Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas 1
Dosen Pengampuh: Hj. Sitti Asni, SKM

Disusun Oleh:
Fitriani Nur
A.20.12.062

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangan sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah-satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan Saya semoga Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Oleh karena itu Saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ini.

Selayar, 19 Juni 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………………………………………........1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................................................5
A. Defenisi.......................................................................................................................................................5
B. Anatomi Fisiologi.........................................................................................................................................5
D. Proses Persalinan.........................................................................................................................................6
E. Mekanisme Persalinan.................................................................................................................................8
F. Bentuk Persalinan........................................................................................................................................8
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan......................................................................................8
H. Tanda dan Gejala........................................................................................................................................9
I. Komplikasi.....................................................................................................................................................9
J. Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................................................9
K. Penatalaksanaan........................................................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................................. 11
PENUTUP............................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak Negara berkembang terutama
disebabkan oleh perdarahan persalinan, ekslamasia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian
besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah melalui
upaya pencegahan yang efektif. Asuhan Kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus
kepada: keluarga berencana untuk lebih mensejahterakan anggota masyarakat. Asuhan neonatal
terfokus untuk memantau perkembangan Kesehatan kehamilan mengenai gejala dan tanda
bahaya, menyediakan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi. Asuhan pasca
keguguran untuk penatalaksanaan gawat darurat keguguran dan komplikasinya serta tanggap
terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti ilmiah menunjukkan
bahwa asuhan persalinan bersih aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk
mencegah kesakitan dan kematian. Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama
dan setelah persalinan. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu perlu
diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan komplikasi pada jenjang
pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi dan ketersediaan sarana
pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya
akan selalu berada menurut derajat keadaan dan tempat terjadinya.
Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan kalangan ibu, khususnya ibu hamil.
Tidak sedikit ibu dan bayinya mengalami kegawat daruratan dan sampai pada akhirnya tidak
dapat terselamatkan yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angka kematian ibu dan
anak. Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada ibu selama
persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah persalinan, membuat ibu lebih
yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin
terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana landasan teoritis Asuhan Persalinan Normal dan Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan Asuhan Persalinan Normal
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu mahasiswa dalam memahami secara umum konsep dari Asuhan Persalinan
Normal.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan persalinan normal.
b. Mampu menemukan masalah keperawatan pada pasien dengan persalinan normal.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan persalinan normal.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan persalinan normal.
e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan persalinan normal.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan persalinan normal.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu janin
plasenta dan selaput ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luarn(Farrer,
1999).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan
premature atau postmature), mempunyai onset yang spontan (tidak diindukasi), selesai setelah 4
jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentase
puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir
normal. Menurut Mochtar (1998), persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin + uri), yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain.
Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
B. Anatomi Fisiologi
1. Uterus
Uterus berbentuk seperti buah pir yang sedikit gepeng kearah muka belakang, ukurannya
sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri dari otot-otot polos, ukuran
panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar 5,25 cm dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus
dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksi. Uterus terdiri dark fundus uteri. Fundus
uteri adalah bagian proksimal dari uterus , disini kedua tuba fallopi masuk keuterus. Korpus
uteri adalah bagian uterus yang terbesar, pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi
utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat dikorpus uteri disebut
kavum uteri. Serviks uteri terdiri atas pars vaginalis servisis uteri dan pars supravaginalis
servisis uteri. Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikalis.
Secara histologis uterus terdiri atas tiga lapisan:
1) Endometrium atau selaput lender yang melapisi bagian dalam
2) Miometrium, lapisan tebal otot polos
3) Perimetrium, peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar
Endometrium terdiri atas sel epitel kubis, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak
pembuluh darah yang berkelok. Endometrium melapisi seluruh kayum uteri dan
mempunyai arti penting dalam siklus haid pada seorang Wanita dalam masa reproduksi.
Dalam masa haid endometrium sebagian besar dilepaskan kemudian tumbuh lagi dalam
masa poliferasi dan selanjutnya dalam masa sekretorik. Lapisan otot polos disebelah
dalam berbentuk sirkuler , dan disebelah luar berbentuk longitudinal. Diantara lapisan
ini terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman, lapisan ini paling penting pada
persalinan karena sesudah plasenta lahir, kontraksi kuat dan menjepit pembuluh darah.
Uterus ini sebenarnya mengapung dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan
legamentum yang menyokongnya untuk terfiksasi dengan baik.
2. Tuba Fallopi
Tuba fallopi terdiri atas:
1) Pars intersisialis, bagian yang terdapat pada dinding uterus
2) Pars isthmika, bagian medial tuba yang seluruhnya sempit
5
3) Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi
4) Infumdibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai
fimbrae.

3. Fimbrae
Fimbrae penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur kemudian disalurkan kedalam
tuba. Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viseral yang merupakan bagian dari
ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar kedalam) otot longitudinal dan
otot sirkuler. Lebih kedalam lagi didapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang
bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi
kearah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getara silia tersebut.
4. Ovarium
Ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang sekitar 4 cm, lebar
dan tebal kira-kira 1,5 cm. Setiap bulan 1-2 folikel akan keluar yang dalam
perkembangannya akan menjadi folikel ke graaf (Hanifa W dkk, 1992).
C. Etiologi
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya
merupakan teori-teori kompleks antara lain:
1. Teori penurunan hormone
Teori penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone 1-2 minggu sebelum partus
dimulai. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
2. Teori plasenta menjadi dua
Hal tersebut akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga
mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankerhauser), Bila ganglion ini
digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan:
 Gangguan laminaria: beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang fleksus frankerhauser.
 Amniotomi: pemecahan ketuban
 Oksitosin drip: pemberian oksitosin menurut tetesan per infus
D. Proses Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2
fase yaitu :
1) Fase Laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya
berlangsung dibawah 8 jam.
2) Fase Aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Serviks membuka dari 3
ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase:
 Akselerasi: pembukaan 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan waktu 2
jam
 Dilatasi maksimal: pembukaan 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam
 Deselerasi: pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam
waktu 2 jam
6
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida
pun terjadi demikian, akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi
akan terjadi lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda
antara pada primigravida dan multigravida osteum uteri internum sudah
sedikit terbuka. Osteum uteri internum dan eksternum serta penipisan
dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.
2. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala
pengeluaran. Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
 Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan denga terjadinya kontraksi
 Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya
 Perineum terlihat menonjol
 Vulva vagina dan sfingter ani terlihat terbuka
 Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil
pemeriksaan dalam yang menunjukkan:
 Pembukaan serviks telah lengkap
 Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina
3. Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
1. Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus
secara tiba – tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena
tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari
dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus
atau bagian atas vagina.
2. Tanda – tanda lepasnya plasenta
 Perubahan ukuran dan bentuk uterus
 Tali pusat memanjang
 Semburan darah tiba-tiba
Kala III terdiri dari 2 fase:
1) Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara:
 Schultze: lepasnya seperti kita menutup paying, cara ini paling
sering terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi
retroplasental hemotoma yang menolak uri mula-mula pada bagian
tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini
biasanya tidak ada sebelum uri lahir.
 Duncan : lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir
duluan. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau
serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
2) Fase pengeluaran uri
Cara keluarnya uri ada beberapa cara:
 Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas
simfisis. Tali pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk
artinya belum lepas, bila diam atau maju artinya sudah lepas.
 Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali
artinya belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
 Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali
pusat bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.

7
4. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama
2 jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang
dilakukan, antara lain :
a. Tingkat kesadaran ibu
b.Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
c.Kontraksi uterus
d.Terjadinya perdarahan.
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc.
E. Mekanisme Persalinan
Mekanisme gerakan bayi memungkinkan ia untuk menyesuaikan diri dengan
pelvis ibu yakni penurunan, fleksi, rotasi dalam, ekstensi, rotasi luar, dan
pengeluaran.
1. Engangement, tertangkapnya kepala janin pada PAP
2. Decent, turunnya kepala janin ke PAP
3. Flexion(menekuk), tahanan yang diperoleh dari dasar panggul makin besar
maka makin fleksi kepala janin, dagu menekan dada dan belakang
kepala(oksiput) menjadi bagian terbawah janin, mengakibatkan masuknya
kepala janin dengan diameter terkecil melewati jalan lahir terkecil melewati
jalan lahir.
4. Internal rotation. Pemutaran bagian terendah kebawah simpisis
menyesuaikan posisi kepala janin dengan bentuk jalan lahir
5. Extention. Setelah paksi dalam selesai dan kepala sampai vulva, lahir
berturut sisiput, dahi, hidung, mulut, dagu.
6. External rotation. Putaran kepala mengikuti putaran bahu
7. Expultion. Pengeluaran bahu dan badan janin
F. Bentuk Persalinan
1. Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan
lahir.
2. Persalinan Bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar,
ekstraksi dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban.
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
1. Power / Tenaga
Power utama dalam persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh
kontraksi dan retraksi otot-otot Rahim. Gerakan memendekdan menebal otot-
otot Rahim. Gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang terjadi
Sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar kesadaran
Sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua(otot-otot perut diagfragma)
digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi
keluar dan merupakan kekuatan ekspulasi yang dihasilkan oleh otot-otot
volunture ibu.
2. Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum
dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau
resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
3. Passanger

8
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling
penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu
disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.

4. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak
tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis
keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya
terkena akibat yang merugikan.

H. Tanda dan Gejala


Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala
pendahuluan ( preparatory stage of labor ). Ini memberikan tanda-tanda sebagai
berikut :
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus, kadang-kadang disebut “ false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa
bercamput darah (bloody show).
(Rustam Mochtar, 1998).
Tanda – tanda Inpartu:
Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan. Tanda-
tanda inpartu adalah:
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
I. Komplikasi
1. Persalinan lama
2. Perdarahan pasca persalinan
3. Malpresentai dan malposisi
4. Distosia bahu
5. Distensi uterus
6. Persalinan dengan perut uterus
7. Gawat janin
8. Prolapsus tali pusat
9. Demam dalam persalinan
10. Demam pasca persalinan
J. Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi ultrasonografi dapat mengidentifikasikan kehamilan ganda, anomaly janin,
atau melokalisai kantong amnion pada amniosintesis.
2. Amniosintesis cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru
janin.
3. Pemantauan janin membantu dalam mengevaluasi janin.
4. Protein C-reaktif. Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peningkatan
korioamnionitis.
5. Histopatologi cairan ditampung dalam tabung reaksi kemudian dibakar sampai tertinggal
endapan tersebut dilihat dibawah mikroskop dan bila air ketuban mengalami kelainan maka
akan terlihat seperti daun pakis.
6. Kertas lakmus bila menunjukkan cairan mengandung air ketuban yang
bersmerah menunjukkan cairan mengandung urinifat base yang a. bersifat asam,
bila biru.
9
K. Penatalaksanaan
1. Penanganan umum :
 Konfirmasi usia kehamilan,kalau ada dengan USG
 Lakikan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar (jumlah,
warna, bau) dan membedakannya dengan urin. Dengan pemeriksaan tes
lakmus,bila kertas lakmus biru menunjukkan air ketuban (basa), dan bila
kertas lakmus merah menunjukkan cairan urine (asam)
 Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 32 minggu),
jangan melakukan menit pemeriksaan dalam secara digital
 Tentukan ada tidaknya infeksi
 Tentukan tanda-tanda inpartus
2. Penanganan khusus :
Konfirmasi diagnosis :
 Bau cairan ketuban yang khas.
 Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar
dan nilai 1 jam kemudian.
 Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah
cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior.
(Prawirohardjo, 2002)
3. Penanganan konservatif:
 Rawat di rumah sakit
 Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau erittromisin bila tidak tahan
ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari
 Jika umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi
 Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes
busa negative; beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan
kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu
 Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah impart, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam
 Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan
induksi
 Nilai tanda-tanda infeksi (suhu lekosit, tanda-tanda infeksi intra uterin).
Klien dianjurkan pada posisi trendelemburg untuk menghindari prolap tali
pusat
4. Penanganan aktif:
 Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea.
Dapat pula diberikan misoprotal 50ng intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
 Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan persalinan diakhiri:
a. Bila skor pelvic <5, lakukan pematangan serviks kemudian induksi,
jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea
b. Bila skor pelvic >5, induksi persalinan, partus pervaginam
(Prawihardjo, 2002)

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
B. Saran
a. Adanya makalah ini diharapkan pembaca agar mempelajari isi dari makalah tersebut.
b. Agar lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan persalinan yang
terbagi atas empat kala.
c. Sebaiknya pembaca mencari buku ataupun mencari di internet mengenai asuhan persalinan
agar lebih memahami asuhan persalinan normal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. 2001. Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC

Doenges & Moorhouse. 2001. Rencana Perawatan Maternal/bayi: Pedoman


Untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien.Jakarta. EGC

Farrer H. 1999. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta: EGC

Hanifa Wiknjosastro, Prof. dr. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yyasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Henderson & Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC

Mochtar R, Prof. dr.1998. Sinobsis Obstetri. Jakarta:EGC

Waspodo, dkk. 2007. Asuhan Persalinan Normal, Buku Acuan. Jakarta: Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi. http:/one06wee-
wee.blogspot.com/2012/02/askep-persalinan-normal.html. Di akses pada tangga
18 Apri 2015

Saifudin, Abdul Bari dkk. 2013. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sastrawinata, S. 1983. Obstetri Fisiologi Bagian Obstetri & Ginekologi. Bandung:

FK UNPAD Varney, Helen, dkk. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta: EGC.

12
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN NY.F DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT HAMUNA

Tanggal masuk : 22 Juni 2022


Ruang/kelas :Perawatan Anggur / I b
Pengkajian tanggal : 22 Juni 2022

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Pasien : Ny.F Nama Suami : Tn.Y
Umur : 37 thn Umur : 37 thn
Suku/Bangsa : Bugis Suku/Bangsa : Bugis
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pelaut
Alamat : Kajuara Alamat : Kajuara
Status Perkawinan : Kawin

2. Alasan Datang/Keluhan Utama


Klien mengatakan hamil 9 bulan anak ke 2 dan belum pernah keguguran, mengeluh mulas
sejak pukul 20.00 WIB tanggal 22 Juni 2022. Mulasnya semakin kuat dan teratur, pasien
mengaku keluar cairan sejak 17.00 WIB
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ini merupakan kehamilan kedua dan ibu tidak pernah keguguran. HPHT: 08- 07- 2021. TP:
15-04-2022. Ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan dan ke posyandu,1 kali pada
trimester pertama, 3 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga. Ibu rajin
minum Fe yang diberikan oleh bidan mulai dari trimester kedua kehamilan. Ibu sudah
imunisasi TT5 pada tahun 2005. Ibu tidak mengonsumsi obat ataupun jamu-jamuan.
Selama kehamilannya hingga saat ini ibu tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya
kehamilan. Ibu pernah periksa kadar Hb tanggal 29-03-2021 = 12 gr%.
4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas
No Tahun JK Tempat Ditolong Jenis Usia ASI BB/ Keadaan
bersalin persalinan kehamilan sekarang
Lahir Oleh PB
1 2001 P RS Bidan Spontan Aterm Ya 3000gr/ Sehat
48 cm
2 Hamil AH1 A0 P1
ini

5. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus,
Jiwa,hepatitis, TBC, campak dan malaria.
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun.

13
7. Riwayat kesehatan keluarga/penyakit yang pernah diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarganya maupun dari keluarga suaminya tidak ada yang menderita
penyakit kronik seperti jantung, hipertensi, campak, jiwa, diabetes militus dan tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti hepatitis, HIV/AIDS, TBC dan tidak ada
keturunan kembar.
8. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan. Ibu senang dengan kehamilan ini.Reaksi
orang tua, keluarga, dan suami sangat mendukung kehamilan ini. Jenis kehamilan yang
diharapkan laki-laki dan perempuan sama saja yang penting sehat. Ibu merencanakan untuk
melahirkan di RS Leona, penolong yang diinginkan ibu adalah bidan, pendamping selama
proses persalinan yang diinginkan ibu adalah suami dan keluarga, transportasi yang akan
digunakan adalah mobil dan sudah menyiapkan calon pendonor darah yaitu saudara dari
ibu.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compomentis c.
c. Bentuk tubuh : lordosis
2. Tanda-tanda vital :
a. TD : 130/70mmHg
b. Nadi : 84x/mnt
c. RR : 23x/mnt
d. Suhu : 36,7◦C
3. Antropomentri
a. BB sebelum hamil : 65 kg
b. BB saat ini : 75 kg
c. Tinggi badan : 152 Cm h.
d. Lila : 25 cm

4. Pemeriksaan fisik

a. Kepala/rambut : Bersih, rambut hitam, tidak ada nyeri tekan


b. Mata : Konjungtiva merah muda dan sclera putih
c. Telinga dan hidung : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada secret dan tidak ada
polip
d. Mulut dan gigi : Bersih, bibir tidak pucat, tidak ada caries
e. Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan
tidak ada pembendungan vena jugularis
f. Dada :payudara kiri dan kanan tampak simetris, putting susu
menonjol dan bersih, terdapat hiperpigmentasi pada aerola mamae, pada pemeriksaan
palpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan dan massa, adanya pengeluaran
colostrum pada payudara kiri dan kanan.
g. Abdomen :Pada abdomen tampak perut membesar (kesan hamil), tidak
terdapat bekas operasi (SC dan operasi lainnya) terdapat linea nigra. Hasil pemeriksaan
palpasi abdomen adalah sebagai berikut :
14
Leopold I : pada bagian fundus teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting TFU 3
jari atas pusat (26 cm).

Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin dan pada
bagian kiri ibu teraba keras, memanjang seperti papan.

Leopold III : pada bagian terendah janin teraba bagian bulat, keras, melenting dan
masih dapat digoyangkan Mc Donald : (TFU-12) X 155 , TBBJ : (26 - 12) X 155 =
2,325 gram.

Pemeriksaan asukultasi : Denyut jantung janin terdengar jelas dan keras.dibagian


bawah pusat sebelah kiri dengan Frekuensi 149 kali/menit, menggunakan dopler,
Vulva : Tidak dilakukan pemeriksaan
h. Anus : Tidak ada haemoroid
i. Tungkai :Tidak ada oedema dan tidak ada varises, Reflek patella : positif/postif.

C. ANALISA DATA
Ibu: Ny. F 37 tahun G2P1A0 usia kehamilan 42 minggu 1 hari inpartu kala 1 fase laten.
Janin: tunggal, hidup, presentasi kepala, keadaan janin baik .
Jam penatalaksanaan
23:00 Memberitahukan hasilpemeriksaan kepada ibu
bahwa ibu sudah memasuki proses persalinan.
Ibu mengerti, keadaan ibu tenang.
23:10 Mengajarkan ibu teknik rileksasi dan
menganjurkan ibu untuk mengatur napas
diantara his dan tidak memperbolehkan ibu
untuk meneran. Ibu mengatur napas dengan
baik dan ibu mengerti untuk tidak meneran

23:15 Memberikan ibu dukungan untuk tetap


semangat menghadapi proses persalinan. Ibu
lebih tenang.

23:20 Menganjurkan ibu untuk:


• Memenuhi nutrisi dan hidrasinya. Ibu
minum 1 gelas air putih ± 200 cc.
• Tidak menahan BAK maupun BAB. Ibu
mengerti.
23:23 Mengajarkan ibu menggunakan gymball untuk
membantu proses membuka jalan lahir

23:28 Membantu ibu memilih posisi yang nyaman. Ibu


memilih posisi miring kiri.
23:30 Memantau kesejahteraan ibu dan janin setiap 30
menit sekali.
23:50 Menyiapkan dan memeriksa kembali
kelengkapan partus set dan resusitasi set.

15
CATATAN PERKEMBANGAN (00.00)
A. DATA SUBJEKTIF
Klien mengatakan bahwa mulas semakin sering dan sudah ada dorongan untuk meneran.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Ibu tampak kesakitan
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 130/70 mmHg
b. Nadi : 84 x/menit
c. Suhu : 36.7°C
d. Pernapasan : 23 x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
Palpasi : 1/5. His 3 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik.
Auskultasi : DJJ 137x/menit
b. Genetalia
Inspeksi : Pengeluaran lendir darah semakin banyak.
VT : Portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (+), H-IV, ubun-
ubun kecil.

16
C. ANALISA
Inpartu Kala II, janin hidup.
DIAGNOSIS
1.Nyeri berhubungan dengan peningkatan his.

NO DIANGNOSIS TUJUAN DAN INTERVENSI


KRITERIA HASIL
1. Nyerib.d Setelah dilakukan Manajemen nyeri
peningkatan his asuhan keperawatan Observasi
selama 2x24 jam
• Identifikasi
lokal,
karakteristik,
durasi,frekuensi,
kualitas,
intesitas nyeri
• Identifikasi skala
nyeri
• Identifikasi nyeri
non verbal
Terapeutik
• Berikan teknin
non
farmokologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
• Kontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri
• Fasilitas istirahat dan
tidur
Edukasi
• Jelaskan menyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
• Jelskan strategi
meredakan nyeri
• Anjurkan memonitori
nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu

17
D. IMPLEMENTASI
Jam Penatalaksanaan
00:22 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa ibu sudah pembukaan lengkap dan akan
dipimpin bersalin. Ibu sudah diperbolehkan
untuk meneran saat his. Ibu mengerti.
00:25 Melakukan amniotomi.
00:30 keadaan ibu. Ibu terlihat lemas dan tidak
bertenaga.
00:40 Informed consent kepada ibu dan suami bahwa
ibu perlu diberikan cairan melalui injeksi IV
dengan 500 ml cairan Ringer Laktat untuk

memberikan tenaga pada ibu. Ibu dan suami


setuju.
00:45 Melakukan injeksi IV 500 ml RL 60
tetes/menit. Infus terpasang.

00:50 Memeriksa DJJ. Keadaan janin baik dan


memberitahukan keadaan janin kepada
ibu dan suami.
00:53 Melakukan asuhan sayang ibu. Mengajak ibu
berdzikir untuk mengurangi rasa nyeri saat
kontraksi dan memberikan ibu minum untuk
mencegah terjadinya dehidrasi pada ibu. Ibu
sudah diberi minum.
00:57 Memeriksa his. His ibu semakin sering dan
durasi semakin lama.
Memeriksa DJJ. Keadaan janin baik.
01:00 ibu dan keluarga untuk membantu proses
meneran serta memberikan support
emosional.
01:05 Meletakkan kain segitiga di bawah bokong ibu,
dan mendekatkan partus set.
01:10 Membantu ibu memilih posisi untuk meneran.
Ibu memilih posisi dorsal recumbent.
01:20 Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan
benar di antara kontraksi. Ibu dapat mengikuti
dan meneran dengan baik dan benar.

01:30 Memimpin persalinan → melindungi perineum


(stenen) saat kepala crowning →
memindahkan tangan kiri ke bagian perineum
untuk menahan kepala dan tangan kanan
memeriksa kemungkinan lilitan tali pusat →
menunggu putaran paksi luar → melahirkan
bahu depan dan belakang → melahirkan tubuh
atas dan lengan dilanjutkan punggung, bokong,
tungkai dengan teknik sangga susur → bayi
lahir spontan pukul
01.34 WIB, menangis kuat, tonus otot aktif,
warna kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan.
01:34 Mengeringkan bayi. Bayi telah dikeringkan
tanpa membersihkan vernix caseosa.

18
01:40 Selamat kepada ibu dan bapak atas kelahiran
putrinya. Ibu dan keluarganya sangat senang.
CATATAN PERKEMBANGAN (01.35)
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak terasa mulas.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen : Tidak ada janin kedua, TFU sepusat, uterus terab kenyal,
kandung kemih kosong.
b. Genetalia : Terdapat pengeluaran darah, terdapat tali pusat di depan
vulva.
Pengeluaran darah ±50cc.
C. ANALISA
P1A0 Inpartu kala III.
D. IMPLEMENTASI
Jam Penatalaksanaan
01.35 Mengecek janin kedua. Tidak ada janin kedua.
01.35 Mengatakan kepada ibu bahwa akan disuntik
oxytocin untuk membantu pengeluaran plasenta.
Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM.
01.36 Menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari dinding
perut bayi, menjepit umbilical klem 2 cm dari
klem pertama dan memotong tali pusat.
01.45 Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
Pindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm, tangan
kiri menekan uterus ke arah lumbal dorto kranial,
sudah dilakukan penegangan tali pusat terkendali
plasenta lahir pada pukul 01.46
01.47 Melakukan masase fundus uteri selama ± 15 detik.
01.50 Mengecek kelengkapan plasenta. Plasenta lahir
lengkap, kotiledon lengkap selaput plasenta utuh.
01.55 Menilai jumlah perdarahan. Perdarahan ±
200 cc.
02.00 Memeriksa robekan jalan lahir. Terdapat robekan
pada mukosa vagina dan kulit perineum (laserasi
derajat I)
.

19
CATATAN PERKEMBANGAN (02.05)
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa lega ari-arinya sudah lahir dan ibu merasa
mulas.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Pernapasan : 20x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Tampak pucat
b. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba bulat, kandung
kemih kosong.
c. Genetalia : Terdapat laserasi derajat I. Terdapat pengeluaran darah dan
jumlah perdarahan ±20cc.
C. ANALISA
Inpartu Kala IV.
DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Tindakan pasca persalinan.
D. INTERVENSI
NO DIAGNOSIS TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA
HASIL
1 Gangguan rasa nyaman Setelah Perawatanpasca persalinan
b.d perawatan pasca dilakukan asuhan Observasi
persalinan keperawatan • Monitor tanda tanda vital
selama 2x24 • Monitor keadaan lokia
jam diharapkan • Periksa perineum atau robekan
Terapeutik
• Kosongkan kandung kemih
sebelum pemeriksaan
• Masase fundus sampai
kontraksi kuat,jika perlu
• Dukung ibu untuk melakukan
ambulasi dini
Edukasi
• Jelaskan tanda bahaya nifas pada
ibu dan keluarga
• Jelaskan pemeriksaan pada ibu
dan bayi secaara rutin
• Ajarkan cara perawatan
perineum yang tepat
Koloborasi
• Rujuk kekonselor
• Laptasi,
jika perlu

20
F.IMPLEMENTASI
Jam Implementasi
02:05 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu.Ibu
mengerti dan mendengarkan.
02:07 Melakukan penjahitan luka laserasi. Melakukan
anastesi lokal dengan lidokain 2cc. Melakukan
penjahitan dengan teknik jelujur.
02:10 Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu tidak boleh
turun dari tempat tidur terlebih dahulu selama 2
jam.
02:15 Mengajarkan ibu dan keluarga masase uterus agar
rahim tetap berkontraksi dengan baik. Ibu bisa
melakukannya.
02:16 Membersihkan dan merapikan ibu. Membantu ibu
memakai pembalut.
02:20 Membersihkan dan mendekontaminasi alat .
02:30 Melakukan pemantauan kontraksi, perdarahan,
TTV Kala IV. Pemantauan 1 jam pertama setiap 15
menit sekali dan pemantauan 1 jam kedua setiap 30
menit sekali.
02:30 • Melakukan pemantauan kontraksi,
perdarahan, TTV Kala IV.
Pemantauan 1 jam pertama setiap 15
menit sekali dan pemantauan 1 jam
kedua setiap 30 menit sekali.
• Memberikan ibu obat 1 tablet amoxilin, 1
tablet Vit ASI, 1 tablet Paracetamol,
dan1tabletFe.

21
EVALUASI
A. Kala I
1.Subjektif

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah diperoleh dari Ny. N pada tanggal 22 juni
2021, ibu mengaku hamil 9 bulan, HPHT: 08-07-2021.TP: 15-04- 2021. Dihitung dari
pengakuan HPHT, usia kehamilan ibu sekarang 42 minggu 1 hari. Ibu mengatakan mulas
sejak pukul 20.00 WIB, mulas dirasakan semakin kuat dan teratur, sudah ada pengeluaran
lendir darah dan sudah keluar air-air dari kemaluannya. Menurut teori bahwa usia
kehamilan semakin besar dan mengalami penurunan kadar progesterone yang
menimbulkan relaksasi otot-otot rahim.

Berdasarkan teori oxytocin bahwa pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah.
Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. Mulas juga dapat terjadi karena pengaruh
janin, dan juga teori prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, hal ini juga disokong
dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah
perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

Menurut teori, data subjektif yang didapatkan yaitu akan timbul rasa sakit atau
nyeri abdomen oleh adanya his yang bersifat intermiten datang lebih kuat, sering, dan
teratur, keluar lendir bercampur darah (bloody show).

Pada pengkajian yang diperoleh, ibu sudah ada tanda-tanda persalinan yang sesuai
dengan teori. Pada riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu ditemukan ibu tidak pernah
keguguran dan riwayat persalinan lalu secara spontan ditolong oleh bidan. Persalinan
terakhir 11 tahun yang lalu, tidak ada penyulit, tidak ada riwayat perdarahan. Ibu periksa
ke bidan di posyandu. Ibu rajin minum Fe yang diberikan oleh bidan mulai trimester
kedua.

2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik pada Ny. F pukul 23.00 keadaan umum ibu tampak
kesakitan, kesadaran composmentis, Tanda-tanda Vital dan dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik, wajah ibu terdapat chlosma.

Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil inspeksi: tidak terdapat luka bekas
operasi. Palpasi: TFU pertengahan pusat dan Prosesus Xifoideus, Mc. Donald: 35 cm.
teraba bagian keras, bulat, tidak melenting di fundus, teraba bagian-bagian kecil di bagian
kiri, teraba punggung di bagian kanan (puka), bagian terendah janin kepala, sudah tidak
dapat digoyangkan, divergen, perlimaan 3/5. His kali dalam 10 menit lamanya 35 detik.
Kandung kemih kosong. Auskultasi: DJJ 129x/menit, teratur dan kuat. TBJ: (35-
11)x155=3.720 gram. Pemeriksaan abdomen dalam batas normal.

Pada pemeriksaan genetalia didapatkan data yaitu terdapat pengeluaran lendir


darah, tidak terdapat varises, tidak terdapat pembengkakan kelenjar skene dan kelenjar
bartholin, portio tebal lunak, pembukaan 2 cm, ketuban positif, ubun ubun kecil kanan
depan, Hodge-II, tidak ada moulage. Menurut teori pada pemeriksaan dalam ditemukan
serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan
pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
22
Dari teori dan data yang didapatkan bahwa ibu sudah memasuki tanda- tanda
persalinan.

1. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan analisa
“Ibu: Ny.F 37 tahun G2P1A0 usia kehamilan 42 minggu 1 hari inpartu kala 1 fase laten.

Janin: tunggal, hidup, presentasi kepala, keadaan janin baik”.

2. Penatalaksanan
Penatalaksanaan yang dilakukan pertama yaitu memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
ibu bahwa ibu sudah memasuki proses persalinan. Mengajarkan ibu teknik rileksasi dan
menganjurkan ibu untuk mengatur napas diantara his dan tidak memperbolehkan ibu untuk
meneran. Memberikan ibu dukungan untuk tetap semangat menghadapi proses persalinan,
menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan hidrasinya, dan untuk tidak menahan BAK
maupun BAB. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman, memantau kesejahteraan ibu
dan janin setiap 30 menit.

Menurut teori Bantulah ibu dalam persalinan jika ibu tampak gelisah, ketakutan
dan kesakitan seperti memberi dukungan dan yakinkan dirinya, berikan informasi
mengenai proses dan kemajuan persalinan, dengarkan keluhannya dan cobalah untuk lebih
sesitif terhadap perasaannya. Jika ibu tampak kesakitan, dukungan/asuhan yang dapat
diberikan seperti bantu ibu memilih posisi yang diinginkan, tetapi jika ibu ingin ditempat
tidur sebaiknya dianjurkan tidur miring kiri, selain itu ajarkan kepadanya teknik bernapas
seperti ibu diminta untuk menarik napas panjang, menahan napasnya sebentar kemudian
lepaskan dengan cara meniup udara ke luar sewaktu terasa kontraksi.

Penolong menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara lain menggunakan
penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin ibu.
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum.
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin. Penatalaksanaan yang dilakukan sudah
sesuai dengan teori yang ada.

B. Kala II

1. Subjektif
Pada pukul 00.00 ibu memasuki kala II, ibu mengeluh mulasnya semakin kuat dan
sudah ada dorongan untuk meneran. Menurut teori, data subjektif yang didapatkan dari
tanda gejala kala II yaitu his, menjadi lebih kuat, pasien mulai mengejan.

Data subjektif yang diperoleh dari ibu sudah sesuai dengan teori bahwa ibu sudah
memasuki kala II dan segera dipimpin persalinan. Namun, ibu terlihat lemas dan segera
dilakukan tindakan dengan pemberian infuse Ringer Laktat 500ml 60 tetes/menit.

Selanjutnya, bayi lahir spontan pukul 01.34 WIB menangis kuat, tonus otot aktif,
warna kulit kemerahan. Kala II tidak ada penyulit, normal.

23
2. Objektif
Pukul 01.30 WIB dilakukan pemeriksaan kembali karena klien mengatakan
mulasnya semakin kuat dan sudah ada dorongan untuk meneran. Saat dilakukan
pemeriksaan didapatkan pengeluaran lendir darah semakin banyak, perineum menonjol,
vulva membuka, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, , ketuban (+) segera dilakukan
amniotomi, Hodge-IV, ubun ubun kecil depan, tidak ada moulage, terdapat tekanan
anus/anus terbuka. Sesuai teori yang ada bahwa tanda gejala kala II yaitu memastikan
pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6
cm.13 His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50-100 detik, datangnya tiap 2-3 menit,
pasien mulai mengejan, pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di
dasar panggul perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka.

Klien sudah ada tanda gejala yang ada. Selanjutnya ibu dipimpin bersalin.
Selanjutnya, bayi lahir spontan pukul 01.34 WIB menangis kuat, tonus otot aktif, warna
kulit kemerahan. Kala II tidak ada penyulit, normal.

3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan analisa
“Ny.
F usia 37 tahun inpartu kala II, janin hidup”.
4. Penatalaksanaan
Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu sudah pembukaan
lengkap dan akan dipimpin bersalin. Ibu sudah diperbolehkan untuk meneran. Memeriksa
DJJ untuk mengetahui keadaan janin baik atau tidak, memberitahukan keadaan janin
kepada ibu dan suami bahwa keadaan janin saat ini dalam batas normal. Menyiapkan ibu
dan keluarga untuk membantu proses meneran serta memberikan support emosional.
Meletakkan handuk bersih di atas perut ibu, meletakkan kain segitiga di bawah bokong
ibu, dan mendekatkan partus set. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar
diantara kontraksi. Ibu dapat mengikuti dan meneran dengan baik dan benar. Memimpin
persalinan, bayi lahir spontan pukul 01.34 WIB, menangis kuat, tonus otot aktif, warna
kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan. Mengeringkan bayi dan mengganti handuk
yang basah dengan yang kering. Memberi selamat kepada ibu dan bapak atas kelahiran
putrinya.

C. Kala III
1. Subjektif

Selanjutnya mengecek janin kedua dan tidak ada janin kedua..Dari data yang didapatkan
bahwa ibu mengalami mulas dan ini merupakan tanda bahwa plasenta akan lahir.
2. Objektif
Dari data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik yaitu dengan melakukan
palpasi apakah ada janin kedua atau tidak. Menurut teori, pengkajian awal pada kala III
yaitu palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua lalu melakukan
manajemen aktif kala III. Memberikan suntik oksitosin 10 unit IM, melakukan
penegangan tali pusat terkendali, kemudian plasenta lahir pukul 01.46, melakukan
masase fundus uteri, menghitung kelengkapan plasenta, memeriksa perdarahan dan
robekan jalan lahir.
24
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan
analisa “Ny. F usia 37 tahun G2P1A0 inpartu kala llI”.

4. Penatalaksanaan
Memberitahukan kepada ibu bahwa akan disuntik oxytocin untuk membantu
pengeluaran plasenta. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM 2 menit setelah bayi lahir,
selanjutnya menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari dinding perut bayi, menjepit
umbilical klem 2 cm dari klem pertama dan memotong tali pusat.Menurut teori,
penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta) membantu
menghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan, meliputi pemberian oksitosin
dengan segera, pengendalian tali pusat terkendali dan masase uterus.

Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen aktif kala III sudah dilakukan sesuai
dengan teori yang ada.

5. Penatalaksanaan
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif serta analisa yang telah
dibuat, maka disusunlah penatalaksanaan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
Penatalaksanaan pertama yang dilakukan adalah menjelaskan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan suami bahwa plasenta sudah lahir Pada puku 01 .46 WIB

D. Kala IV
1. Subjektif
Pada 2 jam pasca persalinan ibu masih merasa mulas pada bagian perutnya. Hal
ini sesuai dengan teori menurut Kenneth bahwa ibu akan mengalami kontraksi setelah
proses persalinan karena merupakan proses pengecilan rahim ke bentuk semula dan
salah satu untuk mencegah perdarahan setelah persalinan.

Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Petugas atau
bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dan memastikan bahwa keduanya dalam
kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.

2. Objektif
Data yang didapatkan dari pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis. Tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 80x/menit,

pernapasan 22x/menit. Wajah ibu tampak pucat tetapi tidak ada tanda-tanda syok. TFU 2
jari dibawah pusat, dibagian fundus uterus teraba bulat, kandung kemih kosong. Pada
pemeriksaan genetalia terdapat laserasi derajat I yaitu rupture pada bagian kulit perineum
dan mukosa vagina. Jumlah perdarahan 20 cc. perdarahan dalam batas normal.

3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan
analisa “Ny. F usia 37 tahun P1A0 inpartu kala IV”.

25
4. Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan kepada ibu pada kala IV yaitu melakukan penjahitan luka
laserasi. Melakukan anastesi lokal dengan lidokain 2cc. Melakukan penjahitan dengan
teknik jelujur. Mengajarkan ibu dan keluarga masase uterus agar rahim tetap
berkontraksi dengan baik. Menurut teori, periksa fundus setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh
darah untuk mengehentikan perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan
mencegah perdarahan pascapersalinan. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang
bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi, tandatanda bahaya bagi ibu
dan bayi.

Membersihkan dan merapikan ibu. Membantu ibu memakai pembalut.


Membersihkan dan mendekontaminasi alat. Melakukan pemantauan kontraksi,
perdarahan, TTV Kala IV. Pemantauan 1 jam pertama setiap 15 menit sekali dan
pemantauan 1 jam kedua setiap 30 menit sekali.

Memberikan ibu obat 1 tablet Amoxcilin, 1 tablet Paracetamol, 1 tablet vit Asi
dan 1 tablet Fe. Pemberian paracetamol untuk ibu karena paracetamol merupakan
analgesik untuk mengurangi nyeri sehingga diberikan kepada ibu untuk mengurangi
nyeri yang dirasakan setelah mengalami proses persalinan. Pemberian Amoxicilim
tujuannya untuk menangani dan juga mencegah terjadinya infeksi. Jenis obat ini bekerta
dengan cara membunuh atau mencegah perkembangan infeksi akibat bakteri.

26

Anda mungkin juga menyukai