Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW Yang kita nanti nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “ INTELEGENSI KOGNISI DAN METAKOGNISI “.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan
pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagimana individu
mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Pada makalah ini,akan membahas tentang
intelegensi,kognisi dan metakognisi. Semua hal tersebut saling berkaitan dengan kemampuan
berpikir.
A.Intelegensi
B.Kognisi
C.Metakognisi
1.3 Tujuan
C. METAKOGNISI
3.1 Apa itu metakognisi ?
Metakognisi berhubungan dengan kognisi. Istilah meta berasal dari bahasa Yunani,
artinya lebih tinggi( bandingkan dengan metafisik, metaempiris, metafora, metaetika,
dll). Metakognisi secara etimologis artinya sesuatu yang lebih tinggi dari atau diaatas
kognisi, termasuk pengetahuan tentang kognisi itu sendiri . Metakognisi meliputi 3
macam pengetahuan, yaitu :
a. Pengetahuan Declaratif yaitu pengetahuan “ yang dapat dinyatakan, biasanya
secara verbal “ , memalui ceramah, buku, tulisan, pertukaran kata-kata, bahasa
sandi notasi matematika, dan sebagainya.
b. Pengetahuan Prosedural adalah pengetahuan “ mengenai cara melakukan sesuatu
“, seperti membagi pecahan atau membersihkan kargurator, pengetahuan
prosedural harus didemonstrasikan.
c. Pengetahuan Kondisional adalah pengetahuan “ mengenai mengapa dan kapan ‘,
melalui pengetahuan deklaratif ataupun proecedural ( schraw dan markman, 1993,
dalam woolfoolk, 1998 ).
3.2 Komponen Metakognisi
Menurut Baker dan Brown ada 2 tipe metakognisi, yaitu :
a. Pengetahuan tentang kognisi ( metakognitipe dan knowledge ) pengetahuan
metakognisi adalah pengetahuan yang diperoleh tentang proses-proses kognitif yaitu
pengetahuan yang digunakan untuk mengontrol proses kognitif.
b. Pengalaman metakognisi ( metacognitive experiences ) pengalaman atau regulasi
metakognisi adalah pengaturan kognisi dan pengalaman belajar seseorang yang
mencakup serangkaian aktifitas yang dapat membantu dalam mengontrol kegiatan
belajarnya.
3.3 Indikator Metakognisi
Kemampuan metaakognisi berkaitan dengan proses berpikir siswa tentang berpikirnya
agar menemukan strategi yang tetap dalam memecahkan masalah
Menurut Swartz dan Perkins ( mahromah, 2012 ), kemampuan metakognisi terdiri
dari beberapa tingkatan, yaitu :
1. Tacit use, yaitu jenis pemikiran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
tanpa berpikir tentang keputusan tersebut.
2. Aware use, yaitu jenis pemikiran yang berkaitan dengan kesadaran siswa
mengenai apa dan mengapa siswa melakukan pemikiran tersebut.
3. Strategic use, yaitu jenis pemikiran yang berkaitan dengan pengaturan individu
dalam proses berpikirnya secara sadar dengan menggunakan strategi-strategi
khusus yang meningkatkan ketepatan berpikirnya
4. Reflace tipe use, yaitu jenis pemikiran yang berkaitan dengan refleksi individu
dalam proses berpikirinya sebelum dan sesudah atau bahkan selama proses
berlangsung dengan mempertimbangkan kelanjutan dan perbaikan hasil
pemikirannya.
Tujuan
Dari beberapa permasalahan diatas, pembuatan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui pengertian hingga pengaruh intelegensi terhadap belajar, pengertian
kognisi dan bagaimana pendekatan kognisi dapat terjadi, pengertian metakognisi
hingga indikator yang terdapat dalam metakognisi. Diharapkan dengan adanya
makalah ini, para pembaca dapat memahami kaitan intelegensi, kognisi dan
metakognisi dalam proses pembelajaran.
Kesimpulan
Inteligensi memiliki pengertian dari beberapa beberapa ahli. Dari pengertian beberapa
ahli mengenai intelegensi, dapat disimpulkan bahwa intelegensi itu sendiri adalah
kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap masalah yang di hadapinya.
Segi inteligensi seseorang dapat diukur melalui IQ (Intelligence Quotient). Faktor –
faktor yang mempengaruhi inteligensi seseorang dapat dilihat dari faktor bawaan,
lingkungan, stabilitas itelegesi dan IQ dll. Peranan inteligensi dalam proses pendidikan
merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan berhasil atau gagalnya
belajar seseorang.
Pendekatan kognisi lebih menekankan pada cara mengetahui (knowing) dan
bukan cara memberikan respons (responding), pendekatan kognisi lebih menekankan
pada struktur mental atau pengaturan/pengorganisasian, dan mempersepsikan
individu sebagai makhluk yang aktif, konstruktif, berencana, dan bukan makhluk yang
pasif menerima stimulus dari lingkungan.
Pengetahuan metakognisi juga diartikan sebagai pengetahuan yang dimiliki
seseorang dan tersimpan di dalam memori jangka panjang yang dapat diaktifkan atau
dipanggil kembali sebagai hasil suatu pencarian memori yang dilakukan secara sadar
dan disengaja, atau diaktifkan tanpa disengaja atau secara otomatis muncul ketika
seseorang dihadapkan pada permasalahan tertentu. Oleh karena itu, semua proses
psikologis dalam intelegensi, kognisi dan metakogisi saling berkaitan satu sama lain
dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya yang saling
berkaitan dengan kemampuan berpikir individu itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA