Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Wardatul Hidayati
NIM 11140183000064
i
ABSTRACT
Based on the result of the research, it can be concluded that the teacher
runs its role in thematic learning as demonstrator, class manager, mediator,
facilitator, communicator, motivator, inspirator, educator and evaluator. As a
demonstrator, showing me a well-dressed, polite and Islamic manner, speaks well,
answers greetings, guides students to pray, and shows how each material taught
can be understood by students. As a classroom manager, thematic teachers
organize student seats, organize student schedules in leading prayers, engage
students in hygiene activities or class pickets. As mediators, thematic teachers
provide and involve students in using instructional media. As facilitators, thematic
teachers facilitate students' needs and do not act arbitrarily. As communicators,
thematic teachers provide information that elicits a sense of student curiosity. As
a motivator, thematic teachers give praise and encourage students to dare to
appear in front of the class, motivating students to help difficulty friends so as to
develop students' caring attitude. As inspirators, thematic teachers provide
inspiring stories. As educators, thematic teachers counsel students. As evaluators,
the thematic teachers perform the test and non test assessments so. The social
attitude developed in MIN 2 Tangerang Selatan City are: honest, disciplined,
confident, responsible, polite, and caring.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat, rahmat, dan karunianya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya,
hingga kepada umatnya sampai akhir zaman, aamiin.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai
pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan semangat, untuk itu
dengan senang hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.
2. Ketua Jurusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Bapak Dr. Khalimi, MA.
3. Sekretaris Jurusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
sekaligus dosen pembimbing yang banyak meluangkan waktu dan
membimbing penulis dengan penuh kesabaran, Bapak Asep Ediana
Latip, M.Pd.
4. Dosen penasehat akademik yang selalu memberikan arahan dan nasihat,
serta mempermudah peneliti secara administrasi akademik, sehingga
skripsi ini dapat diajukan dan diujikan, Bapak Drs. H. Abdul Shomad,
MA.
5. Dosen yang banyak memberikan waktu untuk mendengar curhatan
penulis, memberi arahan, motivasi, dan bimbingan serta membantu
penulis dalam menyusun skripsi, Ibu Dr. Fidrayani, M.Pd.
6. Seluruh dosen dan staf FITK yang telah memberikan banyak pengalaman
dan ilmu yang bermanfaat.
iii
7. Kepala Sekolah MIN 2 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan
izin penelitian dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian, Ibu Dra. Hj. Jetty Maynur, M. Pd.
8. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MIN 2 Kota Tangerang
Selatan yang telah bersedia untuk menjadi informan wawancara, Ibu Siti
Fakhroh, MA.
9. Guru kelas 2B MIN 2Kota Tangerang Selatan yang telah banyak
membantu dan bersedia menjadi informan selama proses penelitian
berlangsung, Ibu Annisah, S.Pd.
10. Seluruh guru, karyawan, staf Tata Usaha (TU), dan siswa-siswi MIN 2
Kota Tangerang yang telah memberikan kontribusi, motivasi, dan
inspirasi bagi penulis.
11. Orang tua tercinta yang telah mendidik, memberikan ridho, dukungan
serta do‟a hingga kasih sayang yang tulus dan ikhlas kepada penulis,
Bapak Nurdin dan Ibu Asmanih.
12. Kakak, adik, dan sepupu-sepupu yang selalu dirindu, serta keluarga besar
Bapak Anwar (alm) dan Bapak H.Ahmad Nian yang selalu mendo‟akan,
memberikan dorongan untuk keberhasilan penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
13. Sahabat-sahabatku „LIMA‟: Hafsah, Umi, Elena dan Kiki. Sahabat
debat yang sulit menyatu dalam pikiran namun kita selalu disatukan
dalam do‟a, yang tiada hentinya memberikan dorongan kepada penulis.
14. Sahabat kecilku hingga sampai saat ini „My Gurlz‟: Hani, Jihan dan Ismi
yang selalu mewarnai hari-hari penulis penuh dengan kebahagiaan.
15. Keluarga „GROFENCE‟: 32 in 1, yang telah berjuang bersama pada
masanya, memberikan banyak kenangan yang tak terlupakan.
16. Sahabatku Nurul Fadhilah, yang mengaku „sahabat‟ kalau ada maunya,
teman saman bareng, tempat curhat dikala bingung.
17. Teman-teman seperjuangan PGMI 2014 yang telah memberikan
motivasi, pengalaman, serta bantuan selama menjadi mahasiswa UIN
Jakarta.
iv
18. Keluarga besar Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR) yang telah memberikan
banyak pelajaran, pengalaman yang luar bisa, dan menyemangati penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
19. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan
balasan kebaikan, ridho dan kasih sayang yang berlipat ganda kepada semuanya.
Aamiin. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segala sesuatunya.
Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................. vi
Daftar Tabel......................................................................................................... ix
Daftar Gambar .................................................................................................... x
Daftar Lampiran ................................................................................................. xi
vi
2. Definisi Guru ...................................................................................... 18
3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran............................................. 19
C. Upaya Guru dalam Mengembangkan Sikap Sosial Siswa ...................... 26
D. Pembelajaran Tematik ............................................................................ 28
1. Definisi Pembelajaran Tematik .......................................................... 28
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................................. 28
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik ......................................... 29
E. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................... 30
F. Kerangka Berpikir ................................................................................... 32
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 50
A. Deskripsi Data ......................................................................................... 50
1. Sikap sosial yang dikembangkan di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang
Selatan ................................................................................................ 50
2. Peran guru dalam mengembangkan sikap sosial siswa pada
pembelajaran tematik ......................................................................... 60
B. Pembahasan............................................................................................. 70
1. Sikap sosial yang dikembangkan di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang
Selatan ................................................................................................ 70
2. Peran guru dalam mengembangkan sikap sosial siswa pada
pembelajaran tematik ......................................................................... 72
LAMPIRAN ......................................................................................................... 86
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xi
BAB I
PENDAHULAN
1
Wahyu Widodo, dkk., Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2016), Cet. 1, h. 2.
1
2
2
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf),
diunduh pada hari Jum‟at, 26 Januari 2018 pukul 06.45 WIB.
3
Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: UIN Press, 2015), Cet. 1, h. 122.
4
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, (http://bsnp-indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/09/Permendikbud_Tahun2016_Nomor023.pdf), diunduh pada hari Jum‟at,
26 Januari 2018 pukul 07.43 WIB.
3
5
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), David Setyawan (penayang), 2014,
(http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikan-karakter/), diunduh pada hari
Senin, 19 Februari 2018 pukul 07.45 WIB.
6
Ibid.
7
Raja Adil Siregar, “Viral Video Bully Siswa SD di Sumsel, Ini Penjelasan Disdik”,
detiknews, (https://news.detik.com/berita/d-3768657/viral-video-bully-siswa-sd-di-sumsel-ini-
penjelasan-disdik), diunduh pada hari Senin, 19 Februari 2018 pukul 07.45 WIB.
4
8
Pravitri Retno W, “Bocah SD di Magelang Tawuran Bawa Senjata Tajam, Polisi Kaget
Saat Menggeledah Isi Tas Mereka”, tribunnews, (http://jambi.tribunnews.com/2018/02/18/bocah-
sd-di-magelang-tawuran-bawa-senjata-tajam-polisi-kaget-saat-menggeledah-isi-tas-
mereka?page=3), diunduh pada hari Selasa, 20 Februari 2018 pukul 16.26 WIB.
9
Muhammad Takdir Ilahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016), Cet. 3, h. 115-116.
10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen,
(luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf), diunduh pada hari Jum‟at, 22 Januari 2018
pukul 21.26 WIB.
5
menerapkan kegiatan sholat berjamaah setiap hari mulai dari kelas 1 hingga
kelas 6. Kelima, dilakukan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berupa bantuan dana
untuk para korban bencana seperti kejadian yang menimpa warga Rohingya
dan kejadian banjir di Sukabumi. Keenam, ketika pembelajaran di dalam
kelas berlangsung siswa-siswi MIN 2 Kota Tangerang Selatan khususnya di
kelas 2B belajar dengan tertib, mendengarkan apa yang disampaikan oleh
guru dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini penelitian difokuskan pada cara yang dilakukan guru
dalam mengembangkan sikap sosial siswa. Berdasarkan permasalahan
tersebut maka menjadi latar belakang untuk dilakukan penelitian dengan
judul: Peran guru dalam Mengembangkan Sikap Sosial Siswa pada
Pembelajaran Tematik di Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Kasus bullying menggambarkan sikap tanggung jawab siswa yang tidak
baik. Tanggung jawab siswa di sekolah yaitu melaksanakan tugas dan
kewajiban yang diberikan guru dengan baik bukan membully temannya.
2. Ketidakdisiplinan siswa terhadap peraturan sekolah disebabkan karena
kurangnya pengawasan guru dan pihak sekolah yang mengakibatkan sikap
sosial siswa kurang baik.
3. Interaksi secara langsung antara guru dengan siswa dapat mempengaruhi
perkembangan sikap sosial siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, untuk memperoleh fokus penelitian
ini maka dibatasi pada masalah: kurangnya pengawasan guru dan pihak
sekolah yang mengakibatkan sikap sosial siswa yang kurang baik serta
interaksi secara langsung antara guru dengan siswa dapat mempengaruhi
perkembangan sikap sosial siswa.
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan penelitian tersebut,
maka dirumuskan masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana
peran guru dalam mengembangkan sikap sosial siswa pada pembelajaran
tematik di MIN 2 kota Tangerang Selatan?
Adapun untuk memudahkan dalam proses pengumpulan data, rumusan
masalah di atas akan dirinci dalam beberapa pertanyaan dasar sebagai berikut:
1. Sikap sosial apa saja yang dikembangkan di MIN 2 Kota Tangerang
Selatan?
2. Bagaimana peran guru di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan dalam
mengembangkan sikap sosial pada pembelajaran tematik?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peran guru dalam mengembangkan sikap sosial
siswa pada pembelajaran tematik di MIN 2 Kota Tangerang Selatan.
Adapun tujuan penelitian yang dirinci dalam beberapa pertanyaan dasar
adalah untuk :
1. Mengetahui sikap sosial yang dikembangkan di MIN 2 Kota Tangerang
Selatan.
2. Mengetahui peran guru di MIN 2 Kota Tangerang Selatan dalam
mengembangkan sikap sosial pada pembelajaran tematik.
8
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, membuktikan dan menguji teori
peran guru khususnya pada bidang keguruan sehingga dapat memberikan
sumbangan yang berharga pada perkembangan ilmu keguruan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi akademisi, dapat menjadi tambahan referensi guna mempermudah
akademisi atau pihak lain yang akan melakukan penelitian, serta
mengembangkan wacana pendidikan dalam kehidupan nyata.
2. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan informasi bahwa
menjadi seorang guru dan pendidik diperlukan banyak cara agar dapat
mengembangkan sikap sosial yang baik.
3. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang bermanfaat untuk mengetahui
peran guru dalam mengembangkan sikap sosial ketika terjun ke
lapangan serta sebagai wadah untuk mengembangkan pengetahuan.
4. Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai informasi dan pengetahuan
tentang peran guru dalam mengembangkan sikap sosial siswa yang
baik. Lainnya
BAB II
KAJIAN TEORI
1
Azam Farah Bidjari, “Attitude and Social Representation”, Procedia Social and
Behavioral Sciences, h. 1593 , (https://www.sciencedirect.com/science/.../S18770428110213...)
diunduh pada hari Kamis, 25 Januari 2018 pukul 00.36 WIB.
2
Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama,
2012), Cet. 1, h. 102.
3
Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT sebagai
Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 67.
4
Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Loc. Cit.
9
10
5
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
h. 170.
6
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), Cet. 2, h. 35.
11
7
Jenny Mercer & Debbie Clayton, Psikologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h.
3.
8
Nuraida dan Rihlah Nur Aulia, Pendidikan Karakter untuk Guru, (Jakarta: Aulia
Publishing House, 2010), Cet. 3, h. 91.
9
Jenny Mercer & Debbie Clayton, Op. Cit., h.5.
12
peserta didik, sikap jujur, santun dan peduli, dapat diamati pada saat
peserta didik bermain bersama teman.10
Jadi, sikap sosial seseorang dapat diperhatikan oleh kelompok
dengan objek sosial tertentu. Aspek yang termasuk dalam aspek sikap
sosial yaitu: jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, percaya diri, dan
peduli.
a. Jujur
Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
b. Disiplin
Disiplin merupkan suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
c. Bertanggung Jawab
Bertanggung Jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya
dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.
d. Santun
Santun merupakan sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata
bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.
e. Percaya Diri
Percaya diri merupakan sikap yakin akan kemampuan diri sendiri
terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.11
f. Peduli
Peduli yaitu memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak
santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain,
mau mendengar orang lain, mau berbagi, tidak merendahkan orang
10
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD),
2015, h.21.
11
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2012), Cet. 2, h. 33-34.
13
12
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 51
13
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD,
(Jakarta: UIN Press, 2015), Cet. 1, h. 142.
14
d. Santun
1) Menghormati orang lain
2) Berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar
e. Peduli
1) Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki
2) Menolong teman yang mengalami kesulitan
f. Percaya Diri
1) Berani tampil di depan kelas
2) Berani mengemukakan pendapat14
Indikator-indikator tersebut merupakan beberapa indikator
ketercapaian sikap sosial. Sikap ini tidak serta merta merupakan bawaan
dari dalam diri siswa, akan tetapi merupakan sesuatu yang dapat
dilatihkan, perlu bimbingan guru untuk mengembangkan sikap sosial
siswa.
14
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Op.Cit., h. 23-24.
15
b. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Keluarga
Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi
perkembangan anak adalah keluarga merupakan kelompok sosial
pertama yang menjadi pusat identifikasi anak; keluarga merupakan
lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan
kepada anak; orang tua dan anggota keluarga merupakan
“significant people” bagi perkembangan kepribadian anak;
keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar
insani (manusiawi), baik yang bersifat fisik-biologis, maupun
sosiopsikologis, dan anak banyak menghabiskan waktunya di
lingkungan keluarga.
2) Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara
sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan/atau
pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar mampu
mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut
aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial, maupun fisik-
motoriknya. Hurlock mengemukakan bahwa sekolah merupakan
faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam
cara berpikir, bersikap, maupun berperilaku.
3) Kelompok Teman Sebaya
Melalui kelompok teman sebaya, anak dapat memenuhi
kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial, belajar menyatakan
pendapat dan perasaan, belajar merespons atau menerima pendapat
dan perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok,
dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.
4) Media Massa
Salah satu media massa yang dewasa ini sangat menarik
perhatian warga masyarakat, khususnya anak-anak adalah televisi.
Televisi memiliki pengaruh yang positif dan negatif. Pengaruh
16
15
Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 21-44.
17
16
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995), Ed. 2, Cet. 1, h. 30-37.
18
B. Peran Guru
1. Definisi Peran
Arti peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat.17 Menurut Katz dan Khan Peran
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang
berdasarkan karakter dan kedudukannya.18 Sementara itu, Alvin L.
Bertrand, seperti dikutip oleh Soleman B. Taneko menyebutkan bahwa:
"Yang dimaksud dengan peran adalah pola tingkah laku yang
diharapkan dari seseorang yang memangku status atau kedudukan
tertentu".19
Adapun dapat disimpulkan definisi dari kata peran yaitu tindakan
yang dilakukan seseorang dalam menduduki suatu karakteristik (posisi)
atau kedudukan tertentu dalam masyarakat.
2. Definisi Guru
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.20 Menurut Sudarma
guru adalah aktor utama dan terdepan dalam proses belajar mengajar.
Guru adalah orang yang berperan langsung dalam proses belajar
mengajar.21
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI), (https://www.kbbi.web.id/peran),
diunduh pada hari Selasa, 20 Februari 2018 pukul 15.49 WIB.
18
Indonesiastudent, (http://www.indonesiastudents.com/pengertian-peran-menurut-para-
ahli-dan-jenisnya/), diunduh pada hari Rabu, 21 Februari 2018 pukul 15.36 WIB.
19
Ade Sanjaya, Pengertian Peranan Definisi Menurut Para Ahli,
(http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-peranan-definisi-menurut.html), diunduh pada
hari Selasa, 20 Februari 2018 pukul 15.40 WIB.
20
Sholeh Hidayat, Pengembangan Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2017), h. 2.
21
Momon Sudarma, Profesi Guru: Dipuji, Dicaci, Dan Dikritis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 130.
19
22
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 138.
23
Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan Sukses & Bermartbat, (Surabaya: Jaring pena,
2011), h. 123.
24
Jumanta Hamdayana, Metodologi pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016) Cet 1, h. 9.
25
Ibid., h. 10.
20
26
Sulhan, Op. Cit., h.126.
27
Jumanta Hamdayana, Op. Cit., h. 10.
28
Mally Mealiah, “Peran Guru dalam Menyiapkan Kompetensi Kerja Siswa Sesuai
Tuntutan Dunia Kerja di Industri Busana”, Seminar Internasional, h. 174,
(https://media.neliti.com/media/publications/224713-peran-guru-dalam-menyiapkan-kompetensi-
k-55692556.pdf), diunduh pada hari Selasa, 29 Mei 2018 pukul 07.37 WIB.
21
29
Ashliy Dien Bakir, Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas, h. 1,
(https://id.scribd.com/doc/93466360/Peran-Guru-Dalam-Pengelolaan-Kelas), diunduh pada hari
Sabtu, 3 Maret 2018 pukul 09.26 WIB.
30
Mally Mealiah, Loc. Cit.
31
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Ed. Revisi, h. 37-38.
32
Ibid., h. 36.
33
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed. 2, Cet. 5, h. 64.
22
34
Ria Agustina, Peran Guru sebagai Fasilitator dalam Proses Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri I Wonosobo Kabupaten Tenggmus, skripsi, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2017, h. 25-26. diunduh pada hari Sabtu, 3 Maret 2018
pukul 13.57 WIB.
35
Rusman, Op.Cit., h.64.
36
Mally Mealiah, Op. Cit., h. 175.
23
37
Sholeh Hidayat, Op. Cit., h. 9-12
25
38
Shanghais Yan, “Teacher‟s Roles In Autonomous Learning”, Journal of Sociological
Researc, 2012, Vol. 3, No. 2, h. 560-561, (http://dx.doi.org/10.5296/jsr.v3i2.2860), diunduh pada
hari Senin, 12 Maret 2018 pukul 08.25 WIB.
39
Sunarto dan Hartono, Op.Cit., h. 18.
40
Ibid., h. 38.
41
Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Op.Cit., h. 139-140.
27
42
Nasehudin, “Pembentukan Sikap Sosial Melalui Komunikasi dalam Keluarga”, Jurnal
Edueksos, Vol. IV, No. 1, Juni 2015, Jurusan Tadris IPS IAIN Syekh Nurjati Cirebon, h. 7,
(syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/edueksos/article/view/647), diunduh pada hari Senin, 29
Januari 2018 pukul 07.36 WIB.
43
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 79.
44
Ibid.
45
Ibid.
28
D. Pembelajaran Tematik
1. Definisi Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang didasarkan pada
sebuah tema sentral sebagai pengkait beberapa mata pelajaran yang
diajarkan atau dengan kata lain pembelajaran tematik mengkaitkan
beberapa mata pelajaran dalam satu payung tema.46
Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang
berangkat dari satu tema/topik tertentu dan kemudian dikolaborasikan
dari berbagai perspektif mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah.47
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang mengaitkan
beberapa mata pelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi ke
dalam berbagai tema.
46
Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: UIN Press, 2005), h. 6.
47
Abd Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2015), h. 1.
29
48
Yanti, Herlianti, Op.Cit., h. 7-8.
30
49
Firdaus Muqarrobin, “Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Guru dalam Pembelajaran
Tematik Integratif”, (https://www.eurekapendidikan.com/2015/04/Langkah-langkah-yang-Perlu-
Dilakukan-Guru-dalam-Pembelajaran-Tematik-Integratif.html), diunduh pada hari Rabu, 31
Januari 2018 pukul 03.49 WIB.
50
Habel, “Peran Guru Kelas Membangun Perilaku Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar
005 Di Desa Setarap Kecamatan Malinau Selatan Hilir Kabupten Malinau”, eJournal Sosiatri-
Sosiologi, 2015, (ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id/.../JURNAL%20HABEL%20(02-26-15-05-36-
44).pdf), diunduh pada hari Rabu, 24 Januari 2018 pukul 23.49 WIB.
31
51
Fika Aprilia, “Strategi Guru dalam Membentuk Sikap Sosial Siswa Kelas I di MIN
Malang I”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015, (etheses.uin-
malang.ac.id/5374/1/11140009.pdf), diunduh pada hari Rabu, 24 Januari 2018 pukul 23.50 WIB.
32
F. Kerangka Berpikir
Pendidikan dapat diselenggarakan melalui jalur formal, non-formal dan
informal. Pada jalur pendidikan formal terdapat kurikulum yang digunakan
sebagai pedoman pendidikan. Indonesia telah mengalami perubahan
kurikulum, mulai dari kurilukum 1947 hingga kurikulum 2013.
Sejak Tahun 2013 pemerintah telah menerapkan kurikulum 2013.
Penerapan kurikulum 2013 di sekolah dasar yaitu dilaksanakannya
pembelajaran tematik. Penilaian pada pembelajaran tematik tidak hanya
dilihat dari hasil belajar yang mengandung kompetensi pengetahuan saja
tetapi penilaian mengandung kompetensi keterampilan dan sikap. Pada
penilaian sikap yaitu sikap spiritual dan sikap sosial.
Guru merupakan salah satu faktor dalam mengembangkan sikap sosial
siswa di sekolah karena dalam kegiatan pembelajaran di kelas gurulah yang
lebih memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan para peserta didiknya
dan guru yang mengetahui sejauh mana perkembangan sikap para peserta
52
Siska Difki Rufaida, “Pengembangan Sikap Sosial Siswa menggunakan Pendekatan
PAKEM pada Pembelajaran IPS Kelas V B SD Negeri Mangiran, Kecamatan Srandakan,
Kabupaten Bantul”, Skripsi, FITK Universitas Negeri Yogyakarta, 2013,
(eprints.uny.ac.id/.../SISKA%20DIFKI%20RUFAIDA%2C%20NIM%2009108244052), diunduh
pada hari Rabu, 24 Januari 2018 pukul 23.57 WIB.
33
Pendidikan
Formal
Kurikulum 2013
Peran Guru
Penilaian Sikap
Siswa
Jujur Disiplin
Percaya Diri
Bertanggung Jawab
Santun Peduli
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Agar penelitian ini sesuai dengan target yang ditetapkan, maka peneliti
membuat jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
Bulan
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei
2018 2018 2018 2018 2018
Penyusunan proposal
1. dan instrumen
penelitian
2. Diskusi proposal
3. Revisi proposal
4. Memasuki lapangan
Pengumpulan data
5.
penelitian
Pengolahan data
6.
penelitian
Analisis dan
7.
pembahasan data
34
35
2. Latar penelitian
Madrasah btidaiyah Negeri (MIN) 2 Kota Tanggerang Selatan
dahulu dikenal dengan MIN Cempaka Putih berdiri pada tahun 1974 dan
dinegerikan pada tahun 1993 beralamat di Jalan W.R. Supratman gang
Mahoni no. 58 RT 01 RW 04 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan
Ciputat Tangerang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten 15412.
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 371 Tahun 2015 tanggal
18 November 2015, nama MIN Cempaka Putih berubah menjadi MIN 2
Kota Tangerang Selatan.
MIN 2 Kota Tangerang Selatan memiliki luas bangunan seluruhnya
seluas 1.042 m2. Sekolah ini memliki fasilitas fisik antara lain 12 ruang
kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU, perpustakaan,
musholla, ruang komputer, ruang musik, gudang, UKS, dapur, kantin,
lahan parkir, halaman sekolah, kamar mandi siswa dan guru, serta pos
satpam.
a. Nama Pendidik dan Tenaga Kependidikan MIN 2 Kota Tangerang
Selatan:
1) Dra.H.Jetty Maynur,M.Pd
2) Ahmad Saihu, S.Pd.I
3) Sri Sunarsih, S.Pd.I
4) Drs. Muhamad Hasim
5) R. Feti Fathiyati, S.Ag
6) Rumini S.Pd.I
7) Suherti, S.Pd
8) Dra. Anis Suryati
9) Jamilah S.Pd.I
36
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode
studi kasus. Pendekatan kualitatif yang dimaksud mengacu pada prosedur
penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif atau penggambaran.
Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen
kunci dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.1
Menurut Sanjaya penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas
sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek
penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari
fenomena tersebut.2
Bogdan dan Biklen mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif
kehadiran peneliti sangat penting. Oleh karena penelitian kualitatif adalah
studi kasus, maka segala sesuatu akan sangat tergantung pada kedudukan
peneliti.3
Metode penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan
penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi,
suatu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya
untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas.4
Berdasarkan pendapat tersebut, penggunaan metode deskriptif kualitatif
dengan studi kasus sangat tepat dalam penelitian yang dilaksanakan oleh
peneliti, karena sasaran dan kajiannya adalah untuk menggambarkan dan
menjelaskan cara yang dilakukan guru dalam mengembangkan sikap sosial
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
Cet. 14, h.9.
2
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur, (Jakarta: Kencana,
2013), Ed. 1, h. 47.
3
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), Cet. 15, h. 24.
4
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradima Baru, (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 152.
38
5
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 8, h.
118.
6
Ibid.
7
Ibid., h. 121.
8
Sanjaya, Op.Cit., h. 228.
39
9
Sugiyono, Op.Cit., h. 218-219.
10
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial Kuantitatif, (Bandung: Refika Aditama, 2015),
Ed. Rev, Cet. 4, h. 420.
40
11
Sanjaya, Op.Cit., h. 270.
41
kebersihan
1. Menghormati orang lain
Santun 2. Berbicara atau bertutur
kata halus tidak kasar
1. Meminjamkan alat kepada
teman yang tidak
Peduli membawa/memiliki
2. Menolong teman yang
mengalami kesulitan
1. Berani tampil di depan
kelas
Percaya Diri
2. Berani mengemukakan
pendapat
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Observasi Guru
No. Kegiatan Dimensi Indikator
1. Guru menunjukkan cara
agar setiap materi
Peran guru pelajaran bisa lebih
Mengamati peran
sebagai dipahami dan dihayati
guru dalam
demonstrator oleh setiap siswa
mengembangkan
2. Guru menunjukkan sikap
sikap sosial siswa
2. terpuji dalam kehidupan
pada
1. Guru mampu memimpin
pembelajaran Peran guru
kegiatan pembelajaran
tematik sebagai
yang efisien dan efektif
pengelola
2. Guru memelihara
kelas
lingkungan fisik kelas
Peran guru 1. Guru menyediakan media
42
sebagai pembelajaran
mediator
1. Guru menyediakan
seluruh perangkat
pembelajaran sebelum
pembelajaran dimulai
Peran guru
(seperti silabus,
sebagai
kurikulum, RPP, bahan
fasilitator
evaluasi, dan penilaian)
2. Guru tidak bertindak
sewenang-wenang kepada
peserta didik
1. Guru menyampaikan
Peran guru materi pelajaran dengan
sebagai jelas
komunikator 2. Guru memberikan
informasi penting
Peran guru 1. Guru memotivasi siswa
sebagai dengan cara memberikan
motivator pujian atau hadiah
Peran guru 1. Guru memberikan
sebagai inspirasi kepada peserta
inspirator didik
1. Guru menjadi contoh atau
Peran guru
teladan yang baik
sebagai
2. Guru memberikan nasihat
pendidik
yang baik
Peran guru 1. Guru melakukan penilaian
sebagai baik berupa tes maupun
evaluator non tes
43
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui percakapan dan tanya-jawab, baik langsung maupun tidak
langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian
wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara
langsung antara pewawanara dengan orang yang diwawancara tanpa
melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung artinya
pewawancara menanyakan sesuatu kepada responden melalui perantara,
seperti angket.12
Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian kualitatif ini
adalah wawancara secara tatap muka, antara pewawancara dengan
informan. Dalam wawancara mendalam ini digunakan pula pedoman
wawancara, handphone untuk merekam suara, alat tulis dan kamera.
Dalam melakukan wawancara peneliti harus mengetahui etika dalam
penelitian kualitatif.
Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi
baik tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu
hal kepada peneliti atau pewawancara secara mendalam.
Tipe wawancara yang digunakan adalah wawancara semi-
terstruktur, wawancara ini dilakukan dengan pertanyaan terbuka, namun
ada batasan tema dan alur pembicaraan.
Wawancara dilakukan dengan wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan dan guru kelas 2B serta beberapa siswa kelas 2B yang
diambil secara random. Untuk wawancara sumber dan data yang
dikumpulkan dapat dijabarkan melalui tabel berikut.
12
Zainal Arifin, Op. Cit. h. 233.
44
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Wawancara
Sumber Pertanyaan
No Indikator
Data
1. Pengertian sikap
sosial
2. Sikap sosial siswa
MIN 2 Kota
Tangerang Selatan
3. Sikap sosial yang
dikembangkan di
MIN 2 Kota
Wakil Kepala Tangerang Selatan
Sikap sosial siswa Sekolah 4. Pentingnya sikap
1. MIN 2 Kota Bidang sosial tersebut
Tangerang Selatan Kesiswaan, dikembangkan
Guru Kelas 5. Upaya yang
dilakukan dalam
mengembangkan
sikap sosial siswa
6. Faktor pendudukung
dan penghambat
dalam
mengembangkan
sikap sosial siswa
1. Sikap jujur
2. Sikap disiplin
Siswa 3. Sikap bertanggung
jawab
4. Sikap santun
45
5. Sikap peduli
6. Sikap percaya diri
1. Peran guru sebagai
manajer dan
organisator
2. Peran guru sebagai
fasilitator
3. Peran guru sebagai
konselor
4. Peran guru sebagai
demonstrator
5. Peran guru sebagai
Guru kelas mediator
6. Peran guru sebagai
Peran guru dalam
2. komunikator
pembelajaran
7. Peran guru sebagai
motivator
8. Peran guru sebagai
inspirator
9. Peran guru sebagai
pendidik
10. Peran guru sebagai
evaluator
Wakil Kepala 1. Pengimplementasian
Sekolah peran guru dalam
Bidang mengembangkan
Kesiswaan sikap sosial siswa
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan diperlukan dalam penelitian kualitatif untuk
menggambarkan hasil penelitian. Isi catatan lapangan merupakan
46
13
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju,
2011), h. 85
14
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2009), Cet. 2, h. 69.
47
15
Sugiyono, h. 270.
16
Ibid., h. 274
17
Ibid.
18
Ibid.
19
Ibid., h. 276
20
Ibid., h. 277
48
4. Pengujian Konfirmability
Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji
dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.
Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan
proses yang dilakukan.21
Peneliti akan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara, kemudian membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan. Sebagai proses dalam menguji keabsahan data,
peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk mengungkap
pendapat dan jawaban secara mendalam terkait peran guru dalam
mengembangkan sikap sosial siswa. Proses wawancara yang dilakukan secara
santai agar responden tidak merasa canggung dan sulit dalam memberi
jawaban.
F. Analisis Data
Analisis data berlangsung dari mulai merumuskan masalah,
menjelaskan masalah, kemudian sebelum dan selama terjun di lapangan,
sampai penulisan hasil penelitian.22
Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, display data, dan
kesimpulan atau verifikasi. Mereduksi data adalah merangkum dan memilih
data-data yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal penting serta
membuang hal-hal yang tidak perlu dari pengumpulan data. Display data
dalam kualitatif berupa penjelasan dalam kalimat atau bagan. Dengan
menggunakan display data akan memudahkan peneliti untuk merencanakan
aktivitas selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan analisis model Miles and Huberman (1984), yakni bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
21
Ibid.
22
Ibid, hal. 336
49
23
Sugiyono, Op.Cit., h. 245-252.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sikap sosial yang dikembangkan di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang
Selatan
Sikap sosial kelas 2B di MIN 2 Kota Tangerang Selatan sudah
dikembangkan oleh guru kepada siswa pada pembelajaran tematik. Seperti
yang dilakukan oleh Ibu Annisah, S.Pd yang disapa Bu Nisa selaku guru
tematik sekaligus guru kelas 2B, beliau menilai sikap sosial siswa ketika
kegiatan pembelajaran kemudian nilainya dihitung atau direkap biasanya
kalau tidak diraport PTS, PAS ganjil atau genap.1
Bu Nisa mengatakan terkait sikap sosial yang dikembangkan di kelas
2B seperti ini:
“Yang pertama adalah kejujuran, terus percaya diri, terus tanggung
jawab. Itu yang utama. Sebenarnya tidak itu saja dan tidak harus tiga
itu. Boleh dan bisa yang lain juga. Cuma kalo saya yang lebih
diutamakan yang tiga tersebut. Justru kalau mata pelajaran PKn
semua sikap sosial dilibatkan. Sekarang ini di kurikulum 2013 selain
PKn dan agama, tematik dan mapel lain tidak diwajibkan. Tetapi
guru harus menggunakannya.”2
Dari hasil observasi dan wawancara sikap sosial yang dikembangkan
pada pembelajaran tematik sebagai berikut:
a. Jujur
Peneliti mewawancarai Ibu Siti Fakhroh, MA selaku wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan terkait sikap sosial yang dikembangkan di MIN
2 Kota Tangerang Selatan, beliau mengatakan bahwa:
“E... kalo MIN itu kan tingkat sekolah dasar ya, jadi sikap sosial
yang dikembangkan itu merupakan karakter-karakter dasar yang
nanti mereka akan berlanjut untuk tingkat selanjutnya. Yang
selama ini diajarkan di MIN ya secara sederhana contoh
minimalnya itu sikap kejujuran ketika dia menghadapi berbagai
masalah-masalah di kelas maupun di luar kelasnya. E... kemudian
ketika menghadapi ulangan itu kejujuran yang bakal nantinya itu
1
Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
2
Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
50
51
3
Siti Fakhroh, Wawancara, Ciputat, 9 Mei 2018.
4
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 14-20 Maret 2018.
52
5
Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
6
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 9 Maret 2018.
7
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 21 Maret 2018.
8
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 21 & 28 Maret, 4 April 2018.
53
pada loker yang telah disediakan di ruang kelas. Setiap siswa memiliki
satu buah loker yang tertata rapi dan diberi nama oleh guru.
Peneliti mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa sebagai
berikut:
Peneliti : “Apakah kamu selalu mengambil dan mengembalikan
peralatan belajar pada tempatnya di sekolah?”
MRP : (Mengangguk).
KRJ : “Iya di meja belajar.”
MRN : “Dikembaliin laah.”
GAD : “Dikembaliin.”
ZAR : “Dikembaliin.”
AHR : “Iya.”9
9
Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
54
10
Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
11
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 21 Maret 2018.
12
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 15 Maret 2018.
13
Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
14
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 27 Maret 2018.
55
15
Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
16
Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
56
17
Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
57
18
Siti Fakhroh, Wawancara, Ciputat, 9 Mei 2018.
19
Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
20
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 19 & 26 Maret 2018.
58
dibantu, ada juga siswa yang memilih untuk berdiam dan membiarkan
temannya yang belum paham pelajaran bertanya pada guru.21
24
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 21 Maret 2018.
25
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 26 Maret 2018.
60
“Sebenarnya masih banyak lagi biasanya di setiap kelas itu punya e...
walaupun secara di sekolah itu ada sikap sosial standar yang
diajarkan akan tetapi disetiap kelas itu ada tambahan-tambahannya.
Biasanya tambahan-tambahan sikap sosial yang dikembangkan di
kelas itu adalagi, tapi secara umum itu yang diajarkan.”27
26
Siti Fakhroh, Wawancara, Ciputat, 9 Mei 2018.
27
Siti Fakhroh, Wawancara, Ciputat, 9 Mei 2018.
28
Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
29
Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
61
a. Sebagai Demonstrator
Dari hasil temuan di lapangan, sikap terpuji yang nampak pada
guru yaitu guru memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu,
guru berpakaian rapi, sopan dan islami, guru berbicara dengan bahasa
yang baik, tidak kasar. Guru membiasakan menjawab salam ketika
siswa mengucapkan salam. Guru membimbing siswa untuk selalu
berdo‟a sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.30
Peneliti juga menemukan bahwa guru menunjukkan cara agar
setiap materi pelajaran dapat dipahami dan dihayati oleh setiap siswa
dengan mengaitkan keadaan yang ada dilingkungan sekitar atau hal-hal
yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang belum
dipahami siswa, dijelaskan kembali dengan baik oleh guru. Guru
memilih materi yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta didik karena
dalam pembelajaran materi pelajaran harus disesuaikan dengan kondisi
peserta didik. 31
b. Sebagai Pengelola Kelas
Bu Nisa mengatakan terkait peran guru sebagai pengelola kelas
seperti ini:
“Awalnya sebelum.. kan tahu sendiri ya kalau saya memulai
pelajaran saya, mau pelajaran saya di awal tematik, maupun
pelajaran orang lain, saya akan mengkondisikan kelas dulu. Saya
bertanya pagi hari dia melakukan apa, setelah bangun tidur apa
yang dilakukan di rumah sampai dia pergi ke sekolah itu sih.”
“Ya, karena ini kan lokasinya sempit terus terang dari 38 anak
kalo posisi seperti ini jadi kalo tata meja kursinya aku enggak
geser-geser, anaknya jadi ku.. rolling. Cara duduknya pindah-
pindah setiap seminggu sekali setiap hari senin. Terus kalau yang
memimpin do‟a tuh dari absen. Mereka sudah tahu. Kan ada 3
tanggung jawabnya, memimpin doa memulai belajar dan pulang,
kemudian ada makan dan sesudah makan, sama memimpin
menyanyikan lagu kebangsaan. Jadi satu hari ada tiga anak yang
30
Observasi Kelas 2B, Ciputat, Maret-April 2018.
31
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 8 Maret 2018.
62
AHR : “Selalu.”
KRJ : “Melaksanakan.”
MRP : “Melaksanakan.”
MRN : “Engga.”
GAD : “Kadang, soalnya sehari ini ga ada yang mao, besok ga
ada yang mao, lupa-lupa semua katanya.”
ZAR : “Eeem... Sering.”34
Hasil wawancara dengan siswa kelas 2B dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam memelihara lingkungan fisik kelas, guru
melibatkan para siswa. Kegiatan memelihara lingkungan fisik kelas
dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi kelas, serta waktu yang
guru luangkan untuk siswa bekerja bakti membersihkan kelas.
34
Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
64
35
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 26 Maret 2018.
36
Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
65
37
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 9 Maret 2018.
38
Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
66
Gambar 4.14 Guru menginformasikan kepada siswa cara pembuatan prakarya dapat
menggunakan barang bekas.
Kemudian peneliti wawancarai terkait peran guru sebagai
komunikator jika ada siswa yang menyampaikan keluh kesahnya dalam
39
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 20 April 2018.
67
40
Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
41
Observasi Kelas 2B, Ciputat, 9 Maret 2018.
42
Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
68
43
Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
69
B. Pembahasan
1. Sikap sosial yang dikembangkan di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang
Selatan
Adapun sikap sosial yang dikembangkan dan peran guru dalam
mengembangkan sikap sosial pada pembelajaran tematik sebagai hasil
deskripsi data di MIN 2 Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:
a. Jujur
Sikap jujur yang dikembangkan di kelas 2B MIN 2 Kota
Tangerang Selatan, khususnya oleh guru tematik diantaranya adalah
dalam ulangan dan ujian peserta didik dituntut untuk tidak mencontek,
tidak mengambil atau meminjam barang yang bukan miliknya. Dan dari
hasil deskripsi data tersebut penulis menyimpulkan bahwa peserta didik
46
Siti Fakhroh, Wawancara, Ciputat, 9 Mei 2018.
71
telah bersikap jujur dengan baik, meskipun masih ada siswa yang
menyontek ketika mengerjakan worksheet.
b. Disiplin
Sikap disiplin yang dikembangkan di kelas 2B yaitu siswa wajib
memakai seragam yang telah ditentukan, merapikan peralatan belajar
pada tempatnya yaitu pada loker yang telah disediakan di ruang kelas.
Setiap siswa memiliki satu buah loker yang tertata rapi dan diberi nama
oleh guru. Guru kelas 2B rutin mengingatkan siswa untuk selalu
mengutamakan sikap disiplin setiap pembukaan kegiatan pembelajaran.
c. Tanggung Jawab
Berdasarkan deskripsi data, sikap tanggung jawab yang
dikembangkan di MIN 2, Guru kelas 2B pada khususnya yaitu selalu
memotivasi siswa untuk bertanggung jawab, seperti melaksanakan piket
kebersihan sesuai jadwalnya, menyelesaikan tugas sekolah ataupun
tugas rumah dengan baik, mengakui kesalahan yang dilakukan. Penulis
menyimpulkan bahwa siswa sudah bertanggung jwab dengan baik
meskipun masih terdapat siswa yang belum melaksanakan piket
kebersihan.
d. Santun
Sikap santun yang dikembangkan yaitu siswa dapat
mendengarkan dan menyimak guru atau teman yang sedang berbicara
di depan kelas, kemudian menanggapi. Guru kelas 2B selalu menegur
dan menasihati siswa yang kurang santun seperti tidak memperhatikan
guru atau teman yang sedang berbicara di depan kelas. Guru tematik
juga mencontohkan sikap santun seperti menjawab salam, berbicara
dengan bahasa yang baik.
e. Peduli
Dari hasil deskripsi data, sikap peduli yang dikembangkan kelas
2B di MIN 2 yaitu membimbing siswa untuk peduli terhadap teman
sepeti meminjamkan atau memberikan alat kepada temannya yang tidak
membawa/memiliki, menolong teman yang kesulitan dalam belajar.
72
47
Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.
48
Sulhan, Op. Cit., h.126.
73
49
Ashliy Dien Bakir, Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas, h. 1,
(https://id.scribd.com/doc/93466360/Peran-Guru-Dalam-Pengelolaan-Kelas), diunduh pada hari
Sabtu, 3 Maret 2018 pukul 09.26 WIB.
50
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Ed. Revisi, h. 37-38.
74
d. Sebagai Fasilitator
Guru sebagai fasilitator memiliki kewajiban untuk memfasilitasi
kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana yang dilakukan guru kelas 2B
di MIN 2, sudah menjalankan perannya sebagai fasilitator yakni,
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semester genap,
menyiapkan worksheet sebagai bahan evaluasi dan latihan siswa
terhadap pemahaman pada pembelajaran tersebut. Sehingga guru kelas
2B di MIN 2 mempunyai target untuk mencapai sikap sosial siswa yang
akan dikembangkan seperti sikap disiplin dalam mengerjakan
worksheet. Guru kelas 2B tidak bertindak sewenang-wenang dalam
menghakimi siswa sehingga mengembangkan sikap kejujuran siswa
ketika melakukan kesalahan. Siswa menjadi lebih terbuka untuk
mengakui kesalahan.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya,
peran guru sebagai fasilitator yaitu: Guru menyediakan seluruh
perangkat pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai (seperti silabus,
kurikulum, RPP, bahan evaluasi, dan penilaian) dan guru tidak
bertindak sewenang-wenang kepada peserta didik.51
e. Sebagai Komunikator
Sebagai komunikator, guru kelas 2B di MIN 2 sudah menjalankan
perannya, yaitu menyampaikan materi pelajaran dengan jelas,
menyampaikan manfaat kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa di
sekolah dan memberi siswa informasi penting dalam setiap
pembelajaran agar memunculkan rasa keingintahuan siswa, guru juga
mendengarkan keluh kesah atas ketidaknyamanan siswa dalam belajar
sehingga mengembangkan sikap percaya diri siswa untuk
mengemukakan pendapat.
51
Ria Agustina, Peran Guru sebagai Fasilitator dalam Proses Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri I Wonosobo Kabupaten Tenggmus, skripsi, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2017, h. 25-26. diunduh pada hari Sabtu, 3 Maret 2018
pukul 13.57 WIB.
75
52
Sholeh Hidayat, Pengembangan Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2017), h. 19-21.
53
Shanghais Yan, “Teacher‟s Roles In Autonomous Learning”, Journal of Sociological
Researc, 2012, Vol. 3, No. 2, h. 560-561, (http://dx.doi.org/10.5296/jsr.v3i2.2860), diunduh pada
hari Senin, 12 Maret 2018 pukul 08.25 WIB.
76
54
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995), Ed. 2, Cet. 1, h. 30.
55
Habel, “Peran Guru Kelas Membangun Perilaku Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar 005
Di Desa Setarap Kecamatan Malinau Selatan Hilir Kabupten Malinau”, eJournal Sosiatri-
Sosiologi, 2015, (ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id/.../JURNAL%20HABEL%20(02-26-15-05-36-
44).pdf), diunduh pada hari Rabu, 24 Januari 2018 pukul 23.49 WIB.
77
56
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed. 2, Cet. 5, h. 64.
49
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 79.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sikap sosial yang dikembangkan di MIN 2 Kota Tangerang Selatan pada
pembelajaran tematik yaitu: jujur, disiplin, percaya diri, tanggung jawab,
santun, dan peduli.
2. Peran guru dalam mengembangkan sikap sosial pada pembelajaran tematik
yaitu:
a. Guru sebagai demonstrator, guru kelas 2B di MIN 2 memulai dan
mengakhiri pembelajaran tepat waktu, menunjukkan cara berpakaian
rapi, sopan dan islami, berbicara dengan baik, menjawab salam,
membimbing siswa untuk berdo‟a, serta menunjukkan cara agar setiap
materi yang diajarkan dapat dipahami siswa. Peran tersebut
mengembangkan sikap sosial siswa terutama disiplin dan santun.
b. Guru sebagai pengelola kelas, guru kelas 2B di MIN 2 mengatur
tempat duduk siswa, mengatur jadwal siswa dalam memimpin do‟a.
Peran tersebut mengembangkan sikap percaya diri. Sebagai pengelola
kelas guru juga melibatkan siswa dalam kegiatan kebersihan atau piket
kelas sehingga mengembangkan sikap tanggung jawab.
c. Guru sebagai mediator, guru kelas 2B di MIN 2 menyediakan dan
melibatkan siswa dalam menggunakan media pembelajaran. Peran
tersebut mengembangkan sikap tanggung jawab siswa.
d. Guru sebagai fasilitator, guru kelas 2B di MIN 2 memfasilitasi
kebutuhan siswa dan tidak bertindak sewenang-wenang. Peran tersebut
mengembangkan sikap jujur.
e. Guru sebagai komunikator, guru kelas 2B di MIN 2 memberikan
informasi yang memunculkan rasa keingintahuan siswa sehingga
mengembangkan sikap percaya diri terutama dalam mengemukakan
pendapat.
78
79
B. Implikasi
Pada umumnya, hasil sebuah penelitian atau karya ilmiah mempunyai
implikasi atau akibat yang ditimbulkan dari adanya penelitian tersebut.
Implikasi dari adanya penelitian ini adalah pertama, guru memiliki peran
untuk mengembangkan sikap sosial siswa. Dalam hal ini guru menyadari
akan pentingnya peranan tersebut. Kedua, dalam upaya mengembangkan
sikap sosial perlu dilaksanakan secara berkelanjutan.
C. Saran
Dari kesimpulan yang telah peneliti paparkan, dapat diajukan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Bagi sekolah, hendaknya dapat lebih menjalin hubungan kerjasama dengan
orang tua atau keluarga siswa dan berbagai pihak melalui program
kegiatan sekolah terbaru terkait pengembangan sikap sosial siswa.
2. Bagi guru, memberikan inovasi-inovasi dengan berbagai kegiatan dan
aktivitas yang bisa mengembangkan sikap sosial siswa sesuai dengan sikap
yang dikembangkan oleh Kemendikbud untuk lebih ditingkatkan.
3. Bagi orang tua, hendaknya membentuk lingkungan yang baik agar
pengajaran sikap sosial di sekolah dapat dilaksanakan di rumah dengan
baik. Upaya yang telah dilakukan guru di sekolah dapat diterapkan di
80
Aprilia, Fika. “Strategi Guru dalam Membentuk Sikap Sosial Siswa Kelas I di
MIN Malang I”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
2015. etheses.uin-malang.ac.id/5374/1/11140009.pdf. Diunduh pada hari
Rabu. 24 Januari 2018 pukul 23.50 WIB.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradima Baru. Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya. Cet. 1. 2011.
Bidjari, Azam Farah. “Attitude and Social Representation”. Procedia Social and
Behavioral Sciences.
https://www.sciencedirect.com/science/.../S18770428110213... Diunduh
pada hari Kamis. 25 Januari 2018 pukul 00.36 WIB.
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta. Ed. Revisi. 2010.
81
82
Habel. “Peran Guru Kelas Membangun Perilaku Sosial Siswa Kelas V Sekolah
Dasar 005 Di Desa Setarap Kecamatan Malinau Selatan Hilir Kabupten
Malinau”. eJournal Sosiatri-Sosiologi. 2015. ejournal.sos.fisip-
unmul.ac.id/.../JURNAL%20HABEL%2002-26-15-05-36-44.pdf. Diunduh
pada hari Rabu. 24 Januari 2018 pukul 23.49 WIB.
Indonesiastudent. http://www.indonesiastudents.com/pengertian-peran-menurut-
para-ahli-dan-jenisnya/. Diunduh pada hari Rabu. 21 Februari 2018 pukul
15.36 WIB.
Mealiah, Mally. “Peran Guru dalam Menyiapkan Kompetensi Kerja Siswa Sesuai
Tuntutan Dunia Kerja di Industri Busana”. Seminar Internasional.
https://media.neliti.com/media/publications/224713-peran-guru-dalam-
83
Nuraida dan Aulia, Rihlah Nur. Pendidikan Karakter untuk Guru. Jakarta: Aulia
Publishing House. Cet. 3.2010.
Siregar, Raja Adil. “Viral Video Bully Siswa SD di Sumsel. Ini Penjelasan
Disdik”. detiknews. https://news.detik.com/berita/d-3768657/viral-video-
bully-siswa-sd-di-sumsel-ini-penjelasan-disdik. Diunduh pada hari Senin.
19 Februari 2018 pukul 07.45 WIB.
Sudarma, Momon. Profesi Guru: Dipuji. Dicaci. Dan Dikritis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2013.
Sulhan, Najib. Karakter Guru Masa Depan Sukses & Bermartbat. Surabaya:
Jaring pena. 2011.
Wafiqni, Nafia dan Latip, Asep Ediana. Psikologi Perkembangan Anak Usia
MI/SD. Jakarta: UIN Press. Cet. 1. 2015.
Lampiran 4
91
92
93
94
95
96
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Catatan Lapangan 1
Pembelajaran Tematik
Tema : 6 (Merawat Hewan dan Tumbuhan)
Subtema : 4 (Merawat Tumbuhan)
Pembelajaran : 4
Hari/Tanggal : Kamis, 8 Maret 2018
Waktu : 07.40-14.05 WIB
Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan
Hari Kamis terdapat 27 siswa yang hadir dan 11 siswa tidak hadir karena
sedang sakit. Siswa terlihat memakai seragam lengkap. Pagi hari pukul 07.40
siswa kelas 2B sedang berdo‟a sebelum memulai kegiatan belajar, terlihat salah
satu siswa sedang berjalan-jalan ketika sedang berdo‟a. Kemudian guru yang
menjadi wali kelas 2B bernama Bu Nisa menegur siswa tersebut dan menasihati
kepada siswa lain bahwa ketika sedang berdo‟a harus fokus, tidak mengerjakan
hal lain. Semua siswa diam, mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
Pukul 07.58 WIB Bu Nisa meninggalkan kelas karena ada kegiatan foto bersama
seluruh guru beserta staf dan karyawan MIN 2, kemudian Bu Nisa berpesan agar
siswa tetap tertib berada di kelas. Kemudian salah seorang siswa bernama Zulfa
mengajak teman-temannya untuk membersihkan kelas. Katanya “Daripada tidak
ngapa-ngapain lebih baik bersihkan kelas!”
Pukul 11.28 WIB pembelajaran tematik segera dimulai. Guru meminta
tolong kepada salah satu siswa untuk menurunkan kursi yang berada di atas meja
karena siswa tersebut tidak masuk, sedang sakit. Kemudian siswa tersebut
menurunkan kursi tersebut namun agak kesulitan kemudian teman yang lainnya
membantu menurunkan kursi tanpa diperintahkan.
Guru memberikan informasi kepada siswa bahwa minggu berikutnya mulai
hari Senin, 12 Maret 2018 akan dilaksanakan Penilaian Tengah Semester (PTS),
seluruh siswa memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Tiba-tiba ada
seorang siswa kelas lain masuk ke kelas 2B dengan mengucapkan salam dan
104
Catatan Lapangan 2
Pembelajaran Tematik
Tema : 6 (Merawat Hewan dan Tumbuhan)
Subtema : 4 (Merawat Tumbuhan)
Pembelajaran : 5
Hari/Tanggal : Jum‟at, 9 Maret 2018
Waktu : 08.40-09.40 WIB
Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan
seorang siswa meminjam rautan kepada temannya yang lain. Temannya tersebut
meminjamkan. Selesai mengerjakan, guru meminta tolong siswa untuk
mengambil lembar jawaban siswa yang telah selesai mengerjakan. Guru
memeriksa jawaban siswa. Terlihat ada seorang siswa bernama Rizki menangis
dan mengadu kepada guru ketika sedang belajar ia dipukul oleh temannya,
kemudian guru memanggil siswa tersebut ke depan meja guru dan
mengkonfirmasi kejadian yang dialaminya . Rizki mengaku bahwa telah dipukul
oleh temannya namun belum tahu kejelasannya siapa yg memukulnya. Kemudian
guru memintanya untuk tidak boleh menuduh teman sembarangan. Ditanya
dahulu ke temannya apakah benar teman tersebut yang telah memukulnya.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan merapikan buku tematik.
Dilanjutkan dengan pembelajaran yang lain.
108
Catatan Lapangan 3
Pukul 09.25 peneliti tiba di kelas 2B, seluruh siswa hadir semua. Siswa
terlihat memakai seragam lengkap hanya ada beberapa siswa yang belum
menggunakan seragam pramuka lengkap, siswa tidak memakai kacu pramuka.
Terlihat guru dan siswa sedang istirahat. Hari ini sedang dilaksanakan kegiatan
Penilaian Tengah Semester (PTS) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Pukul 09.30 bel berbunyi tanda masuk kelas. Pengawas di kelas 2B merupakan
guru BTQ yang bernama Nita, ternyata dalam pelaksanaan PTS, seluruh
pengawas di setiap kelas bergantian. Sebelum memulai mengerjakan soal guru
meminta siswa untuk menampilkan yel-yel kelas untuk mengalihkan perhatian
siswa. Setelah itu, guru mengingatkan siswa untuk menyiapkan alat tulis.
Siswa terlihat siap untuk mengerjakan soal PTS. Kemudian guru
membagikan lembar soal PTS, siswa duduk dengan tenang. Guru
menginstruksikan siswa untuk mengisi nama dan nomor absen terlebih dahulu.
Pertengahan waktu dalam mengerjakan soal, ada siswa yang kurang memahami
pertanyaan yang dimaksud, kemudian guru menjelaskan dengan bahasa yang
mudah dimengerti oleh siswa. Guru berkeliling kelas memeriksa lembar jawaban
siswa kemudian meminta semua siswa untuk memeriksa kembali jawaban mereka
apakah sudah tepat atau belum. Siswa yang telah selesai mengerjakan PTS
diperbolehkan membaca buku bacaan yang ada di perpustakaan mini yang
terdapat di sudut kelas samping meja guru, siswa mengambil buku di rak buku,
kemudian membacanya dengan tenang. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk membaca buku kemudian mempersilahkan siswa untuk menceritakan atau
menjelaskan isi dari bacaan terseut. Terlihat ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan temannya yang sedang berbicara di depan kelas, ada juga yang
bercanda dan berlari-larian di dalam kelas. Guru menuliskan nama siswa-siswa
109
Catatan Lapangan 4
Pukul 09.30 seluruh siswa hadir di kelas dan guru juga sudah berada di
kelas. Siswa terlihat memakai seragam lengkap. Hari ini PTS mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Kegiatan dimulai guru dengan mempersilahkan siswa untuk
merapikan kursi karena terlihat beberapa kursi belum rapi. Guru bertanya kepada
siswa “Buku apa yang sudah kalian baca kemarin?” beberapa siswa menjawab
dengan mengangkat tangan terlebih dahulu. ada siswa yang menjawab membaca
buku fabel. Guru bertanya kepada seorang siswa, “Azaria, buku apa yang kamu
baca kemarin?” kemudian Azaria menjawab “Buku tentang percaya diri.” Guru
mengulang pertanyaan kepada Ara, “Ara, buku apa yang telah dibaca Azaria?”
Ara tidak bisa menjawab karena tidak mendengarkan apa yang diucapka oleh
Azaria. Ara sibuk dengan dirinya sendiri. Kemudian guru menasihati dan
mengingatkan siswa untuk memperhatikan guru atau teman yang sedang
berbicara. Guru mengatakan “Apa yang telah kamu baca, kamu lakukan. Kamu
membaca buku percaya diri, maka kamu harus seperti itu. Apa conoh sikap
percaya diri?” Najwa menjawab “berani maju ke depan membaca puisi.” Azaria
menjawab ”Berpidato.” Rizki bertanya “Berpidato itu apa?” kemudian guru
menjelaskan. Terlihat ada beberapa siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan
guru contoh sikap percaya diri lalu guru menyampaikan “Kalian yang belum tahu
sikap percaya diri, silahkan nanti bukunya dibaca lagi lain waktu!” Terlihat ada 2
orang siswa bernama Faiz dan Kayyisah yang belum siap mengikuti PTS karena
sedang bermain kertas, kemudian guru menegurnya dan bertanya apa yang sedang
dilakukannya. Lalu kayisah member kertas tersebut kepada guru. Setelah guru
melihat isi bacaan pada kertas dan bertanya kepada siswa ternyata tulisan yang
ada pada kertas merupakan nama-nama karakter pemain game mobile legend.
Guru meminta Faiz untuk menyanyikannya, namun Faiz malu akhirnya dibantu
111
oleh dua orang temannya bernama Sabqi dan Azka. Di lain sisi terlihat ada siswa
yang sedang membersihkan tempat duduknya karena kotor dan ada siswa lain
bernama Ara sedang meminjam rautan kepada Tata.
Setelah kondisi siswa tenang, guru membagikan soal PTS. Siswa
membiasakan diri untuk membaca basmalah sebelum mengerjakan. Guru
menghimbau kepada siswa untuk membaca soal dengan teliti. Guru memeriksa
lembar jawaban siswa. Guru menegur siswa yang berisik ketika mengerjakan soal
untuk tetap diam dan tenang. Kemudian guru memanggil Sulthan F untuk
mengkonfirmasi kejadian pada hari Rabu. Lalu sulthan F maju ke depan kelas dan
mengakui kesalahannya. Guru menasihatinya dan mengingatkan kepada siswa
lain untuk selalu bersikap dan berakhlak baik. Mengajarkan siswa untuk tidak
memotong pembicaraan orang lain yang sedang berbicara. Guru mengajarkan
siswa untuk tidak mencontohkan sikap yang tidak baik kepada siswa lain.
Kemudian guru mengingatkan siswa untuk memeriksa kembali dan memberitahu
waktu mengerjakan soal PTS akan habis.
Setelah selesai, semua lembar jawaban dikumpulkan. Seluruh siswa berdo‟a
dipimpin oleh perwakilan siswa. Guru mendampingi. Siswa mengucapkan salam,
kemudian merapikan meja dan kursi, menyanyikan lagu wajib nasional. Siswa
bersalaman dengan guru di depan pintu dengan berbaris rapi.
112
Catatan Lapangan 5
Catatan Lapangan 6
Hari ini hanya ada satu siswa yang tidak hadir karena izin. Siswa terlihat
memakai seragam lengkap. Kegiatan PTS mata pelajaran SBdP diawali dengan
berdo‟a bersama. Guru menegur seorang siswa yang menengok kanan/kiri, dan
menanyakan apa yang sedang dilakukannya. Siswa menjawab bahwa ia ingin
meminjam rautan kepada temannya. Guru melarangya karena ketika ulangan
dapat mengganggu teman, kemudian guru mengingatkan siswa untuk
mempersiapkan alat tulis sebelum mengerjakan lembar PTS.
Guru memberikan lembar soal kepada siswa unuk dikerjakan. Menunggu
siswa selesai mengerjakan soal PTS, guru berkeliling kelas mengawasi dan
memeriksa jawaban siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan soal PTS, guru
mempersilahkan untuk membaca buku bacaan yang tersedia di perpustakaan mini.
Guru sambil mereview pembelajaran pada minggu sebelumnya tentang
menyanyikan lagu pelangi-pelangi dengan not. Guru meminta Rara untuk
membantu teman-temannya yang belum bisa menyanyikan lagu tersebut
kemudian semua siswa mendengarkan Rara dan mengikutinya bernyanyi
bersama. Terlihat ada 2 siswa yang sedang asik mengobrol yaitu Faiz dan Sabqi
kemudian guru menegur, mengklarifikasi apa yang sedang dibicarakan siswa
tersebut. Siswa tersebut mengaku bahwa sedang membicarakan game di
handphone. Guru mengingakan siswa untuk berkata jujur, kalau tidak jujur
nilainya akan berkurang. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal PTS, guru
meminta siswa untuk memeriksa jawabannya kembali. Setelah itu siswa
mengumpulkan lembar jawaban PTS.
Kegiatan hari ini diakhiri dengan berdo‟a dan dipimpin oleh seorang siswa.
Ketika selesai berdo‟a guru mengingatkan siswa untuk selalu fokus dalam
berdo‟a. Tidak ada kegiatan lain yang dilakukan seperti berjalan-jalan, berdiri dan
114
Catatan Lapangan 7
Hari ini siswa hadir semua. Siswa terlihat memakai seragam lengkap.
Kegiatan PTS mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diawali dengan
berdo‟a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan latihan
soal (worksheet) bagi siswa yang tertinggal atau tidak hadir pada waktu
pembelajaran saat itu. Guru mengoreksi worksheet dan memberikan kepada siswa
yang bersangkutan.
Guru mulai memberikan soal PTS menurut barisan tempat duduk dan siswa
mengoper kepada teman yang berada di belakangnya. Siswa mulai mengerjakan
soal PTS dengan tenang. Guru mengingatkan siswa untuk megerjakan soal PTS
dengan teliti dan hati-hati. Guru berkeliling ke temapt duduk siswa untuk
menandatangan. Terlihat ada lembar jadwal siswa untuk ditandatangani oleh guru
yang robek. Kemudian guru bertanya dan siswa tersebut menjawab dengan apa
adanya. Kemudian guru mengambil solasi dan memperbaiki lembar jadwal
tersebut. guru menegur siswa ketika terdengar suara mulai gaduh. Terlihat guru
memeriksa lembar jawaban PTS seorang siswa kemudian memberi penjelasan
kepada siswa tersebut karena siswa tersebut belum memahami/ tidak mengerti
maksud pertanyaan soal PTS. Setelah semua siswa selesai mengerjakan guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk memeriksa kembali jawaban mereka.
Kemudian guru mengambil lembar jawaban siswa.
Guru memberi infomasi dengan membagikan selembar kertas edaran bahwa
akan diadakan kegiatan Books, Cakes, and Toys (BCT). Guru memberitahu siswa
bahwa hari ini merupakan hari terakhir PTS dan esok akan belajar seperti biasa.
Lalu menyanyikan lagu wajib nasional. Siswa bersalaman dengan guru di depan
pintu dengan berbaris rapi.
116
Catatan Lapangan 8
Pembelajaran Tematik
Tema : 7 (Kebersamaan)
Subtema : 1 (Kebersamaan di Rumah)
Pembelajaran : 1 dan 2
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Maret 2018
Waktu : 07.35-08.40 dan 10.10-11.20 WIB
Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan
Hari ini ada 24 siswa yang hadir dan 2 siswa tidak hadir karena sakit. Siswa
terlihat memakai seragam lengkap tetapi ada beberapa siswa belum memakai
atribut seragam seperti kacu pramuka. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
do‟a bersama yang dipimpin oleh seorang siswa. Guru menjelaskan materi
kebersamaan, guru menjelaskan tentang imbuhan, siswa memperhatikan dengan
baik dan tenang. Guru menampilkan bacaan tentang kebersamaan menggunakan
Proyektor, kemudian meminta siswa untuk membaca bersama-sama. Guru
mengingatkan siswa untuk menggunakan intonasi dan tanda baca yang tepat.
Guru meminta seorang siswa yang bernama Amira untuk membaca teks tersebut
dan yang lain mendengarkan. Guru meminta siswa lain untuk mengoreksi cara
membaca Amira. Setelah itu guru mengkonfirmasi cara membaca yang benar.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan isi teks bacaan
tersebut, seorang siswa bernama Tata menjawab. Ada siswa yang berteriak “Bu
Nisa Aesar enggak bawa buku bu.” Ada juga yang bilang “Ibu, Rara salah bawa
buku.” Kemudian guru menegurnya dan berkata ”Kemarin kan Bu Nisa sudah
bilang, hari ini belajar seperti biasa. Aesar mengapa kamu tidak membawa buku?”
Aesar mengaku bahwa tidak merapikan buku sendiri, yang merapikan adalah
mabknya (pembantu rumah tangga). Guru mengingatkan dan berkata: “Dari awal
Bu Nisa katakan untuk merapikan buku pelajaran sendiri. Sampaikan hal sekecil
apapun kepada orang tuamu yang terjadi di sekolah.” Guru menasihati siswa
untuk selalu hadir di sekolah agar tidak tertinggal pelajaran.
117
Catatan Lapangan 9
Pembelajaran Tematik
Tema : 7 (Kebersamaan)
Subtema : 1 (Kebersamaan di Rumah)
Pembelajaran : 3 & 4
Hari/Tanggal : Senin, 26 Maret 2018
Waktu : 07.35-08.40, 10.10-11.20, dan 13.00-14.05 WIB
Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan
Ada 24 siswa yang hadir dan 4 siswa tidak hadir karena sakit. Siswa terlihat
memakai seragam lengkap. Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdo‟a
dipimpin seorang siswa. Guru mengapersepsi siswa kemudian menjelaskan cara
menghitung perkalian. Terlihat Aesar mengantuk ketika sedang belajar guru
memintanya untuk berwudhu. Guru menasihati siswa untuk selalu berbuat baik.
Guru mengingatkan siswa untuk mengucapkan istighfar dan berwudhu ketika
sedang marah ataupun sikapnya sedang tidak baik. Guru memotivasi siswa untuk
selalu berbuat baik. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan membaca hafalan
juz 30. Seluruh siswa membaca bersama-sama dengan tertib. Kemudian
pembelajaran dilanjutkan dengan BTQ.
Setelah selesai belajar BTQ, guru menyiapkan siswa untuk tetap tenang.
Guru mengingatkan siswa yang telah berjanji akan maju ke depan kelas untuk
bercerita tentang kebersamaan, sebelum siswa tersebut maju, guru melakukan
tanya jawab siapa yang menikmati kebersamaan di rumah. Terlihat beberapa
siswa menjawab secara bergantian dengan mengacungkan tangan terlebih dahulu.
Kemudian Adan, Aulia, Adhi dan Noni maju ke depan kelas dan bercerita. Setelah
itu guru menanyakan kepada mereka apa yang dirasakan ketika maju di depan
kelas, kalau tidak ada rasa takut untuk selanjutnya guru meminta siswa maju ke
depan tanpa diperintah oleh guru. Kemudian guru meminta siswa lain untuk
memberi apresiasi kepada temannya dengan bertepuk tangan. Guru menanyakan
kepada siswa apa yang dilakukan di rumah, kemudian sebagian siswa
mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan guru. Guru mendengarkan keluh
120
kesah siswa . dilanjutkan dengan belajar BTQ dan istirahat hingga pukul 10.00
WIB.
Pembelajaran dilanjutkan pada pukul 10.10 WIB. Guru bertanya kepada
siswa apa yang telah dimakan ketika istirahat. Kemudian Ara menjawab bahwa ia
makan puding yang dibagi oleh temannya bernama Sulthan A, kemudian ia
membaginya lagi kepada Zulfa. Guru meminta siswa tersebut maju ke depan dan
menggambarkan puding di papan tulis. Terlihat Rizki diminta untuk maju ke
depan dan menggambar. Guru bertanya mengpa Rizki di suruh menggambar juga.
Seorang siswa lain bernama Sulthan A menjawab “Karena Rizki mengejek
gambar Ara.” Kemudian guru mengingatkan ketika teman tampil di depan kelas,
tidak ada yang menyinggung atau meledek dan mentertawakan, harus saling
menghargai orang lain. Selanjutnya guru menjelaskan tentang pecahan dari cerita
puding yang dibagi dua. Guru melakkan tanya jawab dengan siswa. Sebagian
siswa maju ke depan menjelaskan gambar suatu pecahan 1/3. Kemudian guru
memberi kesempatan kepada siswa lain untuk mengomentari gambar temannya.
Guru mengkonfirmasi jawaban siswa. Terlihat seorang siswa bernama Noni
nampak kebingungan ketika guru menjelaskan, kemudian guru memberikan
media berupa kue dan sendok untuk dipotong menjadi beberapa bagian.
Kemudian Noni membagikan kue tersebut kepada 4 orang temannya. Setelah itu
guru memberikan worksheet. Guru mengingatkan siswa untuk memeriksa kembali
jawaban dan tulisannya, siswa yang belum menjawab dengan tepat diminta guru
untuk memperbaiki. Worksheet dikumpulkan. Dilanjutkan dengan pembelajaran
lain.
Pukul 13.00 WIB siswa selesai shalat dzuhur berjamaah di kelas,
pembelajaran tematik dilanjutkan. Guru membawa media dan menunjukkan
kepada siswa. Kemudian guru mencontohkan siswa untuk membuat sebuah
prakarya. Guru mempersilahkan perwakilan siswa untuk menuliskan bahan
membuat prakarya. Kemudian guru membagikan alat dan bahan kepada siswa dan
siswa mulai membuat prakarya yang dicontohkan oleh guru tahap demi tahap.
Terlihat siswa yang belum bisa membuat prakarya tersebut dibantu oleh temannya
yang sudah bisa membuatnya. Kegiatan diakhiri dengan berdo‟a yang dipimpin
121
Catatan Lapangan 10
Pembelajaran Tematik
Tema : 7 (Kebersmaan)
Subtema : 1 (Kebersamaan di Rumah)
Pembelajaran : 5
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Maret 2018
Waktu : 11.30-12.30 WIB
Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan
Catatan Lapangan 11
Pembelajaran Tematik
Tema : 7 (Kebersamaan)
Subtema : 1 (Kebersamaan di Rumah)
Pembelajaran : 5
Hari/Tanggal : Rabu, 28 Maret 2018
Waktu : 07.35-08 40 dan 10.10-11.20 WIB
Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan
Catatan Lapangan 12
Pembelajaran Tematik
Tema : 7 (Kebersamaan)
Subtema : 2 (Kebersamaan di Sekolah)
Pembelajaran : 1
Hari/Tanggal : Senin, 2 April 2018
Waktu : 07.35-08.40, 10.10-11.20, dan 13.00-14.05 WIB
Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan
Hari ini Siswa terlihat memakai seragam lengkap. Sebanyak 5 siswa tidak
hadir. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berdo‟a. Kemudian guru
menjelaskan materi pecahan menggunakan proyektor. Guru menjelaskan materi
tentang bunyi kuat dan lemah. Terlihat ada seorang siswa yang mengantuk
kemudian guru memintanya untuk berlari-lari kecil di depan kelas. Guru memberi
kesempatan kepada siswa yang ingin menjelaskan materi yang telah disampaikan
oleh guru, kemudian 3 orang siswa maju ke depan, guru meminta siswa lain untuk
memberi tepuk tangan. Kegiatan belajar dilanjutkan dengan menyanyikan lagu
cicak-cicak di dinding dengan not angka. Siswa yang asik bermain sendiri diminta
untuk maju ke depan kelas menyanyikan lagu tersebut. 2 orang siswa terlihat
sedang bercanda kemudian guru menegurnya. Melanjutkan pembelajaran guru
melakukan tanya jawab dengan para siswa dengan sebuah cerita yang tertera pada
buku tematik. Para siswa menjawab dan menanggapi pertanyaan guru. Kemudian
guru meminta siswa untuk membaca cerita tersebut. terlihat seluruh siswa antusias
membacanya. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang cerita tersebut.
guru menanyakan informsi apa yang didapatkan oleh siswa dari hasil membaca.
Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menceritakan dongeng
di depan kelas. Beberapa siswa maju ke depan kelas. Terlihat seorang siswa
perempuan sedang pusing kemudian siswa yang lain memberi tahu guru, guru
memintanya untuk memberi obat.
Pembelajaran dianjutkan setelah istirahat. Pembelajaran dilanjutkan dengan
pemberian nasihat guru kepada para siswa karena ada seorang siswa yang kurang
126
baik dalam bersikap saat sedang makan yaitu tidak menghabiskan makanannya
dan menyuruh temannya untuk menaruh tempat makan. Setelah selesai menasihati
guru meminta siswa untuk membagikan worksheet yang telah dikoreksi dan diberi
nilai. Guru memberi intruksi dan bimbingan untuk menyusun worksheet agar rapi
dan berurutan sesuai dengan urutan penilaian di buku nilai yang dimiliki guru.
Guru membagikan worksheet untuk dikerjkan siswa, siswa mengerjakan
worksheet dengan tenang dan tertib. Sambil mengerjakan worksheet, guru
memanggil siswa satu per satu untuk merekap nilai worksheet yang telah
diberikan. Bel istirahat.
Selesai istirahat kedua, kegiatan pembelajaran dilaanjutkan dengan
mengerjakan worksheet. Siswa yang telah selesai, mengumpulkan worksheet
kemudian mengerjakan worksheet yang baru. Kemudian mengumpulkan setelah
selesai. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan berdo‟a dipimpin oleh perwakilan
siswa. Guru mendampingi. Siswa mengucapkan salam dan guru menjawab salam,
kemudian merapikan meja dan kursi, menyanyikan lagu wajib nasional. Siswa
bersalaman dengan guru di depan pintu dengan berbaris rapi.
127
Catatan Lapangan 13
Pembelajaran Tematik
Tema : 7 (Kebersamaan)
Subtema : 2 (Kebersamaan di Sekolah)
Pembelajaran : 2
Hari/Tanggal : Selasa, 3 April 2018
Waktu : 11.20-12.30 WIB
Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan
Catatan Lapangan 14
Pembelajaran Tematik
Tema : 7 (Kebersamaan)
Subtema : 4 (Kebersamaan di Tempat Wisata)
Pembelajaran : 1
Hari/Tanggal : Rabu, 4 April 2018
Waktu : 07.35-08.40 dan 10.10-11.20 WIB
Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan
Catatan Lapangan 15
Pembelajaran Tematik
Tema : 7 (Kebersamaan)
Subtema : 4 (Kebersamaan di Tempat Wisata)
Pembelajaran : 2
Hari/Tanggal : Selasa, 10 April 2018
Waktu : 11.20-12.30 WIB
Tempat : Kelas II B MIN 2 Kota Tangerang Selatan
Lampiran 8
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH
BIDANG KESISWAAN MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN
Lampiran 9
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU KELAS
MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN
Lampiran 10
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA
MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN
1. Apakah kamu pernah melihat jawaban teman ketika sedang mengerjakan soal
penilaian?
2. Apakah kamu pernah berbuat kesalahan? Kesalahan apa yang pernah kamu
buat? Kemudian apa yang kamu lakukan?
3. Apakah Bu Nisa menegur dan menghukum kamu jika kamu melakukan
kesalahan?
4. Apakah kamu selalu mengambil dan mengembalikan peralatan belajar pada
tempatnya di sekolah?
5. Apakah kamu selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru?
6. Jika kamu tidak menyelesaikan tugas, apa yang dilkukan Bu Nisa?
7. Apakah kamu melaksanakan piket kebersihan? Kapan kamu melaksanakan
piket?
8. Apakah kamu memperhatikan penjelasan guru atau teman yang sedang
berbicara di depan kelas?
9. Apakah kamu berbicara yang baik kepada guru?
10. Apakah kamu berbicara yang baik kepada teman?
11. Apa yang kamu lakukan jika ada teman yang tidak membawa/tidak memiliki
alat belajar?
12. Jika ada teman yang kesulitan memahami pelajaran apakah kamu
membantunya?
13. Jika diberi kesempatan oleh Bu Nisa untuk tampil di depan kelas, apakah
kamu selalu mau tampil?
133
Lampiran 11
TRANSKRIP WAWANCARA
WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KESISWAAN
MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN
Bu Fakhroh : “Saya dari tahun 1998. Cuma sempat berhenti 2 tahun karena cuti
kemudian mulai lagi tahun 2005 sampai sekarang.”
Peneliti : “Kemudian sudah berapa lama ibu menjadi wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan?”
Bu Fakhroh : “Sikap sosial itu, sikap yang kadang suatu kesadaran yang akan
tumbuh dalam diri siswa itu melalui respon-respon yang diberikan
dari suatu masalah tertentu. Nah respon itu nanti berupa rangsangan
yang akan nanti menciptakan suatu kesadaran bagi siswa eeem
mejadi sebuah karakter dia ketika berhubungan dengan lingkungan
sosialnya. Jadi nanti dari latihan-latihan, jejak rutinitas itu nanti
membentuk suatu karakter dia menjadi sebuah sikap sosial dia
ketika eee berbaur dengan lingkungan sosialnya.”
Peneliti : “Menurut ibu secara umum bagaimana sikap sosial siswa yang
ada di MIN 2 Kota Tangerang Selatan ini?”
134
Bu Fakhroh : “E... kalo MIN itu kan tingkat sekolah dasar ya jadi sikap sosial
yang dikembengkan itu merupakan karakter-karakter dasar yang
nanti mereka akan berlanjut untuk tingkat selanjutnya. Yang
selama ini diajarkan di MIN ya secara sederhana contoh
minimalnya itu sikap kejujuran ketika dia menghadapi berbagai
masalah-masalah di kelas maupun di luar kelasnya. E... kemudian
ketika menghadapi ulangan itu kejujuran yang bakal nantinya itu
akan menjadi sebuah karakter dia ketika dimanapun dia eee jenjang
manapun dia akan menjadi jujur dalam menghadapi sesuatu, dalam
menghadapi berbagai masalah.”
“Kemudian e... peduli sosial dimana kalau disini itu diajarkan anak
untuk peduli sosial itu contoh pengimplementasinnya itu ketika hari
Jum‟at itu ada inas, dimana inas itu mereka dapat, em dimana anak
itu dapat dengan inas itu di apah, digerakan rasa kepeduliannya
terhadap orang lain ketika temannya sakit atau ketika ada sekolah-
sekolah lain yang membutuhkan bantuan, atau ada musibah di luar-
luar sekolah MIN itu menggunakan uang inas itu. Jadi anak-anak
em... di apah namanya diajarkan dari sekarang peduli sosial itu
sehingga nanti ketika dia dewasa atau ketika nanti dia berhadapan
dengan lingkungan sosial di luar sekolah peduli sosial itu reflek ada
pada diri dia jadi ga mesti harus disuruh-suruh lagi, ga mesti harus
diajarin lagi oleh orang tuanya karena sudah terbiasa di sekolah.”
Peneliti : “Berarti sikap sosial yang dikembangkan di sekolah ini apa saja
bu?”
Bu Fakhroh : “Kalau implementasinya itu seluruh guru, baik wali kelas maupun
guru mapel, atau seluruh civitas akademik MIN 2 termasuk satpam,
itu ikut e... menggerakkan implementasi dari sikap sosial ini. Dari
semua kegiatan. Contohnya ketika kegiatan hidden curriculum,
137
gak cepet, gak secepet ketika mengajarkan anak SMA atau SMP.
Jadi, e... mengajarkannya itu diawal-awal agak susah melatih,
contoh kayak melatih anak kejujuran, melatih anak untuk percaya
diri, melatih anak untuk peduli terhadap teman-teman yang lain. Itu
diawal-awalnya agak susah karena memang karakter-karakter anak
MIN ini kan berbagai karakter dari lingkungan yang berbeda-beda
dari yang lingkungan ekonomi bawah sampai yang ekonomi atas
dan itu untuk menyatukan visi diantara anak-anak itu agak susah
apalagi yang dihadapi anak SD, gitu. Memang diawal-awalnya
menghadapi kesulitan akan tetapi karena rutin dilakukan itu
akhirnya terwujud. Walaupun memang mungkin tidak semaksimal
apa yang kita inginkan, akan tetapi sudah ada karakter kelihatan
ketika mereka lulus disitu ada karakter yang kelihatan sebagai
dasar mereka nanti di SMP, SMA mereka akan mendapatkan lebih
banyak lagi sikap-sikap sosial tapi dengan bekal dasar di MIN ini
InsyaAllah mereka kedepannya gampang, lebih gampang dilatih
sikap sosial dan sikap-sikap yang lain. Penghambatnya dari
lingkungan yang berbeda-beda latar belakang itu agak susah jadi
gak langsung e... terwujud kadang tidak sesuai target kita misalkan
target kita satu semester sikap sosial ini harus ada. Em itu ga selalu
terwujud karena ya itu penghambatnya lingkungan sosial mereka
berbeda-beda. Lingkungan cara pendidikan di keluarga mereka
berbeda-beda. Maka ketika mereka kita satukan dalam civitas
sekolah itu mereka harus mengikuti kegiatan sekolah, ketentuan
sekolah. Itu awalnya mereka ada yang lamaaa jadi waktunya agak
lama untuk mencapai target itu kadang-kadang tidak mencapai
target yang kita inginkan akan tetapi dalam satu tahun itu akhirnya
bisa cuma tidak cepat karena ya itu yang dihadapi anak usia dini
dan dari lingkungan keluarga yang berbeda-beda. Itu
penghambatnya. Kalo terwujudnya sikap sosial itu ya yang saya
rasakan penghambatnya itu saja sih karena waktu e... sebenarnya
penghambatnya itu gak terlalu berat banget juga, karena mereka
kan masih kecil, masih bisa kita bentuk. Jadi walaupun dari
keluarga yang berbeda itu memang penghambat, tapi tidak sesusah
ketika mereka nanti tidak mendapatkan karakter sosial di SD
langsung dilatih di SMP atau SMA itu agak susah, saya yakin agak
susah itu. Sangat menghambat banget karena sudah berbenturan
dengan kepentingan-kepentingan mereka ketika sudah berbenturan
dengan teknologi, berbenturan dengan e.. kehidupan sosialnya di
139
Mengetahui,
Wakil Kepala Sekolah Bidang kesiswaan Pewawancara
Lampiran 12
TRANSKRIP WAWANCARA
GURU KELAS MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN
bertanya pagi hari dia melakukan apa, setelah bangun tidur apa
yang dilakukan di rumah sampai dia pergi ke sekolah itu sih.”
Peneliti : “Kalau membuat silabus dan RPP itu biasanya ibu bikinnya
kapan?”
Bu Nisa : “Eeee... di awal. Contoh saya nih kemarin semester genap,
sebelum semester genap ya di hari libur itu sebelumnya kita harus
membuat silabus kan kita ada tim sesama guru kelas 2. Kita bagi.”
Peneliti : “Misalnya bu dalam pembelajaran ada anak nih yang nakal,
eeem... tapi ibu gatau nakalnya kenapa. Ibu pernah gak
menghukumnya tanpa alasan?”
Bu Nisa : “Engga. engga... saya pasti akan mencari tahu dulu kenapa kamu
seperti ini. Cari sebabnya dulu, alasannya. Setelah itu nanti saya
juga panggil ke orang tuanya gitu. Saya bandingkan dia di rumah
seperti apa sih.. bermainnya, bergaulnya.”
Peneliti : “Jika ada siswa yang menyampaikan keluh kesahnya dalam hal
belajar, apakah ibu selalu mendengarkan dan bagaimana ibu
menanggapinya?”
Bu Nisa : “Iyaa pasti.... Malah saya suka pancing. Saya coba cari tahu gitu
kenapa kammu hari ini lemas, gak semangat.”
Peneliti : “Bagaimana ibu memberi motivasi siswa dalam kegiatan belajar
agar siswa terus semangat dan mau berusaha untuk lebih baik
dalam belajar sehingga sikap sosial tersebut berkembang?”
Bu Nisa : “Awalnya saya cari tahu dulu, kamu semalam melakukan apa?
belajar atau tidak terus tadi pagi kamu ke sekolah keinginan siapa,
kamu atau orang tuanya, khawatirnya kan maunya anak ke sekolah
takut karena orang tua, gitu.. itu yang saya cari tahu. Yasudah
sekarang kamu mau apa mau ke sekolah tujuan kamu mau apa,
saya tanya dulu, dia bilang mau belajar, supaya apa? Pintar, jadi
pintar ga kalo kamu belajarnya seperti ini? Dia cari tahu.”
Peneliti : “Ada ga sih bu anak-anak yang suka memunculkan ide
kreatifnya?”
Bu Nisa : “Banyak....
Peneliti : “Contohnya apa tuh bu?
Bu Nisa : “Eeee... kadang-kadang gini yah.. ee kalo lagi saya menjelaskan
itu ada beberapa anak yang tanpa kita sadari dia sudah tahu gitu
jawabannya. Terkadang diluar dugaan kita. Dia bertanya gitu. Bu
in, ee... apa nih contoh tentang kewajiban orang tua yah, kan kamu
143
anak itu kewajibannya belajar, sekolah yang biayain orang tua gitu
ya mungkin yang orangtua ayahnya kerja ibunya kerja itu kan
mencari nafkah. Terkadang keceplosan anak bu kita boleh ga cari
uang?”
Peneliti : “Ehh itu ide seperti itu bagaimana bisa muncul? Mungkin ibu
ngasih inspirasi apa gitu ke mereka?”
Bu Nisa : “Yaa kalo saya begini, orang berhasil itu tidak semudah. Kalian
masih kelas 2 masih muda, kalian pokoknya belajar, kalo orang tua
memang mencari nafkah buat bayar sekolah kalian. Taapi jangan
kalian anggap orang tua kalian tidak sayang. Itulah pengorbanan
orang tua. Seperti itulah saya memunculkan dia bagaimana
merasakan orang tua bekerja keras gitu.”
Peneliti : “Bagaimana cara ibu memelihara lingkungan fisik kelas ini bu?”
Bu Nisa : “Setiap hari, terus terang ya kita harus bekerja bakti, pokoknya
gaboleh ada sampah sedikit pun. Terus harus bertanggung jawab
setiap kelompoknya. Kemudian kan ada piketnya berjalan. Kalau
tidak berjalan saya suka lemparkan pertanyaan ke anak-anak hari
ini yang piket siapa ya? Kemudian eem... kalo yang namanya piket
harus seperti apa, itu tanggung jawabnya mereka. Terkadang
karena sudah terbiasa saya ga bilang juga mereka sudah.. ayoo
piket yang piket!”
Peneliti : “Bagaimana ibu mengatur dan menata tempat duduk siswa?”
Bu Nisa : “Ya, karena ini kan lokasinya sempit terus terang dari 38 anak
kalo posisi seperti ini jadi kalo tata meja kursinya aku enggak
geser-geser, anaknya jadi ku... rolling. Cara duduknya pindah-
pindah setiap seminggu sekali setiap hari senin.”
Peneliti : “Terus kalau yang memimpin do‟a tuh bu?”
Bu Nisa : “Absen. Mereka sudah tahu. Kan ada 3 tanggung jawabnya,
memimpin doa memulai belajar dan pulang, kemudian ada makan
dan sesudah makan sama memimpin menyanyikan lagu
kebangsaan, jadi satu hari ada tiga anak yang bertugas. Itu selama
satu minggu. Minggu depannya berurutan dari nomer absen.“
Peneliti : “Selain melakukan penilaian sikap yang merupakan penilaian non
tes, apakah ibu melakukan penilaian berupa tes? Kapan
dilaksanakan?”
Bu Nisa : “Setiap hari worksheet pasti ada. Mau satu atau dua worksheet. Tp
penilaian harian satu tema kalau KDnya sudah tuntas semua.”
144
Lampiran 13
TRANSKRIP WAWANCARA
SISWA MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN
Kayyisah : “Engga.”
Peneliti : “Terus kamu kalo ngambil alat belajar dikembalikan lagi ga ke
tempatnya?”
Kayyisah : “Iya di meja belajar.”
Peneliti : “Terus selalu menyelesaikan tugas yang dikasih sama Bu Nisa
ga?”
Kayyisah : “Iya, selalu.”
Peneliti : “Pernah ga, ga nyelesaian tugas yang diberikan Bu Nisa?”
Kayyisah : “Tidak.”
Peneliti : “Di kelas ini ada jadwal piket ga?”
Kayyisah : “Ada.”
Peneliti : “Apa kamu melaksanakan jadwal piket tersebut?”
Kayyisah : “Melaksanakan.”
Peneliti : “Setiap hari apa?”
Kayyisah : “Setiap harii... Selasa.”
Peneliti : “Terus kalo misalnya guru ataut eman lagi jelasin di depan kamu
mendengakran ga?”
Kayyisah : “Mengdengarkan.”
Peneliti : “Kenapa?”
Kayyisah : “Agar pintar.”
Peneliti : “Kamu berbicara baik kepada guru ga?”
Kayyisah : “Iya.”
Peneliti : “Kenapa?”
Kayyisah : “Karena harus menghormati yang lebih tua.”
Peneliti : “Kalo kepada teman kamu berbicaranya baik tidak?
Kayyisah : “Baik.”
Peneliti : “Kenapa?”
Kayyisah : “Karena harus menghormati sesama.”
155
Peneliti : “Kalo misalnya ada teman kamu yang ga bawa peralatan belajar,
apa yang kamu lakukan?”
Kayyisah : “Pinjemin.”
Peneliti : “Atas kemauan sendiri atau disuruh?”
Kayyisah : “Atas kemauan sendiri.”
Peneliti : “Kalo ada temen yang ga paham nih dijelasin sama bu guru apa
yang kamu lakukan? Apa kamu mau membantunya, biar teman km
lebih paham?
Kayyisah : “Membantu.”
Peneliti : “Terus kalo di kasih kesempatan sama Bu Nisa buat tampil di
depan kelas kamu mau ga maju?”
Kayyisah : “Pernah.”
Peneliti : “Mau?”
Kayyisah : “Iya.”
Peneliti : “Kenapa?”
Kayyisah : “Agar berani, percaya diri.”
Peneliti : “Makasih ya kayyisah.”
Zulfa : “Engga.”
Peneliti : “Terus di kelas ini ada jadwal piketnya ga?”
Zulfa : “Ada.”
Peneliti : “Kamu suka melaksanakan piket tersebut ga?”
Zulfa : “Eeem... Sering.”
Peneliti : “Kamu piketnya hari apa?”
Zulfa : “Selasa.”
Peneliti : “Terus eem... Kalo misalnya guru atau teman kamu lagi
ngejelasin di depan kelas, kamu perhatiin ga?”
Zulfa : “Eem... Sering.”
Peneliti : “Kenapa mau memperhatikan?”
Zulfa : “Biar ngerti juga.”
Peneliti : “Kamu kalo berbicara sama guru baik ga perkataannya?”
Zulfa : “Baik.”
Peneliti : “Kenapa?”
Zulfa : “Soalnya.... Guru harus disopani. Karena guru adalah sama saja
dengan orang tua kita.”
Peneliti : “Kalo sama teman bicaranya baik ga?”
Zulfa : “Kasar sedikit, soalnya agak itu juga agak susah diatur.”
Peneliti : “Terus misalnya ada temen kamu nih yang ga bawa alat tulis atau
buku kamu mau ga minjemin?”
Zulfa : “Mau.”
Peneliti : “Kenapa?”
Zulfa : “Soalnya eem... Takutnya mereka ga bisa menulis.”
Peneliti : “Kalo ada temen kamu yang belum paham nih apa yang dijelasin
Bu Nisa atau bu guru, nah apa yang kamu lakukan? Apa kamu mau
mengajarinya?
Zulfa : “Mau sih tapi... Eem... dianya kalo mau. Soalnya biasanya ada
yang mao ngerjain sendiri.
158
Peneliti : “Oh gitu. Terus kalo kamu di kasih kesempatan sama Bu Nisa
untuk maju ke depan misalnya menjelaskan ke teman-teman atau
disuruh ngerjain apa, kamu mau ga?”
Zulfa : “Mau.”
Peneliti : “Kenapa mau?”
Zulfa : “Soalnya kalo kita lagi di panggung lebih banyak. Ini soalnya di
temen-temen doang keliatnya.”
Peneliti : “Ohiya waku pertama kali Bu Wardah masuk ke kelas ini, kan Bu
Nisa keluar ya lagi foto bersama. Ada yang teriak begini:
“Daripada ga ngapa-ngapain lebih baik kita bersihin kelas!” Siapa
ya yang teriak kaya gitu?”
Zulfa : “Hmm... Aku.”
Peneliti : “Zulfa? Kenapa Zulfa teriak kaya gitu?”
Zulfa : “Soalnya temen-temen kelompok sana juga pada minta bersih-
bersih terus yang suruh neriakin aku.”
Peneliti : “Oh gitu. Kamu kalo kaya gitu disuruh Bu Nisa apa emang
kemauan kamu sendiri? Maksudnya buat inisiatif aja temen-
temennya, Bu Nisa pernah berpesan kaya gitu ga?
Zulfa : “Pernah.”
Peneliti : “Oh jadi kalo ga ada guru kalian belajar atau bersih-bersih gitu
kata Bu Nisa? Atau gimana? Atau melakukan hal yang bermanfaat,
Bu Nisa pernah bilang kaya gitu ga? Apa itu karena kemauan kamu
aja sendiri?”
Zulfa : “Kemauan sendiri supaya... Soalnya saat itu banyak yang sakit
jadi itu disuruh bersih-bersih sama Bu Nisa jadi kita besih-bersih
aja.”
Peneliti : “Oh gitu. Makasih ya zulfa. Laanjut lagi belajaranya.”
______________________________________________________________________
Peneliti : “Auliya Bu Wardah mau tanya nih, Auliya pernah ga ngeliat
jawaban temenkalo lagi ngerjasin soal penilaian?”
Auliya : “Gak pernah.”
Peneliti : “Kenapa?”
Auliya : “Soalnya.. kalo itu kan takutnya nyontek... kan nyontek gabaik....”
Peneliti : “Oh gitu, terus kamu pernah melakukan kesalahan ga di kelas?”
Auliya : “Pernah sih....”
Peneliti : “Apa yang kamu lakukan?”
Auliya : “Em... kaya... pernah... kaya apa ya heheh.”
Peneliti : “Pernah ngapain?”
Auliya : “Gapernah siih....”
Peneliti : “Oh gaernah, jadi gapernah nih?”
Auliya : “Gapernah.”
Peneliti : “Bu nisa pernah ga menegur kamu kalo kamu melakukan
kesalahan?”
Auliya : “Pernah.”
Peneliti : “Saat itu kamu lagi ngapain?”
Auliya : “Kaya baca buku saat pelajaran.”
Peneliti : “Oh gitu, terus apa yang kamu lakuin?”
Auliya : “Emm... kaya minta maaf.”
Peneliti : “Minta maaf ke siapa?”
Auliya : “Bu Nisa.”
Peneliti : “Oh Bu Nisa, terus kamu kaloo ngambil buku pelajaran atau alat-
alat pelajaran selalu dikembalikan ga?”
Auliya : “Iya.”
Peneliti : “Oh selalu ya. Terus kalo di kasih tugas sama Bu Nisa, kamu
selalu menyelesaikannya ga?”
Auliya : “Iya.”
160
Auliya : “Baik.”
Peneliti : “Kenapa?”
Auliya : “Kita kan harus selalu saling menghormati.”
Peneliti : “Oh gitu, kalo temen kamu ada yang gabawa alat tulis atau alat
belajar kamu mau ga minjemin ke temen?”
Auliya : “Mau.”
Peneliti : “Kenapa?”
Auliya : “Ya biar temen bisa... itu, bisa mengunakan.”
Peneliti : “Itu kemauan kamu sendiri apa disuruh Bu Nisa?”
Auliya : “Kemauan akuh.”
Peneliti : “Oh kemauan kamu, terus kalo ada temen kamu yang sulit
memahami pelajaran kamu mau ga membantunya?”
Auliya : “Mau.”
Peneliti : “Biar temen kamu lebih paham?”
Auliya : “Iya.”
Peneliti : “Di suruh Bu Nisa atau kamu sendiri yang mau?”
Auliya : “Aku sendiri.”
Peneliti : “Terus kalo dikasih ksempatan sama Bu Nisa buat tampil di
depan kelas, misalnya ngerjain soal atau kamu bercerita tentang
pengalaman kamu atau untuk menjelaskan ke temen-temen kamu,
kamu mau ga?”
Auliya : “Emm... mau sih tapi masih agak ma...lu....”
Peneliti : “Maunya karena apa?”
Auliya : “Em... biar temen-temen bisa tau apa jawaban aku. “
Peneliti : “Oh gitu.. Makasih yaa Aulia.Hati-hati di jalan pulang.”
162
Lampiran 14
Lampiran
15
163
Foto-Foto Dokumentasi
1. Proses Wawancara
Proses Wawancara dengan Wakil Kepala Proses Wawancara dengan Guru Kelas
Sekolah (Ibu Siti Fakhroh, MA) 2B (Ibu Annisah, S.Pd)
Proses Wawancara dengan Siswa Kelas 2B Proses Wawancara dengan Siswa Kelas 2B
(Raihan) (Rizki dan Ayyubie)
Proses Wawancara dengan Siswa Kelas 2B Proses Wawancara dengan Siswa Kelas 2B
(Kayyisah) (Zulfa)
164