PENDAHULUAN
1
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi
yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya
secara sistematis dengan memafaatkan segala sesuatunya guna kepentingan
pengajaran.
2
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan:
1) Agar mahasiswa dapat memahami pengertian dari strategi pembelajaran
ekspositori.
2) Agar mahasiswa dapat memahami penerapan strategi pembelajaran
ekspositori.
3) Agar mahasiswa dapat memahami efektivitas penggunaan strategi
pembelajaran ekspositori terhadap peningkatan kualitas peserta didik.
4) Agar mahasiswa dapat memahami contoh penerapan strategi pembelajaran
ekspositori dalam pembelajaran materi kimia.
1.4 Manfaat
1) mahasiswa dapat memahami pengertian dari strategi pembelajaran ekspositori.
2) mahasiswa dapat memahami penerapan strategi pembelajaran ekspositori.
3) mahasiswa dapat memahami efektivitas penggunaan strategi pembelajaran
ekspositori terhadap peningkatan kualitas peserta didik.
4) mahasiswa dapat memahami contoh penerapan strategi pembelajaran
ekspositori dalam pembelajaran materi kimia.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Strategi
Menurut kamus Bahasa Indonesia, strategi berarti siasat. Secara terminology
berasal dari kata strategia yang merupakan bahasa yunani yang berarti the art of
general. Kalimat tersebut bisa diartikan sebagai seni yang biasa digunakan oleh
panglima dalam sebuah peperangan supaya kelompoknya bisa menang. Menurut
para ahli secara umum strategi merupakan suatu teknik yang disusun untuk
mencapai sebuah kemenangan atau tujuan tertentu.
4
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori. Pertama, startegi
ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan stratrgi ini,
oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah. Kedua, biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti
data atau fakta, konsep konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak
menuntut siswa untuk berfikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran utama
adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses
pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memehaminya dengan benar
dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada guru (Teacher centered approach) dikatakan
demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan.
Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara tersetruktur
dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa
dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic
achievement) siswa.
5
tidak jujur tidak akan dipercaya orang lain sehingga kepandaiannyadalam
berkomunikasi tidak lebih dari sekedar tipu daya. Oleh karena itu keseimbangan
komunikatif dan kejujuran harus tetap dijaga.
Adapun rasa ingin tahu dapat dikembangkan dari pola komunikatif yang sarat
degan tanda Tanya. Ceramah dalam strategi pembelajaran ekspositori tidak hanya
menyampaikan materi pelajaran, melainkan dapat berupa pertsnyssn-pertanyaan
yang merangsang keingintahuan peserta didik.
1. Komunitatif
Transformasi nilai karakter komunikatif terjadi sepanajng guru atau
pendidik menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Semua gaya bicara
dan gerak tubuh atau bahasa verbal, sebagian besara dimaksudkan untuk
menjalin komunikasi keilmuan kepada peserta didik lebih optimal. Dengan
demikan, proses tranformasi nilai karakter dalam strategi pembelajaran
ekspositori berlangsung bersamaan dengan komunikasi keilmuan yang terjadi.
Jika materi yang disampaikan guru adalah menjaga kelestarian
alam,misalnya, maka peserta didik akan menjiwai atau memiliki karakter
6
sebagai pemelihara lingkungan yang baik. Demikian seterusnya, isi materi
sangat mempengaruhi karakter komunikasi yang terbentuk.
2. Kepedulian sosial
Orang yang berkarakter adalah orang yang dalam dirinya terdapat
integritas, khususnya kesatuan antara kata dan perbuatan. Dalam konteks
belajar mengajar, semua perkataan guru adalah baik,sehingga melahirkan
tindakan yang baik pula. Dalam konteks yang lebih khusus, penerapan strategi
pembelajaran ekspositori pada mata pelajaran ilmu ilmu sosial seperti
sosiologi, agama, budi pekerti PPKN, dan sebagainya, perkataan baik guru
akan termanififestasikan pada sikap baik kepada sesama. Hal ini menunjukkan
bahwa komunikasi yang baik dapat melahirkan tindakan yang baik pula. Salah
satu bentuk tindakan baik tersebut adalah kepedulian sosial atau kepedulian
terhadap sesama.
3. Jujur
Satunya kata dan perbuatan dalam konteks pembelajaran, bagikan
satunya teori dan praktik. Adapun satunya kata dan perbuatan dalam
keribadian guru akan menjadi teladan bagi anak didiknya. Adanya
ketidaksesuaian antara kata dan perbuatan, bagaikan ketidaksesuaian anatara
teori dan praktik. Implikasinya adalah kesesatan berperilaku sebagaimana
kekliruan dalam belajar sekedar contoh, kika guru memberikan instruksi A
kepada peserta didik untuk mempraktikkan teori tertentu, maka pada
dasarnya guru telah menguasai hal tersebut sebelumnya. Artinya, sebelum
guru itu mngajarkan teori tertentu, ia telah menguji atau membuktikkan atau
mencoba teori tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa guru harus jujur
kepada peserta didik, baik dalam hal teori, praktikum maupun halhal lainnya.
4. Rasa ingin tahu
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa strategi pembelajaran
ekspositori membawa potensi ditransformsikan nilai karakter rasa ingin tahu.
Hal ini dapat diamati ketika pendidik melontarkan beberapa pertanyaan
7
menantang di sela-sela ceramahnya yang penunh semangat bahkan berap- api.
Memang petanyaan pertanyaan tersebut bukanlah pertanyan-pertanyaan
berat yang membutuhkan jawaban kritis yang mendalam, tetapi lebih kepada
pertanyaan yang sebenarnya tidak membutuhkan jawaban. Artinya,
sebenarnya jawaban sesuatu yang ditanyakan tersebut talah diketahui oleh
peserta didik. Walaupun demikian, dalam strategi pembelajaran, pertanyaan
tersebut perlu dikemukakan guna menarik perhatian. Dengan kemampuan
menjawab pertanyaan pertanyan guru dengan cepat tersebut, akan
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, sehingga lebih siap menerima
pertanyaan lain yang lebih menantang.
8
ketiganya akan memudahkan transformasi pesan ( materi plajaran) kepada
peserta didik secara optimal.
Secara rasional, ketika guru ceramah seraya menyajikan gambar visual
yang sesuai dengan materi, serta melengkapinya dengan suara (audio),
terlebih lagi jika gambar tersebut dapat bergerak, maka seluruh pancaindra
peserta didik akan terousat oada guru. Pendengaran peserta didik akan
terpusat pada penjelasan materi yang disampaikan guru melalui ceramah,
penglihatan peserta didik terfokus pada gambar visual yang
mengiringinya,indra peraba terfokus pada sensasi perpaduan ketiganya, dan
seterusnya, sehimgga membentuk pemahaman yang utuh tentang materi
pelajaran yang disampaikan guru. Menurut Elaine B. Johnson, pemahaman
yang diperoleh dengan perpaduan berbagai indra tersebut akan tersimpan
dalam memotivasi jangka panjang peserta didik.
9
F. Pengertian Ilmu Kimia
Kimia berasal dari bahasa arab kimiya artinya perubahan benda atau zat.
Ilmu kimia berarti ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat
zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi
serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari.
Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu, dengan
tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik.
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa atau fenomena yang
terjadi di alam, ebih spesifiknya lagi mempelajari tentang, materi dan perubahan
yang menyertainya.
Ilmu kimia seringkali dikatakan sebagai central science karena pada
disiplin ilmu apapun selalu berkaitan dengan kimia. Seorang ahli yang melakukan
eksperimen tentang kimia dikatakan sebagai ilmuwan, dimana ilmuwan tersebut
melakukan penelitian tentang perubahan materi dan perubahan yang menyertainya.
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
temannya, sedangkan seorang peserta didik yag lain diminta mengerjakan di
ppan tulis atau di depan kelas.
Ketika peserta didik mengerjakan latihan, guru harus mengoreksi atau
memeriksa pekerjaan peserta didik tersebut dan menjelskan kembali. Apabila
dipandang masih banyak pekerjaan peserta didik beum sempurna, maka akan
dijelaskan kembali oleh guru, sehingga peserta didik mengerti atau paham
terhadap materi pembelajaran tersebut.
12
b) Prinsip Komunikasi
Strategi pembelajaran ekspositori berpegang pada prinsip
komunikasi. Guru atau pendidik sebagai komunikator, sedangkan
peserta didik atau peserta didik sebagai komunikan atau penerima
pesan. Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi
pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan yang
dicapai, kemudian disampaikan melalui komunikasi.
Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu
terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber atau
kominikator (dalam hal ini guru/pendidik) ke penerima pesan, yakni
peserta didik. Proses pembelajaran atau komunikasi dikatakan efektif
jika pesan atau materi pelajaran dapat diterima oleh penerima pesan
secara utuh. Sebaliknya, proes pembelajaran atau sistem komunikasi
dikatakan tidak efektif jika penerima pesan (peserta didik) tidak dapat
menangkapsetiap pesan (materi pelajaran) yang disampaikan secara
utuh. Prinsip ini sekaligus menguatkan potensi nilai karakter
(kominakatif) yang dapat ditransformasikan dalam proses belajar
mengajar malalui strategi pembelajaran ekspositori.
c) Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, kesiapan merupakan salah
satu hukum belajar. Inti dari hokum belajar tersebut adalah bahwa
setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus yang
diberikan jika ia telah siap. Dalam konteks pembelajaran, dapat
dimaknai bahwa agar peserta didik dapat menerim informasi atau
materi pelajaran, terlebih dahulu mereka harus siap, baik secara fisik
maupun psikis guna menerima pelajaran. Jangan memulai pelajarn jika
peserta didik belum siap menerimanya.
13
d) Prinsip Berkelanjutan
Strategi pembelajaran ekspositori harus daoat mendorong
peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran lebih lanjut.
Pembelajaran bukan hanya brlangsung pada saat itu, tetapi juga untuk
waktu selanjutny. Strategi pebelajaran ekspositori yang berhasil adalah
bila melalui proses penyampaian dapat membawa peserta didik pada
situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong
mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan
melalui proses belajar mandiri.
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta
didik untuk menerima pelajaran. Berikut beberapa hal yang harus
dilakukan pada tahap ini :
a) Memberikan sugesti positif dan menghindari kata-kata negartif
yang dapat menurunkan citra diri dan kepercayaan diri peserta
didik.
b) Memulai pelajaran dengan mengemukakan tujuan yang akan
dicapai.
c) Menggali wawasan dasar atau pengalaman individual peserta didik
berkaitan dengan dengan materi yang akan disampaikan.
14
Pada langkah in materi pelajaran disampaikan dengan
persiapan yang telah dilakukan secara jelas. Terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tahap ini yang meliputi:
a) Penggunaan bahasa harus lugas, jelas dan mudah dipahami.
b) Intonasi atau ritmik suara sesuai dengan isi materi yang
disampaikan.
c) Menjaga kontak mata dengan peserta didik.
d) Menggunakan lelucon yag menyegarkan
3) Tahap Korelasi
Pada tahap ini guru dapat menghubungkan pelajaran dengan
pengalaman peserta didik dan juga dengan hal-hal lain yang
memungkinkan mereka dapat mengangkap keterkaitannya dalam
struktur pengetahuan yang utuh. Dimana tujuan dari tahap ini untuk
memberikan makna terhadap materi pelajaran.
4) Tahap Menyimpulkan
Merupakan tahap akhir dalam proses pembelajaran. Dimana
kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk memahami inti dari
seluruh materi yang dibahas atau disajikan.
5) Tahap Mengaplikasikan atau Mengaktualisasikan materi pelajaran
Tahap terakhir dalam penerapan strategi ekspositori adalah
aplikasi atau aktualisasi. Artinya, peserta didik harus mampu
mengaplikasikan atau mengaktualisasikan materi yang disampaikan
guru dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja tahap ini harus diawali
dari pemahaman yang matang tentang materi yang diajarkan guru
kepada peserta didik. Dengan demikian, strategi pembelajaran
ekspositori tidak sekedar ceramah dan mengembangkan ranah kognitif
peserta didik, tetapi juga pengembngn ranah afektif dan psikomotorik.
15
Dengan adanya tahap-tahap penerapan diatas guru memiliki
acuan dalam pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori dalam
proses belajar-mengajar. Selain itu dalam penerapan stategi
pembelajaran ekspositori guru harus memenuhi persyaratan pendidik
sebagai berikut :
16
ketertarikan siswa dalam suatu pembelajaran sangat berperan penting terhadap
kelanjutan proses pembelajaran selanjutnya.Berdasarkan hasil statistik
deskriptif dapat dilihat bahwa rata- rata nilai posttest pada kelas yang diberi
perlakuan strategi pembelajaran Ekspositori dalam kegiatan pembelajaran
adalah 81,375 sedangkan nilai posttest pada kelas yang diberikan perlakuan
dengan pembelajaran konvensional mendapatkan rata- rata sebesar 72,125. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan
strategi ekspositori mendapatkan skor rata- rata kelas lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Dengan kata
lain strategi pembelajaran ekspositori lebih unggul daripada pembelajaran
konvensional dalam pencapaian hasil belajar siswa.
17
sehingga dapat diketahui sejauh mana peserta didik menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan.
b. Strategi pembelajaran ekspositori sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai peserta didik cukup luas, sementara
waktu yang dimiliki untuk belajar sangat terbatas.
c. Strategi pembelajran ekspositori memudahkan peserta didik untuk
menyimak pemaparan guru tentang materi pelajaran dan
mengaplikasikan atau mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Strategi pembelajaran ekspositori bisa berjalan efektif dan
efesiensi walaupun dalam kelas besar dengan jumlah peserta didik
yang banyak.
2. Kelemahan strategi pembelajaran ekspositori
Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran
ekspositori juga tidak lepas dari kelemahan. Beberapa kelemahan
strategi pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran ekspositori hanya akan berjalan optimal
terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan mendengar dan
menyimak secara baik. Untuk peserta didik yang tidak memiliki
kemampuan ini perlu pengembangan strategi yang lebih variatif.
b. Strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat melayani
perbedaan karakteristik peserta didik yang beragam, baik dalam hal
kemampuan intelektual , bakat, minat, maupun gaya belajar.
c. Strategi pembelajaran ekspositori hanya akan berhasil jika guru
memiliki kemampuan komunikasi yang memadai layaknya orator
atau juru bicara yang mampu mengomunikasikan pelajaran dengan
penuh semangat dan berapi-api, sehingga menyihir perhatian
peserta didik.
18
d. Strategi pembelajaran ekspositori lebih bersifat komunikasi satu
arah , sehingga mengurangi kesempatan peserta didik untuk
berinteraksi multi arah (guru-peserta didik; peserta didik-peserta
didik).
19
Dari rumus molekul CdCl2 ternayata bahwa jumlah mol Cd dan Cl
berbanding 1:2, sehingga :
Jumlah mol Cd = 1/2 .mol Cl
= 1/2 . 0,01667 mol
= 0,008335 mol
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses penyampaian materi pelajaran secara verbal oleh
guru kepada peserta didik. Sebutan lain dari strategi ini adalah ceramah,
dikte, dialog dan sejenisnya. Oleh karena itu, strategi ekspositori sering
diserupakan (bukan disamakan) dengan metode ceramah. Dimana strategi
pembelajaran ekspositori bukan hanya sekedar ceramah tetapi
mengkombinasikan dengan gerak tubuh atau bahasa verbal, semangat yang
membara, dan gaya komunikatif yang menantang.
2. Dalam penerapan strategi pembelajaran ekspositori dibutuhkan prinsip-
prinsip dalam penerapan strategi tersebut seperti: prinsip berorientasi pada
tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan dan prinsip berkelanjutan.
Selain prinsip, penerapan strategi pembelajaran ekspositori juga harus
memperhatikan tahap-tahap penerapannya seperti: tahap persiapan, tahap
tahap penyajian dan penjelasan materi, tahap menyimpulkan, dan tahap
mengaplikasikan atau mengaktualisasikan meteri pelajaran.
3. Efektifitas penggunaan strategi pembelajaran ekspositori dapat dilihat
berdasarkan hasil penelitian, dimana sebagian penelitian menemukan hasil
bahwa penggunaan strategi pembelajaran ekspositori sangat efektif karna
dapat membantu menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Sedangkan pada penelitian lainnya disebutkan bahwa strategi pembelajaran
ekspositori kurang efektif untuk diterapkan, hal ini karena proses belajar
mengajar hanya berpusat pada guru dan pemahaman siswa hanya terbatas
hanya pada apa yang disampaikan oleh guru dan juga siswa tidak lebih
21
mandiri. Perbedaan penelitian tersebut diakibatkan oleh adanya kekurangan
dan keunggulan pada strategi pembelajaran ekspositori.
4. Salah satu materi kimia yang dapat menerapkan strategi pembelajaran
ekspositori adalah materi konsep mol. Dimana materi itu sangat
membutuhkan penjelasan yang lebih jelas dari guru karna pada materi
tersebut terdapat unsur perhitungan matematika yang mungkin akan sulit
dipahami oleh para siswa jika tidak dibantu oleh penjelasan guru.
4.2 SARAN
Bagi penulis dan pembaca:
Dari makalah penulis yang singkat ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi kita semua umunya penulis pribadi. Dan penulis sadar bahwa
makalah penulis ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari
berbagai sisi, jadi penulis harapkan saran dan kritiknya yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.
Bagi pendidik:
Dengan adanya strategi pembelajaran ekspositori diharapkan guru
dapat menerapkan strategi ini dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai semaksimal mungkin. Dibalik itu sorang guru harus
menguasai dan memahami tentang konsep dan prinsip penggunaan strategi
pembelajaran ekspositori itu sendiri agar penerapan dalam kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan lancar. Selain itu juga seorang guru harus memahami
keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori itu, dengan
memahami maka guru dapat menerapkan dari keunggulan itu dan dapat
menghindari dari kelemahan yang ada dan jika bisa dapat mencari jalan keluar
agar kelemahan itu dapat teratasi.
22
Daftar pustaka
Barsasella, Diana. 2012. buku wajib kimia dasar. Jakarta: trans info media.
Hardaniwati, Menuk, Isti Nureni, dan Hari sulastri. 2003. Kamus pelajar.
Wisnu sunarto, Wiro sumarni, Eli suci. 2013. Hasil belajar kimia siswa dengan model
pembelajaran metode think-pair-sharedan metode ekspositori.
23