Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL , BAKAT, SOSIAL, BAHASA,

DAN PERKEMBANGAN AFEKTIF

OLEH :

NURFADILLAH SAID

1054011128121

KELAS J

PROGRAM STUDI PENDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan nikmat dan karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar Pendidikan yang berjudul “REMAJA DAN
PERKEMBANGANNYA”

Saya menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya juga menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga makalah ini dapat selesai dengan
baik. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima masukan, saran dan
usulan guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan para
pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, 12 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

Latar belakang

Rumusan masalah

Bab II Pembahasan

1. Penyebab Perubahan Pertumbuhan Fisik

2. Kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi Pertumbuhan Fisik

3. Perbedaan Individu dalam Pertumbuhan Fisik

4. Pengaruh Perubahan Fisik terhadap Perilaku Remaja

5. Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu Remaja

Bab III Penutup

Kesimpulan

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu merupakan sistem yang hidup dan terbuka. Hal ini berarti bahwa individu
mengalami kemajuan, perubahan, bersifat dinamis, dan tidak statis. Dengan demikian, setiap
individu mengalami proses yang disebut perkembangan. Perkembangan adalah perubahan-
perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progressif dan
berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).

Setiap individu yang normal dan berusia panjang akan mengalami fase-fase
perkembangan. Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan rentang perjalanan
kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Fase
perkembangan tersebut berlangsung secara bertahap atau tidak melompat-lompat. Urutan
perkembangan tersebut adalah sebagai berikut, Bayi – Balita – Anak – Remaja – Dewasa – Tua.

Pada dasarnya setiap individu mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan non
fisik yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa. Moral, dan agama.
Perkembangan aspek-aspek tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan seluruh
perkembangan tersebut bersifat dinamis. Menurut Santrok (1992) semua aspek dalam
perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan intelektual pada manusia?


2. Apa yang dimaksud dengan bakat ?
3. Apa yang dimaksud dengan sosial?
4. Apa yang dimaksud dengan bahasa?
5. Bagaimana perkembangan afektif pada anak?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Intelektual Manusia

Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwa


perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan
yang dimiliki oleh organisme tersebut, baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak.
Jadi, arti peristiwa perkembangan itu khususnya perkembangan manusia juga meliputi aspek
psikologis, seperti perkembangan intelektual yang mereka miliki. Apabila fungsi kognitif tersebut
dalam keadaan positif, maka hampir dapat dipastikan dia akan mengalami proses
perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi asumsi yang menjanjikan seperti ini
sebenarnya belum tentu terwujud, karena masih banyak faktor yang berpengaruh terhadap
proses perkembangan siswa dalam menuju cita-cita bahagianya.
Membahas tentang perkembangan intelektual atau biasa disebut perkembangan
kognitif merupakan kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi berfikir abstrak,
menalar dan bertindak secara efesien serta efektif. Intelektual merupakan suatu yang dimiliki
oleh masing-masing individu untuk mengembangkan dan mempertahankan hidupnya, serta
berusaha untuk menghambakan dirinya kepada sang pencipta.
Setiap individu terutama anak yang baru lahir sudah mempunyai kecerdasan, hanya saja
sangat bergantung pada orang lain untuk memenuhi perkembangan hidupnya. Dalam
perkembangannnya anak semakin berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, dan
mengurangi untuk bergantung kepada orang lain.
Perkembangan intelektual manusia merupakan proses psikologis yang didalamnya
melibatkan proses memperoleh, menyusun, dan menggunakan pengetahuan serta kegiatan
mental serta berfikir, menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi dan memecahkan permasalahan yang berlangsung melalui interaksi dengan
lingkungan.
Individu yang mempunyai intelegensi tinggi mampu memecahkan masalah yang rumit
dalam waktu yang relatif singkat dan tepat, sedangkan yang berintelegensi rendah hanya dapat
mmenyelesaikan masalah-masalah yang sederhana saja.
Intelegensi individu berkembang sejalan dengan interaksi antara aspek perkembangan
yang satu dengan aspek perkembangan yang lainnya dan antara individu yang satu dengan
individu yang lainnya begitu juga dengan alamnya. Maka dengan itu individu mempunyai
kemampuan untuk belajar dan meningkatkan potensi kecerdasan yang dimiliki. Akan tetapi tidak
semua individu yang memilik intelektual tinggi, juga memiliki sosial yang tinggi, seperti yang kita
ketahui dalam realita kehidupan tentang Ted Kaczynski, beliau memiliki intelektual yang sangat
tinggi. Beliau menelusuri sendiri masa kanak-kanaknya yang sulit sebagai seorang jenius dan
kelihatan sangat berbeda dari anak-anak lain. Beliau bisa menyelesaikan studinya di sekolah
menengah atas dengan cepat, tanpa perlu menyelesaikan sekolah menengah pertama, dan tidak
banyak berusaha menjalin kontak sosial, dan lebih senang mengasingkan diri sehingga beliau
selalu menghidari orang lain dengan cara berjalan tergesa-gesa melewati mereka dan
membanting pintu setelah memasuki ruangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya di setiap
kelebihan itu pasti juga memiliki kekurangan.

B. Bakat

1. Pengertian Bakat
Bakat adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dimana kemampuan
tersebut sudah melekat dalam dirinya dan dapat digunakan untuk melakukan hal-hal tertentu
dengan lebih cepat dan lebih baik dibandingkan dengan orang biasa.
Pendapat lain mengatakan pengertian bakat adalah kemampuan yang ada di dalam diri
seseorang sejak lahir dimana kemampuan tersebut dapat digunakan untuk mempelajari sesuatu
dengan cepat dan dengan hasil yang baik.Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda dan
bentuknya sangat beragam. Misalnya seperti bakat musik, menari, melukis, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini bakat juga dipengaruhi beberapa faktor karena suatu bakat bisa cepat atau lambat
berkembang apabila:
1. Tingkat pendidikan yang didapatkan seseorang.
2. Faktor lingkungan sekitar yang dapat mendukung bakat seseorang.
3. Struktur saraf motorik yang baik.
4. Motivasi dan minat seseorang untuk belajar serta mengasah bakatnya.

Pengertian Bakat Menurut Para Ahli


1. William B. Michael
Menurut William B. Michael, pengertian bakat adalah suatu kapasitas yang ada dalam
diri seseorang yang mana dalam melakukan tugas serta melakukannya dipengaruhi oleh
latihan yang sudah dijalaninya.
2. S.C Utami Munandar
Menurut S.C Utami Munandar, bakat adalah sebuah kemampuan bawaan dari
seseorang yang mana sebagai potensi yang masih perlu untuk dikembangkan lebih
lanjut dan dilatih agar dapat mencapai impian yang ingin diwujudkan.
3. Kartini Kartono
Menurut Kartini Kartono, pengertian bakat adalah hal yang mencakup segala faktor yang
ada di dalam diri individu yang dimiliki sejak awal pertama kehidupannya dan kemudian
menumbuhkan perkembangan keahlian, ketrampilan, dan kecakapan tertentu. Bakat ini
sifatnya laten potensial, sehingga masi bisa tumbuh dan dikembangkan.
4. Suganda Pubakawatja
Menurut Suganda Pubakawatja, pengertian bakat adalah benih yang berasal dari suatu
sifat yang mana baru akan tampak nyata jika seseorang tersebut mendapat sebuah
kesempatan dan kemungkinan untuk dapat mengembangkannya.

5. M. Ngalim Purwanto
Menurut M. Ngalim Purwanto, bakat adalah kecakapan pembawaan, yang mana
mengenai kesanggupan dan potensi tertentu yang dimiliki oleh seseorang.

2. Jenis-Jenis Bakat
Secara umum, bakat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bakat umum dan bakat
khusus. Berikut penjelasan ringkas mengenai kedua jenis bakat tersebut:
a. Bakat Umum; Apakah umum adalah kemampuan berupa potensi dasar di dalam diri
seseorang yang sifatnya umum. Dengan kata lain, bakat umum ini dimiliki oleh setiap
individu dan menjadi sesuatu yang lumrah.
b. Bakat Khusus; Bakat khusus adalah suatu kemampuan atau potensi khusus yang dimiliki
oleh seseorang. Dengan kata lain, tidak semua orang memiliki bakat khusus yang sama
antara satu orang dengan orang lainnya.

3. Contoh Bakat
Banyak yang beranggapan bahwa bakat dan minat adalah dua hal yang sama, padahal
keduanya berbeda. Minat cenderung pada keadaan dimana individu memiliki perhatian
khusus terhadap sesuatu dan ingin mempelajarinya lebih dalam, sedangkan bakat seperti
yang sudah dibahas sebelumnya yaitu sesuatu yang sudah melekat sejak lahir.Berikut ini
adalah beberapa contoh bakat:
a. Bakat Umum
Bakat umum merupakan kemampuan atau potensi dasar seseorang dan dimiliki setiap
individu. Beberapa contoh bakat umum manusia diantaranya:Mampu berbicara,
Mampu berpikir, Mampu berjalan atau bergerak, Mampu menulis dan membaca, Dan
lain-lain.
b. Bakat Khusus
Bakat khusus merupakan kemampuan atau potensi khusus yang hanya dimiliki oleh
orang-orang tertentu saja. Beberapa contoh bakat khusus yang ada di dalam diri orang-
orang tertentu, misalnya:
1) Bakat verbal, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam verbal yang ditunjukkan
dengan konsep atau dalam bentuk kata kata.
2) Bakat numerial, yaitu kemampuan khusus seseorang di bidang bentuk angka atau
matematika.
3) Bakat skolastik, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal-hal yang
berhubungan dengan angka dan kata. Jenis bakat ini mencakup kemampuan
berpikir, penalaran, mengurutkan, menciptakan hipotesis, pandangan hidup yang
bersifat rasional dan lainnya. Biasanya pekat seperti ini ditemukan pada seorang
ilmuwan, akuntan, pemograman atau sejenisnya.
4) Bakat abstrak, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal membuat pola,
rancangan, ukuran, bentuk atau posisi posisinya.
5) Bakat mekanik, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam bentuk prinsip umum
IPA, alat-alat, tata kerja atau lainnya.
6) Bakat relasi ruang, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal mengamati atau
menceritakan pola dua dimensi maupun berpikir dalam tiga dimensi. Bakat ini
biasanya dimiliki oleh fotografer, artis, pilot, arsitek atau profesi lainnya.
7) Bakat ketelitian klerikal, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal tulis-
menulis, meramu dan di bidang laboratorium.
8) Bakat bahasa, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam penalaran analisis bahasa.
Bakat ini sangat dibutuhkan pada bidang penyiaran, hukum, editing, pramuniaga,
jurnalistik atau profesi lainnya yang sejenis.
C. Sosial

1. Pengertian sosial
Istilah sosial adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu ‘socius’ yang berarti segala
sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bersama. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosial adalah berkenaan dengan masyarakat. Makna lainnya
dari sosial adalah suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan
sebagainya).

Hal ini sering kali dikaitkan dengan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah subjek yang
dipelajari dalam banyak ilmu sosial. Dalam sosiologi, interaksi sosial adalah urutan dinamis
tindakan sosial antara individu (atau kelompok) yang mengubah tindakan dan reaksi mereka
karena tindakan oleh mitra interaksi mereka. Interaksi sosial adalah pembentuk dasar untuk
struktur sosial.
Secara umum, interaksi sosial adalah setiap hubungan antara dua individu atau lebih.
Interaksi sosial terdiri dari sejumlah besar interaksi sosial, fisik, dan verbal yang menciptakan
iklim untuk pertukaran perasaan dan ide.
Didefinisikan secara luas, interaksi sosial mengacu pada hubungan yang ada antara
orang-orang yang memiliki interaksi berulang yang dirasakan oleh peserta memiliki makna
pribadi. Interaksi sosial biasanya dibatasi dan diatur oleh norma sosial dan budaya, antara
dua orang atau lebih, dengan masing-masing memiliki posisi sosial dan menjalankan peran
sosial. Interaksi sosial dapat dipelajari antara kelompok dua (diad), tiga (triad) atau
kelompok sosial yang lebih besar.

2. Jenis Interaksi Sosial


a. Interaksi antar individu dan individu
Interaksi antar individu dan individu terjadi ketika dua individu bertemu. Walaupun
kedua individu itu tidak melakukan kegiatan apa-apa, namun sebenarnya interaksi sosial
telah terjadi apabila masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain yang
menyebabkan perubahan dalam diri masing-masing.
b. Interaksi antar kelompok dan kelompok
Interaksi jenis ini terjadi pada kelompok sebagai satu kesatuan bukan sebagai pribadi-
pribadi anggota kelompok yang bersangkutan.
c. Interaksi antar individu dan kelompok
Bentuk interaksi di sini berbedabeda sesuai dengan keadaan. Interaksi tersebut lebih
mencolok manakala terjadi perbenturan antara kepentingan perorangan dan
kepentingan kelompok.

3. Bentuk Interaksi Sosial


Menurut Partowisastro (2003), bentuk interaksi sosial terbagi dalam dua proses yaitu proses
asosiasi dan dissosiasi. Bentuk interaksi sosial adalah sebagai berikut:
a. Bentuk interaksi sosial dalam proses asosiasi:
1) Akomodasi
Akomodasi adalah merupakan suatu proses penyesuaian aktivitasaktivitas
seseorang atau kelompok yang berlawanan menjadi sejalan.
2) Assimilasi
Assimilasi yaitu suatu proses yang memiliki ciri pembentukan persamaan sikap,
pandangan, kebiasaan, pikiran dan tindakan sehingga seseorang atau kelompok itu
cenderung menjadi satu, mempunyai perhatian dan tujuan-tujuan yang sama.
3) Akulturasi
Akulturasi dari segi teori kebudayaan merupakan suatu aspek dari perubahan
kebudayaan. Akulturasi itu sebagai proses dwiarah, bahwa dua masyarakat
mengadakan kontak dan saling memodifikasikan kebudayaan masingmasing sampai
tingkatan tertentu.
b. Bentuk interaksi sosial dalam proses dissosiasi:
1) Kompetisi
Kompetisi adalah suatu persaingan yang terjadi antara perorangan atau kelompok
dalam mencapai dan mendapatkan suatu tujuan tertentu.
2) Kontraversi
Kontraversi merupakan suatu perbedaan-perbedaan pandangan, ide dan tujuan
yang terjadi pada satu orang atau lebih sehingga menimbulkan pertentangan.
3) Konflik
Konflik yaitu suatu ketegangan yang terjadi perorangan atau kelompok dikarenakan
adanya perbedaan pandangan tentang suatu masalah maupun penyelesaiannya.

4. Faktor yang Memengaruhi Interaksi Sosial


a. Faktor Imitasi. Imitasi adalah tindakan meniru orang lain, baik sikap, tingkah laku,
maupun penampilan fisiknya. Faktor imitasi ini bisa memengaruhi proses interaksi sosial.
b. Faktor Sugesti. Sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri
maupun dari orang lain yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik. Arti
sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial hampir sama. Bedanya
adalah bahwa dalam imitasi itu orang yang satu mengikuti sesuatu di luar dirinya;
sedangkan pada sugesti, seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang
lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
c. Faktor Identifikasi. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik
(sama) dengan orang lain, baik secara fisik maupun non fisik. Identifikasi, sifatnya lebih
mendalam karena kepribadian individu dapat terbentuk atas dasar proses identifikasi.
Proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya ataupun disengaja sebab individu
memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.
d. Faktor Simpati. Simpati merupakan suatu proses dimana individu merasa tertarik pada
pihak lain. Didalam proses ini perasaan individu memegang peranan penting walaupun
dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk kerjasama.

D. Bahasa

Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia
lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu
linguistik.
Perkiraan jumlah bahasa di dunia beragam antara 6.000–7.000 bahasa.[1] Namun,
perkiraan tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang mungkin terjadi antara
bahasa dan dialek. Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tetapi setiap bahasa dapat
disandikan ke dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai
contohnya, tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia bersifat independen
terhadap modalitas. Sebagai konsep umum, "bahasa" bisa mengacu pada kemampuan kognitif
untuk dapat mempelajari dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk
menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut atau sekumpulan
pengucapan yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan tersebut. Semua bahasa bergantung pada
proses semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan makna tertentu.
Bahasa lisan dan bahasa isyarat memiliki sebuah sistem fonologis yang mengatur
bagaimana simbol digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai kata atau morfem,
dan suatu sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata dan morfem digabungkan untuk
membentuk frasa dan penyebutan.
Bahasa manusia unik karena memiliki sifat-sifat produktivitas, rekursif, dan pergeseran,
dan karena secara keseluruhan bahasa manusia bergantung pula pada konvensi serta edukasi
sosial. Strukturnya yang kompleks mampu memberikan kemungkinan ekspresi dan penggunaan
yang lebih luas daripada sistem komunikasi hewan yang diketahui.
Sejak zaman hominin, bahasa diperkirakan mulai secara bertahap mengubah sistem
komunikasi antarprimata. Primata kemudian mulai memperoleh kemampuan untuk membentuk
suatu teori pikiran dan intensionalitas. Perkembangan tersebut terkadang diperkirakan
bersamaan dengan meningkatnya volume otak, dan banyak ahli bahasa berpendapat bahwa
struktur bahasa berkembang untuk melayani fungsi sosial dan komunikatif tertentu. Bahasa
diproses pada banyak lokasi yang berbeda pada otak manusia, terutama di area Broca dan area
Wernicke.
Manusia mengakuisisi bahasa lewat interaksi sosial pada masa balita, dan anak-anak
sudah dapat berbicara secara fasih kurang lebih pada umur tiga tahun. Penggunaan bahasa telah
berakar dalam kultur manusia. Oleh karena itu, selain digunakan untuk berkomunikasi, bahasa
juga memiliki banyak fungsi sosial dan kultural, misalnya untuk menandakan identitas suatu
kelompok, stratifikasi sosial, dan untuk dandanan sosial dan hiburan.
Bahasa-bahasa berubah dan bervariasi sepanjang waktu, dan sejarah evolusinya dapat
direkonstruksi ulang dengan membandingkan bahasa modern untuk menentukan sifat-sifat
mana yang harus dimiliki oleh bahasa leluhurnya supaya perubahan nantinya dapat terjadi.
Sekelompok bahasa yang diturunkan dari leluhur yang sama dikenal sebagai rumpun bahasa.
Bahasa yang digunakan dunia sekarang tergolong pada keluarga Indo-Eropa. Termasuk
di dalamnya adalah bahasa seperti Inggris, Spanyol, Portugis, Rusia, dan Hindi; Bahasa Sino-
Tibet, yang melingkupi Bahasa Mandarin, Cantonese, dan banyak lainnya; Rumpun bahasa Afro-
Asiatik yang melingkupi Arab, Amhar, Somali, dan Hebrew; dan bahasa Bantu, yang melingkupi
Swahili, Zulu, Shona, dan ratusan bahasa lain yang digunakan di Afrika. Konsensusnya adalah
antara 50–90% bahasa yang digunakan sejak awal abad ke-21 kemungkinan akan punah pada
tahun 2100.[2] [3]

E. Perkembangan Afektif

Setiap anak tentunya mengalami perkembangan di dalam hidupnya, salah satunya yaitu
perkembangan afektif (emosi). Afektif ini berkaitan dengan perasaan cinta atupun takut yang
mana dapat mempengaruhi kondisi perasaan serta emosi yang mana memiliki gaya ataupun
makna yang dapat menunjukkan perasaan. Seseroang tentunya dalam merespon sesuatu akan
lebih diarahkan dengan menggunakan penalaran serta pertimbangan yang objektif. Namun saat-
saat tertentu, di dalam kehidupannya dorongan emosional yang ada lebih banyak dipengaruhi
dengan pemikiran yang ada di dalam tingkah lakunya.
Perasaan yang menyertai perbuatannya tersebut di dalam kehidupan sehari hari sering disebut
dengan warna afektif. Warna afektif tersebut biasanya kuat namun juga terkadang melemah.
Bahkan terkadang juga terlihat samar-samar. Jika warna afektif tersebut mulai menguat, maka
perasaan yang muncul akan lebih luas, mendalam dan terarah dan hal ini lah yang dinamakan
emosi. (baca juga: Kecerdasan Spritual)
Sejak lahir, emosi yang ada dalam diri seseorang akan berkembang bertahap melalui
interaksi yang terjadi dengan orang tua mereka serta orang lain yang ada di sekitarnya. Pada
awalnya kehidupan anak merupakan masa penting serta rentan pada perkembangan emosi
anak. Jika orang tua kurang begitu menyadari pentingnya kualitas dalam hubungan dan bersikap
kepada anak, tentu saja anak akan mengalami berbagai masalah serta gangguan emosi yang
cukup serius ketika beranjak dewasa. Namun jika kebutuhan emosi tersebut terpenuhi dengan
baik, maka anak dapat berkembang menjadi seseorang yang bahagia serta dapat mewujudkan
potensinya dengan maksimal.
Salah satu penyebab dari emosi pada anak adalah afektif, atau yang dikenal dengan
kasih sayang. Kasih sayang merupakan perasaan yang hangat, persahabatan serta simpati yang
diperuntukkan untuk orang lain. Biasanya pada anak anak afektif terebut akan ditunjukkan pada
benda atau hewan. Biasanya ini terjadi karena pengganti kasih sayang dengan orang lain.
Sehingga pentingnya untuk memenuhi kasih sayang dalam kebutuhan di masa kecil. Kekurangan
afektif akan menjadi penyebab anak menolak orang tua.

1. Karakteristik Perkembangan Emosi Pada Anak


Pola emosi yang terjadi masa anak-anak usia dini sebenarnya sama dengan pola emosi yang
terjadi pada masa remaja. Ada beberapa jenis emosi yang dapat terjadi pada anak usia dini yang
sama dengan remaja, hanya saja terjadi perbedaan pada hal yang dapat merangsangnya serta
pola pengendalian yang dimilikinya. Berikut ini beberapa kondisi emosional yang sering terjadi
dalam kehidupan anak usia dini.
a. Cinta/Kasih Sayang
Faktor penting yang ada di dalam kehidupan anak suai dini atau remaja adalah kapasitas nya
di dalam mencintai orang lain di sekitarnya serta kebutuhan untuk mendapat cinta dari
orang lain di sekitarnya. Pentingnya kemampuan dalam memberi dan menerima cinta.
b. Gembira
Perasaan menyenangkan yang dialami anak dikarenakan mengingat kembali segala
pengalaman yang dimilikinya serta cerita lengkap yang terjadi di dalam nya. Rasa gembira ini
berlangsung jika sesuatu hal yang baik terjadi padanya. (baca juga: Macam-Macam Bakat)
c. Kemarahan dan Permusuhan
Rasa marah biasanya dikaitkan dengan usaha remaja dalam mencapai serta memiliki
kebebasan untuk menjadi pribadi yang mandiri. Rasa marah tersebut adalah gejala penting
di dalam emosi karena perasaan tersebut lah yang akan memainkan peran yang cukup
menonjol di dalam perkembangan kepribadian. Rasa marah cukup penting di dalam
kehidupan dikarenakan dapat mengimbangkan kepribadian seseorang.

2. Tahap Perkembangan Emosi Pada Anak


Tahapan perkembangan emosional sama halnya dengan perkembangan fiisk dan sosial. Selalu
mengikuti perkembangan yang bisa diramalkan mengenai pertumbuhan. Bayi akan bereaksi
dengan segala emosi apapun dengan cara mengeluarkan suara tangisan yang mungkin tidak
dapat dibedakan. Namun disaat bayi tumbuh, tangisan yang dikeluarkannya mulai dapat
dibedakan dan dapat dijadikan sebagai cerminan dari berbagai emosi. Erik Erikson yang
merupakan ahli psikoanalisis mengidentifikaisnya jika perkembangan emosional anak dibagi ke
dalam beberapa tahapan, antara lain:
a. Tahapan Basic Trust vs Mistrust
Tahapan ini terjadi pada usia 0-2 tahu, dimana di dalam tahapan ini ketika anak merespon
rangsangan maka anak akan mendapatkan pengalama menyenangkan yang bisa
membuatnya tumbuh percaya diri. Namun jika pengalaman tersebut dirasa kurang
menyenangkan maka akan muncul rasa curiga.
b. Tahapan Autonomy vs Shame&Doubt
Tahapan ini terjadi pada usia 2-3 tahun. Dalam tahapan ini, anak sudah menguasai kegiatan
yang berkaitan dengan meregangkan dan melemaskan otot-toto tubuhnya. Dalam masa
masa ini, anak sudah mampu menguasai anggota tubuhnya sehingga dapat memunculkan
rasa otonomi. Namun jika lingkungan tidak dapat memberikan kepercayaan ataupun terlalu
banyak dalam bertindak maka akan menyebabkan anak merasa malu serta ragu-ragu.
c. Tahap Intiative vs Guilt
Tahapan ini terjadi pada rentang usia 4-5 tahun. Dalam tahapan ini biasanya anak akan
menunjukkan sikapnya yang mulai lepas dari dari orang tua. Anak mulai bergerak bebas
serta berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi seperti ini lah yang menimbulkan rasa
inisiatif namun sebaliknya juga dapat menimbulkan perasan bersalah.
d. Tahap Industry vs Inferioty
Tahapan ini berlangsung pada usia 6 tahun hingga masa puber. Anak sudah mampu
melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang mana digunakan untuk menyiapkan diri
untuk memasuki masa dewasa yang akan datang. Untuk menyiapkan masa dewasa yang
datang, tentunya dibutuhkan ketrampilan tertentu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan intelektual manusia merupakan proses psikologis yang
didalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun, dan menggunakan
pengetahuan serta kegiatan mental serta berfikir, menimbang, mengamati, mengingat,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan permasalahan yang
berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.
Bakat adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dimana
kemampuan tersebut sudah melekat dalam dirinya dan dapat digunakan untuk
melakukan hal-hal tertentu dengan lebih cepat dan lebih baik dibandingkan dengan
orang biasa.
sosial adalah berkenaan dengan masyarakat. Makna lainnya dari sosial adalah
suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan sebagainya).
Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan
manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa
disebut ilmu linguistik.
Salah satu penyebab dari emosi pada anak adalah afektif, atau yang dikenal
dengan kasih sayang. Kasih sayang merupakan perasaan yang hangat, persahabatan
serta simpati yang diperuntukkan untuk orang lain. Biasanya pada anak anak afektif
terebut akan ditunjukkan pada benda atau hewan. Biasanya ini terjadi karena pengganti
kasih sayang dengan orang lain. Sehingga pentingnya untuk memenuhi kasih sayang
dalam kebutuhan di masa kecil. Kekurangan afektif akan menjadi penyebab anak
menolak orang tua.
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenpsikologi.com/perkembangan-afektif-anak-usia-dini

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa

homeschoolingtalenta-jakartatimur.com/pengertian-bakat-arti-jenis-jenis-dan-contoh-bakat/artikel-
homeschooling/

https://hot.liputan6.com/read/4665286/sosial-adalah-hal-yang-berkaitan-dengan-masyarakat-kenali-
jenis-dan-bentuk-interaksinya

https://www.kompasiana.com/khalishatulhasanah/54f344d77455137e2b6c6ec7/perkembangan-
intelektual-manusia

Anda mungkin juga menyukai