Anda di halaman 1dari 152

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH

TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMP NEGERI 2 TANGERANG


SELATAN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Reza Rizkia Septiani
NIM 11150182000045

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ABSTRAK
Reza Rizkia Septiani (11150182000045), Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru di SMP Negeri 2 Tangerang
Selatan. Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal
kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Sampel pada penelitian ini menggunakan Probability Sampling dengan teknik Simple
Random Sampling dengan menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari
populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Micahel. Populasi yang terdapat
dalam penelitian ini berjumlah 50 guru dan tingkat kesalahan yang ditetapkan adalah
5%, maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah 44 guru. Teknik pengumpulan
data utama menggunakan angket yang disebar ke 44 guru dengan menggunakan
bentuk pemilihan skor skala likert yakni 5 alternatif jawaban. Sedangkan teknik
wawancara dan studi dokumen dilakukan untuk mendukung hasil angket.
Narasumber dalam wawancara pada penelitan ini yaitu kepada Wakil Kepala Sekolah
dan Guru.
Berdasarkan pengolahan data hasil perhitungan SPSS Vers.23, pengujian
statistik uji t, hasil nilai Thitung sebesar 3,521 dan Ttabel sebesar 2,018, dengan
signifikansi sebesar 0,001. Dengan kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel dan jika
signifikansi < α (0,05), maka Ho ditolak. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan
antara komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMP
Negeri 2 Tangerang Selatan. Pada perhitungan koefisien determinasi diketahui
pengaruh komunikasi innterpersonal kepala sekolah dengan motivasi kerja guru
sebesar 22,8%. Sedangkan sisanya 77,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti.
Dari hasil perhitungan tersebut maka terdapat hubungan yang signifikan
antara komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di SMP
Negeri 2 Tangerang Selatan dan komunikasi interpersonal kepala sekolah
memberikan kontribusi dalam meningkatkan motivasi kerja guru di SMP Negeri 2
Tangerang Selatan.

Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Kepala Sekolah, Motivasi Kerja Guru.

i
ABSTRACT
Reza Rizkia Septiani (11150182000045), The Effect of Principal's Interpersonal
Communication on Teachers’ Work Motivation in SMP Negeri 2 Tangerang
Selatan. Thesis Undergraduate Program (S-1) Faculty of Tarbiyah and
Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
This study aims to determine the effect of interpersonal communication of
principal on teachers' work motivation in SMP Negeri 2 Tangerang Selatan. This
research used the descriptive method with a quantitative approach. The sample in
this study used Probability Sampling with Simple Random Sampling techniques by
using tables for determining the number of samples from a particular population
developed from Isaac and Micahel. The population contained in this study amounted
to 50 teachers and the error rate set was 5%, then the sample in this study was 44
teachers. The main data collection technique used a distributed questionnaire to 44
teachers by using a Likert scale score selection form, namely 5 alternative answers.
While the interview technique and document study were conducted to support the
results of the questionnaire. Interviewees for this research were the Vice Principal
and the Teacher.
Based on processing data from SPSS Vers.23 calculation results, statistical
tests of t test, the results of the Tcount value is 3.521 and Ttable is 2.018, with a
significance of 0.001. With the testing criteria if Tcount > Ttable and if the
significance <α (0.05), then Ho is rejected. So that there is a significant effect
between the principal's interpersonal communication on teachers' work motivation in
SMP Negeri 2 Tangerang Selatan. In the calculation of the coefficient of
determination, it is known that the effect of personal communication between
principal and teachers' work motivation is 22.8%. While the remaining 77.2% is
influenced by other factors not examined.
From the results of these calculations there is a significant relationship
between interpersonal communication of principal with teachers' work motivation in
SMP Negeri 2 South Tangerang and interpersonal communication of principal
contribute to increase teachers' work motivation in SMP Negeri 2 Tangerang
Selatan.

Keywords: Interpersonal Communication, Principal, Teacher Work Motivation

ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim,
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan
untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia menjalankan
ajaran-ajarannya hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi
“Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru
di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan”.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat kerja keras, doa,
perjuangan, kesungguhan hati, bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis sampaikan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan kepada penulis baik pada masa perkuliahan maupun
pada masa penyusunan skripsi ini. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati
penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Drs. Mu‟arif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd, Sekretaris Jurusan sekaligus Dosen Pembimbing I
yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dengan penuh kesabaran
dan ketulusannya dalam membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan dengan
baik
4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan
ketulusannya dalam membimbing selama perkuliahan
5. Zahrotul Munawwaroh, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan ketulusannya dalam
membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik
6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, membimbing, dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang baik
kepada penulis selama menjalani perkuliahan

iii
7. H. Maryono, S.E., M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 2 Tangerang Selatan, Wakil
Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, seluruh Guru dan Staf SMP Negeri 2
Tangerang Selatan yang telah meluangkan waktu dan tempat untuk penulis
dalam menyelesaikan penelitian
8. Kedua orang tua penulis, Ayah Martoni dan Mamah Ida yang tiada hentinya
mendoakan dan memberikan semangat, nasihat, dan dukungan baik moril
maupun materiil. Sehingga perjuangan yang telah diberikan kepada penulis tidak
dapat dituliskan dan disampaikan lewat kata-kata
9. Adik kandung penulis, Sayyid Zulfiqri, Alfiya Rahma, dan Ahmad Fauzi yang
selalu memberikan semangat dan tempat penulis melunturkan rasa lelah selama
penyelesaian skripsi
10. Sahabat wanita terbaik penulis, Ridha Maulida dan Rachmawati yang sudah siap
siaga menjadi tempat curahan hati penulis serta tiada hentinya memberikan
dukungan agar penulis tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi
11. Sahabat B5AJ, Hadi, Fauzan, Tedy, dan Dadin yang selalu melontarkan
keceriaan, dan meyakinkan bahwa sesuatu yang sudah dimulai pasti dapat
diselesaikan dan kuncinya harus fokus pada titik tujuan
12. Wanita “Rempong”, Selfiari Safitriyah, Azizah Abdullah, Umi Choironi. 3
wanita kuat yang menjadi saksi bisu segala lika liku kehidupan penulis mulai
masuk perkuliahan sampai dengan saat ini. Semoga Allah selalu meridhoi setiap
langkah kita
13. Keluarga besar Karang Taruna RW 06 Sasak Country, tempat penulis
menghilangkan penat lewat berbagai macam kegiatan didalamnya sekaligus
memberikan canda tawa sehingga mampu menetralisir penat penulis pada saat
penyusunan skripsi
14. Team Eksekutif Karang Taruna Kelurahan Limo, meskipun segala rencana
liburan kita masih berujung wacana, terima kasih sudah menjadi bagian
keceriaan hari-hari penulis pada saat penyusunan skripsi
15. Keluarga BarBar, Azzam, Fuad, Satria, Ajiz, Denjaw, Kiting, Opal, Irfan, Alfa,
Jijeh, Selfi, Rere, Nca, Anis yang sudah menemani penulis sejak semester 3 dan
sudah pernah bersedia mengacak-acak jam tidur dan istirahatnya demi sebuah
perjuangan yang tidak semua orang bisa merasakannya. Semoga segala usaha
kita lekas sampai pada tujuan. Yakin Usaha Sampai!
16. Kawan-kawan seperjuangan Manajemen Pendidikan 2015 yang telah bersama-
sama berjuang dari awal perkuliahan sampai dengan masa dimana perjuangan
harus terselesaikan dengan baik

iv
17. Adik-adik manis penulis di kampus, Desvi, Atul, Ranti, Yeni, Adnan, Mumu,
Surya, yang menemani penulis ketika kehilangan arah (gabut) dan menyediakan
rumah kostnya sebagai tempat singgah untuk sekedar melepas penat
18. Keluarga “MABEST” yang telah menjadi salah satu keluarga penulis selama
menjalani perkuliahan
19. Teman hidup satu bulan “SEPATANOVATOR 71” yang tiada henti
memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi
20. Kepengurusan HMJ Manajemen Pendidikan 2017 yang telah menjadi bagian dari
cerita hidup penulis selama masa perkuliahan
21. Keluarga IMMAPSI khususnya Wilayah II JABOBA yang telah menjadi salah
satu pengisi canda tawa yang mewarnai masa perkuliahan penulis
22. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi namun
tidak dapat disebutkan satu-persatu tapi tidak mengurangi rasa hormat dan
terimakasih dari penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi sederhana ini sangat jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis menerima setiap kritikan dan saran yang bersifat membangun.
Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Aamiin
aamiin yaa rabbal „alaamiin.
Jakarta, 23 September 2019
Penulis

Reza Rizkia Septiani

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian........................................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian...................................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis............................................................................................ 8
2. Manfaat Praktis ............................................................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................... 9
A. Motivasi Kerja Guru................................................................................... 9
1. Motivasi Kerja .............................................................................................. 9
2. Guru ............................................................................................................ 22
3. Motivasi Kerja Guru ................................................................................... 28
B. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah .............................................. 29
1. Komunikasi Interpersonal ........................................................................... 29
2. Kepala sekolah ............................................................................................ 35
3. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah yang Efektif ............................ 37
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 40
E. Penelitian Relevan .................................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 46
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 46
B. Variabel Penelitian ................................................................................... 47
C. Metode Penelitian ..................................................................................... 47

vi
D. Populasi dan Sampel ................................................................................ 47
1. Populasi ...................................................................................................... 47
2. Sampel ........................................................................................................ 47
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 48
1. Angket ........................................................................................................ 48
2. Studi Dokumen ........................................................................................... 48
3. Wawancara ................................................................................................. 48
F. Instrument Pengumpulan Data ................................................................. 49
1. Teknik Angket ............................................................................................ 49
2. Teknik Wawancara ..................................................................................... 53
G. Uji Coba Instrumen .................................................................................. 55
1. Uji Validitas ................................................................................................ 55
H. Teknik Pengolahan Data .......................................................................... 56
I. Teknik Analisa Data ................................................................................. 57
1. Analisis Deskriptif ...................................................................................... 57
2. Uji Asumsi Klasik....................................................................................... 58
J. Pengujian Hipotesis .................................................................................. 59
1. Uji Regresi Linear Sederhana ..................................................................... 59
2. Uji Partial (Uji-t)......................................................................................... 59
3. Koefisien Determinasi ................................................................................ 60
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 61
A. Gambaran Umum Sekolah ....................................................................... 61
1. Sejarah Singkat Sekolah ............................................................................. 61
2. Visi Misi Sekolah ....................................................................................... 61
B. Deskripsi Data .......................................................................................... 63
1. Deksripsi Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah) dan
Hasil Analisisnya ................................................................................................ 63
2. Deskripsi Data Variabel Y (Motivasi Kerja Guru) dan Hasil Analisisnya . 69
C. Hasil Uji Instrumen .................................................................................. 74
1. Hasil Uji Validitas ...................................................................................... 74
2. Hasil Uji Reliabilitas................................................................................... 77
D. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 78
1. Uji Normalitas ............................................................................................ 78
2. Uji Linearitas .............................................................................................. 80
E. Pengujian Hipotesis .................................................................................. 80
1. Regresi Linear Sederhana ........................................................................... 80
2. Uji Parsial (Uji t) ........................................................................................ 82

vii
3. Koefisien Determinasi ................................................................................ 83
F. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 86
A. Kesimpulan............................................................................................... 86
B. Saran ......................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................... 92

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow) ....................................... 11


Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................... 42
Gambar 4.1 Gambar Distribusi Frekuensi Variabel X ................................................ 67
Gambar 4.2 Tingkat Kecenderungan Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah) .......................................................................................................... 69
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Y .............................................................. 72
Gambar 4.4 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y (Motivasi Kerja Guru)......... 74
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Variabel X ............................................................. 79
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Y ............................................................. 79

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi dan Indikator Motivasi Kerja Guru .............................................. 21


Tabel 2.2 Penelitian Relevan....................................................................................... 44
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi ......................................................... 46
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen ...................................................................................... 50
Tabel 3.3 Skala Motivasi Kerja Guru ........................................................................ 51
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen ...................................................................................... 52
Tabel 3.5 Skala Komunikasi Interpesonal Kepala Sekolah ........................................ 53
Tabel 3.6 Instrumen Wawancara................................................................................. 53
Tabel 3.7 Tabel Interprestasi Uji Reliabilitas ............................................................ 56
Tabel 3.8 Tingkat kecenderungan variabel ................................................................ 58
Tabel 4.1 Data Variabel X .......................................................................................... 64
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X ....................................................... 66
Tabel 4.3 Mean, Median, Modus Variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala
Sekolah)....................................................................................................................... 67
Tabel 4.4 Kategori Kecenderungan Data Variabel X ................................................. 68
Tabel 4.5 Data Variabel Y .......................................................................................... 70
Tabel 4.6 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y ....................................................... 71
Tabel 4.7 Mean, Median, Modus Variabel Y.............................................................. 72
Tabel 4.8 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y ................................................. 73
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel X .................................................................... 75
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Y .................................................................. 76
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X .............................................................. 77
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y .............................................................. 77
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk.......................................................... 78
Tabel 4.14 Hasil Uji Linearitas ................................................................................... 80
Tabel 4.15 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana ............................................ 81
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ................................................ 83

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Intrumen Variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah) .... 93


Lampiran 2 Angket Uji Coba Variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah) ........ 94
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah) ...................................................................................................................... 98
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Y (Motivasi Kerja Guru) ...................... 99
Lampiran 5 Angket Uji Coba Variabel Y (Motivasi Kerja Guru) ........................................ 100
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Variabel Y (Motivasi Kerja Guru) ....................... 103
Lampiran 7 Instrumen Angket Penelitian ............................................................................. 104
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Angket Penelitian Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah) .................................................................................................................... 112
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Y (Motivasi Kerja Guru) ..................... 115
Lampiran 10 Instrumen Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas ....................... 118
Lampiran 11 Instrumen Wawancara Guru (Ibu Heni) .......................................................... 120
Lampiran 12 Daftar Nama Guru SMP Negeri 2 Tangerang Selatan..................................... 122
Lampiran 13 Isaac dan Michael ............................................................................................ 124
Lampiran 14 Tabel Product Moment .................................................................................... 125
Lampiran 15 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ............................................................ 126
Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................................. 127
Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................... 128
Lampiran 18 Tabel Uji Referensi......................................................................................... 129
Lampiran 19 Biodata Penulis ................................................................................................ 135

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam setiap aktivitas yang dilakukan manusia, pada dasarnya
membutuhkan sebuah dorongan baik secara internal maupun eksternal.
Adanya daya pendorong ini disebut motivasi. Sebagai makhluk sosial manusia
tentu memerlukan bantuan dari orang lain. Manusia akan selalu berusaha
untuk memenuhi kebutuhannya dan membutuhkan motivasi dari orang lain
untuk mencapai apa yang menjadi tujuan hidupnya.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang
dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalamm
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu
itu senndiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi
ekstrinsik).1 Motivasi tidak datang begitu saja, akan tetapi membutuhkan
stimulus untuk dapat menghadirkannya.
Motivasi dapat hadir dari berbagai hal seperti pemberian perhatian,
adanya penghargaan, pemberian upah yang setimpal, komunikasi yang
harmonis, dan alasan yang penting dalam kehidupan. Motivasi yang muncul
juga harus senantiasa dijaga dan dibina.
Dalam dunia pendidikan yaitu sekolah, memang sudah seharusnya
semua elemennya memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan
pekerjaan. Terlebih pada diri seorang guru. Guru merupakan faktor yang
paling bertanggung jawab dan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan
mutu pendidikan. Sudah sepatutnya guru memiliki motivasi kerja yang tinggi.
Motivasi kerja guru dapat dikatakan sebagai kendali yang berfungsi sebagai

1
Kompri, Motivasi Pembelajaran: Perspektif Guru dan Siswa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015), h.3

1
2

penggerak jiwanya untuk melakukan upaya-upaya yang mengarah pada


pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam UU No 14 Tahun 2005 menyatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. 2 Inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran, dan
guru merupakan salah satu pemegang utama dalam menggerakkan kemajuan
serta perkembangan dunia pendidikan.
Kinerja guru dapat dipengaruhi oleh kondisi jiwanya. Meningkatkan
motivasi kerja pada guru merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan
mutu pelayanan pada peserta didik. Motivasi kerja seorang guru pada
dasarnya memiliki dampak positif bagi peningkatan kinerja dan
pengembangan dunia pendidikan serta perbaikan mutu pendidikan. Namun
realita yang terjadi menunjukkan bahwa tidak semua guru memiliki motivasi
kerja yang tinggi. Penyebab kurangnya motivasi kerja guru antara lain sebagai
berikut.
Pertama, profesi guru tidak berdasarkan panggilan hati. Kedua, tidak
puas dengan penghasilan. Meskipun bukan tujuan utama, uang seringkali
dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengukur tinggi rendahnya motivasi
kerja. Ketiga, lingkungan kerja yang tidak nyaman, misalnya rekan kerja yang
tidak bersahabat, kepala sekolah yang pilih kasih, atau sarana prasarana yang
kurang mendukung juga dapat mempengaruhi semangat kerja. Keempat,
kepemimpinan kepala sekolah, peraturan-peraturan yang kurang dinamis.
Kelima, kurangnya komunikasi. Komunikasi menjadi faktor esensial untuk
terciptanya kondusifitas kerja dilembaga pendidikan.

2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Diakses
tanggal 23 Maret 2019
3

Selain motivasi, komunikasi juga menjadi hal yang dibutuhkan oleh


manusia sebagai makhluk sosial. Dengan berkomunikasi, manusia dapat
saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari di rumah
tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja
manusia berada.3 Komunikasi bisa menjadi salah satu faktor penyebab
hadirnya sebuah motivasi. Komunikasi merupakan salah satu bentuk interaksi
manusia. Komunikasi dapat menjadi jembatan untuk memecahkan dan
menyelesaikan suatu masalah. Dalam proses komunikasi kesamaan makna
sangat diperlukan demi tercapainya tujuan yang dituju oleh komunikator dan
komunikan.
Di dalam organisasi, komunikasi merupakan hal yang penting dan
sangat diperhatikan. Dimana sebuah organisasi terdapat sekumpulan manusia
yang mempunyai visi dan misi sama. Dengan adanya proses komunikasi yang
baik tentu menjadi salah satu faktor pendukung berjalannya visi dan misi
sesuai dengan cita-cita bersama.
Manusia sangat bersifat dinamis dalam kehidupan, hal itu
menunjukkan bahwa manusia itu hidup. Dari sifat manusia yang dinamis
inilah yang terkadang dapat menimbulkan sebuah dinamika organisasi. Dalam
konteks organisasi pendidikan yaitu sekolah, tentunya ada interaksi yang kuat
antara kepala sekolah dan guru. Dalam melaksanakan hubungan antara kepala
sekolah dan guru membutuhkan pemahaman tentang komunikasi.
Seringkali kepala sekolah memberikan perintah atau instruksi kepada
guru tanpa terlebih dahulu memberikan penjelasan dan pengarahan mengenai
tugas yang diberikan, hal ini dapat terjadi dikarenakan faktor rendahnya
pelaksanaan fungsi komunikasi interpersonal kepala sekolah.4 Akibatnya hasil

3
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet.11, h.1
4
Kompasiana.com, 2019,
(https://www.kompasiana.com/www.aisyahnuzula.com/54f71819a333110c248b4787/relasi-
komunikasi-interpersonal-dan-komunikasi), diakses tanggal 16 Februari 2019
4

dari tugas tersebut tidak jarang kurang maksimal dan menyebabkan tujuan
dari organisasi tidak dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan.
Tahun 2014 tepatnya di daerah Sulawesi Selatan, terdapat kejadian
seorang kepala sekolah malas datang ke kantor, dan pemberitahuan kepada
guru dituliskan di atas kertas kemudian dititipkan kepada supir angkutan
umum. Pemberitahuan tersebut tertuju kepada guru mata pelajaran tertentu
untuk segera membuat soal ujian akhir semester.5 Komunikasi interpersonal
kepala sekolah yang kurang memadai seperti yang terjadi di Sulawesi Selatan
dapat memberikan dampak langsung terhadap motivasi kerja guru.
Komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah sangat dibutuhkan terutama
dalam situasi dan kondisi yang membutuhkan pengarahan langsung,
pengambilan keputusan, dan pemberian motivasi dari kepala sekolah sebagai
pimpinan tertinggi dan orang yang lebih berpengalaman dalam suatu sekolah.
Komunikasi yang baik dan harmonis antara kepala sekolah dengan guru dapat
menciptakan sebuah iklim kerja yang baik dan dapat memotivasi guru.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rojifah Dinul Maulah dan
Sulasminten dari Universitas Negeri Surabaya, hasil analisis datanya
membuktikan bahwa komunikasi interpersonal kepala sekolah berpengaruh
secara signifikan dengan motivasi kerja guru. Kepala sekolah harus mampu
menciptakan dan membangkitkan semangat kerja yang tinggi, menyenangkan,
dan mampu mengembangkan potensi yang ada pada guru. Hal-hal tersebut
tentu dapat tercipta melalui komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan
baik dan benar. Namun bisa sebaliknya apabila komunikasi yang terjalin
belum optimal.6

5
Kompas.com, Kepsek Malas Berkantor, Inntruksi ke Bawahan Disampaikan Via Surat, 2019,
(https://regional.kompas.com/read/2014/05/26/1834384/Kepsek.Malas.Berkantor.Instruksi.ke.Bawaha
n.Disampaikan.via.Surat). Diakses tanggal 23 Maret 2019 jam 11.29
6
Rojifah Dinul Maulah dan Sulasminten, Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMP Swasta se-Kecamatan Tandes Kota Surabaya,
Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.4, 2016, h.8
5

Kepala sekolah harus melakukan pendekatan kepada segenap guru


degan menciptakan iklim keterbukaan dalam berkomunikasi dengan guru.
Namun untuk mengembangkan kinerja guru bukan hanya sekedar
menciptakan iklim keterbukaan tetapi perlu menciptakan nuansa yang sangat
menyenangkan dengan keterampilan komunikasi kepala sekolah secara
interpersonal. Kinerja guru tidak lepas dari campur tangan kepala sekolah
yang bertanggung jawab dalam meningkatkan kinerja guru. Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kepala sekolah tidak akan lepas
dalam komunikasi secara interpersonal agar lebih terjalin suasana nyaman
yang dapat meningkatkan kinerja seluruh warga sekolah terutama kinerja
guru. Komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah pada guru
sangat penting dilakukan agar senantiasa kendala yang dialami oleh guru
selalu terpantau dan terdeteksi sehingga dapat ditangani dengan cepat.
Berdasarkan hasil observasi awal selama bulan Januari-Februari yang
bertempat di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan diperoleh informasi dari
Anshor, M.A selaku wakil kepala sekolah bidang humas, beliau menuturkan
bahwa kurangnya waktu dalam berkomunikasi secara interpersonal dari
kepala sekolah dapat mengurangi hubungan antara kepala sekolah dengan
guru-guru. Begitu pula kepala sekolah perlu memperhatikan bahasa yang
digunakan ketika berkomunikasi dengan bawahannya. Bahasa yang sulit
dipahami akan menimbulkan distorsi. Hal yang serupa juga disampaikan oleh
Heny, S.Pd selaku salah satu guru di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan, beliau
mengatakan hal yang sering terjadi adalah keengganan guru untuk melakukan
komunikasi kepada kepala sekolah ataupun sebaliknya, kepala sekolah enggan
untuk melakukan komunikasi dengan guru. Sebab itu kesenjangan dalam
proses komunikasi interpersonal masih ada. Komunikasi interpersonal yang
terjadi di sekolah, terutama antara kepala sekolah dengan guru, apabila
dilakukan dengan optimal dan intensif maka akan mempengaruhi sikap dan
perilaku guru dalam menjalan tugas pokok dan fungsinya. Menurut
6

pengetahuan Heny, S.Pd di sekolah ini masih ada guru yang hanya termotivasi
karena hal lain seperti insentif bukan karena komunikasi interpersonal dari
kepala sekolah sehingga konsep motivasi kerja guru belum terkonsep secara
sadar dan terencana. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih lanjut,
komunikasi menjadi topik penting dalam upaya memperbaiki manajemen
pendidikan pada proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Hal ini bisa
membuat ketidakstabilan dalam penyelenggaraan pendidikan yang
diakibatkan oleh tidak terbukanya komunikasi antara kepala sekolah dengan
guru sehingga menurunnya motivasi kerja guru.
Dalam hal ini, SMPN 2 Tangerang Selatan merupakan salah satu
sekolah unggul, hal ini terbukti dengan akreditasi yang diperolehnya yaitu
grade “A”. Terkait komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh kepala
sekolah dengan guru di SMPN 2 Tangerang Selatan dalam hal ini ada guru
yang memiliki motivasi kerja tinggi dan sebagian lagi menunjukkan motivasi
kerja yang rendah. Guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi terindikasi
dari kecenderungan mereka yang datang tepat waktu, bekerja sesuai ketentuan
yang berlaku dan mau menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari
semangat mereka yang bervariasi dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya.
Berdasarkan hal di atas penulis ingin meneliti lebih lanjut pengaruh
antara komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja
Guru di SMPN 2 Tangerang Selatan”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat di
identifikasi masalah-masalah penelitian sebagai berikut:
7

1. Belum maksimalnya pelaksanaan fungsi komunikasi interpersonal kepala


sekolah.
2. Kurangnya komunikasi yang optimal antara kepala sekolah dan guru.
3. Adanya distorsi dalam proses komunikasi.
4. Terbatasnya waktu untuk melaksanakan komunikasi interpersonal antara
kepala sekolah dengan guru.
5. Adanya kesenjangan dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal.
6. Belum terciptanya konsep motivasi kerja guru secara sadar dan terencana.
7. Kurang maksimalnya motivasi kerja guru melalui komunikasi
interpersonal kepala sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Dari permasalahan-permasalahan yang tercantum pada identifikasi
masalah, penulis melihat perlu adanya pembatasan masalah. Hal ini dilakukan
agar permasalahan tidak menimbulkan kerancuan, maka masalah penelitian
menjadi sebagai berikut :
1. Terbatasnya waktu untuk melaksanakan komunikasi interpersonal antara
kepala sekolah dengan guru.
2. Kurang maksimalnya motivasi kerja guru melalui komunikasi
interpersonal kepala sekolah.
Memperhatikan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini
difokuskan pada masalah “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala
Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru di SMPN 2 Tangerang Selatan”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Berapa besar pengaruh antara komunikasi interpersonal kepala sekolah
terhadap motivasi kerja guru di SMPN 2 Tangerang Selatan ?
8

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah
pada penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berapa besar motivasi kerja guru yang disebabkan oleh
komunikasi interpersonal kepala sekolah.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis mengembangkan konsep keilmuan
pendidikan khususnya pada program studi manajemen pendidikan yang
mengkaji tentang ilmu komunikasi dan dapat dijadikan bahan kajian untuk
penelitian lain mengenai ilmu komunikasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Manfaat bagi civitas akademika di SMPN 2 Tangerang
Selatan, khususnya kepala sekolah, sebagai bahan masukan dan
referensi untuk memaksimalkan dan meningkatkan motivasi kerja
guru melalui komunikasi interpersonal.
b. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti yaitu dapat dijadikan wawasan mengenai
pentingnya pengelolaan lembaga pendidikan dengan efektifitas
komunikasi.
c. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca yaitu untuk menjadi bahan bacaan serta
acuan yang positif dalam memaksimalkan dan meningkatkan
pengetahuan tentang hubungan komunikasi interpersonal kepala
sekolah terhadap motivasi kerja guru.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Motivasi Kerja Guru


Pada pembahasan ini akan dibuat menjadi tiga subjudul yang berbeda,
berikut uraiannya :
1. Motivasi Kerja
a. Pengertian Motivasi Kerja
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa motivasi akan
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja, dan penurunan tingkat
perputaran dan absensi kinerja. Motivasi berkenaan dengan tujuan
yang mengarah pada suatu tindakan. Tanpa adanya tujuan yang pasti,
tentu sulit untuk mendapatkan motivasi yang kuat untuk mencapainya.
Terdapat banyak pengertian tentang motivasi. Berikut
pengertian motivasi menurut para ahli :
Menurut Greenberg dan Baron dalam Wibowo, dijelaskan
bahwa motivasi merupakan serangkaian proses yang membangkitkan
(arouse), mengarahkan (direct), dan menjaga (maintain) perilaku
manusia menuju pada pencapaian tujuan.7 Kemudian Suparyadi
memaparkan bahwa motivasi adalah dorongan yang disebabkan oleh
suatu kebutuhan (karsa) yang menggerakkan da mengarahkan perilaku
individu guna mencapai tujuan atau insentif tertentu.8
Menurut Wilson motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu
tindakan untuk mempengaruhi orang lain agar berperilaku secara
teratur. Motivasi merupakan tugas bagi manajer untuk mempengaruhi

7
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), cet.10, h.322
8
Suparyadi, Manajemen Sumber Daya Manusia – Menciptakan Keunggulan Bersaing Berbasis
Kompetensi SDM, (Yogyakarta: Andi, 2015), h.417

9
10

orang lain (karyawan) dalam suatu perusahaan.9 Hal yang senada juga
dipaparkan oleh Sedarmayanti bahwa motivasi merupakan kesediaan
megeluarkan tingkat upaya tinggi ke arah tujuan organisasi yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan
individual.10
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
kerja adalah sebuah dorongan yang muncul untuk membangkitkan dan
mengarahkan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan dengan
tujuan tertentu. Motivasi merupakan salah satu strategi pimpinan agar
karyawannya mau bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai dengan
yang diharapkan. Dan memotivasi bawahan merupakan salah satu
tanggung jawab seorang pemimpin.
b. Teori Motivasi
Banyak pandangan para ahli yang memaparkan tentang teori
motivasi. Berikut penulis rangkum terkait teori motivasi yang
dikemukakan oeh Wilson dalam bukunya.
1) Teori Hierarki Kebutuhan
Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Abraham Maslow,
bahkan ada yang mengatakan bahwa teori ini ialah teori yang
paling populer dibandingkan dengan teori-teori yang lain. Teori ini
memaparkan bahwa setiap individu pasti memiliki kebutuhan yang
berbeda untuk dipenuhi. Oleh karena itu, Maslow membagi
kebutuhan menjadi 5 tingkatan, mulai dari kebutuhan yang paling
rendah/mendasar sampai dengan kebutuhan yang paling tinggi.

9
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012), h.313
10
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT Refika Aditama, 201
1), h.233
11

Aktualisasi
diri

Harga diri

Sosial

Rasa aman

Fisiologis

Sumber : Suparyadi, Manajemen Sumber Daya Manusia


Gambar 2.1
Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow)

Berdasarkan gambar di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai


berikut :
a) Kebutuhan fisiologis, seperti kebutuhan makan, minum,
bernafas, seksual dan lain-lain.
b) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari
bahaya, pertentangan, ancaman dan lain sebagainya yang
sifatnya negatif. Rasa aman ini tidak hanya perihal fisik, tetapi
juga perihal psikologikal dan intelektual.
c) Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk berinteraksi dengan
individu lain.
d) Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan akan rasa pengakuan,
dihormati dan dihargai dengan yang lainnya.
e) Kebutuhan aktualisasi diri, seperti kebutuhan untuk
berpendapat, menggunakan dan mengasah skill, memberikan
penilaian terhadap suatu hal.
12

Dalam teori ini menganut bahwa seseorang tidak akan


mempengaruhi kebutuhan yang lebih tinggi apabila kebutuhan
yang lebih rendahnya belum terpenuhi.

2) Teori Dua Faktor


Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Frederick Herzberg.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Herzberg membagi dua faktor
yang mempegaruhi kerja seseorang dalam sebuah organisasi.
Berikut uraian kedua faktor tersebut :
a) Faktor kepuasan, yaitu faktor-faktor yang dapat menimbulkan
kepuasan bagi pekerja, seperti penghargaan, prestasi, tanggung
jawab, dan lain-lain. Faktor ini tidak menimbulkan
ketidakpuasan kerja apabila tidak terpenuhi. Faktor kepuasaan
disebut motivasi intrinsik.
b) Faktor ketidakpuasan, yaitu faktor-faktor yang apabila tidak
terpenuhi bukan penyebab kepuasan kerja namun hanya
mengurangi ketidakpuasan kerja saja. Faktor ketidakpuasan ini
disebut motivasi ekstrinsik.
3) Teori X dan Y
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Douglas McGregor.
Dalam hal ini pandangan negatif disebut dengan teori X dan
pandangan positif disebut dengan teori Y.
Menurut teori X, ada empat asumsi yang dipegang manajer,
yaitu :
a) Karyawan tidak menyukai pekerjaan, dan bila dimungkinkan,
akan mencoba menghindarinya.
b) Karena karyawan tidak menyukai pekerjaannya, mereka harus
dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan.
13

c) Karyawan akan menghindari tanggung jawab.


d) Kurang berambisi dan hanya sekedar formalitas belaka.

Sedangkan menurut teori Y yaitu :

a) Karyawan akan menganggap bahwa pekerjaan adalah kegiatan


yang alami, yang sama halnya dengan istirahat atau bermain.
b) Orang-orang akan melakukan pengarahan dan pengawasan diri
bila mereka komitmen pada sasaran.
c) Kebanyakan individu dapat belajar untuk menerima, bahkan
mengusahakan, dan bertanggung jawab.
d) Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar
luas ke semua orang dan tidak hanya milik mereka yang berada
dalam posisi manajemen.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa teori X lebih


mendominasi kebutuhan rendah dan teori Y mendominasi
kebutuhan tinggi.

4) Teori ERG
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Clayton Alderfer
yang melanjutkan teori hierarki kebutuhan. Alderfer melanjutkan
teori hierarki kebutuhan yang dihubungkan secara lebih dekat
dengan hasil penelitian empiris, sehingga hasilnya mendekati pada
kenyataan sebenarnya.
Teori ini membagi tiga kelompok kebutuhan manusia, yaitu:
a) Eksistensi
Kelompok ini memperhatikan pada pemberian
persyaratan keberadaan material dasar individu. Bila
dihubungkan dengan teori hierarki kebutuhan, komponen ini
sama dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman.
14

b) Hubungan
Rasa ingin memiliki hubungan dengan individu lain.
Hasrat sosial sehingga menuntut untuk berinteaksi dengan
individu lain, dan hasrat ini bila dihubungkan dengan teori
hierarki kebutuhan adalah kebutuhan sosial dan harga diri.
c) Pertumbuhan
Hal ini mengacu pada perkembangan individu, yang
mana apabila dihubungkan dengan teori hierarki kebutuhan
sama dengan kebutuhan aktualisasi diri. 11
5) Teori Keadilan
Secara terperinci teori keadilan yang dimaksud ialah sebagai
berikut:
a) Individu membandingkan massukan dan keluaran pekerjaan
mereka dengan masukan/keluaran orang lain, kemudian
berespon untuk menghapuskan setiap ketidakadilan.
b) Teori keadilan mengenali bahwa individu tidak hanya peduli
akan jumlah mutlak ganjaran untuk upaya mereka, tetapi juga
akan menghubungkan jumlah yang ia terima dengan apa yang
orang lain terima.12
6) Teori Pengharapan
Teori pengharapan pertama kali dikemukakan oleh Victor
Vroom yang mengatakan bahwa motivasi seseorang mengarah
pada suatu tindakan yang berganntung pada kekuatan
pengharapan. Teori ini mengasumsikan bahwa seseorang akan
termotivasi melakukan suatu hal dalam mencapai tujuan apabila
mereka yakin bahwa tingkah laku mereka mengarah pada
pencapaian tujuan tersebut.

11
Wilson Bangun, op. cit., h.316-327
12
Sedarmayanti, op. cit., h.237
15

7) Teori Penguatan
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner. Beliau
mengasumsikan bahwa tingkah laku di masa lampau
mempengaruhi tingkah laku di masa yang akan datang. Teori
penguatan ini berkaitan dengan pemberian hadiah (reward). Hal
ini menandakan bahwa penguatan (reinforcement) adalah
pengulangan pekerjaan karena mendapat hadiah.
8) Teori McClelland
Dalam teori ini motivasi diklasifikasikan menjadi tiga bagian.
Berikut ini uraiannya :
a) Motivasi berprestasi, seseorang akan termotivasi apabila
pekerjaannya dapat memberikan prestasi pada dirinya.
b) Motivasi berkuasa, seseorang akan termotivasi apabila
pekerjaannya dapat memberikan kuasa atau mempengaruhi
orang lain.
c) Motivasi berafiliasi, mencermikan pada keinginan seseorang
untuk menciptakan, memelihara, dan menghubungkan dengan
suasana kebatinan dan perasaan saling menyenangkan satu
sama lain.
9) Teori Porter-Lawler
Teori ini menunjukkan bahwa upaya bergantung pada
penghargaan yang diperoleh ditambah dengan penghargaan yang
mereka rasakan. Hal-hal yang dipandang orang sebagai
penghargaan yang layak diterima akan mempengaruhi kepuasan
kerja. Sebab itu prestasi kerja dipengaruhi oleh persepsi atas
penghargaan yang diterima.
16

c. Fungsi Motivasi
Motivasi yang berada dalam diri seseorang perlu untuk selalu
ditingkatkan. Tanpa adanya motivasi seseorang tidak akan mampu
mencapai tujuan yang diinginkan. Begitu pun dengan orang yang
bekerja, motivasi sangat diperlukan. Orang yang memiliki motivasi
akan selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu dan
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik yaitu:
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa
motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan pencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebegai mesin
bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan.13

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi


motivasi kerja guru yaitu sebagai penggerak yang mendorong guru
untuk melakukan pekerjaan yang telah menjadi tugasnya, menentukan
arah perbuatan sesuai denngan rangkaian tujuan yang telah
dirumuskan, dan meyeleksi perbuatan dengan menyisihkan kegiatan-
kegiatan yang tidak bermanfaat dalam penyelesaian pekerjaan.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi


1) Faktor Intern
Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi ialah
sebagai berikut :
a) Keinginan untuk dapat hidup
Keinginan untuk tetap hidup seperti kebutuhan untuk
memperoleh kompensasi yang memadai, pekerjaan yang tetap

13
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.161
17

walaupun penghasilan tidak begitu memadai, dan kondisi kerja


yang aman dan nyaman.
b) Keinginan untuk dapat memiliki
Keinginan untuk memiliki sesuatu dapat mejadi
pendorong seseorang mencapainya.
c) Keinginan utuk memperoleh penghargaan
Seseorang mau bekerja disebabkan oleh adanya
keinginan untuk dihargai dan dihormati dengan orang lain.
d) Keinginan untuk memperoleh pengakuan
Keinginan untuk memperoleh pengakuan dapat
diperinci seperti adanya penghargaan terhadap prestasi, adanya
hubungan kerja yang harmonis dan kompak, pimpinan yang
adil dan bijaksana.
e) Keinginan untuk berkuasa
Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang
untuk bekerja. Seseorang akan bekerja lebih giat sampai ia
memperoleh kekuasaan yang ia inginkan.
2) Faktor Ekstern
a) Kondisi lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang aman dan nyaman tentu akan
membantu karyawan untuk melaksanakan pekerjaan dengan
baik. Namun jika sebaliknya, tentu karyawan akan merasa
cepat lelah dan menurunkan kreativitas karyawan.
b) Kompensasi yang memadai
Kompensasi yang memadai tentu akan menjadi
pendorong bagi karyawan untuk bekerja dengan baik. Apabila
kompensasi kurang memadai hal tersebut menjadi penyebab
karyawan kurang tertarik untuk bekerja keras, dan
memungkinkan mereka bekerja tidak tenang.
18

c) Supervisi yang baik


Posisi supervisi sangat dekat dengan karyawan. Karena
fungsi supervisi adalah memberikan pengarahan, membimbing
kerja para karyawan, agar dapat melaksanakan kerja dengan
baik dan benar.
d) Adanya jaminan pekerjaan
Apabila perusahaan memberikan jaminan karier yang
jelas maka karyawan mau bekerja secara optimal dan
mengorbankan apa yang ada pada dirinya untuk perusahaan.
Karena mereka bekerja tidak hanya untuk hari ini saja.
e) Status dan tanggung jawab
Dengan menduduki jabatan, seseorang akan merasa
bahwa dirinya dipercaya, diberi tanggung jawab, dan
wewenang yang besar untuk melakukan kegiatan-kegiatan.
f) Peraturan yang fleksibel
Biasanya peraturan bersifat melindungi dan dapat
memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja lebih baik.
e. Indikator Motivasi Kerja
Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat
diinterpretasikan dari tingkah lakunya. Guru dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan membutuhkan motivasi kerja baik dari diri sendiri
maupun dari luar. Guru akan bersemangat melakukan segala aktivitas
ketika dalam dirinya telah ada motivasi kerja yang tinggi, motivasi
yang selalu mengandung pengertian yang sesuai dengan apa yang
mendasarinya, motivasi kerja guru berarti sebuah motivasi yang
mendasari guru dalam melaksanakan pekerjaannya.
Menurut Pupuh Fathurrohman & AA Suryana indikator-indikator
yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja guru meliputi:
19

1) Imbalan yang layak


Kepuasaan guru menerima imbalan atau gaji yang diberikan
lembaga dapat menentukan motivasi kerja. Guru degan gaji yang
tidak sesuai dengan beban kerja yang diberikan membuat motivasi
kerja akan menurun. Sebaliknya, guru dengan gaji yang sesuai dan
bisa memenuhi kebutuhan hidup akan selalu termotivasi dalam
melakukan berbagai pekerjaan.
2) Kesempatan untuk promosi
Promosi jabatan merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan motivasi kerja. Banyaknya kesempatan promosi
jabatan yang diberikan lembaga pendidikan kepada guru akan
berdampak pada keinginan guru untuk meningkatkan kualitas
kerja.
3) Memperoleh pengakuan
Sebuah pengakuan dari pihak lembaga terhadap pekerjaan yang
telah dilaksanakan oleh guru akan memberikan dampak bagi
peningkatan motivasi kerja guru. Pekerjaan yang selalu diakui
membuat guru selalu memperbaiki dan menyelesaikan tugas lebih
baik dari yang sebelumnya.
4) Keamanan bekerja
Lingkungan kerja yang aman sangat diharapkan oleh semua
orang termasuk guru. Lingkungan sekolah yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan akan membuat guru mampu bekerja denngan
maksimal.14

14
Pupuh Fathurrohman dan AA Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012),
h.64
20

Sedangkan Hamzah B. Uno menyebutkan bawa indikator motivasi


kerja guru tampak melalui:15

1) Tanggung Jawab dalam melakukan pekerjaan


Guru yang memiliki motivasi yang tinggi terlihat dari tanggung
jawabnya dalam melakukan pekerjaan. Guru akan menyelesaikan
pekerjaan dengan hasil maksimal sesuai dengan batas waktu yang
telah ditentukan. Guru akan merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran sesuai peraturan yang berlaku.
2) Prestasi yang dicapainya
Prestasi yang diperoleh guru memperlihatkan bahwa guru
tersebut memiliki motivasi kerja yang tinggi. Prestasi tersebut
dapat berupa penghargaan dari kepala sekolah, lembaga
pendidikan, maupun karya yang diciptakan.
3) Pengembangan diri
Guru dalam menjalankan profesinya sangat perlu untuk
melakukan pengembangan diri. Keikutsertaan guru dalam
pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh lembaga pendidikan
menunjukkan bahwa guru memiliki antusias sehingga tercipta
motivasi kerja yang tinggi.
4) Kemandirian dalam bertindak
Seseorang yang sudah masuk dalam usia produktif tentu
memiliki sikap mandiri dalam bertindak. Kemandirian ini
tercermin pada sikap guru yang selalu mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya meskipun tidak diperintah. Guru secara sadar
mengerjakan pekerjaan yang menjadi kewajibannya.

15
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, (Jakarta: 2013), h.72PT Bumi Aksara, 2013),
h.72
21

Motivasi kerja guru menurut Hamzah B. Uno juga memiliki dua


dimensi yaitu: 1) dimensi dorongan internal, dan 2) dimensi dorongan
eksternal. Adapun dimensi dan indikator motivasi kerja guru
sebagaimana disebutkan dalam tabel 2.116

Tabel 2.1
Dimensi dan Indikator Motivasi Kerja Guru

Dimensi Indikator
Motivasi Internal 1. Melaksanakan tugas dengan
penuh tanggung jawab dan
target yang jelas
2. Pengembangan diri
3. Memiliki perasaan senang
dalam bekerja
4. Selalu berusaha mengungguli
orang lain
Motivasi Eksternal 1. Keamanan bekerja
2. Bekerja dengan harapan
memperoleh insentif
3. Bekerja denan harapan ingin
memperoleh perhatian dari
teman dan pimpinan
Sumber : Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa


motivasi kerja guru diukur dari dua dimensi, yaitu motivasi internal
dan motivasi eksternal. Motivasi internal meliputi melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung jawab dan target yang jelas, memiliki
perasaan senang dalam bekerja, dan selalu berusaha mengungguli
orang lain. Motivasi eksternal meliputi keamanan bekerja, bekerja

16
Ibid, h.72-73
22

dengan harapan memperoleh insentif, dan bekerja dengan harapan


memperoleh perhatian dari teman atau pimpinan.

2. Guru
a. Pengertian Guru
Pendidikan dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu hingga
saat ini merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting. Kebutuhan
akan pendidikan sudah tidak dapat kita pungkiri lagi, mengingat
manusia adalah makhluk yang selalu berkembang dan beradaptasi.
Salah satu cara manusia beradaptasi adalah dengan cara belajar.
Belajar dalam hal ini ialah dimaksudkan belajar di dalam suatu
lembaga pendidikan. Di dalam lembaga pendidikan yang kemudian
disebut sekolah terdapat banyak unsur atau pihak yang terlibat. Pihak
yang terlibat dalam sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa,
tenaga kependidikan, dan warga sekolah.
Guru di dalam sekolah memiliki posisi yang sentral. Di dalam
sekolah guru diposisikan sebagai seseorang yang harus mampu
mendidik siswa sesuai tujuan pendidikan. Guru merupakan sebuah
profesi yang memerlukan keahlian khusus. Profesi ini tidak dapat
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk
mengerjakannya. Profesi guru tentu memerlukan syarat-syarat khusus,
apalagi sebagai guru profesional yang harus menguasai seluk beluk
pendidikan dan pembelajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Profesi ini juga memerlukan pembinaan agar senantiasa guru dapat
terus berada pada jalur keprofesionalitasannya. Berikut ini pengertian
guru menurut para ahli :
Guru merupakan pewaris nabi. Karena inti dari tugas guru ialah
menyelamatkan masyarakat dari kebodohan, sifat, serta perilaku buruk
yang menghancurkan masa depan mereka. Sebagai pewaris nabi, guru
23

harus memaknai profesinya sebagai amanat Allah untuk mengabdi


kepada sesama dan berusaha melengkapi dirinya dengan empat sifat
utama para nabi, yaitu sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya),
tabligh (mengajarkan semuanya sampai tuntas), dan fathanah (cerdas).
Apabila keempat sifat tersebut sudah tertanamkan pada diri seorang
guru maka dapat dipastikan profesi guru dapat dijalankan secara
profesional.17
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan menengah. Orang yang disebut guru
adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program
pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa
dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.18
Guru adalah ujung tombak dalam proses belajar mengajar. Karena
gurulah yang berinteraksi secara langsung dengan siswa di dalam
kelas. Sekolah sebagai lembaga pendidikan membutuhkan guru yang
tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga pendidik.19
Berdasarkan pendapat para ahli, penulis dapat menyimpulkan
bahwa guru adalah sebuah profesi yang memerlukan keterampilan
khusus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan tugas utamanya tidak hanya sebatas mengajar tetapi juga
mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal.
b. Peranan Guru
Masih ada sebagian orang yang berasumsi bahwa peranan guru
hanya sebatas mendidik dan mengajar. Padahal bila dipelajari lebih

17
Imam Suraji, Dinamika Profesi Guru: Citra, Harapan, dan Tantangan, Jurnal Cakrawala
Pendidikan, Vol.1, 2008, h.33
18
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru,
(Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2016), h.24
19
Pupuh Fathurrohman, Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), h.13
24

lanjut, tentu peranan guru lebih dari itu. Berikut peranan guru menurut
para ahli:
Menurut Jamil, dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran
dan administrasi pendidikan, guru berperan sebagai berikut:
1) Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan.
2) Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai
pembawa suara dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan.
3) Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang
harus diajarkannya.
4) Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para siswa
melaksanakan disiplin.
5) Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab
agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik.
6) Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk
mengarahkan perkembangan siswa sebagai generasi muda yang
akan menjadi pewaris masa depan.
7) Penerjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk
menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dann
teknologi kepada masyarakat.20
Sedangkan menurut Rusman peranan guru yang paling dominan
ialah sebagai berikut : 1) Guru sebagai demonstrator 2) Guru sebagai
pengelola kelas 3) Guru sebagai mediator dan fasilitator 4) Guru
sebagai evaluator 5) Guru sebagai pengembang kurikulum di
sekolah21

Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Adams & Dickley yang
penulis kutip dari buku cetakan Departemen Agama Direktorat
Jenderal Kelembagaan Islam, bahwa peran guru sesungguhnya sangat
luas, meliputi:

1) Guru sebagai pengajar


Guru bertugas memberikan pengajaran di sekolah. Hal ini
dimaksudkan agar terjadi perubahan sikap, keterampilan,

20
Jamil Suprihatiningrum, op. Cit., h.28
21
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), h.62-65
25

kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi, dan lain sebagainya melalui


pengajaran yang diberikannya.
2) Guru sebagai pembimbing
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada peserta didik
agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri,
memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3) Guru sebagai pemimpin
Seorang guru memiliki kewajiban untuk mengadakan supervisi
atas kegiatan belajar mengajar, membuat rencana pengajaran,
melaksanakan manajemen kelas, mengatur disiplin kelas. Selain
itu guru juga harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, seperti
hubungan sosial, kemampuan berkomunikasi, ketenagaan,
ketabahan, humor, tegas, dan bijaksana.
4) Guru sebagai ilmuwan
Guru dipandang sebagai seorang yang paling berpengetahuan,
ia tak hanya berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang
dimilikinya, tetapi juga berkewajiban mengembangkan
pengetahuannya dan terus menerus memupuk pengetahuan yang
dimilikinya. Guru juga harus mengikuti perkembangan teknologi
yang kian berkembang dengan pesat.
5) Guru sebagai pribadi
Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang
disenangi oleh peserta didiknya, orang tua, dan oleh masyarakat.
Tegasnya setiap guru perlu memiliki sifat-sifat pribadi, baik untuk
kepentingan jabatan maupun untuk kepentingan dirinya sendiri
sebagai warga negara.
6) Guru sebagai penghubung
Sekolah berdiri diantara dua hal, yakni disatu pihak memiliki tugas
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kebudayaan, dipihak lain sekolah juga memiliki tugas untuk
menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat dan tuntutan
masyarakat.
7) Guru sebagai pembaharu
Seiring berkembangnya zaman ilmu dan teknologi juga semakin
berkembang. Oleh sebab itu guru wajib menyampaikan
pembaharuan kepada peserta didiknya agar jiwa pembaharu
tertanam pada diri peserta didik.
8) Guru sebagai pembangunan
Sekolah turut serta memperbaiki masyarakat dengan jalan
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan
26

dengan turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang


sedang dilaksanakan oleh masyarakat itu.22
Berdasarkan pendapat dari para ahli yang sudah penulis
paparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan guru ialah sebagai
sosok panutan yang mampu mengubah aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa. Dalam hal ini guru perlu membimbing dan
membina siswa agar senantiasa perubahan yang terjadi pada diri siswa
ialah perubahan menuju arah yang lebih baik.
c. Syarat-syarat Guru Profesional
Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah
merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum
dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan, yaitu: kompetensi pedagogis,
kepribadian, sosial dan profesional.23

Berikut ini penjelasan terkait kompetensi guru yang mencakup


empat hal yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

1) Kompetensi Pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam


mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta
didik.
2) Kompetensi Kepribadian, merupakan kemampuan seorang guru
dalam mengendalikan proses pembelajaran di kelas.

22
Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga
Kependidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, 2005), h. 72-
76
23
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan
Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 30
27

3) Kompetensi Sosial, merupakan kemampuan seorang guru dalam


bergaul dengan lingkungan sekolah maupun dengan masyarakat
sekitar.
4) Kompetensi Profesional, merupakan kemampuan seorang guru
dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam
yang memungkinkanya dalam membimbing peserta didik untuk
memenuhi standar kompentensi yang telah ditetapkan dalam
standar nasional pendidikan.24

Oleh sebab itu guru diharapkan dapat menguasai keempat


kompetensi tersebut, guru harus belajar dengan sungguh-sungguh
karena menjadi guru bukanlah pekerjaan yang mudah, disela-sela
kesibukan seorang guru dalam mendidik ia juga harus dituntut belajar
dengan tekun untuk mendalami empat kompetensi tersebut, sehingga
keempat kompetensi yang sudah ditetapkann oleh negara dapat
dipenuhi secara optimal.

24
Ibid., 30-54
28

3. Motivasi Kerja Guru


Sebagai sosok yang dipanuti oleh peserta didiknya guru harus mampu
menerapkan kedisiplinan untuk dirinya dan peserta didiknya. Apabila
kedisiplinan pada diri seorang guru belum diterapkan maka hal tersebut
juga akan menjadi sulit bila diterapkan pada peserta didiknya.
Kedisiplinan akan terwujud dengan pembiasaan dan menumbuhkan
kesadaran seluruh elemen sekolah untuk mentaati tata tertib sekolah. Guru
yang memiliki motivasi kerja tinggi tentu akan melakukan pekerjaannya
lebih dari sekedar formalitas dan rutinitas saja, tentu hal tersebut akan
berdampak pada produktivitas sekolah.
Motivasi sering kali dikatakan menjadi kunci bagi kreativitas kerja.
Kreativitas kerja dapat ditingkatkan dengan motivasi kerja yang tinggi,
pengetahuan, dan keahlian dalam melakukan tugas dan peran positif yang
dimiliki seseorang.
Menurut Stephen P.Robbins dan Mary Counter dalam Suwatno dan
Doni, menyatakan motivasi kerja sebagai kesediaan untuk melaksanakan
upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan
individual tertentu.25
Dalam hal ini, motivasi bukanlah ciri pribadi dalam artian beberapa
yang memilikinya, sedangkan yang lainnya tidak. Karena hakikatnya
motivasi adalah akibat dari interaksi dari individu dan situasi. Dengan
demikian, motivasi antara satu guru dengan guru lainnya akan berbeda,
dan perbedaan motivasi akan menimbulkan perbedaan kinerja antara satu
sama lain.
Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja guru memberikan
fungsi mendorong guru untuk bertindak, menentukan arah perbuatan,
25
Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h.171
29

menyeleksi perbuatan, dan penggerak pada diri guru dalam mencapai


tujuan yang dikehendakinya.
B. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Pada pembahasan ini akan dibuat menjadi tiga subjudul yang berbeda, berikut
uraiannya :

1. Komunikasi Interpersonal
a. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Untuk kelangsungan hidup manusia dari hari ke hari tidak terlepas
dari komunikasi. Pada dasarnya komunikasi dapat terjadi dalam
berbagai konteks. Dalam berkomunikasi manusia dapat mendatangkan
hal-hal yang positif, seperti: membentuk saling pengertian, memupuk
persahabatan, memelihara kasih sayang, dan lain sebagainya. Namun
bisa juga menimbulkan hal-hal yang negatif.
Menurut Simpson dan Weiner dalam Zamroni mendefinisikan,
komunikasi sebagai penanaman (imparting), penyampaian
(conveying), atau penukaran (exchange) ide-ide, pengetahuan, maupun
informasi baik melalui pembicaraan, tulisan, maupun tanda-tanda.26
Menurut Sihabudin komunikasi diartikan sebagai proses dinamik
transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber dan penerimanya
dengan sengaja menyadari (to code) perilaku mereka untuk
menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran
(channel) guna memperoleh sikap atau perilaku tertentu.27
Dan Roudhonah mengemukakan komunikasi yang dilakukan
hendaknya dengan lambang-lambang atau bahasa yang mempunyai

26
Muhammad Zamroni, Filsafat Komunikasi : Pengantar Ontologis, Epistemologis, Aksiologis,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), cet. 1, h.5
27
Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antarbudaya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), cet.1, h.15
30

kesamaan arti antara orang yang memberi pesan dengan orang yang
menerima pesan.28
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah sebuah proses transfer suatu informasi atau suatu
hal dari komunikator kepada komunikan baik secara sadar ataupun
tidak yang mampu mempengaruhi perilaku seseorang agar
memperoleh sikap atau perilaku tertentu.
Agar tujuan dari komunikasi dapat tercapai maka hendaknya
dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
sehingga tidak terjadi distorsi antara komunikator dan komunikan,
karena menngingat komunikasi terbagi menjadi beberapa macam
diantaranya yaitu komunikasi massa, komunikasi antar budaya,
komunikasi intrapersonal, dan komunikasi interpersonal.
Komunikasi antar-pribadi (interpersonal communication) adalah
interaksi antara seorang individu dengan individu lainnya tempat
lambang-lambang pesan secara efektif digunakan, terutama dalam hal
komunikasi antar manusia menggunakan bahasa.29
Sedangkan menurut Agus komunikasi interpersonal adalah
interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim
dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan
dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.30 Hal yang
serupa disampaikan oleh Joseph dalam Edi bahwa komunikasi
antarpribadi ini sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-

28
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), cet. 1, h. 19
29
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h.141
30
Agus M Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003),
cet.5, h. 85
31

pesan antara dua orang, atau di sekelompok kecil orang, dengan


beberapa effect atau umpan balik seketika.31
Dari beberapa pendapat yang sudah diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
terjadi diantara dua orang atau lebih dengan maksud penyampaian
suatu pesan baik secara verbal ataupun non verbal yang dapat
dipahami sehingga diantara satu sama lain mampu berinteraksi dengan
baik.
b. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan jenis komunikasi yang
frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari.32 Ada
banyak pandangan para ahli terkait ciri-ciri komunikasi interpersonal.
Berikut ini ciri-ciri komunikasi interpersonal menurut pandangan para
ahli.
Menurut Suranto komunikasi interpersonal memiliki ciri-ciri
sebagai: arus pesan dua arah, suasan formal, umpan balik segera,
peserta komunikasi berada pada jarak yang dekat, dan Peserta
komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan
spontan. Berikut uraiannya :
1) Arus pesan dua arah
Komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat
dan spontan. Seorang sumber pesan dapat berubah menjadi
penerima pesan, begitupun sebaliknya. Arus pesan dua arah ini
berlangsung secara berkelanjutan.

31
Edi Harapan, Syarwani Ahmad, Komunikasi Antarpribadi: Perilaku Insani Dalam Organisasi
Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h.4
32
Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), Cet. 1, h. 14
32

2) Suasana nonformal
Komunikasi interpersonal biasanya terjadi dalam suasana
nonformal. Apabila komunikasi itu berlangsung di sebuah instansi,
maka para pelaku komunikasi tidak secara kaku berpegang pada
herarki jabatan dan prosedur birokrasi, namun lebih memilih
pendekatan secara individu yang bersifat pertemanan.
3) Umpan balik segera
Komunikasi interpersonal biasanya terjadi secara tatap muka,
maka dari itu umpan balik dapat diketahui dengan cepat.
4) Peserta komunikasi berada pada jarak yang dekat
Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi
antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam
jarak yang dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun psikologis.
5) Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan
dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal
Peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan, dengan
mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal
secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan
komunikasi.33

Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa


komunikasi interpersonal merupakan suatu proses sosial yang mana
elemen di dalamnya saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam
proses komunikasi interpersonal tentu ada komunikator dan
komunikan yang bisa bertukar peran dengan segera dan umpan
baliknya dapat langsung diketahui baik secara verbal maupun
nonverbal.

33
Ibid., h.14-15
33

c. Tujuan Komunikasi Interpersonal


Setiap proses komunikasi tentu memiliki tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Dalam hal ini Arni Muhammad mengemukakan tujuan
komunikasi interpersonal sebagai berikut:
a. Menemukan diri sendiri
Dimaksud bahwa dengan melakukan komunikasi interpersonal
bersama orang lain, kita belajar banyak sekali tentang diri kita
maupun tentang orang lain. Melalui komunikasi ini kita juga
belajar bagaimana kita menghadapi yang lain.
b. Menemukan dunia luar
Apabila sudah memahami lebih banyak tentang diri sendiri dan
orang lain, dunia objek, kejadian-kejadian orang lain. Banyak
informasi yang diketahui datang dari komunikasi interpersonal.
Waktu yang digunakan dalam komunikasi interpersonal
diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial
dengan orang lain. Hubungan yang demikian membantu
mengurangi kesepian dan depresi, menjadikan sanggup saling
berbagi, kesenangan dan umumnya akan merasa lebih positif
tentang diri sendiri.
c. Berubah sikap dan tingkah laku
Dengan hubungan komunikasi interpersonal dapat mengubah
sikap dan tingkah laku, seperti berpikir dalam cara tertentu dan
percaya bahwa sesuatu benar atau salah.
d. Untuk bermain dan kesenangan
Berbicara dengan teman mengenai aktivitas pada waktu akhir
pekan, berdiskusi, bercerita lucu merupakan pembicaraan untuk
menghabiskan waktu. Kegiatan ini memang tidak berarti tetapi
mempunyai tujuan yang penting.
34

e. Untuk membantu
Interaksi interpersonal berfungsi membantu orang lain. Banyak
ahli-ahli kejiwaan ahli psikologis klinis dan terapi menggunakan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka
untuk mengarahkan kliennya.34

Dari kelima tujuan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan


komunikasi interpersonal adalah untuk meningkatkan hubungan sosial
yang lebih baik dengan lingkungan sekitar.

Menurut Devito yang dikutip oleh Ade Ifroh ada 3 tujuan


komunikasi interpersonal yaitu :

a. Mendapat rangsangan
Manusia membutuhkan stimulasi, bila tidak, manusia akan
mengalami kemunduran dan bisa mati. Kontak antarmanusia
merupakan salah satu cara terbaik unttk mendapatkan stimulasi
ini.
b. Mendapatkan pengetahuan diri
Sebagian besar melalui kontak dengan sesama manusia kita
belajar mengenai diri kita sendiri. Persepsi diri kita sangat
dipengaruhi oleh apa yang kita yakini dan dipikirkan orang
tentang kita.
c. Memaksimalkan kesenangan, meminimalkan penderitaan
Alasan paling umum untuk membina hubungan dan alasan yang
dapat mencakup semua alasan lainnya, yaitu kita berusaha
berhubungan dengan manusia lain untuk memaksimalkan
kesenangan kita dan meminimalkan penderitaan.35
Dari ketiga tujuan tersebut, dapat dilihat bahwa komunikasi
interpersonal diperlukan dalam suatu hubungan demi mencapai
harmonisasi.

34
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 165-167
35
Ade Ifroh Qolbi, Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan Iklim Organisasi di SDN
034 Samarinda, Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman, 2013, h.29
35

2. Kepala sekolah
a. Pengertian kepala sekolah
Penggerak dalam sebuah organisasi sekolah disebut dengan kepala
sekolah. Kepala sekolah merupakan pejabat tinggi dalam lingkup
organisasi sekolah tersebut.
Menurut Nanang Fattah mengatakan bahwa Pemimpin pada
hakikatnya adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku oran lain di dalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan.36
Adapun menurut Wahjosumidjo mengatakan bahwa secara
sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga
fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah
dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.37
Sedangkan menurut Mulyasa kepala sekolah adalah motor
penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan
bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya
direalisasikan.38
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah penulis paparkan di
atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa kepala sekolah adalah
seorang pemimpin yang dapat diibaratkan sebagai mesin penggerak
yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku,
menyelenggarakan proses belajar mengajar dan menentukan kebijakan
bagi seluruh warga sekolah.

36
Nanang Fatah, Landasan Manjemen Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2009), h.88
37
Wahsumidjo,”Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya”, (Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada,2007), h.83
38
E Mulyasa, Manajeman Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h.126
36

b. Peran kepala sekolah


Menjadi seorang kepala sekolah adalah sebuah pengabdian yang
sangar besar terhadapat sebuah sekolah. Karena kepala sekolah
memiliki peranan yang penting dalam sebuah sekolah. Adapun peran
kepala sekolah adalah sebagai edukator, manajer, administrator,
supervisor, leader, inovator, motivator atau disingkat dengan
EMASLIM.
1) Educator (pendidik)
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan
materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang
educator, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis,
berdiskusi, mengikuti informasi, dan responsive terhadap masalah
kekinian yang sangat menunjang peningkatan kualitas ilmu guru.
Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara
demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu
pengetahuan sebagai bekal dalam melaaksanakan tugasnya
sebagai pengajar.
2) Manager
Sebagai seorang manager guru memiliki tugas menysuun
prograam, menyusun organisasi atau personalia sekolah,
menggerakkan stakeholder di sekolah, dan mengoptimalkan
sumber daya sekolah.
3) Administrator
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam
dirinya, dari mulai melamar menjadi guru, kemudian diterima
dengan bukti surat keputusan dengan yayasan, surat instruksi
kepala sekolah dan lain-lain.
4) Supervisor
Sebagai supervisor, seorang guru hendaknnya memiliki
kemampuan menyusun program supervisi (program KBM dan
ekstrakurikuler), kemampuan untuk melaksanakan program yang
telah disusun, dan menggunakan hasil supervisi untuk
meningkatkan guru dan karyawan serta pengembangan sekolah.
5) Leader
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa
menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju
tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai
seorang pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, egaliter, dan
menghindari cara-cara kekerasan.
37

6) Inovator
Guru merupakan orang yang mampu menciptakan suatu
pembaharuan untuk membuat suatu hal yang baik. Guru sebagai
pembaharu karena melalui kegiatan guru penyampaian ilmu dan
teknologi, contoh- contoh yang baik dan lain-lain maka akan
menanamkan jiwa pembaharuan dikalangan murid.
7) Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu
membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik
bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun
kelam masalalunya dan bagaimanapun berat tantangannya.39
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peran
guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih,
penasihat, innovator, model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong
kreativitas, pembangkit pandangan, dan lain sebagainya.

3. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah yang Efektif


Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.40
Kepala sekolah harus memiliki keterampilan memimpin dan ilmu
untuk menyatukan semua pemangku kepentingan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Di samping itu, kepala sekolah harus memahami pentingnya
melibatkan staf dan pihak-pihak terkait dalam menentukan keputusan-
keputusan sekolah.
Seorang pemimpin harus mampu berkomunikasi yang efektif karena
salah satu ciri kepemimpinan ialah kepala sekolah yang mampu
berkomunikasi secara efektif. Komunikasi yang efektif adalah pertukaran

39
Guru Semesta, EMASLIM (peran guru atau kepala sekolah), 2019,
(http://gurusemesta.blogspot.com/2014/04/emaslim-peran-guru-atau-kepala-sekolah.html). Diakses
tanggal 14 april 2019 jam 20.11
40
E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.25
38

informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga


terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima pesan.
Komunikasi efektif juga menghubungkan kepala sekolah dengan para
guru, dan komunikasi yang baik sangat penting dalam mencapai tujuan-
tujuan sekolah.
Menurut Kythereotis & Pashiardis dalam James dkk, agar dapat
berkomunikasi dengan efektif kepala sekolah harus dapat:
a. Mengembangkan sarana untuk guru agar dapat berkomunikasi satu
sama lain
b. Mudah dihubungi oleh guru
c. Harus menjaga arus komunikasi terbuka bagi semua staf sekolah.41

Sedangkan menurut Joseph dalam Miftah dijelaskan bahwa


komunikasi tidak jauh berbeda dengan bentuk perilaku orang-orang,
adakalanya efektif dan adakalanya tidak efektif.42

Lima hal komunikasi interpersonal yang efektif yaitu keterbukaan,


empati, dukungan, kepositifan, dan kesamaan. Berikut uraian terkait lima
hal komunikasi interpersonal yang efektif :

a. Keterbukaan
Keterbukaan dalam berkomunikasi diharapkan masing-masing
orang tidak tertutup dalam menerima informasi dan berkeinginan
untuk menyampaikan informasi dari dirinya bahkan juga informasi
mengenai dirinya kalau dipandang relevan dalam rangka pembicaraan
antarpribadi dengan lawan bicaranya. Seperti menciptakan iklim
keterbukaan dan menerima saran dan krtitik secara positif.

41
James H. Stronge, Holly B. Richard dan Nancy Catano, Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif,
(Jakarta : PT Indeks, 2013), Cet. 1, h. 108
42
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2008), Ed. 1, h. 191
39

b. Empati
Empati dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk merasakan
sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain suatu perasaan bersama
perasaan orang lain yakni, mencoba merasakan dalam cara yang sama
dengan perasaan orang lain. Mendengarkan dan menanggapi keluhan
guru merupakan salah satu bentuk empati dari kepala sekolah.
c. Dukungan
Dukungan dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk memberikan
dorongan, motivasi, atau semangat serta nasehat kepada orang lain
yang sedang di dalam situasi membuat keputusan. Sebagai manusia
pada dasarnya memang membutuhkan dukungan moril dari orang lain.
d. Kepositifan
Positif dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk mempengaruhi
diri sendiri agar bersikap positif sehingga komunikasi yang
disampaikan kepada orang lain juga akan diterima dengan positif.
Bentuk sikap saling percaya, tidak pilih kasih, menghargai orang lain
merupakan bentuk nilai positif yang bisa diterapkan.
e. Kesamaan
Kesamaan dalam berkomunikasi sangat penting karena dapat
membuat komunikasi berjalan dengan efektif antara yang
menyampaikan pesan dengan yang menerima pesan. Karena dalam
berkomunikasi pesan yang disampaikan harus jelas dan harus
dipastikan pesan dapat dimengerti 43

Menurut Arni Muhammad hubungan komunikasi interpersonal akan


terjadi secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi berikut :

43
Ibid, h.191-194
40

a. Bertemu satu sama lain secara personal


b. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi
yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti
c. Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai
atau keberatan
d. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh,
bersikap menerima dan empati satu sama lain
e. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang
mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti
f. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat
perasaan aman terhadap yang lain.44
Berdasarkan kajian teori tentang komunikasi interpersoal kepala
sekolah dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal kepala
sekolah adalah pertukaran suatu informasi, gagasan, ide, dan perasaan
antara kepala sekolah sebagai pemimpin dengan warga sekolah yang
menghasilkan perubahan sikap atau tingkah laku sehingga terjadi
hubungan yang harmonis. Komunikasi interpersonal kepala sekolah yang
efektif mempersyaratkan adanya keterbukaan, empati, kepositifan, dan
kesamaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah
hubungan yang baik antara kepala sekolah dengan guru.

C. Kerangka Berpikir

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi diantara


dua orang atau lebih dengan maksud penyampaian suatu pesan baik secara
verbal ataupun nonverbal yang dapat dipahami sehingga diantara satu sama
lain mampu berinteraksi dengan baik. Dalam dunia pendidikan, kepala
sekolah harus bisa menjalankan komunikasi interpersonal dengan para guru
dan staf secara efektif. Menurut Miftah Thoha dalam buku Perilaku
Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya ada lima hal yang mampu
menjadikan komunikasi interpersonal berjalan secara efektif yaitu
keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, kesamaan. Apabila lima hal
44
Arni Muhammad, op. cit., h. 176
41

tersebut dilakukan oleh kepala sekolah maka akan berdampak pada motivasi
kerja guru.

Motivasi kerja guru berfungsi mendorong guru untuk bertindak,


menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, dan penggerak pada diri
guru dalam mencapai tujuan yang dikehendakinya. Menurut Hamzah dalam
buku Teori Motivasi dan Pengukurannya ada dua dimensi dalam motivasi
kerja guru yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal
meliputi melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan target yang
jelas, pengembangan diri, memiliki perasaan senang dalam bekerja, selalu
berusaha mengungguli orang lain. Sedangkan motivasi eksternal meliputi
keamanan bekerja, bekerja dengan harapan memperoleh insentif, dan bekerja
dengan harapan memperoleh perhatian dari teman dan pimpinan. Jadi melalui
komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru sebagai bentuk
perhatian dari pimpinan maka dapat mempengaruhi motivasi kerja guru.

Dengan demikian dalam riset ini penulis akan meneliti tentang


bagaimana pengaruh komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap
motivasi kerja guru yang diukur melalui indikator komunikasi interpersonal
menurut Miftah Thoha yang dimana terdapat lima hal yang mampu
mengefektifkan komunikasi interpesonal yaitu keterbukaan, empati,
dukungan, kepositifan, dan kesamaan. Dan diukur pula melalui indikator
motivasi kerja guru menurut Hamzah yaitu motivasi internal dan motivasi
eksternal.
42

Komunikasi
Interpersonal
(Miftah Thoha) Motivasi Kerja
Guru
(Hamzah)
Kepala Sekolah

1. Menciptakan iklim
Keterbukaan keterbukaan
2. Menerima saran Motivasi Motivasi
dan kritik secara Internal Eksternal
positif

1. Melaksanakan 1. Keamanan
Empati 1. Mau
tugas dengan bekerja
mendengarkan dan 2. Bekerja
penuh
menanggapi dengan
tanggung
keluhan guru harapan
jawab dan
target yang memperoleh
Dukungan 1. Memberi dukungan jelas insentif
moril 2. Pengembanga 3. Bekerja denan
n diri harapan ingin
3. Memiliki memperoleh
1. Saling percaya perasaan perhatian dari
Kepositifan
2. Tidak pilih kasih senang dalam teman dan
3. Menghargai orang bekerja pimpinan
lain 4. Selalu
berusaha
1. Memberikan pesan mengungguli
yang jelas orang lain
Kesamaan
2. Memastikan pesan
dapat dimengerti

Komunikasi Interpersonal Motivasi Kerja


Kepala Sekolah Guru

Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
43

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinnyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan.45 Untuk hasil kerja guru yang baik dan berkualitas
dipengaruhi oleh Komunikasi Interpersonal yang dipakai oleh seorang kepala
sekolah. Hipotesis dalam penelitian ini menurut penulis berdasarkan hal yang
mempengaruhi tersebut adalah:
Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara komunikasi interpersonal
kepala sekolah dengan motivasi kerja guru yang terdapat di SMP Negeri 2
Tangerang Selatan
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara komunikasi interpersonal
kepala sekolah dengan motivasi kerja guru yang terdapat di SMP Negeri 2
Tangerang Selatan
E. Penelitian Relevan
Penelitian relevan ini menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian relevan,
penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul
penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai
referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut
merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan
penelitian yang dilakukan penulis.

45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), cet.
Ke-3, h.64
44

Tabel 2.2
Penelitian Relevan
No Nama Judul Tahun Universitas Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Tri Wahyuni Pengaruh 2013 Universitas Hasil penelitiannya - Menggunakan Penelitian yang
Efektifitas Hasanuddin mengatakan bahwa metode kuantitatif penulis lakukan
Komunikasi Antar Makasar efektifitas komunikasi - Ada variabel hanya menggunakan
Pribadi dan antar pribadi dan komunikasi antar 2 variabel
Motivasi Kerja motivasi kerja pribadi dan
Karyawan terhadap karyawan memiliki motivasi kerja
Produktivitas Kerja pengaruh yang positif
Karyawan pada PT. terhadap
Telekomunikasi produktivitas kerja
Indonesia, Tbk.
Divisi Regional VII
KTI
2. Harsya Bachtiar Implementasi 2017 Universitas Penelitian tersebut - Ada variabel Penelitian yang
Komunikasi Islam menggunakan metode motivasi kerja penulis lakukan
Interpersonal Negeri kualitatif. Hasil menggunakan
Kepala sekolah Syarif penelitiannya metode kuantitatif,
Hidayatullah
Jakarta
45

No Nama Judul Tahun Universitas Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


dalam Membina mengatakan bahwa dan variabel
Motivasi Kerja komunikasi motivasi kerja pada
Guru di SMK Al- interpersonal kepala penelitian saudara
Hidayah Ciputat sekolah dalam Harsya lebih
membina motivasi menekankan pada
kerja guru sudah pembinaan
berjalan dengan baik. motivasinya
3. Siti Hardiyanti Hubungan 2018 Universitas Hasil penelitiannnya - Menggunakan Variabel y pada
Komunikasi Islam membuktikan bahwa metode kuantitatif penelitian yang
Interpersonal Negeri terdapat hubungan - Ada variabel penulis lakukan
Kepala Sekolah Syarif yang signifikan antara komunikasi berbeda dengan
dengan Kinerja Hidayatullah komunikasi interpersonal penelitian saudari
Guru di SMKN 2 Jakarta interpersonal kepala kepala sekolah Siti Hardiyanti
Tangerang Selatan sekolah dengan
kinerja guru
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SMPN 2 Tangerang Selatan yang berlokasi
di Jl. Cirendeu Raya No.2, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan. Adapun waktu yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian dimulai pada bulan Januari yang tergambarkan
pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi
No. Kegiatan Waktu

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt

1. Studi
Pendahuluan
2. Perbaikan
BAB I, II, III
3. Penyusunan
Instrumen
Penelitian
4. Penyerahan
Izin
Penelitian
5. Penyebaran
Angket
6. Pengolahan
Data
7. Penyusunan
BAB IV dan

46
47

V
8. Sidang
Skripsi
B. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini :
1. Variabel Y yang biasa dikenal dengan istilah variabel terikat
(Dependen Variabel) yaitu Motivasi Kerja Guru.
2. Variabel X yang biasa dikenal dengan istilah variabel bebas
(Independen Variabel) yaitu Komunikasi Interpersonal Kepala
Sekolah.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan dan metode kuantitatif
dalam bentuk penelitian deskriptif dengan teknik korelasional, yakni suatu
penelitian yang menjelaskan tentang hubungan antara variabel X
(Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah) dan variabel Y (Motivasi
Kerja Guru).
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.46 Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah
seluruh guru SMPN 2 Tangerang Selatan Selatan yaitu berjumlah 50
guru.
2. Sampel
Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.47
Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel

46
Ibid, h.215
47
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2011), cet.1, h. 147
48

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)


populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam menggunakan
teknik Probability Sampling, peneliti memilih jenis teknik Simple
Random Sampling dengan menggunakan tabel penentuan jumlah
sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan
Michael.
Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 50 guru dan
tingkat kesalahan yang ditetapkan adalah 5%, maka besarnya sampel
pada penelitian ini adalah 44 guru.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian, penulis
menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Angket
Angket diberikan kepada guru SMPN 2 Tangerang Selatan. Angket
ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai komunikasi
interpersonal kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Data hasil angket
digunakan untuk menggambarkan tingkat motivasi kerja guru dan
komunikasi interpersonal kepala sekolah.
2. Studi Dokumen
Studi dokumen digunakan untuk memperoleh data yang
didokumentasikan oleh pihak sekolah, data yang akan dikumpulkan
melalui teknik dokumentasi meliputi: data sejarah sekolah, profil
sekolah, guru, sarana prasarana, RPP, dan program tahunan/semesteran.
Sehingga data dari hasil dokumentasi tidak digunakan sebagai judgment
hasil penelitian.
3. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yanng harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
49

respondennya sedikit/kecil.48 Teknik wawancara merupakan kegiatan


tanya jawab yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi,
karena dengan teknik wawancara peneliti dapat menyaring informasi
secara langsung dengan pihak pimpinan dan guru mengenai komunikasi
interpersonal kepala sekolah dengan motivasi kerja guru sehingga
informasi yang didapat lebih akurat.
F. Instrument Pengumpulan Data
1. Teknik Angket
a. Variabel Motivasi Kerja Guru (Y)
1) Definisi Konseptual
Motivasi kerja guru adalah dorongan atau semangat yang
ada pada diri seorang guru untuk melakukan pekerjaannya
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru tidak hanya
sebatas rutinitas dan formalitas belaka.
2) Definisi Operasional
Secara operasional motivasi kerja adalah dorongan bagi
seorang guru baik dari segi internal dan eksternal. Motivasi
internal meliputi tanggungjawab dalam melaksanakan tugas,
melaksanakan tugas dengan target yang jelas, kemandirian
dalam bertindak, memiliki perasaan senang dalam bekerja, dan
prestasi yang dicapa. Sedangkan motivasi eksternal guru
meliputi berusaha untuk memenuhi kebutuhan, memperoleh
pengakuan, dan bekerja dengan harapan memperoleh imbalan
yang layak.

48
Sugiyono, Op.Cit., h.137
50

3) Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen
Variabel Motivasi kerja guru

Variabel Dimensi Indikator Item

Motivasi Kerja Guru Motivasi 1. Melaksanakan tugas 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7


(Y) Internal dengan penuh
tanggung jawab dan
target yang jelas
2. Pengembangan diri 8, 9, 10, 11, 12,
13
3. Memiliki perasaaan 14, 15, 16, 17,
senang dalam 18
bekerja 19, 20
4. Selalu berusaha
mengungguli orang
lain
Motivasi 5. Keamanan bekerja 21, 22, 23, 24
Eksternal 6. Bekerja dengan 25, 26, 27
harapan memperoleh
insentif
7. Bekerja dengan 28, 29, 30
harapan ingin
memperoleh
perhatian dari teman
dan pimpinan
Jumlah 30 Butir

4) Skala Motivasi kerja guru


Dalam penelitian ini, skala motivasi kerja guru
memiliki lima alternatif jawaban dan masing-masing
diberi skor sebagai berikut:
51

Tabel 3.3
Skala Motivasi Kerja Guru

Pilihan Jawaban Skor Pernyataan

Sangat Sering (SS) 5

Sering ( SR ) 4

Jarang-jarang (JR) 3

Pernah (P) 2

Tidak Pernah ( TP ) 1

b. Variabel Komunikasi Interpesonal Kepala Sekolah


1) Definisi Konseptual
Komunikasi interpersonal kepala sekolah adalah interaksi
tatap muka antara kepala sekolah dan guru dengan
membawakan pesan verbal maupun non verbal sehingga
masing-masing bisa memahami satu sama lain dan berinteraksi
secara efektif.
2) Definisi Operasional
Secara operasional komunikasi interpersonal kepala
sekolah adalah keterampilan kepala sekolah untuk
menciptakan dan memelihara kondisi kerja yang optimal
melalui komunikasi yang efektif. Diantaranya yaitu:
keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, dan kesamaan.
52

3) Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen
Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Variabel Dimensi Indikator Item

Komunikasi Keterbukaan 1. Menciptakan iklim 1, 2, 3


Interpersonal Kepala keterbukaan

Sekolah (x) 2. Menerima saran 4, 5


dan kritik secara
positif
Empati 3. Mau mendengarkan 6, 7, 8, 9
dan menanggapi
keluhan guru
Dukungan 4. Memberi dukungan 10, 11
moril
Kepositifan 5. Saling percaya 12, 13, 14
6. Tidak pilih kasih 15, 16, 17
18, 19
7. Menghargai orang
20, 21, 22,
lain
23, 24

Kesamaan 8. Memberikan pesan 25, 26


yang jelas
9. Memastikan pesan 27, 28, 29,
dapat dimengerti
30

Jumlah 30 Butir
53

4) Skala Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Tabel 3.5
Skala Komunikasi Interpesonal Kepala Sekolah

Pilihan Jawaban Skor Pernyataan

Sangat Sering ( SS ) 5

Sering ( SR ) 4

Jarang-jarang ( JR ) 3

Pernah (P) 2

Tidak Pernah ( TP ) 1

2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara pada penelitian ini menggunakan teknik
wawancara tidak terstruktur. Adapun narasumber pada wawancara
tersebut adalah Wakil Kepala SMPN 2 Tangerang Selatan. Berikut
kisi-kisi instrumen wawancara.
Tabel 3.6
Instrumen Wawancara
Variabel Indikator

Motivasi Kerja Guru 1. Melaksanakan tugas


dengan penuh
tanggung jawab dan
target yang jelas
2. Pengembangan diri
3. Memiliki perasaaan
senang dalam
bekerja
54

4. Selalu berusaha
mengungguli orang
lain
5. Keamanan
bekerja

6. Bekerja dengan
harapan
memperoleh insentif
7. Bekerja dengan
harapan ingin
memperoleh
perhatian dari teman
dan pimpinan
Komunikasi 8. Menciptakan iklim
Interpersonal Kepala keterbukaan

Sekolah 9. Menerima saran dan


kritik secara positif
10. Mau mendengarkan
dan menanggapi
keluhan guru
11. Memberi dukungan
moril
12. Saling percaya
13. Tidak pilih kasih
14. Menghargai orang
lain
15. Memberikan pesan
yang jelas
16. Memastikan pesan
dapat dimengerti
55

G. Uji Coba Instrumen


1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.49 Dalam menentukan
validitas suatu instrumen digunakan rumus product moment. Instrumen
dikatakan valid apabila r hitung > r table, yang mana r table bias dilihat
ditabel product momet sesuai dengan jumlah respomden pada saat
melakukan uji coba instrumen.

Dengan rumus :

( )( )

√( ( ( ) )

rxy : koefisien korelasi product moment


n : jumlah sampel
X : jumlah skor perbutir
Y : jumlah skor seluruh butir
X2 : jumlah skor kuadrat per butir
Y2 : jumlah skor kuadrat seluruh butir
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah
hasilnya tetap konsisten jika pengukuran diulang. Instrumen kuisioner
yang tidak reliabel maka tidak dapat konsisten untuk penngukuran
sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang
banyak digunakan pada penelitian yaitu menggunakan metode
Cronbach Alpha.50 Rumus alpha Cronbach sebagai berikut :
= * }

49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Renika Cipta,
2010), h. 211
50
Duwi Priyatno, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data dengan SPSS,
(Yogyakarta: Gava Media, 2010), h.30
56

Dimana :
r11 = Nilai Reliabilitas
Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians Total
k = Jumlah Item
Tabel 3.7
Tabel Interprestasi Uji Reliabilitas

Internal Koefisien Tingkat Hubungan


0, 00 – 0, 19 Sangat rendah
0, 20 – 0, 39 Rendah
0, 40 – 0,59 Sedang
0, 60 – 0, 79 Tinggi
0, 80 – 1, 00 Sangat Tinggi

H. Teknik Pengolahan Data


Untuk mengolah data dalam penulisan ini, penulis melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah
berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data
yang telah dimasukan tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan.
Tujuan dilakukan editing untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan
kekurangan data yang terdapat pada catatan di lapangan51
2. Pengkodean adalah kegiatan setelah tahap editing selesai yang
gunanya untuk memberikan identitas pada data yang telah di edit.
3. Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya.
4. Mengolah data menggunakan SPSS 2.3

51
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan
Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet. 1, h.86
57

I. Teknik Analisa Data


Data hasil penelitian akan dideskripsikan menggunakan teknik analisis
deskripstif. Untuk menganalisis data yang telah diperoleh selama
penelitian, ada beberapa teknik analisis data yang akan digunakan, yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data-data yang telah
berhasil terkumpul dari tiap variabel yang diteliti sehingga lebih
mudah dipahami.
Deskripsi data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:
a. Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi
b. Tabel distribusi frekuensi
1) Menentukan rentang atau jarak data dengan rumus:
Rentang Data = Data terbesar – data terkecil
2) Menentukan jumlah kelas interval dengan menggunakan rumus
Sturges: K =1 + 3,3 log n
3) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:

Panjang kelas interval =

c. Histogram
Histogram merupakan grafik batang yang dibuat berdasarkan data
pada distribusi frekuensi.
d. Tingkat kecenderungan variabel
Kecenderungan masing-masing variabel dilakukan dengan
pengkategorian skor yang diperoleh dari nilai mean dan standar
deviasi dengan pengelompokkan pada 3 kategori seperti sebagai
berikut:
58

Tabel 3.8
Tingkat kecenderungan variabel
No. Skor nilai Kategori

1. X < (Mi –Sdi) Rendah

2. (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi) Sedang

3. X > (Mi + Sdi) Tinggi

Keterangan:
Mi = Mean
Sdi = Standar Deviasi
X = Skor yang dicapai
Pengukuran tendensi sentral dan perhitungan penyebaran data
diambil dari skor total butir-butir pada kuesioner variabel
kepemimpinan kharismatik kepala sekolah dan kuesioner variabel
motivsi kerja guru yang dioleh menggunakan SPSS versi 23.

2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
sebuah variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan sebelum pengujian hipotesis.52 Teknik yang akan
digunakan untuk pengujian normalitas data pada penelitian ini
adalah teknik Shapiro-Wilk. Dengan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut:
- Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai Sig. > 0,05. Maka
H0 diterima, artinya sampel data berdistribusi normal.

52
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
Dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h.144
59

- Sebaliknya, jika nilai Sig < 0,05.Maka H0 ditolak, artinya


sampel data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Menurut Riduwan “Uji linieritas regresi dilakukan untuk
melakukan derajat keeratan hubungan, memprediksi besarnya arah
hubungan itu, serta meramalkan besarnya variabel dependen jika
nilai variabel independen diketahui”.53 Dalam uji linearitas dapat
menggunakan bantuan SPSS Ver.23. dengan memperhatikan nilai
signifikansi, jika Sig. Baris deviation of linearity > 0,05 maka H0
diterima, dan sebaliknya jika nilai < 0,05, maka H0 ditolak.
J. Pengujian Hipotesis
1. Uji Regresi Linear Sederhana
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif
dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data
yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Adapun rumus
regresi linear sederhana sebagi berikut :
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y‟ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y‟ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

2. Uji Partial (Uji-t)


Menurut Arikunto dalam Alfina, Untuk menguji koefisien regresi
secara parsial guna mengetahui apakah variabel bebas secara individu
berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji-t.54

53
Riduwan M.B.A, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti pemula,
(Bandung: Alfabeta,2012), cet.8, h.220
54
Alfina Dewi Ratnasari, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Bisnis Online Shop di Kota Samarinda”, e-jurnal Administrasi Bisnis, Vol.5, No. 1, 2017, h.123
60

Untuk menunjukkan apakah masing-masing variabel berpengaruh,


uji ini dapat menggunakan 2 rumus, yaitu:
a. Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
1) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
2) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
b. Membandingkan angka probabilitas signifikansi
1) Apabila Sig. > 0,05, maka H0 diterima
2) Apabila Sig. < 0,05, maka H0 ditolak

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan SPSS Ver. 23.

3. Koefisien Determinasi
Koefisien determminasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-
variabel dependen.55

55
Ibid, h. 123
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah


1. Sejarah Singkat Sekolah
SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan mulai berdiri sejak tanggal
2 Januari 1974 yang semula bernama SMP Persiapan. Seiring dengan
terjadinya pengembangan wilayah dan peralihan pemerintahan, SMP
Persiapan kemudian berubah nama menjadi SMP Negeri Cireundeu
pada tahun 1979 dan pada tahun 1999 berubah menjadi SMP Negeri 1
Ciputat . Pada tahun 2004 berdasarkan Keputusan Direktur PLP Dirjen
Dikdasmen Depdiknas Nomor 1147A/C3/SK/2004 tanggal 5 Juli 2004,
SMP Negeri 1 Ciputat mendapat predikat sebagai Sekolah Standar
Nasional (SSN).
Berdasarkan keputusan Walikota Tangerang Selatan Nomor 10
Tahun 2009, SMP Negeri 1 Ciputat berubah nama menjadi SMP
Negeri 2 Kota Tangerang Selatan dan atas prestasi kerja sekolah pada
tahun 2010 SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan meraih ISO
9001:2008. SMP Negeri 2 Tangerang Selatan memperoleh akreditasi
A pada tahun 2004, dan sudah berstandar nasional. Lokasi sekolah
yang sangat strategis, dan dekat dengan jalan lalu lintas, namun tidak
membuat sekolah menjadi terganggu dalam proses kegiatan belajar
pembelajaran.
Sarana prasarana yang dimiliki SMP Negeri 2 Tangerang Selatan
tergolong lengkap, seperti adanya Laboratorium komputer,
laboratorium IPA, perpustakaan, lapangan olahraga, dan tempat
ibadah. Sehingga sangat mendukung dan memungkinkan setiap siswa
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Visi Misi Sekolah
Setiap lembaga pendidikan memiliki mimpi dan harapan-harapan
akan kemajuan di masa depan yang dikenal dengan istilah visi dan

61
62

misi. Visi misi ini berfungsi untuk mewujudkan cita-cita dan sebagai
dorongan untuk selalu maju dan berkembang. Adapun visi dan misinya
adalah:
a. Visi : Unggul Dalam Prestasi, Santun Dalam Perilaku
b. Misi :
1) Mengembangkan kurikulum berwawasan IPTEK berdasarkan
IMTAQ
2) Menyelenggarakan proses pembelajaran bermutu
3) Mengembangkan potensi peserta didik sesuai bakat dan
minatnya
4) Optimalisasi pelaksanaan manajemen berbasis sekolah
Visi dan misi ini dirumuskan sejak tahun 2014 dan nampaknya
belum seluruh visi misi itu dapat dicapai secara optimal. Namun
demikian, banyak prestasi baik akademik maupun non akademik yang
telah diraih sekolah, yaitu:
a. Juara III Hasta Karya Aksi (Ajang Kreatifitas Siswa ) Tingkat
SMP/MTs 2012
b. Juara I Futsal Tingkat SMP ( SMP Nusantara Plus ) 2012
c. Juara III Basket Putri (Sasmita CUP) 2013
d. Juara II Lomba Bulu Tangkis Putra O2SN SMP Kota Tangerang
Selatan
e. Juara I Futsal SMP 2015 M26 Cup 8Th
f. Terbaik IV Recyie tingkat madya cross SMAN 109 Jakarta
g. Juara II Putra tingkat SMP (Kejuaraan Panjat Tebing)
h. Juara I Sirkuit Bongga TANGSEL
i. Juara I Futsal tingkat SMP se Tangerang Selatan
j. Juara III Marawis Tk. SMP/MTs Porseni Cup
k. Juara I Lomba Karate Putri O2SN SMP
l. Juara III Gerak Langkah dan Formasi (GALAKSI) Purna Paskibra
Indonesia
m. Juara III Futsal SMP “Al-Fath Festival”
n. Juara III Basket Putri SHB Cup
o. Juara Peonering Putra Moonzer Scout Contetition
p. Juara III Futsal Antar SMP (DK Cup)
q. Peringkat I JAmbore PMR Provinsi BANTEN
r. Juara I DK Cup “ SMA Dharma Karya UT”
63

s. Juara II Basket Putri (Tri Guna CUP )


t. Juara II Lomba Baris berbaris tingkat SMP Se Jabodetabek
u. Juara III IG Cup 3 The Power of victory
v. Juara III Turnamen Futsal SMP/MTS MP UIN Jakarta CUP56

Berdasarkan data prestasi yang penulis dapat, SMP Negeri 2


Tangerang Selatan termasuk kategori sekolah yang berprestasi baik
dari segi akademik maupun non akademik.
B. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan
pada bulan Juni 2019 sampai dengan Agustus 2019. Adapun yang menjadi
objek adalah guru SMP Negeri 2 Tangerang Selatan. Variabel dalam
penelitian ini yaitu variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)
dan variabel Y (Motivasi Kerja Guru). Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data berupa kuesioner (angket). Angket uji coba disebarkan
kepada 15 guru SMP Negeri 2 Tangerang Selatan yan terdiri dari 30 butir
soal pada variabel X dan 30 butir soal pada variabel Y. Sedangkan angket
penelitian disebarkan kepada 44 guru SMP Negeri 2 Tangerang Selatan,
yang terdiri dari 28 butir soal padavariabel X dan 21 butir soal pada
variabel Y.
Deskripsi data disajikan untuk memberikan gambaran secara
umum mengenai penyebaran data di lapangan. Data yang disajikan berupa
data mentah yang diolah menggunakan bantuan program SPSS ver.23.
Adapun hasil deskripsi data responden yang diperoleh dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1. Deksripsi Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala
Sekolah) dan Hasil Analisisnya
a. Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)
Pada penelitian ini data komunikasi interpersonal kepala sekolah
diperoleh dari hasil angket yang disebarkan kepada 44 guru. Dari
hasil tersebut, peneliti mengumpulkan dan mengelompokkan data
56
Sekolah Kita, SMP Negeri 2 Tangerang Selatan, 2019,
(http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/a0315a57-31f5-e011-83b2-
b51ab56aff28). Diakses pada tanggal 30 Agustus 2019 jam 14.15
64

mengenai komunikasi interpersonal kepala sekolah. Data dapat


dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Variabel X
(Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)

Responden Komunikasi Responden Komunikasi


Interpersonal Interpersonal
Kepala Kepala
Sekolah Sekolah
Responden 1 125 Responden 23 117
Responden 2 125 Responden 24 123
Responden 3 115 Responden 25 127
Responden 4 111 Responden 26 112
Responden 5 109 Responden 27 119
Responden 6 113 Responden 28 115
Responden 7 130 Responden 29 112
Responden 8 119 Responden 30 124
Responden 9 109 Responden 31 127
Responden 10 120 Responden 32 124
Responden 11 115 Responden 33 119
Responden 12 111 Responden 34 124
Responden 13 114 Responden 35 121
Responden 14 114 Responden 36 120
Responden 15 113 Responden 37 122
Responden 16 128 Responden 38 124
Responden 17 126 Responden 39 116
Responden 18 128 Responden 40 126
Responden 19 124 Responden 41 121
Responden 20 126 Responden 42 124
Responden 21 117 Responden 43 118
Responden 22 118 Responden 44 132
65

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor angket


penelitian komunikasi interpersonal kepala sekolah dari masing-
masing responden.

b. Hasil Analisis Variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala


Sekolah)
1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 132-109
= 23
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 44
= 1 + 3,3 . 1,6
= 1 + 5,28
= 6,28 = 6
3) Panjang Interval (i)
i = jumlah rentang (r) : jumlah kelas (k)
= 23 : 6
= 3,8 = 4
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Kepala Sekolah)
66

Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X


(Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)

Interval

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 109-112 6 13,6 13,6 13,6

113-116 8 18,2 18,2 31,8

117-120 9 20,5 20,5 52,3

121-124 10 22,7 22,7 75,0

125-128 9 20,5 20,5 95,5

129-132 2 4,5 4,5 100,0

Total 44 100,0 100,0

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS ver.23, 2019


Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa yang
mendapat skor 109-112 terdapat 6 orang, skor 113-116 terdapat
8 orang, skor 117-120 terdapat 9 orang, skor 121-124 terdapat
10 orang, 125-128 terdapat 9 orang, dan skor 129-132 terdapat
2 orang.
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat
digambarkan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019


67

Gambar 4.1 Gambar Distribusi Frekuensi Variabel X


(Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)

5) Mean, Median, Modus

Tabel 4.3 Mean, Median, Modus Variabel X (Komunikasi Interpersonal


Kepala Sekolah)

Statistics
Nilai

N Valid 44

Missing 0
Mean 119,93
Median 120,00
Mode 124
Std. Deviation 6,025
Range 23
Minimum 109
Maximum 132
Sum 5277

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari


variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah adalah
119,93 sedangkan nilai tengah 120, nilai yang paling sering
muncul 124, dan standar deviasi 6,025.
Selanjutnya, untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata
komunikasi intepersonal kepala sekolah dapat diperoleh dengan
cara sebagai berikut:
68

a) Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan Standar Deviasi


Ideal (Sdi)
Nilai rata-rata Ideal (Mi) = 119,93
Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 6,025
b) Batasan-batasan kategori kecenderungan
(1) Rendah = X < (Mi – Sdi)
= X < (119,93 – 6,025)
= X < 113,905
(2) Sedang = (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi)
= 113,905 < X < (119,93 + 6,025)
= 113,905 < X < 125,955
(3) Tinggi = X > (Mi + Sdi)
= X > 125,955

Tabel 4.4 Kategori Kecenderungan Data Variabel X

(Komunik
Tingkat Kecenderungan Data
asi Valid Cumulative
Interperso Frequency Percent Percent Percent

nal Kepala Valid Rendah 8 18,2 18,2 18,2

Sedang 27 61,4 61,4 79,5


Sekolah)
Tinggi 9 20,4 20,4 100,0

Total 44 100,0 100,0

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019

Berdasarkan data tingkat kecenderungan di atas


dapat digambakan sebagai berikut :
69

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019


Gambar 4.2 Tingkat Kecenderungan Data Variabel X
(Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa


perolehan skor variabel komunikasi interpersonal kepala
sekolah yang termasuk kedalam kategori rendah sebanyak 8
orang (18,2%), kategori sedang 27 orang (61,4%), dan
kategori tinggi 9 orang (20,4%). Berdasarkan perolehan
skor tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi
interpersonal kepala sekolah berada pada kategori sedang.

2. Deskripsi Data Variabel Y (Motivasi Kerja Guru) dan Hasil


Analisisnya
a. Data Variabel Y (Motivasi Kerja Guru)
Motivasi kerja guru diukur dengan menggunakan angket yang
disebarkan kepada responden sebanyak 44 guru di SMP Negeri 2
Tangerang Selatan. Angket yang telah diisi kemudian diberi skor,
diolah, dan dianalisis. Berikut adalah tabel yang memuat hasil
penelitiann data motivasi kerja guru.
70

Tabel 4.5 Data Variabel Y


(Motivasi Kerja Guru)

Responden Motivasi Responden Motivasi


Kerja Guru Kerja Guru
Responden 1 88 Responden 23 85
B
Responden 2 85 Responden 24 97
e Responden 3 88 Responden 25 94
r Responden 4 85 Responden 26 90
Responden 5 89 Responden 27 92
d
Responden 6 90 Responden 28 87
a Responden 7 91 Responden 29 88
s Responden 8 91 Responden 30 86
a Responden 9 86 Responden 31 90
Responden 10 88 Responden 32 98
r
Responden 11 88 Responden 33 87
k Responden 12 84 Responden 34 88
a Responden 13 87 Responden 35 81
n Responden 14 87 Responden 36 93
Responden 15 89 Responden 37 90
Responden 16 96 Responden 38 90
t Responden 17 98 Responden 39 88
a Responden 18 91 Responden 40 95
Responden 19 91 Responden 41 85
b
Responden 20 89 Responden 42 94
e Responden 21 92 Responden 43 90
l Responden 22 84 Responden 44 93
di atas, dapat dilihat jumlah skor angket penelitian motivasi kerja
guru dari masing-masing responden.

b. Hasil Analisis Variabel Y (Motivasi Kerja Guru)


1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 98 – 81
= 17

2) Jumlah Kelas (k)


71

k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 44
= 1 + 3,3 . 1,6
= 1 + 5,28
= 6,28 = 6
3) Panjang Interval (i)
i = jumlah rentang (r) : jumlah kelas (k)
= 17 : 6
= 2,8 = 3
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Motivasi Kerja Guru)

Tabel 4.6 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y


(Motivasi Kerja Guru)
Interval

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 81-83 1 2,3 2,3 2,3

84-86 8 18,2 18,2 20,5

87-89 14 31,8 31,8 52,3

90-92 12 27,3 27,3 79,5

93-95 5 11,4 11,4 90,9

96-98 4 9,1 9,1 100,0

Total 44 100,0 100,0


Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa
responden yang mendapatkan skor 81-83 terdapat 1 orang,
skor 84-86 terdapat 8 orang, skor 87-89 terdapat 14 orang, skor
90-92 terdapat 12 orang, skor 93-95 terdapat 5 orang, dan skor
96-98 terdapat 4 orang.
Berdasarkan hasil data distribusi frekuensi di atas,
maka dapat digambarkan distribusi frekuensi motivasi kerja
guru dalam bentuk grafik berikut ini:
72

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019


Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Y
(Motivasi Kerja Guru)
4) Mean, Median, Modus
Tabel 4.7 Mean, Median, Modus Variabel Y
(Motivasi Kerja Guru)

Statistics
Nilai

N Valid 44

Missing 0
Mean 89,50
Median 89,00
Mode 88
Std. Deviation 3,861
Range 17
Minimum 81
Maximum 98
Sum 3938

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019


Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari
variabel Motivasi Kerja Guru adalah 89,50 sedangkan nilai
tengah 89, nilai yang paling sering muncul 88, dan standar
deviasi 3,861.
73

Selanjutnya, untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata


motivasi kerja guru dapat diperoleh dengan cara sebagai
berikut:
c) Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan Standar Deviasi
Ideal (Sdi)
Nilai rata-rata Ideal (Mi) = 89,50
Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 3,861
d) Batasan-batasan kategori kecenderungan
(4) Rendah = X < (Mi – Sdi)
= X < (89,50 – 3,861)
= X < 85,639
(5) Sedang = (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi)
= 85,639 < X < (89,50 + 3,861)
= 85,639 < X < 93,361
(6) Tinggi = X > (Mi + Sdi)
= X > 93,361
Tabel 4.8 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y
(Motivasi Kerja Guru)
Tingkat Kecenderungan Data

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rendah 7 15,9 15,9 15,9

Sedang 30 68,2 68,2 84,1

Tinggi 7 15,9 15,9 100,0

Total 44 100,0 100,0


Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
74

Berdasarkan data tingkat kecenderungan di atas


dapat digambakan sebagai berikut :

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019


Gambar 4.4 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y
(Motivasi Kerja Guru)
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa
perolehan skor variabel motivasi kerja guru yang termasuk
kedalam kategori rendah sebanyak 7 orang (15,9%),
kategori sedang 30 orang (68,2%), dan kategori tinggi 7
orang (15,9%). Berdasarkan perolehan skor tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel motivasi kerja guru berada
pada kategori sedang.
C. Hasil Uji Instrumen
1. Hasil Uji Validitas
Berdasarkan data yang telah terkumpul dari responden tingkat
kevalidan suatu instrumen akan diuji menggunakan rumus Pearson
Product Moment. Uji coba instrumen variabel X dan variabel Y
dilakukan pada 15 guru. Taraf signifikan sebesar 0,05 dan derajat
kebebasan (dk = n – 2) atau dk = 15 – 2 = 13 maka didapatkan rtabel
sebesar 0,553. Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan, hasil
nilai validitas sebagai berikut :
75

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel X


(Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)

No Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan


Soal
1 0,664 0,553 Valid
2 0,731 0,553 Valid
3 0,835 0,553 Valid
4 0,834 0,553 Valid
5 0,920 0,553 Valid
6 -0,122 0,553 Tidak Valid
7 0,584 0,553 Valid
8 0,894 0,553 Valid
9 0,850 0,553 Valid
10 0,834 0,553 Valid
11 0,696 0,553 Valid
12 0,445 0,553 Tidak Valid
13 0,741 0,553 Valid
14 0,957 0,553 Valid
15 0,648 0,553 Valid
16 0,853 0,553 Valid
17 0,944 0,553 Valid
18 0,714 0,553 Valid
19 0,953 0,553 Valid
20 0,858 0,553 Valid
21 0,852 0,553 Valid
22 0,812 0,553 Valid
23 0,836 0,553 Valid
24 0,940 0,553 Valid
25 0,635 0,553 Valid
26 0,874 0,553 Valid
27 0,957 0,553 Valid
28 0,950 0,553 Valid
29 0,952 0,553 Valid
30 0,915 0,553 Valid
Sumber : hasil olah data SPSS vers.23, 2019
76

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Y


(Motivasi Kerja Guru)
No Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
Soal
1 0,567 0,553 Valid
2 0,787 0,553 Valid
3 0,435 0,553 Valid
4 0,790 0,553 Valid
5 0,523 0,553 Tidak Valid
6 0,502 0,553 Tidak Valid
7 0,587 0,553 Valid
8 0,877 0,553 Valid
9 0,545 0,553 Tidak Valid
10 0,870 0,553 Valid
11 0,540 0,553 Tidak Valid
12 0,766 0,553 Valid
13 0,570 0,553 Valid
14 0,893 0,553 Valid
15 0,741 0,553 Valid
16 0,640 0,553 Valid
17 0,834 0,553 Valid
18 0,847 0,553 Valid
19 0,796 0,553 Valid
20 0,731 0,553 Valid
21 0,051 0,553 Tidak Valid
22 0,836 0,553 Valid
23 0,696 0,553 Valid
24 0,547 0,553 Tidak Valid
25 0,532 0,553 Tidak Valid
26 0,770 0,553 Valid
27 -0,186 0,553 Tidak Valid
28 0,615 0,553 Valid
29 0,367 0,553 Tidak Valid
30 0,843 0,553 Valid
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019

Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat diketahui untuk variabel X


memiliki 28 butir soal valid dan 2 butir soal yang tidak valid. Dan pada
variabel Y memiliki 21 butir soal yang valid dan 9 butir soal yang
tidakvalid.
77

2. Hasil Uji Reliabilitas


Setelah melakukan uji validitas instrumen, langkah selanjutnya
yaitu melakukan uji reliabilitas yang dipakai untuk mengukur
instrumen dapat diandalkan secara konsisten sebagai alat pengumpul
data.
Berikut merupakan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS
versi 23 pada variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah),
yaitu :
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
(Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,978 30
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS Vers.23, 2019
Berdasarkan kriteria Cronbach’s Alpha > 60% atau Cronbach’s
Alpha > 0,60 dan diperoleh hasil Cronbach’s Alpha 0,978 > 0,60 maka
butir instrumen variabel X dikatakan reliabel dengan tingkat
reliabilitas sangat tinggi.
Berikut merupakan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS
versi 23 pada variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah),
yaitu :
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
(Motivasi Kerja Guru)
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,947 30
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan kriteria Cronbach’s Alpha > 60% atau Cronbach’s
Alpha > 0,60 dan diperoleh hasil Cronbach’s Alpha 0,947 > 0,60 maka
78

butir instrumen variabel Y dikatakan reliabel dengan tingkat


reliabilitas sangat tinggi.

D. Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual
yang dihasilkan dari regresii berdistribusi secara normal atau tidak.
Suatu regresi dikatakan baik ketika memiliki nilai residual yang
berdistribusi normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan
tabel Test of Normality dengan uji Shapiro-Wilk dan normal P-P Plot
of regression Standardized Residual pada SPSS vers.23, yakni sebagai
berikut :
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Komunikasi Interpersonal
,137 44 ,038 ,968 44 ,258
Kepala Sekolah
*
Motivasi Kerja Guru ,108 44 ,200 ,972 44 ,355

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019

Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat disimpulkan, bahwa


data pada variabel X (komunikasi interpersonal sekolah) dan variabel
Y (motivasi kerja guru) memiliki ilai signifikansi Shapiro-Wilk yang
baik yakni masing-masing sebesar 0,258 dan 0,355. Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa data berdistribusi normal karena nilai
signifikansi Shapiro-Wilk lebih dari 0,05.
Kemudian hasil grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual pada SPSS vers.23, sebagai berikut:
79

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019


Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Variabel X
(Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019


Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Y
(Motivasi Kerja Guru)
80

Dari hasil grafik di atas, tergambar jelas bahwa titik-titik yang


menyebar mengikuti garis diagonal. Maka dari itu, dapat ditarik
kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang
linear atau tidak secara signifikansi pada dua variabel. Uji linearitas
dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi (sig) 0,05. Berikut
merupakan hasil dari uji linearitas ISPSS vers.23I, yaitu :
Tabel 4.14
Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Motivasi Kerja Guru Between (Combined) 1,85


396,000 20 19,800 ,077
* Komunikasi Groups 9
Interpersonal Linearity 13,7
146,083 1 146,083 ,001
Kepala Sekolah 14

Deviation from 1,23


249,917 19 13,154 ,312
Linearity 5

Within Groups 245,000 23 10,652

Total 641,000 43

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019

Berdasarkan hasil uji linearitas di atas dapat diketahui bahwa nilai


signifikansi pada Deviation From Linearity sebesar 0,312 > 0,05,
dapat kita ketahui jika nilai signifikansi pada tabel lebih besar dari
0,05 atau (0,05 < sig), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel
terdapat hubungan yang linear, sehinngga asumsi linearitas terpenuhi.
E. Pengujian Hipotesis
1. Regresi Linear Sederhana
Berikut ini adalah hasil uji regresi linear sederhana dengan
menggunakan SPSS vers.23, yaitu :
81

Tabel 4.15
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 52,809 10,434 5,061 ,000

Komunikasi Interpersonal
,306 ,087 ,477 3,521 ,001
Kepala Sekolah

a. Dependent Variable: Motivasi Kerja Guru


Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019

Rumus regresi linear sederhana :


Y’ = a + bX
Berdasarkan hasil output di atas, dapat diketahui bahwa :
Y = 52,809 + 0,306 X
Dimana :
Y = Motivasi Kerja Guru
X = Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
a. a = angka konstan dari unstandardized coefficients. Dari output di
atas nilainya sebesar 52,809. Ini dapat diartikan jika komunikasi
interpersonal kepala sekolah adalah 52,809 maka mutu lulusan
bernilai 52,809.
b. b = angka koefisien regresi. Nilainya sebesar 0,306. Angka ini
mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat
Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X), maka Motivasi
Kerja Guru (Y) akan meningkat sebesar 0,306
Karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka
dengan demikian dapat dikatakan bahwa Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah (X) berpengaruh positif terhadap Motivasi Kerja
Guru (Y). Sehingga persamaan regresinya adalah Y = 52,809 +
0,306 X.
82

2. Uji Parsial (Uji t)


Uji hipotesis atau uji pengaruh berfungsi untuk mengetahui apakah
koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Berdasarkan hasil
output pada Tabel 4.15 diketahui dengan langkah-langkah
pengujiannya sebagai berikut :
a. Membandingkan Thitung dengan Ttabel
1) Penentuan Thitung dengan Ttabel
Nilai Thitung didapatkan dari hasil output pada tabel 4.15
sebesar 3,521
2) Penentuan Ttabel
Ttabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan nilai signifikansi
0,05 : 2 = 0,025. Tabel (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan
(df) n-2 yaitu df = 44 -2 = 42, hasil diperoleh untuk Ttabel
sebesar 2,018
3) Kriteria Pengujian
 Apabila Thitung < Ttabel, maka Ho diterima
 Apabila Thitung > Ttabel, maka Ho ditolak
4) Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa Thitung (3,521) > Ttabel (2,018), maka Ho
ditolak. jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara
komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi
kerja guru.
b. Kriteria Pengujian
1) Nilai signifikansi
Nilai signifikansi didapatkan dan hasil output pada tabel 4.15
sebesar 0,001
2) Kriteria Pengujian
 Apabila sig > α (0,05), maka Ho diterima dan H1 ditolak
 Apabila sig < α (0,05), maka Ho ditolak dan H1 diterima
3) Kesimpulan
83

Dapat diketahui bahwa nilai sig (0,001 < α (0,05), maka Ho


ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh secara signifikan antara komunikasi interpersonal
kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru.
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dipakai untuk memprediksi seberapa besar
kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Di bawah ini merupakan hasil pengujian menggunakan SPSS ver.23,
yaitu :
Tabel 4.16
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,477 ,228 ,210 3,433

a. Predictors: (Constant), Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019

Dari hasil output di atas, diketahui nilai koefisien determinasi (R


Square) sebesar 0,228 (nilai 0,228 adalah pengkuadratan dari koefisien
korelasi atau R, yaitu 0,477 x 0,477 = 0,228). Angka tersebut
mengandung arti bahwa komunikasi interpersonal kepala sekolah
berpengaruh terhadap motivasi kerja guru sebesar 22,8%. Sedangkan
sisanya 100% - 22,8% = 77,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti.

F. Pembahasan Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini membuktikan adanya pengaruh sebesar 22,8%
antara komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja
guru di SMPN 2 Tangerang Selatan. Dengan demikian dari hasil
perhitungan data yang diperoleh dari lapangan, terlihat adanya pengaruh
antara komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja
84

guru di SMPN 2 Tangerang Selatan. Masih ada beberapa faktor lain yang
tidak penulis teliti yang dapat mempengaruhi motivasi kerja guru.
Untuk mengetahui arah hubungan antara variabel X dengan
variabel Y apakah positif atau negatif, maka dilakukan uji regresi linear
sederhana. Dari hasil penelitian, koefisien regresi memperoleh nilai
sebesar 0,306 yang menunujukkan nilai koefisien regresi bernilai positif
(+). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Komunikasi interpersonal
Kepala Sekolah (X) berpengaruh positif terhadap Motivasi kerja Guru (Y).
Sehingga persamaan regresinya adalah Y = Y = 52,809 + 0,306 X
Kemudian dapat dilihat pada pengujian statistik (uji t), hasil nilai
Thitung sebesar 3,521 dan Ttabel sebesar 2,018, dengan signifikansi sebesar
0,001. Dengan kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel dan jika signifikansi <
α (0,05), maka Ho ditolak. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan
antara komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja
guru.
Menurut Miftah Thoha dalam buku Perilaku Organisasi Konsep
Dasar dan Aplikasinya ada lima hal yang mampu menjadikan komunikasi
interpersonal berjalan secara efektif yaitu keterbukaan, empati, dukungan,
kepositifan, kesamaan. Apabila lima hal tersebut dilakukan oleh kepala
sekolah maka akan berdampak pada motivasi kerja guru.
Motivasi kerja guru berfungsi mendorong guru untuk bertindak,
menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, dan penggerak pada
diri guru dalam mencapai tujuan yang dikehendakinya. Menurut Hamzah
dalam buku Teori Motivasi dan Pengukurannya ada dua dimensi dalam
motivasi kerja guru yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal.
Motivasi internal meliputi melaksanakan tugas dengan penuh tanggung
jawab dan target yang jelas, pengembangan diri, memiliki perasaan senang
dalam bekerja, selalu berusaha mengungguli orang lain. Sedangkan
motivasi eksternal meliputi keamanan bekerja, bekerja dengan harapan
memperoleh insentif, dan bekerja dengan harapan memperoleh perhatian
dari teman dan pimpinan. Jadi melalui komunikasi interpersonal kepala
85

sekolah dengan guru sebagai bentuk perhatian dari pimpinan maka dapat
mempengaruhi motivasi kerja guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala SMP Negeri 2


Tangerang Selatan, Pak Anshor mengatakan bahwa memang sedikit
banyaknya ada pengaruh antara komunikasi interpersonal kepala sekolah
dengan motivasi kerja guru. Hal tersebut dapat dilihat dari kedisiplinan
pengumpulan RPP, absen kehadiran, dan lain-lain. Meskipun kepala
sekolah tidak selalu berada disekolah karena ia merangkap dua jabatan,
kecekatannya dalam menanggapi hal-hal yang terjadi disekolah cukup
diacungi jempol oleh para guru.57
Hal yang serupa juga disampaikan oleh salah satu guru SMP
Negeri 2 Tangerang Selatan, Bu Heni merasa bahwa memang komunikasi
pribadi antara kepala sekolah dengan guru meskipun terkadang tidak
secara langsung itu dapat meningkatkan semangat kerjanya. Karena
memang pada hakikatnya guru sebagai bawahan pasti membutuhkan
perhatian atau komunikasi secara pribadi dengan atasannya atau kepala
sekolah.58
Secara umum, hasil penelitian ini serupa denga hasil penelitian Tri
Wahyuni pada tahun 2013 mengenai judul “pengaruh efektifitas
komunikasi antar pribadi terhadap motivasi kerja karyawan pada PT.
Telekomunikasi Indonesi, Tbk. Divisi Regional VII KTI” bahwa terdapat
pengaruh efektiifitas komunikasi antar pribadi terhadap motivasi kerja
karyawan sebesar 64,6%.
Dengan demikian, berdasarkan hasil perhitungan data yang
diperoleh dari lapangan terlihat pengaruh yang signifikan antara
komunikasi interpersonal kepala dengan motivasi kerja guru di SMPN 2
Tangerang Selatan.

57
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, tanggal 26 Agustus 2019, di
Ruang Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Tangerang Selatan
58
Wawancara dengan Ibu Heni, tanggal 9 September 2019, di Ruang Guru
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dilihat dari hasil Thitung sebesar 3,521 dan Ttabel sebesar 2,018, dengan
signifikansi sebesar 0,001. Dengan kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel dan
jika signifikansi < α (0,05), maka Ho ditolak. Sehingga terdapat pengaruh
yang signifikan antara Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dengan
Motivasi Kerja Guru. Dan berdasarkan perhitungan koefisien determinasi
(R2) diperoleh angka sebesar 0,228. Angka tersebut mengandung arti bahwa
komunikasi interpersonal kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi
kerja guru sebesar 22,8%. Sedangkan sisanya 100% - 22,8% = 77,2%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

B. Saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat peneliti
sampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Kepala SMP Negeri 2 Tangerang Selatan
a. Kepala sekolah diharapkan mampu memahami guru, sehingga
dengan mudah dapat memberika arahan dan pelatihan kepada guru
yang memiliki motivasi kerja yang masih rendah.
b. Kepala sekolah diharapkan dalam mengambil keputusan melibatkan
bawahannya dengan mempertimbangkan dampak yang akan terjadi
dari setiap saran.
c. Kepala sekolah diharapkan selalu memberikan aspresiasi kepada
guru yang berprestasi karena guru akan lebih termotivasi ketika
mendapat penghargaan dari seorang pemimpin.
2. Bagi Guru SMP Negeri 2 Tangerang Selatan
a. Guru diharapkan mampu mempertahankan motivasi kerja dan
meningkatkan kapasitas diri untuk terus maju dan berkembang guna
mendidik dan mengajar para siswa.

86
87

b. Guru diharapkan meningkatkan semangat dalam menciptakan


inovasi pembelajaran guna peningkatan kualitas Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM)
c. Guru diharapkan mampu menjadi figur atau contoh serta teladan
yang baik bagi para siswa, dan menjadi sosok guru yang penuh
semangat dalam melakssanakan tugasnya.
3. Bagi Peneliti Lain
a. Peneliti lain diharapkan untuk dapat mengembangkan penelitian
dengan melakukan penelitian pada variabel lain misalnya lingkungan
kerja, profesionalisme guru, kinerja guru dan lain sebagainya yang
dapat dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal kepala sekolah
serta melakukan pada populasi yang lebih luas.
b. Peneliti lain diharapkan menggunakan metode lain dalam meneliti
komunikasi interpersonal, misalnya melalui wawancara secara
mendalam atau dengan observasi, sehingga informasi yang diperoleh
dapat lebih bervariasi dari pada kuesioner yang jawabannya sudah
tersedia.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syarwani. Edi Harapan. Komunikasi Antarpribadi: Perilaku Insani


Dalam Organisasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada). 2014

Alfina Dewi Ratnasari. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan


Usaha Bisnis Online Shop di Kota Samarinda”. e-jurnal Administrasi
Bisnis. Vol.5. No. 1. 2017

Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta:


Renika Cipta). 2010

Aw Suranto. Komunikasi Interpersonal. (Yogyakarta : Graha Ilmu) Cet. 1. 2011

Bangun Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Erlangga). 2012

Catano Nancy dkk. Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif. (Jakarta: PT Indeks).
Cet. 1. 2013.
Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam. Wawasan Tugas
Guru dan Tenaga Kependidikan. (Jakarta: Departemen Agama RI
Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam). 2005.

Fatah Nanang. Landasan Manjemen Pendidikan. (Bandung:PT Remaja


Rosdakarya). 2009.

Guru Semesta, EMASLIM (peran guru atau kepala sekolah).


(http://gurusemesta.blogspot.com/2014/04/emaslim-peran-guru-atau-
kepala-sekolah.html). 2009

Hardjana Agus M. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. (Yogyakarta:


Kanisius) cet.5. 2003.
Kompas.com. Kepsek Malas Berkantor. Inntruksi ke Bawahan Disampaikan Via
Surat.(https://regional.kompas.com/read/2014/05/26/1834384/Kepsek.Mal
as.Berkantor.Instruksi.ke.Bawahan.Disampaikan.via.Surat). 2019

Kompri. Motivasi Pembelajaran: Perspektif Guru dan Siswa. (Bandung: PT


Remaja Rosdakarya). 2015

Muhammad Arni. Komunikasi Organisasi. (Jakarta: Bumi Aksara). 2009

Mulyasa E. Manajeman Berbasis Sekolah. (bandung: PT remaja rosdakarya)

Mulyasa E. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung : PT Remaja

88
89

Rosdakarya). 2005
Mulyasa E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (bandung: PT Remaja
Rosdakarya). 2013
Musfah Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik. (Jakarta: Kencana). 2011.
Noor Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi. Tesis. Disertasi. dan Karya
Ilmiah. (Jakarta: Kencana). cet.1. 2011

Notobroto Hari Basuki dan Mitha Arvira Oktaviani. “Perbandingan Tingkat


Konsistensi Normalitas Distribusi Metode Kolmogorov-Smirnov. Lilefors.
Shapiro-Wilk dan Skewness-Kurtosis”. Jurnal biometrika dan
Kependudukan. Vol.3. No.2. h.134. 2014

Priansa Donni Juni, Suwatno. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. (Bandung: Alfabeta). 2013
Priyatno Duwi Priyatno. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data
dengan SPSS. (Yogyakarta: Gava Media). 2010
Qolbi Ade Ifroh. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan Iklim
Organisasi di SDN 034 Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas
Mulawarman.. 2013

Riduwan M.B.A. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


pemula. (Bandung: Alfabeta). cet.8. 2012

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. (Jakarta: UIN Jakarta Press.). cet. 1. h.19. 2007

Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.


(Jakarta: Rajawali Pers). 2016
Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia. Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. (Bandung: PT Refika Aditama). 2011
Sekolah Kita, SMP Negeri 2 Tangerang Selatan.
(http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/a0315a57-
31f5-e011-83b2-b51ab56aff28). 2019
Sihabudin Ahmad. Komunikasi Antarbudaya. (Jakarta: PT Bumi Aksara) cet.1.
2011

Siregar Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan


Perhitungan Manual dan SPSS. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group)
cet. 1. 2013
90

Soyomukti Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media).


2010
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D. (Bandung:
Alfabeta) cet. Ke-3. 2016
Sulasminten, Rojifah Dinul Maulah. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala
Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMP Swasta se
Kecamatan Tandes Kota Surabaya. Inspirasi Manajemen Pendidikan.
Vol.4. 2016
Suparyadi. Manajemen Sumber Daya Manusia – Menciptakan Keunggulan
Bersaing Berbasis Kompetensi SDM. (Yogyakarta: Andi). 2015
Suprihatiningrum Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja. Kualifikasi. &
Kompetensi Guru. (Yogyakarta: Ar-ruzz Media). 2016

Suraji Imam. Dinamika Profesi Guru: Citra. Harapan. dan Tantangan. Jurnal
Cakrawala Pendidikan. Vol.1. 2008
Suryana AA, Pupuh Fathurrohman. Guru Profesional. (Bandung: PT Refika
Aditama). 2012

Susetyo Budi. Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara


Perhitungan Dengan SPSS dan MS Office Excel. (Bandung: Refika
Aditama). 2010
Thoha Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada). Ed. 1. 2008
Uno Hamzah B. Teori Motivasi & Pengukurannya. (Jakarta). 2013
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen. 2019

Wahsumidjo. ”Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan


Permasalahannya”. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada). 2007

Wibowo. Manajemen Kinerja. (Jakarta: Rajawali Pers) cet.10. 2016


91

Zamroni Muhammad. Filsafat Komunikasi : Pengantar Ontologis. Epistemologis.


Aksiologis. (Yogyakarta: Graha Ilmu). cet. 1. 2010
92

LAMPIRAN-LAMPIRAN
93

Lampiran 1
Kisi-Kisi Intrumen Variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)

Dimensi Indikator Item

Keterbukaan 10. Menciptakan iklim 1, 2, 3


keterbukaan
11. Menerima saran dan 4, 5
kritik secara positif

Empati 12. Mau mendengarkan 6, 7, 8, 9


dan menanggapi
keluhan guru
Dukungan 13. Memberi dukungan 10, 11
moril
Kepositifan 14. Saling percaya 12, 13, 14
15. Tidak pilih kasih 15, 16, 17
18, 19
16. Menghargai orang
20, 21, 22,
lain
23, 24

Kesamaan 17. Memberikan pesan 25, 26


yang jelas
18. Memastikan pesan 27, 28, 29,
dapat dimengerti
30

Jumlah 31 Butir
94

Lampiran 2
Angket Uji Coba Variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)
Nama :
No Resp :
Petunjuk
1. Berilah tanda () pada kolom alternatif jawaban yanng tersedia sesuai
dengan penilaian anda.
2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar/salah.
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.
Keterangan alternatif jawaban:
SS: Sangat Sering JR: Jarang-jarang TP: Tidak Pernah
SR: Sering P : Pernah
No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Kepala sekolah
menginformasikan secara
terbuka terkait rekruitmen
guru
2 Kepala sekolah
memberikan kesempatan
kepada guru untuk
menyatakan gagasan atau
perasaannya dalam setiap
berkomunikasi
3 Kepala sekolah
memberitahu kepada
seluruh guru terkait dana
BOS
4 Kepala sekolah
menunjukkan sikap terbuka
terhadap kritik dan saran
yang diberikan oleh guru
5 Kepala sekolah tidak
bersangka buruk kepada
guru yang memberi saran
95

6 Kepala sekolah tidak


menjadi pendengar yang
baik dalam berkomunikasi

7 Kepala sekolah
memberikan tanggapan
terhadap keluhan guru
8 Kepala sekolah
memberikan solusi yang
bermanfaat bagi guru

9 Kepala sekolah menunjukan


sikap empati kepada guru
yang terkena musibah

10 Kepala sekolah
memberikan izin bagi guru
yang ingin studi lanjut

11 Kepala sekolah
memberikan kesempatan
guru mengikuti workshop
untuk meningkatkan kinerja
guru
12 Kepala sekolah mampu
menjaga rahasia guru
13 Guru merasa nyaman
berkomunikasi dengan
kepala sekolah, karena
mengganggap kepala
sekolah mampu menjaga
rahasia

14 Kepala sekolah terlihat


berhati-hati dalam
berkomunikasi dengan guru
yang tidak dekat dengannya

15 Kepala sekolah tidak


membeda-bedakan guru
dalam berkomunikasi
96

16 Kepala sekolah bersifat


santun terhadap semua guru
tanpa melihat jabatan

17 Kepala sekolah mengayomi


semua guru tanpa
membedakan jenis kelamin

18 Kepala sekolah memberi


teguran tanpa melihat status
guru tersebut merupakan
guru baru atau guru lama
19 Kepala sekolah
memberikan bimbingan
kepada guru yang
membutuhkan

20 Kepala sekolah menghargai


karya guru

21 Kepala sekolah tidak


meremehkan kinerja guru

22 Kepala sekolah mau


mendengarkan
pendapat/gagasan dari guru

23 Kepala sekolah tidak


memotong pembicaraaan
guru yang sedang
memberikan pendapat

24 Kepala sekolah
memberikan
reward/penghargaan bagi
guru berprestasi
25 Kepala sekolah tidak
bertele-tele/basa-basi dalam
berkomunikasi
97

26 Kepala sekolah
menyesuaikan intonasi
komunikasi sesuai dengan
keadaan

27 Kepala sekolah
menyesuaikan bahasa yang
digunakan dengan lawan
bicara/pihak yang diajak
komunikasi

28 Kepala sekolah memastikan


bahwa pesan yang
disampaikan dapat
dimengerti

29 Kepala sekolah memastikan


kembali apakah pesan dapat
dimengerti

30 Kepala sekolah tidak


memilih diksi/bahasa yang
mudah dimengerti dalam
berkomunikasi
98

Lampiran 3
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah)

RSP PERNYATAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2
2 2 2 4 1 3 3 5 2 4 1 4 5 4 2 5 2 2 4 3 4
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
6 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
7 4 4 5 4 4 2 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4
8 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
10 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
12 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4
13 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
JML 61 61 63 58 58 34 61 59 60 58 64 59 57 56 64 58 58 62 57 59

RSP PERNYATAAN
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JML
1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 78
2 2 2 2 2 5 4 3 2 3 2 89
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 121
5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 130
6 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 96
7 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 129
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 117
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 145
10 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 121
11 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 120
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 110
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 148
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 119
JML 59 61 59 57 61 61 58 59 59 56 1757
99

Lampiran 4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Y (Motivasi Kerja Guru)
Dimensi Indikator Item

Motivasi Internal 8. Melaksanakan tugas 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7


dengan penuh
tanggung jawab dan
target yang jelas
9. Pengembangan diri 8, 9, 10, 11, 12,
13
10. Memiliki perasaaan 14, 15, 16, 17,
senang dalam 18
bekerja 19, 20
11. Selalu berusaha
mengungguli orang
lain
Motivasi Eksternal 12. Keamanan bekerja 21, 22, 23, 24
13. Bekerja dengan 25, 26, 27
harapan memperoleh
insentif
14. Bekerja dengan 28, 29, 30
harapan ingin
memperoleh
perhatian dari teman
dan pimpinan
Jumlah 31 Butir
100

Lampiran 5
Angket Uji Coba Variabel Y (Motivasi Kerja Guru)
Nama :
No Resp :
Petunjuk
1. Berilah tanda () pada kolom alternatif jawaban yanng tersedia sesuai
dengan penilaian anda.
2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar/salah.
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.
Keterangan alternatif jawaban:
SS: Sangat Sering JR: Jarang-jarang TP: Tidak Pernah
SR: Sering P : Pernah
No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Saya bertanggung jawab penuh
atas pekerjaan saya

2 Saya menyelesaikan pekerjaan


tanpa bantuan orang lain

3 Setiap pekerjaan yang menjadi


tanggung jawab saya, saya
kerjakan dengan baik

4 Saya melakukan pekerjaan saya


dengan maksimal, meskipun
harus mengorbankan urusan lain

5 Saya mengerjakan tugas tepat


waktu

6 Sebelum melaksanakan suatu


pekerjaan, saya terlebih dahulu
menentukan target
pelaksanaannya

7 Untuk mencapai tujuan yang


telah saya tetapkan, saya berusaha
mengarahkan seluruh
101

kemampuan yang ada

8 Saya memiliki peluang untuk


mengembangkan keterampilan
dan kemampuan saya
9 Saya selalu berusaha
memperbaiki kesalahan
10 Saya juga mengembangkan
potensi diluar lingkungan sekolah
11 Guru yang kualitas kerjanya
mumpuni diberikan kesempatan
untuk mendapat jabatan yang
lebih tinggi
12 Saya selalu diberikan kesempatan
untuk berpartisipasi dalam
menentukan tujuan sekolah
13 Saya merasa bebas
mengembangkan kreatifitas
dalam penyusunan RPP
14 Saya merasa senang ketika
menerima tugas yang lebih
menantang
15 Saya tidak senang apabila
mendapat tugas tambahan dari
kepala sekolah
16 Hubungan kerja antara kepala
sekolah dengan guru sangat baik
sehingga membuat saya lebih giat
untuk bekerja
17 Hubungan kerja antara sesama
guru sangat baik sehingga
membuat saya lebih giat untuk
bekerja
18 Saya tidak dapat menyesuaikan
diri dengan baik di lingkungan
pekerjaan
19 Dalam melakukan tugas yang
bersifat kompetitif, saya berusaha
melebihi teman-teman
20 Saya berusaha bekerja dengan
kreatif untuk meningkatkan
keberhasilan tugas yang diberikan
oleh pimpinan
21 Ketika saya sakit, pihak sekolah
tidak memberikan saya fasilitas
pengobatan gratis
102

22 Tata ruang guru di sekolah ini


cukup rapih sehingga tidak
mengganggu keamanan bekerja
23 Barang yang sudah rusak diruang
TI langsung dipindahkan ke
gudang
24 Sekolah ini sangat menjaga
kebersihan
25 Saya tidak mendapat bonus ketika
membawa peserta didik untuk
bersekolah disini
26 Ketika saya tidak masuk karena
sakit, tidak ada pemotongan gaji
dari pihak sekolah
27 Saya diperbolehkan untuk
mengambil cuti meskipun sudah
bekerja lebih dari satu tahun
28 Penghargaan atas prestasi yang
saya kerjakan mendorong saya
bekerja lebih giat
29 Saya mendapatkan
pengakuan/penghargaan dari
teman kerja saat berhasil
melakukan tugas dengan baik
30 Saya merasa harus terus
meningkatkan kinerja saya ketika
saya mendapat pujian dari kepala
sekolah
103

Lampiran 6
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Variabel Y (Motivasi Kerja Guru)

RSP PERNYATAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 4 3 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
2 4 3 4 2 4 2 4 2 4 2 4 1 4 2 2 4 3 3 2 3
3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5
6 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4
8 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 5 3 4 3 3 3 3 4 4
9 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 2 4 4 4 5 5
10 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
11 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
JML 66 46 63 43 60 45 68 46 64 44 62 50 63 49 57 46 59 44 62 48

RSP PERNYATAAN
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JML
1 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 133
2 5 2 2 3 4 3 5 2 2 2 89
3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 122
4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 126
5 5 4 4 4 5 5 4 4 1 4 130
6 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 117
7 5 4 5 4 4 4 5 3 5 4 132
8 5 3 4 4 4 4 4 3 4 3 109
9 5 4 4 4 5 5 4 2 2 5 125
10 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 124
11 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 130
12 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 115
13 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 121
14 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 146
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120
JML 73 41 59 44 64 47 63 40 54 46 1839
104

Lampiran 7
Instrumen Angket Penelitian
Instrumen Penelitian Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
No. Resp :
Nama :
Petunjuk
1. Berilah tanda () pada kolom alternatif jawaban yanng tersedia sesuai
dengan penilaian anda.
2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar/salah.
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.
Keterangan alternatif jawaban:
SS: Sangat Sering JR: Jarang-jarang TP: Tidak Pernah
SR: Sering P : Pernah
No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Kepala sekolah
menginformasikan secara
terbuka terkait rekruitmen
guru
2 Kepala sekolah
memberikan kesempatan
kepada guru untuk
menyatakan gagasan atau
perasaannya dalam setiap
berkomunikasi
3 Kepala sekolah
memberitahu kepada
seluruh guru terkait dana
BOS
105

4 Kepala sekolah
menunjukkan sikap terbuka
terhadap kritik dan saran
yang diberikan oleh guru
5 Kepala sekolah tidak
bersangka buruk kepada
guru yang memberi saran
6 Kepala sekolah
memberikan tanggapan
terhadap keluhan guru
7 Kepala sekolah
memberikan solusi yang
bermanfaat bagi gu\ru
8 Kepala sekolah menunjukan
sikap empati kepada guru
yang terkena musibah
9 Kepala sekolah
memberikan izin bagi guru
yang ingin studi lanjut
10 Kepala sekolah
memberikan kesempatan
guru mengikuti workshop
untuk meningkatkan kinerja
guru
11 Guru merasa nyaman
berkomunikasi dengan
kepala sekolah, karena
mengganggap kepala
sekolah mampu menjaga
rahasia
106

12 Kepala sekolah terlihat


berhati-hati dalam
berkomunikasi dengan guru
yang tidak dekat dengannya

13 Kepala sekolah tidak


membeda-bedakan guru
dalam berkomunikasi

14 Kepala sekolah bersifat


santun terhadap semua guru
tanpa melihat jabatan

15 Kepala sekolah mengayomi


semua guru tanpa
membedakan jenis kelamin

16 Kepala sekolah memberi


teguran tanpa melihat status
guru tersebut merupakan
guru baru atau guru lama
17 Kepala sekolah
memberikan bimbingan
kepada guru yang
membutuhkan

18 Kepala sekolah menghargai


karya guru
107

19 Kepala sekolah tidak


meremehkan kinerja guru

20 Kepala sekolah mau


mendengarkan
pendapat/gagasan dari guru

21 Kepala sekolah tidak


memotong pembicaraaan
guru yang sedang
memberikan pendapat
22 Kepala sekolah
memberikan
reward/penghargaan bagi
guru berprestasi
23 Kepala sekolah tidak
bertele-tele/basa-basi dalam
berkomunikasi
24 Kepala sekolah
menyesuaikan intonasi
komunikasi sesuai dengan
keadaan
25 Kepala sekolah
menyesuaikan bahasa yang
digunakan dengan lawan
bicara/pihak yang diajak
komunikasi

26 Kepala sekolah memastikan


bahwa pesan yang
108

disampaikan dapat
dimengerti

27 Kepala sekolah memastikan


kembali apakah pesan dapat
dimengerti

28 Kepala sekolah tidak


memilih diksi/bahasa yang
mudah dimengerti dalam
berkomunikasi
109

Instrumen Penelitian Motivasi Kerja Guru


No. Resp :
Nama :
Petunjuk
1. Berilah tanda () pada kolom alternatif jawaban yanng tersedia sesuai
dengan penilaian anda.
2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar/salah.
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.
Keterangan alternatif jawaban:
SS: Sangat Sering JR: Jarang-jarang TP: Tidak Pernah
SR: Sering P : Pernah
No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Saya bertanggung jawab penuh
atas pekerjaan saya
2 Saya menyelesaikan pekerjaan
tanpa bantuan orang lain
3 Setiap pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab saya, saya
kerjakan dengan baik
4 Saya melakukan pekerjaan saya
dengan maksimal, meskipun
harus mengorbankan urusan lain
5 Untuk mencapai tujuan yang
telah saya tetapkan, saya berusaha
mengarahkan seluruh
kemampuan yang ada
6 Saya memiliki peluang untuk
mengembangkan keterampilan
dan kemampuan saya
110

7 Saya juga mengembangkan


potensi diluar lingkungan sekolah
8 Saya selalu diberikan kesempatan
untuk berpartisipasi dalam
menentukan tujuan sekolah
9 Saya merasa bebas
mengembangkan kreatifitas
dalam penyusunan RPP
10 Saya merasa senang ketika
menerima tugas yang lebih
menantang
11 Saya tidak senang apabila
mendapat tugas tambahan dari
kepala sekolah
12 Hubungan kerja antara kepala
sekolah dengan guru sangat baik
sehingga membuat saya lebih giat
untuk bekerja
13 Hubungan kerja antara sesama
guru sangat baik sehingga
membuat saya lebih giat untuk
bekerja
14 Saya tidak dapat menyesuaikan
diri dengan baik di lingkungan
pekerjaan
15 Dalam melakukan tugas yang
bersifat kompetitif, saya berusaha
melebihi teman-teman
16 Saya berusaha bekerja dengan
kreatif untuk meningkatkan
111

keberhasilan tugas yang diberikan


oleh pimpinan
17 Tata ruang guru di sekolah ini
cukup rapih sehingga tidak
mengganggu keamanan bekerja
18 Barang yang sudah rusak diruang
TI langsung dipindahkan ke
gudang
19 Ketika saya tidak masuk karena
sakit, tidak ada pemotongan gaji
dari pihak sekolah
20 Penghargaan atas prestasi yang
saya kerjakan mendorong saya
bekerja lebih giat
21 Saya merasa harus terus
meningkatkan kinerja saya ketika
saya mendapat pujian dari kepala
sekolah
112

Lampiran 8
Rekapitulasi Hasil Angket Penelitian Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah)

RSP PERNYATAAN
1 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4
2 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 5
3 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4
4 4 5 4 4 3 4 2 4 3 4 5 5 4 4 4 5
5 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 4
6 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4
7 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5
8 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 5
9 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4
10 4 4 5 4 5 3 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4
11 4 5 4 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4
12 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4
13 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4
14 4 4 3 4 5 3 5 4 4 3 4 5 4 3 4 4
15 4 4 5 4 4 3 4 2 4 5 4 4 4 5 4 4
16 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5
17 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5
18 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4
19 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5
20 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5
21 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5
22 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4
23 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 3 5
24 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4
25 5 5 5 4 5 4 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5
26 4 5 4 5 4 3 3 5 3 4 4 4 4 5 4 4
27 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 3 4 3 3
28 4 4 3 5 5 3 4 2 4 4 5 4 4 5 3 5
29 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5
31 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4
32 5 5 4 5 4 5 3 5 4 3 5 4 4 5 4 5
33 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4
34 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4
35 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4
36 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 5
37 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5
113

38 4 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 5 3 5 4 5
39 5 5 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4
40 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4
41 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5
42 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4
43 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4
44 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4
JML 194 180 188 173 192 165 189 168 186 174 188 170 182 177 182 175

RSP PERNYATAAN JML


1 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 125
2 5 5 3 5 4 4 5 5 4 3 5 4 125
3 4 5 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 115
4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 2 4 111
5 4 5 4 3 4 5 4 3 4 3 4 3 109
6 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 113
7 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 130
8 4 4 3 4 5 4 5 5 4 3 3 4 119
9 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 109
10 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 120
11 5 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 115
12 5 4 4 5 2 5 3 4 3 3 3 3 111
13 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 114
14 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 114
15 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 113
16 5 4 5 5 4 3 5 5 4 5 4 5 128
17 4 5 4 5 5 5 5 3 4 4 5 5 126
18 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 128
19 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 124
20 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 126
21 4 4 5 5 3 4 4 3 4 3 3 4 117
22 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 118
23 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 5 117
24 4 4 3 5 5 5 5 4 4 3 4 5 123
25 4 5 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 127
26 4 5 4 5 4 4 3 3 4 3 4 4 112
27 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 119
28 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 115
29 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 112
30 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 124
31 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 127
114

32 5 4 5 5 4 5 5 4 3 4 5 5 124
33 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 119
34 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 124
35 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 121
36 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 120
37 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 5 122
38 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 124
39 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 116
40 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 126
41 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 121
42 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 124
43 5 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 118
44 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 132
JML 189 173 184 172 182 176 191 168 183 171 186 173 5277
115

Lampiran 9
Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Y (Motivasi Kerja Guru)

RSP PERNYATAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5
2 4 4 3 4 2 3 5 4 4 4 3 4 5 5 3
3 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 3 4 4
4 5 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 5 5
5 4 4 5 5 4 5 5 3 5 4 5 4 3 4 4
6 4 5 4 3 5 3 5 4 5 4 5 4 4 5 3
7 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4
8 5 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 3 4 5 4
9 4 3 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 3 5
10 4 4 3 3 5 5 3 5 4 4 4 5 4 5 5
11 5 4 3 3 4 4 4 5 5 5 3 3 4 5 4
12 3 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4
13 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
14 4 4 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 3
15 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4
16 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 3
17 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4
18 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4
19 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5
20 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
21 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 3 3 4
22 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3
23 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3
24 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4
25 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5
26 5 4 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 3 5 3
27 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 3 4 5 4 5
28 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4
29 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4
30 4 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 3
31 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4
32 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4
33 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4
34 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3
35 5 3 5 4 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4
36 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5
37 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
116

38 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4
39 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
40 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4
41 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5
42 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4
43 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4
44 3 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4
JML 189 188 179 183 181 186 192 192 190 193 184 190 179 195 177

RSP PERNYATAAN
16 17 18 19 20 21 JML
1 3 4 4 5 4 5 88
2 5 4 5 4 5 5 85
3 5 3 4 5 5 4 88
4 5 4 3 5 4 4 85
5 4 5 4 5 4 3 89
6 4 5 4 4 5 5 90
7 5 4 5 4 4 4 91
8 5 4 5 5 4 5 91
9 4 3 4 5 4 5 86
10 4 4 4 5 4 4 88
11 5 4 5 4 5 4 88
12 5 5 4 4 3 4 84
13 4 4 4 4 4 4 87
14 4 4 5 4 5 4 87
15 5 4 4 4 5 3 89
16 4 5 4 5 5 5 96
17 5 4 5 5 4 4 98
18 4 5 4 5 5 5 91
19 4 5 4 4 4 4 91
20 5 4 4 4 5 4 89
21 4 5 4 5 4 5 92
22 5 4 4 4 4 5 84
23 4 4 3 4 4 4 85
24 5 5 5 5 5 4 97
25 5 3 5 4 4 4 94
26 4 4 4 5 5 4 90
27 4 5 5 4 5 3 92
28 4 4 5 4 4 5 87
29 5 4 4 4 5 4 88
30 4 5 4 5 4 4 86
117

31 5 5 4 4 4 5 90
32 5 4 4 5 4 5 98
33 3 4 4 5 5 4 87
34 4 4 5 4 4 2 88
35 2 4 4 4 4 4 81
36 5 5 5 4 4 4 93
37 4 5 5 4 4 3 90
38 4 5 4 4 4 4 90
39 4 4 4 5 5 4 88
40 4 5 4 5 5 4 95
41 4 4 4 5 4 4 85
42 5 4 4 5 4 5 94
43 4 5 3 5 4 5 90
44 4 5 4 5 5 4 93
JML 190 190 186 198 192 184 3938
118

Lampiran 10
Instrumen Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
1. Bagaimana bentuk tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugasnya?
Jawab: bentuk tanggung jawab dari para guru yang saya lihat dari segi
kedisplinan datang ke sekolah. Jarang sekali saya menemukan guru yang
datang terlambat. Sekalipun terlambat, pasti deh mereka memberi
informasi ke saya atau guru lain. Selain itu juga bisa dilihat pas
pengumpulan tugas, kayak RPP. Biasanya ya memang guru PNS lebih
cepat dibanding guru honorer saat proses pengumpulan RPP.
2. Apakah ada sanksi atau teguran bagi guru yang tidak mengerjakan tugas
tepat waktu?
Jawab: kalau untuk sanksi berupa denda tidak ada. Tapi kalau berupa
teguran, tentu ada.
3. Apakah ada kriteria khusus bagi guru untuk mendapat jabatan yang lebih
tinggi?
Jawab: ada. Paham komputer, mampu berkomunikasi dengan baik, dan
kompeten pada bidangnya.
4. Kapan RPP dikumpulkan oleh para guru?
Jawab: setiap tahun ajaran baru. Untuk sistemnya pengumuman terlebih
dahulu oleh para pengawas, lalu hmm setelah diumumkan para guru
diberikan waktu untuk mengerjakan, lalu kemudian dikumpulkan untuk
dilegalkan atau disahkan oleh kepala sekolah. Seperti itu sih kira-kira.
5. Apakah kepala sekolah ikut serta dalam penyusunan RPP?
Jawab: kepala sekolah ikut serta dalam hal pengesahan/pelegalan RPP saja
6. Bagaimana hubungan kerja antara kepala sekolah dengan guru?
Jawab: cukup baik. Walaupun bapak Maryono tidak selalu ada di sini,
tetapi komunikasi by phone cukup lancar.
7. Bagaimana hubungan kerja antar sesama guru?
Jawab: sangat baik. Karena disekolah ini sangat ditekankan untuk
kerjasama team.
8. Apakah ada asuransi yang diberikan oleh pihak sekolah untuk para guru?
Jawab: kalau dari sekolah tidak ada. Tapi untuk guru PNS kan sudah
mendapat asuransi kesehatan dari dinas kayak semacam bpjs gitu kalau
saya tidak salah.
9. Apakah ada pemotongan gaji ketika guru tidak bisa hadir di sekolah?
Jawab: tidak ada. Karena setiap guru yang tidak hadir selalu memberikan
kabar kenapa ia tidak bisa masuk sekolah mungkin ia sakit atau ada
keperluan lain.
10. Apa bentuk penghargaan yang diberikan sekolah kepada guru yang
berprestasi?
119

Jawab: penghargaannya hanya berupa pujian saja. Tidak ada penghargaan


berupa barang ataupun hal lainnya.
11. Bagaimana sistem penginformasian rekruitment guru?
Jawab: karena ini sekolah negeri, jadi terkait rekruitment guru kami akan
koordinasi dengan dinas. Kecuali memang kami urgent butuh guru, lalu
ada yang melamar.
12. Apakah setiap guru mengetahui dan memahami terkait dana BOS?
Jawab: saya kira semua guru sudah cukup paham, karena terkait dana BOS
pasti kami sampaikan ketika rapat
13. Kapan kepala sekolah mendengarkan keluh kesah guru? Apakah ada
waktu khusus?
Jawab: untuk waktu khusus sih memang tidak ada. Tapi kalau kita mau
dan kepala sekolah sedang ada waktu luang, ya saya kira kepala sekolah
akan siap sedia mendengarkan keluh kesah guru.
14. Kapan seorang guru boleh melanjutkan studi lanjut? Apakah ada syarat-
syarat tertentu dari sekolah?
Jawab: yang terpenting sudah mendapat izin dari dinas sih. Karena kalau
dinas sudah memberikan izin, itu tandanya dinas sudah koordinasi dan
mempertimbangkan dengan kepala sekolah.
120

Lampiran 11
Instrumen Wawancara Guru (Ibu Heni)

1. Bagaimana bentuk tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugasnya?


Jawab: kalau bentuk tanggung jawab guru bisa ya mungkin bisa dilihat
dari segi kehadiran, hmm lalu juga pengumpulan tugas sih seperti rpp dan
lain-lain.
2. Apakah ada sanksi atau teguran bagi guru yang tidak mengerjakan tugas
tepat waktu?
Jawab: tidak ada sih kalau sanksi yang berupa uang atau harus membeli
apa gitu tidak ada. Tapi kalau teguran ada, jarang sih tapi.
3. Apakah ada kriteria khusus bagi guru untuk mendapat jabatan yang lebih
tinggi?
Jawab: setau saya ada, Cuma saya kurang hafal apa aja kriterianya.
4. Kapan RPP dikumpulkan oleh para guru?
Jawab: setiap tahun ajaran baru biasanya. Jadi guru-guru diumumkan
untuk membuat rpp, hmm lalu diberi waktu untuk membuatnya, lalu
dikumpulkan.
5. Apakah kepala sekolah ikut serta dalam penyusunan RPP?
Jawab: kalau dalam penyusunan tidak sih, paling ketika rpp sudah jadi dan
dikolektifkan untuk disahkan kepala sekolah
6. Bagaimana hubungan kerja antara kepala sekolah dengan guru?
Jawab: baik ko baik. Walaupun raga nya jarang ada disini, tapi komunikasi
kami cukup baik dengan beliau.
7. Bagaimana hubungan kerja antar sesama guru?
Jawab: sejauh ini saya kira sih cukup baik dan tidak ada masalah apa-apa.
8. Apakah ada asuransi yang diberikan oleh pihak sekolah untuk para guru?
Jawab: tidak ada kalau dari sekolah.
9. Apakah ada pemotongan gaji ketika guru tidak bisa hadir di sekolah?
Jawab: alhamdulillah tidak ada.
10. Apa bentuk penghargaan yang diberikan sekolah kepada guru yang
berprestasi?
Jawab: kalau penghargaan barang sih memang tidak ada ya, paling
apresiasi seperti pujian.
11. Bagaimana sistem penginformasian rekruitment guru?
Jawab: diserahkan ke dinas biasanya mba, karena kan memang ini negeri,
jadi urusannya dinas.
12. Apakah setiap guru mengetahui dan memahami terkait dana BOS?
Jawab: kalau semua guru saya kira tidak, kalau sekedar tahu mungkin iya,
tapi kalau paham secara mendalam kayanya tidak mba. Walaupun
terkadang suka diinformasikan saat rapat terkait dana BOS.
121

13. Kapan kepala sekolah mendengarkan keluh kesah guru? Apakah ada
waktu khusus?
Jawab: untuk waktu khusus tidak ada, tapi kalau kita hubungi pak
maryono beliau siap sedia untuk mendengarkan keluh kesah kami.
14. Kapan seorang guru boleh melanjutkan studi lanjut? Apakah ada syarat-
syarat tertentu dari sekolah?
Jawab: boleh-boleh saja mba asal dapat izin dari dinas, itu yang terpenting
sih. Karena ini sekolah negeri mba. Jadi apa-apa harus ke dinas.
Lampiran 12
Daftar Nama Guru SMP Negeri 2 Tangerang Selatan

No Nama Guru Jenjang Bid. Studi


Pendidikan
1 Ahmad S1 Ekonomi Penjaskes
2 Andos Kostaman S1 B. Inggris B.Ingris
3 Ansor Gozali S1 B. Indonesia B.Indonesia
4 Cici Rukaesih S1 Sejarah IPS
5 Diah Utami S2 Psikologi
6 Dian Pratidina C
7 Enok Yanti Suprapto S1 Tata Boga PKK
8 Etti Kurnaeti
9 Hj. Euis Kurniawati, Matematika
S1 Matematika
S.Pd
10 Fina Fuspita, S. Pd S1 B.Inggris B.Inggris
11 Henny, S. Pd S1 Pend.Bahasa B.Indonesia
12 Hery Warsito D3 IPA IPA
13 Hidayat, S.T S1 Tehnik Elektro
14 Isdarman S1 IPS IPS
15 Dra. Iswinanti S1 Tata Boga PKK
16 Junaidi Abyan
17 Kartini Eling S, S. Pd S1 Matematika Matematika
18 Kusnaedi, S. Ag S1 KPI
19 Lily Nurlinah, S. E S1 Ekonomi IPS
20 Liya Alpri Liani S1 Matematika Matematika
21 Mahdalena, S. Pd S1 PPKN PPKN
22 S2 Manajemen B.Indonesia
Maman Hilman
SDM
23 Marfuah S1 B. Inggris B.Inggris
24 Maryono S2 Manajemen
25 Mukhlis Suhardiknas S1 Pend. Biologi IPA
26 Mustofa S1 PAI PAI
27 Nasroh S1 PPKN PPKN
28 Nur Widiyanti S1 Pend. Sejarah BK
29 Rasyid Ridha S1 Psikologi IPS
30 Rohanah S1 Pend. IPS IPS
31 Sayuti Wijaya D3
32 S1 Bid. B.Indonesia
Siti Alawiyah
Pendidikan
33 Sri Hastuti S1 Sejarah IPS
34 Sri Musliah S1 Matematika Matematika
35 Sugiarti S1 IPA IPA
36 Sugiyanti S1 Pend. Matematika

122
123

Matematika dan
IPA
37 Suharni S1 IPA IPA
38 Sukardi S1 Penjaskes Penjaskes
39 Sumiyati S1 Pend. Biologi IPA
40 Suwarno
41 Syarifah S1 B. Inggris B.Inggris
42 Tedik Suryanto S1 Sastra Inggris B.Inggris
43 Titik Munawati S1 B. Indonesia B.indonesia
44 Tri Endang Lestari S1 Manajemen B.Inggris
45 S1 Psikologi BK
Tuti Sutiarsih
Pendidikan
46 Winarni S1 PPKn PPKn
47 Yenni Krisna S1 Kesenian Seni
48 Yoeliani S1 B.Inggris B.Inggris
49 Yustina Ratnasih S1 Pendidikan B.Indonesia
Widyastuti bahasa dan Seni
Tenaga
50 Agus Tri Laksono Honor
Sekolah
124

Lampiran 13
Tabel Penentuan Sampel Isaac dan Michael
125

Lampiran 14
Tabel Product Moment
126

Lampiran 15
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
127

Lampiran 16
Surat Permohonan Izin Penelitian
128

Lampiran 17
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
129

Lampiran 18
Tabel Uji Referensi
130
131
132
133
134
135

Lampiran 19
Biodata Penulis

Reza Rizkia Septiani, lahir di Bogor,


26 September 1998. Putri pertama dari
Bapak Martoni dan Ibu Ida Farida
merupakan mahasiswa Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Alamat email penulis yaitu
rezarizkia6@gmail.com.

Penulis menempuh pendidikan di MI


Sa‟adatuddarain Limo Depok, MTs
Hidayatul Umam Cinere, SMK Al
Hidayah Lestari Jakarta, dan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2019
lulus dengan menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Organisasi yang
pernah penulis ikuti selama perkuliahan yaitu menjabat sebagai Anggota
Kewirausahaan Ikatan Mahasiswa Manajemen Pendidikan/Administrasi
Pendidikan/Manajemen Pendidikan Islam Seluruh Indonesia Wilayah 2 Jakarta
Bogor Banten (IMMAPSI JABOBA), Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan
Manejemen Pendidikan (HMJ MP) periode 2017, Anggota Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat.

Anda mungkin juga menyukai