Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

IDENTIFIKASI GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA MASA BABY


HOOD

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Psikologi Ibu dan Anak

Ibu Desilestia Dwi Salmarini, S.S.T, M. Kes

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. DIAH PERMATASARI 8. NOLLA RIANI


2. ELLEN 9. RIA ULFAH
3. EKA VERAMUDI YATI 10. RISATAMAYA
4. HANOVANI 11. SELLY MORSA KHANSA. A
5. LELY DWI YUNIANTI 12. SITI PATIMAH
6. MARIA FRANSISKA 13. SRI SUHARTINI
7. MIRA MARSELA 14. YUWARI N P

PROGRAM STUDI ALIH


JENJANG S-1 KEBIDANAN

UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN

2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayahnya-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah tentang Identifikasi
Gangguan Psikologi pada masa Babyhood ini dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Psikologi Ibu dan Anak,
khususnya tentang psikologi pada masa Babyhood.

Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing maupun
membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang gangguan psikologis
yang bisa terjadi pada masa baby hood.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam kami membuat makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.

Penyusun, 13 Januari 2022

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................................ii

Daftar Tabel...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4

2.1 Pengertian Periode Babyhood..................................................................................4

2.2 Macam-Macam Perkembangan Bayi pada Periode Babyhood................................4

2.3 Bentuk Perkembangan Psikologi Babyhood............................................................5

2.4 Bahaya Fisik dan Psikologi pada Periode Babyhood.............................................14

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN....................................................15

BAB IV PENUTUP..........................................................................................................16

4.1 Kesimpulan.............................................................................................................16

4.2 Saran.......................................................................................................................16

Daftar Pustaka.......................................................................................................................17

ii
Daftar Tabel

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Setiap individu yang dilahirkan akan mengalami fase atau masa untuk menjalani
kehidupannya. Masa yang jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Setiap individu
mengalami fase yang harus dilaluinya, dan tiap fase memiliki tugas dan peran yang
berbeda, dari seluruh fase dalam kehidupan manusia, fase yang berperan penting adalah
fase bayi, dimana dalam fase bayi ini pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat cepat
dan harus diperhatikan. Disisi lain orang tua dan lingkungan sangat menentukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi. (Amalia et al. 2019)

Masa bayi disebut sebagai salah satu fase terpenting karena selama masa ini seorang
individu mulai belajar dan memahami berbagai macam hal-hal dan pengalaman baru
tentang dirinya. Banyak macam tugas perkembangan yang harus diselesaikan seorang
individu pada masa ini. Sekalipun demikian, masa ini bukanlah suatu masa yang berbahaya
bagi perkembangan individu.(Nurbaiti 2020)

Seorang individu dapat dikatakan normal atau bahagia apabila ia dapat


menyelesaikan tugas perkembangannya dengan tepat waktu. Apabila individu tersebut tidak
dapat atau mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, maka
individu tersebut akan mengalami gangguan atau ketidakbahagiaan baik dalam aspek fisik,
kognitif, emosi, sosial, maupun spiritualnya.

Orang tua dan orang dewasa lain yang terlibat dalam pengasuhan anak perlu
menunjukkan dan memberikan contoh kasih sayang dan cinta yang tidak terikat pada
harapan mereka atas anak kondisi tertentu lain yang dianggap baik bagi anak. Anak
memiliki berbagai kebutuhan, terutama kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk
dihargai, dan dilindungi dari bahaya yang melukai fisik maupun bahaya yang potensial

1
mengganggu proses perkembangan emosi anak. (Ikawahyu Indarwati, Putu Putri
Puspitaningrum, and Fitria Sari 2020)

Salah satu masalah dalam perkembangan anak adalah gangguan psikologis dan
sosial. Gangguan psikososial adalah gangguan kondisi mental/jiwa yang disebabkan oleh
pengalaman hidup yang negatif dalam situasi sosial, seperti pengasuhan yang tidak tepat,
dan lain-lain, dan hal tersebut bisa berdampak pada perilakunya nanti.(Ikawahyu Indarwati
et al. 2020)

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang akan dirumuskan pada
makalah ini adalah antara lain :

1. Bagaimana Perkembangan bayi pada periode Babyhood?


2. Apa saja macam-macam perkembangan bayi pada periode Babyhood?
3. Apa saja bentuk perkembangan Babyhood
4. Apa saja bahaya fisik dan psikologis pada periode Babyhood?

I.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini, adalah :

1. Menjelaskan dan menerangkan perkembangan bayi pada periode Babyhood.


2. Mengetahui macam-mavam perekembangan bayi pada periode Babyhood.
3. Menjelaskan bentuk perkembangan psikologi Babyhood.
4. Mengidentifikasi serta mewaspadai bahaya fisik dan psikologi pada periode
Babyhood.

I.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

2
1. Bagi penulis/mahasiswi, sebagai wujud pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi
Pendidikan, menambah pengetahuan serta bisa mengidentifikasi gangguan
psikologis pada masa/periode babyhood.
2. Bagi pembaca/para orang tua/masyarakat, menambah pengetahuan serta bisa
mengidentifikasi dan mewaspadai gangguan psikologis yang bisa terjadi dan
membahayakan pada masa/periode Babyhood.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Periode Babyhood


Periode/masa baby hood dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun. Masa
bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena
merupakan periode dimana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.

Periode Babyhood merupakan dasar pengembangan sikap, perilaku dan ekspresi.


Pada usia dua tahun pertama merupakan masa kritis, karena akan menetukan kualitas anak
dalam bersosial dan melakukan penyesuaian diri secara pribadi. Oleh karena itu, Langkah
terbaik dalam mengembangkan kemampuan bersosial anak adalah dengan mengajarkannya
untuk ikut merasakan kehidupan sosial yang nyata, sehingga perkembangan anak
Babyhood tidak hanya pada pertumbuhan fisik dan psikologis, tetapi berkaitan erat dengan
kehidupan sosial anak.(Amalia et al. 2019)

II.2 Macam-Macam Perkembangan Bayi pada Periode Babyhood


A. Perkembangan Fisik Babyhood

Pada bayi babyhood normal usia empat bulan berat badannya akan bertambah
dua kali lipat. Bertambahnya berat badan bayi diakibatkan peningkatan jaringan
lemak. Demikian juga dengan panjang dan proporsi tubuh. Panjang badan bayi
bertambah pada usia empat bulan, yakni sekitar 23-24 inci. Pertumbuhan kepala
berkurang, berat badan dan tungkai bertambah, sehingga bayi kelihatan lebih
ramping. Bentuk bangun tubuh bayi berbeda-beda, ada yang berbentuk ektomorfik
(Panjang langsing),endomorfik (bulat dan gemuk), dam mesomorfik (berat, keras,
dan empat persegi).

Semakin bertambah usia, tulang-tulang bayi babyhood semakin keras.


Perkembangan pesatnya terjadi di awal tahun pertama. Ubun-ubun (daerah otak yang

4
lunak) 50% telah tertutup pada usia 18 bulan. Pada usia 24 bulan 100% tulang
tengkorak kepala telah tertutup dan mengeras. Pertumbuhan gigi pada usia 12 bulan
rata-rata 4-6 gigi susu, dan 16 gigi susu pada usia 14 bulan. Sementara urat otot
sudah ada sejak lahir, namun perkembangannya masih sangat lambat dan lemah.

Demikian juga dengan susunan syaraf dan organ-organ perasas bayi yang yang
makin berkembang. Pertambahan berat otak paling pesat terjadi pada usia 24 bulan.
Otak kecil yang berperan sebagai control dan keseimbangantubuh juga bertambah.
Pada usia tiga bulan alat indra penglihatan sudah berfungsi dengan baik. Sehingga
bayi sudah mampu melakukan koordinasi Gerakan mata terhadap ojek-objek dengan
jelas, nyata, kerangka, kerucut, atau warna-warni. Begitu juga dengan indra
pendengaran, penciuman, dan pengecapan bayi turut berkembang dengan baik. Kini
bayi sangat peka pada semua rangsangan kulit karena tekstur kulitnya sangat tipis.
(Amalia et al. 2019)

B. Perkembangan psikologis babyhood

Perkembangan psikologis babyhood berkaitan erat dengan kematangan fungsi-


fungsi sensorik-motorik dan intelektual. Pertumbuhan bayi yang normal dapat diukur
dari perkembangan dan kematangan kemampuan dasarnya, yakni aspek motoric dan
kognitif. Aspek motoric berkaitan dengan kemampuan bayi untuk membedakan
antara kasar dan halus, keras dan lembut, besar dan kecil, panas dan dingin, dan
sebagainya. Sementara aspek kognitifnya berkaitan dengan kecerdasan
intelektualnya. Namun, pada praktik kehidupan sehari-hari kebanyakan orang tua
tidak memahami perkembangan dasar dan kreativitas kognitif anak, misalnya
mengajarkan anak kapan dia seharusnya tersenyum, merangkak, berdiri dan
sebagainya.

II.3 Bentuk Perkembangan Psikologi Babyhood


A. Perkembangan Sensoris Bayi Babyhood

5
Beberapa hal yang berkaitan dengan perkembangan sensoris bayi babyhood
diantaranya :

1. Sentuhan
Bagi bayi baru lahir bila pipinya disentuh maka dia akan menolehkan
kepalanya dan sentuhan itu akan memunculkan Gerakan mengisap. Hal ini
menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir memberikan respon terhadap
sentuhan tersebut. Kemudian bentuk kesensitifan sensoris bayi ini terus
berkembang pada usia lima hari setelah lahir dan pada usia enam bulan dia
sudah mampu menghubungkan sentuhan dengan stimulus-stimulus yang
diterimanya.
2. Rasa Sakit
Dari penelitian Poter, dkk (dalam Santrock, 1995) diketahui bahwa sunat
yang dilakukan kepada bayi laki-laki pada hari ketiga setelah kelahiran
meningkatkan tangisan dan ocehan bayi yang mengindikasikan bahwa bayi
usia tiga hari telah menglami rasa sakit.
3. Penciuman
Sesungguhnya sensori penciuman telah dinilai bayi sejak di dalam
kandungan, hal ini terlihat jelas ketika ada transmisi bau makanan yang
dikonsumsi ibumya. Bau yang menyenangkan terus dipelajari bayi pada hari
pertama kelahiran.
4. Kecapan
Kepekaan bayi terhadap rasa berkembang sejak dalam kandungan. Makanan
yang dikonsumsi ibu akan masuk ke fetus melalui cairan amniotic. Sesudah
lahir, transmisi kecapan masuk melalui puting susu.
5. Pendengaran
Sesungguhnya pendengaran bayi sudah ada dan telah berfungsisejak usia dua
bulan dalam kandungan, yakni dengan cara mendeteksi suara-suara detakan
jantung ibunya, musik atau suara-suara lainnya. Akan tetapi, dalam kondisi
tertentu ada bayi yang tidak atau kurang memiliki kemampuan
mendengarkan. Beberapa cara sederhana untuk melihat gejala bayi yang

6
tidak memiliki kemampuan mendengar, tidak akan bereaksi jika dipanggil,
kurang perhatian, bersuara keras, sering merasa lelah, frustasi, over aktif,
pengucapan kata banyak yang salah.
6. Penglihatan
Beberapa peneliti menunjukan bahwa penglihatan bayi yang baru lahir adalah
samar-samar dan dalam bentuk hitam putih. Penglihatan bayi mulai sempurna
usia 3-4 bulan, ditandai dengan kemampuannya melihat konstansi ukuran
walaupun masih terbatas. Usia enam bulan sudah mampu melihat visual
kedalaman.
B. Perkembangan Motorik Bayi Babyhood
Oleh Santrock (2007) dikatakan, bahwa aktivitas motoric selama tahun kedua ini
berperan penting bagi perkembangan kompetensi anak. Berikut ini diuraikan secara
singkat tentang gerakan motorik babyhood berikut ini :
1. Usia 1 bulan
Bayi sudah mampu melakukan Gerakan refleks, seperti membuka mulut,
mencari puting susu ibu, mengisap dan menelan. Jika pipinya disentuh, maka
dia akan menggerakan kepalanya ke arah yang sama. Bayi sering memasukan
tinju jarinya dalam mulutnya dan bila memegang sesuatu selalu digenggam
dengan telapak tangannya.
2. Usia 2 Bulan
Pada usia ini bayi sudah mampu melakukan Gerakan ke kanan dan ke kiri.
Bayi sudah mampu membedakan ekspresi wajah dan suara. Bayi dapat
mengikuti Gerakan benda yang terletak dekat mata, sudah mampu meminta
perhatian dengan menggerakan lengan dan kakinya, dan mampu mengisap
benda yang dipegangnya.
3. Usia 3 Bulan
Bayi sudah mampu mengangkat kepala dan tubuhnaya jika diletakkan pada
posisi tengkurap. Bayi sudah bisa membedakan suara ibunya dengan suara
orang lain.
4. Usia 4 Bulan

7
Dia sudah bisa memegang erat benda-benda yang diberikan kepadanya,
memasukkan benda ke dalam mulut adalah ciri khas ingi tahunya terhadap
stimulus luar. Pada masa ini bayi mulai mengoceh dan lebih sering tersenyum
dan tertawa sendiri.
5. Usia 5 Bulan
Bayi sudah mampu memberikan respon atas kondisi lingkungannya. Pada
masa ini bayi telah mampu memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
lainnya, dan akan tersenyum jika dihadapkan ke cermin.
6. Usia 6 Bulan
Bayi sudah bisa balik posisi, dari posisi telentang menjadi posisi tengkurap
atau sebaliknya, dan bisa duduk dengan ditopang. Pada perkembangannya
bayi senang menjatuhkan barang dan meminta mengembalikannya.
7. Usia 7 Bulan
Bayi sudah mampu mengangkat bada dengan tangan dan lututnya, mampu
menggeser badan ke belakang (mundur) atau ke depan (maju). Marah jika
mainannya diambil orang lain atau tidak dekat dengan posisinya. Senang
memegang benda kecil dan berteriak jika ada yang mengganggunya.
8. Usia 8 bulan
Bayi sudah bisa merangkak dan duduk tanpa bantuan orang lain. Respon dari
tidak suka bayi terlihat dari mendorong atau membuang benda yang tidak
disukainya.
9. Usia 9 Bulan
Bayi telah mampu duduk sendiri dan berputar-putar. Bayi senang
memasukkan jari-jarinya ke dalam lubang. Bayi bisa mengerti satu atau dua
kata dan akan bereaksi jika diperintah.
10. Usia 10 Bulan
Bayi mampu sendiri tanpa bantuan orang lain. Dapat merangkak dengan baik
dan senang naik kursi atau tangga di rumah. Bayi mengerti terhadap apa yang
diperhatikan atau dilarangkan kepadanya. Bayi juga sudah mampu mengenal
wajah-wajah orang yang tidak dikenalnya.

8
11. Usia 11 Bulan
Bayi mampu berdiri tanpa bantuan orang lain. Bayi belajar berjalan dengan
dipegangi dan mampu mengubah posisi duduk dan berdiri tanpa bantuan
orang lain. Bayi akan merasa takut didekati orang yang tidak dikenalnya,
namun bayi merasa senang dengan anak-anak lain. Pada masa ini bayi juga
belajar meniru dan menggunakan keterampilan tangannya.
12. Usia 12 Bulan
Bayi mulai banyak berjalan meskipun gerakan langkahnya belum stabil. Bagi
sebagian bayi masih lebih suka merangkak. Bayi mulai belajar memegang
pensil dan kapur untuk membuat coret-coretan.
C. Perkembangan Kognitif Bayi Babyhood
Pada usia 0-2 tahun, perkembangan kognitifnya masih tergolong pada tahap
sensoris motorik, di mana pemahaman bayi tentang dunia sekitarnya dengan cara
mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris, seperti melihat, meraba,
memegang, mendengarkan, atau Tindakan-tindakan motoriknya. Oleh dasar ini,
perkembangan kognitif bayi digolongkan pada tahap sensoris motorik. Piaget
menggambarkan perkembangan kognitif bayi ke dalam sub tahap yang menekankan
kepada proses kognitif, seperti perhatian, memori dan proses berfikir sebagai suatu
cara bayi memproses informasi disekitarnya.
Cara-cara bayi belajar diantaranya :
a. Habituasi (pembiasaan)
b. Pembiasaan klasik (classical conditioning)
c. Pembiasaan instrumental
d. Imitasi
D. Perkembangan Emosi Bayi
Dari hasil penelitian Izard ( dalam Santrock, 1995) menunjukkan bahwa ragam
emosi bayi sudah muncul sejak usia dua tahun pertama sejak kelahiran. Beberapa
hari setelah dilahirkan bayi hanya bisa menunjukkan emosi sedih, muak, minat dan
tersenyum. Ekspresi marah dan sedih telah muncul pada usia 3-4 bulan, ekspresi
takut usia 5-7 bulan, yang kemudian diikuti dengan rasa malu. Akhir tahu kedua

9
emosi anak menjadi lebih majemuk yangdiikuti dengan munculnya rasa bersalah
dan jijik.
Cara yang paling umum dilakukan bayi mengekspresikan emosinya adalah
dengan cara menangis. Menangis merupakan cara yang ampuh dan terkadang
menjadi satu-satunya cara bayi untuk mengkomunikasikan segala kebutuhannya.
1. Bentuk-bentuk Emosi Babyhood antara lain :
a. Kemarahan bayi
b. Afeksi kegembiraan
c. Rasa ingin tahu
d. Rasa Kecewa
e. Ketakutan bayi
2. Bahaya-bahaya emosi Bayi
Ketika bayi kurang mendapatkan kasih saying, mengalami emosi yang kuat
ataupun sebaliknya memicu terjadinya bahaya-bahaya emosi bagi bayi sebagai
berikut :
a. Dampak dari tekanan emosi, yaitu :
1). Menyebabkan kesulitan makan dan tidur.
2). Selalu mengisap jari dan suka menangis
3). Selalu melakukan Gerakan yang menunjukkan kegelisahan
b. Efek kurang saying, yaitu :
1). Menghambat hormone pituitary sehingga anak kerdil
2). Kemunduran dalam perkembangan motoric
3). Keterlambatan bicara dan kesulitan belajar
4). Kurangnya kotak sosial, sikap murung, lesu, atau isap jari
c. Efek dari emosi yang kuat
1). Membuat anak tidak percaya diri dan tidak mandiri
2). Selalu mengharapkan orang dalam penyelesaian tugas
3). Selalu mengharapkan orang lain agar menyayangi dirinya.
E. Perkembangan Sosial Bayi
1. Tahap-tahap perekembangan sosial bayi, meliputi :

10
a. Usia 2-3 bulan
- Bayi bisa membedakan manusia dan benda mati
- Bayi dapat merasakan orang yang memenuhi kebutuhan
b. Usia 4-5 bulan
- Bayi ingin selalu di gendong oleh siapapun
- Bayi sudah bisa memberikan ekspresi emosi dan wajah
- Bayi sudah mampu membedakan suara emosi dan ramah
- Bayi mencoba menarik perhatian bayi lain
c. Usia 6-7 bulan
- Bisa membedakan teman dan orang asing
- Bisa memperlihatkan reaksi emosi, takut, dan senang melekatkan
keterkaitan dengan ibunya.
d. Usia 8-11 bulan
- Belajar kata-kata, isyarat, dan meniru Gerakan orang lain
- Meniru suara dan perilaku bayi lain
e. Usia 12-15 bulan
- Belajar bereaksi terhadap setiap larangan
- Belajar bekerja sama dalam bermain
f. Usia 16-18 bulan
- Munculnya negativisme dalam bentuk keras kepala
- Mulai tidak mau mengikuti perintah, marah, menarik diri
- Bermain dan bekerjasama serta berbagi rasa
g. Usia 19-24 bulan
- Belajar berpakaian, mandi, makan
- Lebih berminat dengan bayi lain
2. Tingkah laku lekat pada bayi
Tingkah lekat merupakan ikatan emosional yang kuat antara anak dan dan
pengasuhnya yang sama-sama memberikan kontribusi terhadap kualita hubungan
tersebut. Tingkah ini diperlihatkan kepada figure yang mampu memberikan rasa

11
kebahagiaan, rasa aman, rasa kepuasan. Perilaku ini terlihat pada usia 5 atau 7
bulan hingga 15 bulan.
Faktor-faktor penyebab timbulnya tingkah laku lekat pada bayi adalah
ketergantungan pemenuhan kebutuhan fisik, kontak sosial pada orang tertentu
terutama pada ibu, ayah dan anggota keluarga lain. Kelekatan babyhood pada
ibu akan berkurang pada usia 6 tahun dan berangsur-angsur bayi melepaskan
ikatan pada orang tua yang ditandai dengan mulai mengadakan relasi baru.
F. Perkembangan Bahasa Bayi Babyhood
Setiap bayi memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam hal bersuara yang
merupakan bentuk dari sarana komunikasi seperti yang dikatakan oleh Hurlock,
berbicara merupakan cara untuk memahami dan mengerti terhadap apa yang di
sampaikan orang lain kepada dirinya. Sampai umur 18 bulan bayi hanya
menggunakan bahsa sederhana yang disrtai dengan isyarat.
1. Bahasa bayi berbentuk sebagai berikut :
a. Bahasa egosentik, yaitu Bahasa yang berfungsi untuk melahirkan
keinginan pada diri sendiri seperti bicara sendiri saat bermain.
b. Bahasa sosial, yaitu Bahasa yang digunakan untuk mengadakan relasi pada
orang lain.
2. Fungsi bahasa bagi bayi adalah :
a. Sebagai kundgabe, yaitu sebagai ekspresi perasaan.
b. Auslosung, yaitu berfungsi sebagai proses interaksi sosial berupa peniruan
tingkah orang lain.
c. Darsterllung, yaitu yang menyatakan apa yang menjadi daya tarik
perhatiannya.
3. Bentuk-bentuk komunikasi
a. Menangis
b. Mengoceh (babbling)
c. Isyarat
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bicara bayi, yaitu :
a. Kesehatan

12
b. Kecerdasan anak
c. Status sosial ekonomi
d. Jenis kelamin
e. Dorongan
f. Urutan anggota keluarga
g. Pola asuh keluarga
h. Penyesuaian diri
i. Jumlah anggota keluarga
G. Periode Perkembangan Ketrampilan Bayi
Kemandirian dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kemampuan bayi
untuk mengkoordinasikan kebutuhan.
Bentuk-bentuk ketrampilan bayi adalah :
1. Ketrampilan tangan utuk makan
2. Ketrampilan tangan untuk mandi dan berpakaian
3. Ketrampilan bermain
4. Ketrampilan kaki
H. Perkembangan Psikoseksual Bayi
1. Fase Oral
Sumber kenikmatan seksual bayi melalui rangsangan mulut seperti mencari
kenikmatan dengan mengisap puting susu ibu, jika tidak terpuaskan pada saat
dewasa akan lebih cenderung cerewet.
2. Fase Anal
Perkembangan psikoseksual anak pada saat mengeluarkan feses. Dari sini
dapat mempengaruhi sifat dari bayi saat ibu menangani bayi yang sedang
buang hajat, semakin ubu sabar dalam penanganan semakin baik
perkembangan psikologi anak.
Peran Toilet Training adalah :
Pada saat usia 18 bulan usahakan bayi dilatih untuk buang air sendiri karena
menurut Charleswort Santrock melatih anak untuk buang air merupakan

13
bentuk ketrampilan fisik dan motorik, artinya bayi diajarkan sejak dini untuk
mengendalikan otot-otot pembuangan.

II.4 Bahaya Fisik dan Psikologi pada Periode Babyhood


A. Bahaya-bahaya Fisik pada Babyhood
Bahaya yang sering terjadi karena rentannya terhadap penyakit, infeksi, dan
kematian bayi.
B. Bahaya Psikologi pada Babyhood
1. Adanya keterlambatan perkembangan motorik yang menyebabkan
keterlambatan menerima ketrampilan, atau kurang mandiri.
2. Keterlambatan berbicara yang berdampak kepada perkembangan bahasa ,
hubungan sosial, dan minimnya wawasan.
3. Keterlambatan hubungan sosial berdampak pada ras percaya diri dan
kegagalan dalam hubungan sosial.
4. Buruknya kehidupan emosional bayi.(Amalia et al. 2019)

14
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Periode Babyhood Merupakan Dasar Pengembangan Sikap, Perilaku Dan Ekspresi.


Pada Usia Dua Tahun Pertama Merupakan Masa Kritis, Karena Akan Menetukan Kualitas
Anak Dalam Bersosial Dan Melakukan Penyesuaian Diri Secara Pribadi.

Adapun Beberapa Kasus Yang Sering Di Jumpai Di Fasilitas Kesehatan


Terkhususnya Di Puskesmas Yakni Adalah Anak Dengan Hiperaktifitas. Berikut Ini
Adalah Salah Satu Asuhan Kebidanan Pada Masalah Adaptasbi Psikologis Periode Baby
Hood .

I. PENGKAJIAN DATA
A. ANAMNESA

1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : By. K
Tanggal lahir : 04 Mei 2020
Usia : 20 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
Pendidikan :-
Alamat : JL. Suka Maju Gang 5 No 3

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB (Orang Tua / Wali)


Nama Pasien : Ny. A
Tanggal lahir : 17 -05-1997

15
Usia : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : JL. Suka Maju Gang 5 No 3
Hubungan Keluarga : Ibu kandung

3. KELUHAN UTAMA

Ibunya mengatakan anaknya tidak kenal lelah, menggerakan kepalanya secara terus
menerus, tidak fokus, mudah marah dan memiliki amarah yang cenderung meledak
ledak, frustasi, perasaannya seringkali berubah secara drastis, gagal menyelesaikan
tugas, susah berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman dan lingkungannya.

4. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Ibu mengatakan anaknya susah di kontrol namun tidak dalam keadaan sakit atau
demam

2. Riwayat Kesehatan yang lalu / Sebelumnya.

N KEHAMILAN PERSALINAN
O USI AN TEMPA KOMPLIKAS TGL,BL,TH PEN BB PB KOMPLIKAS
A C T I N I
1. 39 6 BPM Tidak Ada 04 Mei 2020 Bida 3,20 49C Tidak Ada
Mgg Kali n 0 m
Gra
m

16
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Baik
Keasadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital : RR: 34x/M Suhu:36 N:105x/M
3. Pemeriksaan Antopometri : TB: 92 Cm BB:11,5

C. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


HASIL KPSP
1. Sendirian dan bergaul (sosialisasi).
Hasil : didapati anak belum bisa makan sendiri

2. Motorik halus
Hasil : didapati anak masih memerlukan bantuan orang tuanya untuk melepaskan
pakaiannya seperti : baju, rok, atau celananya.

3. Motorik Kasar
Hasil : didapati anak masih belum bisa mempertahankan keseimbangan Tubuhnya.

4. Kognitif dan bahasa


Hasil : didapati anak masih belum dapat merapikan mainanya sendiri

5. Gizi
Hasil : Pola makan anak didapati dalam keadaan normal.

6. Psikososial
Hasil : didapati anak susah berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman dan
lingkungannya.

17
D. POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI

No Pola Kebiasaan Hasil


1. Nutrisi
a. Frekuensi 2 x 1 Sehari
b. Nafsu Makan / Selera Bagus
c. Jenis Makanan Nasi dan Bubur bayi

2. Eliminasi
BAB
a. Frekuensi 1 x 1 Sehari
b. Warna Kuning
BAK
a. Frekuensi 4 x 1 Sehari
b. Warna Jernih

3. Istirahat dan Tidur


a. Siang 1 Jam
b. Malam 7 jam

4. Personal Hygiene
a. Mandi 2X1
b. Oral Hygiene 2X1

E. DATA PENUNJANG

18
Setelah dilakukan wawancara dengan orang tua anak dengan menggunakan metode
KPSP maka didapati ibu dapat menjawab sebanyak 8 pertanyaan dari 10 pertanyaan
yang diajukan, maka hal ini menyatakan bahwa perkembangan anak tersebut
termasuk dalam kategori meragukan.
Dilakukan TDD dengan hasil semua jawaban “YA”.
Kemudian dilakukan lagi pengamatan dengan menggunakan metode M-CHAT di
dapati ada satu pertanyaan yang di jawab dengan YA.

II. INTERPRETASI DATA


Tanggal : 06 Januari 2022 Pukul : 10 : 00 WIB
Data Subjektif :

Ibunya mengatakan anaknya tidak kenal lelah, tidak fokus, mudah marah dan memiliki
amarah yang cenderung meledak ledak, perasaannya seringkali berubah secara drastis,
gagal menyelesaikan tugas, susah berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman dan
lingkungannya.

Data Objektif :

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : RR: 34x/M BB: 11,5Kg PB: 92Cm S:36

Masalah : Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas

III. DIAGNOSA POTENSIAL : An. K usia 20 bulan dengan Autisme

IV. TINDAKAN SEGERA : Kolaborasi dengan dokter ,

Dan melakukan rujukan ke Dokter Anak

atau Tumbuh Kembang.

19
V. INTERVENSI
1. Bangun kehidupan anak yang terorganisir dan terstruktur
2. Ciptakan waktu tidur yang teratur
3. Terapkan disiplin positif pada anak
4. Anjurkan pada ibu atau orang tua untuk menghabiskan waktu bersama anak
5. Bina hubungan keluarga yang sehat
6. Lakukan evaluasi perkembangan anak di pelayanan kesehatan seperti puskesmas di
bulan yang telah di tentukan

VI. IMPLEMENTASI

1. Membangun kehidupan anak yang terorganisir dan terstruktur

Bantulah anak seperti mengatur waktu beraktivitas atau menjaga lingkungannya


tetap rapi. Berikan pula instruksi yang terstruktur, singkat, dan spesifik.
Contohnya,”Tolong bantu Ibu menaruh mainan di kotak mainan dan
mengembalikan buku ke rak.”, lalu berikan anak pujian jika ia melakukannya
dengan benar.

2. Menciptakan waktu tidur yang teratur

Anak dengan gangguan emosional dapat menyebabkan masalah tidur yang membuat
gejalanya semakin parah. Ciptakan waktu tidur anak yang baik dengan tidur dan
bangun di waktu yang sama setiap harinya. Hindari bermain komputer atau
menonton TV sebelum tidur karena dapat mengganggu waktu istirahatnya.

3. Merapkan disiplin positif pada anak

20
Merapkanlah disiplin yang tegas dengan penuh kasih sayang. Dapat melakukannya
dengan cara menghargai perilaku baik yang anak lakukan dan mencegah perilaku
negatif yang berada di luar kendali. Jangan hanya mengucapkan terima kasih ketika
ia membantu, tapi singgung pula usaha yang ia lakukan. Misalnya, “Terima kasih
sudah membantu ibu mencuci piring.” Dengan cara ini, anak menjadi tahu tindakan
apa saja yang tergolong baik.

4. Menganjurkan pada ibu atau orang tua untuk menghabiskan waktu bersama anak

Meluangkan waktu setiap harinya untuk sekadar berbincang dan beraktivitas


bersama anak. Berikan anak perhatian penuh dan pujilah perilaku positif yang ia
lakukan dan menghabiskan waktu bersama anak dengan melakukan aktivitas fisik,
seperti berjalan keliling komplek atau berolahraga. Namun, pastikan ia tidak
melakukan aktivitas yang terlalu berat saat dekat dengan waktu tidurnya.

5. Membina hubungan keluarga yang sehat

Hubungan antara semua anggota keluarga berperan besar dalam mengelola atau
mengubah perilaku anak hiperaktif. Pasangan suami-istri dengan ikatan yang kuat
sering kali merasa lebih mudah menghadapi tantangan menjadi orang tua. Upayakan
untuk menjalin komunikasi yang sehat dengan anak. Jika ia mengajak bicara,
tanggapi dengan tenang dan sabar.

Dukungan penuh dari orang tua, tenaga pengajar, dan orang-orang di sekitarnya
sangatlah penting untuk tumbuh kembang anak hiperaktif. Bawalah ia
ke dokter secara berkala untuk memastikan perkembangannya. Bisa meminta
bantuan terapis profesional untuk memberikan pelatihan atau bimbingan khusus.

6. Melakukan evaluasi perkembangan anak di pelayanan kesehatan seperti puskesmas


di bulan yang telah di tentukan

21
Melakukan evaluasi perkembangan anak di bulan yang telah di sepakati oleh orang
tua dan tenaga kesehatan.

VII. EVALUASI
1. Keluarga bersedia membangun kehidupan anak yang terorganisir dan terstruktur
seperti mengatur waktu beraktivitas atau menjaga lingkungannya tetap rapi.
2. Keluarga menciptakan waktu tidur yang teratur untuk anak.
3. keluarga bersedia menerapkan pola disiplin positif pada anak
4. orang tua dan keluarga bersedia untuk menghabiskan waktu bersama anak
5. Keluarga bersedia Membina hubungan yang sehat dan penuh kasih sayang.
6. Keluarga bersedia melakukan kunjungan ulang.

22
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Periode Babyhood merupakan dasar pengembangan sikap, perilaku dan ekspresi. Pada
usia dua tahun pertama merupakan masa kritis, karena akan menetukan kualitas anak dalam
bersosial dan melakukan penyesuaian diri secara pribadi

Bertambahnya berat badan bayi diakibatkan peningkatan jaringan lemak. Demikian


juga dengan panjang dan proporsi tubuh. Semakin bertambah usia, tulang-tulang bayi
babyhood semakin keras. Perkembangan pesatnya terjadi di awal tahun pertama. Demikian
juga dengan susunan syaraf dan organ-organ perasas bayi yang yang makin berkembang.
Pertambahan berat otak paling pesat terjadi pada usia 24 bulan. Perkembangan psikologis
babyhood berkaitan erat dengan kematangan fungsi-fungsi sensorik-motorik dan
intelektual. Pertumbuhan bayi yang normal dapat diukur dari perkembangan dan
kematangan kemampuan dasarnya, yakni aspek motoric dan kognitif.

Pada usia 0-2 tahun, perkembangan kognitifnya masih tergolong pada tahap sensoris
motorik, di mana pemahaman bayi tentang dunia sekitarnya dengan cara
mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris, seperti melihat, meraba, memegang,
mendengarkan, atau Tindakan-tindakan motoriknya. Oleh dasar ini, perkembangan kognitif
bayi digolongkan pada tahap sensoris motorik.

Bahaya fisik yang sering terjadi pada masa babyhood yaitu rentannya terhadap
penyakit, infeksi, dan kematian bayi. Sedangkan Bahaya Psikologi pada Babyhood
keterlambatan perkembangan motoric, Keterlambatan berbicara , Keterlambatan hubungan
sosial dan Buruknya kehidupan emosional bayi.

23
IV.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

24
Daftar Pustaka

Amalia, Nurul, Kiki Nurbaiti, Bagus Adi Saputro, Nining Tri Wahyuni, and Rian Adam.
2019. Psikologi Perkembangan Pada Periode Babyhood.

Ikawahyu Indarwati, Rahajeng, Ni Putu Putri Puspitaningrum, and Reno Fitria Sari. 2020.
Mengenal Gangguan Psikososial Pada Anak.

Nurbaiti, Tri. 2020. “Fenomena Adaftasi Masa Babyhood Dan Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan.” 1–27.

Amalia, Nurul, Kiki Nurbaiti, Bagus Adi Saputro, Nining Tri Wahyuni, and Rian Adam.
2019. Psikologi Perkembangan Pada Periode Babyhood.

Ikawahyu Indarwati, Rahajeng, Ni Putu Putri Puspitaningrum, and Reno Fitria Sari. 2020.
Mengenal Gangguan Psikososial Pada Anak.

Nurbaiti, Tri. 2020. “Feomena Adaftasi Masa Babyhood Dan Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan.” 1–27.

25
26

Anda mungkin juga menyukai