Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa yang maju terlihat dari pembangunan dalam bidang pendidikan


yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan yang berkualitas merupakan
sebuah kompilasi dari ditatanya komponen-komponen pendidikan secara
komprehensif. Pendidikan yang dilaksanakan secara komprehensif dan
berkualitas dipastikan mampu menghasilkan pendidikan yang bermutu tinggi.
Pendidikan yang bermutu tinggi pasti akan menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi salah
satu tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dalam proses kehidupan


manusia. Di satu pihak, pendidikan merupakan salah satu cara atau wahana untuk
meneruskan nilai nilai budaya dari generasi terdahulu kepada generasi
berikutnya. Dipihak lain, kebudayaan merupakan wujud semangat kehidupan
manusia yang menjiwai proses pendidikan dalam dinamika kehidupan
masyarakat. Berbagai usaha telah dilakukan oleh berbagai pihak atau kalangan,
baik pemerintah maupun swasta dalam rangka peningkatan pendidikan, baik
jumlah (kuantitas) maupun kualitasnya (mutunya).

Pendidikan memang merupakan bidang yang sangat mendasar dan


strategi dalam upaya memajukan suatu bangsa. Dalam pembangunan sektor
pendidikan, guru merupakan pemegang peran yang amat sentral. Guru
merupakan pihak pemegang kunci baik atau tidaknya suatu proses pembelajaran,
karena itu seorang guru tidak hanya dituntut untuk mampu menghidupkan
suasana kelas tetapi juga mampu menjadikan pembelajaran yang terjadi menjadi
suatu proses peningkatan kepribadian peserta didik.

1
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi
yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya
secara sistematis dengan memafaatkan segala sesuatunya guna kepentingan
pengajaran.

Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan mutu siswa, karena


siswa merupakan titik pusat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam
meningkatkan mutu pendidikan harus diikuti dengan peningkatan mutu
siswa.Peningkatan mutu siswa dapat dilihat pada tingginya tingkat prestasi
belajar siswa, sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar siswa dipengaruhi
oleh besarnya minat belajar siswa itu sendiri.
Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa
unsur antara lain tujuan, bahan, alat dan strategi, serta evaluasi.Unsur strategi dan
alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang
berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar
sampai kepada tujuan.Dalam pencapaian tujuan tersebut, strategi pembelajaran
sangat penting sebab dengan adanya strategi pembelajaran, bahan dapat dengan
mudah dipahami oleh siswa.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran ekspositori ?
2) Bagaimana penerapan strategi pembelajaran ekspositori ?
3) Bagaimana efektivitas penggunaan strategi pembelajaan ekspositori terhadap
peningkatan kualitas peserta didik ?
4) Bagaimana contoh penerapan strategi pembelajaran ekspositori dalam
pembelajaran materi kimia ?

2
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan:
1) Agar mahasiswa dapat memahami pengertian dari strategi pembelajaran
ekspositori.
2) Agar mahasiswa dapat memahami penerapan strategi pembelajaran
ekspositori.
3) Agar mahasiswa dapat memahami efektivitas penggunaan strategi
pembelajaran ekspositori terhadap peningkatan kualitas peserta didik.
4) Agar mahasiswa dapat memahami contoh penerapan strategi pembelajaran
ekspositori dalam pembelajaran materi kimia.

1.4 Manfaat
1) mahasiswa dapat memahami pengertian dari strategi pembelajaran ekspositori.
2) mahasiswa dapat memahami penerapan strategi pembelajaran ekspositori.
3) mahasiswa dapat memahami efektivitas penggunaan strategi pembelajaran
ekspositori terhadap peningkatan kualitas peserta didik.
4) mahasiswa dapat memahami contoh penerapan strategi pembelajaran
ekspositori dalam pembelajaran materi kimia.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Strategi
Menurut kamus Bahasa Indonesia, strategi berarti siasat. Secara terminology
berasal dari kata strategia yang merupakan bahasa yunani yang berarti the art of
general. Kalimat tersebut bisa diartikan sebagai seni yang biasa digunakan oleh
panglima dalam sebuah peperangan supaya kelompoknya bisa menang. Menurut
para ahli secara umum strategi merupakan suatu teknik yang disusun untuk
mencapai sebuah kemenangan atau tujuan tertentu.

B. Pengertian Strategi Pembelajarn Ekspositori


Dalam metode ekspositori siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan
saja, tetapi juga membuat soal dan bisa bertanya kalau tidak mengerti. Guru dapat
memeriksa pekerjaan siswa secara individual, atau menjelaskan kembali kepada
siswa secara individual atau klasikal. Pada metode ekspositori siswa belajar lebih
aktif daripada metode ceramah. Siswa mengerjakan latihan soal sendiri atau juga
dapat berdiskusi dengan temannya.
Menurut Royy Killen (dalam Wina Sanjaya; 2006: 177) Strategi Pembelajaran
Ekspositori adalah salah satu starategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Menekankan startegi ekspositori dengan istilah startegi pembelajaran langsung
(direct instruction) mengapa demikian? karena dalam strategi ini materi pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi
itu. Materi pelajaran seakan akan sudah jadi.

4
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori. Pertama, startegi
ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan stratrgi ini,
oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah. Kedua, biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti
data atau fakta, konsep konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak
menuntut siswa untuk berfikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran utama
adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses
pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memehaminya dengan benar
dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada guru (Teacher centered approach) dikatakan
demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan.
Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara tersetruktur
dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa
dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic
achievement) siswa.

C. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Ekspositori Bermuatan Karakter

Selain prinsip strategi pembelajaran ekspositori juga dilandasi dengan teoritis,


yang digunakan sebagai konsep dasar dalam strategi pembelajaran ini.
Strategi pembelajaran ekspositori dibagun diatas landasan dasar teoritis ilmu
komunikasi yang dimanifestasikan dalam bentuk ceramah. Nilai komunikatif itu
dapat dikembangkan pada nilai-nilai karakter yang lebih luas. Secara rasional,
orang yang komunikatif adalah orang yang memiliki kepekaan sosial tinggi dan
kepedulian sosial sangat baik, termasuk diantaranya adalah kejujuran.

Nilai karakter komunikatif dalam strategi pembelajaran ekspositori dapat


dikembangkan lebih mendalam, seperti kejujuran dan rasa ingin tahu. Orang yang

5
tidak jujur tidak akan dipercaya orang lain sehingga kepandaiannyadalam
berkomunikasi tidak lebih dari sekedar tipu daya. Oleh karena itu keseimbangan
komunikatif dan kejujuran harus tetap dijaga.

Adapun rasa ingin tahu dapat dikembangkan dari pola komunikatif yang sarat
degan tanda Tanya. Ceramah dalam strategi pembelajaran ekspositori tidak hanya
menyampaikan materi pelajaran, melainkan dapat berupa pertsnyssn-pertanyaan
yang merangsang keingintahuan peserta didik.

Dengan demikian, konsep dasar strategi pembelajaran ekspositori bermuatan


karakter adalah pengembangan landasan teoritisnya, yakni komunikatif menjadi
nilai-nilai yang lebih bermakna, seperti kepedulian sosial, kejujuran, dan raa ingin
tahu.

D. Nilai-nilai Karakter dalam Strategi Pembelajaran Ekspositori

Berdasasarkan konsep dasar strategi pembelajaran ekspositori bermuatan


karakter diatas, dapat ditegaskan bahwa nilai-nilai karakter yang dapat
ditransformasikan pendidik kepada peserta didik melalui strategi pembelajaran
ekspositori adalah komunikatif, kepedulian sosial, jujur dan rasa ingin tahu.
Berikut ini yang dikemukakan bagaimana proses transformasi nilai- nilai karakter
tersebut berlangsung.

1. Komunitatif
Transformasi nilai karakter komunikatif terjadi sepanajng guru atau
pendidik menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Semua gaya bicara
dan gerak tubuh atau bahasa verbal, sebagian besara dimaksudkan untuk
menjalin komunikasi keilmuan kepada peserta didik lebih optimal. Dengan
demikan, proses tranformasi nilai karakter dalam strategi pembelajaran
ekspositori berlangsung bersamaan dengan komunikasi keilmuan yang terjadi.
Jika materi yang disampaikan guru adalah menjaga kelestarian
alam,misalnya, maka peserta didik akan menjiwai atau memiliki karakter

6
sebagai pemelihara lingkungan yang baik. Demikian seterusnya, isi materi
sangat mempengaruhi karakter komunikasi yang terbentuk.
2. Kepedulian sosial
Orang yang berkarakter adalah orang yang dalam dirinya terdapat
integritas, khususnya kesatuan antara kata dan perbuatan. Dalam konteks
belajar mengajar, semua perkataan guru adalah baik,sehingga melahirkan
tindakan yang baik pula. Dalam konteks yang lebih khusus, penerapan strategi
pembelajaran ekspositori pada mata pelajaran ilmu ilmu sosial seperti
sosiologi, agama, budi pekerti PPKN, dan sebagainya, perkataan baik guru
akan termanififestasikan pada sikap baik kepada sesama. Hal ini menunjukkan
bahwa komunikasi yang baik dapat melahirkan tindakan yang baik pula. Salah
satu bentuk tindakan baik tersebut adalah kepedulian sosial atau kepedulian
terhadap sesama.
3. Jujur
Satunya kata dan perbuatan dalam konteks pembelajaran, bagikan
satunya teori dan praktik. Adapun satunya kata dan perbuatan dalam
keribadian guru akan menjadi teladan bagi anak didiknya. Adanya
ketidaksesuaian antara kata dan perbuatan, bagaikan ketidaksesuaian anatara
teori dan praktik. Implikasinya adalah kesesatan berperilaku sebagaimana
kekliruan dalam belajar sekedar contoh, kika guru memberikan instruksi A
kepada peserta didik untuk mempraktikkan teori tertentu, maka pada
dasarnya guru telah menguasai hal tersebut sebelumnya. Artinya, sebelum
guru itu mngajarkan teori tertentu, ia telah menguji atau membuktikkan atau
mencoba teori tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa guru harus jujur
kepada peserta didik, baik dalam hal teori, praktikum maupun halhal lainnya.
4. Rasa ingin tahu
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa strategi pembelajaran
ekspositori membawa potensi ditransformsikan nilai karakter rasa ingin tahu.
Hal ini dapat diamati ketika pendidik melontarkan beberapa pertanyaan

7
menantang di sela-sela ceramahnya yang penunh semangat bahkan berap- api.
Memang petanyaan pertanyaan tersebut bukanlah pertanyan-pertanyaan
berat yang membutuhkan jawaban kritis yang mendalam, tetapi lebih kepada
pertanyaan yang sebenarnya tidak membutuhkan jawaban. Artinya,
sebenarnya jawaban sesuatu yang ditanyakan tersebut talah diketahui oleh
peserta didik. Walaupun demikian, dalam strategi pembelajaran, pertanyaan
tersebut perlu dikemukakan guna menarik perhatian. Dengan kemampuan
menjawab pertanyaan pertanyan guru dengan cepat tersebut, akan
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, sehingga lebih siap menerima
pertanyaan lain yang lebih menantang.

E. Mengembangkan variasi ekspositori bermuatan karakter


Sebagaimana teori komunikas yang menjadi landasan strategi pembelajaran
ekspositori, maka variasi dan pengembangan pada bagian ini sepenuhnya
bertumpu pada landsan teori tersebut. Setidaknya, terdpat tiga model
pengembangan strategi pembelajaran ekspositori. Ketiga model pengembangan
tersebut adalah.
1. Kombinasi ceramah, gambar dan video
Ceramah maupun bahasa verbal mengandung kelemahan utama, yakni
tidak dapat menjangkau audien dengan jumlah besar. Meskipun peserta didik
yng ada dikelas- kelas sekolah atau madrasah sedikit, bukan berarti cukup.
Sebab beberapa peserta didik dengan modalitas belajarnon-auditori (belajar
dengan mendengar) kesulitan mencerna penjelasan materi pelajaran dengan
hanya mengandalkan ceramah.
Oleh karena itu, agar strategi pembelajaran ekspositori dapat
menjangkau peserta didik dengan jumlah besar, sekaligus mengakomodir
modalitas yang berlainan, maka strategi pembalajar ekspositari perlu
dikolaborasikan dgamabar, audio-video dan musik. Komposisi dan kolaborasi

8
ketiganya akan memudahkan transformasi pesan ( materi plajaran) kepada
peserta didik secara optimal.
Secara rasional, ketika guru ceramah seraya menyajikan gambar visual
yang sesuai dengan materi, serta melengkapinya dengan suara (audio),
terlebih lagi jika gambar tersebut dapat bergerak, maka seluruh pancaindra
peserta didik akan terousat oada guru. Pendengaran peserta didik akan
terpusat pada penjelasan materi yang disampaikan guru melalui ceramah,
penglihatan peserta didik terfokus pada gambar visual yang
mengiringinya,indra peraba terfokus pada sensasi perpaduan ketiganya, dan
seterusnya, sehimgga membentuk pemahaman yang utuh tentang materi
pelajaran yang disampaikan guru. Menurut Elaine B. Johnson, pemahaman
yang diperoleh dengan perpaduan berbagai indra tersebut akan tersimpan
dalam memotivasi jangka panjang peserta didik.

2. Kombinasi Retorika dan Komunikasi


Strategi pembelajaran ekspositori dapat dipadukan dengan retorika
modern dan komunikasi. Bentuk konkrit dari penerapan strategi pembelajaran
ekspositori dalam pembelajaran adalah bahwa guru bukan saja sebagai
pengajar, melainkan oratur.

3. Kombinasi Motivasi dan Sugestologi


Secara praktis, model pembelajaran ekspositori pada variasi ini mirip
dengan hipno teaching atau pembelajaran berbasis hipnotis. Artinya, seolah-
olah guru menghipnotis peserta didi untuk dapat menerima semua materi
pelajaran yang dijelaskan secara (instan). Dengan demikian, ekspositori yang
memadukan antara motivasi dan sugestologi dalam praksis pembelajaran
adalah strategi guru menghipnotis peserta didik agar peserta didik menerima
penjelasan sebagaimana yang dimaksudkan guru.

9
F. Pengertian Ilmu Kimia
Kimia berasal dari bahasa arab kimiya artinya perubahan benda atau zat.
Ilmu kimia berarti ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat
zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi
serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari.
Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu, dengan
tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik.
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa atau fenomena yang
terjadi di alam, ebih spesifiknya lagi mempelajari tentang, materi dan perubahan
yang menyertainya.
Ilmu kimia seringkali dikatakan sebagai central science karena pada
disiplin ilmu apapun selalu berkaitan dengan kimia. Seorang ahli yang melakukan
eksperimen tentang kimia dikatakan sebagai ilmuwan, dimana ilmuwan tersebut
melakukan penelitian tentang perubahan materi dan perubahan yang menyertainya.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI


Menurut Roy Killen (1998), strategi pembelajaran ekspositori adalah
strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi
pelajaran secara verbal oleh guru kepada peserta didik. Berdasarkan pengetian
tersebut Roy Killen menyebut strategi ekspositori dengan istilah pembelajaran
langsung (direct instruction). Sebutan lain dari strategi ini adalah ceramah,
dikte, dialog dan sejenisnya. Oleh karena itu, strategi ekspositori sering
diserupakan (bukan disamakan) dengan metode ceramah. Dimana strategi
pembelajaran ekspositori bukan hanya sekedar ceramah tetapi
mengkombinasikan dengan gerak tubuh atau bahasa verbal, semangat yang
membara, dan gaya komunikatif yang menantang.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan aplikasi dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada (teacher centered approach). Melalui
strategi ini, guru atau pendidik menyampaikan materi pembelajaran secara
terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai
peserta didik dengan baik. Focus utama strategi ini adalah kemampuan
akademik (academic achievement) peseta didik. Tetapi strategi pembelajaran
ekspositori hanya bisa dilakukan pada saat-saat tertentu saja, seperti pada awal
pembelajaran, menerangkan materi, memberikan contoh soal dan sejenisnya.
Walaupun demikian, kegiatan peserta didik tidak hanya mendengarkan,
melainkan juga membuat catatan dan mengerjakan soal-soal latihan. Bahkan
peserta didik boleh mengerjakan semua itu bersama dengan peserta didik yang
lain. Misalnya, seorang peserta didik mengerjakan soal latihan bersama dengan

11
temannya, sedangkan seorang peserta didik yag lain diminta mengerjakan di
ppan tulis atau di depan kelas.
Ketika peserta didik mengerjakan latihan, guru harus mengoreksi atau
memeriksa pekerjaan peserta didik tersebut dan menjelskan kembali. Apabila
dipandang masih banyak pekerjaan peserta didik beum sempurna, maka akan
dijelaskan kembali oleh guru, sehingga peserta didik mengerti atau paham
terhadap materi pembelajaran tersebut.

3.2 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI


Prinsip penerapan strategi pembelajaran ekspositori
Menerapkan strategi pembelajaran ekspositori dengan baik, terdapat
sejumlah prinsip yang dapat menjadi acuan.
a) Prinsip Berorientasi pada Tujuan
Walaupun strategi pembelajaran didominasi oleh ceramah,
namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan
pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan
utama dalam menggunakan strategi ini. oleh karena itu, sebelum
strategi ini di terapkan, terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya,
tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik. Hal ini sangat penting untuk dipahami,
karena tujuan spesifik memungkinkan pendidik bisa mengontrol
efektifitas penggunaan strategi pembelajaran.
Terdapat anggapan bahwa strategi pembelajaran ekspositori
tidak memungkinkan peserta didik berpikir kritis, analitis dan sintetis.
Hal ini ada benarnya, namun bukan berarti meutup kemnungkinan
tersebut sepenuhnya. Pertanyaan-pertanyaan kritis oleh pendidik
kepada peserta didik ketika menggunakan strategi.

12
b) Prinsip Komunikasi
Strategi pembelajaran ekspositori berpegang pada prinsip
komunikasi. Guru atau pendidik sebagai komunikator, sedangkan
peserta didik atau peserta didik sebagai komunikan atau penerima
pesan. Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi
pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan yang
dicapai, kemudian disampaikan melalui komunikasi.
Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu
terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber atau
kominikator (dalam hal ini guru/pendidik) ke penerima pesan, yakni
peserta didik. Proses pembelajaran atau komunikasi dikatakan efektif
jika pesan atau materi pelajaran dapat diterima oleh penerima pesan
secara utuh. Sebaliknya, proes pembelajaran atau sistem komunikasi
dikatakan tidak efektif jika penerima pesan (peserta didik) tidak dapat
menangkapsetiap pesan (materi pelajaran) yang disampaikan secara
utuh. Prinsip ini sekaligus menguatkan potensi nilai karakter
(kominakatif) yang dapat ditransformasikan dalam proses belajar
mengajar malalui strategi pembelajaran ekspositori.

c) Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, kesiapan merupakan salah
satu hukum belajar. Inti dari hokum belajar tersebut adalah bahwa
setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus yang
diberikan jika ia telah siap. Dalam konteks pembelajaran, dapat
dimaknai bahwa agar peserta didik dapat menerim informasi atau
materi pelajaran, terlebih dahulu mereka harus siap, baik secara fisik
maupun psikis guna menerima pelajaran. Jangan memulai pelajarn jika
peserta didik belum siap menerimanya.

13
d) Prinsip Berkelanjutan
Strategi pembelajaran ekspositori harus daoat mendorong
peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran lebih lanjut.
Pembelajaran bukan hanya brlangsung pada saat itu, tetapi juga untuk
waktu selanjutny. Strategi pebelajaran ekspositori yang berhasil adalah
bila melalui proses penyampaian dapat membawa peserta didik pada
situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong
mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan
melalui proses belajar mandiri.

Tahap-tahap Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Setelah memahami prinsip dan konsep dasar pembelajaran ekspositori,


selanjutnya akan dibahas tahap-tahap untuk menerapkan strategi
pembelajaran ekspositori yang meliputi beberapa tahap berikut.

1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta
didik untuk menerima pelajaran. Berikut beberapa hal yang harus
dilakukan pada tahap ini :
a) Memberikan sugesti positif dan menghindari kata-kata negartif
yang dapat menurunkan citra diri dan kepercayaan diri peserta
didik.
b) Memulai pelajaran dengan mengemukakan tujuan yang akan
dicapai.
c) Menggali wawasan dasar atau pengalaman individual peserta didik
berkaitan dengan dengan materi yang akan disampaikan.

2) Tahap Penyajian dan Penjelasan Materi

14
Pada langkah in materi pelajaran disampaikan dengan
persiapan yang telah dilakukan secara jelas. Terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tahap ini yang meliputi:
a) Penggunaan bahasa harus lugas, jelas dan mudah dipahami.
b) Intonasi atau ritmik suara sesuai dengan isi materi yang
disampaikan.
c) Menjaga kontak mata dengan peserta didik.
d) Menggunakan lelucon yag menyegarkan
3) Tahap Korelasi
Pada tahap ini guru dapat menghubungkan pelajaran dengan
pengalaman peserta didik dan juga dengan hal-hal lain yang
memungkinkan mereka dapat mengangkap keterkaitannya dalam
struktur pengetahuan yang utuh. Dimana tujuan dari tahap ini untuk
memberikan makna terhadap materi pelajaran.
4) Tahap Menyimpulkan
Merupakan tahap akhir dalam proses pembelajaran. Dimana
kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk memahami inti dari
seluruh materi yang dibahas atau disajikan.
5) Tahap Mengaplikasikan atau Mengaktualisasikan materi pelajaran
Tahap terakhir dalam penerapan strategi ekspositori adalah
aplikasi atau aktualisasi. Artinya, peserta didik harus mampu
mengaplikasikan atau mengaktualisasikan materi yang disampaikan
guru dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja tahap ini harus diawali
dari pemahaman yang matang tentang materi yang diajarkan guru
kepada peserta didik. Dengan demikian, strategi pembelajaran
ekspositori tidak sekedar ceramah dan mengembangkan ranah kognitif
peserta didik, tetapi juga pengembngn ranah afektif dan psikomotorik.

15
Dengan adanya tahap-tahap penerapan diatas guru memiliki
acuan dalam pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori dalam
proses belajar-mengajar. Selain itu dalam penerapan stategi
pembelajaran ekspositori guru harus memenuhi persyaratan pendidik
sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai


b. Menguasai materi pelajaran.
c. Mengenali medan kelas dan hal-hal yang mempengaruhi
pembelajaran.

3.3 EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP


PENINGKATAN KUALITAS SISWA
Perlu ditegaskan, bahwa tidak semua materi pelajaran yang
disampaikan melalui strategi pembelajaran ekspositori. Artinya, strategi ini
mempersyaratkan hal-hal tertentu guna menunjang keberhasilan penerapan
strategi pembelajaran ekspositori.
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat dalam beberapa jurnal
diperoleh bahwa Setelah diakumulasi dan dianalisis maka diperoleh persentase
respon siswa terhadap pembelajaran sebesar 83,97% dan masuk dalam kategori
sangat baik. Artinya siswa merespon dengan sangat baik pembelajaran yang
diberikan, siswa mendapat kesan dan pemahaman materi dengan sangat baik,
modul pun dinilai sangat membantu siswa dalam belajar, pembagian kelompok
sesuai dengan kebutuhan siswa dalam berkomunikasi, dan yang paling penting
strategi ekspositori sangat efektif dalam menunjang kemudahan siswa untuk
belajar. Oleh karena itu sebagai pembelajaran yang diinginkan dan disukai
siswa, pembelajaran ini sangat patut diperhitungkan manfaatnya untuk
membangun suasana kelas yang nyaman bagi guru dan siswa karena

16
ketertarikan siswa dalam suatu pembelajaran sangat berperan penting terhadap
kelanjutan proses pembelajaran selanjutnya.Berdasarkan hasil statistik
deskriptif dapat dilihat bahwa rata- rata nilai posttest pada kelas yang diberi
perlakuan strategi pembelajaran Ekspositori dalam kegiatan pembelajaran
adalah 81,375 sedangkan nilai posttest pada kelas yang diberikan perlakuan
dengan pembelajaran konvensional mendapatkan rata- rata sebesar 72,125. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan
strategi ekspositori mendapatkan skor rata- rata kelas lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Dengan kata
lain strategi pembelajaran ekspositori lebih unggul daripada pembelajaran
konvensional dalam pencapaian hasil belajar siswa.

Sedangkan pada penelitian lainnya Pada penerapan pembelajaran


dengan metode ekspositori peneliti menemui beberapahambatan antara lain
dalam pembelajaran penelitiharus mempersiapkan dan menguasai bahamateri
yang akan diajarkan kepada siswa dan gurusulit mengukur tingkat pemahaman
siswa, karenakadang siswa yang belum paham tentang materimalu atau malas
untuk bertanya. Sehingga pada penelitian lainnya diperoleh hasil bahwa
penerapan strategi pembelajaran ekspositori kurang efektif.

Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran ekspositori.


Perbedaan antara kedua penelitian tersebut juga disebabkan karena
strategi pembelajaran ekspositori mempunyai kelebihan dan kekurangan.
1. Keunggulan strategi pembelajaran ekpositori
Strategi pembelajaran ekspositori memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran ekspositori memudahkan guru atau pendidik
untuk mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran,

17
sehingga dapat diketahui sejauh mana peserta didik menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan.
b. Strategi pembelajaran ekspositori sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai peserta didik cukup luas, sementara
waktu yang dimiliki untuk belajar sangat terbatas.
c. Strategi pembelajran ekspositori memudahkan peserta didik untuk
menyimak pemaparan guru tentang materi pelajaran dan
mengaplikasikan atau mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Strategi pembelajaran ekspositori bisa berjalan efektif dan
efesiensi walaupun dalam kelas besar dengan jumlah peserta didik
yang banyak.
2. Kelemahan strategi pembelajaran ekspositori
Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran
ekspositori juga tidak lepas dari kelemahan. Beberapa kelemahan
strategi pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran ekspositori hanya akan berjalan optimal
terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan mendengar dan
menyimak secara baik. Untuk peserta didik yang tidak memiliki
kemampuan ini perlu pengembangan strategi yang lebih variatif.
b. Strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat melayani
perbedaan karakteristik peserta didik yang beragam, baik dalam hal
kemampuan intelektual , bakat, minat, maupun gaya belajar.
c. Strategi pembelajaran ekspositori hanya akan berhasil jika guru
memiliki kemampuan komunikasi yang memadai layaknya orator
atau juru bicara yang mampu mengomunikasikan pelajaran dengan
penuh semangat dan berapi-api, sehingga menyihir perhatian
peserta didik.

18
d. Strategi pembelajaran ekspositori lebih bersifat komunikasi satu
arah , sehingga mengurangi kesempatan peserta didik untuk
berinteraksi multi arah (guru-peserta didik; peserta didik-peserta
didik).

3.4 CONTOH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI


DALAM PEMBELAJARAN MATERI KIMIA

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang


menekankan pada proses penyampaian materi pelajaran secara verbal oleh guru
kepada peserta didik. Dimana dalam pembelajaran khususnya pada materi kimia
terdapat beberapa bagian materi yang perlu menerapkan strategi pembelajaran
tersebut, salah satunya seperti pada materi konsep mol. Dalam menyelesaikan
atau membahas mengenai konsep mol ini, sangat diperlukan penjelasan yang
lebih jelas dari guru karna bentuk materi yang mengandung unsur perhitungan
matematika yang mungkin akan sulit dipahami oleh para siswa. Contoh
penerapan strategi pembelajaran ekspositori pada soal konsep mol antara lain
sebagai berikut :
1. Suatu contoh CdCl2, sebanyak 1,5276 gram direaksikan sehingga terbentuk
suatu logam Kadmium dan senyawa bebas Kadmium. Apabila massa logam
Kadmium 0,9367 gram dan massa molar Klor dianggap 35,453 gram Cl/mol
Cl, berapa massa molar Cd dalam reaksi ini ?
Jawab :
Senyawa CdCl2 mempunyai massa : 1,5276 gram
Massa Cd dalam CdCl2 : 0,9367 gram
Jadi massa Cl dalam CdCl2 : 0,5909 gram
Jumlah mol Cl = massa Cl / massa molar Cl
= 0,5909 gram / 35,453 gmol-1
= 0,01667 mol

19
Dari rumus molekul CdCl2 ternayata bahwa jumlah mol Cd dan Cl
berbanding 1:2, sehingga :
Jumlah mol Cd = 1/2 .mol Cl
= 1/2 . 0,01667 mol
= 0,008335 mol

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
1. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses penyampaian materi pelajaran secara verbal oleh
guru kepada peserta didik. Sebutan lain dari strategi ini adalah ceramah,
dikte, dialog dan sejenisnya. Oleh karena itu, strategi ekspositori sering
diserupakan (bukan disamakan) dengan metode ceramah. Dimana strategi
pembelajaran ekspositori bukan hanya sekedar ceramah tetapi
mengkombinasikan dengan gerak tubuh atau bahasa verbal, semangat yang
membara, dan gaya komunikatif yang menantang.
2. Dalam penerapan strategi pembelajaran ekspositori dibutuhkan prinsip-
prinsip dalam penerapan strategi tersebut seperti: prinsip berorientasi pada
tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan dan prinsip berkelanjutan.
Selain prinsip, penerapan strategi pembelajaran ekspositori juga harus
memperhatikan tahap-tahap penerapannya seperti: tahap persiapan, tahap
tahap penyajian dan penjelasan materi, tahap menyimpulkan, dan tahap
mengaplikasikan atau mengaktualisasikan meteri pelajaran.
3. Efektifitas penggunaan strategi pembelajaran ekspositori dapat dilihat
berdasarkan hasil penelitian, dimana sebagian penelitian menemukan hasil
bahwa penggunaan strategi pembelajaran ekspositori sangat efektif karna
dapat membantu menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Sedangkan pada penelitian lainnya disebutkan bahwa strategi pembelajaran
ekspositori kurang efektif untuk diterapkan, hal ini karena proses belajar
mengajar hanya berpusat pada guru dan pemahaman siswa hanya terbatas
hanya pada apa yang disampaikan oleh guru dan juga siswa tidak lebih

21
mandiri. Perbedaan penelitian tersebut diakibatkan oleh adanya kekurangan
dan keunggulan pada strategi pembelajaran ekspositori.
4. Salah satu materi kimia yang dapat menerapkan strategi pembelajaran
ekspositori adalah materi konsep mol. Dimana materi itu sangat
membutuhkan penjelasan yang lebih jelas dari guru karna pada materi
tersebut terdapat unsur perhitungan matematika yang mungkin akan sulit
dipahami oleh para siswa jika tidak dibantu oleh penjelasan guru.

4.2 SARAN
Bagi penulis dan pembaca:
Dari makalah penulis yang singkat ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi kita semua umunya penulis pribadi. Dan penulis sadar bahwa
makalah penulis ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari
berbagai sisi, jadi penulis harapkan saran dan kritiknya yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

Bagi pendidik:
Dengan adanya strategi pembelajaran ekspositori diharapkan guru
dapat menerapkan strategi ini dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai semaksimal mungkin. Dibalik itu sorang guru harus
menguasai dan memahami tentang konsep dan prinsip penggunaan strategi
pembelajaran ekspositori itu sendiri agar penerapan dalam kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan lancar. Selain itu juga seorang guru harus memahami
keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori itu, dengan
memahami maka guru dapat menerapkan dari keunggulan itu dan dapat
menghindari dari kelemahan yang ada dan jika bisa dapat mencari jalan keluar
agar kelemahan itu dapat teratasi.

22
Daftar pustaka

Barsasella, Diana. 2012. buku wajib kimia dasar. Jakarta: trans info media.

Bayu atrianto dan Edy Sulistyo.2013. Pengaruh strategi pembelajarn ekspositori


terhadap hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 03,
Nomor 02, Tahun 2014, 09 13
Darmansyah, 1999. Kamus bahasa indonesia. Batavia press.

Hanani, Sofyan, 2012. Penerapan strategi pembelajaran ekspositori untuk


peningkatan hasil pembelajaran ips bagi peserta didik.

Hardaniwati, Menuk, Isti Nureni, dan Hari sulastri. 2003. Kamus pelajar.

Jakarta: Pusat Bahasa

Supriadie dan Darmawan. 2012. Komunikasi pembelajaran.

Bandung: PT remaja rosdakarya

Suyadi.(2013). strategi pembelajaran pendidikan karakter.

Bandung: PT Remaja rosdakarya.

Wisnu sunarto, Wiro sumarni, Eli suci. 2013. Hasil belajar kimia siswa dengan model
pembelajaran metode think-pair-sharedan metode ekspositori.

23

Anda mungkin juga menyukai