada kehamilan muda, dan akan
menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan
3. Anjurkan untuk makan dalam jumlah yang sedikit tapi
dengan frekuensi yang lebih sering, waktu bangun pagi jangan
segera turun dari tempat tidur, tetapi di anjurkan untuk makan roti
kering atau biscuit dengan the hangat
4. Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak, dan makan
atau minuman sebaiknya di sajikan dalam keadaan panas atau
sangat dingin.
5. Makan makanan yang banyak mengandung gula dianjurkan
untuk menghindari kekurangan karbohidrat
6. Defekasi yang teratur
7. Pada pasien dengan muntah-muntah sering, pasien di
puasakan dalam 2 jam, kemudian di infus dextrose 5 %, RL 2:1
pada kolf I/IV di isi neurobion 5000 UI, dan vitamin C 200 mg
IV, kebutuhan cairan ±3000 cc dalam 2 jam (sebelumnya dalam
pemberian obat-obatan kolaborasi dulu dengan dokter yang
merawat Intake dan output di catat tiap aplusan
8. Pemberian obat-obatan anti muntah
9. Setelah pasien puasa 24 jam, boleh di berikan the, biscuit
bertahap bertahap setiap jam, diet bubhur tak merangsang,
buah manis
10. Bila pasien tidak muntah, jumlah dan macam makanandapat di
tambah
11. Jika kebutuhan cairan terpenuhi infus boleh diaf atau jika
cairan belum terpenuhi infus di teruskan (sebelumnya
kolaborasi dengan dokter yang merawat)
7. BAGAN ALIR

Petugas melakukan anaminesa pada


Petugas memberi
pasien
salam kepada pasien

Petugas melakukan pemeriksaan


umum dan titik pasien

Petugas memberikan konseling


pada kasus HEG tentang asupan
makanan, makan sedikit-sedikit
tapi sering, cukup kalori dan
istirahat cukup, memberi motivasi
dan dukungan mental tentang
kehamilan, dan mengikutsertakan
suami / keluarga dalam konseling

Petugas memberikan terapi obat /


infus RL 500 ml sesuai Advice
Dokter jaga

Petugas menganjurkan untuk


kontrol 1 bulan lagi atau bila ada
keluhan

Petugas mengijinkan pasien


Petugas
pulang
melakukan
pencatatan
8. UNIT TERKAIT Bidan, pelayanan apotik.RR
9. DOKUMEN Buku KIA, pencatatan dan pelaporan
TERKAIT

2. SOP BARU
SOP PENATALAKSANAAN HIPEREMESIS
RAVIDARUM
No.Dokumen:
SOP No.Revisi:
Tanggal Terbit :
Halaman :

PROGRAM PROFESI
UPT
FAKULTAS VOKASI
PUSKESMAS
UNIVERSITAS
LABUAN
INDOENSIA MAJU

1. PENGERTIA Hyperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal


N
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu, mual dan muntah
mempengaruhi hingga >50% kehamilan. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Mual dan
muntah itu terjadi pada 60-80% primigravida dan 40 % multigravida saat
kehamilan yang menyebabkan dehidrasi, defesiansi nutrisi, penurunan
berat badan dan mengganggu aktifitas sehari-hari
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam melaksanakan pelayanan antenatal care dengan
hiperemesis gravidarum
3. KEBIJAKAN Keputusan Kepala Puskesmas DTP Labuan Nomor 15/KAPUS/IV/2023
4. REFERENSI Peraturan Menteri Kesehatan N0. 43 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
Buku KIA
5. PROSEDUR Pesiapan alat :
a. Tensi meter
b. Stetoskop
c. Funaduskup/Doppler
d. Handscoon steril
e. Infu set
f. Metlin
g. Cairan Infus Dextros 5% atau sesuai dengn intruksi dokter
h. Kapas alcohol, spuit 5 cc, 2,5 cc, bhetadine cair, plester dll
i. Nierbeken
j. Tissue makan/tissue rol dalam tempatnya
Persiapan penolong
a. Cuci tangan dan memakai APD
b. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dengan pasien, dan
meminta pasien duduk
c. Menanyakan identitas pasien
d. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
hiperemesis gravidarum agar pasien tenang
e. Cara bekerja septik aseptic
6. LANGKAH- Penatalaksanaan
LANGKAH
1. Pelaksanaan program penerimaan pasien dari unit pendaftaran
2. Pelaksanaan program memanggil ibu hamil sesuai identitas
3. Bidan melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang lain terhadap pasien yang sesuai guna
mendiagnosa hiperemesis gravidarum.
4. Pemeriksaan fisik, ttv, Petugas melihat tanda kepucatan pada telapak
tangan, bibir dan pada bagian mata apakah sangat pucat atau agak
pucat
5. Menjelaskan kepada pasien bahwa proses kehamilan dan persalinan
merupakan proses fisiologis,
6. Menjelaskan kepada pasien bahwa mual dan muntah adalah gejala
yang normal terjadi pada kehamilan muda, dan akan menghilang
setelah usia kehamilan 4 bulan, jika hasil pemeriksaan ibu hamil
tidak hyperemesis berat berikan
7. Bidan melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapy
obat
8. Pemberian obat-obatan anti muntah
9. Pada pasien dengan muntah-muntah sering, pasien di puasakan dalam
2 jam, kemudian di infus dextrose 5 %, RL 2:1 pada kolf I/IV di isi
neurobion 5000 UI, dan vitamin C 200 mg IV, kebutuhan cairan
±3000 cc dalam 2 jam (sebelumnya dalam pemberian obat-obatan
kolaborasi dulu dengan dokter yang merawat
10. Intake dan output di catat tiap aplusan
11. Pemeriksaan laboratorium DL leucosit, urine aceton, trombosit
12. Setelah pasien puasa 24 jam, boleh di berikan teh, biscuit
bertahap bertahap setiap jam, diet bubhur tak merangsang, buah
manis
13. Anjurkan untuk makan dalam jumlah yang sedikit tapi dengan
frekuensi yang lebih sering, waktu bangun pagi jangan segera turun
dari tempat tidur, tetapi di anjurkan untuk makan roti kering atau
biscuit dengan teh hangat
14. Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak, dan makan atau
minuman sebaiknya di sajikan dalam keadaan panas atau sangat
dingin.
15. Makan makanan yang banyak mengandung gula dianjurkan untuk
menghindari kekurangan karbohidrat
16. Defekasi yang teratur
17. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital tiap aplusan
18. Bila pasien tidak muntah, jumlah dan macam makanan dapat di
tambah
19. Jika kebutuhan cairan terpenuhi infus boleh diaf atau jika cairan
belum terpenuhi infus di teruskan (sebelumnya kolaborasi dengan
dokter yang merawat)
7. DIAGRAM
ALIR Loket
Pasien datang Melakukan pendaftaran dan pembayaran

Ruang bidan
Anamnesa, pemeriksaan fisik, TTV

Kolaborasi Dokter untuk


pemberian therapi

IMT Normal/Tidak Dehidrasi IMT tidak normal / Dehidrasi

Cek Laboratorium

Normal Rendah

Pulang Rujuk

Pendokumentasian
8. UNIT Dokter, Bidan, Perawat, Layanan apotek, ruang gizi dan layanan
TERKAIT
laboratorium
9. DOKUMEN buku KIA, Rekam Medis, Pencatatan dan pelaporan
TERKAIT

1. PEMBAHASAN
SOP untuk kasus ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di Puskesmas
Labuan menurut saya sebelumnya yang dibuat ada perbedaan dimana petugas belum
menjelaskan secara rinci tentang prosedur yang dilakukan, dan belum adanya kolaborasi
dengan unit layanan apotik, juga belum dijelaskan proses diagram alurnya.
Dalam hal ini penulis melakukan penambahan SOP rekomendasi yang baru
pada prosedur, yaitu sebelum melakukan pemeriksaan lanjutan terlebih dahulu
menjelaskan pengertian hyperemesis gravidarum dan tindakan apa saja yang akan
dilakukan kepada pasien, kemudian mencantumkan langkah-langkah tindakan secara
terinci, penulis juga menambahkan diagram alir. Bagian unit terkait juga petugas
menambahkan unit layanan apotik.
a. Usulan penulis terkait SOP yang baru adalah “pengertian” yang dimaksud pada
SOP, bukan terkait klinisnya (hiperemesis) itu sendiri namun lebih kepada tujuan
SOP nya dibuat untuk apa.
b. Tindakan di awal seperti melakukan anamnesa lengkap dan pemeriksaan
fisik terkait keluhan pasien untuk mendapatkan keterangan sebanyak- banyaknya
mengenai penyakit pasien dan untuk membantu menentukan status kesehatan
seseorang.
c. Dalam SOP, perlu juga ditambahkan kolaborasi bidan dengan dokter saat
penanganan pasien dengan hyperemesis gravidarum
d. Demi meningkatkan pelayanan kesehatan dan tindakan terhadap pasien,
diperlukan diagram alir yang mampu memberikan pelayanan dengan cepat dan
terarah kepada pasiennya serta terkelola dengan baik dan harus tetap
terkoordinasi. Persiapan proses rujukan yang lengkap dan jelas sesuai prosedur
seperti persiapan surat rujukan, transportasi, obat-obatan emergency dan lainnya.
Unit terkait yang bersangkutan dengan penanganan kasus kejadian hyperemesis
grevidarum juga belum tercantum kelanjutannya apabila pasien di rujuk ke fasilitas
yang lebih lengkap seperti Ruang IGD RS, Poliklinik Kebidanan sehingga
petugas Puskesmas mampu mengetahui unit mana yang akan menangani untuk alur
rujukan diluar jangkauan Puskesmas
2. REKOMENDASI SOP BARU

Item SOP Lama Rekomendasi SOP Sasaran


Judul Sop Penatalaksanaan Sop Penatalaksanaan
Hiperemesis Ravidarum Hiperemesis Ravidarum
Pengertian Hiperemesis ravidarum Hyperemesis gravidarum
adalah mual muntah adalah muntah yang terjadi
yang berlebihan di saat pada awal kehamilan
kehamilan yang sampai umur kehamilan 20
menyebabkan dehidrasi, minggu, mual dan muntah
defesiansi nutrisi, mempengaruhi hingga
penurunan berat badan >50% kehamilan. Mual
dan mengganggu biasanya terjadi pada pagi
aktifitas sehari-hari hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan
malam hari. Mual dan
muntah itu terjadi pada 60-
80% primigravida dan 40
% multigravida saat
kehamilan yang
menyebabkan dehidrasi,
defesiansi nutrisi,
penurunan berat badan dan
mengganggu aktifitas
sehari-hari
Referensi Peraturan Menteri Peraturan Menteri Untuk mendapatkan
Kesehatan N0. 43 Kesehatan N0. 43 Tahun keterangan sebanyak-
Tahun 2019 Tentang 2019 Tentang Pusat banyaknya mengenai
Pusat Kesehatan Masyarakat hyperemesis gravidarum
Kesehatan Masyarakat Buku KIA atau keluhan pasien saat
Buku KIA ini, membantu
menegakkan diagnosa
sementara dan sampai
perlu pertolongan.
Prosedur Persiapan alat : Pesiapan alat : Untuk mendapatkan
Pelaksana a. Infu set keterangan sebanyak -
an b. CairanInfus Dextros a. Tensi meter banyaknya mengenai
5% atau sesuai dengan b. Stetoskop hiperemesis gravidarum
intruksi dokter c. Funaduskup/Doppler atau keluhan pasien saat
c. Kapas alcohol, spuit d. Handscoon steril ini, membantu
5cc, 2,5cc,bhetadine e. Infu set menegakkan diagnosa
cair, plester dll f. Cairan Infus Dextros sementara dan sampai
d. Nierbeken 5%atau sesuai dengn perlu pertolongan.
e. Tissue makan/tissue intruksi dokter
rol dalam tempatnya g. Kapas alcohol, spuit 5cc,
2,5cc, bhetadine cair,
Persiapan penolong plester dll
1. Memberikan h. Nierbeken
penerangan tindakan i. Tissue makan/tissue rol
apa yang akan di dalam tempatnya
lakukan pada pasien
tentang kehamilannya, Persiapan penolong
agar pasien tenang a. Memberikan penerangan

2. Cara bekerja septik tindakan apa yang akan

aseptik di lakukan pada pasien


tentang kehamilannya,
agar pasien tenang
b. Cara bekerja septik
aseptic
diagram Terdapat diagram alir Sudah terdapat diagram untuk mempermudah
alir alir tenaga kesehatan untuk
melakukan tindakan atau
pengkajian secara cepat
dan terarah terkait
penatalaksaan SOP untuk
kejadian hyperemesis
gravidarum
unit terkait Pemeriksaan KIA, dokter, Bidan, Perawat, 1. Ruang rawat PKM
Kamar Bersalin Layanan apotek, layanan 2. Poliklinik kebidanan
laboratorium
dokumen Buku KIA, pencatatan buku KIA, Rekam Medis, 1. Rekam medis
terkait dan pelaporan Pencatatan dan pelaporan 2. Cacatan tindakan

3. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu bagian dari manajemen
administrasi dalam pelayanan kesehatan yang patut diperhatikan, agar terwujudnya
tujuan dari permasalahan itu sendiri yaitu salah satunya efektifitas dan efesiensi
kerja. Sebagai contoh bagaimana prosedur dalam memberikan suatu pelayanan
kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.
penulis dalam hal ini mengajukan beberapa item perubahan, diantaranya judul,
pengertian, kebijakan yang dipakai, referensi, alur pelayanan, prosedur, diagram alir
dan unit terkait.
Dalam SOP yang dibuat terdapat kolaborasi interprofesional yaitu dengan dokter,
bidan, apoteker, gizi, laboratorium, dan petugas rekam medis.

b. Saran
1) Bagi Bidan
Dalam menjalankan asuhan kepada klien, Bidan harus patuh berpedoman
pada SOP yang dibuat sebagai pedoman buku pelaksanaan pelayanan dan dapat
menjalin kerjasama interprofesional. Sehingga pelayanan dapat berjalan dengan
aman, dan bermutu.

2) Bagi Tempat Praktik


Agar dilakukan sosialiasi kembali ketika SOP ada perubahan, sehingga
diketahui dan dapat dilaksanakan oleh semua petugas sesuai yang diharapkan.
Di harapkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan SOP secara berkala, sehingga
pelayanan dapat berjalan sesuai standar yang ditentukan.
4. DAFTAR PUSTAKA

 Sop Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil | PDF (scribd.com)


https://www.scribd.com/doc/384110189 https://www.scribd.com/doc/390743970
 World Harvest Organization 2017, Nutritional Asuhan Kebidanan Patologi : Tool for
Effective
 Kemenkes RI Tahun 2021 Data Informasi Profil Kesehatan Indonesia
 Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 43/SK/PKM-LBN/IV/2017 tentang pelayanan
klinis
 Peraturan Menteri Kesehatan N0. 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
 Keputusan Kepala Puskesmas DTP Labuan Nomor 15/KAPUS/IV/2023

Anda mungkin juga menyukai