Dosen pengampu:
MAKALAH
KELAS B
OLEH:
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2019
0
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................4
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................10
3.2 Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
a) Kecakapan untuk berfikir, mengamati atau mengerti untuk membuat
analisis hubungan serta perbedaan.
b) Pola kecakapan mental yang sangat besar sangat berpengaruh terhadap
Intelligence.
c) Intelegensi sebagai pola pikiran manusia.
5
Menurut Weclher tahun 1968 yang merumuskan bahwa kesluruhan
kemampuan individu dalam berpikir dan bertindak secara terarah serta
menguasai lingkungan secara efektif. Jadi dapat disimpulkan bahwa
intelegensi tersebut mengandung banyak mengandung unsur yang mirip
dengan penjabaran istilah intelek yang mendefinisikan kemampuan peserta
didik dalam berpikir dan bertindak.
6
1. Mengubah pemikiran agar tidak hanya terfokus pada hari ini dan saat ini
harus memikirkan tentang masa depan dan hari esok.
2. Berkemampuan berpikir hipotetik.
3. Berkemampuan melakukan eksplorasi dan ekspansi pemikiran,
homorizon berpikirnya yang harus semakin luas.
7
memungkinkan peserta didik mempunyai tingkah laku problem solving
(pemecahan suatu masalah ) yang betul – betul ilmiah serta
memungkinkan untuk mengadakan pengujian hipotesis dengan variabel
tergantung yang mungkin ada. Cara berpikir ini merupakan cara yang
berkaitan dengan beberaa hal yang tidak dapat dilihat dan kejadian yang
tidak langsung dikaji. Cara berpikir ini tidak selalu dicapaui oleh peserta
didik tergantung pada tingkat intelektual dan intelegensi pribadi tersebut
contohnya seorang remaja yang memiliki nilai IQ kurang dari 90% tidak
akan mampu mencapai taraf berpikir yang abstrak ini.
8
secara kesleruhan yang menunjang keberanian anak menyelesaikan
suatu permasalahan.
5. Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan intelegensi pengaruh
belajar dalam faktor lingkungan memiliki pengaruh perkembangan
intelegensi yang sangat besar. Hal ini menggambarkan pengaruh belajar
yang sangat tinggi dari lingkungan keluarga. Semakin baik anak tersebut
diasuh ia akan memiliki daya tingkat IQ yang tinggi kesimpulannya
tidak terdapat hubungan genetik tetapi menunjukan bahwa kesamaan IQ
dikarenakan kesamaan pembelajaran di lingkungan yang sama, semakin
tinggi kualitas lingkungan rumah maka berakibat semakin tinggi pula
tingkat IQ anak.
a. Tahap sensori motor tahapan ini dimulai dari anak lahir hingga ia belajar
tentang diri mereka indra yang sedang mereka kembangkan dalam hal
ini bayi merupakan tahapan awal perkembangan intelektual yang
terbentuk melalui proses penyesuain struktur fisik sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungan
b. Tahap pra operasional pada tingkat ini anak belajar menguasai
lingkungannya dengan mengetahui simbol dan tanda dalam
kehidupannya. Anak mulai belajar meniru kebiasaan atau apa yang
dilakukan oleh orang orang yang lebih tua hingga ia mendapatkan
kesimpulan bahawa orang tua adalah kaca darinya. Pada tingkat ini
9
belum sistematis secara runtun, belum konsisten dengan perilakunya dan
belum logis ucapannya.
c. Tahap operasional kongkrit pada tahap ini anak telah memiliki
pemikiran yang cukup matang tentang pemahan tentang dirinya.
Tumbuhnya seifat egoisme yang memaksa mereka menggunaka
pemikiran logika atau tindakan namun belum sempurna pada tahap ini ia
juga banyak menemukan kesulitan dalam menyelesaikan tugas – tugas
logikanya dan ia masih sering menggunakan tingkat halusinasinya.
d. Tahap operasional formal pada tahap ini anak sudah memiliki pemikiran
yang kongkrit sehingga ia memiliki pemikiran kompleks. Dari tahap ini
mereka dapat menemukan jati diri sesungguhnya siapakah dia dan hal
apa yang harus ia lakukan. Kemajuan pada anak sudah ada pada
tingkatan paling tinggi dimana ia dapat beragumen serta menghargai
pendapat orang lain.
10
DALAM JURNAL INTERNASIONAL “ASCPECT OF
INTELLECTUAL”
Description:
Deskripsi:
11
pembangunan dengan mencakup isu-isu teoretis tentang pengembangan
intelektual di sepanjang kehidupan. Selain itu, Pengembangan Intelektual
mengeksplorasi keragaman besar yang saat ini ada dalam jenis perspektif teoretis
yang memandu berpikir tentang bagaimana kecerdasan berkembang melalui
perjalanan hidup. Robert Sternberg dan Cynthia Berg menawarkan tinjauan
komprehensif dari karya teoritis dan empiris saat ini dari enam perspektif berbeda
ke pengembangan intelektual: psikometrik, Piagetian, neo-Piagetian, pemrosesan
informasi, pembelajaran, dan kontekstual. Meskipun perspektif berbeda untuk
pengembangan intelektual ini sering bertentangan, buku ini menunjukkan bahwa
secara bersama-sama, setiap perspektif menambahkan komponen penting pada
teka-teki pengembangan intelektual. Tema umum muncul di dalam dan melintasi
perspektif tertentu, yang menunjukkan pandangan yang lebih terpadu tentang
perkembangan intelektual dapat muncul sebagai garis batas antara perspektif dan
periode perkembangan berkurang.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14