Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

AWAL MASA KANAK KANAK

Dosen Pengampu : Yeni Marito, M.Pd,M.Psi, Psikolog

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Fadhilah Amanda Putri (1223151052)

Triani Ananta Br Sembiring (1223151041)

Shelfia Febrina Br Tarigan (1223151053)

Maharani Arfah Nst(1221401050)

BK REGULER E 2022

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN BIMBINGAN

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah
psikologi perkembangan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini agar
menjadi sumber pengetahuan dan pembelajaran bagi pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih terhadap dosen pembimbing kami dengan mata kuliah
Psikologi Perkembangan Ibu Yeni Marito,M.Pd,M.Psi,Psikolog berkat arahan serta
bimbingannya kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna., baik
dari materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut. Meskipun sifatnya
sederhana semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Medan, September 2022

Kelompok4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
2.1 Ciri-ciri Awak Masa Kanak-kanak.............................................................................5
2.2 Tugas dalam Perkembangan pada Awal Masa Kanak-kanak.....................................6
2.3 Perkembangan Fisik...................................................................................................6
2.4 Kebiasaan Fisiologis...................................................................................................6
2.5 Ketrampilan pada Awal Masa Kanak-kanak..............................................................7
2.6 Kemajuan berbicara dalam Awal Masa Kanak-kanak................................................7
2.7 Emosi Awal pada Masa Kanak-kanak........................................................................8
2.8 Sosialisasi pasa Awal Masa Kanak-kanak..................................................................8
2.9 Bermain pada Awal Masa Kanak-kanak....................................................................9
2.10 Perkembangan Pengertian..........................................................................................12
2.11 Perkembangan Moral pada Masa Kanak-kanak.........................................................12
2.12 Minat pada Awal Masa Kanak-kanak.........................................................................13
2.13 Penggolongan Peran Seks...........................................................................................15
2.14 Hubungan Keluarga pada Awal Masa Kanak-kanak..................................................16
2.15 Perkembangan Kepribadian pada Awal Masa Kanak-kanak......................................18
2.16 Bahaya pada Awal Masa Kanak-kanak......................................................................20
2.17 Kebahagiaan Selama Awal Masa Kanak-kanak.........................................................26
2.18 Pokok-pokok Penting.................................................................................................26
BAB III PENUTUP...........................................................................................................29
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................29
3.2 Saran..............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................30

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa awal kanak-kanak adalah masa pembentukan karakter paling kuat, pada tahap ini juga
anak mudah sekali diajarkan sesuatu hal yang bahkan sering dianggap sulit. Periode ini
berlangsung dari umur dua tahun sampai enam tahun. Dengan demikian masa kanak-kanak
dimulai sebagai penutup masa bayi yang mana ketergantuang secara praktis sudah dilewati,
diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir disekitar masuk sekolah dasar.
Pada dasarnya anak-anak senang sekali mencoba sekali pun tidak bisa karena mereka merasa
tertantang. Dalam bermain perlu bimbingan dari orang tua maupun lingkungan, agar dapat
mengembangkan kemampuan motorik dan kognitif anak. Dalam perkembangan setiap anak
pastilah berbeda. Kemampuan setiap anak-anak memiliki pola yang berbeda -beda sehingga
peran keluarga sangatlah penting umtuk mengendalikan kemampuan mereka.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sebutan-sebutan yang digunakan untuk melukiskan ciri-ciri yang menonjol di periode ini?
2. Apa tugas-tugas dalam periode ini serta bahaya yang terjadi?

3. Bagaimana gambaran tentang perkembangan yang terjadi di periode ini?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sebutan- sebutan yang digunakan untuk melukiskan ciri-ciri yang menonjol

2. Mengetahui tugas-tugas serta bahaya dalam periode ini

3. Mengetahui gambaran tentang perkembangan yang terjadi di periode ini

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 CIRI-CIRI AWAL MASA KANAK-KANAK

Ciri ini tercermin dalam sebutan yang biasanya diberikan oleh para orang tua, pendidik dan
ahli psikologi.

1. Sebutan yang digunakan orang tua

Sebagaian besar orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang
mengundang masalah atau usia sulit. Alasan mengapa masalah perilaku lebih sering terjadi di
awal masa kanak-kanak ialah karena anak-anak muda sedang dalam proses pengembangan
kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan yang pada umumnya kurang berhasil. Seringkali
orang tua menganggap masa awal kanak-kanak sebagai usia mainan karena anak muda
menghabiskan sebagian besar waktu juga bermain dengan mainannya.

2. Sebutan yang digunakan para pendidik

Para pendidik menyebut tahun - tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah
untuk membedakannya dari saat di mana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik dan mental,
untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal. Anak yang
mengikuti taman Indria atau taman kanak-kanak juga dinamakan anak-anak prasekolah dan
bukan anak-anak sekolah.

3. Sebutan yang digunakan para ahli psikologi

Salah satu sebutan yang banyak digunakan adalah usia kelompok, masa dimna anak-anak
mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih
tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu. Usia
menjelajah, sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan
lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana ia dapat
menjadi bagian dari lingkungan. Salah satu cara yang umum dalam menjelajahi lingkungan
adalah dengan bertanya, jadi peroide ini sering disebut sebagai usia bertanya. Yang paling

5
menonjol dalam periode ini adalah meniru dan disebut juga sebagai usia meniru. Serta dalam
periode ini anak menunjukkan kreativitas nya sehingga disebut juga sebagai usia kreatif.

2.2 TUGAS DALAM PERKEMBANGAN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK

Menurut Havighurst, tugas-tugas perkembangan terdiri dari belajar berbicara, belajar


mengendalikan pembuangan kotoran tubuh, mempersiapkan diri untuk membaca, belajar
membedakan benar dan salah dan mulai mengembangkan hati nurani. Tugas perkembangan yang
paling sulit adalah belajar untuk berhubungan secara emosional dengan orang tua, saudara dan
orang lain. Alasannya karena anak-anak diminta untuk dapat memberi dan menerima kasih
sayang.

2.3 PERKEMBANGAN FISIK

Tinggi anak usia enam tahun rata-rata 46,6 inci. Berat anak perempuan rata-rata 48,5 pon
dan anak laki-laki 49 pon. Penampilan tubuh sangat berubah dan " penampilan bayi " tidak
tampak lagi. Ada yang postur tubuh nya gemuk lembek (endomorfik), ada yang kuat dan berotot
(mesomorfik) dan ada yang relatif kurus (ektomorfik). Otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan
lebih berat. Lemak anak cenderung dengan postur tubuhnya. Bila masa awal kanak-kanak
berakhir, pada umumnya bayi memiliki satu atau dua gigi tetap didepan dan beberapa celah di
mana gigi tetap akan muncul.

2.4 KEBIASAAN FISIOLOGI

Nafsu makan anak-anak tidak sebesar pada masa bayi dikarenakan tingkat pertumbuhan
telah menurun dan sebagian karena ia telah mengembangkan jenis makanan yang disukai dan
yang tidak disukai. Anak-anak usia tiga tahun tidur sekitar dua belas jam sehari. Tahun-tahun
berikutnya jumlah tidur sehari, rata-rata berkurang sekitar setengah jam dari tahun sebelumnya.
Pada usia tiga sampai empat tahun anak harus dapat mengendalikan kantung kemih pada malam

6
hari. Agar saat siap masuk sekolah pengendalian kantung kemih sudah harus sempurna sehingga
tidak mengompol saat merasa lelah.

2.5 KETERAMPILAN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK

1. Keterampilan khusus awal masa kanak-kanak

Keterampilan yang dipelajari anak muda belia bergantung sebagian pada kesiapan
kematangan terutama kesempatan yang diberikan untuk mempelajari dan bimbingan yang
diperoleh dalam menguasai keterampilan secara cepat dan efisien. Keterampilan secara umum
terbagi dua kelompok. Pertama, keterampilan tangan yang dimulai dengan berpakaian sendiri,
menyisir rambut sendiri dan mandi. Ketika mencapai usia taman kanak-kanak, mereka sudah
harus dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, mengikat tali sepatu sendiri dan menyisir rambut
dengan sedikit bantuan atau tanpa bantuan. Antara lima sampai enam tahun, sebagian besar
sudah dapat menggunakan gunting, membentuk tanah liat, menggambar dengan pinsil dan
mewarnai. Kedua, keterampilan kaki seperti pada usia tiga sampai empat tahun dapat naik
sepeda roda tiga dan berenang. Pada usia lima sampai enam tahun ia belajar melompat dan
berlari cepat.

2.6 KEMAJUAN BERBICARA DALAM AWAL MASA KANAK-KANAK

Selama masa kanak-kanak, anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara.
Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, belajar bicara merupakan sarana pokok dalam
sosialisasi. Kedua, belajar bicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Untuk
meningkatkan komunikasi, anak-anak harus menguasai dua tugas pokok yang merupakan unsur
penting dalam belajar berbicara seperti telah ditunjukkan dalam bab terdahulu. Pertama, mereka
harus meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain dan kedua,
mereka juga harus meningkatkan kemampuan bicaranya sehingga dapat dimengerti orang lain.

Tugas dalam belajar bicara pada awal masa kanak-kanak ialah pengucapan kata-kata,
menambah kosa kata dan membentuk kalimat. Pada mulanya, isi pembicaraan anak-anak bersifat
egosentris dalam arti ia terutama bicara tentang dirinya sendiri, berkisar pada minat, keluarga
dan miliknya. Pada masa penghujung awal kanak-kanak mulailah pembicaraan masalah sosial

7
dan anak berbicara tentang orang lain selain dirinya sendiri. Namun banyak dari pembicaraan
anak-anak sebenarnya tidak bersifat sosial melainkan keluhan dan pengaduan atau komentar
buruk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya anak berbicara adalah faktor inteligensi, jenis
disiplin, posisi urutan, besarnya keluarga, status sosial ekonomi, status ras, berbahasa dua dan
penggolongan peran seks.

2.7 EMOSI AWAL MASA KANAK-KANAK

Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat
ketidakseimbangan karena anak-anak " keluar dari fokus" dalam arti bahwa ia mudah terbawa
ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Hal ini tampak mencolok
pada anak-anak usia 2,5 sampai 3,5 dan 5,5 sampai 6,5 tahun.

2.8 SOSIALISASI PADA AWAL MASA KANAK-KANAK

Salah satu tugas perkembangan awal masa kanak kanak yang penting adalah memperoleh
latihan dan pengalaman pendahuluan masa kanak kanak. Awal masa kanak kanak ini sering di
sebut sebagai masa perkelompok. Jenis hubungan sosial lebih penting daripada jumlahnya,kalau
anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya kadang kadang saja, maka sikap
terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik daripada hubungan sosial tetapi sikap hubungan
nya tidak baik. Manfaat yang di peroleh anak dengan di berikan nya kesempatan untuk
berhubungan sosial akan sangat di pengaruhi oleh tingkat kesenangan hubungan sosial
sebelumnya.

Pola Sosialisasi Awal

Antara usia dua dan tiga tahun anak menunjukkan minat nyata untuk melihat anak anak lain dan
berusaha mengadakan kontak sosial kepada mereka. Perkembangan berikutnya adalah bermain
asosiatif, dimana anak terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak anak lain. Dengan

8
meningkatnya kontak sosial, anak terlibat dalam bermain kooperatif dimana mereka menjadi
anggota kelompok dan saling berinteraksi.

Pola Perilaku Sosial dan Tidak Sosial

1.Meniru

2.Persaingan

3.kerjasama

4.Empati

5.Simpati

6.Dukungan sosial

7.Membagi

8.Prilaku akrab

9.Pola tidak sesuai

10.Agresif

11.Prilaku berkuasa.

12.Memikirkan diri sendiri

13.Memenangkan diri sendiri

14.Merusak

2.9 BERMAIN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK

Masa awal kanak-kanak sering disebut sebagai tahap mainan, menjelang berakhirnya awal
masa anak-anak anak tidak lagi memberikan sifat-sifat manusia, binatang, atau benda-benda
kepada mainannya. Sekarang pun banyak orang menganggap permainan anak sebagai

9
pembuangan waktu dan merasa bahwa waktunya lebih baik digunakan untuk mempelajari
sesuatu yang berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan dewasa, bruner
mengatakan bahwa bermain dalam masa kanak-kanak adalah "kegiatan yang serius "yang
merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak . Iya
menjelaskan "kita sekarang mengerti bahwa bermain merupakan aktivitas yang serius bahkan
merupakan kegiatan pokok dalam masa kanak-kanak yang merupakan sarana untuk improvisasi
dan kombinasi di mana kendali-kendali budaya menghentikan sifat anak yang dikuasai oleh
dorongan kekanak-kanakan.

Bermacam-macam Minat Bermain

Minat bermain anak-anak mengikuti suatu pola yang sangat dipengaruhi oleh kematangan
dalam bentuk bermain tertentu dan oleh lingkungan di mana ia dibesarkan ada bermacam-macam
pola ini yaitu misalnya anak yang sangat cerdas yang lebih menyukai permainan sandiwara
kegiatan-kegiatan kreatif dan buku-buku yang memberikan informasi daripada yang bersifat
hiburan. Sekalipun masih dalam tahun tahunan prasekolah, anak sudah mengetahui bahwa jenis
permainan tertentu dan alatnya dianggap dianggap lebih sesuai untuk anak laki-laki dan
sebaliknya. Hal ini mempengaruhi jenis alat permainan yang digunakan dan cara memainkannya
anak laki-laki lebih sadar daripada anak perempuan tentang kesesuaian mainannya dengan jenis
kelamin dan anak laki-laki juga menunjukkan minat bermain yang lebih luas daripada anak
perempuan dalam periode ini . Banyaknya alat bermain yang dimiliki dan banyaknya ruangan
untuk bermain keduanya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi. Jenis alat main juga
mempengaruhi pola bermain anak. Semakin banyak mainan dan alat-alat yang dapat
dimanipulasi semakin anak menyukai alat-alat tersebut dan semakin banyak ia bermain dengan
alat-alat tersebut.

Pola Bermain Awal di Masa Anak-anak

1. Bermain dengan mainan

Pada permulaan masa awal kanak-kanak bermain dengan mainan merupakan bentuk yang
dominan minat bermain dengan mainan mulai agak berkurang pada akhir-akhir awal masa
kanak-kanak pada saat anak tidak lagi dapat menghilangkan bahwa mainannya mempunyai sifat-
sifat hidup seperti yang dikayalkan sebelumnya

10
2. Dramatisasi

Sekitaran 3 tahun dramatisasi terdiri dari permainan dengan meniru pengalaman-pengalaman


hidup yang anak-anak bermain pura-pura dengan teman-temannya seperti polisi dan perampok
atau berdasarkan acara-acara film dan televisi yang mereka lihat

3. Konstruksi

Anak-anak membuat bentuk bentuk dengan balok-balok, pasir, lumpur, tanah liat, manik-
manik, cat, pasta, gunting, dan dari krayon. Sebagian besar konstruksi yang dibuat merupakan
tiruan dari apa ini yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari atau dari layar bioskop dan
televisi.

4. Permainan

Dalam tahun keempat anak mulai lebih menyukai permainan yang dimainkan bersama
teman-teman saya daripada dengan orang-orang dewasa dan permainan ini dapat terdiri dari
beberapa pemain dan melibatkan beberapa peraturan

5. Membaca

Anak-anak senang dibacakan dan melihat gambar-gambar dari buku titik yang sangat
menarik adalah dongeng-dongengan nyanyian anak-anak dan cerita-cerita tentang hewan dan
kejadian sehari-hari

6. Film,Radio dan televisi

Anak-anak jarang melihat bioskop, tetapi ia senang film kartun, film tentang binatang, dan
film rumah tentang anggota-anggota keluarga. Anak-anak juga senang mengeluarkan radio tetapi
lebih senang dengan melihat televisi dan ia senang melihat acara untuk anak-anak yang lebih
besar dan juga acara untuk anak-anak prasekolah.

Keterampilan motorik yang berkembangbiak mendorong anak untuk aktif dalam permainan
dan konstruksi sedangkan keterampilan motorik yang buruk mendorong anak untuk
menghabiskan waktu bermain dengan hiburan titik anak yang populer ingin bermain lebih
banyak dengan anak-anak lain sedangkan anak yang cerah sosial kurang diterima atau sudah

11
merasa senang hanya dengan sedikit persetujuan terpaksa bermain sendiri sepanjang waktu.
Anak yang kayak tip menghabiskan sebagian besar untuk bermain menciptakan sesuatu yang
original dari main-mainan dan alat-alat bermain sedangkan anak yang tidak kreatif mengikuti
pola yang sudah dibuat oleh orang lain titik semakin banyak bimbingan yang diterima anak
dalam bermain semakin besar variasi dalam kegiatan bermain dan semakin besar kegembiraan
yang diperoleh. Hal ini terutama tampak dalam buku-buku bacaan yang diberikan as dalam
acara-acara televisi yang boleh mereka lihat.

2.10 PERKEMBANGAN PENGERTIAN

Dalam meningkatkan kemampuan intelektual terutama kemampuan berpikir dan melihat


hubungan-hubungan, dengan meningkatnya kemampuan untuk menjelajah lingkungan karena
bertambah besarnya koordinasi dan pengendalian motorik dan dengan meningkatnya
kemampuan untuk bertanya dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain,
maka pengertian anak tentang orang, benda, dan situasi meningkat dengan pesat. Anak-anak
mulai memperhatikan hal-hal kecil yang tadinya tidak diperhatikan. Dengan demikian anak-anak
tidak lagi mudah bingung kalau menghadapi banda-banda, situasi atau orang-orang yang
memiliki unsur-unsur yang sama. Konsepnya menjadi lebih khusus dan lebih berarti bagi dirinya.
Piaget menamakan tahap berpikir praoperasional, suatu tahap yang berlangsung dari usia dua
atau tiga tahun sampai tujuh atau delapan tahun (109).

Lama dan sulitnya proses mental yang harus dihadapi anak-anak dalam perkembangan
pengertian ditekankan oleh penelitian Bernstein tentang bagaimana anak-anak mempelajari seks
dan kelahiran. Menurut penelitian ini terdapat enam tingkatan pengertian yang berkisar dari usia
tiga atau empat tahun sampai anak berusia dua belas atau tiga belas tahun. Selama awal masa
kanak-kanak pengertiannya terbatas pada sumber lahirnya bayi dan bagaimana bayi dibuat oleh
manusia. Pada saat periode akhir masa kanak-kanak selesai, sebagian besar mengerti pembuahan
dan kelahiran.

2.11 PERKEMBANGAN MORAL PADA MASA KANAK-KANAK

12
Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini
disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik di mana ia dapat
mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak benar dan salah. Karena tidak mampu
mengerti masalah standar moral, anak-anak harus belajar berperilaku moral dalam berbagai
situasi yang khusus. Ia hanya belajar bagaimana bertindak tanpa mengetahui mengapa. Dan
karena ingatan anak-anak sekalipun anak-anak yang sangat cerdas, cenderung kurang baik maka
belajar bagaimana berperilaku sosial yang baik merupakan proses yang panjang dan sulit.

Awal masa kanak-kanak ditandai dengan apa yang oleh piaget disebut"moralitas melalui
paksaan". Dalam tahap perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis mengikuti peraturan-
peraturan tanpa berpikir atau menilai dan ia menganggap orang-orang dewasa yang berkuasa
sebagai maha kuasa menurut sudut pandang anak-anak, perbuatan yang salah adalah yang
mengakibatkan hukuman baik secara orang lain maupun oleh faktor-faktor alam atau gaib.
Kohiberg memperinci dan memperluas tahapan-tahapan perkembangan moral piaget dengan
memasukkan dua tahapan dari tingkat perkembangan pertama ini yang disebut sebagai"moralitas
pra konvensional". Dalam tahap pertama anak-anak berorientasi patuh dan hukum man dalam
arti ia menilai benar salahnya perbuatan berdasarkan akibat-akibat fisik dari perbuatan itu.

Dengan berakhirnya awal pada masa kanak-kanak kebiasaan untuk patuh harus dibentuk agar
anak-anak mempunyai disiplin dan konsisten tetapi anak-anak belum mengembangkan hati
nurani sehingga ia tidak merasa bersalah atau malu bila melakukan sesuatu yang diketahui
sebagai sesuatu yang salah.

2.12 MINAT PADA AWAL MASA KANAK-KANAK

Minat pada Agama

Konsep anak-anak mengenai agama adalah realistik, dalam arti anak menafsirkan apa yang
didengar dan dilihat sesuai dengan apa yang sudah diketahui. Sepanjang awal masa kanak-kanak,
minat pada agama bersifat egosentris. Doa, misalnya, adalah suatu cara untuk mencapai
kehendak. Bagi kebanyakan anak, Tuhan adalah seseorang yang dapat dan mau melakukan
sesuatu untuk orang-orang lain dan yang tidak mengkehendaki prilaku yang baik sebagai

13
imbalan. Awal masa kanak-kanak disebut tahap dongeng dari keyakinan agama, karena anak
menerima semua keyakinannya dengan unsur yang tidak nyata. Oleh karena itu, cerita-cerita
agama dan kebesaran upacara agama sangat menarik anak-anak.

Minat terhadap Diri Sendiri

Anak menunjukkan minat pada dirinya sendiri dengan banyak cara. Yang paling sering
adalah dengan mengamati dirinya sendiri melalui kaca, meneliti bagian-bagian tubuh dan
pakaiannya, mengajukan pertanyaan tentang dirinya, membandingkan milik dan prestasinya
dengan milik dan prestasi teman-temannya, membanggakan milik dan prestasinya atau
mengganggu untuk menarik perhatian.

Meskipun semua anak cenderung egosentris, tetapi ada hal-hal tertentu di mana lingkungan
lebih mendorong egosentrisme. Anak laki-laki cenderung lebih egosentris daripada anak
perempuan, sebagian disebabkan karena anak laki-laki merasa diri anak kesayangan orang tua
dan sebagian lagi karena diberi lebih banyak keistimewaan. Anak yang penampilannya menarik,
cerdas, dan cekatan atau anak yang cacat biasanya menjadi pusat perhatian di rumah. Ini
mendorong anak untuk lebih memikirkan dirinya sendiri dari pada orang lain. Adanya perlakuan
yang terus menerus untuk mendorong egosentrisme dalam masa prasekolah mengakibatkan
kebiasaan egosentrisme yang kuat pada saat anak masuk kelas satu dan ingin menjadi. Kelompok
bermain.

Minat terhadap Seks

Banyak anak memperlihatkan minat mereka terhadap seks dengan membicarakannya dengan
teman-teman bermain kalau tidak ada orang dewasa, dengan melihat gambar-gambar pria dan
wanita dewasa dalam pose meransang, bermain seks dengan teman sejenis ataupun lawan jenis
dengan masturbasi. Karena banyak orang tua menganggap permainan seks dan masturbasi
sebagai perbuatan nakal, bahkan jahat, maka aktivitas seperti itu biasanya dilakukan secara
sembunyi-sembunyi.

Minat terhadap Pakaian

14
Anak-anak tidak banyak berminat mengenai penampilannya, apakah ia bersih atau kotor,
apakah rapih atau tidak, tetapi ia mempunyai minat yang besar dalam berpakaian. Ini disebabkan
dalam usia yang lebih muda, anak-anak menemukan bahawa pakaiannya menarik perhatian.
Orang dewasa memberikan komentar yang baik dan teman-teman bermain sering kagum atau iri
hati terhadap pakaiannya. Lama sebelum masa kanak-kanak berakhir, kebanyakan anak sudah
sadar akan pakaian yang sesuai dengan jenis kelamin tertentu dan berusaha agar pakaiannya
sesuai dengan gaya kelompok seksnya.

Pada umumnya orang beranggapan bahwa anak perempuan sebagai kelompok, lebih sadar
akan masalah pakaian daripada anak laki-laki. Hal ini tidak benar, baik dalam awal masa kanak-
kanak maupun pada tingkatan usia lainnya. Misalnya, anak laki-laki lebih memperhatikan sesuai
tidaknya pakaian sebagai pakaian laki-laki, sedangkan anak perempuan cenderung lebih
berminat pada masalah warna dan baru tidaknya pakaian.

2.13 PENGGOLONGAN PERAN SEKS

Meskipun beberapa dasar dari penggolongan peran seks sudah diletakkan pada masa akhir
bayi, tetapi sebagian besar dasar ini diletakkan selama awal masa kanak-kanak. Oleh karena itu,
periode ini sering disebut sebagai usia kritis dalam penggolongan peran seks. Dalam tehap
perkembangan pola ini, anak diharapkan menguasai dua aspek penting dari penggolongan peran-
seks : belajar bagaimana melakukan peran-seks yang tepat dan menerima kenyataan bahwa ia
harus menyesuaikan dengan stereotip peran-seks yang disetujui kalau ingin mendapatkan
penilaian sosial dan juga penerimaan sosial yang baik. Timbulnya kegagalan akan menyulitkan
penyesuaian diri dengan kelompok teman-temannya sekalipun sangat penting dalam kehidupan
sosial anak yang lebih besar.

Mempelajari Stereotip Peran-Seks

Stereotip peran-seks adalah sekumpulan arti yang dihubungkan dengan kelompok laki-laki
dan kelompok perempuan. Arti-arti ini berhubungan dengan penampilan dan bentuk tubuh
individu yang sesuai; jenis pakaian, cara berbicara dan perilaku yang sesuai; prilaku yang baik

15
dalam menghadapi lawan seks; dan cara yang sesuai untuk mencari nafkah pada masa dewasa.
Sekalipun anak mempelajari stereotip peran-seks melalui berbagai cara namun mengikuti pola
yang biasa dapat diramalkan. Mula-mula anak belajar bahwa anak laki-laki dan anak perempuan,
ada pria dan wanita. Pada saat yang bersamaan anak belajar bahwa ia sendiri laki-laki atau
perempuan. Kemudian dipelajari bahwa milik-milik tertentu, seperti pakaian, mainan, buku, dan
alat-alat permainan dianggap sebagai sesuai untuk kelompok yang lain. Anak menemukan bahwa
ciri kepribadian tertentu dan pola prilaku diasosiasikan dengan seks tertentu dan ciri yang lain
diasosiasikan dengan seks yang berlawanan. Menjelang besar anak sudah dapat mengimbangkan
stereotip peran-seks dengan cukup baik.

Perantara Penggolongan Peran-Seks

Mempelajari stereotip peran-seks tidak menjamin penggolongan peran-seks. Anak-anak harus


belajar untuk berprilaku sesuai dengan pola-pola yang digariskan dalam stereotip. Hal ini
sebagian dilakukan dengan meniru tetapi lebih banyak melalui latihan langsung di mana anak
diperlihatkan bagaimana meniru suatu model dan didorong melakukannya ataupun dimarahi
kalau gagal melakukannya. Di samping cara langsung anak juga dihadapkan dengan cara-cara
tidak langsung. Anak tidak diberi kesempatan untuk belajar berprilaku yang tidak sesuai dengan
kelompok seksnya.

Dalam masa awal kanak-kanak, orang tua dan anggota keluarga lainnya merupakan prantara
utama penggolongan peran-seks. Kalau anak ikut pendidikan prasekolah atau pusat perawatan
anak, maka guru-guru dan pengasuh lain akan memainkan peran yang penting dalam
penggolongan peran-seks. Perantara penting lain adalah media massa. Cerita-cerita yang
dibacakan kepada anak-anak, komik yang dilihat, pertunjukan TV dan siaran iklan yang dilihat
semuanya mengarahkan penggolongan peran-seks. Namun ini tidak terlampau penting dalam
proses penggolongan dibandingkan dengan orang-orang dalam kehidupannya. Ini disebabkan
orang tua, kakak-kakak, pengasuh, dan guru dapat menunjukkan disetujui atau tidak disetujuinya
prilaku anak. Hal ini merupakan motivasi untuk menyesuaikan dengan stereotip peran-seks
kelompoknya. Motivasi untuk mengadakan penyesuaian ini tidak terdapat dalam media massa.

16
2.14 HUBUNGAN KELUARGA PADA AWAL MASA KANAK-KANAK

Pada umumnya, sikap anak terhadap orang, benda- benda, dan kehidupan secara keseluruhan
berpola pada kehidupan rumah. Meskipun tidak satupun pola pendidikan anak yang dapat
menjamin penyesuaian yang baik atau penyesuaian yang buruk, baik pribadi maupun sosial, ada
bukti yang menunjukkan bahwa anak yang dibesarkan dalam suasana rumah yang demokratis
umumnya mempunyai penyesuaian diri yang lebih baik dengan orang-orang di luar rumah
daripada anak-anak dari suasana rumah yang lembut dan otoriter.

Hubungan Orang Tua-Anak

Perubahan-perubahan dalam hubungan orang tua anak dimulai sejak tahun kedua masa bayi
berlangsung terus selama awal masa kanak-kanak dan biasanya dalam tingkat yang lebih cepat.

Karena anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal perasaan aman dan kebahagiaan maka
hubungan buruk dengan orang tua akan berakibat sangat buruk. Apalagi kalau dengan ibu yang
lebih buruk karena kepada ibulah sebagian besar anak sangat tergantung.

Anak yang mengalami kekurangan hubungan dengan orang tua akan mengalami trauma
emosional yang hebat. Hal ini dapat dikurangi apabila orang tuanya kemudian diganti dengan
orang tua tiri atau diambil sebagai anak angkat oleh keluarga yang orang tuanya lengkap
sehingga dapat dibentuk hubungan yang memuaskan.

Hubungan dengan Saudara

Hubungan yang menyenangkan antara bayi dan saudara-saudaranya mulai berkurang dalam
tahun kehidupan kedua dan pada saat bayi menjadi anak-anak hubungan ini sering kali
mengalami pergeseran. Adanya pergesekan hubungan ini tidak saja merusak suasana rumah
tetapi juga mengganggu konsep-diri anak. Anak-anak dipaksa merasa kurang mampu, apalagi
kalau yang dicapai dikritik dan dicemoohkan oleh kakak-kakaknya.

17
Hubungan dengan saudara penting dalam perkembangan pribadi dan perkembangan sosial
anak. Semua anak di dalam keluarga yang terdiri dari saudara-saudara, belajar melaksanakan
peran-peran tertentu sesuai seksnya urutan posisi dalam keluarga, dan perbedaan usia antara
mereka dalam saudara-saudaranya. Ini sangat membantu dalam sosialisasi anak karena kelompok
sebayanya diharapkan untuk memainkan peran khusus, sebagai pemimpin atau pengikut. Bahkan
pertengkaran antarsaudara memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi anak. Berbeda
dengan anak tunggal yang tidak mengalami pertengkaran antarsaudara, dan memperoleh
perhatian yang tidak terbagi dari orang tua, sehingga ia kurang mempunyai pengalaman belajar
sosial.

Hubungan dengan Sanak Keluarga

Sepanjang hubungan dengan sanak saudara bersifat sebagai teman bermain, hubungan
cenderung menyenangkan meskipun adakalanya terjadi pertengkaran sebagaimana halnya
berhubungan dengan sau saudara-saudara kandung. Namun di lain pihak kalau sanak keluarga
diberi wewenang untuk menjaga anak selama orang tua pergi maka kemungkinan besar
hubungan yang terjadi tidak terlalu menyenangkan bagi kedua belah pihak. Hal ini disebabkan
sanak keluarga itu tidak tepat dalam melakukan sesuatu seperti yang biasa dilakukan oleh orang
tua. Anak-anak yang sudah terbiasa dengan pola hidup stabil terganggu dengan adanya
perubahan dan membenci orang yang menimbulkan perubahan itu.

Hubungan yang kurang baik antara anak dengan sanak keluarga menimbulkan dua akibat.
Pertama, anak ingin menghindari hubungan dengan sanak keluaraga. Kedua, kalau anak
mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan dengan salah satu keluarga, ia juga
cenderung menghindari semua sanak saudara yang tingkat usianya sama, meskipun hubungan
sebelumnya cukup baik bahkan meyenangkan.

2.15 PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK

Sikap awal teman-teman, seperti halnya sikap anggota-anggota keluarga yang berarti,
berperan penting karena sekali dasar untuk konsep-diri telah diletakkan maka agak sulit untuk

18
diubah. Lagipula karena baik anggota keluarga maupun teman-teman sebaya terbiasa
memandang anak dalam cara tertentu—seperti, selalu bersedia menolong atau orang berlagak
tapi menyusahkan mereka tidak mudah mengubah sikapnya dan terus memandang anak dengan
cara yang sama.

Kondisi-kondisi yang Membentuk Konsep-Diri pada Awal Masa Kanak-kanak

Karena lingkungan anak-anak terbatas pada rumah dan anggota keluarga, tidaklah
mengherankan bahawa banyak kondisi dalam keluarga yang turut membentuk konsep diri dalam
tahun-tahun awal dari masa kanak-kanak. Cara pelatihan anak yang digunakan adalah penting
dalam membentuk konsep diri yang sedang berkembang. Disiplin otoriter yang keras, disertai
banyaknya hukuman badan cenderung memupuk kebencian kepada semua orang yang berkuasa
dan menimbulkan perasaan menyerah, perasaan yang dapat dan sering berkembang menjadi
kompleks martir. Cita-cita orang tua terhadap anaknya berperan penting dalam mengembangkan
konsep-dirinya. Kalau harapan mereka terlampau tinggi, anak cenderung gagal. Terlepas dari
bagaimana anak bereaksi, kegagalan meninggalkan bekas yang tidak terhapuskan pada konsep-
diri dan meletakkan dasar-dasar untuk perasaan rendah diri dan tidak mampu.

Posisi urutan anak-anak dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian.


Pengaruh ini sebagian dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa setiap anak di dalam keluarga
belajar memerankan peran khusus, sebagian karena adanya perbedaan dalam penggunaan metode
pelatihan anak dan sebagian lagi oleh berhasil tidaknya anak dalam bersaing dengan saudara-
saudara kandungnya. Ketidaknyamanan lingkungan, apakah kematian, perceraian, perpisahan
atau mobilitas sosial, berpengaruh buruk terhadap konsep diri anak karena ia merasa tidak aman
dan merasa lain dari teman-teman sebaya. Dilaporkan bahwa anak yang kehidupan sosial orang
tuanya menlonjak ke atas dalam berlajar bersikap mandiri dan ambisius tetapi ia cenderung
gelisah, tegang, khawatir, dan dalam berhubungan dengan teman-teman cenderung sangat
kompetitif dan agresif.

Meningkatkan Individualitas

19
Individualitas sangat dipengaruhi oleh pelbagai pengalaman sosial awal di luar rumah. Kalau
pengalaman ini kurang menyenangkan, anak cenderung menjadi tidak sosial dalam hubungannya
dengan orang lain dan cenderung mengimbangi dengan cara-cara yang tidak sosial seperti
menghabiskan waktu bermain dengan melihat televisi dan membayangkan dirinya seperti martir
yang dijemput oleh orang-orang lain.

2.16 BAHAYA PADA AWAL MASA KANAK-KANAK

Seperti halnya bahaya pada masa bayi, bahaya pada masa kanak-kanak dapat bersifat fisik,
psikologis atau keduanya. Gizi yang kurang baik misalnya, dapat menghalangi pertumbuhan
fisik dan mental seperti halnya pertengkaran keluarga dapat mengabaikan tekanan yang juga
dapat menghambat pertumbuhan. Bahaya psikologis pada awal masa kanak-kanak lebih banyak
daripada bahaya fisik dan lebih merusak penyesuaian pribadi serta penyesuaian sosial anak.

1. Bahaya Fisik

Bahaya fisik awal masa kanak-kanak menimbulkan reaksi psikologis maupun fisik, terutama
penyakit, kecelakaan dan kejanggalan.

- Kematian

Kematian mulai menurun pesat dalam bagian akhir masa bayi dan semakin pesat lagi selama
awal masa kanak-kanak. Kematian dalam awal masa kanak-kanak lebih sering disebabkan
karena kecelakaan daripada karena penyakit dan karena anak laki-laki lebih banyak mengalami
kecelakaan daripada anak perempuan, maka kematian anak laki-laki lebih sering daripada anak
perempuan.

- Penyakit

20
Anak-anak sangat mudah terkena semua jenis penyakit, tetapi yang paling umum adalah
penyakit pernafasan. Sebagian besar penyakit disebabkan karena sebab-sebab fisologis, tetapi
ada juga yang penyebabnya psikosomatis dan akibat dari ketegangan keluarga.

- Kecelakaan

Kebanyakan anak-anak mengalami luka iris, memar, radang, terbakar, parah tulang, otot lalu
atau gangguan-gangguan ringan lain sebagai akibat kecelakaan. Banyak ketidakmampuan masa
kanak-kanak, misalnya, disebabkan kecelakaan. Ketidakmampuan dapat menyebabkan anak
mempunyai perasaan rendah diri atau menyerah, yang akan selamanya mengganggu pola
kepribadiannya.

- Tidak menarik

Dengan berjalannya awal masa kanak-kanak, anak-anak semakin tidak menarik sampai ia
memasuki masa akhir kanak-kanak. Hal ini disebabkan karena beberapa hal. Pertama, dengan
berubahnya bentuk tubuh, anak-anak mulai terlihat kurus dan janggal/kikuk; kedua, rambutnya
menjadi lebih kasar dan sulit diatur sehingga penampilan anak-anak menjadi kurang rapih;
ketiga, terdapat celah-celah di mulut di mana gigi tetap yang tumbuh menggantikan gigi-gigi
bayi yang tanggal tampaknya terlampau besar; dan keempat, anak-anak lebih memperhatikan
waktu-waktu yang menyenangkan daripada memperhatikan kerapihan dan kebersihan. Dengan
demikian anak-anak seringkali tampak kotor dan tidak terawat.

- Kejanggalan

Kelakuan yang aneh ini mungkin disebabkan kerusakan otak pada waktu lahir,
keterbelakangan mental atau penyebab fisik lain.

- Kegemukan

Secara medis, anak-anak yang berat tubuh dan bentuk tubuhnya 20 persebaya atau lebih di
atas berat anak-anak normal yang seusia, dianggap sebagai "gemuk." Kegemukan selalu
merupakan bahaya di tingkat usia manapun juga. Pertama, kegemukan membahayakan
kesehatan. Dibandingkan dengan orang pada usia berapa pun, anak yang gemuk cenderung
mengembangkan diabetes dan mengalami penyakit tekanan darah dan jantung daripada anak

21
yang berat tubuhnya kurang lebih normal. Kedua, kegemukan membahayakan penampilan tubuh
yang menarik.

- Tangan kidal

Tangan kidal dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan anak dan kemudian keberhasilan
dalam perkerjaan atau penyesuaian sosial. Misalnya, para remaja yang sadar diri mungkin
menghindari situasi-situasi sosial di mana makan dengan tangan kiri akan membuatnya malu dan
merasa menarik perhatian. Banyak orang tua yang percaya bahwa tangan kidal merupakan
bahaya, berusaha memaksa anak-anak mereka yang bertangan kidal menggunakan tangan kanan.
Hal ini dapat juga berbahaya karena pemaksaan ini semakin menekankan perbedaan antara
mereka yang sering ditafsirkan sebagai rendah diri terutama kalau orang tua menggunakan
hukuman untuk memaksa anaknya menggunakan tangan kanan.

2. Bahaya Psikologis

Semua bidang perkembangan perilaku anak dikaitkan dengan potensi bahaya yang dapat
membawa akibat buruk pada penyesuaian pribadi dan sosial. Berikut ini dibahas sejumlah
bahaya yang paling umum terjadi.

- Bahaya dalam Berbicara

Bicara merupakan sarana komunikasi dan karena komunikasi penting bagi kehidupan sosial
maka anak-anak yang tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain akan mengalami hambatan
sosial dan akhirnya dalam dirinya timbul perasaan tidak mampu dan rendah diri.

- Bahaya Emosional

Bahaya emosional awal masa kanak-kanak yang besar kelihatan pada dominasi emosi yang
kurang baik, terutama amarah. Kalau anak mengalami terlalu banyak emosi yang kurang baik
dan hanya sedikit mengalami emosi-emosi yang menyenangkan maka hal ini akan mengganggu
pandangan hidup dan mendorong perkembangan watak yang kurang baik.

- Bahaya bermain

22
Kalau anak kurang mempunyai emang bermain, baik disebabkan karena lingkungannya
terpencil atau karena tidak diterima oleh teman-teman bermain, ia terpaksa bermain sendiri.
Beberapa permainan sendiri cukup bermanfaat karena mengajarkan anak untuk berdiri sendiri.
Mainan dapat menimbulkan bahaya dalam awal masa kanak-kanak. Mainan yang tidak
memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas seperti seperangkat rumah boneka
atau kumpulan serdadu, akan melemahkan doronga kreatif anak. Kreativitas anak dapat juga
diperlemah bila orang tua atau guru-guru taman indria terlalu banyak mengawasi dan
mengarahkan penggunaan mainan.

- Bahaya dalam Perkembangan Konsep

Ada tiga bahaya umum dalam perkembangan konsep selama tahun-tahun awal pada masa
kanak-kanak. Yang pertama adalah ketidaktepatan pengertian. Karena terbatasnya pengalaman
anak dengan orang dan benda, karena terbatasnya kosa kata sehingga menyulitkan anak untuk
mengerti dengan tepat maksud yang dikatakan orang lain kepadanya dan karena terbatasnya
kesempatan untuk mempelajari arti yang benar dari sumber-sumber otoriter seperti Buku-buku
atau orang-orang dewasa dengan informasi yang benar, dapatlah dimengerti kalau konsep-
konsep yang dipelajari anak-anak tidak tepat atau benar-benar salah.

Konsep awal yang tidak tepat dapat diperbaiki. Tetapi sebagaimana halnya dengan setiap
usaha belajar ulang, mempelajari arti-arti baru untuk menggantikan pengertian yang salah
memerlukan waktu yang lebih lama daripada mempelajari arti-arti yang sama sekali baru. Anak,
misalnya, setelah masuk sekolah harus belajar apakah arti kupu-kupu yang sebenarnya untuk
menggantikan konsep kupu-kupu yang sebelumnya telah dipelajari memerlukan waktu yang
lebih lama daripada mempelajari sesuatu yang baru.

Bahaya kedua adalah perkembangan konsep-konsep di bawah tingkat perkembangan teman-


teman sebaya. Misalnya, kalah anak mempunyai kesempatan yang terbatas untuk berhubungan
dengan orang-orang di luar rumah, ia tidak mengembangkan dengan orang-orang di luar rumah,
ia tidak mengembangkan konsep sosial yang dapat memungkinkannya untuk mengerti orang lain
dengan lebih baik. Akibatnya, anak sering mengatakan kata-kata yang rasanya kasar dan kurang
bijaksana dan perilakunya cenderung mengganggu dan bertentangan dengan orang lain.

23
Bobot emosi konsep dapat menyajikan bahaya yang ketiga dan yang lebih parah. Misalnya,
kalau anak membentuk konsep hari Natal di sekitar santa Claus dengan bobot emosi yang
meyenangkan, mereka tidak mau mengubah konsep hari Natal ketika diketahui bahwa Santa
Claus tidak ada. Lebih gawat lagi, anak akan merasa tertipu oleh mereka yang menceritakan
testing Santa Claus, dan akan merasa bahwa hari Natal kurang berarti baginya sekarang.

- Bahaya Moral

Ada empat bahaya umum dalam perkembangan moral selama awal masa kanak-kanak.
Pertama, disiplin yang tidak konsisten memperlambat proses untuk belajar menyesuaikan diri
dengan harapan sosial. Kalau bermacam-macam orang mempunyai bermacam-macam peraturan
terhadap perilaku yang sama, dapatlah dimengerti kebingungan anak bulan apa yang kemarin
benar dilakukan hari ini dianggap salah.

Kedua, kalau anak tidak ditegur atas perbuatan-perbuatan yang melanggar dan kalau anak
dibiarkan memperoleh kepuasan sementara dari kekaguman dan iri hati teman-teman terhadap
perilakunya yang salah, maka hal ini akan mendorong anak untuk terus mempertahankan
perilaku yang salah Menurut Glueck, pada usia dia atau tiga tahun sudah dapat dilihat potensi
menjadi anak nakal tidak hanya melalui perilaku tetapi yang lebih penting lagi, melalui sikap
terhadap perilakunya yang salah.

Ketiga, terlampau banyak penekanan pada hukuman terhadap perilaku salah dan terlampau
sedikit penekanan pada sikap yang kurang baik kepada orang-orang yang berkuasa. Anak yang
lebih sering dihukum daripada diberi hadiah bukannya mudah menyesali perbuatannya tetapi
cenderung menjadi amarah, berontak dan ingin "menantang" Orang yang menghukumnya.
Hanya ada tiga alasan, yang dapat dibenarkan untuk menggunakan hukuman dalam awal masa
kanak-kanak. Pertama, kalau tidak ada cara lain untuk menyampaikan larangan kepada anak;
kedua, hukuman diberikan kalau anak melakukan perbuatan yang terlarang ; dan ketiga, agar
supaya efektif hukuman jangan terlalu sering dilakukan karena anak dapat menjadi kurang peka
terhadap tujuan hukuman.

Keempat dan yang paling serius dari sudut pandang jangka panjang, anak yang terkena
disiplin otoriter yang pokok penekanannya pada pengendalian eksternal tidak didorong untuk

24
mengembangkan pengendalian internal terhadap perilaku yang membentuk dasar bagi
perkembangan lebih lanjut hati nurani.

- Bahaya dalam penggolongan Peran Seks

Ada tiga bahaya yang umum dan serius dalam penggolongan peran-seks selama awal masa
kanak-kanak. Pertama, kalau anak tidak belajar stereotip peran-seks yang umumnya diterima
oleh teman-temannya, baik yang tradisional maupun yang sederajat, anak akan memandang
perilaku secara berbeda dengan pandangan teman-teman.

Kedua, kalau anak perempuan dilatih untuk menyesuaikan dengan stereotip tradisional bagi
kelompok perempuan, maka secara tidak langsung ia belajar bahwa kelompok wanita secara fisik
dan psikologis dipandang lebih rendah daripada kelompok pria. Ini memberikan dasar untuk
perasaan rendah diri yang memperlemah motivasi anak perempuan untuk melakukan apa yang
mampu dilakukan.

Dan ketiga, kegagalan dalam penggolongan peran-seks dapat merupakan hambatan sosial
baik bagi laki-laki maupun perempuan. Kalau anak tidak belajar berperilaku sesuai dengan
stereotip yang diterima bagi kelompok seksnya, anak akan menganggap dirinya tidak sesuai
dalam setiap kelompok yang mengharapkan semua anggotanya berperilaku sesuai dengan pola
yang benar untuk kelompok seksnya.

- Bahaya dalam Hubungan Keluarga

Kemerosotan dalam tiap hubungan manusiawi berbahaya bagi penyesuaian pribadi dan
penyesuaian sosial yang baik, terutama hubungan anak dengan orang tuanya, yaitu orang-orang
yang sangat berarti dan penting dalam semua kehidupan anak. Kondisi-kondisi yang
menimbulkan kemunduran dalam hubungan orang tua-anak merupakan kondisi yang umumnya
memberikan rasa aman dan rasa kebersamaan pada anak-anak. Anak perempuan yang merasa
bahwa orang tua lebih menyukai anak laki-laki di dalam keluarga, akan membenci orang tua dan
saudara laki-lakinya.

Bagi anak laki-laki ancaman terbesar pada hubungan orang tua-anak pada awal masa kanak-
kanak adalah kurangnya identifikasi ayah dan kurangnya kehangatan emosional antara ayah dan
anak yang mendorong terus berlangsungnya identifikasi anak dengan ibu dan berkembangnya

25
minat dan pola perilaku yang dapat dianggap "banci" Oleh teman-teman sebaya. Ancaman lain
terhadap hubungan orang tua-anak yang baik adalah ibu yang bekerja dan orang tua tiri. Kalau
ibu yang bekerja di luar rumah, perawatan anak harus diserahkan kepada sanak keluarga atau
pengasuh bayaran atau anak harus dititipkan ke pusat perawatan anak.

Bagaimana hubungan orang tua-anak dipengaruhi oleh orang tua tiri sebagian besar
bergantung pada bagaimana perasaan anak mengenai orang tua tiri itu. Bahaya keluarga yang
sering terlupakan adalah pertengkaran antarsaudara, yang dapat disebabkan karena iri hati atau
perbedaan minat. Hubungan keluarga yang paling serius tetapi jarang terjadi adalah
penganiayaan anak. Ini dapat berbentuk penganiayaan ringan seperti pemukulan sampai pada
bentuk penganiayaan yang serius yang dapat menyebabkan ketidakmampuan atau kematian.

- Bahaya Kepribadian

Bahaya kepribadian yang paling serius adalah perkembangan konsep diri yang kurang baik
yang dapat disebabkan perlakuan anggota keluarga dan teman-teman, sebab adanya harapan-
harapan yang tidak realistis sehingga anak merasa gagal karena tidak dapat mencapai tujuan
yang diletakkan oleh orang tua, atau disebabkan egosentrisme yang kuat. Bahaya konsep diri
yang kurang baik adalah juga karena konsep tersebut cenderung menetap. Penelitian genetika
terhadap sejumlah anak yang sama selama periode waktu tertentu menunjukkan bahwa pola
kepribadian mereka cenderung tetap sama. Namun, kemungkinan untuk menyingkirkan
kebiasaan dan sikap yang menyebabkan anak bertindak dalam cara yang tidak sosial selama awal
masa kanak-kanak.

Aspek pola kepribadian tertentu berubah selama awal masa kanak-kanak sebagai akibat dari
pematangan, pengalaman, dan lingkungan sosial serta lingkungan budaya alam kehidupan anak.
Perubahan biasanya bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif; misalnya sifat yang kurang
disenangi cenderung semakin buruk dan bukannya menghilang dan diganti oleh sifat yang baru.

2.17 KEBAHAGIAAN SELAMA AWAL MASA KANAK-KANAK

Awal masa kanak-kanak dapat dan harus merupakan periode yang bahagia dalam kehidupan,
dan hal ini harus tetap demikian. Kalau tidak, kebiasaan tidak bahagia dengan mudah akan

26
berkembang. Sekali hal ini terjadi akan sulit diubah. Agar anak bahagia, keinginan dan
kebutuhan dasarnya tertentu harus dipengaruhi.

2.18 POKOK-POKOK PENTING

1. Awal masa kanak-kanak yang berlangsung dari dua sampai enam tahun, oleh orang tua disebut
sebagai usia yang problematis, menyulitkan atau mainan; oleh para pendidik dinamakan sebagai
usia prasekolah; dan oleh ahli psikologi sebagai prakelompok, penjelajah atau usia bertanya.

2. Perkembangan fisik berjalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang dasarnya diletakkan pada
masa bayi, menjadi cukup baik.

3. Awal masa kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai berbagai keterampilan
karena anak senang mengulang, hal mana penting untuk belajar keterampilan; anak pemberani
dan senang mencoba hal-hal baru; dan karena hanya memiliki beberapa keterampilan makan
tidak mengganggu usaha penambahan keterampilan baru.

4. Perkembangan berbicara berlangsung cepat, seperti terlihat dalam berkembangnya pengertian


dan berbagai keterampilan berbicara. Ini mempunyai dampak yang kuat terhadap jumlah bicara
dan isi pembicaraan.

5. Perkembangan emosi mengikuti pola yang dapat diramalkan, tetapi terdapat keanekaragaman
dalam pola ini karena tingkat kecerdasan, seks, besarnya keluarga, pendidikan anak dan kondisi-
kondisi lain.

6. Awal masa kanak-kanak adalah usia prakelompok, saat diletakkannya dasar perkembangan
sosial yang merupakan ciri *usia berkelompok di akhir masa kanak-kanak.

7. Bermain sangat dipengaruhi oleh keterampilan motorik yang dicapai, tingkat popularitas yang
ia senangi di antara teman-teman sebaya, bimbingan yang diterima dalam mempelajari berbagai
pola bermain dan status sosial ekonomi keluarga.

8. Ketidaktepatan dalam mengerti sesuatu, merupakan hal yang umum pada awal masa kanak-
kanak karena banyak konsep yang kekanak-kanakan dipelajari tanpa cukup bimbingan dan

27
karena anak sering didorong untuk memandang kehidupan secara tidak realistis agar lebih
menarik dan semarak.

9. Awal masa kanak-kanak ditandai oleh moralitas dengan paksaan, suatu masa di mana anak
belajar mematuhi peraturan secara otomatis melalui hukuman dan pujian.

10. Minat umum anak meliputi minat terhadap agama, tubuh manusia, diri sendiri, seks dan
pakaian.

11. Awal masa kanak-kanak sering dianggap sebagai usia kritis dalam penggolongan peran-seks
karena pada saat ini sejumlah aspek penting dalam penggolongan peran-seks dikuasai terutama
belajar arti stereotip peran-seks dan menerima serta memainkan peran-seks yang disetujui oleh
kelompoknya.

12. Berbagai hubungan keluarga, orang tua-anak, antarsaudara dan hubungan dengan sanak
keluarga, berperan dalam sosialisasi anak dan perkembangan konsep-diri, dalam tingkat
kepentingan yang berbeda.

13. Bahaya fisik yang penting meliputi kematian, penyakit, kecelakaan, penampilan yang tidak
menarik, kegemukan dan kidal.

14. Di antara bahaya psikologis yang terpenting adalah isi pembicaraan yang bersifat tidak
sosial, ketidakmampuan mengadakan kompleks empati, gagal belajar penyesuaian sosial karena
kurangnya bimbingan, lebih menyukai teman khayalan atau hewan kesayangan, terlalu
menekankan pada hiburan dan kurang penekanan pada bermain aktif, konsep-konsep dengan
bobot emosi yang kurang baik, disiplin yang tidak konsisten atau disiplin yang terlalu didasarkan
pada hukum, gagal dalam mengambil peran-seks sesuai dengan pola yang disetujui oleh
kelompok sosial, kemerosotan dalam hubungan keluarga dan konsep diri yang kurang baik.

15. Kebahagiaan pada awal masa kanak-kanak bergantung lebih kepada kejadian yang menimpa
anak di rumah daripada kejadian di luar rumah.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan, saat dimana
individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Masa awal kanak-kanak awal dari
usia dua tahun sampai lima tahun. Masa ini sekaligus merupakan masa prasekolah.

3.2 Saran

Banyak konsep-konsep Freud yang kontroversial, misalnya Odipus kompleks banyak ditentang
karena tidak mungkin dibuktikan memakai kaidah eksperimen ilmiah tapi dapat mengobati
penderita gangguan neurotik. Oleh karena itu, perlu adanya metode penelitian dan pemahaman
yang lebih lanjut mengenai teori Psikoanalisis yang dikemumkakan oleh Freud. Alangkah
baiknya dapat dilakukan dengan mendorong pakar-pakar psikologi agar berusaha menemukan
teori alternatif yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B..Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.

29
30

Anda mungkin juga menyukai