Anda di halaman 1dari 90

TESIS

PENGARUH SIKAP PROFESIONAL DAN PERSEPSI GURU TENTANG


KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI TERHADAP KINERJA
GURU MATEMATIKA SMA NEGERI
DI KABUPATEN LUWU UTARA

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan
pada Universitas Cokroaminoto Palopo

SAFRUDDIN
1701513009

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
AGUSTUS 2019
ii
ABSTRAK

SAFRUDDIN. 2019, Pengaruh Sikap Profesional dan Persepsi Guru Tentang


Kegiatan Pengembangan Diri terhadap Kinerja Guru Matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara (Dibimbing oleh Suaedi dan Muh. Ilyas)

Penelitian ini merupakan jenisn penelitian ex-post fakto yang bertujuan


untuk mengetahui (1) gambaran sikap profesional guru matematika, (2) gambaran
persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri guru matematika, (3)
mengetahui gambaran hasil penilaian kinerja guru matematika yang dilakukan
oleh masing-masing kepala sekolah, (4) hubungan sikap profesional dan persepsi
guru tentang kegiatan pengembangan diri guru matematika, (5) mengetahui
pengaruh sikap profesional terhadap kinerja guru matematika dan (6) mengetahui
pengaruh sikap profesional dan persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri
terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri di SMA Negeri di Kabupaten Luwu
Utara. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara pada
bulan Februari 2019 sampai dengan Maret 2019 dengan obyek penelitian adalah
guru-guru matematika yang PNS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
yang menunjukkan hubungan yang bersifat sebab akibat. Populasi penelitian ini
sebanyak 30 orang dan sampel sebanyak 30 orang sebagai responden, yang dikenal
dengan sampel populasi.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dengan menggunakan presentase dan
untuk analisis statistik inferensial menggunakan uji normalitas data, uji linearitas
dan serta analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengaruh sikap profesional dan persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri
secara simultan berada dalam kategori sedang sebesar 40 %, sedangkan penilaian
kinerja guru oleh kepala sekolah berada dalam kategori sedang. Pengaruh sikap
profesional dan persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri berpengaruh
secara parsial terhadap kinerja guru. Sikap profesional dan persepsi guru tentang
kegiatan pengembangan diri berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja
guru.

Kata Kunci: Persepsi Guru, Sikap Profesoinal, Kegiatan Pengembangan Diri,


Kinerja

iii
ABSTRACT

Safruddin. 2019. Effect of Professional Attitudes and Teachers' Perceptions on


Self-Development toward Senior High School Mathematics Teacher Performance
in North Luwu District (Supervised by Suaedi and Muhammad Ilyas).

This research is an ex-post facto research that aims to find out (1) a
description of the professional attitude of mathematics teachers, (2) a description of
teachers' perceptions on the self-development activities of mathematics teachers,
(3) know the description of the results of evaluation of mathematics teacher
performance conducted by each principal, (4) the relationship of professional
attitudes and teachers 'perceptions on the self-development activities of
mathematics teachers, (5) determine the influence of professional attitudes on the
performance of mathematics teachers and (6) know the influence of professional
attitudes and teachers' perceptions on self-development activities on the
performance of senior high school mathematics teachers in North Luwu Regency.
This research was conducted at the senior high school in North Luwu Regency from
February 2019 to March 2019 with the object of research being mathematics
teachers who were civil servants. This research is a quantitative study that shows a
causal relationship. The population of this study was 30 people and a sample of 30
people as respondents, known as the population sample. Data collection techniques
used in this study was observation, questionnaires and documentation. The data
analysis technique used is descriptive statistical analysis using percentages and for
inferential statistical analysis using data normality tests, linearity tests and multiple
linear regression analysis. The results showed that the influence of professional
attitudes and teachers' perceptions on self-development activities simultaneously
were in the medium category at 40%, while the evaluation of the teacher's
performance by the principal was in the medium category. The influence of
professional attitudes and teacher perceptions on self-development activities
partially influences teacher performance. Professional attitudes and teacher
perceptions on self-development activities have a positive effect on improving
teachers’ performance.

Keywords: Teacher's Perception, Professional Attitudes, Personal Development


Activities, Performance

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT karena atas


limpahan rahmat dan hidayahNya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan tetapi tanpa berbuat dan berdoa untuk kemudahan maka rencana
tidak akan pernah terwujud.Tantangan dan hambatan dalam menyusun tesis ini
sangat banyak tetapi yang terbesar adalah melawan "penyakit" dari dalam diri
sendiri.
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Sikap Profesional dan Persepsi Guru
tentang Kegiatan Pengembangan Diri terhadap Kinerja Guru Matematika SMA
Negeri di Kabupaten Luwu Utara”.
Dengan selesainya tesis ini, maka penulis tak lupa menghaturkan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S, sebagai Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo atas kebijakan dan arahannya dalam penyelesaian Studi
Program Magister pada Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Cokroaminoto Palopo.
2. Ibu Dr. Ma’rufi, M.Pd, sebagai Wakil rektor bidang akademik yang
membimbing penulis melalui Program Magister pada Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo.
3. Dr. Rusdiana, M.Hum., MA, sebagai Dekan Fakultas Pendidikan dan
Keguruan Universitas Cokroaminoto Palopo melalui Program Magister pada
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Cokroaminoto
Palopo.
4. Ibu Salwah, S.Pd., M.Pd, sebagai Ketua Program Studi Magister Pendidikan
Matematika Universitas Cokroamninoto Palopo atas loyalitas beliau dalam
membina dan mengembangkan Program Studi.
5. Bapak Dr. Suaedi, S.Pd., M.Pd, sebagai Pembimbing I yang telah memberi
perhatian, bantuan dan dorongan serta mengarahkan penulis sehingga dapat
menyelesaikan tesis ini.

v
6. Bapak Dr. Muhammad Ilyas, M.Pd, sebagai Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing, membantu dan mengarahkan penulis
sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
7. Segenap kerabat dan keluarga besar Mahasiswa Pprogram Studi Magister
Pendidikan Matematika Universitas Cokroaminoto Palopo angkatan 2017 yang
telah banyak berbagi ilmu dan pengalaman selama penyusunan tesis ini.
8. Segenap keluarga besar SMA Negeri 14 Luwu Utara yang tidak bosan-
bosannya memberikan dorongan moril sehingga dapat sampai pada
penyusunan tesis ini.
9. Kepada istriku Hj. Hasmi Attas, kedua anakku Muhammad Fikri Nabil dan
Farhani Kanaria Putri, mereka adalah pemberi semangat dan harapan masa
depanku.
Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga dapat selesai sesuai dengan target waktu yang direncanakan. Semoga
bantuan yang telah diberikan mendapat ganjaran pahala disisiNya. Amin.
Palopo, 231Agustus 2019
Penulis

SAFRUDDIN

vi
RIWAYAT HIDUP

Safruddin, lahir di Radda, Kecamatan Baebunta, 16 Juni


1967, anak ke empat dari lima bersaudara dari pasangan
Ibunda A. Kanari (Almh) dengan Ayahanda Tarika (Alm).
Penulis memulai pendidikan pada SD Negeri No. 125 Radda
Kecamatan Baebunta pada tahun 1975 dan tamat tahun 1981.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri No. 379 Masamba, Kecamatan Masamba dan selesai pada tahun 1984.
Pada tahun 1984 melanjutkan pendidikan pada SMA Negeri No. 373 Masamba,
tamat pada tahun 1987. Pada tahun 1988, penulis melanjutkan pendidikan di
Universitas Tadulako, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan
Pendidikan Matematika dan selesai pada tahun 1995. Tahun 1997 lulus PNS
diditempatkan di MTs Negeri Parigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Pada tahun 2000
pindah tugas ke SMA Negeri Masamba. Pada tahun 2016 diangkat menjadi Kepala
SMA Negeri 7 Luwu Utara dan selanjunya pada tahun 2017 dipindah tugaskan
sebagai Kepala SMA Negeri 14 Luwu Utara di Kecamatan Rongkong, Kabupaten
Luwu Utara sampai sekarang. Pada tahun 2017, penulis terdaftar sebagai
mahasiswa angkatan ke III, Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Universitas Cokroaminoto Palopo.

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN……………… ……………………………....... ii
ABSTRAK….………………………………………………………………..... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP............................................................................................ vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………..... vii
DAFTAR TABEL……………………….......……………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian... ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori...................................................................................5
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan..................................................... 13
2.3 Kerangka Pikir........................................................................... 15
2.4 Hipotesis Penelitian……............................................................ 17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian..........................................................................18
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................19
3.3 Variabel Penelitian.......................................................................19
3.4 Definisi Operasional Variabel......................................................19
3.5 Populasi Penelitian.......................................................................20
3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................... 20
3.7 Instrumen Penelitian ................................................................. 21
3.8 Teknik Analisis Data................................................................. 25

viii
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 DeskripsiUmumPenelitian........................................................... 28
4.2 Hasil Penelitian…………...……....…………………..….…..… 29
4.3 Pembahasan…...………...…...………………………..……... 47
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan…………………......……………………….……. .…49
5.2 Saran……………………………………………………….... . 49
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... ............. 50
LAMPIRAN .................................................................................................. 52

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Angka Kredit Kegiatan Pengembangan Diri............................................. 8
2. Skor Alternatif Jawaban Instrumen ............................................................. 20
3. Kisi-kisi Instrumen Variabel (X1) ................................................................ 22
4. Kisi-kisi Instrumen Variabel (X2) ................................................................ 23
5. Ringkasan Hasil Validasi ............................................................................. 24
6. Keeratan Hubungan Korelasi ....................................................................... 27
7. Data Jumlah Sekolah dan Responden .......................................................... 29
8. Hasil Analisis Deskriptif .............................................................................. 30
9. Hasil statistika deskriptif (X1) ...................................................................... 31
10. Distribusi Frekuensi (X1) ............................................................................ 33
11. Hasil statistika deskriptif (X2) ...................................................................... 34
12. Skor Variabel Frekuensi (X2) ...................................................................... 35
13. Hasil statistika deskriptif (Y) ....................................................................... 36
14. Distribusi Frekuensi (Y) ............................................................................. 37
15. Hasil Uji Normalitas Data ............................................................................ 39
16. Hasil Uji Linieritas Data ............................................................................. 40
17. Hasil Uji Multikolinearitas........................................................................... 41
18. Analisis Regresi ........................................................................................... 41
19. Hasil uji simultan (uji F) .............................................................................. 43
20. Hasil uji parsial (X1) .................................................................................... 44
21. Hasil uji parsial (X2) .................................................................................... 45
22. Koefisien determinasi secara simultan ......................................................... 46
23. Koefisien determinasi parsial (X1) ............................................................... 46
24. Koefisien determinasi parsial (X2) ............................................................... 46

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian............................................................................ 16
2. Skema keterkaitan variabel penelitian ......................................................... 18
3. Histogram Pilihan Responden pada Variabel X1 ......................................... 32
4. Diagram Lingkaran Responden pada Variabel X1 ....................................... 33
5. Histogram Pilihan Responden pada Variabel X2 ......................................... 35
6. Diagram Lingkaran Responden pada Variabel X2 ....................................... 36
7. Histogram Pilihan Responden pada Variabel Y .......................................... 37
8. Diagram Lingkaran Responden pada Variabel Y ........................................ 38

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Lembar Validasi Angket Persepsi Guru ...................................................... 52
2. Lembar Validasi Angket Motivasi Kerja Guru ............................................ 55
3. Hasil Validitas Konstruk dan Validitas Isi ................................................... 58
4. Instrumen Penelitian .................................................................................... 59
5. Tabulasi Data Hasil Penelitian ..................................................................... 65
6. Hasil Analisis SPSS ..................................................................................... 70
7. Surat-Surat Penelitian .................................................................................. 78

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru adalah salah satu unsur dalam pendidikan di sekolah yang memegang
tugas dan fungsi ganda yaitu mengajar dan mendidik. Tugas sebagai pengajar yaitu
menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik sedangkan sebagai
pendidik seorang guru harus membimbing dan membina anak didik agar menjadi
manusia berakhlak, cakap, kreatif dan mandiri sesuai dengan amanat undang-
undang. Untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas-tugas tersebut
maka diperlukan serangkaian penilaian terhadap kinerja dari seorang guru.
Penilaian terhadap kinerja guru merupakan suatu upaya untuk mengetahui
kecakapan yang dimiliki seorang guru berkenaan dengan kegiatan pembelajaran
dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tugas pokok dan tugas penunjang sebagai
guru. Penilaian kinerja sebagai bagian dari penilaian prestasi kerja guru atas dasar
kecakapan-kecakapan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan seorang guru dalam
kurun waktu tertentu. Baik tugas-tugas keguruan yaitu terkait proses pembelajaran
dan penilaian maupun tugas-tugas lainnya terkait pengembangan profesi seorang
guru berupa pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif.
Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan terhadap guru
matematika di Kabupaten Luwu Utara, kondisi objektif guru-guru yaitu meskipun
semuanya telah memiliki RPP, melaksanakan pembelajaran dan penilaian namun
belum sepenuhnya telah dilaksanakan secara maksimal. Masih banyak guru yang
belum menggunakan RPP yang telah dibuat dan dimilikinya. Pembelajaran yang
dilakukan belum sepenuhnya sesuai dengan RPP dan instrumen penilaian pun
belum sepenuhnya sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Termasuk dalam
pelaksanan pengolahan nilai berupa analisis dan program perbaikan (remidial).
Dalam kondisi ideal seorang guru harus mampu menunjukkan sikap
profesionalismenya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Adapun kompetensi
profesional berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku yaitu: 1)
Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu; dan 2) Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan
yang reflektif.
2

Sementara itu kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan pengembangan


profesi guru sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya pasal 11 bagian C 1, mengemukakan bahwa
pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi: pengembangan diri yang
terdiri dari : a) diklat fungsional; dan b) kegiatan kolektif guru yang meningkatkan
kompetensi dan/atau keprofesian guru.
Berdasarkan pengamatan penulis kondisi guru-guru Matematika di
Kabupaten Luwu Utara terkait keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri
pada dasarnya masih sangat minim. Prosentase guru-guru yang mengikuti kegiatan-
kegiatan diklat, seminar maupun kegiatan kolektif guru (MGMP) masih kurang.
Apalagi untuk mengikuti kegiatan diklat terbilang sangat selektif. Bahkan kegiatan-
kegiatan diklat untuk tingkat nasional harus melalui seleksi yang ketat, bersaing
dengan guru-guru se Indonesia dengan terlebih dahulu membuat tulisan dan
persyaratan lainnya.
Profesionalisme guru seyogyanya menjadi langkah awal bagi guru untuk
terus menata komitmen melakukan perbaikan diri dalam rangka meningkatkan
kinerjanya. Peningkatan kinerja juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan
pemahaman tentang tupoksi serta motivasi yang umumnya diperolah dari kegiatan
pengembangan diri. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri akan membuka
mata dan wawasan para guru tentang kondisi di berbagai negara atau daerah tentang
pelaksanaan pembelajaran dan pendidikan. Dengan demikian kegiatan
pengembangan diri akan berkaitan langsung dengan peningkatan kinerja seorang
guru. Jika seorang guru memiliki sikap profesionalisme dan aktif mengikuti
kegiatan pengembangan diri maka perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
pembelajaran diyakini akan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan tuntutan
kurikulum serta tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penjelasan di atas mengindikasikan bahwa keikutsertaan dan keaktifan dalam
kegiatan pengembangan diri juga dibutuhkan untuk peningkatan profesionalisme.
Dan kolaborasi antara keduanya akan secara signifikan mempengaruhi kinerja
seorang guru. Karena itu penulis mengasumsikan bahwa jika seorang guru mampu
menunjukkan sikap profesionalismenya dalam melaksanakan tupoksinya serta
3

secara aktif mengikuti kegiatan pengembangan diri maka akan semakin


meningkatkan kinerjanya. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Muhajir (2012)
pada SMA Negeri 1 Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara menunjukkan bahwa sikap
profesional memberi pengaruh positif terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Bone-
Bone.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Sikap Profesional Dan Persepsi Guru Tentang
Kegiatan Pengembangan Diri Terhadap Kinerja Guru Matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana gambaran sikap profesional guru matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara?
2. Bagaimana gambaran persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri guru
matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara?
3. Bagaimana gambaran hasil penilaian kinerja guru matematika yang dilakukan
oleh masing-masing kepala sekolah SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara?
4. Bagaimana hubungan sikap profesional dan persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri guru matematika di SMA Negeri di kabupaten Luwu Utara?
5. Bagaimana pengaruh sikap profesional terhadap kinerja guru matematika di
SMA Negeri di kabupaten Luwu Utara?
6. Bagaimana pengaruh sikap profesional dan persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri guru terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran sikap profesional guru matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara.
4

2. Mengetahui i gambaran persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri


guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
3. Mengetahui gambaran hasil penilaian kinerja guru matematika yang dilakukan
oleh masing-masing kepala sekolah SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
4. Mengetahui hubungan sikap profesional dan persepsi guru tentang
kegiatan pengembangan diri guru matematika di SMA Negeri di kabupaten
Luwu Utara.
5. Mengetahui pengaruh sikap profesional terhadap kinerja guru matematika di
SMA Negeri di kabupaten Luwu Utara.
6. Mengetahui pengaruh sikap profesional dan persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri guru terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri
di Kabupaten Luwu Utara.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis: a) memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang upaya
optimalisasi guru.
2. Manfaat praktis: a) sebagai kontribusi nyata peneliti terhadap upaya peningkatan
kinerja guru, b) sebagai salah satu sumber referensi dalam kajian kependidikan
yang persepsi guru tentang terkait dengan kinerja guru dan c) pengungkapan
fakta tentang sikap guru, persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri guru
dan kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Sikap Profesionalisme Guru
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik dalam
masyarakat apabila dapat menunjukkan sikap yang baik sehingga dapat dijadikan
panutan bagi lingkungannya yaitu bagaimana guru meningkatkan pelayanannya,
meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anak
didiknya serta bagaimana cara guru berpakaian, berbicara, bergaul baik dengan
siswa, sesama guru serta anggota masyarakat.
Walgito (2008) mengemukakan bahwa sikap adalah gambaran kepribadian
seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu
keadaan atau suatu objek. Artinya sikap adalah keseluruhan dari kecenderungan
dan perasaan, curiga atau bias, asumsi-asumsi, ide-ide, ketakutan-ketakutan,
tantangan-tantangan dan keyakinan-keyakinan manusia mengenai topik tertentu.
Sedangkan menurut Thomas dan Znaniecki (dalam Ramdhani, 2011)
mengemukakan bahwa sikap tidak semata-mata ditentukan oleh aspek internal
psikologis individu melainkan melibatkan juga nilai-nilai yang dibawa dari
kelompoknya secara spesifik menunjukkan faktor yang menentukan sikap
seseorang terhadap suatu objek sikap (specific topic).
Menurut Katz (dalam Walgito, 2008), sikap mempunyai empat fungsi, yaitu:
a) fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian (fungsi manfaat) yaitu fungsi yang
berkaitan dengan sarana tujuan; b) fungsi pertahanan ego merupakan sikap yang
diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau keakuannya; c)
fungsi ekspresi nilai yaitu sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi
individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya; dan d) fungsi
pengetahuan yang mempunyai arti bahwa setiap individu mempunyai dorongan
untuk ingin tahu. Kaitannya dengan guru sebagai jabatan profesional maka dapat
diinterpretasikan bahwa sikap profesional adalah perilaku yang berbasis
pengetahuan atau keterampilan. Beberapa hal yang mendukung sikap profesional
misalnya semangat pengorbanan, tidak mementingkan diri sendiri (altruisme),
6

integritas pribadi dan kehormatan, penghargaan terhadap profesi, kepakaran dan


prestasi, kepemimpinan, tanggungjawab serta akuntabilitas.
Guru sebagai suatu profesi sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 Pasal 1 ayat (1) tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Hal senada dijelaskan oleh Sagala (2009), bahwa guru yang memenuhi standar
adalah guru yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan dan memahami benar
apa yang harus dilakukan baik ketika di dalam maupun di luar kelas.
Olehnya itu guru yang dikatakan profesional adalah guru yang kompeten
menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Untuk memahami
beratnya profesi guru karena harus memiliki keahlian ganda yaitu keahlian dalam
bidang pendidikan dan keahlian dalam bidang ilmu masing-masing (bidang studi)
maka Kellough (dalam Danim, 2010:57) mengemukakan profesionalisme guru
antara lain sebagai berikut:
a. Menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan.
b. Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal
profesional, melakukan dialog sesama guru, mengembangkan kemahiran
metodologi, membina siswa dan materi pelajaran.
c. Memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar, harapan-
harapan dan prosedur yang terjadi di kelas.
d. Mengetahui bagaimana dan dimana dapat memperolah pengetahuan.
e. Melaksanakan perilaku sesuai model yang diinginkan di depan kelas.
f. Memiliki sikap terbuka terhadap perubahan, berani mengambil resiko dan siap
bertanggung jawab.
g. Mengorganisasikan kelas dan merencanakan pembelajaran secara cermat.

2. Persepsi Guru Tentang Kegiatan Pengembangan Diri


Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya, pasal 11 bagian C 1, mengemukakan bahwa pengembangan
keprofesian berkelanjutan meliputi: pengembangan diri yang terdiri dari: a)
7

mengikuti diklat; dan b) kegiatan seminar/lokakarya. Kegiatan diklat fungsional


terdiri atas pendidikan dan pelatihan (diklat), bimbingan teknis (bimtek) dan
workshop.
Keaktifan dalam kegiatan-kegiatan pengembangan diri tersebut diyakini
mampu menambah motivasi dalam melaksanakan tugas. Sehingga penulis
menyakini bahwa kegiatan pengembangan diri juga berpengaruh secara positif
terhadap peningkatan kinerja seorang guru.
Kegiatan pengembangan diri pada era saat ini tentu diinisiasi mulai dari
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan, Organisasi Profesi,
serta kelompok-kelompok mata pelajaran. Berbagai bentuk kegiatan diklat, bimtek
serta workshop diantaranya: tentang pendalaman materi pemahaman tentang
kurikulum 2013, penyusunan perangkat pembelajaran dan penilaian serta
pemanfaatana teknologi dalam pembelajaran. Guru-guru yang senantiasa mengikuti
kegiatan-kegiatan tersebut tentu saja akan dapat mengikuti perkembangan zaman,
memiliki perangkat pembelajaran yang terbaru dan terbaik serta mampu
menggunakan teknologi dalam pembelajaran.
Guru-guru yang secara aktif mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan diri
akan memiliki wawasan luas dalam pelaksanaan tugasnya di sekolah. Dengan
demikian guru-guru yang seperti itu akan senantiara menunjukkan kinerja yang
terbaik dengan berusaha menerapkan apa-apa yang diperolehnya melalui
kegiatan pengembangan diri lainnya. Lamanya waktu yang digunakan dalam
kegiatan pengembangan diri tersebut akan menjadi angka kredit didalam
pengusulan kenaikan pangkat berikutnya serta salah satu pertimbangan jabatan
disekolah.
8

Berikut ini tabel Kegiatan Pengembangan Diri dan besaran angka kreditnya.
Tabel 1. Kegiatan pengembangan diri dan angka kreditnya
No Kegiatan Angka
Kredit
1.1 Diklat Fungsional
Lamanya lebih dari 960 Jam 15
Lamanya 641 s/d 960 Jam 9
Lamanya 481 s/d 640 Jam 6
Lamanya 181 s/d 480 Jam 3
Lamanya 81 s/d 180 Jam 2
Lamanya 30 s/d 80 Jam 1
1.2 Kegiatan Kolektif
Lokakarya atau kegiatan bersama (seperti kelompok kerja 0,15
guru) untuk penyusunan perangkat kurikulum dan atau
pembelajaran
Keikutsertaan pada kegiatan ilmiah (seminar kaloqium
dan diskusi panel)
Menjadi pembahas pada kegiatan ilmiah 0,2
Menjadi peserta pada kegiatan ilmiah 0,1
Kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan 0,1
kewajiban guru
Lamp.1.Permeneg. PAN dan RB no. 16 thn 2009

3. Kinerja Guru
Menurut Cormick da Tiffin (dalam Sutrisno, Edy, 2010), kinerja diartikan
sebagai kuantitas, kualitas dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas.
Kuantitas adalah hasil yang dapat dihitung yaitu sejauhmana seseorang mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kualitas adalah bagaimana seseorang dalam
menjalankan tugasnya yaitu mengenai banyaknya kesalahan yang dibuat,
kedisiplinan dan ketepatan. Waktu kerja adalah mengenai jumlah absen yang
dilakukan, keterlambatan dan lamanya masa kerja dalam tahun yang telah dijalani.
Maka kinerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan tugas,
peran dan fungsi guru dalam kedudukannya sebagai anggota organisasi sekolah.
Menurut Ilyas (1999), kinerja adalah penampilan hasil karya personal baik
kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi dan merupakan penampilan
individu maupun kelompok kerja personil. Deskripsi dari kinerja menyangkut 3
komponen penting yaitu: 1) Tujuan: penentuan tujuan dari setiap unit organisasi
merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kerja; 2) Ukuran:
9

dibutuhkan ukuran apakah seorang personel telah mencapai kinerja yang


diharapkan, untuk itu kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas
dan jabatan personel memegang peranan penting; 3) Penilaian: Penilaian kinerja
secara reguler yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap
personel. Pengertian kinerja dengan deskripsi tujuan, ukuran operasional, dan
penilaian regular mempunyai peran penting dalam merawat dan meningkatkan
motivasi personel. Lebih lanjut dinjelaskan bahwa tenaga profesional adalah
sumber daya terbaik suatu organisasi sehingga evaluasi kinerja mereka menjadi
salah satu variabel yang penting bagi efektifitas organisasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diinterpretasikan bahwa sangatlah
penting untuk memiliki instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga kerja
profesional yang menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk
meningkatkan kinerja organisasi yang efektif.

a. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru


Sekolah sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yaitu terlaksananya
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sebagaimana telah di amanatkan
dalam peraturan perundang- undangan sistem pendidikan nasional dimana untuk
mencapai tujuan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor- faktor
tersebut berpotensi muncul baik dari dalam organisasi (internal) maupun dari luar
organisasi (eksternal).
Menurut Toharuddin (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah:
1) Efektivitas dan efisiensi; dikatakan efektif bila mencapai tujuan sedangkan
efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas
dari efektif atau tidak. Untuk mewujudkan keduanya, pembagian peran, fungsi,
wewenang dan tanggung jawab anggota organisasi mutlak diperlukan.
2) Otoritas dan tanggungjawab; pendelegasian wewenang dan tanggungjawab
dilaksanakan dengan baik. Kejelasan wewenang dan tanggungjawab akan
mendukung kinerja anggota organisasi.
3) Disiplin; disiplin meliputi ketaatan danhormat terhadap peraturan dan
ketetapan yang berlaku dalam organisasi. Kedisiplinan dapat diwujudkan
10

apabila seperangkat sanksi (punishmen) telah disiapkan dan diperuntukkan


kepada anggota organisasi yang melanggarnya.
4) Inisiatif; adalah yang berkaitan dengan daya pikir/ nalar, kreativitas ide untuk
merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Peran
pimpinan dalam hal ini adalah menunjukkan tanggapan positifnya dalam
bentuk pujian dan motivasi bahkan pemberian penghargaan (rewarded ).
Berdasarkan keempat faktor yang mempengaruhi kinerja di atas maka kinerja
guru dapat dikatakan baik apabila dapat memenuhi keempat faktor di atas, dan
kinerja guru rendah jika tidak dapat memenuhinya. Dengan demikian faktor- faktor
kinerja guru tersebut menunjukkan tingkat produktivitas guru sebagai anggota
organisasi.

b. Penilaian Kinerja Guru


Penilaian terhadap kinerja guru sangat diperlukan untuk mengukur
sejauhmana tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sekolah secara umum
dan keterlaksanaan tugas pokok, peran dan fungsi guru di sekolah, dalam hal ini
pelaksanaan proses pembelajaran kepada anak didik. Kinerja guru mempunyai
spesifikasi atau kriteria tertentu yang dapat dilihat dan di ukur berdasarkan
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru,
dijelaskan bahwa standar kompetensi guru di kembangkan secara utuh dari empat
kompetensi utama, yaitu: (1) Kompetensi pedagogik (2) Kepribadian (3) Sosial, dan
(4) Profesional.
Menurut Depdiknas (2008:22) indikator penilaian kinerja guru dilakukan
terhadap kegiatan pembelajaran dikelas yaitu:
1) Perencanaan program kegiatan pembelajaran.
Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang
berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan
guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan
pembelajaran yang dilakukan yaitu mengembangkan silabus dan rencana
peleksanaan pembelajaran (RPP).
11

2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran.


Kegiatan pembelajaran dikelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang
ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan
sumber belajar dan menggunakan metode serta strategi pembelajaran. Semua
tugas tersebut merupakan tugas dan tanggungjawab guru yang secara optimal
dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru.
3) Pengelolaan kelas
Kemampuan menciptakan suasana kondusif dikelas guru mewujudkan proses
pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan kepada anak didik.
4) Penggunaan media dan sumber belajar
Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya
menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio
dan media audio visual termasuk mengembangkan media dan sumber belajar
sesuai dengan kebutuhan belajar anak didik.
5) Penggunaan metode pembelajaran
Guru mampu menggunakan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Ketepatan pemilihan dan
penggunaan metode dapat mencapai output belajar yang maksimal.
6) Evaluasi/penilaian pembelajaran
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditunjukkan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru harus mempunyai kemampuan
menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat
evaluasi, pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi. Pendekatan atau cara
yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi/penilaian hasil belajar
adalah melalui PAN (Penilaian Acuan Norma) dan PAP (Penilaian Acuan
Patokan).

4. Hubungan antara Sikap Profesional, Kegiatan Pengembangan diri dan


Kinerja Guru
Perilaku sangat erat kaitannya dengan sikap. Tindakan sosial seseorang
mencerminkan sikapnya. Apabila seseorang berhadapan dengan situasi baru, ia
12

bukan saja harus bereaksi sesuai dengan kenyataan yang objektif melainkan juga
sesuai dengan sikap, pandangan, nilai-nilai serta pengetahuan yang telah diperoleh
sebagai hasil dari pengalamannya. Sikap merupakan kunci untuk memahami
perilaku seseorang. Sikap seorang guru profesional menunjukkan sadar tujuan,
berorientasi pada efisiensi dan efektivitas, menunjukkan sikap objektif, terbuka
untuk perbaikan dan inovasi. Kemampuan ini menuntut pendidikan dan latihan
profesional yang akan dilengkapi dengan pengalaman. (Priatna 2012:205)
Seorang guru profesional harus memiliki sikap profesional. Guru tidak boleh
terombang ambing oleh keinginan masyarakat karena tugas guru adalah membantu
dan membuat peserta didik belajar (to help the others learn) yang bahkan terlepas
dari persoalan apakah para anak didiknya suka atau tidak suka. Setiap guru harus
tunduk dan taat terhadap kebijaksanaan dan peraturan perundangan yang ditetapkan
dalam bidang pendidikan baik yang ditetapkan oleh Kemendikbud maupun
departemen lainnya yang berwenang. Sikap profesional juga perlu ditunjukkan
pada organisasi profesi baik Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan
Guru Indonesia (IGI) atau organisasi profesi guru lainnya.
Priatna (2012: 184), mengemukakan bahwa faktor penyebab rendahnya
profesionalisme guru adalah:
a. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total.
b. Rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan.
c. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari
pengambil kebijakan dan pihak-pihak terkait.
d. Belum jelasnya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang
diberikan kepada calon guru.
e. Belum berfungsinya secara maksimal organisasi profesi dalam meningkatkan
profesionalisme anggotanya.
Karena itu dalam rangka meningkatkan mutu profesional, guru harus
meningkatkan sikap profesionalnya. Pengembangan sikap profesional harus
diajarkan dan dibiasakan selama pendidikan prajabatan dan selama dalam jabatan.
Pengembangan sikap tidak boleh berhenti hanya pada saat prajabatan namun yang
paling penting adalah selama melaksanakan tugas dalam jabatan.
13

Sikap profesional lainnya misalnya sikap terhadap pemimpin, teman sejawat,


anak didik dan tempat kerja juga harus berjalan dengan baik. Di lingkungan kerja,
guru hendaknya menunjukkan sikap ingin bekerja sama dengan teman sejawat,
menghargai dan saling pengertian dengan sesama warga sekolah. Sikap ini akan
memunculkan rasa senasib sepenanggungan, menyadari kepentingan bersama dan
tidak mementingkan kepentingan pribadi. Dengan demikian kinerja seorang guru
akan menjadi semakin baik dan tercipta kerjasama yang baik untuk kemajuan
sekolah. (Priatna, 2012: 180)
Menurut Lalak (2018), bahwa kualitas pendidikan tidak sepenuhnya
merupakan beban dari peserta didik tetapi juga menjadi beban para guru termasuk
orang tua dan masyarakat. Guru merupakan komponen penting untuk majunya
pendidikan. Karena itu, guru-guru harus mengembangkan dirinya melalui berbagai
kegiatan pengembangan diri. Baik berupa diklat, workshop, bimtek seminar dan
kegiatan lainnya. Untuk dapat memotivasi, seorang guru harus memiliki motivasi.
Untuk bisa menginspirasi, seorang guru harus sudah terinspirasi. Seorang guru
dapat menceritakan pengalaman jika memiliki pengalaman.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

1. Ekawati (2017), “Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Efektifitas


Pembelajaran di M.Ts Aulia Cendekia, Palembang (tesis)”, hasil penelitiannya
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional
guru terhadap efektifitas pembelajaran. Semakin tinggi kompetensi profesional
seorang guru maka semakin baik dan efektif pembelajarannya di kelas.
2. Murniati (2016), “Pengaruh Diklat terhadap Kinerja Guru di SMKN 1
Bungoro Kabupaten Pangkep”, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pendidikan dan pelatihan
terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1 Bungoro Kabupaten Pangkep.
3. Rezita R (2015), “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja
Pegawai”, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan
pengaruhnya berada pada kategori sedang.
14

4. Muhajir (2012), “Pengaruh Sikap Profesional dan Kegiatan Pengembangan


Diri terhadap Kinerja Guru SMAN 1 Luwu Utara Kabupaten Luwu Utara.
(tesis)”, Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara sikap profesional dengan kinerja guru.
5. Muchtar (2012), ”Pengaruh Sikap Profesional terhadap Motivasi Guru”, Sikap
profesional berpengaruh terhadap motivasi melalui disiplin kerja, sikap
profesional berpengaruh terhadap kinerja namun tidak berpengaruh langsung
melalui motivasi. Dan disiplin kerja tidak berpengaruh secara langsung
terhadap kinerja namun memiliki pengaruh melalui motivasi.
6. Nurbaeti, R.U (2011), “Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan Pengalaman
Mengajar Terhadap Profesionalisme Guru SD di Daerah Binaan IV Kec.
Comal, Kabupaten Pemalang”, menunjukkan bahwa pendidikan, pelatihan
dan pengalaman mengajar secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap profesionalisme guru sebesar 76,5%.
7. Alim. MS (2008), “Pengaruh Kualifikasi Pendidikan Keikutsertaan Diklat dan
Sikap pada Profesi terhadap Kompetensi Guru PAI SD di Kab. Pekalongan”,
hasil penelitiannya menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari kualifikasi
pendidikan, keikutsertaan diklat dan sikap pada profesi secara simultan
terhadap kompetensi guru PAI SD di Kab. Pekalongan.
8. Mulyanto. AS (2008), “Hubungan antara Kompetensi Profesional Guru dengan
Kinerja Guru Kelas, SDN di Kec. Grogol, Kab. Sukoharjo”, hasil penelitiannya
menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan secara bersama-sama
antara kompetensi profesional guru dan konsep diri guru dengan kinerja guru,
kedua variabel bebas secara bersama-sama memberikan sumbangan efektif
sebesar 77 %.

2.3 Kerangka Pikir


Perilaku guru yang berhubungan dengan profesinya adalah pola tingkah laku
guru dalam memahami, menghayati, serta mengamalkan kemampuan dan
profesionalismenya sesuai dengan sasarannya yaitu sikap profesional keguruan
15

terhadap peraturan perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, anak


didik, tempat kerja, pimpinan serta pekerjaan.
Sikap guru terhadap peraturan perundang-undangan adalah ketaatan dan
kepatuhan guru terhadap ketentuan yang mengikat sebagai suatu profesi dalam
melaksanakan peran dan fungsinya, wujud nyatanya adalah menyelenggarakan
proses pembelajaran dengan penuh tanggung jawab, baik dari aspek perencanaan,
pelaksanaan maupun evaluasi belajar peserta didik. Sikap guru terhadap organisasi
profesi adalah keikutsertaan guru dalam organisasi MGMP sebagai wadah
pengembangan profesionalismenya.
Sikap guru terhadap peserta didik tidak hanya mengutamakan pengetahuan
atau perkembangan intelektual saja tetapi juga harus memperhatikan perkembangan
seluruh pribadi peserta didik baik jasmani, rohani, sosial maupun yang lainnya
sesuai dengan hakikat pendidikan. Ini dimaksudkan agar peserta didik dapat
menjadi manusia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupan
dimasa yang akan datang. Peserta didik tidak dapat dipandang sebagai objek
semata yang harus patuh kepada kehendak dan kemauan guru. Olehnya itu guru
harus aktif mengusahakan suasana yang baik dengan berbagai cara baik dengan
menggunakan metode mengajar yang sesuai maupun dengan penyediaan alat
belajar yang cukup serta pengaturan organisasi kelas yang dinamis ataupun
pendekatan lainnya yang diperlukan.
Sikap guru terhadap tempat kerja dan pekerjaan adalah menciptakan suasana
harmonis baik antar sesama guru maupun tenaga administrasi dan kepala sekolah.
Pekerjaan idealnya dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab, tidak
mengenyampingkan perasaan guru lainnya. Saran dan koreksi yang sifatnya
konstruktif dari guru lain harus dipertimbangkan sehingga hasilnya bisa maksimal.
Untuk mewujudkan sikap profesionalisme guru yang baik harus ditunjang
dengan kapasitas ilmu yang diperolehnya dari kegiatan-kegiatan pengembangan
diri (diklat, bimtek, workshop maupun seminar). Jika hal tersebut dilakukan maka
tugas-tugas dapat dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Rasa
tanggung jawab yang tinggi bila diikuti dengan pemberian perhatian dan
penghargaan terutama dari aspek kesejahteraan guru tentu saja semakin
mempertinggi pelaksanaan tugas. Namun demikiaan baik struktur organisasi,
16

tanggung jawab, perhatian dan penghargaan harus di dukung oleh ketersediaan


sarana dan prasarana yang memadai serta tertib sistem administrasi sehingga proses
pembelajaran ikut tercapai secara maksimal. Bagaimana mungkin tujuan
penyelenggaraan pendidikan dapat tercapai apabila kondisi sarana dan prasarana
tertib sistem admistrasi tidak mendukung keterlaksanaan tugas dan tanggung jawab
guru. Oleh karena itu penulis mengasumsikan bahwa sikap profesionalisme dan
kegiatan pengembangan diri merupakan hal yang saling mempengaruhi di dalam
mewujudkan kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
Untuk mengetahui pola hubungan dan pengaruh antara sikap profesional dan
kegiatan pengembangan diri terhadap kinerja guru sebagaimana dimaksudkan
dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam skema berikut:
v
Sikap Profesional
Sikap terhadap:
1. Peraturan
perundang-
undangan
2. Organisasi profesi Kinerja Guru
3. Teman sejawat 1. Perencanaan
4. Anak didik pengajaran
5. Tempat kerja 2. Pelaksanaan
pembelajaran
3. Evaluasi hasil
belajar
Pengembangan diri
1. Diklat
2. Bimtek
3. Workshop
4. Seminar
5. lokakarya

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Terdapat gambaran sikap profesional guru matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara.
17

2. Terdapat gambaran persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri guru


matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
3. Terdapat gambaran hasil penilaian kinerja guru matematika yang dilakukan
oleh masing-masing kepala sekolah SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
4. Terdapat hubungan sikap profesional dan persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri guru matematika di SMA Negeri di kabupaten Luwu
Utara.
5. Terdapat pengaruh sikap profesional terhadap kinerja guru matematika di
SMA Negeri di kabupaten Luwu Utara.
6. Terdapat pengaruh sikap profesional dan persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri guru terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis desain penelitian ini termasuk dalam penelitian ex-post facto. Menurut
Suharsimi Arikunto (2009), penelitian ex-post facto adalah model penelitian yang
kejadiannya sudah terjadi sebelum penelitian dilaksanakan. Penelitian ex-post facto
hanya mengungkap gejala-gejala yang ada dan telah terjadi sebelumnya, sehingga
dalam penelitian ini tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel dalam
penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, karena data yang diperoleh akan diwujudkan dalam bentuk
angka dan dianalisis berdasarkan statistik. Menurut Sugiyono (2013), pendekatan
kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak.
Pengumpulan data menggunakan instrumen analisis yang bersifat statistik dengan
tujuan menguji hipotesis yang ditetapkan. Penelitian ini bersifat asosiatif kausal
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel
terikat dimana penelitian ini mencari pengaruh variabel bebas yaitu sikap
profesional (X1) dan persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri (X2)
terhadap variabel terikat kinerja guru (Y). Secara skematis digambarkan sebagai
berikut:

X1

Y
X2

Gambar 2. Skema keterkaitan variabel penelitian

Dimana: X1 = Sikap profesional


X2 = Persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri
Y = Kinerja guru
19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.


Adapun jumlah SMA yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah sebanyak
13 (tiga belas) sekolah yaitu SMA Negeri: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 16, 19 di
Luwu Utara dan dari ketiga belas SMA Negeri tersebut terdapat 30 guru
matematika. Dari 30 guru matematika tersebut yang merupakan responden dalam
penelitian ini adalah PNS. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2019
sampai dengan bulan Maret 2019.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap profesional (X1) dan
persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri (X2).
2. Variabel terikat (dependent variable).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja guru (Y).
3.4 Definisi Operasional Variabel
1. Sikap profesional adalah pola tingkah laku guru dalam memahami,
menghayati serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya
sesuai dengan sasarannya yaitu sikap profesional keguruan terhadap (a)
peraturan-peraturan perundang – undangan; (b) organisasi profesi; (c) teman
sejawat; (d) anak didik; (e) tempat kerja; (f) pemimpin serta (g) pekerjaan.
2. Persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri adalah pandangan seorang
guru dalam suatu kegiatan yang diikuti oleh guru dalam menunjang tugas-
tugasnya diantaranya: (a) diklat; (b) bimtek; (c) workshop; (d) seminar dan
(e) lokakarya.
3. Kinerja guru adalah hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh
seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar
yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal)
20

dengan siswanya. Pengukuran variabel kinerja guru menggunakan skala


Likert. Indikatornya adalah dengan menggunakan empat ranah kompetensi
yang wajib dimiliki oleh guru yakni: kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
3.5 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru matematika Sekolah
Menengah Atas Negeri di Kabupaten Luwu Utara yang berstatus PNS. Adapun
jumlah guru matematika yang dijadikan populasi adalah sebanyak 30 guru.
Mengingat jumlah populasinya kurang dari 100 maka dalam penelitian ini
mengambil seluruh populasi sebagai sampel sehingga penelitian ini merupakan
penelitian populasi.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
1. Metode kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk
dijawabnya. Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner
yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal
memilih. Metode kuesioner digunakan untuk memperoleh data sikap profesional,
persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri, untuk kinerja guru diperoleh
dari penilaian masing- masing kepala sekolah SMA Negeri dalam bentuk angka.

Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban Instrumen Sikap Profesional dan persepsi guru
tentang kegiatan pengembangan diri

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif


Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor
Sangat Baik 5 Sangat Baik 1
Baik 4 Baik 2
Cukup Baik 3 Cukup Baik 3
Kurang Baik 2 Kurang Baik 4
Tidak Baik 1 Tidak Baik 5
21

2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data
hasil penilaian kinerja guru matematika yang jadi obyek penelitian pada setiap
satuan pendidikan. Data dimaksud diperoleh dari dokumen hasil penilaian kinerja
guru matematika oleh kepala sekolah pada setiap satuan pendidikan.

3.7 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik
sehingga lebih mudah untuk diolah (Suharsimi Arikunto, 2009).
Langkah-langkah dalam menyusun instrumen penelitian sebagai berikut:
1. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian
Kisi-kisi instrumen diperoleh dari definisi operasional pada masing-masing
variabel yang didasari pada kajian teori. Kisi-kisi kuesioner Sikap Profesional
terdiri atas tujuh sub variabel dan enam belas indikator yaitu: 1). Kepatuhan dan
ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan; 2). Ketaatan dan kepatuhan
terhadap peraturan di sekolah; 3). Keikutsertaan sebagai anggota atau pengurus
organisasi profesi; 4). Keaktifan dalam organisasi profesi; 5). Kemampuan
membangun hubungan formal dengan teman sejawat di lingkungan kerja; 6).
Membangun hubungan kekeluargaan dengan teman; 7). Mengelola komunikasi
dengan anak didik di kelas; 8). Kemampuan membangun kerjasama dan
berinteraksi dengan anak didik baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah;
9). Menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya; 10). Aktif menggunakan metode
mengajar yang sesuai; 11). Pengaturan organisasi kelas yang mantap; 12).
Menjalin hubungan yang baik dengan orangtua dan masyarakat; 13).
Membangun kerjasama dan hubungan yang baik dengan kepala sekolah dan dinas
terkait; 14). Kepatuhan dan ketaatan kepada kepala sekolah terhadap program yang
sudah disepakati; 15). Peningkatan mutu profesi secara formal dan informal; 16).
Melaksanakan pekerjaan dengan keikhlasan dan kejujuran. Untuk kegiatan
pengembangan diri terdiri atas empat sub variabel dan sebelas indikator pernyataan
sebagaimana pada tabel 2 dan tabel 3 dibawah ini:
22

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Variabel Sikap Profesional


NO
Indikator No. Item Jumlah
1 Kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan 1, 2* 2
perundang-undangan yang ditetapkan
pemerintah.
2 Ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan di 3, 4 2
sekolah yang sudah ditetapkan bersama.
3 Keikutsertaan sebagai anggota atau pengurus 5* 1
organisasi profesi.
4 Keaktifan dalam organisasi profesi. 6*, 7, 8 3
5 Kemampuan membangun hubungan formal 9 1
dengan teman sejawat di lingkungan kerja.
6 Membangun hubungan kekeluargaan dengan 10, 12* 2
teman sejawat di lingkungan sekolah.
7 Mengelola komunikasi dengan anak didik di 11* 1
kelas.
8 Kemampuan membangun kerjasama dan 13, 14*, 4
berinteraksi dengan anak didik baik di dalam 15, 16
maupun di luar lingkungan sekolah.
9 Menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya. 17, 18 2
10 Aktif menggunakan metode mengajar yang 20 1
sesua.
11 Pengaturan organisasi kelas yang mantap. 24 1
12 Menjalin hubungan yang baik dengan orangtua 19* 1
dan masyarakat.
13 Membangun kerjasama dan hubungan yang 21 1
baik dengan kepala sekolah dan dinas terkait.
14 Kepatuhan dan ketaatan kepada kepala sekolah 22* 1
terhadap program yang sudah disepakati.
15 Peningkatan mutu profesi secara formal dan 23* 1
informal.
16 Melaksanakan pekerjaan dengan keikhlasan 25 1
dan kejujuran.
Jumlah 25 25
*) pernyataan negatif
23

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Variabel Persepsi Guru tentang Kegiatan


Pengembangan diri

NO Indikator No. Item Jum


1 Manfaat mengikuti kegiatan pengembangan diri. 1 1
2 Kepuasan proses penyelenggaraan kegiatan 2* 1
pengembangan diri.
3 Pemahaman materi kegiatan pengembangan diri. 3, 4* 2
4 Menambah pengetahuan dan keterampilan. 5*, 6 2
5 Kesesuaian materi pengembangan diri dengan 7 1
bidang pekerjaan.
6 Kesesuaian materi pengembangan diri dengan 8* 1
tujuan kegiatan.
7 Kesesuaian antara metode dengan tujuan kegiatan 9 1
pengembangan diri.
8 Menunjukkan perubahan perilaku. 10*, 11 2
9 Menerapkan hasil kegiatan pengembangan diri. 12* 1
10 Pencapaian tujuan kegiatan pengembangan diri. 13* 1
11 Menunjukkan adanya peningkatan kinerja. 14, 15 2
Jumlah 15 15
*) pernyataan negatif

2. Memvaliditasi instrumen
Instrumen yang telah disusun akan divalidasi sebelum digunakan. Validitas
instrumen pada penelitian ini dimohonkan pada validator ahli. Kesahihan ahli
merupakan salah satu syarat kelayakan instrumen untuk dapat digunakan dalam
penelitian. Validator dalam penelitian ini adalah dua orang dosen ahli pada
jurusan Pendidikan Matematika dari Universitas Cokroaminoto Palopo yang
menganalisis instrumen yaitu pengaruh sikap profesional dan persepsi guru
tentang kegiatan pengembangan diri. Data kesahihan masing-masing instrumen
oleh para ahli dianalisis. Adapun langkah-langkah proses analisis data
kesahihan instrumen adalah sebagai berikut:

a. Melakukan rekapitulasi hasil penelitian para ahli ke dalam tabel yang


meliputi (1). aspek (A); (2). kriteria (K); (3). hasil penilaian validator (V).
b. Mencari rerata hasil penilaian ahli untuk setiap kriteria dengan rumus:
∑jn-1 - Vji
K= n
Keterangan:
K = reratankriteria ke-i.
24

Vji = skor hasil penilaian ahli untuk setiap kriteria ke-I oleh penilai ke-j

n = banyaknya penilai.

c. Mencari rerata tiap aspek dengan rumus:


∑jn-1 - Ki
Ai = n
n
Keterangan:

Ai = rerata aspek ke-i.

Ki = rerata untuk aspek ke-i oleh kriteria ke-j.

n = banyaknya kriteria dalam aspek ke-i.

d. Mencari rerata total (X) dengan rumus:

∑jn-1 - Ai
X= n

Keterangan:

X = rerata total.

Ai = rerata aspek ke-i.

n = banyaknya aspek.

Adapun hasil validasi ahli terhadap instrumen penelitian (angket) dapat


dilihat pada tabel 5, berikut:

Tabel 5. Hasil validasi ahli terhadap instrumen penelitian


No Komponen yang divalidasi Rata-rata Keterangan
1 Angket sikap profesional 3,9 Sahih
2 Angket pengembangan diri 3,6 Sahih

Berdasarkan tabel 5 diatas, diperoleh kesimpulan bahwa instrumen


penelitian berada pada kategori sahih sehingga komponen secara keseluruhan dapat
digunakan untuk pengambilan data.
25

3.8 Teknik Analisis Data


Sebelum dianalisis statistika inferensial, maka terlebih dahulu data-data
tersebut dideskripsikan dalam bentuk yang lebih komunikatif yaitu dengan tabel
distribusi frekuensi kecenderungan/kategori dari masing-masing variabel.
Berdasarkan Azwar dalam Sanjaya Sandana (2017), pengelompokan subyek dibagi
ke dalam tiga kategori yaitu : tinggi, sedang dan rendah dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mencari nilai maksimum (Xmax) dan nilai minimum (Xmin).
b. Mencari rata-rata ideal (Mi)
Mi = ½ (Xmax + Xmin)
c. Mencari standar deviasi ideal (SDi)
SDi = 1/6 ( Xmax – Xmin)
d. Pengkategorian variabel dalam tiga kategori sebagai berikut:
1) Kategori tinggi ≥ (Mi + 1 . SDi)
2) Kategori sedang = (Mi – 1 . SDi) sampai dengan (Mi + 1 . SDi)
3) Kategori rendah ≤ (Mi – 1 . SDi).
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis bertujuan untuk menguji apakah data yang terkumpul
memenuhi persyaratan untuk dianalisis atau tidak. Persyaratan yang harus terpenuhi
meliputi uji normalitas, uji linearitas dan uji multikolinearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari
masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang akan
digunakan adalah Uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS. Untuk
mengetahui apakah distribusi frekuensi masing-masing variabel normal atau tidak
dilakukan dengan melihat nilai Asymp.Sig. Jika nilai Asymp. Sig ˃ 0,05 maka
distribusi data adalah normal begitupun sebaliknya jika nilai Asymp. Sig ≤ 0,05
maka distribusi data tidak normal ,Muhammad Arif Tiro,(Analisis Korelasi dan
Regresi, 2010).
b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel


bebas dan variabel terikat memiliki hubungan yang linier atau tidak. Pengujian ini
26

dapat menggunakan uji F.


c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan yang
kuat antara variabel bebas. Kriteria yang digunakan adalah nilai VIF dan koefisien
korelasi antar variabel bebas. Jika nilai VIF mendekati 1 (satu) dan nilai toleransi
juga mendekati 1 (satu) maka dikatakan bahwa tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
2. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis regresi. Uji


hipotesis pada penelitian ini menerapkan analisis regresi ganda (multiple
regressions). Analisis regresi berganda pada penelitian ini dengan dua predikat
yaitu sikap profesional guru (X1), persepsi guru tentang kegiatan pengembangan
diri (X2) dan penilaian kinerja guru (Y).

a Uji Simultan (Uji F)


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel tentang sikap
profesional guru (X1) dan variabel persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri
(X2) secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel penilaian
kinerja guru (Y). Kriteria uji F pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) yaitu jika
tingkat signifikansi (tingkat probabilitas ) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini berarti variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sacara simultan
atau bersama-sama. Sebaliknya jika tingkat signifikansi > 0,05 maka H0 diterima
dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel bebas secara bersama-sama tidak
mampu menjelaskan variabel terikatnya.
b Uji Parsial (Uji t)
Uji Parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara individu (parsial) yaitu X1 terhadap Y dan X2
terhadap Y. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% (α
= 0,05). Jika sig t-hitung < α maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti bahwa
variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat. Sebaliknya jika sig t-hitung >
α maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti bahwa variabel bebas tidak dapat
menerangkan variabel terikatnya secara individu.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
27

tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Jika sig t-hitung < 0,05 maka Ho ditolak
dan H1 diterima berarti variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat.
Sebaliknya jika sig t-hitung > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti bahwa
variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat secara parsial.
c Uji Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang
paling baik dalam analisis regresi dimana hal ini ditunjukan oleh besarnya koefisien
determinasi (R2) antara nol dan satu atau 0 ≤ R2 ≤ 1. Jika R2 mendekati 1 maka ini
menujukkan bahwa variabel bebas berpengaruh sangat kuat terhadap variabel
terikat sehingga model yang digunakan dapat dikatakan baik. Sedangkan jika nilai
R2 mendekati 0 berarti bahwa variabel bebas sama sekali tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat sehingga model yang digunakan semakin kurang tepat.
Untuk mengetahui tingkat keeratan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen digunakan tabel keeratan koefisien korelasi seperti pada tabel 6 berikut:
Tabel 6. Keeratan koefisien korelasi
Rentang nilai r Keeratan
0,00 – 0,199 Sangat lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 0, 999 Sangat Kuat
1,000 Sempurna
Sumber: Sugiono (dalam Sanjaya Sandana), 2017

Berdasarkan tabel 6 di atas, keeratan koefisien korelasi terbagi atas 6


rentang yaitu: rentang 0,00 - 0,199 keratannya sangat lemah, rentang 0,20 - 0,399
keeratannya lemah, rentang 0,40 - 0,599 keeratannya sedang, rentang 0,60 - 0,799
keratannya kuat, 0,60 – 0,799 kerataannya sangat kuat, dan rentang 1,000
keratannya sempurna.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di 13 SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
Adapun jumlah SMA yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah sebanyak
13 (tiga belas) sekolah yaitu SMA Negeri: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 16, 19 di
Luwu Utara dan dari ketiga belas SMA Negeri tersebut terdapat 30 guru
matematika. Penelitian ini merupakan jenis penelitian ex-post facto yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil profesional guru matematika,
gambaran persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri guru matematika,
gambaran hasil penelitian kinerja guru matematika yang dilakukan oleh masing-
masing kepala sekolah, hubungan sifat profesional dan persepsi guru tentang
kegiatan pengembangan diri guru matematika, mengetahui pengaruh sikap
profesional terhadap kinerja guru matematika dan mengetahi pengaruh sikap
profesional dan persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri terhadap
kinerja guru matemaatika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi
ke SMA Negeri di Luwu Utara. Pada kegiatan berikutnya, peneliti memberikan
angket kepada guru-guru PNS yang ada di 13 SMA Negeri Luwu utara. Pada
kegiatan selanjutnya, peneliti mengumpulkan data secara langsung dari angket
yang sudah dibagikan kepada guru-guru PNS yang ada di 13 SMA Negeri Luwu
Utara tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2019 sampai dengan bulan
Maret 2019. Sebaran guru matematika yang jadi responden dalam penelitian ini
adalah sebagaimana pada tabel berikut:
29

Tabel 7. Data jumlah sekolah dan responden

No NAMA SEKOLAH JUMLAH RESPONDEN


1 UPT SMA Negeri 1 Luwu Utara 4
2 UPT SMA Negeri 2 Luwu Utara 4
3 UPT SMA Negeri 3 Luwu Utara 5
4 UPT SMA Negeri 4 Luwu Utara 4
5 UPT SMA Negeri 5 Luwu Utara 2
6 UPT SMA Negeri 6 Luwu Utara 1
7 UPT SMA Negeri 7 Luwu Utara 1
8 UPT SMA Negeri 8 Luwu Utara 3
9 UPT SMA Negeri 9 Luwu Utara 2
10 UPT SMA Negeri 10 Luwu Utara 1
11 UPT SMA Negeri 12 Luwu Utara 1
12 UPT SMA Negeri 16 Luwu Utara 1
13 UPT SMA Negeri 19 Luwu Utara 1
Jumlah 30

Hasil data jumlah sekolah dan responden pada tabel 7 diatas, menunjukkan
bahwa sebaran guru matematika yang berstatus PNS tidak merata dan untuk
mencukupkan maka diangkatlah tenaga guru matematika yang berstatus honorer.

4.2 Hasil Penelitian


Pada bagian ini akan dipaparkan hal-hal yang berkaitan dengan objek
penelitian dan deskripsi responden, analisis deskriptif variabel penelitian dan
analisis akhir (pengujian hipotesis).

1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian


Pengambilan data penelitian dari judul Pengaruh Sikap Profesional dan
Persepsi Guru tentang Kegiatan Pengembangan Diri terhadap Kinerja Guru
Matematika SMA Negeri di Luwu Utara ini menggunakan angket/kuesioner dan
data hasil penilaian kinerja guru oleh Kepala Sekolah. Angket/kuesioner yang
digunakan terdiri dari 2 (dua) angket yaitu angket untuk mengetahui pengaruh
sikap profesional dan angket untuk mengetahui persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri sebagai variabel bebas (X1 dan X2) dan hasil penilaian kinerja
guru oleh Kepala Sekolah sebagai variabel terikat (Y). Angket/kuesioner ini diisi
oleh 30 responden penelitian yang merupakan guru–

guru di 13 (tiga belas) SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara. Adapun


30

angket/kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian


menerapkan skala Likert dengan 5 pilihan jawaban dan telah di telaah oleh ahli.
Responden diminta untuk memilih satu dari 5 pilihan pernyataan/pertanyaan yang
sesuai dengan kondisi responden.
Angket/kuesioner yang digunakan untuk mengetahui gambaran Sikap
Profesional pada penelitian ini terdiri dari 25 butir/item pernyataan dengan masing-
masing 16 butir/item pernyataan positif dan 9 butir/item pernyataan negatif dan
angket untuk mengetahui Persepsi Guru Tentang Kegiatan Pengembangan Diri dari
15 butir/item pernyataan dengan masing-masing 8 butir/item pernyataan positif dan
7 butir/item pernyataan negatif.
Dari masing–masing item pernyataan yang dinyatakan valid dan reliabel
inilah yang dijadikan sebagai item penyataan dalam angket yang diajukan kepada
responden sampel penelitian sejumlah 30 guru. Hasil dari pengumpulan data
terhadap responden sampel tersebut kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel
dengan menggunakan Microsoft excel untuk mempermudah pengolahan data,
selanjutnya data diolah dengan memanfatkan aplikasi SPSS.

Tabel 8. Hasil analisis deskriptif variabel penelitian


N Jang Mini- Maxi-
Juml Rata- Stand.
kau mum mum Varians
ah Rata Deviasi
an
Kinerja
7,00 46,00 53,00 1489,00 49,63 1,67 1,79
Guru
Sikap Pro 39,00 66,00 105,00 2890,00 96,33 7,22 52,23
P. Diri 18,00 47,00 65,00 1721,00 57,36 4,88 23,82
Sumber: Data Penelitian, 2019

Berdasarkan hasil pengolahan data yang tertera pada tabel 8 diatas, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Variabel terikat (Dependent Variable) dalam penelitian ini (Y) adalah penilaian
kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran. Data yang digunakan adalah hasil
penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah terhadap 30 guru yang dijadikan sebagai
sampel dalam penelitian ini dan diperoleh hasil range atau rentang nilai sebesar
7,00; memunculkan nilai terendah atau minimum sebesar 46,00; sedangkan untuk
nilai tertinggi atau maximum adalah 53,00. Jumlah keseluruhan atau sum sebesar
1489,00; rata–rata nilai atau mean sebesar 49,63; standar deviasi sebesar 1,67 dan
31

varian data sebesar 1,79.


Variabel bebas (Independent Variable) yang pertama (X1) dalam penelitian ini
adalah pengaruh sikap profesional. Pengumpulannya dengan menggunakan angket
yang dibagikan kepada 30 guru sebagai responden sampel dan diperoleh hasil
pengolahan data dengan range atau rentang nilai sebesar 39,00; nilai terendah atau
minimum 66,00, nilai tertingi atau maximum 105,00; sum atau jumlah seluruh skor
data sampel adalah sebesar 2890,00; rata-rata atau mean 96,33; standar deviasi
sebesar 7,22 dan varian data sebesar 52,23.
Variabel bebas (Independent Variable) yang kedua (X2) dalam penelitian ini
adalah kegiatan persepsi guru tentang pengembangan diri. Pengumpulan datanya
sama dengan variabel bebas pertama yaitu dengan menggunakan angket yang
dibagikan kepada 30 guru sebagai responden sampel dan diperoleh hasil
pengolahan data dengan range atau rentang nilai sebesar 18,00; nilai terendah atau
minimum 47,00, nilai tertinggi atau maximum 65,00; jumlah seluruh skor data
sampel adalah sebesar 1721,00; rata-rata atau mean 57,36; standar deviasi sebesar
4,88 dan varian data sebesar 23,82.

2. Deskripsi Variabel Pengaruh Sikap Profesional Guru


Data yang diperoleh dengan angket variabel Pengaruh Sikap Profesional
Guru terdiri dari 25 butir/item pernyataan yang disesuaikan dengan dimensi dan
indikator pernyataan. Berikut ini disajikan hasil analisis statistika deskriptif dalam
tabel 9.
Tabel 9. Hasil statistika deskriptif sikap profesional
Statistika Deskriptif Nilai Statistik
Rata-Rata 96,33
D. Tengah 98
Modus 98
Standar Deviasi 7,22
Kurtosis 10,26
Skewness -2,74
Rentang 39,00
Minimum 66,00
Maksimum 105,00
Jumlah 30,00
Sumber: Hasil analisis data primer (2019)
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif tabel 9, di atas menunjukkan
bahwa dari 30 data yang dianalisis diperoleh skor maksimum yang dicapai untuk
32

variabel sikap profesional adalah 105 dan skor minimum adalah 66. Rata-rata
(mean) adalah 96,33 dengan standar deviasi 7,22 dari 30 data. Kurtosis
(keruncingan) diatas normal k > 3 yaitu k = 10,26 dan Skewness (kemiringannya)
condong ke kiri yaitu -2,74 < 0.

Data skor variabel sikap profesional (X1) guru Matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara dalam bentuk histogram seperti ditunjukkan pada
gambar 3 berikut:

Gambar 3. Histogram variabel sikap profesional guru

Berdasarkan gambar 3, histogram variabel sikap profesional guru


memperlihatkan ketajaman kurvanya tinggi (leptokurtis k ˃ 3) yaitu nilai k sama
dengan 10,26 dan kemiringan condong ke kiri dengan nilainya sama dengan -
2,74 dengan nilai rata-ratanya 96,33.

Jika skor variabel sikap profesional guru di kelompokkan dalam tiga


kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti ditunjukkan
pada tabel 10, berikut:
33

Tabel 10. Distribusi frekuensi tentang sikap profesional guru


Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)
≥ 92 Tinggi 13,00 43,33
79 – 92 Sedang 15,00 50,00
≤ 79 Rendah 2,00 6,67
Jumlah 30,00 100,00
Sumber: Hasil analisis data primer (2019)
Berdasarkan tabel 10 diatas, diperoleh data skor variabel sikap profesional
guru (X1) guru SMA Negeri di Luwu Utara yaitu terdapat 2 responden (6,67%)
berada pada kategori rendah, 15 responden (50,00%) berada pada kategori sedang,
13 responden (43,33%) berada pada kategori tinggi. Berdasarkan tabel 4, skor rata-
rata variabel sikap profesional guru sebesar 96,33 berada pada ≥ 92 dengan kategori
tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa skor variabel sikap professional
guru (X1) termasuk kategori tinggi.

Distribusi frekuensi kecenderungan variabel sikap profesional guru


ditunjukkan pada tabel 4 dapat dilihat dalam bentuk diagram lingkaran seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4 berikut:

Gambar 4. Diagram lingkaran sikap profesional guru

Berdasarkan diagram lingkaran diatas, sikap profesional seorang guru


matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara terdapat 13 responden atau
43,33% berada pada kategori tinggi,15 responden atau 50,00% berada pada kategori
sedang dan 2 responden atau 6,67% berada pada kategori rendah dari 30
responden.
34

3. Deskripsi Variabel Persepsi Guru Tentang Kegiatan Pengembangan Diri


Data yang diperoleh dengan angket variabel terdiri dari 15 butir/item
pernyataan yang disesuaikan dengan dimensi dan indikator pernyataan. Berikut ini
disajikan hasil analisis statistika deskriptif dalam tabel 11 berikut:
Tabel 11. Hasil statistika deskriptif persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri
Statistika Deskriptif Nilai Statistik
Rata-Rata 57,36
D. Tengah 58,50
Modus 59
Standar Deviasi 4,88
Kurtosis -0.32
Skewness -0.63
Rentang 18,00
Minimum 47,00
Maksimum 65,00
Jumlah 30,00
Sumber: Hasil analisis data primer (2019)

Berdasarkan tabel 11 diatas, hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan


bahwa skor maksimum yang dicapai untuk variabel persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri adalah 65 dan skor minimum adalah 47. Rata-rata (mean)
adalah 57,36 dengan standar deviasi 4,88 dari 30 data. Kurtosis (keruncingan)
dibawah normal karena k <3 yaitu k = -0,32.

Data skor variabel persepsi guru tentang persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri (X2), guru Matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu
Utara dalam bentuk histogram ditunjukkan pada gambar 5 berikut:
35

Gambar 5. Histogram variabel persepsi guru tentang kegiatan


pengembangan diri

Berdasarkan gambar 5, histogram variabel persepsi guru tentang kegiatan


pengembangan diri memperlihatkan ketajaman kurvanya rendah (platikurtis k<3 )
yaitu nilai k sama dengan -0,32 dan kemiringan condong ke kiri dengan nilainya
sama dengan -0,63 dengan nilai rata-ratanya 57,33.

Jika skor variabel kegiatan persepsi guru tentang pengembangan diri di


kelompokkan dalam tiga kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan
persentase seperti ditunjukkan pada tabel 12 berikut:

Tabel 12. Skor variabel persepsi guru tentang kegiatan pengembangan


diri
Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)
≥ 57,33 Tinggi 9 30,00
54,67 – 57,33 Sedang 18 60,00
≤ 54,67 Rendah 3 10,00
Jumlah 30 100,00
Sumber: Hasil analisis data primer (2019)
Berdasarkan tabel 12 diatas, diperoleh data skor variabel persepsi guru
tentang kegiatan pengembangan diri (X2) guru SMA Negeri di Luwu Utara yaitu
terdapat 3,00 responden (10,00%) berada pada kategori rendah, 18,00 responden
36

(60,00%) berada pada kategori sedang, 3,00 responden (30,00%) berada pada
kategori tinggi. Berdasarkan tabel 6, skor rata-rata variabel persepsi guru tentang
kegiatan pengembangan diri sebesar 57,37 berada pada ≥ 57,33 dengan kategori
tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa skor variabel persepsi guru tentang
kegiatan pengembangan diri (X2) termasuk kategori tinggi.

Distribusi frekuensi kecenderungan variabel persepsi guru tentang kegiatan


pengembangan diri ditunjukkan pada gambar 6 dapat dilihat dalam bentuk diagram
lingkaran seperti yang di tunjukkan pada gambar 6 berikut:

Gambar 6. Diagram lingkaran Persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri


Berdasarkan gambar 6 histogram variabel persepsi guru tentang
kegiatan pengembangan diri guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu
Utara terdapat 9 responden atau 30% berada pada kategori tinggi, 18 responden
atau 60% berada pada kategori sedang dan 3 responden atau 30% berada pada
kategori rendah dari 30 responden.
4. Deskripsi Variabel Kinerja Guru
Berikut ini disajikan hasil analisis statistika penilaian kinerja guru oleh
kepala sekolah dalam tabel 13 berikut:
Tabel 13. Hasil statistika deskriptif Penilaian Kinerja Guru
Statistika Deskriptif Nilai Statistik
Rata-Rata 49,63
D. Tengah 50,00
Modus 50,00
Standar Deviasi 1,67
Kurtosis -0,19
Skewness -0,22
Rentang 7,00
Minimum 46,00
Maksimum 53,00
Jumlah 30,00
Sumber: Hasil analisis data primer (2019)
Berdasarkan tabel 13 diatas, diperoleh hasil statistika diskriptif penilaian
37

kinerja guru diatas, diperoleh nilai tertinggi adalah 53,00, nilai terendah adalah
46,00, rata-rata adalah 49,63 jangkauannya adalah 7,00 dan standar deviasinya
adalah 1,67 dari 30 data. Kurtosis (keruncingan) dibawah normal karena k < 3 yaitu
k = -0,195 dan skewness (keruncingan) condong ke kana karena k < 0 yaitu k = -
0,22.
Data skor variabel penilaian kinerja guru (Y), guru SMA Negeri di Luwu
Utara dalam bentuk histogram seperti ditunjukkan pada gambar 7 berikut:

Gambar 7. Histogram penilaian kinerja guru

Berdasarkan gambar 7 diatas, histogram variabel penilaian kinerja guru


(Y) memperlihatkan ketajaman kurvanya rendah (platikurtis k<3 ) yaitu nilai
k sama dengan -0,19 dan kemiringan kurva condong ke kiri dengan nilainya sama
dengan -0,22 dengan nilai rata-ratanya 49,63.

Jika skor variabel persepsi guru tentang kinerja guru dapat di kelompokkan
dalam tiga kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti
ditunjukkan pada tabel 14 berikut:

Tabel 14. Skor variabel penilaian kinerja guru

Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)


≥ 50,67 Tinggi 7 23,33
47,83 – 50,67 Sedang 21 70,00
≤ 47,83 Rendah 4 6,67
Jumlah 30 100,00
Sumber: Hasil analisis data primer (2019)
Berdasarkan tabel 14, diperoleh data skor variabel penilaian kinerja guru
(Y) SMA Negeri di Luwu Utara yaitu terdapat 4 responden (6,67%) berada pada
38

kategori rendah, 21 responden (70,00%) berada pada kategori sedang, 7 responden


(23,33%) berada pada kategori tinggi. Berdsarkan tabel 7, skor rata-rata variabel
sikap profesional guru sebesar 49,63 berada pada 47,83 – 50,67 dengan kategori
sedang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa skor variabel penilaian kinerja
guru (Y) termasuk kategori sedang.

Distribusi frekuensi kecenderungan variabel penilaian kinerja guru


ditunjukkan pada tabel 14 diatas, dapat dilihat dalam bentuk diagram lingkaran
seperti yang di tunjukkan pada gambar 8 berikut:

Penilaian Kinerja Guru


12% 22%

66% TINGGI
SEDANG
RENDAH

Gambar 8. Diagram penilaian kinerja guru


Berdasarkan gambar 8 diagram penilaian kinerja guru, penilaian kinerja
guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara terdapat 7 responden
atau 23,33% berada pada kategori tinggi, 21 responden atau 70% berada pada
kategori sedang dan 4 responden atau 6,67% berada pada kategori rendah
dari 30 responden.
5. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini terdiri atas dua pengujian yaitu uji
normalitas dan uji linearitas data. Berikut ini akan diuraikan selengkapnya
mengenai uji prasyarat analisis.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang di peroleh dari
populasi berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, pengujian normalitas
data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan diolah dengan Statistical Product
and Service Solution (SPSS). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada bagian Asimp.
Sig. (2-tailed). Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika mempunyai hasil uji
39

Kolmogorov-Smirnov dengan nilai signifikansi di atas 0,05. Berikut ini kriteria


yang berlaku untuk menetapkan kenormalan:

- Memenuhi taraf signifikansi uji (α) = 0,05.


- Jika signifikansi yang diperoleh > α maka variabel berdistribusi normal.
- Jika signifikansi yang diperoleh < α maka variabel tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan informasi tersebut hasil perhitungan SPSS yang diperoleh untuk
uji normalitas pada kedua variabel penelitian ini adalah 0,069 pada uji normalitas
variabel sikap profesonal dan 0,682 pada variabel kegiatan pengembangan diri.
Kedua nilai signifikansi tersebut > 0,05 sehingga semua data dinyatakan
berdistribusi normal. Berikut ini hasil output aplikasi SPSS yang digunakan untuk
mengetahui normalitas data penelitian.
Tabel 15. Hasil uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik df Sig Statistic df Sig
Sikap Pro. 0,123 30 0,069 0,964 30 0,092
Peng.Diri 0,124 30 0,682 0,957 30 0,040
Kinerja 0,246
Sumber: Hasil analisis data primer (2019)

Berdasarkan tabel 15 diatas yang merupakan hasil uji normalitas diperoleh


variabel sikap profesonal sebesar 0,069 dan variabel kegiatan pengembangan diri
sebesar 0,682, kedua nilai tersebut > 0,05.

b. Uji Linieritas

Uji linearitas merupakan langkah untuk mengetahui apakah dua variabel


mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Hasil yang diperoleh
dari uji linear menentukan persamaan garis regresi variabel bebas (X1) dan (X2)
terhadap variabel terikat (Y). Uji liniearitas menggunakan SPSS yaitu Test for
Liniearity dengan melihat Anova Table pada bagian kolom Sig baris Liniearity.
Apabila signifikansi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya linear.
Pengolahan data dengan SPSS menghasilkan uji liniearitas terhadap variabel-
variabel penelitian ini yaitu sikap profesional dan kegiatan pengembangan diri
terhadap penilaian kinerja guru. Hasil analisis SPSS dinyatakan bahwa terdapat
hubungan yang linier antara variabel sikap profesional (X1) terhadap variabel
40

kinerja guru (Y) (Sig. < 0.05) dan variabel persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri (X2) terhadap variabel kinerja guru (Y) (Sig. < 0.05). Berikut
hasil output pengolahan data untuk uji linieritas dengan SPSS dapat dilihat pada
tabel 16 berikut:
Tabel 16. Hasil uji linieritas data (Test for Liniearity)
Sum of
Squares df Mean F Sig
Squa re
Kinerja*S. Between (Combinet 44,777 12 3,981 ,740 ,007
Pro Groups
Linearity 35,731 1 35,731 24,588 ,000
Deviation fl 12,045 11 1,095 ,754 ,682
Wilhin 63,942 44 1,453
Groups
Total 111,719 56
Sumber: Hasil analisis data primer (2019)
Berdasarkan tabel 16 diatas, diperoleh uji linieritas antara variabel sikap
profesional (X1) terhadap variabel kinerja guru (Y) sebesar 0,07 dan variabel
persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri (X2) terhadap variabel kinerja
guru (Y) sebesar 0,00.

c. Uji Multikolinearitas Data


Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan yang
kuat antara variabel bebas. Kriteria yang digunakan adalah nilai VIF dan koefisien
korelasi antar variabel bebas. Jika nilai VIF mendekati 1 (satu) dan nilai toleransi
juga mendekati 1 (satu) maka dikatakan bahwa tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
Hasil uji multikolinearitas diperoleh nilai VIF dan nilai toleransi dari variabel
sikap profesional (X1) dan variabel persepsi guru tentang kegiatan pengembangan
diri (X2), masing-masing mendekati 1 (satu). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
tidak terdapat hubungan yang kuat antara variabel bebas atau tidak terjadi masalah
multikolinearitas. Berikut ini hasil output aplikasi SPSS yang digunakan untuk
mengetahui multikolinearitas data penelitian.
41

Tabel 17. Hasil uji multikolinearitas


Correlations Collinearity Statistics
Model Zero-order Partial Part Toleransi VIF
(Constant)
1 Sikap Pro .613 .542 .500 .839 1.192
K. P Diri .387 .195 .154 .839 1.192
Dependent Variabel: Kinerja
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dari tabel 17 diatas, diperoleh nilai
VIF dan nilai toleransi dari variabel sikap profesional (X1) dan variabel persepsi
guru tentang kegiatan pengembangan diri (X2), masing-masing mendekati 1 (satu)
yaitu; 0,839.
6. Hasil analisis Statistika Inferensial
a Analisis Regresi

Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis regresi uji


hipotesis pada penelitian ini menerapkan analisis regresi ganda (multiple
regressions). Analisis regresi berganda pada penelitian ini dengan dua variabel
yaitu sikap profesional guru (X1), persepsi guru tentang kegiatan pengembangan
diri (X2) dan penilaian kinerja guru (Y). Model regresi ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh sikap profesional dan persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri terhadap kinerja guru secara simultan dan parsial. Berikut ini
adalah tabel analisis regresi:

Tabel 18. Analisis regresi

Model Unstandardizet Cefficients


B Std Error
(Constant) 35,165 3,758
1 X1 0,187 0,056
X2 0,039 0,038
Sumber: Hasil analisis data primer (2019)
Berdasarkan tabel 18 diatas, diperoleh analisis regresi sikap profesional
guru (X1) terhadap kinerja guru sebesar 0,187 dan persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri terhadap kinerja guru sebesar 0,039.
Dari persamaan regresi berganda diperoleh sebagai berikut:
42

Ŷ = β0 + β1X1 + β2 X2
Ŷ = 35,165 + 0,187X1 + 0, 390 X2
Keterangan:
Ŷ = Kinerja guru.
X1 = sikap profesional guru.
X2 = kegiatan pengembangan diri.
β0 = Konstanta.
βi = koefisien regresi, dimana i = 1 dan 2.
Persamaan linier tersebut mempunyai makna:
1. Jika sikap profesional guru (X1) dan persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri (X2) nilainya nol (0) maka penilaian kinerja guru
matematika (Y) SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara nilainya sebesar
35,16.

2 Jika kegiatan pengembangan diri (X2) nilainya tetap sedangkan sikap


profesional guru (X1) mengalami kenaikan sebesar 1 (satu) maka penilaian
kinerja guru matematika (Y) SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara
akan mengalami peningkatan sebesar 0,18.
3. Jika sikap profesional guru (X1) nilainya tetap dan persepsi guru tentang
kegiatan pengembangan diri (X2) mengalami kenaikan sebesar 1 (satu) maka
penilaian kinerja guru matematika (Y) SMA Negeri di Kabupaten Luwu
Utara akan mengalami peningkatan sebesar 0,39.

1). Uji simultan (uji F)


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel tentang sikap
profesional guru (X1) dan variabel persepsi guru tentang kegiatan pengembangan
diri (X2) secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel
penilaian kinerja guru (Y), rumus hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh secara simultan dari sikap
Profesional dan persepsi guru tentang kegiatan pengembangan
diri terhadap penilaian kinerja guru matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara.
43

H1 : Terdapat pengaruh secara simultan dari persepsi sikap


profesional guru dan persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara.
Kriteria uji F pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) yaitu, jika tingkat
signifikansi α < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas
dapat menjelaskan variabel terikat sacara simultan atau bersama-sama. Sebaliknya
jika tingkat signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti
bahwa variabel bebas secara bersama-sama tidak mampu menjelaskan variabel
terikatnya. Hasil uji hipotesis secara simultan dapat dilihat pada tabel 19 berikut:
Tabel 19. Hasil uji simultan (uji F)
ANOVAa
Sum of
Model Rquares db Mean Square F Sig
1 Regression 32,373 2 16,187 8,994 ,001b
Residual 48,593 27 1,000
Total 80,967 29
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), S Pro, P. Diri
Berdasarkan tabel 19 diatas, memperlihatkan bahwa besarnya nilai F adalah
8,994 dengan nilai sig.F 0,01 ˂ 0,05 yang berarti signifikan pada taraf 0,05 sehingga
diputuskan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini bermakna bahwa sikap
profesional guru dan persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri
berpengaruh secara simultan terhadap penilaian kinerja guru matematika SMA
Negeri di Kabupaten Luwu Utara di terima.
2). Uji Parsial (uji t)
Uji Parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara individu (parsial), yaitu X1 terhadap Y dan X2
terhadap Y. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% (α
= 0,05). Jika sig t-hitung < α maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti bahwa
variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat. Sebaliknya jika sig t-hitung >
α maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti bahwa variabel bebas tidak dapat
menerangkan variabel terikatnya secara individu.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
44

tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Jika sig t-hitung < 0,05 maka Ho ditolak dan
H1 diterima berarti variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat. Sebaliknya
jika sig t-hitung > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti bahwa variabel
bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat secara parsial.
a. Untuk variabel bebas sikap profesional
(1) H0 : Tidak terdapat pengaruh positif sikap profesional
terhadap penilaian kinerja guru matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara.
(2) H1 : Terdapat pengaruh positif sikap profesional terhadap penilaian
kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Jika sig t-hitung < 0,05 maka Ho ditolak
dan H1 diterima berarti variabel bebas berpengaruh pada variabel terikat.
Sebaliknya, jika sig t-hitung > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti bahwa
variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat secara parsial. Hasil uji
secara parsial dapat dilihat pada tabel 20 berikut:

Tabel 20. Hasil uji parsial sikap profesional


ANOVAa
Sum of Rquares
Model Df Mean Square F Sig
1 Regression 12,151 1 12,151 4,944 ,034b
Residual 68,815 28 2,458
Total 80,967 29
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), S.Pro, P. Diri
Berdasarkan tabel 20 diatas, memperlihatkan bahwa besarnya nilai F adalah
4,944 dengan nilai sig.F 0,034 ˂ 0,05 yang berarti signifikan pada taraf 0,05
sehingga diputuskan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini bermakna bahwa
berpengaruh secara parsial terhadap penilaian kinerja guru matematika SMA
Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
b. Untuk variabel bebas (X2) terhadap (Y)
H0 : Tidak terdapat pengaruh positif persepsi guru tentang
kegiatan pengembangan diri guru terhadap penilaian kinerja
45

guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.


H1 : Terdapat pengaruh positif persepsi guru tentang kegiatan
pengembangan diri guru terhadap penilaian kinerja guru
matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Jika sig t-hitung < 0,05 maka Ho ditolak
dan H1 diterima berarti variabel bebas berpengaruh pada variabel terikat.
Sebaliknya, jika sig t-hitung > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti bahwa
variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat secara parsial. Hasil uji
secara parsial dapat dilihat pada tabel 21 berikut:
Tabel 21. Hasil uji parsial variabel persepsi tentang kegiatan pengembangan diri
ANOVAa
Sum of Rquares
Model Df Mean Square F Sig
1 Regression 30,442 1 30,442 16,871 ,000b
Residual 50,524 28 1,804
Total 80,967 29
c. Dependent Variable: Kinerja
d. Predictors: (Constant), P. Diri
Berdasarkan tabel 21 di atas, memperlihatkan bahwa besarnya nilai F adalah
16,871 dengan nilai sig.F 0,000 ˂ 0,05 yang berarti signifikan pada taraf 0,05
sehingga diputuskan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini bermakna bahwa
persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri guru berpengaruh secara parsial
terhadap penilaian kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.

3). Uji Determinasi (R2)


Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan
yang paling baik dalam analisis regresi. Berikut ini tabel hasil analisis determinasi
(R2) dengan nilai antara nol dan satu.

Tabel 22. Koefisien determinasi secara simultan


Model Adjusted R Std Error the
R R Square
Square Estimate
Sikap Pro (X1)
1 Peng. Diri (X2) 0,632 0,400 0,355 1,341

Sumber: Hasil analisis data primer (2019)


46

Berdasarkan tabel 22 diatas, menunjukkan angka koefisien korelasi (R)


sebesar 0,632 berada pada rentang 0,60 – 0,799 (kategori kuat). Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara sikap profesional dengan
persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri secara simultan terhadap
penilaian kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
Sedangkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,400 atau 40,0%. Dengan demikian
pengaruh sikap profesional dan persepsi guru tentang kegitan pengembangan diri
terhadap penilaian kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara
mempunyai kontribusi sebesar 40,0%. Pengaruh faktor lain yang besarnya 60,0%
diluar aspek yang diteliti oleh peneliti.
Tabel 23. Koefisien determinasi secara parsial (X1) terhadap (Y)
Model Adjusted R Std Error the
R R Square
Square Estimate

0,387a 0,150 0,120 1,567


1

Tabel 23 menunjukkan angka koefisien korelasi (R) sebesar 0,387


berada pada rentang (0,20 – 0,399) kategori lemah. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi hubungan yang lemah antara sikap profesional guru terhadap penilaian
kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara. Koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,120 atau 12,0%. Hasil analisis menunjukkan pengaruh
sikap profesional guru terhadap penilaian kinerja guru matematika SMA Negeri di
Kabupaten Luwu Utara mempunyai kontribusi sebesar 12,0%. Pengaruh faktor lain
yang besarnya 88,0% diluar aspek yang diteliti oleh peneliti
Tabel 24. Koefisien determinasi secara parsial (X2) terhadap (Y)
Model . Adjusted R Std Error the
R R Square
Square Estimate

0,613a 0, 376 0,354 1,343


1
Tabel 24 Menunjukkan angka koefisien korelasi (R) sebesar 0,613 berada
pada rentang 0,60 – 0,799 (kategori kuat). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
hubungan yang kuat antara persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri
terhadap penilaian kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara.
Sedangkan, koefisien determinasi (R2) sebesar 0,376 atau 37,6%. Dengan demikian
47

pengaruh persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri terhadap penilaian


kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara mempunyai
kontribusi sebesar 37,6%. Pengaruh faktor lain yang besarnya 62,4%,0% diluar
aspek yang diteliti oleh peneliti

4.3 Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sikap profesional (X1) dan
variabel persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri (X2) terhadap variabel
penilaian kinerja guru matematika (Y), baik secara simultan ataupun secara parsial.
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada SMA Negeri di Kabupaten Luwu
Utara. dengan menggunakan angket (kuesioner) sebagai alat pengumpulan data.
Angket tersebut disebarkan kepada sampel penelitian sebanyak 30
responden.
Peningkatan atau penurunan antara sikap profesional seorang guru (X1) dan
persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri (X2) terhadap penilaian kinerja
(Y) itu saling berhubungan (berkorelasi) dalam pengertian bahwa jika seorang guru
mempunyai sikap profesional yang baik maka penilaian terhadap kinerjanya (Y)
akan meningkat begitu juga sebaliknya serta jika seorang guru mempunyai persepsi
yang baik tentang kegiatan pengembangan diri (X2) maka penilaian terhadap
kinerjanya (Y) juga meningkat begitu juga sebaliknya serta gabungan antara sikap
profesional seorang guru (X1) dan persepsi guru tentang kegiatan pengembangan
diri (X2) terhadap penilaian kinerja (Y) akan meningkat dengan peningkatan secara
simultan sebesar 40 %. Korelasi antar variabel (X1 dengan Y), (X2 dengan Y)
mempunyai hubungan yang kuat. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Mulyanto. AS (2008), bahwa hubungan antara Kompetensi Profesional Guru
dengan Kinerja Guru Kelas, SDN di Kec. Grogol, Kab. Sukoharjo, hasil
penelitiannya menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan secara bersama-
sama antara Kompetensi Profesional Guru dan Konsep Diri Guru dengan Kinerja
Guru, kedua variabel bebas tersebut secara bersama-sama memberikan sumbangan
efektif sebesar 77 %.
48

Sikap professional berpengaruh secara parsial terhadap penilaian kinerja


guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara. Hal ini sejalan denga
penelitian yang dilakukan oleh Muhajir (Tesis, 2012), hasil penelitiannya
mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap profesional
dengan kinerja guru
Persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri guru berpengaruh secara
parsial terhadap penilaian kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten
Luwu Utara. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rezita R (Tesis,
2015) penelitiannya menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan pengaruhnya
berada pada kategori sedang dan Alim. MS (Tesis, 2008), Pengaruh Kualifikasi
Pendidikan Keikutsertaan Diklat dan sikap pada Profesi terhadap Kompetensi
Guru PAI SD di Kab.Pekalongan hasil penelitiannya menunjukkan ada pengaruh
yang signifikan dari kualifikasi pendidikan, keikutsertaan diklat dan sikap pada
profesi secara simultan terhadap kompetensi guru PAI SD di Kab. Pekalongan.
Bahwa dalam penelitian ini tentunya ada kelemahan-kelemahan, yang salah
satunya yaitu penilaian kinerja guru (Y), peneliti mengambil dari sekolah-sekolah
yang menjadi obyek penelitian berdasarkan hasil penilaian oleh kepala sekolah
masing-masing sehingga peneliti tidak mengetahui bahwa apakah hasil penilaian
kinerja tersebut berdasarkan aturan yang berlaku. Terbatasnya jumlah kuesioner
pada instrumen penelitian sehingga tidak menutup kemungkinan masih banyak
kuesioner yang belum mewakili intrumen pada variabel tersebut (X1 dan X2).
49

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data maka kesimpulan penelitian ini adalah:


1. Gambaran sikap profesional guru matematika SMA Negeri di Kabupaten
Luwu Utara pada umumnya berada pada kategori tinggi.
2. Gambaran persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri guru matematika
SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara pada umumnya berada pada kategori
tinggi.
3. Gambaran hasil penilaian kinerja guru matematika yang dilakukan oleh
masing-masing kepala sekolah SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara pada
umumnya berada pada kategori sedang.
4. Pengaruh sikap profesional terhadap kinerja guru matematika di SMA Negeri
di kabupaten Luwu Utara mengalami peningkatan.
5. Sikap profesional dan persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri
mempunyai hubungan yang kuat, yang masing-masing mendekati angka 1.
6. Pengaruh sikap profesional dan persepsi guru tentang kegiatan pengembangan
diri guru terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Luwu
Utara adalah kuat atau mencapai 40,00%.
5.2 Saran
Searah dengan kesimpulan penelitian di atas maka saran yang disampai kan
berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah :
1. Guru-guru diharapkan senantiasa mengembangkan sikap profesionalnya untuk
meningkatkan kinerjanya sebagai guru.
2. Kepala sekolah harus senantiasa mendorong guru-gurunya untuk mengikuti
kegiatan pengembangan diri yang sesuai agar dapat mendukung pelaksanaan
tugasnya dengan lebih baik.
3. Menjadi salah satu bahan rujukan bagi peneliti akan datang bahwa telah ada
penelitian yang menjelaskan keterkaitan yang erat antara sikap profesional,
persepsi guru tentang kegiatan pengembangan diri dalam upaya meningkatkan
kinerja seorang guru.
50

DAFTAR PUSTAKA

Alim. M.S. 2008. Pengaruh Kualifikasi Pendidikan, Keikutsertaan Diklat dan


Sikap pada Profesiterhadap Kompetensi Guru PAI SD di Kab. Pekalongan.

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta.

Danim, Sudarwan. 2010. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung:


Alfabeta.

Depdiknas. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Direktorat Tenaga


Kependidikan, Ditjen PMPTK Depdiknas.

Edy. S. 2010. Budaya Organisasi, Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Ekawati. 2017. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Efektifitas


Pembelajaran di MTs Aulia Cendekia Palembang (Tesis).

Ilyas, Y. 1999. Kinerja. Universitas Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit FKM.

Lalak, A. 2018. Jejak-jejak Sang Guru. Watampone: Penerbit Syahadah.

Mahmudah, N. 2018. Pengaruh Pelatihan dan Pengalaman Mengajar terhadap


Kinerja Guru MTs.N Karawangen Demak: Skripsi.

Muhajir. 2012. Pengaruh Sikap Profesional dan Kegiatan Pengembangan Diri


terhadap Kinerja Guru SMAN 1 Luwu Utara Kabupaten Luwu Utara. Tesis.
Universitas Negeri Makassar.

Mulyanto, A.S. 2008. Hubungan antara Kompetensi Profesional Guru dengan


Kinerja Guru Kelas SDN Grogol Kab. Sukoharjo.Sukoharjo: Jurnal.

Murniati. 2016. Pengaruh Diklat terhadap Kinerja Guru di SMKN 1 Bungoro


Kabupaten Pangkep. Skripsi.

Nurbaeti, R.U. 2011. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan Pengalaman Mengajar


terhadap Profesionalisme Guru SD di Daerah Binaan IV Kec. Comal Kab.
Pemalang. Pemalang: Skripsi.

Priatna. A. 2011. Pengaruh Profesional Guru terhadap Kualitas Pembelajaran


pada SMA. Bandung: Jurnal

Ramdhani, 2011, Penilaian Kinerja. Katapang Jawa Barat: PT Sarana Panca Karya
Nusa
Ramdhani, Neila. 2011. Sikap dan Bebarapa Defenisi Untuk Memahaminya.
Katapang Jawa Barat: PT Sarana Panca Karya Nusa.
51

Rezita. R. 2015. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai.


Bandung: Jurnal.

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.


Bandung: Alfabeta.

Sanjaya Sanjana. 2017. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perhatian Orang Tua


dan Kebiasaan Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Siswa SMK Negeri 1 Tomoni. Tomoni: Tesis

Sudiyanto 2008. Pengaruh Supervisi, Diklat, serta Partisipasi dalam KKG,


terhadap Profesional Guru. Bandung: Tesis

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Tiro. M.A, 2010, Analisis Korelasi dan Regresi. Makassar, Andira Publisher

Toharuddin, Toto. 2002. Kinerja Profesional Guru. Bandung: Universitas


Pendidikan Indonesia.

Walgito. 2008. Profesionalisme Guru. Yogyakarta: Penerbit Andi.


52
53
54
55
56
57
58
59

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Sikap Profesional


No Sub Variabel Indikator Pengukuran
1 Sikap terhadap 1. Kepatuhan dan ketaatan Skala Likert skor
peraturan dan terhadap peraturan dan mulai dari 5 – 1
perundang- perundang-undangan yang untuk pernyataan
undangan ditetapkan pemerintah positif dan 1 – 5
2. Ketaatan dan kepatuhan untuk pernyataan
terhadap peraturan di sekolah negatif.
yang sudah ditetapkan bersama
2 Sikap terhadap 1. Keikutsertaan sebagai anggota Skala Likert skor
organisasi atau pengurus organisasi mulai dari 5 – 1
profesi profesi untuk pernyataan
2. Keaktifan dalam organisasi positif dan 1 – 5
profesi untuk pernyataan
negatif.
3 Sikap terhadap 1. Kemampuan membangun Skala Likert skor
teman sejawat hubungan formal dengan teman mulai dari 5 – 1
sejawat di lingkungan kerja untuk pernyataan
2. Membangun hubungan positif dan 1 – 5
kekeluargaan dengan teman untuk pernyataan
sejawat di lingkungan negatif.
keseluruhan
4 Sikap terhadap 1. Mengelola komunikasi dengan Skala Likert skor
anak didik anak didik di kelas mulai dari 5 – 1
2. Kemampuan membangun untuk pernyataan
kerjasama dan berinteraksi positif dan 1 – 5
dengan anak didik baik di untuk pernyataan
dalam maupun di luar negatif.
lingkungan sekolah
5 Sikap terhadap 1. Menciptakan suasana sekolah Skala Likert skor
tempat kerja sebaik-baiknya mulai dari 5 – 1
2. Aktif menggunakan metode untuk pernyataan
mengajar yang sesuai positif dan 1 – 5
3. Pengaturan organisasi kelas untuk pernyataan
yang mantap negatif.
4. Menjalin hubungan yang baik
dengan orangtua dan
masyarakat
6 Sikap terhadap 1. Membangun kerjasama dan Skala Likert skor
pemimpin hubungan yang baik dengan mulai dari 5 – 1
kepala sekolah dan dinas untuk pernyataan
terkait positif dan 1 – 5
2. Kepatuhan dan ketaatan kepada untuk pernyataan
kepala sekolah terhadap negatif.
program yang sudah disepakati
7 Sikap terhadap 1. Peningkatan mutu profesi Skala Likert skor
pekerjaan secara formal dan informal mulai dari 5 – 1
60

2. Melaksanakan pekerjaan untuk pernyataan


dengan keikhlasan dan positif dan 1 – 5
kejujuran untuk pernyataan
negatif.
61

Instrumen Penelitian Variabel Sikap Profesional


SB = Sangat Baik
B = Baik
CB = Cukup Baik
KB = Kurang Baik
TB = Tidak Baik
Kriteria
No Pernyataan SB B CB KB TB
5 4 3 2 1
1 Tunduk dan taat pada peraturan perundang-
undangan dalam lingkup Kemdikbud
2 Tunduk dan taat pada kode etik profesi
3 Melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru
sebagaimana diatur dalam perundang-undangan
4 Bertanggung jawab dalam setiap pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi sebagai guru
5 Senantiasa terlibat aktif dalam pertemuan MGMP
6 Selalu memberikan kontribusi nyata terhadap
pengembangan organisasi
7 Senantiasa mengikuti perkembangan organisasi dan
turut ambil bagian di dalamnya
8 Merasa malu jika tidak ikut serta dalam pertemuan-
pertemuan yang dilakukan organisasi
9 Saya menaruh hormat yang tinggi terhadap rekan-
rekan guru, di dalam maupun di luar lingkungan
sekolah
10 Dalam menyampaikan ide, saya menggunakan
bahasa yang santun dan mudah dipahami
11 Merasa malu jika tidak membuat dan melengkapi
perangkat pembelajaran untuk melaksanakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien
12 Menerima saran dan kritikan dari rekan guru lain
secara terbuka dan tidak menaruh dendam
13 Saya menganggap siswa layaknya anak saya sendiri
14 Siswa menganggap saya sebagai orang tuanya
sendiri
15 Senantiasa membimbing, mengarahkan dan
memotivasi siswa untuk belajar
16 Mengawal perkembangan belajar dan hasil belajar
siswa walaupun saya bukan wali kelas
17 Saya merasa sangat nyaman selama berada dalam
lingkungan sekolah
18 Selalu berusaha tepat waktu berada di sekolah
62

19 Saya merasa menjadi bagian penting dalam


pencapaian visi misi sekolah
20 Mempersiapkan siswa untuk belajar dengan baik
dan nyaman
21 Saya memiliki hubungan yang baik dengan kepala
sekolah
22 Saya senantiasa mendukung kebijakan yang
dikeluarkan kepala sekolah
23 Tidak merasa cepat puas atas hasil kerja yang telah
dicapai karena masih perlu dioptimalkan lagi
24 Selalu merasa optimis untuk meningkatkan
kemajuan hasil belajar siswa melalui proses
pembelajaran yang baik
25 Memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan
63

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kegiatan Pengembangan Diri


No Sub Variabel Indikator Pengukuran
1 Reaksi 1. Manfaat mengikuti kegiatan Skala Likert skor
pengembangan diri mulai dari 5 – 1
2. Kepuasan proses untuk pernyataan
penyelenggaraan kegiatan positif dan 1 – 5
pengembangan diri untuk pernyataan
negatif.
2 Pembelajaran 1. Pemahaman materi kegiatan Skala Likert skor
(pengetahuan) pengembangan diri mulai dari 5 – 1
2. Menambah pengetahuan dan untuk pernyataan
keterampilan positif dan 1 – 5
3. Kesesuaian materi untuk pernyataan
pengembangan diri dengan negatif.
bidang pekerjaan
4. Kesesuaian materi
pengembangan diri dengan
tujuan kegiatan
5. Kesesuaian antara metode
dengan tujuan kegiatan
pengembangan diri
3 Perilaku 1. Menunjukkan perubahan Skala Likert skor
perilaku mulai dari 5 – 1
untuk pernyataan
positif dan 1 – 5
untuk pernyataan
negatif.
4 Hasil 1. Menerapkan hasil kegiatan Skala Likert skor
Pengembangan pengembangan diri mulai dari 5 – 1
Diri 2. Pencapaian tujuan kegiatan untuk pernyataan
pengembangan diri positif dan 1 – 5
3. Menunjukkan adanya untuk pernyataan
peningkatan kinerja negatif.
64

Instrumen Penelitian Variabel Kegiatan Pengembangan Diri


Kriteria
No Pernyataan SB B CB KB TB
5 4 3 2 1
1 Kegiatan pengembangan diri memberikan manfaat
terhadap profesi saya
2 Saya merasa puas terhadap proses penyelenggaraan
kegiatan pengembangan diri
3 Saya dapat memahami materi kegiatan
pengembangan diri yang diikuti dengan mudah
4 Saya dapat memahami materi kegiatan
pengembangan diri dengan cepat dan lancar
5 Materi kegiatan pengembangan diri dapat
menambah pengetahuan saya dalam mengajar
6 Materi kegiatan pengembangan diri dapat
menambah keterampilan saya dalam mengajar
7 Isi atau materi kegiatan pengembangan diri yang
saya diikuti sesuai dengan bidang pekerjaan
8 Isi atau materi kegiatan pengembangan diri yang
saya ikuti sesuai dengan tujuan awal kegiatan
9 Metode kegiatan pengembangan diri yang
digunakan sesuai dengan materi
10 Setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri,
terjadi perubahan perilaku dalam melaksanakan
tugas
11 Setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri,
saya lebih taat pada aturan yang berlaku di sekolah
12 Setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri,
saya menerapkan hasilnya kedalam tugas/
pekerjaan
13 Tujuan kegiatan pengembangan diri yang
saya ikuti sudah tercapai
14 Terjadi peningkatan kinerja setelah mengikuti
Kegiatan pengembangan diri
15 Setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri,
saya lebih disiplin dalam mengajar di sekolah
PERSEPSI GURU TENTANG SIKAP PROFESIONAL (X1)
Item Pernyataan
KD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jum
1 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 83
2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 83
3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 79
4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 82
5 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 86
6 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 78
7 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 78
8 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 72
9 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 84
10 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 4 80
11 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 79
12 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 4 81
32 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 85
33 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 78
34 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 82
35 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 83
17 3 4 3 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 2 4 85
18 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 86

65
Item Pernyataan
KD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jum
19 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 1 2 3 4 4 3 3 77
20 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 81
21 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 81
22 4 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 74
23 3 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 83
24 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 84
25 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 85
26 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 82
27 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 81
28 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 84
29 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 4 80
30 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76

66
PENGEMBANGAN DIRI (X2)
Item Pernyataan
KD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jum
1 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 49
2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 48
3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 43
4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 44
5 3 4 4 2 3 2 4 3 4 4 3 2 4 4 4 50
6 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 44
7 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 4 4 3 4 48
8 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
9 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 52
10 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 1 4 4 3 50
11 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 4 1 4 4 4 48
12 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 52
32 3 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 2 3 3 4 50
33 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 46
34 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 51
35 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 52
17 4 4 3 4 4 1 3 3 3 4 3 4 4 3 4 51
18 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 3 49

67
Item Pernyataan
KD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jum
19 3 3 3 1 2 1 4 4 4 2 3 2 3 3 3 41
20 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 4 49
21 4 2 3 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 48
22 4 4 3 3 3 2 4 4 2 2 4 2 3 3 3 46
23 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 50
24 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 4 3 48
25 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 49
26 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 49
27 4 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 4 4 3 4 50
28 3 3 3 4 3 4 3 3 1 4 3 1 4 4 4 47
29 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 42
30 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 1 3 3 3 46
104 101 103 106 97 74 110 107 105 106 111 88 117 111 117 1557

68
69

Penilaian Kinerja Guru (Y)


NILAI
KODE KET
PK
01 50
02 48
03 46
04 49
05 50
06 48
07 49
08 47
09 50
10 50
11 49
12 50
32 50
33 49
34 50
35 50
17 50
18 49
19 46
20 46
21 48
22 46
23 50
24 50
25 50
26 50
27 50
28 50
29 48
30 49
NORMALITAS

Descriptive Statistics
Percentiles
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum 25th 50th (Median) 75th
Kinerja 30 49.6333 1.67091 46.00 53.00 48.7500 50.0000 51.0000
Sikap Profesional 30 96.3333 7.22702 66.00 105.00 94.0000 98.0000 1.0025E2
Pengembangan diri 30 57.3667 4.88123 47.00 65.00 55.0000 58.5000 61.0000

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Sikap Pengembanga
Kinerja Profesional n diri
N 30 30 30
Normal Parametersa Mean 49.6333 96.3333 57.3667
Std. Deviation 1.67091 7.22702 4.88123
Most Extreme Absolute .187 .237 .131
Differences Positive .146 .159 .101
Negative -.187 -.237 -.131
Kolmogorov-Smirnov Z 1.023 1.297 .718
Asymp. Sig. (2-tailed) .246 .069 .682
70
LINEARITAS

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja * Pengembangan Between Groups (Combined) 57.133 15 3.809 2.237 .070
diri Linearity 30.442 1 30.442 17.882 .001
Deviation from Linearity 26.691 14 1.906 1.120 .418
Within Groups 23.833 14 1.702
Total 80.967 29

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja * Sikap Profesional Between Groups (Combined) 56.133 13 4.318 2.782 .028
Linearity 12.151 1 12.151 7.829 .013
Deviation from Linearity 43.982 12 3.665 2.361 .055
Within Groups 24.833 16 1.552
Total 80.967 29

71
MULTI KPOLINEARITAS

Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coefficie 95% Confidence Collinearity
Coefficients nts Interval for B Correlations Statistics
Std. Lower Upper Zero- Partia Toleran
Model B Error Beta t Sig. Bound Bound order l Part ce VIF
1 (Constant) 35.165 3.758 9.358 .000 27.455 42.876
Pengembangan
.187 .056 .546 3.352 .002 .072 .301 .613 .542 .500 .839 1.192
diri
Sikap
.039 .038 .169 1.036 .310 -.038 .116 .387 .195 .154 .839 1.192
Profesional
a. Dependent Variable: Kinerja

72
REGRESI SIMULTAN

Model Summaryb
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of R Square
Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .632a .400 .355 1.34155 .400 8.994 2 27 .001
a. Predictors: (Constant), Sikap Profesional, Pengembangan diri
b. Dependent Variable: Kinerja

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 32.373 2 16.187 8.994 .001a
Residual 48.593 27 1.800
Total 80.967 29
a. Predictors: (Constant), Sikap Profesional, Pengembangan diri
b. Dependent Variable: Kinerja

73
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient 95% Confidence Collinearity
Coefficients s Interval for B Correlations Statistics
Std. Lower Upper Zero- Toleranc
Model B Error Beta t Sig. Bound Bound order Partial Part e VIF
1 (Constant) 35.165 3.758 9.358 .000 27.455 42.876
Pengembangan
.187 .056 .546 3.352 .002 .072 .301 .613 .542 .500 .839 1.192
diri
Sikap
.039 .038 .169 1.036 .310 -.038 .116 .387 .195 .154 .839 1.192
Profesional
a. Dependent Variable: Kinerja

74
REGRESI PARSIAL

A. Sikap Profesional terhadap Kinerja (X1 terhjadap Y)

Model Summaryb
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of R Square
Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .387a .150 .120 1.56770 .150 4.944 1 28 .034
a. Predictors: (Constant), Sikap Profesional
b. Dependent Variable: Kinerja

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12.151 1 12.151 4.944 .034a
Residual 68.815 28 2.458
Total 80.967 29
a. Predictors: (Constant), Sikap Profesional
b. Dependent Variable: Kinerja

75
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient 95% Confidence Collinearity
Coefficients s Interval for B Correlations Statistics
Std. Lower Upper Zero- Partia Toleranc
Model B Error Beta t Sig. Bound Bound order l Part e VIF
1 (Constant) 41.005 3.891 10.538 .000 33.035 48.975
Sikap 1.00
.090 .040 .387 2.224 .034 .007 .172 .387 .387 .387 1.000
Profesional 0
a. Dependent Variable: Kinerja

B. Pengembangan Diri Terhadap Kinerja (X2 terhadap Y)

Model Summaryb
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of R Square
Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .613a .376 .354 1.34329 .376 16.871 1 28 .000
a. Predictors: (Constant), Pengembangan diri
b. Dependent Variable: Kinerja
76
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 30.442 1 30.442 16.871 .000a
Residual 50.524 28 1.804
Total 80.967 29
a. Predictors: (Constant), Pengembangan diri
b. Dependent Variable: Kinerja

Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coefficie 95% Confidence Collinearity
Coefficients nts Interval for B Correlations Statistics
Std. Lower Upper Zero- Partia Toleran
Model B Error Beta t Sig. Bound Bound order l Part ce VIF
1 (Constant) 37.592 2.942 12.779 .000 31.566 43.618
Pengembangan 1.00
.210 .051 .613 4.107 .000 .105 .315 .613 .613 .613 1.000
diri 0
a. Dependent Variable: Kinerja

77

Anda mungkin juga menyukai