Disusun Oleh:
Kelompok 6
UNIVERSITAS SAMUDRA
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan kali ini,kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Ibu Nursamsu yang telah membimbing
kami untuk menyelesaikan makalah singkat ini.selain itu,kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah singkat ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
BAB I................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................4
BAB II..............................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................6
2.1 PENGERTIAN...........................................................................................6
2.2 TEORI-TEORI...........................................................................................6
BAB III............................................................................................................16
PENUTUP........................................................................................................16
KESIMPULAN.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Usia sekolah (schoolage) yang berkisar anara umur 6-12 tahun disebut
dengan industry versus inferioritas dengan kekuatan ego dan kopetensi.pada
masa ini anak-anak mulai mampu mengembangkan produktifitasnya yakni
kemampuan menggunakan logika,beradaptasi dan bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar yang yang terlihat pada kegiatan membentuk kemampuan
menguasai emosi,mampu berkompetisi dan mengerjakan tugas-tugas
sederhana yang diberikan,
Pada usia sekolah sering juga disebut sebagai masa intelektual atau masa
keserasian bersekolah.Hal ini disebut demikian karena pertumbuhan jasmani
dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima
pengajaran.Anak usia sekolah juga sudah mengembangkan kekuatan internal
dan tingkat kematangan yang memungkinkan mereka untuk bergaul diluar
rumah.Anak usia sekolah juga telah mampu menanamkan interaksi yang
sesuia dengan teman sebaya dan orang lain,meningkatkan keterampilan
intelektual khususnya disekolah,meningkatkan kemampuan motoric halus dan
ekspresi motoric kasar.Anak-anak ini dapat dikatakan telah memiliki
kemampuan untuk melakukan interaksi dengan dunia luar dan juga
mengadopsi beberapa perilaku dari lingkungan.pertumbuhan anak usia
sekolah meliputi delapan aspek perkembangan yakni: Motorik, Kognitif,
Bahasa, Emosi, Kepribadian, Moral, Spiritual, Psikososial.
4
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.3 MANFAAT
1. Membantu mempermudah pendidik dalam meningkatkan kemampun
bahasa anak
2. Sebagai dasar bagi pendidik dalam memilih metode peningkatan
kemampuan anak
3. Sebagai rujukan dalam memberikan saran kepada orang tua
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 TEORI-TEORI
1.PERKEMBANGAN MOTORIK
Setiap gerakan anak sebenarnya melibatkan tiga unsur penting, yaitu otot,
otak, dan syaraf. Jika salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak berfungsi dengan
baik maka gerakan yang dihasilkan juga tidak akan bermakna atau tidak terjadi
6
gerakan sama sekali. Berdasarkan unsur otot yang dilibatkan saat bergerak maka
secara umum, pengembangan fisik motorik terbagi menjadi dua, yaitu motorik
kasar dan motorik halus. Selanjutnya baik motorik kasar maupun motorik halus
terdiri atas beberapa macam gerakan. Patmonodewo (2000) menulis bahwa masa
lima tahun pertama adalah masa pesatnya perkembangan motorik anak. Motorik
adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh.
Sementara itu, perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari
unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik ini erat
kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Keterampilan motorik
berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Oleh sebab itu, setiap
gerakan paling sederhana pun yang dilakukan anak sebenarnya merupakan hasil
pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang
dikontrol otak. Jadi, otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf
yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.
Aktivitas anak terjadi di bawah kontrol otak. Secara simultan dan
berkesinambungan, otak terus mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan
dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf pusat
yang mencakup lima pusat kontrol akan mendiktekan setiap gerak anak. Dalam
kaitannya dengan perkembangan motorik anak, perkembangan motorik
berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan
unsur utama dalam pengembangan motorik anak. Oleh sebab itu, perkembangan
kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai
gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan Kognitif anak usia dasar tentu tidak bisa disamakan dengan
kemampuan Kognitif anak remaja dan orang dewasa.Pada umumnya, kemampuan
kognitif anak usia dasar masih terbatas dalam hal-hal yang bersifat konkret dan
nyata,misalnya anak usia 6 atau 7 tahun dapat memahami gelas bisa pecah apabila
7
dibenturkan dilantai,anak belum bisa menjawab penyebab pecahnya gelas
tersebut secara ilmiah. Anak usia dasar memiliki keterbatasan berfikir terhadap hal
yang bersifat abstrak, misalnya ketika anak usia 7-9 diberi pertanyaan tentang
mengapa bumi mengelilingi matahari. Anak akan mengalami kesulitan bahkan
merasa kebingungan untuk menjawab pertanyaan yang demikian secara ilmiah
dan ketika dipaksa, justru anak akan merasa setres, karena kemampuan
kognitifnya belum sampai pada tahap berfikir yang rumit.
Pada fase anak usia dasar, perkembangan kognitif anak memiliki tingkatan
yang berbeda-beda dimulai dari usia 7-12 tahun ke atas. Pada fase ini,
perkembangan kognitif anak berada dalam dua fase yaitu pertama fase operasional
konkret adalah fase ketika usia anak antara 7 sampai 11 tahun dan kedua fase
operasional formal adalah fase ketika usia anak antara 11 sampai 12 tahun ke atas.
Perkembangan kognitif setiap individu berbeda-beda, ada yang cepat dan ada juga
yang lambat. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi berbagai faktor,
diantaranya yaitu asupan gizi.
8
Usia 7-11 tahun merupakan usia ketika anak sudah memasuki masa
sekolah. Sebagaimana menurut teori kognitif Piaget, pemikiran anak-anak usia
sekolah dasar disebut pemikiran operasional konkret (concrete operational).
Makna operasional konkret yang dimaksud oleh Piaget yaitu kondisi dimana
anak-anak sudah dapat memfungsikan akalnya untuk berfikir logis terhadap
sesuatu yang bersifat konkret atau nyata. Pada tahapan ini, pemikiran logis
menggantikan pemikiran intuitif (naluri) dengan syarat pemikiran tersebut dapat
diaplikasikan menjadi contoh-contoh yang konkret atau spesifi k.9 Akan tetapi,
kekurangan dari pada fase ini adalah ketika anak dihadapkan dengan pemasalahan
yang bersifat abstrak (secara verbal) tanpa adanya objek nyata, maka ia akan
mengalami kesulitan bahkan tidak mampu untuk menyelesaikannya dengan baik.
3.PERKEMBANGAN BAHASA
Perkembangan bahasa pada usia SD yaitu: pada usia early primary year
(antara 6 sampai 6 tahun), bahasa yang digunakan anak sudah berkembang
mendekati kesempurnaan. Terdapat penambahan kosakata pada anak, dan anak
mulai mengerti bahwa kata-kata memiliki lebih dari satu arti. Papalia dan Olds
(2001) mengemukakan bahwa anak usia 6 tahun telah mampu menggunakan
kata-kata sebanyak 2600 kata dalam percakapan, anak sudah mengetahui
lebih dari 20.000 kata. Dengan bantuan sekolah secara formal dan segala
sesuatu yang didengarnya, penguasaan kata-kata anak menjadi 80.000 kata
ketika anak siap memasuki sekolah menengah atas.
9
Pada usia late primary (7-8 tahun), bahasa anak mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Anak telah memahami tata bahasa,
sekalipun terkadang menemui kesulitan dan menunjukkan kesalahan tetapi
anak dapat memperbaikinnya. Anak telah mampu menjadi pendengar yang
baik. Anak mampu menyimak cerita yang didengarnya, dan mampu
mengungkapkan kembali dengan urutan dan susunan yang logis.
Usia 6-8 tahun, sekitar 50.000 kata sudah mulai dikuasai oleh anak,
mulai terbentuk kesadaran untuk menggunakan terminologi di dalam disiplin
akademik yang berbeda, kadang kala terdapat hambatan pada anak ketika
menggunakan kata penghubung seperti tetapi, kecuali, walaupun, hanya, jika,
dan lain-lain, mulai dapat memahami kalimat secara utuh yang mempunyai
banyak implikasi.
10
4.PERKEMBANGAN EMOSI
Menurut (Suriadi & Yuliani, 2006) usia sekolah dasar adalah anak
yang berusia sekitar 6-12 tahun, yang mana pada masa usia sekolah tersebut
memiliki perkembangan emosi yang berbeda yaitu sebagai berikut :
a. Anak usia 5-6 sudah mengenal dan mengetahui aturan yang berlaku. Anak
sudah mengetahui konsep adil dan rahasia. Ini merupakan bentuk
keterampilan pada anak untuk dapat menyembukan informasi.
b. Pada usia 7-8 tahun anak sudah mengerti akan rasa malu dan bangga
terhadap sesuatu. Anak dapat mengungkapkan emosi yang dirasakannya.
Semakin bertambah usia anak semakin anak dapat memahami perasaan orang lain.
c. Pada usia 9-10 tahun anak sudah dapat menyembunyikan dan
mengungkapkan emosinya dan sudah dapat merespon emosi orang lain.
Anak juga bisa mengontrol emosi negatifnya. Anak mengetahui apa saja
yang membuat dirinya merasa sedih, takut dan marah sehingga anak mampu
beradaptasi dengan emosinya
d. Ada pada usia 11-12 tahun, anak sudah mengetahui tentang baik buruk,
nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku pada masyarakat serta adanya
perkembangan yang meningkat tidak sekaku saat di usia kanak-kanak awal.
Anak sudah mengetahui bahwa adanya perubahan pada nilai-nilai, norma-
norma dan prilaku serta anak. Perikaku anak juga semakin beragam.
Ciri-ciri emosi pada anak menurut (Izzaty, 2008) adalah sebagai berikut:
a. Emosi yang terjadi pada anak biasanya relatif relatif lebih singkat (sebentar)
dan mudah berubah. Hal ini dikarenakan emosi pada anak biasanya
diungkapkan dalam bentuk tindakan, berbeda dengan orang dewasa yang
11
emosinya relatif lebih lama. Emosi yang sering dimunculkan oleh anak seperti
kesedihan, kemurungan, kebahagiaan, humor, dan lain sebagainya.
b. Emosi pada anak relatif lebih kuat dan hebat. Hal ini terihat ketika anak
sedang sedih, marah dan takut. Anak terlihat marah sekali ketika terdapat hal
yang tidak disukainya, dan anak akan menangis jika ada sesuatu yang
membuatnya sedih, dan anak akan tertawa terbahak-bahak ketika ada sesuatu
yang membuatnya lucu namun emosi tersebut akan cepat hilang. Namun berbeda
dengan orang dewasa yang tidak terlalu menampakkan emosi tersebut.
c. Emosi anak mudah berubah. Hal ini terlihat ketika kita menjumpai anak
yang sedang menangis, ia akan menangis dengan tersedu-sedu namun emosi
tersebut hanya sebentar dia akan tertawa kembali ketika ada sesuatu yang lucu.
d. Emosi anak nampak berulang-ulang. Hal ini timbul karena anak dalam
proses perkembangan kearah kedewasaan. Ia arus mengadakan penyesuaian
terhadap situasi di luar, dan hal ini dilakukan secara berulang-ulang
f. Emosi anak dapat dilihat atau diketahui dari tingkah laku yang ditunjukkan
anak. Meskipun kadang kala anak tidak menunjuukkan emosinya secara
langsung, namun emosi itu dapat diketahui dari tingkah lakunya, seperti
menangis, melamun, menghisap jari, gelisah, dan lain sebagainya.
12
h. Adanya perubahan-perubahan bentuk ungkapan emosional anak. Anak-anak
akan menunjukkan keinginan yang begitu kuat pada apa yang ia hendakki. Ia tidak
memperhitungkan apakah hal itu baik atau buruk untuk dirinya, juga tidak
mempertimbangkan bahwa yang ia kehendaki itu dapat dipenuhi oleh orang
tuanya atau tidak yang penting ia menginginkannya.
5.PERKEMBANGAN SOSIAL
13
tingkah laku serta perilaku yang sesuai dengan tututan sosial untuk dapat
menyesuaikan dengan kehidupan sosialnya sehingga mampu beradaptasi dengan
masyarakat sekitar. Proses sosialisasi dilakukan dengan pembentukkan
perilaku dengan memainkan peran sosial yang dapat diterima masyarakat,
serta mengembangkan sikap sosial sehingga dapat menyesuaikan diri untuk
diterima di masyarakat. Kemampuan anak dalam bersosialisasi dapat dipengaruhi
oleh beberapa kesempatan, waktu dan motivasi untuk bersosialisasi,
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti, serta metode belajar efektif serta bimbingan bersosialisasi.
Perkembangan sosial juga dapat diartikan sebagai pencapaian kematangan
dalam hubungan sosial kegiatan pembelajaran untuk mengikuti dan menyesuai
diri dengan norma-norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Perkembangan sosial pada anak-anak SD ditunjukkan adanya perubahan dalam
bentuk tingkah laku dan perluasan hubungan dengan teman sebaya, selain
dengan keluarga anak juga mulai menjalin hubungan dengan teman sebaya
(peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya
telah bertambah luas. Pada masa ini, anak mulai dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar, (egosentris) pada sikap yang kooperatif
(bekerjasama) atau mementingkan kepentingan orang lain.
14
Sehingga perlu adanya perhatian dan pengawasan yang dilakukan orang tua dan
guru agar anak tidak terpengaruh pada kehidupan sosial yang negatif.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
16
dimana perkembangan sosial disebut sebagai pencapaian kematangan
dalam hubungan sosial dan proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok tradisi dan moral. Perkembangan bahasa, emosi,
dan sosial anak pada umumnya diperngaruhi oleh lingkungan anak baik
lingkungan rumah, sekolah, dan teman sebaya. Anak yang mampu
berinteraksi dengan cepat akan memperoleh perkembangan bahasa, emosi,
dan sosial yang cepat pula, karena anak akan banyak menghabiskan waktu
dengan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, perkembangan
bahasa, emosi, dan sosial harus sangat diperhatikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
(PDF) Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan Implikasinya dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (researchgate.net)
304911433.pdf (core.ac.uk)
18