Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas stase keperawatan
medikal bedah.
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswa Profesi Ners di stase
keperawatan maternitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Galuh Ciamis. Untuk itu
kepada semua pihak yang terkait dalam laporan ini penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang membangun dan akan dijadikan bahan koreksi untuk menyempurnaan di masa
yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dan memotivasi dalam menyusun laporan ini yaitu
kepada yang terhormat:
1. Tita Rohita, S.Kep., Ners., M.M., M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Galuh Ciamis.
2. Daniel Akbar Wibowo, S.Kep.,Ners.,M.M.,M.Kep., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Galuh Ciamis.
3. Dr. Hj. Tika Sastraprawira, M.Kes., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Galuh Ciamis.
4. Siti Fatimah, S.ST.,M.M.,M.Keb., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Galuh Ciamis.
5. Dini Nurbaeti Zen, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku Ketua Program Studi profesi Ners
Universitas Galuh Ciamis sekaligus pembimbing akademik stase keperawatan
maternitas.
6. Nina Rosdiana, S.Kep.,M.Kep., Selaku Sekertaris prodi Profesi Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas galuh Ciamis.
7. Rekan-rekan seprofesi yang telah memberikan motivasi selama penyususnan laporan
ini.
Penulis berharap agar laporan ini tidak hanya menambah pengetahuan
mahasiswa, tetapi dapat menjadikan inspirasi dan merangsang kreativitas belajar
dalam mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan, Khususnya dalam Ilmu
Keperawatan.
Terima Kasih, semoga apa yang diperjuangkan oleh kita bersama dikabulkan
oleh Allah SWT aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Tujuan .....................................................................................................................
BAB II TINJAUAN JURNAL
A. Problem ...................................................................................................................
B. Intervention..............................................................................................................
C. Comparison..............................................................................................................
D. Outcome...................................................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian................................................................................................................
B. Analisa Data.............................................................................................................
C. Diagnose keperawatan.............................................................................................
D. Rencana Keperawatan.............................................................................................
E. Implementasi dan Evaluai........................................................................................
BAB IV HASIL APLIKASI JURNAL
A. Metode/Implementasi..............................................................................................
B. Hasil.........................................................................................................................
BAB V DISKUSI
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan..................................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kehamilan yaitu sebuah proses dalam perkembangan hidup seorang wanita. Dalam
proses ini wanita akan mengalami beberapa perubahan seperti perubahan fisik dan mental.
Proses kehamilan yang normal yang dialami oleh seorang wanita terjadi selama 40 minggu,
dimana kehamilan biasanya terbagi kedalam 3 fase atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Kehamilan ini adalah saat-saat yang paling ditunggu oleh seorang wanita yang telah
menikah dan telah memiliki kesiapan untuk menjadi seorang ibu. Dalam menjalani fase
kehamilan dengan baik untuk mempersiapkan persalinan yang tepat dan calon bayi yang
sehat.
Walaupun jarang tapi pada beberapa kehamilan terdapat kesempatan untuk bisa hamil
anak kembar. Beruntunglah bagi ibu hamil yang berhasil mendapatkan anugerah ini.
Melahirkan anak dalam kondisi kembar merupakan peristiwa yang unik. Kesempatan ini
tidak akan dirasakan oleh semua ibu hamil karena peristiwa hamil kembar merupakan hal
yang langka, bahkan dalam beberapa kasus bisa terjadi kelahiran kembar tiga bahkan lebih.
Ada anggapan bahwa ibu hamil kembar adalah salah satu peristiwa kehamilan yang beresiko
tinggi dan merepotkan bagi sang ibu, tetapi apabila ibu menjalaninya dengan benar,
terkontrol, selalu cek dan konsultasi dokter maka hamil kembar malah akan menjadi sebuah
terkecuali dengan hamil kembar. Melahirkan bayi kembar sudah pasti membuat sang ibu
lebih gugup karena akan menjalani proses persalinan untuk dua atau lebih bayi sekaligus.
Bahkan dalam penerapannya persalinan normal masih menjadi momok yang membuat
sebagian besar ibu hamil kembar pesimis untuk bisa melahirkan normal, karena yang ada
dalam pikiran mereka adalah hamil kembar harus melalui persalinan caesar untuk jaminan
keselamatan bayi mereka. Proses persalinan bayi kembar memang memiliki resiko tetapi
tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan persalinan normal untuk mengeluarkan bayi
kedunia 2 selama kondisi-kondisi persalinan normal pada hamil kembar itu terpenuhi
Melahirkan adalah suatu pengalaman manusia yang alami, normal, dan sehat. Tubuh
melahirkannya (Mongan, 2007). Persalinan adalah titik akhir dari kehamilan yang akan
dilalui oleh semua kehamilan, begitu pula dengan kondisi hamil kembar. Persalinan menjadi
saat yang menyenangkan karena bayi yang selama kurang lebih sembilan bulan di dalam
rahim akan terlahir dan ibu bisa langsung bertemu dan melakukan kontak fisik dengan
bayinya tersebut. Dalam hal yang lain persalinan juga akan terasa mendebarkan terutama bagi
calon ibu primigravida yang belum pernah merasakan hamil dan melahirkan sebelumnya,
dimana calon ibu akan membayangkan proses persalinan yang akan sangat menyakitkan,
memerlukan banyak tenaga dan takut jika tidak kuat mengejan, karena memang sang ibu
hamil kembar akan mengeluarkan lebih dari satu bayi. Ada baiknya jika calon Ibu
mengetahui tahapan dalam proses persalinan supaya dapat mempersiapkan fisik dan mental
Ada berbagai jenis metode persalinan yang menjadi opsi bagi wanita hamil untuk
membantu proses pengeluaran bayi dari dalam rahim diantaranya persalinan normal,
persalinan dibantu alat, persalinan sesar, persalinan di dalam air dan lain-lain. Persalinan
normal menjadi salah satu cara yang biasa dipakai di klinik-klinik persalinan oleh bidan yang
biasa dijumpai di berbagai tempat. Persalinan normal adalah sebuah tahapan dengan tujuan
mengeluarkan janin dari dalam rahim melalui jalur lahir/pervaginam yang akan dilakukan
kepada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu) presentasi kepala bayi yang akan terjadi
Pada proses persalinan tentunya ibu akan melewati proses kala 1. Menurut
Danuatmaja (2008 dalam Supliyani, 2017) kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau
nyeri pada saat persalinan adalah kala I fase aktif. Ibu merasakan sakit yang hebat karena
aktivitas rahim mulai lebih aktif. Pada fase ini kontraksi semakin lama semakin kuat dan
semakin sering. Kondisi nyeri yang hebat pada kala I persalinan memungkinkan para ibu
cenderung memilih cara yang paling gampang dan cepat untuk menghilangkan rasa nyeri.
Dalam penelitian Febriyatie (2013) disebutkan bahwa saat ini banyak ibu hamil menaruh
perhatian lebih akan rasa nyeri yang mungkin dihadapi saat persalinan dan juga metode
penghilang rasa sakit saat persalinan yang tersedia. Ada dua metode yang dapat
meringankan rasa nyeri yaitu metode farmakologi (pemberian obat-obatan analgesik, opiat)
dan metode nonfarmakologi/alamiah (pijatan, akupuntur, relaksasi, hidroterapi, hipnosis,
musik). Metode alamiah ini dapat membantu ibu untuk tetap rileks dan terkendali dalam
menghadapi nyeri.(Rudra A, 2009).
Untuk itu perawat atau bidan dalam menghadapi ibu yang akan melahirkan harus
memberikan asuhan persalinan yang tepat untuk mengurangi rasa nyeri menghadapi
persalinan. Salah satu cara untuk meringankan nyeri persalinan yaitu dengan messase.
Masase dapat meningkatkan relaksasi tubuh dan mengurangi stres. Disamping itu masase
merupakan asuhan yang efektif, aman sederhana dan tidak menimbulkan efek yang
merugikan baik pada ibu maupun janin. (Aryani Y, 2015). Metode masase punggung
merupakan salah satu intervensi yang relatif mudah dilakukan oleh tenaga kesehatan
maupun keluarganya untuk membantu ibu mengurangi tingkat nyeri persalinan. Metode
untuk mengurangi nyeri persalinan sangat diperlukan untuk mengurangi komplikasi pada
ibu dan janin pada saat proses dan setelah persalinan, sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian ibu secara tidak langsung berdampak pada pengurangan
kerentanan dan mengatasi dampak penyakit. (Rezeki S, 2014).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah profesi ners states II keperawatan
maternitas dalam pelaksanaan evidence based practice.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memahami pelaksanaan evidence based practice
b. Untuk mengetahui perencanaan yang diberikan pada kasus KPD dan Gemelli ko
c. Untuk memahami pemberian asuhan keperawatan sesuai rujukan jurnal
BAB II
TINJAUAN JURNAL
A. Problem
Nyeri persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara umum dialami oleh
hampir semua ibu bersalin. Ibu hamil mengharapkan dapat bersalin tanpa rasa nyeri.
Menurut Danuatmaja (2008) kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri pada saat
persalinan adalah kala I fase aktif. Ibu merasakan sakit yang hebat karena aktivitas
rahim mulai lebih aktif. Pada fase ini kontraksi semakin lama semakin kuat dan semakin
sering. Kondisi nyeri yang hebat pada kala I persalinan memungkinkan para ibu
cenderung memilih cara yang paling gampang dan cepat untuk menghilangkan rasa
nyeri. Hasil penelitian Hartiningsih (2011) menyebutkan bahwa tingginya operasi sesar
salah satu penyebabnya karena para ibu lebih memilih persalinan yang relatif tidak nyeri.
Menurut Sarmana (2004) 96,5% determinan nonmedis yang paling dominan mendorong
ibu bersalin meminta persalinan secara seksio sesarea disebabkan oleh rasa sakit pada
persalinan.
Dalam penelitian Febriyatie (2013) disebutkan bahwa saat ini banyak ibu hamil
menaruh perhatian lebih akan rasa nyeri yang mungkin dihadapi saat persalinan dan juga
metode penghilang rasa sakit saat persalinan yang tersedia. Ada dua metode yang dapat
meringankan rasa nyeri yaitu metode farmakologi (pemberian obat-obatan analgesik,
opiat) dan metode nonfarmakologi/alamiah (pijatan, akupuntur, relaksasi, hidroterapi,
hipnosis, musik). Metode alamiah ini dapat membantu ibu untuk tetap rileks dan
terkendali dalam menghadapi nyeri.(Rudra A, 2009)
Bidan dalam prakteknya memberikan asuhan persalinan diharapkan dapat
memberikan kenyamanan selama persalinan, untuk itu perlu dilakukan upaya
pengendalian nyeri saat persalinan dengan teknik non farmakologis, salah satu
diantaranya yaitu masase. Masase dapat meningkatkan relaksasi tubuh dan mengurangi
stres. Disamping itu masase merupakan asuhan yang efektif, aman sederhana dan tidak
menimbulkan efek yang merugikan baik pada ibu maupun janin. (Aryani Y, 2015)
Metode massase punggung merupakan salah satu intervensi yang relatif mudah
dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun keluarganya untuk membantu ibu mengurangi
tingkat nyeri persalinan. Metode untuk mengurangi nyeri persalinan sangat diperlukan
untuk mengurangi komplikasi pada ibu dan janin pada saat proses dan setelah persalinan,
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu secara tidak
langsung berdampak pada pengurangan kerentanan dan mengatasi dampak penyakit.
(Rezeki S, 2014)
B. Intervensi
Pada saat pelaksanaan pengambilan data, bidan mengobservasi (Pre Test) bagaimana
tingkat nyeri responden dengan lembar observasi sebelum masase, yaitu dengan cara
subjek diminta untuk menyilang skor nyeri yang telah disediakan sesuai dengan kekuatan
rasa nyeri yang dirasakan saat ada kontraksi sebelum intervensi. Kemudian dilakukan
masase dalam waktu 30 menit sesuai dengan langkah-langkah pada instrumen perlakuan.
Oservasi terakhir dilakukan lagi diakhir penelitian pada lembar observasi sesudah
masase, yaitu saat kontraksi berkurang bidan meminta subjek untuk memberikan tanda
silang rasa nyeri yang dirasakan saat ada kontraksi pada skor nyeri yang telah
disediakan.
C. Comparison
Tidak ada
D. Outcome
Dari penelitian yang dilakukan oleh Supliyani, E (2017) yang berjudul “Pengaruh
Massase Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Di Kota Bogor”
didapatkan hasil intensitas nyeri kala 1 persalinan sebelum dilakukan masase 57.1 %
merasa nyeri hebat, sedangkan setelah dilakukan masase 60% intensitas nyeri ringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai P<0,01 artinya bahwa secara statistic terdapat
perbedaan rerata intensitas nyeri yang bermakna.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. Initial klien : Ny. Y
2. Usia : 22 tahun
3. Status perkawinan : Menikah
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : IRT
6. Pendidikan terakhir : SMA
7. Alamat : Jl. K.H Mustofa, Tasikmalaya
8. Inisial suami : Tn. H
9. Usia : 27 tahun
10. Agama : Islam
11. Pekerjaan : Karyawan Swasta
12. Pendidikan terakhir : SMA
13. Alamat : Jl. K.H Mustofa, Tasikmalaya
Anak CARA
TTL BB LAHIR KEADAAN UMUR
ke LAHIR
1 Perempuan Normal 3200 gr Sehat 1 tahun
2 Hamil Sekarang
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
N: 85 x/m S: 36,5 oC
Antropometri : TB 158 cm
BB sebelum hamil 60 kg
BB setelah hamil 78 kg
Nyeri :
Tipe : Akut
a. Sistem Respirasi
Pola nafas normal, bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, suara nafas
vesikuler, tidak ada nafas tambahan, tidak ada batuk, RR 20 x/menit.
b. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tampak anemis, CRT < 2 detik, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada
clubbing finger, tidak ada nyeri dada, tidak ada edema, bunyi jantung normal tanpa
disertai suara jantung tambahan.
c. Sistem Gastrointestinal
Mukosa bibir lembab, pada anus & rektum tidak ada benjolan atau hemoroid
d. Sistem Integumen
Warna kulit kuning langsat, tanpak bersih, kulit lembab, tidak tanpak sianosis.
e. Sistem Reproduksi
Payudara : Bentuk simetris, tidak ada massa, tidak bengkak, tidak ada nyeri, putting
menonjol, aerola coklat, tidak ada kolostrum.
Abdomen : TFU : 41 cm Taksiran BB janin : 4.650
gram
LP :-
Kontraksi : 3x10’35”
Leopold I : Janin pertama bagian teratas teraba bulat kurang
melenting, dan janin ke-2 bulat, ke
Leopold II : Janin pertama teraba seperti papan di sebelah kiri dan
janin ke dua teraba seperti papan di sebelah kanan
Leopold III : Janin pertama bagian terendah teraba bulat, keras,
melenting dan janin ke dua teraba bulat kurang
melenting bagian terendah teraba bokong, sudah
memasuki PAP
Leopold IV : Penurunan kepala 3/5 (convergent)
DJJ : Janin pertama 150 x/menit, janin ke dua 144 x/menit
Genitalia : Bersih terdapat lendir blod show, tidak ada varises.
Pemeriksaan dalam v/t v/u tak porsio tebal lembek pembukaan 4 cm, Ketuban sudah
pecah, kepala HI+, ubun-ubun kecil kiri melintang, sisa cairan ketuban campur blood
show
f. Sistem Urinaria
Warna urine kuning, keluhan lain tidak ada
g. Sistem Muskuloskeletal
Pasien dapat bergerak bebas, tidak ada edema, tidak ada nyeri
h. Sistem Neurologi dan Sensori
Kesadaran composmentis (GCS 15), tidak ada nyeri kepala, tidak ada kejang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis
Hasil Nilai Rujukan Satuan Interpretasi
Pemeriksaan
Jumlah
231.000 150000-350000 /mm3 Normal
Trombosit
Waktu
2.00 1.00-3.00 - Normal
Perdarahan (bt)
Waktu
4.30 1.00-7.00 - Normal
Pembekuan
1. Nutrisi
Frekuensi : Biasanya pasien makan 3 kali/hari diselingi
dengan makanan cemilan
Komposisi : Nasi, Lauk (biasanya tempe, tahu, telur ayam,
ikan, dan sayur)
Terakhir makan nasi : Pagi-pagi dan siang makan roti
Pemenuhan Nutrisi saat persalinan : Pasien membawa cemilan kering yang sesekali
dimakan oleh pasien jika tidak ada mulas.
2. Cairan
Oral : Pasien membawa bekal minum air putih 1 botol (1500 ml)
Sejak masuk RS kurang lebih sudah minum sebanyak 1500 ml air putih
Parenteral : Infus RL dengan 20 tpm
3. Eliminasi
BAK : Pasien mengatakan sering BAK, warna kuning, frekuensi 6-9 kali/hari
BAB : Pasien mengatakan BAB seperti sebelum hamil, konsistensi lembek, terakhir
BAB kemarin
4. Kebersihan Umum
Pasien biasanya mandi 2 kali sehari, ganti baju dan pakaian dalam 2 kali sehari, gosok
gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali dalam seminggu, terakhir mandi, ganti baju, gosok gigi,
keramas kemarin sore.
5. Aktivitas Pasien
Sehari harinya beraktivitas sebagai ibu rumah tangga
6. Istirahat
Akhir-akhir ini tidurnya terasa kurang nyaman karena sering BAK dan mudah capek
terutama pinggangnya terasa pegal-pegal. Meskipun demikian, pasien mengatakan
kebutuhan tidurnya cukup terpenuhi dengan tidur malam dari pukul 20.00-04.30 dengan
intensitas bangun karena terasa mulas.
7. Seksual
Pasien mengtakan diawal kehamilannya jarang melakukan hubungan seksual (kadang 3
minggu sekali).
8. Dukungan
Pasien mendapatkan dukungan positif dari suaminya.
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL
1. Psikologis: Pasien mengatakan khawatir dengan anaknya karena anaknya kembar dan
persalinannya tidak sesuai dengan taksiran persalinan
2. Sosial: Pasien mengatakan mendapatkan dukungan penuh baik dari suami, keluarga
besar, teman, maupun lingkungannya
3. Ekonomi: Pasien mengatakan tidak khawatir terkait pembiayaan persalinan anaknya dan
pihak keluarga juga mengatakan kesiapannya membantu pasien apabila diperlukan
terkait pembiayaan.
LAPORAN PERSALINAN
PENGKAJIAN KALA I
Tanda dan Gejala : Kontraksi semakin kuat , pembukaan 4 cm dengan HIS 3x10’35”
Keadaan Psikososial : Pasien mengatakan khawatir dengan anaknya karena anaknya kembar
Kebutuhan khusus : Pasien mengatakan ingin didampingi oleh suami dan keluarga selama
persalinan.
Tindakan/Pengobatan : Pasien sedang dalam pemantauan pemberian cairan RL 500 cc/8 jam
(20 tpm), observasi KU, TTV, kemajuan persalinan, dan DJJ, rencana
Kortex selebri
Nyeri dipresepsikan
Nyeri akut
2 DS : Proses persalinan Resiko cedera janin
- Klien mengtakan nyeri yang semakin
sering, semakin kuat dan rasa ingin
Ketuban pecah dini
mengedan
- Klien mengatakan ada pengeluaran cairan
dari vagina
Cairan amnion berkurang
DO :
- TD: 120/90 mmHg,
Perlindungan terhadap janin berkurang
- R: 20 x/menit,
- N: 85 x/menit,
- S: 36,5 oC
Resiko cedera janin
- DJJ janin pertama 150 x/menit, janin ke
dua 144 x/menit
- HIS 3x10’35”
- Pemeriksaan dalam v/t v/u tak porsio tebal
lembek pembukaan 4 cm, Ketuban sudah
pecah, kepala HI+, ubun-ubun kecil kiri
melintang, sisa cairan ketuban campur
blood show
3 DS : Proses persalinan Ansietas
- Pasien mengatakan khawatir dengan
anaknya karena anaknya kembar dan
Kurangnya terpapar informasi
persalinannya tidak sesuai dengan taksiran
persalinan
- Pasien mengatakan ingin didampingi oleh Kurang pengetahuan
suami dan ibunya selama persalinan
- Pasien mengatakan tidak mau di SC
Ansietas
DO :
- Klien tampak cemas
- TD: 120/90 mmHg,
- R: 20 x/menit, N: 85 x/menit,
4. DS : Proses persalinan Resiko Infeksi
Klien mengatakan ada keluar air sejak di
rumah
Ketuban pecah dini
DO :
- Ketuban sudah sedikit Kontak antara rahim dan luar
- Terdapat cairan pada vagina
- TD: 120/90 mmHg,
- R: 20 x/menit,
Cairan amnion bersifat basa
- N: 85 x/menit,
- S: 36,5 oC
- Pemeriksaan dalam v/t v/u tak porsio tebal
Bakteri mudah masuk
lembek pembukaan 4 cm, Ketuban sudah
pecah, kepala HI+, ubun-ubun kecil kiri
melintang, sisa cairan ketuban campur
blood show Resiko infeksi
-
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1 Nyeri persalinan b/d adanya kontraksi uterus 1. Pain level 1. Kaji nyeri melalui isyarat verbal
dan dilatasi serviks 2. Pain control 2. Observasi TTV
3. Confort level 3. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
4. Messase punggung selama -+ 30 menit (EBP
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x2
Supliyani, 2017)
jam diharapkan nyeri dapat terkontrol dengan kriteria
5. Berikan health education pada klien bahwa
hasil :
respon nyeri ini adalah indikasi positif dan
- Klien memahami bahwa nyeri adalah dari proses memang harus ada pada proses melahirkan
persalinan akibat dari kontraksi uterus
- Skala nyeri 6 (0-10)
- TTV normal
TD : 110-120/80 mmHg
P : 60-100 x/menit
R : 16-24 x/menit
S : 36-37 oC
2 Resiko cedera pada janin b/d KPD 1. Risk control 1. Bantu ibu pada posisi yang nyaman
2. Periksa DJJ diantara tiap kontraksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
3. Observasi HIS
tidak terjadi cedera janin selama kala 1 dengan kriteria
4. Motivasi ibu untuk tetap tenang, jangan
hasil :
mengedan bila tidak ada kontraksi
- DJJ 120-160 x/menit
- Pergerakan janin normal min. 10 kali dalam 2 jam
3 Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 1. Kaji tingkat persiapan untuk proses kelahiran
proses persalinan menit diharapkan pasien mampu mengontrol cemas anak
dengan kriteria evaluasi : 2. Pantau tanda-tanda ansietas
3. Evaluasi DJJ, kontraksi uterus dan TTV
- Pasien dapat memonitor intensitas cemas
4. Berikan lingkungan yang nyaman
- Pasien dapat menurunkan stimulus lingkungan
5. Berikan privasi selama pemeriksaan dan
ketika cemas
prosedur
- Pasien menggunakan teknik relaksasi untuk
6. Berikan perhatian dengan bentuk kehadiran,
menurunkan cemas
pertolongan pemenuhan kebutuhan makan
- Pasien dapat mempertahankan konsentrasi
minum dan mobilisasi
- Ekspresi wajah pasien tenang
7. Berikan penjelasan dan informasi tentang
kemajuan persalinan serta kondisi janin
8. Melibatkan keluarga pasien untuk mendampingi
persalinan
9. Berikan edukasi tentang persalinan anak kembar
4 Resiko infeksi b/d KPD 1. Immune status 1. Kaji kondisi air ketuban
2. Knowledge : infection control 2. Lakukan pemeriksaan pervagina sesuai indikasi
3. Risk control dengan memperlihatkan teknik septic dan
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatann selama aseptic
1x2 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan 3. Mengkaji tanda infeksi
kriteria hasil : 4. Kolaborasi pemberian antibiotik
- Tidak terdapat tanda infeksi
- TTV normal
T : 120/80 mmHg
P : 70-100 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,5 oC
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1 6 November 2021 - Mengkaji derajat nyeri melalui isyarat verbal dan non Jam 10.02 WIB
verbal
Jam 09.20 WIB S : Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang,
Hasil :
skala nyeri, pasien mengatakan mengerti dengan
Pasien mengeluh nyeri semakin bertambah dan pasien
penjelasan yang diberikan
tampak meringis, skala nyeri 6 (dari 10)
O : Pasien tampak meringis saat kontraksi, skala
Jam 09. 23 WIB - Mengobservasi tanda-tanda vital
nyeri 5 (dari 0-10)
Hasil :
TD: 120/90 mmHg, TD: 120/90 mmHg,
R: 20 x/menit, R: 20 x/menit,
N: 85 x/menit, N: 85 x/menit,
S: 36,5 oC S: 36,5 oC
Jam 09.25 WIB - Mengajarkan teknik relaksasi nafas panjang A : Nyeri Akut
2 Jam 09.40 WIB - Membantu ibu memposisikan yang nyaman S : Pasien mengatakan nyeri semakin bertambah,
Hasil :
O : Posisi pasien kadang miring ke sebelah kiri atau
Posisi ibu miring ke sebelah kiri atau kanan
kanan, DJJ janin pertama 150 x/menit, janin ke dua
Jam 09.43 WIB - Menghitung DJJ 144 x/menit, HIS 3x10’35” detik
Hasil :
A : Resiko cedera janin
Janin pertama 150 x/menit, janin ke dua 144 x/menit
P : Lanjutkan intervensi
Jam 09.45 WIB - Mengobservasi HIS
Hasil :
3x10’35” detik
Jam 09.47 WIB - Memootivasi ibu agar tetap tenang
Hasil : ibu tampak tenang dan saat kontraksi ibu tampak
menarik nafas dalam
3 Jam 09.50 WIB - Mengkaji tingkat persiapan untuk proses kelahiran S : Pasien mengatakan cemas dengan kondisi
Hasil : bayinya, berharap bayinya selamat
Persiapan masih tahap proses
O : Kontraksi (+), DJJ janin pertama 150 x/menit,
Jam 09.52 WIB - Memantau tanda-tanda ansietas janin ke dua 144 x/menit, pasien tampak cemas
Hasil : dengan kondisi bayinya
Pasien tampak cemas terhadap anaknya
A : Ansietas
Jam 09.54 WIB - Mengevaluasi DJJ, kontraksi uterus, dan ttv
P : Lanjutkan intervensi
Hasil :
DJJ baik, kontraksi semakin terasa,
P : Lanjutkan intervensi
1 Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin b/d Risk Control - Pastikan ibu telah masuk kala II persalinan
proses persalinan - Cek kelengkapan alat-alat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30
- Gunakan APD
menit diharapkan tidak terjadi cedera ibu selama kala
- Kolaborasi dengan bagian poli neo untuk
II berlangsung, dengan kriteria hasil :
persalinan perawatan janin dan perlengkapan
- Janin terlahir spontan tanpa cedera resusitasi
- Pasien tidak mengalami kejang - Atur posisi pasien dorsal recumbent
- Tidak terjadi ruptur perineum - Bimbing ibu untuk dapat mengedan dengan baik
- Tidak terjadi infeksi intra perineum - Lakukan pertolongan persalinan bila waktunya
- Partus berlangsung cepat telah tepat dengan teknik yang benar
(melahirkan janin)
- Lakukan pertolongan tali pusat
- Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak
ada bayi lagi dalam uterus
- Nilai apgar score pada bayi
IMPLEMENTASI
1 6 November 2021 - Memastikan ibu telah masuk kala II persalinan Jam 10.22 WIB
Hasil :
Jam 10.05 WIB S : Pasien mengatakan nyeri dan lemas
Ibu merasa ada dorongan kuat dan mengedan,
pembukaan lengkap, ibu merasakan regangan yang O:
semakin kuat pada vagina, perineum tampak menonjol, - Bayi pertama lahir pada pukul 10.14 WIB
vulva dan spingterami membuka. Pembukaan lengkap. secara spontan tanpa cedera. Apgar score
Jam 10.07 WIB - Mengecek kelengkapan alat-alat - Bayi kedua lahir pada pukul 10.20 WIB
Jam 10.10 WIB - Bimbing ibu untuk dapat mengedan dengan baik
Hasil :
Ibu mengedan saat ada dorongan kuat, ibu mengambil
nafas panjang kemudian memusatkan doorongan
kebagian anus. Selama meneran mata tidak boleh
ditutup, tetapi mata melihat ke arah abdomen.
Jam 10.13 WIB - Setelah bahu lahir, menggeser tangan ke bawah ke arah
perineum untuk menyanggah kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Menggunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
Jam 10.14 WIB - Bayi berturut-turut kepala, dada, bokong, kaki, sampai
janin keluar lengkap pada tanggal 6 November 2021
pukul 10.14 WIB dengan jenis kelamin perempuan.
Jam 10.18 WIB Dilakukan penanganan kelahiran bayi ke-2 dengan ektraksi
kaki
Waktu kelahiran : 6 November 2021, Bayi pertama lahir pada pukul 10.14 WIB
dan bayi ke dua lahir pukul 10.20 WIB
Kondisi : Hidup
LK : -
LP : -
PB : -
LD : -
- Merangsang taktil
- Mengeringkan
- Menghangatkan
- Membungkus bayi
- Langsung dibawa ke ruang neo
- Pemberian ASI belum bisa dilakukan karena ASI maupun kolostrum belum ada
ANALISA DATA
1 Resiko tinggi perdarahan b/d plasenta masih - Blood lose severity - Kolaborasi untuk pemberian oksitosin
dalam uterus, ditandai dengan : - Blood koagulation - Observasi TFU dan kontraksi uterus
- Observasi adanya perdarahan yang abnormal
DS : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30
- Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta
menit, diharapkan tidak terjadi perdarahan dengan
Pasien mengeluh lemas - Lakukan pengeluaran plasenta sesuai prosedur
kriteria hasil :
DO : - Melakukan message pada uterus
- Perdarahan kurang dari 500 cc - Kaji nilai keutuhan plasenta
- Kontraksi uterus terasa sangat kuat, klien
tampak lemas, perdarahan kurang lebih - Plasenta dapat lahir secara utuh dalam waktu - Kaji nilai perdarahan yang terjadi
200 cc kurang dari 30 menit
- TD : 100/80 mmHg - Berikan intake peroral dan prenatal
- P : 90 x/menit - Kontraksi uterus kuat dengan TFU yang sesuai
- R : 20 x/menit (setinggi pusat)
- S : 36,5 oC
- TTV dalam rentang normal
TD : 110-120/80 mmHg
P : 60-100 x/menit
R : 16-24 x/menit
S : 36-37 oC
IMPLEMENTASI
1 6 November 2021 Implementasi kala III plasenta pertama Jam 10.25 WIB
- Berkolaborasi untuk pemberian oksitosin pada ibu
Jam 10.15 WIB S : Pasien mengeluh lemas
melalui IM
Hasil : O : Pasien tampak lemas
Jam 10.15 WIB - Mengobservasi TFU dan kontraksi uterus cc, plasenta ke dua -+ 150 cc.
Jam 10.17 WIB Ketika tali pusat mengendur, meminta ibu meneran dan
tali pusat di tarik se arah jarum jam dan tetap
melakukan dorso cranial.
Klem dipindahkan 5-10 cm dari vulva
Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan
plasenta dengan kedua tangan dan memutar plasenta
hingga selaput keruban terpilih dan plasenta lahir pada
tanggal 6 November 2021 di ikuti perdarahan kurang
lebih 50 cc
Jam 10.24 WIB Ketika tali pusat mengendur, meminta ibu meneran dan
tali pusat di tarik se arah jarum jam dan tetap
melakukan dorso cranial.
Klem dipindahkan 5-10 cm dari vulva
Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan
plasenta dengan kedua tangan dan memutar plasenta
hingga selaput keruban terpilih dan plasenta lahir pada
tanggal 6 November 2021 di ikuti perdarahan kurang
lebih 50 cc
Jam 10.24WIB - Melakukan massasge pada uterus selaam 15 detik
Hasil :
pundus uterus mengeras
- Melakukan penilaian utuh plasenta
Hasil :
kotiledon 20 buah panjang tali pusat kurang lebih 50 cm
diameter kurang lebih 18 cm, selaput tampak utuh
- Memeriksa jalan lahir
Hasil :
Tidak terdapat robekan, perinium utuh
Karakteristik nyeri :
BAK : Pasien mengatakan tidak sedang ingin BAK karena sebelum persalinan
sudah BAK
Lembar Observasi
Kondisi psikososial : Secara verbal klien mengatakan lega karena persalinannya lancar namun
Cortex cerebri
Nyeri dipresepsikan
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/ ment terjadi perdarahan masif
R : 20 x/menit
S : 37oC
- -Tingkat kesadaran CM Resiko Perdarahan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1 - Nyeri pasca persalinan b/d infolusi uterus Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam 1. Kaji nyeri secara komperhensif termasuk lokasi,
dengan :
nyeri pasca persalinan berkurang dengan kriteria hasil karakteristik, durasi, dan frekuensi
DS : 2. Observasi reaksi non verbal dari
Dapat mengontrol nyeri
Klien mengeluh nyeri di area perutnya, mules, ketidaknyamanan
Skala nyeri berkurang
skala nyeri 5 ( dari 0-10), nyeri sesekali
meningkat bila bergerak 3. Ajarkan teknik non farmakologi
2 Resiko perdarahan b/d trauma pembuluh Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam 1. Observasi kontraksi uterus
darah ditandai dengan :
tidak terjadi perdarahan dengan kriteria hasil 2. Observasi blas
Ds: 3. Observasi perdarahan
Perdarahan < 500cc
Pasien mengatakan lemas 4. Observasi ttv
TTV dalam keadaan normal
Do: 5. Pantau aliran IV
Kontraksi uterus baik
- Jumlah perdarahan pasien -+ 200 cc
- TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/ ment
R : 20 x/menit
S : 37oC
- -Tingkat kesadaran CM
IMPLEMENTASI
Nyeri pasca persalinan, skala nyeri 5 dari (0-10) A : Nyeri paska persalinan
Jam 10.27 WIB - Mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan P : Lanjutkan intervensi kala IV
Hasil :
Pasien mengatakan nyeri padaperutnya
1. Tahap Pra-Orientasi
a. Mengecek serta mengkaji program terapi yang akan dilakukan
b. Melakukan kontrak waktu dengan pasien
c. Mencuci tangan
d. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam
b. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
c. Menanyakan skala nyeri klien
d. Menjaga privasi klien
e. Memposisikan klien dengan posisi miring kiri
f. Meminta klien untuk rileks
g. Mesase punggung klien selama 30 menit
h. Menanyakan respon dan skala nyeri klien
i. Merpaikan kembali pasien
j. Mencuci tangan
B. Hasil
Salah satu ara untuk meringankan nyeri persalinan yaitu dengan messase.
Masase dapat meningkatkan relaksasi tubuh dan mengurangi stres. Disamping itu
masase merupakan asuhan yang efektif, aman sederhana dan tidak menimbulkan
efek yang merugikan baik pada ibu maupun janin. (Aryani Y, 2015). Metode masase
punggung merupakan salah satu intervensi yang relatif mudah dilakukan oleh tenaga
kesehatan maupun keluarganya untuk membantu ibu mengurangi tingkat nyeri
persalinan. Metode untuk mengurangi nyeri persalinan sangat diperlukan untuk
mengurangi komplikasi pada ibu dan janin pada saat proses dan setelah persalinan,
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu secara tidak
langsung berdampak pada pengurangan kerentanan dan mengatasi dampak penyakit.
(Rezeki S, 2014).
Pelaksaan evidence based practice ini dilakukan pada Ny.Y usia 22 tahun
dengan diagnosa KPD dengan gemelli dan telah melahirkan pada tanggal 6
November 2021. Pada hari Sabtu tanggal 6 November 2021 jam 07.00 WIB pasien
mengatakan keluar air-air dari vagina, lalu pasien langsung dibawa ke dokter
kandungan dan di dokter kandugan pasien dirujuk ke RSUD Dr. Soekardjo karena
salah satu janinnya sungsang. Pada saat dikaji di ruang Ponek tanggal 06 November
2021 pukul 09.10 WIB. Klien mengeluh nyeri dan mulas-mulas menjalar ke
pinggang sejak tadi pagi. Mules disertai nyeri dengan skala nyeri 5 (0-10). Mules
diserati nyeri terasa terus-menerus, dengan His 3x10’35”
Pada saat pasien diperiksa di ruang ponek obgin pasien sudah memasuki kala 1
dan perawat akan melakukan massase punggung, petugas melakukan kontrak waktu
terlebih dahulu untuk melakukan tindakan messase punggung setelah di setujui,
petugas mengobservasi terlebih dahulu kedaan pasien, setelah dilakukan messase
punggung di atas tempat tidur selama -+ 30 menit, lalu perawat menanyakan skala
nyeri pasien dan hasilnya pasien mengatakan skala nyerinya 5 (dari 10).
BAB IV
A. Simpulan
Hasil pelaksanaan evidence based practice ini dilakukan di ruang Ponek Obgin selama 1
hari. Pelaksanaan tindakan messase punggung pada kala 1 didapatkan hasil skala nyeri
yang awalnya 6 (dari 10) turun menjadi skala 5 (dari 10), meskipun masih dalam rentan
nyeri sedang tetapi numeric scale nyeri dapat turun 1 angka.
B. Saran
Bagi tenaga kesehatan, dapat melakukan messase punggung pada pasien yang akan
melahirkan pada kala 1 yang mengalami kebutuhan gangguan rasa aman nyaman nyeri,
bagi mahasiwa diharapkan dapat memberikan bimbingan serta pelayanan bagi pasien
yang akan melahirkan. l
DAFTAR PUSTAKA
Supliyani. 2017. Pengaruh Massase Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Di
Kota Bogor: Jurnal Kebidanan. 3, 22-36