Anda di halaman 1dari 18

Prasekolah

Disusun Oleh:
Raza Saputra Rahmat (2008015076)
Lingga Jasmine Azhari (2008015118)
Izza Qurrota Ainy (2008015048)

Universitas Muhammadiyah Dr. Hamka


DKI JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, nikmat yang tak
dapat kita hitung banyaknya. Segala puji hanya layak untuk Allah tuhan seru sekalian alam
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan tentang “Prasekolah”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segala pihak
yang bersangkutan dalam pembuatan makalah ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nurmala selaku dosen pembimbing mata kuliah
Perkembangan Sepanjang Hayat dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Definisi Anak Prasekolah....................................................................................................2
2.2 Perkembangan Anak Prasekolah.......................................................................................2
2.3 Ciri-Ciri Anak Prasekolah..................................................................................................3
2.4 Karakteristik........................................................................................................................4
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan....................................................................5
2.6 Faktor Yang Memperngaruhi Perkembangan Psikososial...............................................7
2.7 Tugas Perkembangan..........................................................................................................9
2.8 Tugas Perkembangan Perilaku...........................................................................................9
2.9 Kompetensi Anak Prasekolah...........................................................................................11
2.10 Faktor Permasalahan Perkembangan..............................................................................13
2.11 Indikator Permasalahan Perilaku Anak Prasekolah......................................................14
2.12 Jenis-Jenis Permasalahan Perilaku Anak Prasekolah....................................................14
2.13 Pengaruh Permasalahan Perilaku Terhadap Perkembangan Anak..............................14
BAB III...............................................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yang dimaksudkan dengan anak pra sekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun
menurut Biechler dan Snowman (1993). Anak biasanya mengikuti program pra sekolah dan
kindergarten. Sedangkan di Indonesia, umumnya anak mengikuti program Tempat Penitipan
Anak pra sekolah (3 bulan -5 tahun) dan Kelompok Bermain (umur3 tahun), sedangkan pada
umur 4-6 tahun biasanya anak mengikuti program Taman Kanak pra sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan masa prasekolah?
2. Apa perkembangan pada anak prasekolah?
3. Bagaimana ciri-ciri anak prasekolah?
4. Apa karakteristik yang terdapat pada anak prasekolah?
5. Apa faktor yang dapat mempengaruhi anak prasekolah?
6. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial?
7. Apa saja tugas perkembangan pada anak prasekolah?
8. Apa tugas perkembangan perilaku yang terdapat pada anak prasekolah?
9. Apa kompetensi yang terdapat pada anak usia 3 – 6 tahun?
10. Apa saja faftor penyebab permasalahan perkembangan?
11. Sebutkan indicator permasalahan pada anak prasekolah?
12. Sebutkan jenis permasalahan pada anak prasekolah?
13. Apa pengaruh permasalahan perilaku pada perkembangan anak?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari perkembangan pada anak prasekolah.
2. Mengetahui masalah yang terjadi pada anak prasekolah.
3. Menambah wawasan kami sebagai mahasiswa/i.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anak Prasekolah
Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun, pada masa ini anak-
anak senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka memiliki kekuatan. Pada usia
prasekolah, anak membangun kontrol sistem tubuh seperti kemampuan ke toilet, berpakaian,
dan makan sendiri (Potts & Mandeleco, 2012).
Menurut Montessori (dalam Noorlaila 2010), bawa usia 3-6 tahun anak-anak dapat
diajari menulis, membaca, dan belajar mengetik. Usia prasekolah merupakan kehidupan
tahun-tahun awal yang kreatif dan produktif bagi anak-anak.
Anak usia prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun saat dimana sebagian besar sistem
tubuh telah matur dan stabil serta dapat menyesuaikan diri dengan stres dan perubahan yang
moderat (Wong, 2008).
Anak usia prasekolah merupakan masa kanak-kanak awal, yaitu berada pada usia tiga
sampai enam tahun (Potter & Perry, 2005).
Anak usia prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi.
Potensi- potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang
secara optimal. Di usia ini anak mengalami banyak perubahan baik fisik dan mental, dengan
karakteristik sebagai berikut, berkembangnya konsep diri, munculnya egosentris, rasa ingin
tahu, imajinasi, belajar menimbang rasa, munculnya kontrol internal (tubuh), belajar dari
lingkungannya, berkembangnya cara berfikir, berkembangnya kemampuan berbahasa, dan
munculnya perilaku (Wong, 2008).
Yang dimaksudkan dengan anak pra sekolah adalah anak yang berumur antara 3-6
tahun menurut Biechler dan Snowman (1993). Anak biasanya mengikuti program pra sekolah
dan kindergarten. Sedangkan di Indonesia, umumnya anak mengikuti program Tempat
Penitipan Anak pra sekolah (3 bulan -5 tahun) dan Kelompok Bermain (umur3 tahun),
sedangkan pada umur 4-6 tahun biasanya anak mengikuti program Taman Kanak pra sekolah.

2.2 Perkembangan Anak Prasekolah


Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih terjadi peningkatan
pertumbuhan dan perkembangan, khususnya pada aktivitas fisik dan kemampuan kognitif.
Menurut teori Erikson (dalam Nursalam, 2005), pada usia prasekolah anak berada
pada fase inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs guilty). Pada masa ini, rasa ingin tahu

2
(courius) dan adanya imajinasi anak berkembang, sehingga anak banyak bertanya mengenai
segala sesuatu di sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua mematikan
inisiatifnya maka hal tersebut membuat anak merasa bersalah.
Menurut teori Sigmund Freud, anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai
mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan lakilaki. Anak juga akan mengidentifikasi
figur atau perilaku kedua orang tuanya sehingga kecenderungan untuk meniru tingkah laku
orang dewasa disekitarnya.
Menurut Piaget (1952), perkembangan kognitif anak usia prasekolah berada pada
tahap pemikiran preoperasional. Pada tahap ini anak belajar untuk berpikir dengan
menggunakan symbol dan imajinasi. Bermain merupakan metode non-verbal untuk
menstimulasi proses berpikir egosentrik, seperti dalam penelitian Piaget (1952), anak selalu
menunjukkan egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukur yang besar walaupun
isi sedikit.

2.3 Ciri-Ciri Anak Prasekolah


Patnomodewo (2010) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3- 6tahun) yang
biasanya ada di TK meliputi aspek fisik, emosi, sosial, dan kognitif anak.
1. Ciri fisik
Anak usia prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka memiliki penguasaan
(kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat suka melakukan kegiatan yang dilakukan
sendiri. Setelah melakukan berbagai kegiatan, anak usia prasekolah membutuhkan
istirahat yang cukup. Otot-otot besar pada anak usia prasekolah lebih berkembang dari
kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu, mereka biasanya belum terampil
dalam melakukan kegiatan yang agak rumit seperti mengikat tali sepatu. Anak usia
prasekolah juga sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan perhatiannya
pada objek-objek yang kecil ukurannya. Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi
tengkorak kepala mereka masih lunak. Selain itu, walaupun anak laki-laki lebih besar,
akan tetapi anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang praktis.
2. Ciri sosial
Umumnya pada tahap ini mereka mempunyai satu atau dua sahabat, tetapi
sahabat ini cepat berganti. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu
terorganisir dengan baik. Anak yang lebih muda sering kali bermain bersebelahan
dengan anak yang lebih tua. Selain itu permainan mereka juga bervariasi sesuai
dengan kelas sosial dan gender. Sering terjadi perselisihan tetapi kemudian berbaikan

3
kembali. Pada anak usia prasekolah juga sudah menyadari peran jenis kelamin dan
sextyping.
3. Ciri emosional
Anak usia prasekolah cenderung mengekspresikan perasaan secara bebas dan
terbuka. Iri hati juga sering terjadi diantara mereka dan anak usia prasekolah pada
umumnya sering kali merebut perhatian guru.
4. Ciri kognitif
Anak usia prasekolah umumnya sudah terampil dalam berbahasa. Kompetensi
anak juga perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, memahami dan
kasih sayang.

2.4 Karakteristik
1. Perkembangan Motorik
Pada saat anak mencapai tahapan usia prasekolah (4-6 tahun) ada ciri yang jelas
berbeda antara anak usia bayi dan anak usia prasekolah. Perbedaannya terletak dalam
penampilan, proporsi tubuh, berat, panjang badan dan keterampilan yang mereka
miliki. Bertambahnya usia, perbandingan antar bagian tubuh akan berubah. Gerakan
anak usia prasekolah lebih terkendali dan terorganisasi dalam pola-pola.
Perkembangan lain yang terjadi pada anak usia prasekolah , umumnya ialah jumlah
gigi yang tumbuh mencapai 20 buah. Gigi susu akan tanggal pada akhir masa usia
prasekolah. Gigi yang permanen tidak akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun.
Otot dan sistem tulang akan terus berkembang sejalan dengan usia mereka. Kepala
dan otak mereka telah mencapai ukuran orang dewasa pada saat anak mencapai usia
prasekolah. Perkembangan motorik terbagi dua yaitu motorik halus dan motorik
kasar. Motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi
otototot besar, seperti ; berjalan, melompat, berlari, melempar dan naik. Motorik halus
berkaitan dengan gerakan yang menggunakan otot halus, seperti ; menggambar,
menggunting, melipat kertas, meronce, dan lain sebagainya.
2. Perkembangan Kognitif
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir. Kognitif adalah
pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi kognitif merupakan
tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan.
Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berpikir.
Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk

4
menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan sebagai tolok ukur pertumbuhan
kecerdasan. Piaget (Patmonodewo, 2008) menjelaskan perkembangan kognitif terdiri
dari empat tahapan perkembangan yaitu tahapan sensorimotor, tahapan
praoperasional, tahapan kongkret operasionaldan tahapan formal operasional.
3. Perkembangan Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, dapat diwujudkan dengan
tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri yang
berkembang menjadi komunikasi melalui ujaran yang tepat dan jelas. Dalam
membicarakan perkembangan bahasa terdapat 3 butir yang perlu dibicarakan
(Patmonodewo, 2008), yaitu:
a. Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan berbicara. Bahasa biasanya
dipahami sebagai sistem tata bahasa yang rumit dan bersifat semantik, sedangkan
kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam bentuk katakata. Walaupun bahasa
dan kemampuan berbicara sangat dekat hubungannya tapi keduanya berbeda.
b. Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat
pengertian/reseptif (understanding) dan pernyataan/ekspresif (producing). Bahasa
pengertian (misalnya mendengarkan dan membaca) menunjukkan kemampuan
anak untuk memahami dan berlaku terhadap komunikasi yang ditujukan kepada
anak tersebut. Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan) menunjukkan ciptaan bahasa
yang dikomunikasikan kepada orang lain.
c. Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibahas. Anak akan berbicara
dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat merencanakan menyelesaikan
masalah, dan menyerasikan gerakan mereka. Anak usia prasekolah biasanya telah
mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat
memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara,
antara lain dengan bertanya, melakukan dialog dan menyanyi.
4. Perkembangan Psikososial
Merupakan perkembangan yang membahas tentang perkembangan kepribadian
manusia, khususnya yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan perkembangan
kepribadian.

2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan


Wong (2009) menyebutkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan,
yaitu:

5
1) Keturunan
Karakteristik yang diturunkan mempunyai pengaruh besar pada perkembangan. Jenis
kelamin anak, yang ditentukan oleh seleksi acak pada waktu konsepsi, mengarahkan
pola pertumbuhan dan perilaku orang lain terhadapa anak. Kebanyakan karakteristik
fisik termasuk pola dan bentuk gambaran, bangun tubuh, dan keganjilan fisik,
diturunkan dan dapat mempengaruhi cara pertumbuhan dan integrasi anak dengan
lingkungannya.
2) Faktor Neuroendokrin
Kemungkinan semua hormon mempengaruhi pertumbuhan dalam beberapa cara. Tiga
hormon yaitu hormon pertumbuhan, hormon tiroid, dan androgen, ketika diberikan
pada individu yang kekurangan hormon ini, merangsang anabolisme protein dan
karenanya menghasilkan elemen esensial untuk pembangunan protoplasma dan
jaringan bertulang.
3) Nutrisi
Nutrisi mungkin merupakan satu-satunya pengaruh paling penting pada pertumbuhan.
Selama masa bayi dan kanak-kanak, kebutuan terhadap kalori relatif besar, seperti
yang dibuktikan oleh peningkatan tinggi dan berat badan. Pengaruh nutrisi juga baik
mempengaruhi perkembangan, terutama untuk perkembangan kognitif anak, untuk
perkembangan IQ anak.
4) Hubungan Interpersonal
Hubungan dengan orang terdekat memainkan peran penting dalam perkembangan,
terutama dalam perkembangan emosi, intelektual, dari kepribadian. Melalui individu
ini anak belajar untuk mempercayai dunia dan merasa aman untuk menjelajahi
hubungan yang semakin luas.
5) Tingkat Sosioekonomi
Tingkat sosioekonomi keluarga anak mempunyai dampak signifikan pada
pertumbuhan dan perkembangan. Pada semua usia anak dari keluarga kelas atas dan
menengah mempunyai tinggi badan lebih dari anak dari keluarga dengan strata
sosioekonomi rendah. Keluarga dari kelompok sosioekonomi rendah mungkin kurang
memiliki pengetahuan atau sumber daya yang diperlukan untuk memberikan
lingkungan yang aman, menstimulasi dan kaya nutrisi membantu perkembangan
optimal anak.
6) Penyakit

6
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu manifestasi dalam
sejumlah gangguan herediter. Gangguan pertumbuhan terutama terlihat pada
gangguan skeletal.
7) Bahaya Lingkungan
Bahaya dilingkungan adalah sumber kekhawatirkan pemberi asuhan kesehatan dan
orang lain yang memperhatikan kesehatan dan keamanan. Sebagai contoh anak-anak
yang tinggal di daerah industri, dari segi kesehatan anak akan menghirup udara yang
kurang bersih karena udara sudah tercemar oleh asap-asap pabrik menyebabkan anak
menjadi jarang keluar rumah dan sulit untuk bertemu teman-teman sebaya.
8) Stress
Pada Masa Kanak-Kanak Stress adalah ketidakseimbangan antara tuntutan lingkungan
dan sumber koping individu yang menganggu ekuilibrium individu tersebut.
Meskipun semua anak mengalami stres, beberapa anak muda tampak lebih rentan
dibandingkan yang lain.
9) Pengaruh Media Massa
Media dapat memberikan pengaruh besar pada perkembangan anak, tidak diragukan
lagi bahwa media memberikan anak suatu cara untuk memperluas pengetahuan
mereka tentang dunia tempat mereka hidup dan berkontribusi untuk mempersempit
perbedaan antar kelas. Citra perilaku berisiko yang ditampilkan oleh media dapat
berperan dalam membentuk atau menguatkan persepsi anak tentang lingkungan sosial
mereka. Anak-anak masa kini cenderung memilih media dan figure olahraga sebagai
model peran ideal mereka, sedangkan di masa lalu mayoritas anak memilih orang tua
atau wali orang tua mereka sebagai orang yang paling ingin mereka contoh.

2.6 Faktor Yang Memperngaruhi Perkembangan Psikososial


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial anak usia 3-6 tahun
berdasarkan Santrock (2011) adalah:
1. Diri (Self)
Diri merupakan pemahaman seorang anak terhadap diri mereka sendiri, tentang cara
anak menggambarkan diri mereka. Dalam diri anak-anak usia 3-6 tahun berkembang
beberapa pemahaman, yaitu:
a) Pemahaman diri Pada maa kanak-kanak awal, anak berpikir bahwa diri mereka
dapat dijelaskan melalui banyak karakteristik material, seperti ukuran, bentuk, dan

7
warna. Selain itu, anakanak juga sering menggambarkan diri mereka dalam bentuk
aktivitas permainan.
b) Harga diri Harga diri adalah bagian dari evaluasi konsep diri, penilaian yang
dibuat anak mengenai seberapa berharganya mereka. Harga diri pada masa kanak-
kanak awal bersifat tidak ada perbedaan ”saya baik” atau “saya jahat”.
c) Pemahaman dan pengaturan emosi Pemahaman dan pengaturan emosi akan
meningkatkan kemampuan sosial anak dan kemampuan untuk menjalin hubungan
baik dengan orang lain. Hal ini membantu anak dalam mengatur perilaku dan
mengungkapkan tentang perasaan-perasaan mereka.
2. Gender
Identitas gender adalah kesadaran yang berkembang pada masa kanak-kanak awal
bahwa seseorang adalah laki-laki atau perempuan. Identitas gender melibatkan
kesadaran gender seseorang, termasuk pengetahuan, pemahaman dan penerimaan
sebagai laki-laki atau perempuan. (Santrock, 2011) menyatakan anak-anak sudah
menunjukkan gambaran bahwa mereka menghabiskan waktu bersama temanteman
bermain berjenis kelamin sama sejak anak usia sekitar 3 tahun. Dari 4-12 tahun
gambaran untuk bermain bersama dalam kelompok yang berjenis kelamin sama
meningkat, dan selama tahun-tahun sekolah dasar, anak-anak mengahabiskan
sebagian besar waktu luang mereka bersama anak-anak yang berjenis kelamin sama.
3. Permainan
Permainan adalah sebuah aktivitas yang menyenangkan dengan terlibat didalamnya,
ketika fungsi serta bentuknya bervariasi. Bermain adalah pekerjaan seorang anak, dan
hal ini berkontribusi dterhadap seluruh aspek perkembangan. Menurut Rudiati (2010)
yang bertujuan untuk menganalisa perbedaan perkembangan psikososial anak di TK
dengan playgroup dan tanpa playgroup dan hasilnya terdapat perkembangan
psikososial antara anak TK dengan kelompok bermain dan tanpa kelompok bermain.
Perkembangan psikosisal anak TK dengan kelompok bermain berada dalam kategori
baik sedangkan anak TK tanpa kelompok bermain dalam kategoi kurang baik.
4. Pengasuh
Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam
pembentukan perkembangan psikososial anak adalah praktik pengasuhan anak.
Keluarga adalah lingkungan yang pertama kali menerima kehadiran anak.
5. Hubungan dengan anak lain

8
Hampir smua karakteristik aktivitas dan perilaku melibatkan anak lain. Melalui
bersaing dan membandingkan diri sendiri dengan anak lain, anak-anak dapat menilai
kompetensi fisik, sosial, kognitif, dan bahasa, serta dapat memperoleh perasaan diri
yang lebih realistis.
6. Media Elektronik atau Televisi
Banyak anak menghabiskan lebih banyak waktu didepan televisi daripada bercakap-
cakap dengan oangtuanya. Televisi adalah salah satu media masa yang paling banyak
mempengarhi perilaku anak-anak. Televisi dapat memiliki efek negatif pada anak-
anak karena, televisi menjadikan anak-anak pembelajar pasif. Akan tetapi televisi
dapat memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan anak, melalui program
pendidikan yang akan diberikan pada anak.

2.7 Tugas Perkembangan


Tugas perkembangan yang harus dicapai anak prasekolah (3-6 tahun):
a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis.
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya (sosialisasi)
d. Belajar memainkan peranannya sesuai jenis kelamin.
e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
g. Mengembangkan kata hati
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.

2.8 Tugas Perkembangan Perilaku


Sesuai dengan tugas perkembangannya anak usia 3-6 tahun memperlihatkan karakteristik
perilaku (Keliat, 2010) sebagai berikut:
1) Perilaku Inisiatif
a) Mengkhayal dan kreatif Anak usia pra sekolah memiliki imajinasi atau khayalan
yang aktif dan keatif. Imajinasi atau khayalan anak usia prasekolah terjadi ketika
anak-anak sedang bermain.
b) Berinisiatif dengan benda disekitarnya Bermain merupakan kegiatan anak yang
utama. Ketika anak sudah mulai bosan dengan manan yang dimilikinya anak

9
berusaha untuk mendapatkan objek permainan yang baru. Untuk menemukan
objek mainan yang baru, anak melihat di lingkungan sekitarnya apakah ada objek
atau benda lain yang dapat digunakan untuk bermain.
c) Belajar keterampilan fisik baru Anak usia 3-6 tahun merupakan masa-masa
dimana anak sedang aktif. Pemanfatan gerak aktif ini memudahkan untuk belajar
berbagai macam keterampilan, terutama keterampilan secara fisik. Keterampilan
yang diberikan dapat diberikan ketika bermain dan keterampilan fisik baru lebih
menggunakan kemampuan motorik kasar anak, seperti melompat, melempar,
berdiri satu kaki (Nugroho, 2009).
d) Menikmati bermain dengan teman sebayanya Anak-anak sering berkumpul
bersama untuk bermain. Saling menjalin hubungan satu sama lain, bertukar barang
mainan yang mereka miliki. Anak-anak pra sekolah terlibat dalam permainan
asosiatif, dimana anak terlibat dalam kegiatan yang terpisah, tetapi mereka masih
dapat berinteraksi dengan bertukar mainan atau mengomentari perilaku anak-anak
yang 26 lain dan anak terlihat senang ketika bermain bersama temantemannya.
e) Mengetahui hal benar dan salah, mengikuti aturan Anak pra sekolah dapat
mengetahui hal yang salah dan benar, karena pada masa ini anak sudah mulai
mengikuti perintah, nasihat, aturan yang diberikan padanya.
f) Mengenal minimal 4 warna Perkembangan otak pada anak prasekolah terjadi
sangat cepat berkaitan dengan hal tersebut, dengan mengenalkan warnawarna
dapat membantu untuk perkembangan otak sebagai penyerapan daya ingat anak.
(Nugroho, 2009).
g) Merangkai kata-kata dalam bentuk kalimat Perkembangan bahasa anak pra
sekolah sudah mulai jelas, dan dapat dimengerti. Anak mulai mencoba kosakata
baru yang didapatdari lingkungan sekitarnya,. Anak anak mulai menerapan kata-
kata yang didapatnya untuk berkomunikasi. (Papalia, 2009).
h) Mampu mengerjakan perkerjaan sederhana Anak pra sekolah juga mulai dapat
melakukan pekerjaan yang sederhana. Berkaitan dengan gerak aktif anak, dapat
diajarkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang sederhana, seperti mengajarkan
anak untuk membereskan piring dan gelas yang telah dipergunakan, membereskan
mainan yang telah digunakan (Nugroho, 2009).
i) Mengenal jenis kelamin Anak usia 3-6 tahun mulai diajarkan untuk mengetahui
perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin perlu

10
dikenalkan sejak dini untuk menghindari kebingungan jenis kelamin (Papalia,
2009).
2) Perilaku Bersalah
a) Tidak percaya diri, malu untuk tampil didepan umum. Pada masa usia pra sekolah,
anak juga mengalami rasa tidak percaya diri, malu untuk tampil. Jika anak tidak
dibiasakan untuk tampil didepan umum, anak cenderung untuk menjadi pemalu
dan tertutup.
b) Pesimis tidak memiliki cita-cita Pesimis merupakan pandangan negatif terhadap
suatu hal. Anak merasa tidak mampu melakukan hal yang sama dengan anak-anak
lain, atau menjadi bingung ketika ditanya sesuatu, selain itu anak lebih sering
menangis saat menghadapi permasalahan atau kesulitan kecil, menyerah lebih
cepat saat dihadapkan pada tantangan baru, kurang tekun berusaha menyelesaikan
sebuah permainan.
c) Takut salah menghadapi sesuatu Rasa bersalah merupakan tahapan perkembangan
psikosial anak usia 3-6 tahun. Pada saat yang sama anak-anak belajar bahwa untuk
melakukan sesuatu harus mendapatkan persetujuan agar tujuan yang diinginkan
tercapai. Namun, apabila tidak mendapatkan persetujuan, anak akan diliputi rasa
bersalah dan ketakutan.
d) Sangat membatasi aktivitasnya. Sehingga terkesan malas dan tidak mempunyai
inisiatif. Berhubungan dengan rasa bersalah, pada saat anak diliputi rasa bersalah
atau ketakutan karena hal yang diinginkan tidak mendapatkan persetujuan, anak
menjadi membatasi aktivitasnya, sehingga anak terlihat tidak memiliki aktivitas.
e) Perilaku agresif Perilaku agresif adalah perilaku bermusuhan yang ditujukan untuk
melukai atau menyakiti. Para psikologi mendefinisikan perilaku agresif sebagai
perilaku yang ditujukan untuk menyakiti atau menghancurkan. Perilaku agresif
secara verbal maupun fisik.

2.9 Kompetensi Anak Prasekolah


Menurut Yuniartiningsih (2012) anak usia pra sekolah memiliki perkembangan psikososial
sebagai berikut:
1) Anak usia 3 tahun, memiliki kompetensi sebagai berikut:
a) Memahami dirinya sebagai seorang individu.
b) Bermain dengan diri sendiri dan orang lain.
c) Belajar berbagi mainan dengan teman sebaya.

11
d) Tidak dapat berbagi tempat kerja.
e) Menunggu giliran.
f) Menyukai berpakaian.
g) Menyukai humor sederhana.
h) Menyukai permainan lantai.
i) Bangga pada sesuatu dibuat sendiri.
j) Membantu orang dewasa dengan aktivitas rumah.
k) Berperan sebagai orang dan obyek.
2) Anak usia 4 tahun, memiliki kompetensi sebagi berikut:
a. Masih melakukan permainan yang bersifat asosiatif tetapi mulai melakukan
permainan kerjasamaa dan saling memberi dan menerima.
b. Menunjukkan kesulitan berbagi tempat tetapi mulai memahami arti giliran dan
melakukan permainan sederhana dalam kelompok kecil.
c. Lebih senang bermain dengan orang lain. Mulai menawarkan segala sesuatu
kepada orang lain secara spontan.
d. Menunjukkan kemarahan tetapi mulai memperbaiki tindakan agresif.
e. Semakin mengerti tentang perilaku pengaturan diri.
f. Menunjukkan kemampuan yang lebih besar untuk mengendalikan perasaan.
3) Anak usia 5 tahun, memiliki kompetensi sebagai berikut:
a) Menikmati permainan drama dengan anak-anak lain.
b) Bekerjasama dengan baik.
c) Memahami kekuatan penolakan terhadap orang lain.
d) Menyukai orang lain dan dapat bertindak dengan cara hangat dan empati.
e) Menunjukkan sedikit perilaku agresif secara fisik.
f) Dapat mengikuti permainan.
g) Berpakaian dan makan dengan sedikit pengawasan.
h) Memadankan dan memberikan nama pada 4 warna dasar.
4) Anak usia 6 tahun, memiliki kompetensi sebagi berikut:
a. Bermaksud menyenangkan orang tua dan orang dewasa lainnya dalam kelompok
keluarga.
b. Melindungi saudara kandung atau teman bermain yang lebih muda.
c. Bersemangat untuk berteman.
d. Memiliki keterampilan sosial untuk memberi menerima dan berbagi.
e. Memiliki tingkah laku lebih mandiri.

12
f. Mempelajari hubungan antar benda.

2.10 Faktor Permasalahan Perkembangan


Permasalahan perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu,
bersifat stabil yang menunjukkan ketidakmampuan penyesuaian diri. Berikut faktor-faktor
yang berkaitan dengan timbulnya permasalahan perkembangan:
1. Faktor Biologis
Faktor biologis ini tidak lepas dari keterkaitannya dengan pertumbuhan fisik yang
selanjutnya berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak. Gen tampaknya
berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku. Dengan
kata lain, anak memiliki perkembangan pada perilaku tertentu sangat tergantung
dengan faktor kesiapan atau kemasakan organ-organ biologis dan pertumbuhan
fisiknya; umur. Kesiapan atau kemasakan biologis juga sangat dipengaruhi kondisi
bayi saat berada dalam kandungan. Kandungan gizi dan keadaan ibu sangat berperan
dalam penentuan proses biologis pada anak. Kondisi fisik dan psikis ibu pada saat
mengandung merupakan faktor yang sangat penting. Setelah lahir, untuk menuju
kesiapan atau kemasakan organ biologis yang menunjang pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikologis ini ada tiga kebutuhan yang harus terpenuhi, yaitu;
 Asuh yang melingkupi pemenuhan kebutuhan primer seperti gizi, kesehatan, ASI,
imunisasi.
 Asih, yaitu pemberian kebutuhan emosi dan kasih sayang yang tulus dari orangtua
dan lingkungan sekitarnya.
 Asah yaitu stimulasi mental dan pemberian kesempatan anak untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal.
2. Lingkungan Keluarga
Keadaan keluarga tertentu yang bisa menyebabkan masalah emosional pada anak-
anak.
 Orangtua
Beberapa hal yang termasuk di dalam faktor ini adalah; pendidikan yang rendah,
usia yang masih muda, ketidaksensitifan terhadap perkembangan anak, kurang
terlibat secara afeksi terhadap lingkungan sosial dan pendidikan anak, harapan
yang tidak realistis, gaya pengasuhan yang terlalu keras dan mengontrol, serta
orangtua yang mengalami gangguan jiwa.
 Komposisi dan keadaan keluarga

13
Orangtua tunggal, perkawinan yang penuh dengan tekanan dan kekerasan, jumlah
anak, sedangkan keadaan keluarga mengarah pada kondisi sosial dan ekonomi
yang rendah.
3. Lingkungan Sosial
Satu dimensi dalam lingkungan sosial yang nampak berpengaruh dalam membentuk
pola-pola perilaku anak-anak adalah fenomena modelling, dengan meniru perilaku
orang lain.

2.11 Indikator Permasalahan Perilaku Anak Prasekolah


 Ketidakmampuan menyesuaikan diri; mengganggu diri sendiri dan lingkungan
 Intensitas atau bobot perilaku yang dilihat dari akibat atau dampak perilaku yang
dilakukan anak.
 Frekuensi yang sering dan relatif stabil

2.12 Jenis-Jenis Permasalahan Perilaku Anak Prasekolah


1. Perilaku dengan kegelisahan (Conduct/restless), yaitu yang merujuk pada perilaku
agresif, tantrum, konsentrasi rendah, terlalu aktif, sulit diatur, dan merusak.
2. Perilaku ketidakmatangan/terisolasi (Isolated/Immature), yaitu perilaku yang
menunjukkan pada perilaku ketergantungan secara berlebih, konsentrasi rendah,
cenderung menarik diri, serta sangat sensitif.
3. Perilaku yang merujuk pada keadaan emosi atau ketidaksenangan
(Emotional/Miserable). Area permasalahan ini merujuk pada perilaku kecemasan,
temper tantrums, buang air besar/kecil di celana, menunjukkan banyak reaksi
ketakutan, menuntut perhatian, anak yang menangis berlebihan.

2.13 Pengaruh Permasalahan Perilaku Terhadap Perkembangan Anak


a. Dampak internal, yaitu akibat yang tertuju pada diri sendiri; munculnya emosi yang
negatif dan temperamen yang sulit, serta tidak mampu beradaptasi (Bates dan Bayles,
1988), perkembangan kognitif yang terhambat berkenaan dengan ketidakmampuan
menyesuaikan dengan program kegiatan belajar (Stevenson dalam Koot, 1996).
b. Dampak eksternal, yaitu akibat yang tertuju pada lingkungan anak, seperti
mengganggu suasana kelas serta penolakan teman sebaya (Grainger, 1997).

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun, pada masa ini anak-
anak senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka memiliki kekuatan. Pada usia
prasekolah, anak membangun kontrol sistem tubuh seperti kemampuan ke toilet, berpakaian,
dan makan sendiri (Potts & Mandeleco, 2012).
Menurut teori Erikson (dalam Nursalam, 2005), pada usia prasekolah anak berada
pada fase inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs guilty). Pada masa ini, rasa ingin tahu
(courius) dan adanya imajinasi anak berkembang, sehingga anak banyak bertanya mengenai
segala sesuatu di sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua mematikan
inisiatifnya maka hal tersebut membuat anak merasa bersalah.
Patnomodewo (2010) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3- 6tahun) yang
biasanya ada di TK meliputi aspek fisik, emosi, sosial, dan kognitif anak.
Karakteristik yang terdapat pada anak prasekolah mencakup perkembangan motorik,
perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, dan perkembangan psikososial.
Faktor mempengaruhi perkembangan anak prasekolah yaitu; keturunan, faktor
neuroendoktrin, nutria, hubungan interpersonal, tingkat sosioekonomi, penyakit, bahaya
lingkungan, stress, dan pengaruh media massa.
Indicator dari permasalaha perilaku pada anak prasekolah adalah ketidakmampuan
menyesuaikan diri; mengganggu diri sendiri dan lingkungan, intensitas atau bobot perilaku
yang dilihat dari akibat atau dampak perilaku yang dilakukan anak, dan frekuensi yang sering
dan relatif stabil

15

Anda mungkin juga menyukai