Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PRASEKOLAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampuh: Nurlina, S.Kep., NS., M.Kep

Disusun oleh:
JARNIATI (A.20.12.064)
FITRIANI NUR (A.20.12.062)

PRODI KEPERAWATAN
STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,


Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan
Prasekolah” ini dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana. Semoga Laporan Pendahuluan ini dapat
dipergunkan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan Laporan Asuhan Keperawatan ini.

Selayar, 12 Juni 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................................4
B. Tujuan............................................................................................................................................................4
C. Rumusan Masalah........................................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................................5
A. Defenisi.........................................................................................................................................................5
B. Tahap Tumbuh Kembang Anak Prasekolah.............................................................................................5
C. Tugas Perkembangan Anak Prasekolah....................................................................................................7
D. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah.............................................................7
E. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tumbuh Kembang...........................................................7
F. Masalah-Masalah Pada Anak Usia Prasekolah.........................................................................................9
G. Bimbingan Selama Fase Prasekolah.........................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................................. 12
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................................................12
A. Pengkajian..................................................................................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan..............................................................................................................................12
C. Intervensi Keperawatan............................................................................................................................13
D. Implementasi..............................................................................................................................................15
E. Evaluasi.......................................................................................................................................................15
BAB IV................................................................................................................................................................. 16
PENUTUP............................................................................................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................................................................16
A. Saran.........................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi interaksi antara anak
dan orang tuanya (Padila,2012). Sedangkan menurut Friedman (2010) keluarga adalah dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Tahap
perkembangan keluarga mempunyai tugas perkembangannya masingmasing, salah satunya adalah
tahap perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah. Tahap ini mulai saat kelahiran anak
pertama berusia 3 tahun dan berakhir saat anak berusia 6 tahun (Patmonodewo, 2008).
Oleh karena itu keluarga dengan tahap perkembangan usia anak prasekolah mempunyai
tugas antara lain membantu anak untuk bersosialisasi, beradaptasi dengan anak yang baru lahir,
sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi, mempertahankan hubungan yang sehat,
baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan keluarga sekitar), pembagian waktu
untuk individu, pasangan dan anak, pembagian tanggung jawab anggota keluarga, merencanakan
kegiatan dan waktu untuk menstimulasi tumbuh kembang anak (Friedman, 2010). Keluarga
dengan anak usia prasekolah memiliki masalah ketidakmampuan menjadi orang tua seperti:
menghalangi minat dan kegiatan anak, memberikan contoh yang buruk, mudah jengkel dan
marah, sedikit rasa kasih sayang terhadap anak, melarang anak bergaul dengan teman, harapan
terhadap anak tidak realitif, dan membuat suasana rumah tegang atau tidak menyenangkan hingga
pola asuh pada anak kurang baik (Soekanto dalam Winnetou, 2011).
B. Tujuan
Untuk mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Anak Usia Prasekolah.
C. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Sehat Jiwa Pada Anak Usia Prasekolah
b. Apa saja Tahap Tumbuh Kembang dari Sehat Jiwa Pada Anak Usia Prasekolah
c. Apa saja Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolan
d. Apa saja Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tumbuh Kembang
e. Apa saja Masalah-masalah Pada Anak Usia Prasekolah
f. Bagaimana Asuhan keperawatan Sehat Jiwa Pada Anak Usia Prasekolah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi
Usia prasekolah adalah tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana pada usia ini
anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif, pengenalan identitas
kelamin, dan meniru. Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses
pematangan.

B. Tahap Tumbuh Kembang Anak Prasekolah


1. Pertumbuhan
Perkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang
(meter/centimeter). Perubahan ukuran atau nilai-nilai yang memberikan ukuran tertentu
dalam kedewasaan.
2. Perkembangan
Menurut Whaley dan Wong, perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi
secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks
melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).
 Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah
a. Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu
rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit
dan pernapasan 22- 24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmH.
Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata- rata pada usia 5
tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3
inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4
tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka.
Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah
mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil
terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak lakilaki sedikit lebih besar dengan lebih
banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-
anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi.
Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat besar dari makanan yang
berlemak bisa menimbulkan dan menjadikan anak prasekolah dalm kondisi sangat
lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu membuat asaha secara sadar untuk
membantu anak prasekolah mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan
mencegah defisiensi dan kelebihan.
b. Perkembangan
 Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan
dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
 Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan,
minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
 Mulai memahami waktu.
 Penggunaan tangan primer terbentuk.

Adapun Perkembangan dibagi atas beberapa bagian,yaitu :


1) Perkembangan Psikososial (Eric Ericson)
Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs
rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan
melalui kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar
mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan
teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai
menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah
menghasilkan suatu prestasinya .Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika
anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang
bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan
sebelumya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
2) Perkembangan kognitif (Jean Piaget)
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase prasoperasional.
Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris.
Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dengan pengalama.
lainnya. Fase ini dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
Mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error
dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan
sinbulkata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
b) Intuitive thuoght ( 4-7 tahun )
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal
balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa tetapi sudah bisa
memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.
3) Perkembangan Moral (Kahlberg)
Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase
prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya
sebagai dasar peletakan nilai moral.
C. Tugas Perkembangan Anak Prasekolah
1. Personal / social
a. Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
b. Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
c. Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
d. Keluarga merupakan kelompok utama
e. Kelompok meningkat kepentingannya
f. Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
g. agresif
2. Motorik
a. Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
b. Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
c. Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya
d. Bahasa dan kognitif
e. Egosentrik
f. Ketrampilan bahsa makin baik
g. Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?
h. Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk memahami, mengatasi
masalah.
3. Ketakutan
a. Pengrusakan diri
b. Dikebiri
c. Gelap
d. Ketidaktahuan
e. Objek bayangan, tak dikenal

D. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah


1. Membantu anak untuk bersosialisasi
2. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga
harus dipenuhi Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
3. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
4. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
5. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan
anak.

E. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tumbuh Kembang


Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang
lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor.
Menurut Soetjiningsih (2009), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
1. Faktor dalam (internal).
2. Genetika.
3. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa.
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesiaatau bangsa lainnya, dengan
demikian postur tubuh tiap bangsa berlainan.
4. Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek.
5. Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan
cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
6. Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki.
7. Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
Beberapa Pengaruh lain :
1. Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan.
Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah
hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain
itukelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta
maturasi tulang, gigi, dan otak.
2. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal,
kelahiran, dan pascanatal.
a) Prenatal
 Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama
trimester akhir kehamilan
 Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan
conginetal, misalnya club foot
 Toksin, zat kimia, radiasi
 Kelainan endokrin
 Infeksi TORCH atau penyakit menular sesksual
 Kelainan imunologi
 Psikologis ibu
b) Kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma
kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
c) Pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG
anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia,
psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-
obatan.
F. Masalah-Masalah Pada Anak Usia Prasekolah
1. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air,
difteri, dan campak.
2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga
baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering
membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
a. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi
psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa
berkembang menjadi masa malu.
b. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
c. Bahaya psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan
menghisap jempol.
d. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye
movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar
terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang
terjadi sewaktuwaktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu
dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi
adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan
(termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan
terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang
berumur 3-4 th, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan
kenyataan. Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak
setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat
kembali apa yang atelah dialaminya. Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan
dimana dalam keadaan tertidur anak bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalanjalan.
Teror dimalam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam
(Non REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode
berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya
dramatis karena nak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada
anak yang berumur 3-8 thn.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
 Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
 Berikan cerita yang pendek.
 Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.
 Gunakan lampu redup.
 Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting )
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3
tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada
umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas
pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun
anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri. Tetapi sekitar
30% anak berusia 4 th dan 10% anak berusia 6 th masih mengompol pada malam
hari.

Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah
denganm mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
 Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
 Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.
 Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot khusus
untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).
 Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.

Kesiapan anak biasanya terjadi pada usia 24-36 bln. Metode toilet training yang banyak
digunakan adalah metode timing. Anak yang tampaknya sudah siap diperkenalkan kepada potty
chair dan secara bertahap diminta untuk duduk diatasnya sebentar saja dalam keadaan
berpakaian lengkap. Kemudian anak diminta untuk melepaskan pakaian dalamnya sendiri, lalu
duduk di atas potty chair selama tidak lebih dari 5-10 mnt. Hal itu dilakukan sambil ibu
memberikan penjelasan bahwa swkarang sudah saatnya anak untuk melakukan BAB/BAK
ditempatnya (maksudnya pada potty chair/kloset) buka di pakaian dalam atau popok. Jika Anak
sudah bisa melakukannya, ibu boleh memberikan pujian ataupu hadiah. Tetapi jika anak belum
bisa melakukannya, ibu sebaiknya tidak memarahi ataupun menghukum anak. Metode timing
efektif untuk anak-anak yang memiliki jadwal BAB/BAK yang teratur. Metode toilet training
lainnya menggunakan boneka sebagai alat bantu. Kepada anak yang sudah siap diajarkan cara-
cara toilet training dengan menggunakan boneka sebagai model. Ibu memberikan pujian kepada
boneka karena pakaian dalamnya kering dan telah berhasil melewati setiap proses toilet training.
Kemudian ibu meminta anak untuk menirukan proses toliet training dengan bonekanya secara
berulang-ulang, anak juga diajari untuk memuji bunekanya. Selanjutnya anak menirukan apa
yang telah dilakukan oleh bonekanya dan ibu memberikan pujian kepada anak. Jika anak tetap
bertahan duduk di toilet sebaiknya diangkat dan toilet training dicoba kembali setelah anak
makan. Tetepi jika hal ini berlangsung selama beberapa hari sebaiknya tolet traing ditunda
selama beberapa minggu. Sangat penting untuk memberika pujian kepada anak yang telah
berhasil melakukan toilet training. Setelah pola BAB/BAK stabil secara perlahan pujian mulai
dikurangi. Memaksa anak untuk BAB/BAK di toilet dengan kekerasan tidak efektif dan bisa
menyebabkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.
G. Bimbingan Selama Fase Prasekolah
1. Usia 3 tahun
a. Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan yang lebih
luas.
b. Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK.
c. Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.
d. Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang
ragu/bimbang.
2. Perubahan pada anak usia 3.5 thn : anak akan menjadi kurang koordinasi, gelisah dan
menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.
a. Orang tua harus memberikan perhatioan yang ekstra sebagai refleksi dari kegelisahan
emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang tua.
b. Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 th akan
berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 th.
c. antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak.
d. Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah cedera.
3. Usia 4 tahun
a. Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas motorik dan
penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.
b. Eksplorasi perasaan oreng tua berkenaan dengan tingkah laku anak.
c. Masukkan anak ke TK d. Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang
seks
d. Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak
e. Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan diusia
sebelumnya.
4. Usia 5 tahun
a. Masa tenang pada anak
b. Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah
c. Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekolah
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Keluarga Anak
a) Pengetahuan keluarga
b) Peran orang tua
c) Perkembangan fisik, yang perlu dikaji antara lain:
 Berat badan anak, biasanya meningkat kira-kira 2.5 kg per tahun. Berat badan rata-
rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg terkait dengan nutrisi anak.
 Pertumbuhan anak (tinggi badan 2-3 inchi per tahun).
 Perkembangan motorik pada anak. Terjadi peningkatan koordinasi otot besar dan
halus, sehingga mereka dapat berlari dengan baik, berjalan naik dan turun dengan
mydah dan belajar untuk melompat.
 Kebiasaan makan, tidur dan eliminasi anak.
d) Perkembangan kognitif, yang perlu dikaji antara lain:
 Pengetahuan anak yang berhubungan dengan pengalaman konkret.
 Perkembangan moral usia anak terkait dengan pemahaman tentang perilaku yang
disadari secara sosial benar atau salah.
 Perkembangan bahasa anak termasuk kosakata, yang memungkinkan penggabungan
berbagai personifikasi yang berbeda.
e) Perkembangan psiko-sosial
 Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya.
 Kaji permainan anak. Permainan anak prasekolah menjadi lebih sosial, mereka
berganti dari bermain paralel ke jenis asosiatif.
 Presepsi kesehatan Kita mengkaji persepsi kesehatan melalui keluarga, pola hidup
mereka, sensasi pada tubuh anak itu sendiri, dan kemampuan orang tua untuk
melakukan aktivitas sehari-hari yang biasanya membantu anak-anak
mengembangkan perilaku sehat mereka, berpakaian dan makan.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin akan muncul :
1. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan perkembangan maturase.
2. Resiko gangguan pertumbuhan berhubungan dengan ketidak adekuatkan nutrisi.
C. Intervensi Keperawatan

No Dignosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
1 Gangguan interaksi Setelah diberikan asuhan Promosi sosialisasi
sosial b.d hambatan keperawatan selamaa selama Observasi
perkembangan 2x24 jam diharapkan hambatan  Identifikaasi kemapuan
maturasi perkembangan membaik melakukan interaksi
dengan kriteria hasill: dengan orang lain
 Persaan nyaman dengan  Indentifikasi hambatan
situasi sosial melakukan interaksi
 Perasaan mudah menerima dengan orang lain
atau mengkomunikaasikan Terapeutik
perasaan Promosi • Motivasi meningkatkan
sosialisasi Observasi dalam suatu hubungan
 Identifikaasi kemapuan • Motovasi kesabaran
melakukan interaksi dalam mengambarkan
dengan orang lain suau hubungnan
 Indentifikasi hambatan • Motovasi
melakukan interaksi berpartisipasidal am
dengan aktivitas baru dan
 Responsif pada oran lain kegiatan kelompok
 Perasaan tertarik pada • Motivasi berinteraksi di
orang lain luar lingkungan
 Minat melakukan kontak • Diskusikan kekuatan dan
emosi keterbatasan dalam
 Minat melakukaan kontak berkomunikasi dengan
fisik orang lain
Edukasi
• Anjurkan berinterakasi
denggan orang lain secara
bertahap
• Anjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
• Anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain
• Anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati halk orang
lain
 Latihan bermain peran
untuk meningkatkan
 keterampilan komunikasi
2 Resiko gangguan Setelah diberikan asuhan Manajemen nutrisi
pertumbuhan b.d keperawatan selama 2x24 jam Observasi
ketidak adekuatkan diharapkan keterlambatan • Identifikasi status
nutrisi pertumbuhan membaik dengan nutrisi
kriteria hasil: • Identifikasi alergi dan
• Lingkaran kepala intoleransi makanan
• Panjang atau tinggi badan • Identifikasi makanan
sesuai usia yang disukai
• Kecepatan pertambahan • Identifikasi
berat badan kebutuhan kalori dan
• Kecepatan pertambahan jenis nutrien
panjang atau tinggi badan Terapeutik
• Indeks massa tubuh • Lakukan oral hygiene
 Asupan nutrisi sebelum makan, jika
perlu
• Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
• Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
• Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
Edukasi
• Anjurkan posisi
duduk, jika perlu
• Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
D. Implementasi
Implementasi adalah tindakan yang dilakukan diantaranya, melatih kebersihan diri anak
bantu anak mengembangkan keterampilan monitor, ia anak mengembangkan keterampilan
psikososial latih anak mengerti identitas dan peran sesuai jenis kelamin ajarkan mengenal bagian
tubuh dan fungsi dan ajari anak mengenal perbedaan jenis kelamin, bantu anak mengembangkan
kecerdasan anak,bantu anak mengenal dan mengerti nilai moral beri pujian pada penolong anak
terhadap tugas perkembangannya, ajari anak untuk konduksi tentang pengalaman yang
menyenangkan gagasan dan railah anak untuk disiplin.
E. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan berkelanjutan yaitu apakah anak udah siap untuk masuk dunia
sekolah dan sudah bisa melakukan tugas perkembangannya secara mandiri.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Usia prasekolah dalah tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana pada usia ini
anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif, pengenalan
identitas kelamin, dan meniru.
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak usia prasekolah yaitu faktor
dalam (internal), genetik, perbedaan ras, etnis, atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, dan
kelainan kromosom Dengan dilakukannya beberapa tindakan asuhan keperawatan dapat
mengatasi masalah pasien dan keluarga pasien.
A. Saran
Dengan makalah yang kami buat ini, diharapkan para perawat ataupun calon perawat
dapat memahami tentang sehat jiwa pada usia prasekolah. Terkhususnya bagi para mahasiswa
kesehatan agar dapat memahami hal tersebut. Pengetahuan ini diharapkan dapat menunjang
peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi mahasiswa dan para pekerja, hingga mampu
meningkatkan kepercayaan masyarakat akan kinerja seorang perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Fadilah, A. (2011). Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone (HP)


Terhadap Aktivitas Belajar Siswa SMPNEGERI 66 JAKARTA
SELATAN.Jakarta.: Pendidikan agama islam FTIK Universitas Islam negeri
Syarif Hidayatullah. diakses tanggal 25 Mei 2014. Friedman, M.M. (2010).

Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik (5th ed), terjemahan.Jakarta: EGC.


Patmonodewo, S. (2008).

Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Supartini, Y. (2004).

Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Soekanto, S. (2011).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Cet. Ke-10, Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada. Soetjiningsih. (2009).

Tumbuh kembang anak . Jakarta: EGC

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan
(Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI

PPNI, T. Pokja S.D.K.I (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Indikasi dan
indikator Diagnostik (Cetakan II).Jakarta

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai