Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Eva Fitri Yuni NIM. P07124223078R
2. Lismalianur NIM. P07124223091R
3. Masriah NIM. P07124223092R
4. Noor Janah NIM. P07124223095R
5. Siti Rosmalayati Cora B NIM. P07124223112R
6. Yeni Setyowati NIM. P07124223117R
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas penyusunan makalah yang berjudul “Evidance Based Midwifery Practice tentang
Persalinan Kala 1”.
Atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak tersebut
maka penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Parellangi, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Direktur Poltekes Kemenkes Banjarmasin.
2. Hj. Zakiah, S.ST.,M.Keb selaku Kaprodi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekes
Kemenkes Banjarmasin.
3. Hapisah, S.ST.,M.PH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes
Banjarmasin.
4. Isrowiyaun Daiyah, S.ST.,M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah Evidance
Based Midwifery Practice
Penulis menyadari adanya ketidaksempurnaan dari makalah ini, karenanya
penulis mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun untuk
menyempurnakan laporan kasus akhir stase ini. Semoga hasil-hasil yang dituangkan
lewat laporan kasus akhir stase ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan
umumnya dan khususnya dalam kebidanan.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4
A. Konsep Fertilitas.........................................................................................4
1. Pengertian Fertilitas.............................................................................14
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas.....................................15
B. Konsep Infertilitas......................................................................................8
1. Definisi Infertilitas..............................................................................16
2. Klasifikasi Infertilitas..........................................................................16
3. Etiologi Infertilitas..............................................................................17
4. Faktor Risiko Infertilitas.....................................................................19
5. Penatalaksanaan Infertilitas.................................................................23
BAB III TINJAUAN KASUS.........................................................................25
BAB IV PENUTUP..........................................................................................32
A. Kesimpulan.................................................................................................32
B. Saran...........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut penelitian (Saryono, 2012)Perbedaan tingkat nyeri persalinan normal pada Ibu
primigravida dan Multigravida, pada Ibu primigravida yang mengalami nyeri berat melahirkan saat
kala 1 sebanyak61,5% dan 20 responden ibu Multigravida mengalami nyeri berat melahirkan kala 1
sebanyak 38,5%.Nyeri melahirkan di sebabkan oleh faktor dilatasi serviks yaitu kekuatan primer
membuat serviks menipis/effacement, berdilatasi dan janin turun.
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Keadaan tersebut merupakan
perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi selama proses persalinan. Nyeri persalinan mulai
timbul pada persalinan kala I fase laten dan fase aktif. Makin lama nyeri yang dirasakan akan
bertambah kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif, dimana pembukaan lengkap sampai 10 cm.
Intensitas nyeri selama persalinan akan mempengaruhi kondisi psikologis ibu, proses persalinan dan
kesejahteraan janin (Perry dan potter dalam Yana, et al, 2015:1). Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa pada masyarakat primitif, persalinannya lebih lama dan nyeri, sedangkan masyarakat yang
telah maju 7- 14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri.
Tingginya persepsi nyeri yang dirasakan oleh ibu bersalin sehingga kebanyakan dari mereka tidak
memfokuskan ke kelahiran bayinya, justru mereka lebih memfokuskan pada nyeri persalinan yang
dirasakannya (Handayani et al, 2016: 120).
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan pelepasan hormon yang
berlebihan seperti hormon steroid dan katekolamin. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya
ketegangan otot polos dan vasokonstriksi pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan
penurunan kontraksi uterus, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya
iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak. Pada tahap awal persalinan dapat
menjadi waktu yang sulit bagi sebagian besar ibu, khususnya ibu yang melahirkan anak
pertamanya. Rasa khawatir, takut dan cemas akan memainkan perasaan ibu dalam kemampuan dan
keyakinan ibu untuk menghadapi persalinan.
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara
farmakologi maupun nonfarmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif daripada
metode nonfarmakologi, namun lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik
seperti adanya efek samping dari obat. Sedangkan metode nonfarmakologi lebih murah, sederhana,
efektif, tanpa efek yang merugikan, dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu
dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya.
Metode nonfarmakologi sangat bervariasi yang dapat diterapkan untuk membantu
mengurangi rasa nyeri, salah satunya adalah masase atau pijatan. Masase adalah melakukan
tekanan tangan pada jaringan lunak yang biasa pada otot, tendon, atau ligamentum tanpa
menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi,
dan/atau memperbaiki sirkulasi
Menurut Danuatmaja (2008), ibu yang dipijat selama 20 menit setiap jam selama
persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh
untuk melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan
perasaan nyaman. Pijatan secara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman
dalam persalinan. Disamping mempersiapkan ibu dan kelahiran pada bayi di beberapa negara
seperti India dan Jepang, pijat merupakan bagian terpenting dari keterampilan bidan
13
Menurut Potter & Perry (2010), ada banyak teknik pemijatan yang dilakukan dalam
persalinan, salah satunya adalah counter pressure. Counter pressure merupakan teknik dengan
memberikan penekanan pada sumber atau daerah nyeri punggung atau sacrum. Penekanan
tersebut dapat menggunakan kepalan tangan. Metode ini membantu mengatasi kram pada otot,
pada paha diikuti ekspansi tulang pelvis karena relaksasi pada otot-otot sekitar pelvic dan
memudahkan bayi turun melewati jalan lahir, efektif dalam membantu mengurangi rasa nyeri
pinggang persalinan dan relatif aman karena hampir tidak ada efek samping yang ditimbulkan.
intensitas nyeri persalinan. Aromaterapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya
fisik tetapi juga tingkat emosi. Aromaterapi lavender sendiri memiliki kandungan linalool dan
linalyl acetat yang berefek sebagai analgetik yang dapat mengubah seseorang menjadi tenang
(Jaelani,2009). Minyak aromaterapi masuk ke rongga hidung melalui pengirupan langsung akan
bekerja lebih cepat, karena molekul-molekul minyak esensial mudah menguap, oleh hipotalamus
aroma tersebut diolah dan dikonversikan oleh tubuh menjadi suatu aksi dengan pelepasan
subtansi neurokimia berupa zat endorphin dan serotonin, sehingga berpengaruh langsung pada
organ penciuman dan dipersepsikan oleh otak untuk memberikan reaksi yang membuat
perubahan fisiologis pada tubuh, pikiran, jiwa dan menghasikan efek menenangkan pada tubuh
(Balkam, 2014). Saat aromaterapi dihisap, zat aktif yang terdapat di dalamnya akan merangsang
sebagai zat yang menimbulkan rasa tenang, relaks dan bahagia. Di samping itu, zat aktif berupa
linaool dan linalyl acetate yang terdapat dalam lavender berefek sebagai analgetik
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui penerapan EBMP pada penatalaksanaan nyeri persalinan kala 1
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian EBMP
b. Untuk mengetahui persalinan kala 1
14
1.4 Manfaat
1. Bagi klien
Diharapkan dapat digunakan oleh ibu bersalin sebagai intervensi untuk mengurangi nyeri
persalinan yang di alami.
2. Bagi Mahasiswa
Memberikan gambaran dan pengetahuan tentang pengaruh pemberian teknik counter pressure
massage dan aromaterapi lavender terhadap tingkat nyeri persalinan.
3. Bagi Lahan
dan menambah pengalaman serta pengetahuan bagi peneliti khususnya untuk meningkatkan
kemampuan mengenai manajemen nyeri persalinan menggunakan teknik counter pressure
massage dan aromaterapi lavender.
BAB II
15
TINJAUAN TEORI
B. PERSALINAN KALA 1
1. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin plasenta, selaput
ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau dengan kekuatan sendiri (Sumarah, 2009)
Menurut Depkes RI (2008) persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan adalah proses membuka dan menutupnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
(Saifudin, 2010).
2. TAHAPAN PERSALINAN
Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-otot
uterus, hipoksia dari otot-otot yang mengalami kontraksi, peregangan serviks pada waktu
membuka, iskemia korpus uteri, dan peregangan segmen bawah rahim. Serat saraf aferen
viseral yang membawa impuls sensorik dari rahim memasuki medulla spinalis pada
segmen torakal kesepuluh, kesebelas dan keduabelas serta segmen lumbal yang pertama
(T10 sampai L1).
Nyeri dari perineum menjalar melewati saraf aferen somatik, terutama pada saraf
pudendus dan mencapai medula spinalis melalui segmen sakral kedua, ketiga dan keempat
(S2 sampai S4). Serabut saraf sensorik yang dari rahim dan perineum inin membuat
hubungan sinapsis pada kornu medula spinalis dengan sel yang memberi akson yang
merupakan saluran spinotalamik. Selama bagian akhir dari kala I dan di sepanjang kala II,
impuls nyeri bukan saja muncul dari rahim tetapi juga perineum saat bagian janun
melewati pelvis. Biasanya wanita merasakan nyeri pada saat kontraksi saja dan bebas dari
nyeri selama relaksasi.
Pusat nyeri pada saat persalinan yaitu seperti gambar berikut:
yang terus-menerus selama kontraksi pada tulang sakrum pasien dengan pangkal atau
kepalan salah satu telapak tangan (Simkin dan Ancheta, 2008). Tekanan dalam massage
counter pressure dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini
efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan. Namun perlu disadari bahwa ada
ibu yang tidak biasa dipijat, bahkan disentuh saat mengalami kontraksi, hal ini disebabkan
karena kontraksi sedemikian kuatnya sehingga ibu tidak sanggup lagi menerima
rangsangan apapun pada tubuh. Bidan harus memahami hal ini dan menghormati
keinginan ibu.
Counter pressur adalah pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau
bagian datar dari tangan, atau juga menggunakan bola tenis pada daerah lumbal dimana ia
mengalami sakit punggung.Tehnik massage conter pressure adalah tehnik massage untuk
nyeri pinggang dengan metode nonfarmakologi (tradisional), yaitu dengn menekan
persyarafan pada daerah nyeri pinggang, menggunakan kepalan tangan ke pinggang
selama 20 menit dengan posisi duduk. Dilakukan ketika respon mengalami kontraksi
utrus.
Tehnik counter pressure dilakuan dengan memberi penekanan pada sumber daerah nyeri
pinggang yang dirasakan sehingga dapat melepaskan ketegangan otot, mengurangi nyeri
pinggang, memperlancar peredaran darah dan akan menimbulkan relaksasi. Tehnik
conterprsur akan membantu mengatasi kram otot yang dirasakan oleh penderita,
menurnkan rasa nyeri, kecemasan mempercepat proses keteganan otot paha diikuti
ekspansi tulang pelvis karena relaksasi pada otot-otot sekitar pelvis, efektif dalam
membentu mengurangi rasa nyei pinggang dan relatif aman karena ampir tidak ada efek
samping yang ditimbulkan. (Yuliatun, 2008). Dengan pemberian massage counter
pressure dapat menutup gerbang pesan nyeri yang akan dihantarkan menuju medula
spinalis dan otak. Selain itu dengan tekanan yang kuat pada tehnik tersebut maka akan
mengaktifkan senyawa endhorophin yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang belakang
dan otak. Sehingga tranmisi pesan nyeri dapat dihambat dan menyebabkan penurnan
sensasi nyeri
Langkah-langkah melakukan massage counter pressure sebagai berikut:
a. Memberitahukan langkah yang akan dilakukan dan fungsinya
b. Menganjurkan mencari posisi yang nyaman seperti posisi menunduk ataupun
duduk
c. Mencuci tangan
d. Menekan daerah sakrum secara mantap dengan pangkal atau kepalan salah satu
telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya selama 20 menit
e. Mengevaluasi teknik massage counter pressure tersebut
Prinsip ata tujuan tehnik massage conterpreesure yaitu memberikan block pada daerah
nyeri sehingga nyeri dapat dikurangi dan pelaksanaan massage yang benar apat
mengurangi nyeri serta mengurangi ketegangan otot dan individu dapat mempersepsikan
massage sebagai stimuus untuk rileks kemudian muncul respon relaksasi sehingga dapat
mengurangi tigkat nyeri pinggang
E. AROMATERAPI LAVENDER
19
essensial konsentrasi tinggi yang berasal dari ekstrak tumbuhan aromatic. Aromaterapi
dapat mempengaruhi keadaan fisik dan psikis melalui perubahan pada respon fisiologi,
perilaku, dan dapat mengurangi gangguan rasa nyaman pada suatu individu seperti
cemas, depresi, nyeri, dan sebagainya .Aroma berperan penting dalam mempengaruhi
perasaan pasien, namun sebenarnya kandungan zat kimia dalam jenis minyaklah yang
“lavera” yang merupakan bahasa latin, yang memiliki arti menyegarkan. Lavender
mempengaruhi sistem saraf simpatis, parasimpatis dan sistem limbik yang dapat
menyebabkan efek relaksasi. Efek farmakologi untuk relaksasi yang dapat ditimbulkan
Synder & Lindquist (2006) dalam Rawiti, et al. (2014), menjelaskan cara
menyebabkan molekul yang terdapat pada minyak esensial tersebut terbawa oleh
merupakan juluran dari sel reseptor pada langit-langit hidung. Bulu- bulu ini nanti
ke sistem limbik saat bulu-bulu ini terkena molekul minyak tersebut. Proses
bekerja dan akan menyebabkan pesan tersebut dialirkan ke bagian otak dan tubuh
20
2. Pemberian topikal
topikal minyak esensial dilakukan dengan cara pemijatan. Terapi dengan pijat
menggunakan gerakan rutin yang teratur dengan menggunakan satu atau dua tetes
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN PERSALINAN
PADA NY A UMUR 24 TAHUN G1P0A0 HAMIL 39 MINGGU INPARTU KALA
1 FASE AKTIF
A. SUBJECTIVE DATA
1. Identitas
Istri (pasien) Suku/ Bangsa : Banjar /
Indonesia
Nama : Ny. A
Pendidikan : SMA
Umur : 24 tahun
Pekerjaan : Peternak
Agama : Islam
Alamat :Jl.Jingah
Suku/ Bangsa : Banjar/
rampit Rt.02/Rw.01 Kec Maju
Indonesia
Jaya
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl.Jingah
rampit Rt.02/Rw.01 Kec
Maju Jaya
Nama : Tn. M
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
21
22
2. Keluhan Utama
Jika ada Nyeri dapat menggunakan PQRST untuk mengkaji keluhan utama.
Q : Ibu menyatakan nyeri seperti diremas dan ditusuk dan ibu masih bisa berjalan saat
fase relaksasi/tidak ada kontraksi
S : Ibu menyatakan jika rasa nyerinya dinilai dari skala 1-10,maka nyerinya di skala 5
T : Ibu menyatakan nyeri dirasakan mulai pukul 21.00 WITA tanggal 28 -9-2023.
Frekuensi nyeri semakin sering pada pukul 11.00 WITA tanggal 29-9-2023 dengan
frekuansi 4 kali dalam 10 menit lamanya 35 detik.
3. Riwayat Perkawinan
Ibu menyatakan menikah 1 kali, pertama kali menikah umur 22 tahun, dengan suami
sekarang sudah 2 tahun.
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur/ tidak : Teratur
d. Lamanya : 7 hari
e. Banyaknya : 4 x ganti pembalut/hari
f. Dismenorhoe : Ya
g. HPHT : 30 – 12 – 2023
h. Taksiran partus : 6 – 10 – 2023
i. Usia kehamilan : 39 minggu
5. Riwayat Obstetri
G1P0A0
22
23
1. Hamil
ini
7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu : Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita
penyakit menular (HIV, Hepatitis, PMS), menurun (DM, Hipertensi, Asma),
menahun (Jantung, Ginjal, Paru-paru).
b. Riwayat kesehatan keluarga: Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak
pernah/sedang menderita penyakit menular (PMS, Hepatitis, HIV) menurun
(DM, Hipertensi, Asma) menahun (Jantung, Ginjal, Paru-paru).
Trimester II : 3 kali
23
24
Banyaknya : 1 piring
b. Eliminasi
BAB
24
25
Konsistensi : lembek
BAK
Banyaknya : 200 cc
c. Personal hygiene
Terakhir mandi dan gosok gigi : pagi sekitar pukul 06.00 WITA
d. Aktifitas
Ibu menyatakan sering berjalan untuk mempercepat penurunan kepala dan untuk
mengalihkan rasa nyeri kontraksi
f. Data seksual
Ibu menyatkaan terakir melakukan hubungan seksual sekitar 1 bulan yang lalu,
karena umur kehamilan yang semakin tua membuat ibu kesulitan dan
ketidaknyamanan saat melakukan hubungan seksual
25
26
B. OBJECTIVE DATA
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum :baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 48 kg
Sekarang : 63 kg
26
27
o Kebersihan genetalia
Keluaran vagina: tidak ada keputihan
Warna :-
Konsistensi : -
Jumlah :-
Bau : -
o Hemorrhoid: Tidak
Derajat: -
Berapa lama : -
Nyeri : -
b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid dan vena
jugularis
Dada/ mamae : Tidak teraba massa, kolostrum belum keluar, tidak ada
nyeri tekan
Abdomen
Leopold I : TFU 30 cm, pada fundus teraba bulat lunak dan tidak
melenting (bokong)
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat , keras yaitu kepala
(preskep)
27
28
c. Auskultasi
DJJ (+ ), terdengar bersih,teratur dan kuat, frekuensi 130 x/menit
d. Perkusi
Refleks patella : Kiri/ kanan, ( + )/ ( + )
f. Periksa dalam
Keadaan vagina : tidak ada edema
Pendataran serviks : 50 %
Pembukaan serviks : 5 cm
Presentasi : Kepala
28
29
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
HB : 11,5 gr%
C. ASSESSMENT
1. Diagnosa Kebidanan : G1P0A0 hamil 39 minggu janin tunggal hidup intra uteri
preskep Inpartu Kala I fase aktif dilatasi maksimal dengan
fisiologis.
2. Masalah : Ibu merasa nyeri dan cemas menghadapi proses
persalinan
3. Kebutuhan : Edukasi tentang cara relaksasi,menganjurkan ibu untuk
berjalan-jalan supaya bisa mengalihkan rasa cemas dan nyeri kontraksi serta berikan
motivasi supaya ibu semangat menjalani proses persalinannya.
D. PENATALAKSANAAN
1. P = Memberitahu ibu tentang Evaluasi pemeriksaan bahwa ibu memasuki Inpartu Kala I fase
aktif dengan Evaluasi TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, T 36,5C, DJJ 130x/menit ,kontraksi
4x/10’35”, pembukaan 5 cm dan kepala sudah turun di hodge III, berdasarkan Evaluasi
pemeriksaan kondisi ibu dan janin dalam keadaan normal.
E= Ibu mengetahui Evaluasi pemeriksaan dan ibu merasa lega karena kondisi diri dan janinnya
dalam keadaan baik.
29
30
Sumber = PMK No.28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
4. P= Menjelaskan pada ibu rasa mules yang dirasakan disebabkan karena adanya kontraksi,
sedangkan rasa nyeri disebabkan karena adanya kepala janin yang semakin turun, hingga
menekan syaraf bagian belakang, untuk itu ibu dianjurkan untuk jalan-jalan supaya
mempercepat penurunan kepala dan mengalihkan rasa nyeri yang dirasakan, serta melakukan
teknik massage counter pressure dengan langkah sebagai berikut:
Memberitahukan langkah yang akan dilakukan dan fungsinya
Menganjurkan mencari posisi yang nyaman seperti posisi menunduk ataupun
duduk
Mencuci tangan
Menekan daerah sakrum secara mantap dengan pangkal atau kepalan salah satu
telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya selama 20 menit
Mengevaluasi teknik massage counter pressure tersebut
Selain memberikan terapi counter pressure, bidan juga mengkombinasikan dengan
pemberian aromaterapi lavender melalui diffuser yang berisi 30 ml air dan 15 tetes
aromaterapi lavender diletakkan sejauh 20 cm dengan cara dihirup oleh pasien tersebut.
E= Ibu telah mendapatkan terapi massage counter pressure dan aromaterapi lavender
R= pemberian massage counter pressure dapat menutup gerbang pesan nyeri yang akan
dihantarkan menuju medula spinalis dan otak. Selain itu dengan tekanan yang kuat pada
30
31
tehnik tersebut maka akan mengaktifkan senyawa endhorophin yang berada di sinaps sel-
sel saraf tulang belakang dan otak. Sehingga tranmisi pesan nyeri dapat dihambat dan
Linalool dan Linalyl Asetat. Linalool memiliki efek menenangkan dan membuat
mengantuk, dan Linalyl Asetat memiliki efek kecanduan. Sifat farmakologis dari
lavender mempunyai efek terapeutik yang mampu mempengaruhi sistem saraf simpatis,
parasimpatis dan sistem limbik yang dapat menyebabkan efek relaksasi. Efek farmakologi
untuk relaksasi yang dapat ditimbulkan oleh lavender diantaranya adalah sifat
5. P= Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada kontraksi
E=Ibu bersedia untuk makan dan minum saat tidak ada kontraksi
R= dengan adanya asupan nutrisi dan cairan, maka akan menambah energi ibu saat menjalani
proses persalinan, sehingga ibu nantinya kuat untuk mengejan.
6. P= Menghadirkan suami dan keluarga untuk memberikan dukungan psikologi pada ibu seperti
memberikan kata-kata semangat pada ibu, bahwa ibu bisa melalui masa persalinan ini, dengan
sentuhan lembut atau kompres hangat daerah nyeri.
E= Suami bersedia mendampingi dan memberikan dukungan psikologi”
R= Kehadiran suami, sentuhan tangannya , do'a dan kata - kata penuh motivasi yang
diucapkannya akan membuat istri merasa lebih kuat dan tabah menghadapi rasa sakit dan
berjuang untuk melahirkan bayinya
31
32
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Evidence base atau yang dikenal dengan EBM adalah penggunaan mutakhir
terbaik yang ada secara bersungguh-sungguh eksplisit dan bijaksana untuk
pengambilan keputusan. Evidance Based Midwifery Practice ini sangat penting
peranannya pada dunia kebidanan karena dengan adanya eviden base matriks praktis
32
33
maka dapat mencegah tindakan-tindakan yang tidak diperlukan atau tidak bermanfaat
bahkan merugikan bagi pasien terutama pada proses persalinan yang diharapkan
berjalan dengan lancar dan aman sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi.
Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup bulan/setelah usia
kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa penyulit Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang
fisiologis. Keadaan tersebut merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi
selama proses persalinan. Nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase laten dan
fase aktif. Makin lama nyeri yang dirasakan akan dapat menimbulkan stress yang
menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti hormon steroid dan katekolamin.
Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokonstriksi pembuluh
darah, sehingga dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, pengurangan aliran darah
dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah
banyak
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara
farmakologi maupun nonfarmakologi. Metode nonfarmakologi sangat bervariasi yang dapat
diterapkan untuk membantu mengurangi rasa nyeri, salah satunya adalah masase atau pijatan
Counter pressure merupakan teknik dengan memberikan penekanan pada sumber atau daerah
nyeri punggung atau sacrum. Penekanan tersebut dapat menggunakan kepalan tangan. Metode
ini membantu mengatasi kram pada otot, menurunkan nyeri, kecemasan, mempercepat proses
persalinan, menghilangkan tegangan otot pada paha diikuti ekspansi tulang pelvis karena
relaksasi pada otot-otot sekitar pelvic dan memudahkan bayi turun melewati jalan lahir, efektif
dalam membantu mengurangi rasa nyeri pinggang persalinan dan relatif aman karena hampir
tidak ada efek samping yang ditimbulkan.
Selain itu pemberian kombinasi aromaterapi lavender juga terbukti menurunkan
intensitas nyeri persalinan. Aromaterapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya
fisik tetapi juga tingkat emosi. Aromaterapi lavender sendiri memiliki kandungan linalool dan
linalyl acetat yang berefek sebagai analgetik yang dapat mengubah seseorang menjadi tenang.
A. SARAN
1. Bagi klien
Diharapkan Pasien bisa memahami terkait penerapan EBMP tentang penatalaksanaan
nyeri persalinan kala 1 dengan metode massage counter pressure dan aromaterapi
lavender.
33
34
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan lebih mempelajari dan memperdalam kajian teori terkait EBMP tentang
penatalaksanaan nyeri persalinan kala 1 dengan menggunakan terapi massage counter
pressure dan pemberian aromaterapi lavender untuk bekal ilmu saat melakukan praktek
nanti.
3. Bagi Lahan
Diharapkan untuk mengaplikasikan EBMP terutama dalam penatalaksaan nyeri
persalinan kala 1 dengan menggunakan terapi massage counter pressure dan pemberian
aromaterapi lavender.
DAFTAR PUSTAKA
34