Anda di halaman 1dari 17

PERIODISASI-PERIODISASI DALAM PERKEMBANGAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : Nur Hasan, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. M. Zainul Ulum (202111001003)


2. Muhammad Naufal Aziz (202111001023)
3. Robiatul Adawiyah (202111001032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA PASURUAN
Oktober, 2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. karena telah melimpahkan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah "Psikologi
Pendidikan". Adapun topik yang dibahas dalam makalah ini adalah Periodisasi-
periodisasi dalam perkembangan. Dimana setelah membahas topik ini, diharapkan
pembaca dapat memahami mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan I lebih
mendalam.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna serta
masih banyak terdapat kekurangan, baik mengenai isi didalamnya maupun dari
segi pengerjaannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang
kami miliki. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
inovatif demi perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca tentunya

Penulis
Pasuruan, Oktober 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Masalah....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengetian Periodisasi Perkembangan...................................................5


B. Tahap-Tahap Perkembangan................................................................5
C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perkembangan..............................10
D. Aspek-Aspek Perkembangan................................................................10

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan...........................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu yang normal akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini dimulai sejak terjadinya peristiwa konsepsi hingga
kelahiran menjadi seorang bayi, kemudian tumbuh kembang sebagai anak-anak,
remaja, dewasa dan sampai mati. Semua itu tumbuh kembang dengan berbagai
tahapan. Diantara problematika anak lahir dari ketidakpahaman kita sebagai
orangtua. Ketika anak diam, dan mereka menangis pada saat lingkungan mereka
kurang ramah. Seharusnya orangtua harus lebih bersimpati pada kehidupan
psikisnya.

Problema pun tidak hanya terjadi pada anak kecil saja tapi juga pada anak
remaja. Orangtua sering tidak mengetahui dengan perubahan-perubahan tingkah
laku anak, misalnya yang tadinya patuh menjadi keras kepala dan tidak
mengindahkan perintah dari orang tuanya. Selain itu tingkah laku anak berbeda-
beda, untuk anak pertama, kedua ataupun anak ketiga dan anak-anak seterusnya.
Semua itu harus di ketahui oleh para orang tua.
Banyak hal yang harus kita ketahui tentang dunia anak, baik di lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan periodisasi perkembangan?
2. Apa saja tahap-tahap perkembangan?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan?
4. Apa saja aspek perkembangan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian periodisasi perkembangan
2. Untuk mengetahui tahap –tahap perkembangan
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan
4. Untuk mengetahui aspek dalam perkembangan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Periodisasi Perkembangan

Periodisasi berasal dari bahasa Indonesia yang artinya lingkaran waktu 1.


Sedangkan perkembangan adalah perubahan secara kualitatif, berkaitan dengan
fungsi-fungsi pribadi manusia. Perkembangan seorang individu takkan
berlangsung begitu saja. Semuanya melalui sebuah tahap atau fase-fase
perkembangan yang berjalan maju dan takkan pernah berjalan mundur.
Perkembangan pada individu melibatkan berbagai faktor yang saling bertautan
satu sama lain. Selama menjalani perkembangan, seorang individu akan melewati
suatu fase-fase menuju kesebuah perubahan. Jadi yang dimaksud periodisasi
perkembangan adalah suatu tahapan perkembangan dari masa pranatal sampai
masa dewasa akhir.

B. Tahap-Tahap Perkembangan
1. Masa Pra-natal

Masa ini dimana proses pertumbuhan dan perkembangan dimulai sejak


masa konsepsi yakni pertemuan antara spermatozoon dengan sel telur yang bakal
menjadi calon manusia. Maka jelas bahwa masa Pra-natal itu ditandai dengan
terjadinya proses pembentukan sistem jaringan dan struktur organ-organ fisik.
Proses perubahan spermatozoon dengan sel telur yang bakal menjadi calon
manusia terjadi sangat cepat yaitu pada 9 bulan 10 hari atau 42-43 minggu masa
kehamilan.

Kondisi janin dalam masa kehamilan itu begitu rentan terhadap pengaruh
lingkungan hidupnya, bagaimana ibunya menjaga kesehatan, kebiasaan dan
prilaku baik dan buruknya. Apabila kondisi fisologis dan kondisi psikologis
ibunya baik pada saat kehamilan akan membuat individu tumbuh kembang
sebagai anak yang baik. Namun sebaliknya apabila kondisi yang penuh konflik

1
Poedarminta "Kamus Umum Bahasa Indonesia", (Jakarta: PN Balai Pustaka Quran dan Terjemahan2004),
hlm. 16

5
antara suami dan istri, kesehatan yang kurang baik, banyak menghisap rokok dan
lain sebagainya, maka bayi yang akan dilahirkan memiliki ganguan mental dimasa
perkembangan berikutnya.

2. Masa bayi dan Anak Tiga tahun Pertama (Atitama/Toddler)


Melalui masa yang cukup lama yaitu 9 bulan 10 hari menyebabkan ia
merasa telah siap untuk dilahirkan ke dunia ini. Pada saat dilahirkan seorang bayi
menangis untuk menandakan berfungsinya perasaan dan panca indranya untuk
beradaptasi diri dengan lingkungan hidupnya yang baru. Kemudian seorang bayi
mengalami pertumbuhan dan perkembangan selama masa pengasuhan,
pemeliharaan dan bimbingan dari orangtuanya. Pada masa ini si anak akan belajar
untuk mengembangkan keterampilan motoriknya, seperti merangkak, berdiri,
berjalan, melompat, dan berlari. Kegiatan ini sangat menyenangkan pada masa ini.
Dengan demikian masa bayi dan anak usia 3 tahun ini ditandai dengan dapatnya
anak mengembangkan keterampilan motorik, kreativitas, bakat,dan kemampuan
sosialnya.2
3. Masa Anak-Anak Awal
Usia yang tergolong pada usia anak-anak adalah pada 4-5 tahun, 11 bulan.
Masa anak ini ditandai dengan kemandirian, kemampuan kontrol diri (selfconrol)
dan hasrat untuk memperluas pergaulan dengan anak-anak yang
sebayanya.Walaupun masih terikat dan terfokuskan diri pada hubungan dengan
orangtua atau keluarga. Pergaulan yang makin luas ini mengurangi kelekatan
emosi (atatchment) dengan orangtua, mengurangi egosentrisme, mengurangi sifat
irasional. Karena pada pergaulan ini masing-masing anak saling mengkritik,
mencela, dan mungkin akan terjadi konflik, pertengkaran,yang kemudian diikuti
dengan proses kompromi, adaptasi norma-norma sosial yang baru. Masa anak-
anak awal ini masih ditandai dengan kegiatan bermain sendiri maupun kelompok
teman sebayanya. Kegiatan bermainpun tetap dibawa sampai masa remaja namun
yang membedakannaya adalah karakteristik fase perkembangannya. Permainan
sangat bergunan bagi pengembangan kepribadian dan pengembangan psikomotor
halus dan kasar.
4. Masa Usia Tengah (Middle Childhood)

2
Dariyo, Agoes "Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama", (Bandung), hlm. 35

6
Anak usia 7-9 tahun yang biasanya duduk di bangku sekolah dasar kelas 1,
2, atau 3 sedang dalam fase konkrit. Mereka akan mampu untuk mengerjakan soal
matematika seperti penambahan, pengurangan, perkalian yang sangat sederhana.
Untuk tugas yang rumit anak akan menemui kesulitan, kecuali anak-anak yang
mempunyai kemampuan melebihi anak-anak seusianya. Anak-anak usia tengah
ini lebih dikompakkan dengan bermain dengan anak-anak yang sejenisnya. Anak-
anak ini mulai mengembangkan kepribadian seperti pembentukan konsep dari
mulai fisik, sosial, dan akademis, guna menopang perkembangan harga diri,
percaya diri dan efikasi diri.
5. Masa Anak Akhir (Late Childhood)
Masa ini sekitar umur 10-12 tahun, fase ini ditandai dengan anak-anak
mulainya berpacaran walaupun tidak atau belum serius. Mereka merasa memiliki
rasa keterkaitan antara lawan jenis. Hal ini mendorongnya untuk mengadakan
hubungan pergaulan lintas jenis kelamin (heterosexualitas relationship).
6. Masa Remaja (Adolescence)
Masa remaja adalah masa transisi untuk menuju masa dewasa. Ciri
pertumbuhan masa remaja ini ditandai dengan pertumbuhan fisik yang relatif
cepat, sehingga oragan fisik mencapai taraf kematangan yang memungkinkan
untuk bereproduksi secara sempurna. Konsekuensi dari perubahan fisik ini adalah
apabila meraka melakukan hubungan seksual akan mengakibatkan kehamilan
pada perempuan. Oleh karena itulah para orangtua harus banyak mewaspadai
segala tingkah laku anak-anaknya ketika anaknya telah memasuki masa remaja.
Pada masa ini remaja mulai merasa tidak mau dikekang oleh aturan keluarga.
Mereka dimasa remaja ini ingin mencari jati diri mereka masing-masing. Cara
berfikir mereka itu cenderung egosentris dan sulit memahami pola pikir orang
lain. Secara umum yang tergolong masa remaja itu adalah anak usia 13-21 tahun.
3
Ciri lain dari masa remaja itu adalah sifat pemberontak, progresif yang cenderung
ingin mengubah kondisi yang mapan. Apabila sifat ini terarah dengan baik,maka
mereka akan dapat menjadi pemimpin yang baik dimasa depan. Sebaliknya bila
tidak terbimbing akan merusak tatanan dan nilai-nilai sosial masyarakat.
7. Masa Dewasa Muda (Young Adulthood)

3
Yusuf, Syamsu "Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja", (Bandung), hlm. 46

7
Yang tergolong dewasa muda adalah mereka yang berumur 22-40 tahun.
Dilihat dari sisi kognitifnya mereka telah lulus sekolah menengah umum dan
memasuki dunia perguruan tinggi, lalu segera mengembangkan karier sesuai
dengan minat-bakatnya. Apabila tidak melanjutkan ke universitas mereka
biasanya langsung bekerja untuk meniti jenjang karier. Kemudian mereka
menempuh hidup baru yaitu membina rumah tangga dengan pasangan hidup yang
telah dijalin semasa remajanya dulu atau yang ditemukan semasa bekerja. Dimasa
moderen ini banyak ibu rumah tangga yang menjadi wanita karier. Akibat hal ini
menimbulkan dilema keluarga. Pasangan muda yang bisa melewati masalah ini
akan hidup bahagia, mampu mencukupi ekonomi, membesarkan dan mendidik
anak dengan baik. Namun bagi yang tak mampu menyesuaikan diri dengan baik,
justru menyebabkan konflik, pertengkaran, pisah-ranjang, bahkan sampai terjadi
perceraian suami-istri. Akibatnya anak-anak tak memperoleh kasih sayang,
terlantar dan tumbuh tanpa arah tujuan yang jelas.
8. Masa Dewasa Tengah (Middle Adulthood)
Masa ini adalah masa yang penuh tantangan,karena kondisi fisik mereka
mulai mengalami penurunan. Untuk perempuan mulai mengalami menopause
(potensi untuk mengandung dan melahirkan anak tak mungkin lagi). Bagi laki-
laki, merasa bahwa dirinya mulai tua. Tuntunan sosial yang menuntut agar mereka
tampil prima dan kuat mengakibatkan mereka tidak dapat menerima keadaannya
sendiri, sehingga cenderung melakukan aktivitas eksperimen-eksperimen seksual
dengan pasangan yang lebih muda. Sebaliknya mereka yang mampu mencapai
kepribadian yang terintegrasi tak akan menemui hambatan yang berarti. Justru
akan bersikap dan bertindak bijaksana dan akan membimbing anak-anaknya agar
dapat menjadi orang yang berhasil dan bertanggungjawab. Masa dewasa tengah
dalam kehidupan kariernya mencapai puncak prestasinya.
9. Masa Dewasa Akhir (Late Adulthood)
Masa ini dimana setiap individu akan memasuki masa kematian.
Kenyataanlah yang mengharuskan mereka untuk menjadi tua meskipun tak ada
seorangpun yang menginginkannya. Sebagian besar mereka memiliki kondisi fisik
yang sehat dan aktif dalam berkaryanya. Namun dalam melakukan kegitana fisik
mereka cenderung mudah lelah, dan waktu reaksi terhadap stimulus tergolong

8
lambat. Apalagi yang bekerja menggunakan intelektual, maka kegiatan fisik
cenderung dikurangi frekuensinya. Memasuki masa pensiun mereka mengalami
penurunan ekonomi, tapi berbeda untuk mereka yang memiliki perusahaan.
Orang-orang dewasa akhir mengalami perasaan kesepian dan kesendiriaan. Lebih-
lebih bagi yang telah ditinggal mati oleh pasangan hidupnya maka mereka makin
merasa stress dan depresi. Dalam keadaan ini membuat mereka merasa bijaksana
guna mempersiapkan diri agar dapat mati secara terhormat, dengan cara lebih
mendekatkan diri terhadap Tuhan.
Sedangkan Tahap Perkembangan menurut Para ahli mereka menentukan
pembabakan itu berdasarkan keadaaan atau proses pertumbuhan tertentu.
Pendapat para ahli diantaranya :
1. Aristoteles
menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai dewasa itu
kedalam tiga tahapan, setiap tahapan lamanya tujuh tahun, yaitu :
a) F Tahap I : Dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain)
b) F Tahap II : Dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah)
c) F Tahap III : Dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja / puberitas, masa
peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa) Penahapan ini didasarkan
pada gejala dalam perkembangan fisik (jasmani).
Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantian
gigi, antara tahap II dan tahap III ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ
seksual.
2. Kretcmer
mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu melewati empat
tahapan, yaitu :
a) F Tahap I: Usia 0,0 hingga 3,0 tahun ; Fukungs (pengisian) periode I :
pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.
b) F Tahap II : Usia dari kira-kira 3,0 tahun sampai 7,0 tahun ; Streckungs
(rentangan) periode I : pada periode ini anak kelihatan langsing
(memanjang / meninggi).
c) F Tahap III : Dari kira-kira 7,0 sampai 13 tahun ; Fukungs periode II :
pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.

9
d) F Tahap IV : Dari kira-kira 13,0 tahun sampai kira-kira 20,0 tahun ;
Streckung periode II : pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.
3. Ellizabeth Hurlock
mengemukakan penadapat perkembangan individu melalui lima tahap,
yakni :
a)F Tahap I: Fase Pranatal (sebelum lahir) mulai dari masa konsepsi sampai
proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.
b)F Tahap II: Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 hingga 14 hari.
c)F Tahap III: Baby hood ( bayi) mulai usia 2 minggu sampai 2 tahun
d)F Tahap IV : Childhood (kanak-kanak) mulai 2 tahun sampai masa remaja
(puber)
e)F Tahap V : Adolescence/puberty, mulai usia 11 atau13 tahun sampai usia
21 tahun .

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah hereditas dan
lingkungan. Setiap individu yang dilahirkan ke dunia membawa hereditas tertentu
yang artinya bahwa setiap karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari
pihak orangtuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik (seperti struktur
tubuh, warna kulit, dan bentuk rambut) dan psikis atau sifat-sifat mental (seperti
emosi, kecerdasaan, dan bakat). Hereditas merupakan aspek individu yang bersifat
bawaan dan memiliki potensi. Seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi
dan bagaimana kualitas perkembangannya, tergantung pada kualitas hereditas dan
lingkungan yang mempengaruhinya.
Lingkungan merupakan faktor penting disamping hereditas yang
menentukan perkembangan individu. Lingkungan itu meliputi fisik, psikis, sosial,
dan religius. Faktor interaksi antara genetis dengan lingkungannya. Yang artinya
perkembangana salah seorang tidak akan maksimal jika hanya mengandalkan
salah satu faktor saja. Karena itu, keduanya harus dipersatukan demi
mengupayakan dan memaksimalisis perkembangan seseorang. Sehingga
memungkinkan perkembangan fisiologis maupun psikologis (potensi, bakat,
kecerdasaan dan kepribadian) seseorang berhasil sempurna.

10
D. Aspek-Aspek Perkembangan
1. Aspek Fisik
Fisik manusia adalah sistem organ yang kompels dan sangat
mengagumkan. Semua organ ini terbentuk dimulai dari periode pranatal. Proses
perkembangan fisik ditandai dengan perubahan ukuran organ fisik eksternal
(tangan, kaki, badan) yang makin membesar, memanjang, melebar, atau makin
tinggi. Selain itu perubahan internal ditandai dengan makin matangnya sistem
syaraf dan jaringan sel-sel yang makin kompleks, sehingga mampu meningkatkan
kapasitas hormon, kelenjar maupun keterampilan motoriknya.
Dalam pembahasan perkembangan fisik ini, Kuhlen dan Thompson
(Hurlock,1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi
empat aspek, yaitu:
a) Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi.
b) Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik.
c) Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif
dalam suatu kegiatan, yang sebagaian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
d) Struktur fisik tinggi, berat, dan fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan
proporsi.
Otak adalah salah satu aspek fisiologis yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, karena itu otak sangat menentukan bagi perkembangan
individu lainnya, baik itu keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial,
moral maupun kepribadian. Pertumbuhan otak yang normal (sehat) berpengaruh
positif bagi perkembangan aspek-aspek lainnya. Sedangkan apabila
pertumbuhannya tidak normal (karena pengaruh penyakit atau kurang gizi)
cenderung sakan menghambat perkembangan aspek-aspek tersebut.
2. Aspek Kognitif
Optimalisasi perkembangan kognitif dipengaruhi oleh kematangan
fisiologis, terutama pada bayi maupun anak-anak. Seorang anak akan dapat

11
melakukan koordinasi gerakan tangan, kaki maupun kepala secara sadar,
berkembang secara memadai. Artinya kemampuan kognitif harus diiringi dengan
kematangan fisiologis, sehingga perkembangan kognitif makin baik dan
koordinatif.
3. Aspek Psikososio-emosional
Manusia adalah makhlul sosial (homosocio-politicion). Dalam
mengembangkan kehidupannya manusia dituntut untuk dapat mengembangkan
kemampuan menyesuaikan diri, yaitu dengan berhubungan dengan yang lainnya.
Sebab interaksi terjadi dengan adanya pertukaran informasi tentang pengetahuan,
adat-istiadat, kebiasaan dan budaya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri akan
menyebabkan perkembangan kepribadian yang sehat. Sebaliknya,
ketidakmampuan bertinteraksi akan membuat seseorang mengalami kehidupan
yang terasing, rendah diri, pesimis, dan takut. Akibatnya akan mempengaruhi
krisis kepribadian (personality crisis).
4. Perkembangan Inteligensi
Inteligensi bukan suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi
ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan
kemampuan intelektual. Tingkah laku inteligensi adalah produk (hasil) dari
penerapan strategi berfikir, mengatasi masalah-masalah baru secara kreatif dan
cepat, serta penyesuaian terhadap konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi
dengan lingkungan
5. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi adalah warna afektif yang menyertai setiap keadaan
atau prilaku individu. Yang dimaksud warna afektif disini adalah perasaan-
perasaan tertentu yang dialami pada saat mengalami suatu situasi tertentu.
Ciri-ciri emosi adalah:
a) Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti
pengamatan dan berfikir.
b) Bersifat fluktuatif (tidak tetap)
c) Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indra.
Pengeleompokan emosi dikelompokan kedalam dua bagian:

12
a) Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar
terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.
b) Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan. Yang
termasuk emosi ini adalah: Perasan Intelektual, perasaan sosial, perasaan
susila, perasaan keindahan, perasaan ketuhanan.
6. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Bahasa yaitu faktor hakiki yang membedakan manusia dan hewan. Bahasa sangat
erat kaitannya dengan perkembangan berfikir individu, perkembangan individu
terlihat dari perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian,
menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan. Perkembangan pikiran dimulai
pada usia 1,6-2,0 tahun. Yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat dua atau
tiga kata. Laju perkembangan itu sebagai berikut:
a) Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif, seperrti: “bapak
makan”.
b) Usia 2,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat negatif (menyangkal)
seperti: “bapak tidak makan”.
c) Pada usia selanjutnya anak dapat menyusun pendapat seperti: kritikan,
keragu-raguan, dan menarik kesimpulan analog seperti (anak melihat
ayahnya tidur karena sakit, pada waktu yang lain anak melihat ibunya
tidur, dia akan mengatakan bahwa ibu tidur karena sakit).
7. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan
sosial. Dapat dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Anak dilahirkan belum bersifat sosial,
dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk
mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan
diri dengan orang lain. Kesempatan ini diperoleh dari berbagai kesempatan
bergaul dengan orang di lingkungannya, baik orngtua, saudara, teman sebaya atau
orang dewasa lainnya. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses
perlakuan atau bimbingan orangtua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai
aspek kehidupan sosial atau norma-norma sosial. Proses bimbingan orangtua ini

13
lazim disebut sosialisasi. Sosialisasi dari orangtua ini sangatlah penting bagi anak,
karena dia masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman untuk
membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan.
8. Perkembangan Kepribadian
Kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataan sering
ditemukan bahwa perubahan kepribadian itu dapat dan mungkin terjadi.
Perubahan itu terjadi pada umumnya lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan
daripada faktor fisik. Perubahan ini sering terjadi pada anak daripada orang
dewasa. Kelainan kepribadian bisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang
kurang baik, maka sebagai upaya pencegahan sebaiknya keluarga banyak
menciptakan iklim baik dalam lingkungan agar mempermudah kepada anak untuk
mengembangkan potensi atau tugas-tugas perkembangan secara optimal.
Fenton (E.Hurlock,1956) mengklasifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan kepribadian ke dalam tiga katagori, yaitu:
a) Faktor organik, seperti: makanan,obat,infeksi,dan gangguan organik.
b) Faktor lingkungan sosial budaya, seperti: pendidikan,rekreasi,dan
partisipasi sosial.
c) Faktor dari dalam individu itu sendiri, seperti: tekanan emosional,
identifikasi terhadap orang lain, dan imitasi.
9. Perkembangan Moral
Istilah moral berasal dari kata lain “mos” (Moris), yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan. Sedangkan moralitas
adalah kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsif
moral. Seseorang dapat dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang tersebut
sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.
Perkembangan moral seseorang banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak
memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya, terutama dari orangtuanya.
Dalam mengembangkan moral anak, peranan orangtua sangatlah penting,
terutama pada waktu anak masih kecil. Perkembangan moral anak dapat
berlangsung melalui beberapa cara, sebagai berikut:
1) Pendidikan langsung: penanaman tentang tingkah laku yang benar dan
salah, atau baik dan buruk oleh orangtua, guru atau orang dewasa lainnya.

14
2) Identifikasi: meniru penampilan atau meniru penampilan atau tingkah laku
moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orangtua, guru, kiai, artis,
atau orang dewasa lainnya)
3) Proses coba-coba: dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara
coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian akan terus
dikembangkan. Sementara tingkahlaku yang mendatangkan hukuman akan
dihentikan.
10. Perkembangan Kesadaran Beragama
Manusia di anugrahi fitrah untuk mengenal Allah dan melakukan ajaran-
Nya. Karena memiliki fitrah in manusia dijuluki sebagai ‘Homo Devinans”,dan
“Homo Religious”, yaitu makhluk yang bertuhan atau beragama. Proses
perkembangan anak beragama sangat bergantung kepada proses pendidikan yang
diterimanya. Hal ini sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Nabi Muhamad
SAW: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, hanya karena
orangtuanyalah, anak itu menjadi yahudi, nasrani, atau majusi”. Hadis ini
mengisyaratkan bahwa faktor lingkungan (terutama orangtua) sangat berperan
dalam mempengaruhi perkembangan fitrah keberagamaan anak. Perkembangan
beragama seseorang dipengaruhi oelh faktor pembawaan dan lingkungan

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Periodisasi perkembangan adalah suatu tahapan perkembangan dari masa
pranatal sampai masa dewasa akhir. Tahapan perkembangan menurut pendapat
para ahli diantaranya :
1. Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai
dewasa itu kedalam tiga tahapan.
2. Kretcmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu
melewati empat tahapan.
3. Ellizabeth Hurlock mengemukakan penadapat perkembangan individu
melalui lima tahap Perkembangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah hereditas dan
lingkungan. Faktor interaksi antara genetis dengan lingkungannya. Sedangkan
Aspek-aspek perkembangan: Aspek Fisik, Aspek Kognitif, Aspek Psikososio-
emosional, Perkembangan Inteligensi, Perkembangan Emosi, Perkembangan
Bahasa, Perkembangan Sosial, Perkembangan Kepribadian, Perkembangan Moral.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Sebagai mahasiswa kita
harus mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan mencari kebenaran ilmu itu
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata kami menyadari bahwa
makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan langkah awal yang masih
banyak memerlukan perbaikan. Karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi sempurnanya makalah kami yang selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Dariyo, Agoes. 2007. "Psikologi Perkembangan Anak Tiga tahun pertama
(Psikologi Atitama)". Bandung
Poedarminta. 1976. "Kamus Umum Bahasa Indonesia". Jakarta: PN Balai
Pustaka Quran dan Terjemahan
Yusuf, Syamsu. 2008. "Psikologi Perkembangan Anak & Remaja".
Bandung:

17

Anda mungkin juga menyukai