Anda di halaman 1dari 223

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 PARUNG

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd)

Oleh
Muhamad Robi
11140150000066

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “ Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Sosiologi di


SMA Negeri 1 Parung “. Disusun oleh Muhamad Robi, NIM. 11140150000066, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 30 Agustus 2018

Mengesahkan
ABSTRAK

Muhamad Robi, 11140150000066 “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam


Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Parung”, Skripsi Program Studi Pendidikan
IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan karakter, nlai-nilai
karakter dan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi di SMA
Negeri 1 Parung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Sumber data
atau informan adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, tiga guru
sosiologi, dan delapan belas siswa SMA Negeri 1 Parung. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan angket.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat nilai karakter di silabus dan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Dalam perencanaan pembelajaran mencantumkan beberapa nilai karakter pada silabus
dan RPP. Dalam pelaksanaan pembelajarannya menerapkan sebelas nilai karakter dari
delapan belas nilai karakter yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Untuk evaluasi pembelajaran penilaian yang digunakan yaitu observasi dengan
mengamati sikap dan tingkah laku siswa di dalam kelas serta memberikan penugasan
untuk melihat perkembangan kemajuan belajar siswa.

Kata kunci : Pendidikan Karakter, Pembelajaran, Implementasi, Evaluasi


Pembelajaran.

i
ABSTRACT

Muhamad Robi, 11140150000066 “The Implementation of Character Education in


sociology learning at SMA Negeri 1 Parung”, Skripsi of Social Education Program at
Faculty of Tarbiya and Teacher’s Training of Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, 2018.
This research aims at knowing implementation of education character in sociology
learning at Parung 1 senior high school.The methode in this study used by qualitative
description. Technique the sampling is purposive sampling. Data sources or informants
were principals, vice principals in the curriculum field, three sociology teachers, and
eighteen students of Parung 1 State High School. Data collection in this study uses
observation, interviews, documentation and questionnaires. Based on the results of the
study, it was found that there were character values in the syllabus and RPP (Learning
Implementation Plans) used in the learning process. In learning planning includes some
character values in the syllabus and RPP. In the implementation of the learning, apply
eleven character values from eighteen character values issued by the Ministry of
National Education. For evaluation of assessment learning used is observation by
observing students' attitudes and behavior in the classroom and providing assignments
to see the development of student learning progress.

Keywords: Character Education, Learning, Implementation, Learning Evaluation.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia dan
rahmat-Nya yang tak terhitung berupa kasih sayang, nikmat iman dan islam, serta
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang sangat
mengasyikan ini dengan judul “Impelementasi Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Parung””. Shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta para
pengikutnya.

Proses penulisan laporan penelitian skripsi ini tentu saja banyak menemui
hambatan dan kendala. Semua itu tidak akan teratasi tanpa bantuan dan dukungan dari
beberapa pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua malaikat tak bersayap yaitu orang tua penapak surga yang telah
memberikan motivasi yang tiada terbatas dalam hidup penulis
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Syaripulloh, M.Si Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial sekaligus Pembimbing Akademik Penulis
4. Ibu Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si selaku dosen pembimbing Pertama yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran di sela-sela kesibukannya untuk
memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan
pelaksanaan penelitian ini.
5. Ibu Zaharah M.Ed selaku dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran di sela-sela kesibukannya untuk memberikan
bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan pelaksanaan penelitian
ini.

iii
6. Bapak Ikhwan Setiawan, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Parung yang
telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1
Parung.
7. Guru-guru dan staf tata usaha SMA Negeri 1 Parung yang telah mengizinkan
penulis dalam melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Parung.
8. Kakak tercinta yang terus mendukung adiknya untuk mecapai tujuannya.
Terutama untuk kakaku Ade Irma Imamah M.H tersayang yang telah menjadi
inspirasi dan motivasi nyata dalam kehidupan penulis.
9. Untuk guru-guru tersayang yang kumuliakan. Terkhusus Ustadz Aditya
Darmadi, yang perkataannya selalu menyejukan Qalbu. Semoga beliau selalu
dalam keadaan sehat walafiat.
10. Teman teman Karang Taruna Desa Bojong Indah dan Forum Pemuda Bojong
Indah (FPMBI).
11. Sahabat HMJ IPS, Komunitas Banten Mengajar, Komunitas Kabupaten Bogor
Mengajar, Rumah Baca RAKUS (Rak Buku Perpus) yang menginspirasi penulis
untuk terus semangat dalam menjalankan kehidupan dan selalu menguatkan satu
sama lain.
12. Teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan 2014 yang telah
memberikan dukungannya dalam melaksanakan penelitian ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih


banyak kekurangan, hal ini tidak lepas dari keterbatasan pada diri penulis yang masih
dalam proses belajar. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun mengenai
isi penelitian ini sangat diharapkan oleh penulis.

Parung, Oktober 2018

Muhamad Robi

iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ........................................................................................................................ i

ABSTRACT...................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................v

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 11

C. Batasan Masalah ............................................................................................. 11

D. Rumusan Masalah........................................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 12

F. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................................. 12

BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................14

A. Hakikat Implementasi Pendidikan Karakter ................................................... 14

1. Pengertian Implementasi.............................................................................. 14

2. Pengertian Karakter ..................................................................................... 14

v
3.Nilai Nilai Karakter ...................................................................................... 15

4. Pengertian Pendidikan Karakter ......................................................................... 16

5. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter ........................................................... 17

6. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ......................................................................... 19

B. Pengertian Pembelajaran................................................................................. 23

1. Peranan Perencanaan Pembelajaran ................................................................... 23

2. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran ............................................................. 24

C. Pengertian Sosiologi ....................................................................................... 25

1. Sejarah Sosiologi ........................................................................................ 26

2. Definisi Sosiologi dan Hakikatnya ............................................................. 26

3. Sosiologi Auguste Comte ........................................................................... 27

4. Teori Teori Sosiologi Sesudah Comte ........................................................ 28

D. Penelitian Relevan .......................................................................................... 29

E. Kerangka Berfikir............................................................................................ 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................36

A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................... 36

B. Metodologi Penelitian .................................................................................... 37

C. Populasi dan Sampel Data ............................................................................. 39

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 40

E. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 42

F. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 54

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................ 56

vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................58

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Parung....................................................... 58

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Parung ............................................................. 58

2. Visi dan MISI SMA Negeri 1 Parung................................................................ 59

3. Tujuan SMA Negeri 1 Parung ............................................................................ 60

4. Guru dan Tenaga Kependidikan ......................................................................... 63

5. Jumlah Siswa ............................................................................................... 68

6. Sarana dan Prasarana ................................................................................... 70

7. Program Pembinaan Peserta Didik .................................................................... 71

B. Pembahasan .................................................................................................... 72

1. Pemahaman Terhadap Pendidikan Karakter ..................................................... 73

2. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam PembelajaranSosiologi di SMA

Negeri 1 Parung....................................................................................................85

a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam Pembeljaran Sosiologi di SMA

Negeri 1 Parung...................................................................................... 85

b. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Sosiologi di

SMA Negeri 1 Parung.............................................................................86

c. Evaluasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Sosiologi di SMA

Negeri 1 Parung...................................................................................... 92

C. Temuan Utama Penelitian ............................................................................... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN IMPLIKASI..................................................94

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 4

vii
B. Implikasi ......................................................................................................... 95

C. Saran ............................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................97

LAMPIRAN LAMPIRAN......................................................................................... 100

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Delapan Belas Nilai Karakter Kemendiknas .......................................... 20

Tabel 2.2 Penelitian Relevan .................................................................................. 29

Tabel 3.1 Waktu Penelitian .................................................................................... 36

Tabel 3.2 Penarikan Sampel Penelitian .................................................................. 40

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah .................................. 42

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah....................................................43

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Wakasek Bidang Kurikulum ............. 43

Tabel 3.6 Pedoman wawancara Bidang kurikulum........... .......................... ..........44

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru Sosiologi ................................... 45

Tabel 3.8 Pedoman wawancara Guru Sosiologi......................................................46

Tabel 3.9 Kisi-Kisi InstrumenWawancara Siswa ................................................... 49

Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Siswa....................................................................49

Tabel 3.11 Kisi-Kisi Instrumen Angket Siswa ......................................................... 51

Tabel 3.12 Pedoman Angket Siswa...........................................................................52

Tabel 3.13 Kisi-Kisi Pedoman Observasi ................................................................. 53

Tabel 3.14 Kisi-Kisi Instrumen Dokumentasi .......................................................... 54

Tabel 4.1 Pelaksanaan Nilai-Nilai Karakter Dalam Pembelajaran sosiologi..........89


Tabel 4.2 Data Hasil Angket Lima Belas Orang siswa IPS....................................91

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................35

Gambar 3.1 Tempat Penelitian ........................................................................36

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Wawancara Kepala Sekolah ........................................................... 100

Lampiran 2 Lembar Wawancara Bidang Kurikulum ...................................................... 106

Lampiran 3 Lembar Wawancara Guru Sosiologi ............................................................ 111

Lampiran 4 Lembar Wawancara Siswa........................................................................... 137

Lampiran 5 Lembar Data Instrumen Angket Siswa ........................................................ 143

Lampiran 6 Lembar Observasi ........................................................................................ 145

Lampiran 7 Lembar Dokumentasi ................................................................................... 148

Lampiran 8 Silabus .......................................................................................................... 149

Lampiran 9 RPP .............................................................................................................. 163

Lampiran 10 Surat Bimbingan Skripsi .............................................................................. 185

Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian................................................................ 186

Lampiran 12 Surat Keterangan Dari Sekolah .................................................................... 187

Lampiran 13 Lembar Uji Referensi .. ................................................................................188

Lampiran 14 Biodata Penulis ............................................................................................ 194

Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 195

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hakikat pendidikan adalah meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, misalnya dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari kondisi
buruk menjadi baik, atau dari yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. 1
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional BAB 1 Pasal 1 ayat 1 “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2
Secara makro pendidikan nasional bertujuan membentuk
organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan
inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika,
selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif
dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh. Secara mikro
pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan
berwawasan budaya bangsa Indonesia), memiliki nalar (maju, cakap,
cerdas, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab), berkemampuan
komunikasi sosial tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif,
demokratis), dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri. 3
Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia untuk
menjalankan hidup di dunia ini. Karena pendidikan merupakan jalan

1
Ngainun Naim, Charakter Building “Optimalisasi Peran Pendidikan dalam
Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa” , Cetakan I (Jogjakarta : Ar-ruzz
Media, 2012) ,h. 45.
2
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Cetakan VI (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2015) h. 20.

1
2

utama untuk bisa mengarungi kehidupan yang sedang dijalani. Sebab,


pendidikan mengajarkan sesuatu yang belum diketahui agar kita bisa
menjadi tahu, mengajarkan solusi untuk memecahkah masalah yang sulit
dengan pengetahuan. Dengan pendidikan manusia diharapkan menjalani
kehidupannya dengan baik dan benar sesuai harapan dan tujuan
pendidikan itu sendiri.
Perkembangan pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari
perkembangan kurikulum yang terjadi di Indonesia. Perkembangan
kurikulum akan selalu terus berubah mengingat tuntutan yang semakin
komplek yang dihadapi sumber daya manusia Indonesia. Perbedaan
pendidikan bisa kita lihat diantaranya seperti cara belajar. Dahulu, kita
belajar di sekolah diajarkan oleh guru dengan menggunakan papan tulis
dan kapur dan kita mencatat pelajaran tersebut dengan pensil, pulpen dan
buku. Namun sekarang ini, karena canggihnya teknologi membuat belajar
dikelas berbeda dengan dahulu. Saat ini belajar tidak lagi menggunakan
papan tulis dan kapur tetapi guru menggunakan infocus dan laptop untuk
menjelaskan materi pelajaran dikelas. Zaman sekarang ini juga siswa tidak
perlu lagi untuk mencatatnya meggunakan pensil atau pulpen disebuah
buku, namun mereka bisa meminta materi yang diajarkan guru dengan
menggunakan softcopy nya. Jadi siswa bisa mempelajarinya dirumah
menggunakan komputer. Perbedaan pendidikan dulu dan sekarang juga
terlihat dari sumber pengetahuan dan informasi yang didapat oleh guru dan
siswa. Berita saat dulu, informasi dan ilmu disalurkan dengan sangat
lambat. Siswa masih begitu sulit mendapatkan informasi. Biasanya para
siswa hanya memperoleh pengetahuan dengan membaca buku dan
bertanya pada guru. Namun sekarang informasi dapat dicari dengan mudah
dan cepat, karena sudah adanya internet, televisi, radio, dan surat kabar.
Dengan adanya beberapa kecanggihan teknologi tersebut membuat
kemudahan bagi para siswa untuk memperoleh informasi. Namun dengan
kemajuan teknologi tersebut banyak juga dampak negatif karena
penyalahgunaan internet.
3

Pendidikan dahulu dimaksudkan untuk mendidik manusia agar


tumbuh mempunyai akhlak yang baik, mengajarkan nilai kehidupan, dan
mengajarkan budi pekerti, etika, mendahulukan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi. Setelah itu institusi dan tenaga pendidik baru akan
mengajarkan keterampilan yang membuat siswa mampu menyokong
hidupnya sendiri dimasa depan. Namun sekarang ini pendidikan lebih
berorientasi kepada bagaimana meningkatkan kecerdasan, prestasi,
keterampian dan bagaimana menghadapi persaingan. Pendidikan saat ini
cenderung kehilangan misi utamanya untuk investasi karakter manusia.
Dalam agama Islam menuntut ilmu adalah sebuah ibadah yang
wajib dilaksanakan oleh setiap pemeluknya. Ilmu itu bisa didapat dari
berbagai macam sumber. Salah satunya adalah melalui pendidikan.
Dengan ilmu yang didapatkan melalui pendidikan manusia akan
ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Adapun potongan ayat Alquran
yang membahas ini terdapat pada surat Surat Al-Mujadalah ayat 11 yang
berbunyi :

        

         

         

   

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan


kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
4

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah


Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 4
Setiap manusia yang berusaha untuk menuntut ilmu akan
ditinggikan beberapa derajat hidupnya oleh Allah. Pendidikan menjadi
harapan utama bagi perbaikan kualitas manusia Indonesia. Ditinjau dari
peran dasarnya, pendidikan merupakan jalur peningkatan kualitas manusia
yang lebih menekankan pada pembentukan kualitas dasar, seperti
keimanan, ketakwaan, kepribadian, kecerdasan, kedisiplinan, dan
sebagainya. Pendidikan memiliki nilai strategis sebagai investasi bagi
masa depan. Secara teori, pendidikan adalah dasar bagi penumbuhan
ekonomi, perkembangan sains dan teknologi, mengurangi kemiskinan, dan
peningkatan kualitas peradaban. Pendidikan jika dikelola secara baik
menyimpan kekuatan luar biasa untuk menciptakan keseluruhan aspek
lingkungan hidup, dapat memberikan informasi paling berharga mengenai
pegangan masa depan, dan membantu anak didik mempersiapkan
kebutuhan hidup yang esensial dalam menghadapi perubahan.

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut undang undang


sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003 bab 2 pasal 3. Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, serta bertanggung jawab. 5
Namun dalam realita kehidupan yang ada harapan dari hakikat pendidikan
itu belum terlaksana dengan baik di sekolah-sekolah. Dampaknya adalah
timbulnya perilaku-perilaku negatif para peserta didik seperti
penyimpangan sosial antara lain tawuran, narkoba, pergaulan bebas di
kalangan remaja dan lain sebagainya. Dalam hal ini pendidikan Indonesia
menjadi sorotan yang tajam dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri.

4
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2011), h. 543
5
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5

Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa baik


dari segi ilmu pengetahuan maupun cerdas dari perilaku atau sikap.
Kenakalan remaja dewasa ini semakin meningkat, contohnya saja tawuran
antar pelajar, narkoba, pencurian dan lain sebagainya. Jumlah pengguna
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif di kalangan remaja cenderung
meningkat. Bahaya kehilangan generasi produktif terbayang di depan
mata. Pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza)
diperkirakan sekitar 5 juta orang atau 2,8 persen dari total penduduk
Indonesia. Angka ini lebih tinggi daripada jumlah penduduk Nusa
Tenggara Timur yang mencapai 4,6 juta jiwa. Pengguna remaja yang
berusia 12-21 tahun ditaksir sekitar 14.000 orang dari jumlah remaja di
Indonesia sekitar 70 juta orang. DKI Jakarta, berdasarkan catatan
Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, jumlah pengguna napza di
kalangan remaja dalam tiga tahun terakhir terus naik. Pada tahun 2011,
siswa SMP pengguna napza berjumlah 1.345 orang. Tahun 2012 naik
menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada Januari-Februari
2013 tercatat 262 orang, dikalangan SMA, pada 2011 tercatat 3.187 orang,
tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru tahun 2013
tercatat 519 orang. Kepala Bagian Pengawasan dan Pengendalian
Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Sri
Hastuti mengatakan, kerentanan remaja dipengaruhi faktor lingkungan.
Kondisi mental remaja yang biasanya ingin tahu dan labil, jika ditambah
pergaulan yang tidak sehat, bisa menjerumuskan mereka ke praktik
penyalahgunaan napza. 6 Begitu pula berdasarkan pengamatan peneliti
yang memang mengajar di SMA Negeri 1 Parung bahwa sebagaian siswa
masih belum disiplinbaik dalam pembelajaran maupun di lingkungan
sekolah. Dari sarana dan prasarana yang belum memadai sampai
keseriusan para guru untuk membentuk karakter siswa.

6
Editor Tim Kompas. Pengguna Narkoba dikalangan Remaja Meningkat
http://regional.kompas.com/read/2013/03/07/03184385/Pengguna.Narkoba.di.Kalangan.R
emaja.Meningkat Di akses pada 15 November pukul 07.58 WIB
6

Pendidikan bukan hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan


kepada peserta didik yang belum tahu menjadi tahu. Bukan hanya sekedar
transformasi ilmu pengetahuan seperti sains dan teknologi. Lebih dari itu
pendidikan juga menyentuh aspek sikap yang mendalam para diri peserta
didik masing masing. Agar peserta didik mampu bersikap sebagaimana
sesuai harapan hakikat pendidikan tersebut. Untuk itu dalam proses
pendidikan dibutuhkan pembentukan karakter untuk peserta didik agar
terhindar dari perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan harapan dan
tujuan pendidikan.
Di Indonesia akhir-akhir ini menjadi isu yang sangat hangat sejak
Pendidikan Karakter dicanangkan oleh pemerintah Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional, pada 2
Mei 2010. Tekad pemerintah untuk menjadikan pengembangan karakter
dan budaya bangsa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem
pendidikan nasional harus didukung secara serius. Akan tetapi, kita juga
masih belum tahu bagaimana keseriusan pemerintah untuk melakukan
kebijakan pendidikan nasional untuk mendukung program itu. Tentunya,
karakter bangsa hanya semata dapat dibentuk dari program pendidikan
atau proses pembelajaran di dalam kelas. Akan tetapi, kalau memang
pendidikan bermaksud serius untuk membentuk karakter generasi bangsa,
ada banyak hal yang harus dilakukan, butuh penyadaran terhadap para
pendidik dan pelaksana kebijakan pendidikan. 7 P6F

Renstra (Rencana Strategis) Kementerian Pendidikan Nasional


(sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) 2010-2014 telah
mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk seluruh jenjang
pendidikan di Indonesia mulai tingkat Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) sampai Perguruan Tinggi (PT) dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Berkaitan dengan pelaksanaan Renstra pendidikan karakter di
semua jenjang tersebut maka sangat diperlukan kerja keras semua pihak,

7
Fatchul Muin, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, Cetakan I
(Jogjakarta : Ar-ruzz Media,2011), h. 323.
7

terutama terhadap program - program yang memiliki kontribusi besar


terhadap peradaban bangsa harus benar-benar dioptimalkan. Namun,
penerapan pendidikan karakter di sekolah memerlukan pemahaman
tentang konsep, teori, metodologi dan aplikasi yang relevan dengan
pembentukan karakter (character building) dan pendidikan karakter
(character education). 8
Pendidikian karakter merupakan pendidikan yang bersifat
menyeluruh yang diberikan kepada semua manusia. Terutama dari orang
tua kepada anaknya, dimulai dari pendidikan dasar untuk membentuk
karakter yang kuat agar kelak nanti ketika ia menginjak dewasa mampu
beradaptasi dengan kehidupan yang ia jalani.
Dalam Alquran ada beberapa ayat yang menggambarkan
pendidikan karakter dalam membina karakter anak. Yang pernah
dicontohkan oleh Luqman seperti ayat dibawah ini:

          

         

        

       

Dan sungguh telah kami berikan hikmah kepada


Luqman, yaitu, “ bersyukurlah kepada Allah! Dan
barang siapa bersyukur kepada Allah, maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri,

8
Retno Lystyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreaif, (
Jakarta : Esensi, 2012 ) h. 2.
8

dan barang siapa tidak bersyukur ( kufur ), maka


sesungguhnya Allah maha kaya, maha terpuji. Dan
ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya,
ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “ wahai
anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar
benar kezalimany an yang besar (Luqman : 12-13). 9
Dalam keterangan surat Luqman di atas yang bisa diambil adalah
mengenai keterkaitan pendidikan karakter yang diberikan oleh Luqman
kepada anaknya. Yaitu jangan mempersekutukan Allah. Ini adalah contoh
karakter yang dibangun dalam kehidupan seseorang. Pendidikan karakter
dalam ayat ini bertujuan untuk mencetak dan mengukuhkan pendirian
seorang anak.

Pembentukan karakter bisa dijalankan dengan cara mendidik untuk


membentuk karakter peserta didik atau disebut juga pendidikan karakter.
Pendidikan karakter digunakan untuk mengontrol sikap para peserta didik
dalam bertindak agar tidak menyimpang dan berbuat melanggar peraturan
dan tata tertib yang telah dibuat oleh pihak sekolah. Lebih luas lagi
diharapkan peserta didik mampu menampilkan sikap yang berkarakter di
masyarakat.
Menurut Philips, karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju
pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang
ditampilkan. Sedangkan, Doni Koesoma A. memahami bahwa karakter
sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau
karakteristiknya, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang
bersumber dari bentukan - bentukan yang diterima dari lingkungan,
misalnya keluarga pada masa kecil, juga bawaan sejak lahir. 10 Sementara,
Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian tentang
karakter. Pertama, ia menunjukan bagaimana seorang bertingkah laku.
Apabila seorang berprilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang
tersebut memanisfetasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang

9
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, h. 412
10
Fatchul Muin, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, h. 160
9

berprilaku jujur, suka menolong tentulah orang tersebut


memanisfestasikan perilaku karakter mulia. Kedua, disebut orang yang
berkarakter ( a person of character ) apabila tingkah lakunya sesuai
moral. 11
Pendidikan karakter sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter
sesuai harapan dari pendidikan tersebut. Pendidikan karakter bukan
sekedar pemberian materi pengetahuan kepada siswa apa itu kebaikan dan
keburukan, siswa bukan hanya sekedar belajar untuk mengetahui mana
yang baik dan buruk. Lebih dari itu pendidikan karakter agar siswa mampu
berperilaku sesuai norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat. Dalam
proses nya pendidikan karakter menanamkan kebaikan dan pemahaman
bahkan pembiasaan kepada siswa. Agar terbentuk karakter atau pribadi
yang baik. Akhlak berkenaan dengan kriteria ideal dan sumber karakter
yang baik dan buruk, sedangkan pendidikan karakter berkaitan dengan
metode, strategis, dan teknik pengajaran secara Pendidikan karakter
sesungguhnya bukan sekadar mendidik benar dan salah, tetapi mencakup
proses pembiasaan tentang perilaku yang baik sehingga siswa dapat
memahami, merasakan, dan mau berperilaku baik sehingga terbentuklah
tabiat yang baik. Menurut ajaran Islam, pendidikan karakter identik
dengan pendidikan Akhlak. Walaupun pendidikan akhlak sering disebut
tidak ilmiah karena terkesan bukan sekuler, namun sesungguhnya antara
karakter dengan spiritualitas memiliki keterkaitan yang erat dalam
praktiknya, pendidikan operasional.
Penelitian tentang pendidikan karakter dan berhubungan dengan
mata pelajaran melalui implementasi sudah pernah di lakukan oleh banyak
peneliti. Dalam hal ini ada beberapa penelitian terkait implementasi
pendidikan karakter. Salah satu penelitiannya yaitu yang dilakukan oleh
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Diah Yuniardi dengan judul
implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran ilmu pengetahuan
sosial di SMP PGRI 1 Ciputat, ” berdasarkan hasil penelitian ditemukan

11
Ibid, h. 160
10

bahwa terdapat nilai karakter di silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran) yang digunakan dalam proses pembelajaran. dalam
perencanaan pembelajaran mencantumkan beberapa nilai karakter pada
silabus dan RPP. Dalam pelaksanaan pembelajarannya menerapkan dua
belas nilai karakter dari delapan belas nilai karakter yang terdapat di
pedoman pengembangan pendidikan karakter yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan Nasional. Untuk evaluasi pembelajaran penilaian
yang digunakan yaitu observasi untuk mengamati tingkah laku siswa, dan
penugasan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa. 12
Dalam pembelajaran sosiologi penanaman pedidikan karakter
sangat diperlukan. Ini dikarenakan sosiologi merupakan salah satu mata
pelajaran yang berkaitan dengan sosial atau masyarakat luas. Sosiologi
juga memberikan pemahaman kepada siswa tentang bagaimana harusnya
bersikap terhadap lingkungan sekitar. Hakikat sosiologi adalah telaah
tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai mahluk sosial selalu
hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula
sekarang ini orang dapat berkomuikasi dengan cepat dimanapun mereka
berada melalui handphone dan internet. Kemajuan iptek menyebabkan
cepatnya komunikasi antar orang satu dengan lainnya, antara negara satu
dengan negara lainnya. Dengan demikian arus komunikasi akan semakin
cepat pula mengalirnya, oleh karena itu diyakini bahwa orang menguasai
informasi itulah yang menguasai dunia.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi
pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1
Parung”.

12
Diah Yuniardi, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. i
11

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka
masalah yang dapat diidentifikasi adalah :
1. Kurangnya sarana dan prasarana untuk membangun pendidikan
karakter.
2. Perilaku dan sikap siswa yang masih belum disiplin.
3. Kurangnya keseriusan pemerintah dalam melaksanakan program
pendidikan karakter.
4. Kurangnya perhatian guru terhadap tingkah laku siswa dalam
pembelajaran.
5. Kurangnya kesadaran terhadap pendidikan karakter bagi pendidik dan
pelaksana kebijakan pendidikan.

C. Batasan Masalah
Oleh karena banyaknya permasalahan yang dirumuskan dilatar
belakang tersebut maka peneliti fokus pada pembatasan masalah yaitu
berfokus hanya pada Implementasi Pendidikan Karkter dalam
Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Parung.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran pendidikan karakter dalam pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri 1 Parung ?
2. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi
di SMA Negeri 1 Parung ?
3. Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri 1 Parung?
12

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memperoleh gambaran Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Sosiologi di SMA Negeri 1 Parung.
2. Mengetahui nilai nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri 1 Parung
3. Mengetahui cara guru memberikan Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Parung.

F. Manfaat Hasil Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu rujukan atau
panduan dalam penelitian selanjutnya khususnya terkait masalah
tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
sosiologi di SMA.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
1. Sebagai salah satu cara untuk mengaplikasikan pembelajaran
yang telah didapatkan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Sebagai sarana untuk menambahkan ilmu pengetahuan,
wawasan serta pengalaman yang dapat dijadikan proses
perbaikan diri dimasa mendatang
3. Sebagai salah satu cara untuk memperoleh gelar sarjana strata
satu dari program pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
b. Bagi kepala sekolah, kurikulum dan guru penelitian ini dapat
bermanfaat sebagai perbaikan sekolah agar dapat menerapkan
pendidikan karakter di sekolah bukan hanya pada mata pelajaran
sosiologi saja tetapi juga dalam mata pelajaran yang lain.
13

c. Bagi Stake Holder Universitas Islam Negeri Syarif Hidayataullah


Jakarta. Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi serta salah
satu penelitian relevan untuk sumber selanjutnya.
d. Bagi peneliti yang lain hasil penelitian ini diharapkan menjadi
salah satu rujukan atau panduan dalam penelitian selanjutnya
khususnya terkait masalah tentang implementasi pendidikan
karakter dalam pembelajaran sosiologi di SMA.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Implementasi Pendidikan Karakter


1. Pengertian Implementasi
Dalam buku yang di tulis oleh Nurdin secara sederhana ia
mengartikan kata “implementasi” sebagai pelaksanaan atau penerapan.
Majone dan Wildavsky mengemukakan implementasi sebagai evaluasi
sedangkan Browne dan Wildavsky juga mengemukakan bahwa
implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (
dalam pressman dan Wildavsky ). Implementasi merupakan aktivitas
yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclauglin.
Pengertian lain dikemukakan oleh Schubert bahwa “implementasi”
merupakan sistem rekayasa. 1
Dari pengertian implementasi yang telah dijelaskan diatas maka
bisa disimpulkan bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas
tapi suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan terencana dengan
sungguh sungguh dalam penanaman implementasi tersebut yang sesuai
norma tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Pengertian Karakter
Kata karakter dalam Tesamoko Tesaurus Bahasa Indonesia
mempunyai arti hati, kepribadian, mentalitas, nalur, pekerti,
pembawaan, perangai, perilaku, personalitas, reputasi, sifat, tabiat,
temperamen, dan watak. 2 Dilacak dari asal usulnya, kata karakter
berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark artinya cetak biru,
format dasar, sidik, seperti dalam sidik jari. Dalam tradisi Yahudi,
misalnya, para tetua melihat alam, katakanlah laut, sebagai sebuah
karakter, yaitu sebagai sesuatu yang beda, tidak dapat dikuasai oleh

1
Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Cetakan III (
Jakarta : Quantum Teaching, 2005 ), h. 70.
2
Eko Endarmoko, Tesamoko Teasurus Bhasa Indonesia Edisi Kedua, Cetakan I,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016), h. 317.

14
15

manusia. Oleh karena itu, berhadapan dengan apa yang memiliki


karakter, manusia tidak dapat ikut campur tangan. Manusia tidak dapat
memberikan bentuk. Sedangkan menurut Philips, karakter adalah
kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi
pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. 3
3. Nilai Nilai Karakter
Menurut Koentjaraningrat dan Lubis, karakter bangsa Indonesia
yaitu meremehkan mutu, suka menerabas, tidak percaya diri sendiri,
tidak berdisiplin, mengabaikan tanggung jawab, hipokrit, lemah
kreativitas, etos kerja buruk, suka feodalisme, dan tak punya malu.
Sedangkan menurut Winarno Surakhmad dan Pramoedya Ananta Toer,
karakter asli bangsa Indonesia adalah : nrimo, penakut, feodal,
penindas, koruptif, dan tak logis. 4
Karakter lemah tersebut menjadi realitas dalam kehidupan bangsa
Indonesia. Nilai nilai tersebut sudah ada sejak bangsa Indonesia masih
dijajah bangsa asing beratus ratus tahun yang lalu. Karakter tersebut
akhirnya mengkritalisasi pada masyarakat Indonesia. Bahkan ketika
bangsa ini sudah merdeka pun karakter tersebut masih melekat.
Kondisi inilah yang kemudian melatarbelakangi lahirnya pendidikan
karakter oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 5 Mulai tahun
pelajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus
menyisipkan pendidikan karakter. Ada 18 nilai karakter yang harus
disisipkan dalam setiap mata pelajaran. Yaitu, religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Semua nilai karakter
tersebut disisipkan dalam pelajaran di semua jenjang pendidikan.

3
Fatchul Muin, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, Cetakan I, (
Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2011) h. 160.
4
Retno Lystyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreaif, h. 4.
5
Ibid, h. 5
16

4. Pengertian Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona adalah pendidikan
untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi
pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu
tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang
lain, kerja keras, dan sebagainya. Aristoteles berpendapat bahwa
karakter itu erat kaitannya dengan kebiasaan yang kerap
6
dimanifestasikan dalam tingkah laku. Secara sederhana, pendidikan
karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan
untuk mempengaruhi karakter siswa. 7 Usaha yang dapat dilakukan
adalah terus menerus memberikan nilai-nilai yang berkaitan dengan
karakter agar karakter siswa dapat terbentuk.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai nilai
tersebut, baik terhadap tuhan yang maha esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia
insan kamil. Dalam pendidikan karakter disekolah, semua komponen
(stakeholder) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktifitas atau kegiatan
kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja
seluruh warga dan lingkungan sekolah. 8 Masuknya era globalisasi
yang berkaitan dengan masuknya pula keberagaman dari luar
Indonesia mengharuskan Indonesia harus tetap mempertahankan
kebudayaan dan nilai-nilai yang ada pada diri manusia Indonesia,

6
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Cetakan II,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h.23.
7
Depict Pristine A & Endang Suryani, “Implementasi Pembentukan Karakter Budi
Pekerti di SMP Negeri 1 Tanggul Jember”, Jurnal Pendidikan Karakter,Tahun V, Nomor 1, 2015,
h. 83.
8
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmi Ilmu Sosial, Cetakan I, (Jakarta :
Rajawali Pers, 2013), h.142.
17

terlebih pada segi karakter. Oleh karena itu perlu adanya sebuah
dorongan untuk menanamkan sikap atau pendidikan karakter kepada
semua orang terlebih dimulai melalui bangku sekolah dan mata
pelajaran nya. Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati
diri seorang peserta didik untuk lebih maju. Menurut para ahli, ada
beberapa pengertian yang mengupas tentang definisi pendidikan
karakter. Diantaranya adalah Elkind dan Sweet, pendidikan karakter
adalah upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia,
peduli dan inti atas nilai nilai etis/susila. Dimana kita berfikir tentang
macam macam karakter yang kita inginkan untuk anak kita, ini jelas
bahwa kita ingin mereka mampu untuk menilai apa itu kebenaran,
sangat peduli tentang apa itu kebenaran/hak-hak, dan kemudian
melakukan apa yang mereka percaya menjadi yang sebenarnya, bahkan
dalam menghadapi tekanan dari tanpa dan dalam godaan. 9
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala
sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter
peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini
mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara
atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai
hal terkait lainnya. 10
5. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
Penyelenggaraan Pendidikan karakter menjadi satu hal yang
mutlak dilakukan di jenjang pendidikan manapun. Hal ini sangat
beralasan karena pendidikan adalah pondasi utama bagi tumbuh
kembang generasi muda Indonesia. 11 Tujuan pendidikan karakter pada
intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa

9
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, h. 23.
10
Ibid, h.24.
11
Reza Armin Abdillah Dalimunthe, “ Strategi dan Implementasi Pelaksanaan
Pendidikan Karakter di SMP N 9 Yogyakarta,” Jurnal Pendidikan Karakter,Tahun V, Nomor 1,
2015, h. 103
18

patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan


teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan
yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter berfungsi
mengembangkan (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berprilaku baik, (2) memperkuat dan membangun
perilaku bangsa yang multikultural (3) meningkatkan peradaban
bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.. 12
Pendidikan karakter bukan semata mata soal pengetahuan belaka,
namun terlebih soal kepribadian dan perilaku siswa sehari hari.
Pembangunan karakter (character building) merupakan tugas bersama
orang tu, sekolah dan masyarakat/lingkungan sekitar. Menyerahkan
sepenuhnya pendidikan karakter hanya pada guru sekolah adalah hal
yang mustahil dan tidak realistis. 13 Sekolah sebagai lingkungan
akademis dan sosial bagi anak harus memberikan kondisi yang
kondusif bagi pembentukan karakter baik anak. Membudayakan dan
menghormati orang yang lebih tua, menghargai pendapat orang lain,
bersikap demokratis, tidak diskriminatif, dan mendorong siswa untuk
lebih kompetitif dalam prestasi daripada hal profesi (kepemilikan harta
benda). 14
Akhlak berkenaan dengan kriteria ideal dan sumber karakter yang
baik dan buruk, sedangkan pendidikan karakter berkaitan dengan
metode, strategis, dan teknik pengajaran secara pendidikan karakter
sesungguhnya bukan sekedar mendidik benar dan salah, tetapi
mencakup proses pembiasaan tentang perilaku yang baik sehingga
siswa dapat memahami, merasakan, dan mau berprilaku baik sehingga
terbentuklah tabiat yang baik.
Adapun pengertian akhlak mnurut terminologis, penulis merujuk
kepada pendapat beberapa ahli, diantaranya :

12
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, h. 30.
13
Elisah,Jauhari, dan Sofan, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran,
Cetakan I, (Jakarta : 2011), h.26.
14
Ibid, h.26.
19

a. Imam Abu Hamadi al –Ghazali sebagaimana dikutip oleh Abudinata


mengatakan bahwa akhlak adalah ‘ sifat yang tertanam (terpatri)
dalam jiwa yang darinya menimbulkan perbuatan-perbuatan yang
gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
(perenungan) terlebih dahulu’.
b. Ibnu maskawih sebagaimanan dikutip oleh Rahmat Djantika
mengatakan akhlak adalah ‘perangai itu adalah keadaan gerak jiwa
yang mendorong ke arah melakukan perbuatan dengan tidak
menghajarkan pikiran. 15
Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa pendidikan karakter
berfungsi dan bertujuan untuk membentuk karakter anak menjadi
watak yang baik, melalui pembiasaaann pembiasaan. Pendidikan
karakter yang baik bukan hanya sekedar pembelajaran dan penanaman
moral di dalam kelas.
Jika pendidikan dipahami dalam arti luas, sebagai proses
penyadaran, percerdasan dan pembangunan mental atau karakter, tentu
ia bukan hanya identik dengan sekolah. 16 Akan tetapi, ia berkaitan
dengan proses kebudayaan secara umum yang sedang berjalan, yang
punya kemampuan untuk mengarahkan kesadaran, memasok
informasi, membentuk cara pandang, dan membangun karakter
generasi muda khususnya, artinya karakter yang mempuyai cara
pandang dan kebiasaan siswa, remaja, dan kaum muda secara umum
hanya sedikit sekali yang dibentuk oleh proses sosial yang juga tak
dapat dilepaskan dari proses bentukan ideologi dari tatanan material
ekonomi yang sedang berjalan.
6. Nilai - Nilai Pendidikan Karakter
Dalam buku yang ditulis oleh Retno Listyarti dijelaskan bahwa
mulai tahun 2011 seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus
menyisipkan pendidikan berkarakter. Adapun 18 karakter tersebut

15
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, h.5.
16
Fatchul muin, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, h. 323.
20

ialah 1) religius, 2) Jujur, 3) Toleransi, 4) Disiplin, 5) Kerja keras, 6)


Kreatif, 7) Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa ingin tahu, 10)Semangat
Kebangsaan) 11) Cinta tanah air, 12) Mrnghargai prestasi, 13)
Bersahabat / komunikatif, 14) Cinta damai, 15) Gemar membaca, 16)
peduli lingkungan, 17) peduli sosial, 18) Tanggung jawab.
Adapun penjelasan lebih rinci tentang nilai nilai karakter
adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1
Delapan Belas Nilai Karakter Kemendiknas
No Nilai karakter Uraian
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain. Religius
adalah proses mengikat kembali atau bisa
dikatakan dengan tradisi, sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia
dan manusia serta lingkungannya
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
21

4 Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib


dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh
sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik baik
nya
6 Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas
8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain
9 Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih menalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat dan didengar
10 Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
Kebangsaan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya
11 Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan
penghagaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial,budaya,ekonomi,
dan politik bangsa
22

12 Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong


Prestasi dirinya untuk menghasilakan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain
13 Bersahabat / Tindakan yang memperlihatkan rasa
Komunikatif sesenang berbicara, bergaul dan bekerja
sama dengan orang lain
14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas khadiran dirinya. Diri
sendiri, masyarakat, lingungan, (alam,
sosial, dan budaya ) negara
15 Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya
16 Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
Lingkungan mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi
17 Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan
18 Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap
dirinya maupun orang lain dan lingkungan
sekitarnya 17

17
Retno Lystyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreaif, h. 5.
23

B. Pengertian Pembelajaran
Efektivitas pendidikan karakter sangat dtentukan oleh adanya
pembelajaran (teaching), keteladanan (modeling), penguatan (reinforcing),
dan pembiasaan (habituatung) yang dilakukan secara serentak dan
berkelanjutan. 18 Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian
belajar dan megajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama
sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan
pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang
guru lakukan di dalam kelas. 19 Sementara menurut Undang undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. 20 Pengertian lain tentang pembelajaran yang di
paparkan dalam buku yang ditulis oleh Wina Sanjaya adalah, kata
“pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai
dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi
oleh aliran psikologi kognitif-Wholistik, yang menempatkan siswa sebagai
sumber dari kegiatan. 21
1. Peranan Perencanaan Pembelajaran
Keberhasilan dari suatu kegiatan yang sangat ditentukan oleh
perencanaannya. Apabila perencanaan suatu kegiatan dirancang
dengan baik, maka kegiatan akan lebih mudah dilaksanakan, terarah
serta terkendali. Demikian pula halnya dalam proses belajar mengajar,
agar pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik maka
22
diperlukan perencanaan pembelajaran yang baik. Perencanaan
pembelajaran berperan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efektif dan

18
Ajat Sudrajat,”Mengapa Pendidikan Karakter?,” Jurnal Pendidikan Karakter,Tahun I,
Nomor 1, 2011, h. 54.
19
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu Ilmu Sosial, h.17.
20
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal I ayat 20, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
21
Wina Sanjaya,”Pembelajaran Dalam Implementasikan Kurikulum Berbasis
Kompetensi,” Cetatakan III, (Jakarta : Kencana, 2008), h. 78.
22
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu Ilmu Sosial, h.115.
24

efisien. Dengan perkataan lain perencanaan pembelajaran berperan


sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya
pembelajaran bersifat luwes (fleksibel) dan memberi kemungkinan
bagi guru untuk menyesuaikannya dengan respon siswa dalam proses
pembelajaran sesungguhya. 23
2. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu cara untuk
menyiapkan kegiatan belajar mengajar agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran tersebut. Ada beberapa pertimbangan atau asumsi yang
melandasi mengapa guru harus melakukan perencanaan pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan pembelajaran dikembangkan atas dasar tesis yang
menyatakan bahwa pengajaran dapat dirancang secra lebih
sistematis dann berbeda dengan cara cara tradisional.
b. Hasil pemeblajaran dapat dirumuskan secara lebih operasional
sehingga dapat diamati dan diukur.
c. Tujuan pembelajaran dapat diukur dengan menggunakan
instrumen yang disebut penilaian acuan patokan yaitu tes yang
didasarkan atas kriteria tertentu yang dalam hal ini adalah
tujuan pembelajaran khusus.
d. Untuk menjamin efektivitas proses pembelajaran, paket
pembelajaran yang akan digunakan hendaknya valid. Hal ini
berarti semua perangkat, alat media, metode pembelajaran yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran perlu diujicobakan
dahylu secara empirik.
e. Desain pembelajaran didasari oleh teori sistem. Desain
pembelajaran pada hakikatnya merupakan penerapan teori
sistem terhadap proses pembelajaran dan evaluasinya. Dalam

23
Ibid, h.115
25

proses perencanaan yang sistematis dikehendaki adanya


langkah langkah tertentu secara urut. 24
C. Pengertian Sosiologi
Dalam proses pembelajaran di SMA khususnya dalam penjurusan
IPS ada beberapa mata pelajaran yang khusus di pelajari antara lain mata
pelajaran ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi. Konsep konsep
sosiologi ada pada tujuan pendidikan IPS, Kurikulum 2004 untuk
pendidikan dasar menyatakan bahwa pengetahuan sosial (sebutan IPS
dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk :
1. Mengajarkan konsep konsep sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.
3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial. 25

Beberapa pelajaran mempunyai pengertiannya masing masing dan


mempunyai guru yang kompeten di bidangnya masing masing. Sosiologi
sendiri adalah mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa siswa di SMA.
Ilmu ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu ilmu tersebut
mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang
dipelajarinya. Ilmu - ilmu sosial belum mempunyai kaidah - kaidah dan
dalil - dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar masyarakat karena
ilmu - ilmu tersebut belum lama berkembang, sedangkan yang jadinya
objeknya adalah masyarakat manusia yang selalu berubah ubah. Karena
sifat masyarakat yang selalu berubah ubah, hingga kini belum dapat
diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antar unsur - unsur di
dalam masyarakat secara lebih mendalam. Lain halnya dengan ilmu
pengetahuan alam yang telah lama berkembang sehingga telah mempunyai

24
Ibid, h. 116
25
Rudi Gunawan. Pendidikan IPS Folososfi Konsep dan Aplikasi. Cetakan II. (Bandung :
Alfabeta, 2013 ). H.18.
26

kaidah kaidah dan dalil - dalil yang teratur dan diterima oleh masyarakat,
yang juga disebabkan karena objeknya bukan manusia.

1. Sejarah Sosiologi
Timbulnya sosiologi, semua ilmu pengetahuan yang
dikenal dewasa ini pernah menjadi bagian dari filsafat yang di
anggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan (master
scientiarum ). Filsafat pada masa itu mencakup pula segala usaha
pemikiran mengenai masyarakat. Seiring dengan perkembangan
zaman dan peradaban manusia, pelbagai ilmu pengetahuan yang
semula terhubung dengan filsafat memisahkan diri yaitu Astronomi
( ilmu tentang bintang bintang ) dan fisika (ilmu alam) merupakan
cabang cabang filsafat yang pertama tama memisahkan diri,
kemudian diikuti oleh ilmu kimia,biologi, dan geologi. Didalam
abad ke 19, dua ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu psikologi
(ilmu yang mempelajarai perilaku dan sifat - sifat manusia) dan
sosiologi (ilmu yang mempelajari masyarakat). 26
2. Definisi Sosiologi dan Hakikatnya
Ada banyak tokoh - tokoh yang mendefinisikan tentang
sosiologi. Berikut akan dipaparkan beberapa pendapat para ahli
tentang pengertian sosiologi. Merumuskan suatu definisi (batasan
makna) yang dapat mengemukakan keseluruhan pengertian, sifat
dan hakikat yang dimaksud dalam beberapa kata dan kalimat
merupakan hal yang sangat sukar. Oleh sebab itu, suatu definisi
hanya dapat dipakai sebagai suatu pegangan sementara saja.
Sungguhpun penyelidikan berjalan terus dan ilmu pengetahuan
tumbuh ke arah pelbagai kemungkinan, masih juga diperlukan
suatu pengertian yang pokok dan menyeluruh. Untuk patokan
sementara, akan diberikan beberapa defiinsi sosiologi sebagai
berikut :

26
Soekanto, Soejono, “ Sosiologi Suatu Pengantar”, Edisi Revisi, Cetakan 47, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015), h. 3.
27

a. Piritim Sorokin, mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang


mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi
dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi,
gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya. Selain itu
sosiologi juga mempelajari hubungan antara hubungan dan
pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala gejala
nonsosial (misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya.
Dan sosiologi mempelajari ciri ciri umum semua jenis gejala gejala
sosial.
b. Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu
yang mempelajaari hubungan antara manusia dalam kelompok
kelompok.
c. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa
sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial
dan hasilnya yaitu organisasi sosial. 27

Dari Pengertian pengertian dan definisi tersebut akan dapat


disimpulkan bahwa sosioligi berfokus untk mempelajari hubungan -
hubungan masyarakat baik dari segi sosial dan segi lainnya. Sosiologi
mempelajari masyarakat dan gejala - gejala yang ada dimasyarakat.
Sosiologi juga mepelajari interaksi antar masyarakat dengan keadaan
sosial masyarakat.

3. Sosiologi Auguste Comte


Aguste Comte yang pertama tama memakai istilah
‘sosiologi” adalah orang pertama yang membedakan antara ruang
lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu - ilmu
pengetahuan lainnya. Dia menyusun suatu sistematika dari filsafat
sejarah dalam kerangka tahap tahap pemikiran yang berbeda beda.
Menurut Comte ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang

27
Ibid, h. 17.
28

masing - masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya.


Tahap pertama dinamakannya tahap teologis atau fiktif, yaitu suatu
tahap dimana manusia menafsirkan gejala - gejala disekelilingnya
secara teologis, yaitu dengan kekuatan kekuatan roh dewa atau
tuhan yang maha kuasa. Penafsiran ini penting bagi manusia untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang memusuhinya untuk
melindungiya dari faktor-faktor yang tidak terduga timbulnya.
Tahap kedua yang merupakan perkembangan dari tahap pertama
adalah tahap metafisik. Pada tahap ini manusia mengannggap
bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan - kekuatan atau inti
tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Pada tahap
ini manusia masih terikat oleh cita - cita tanpa verifikasi karena
adanya kepercayaan bahwa setiap cita - cita terkait pada suatu
realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk yang menemukan
hukum - hukum alam yang seragam. Hal yang terakhir inilah yang
merupakan tugas ilmu pengetahuan positif, yang merupakan ketiga
atau tahap terakhir dari perkembangan manusia. 28
Hal yang paling menonjol dari sistematika comte adalah
penilaiannya terhadap sosiologi, yang merupakan ilmu
pengetahuan paling kompleks, dan merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang akan berkembang dengan pesat sekali. Sosiologi
merupakan studi positif tentang hukum hukum dasar dari gejala
gejala sosial.
4. Teori - Teori Sosiologi Sesudah Comte
Teori - teori sosiologi sesudah comte banyak dipengaruhi
oleh ilmu- ilmu lain, maupun data yang diperoleh dari penggunaan
ilmu tersebut. Pengaruh yang mencolok akan terlihat, misalnya,
dari geogrfi, biologi, antropologi, ilmu hukum, dan lain
sebagainya. Pengelompokan ke dalam mazhab - mazhab akan
didasarkan pada faktor faktor tersebut sehingga akan dapat

28
Ibid, h. 30.
29

diperoleh suatu gambaran yang minimal. 29 Adapun mazhab nya


antara lain :
a. Mazhab geografi dan lingkungan
b. Mazhab organis dan evolusioner
c. Mazhab formal
d. Mazhab psikologi
e. Mazhab ekonomi
f. Mazhab hukum

D. Penelitian relevan

Tabel 2.2

Penelitian Relevan

No Judul Hasil Persamaan Perbedaan


1 Implementasi ditemukan bahwa terdapat Penelitian ini Perbedaan
Pendidikan nilai karakter di silabus dan meneliti pada
Karakter dalam RPP (Rencana Pelaksanaan tentang penelitian
Pembelajaran Pembelajaran) yang digunakan
implementasi ini pada
Ilmu dalam proses pembelajaran.
pendidikan studi kaasus
Pengetahuan dalam perencanaan
karakter nya yaitu
Sosial di SMP pembelajaran mencantumkan
jenjang
PGRI 1 Ciputat beberapa nilai karakter pada
(Diah Yuniardi ) silabus dan RPP. Dalam SMP dan
pelaksanaan pembelajarannya pada mata
menerapkan dua belas nilai pelajaran
karakter dari delapan belas IPS.
nilai karakter yang terdapat di
pedoman pengembangan
pendidikan karakter yang
dikeluarkn oleh Kementerian
Pendidikan Nasional. Untuk
evaluasi pembelajaran

29
Ibid, h. 31.
30

penilaian yang digunakan


yaitu observasi untuk
mengamati tingkah laku
siswa, dan penugasan untuk
mengetahui perkembangan
belajar siswa 30

2 pendidikan Hasil dari penelitian Persamaan Perbedaan


karakter dalam menunjukan bahwa terdapat penelitian penelitian
hadits al- banyak sekali nilai nilai yang ini adalah
Arba’in al- pendidikan karakter dalam dilakukan ini
menggunak
Nawawiyyah hadits al-Arba’in al- dalah meneliti
an
(Muhammad Nwawiyyah, yakni: dasar, tentang
penelitian
Alfian) tujuan, tahapan dan nilai nilai pendidikan
pustaka
pendidikan karakter, konsep karakter.
dan nilai nilai pendidikan Namun (Library
karakter tersebut disimpulkan melalui hadits Research).
untuk kemudian diterapkan al-arba-n al- Teknik
dalam dunia pendidikan di Nawawiyah. pengumpula
Indonesia sebagai salah satu Dimana tujuan n data yang
alternatif solusi yang penelitian ini dilakukan
ditawarkan untuk mengatasi adalah untuk
adalah
masalah pendidikan di mengali
melalui
Indonesia ini 31 konsep dan
analisi teks.
nilai nilai
pendidikan
karakter yang
terkandung
dalam hadist
tersebut

30
Diah Yuniardi, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).
31
Muhamad Alfian, “Pendidikan Karakter dalam Hadits Arbain An-nawawiyah,”
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013).
31

3 Penerapan hasil penelitian tersebut Penelitian ini Perbedaan


Pendidikan menunjukan bahwa penerapan membahas penelitian
Berbasis pendidikan berbasis karakter tentang ini adalah
Karakter di di SDIT Nurul Amal
penerapan pada studi
SDIT Nurul dikatakan baik, meskipun ada
pendidikan kasus yaitu
Amal Pondok sebagian kecil siswa yang
berbasis pada
Cabe Ilir melanggar. Dengan demikian
karakter. sekolah
Pamulang pendidikan karakter yang
(Rafiah) dterapkan oleh guru Penelitian ini dasar.
pendidikan agama, seperti menggunaka Penelitian
pembiasaan, keteladanan, n penelitian ini lebih
nasehat, pujian dan hukuman kualitatif. fokus pada
sangat berpengaruh terhadap Penelitian ini pembelajara
pembentukan karakter siswa. menggunaka n PAI
Ini membuktikan bahwa
n data
pentingnya pendidikan
observasi
karakter diterapkan di sekolah.
dan
Pendidikan karakter
pengamatan
merupakan bagian penting
dalam pembinaan kepribadian saat
dan moral bangs, pelaksanaan pembelajaran
pendidikannya harus
diarahkan untuk membina
budi pekerti yang luhur dan
membina morala bangsa. 32

32
Rafiah, “Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter di SDIT Nurul Amal Pondok Cabe
Ilir Pmaulang, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014).
32

4 Implementasi Hasil penelitian ini Persamaan Perbedaan


Pendidikan menunjukan bahwa pertama, dari penelitian ini
Karakter Pada dalam melakukan penelitian ini adalah pada
Pembeljaran pengimplementasian adalah tingkat
PAI di SMPN pendidikan karakter di SMPN menggunaka sekolah
166 Jakarta 166 Jakarta ini melalui n metode menengah
(Nur Sabrina) pembelajaran PAI yang di kualitatif. pertama
lakukan di dalam kelas, secara Membahas negeri. Dan
inklusi pendidikan karakter tentang pada
masuk disetiap mata pelajaran, implementas pembelajaran
tetapi khususnya masuk di i. PAI.
dalam pelajaran PAI. Kedua,
Setelah peserta didik
mengetahui apa itu pendidikan
karakte, maka selanjutnya
pengimplementasian nya
langsung diterapkan di dalam
lingkungan sekolah, baik di
dalam kelas ataupun di luar
kelas. Ketiga, untuk
mendukung
pengimplementasian yang
sudah diajarkan dan
diterapkan di dalam kurikulum
sekolah, SMPN 166 Jakarta
ini juga membuat program
seperti ada dalam pembiasaan
pembiasaan yang memang
sudah di program seperti ada
pembiasaan rutinan,
pembiasaan teladan,
pembiasaan spontan,
pendidikan life skill dan juga
secara ekslusi pendidikan
karakter masuk ke dalam
bidang keterampila atau
33

ekstrakurikuler. 33
5 Implementasi Hasil penelitian ditemukan Membahas Jenis
Pendidikan sebuah konsepsi baru tentang penelitian ini
Karakter dalam pengembangan pendidikan implementas adalah
Pendidikan karakter perspektif islam, i dan kepustakaan
Islam dengan melihat fase pendidikan (Library
(M Nur Hidayat pertumbuhan dan karakter research ).
) perkembangan individu secara namun Pada
didaktis dan nilai nilai dalam pembahasan
karakter yang dikembangkan konsep menggunakan
pada fase fase perkembangan Islam. metode
individu tersebut. 34 analisis.

33
Nur Sabrina, , “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran PAI di SMPN
166 Jakarta,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018).
34
M Nur Hidayat, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Islam ,”
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011)
34

E. Kerangka Berfikir
Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional BAB 1 Pasal 1 ayat 1 “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual kegamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan karakter merupakan
program yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional yang
selanjutnya harus di laksanakan oleh sekolah dan para guru yang mengajar
semua mata pelajaran. Melalui amanat tersebut para guru diharuskan
melaksanakan delapan belas nilai karakter sesuai dengan mata pelajaran
masing-masing. Dewasa ini perilaku-perilaku menyimpang siswa semaki
meningkat seperti tawuran, narkoba dan minuman keras. Hal ini sangat
dikhawatirkan oleh semua pihak dalam hal ini sekolah sebagai lembaga
yang menaungi mereka serta para guru yang setiap hari berinteraksi
dengan mereka. Maka dari itu perluya keseriusan pemerintah dalam
menangani hal ini dengan memberikan pendidikan karakter.
Dari masalah tersebut peneliti ingin berfokus kepada implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajarn sosiologi. Adapun teori yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori implementasi oleh
Browne dan Wildavsky dan teori pendidikan karakter yang dikemukakan
oleh Thomas Lickona serta delapan belas nilai karakter yaoleh Retno
Lystiarty.
Untuk mendapatkan data dan diolah peneliti dalam masalah ini
ingin mendapatkan gambaran tentang :
1. Konsep Pendidikan karakter
2. Nilai-nilai pendidikan karakter
3. Pelaksanaan pendidikan karakter
35

Jika digambarkan dengan bagan permasalahan tersebut dapat dilihat pada gambar
2.1 berikut :
Gambar 2.1

Kebijakan
Pemerintah

Kemendiknas
UUD No 20
Tahun 2003 18 Nilai
Karakter

Teori

Thomas Browne dan


Lickona Wildavsky

Pengertian Tujuan
Pendidikan 1. memperoleh konsep
Pengertian
Karakter Implementasi
pendidikan karakter
2. Nilai-nilai pendidikan
karakter
3. Melihat pelaksanaan
pendidikan karakter
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian

Gambar 3.1

Peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Parung yang


beralamat di Jl. Waru Jaya. No. 17, Warujaya, Parung, Bogor,
Jawa Barat 16330. Waktu Penelitian yaitu dari bulan Januari sampai
Bulan Agustus 2018.
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1

No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus


1 Pengajuan
Judul
2 Persetujuan
Judul
3 Penyusunan
proposal
4 Seminar
Proposal

36
37

5 Revisi
Proposal
6 Penyusunan
bab I
Pendahuluan
7 Penyusunan
Bab II
Kajian
Pustaka
8 Penyusunan
bab III
Metodologi
penelitian
9 Penyusunan
Bab IV
Hasil
Penelitian
10 Penyusunan
Bab V
kesimpulan
11 Penysusunan
Laporan
Penelitian

B. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian dengan
pendekatan kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Menurut
Lodico, Spaulding, dan Voegtle mengatakan pengertian penelitian
kualitatif, yang disebut juga penelitian lapangan adalah suatu
metodelogi yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan
antropologi dan diadaptasi dalam seting pendidikan. Peneliti
kualitattif menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya
bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat diungkapkan.
Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada
38

pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan dibawah


studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa pengetahuan
dihasilkan dari seting sosial dan bahwa pemahaman pengetahuan sosial
adalah suatu proses ilmiah yang sah (legitimate). 1
Istilah kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau
bentuk hitungan lainnya. 2
Penelitian kualitatif satu diantaranya yaitu data deskripstif.
Penelitian kualitatif adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih
mengambil bentuk kata - kata atau gambar daripada angka - angka.
Hasil penelitian tertulis berisi kutipan - kutipan dari data untuk
mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data tersebut
mencakup, transkip wawancara, catatan lapangan, fotografi, videotape,
dokumen pribadi, memo, dan rekaman rekaman resmi lainnya. Dalam
pencarian mereka untuk pemahaman, peneliti kualitatif tidak
mereduksi halaman demi halaman dari narasi dan data lain ke dalam
simbol simbol numerik. Mereka mencoba menganalisis data dengan
segala kekayaannya sedapat dan sedekat mungkin dengan bentuk
rekaman dan transkipnya. 3
Oleh sebab itu, berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang
telah dipaparkan di atas, untuk mendapatkan data yang akan
mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan, maka jenis penelitian
yang di anggap tepat adalah penelitian kualitatif deskriftif.
Tahapan penelitian ini dibagi menjadi, yaitu :
a. Menentukan masalah penelitian, dalam tahap ini peneliti
mengadakan studi pendahuluan.

1
Emzir, Analsisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan I, ( Jakarta:
Rajawali Pers, 2010), h. 2.
2
Anselm Strauss & Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta :
Pustaka pelajar, 2003), h. 4.
3
Emzir, Analsisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 3.
39

b. Pengumpulan data, pada tahap ini peneliti mulai menentukan


sumber data, yaitu buku buku dan sumber referensi lainnya
yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Pada
tahap ini diakhiri dengan pengumpulan data dengan
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi
serta angket.
c. Analisis dan penyajian data, yaitu menganalisis dan ditarik
suatu kesimpulan.

C. Populasi dan Sampel Data


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Subjek penelitian adalah tempat memperoleh
keterangan, informasi mengenai permasalahan yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini bisa berupa lembaga yaitu, SMA Negeri 1
Parung. Adapun yang diwawancarai sebagai subjek penelitian adalah
warga SMA Negeri 1 Parung sedangkan objek penelitian nya adalah
kegiatan belajar mengajar siswa siswi pada mata pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri 1 Parung.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang
tertentu yang di anggap paling tahu tentang apa - apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. 4

4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 300.
40

Tabel 3.2
Penarikan Sampel Penelitian
No Status Jumlah
1 Kepala Sekolah 1
2 Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum 1
3 Guru Sosiologi 3
4 Siswa (Wawancara) 3
5 Siswa (Angket ) 15
TOTAL 23

D. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh dan mengumpulkan data penelitian dilapangan,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data seperti:
1. Observasi, dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih
mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi
sosial, jadi akan dapat diperoleh pandanga yang holistik atau
menyeluruh 5 Dengan observasi data dikumpulkan dengan
mengamati langsung terhadap subjek penelitian, peneliti secara
terus-menerus melakukan pengamatan atas proses
pembelajaran Sosiologi. Peneliti melakukan observasi terhadap
situasi keseharian dalam proses belajar. Observasi ini dilakukan
untuk mengamati kondisi sekolah dan mengamati kegiatan
pembelajaran sosiologi yang dilakukan di dalam kelas.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil. Teknik

5
Ibid, h. 313
41

pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang


diri sendiri atau self report, atau setidak tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dalam penelitian ini
peneliti m
Melakukan wawancara untuk memperoleh dan
mengumpulkan data. Adapun subjek wawancara yaitu kepala
sekolah, guru sosiologi, dan beberapa orang siswa. Untuk
wawancara peneliti menggunakan pedoman wawancara tentang
pendidikan karakter.
3. Angket
Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi yang diberikan responden.
Menurut Sugiyono amgket adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Bentuk angket yang penulis gunakan adalah angket langsung
dan bersifat tertutup, artinya jaaban telah disediakan dan
responden hanya memilih satu jawaban yang sesuai. Adapun
jumlah pertanyaan yang disediakan adalah 10 item pertanyaan.
4. Dokumentasi
Untuk memperoleh data dan mengumpulkannya. Selain
menggunakan teknik observasi dan wawancara. Peneliti juga
menggunanakan teknik pengumpulan data yang lain yaitu
dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya karya monumental dari seseorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan
(life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan,.
Dokumen yang berbentuk ,gambar, misalnya foto, gambar
hidup, sketsa dan lain lain. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film,
42

dan lain lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari


penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti mendokumentasikan
kondisi sekolah yang akan diteliti, subjek yang akan diteliti dan
segala sarana dan prasarana yang mendukung penelitian

E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data penelitian, peneliti menggunakan
instrumen yang ditujukan kepada responden. Instrumen yang
digunakan dalam peelitian ini terbagi atas tiga bagian yaitu :

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
No Dimensi Indikator No Jumlah
Item
1 Pendidikan 1. Pendidikan Karakter 1,2.3 3
Karakter 2. Tujuan Penerapan
pendidikan karakter
2 Nilai 1. Nilai nilai apa saja 4 1
yang diterapkan
3 Sarana dan 1. Sarana dan prasarana 8,5,9 3
prasarana yang menunjang
pendidikan karakter
2. Kegiatan yang
menunjang
3. Kurikulum
4 Upaya dan 1. Upaya dan hambatan 7,6,10 3
hambatan 2. Perubahan perilaku
siswa
43

Pedoman wawancara Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Parung

Tabel 3.4

No Pertanyaan
1 Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan pendidikan
karakter ?

2 Apakah penanaman nilai karakter pada siswa itu sangat


penting dalam pembentukan karakter nya ? Jelaskan !
3 Apa yang ingin dicapai sekolah ini dengan menerapkan
nilai- nilai karakter ?
4 Nilai-nilai karakter apa saja yang diberikan di sekolah ?
5 Kegiatan apa saja yang mendukung pembentukan karakter ?
6 Apa saja yang menjadi hambatan / kendala dalam
menerapkan nilai-nilai pendidikan arakter di sekolah ?
7 Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan
dalam menerapkan nilai-nilai karakter ?
8 Sarana dan pra sarana apa saja yang ada untuk menunjunag
penerapan pendidikan karakter disekolah ?
9 Kurikulum apa yang digunakan di sekolah ini ?
10 Apa perubahan nyata yang ada pada siswa setelah
memberikan nilai nilai karakter ?

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Wakasek Bidang Kurikulum

Tabel 3.5

No Dimensi Indikator No Jumlah


Item
1 Pendidikan 1. Pengetahuan 1
Karakter Pendidikan karakter
44

Lanjutan Tabel 3.5


2. Tujuan Implementasi 2 3
pendidikan karakter
dalam pembelajaran
3. Mata Pelajaran
4
memuat pendidikan
karakter
2 Cita cita 1. harapan dari 3 1
Sekolah sekolah 10
2. Perubahan nyata
sikap
3 Sarana dan 1. Sistem kerja 5 1
prasarana kurikulum
2. Penunjanng 8
pendidikan karakter
3. Kurikulum yang 9
diginakan
4 Upaya dan 1. Hambatan dalam 6 1
hambatan Kurikulum

Pedoman wawancara Bidang Kurikulum

Tabel 3.6

No Pertanyaan
1 Apakah yang dimaksud pendidikan karakter

2 Apa tujuan dari implementasi pendidikan karakter disekolah


ini didalam kurikulum?
3 Apa harapan dari sekolah dengan memberikan nilai karakter
dalam kurikulum?
4 Apakah semua mata pelajaran menggunakan pendidikan
karakter di kurikulum ?
45

Lanjutan Tabel 3.6


5 Bagaimana sistem kerja kurikulum dalam pemberian nilai
karakter di sekolah ?
6 Apakah ada masalah dalam pemberian nilai karakter di
kurikulum ?
7 Apa saja yang menjadi hambatan / kendala dalam kurikulum
menerapkan nilai nilai pendidikan karakter di sekolah ?
8 Sarana dan pra sarana apa saja yang ada untuk menunjang
penerapan pendidikan karakter dalam kurikulum disekolah ?

9 Kurikulum apa yang digunakan di sekolah ini ?

10 Apa perubahan nyata yang ada pada siswa setelah


memberikan nilai nilai karakter ?

Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Wawancara Guru Sosiologi
No Dimensi Indikator No Jumlah
Item
1 Pendidikan 1. Pengetahuan 1,2,3, 4
karakter Pendidikan karakter 4
2. Tujuan Implementasi
pendidikan karakter
dalam pembelajaran

2 Perilaku 1. Respon Siswa dalam 11,14, 2


siswa Proses Belajar
2. Perilaku siswa dalam
proses belajar
3. Perubahan perilaku
siswa
46

Lanjutan Tabel 3.7

3 Model 1. Model pembelajaran 5,6,10 5


pembelajar yang digunakan
an 2. Cara guru menerapkan
12,13
nilai karakter saat
KBM
4 Nilai 1. Nilai yang diberikan 7,8,9 3
saat Pembelajaran
2. Sumber ajar yang
digunakan
3. Sarana dan prasarana
5 Pelaksanaa 1. Implementasi 18 nilai 15 - 32 18
n 18 nilai karakter dalam
karakter pelajaran sosiologi

Pedoman Wawancara Guru Sosiologi

Tabel 3.8

No Pertanyaan
1 Menurut bapak / ibu, apa yang dimaksud dengan pendidikan
karakter ?
2 Apakah penting pemberian karakter kepada siswa dalam
pembelajaran sosiologi? Jelaskan !
3 Apa tujuan dari pendidikan penerapan pendidikan karakter
dalam pembelajaran sosiologi ?
4 Apa yang hendak ibu/bapak capai dengan menerapkan nilai
nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi
dalam materi hubungan sosial?
5 Apa yang hendak ibu/bapak capai dengan menerapkan nilai
nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi
dalam materi hubungan sosial?
6 Model pembelajaran yang ibu/bapak gunakan dalam proses
47

Lanjutan Tabel 3.8


pembelajaran sosiologi untuk membentuk karakter siswa
dalam materi hubungan sosial?
7 Nilai karakter apa saja yang bapak / ibu berikan dalam
pembelajaran sosiologi untuk membentuk karakter siswa
dalam materi hubungan sosial ?
8 Sarana apa saja yang bapak / ibu gunakan untuk menerapkan
pendidkan karakter dalam pembelajaran sosiologi dalam
materi hubungan sosial?
9 Dalam menerapkan pendidikan karakter, sumber ajar apa
yang ibu gunakan dalam pembelajaran sosiologi?
10 Bagamana cara ibu / bapak menanamkan nilai nilai karakter
dalam kegiatan belajar mengajar
11 Apa kendala yang bapak / ibu hadapi dalam menerapkan
pendidikan karakter kepada siswa dalam pembelajaran
sosiologi ?
12 Apa upaya yang bapak / ibu lakukan unttuk mengatasi
kendala dalam pembelajaran sosiologi?
13 Penilaian apa yang bapak / ibu gunakan dalam mengevaluasi
pembelajaran sosiologi dalam menerapkan pendidikan
karakter ?
14 Penilaian apa yang bapak / ibu gunakan dalam mengevaluasi
pembelajaran sosiologi dalam menerapkan pendidikan
karakter ?
15 Apakah ada perubahan nyata pada siswa setelah diterapkan
pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi ?
16 Apakah terdapat hubungan antara penanman nilai nilai
karakter dalam pembelajaran sosiologi dengan prestasi
belajar siswa ? jelaskan !
17 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
religius ?
18 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
48

Lanjutan Tabel 3.8


jujur ?
19 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Toleransi ?
20 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Disiplin ?
21 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Kerja keras ?
22 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Kreatif ?
23 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Mandiri ?
24 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Demokratis ?
25 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Rasa ingin tahu ?
26 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Semangat Kebangsaan ?
27 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Cinta tanah air ?
28 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Menghargai prestasi ?
29 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
bersahabat atau komunikatif ?
30 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Cinta damai ?
31 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
Gemar membaca ?
32 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
peduli lingkungan ?
33 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
49

Lanjutan Tabel 3.8


peduli sosial ?
34 Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai
tanggung jawab ?

Kisi-kisi Instrumen Wawancara Siswa


Tabel 3.9

No Dimensi Indikator No Item Jumlah


1 Pelaksanaan Guru 1-18 18
Pedidikan mengimplementasikan

Karakter 18 nilai karakter


dalam pelajaran
sosiologi

Pedoman wawancara siswa

Tabel 3.10

No Pertanyaan
1 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai
religius ?
2 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai
jujur ?
3 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai
Toleransi ?

4 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


Disiplin ?
5 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai
Kerja keras ?

6 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


50

Lanjutan Tabel 3.10


Kreatif ?

7 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


Mandiri ?

8 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


Demokratis ?

9 Apakah dalam mengajar sosiologi guru n menanamkan nilai


Rasa ingin tahu ?

10 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


Semangat Kebangsaan ?

11 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


Cinta tanah air ?

12 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


Menghargai prestasi ?

13 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


bersahabat atau komunikatif ?

14 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


Cinta damai ?

15 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


Gemar membaca ?

16 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


peduli lingkungan ?
51

Lanjutan Tabel 3.10

17 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


peduli sosial ?

18 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai


Tanggung jawab ?

Kisi-kisi Instrumen Angket Siswa


Tabel 3.11
No Dimensi Indikator No Jumlah
Item
1 Pendidikan 1. Guru memberikan 1
karakter pendidikan karakter
2. Nilai Positif 4 3
3. Penitngnya
5
pendidikan karakter
2. Pelaksanaan 1. Guru menjadi 2
Pembelajara teladan
n 2. Berdoa sebelum 3 6
belajar
3. Sumber Belajar
6
4. Evaluasi
Pembelajaran
7
5. Sarana
Pembelajaran
8

6. Model
Pembelajaran 9
3 Nilai 1. Perubahan Perilaku 10 1
Karakter
52

Pedoman Angket Siswa

Tabel 3.12

No Pertanyaan
Jawab

Ya Tidak
1 Apakah guru Menanamkan Nilai
Karakter dalam pembelajaran sosiologi
?
2 Apakah guru Menjadi Sosok Teladan
dalam pembelajaran sosiologi ?

3 Apakah guru Guru Memerintah


Membaca Doa dalam pembelajaran
sosiologi ?
4 Apakah guru meninformasikan
Pentingnya Pendidikan Karakter ?

5 Apakah guru Memberikan Nilai Positif


Nilai Karakter ?

6 Apakah guru Guru Menggunakan


Sumber Belajar dalam pembelajaran
sosiologi ?
7 Apakah guru Guru Mengevaluasi dalam
pembelajaran sosiologi ?

8 Apakah guru Guru Menggunakan


Sarana dalam pembelajaran sosiologi ?

9 Apakah guru Guru Menggunakan


Model Pembelajaran dalam
pembelajaran sosiologi ?

10 Apakah Ada Perubahan Nyata Pada Diri


Siswa ?
53

Kisi-Kisi Pedoman Observasi

Tabel 3.13

No. Aspek Yang Diamati Kegiatan


1. Sarana dan prasarana sekolah Mengamati kondisi sarana
dan prasarana yang ada di
sekolah untuk menunjang
kegiatan pembelajaran di
dalam kelas maupun diluar
kelas seperti tempat
ibadah, perpus, kantin dll
2. Lingkungan sekolah Mengamati kedaan
lingkungan sekolah dan
sekitarnya. Mencatat
kelebihan dan
kekuranganya seperti
kebersihan, strategis
tidaknya letak sekolah
dengan lingkungan
3. Guru Melihat cara guru
memberikan materi pada
saat proses pembelajaran
dan melihat guru
melaksanakan dan
memberikan
nilai-nilai pendidikan
karakter
4. Siswa Mengamati sikap siswa
pada saat proses
pembelajaran di dalam
kelas
54

Kisi Instrumen Dokumentasi


Tabel 3.14
No Jenis Dokumen Sumber Ada Tidak Keterangan
1 Profil Sekolah TU
2 Visi dan Misi TU
Sekolah
3 Data Jumlah Guru TU
dan Tenaga
Kependidikan
4 Data Jumlah TU
Siswa
5 Data sarana dan TU
prasarana
6 Silabus Mata Guru
Pelajaran
Sosiologi
7 RPP (Rencana Guru
Pelaksanaan
Pembelajaran )
Pelajaran
Sosiologi

F. Teknik Analisis Data


Bogdan mengatakan analisis data adalahProses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan bahan lain, sehingga dapat mudah
dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit unit, melakukan sintesa, menyusun
55

kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. 6

Teknik analisis data yang dilakukan dengan cara


mengorganisasikan data lalu menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola memilih mana yang
penting dan mempelajarinya kemudian membuat kesimpulan yang
dapat dipahami oleh orang lain. Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah: (1) Analisis sebelum di lapangan, (2) Analisis
selama di Lapangan Model Miles and Huberman meliputi Data
Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data) dan
Conclusion Drawing/ Verification. 7

1. Analisis sebelum di lapangan


Analisis ini dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau
ata sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus
penelitian. Namun, demikian fokus penelitian ini masih bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan
selama di lapangan.
2. Analisis selama di lapangan Model Miles and Huberman
a . Data Reduction ( Reduksi Data )
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal hal pokok,
memfokuskan pada hal hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu. Untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b . Data Display (Penyajian Data)

6
Ibid, h. 334
7
Ibid, h. 336.
56

Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah


mendisplaykan data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Sehingga
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami.
c. Conclusion Drawing / Verification
Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti–bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Adapun rumusan yang penulis akan gunakan dalam analisis
angket adalah :
Rumus : P/N x 100 %
Keterangan :
P = Angka prosentase
F = Frekuensi yang dicari prosentasenya
N= Jumlah frekuensi / banyaknya individu

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Dalam Pemeriksaan atau pengecekan data pada penelitian ini
peneliti menggunakan triangulasi data yaitu yang merupakan teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah
pemeriksaan melalui sumber lainnya. Pada penelitian yang dilakukan
57

oleh peneliti ini penulis membandingkan data yang diperoleh dari


observasi, angket dengan hasil wawancara kepala sekolah, wakil
bidang kurikulum dan guru mata pelajaran sosiologi dalam rangka
membantu peneliti dalam meningkatkan derajat kepercayaan data yang
diperoleh.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Parung


1. Sejarah singkat SMA Negeri 1 Parung
SMA Negeri Parung didirikan pada tanggal 01 Juli 1985 berdasarkan SK
Mendikbud No 0601/O/1985. Awalnya SMAN 1 Parung merupakan filial
(kelasJauh) SMA Negeri 1 Cibinong. Menempati gedung sendiri di Jl Waru
Jaya, Desa Waru Jaya, Kec.Parung sejak tahun 1987. Sampai tahun 2017 telah
meluluskan sebanyak 30 angkatan. 1
Kepala Sekolah yang telah memimpin di SMAN 1 Parung:
1. Drs. WiryaJayaAtmaja tahun 1985-1989
2. 2 Djuariman,BA(alm) tahun 1990-1992
3. NanaSutarna,BA tahun 1992-1995
4. 4 Drs. AcepWiharsa tahun 1996-1998
5. Dra.Hj.Zuraidah,M.M tahun 1998-2006
6. Dra. Hj. Komariah tahun 2006-2009
7. 7 Drs. H. Ali Gozali,M.Pd tahun 2009-2011
8. Drs. H. AliRochman,M.BA,MM tahun 2011-2014
9. 9 Drs.IkhwanSetiawan,MM tahun 2014-sekarang

Adapun Identitas sekolah adalah sebagai berikut :

Nama Madrasah : SMA Negeri 1 Parung

Alamat Madrasah : Jl. Waru Jaya No. 17 Kec. Parung

Kab. Bogor

No. Telepon : (0251) 0251-8541063

1
Dokumentasi profil sekolah

58
59

Fax. : (0251) 0251-8541063

Desa : Waru Jaya

Kecamatan : Parung

Kabupaten : Bogor

Provinsi : Jawa Barat

Kode Pos : 16330

Nama Kepala Sekolah : Ikhwan Setiawan, S.Pd.

Status Sekolah : Sekolah Negeri

Akreditasi Sekolah : Terakreditasi A

Keadaan Gedung : Permanen

NSS/NPSN : 301020210051 /20200602

Tahun Didirikan/Dibangun : 1985

Tahun Beroperasi : 1985

Status Tanah : Negara/Pemda Kab. Bogor

Luas Tanah : 9.180 m2

Luas Bangunan : 6.500 m2

2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Parung


a. Visi SMA Negeri 1 Parung
“Unggul dalam prestasi, berkarakter kebangsaan serta berakhlak
mulia berdasarkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”
Indikator:
1.Berprestasi dalam peningkatan nilai rata-rata Ujian Nasional.
60

2.Berprestasi dalam Lomba Olimpiade Mata Pelajaran.


3.Berprestasi dalam Lomba Siswa Berprestasi.
4.Berprestasi dalam Lomba Berpidato Bahasa Inggris.
5.Berprestasi dalam Lomba Olah Raga dan Seni.
6.Berprestasi dalam Lomba Keagamaan.
b. Misi SMA Negeri 1 Parung
Sehubungan dengan visi tersebut, SMA Negeri 1 Parung mengemban
Misi :
1. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama
yang dianut.
2. Membantu pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia.
3. Melaksanakan pembelajaran efektif, inovatif, konsisten dan bermutu.
4. Meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat
nasional, regional, dan internasional.
5. Membantu dan mengembangkan potensi peserta didik secara utuh
sebagai masyarakat belajar sepanjang hayat.
6. Memfasilitasi pembentukan pribadi peserta didik yang memiliki
budaya hidup sehat.
7. Membantu pembentukan peserta didik yang berdisiplin, mandiri dan
bertanggungjawab terhadap lingkungan sekitarnya. 2
3. Tujuan SMA Negeri 1 Parung
Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan di
SMA Negeri 1 Parung maka diperlukan strategi tertentu. Strategi tersebut
dituangkan dalam rencana kerja SMA Negeri 1 Parung, yang terbagi menjadi
3 tujuan, yaitu:
a. Tujuan Jangka Pendek (Target Tahun 2011/2012)
1) Melaksanakan sistem pembelajaran yang efektif, kreatif, inovatif dan
bermutu.

2
Dokumentasi profil sekolah
61

2) Meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Quran bagi yang beragama


Islam sampai lebih dari 50%.
3) Meningkatnya skor Ujian Nasional (Gain Score Achievment-GSA)
minimal sebesar 0,50.
4) Meningkatkan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar
5%.
5) Proporsi lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi
bertambah 20%.
6) Proporsi lulusan yang diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur
PMDKlebih dari 30%.
7) Terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif dan mencerminkan
kedisiplinan dan budaya hidup sehat.
8) Memiliki cabang olahraga unggulan bola voli dan futsal yang mampu
menjadi juara di tingkat kabupaten.
9) Meraih juara dalam satu cabang lomba seni setingkat kabupaten.
10) Meningkatkan kemampuan komunikasi berbicara Bahasa Indonesia,
Bahasa Sunda dan Bahasa Asing sebesar 10%.
11) Mengembangkan kemandirian peserta didik melalui pendidikan life
skill bidang pertanian.
12) Kualifikasi dan kesesuaian ketenagaan mencapai 90%.
13) 75%warga sekolah mampu menggunakan dan memanfaatkan internet
untuk menggali informasi yang mendukung pembelajaran.
b. Tujuan Jangka Menengah (target tahun 2012/2013)
1) Melaksanakan sistem pembelajaran yang efektif, kreatif, inovatif dan
bermutu.
2) Meningkatnya kemampuan baca tulis Al-Quran sampai 100%.
3) Meningkatnya skor Ujian Nasional (Gain Score Achievment-GSA)
minimal sebesar 2,5.
62

4) Meningkatnya pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


minimal sama dengan Standar Nasional (minimal 75 untuk seluruh
mata pelajaran).
5) Proporsi lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi
mencapai 60%.
6) Proporsi lulusan yang diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur
PMDK meningkat sebesar 40%.
7) Mampu meraih prestasi dalam bidang akademik tingkat provinsi.
8) Terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif dan berbudaya hidup
sehat.
9) Memiliki cabang olahraga unggulan bola voli dan futsal yang mampu
menjadi juara di tingkat kabupaten.
10) Meningkatkan kemampuan komunikasi berbicara Bahasa Indonesia,
Bahasa Sunda dan Bahasa Asing sebesar 20%.
11) Meraih juara dalam 4 cabang lomba seni setingkat kabupaten.
12) Mampu menjadi Sekolah yang memenuhi minimal 6 (enam) Standar
NasionalPendidikan.
13) Tercapainya kualifikasi dan kesesuaian ketenagaan sebesar 100%.
14) Seluruh warga sekolah mampu menggunakan dan memanfaatkan
internet untuk menggali informasi yang mendukung pembelajaran.
c. Tujuan Jangka Panjang (Target Tahun 2017/2018)
1) Melaksanakan sistem pembelajaran yang efektif, kreatif, inovatif dan
bermutu.
2) Meningkatnya kemampuan baca tulis Al-Quran sampai 100%.
3) Meningkatnya skor Ujian Nasional (Gain Score Achievment– GSA)
minimal sesuai Standar Nasional.
4) Meningkatnya pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
minimal sama dengan Standar Nasional (minimal 75 untuk seluruh
mata pelajaran).
5) Proporsi lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi mencapai 80%.
63

6) Mampu meraih prestasi dalam bidang akademik tingkat nasional.


7) Terciptanya sekolah yang berbudaya hidup sehat dan berdisiplin.
8) Memiliki cabang olahraga unggulan bola voli, futsal dan basket yang
mampu menjadi juara di tingkat kabupaten.
9) Meraih juara dalam 4 cabang lomba seni setingkat provinsi.
10) Tercapainya kualifikasi dan kesesuaian ketenagaan sebesar 100%.
11) Menjadi Sekolah yang 100% mampu melaksanakan ke 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan.
12) Seluruh warga sekolah aktif menggunakan dan memanfaatkan internet
sebagai media pembelajaran.
4. Guru dan Tenaga Kependidikan
Jumlah seluruh personal sekolah sebanyak 57 orang, terdiri atas 45 guru
dan 12 orang karyawan tata usaha dan pegawai lainnya.
Tabel

Data Status Pendidik (Guru) SMA Negeri 1 Parung

No. Nama Guru Pangkat Gol/R Bidang Jumla


uang Tugas h Jam

1. Ikhwan Setiawan, Pembina IV.a Biologi 6


S.Pd Utama Muda
2. Dra. Hj. Tuti Afrida Pembina IV.a Sosiologi 30

3. Drs. Sodikin, M.Si Pembina IV.a Pend. 24


Agama
4. Atih Sri Niswati, Pembina IV.a Kimia 12
S.Pd.
5. Drs. Dodi Pujiono Pembina IV.a B. 24
Indonesia
64

6. Dra. Ani Widhiorini, Pembina IV.a B. Inggris 0


M.M.
7. Dra. Musarofah Pembina IV.a Biologi 34

8. Dra. Heni Riswanti Pembina IV.a B.Indonesi 24


a
9. Heryani Fatmah, Pembina IV.a Biologi 32
S.Pd.
10. Drs. Jamaludin Pembina IV.a Sosiologi 28

11. Dra. Hj. Masruah Pembina IV.a B. 24


Indonesia
12. H Badrudin, S.Pd. Pembina IV.a B. Inggris 24

13. Hedi Heryana, S.Pd. Pembina IV.a Sejarah 24

14. Dra. Hj. Iyah Pembina IV.a BP/BK 324


Khomsiyah Ssw

15. S Salmiah, BA. Pembina IV.a BP/BK 283


Ssw

16. B Beni Sanigraha, Pembina IV.a Fisika 24


S.Pd.Fis.
17. Dra. Dedeh Mintarsih Pembina IV.a Kimia 25

18. Sugiarti, S.Pd. Pembina IV.a Matematik 28


a
19. Dewi Sartika, S.Pd. Pembina IV.a Matematik 28
a
20. Much. Gunawan, Pembina IV.a Fisika/TIK 15
S.Pd.Fis.
65

21. Tri Susilowati, S.Pd. Pembina IV.a Geografi 28

22. Hasanudin, S.Pd. Pembina IV.a Pend. Seni 26

23. Dra. Neneng Sumiati Pembina IV.a BP/BK 330


Ssw

24. Suharti, S.Pd. Pembina IV.a Pend. Seni 26


Musik
25. Ir. Sri Nendah P. Pembina IV.a Matematik 28
a
26. Sri Mulyani, S.Pd. Penata III.c Ekonomi 26

27. Yenni, S.Pd. Penata III.c Penjaskes 24

28. Puji Rahmawati, S.Si Penata III.c PLH 28

29. Titin Kustini, S.Pd. Penata III.c PKn 34

30. Riono Basuki, S.Pd Penata III.b Penjaskes 20


Muda Tk.I
31. Juita Wulandari, S.Pd. Penata III.b B. Jerman 32
Muda Tk. I
32. Fatma Yeni, S.Ag CPNS III.a Pend. 27
Agama &
BP
33. Sumiati, S.Pd. GTT Ekonomi 31

34. Dendi GTT Pend. 27


Agama
&TIK
35. Kristinawati, S.Pd. GTT Prakarya 34
&
66

Wirausaha
36. Helga Dwi Maryanti, GTT Matematik 32
S.Pd. a
37. Andi Rohman, S.Pd. GTT B. Sunda 32
&B.
Jerman
38. Zulfan Saptono GTT B. Inggris 27

39. Mardiana Palantika, Penata III.b B. 8


S.Pd. Muda Tk. I Indonesia
40. Emi Maryani, S.Pd. GTT B. Inggris 28

41. Rudi Hermanto, S.Pd. GTT Sejarah 32

42. Saidah Rosidah, S.Ag GTT B. Sunda 20

43. T Tika Febri Lestiani, GTT Geografi 34


S.Pd.
44. Susilawati, S.Pd. GTT Fisika 21

45. Winda Setiowati, GTT PKn & 28


S.Pd. Sejarah
46. Muhamad Ali, S.Pd GTT Matematik 30
a
47. Ramdani Faisal GTT Penjaskes 21

48. Maratus Sholika GTT Sejarah 30

49. Dede Wahyudi GTT Bahasa 24


Indonesia
67

No Nama Guru Jabatan/Bidang Ket.


1. Hj. Marcia Riyantini, Ka. Ur. TU PNS/ III.c
S.Pd.
2. Hharun Bendahara UYHD/TU PNS/III.d

3. Nurmariyam Pustakawan II.c


5. J
4. u Sri Yanti Keuangan/Penerima Kas Harian Tenaga
m Honorer
l
5. Sri Wiyanti Kesiswaan Tenaga
a
Honorer
h
6. Suhandi Operator Komputer, sarpras Tenaga
S Honorer
i
7. Sopian Pembantu Sekolah Tenaga
s
Honorer
w
8. a Mad Sani Satpam Tenaga
J Honorer
u
9. Sumitra Satpam Tenaga
m
Honorer
l
10.a Kasmin Penajaga Sekolah Tenaga
h Honorer

11. Albani Pembantu Sekolah Tenaga


p
Honorer
e
12.s Yana Sujana Pembantu Sekolah Tenaga
e Honorer
r
68

5. Jumlah Siswa
Peserta didik pada tahun pelajaran 2017/2018 semester Ganjil seluruhnya
berjumlahpeserta didik. Jumlah peserta didiktersebar dalam rombongan
belajar Kelas X sebanyak 9 rombongan belajar, Kelas XI sebanyak 9
rombongan belajar, dan Kelas XII sebanyak 8 rombongan belajar, dengan
rincian sebagai berikut:
KELAS X
KELAS JUMLAH JUMLAH
L P
10 IPA 1 13 23 36

10 IPA 2 11 26 37

10 IPA 3 13 23 36

10 IPA 4 16 25 41

10 IPA 5 12 25 37

JUMLAH IPA 65 122 187

10 IPS 1 21 16 37

10 IPS 2 18 21 39

10 IPS 3 16 19 35

10 IPS 4 15 20 35

JUMLAH IPS 70 76 146

JML TOTAL 135 198 332


69

KELAS XI
KELAS JUMLAH JUMLAH
L P
11 IPA 1 13 23 36

11 IPA 2 10 26 36

11 IPA 3 13 21 34

11 IPA 4 12 22 34

11 IPA 5 12 23 35

JUMLAH IPA 60 115 175

11 IPS 1 16 20 36

11 IPS 2 16 18 34

11 IPS 3 9 23 32

11 IPS 4 14 21 35

JUMLAH IPS 55 82 137

JML TOTAL 115 197 312

KELAS XII
KELAS JUMLAH JUMLAH
L P
12 IPA 1 15 23 38

12 IPA 2 16 23 39
70

12 IPA 3 19 18 37

12 IPA 4 18 18 36

JUMLAH IPA 68 82 150

12 IPS 1 22 17 39

12 IPS 2 17 20 37

12 IPS 3 17 18 35

12 IPS 4 13 19 32

JUMLAH IPS 69 74 143

JML TOTAL 137 156 293

6. Sarana dan Prasarana

JENIS RUANG RUANG LUAS KONDISI RUANG *) KET


(JML RUANG)
(RUANG) (M2) B RR RB
R.TEORI/KELAS 24 1728 21 3 -

LABORATORIUM 2 660 1 1 -
IPA
PERPUSTAKAAN 1 135 1 -

LAB.KOMPUTER 1 120 1 - -

R.BAHASA 1 120 - 1 -

R.PIMPINAN 1 3072 1
71

RUANG GURU 1 120 1

RUANG TU 1 72 1

RUANG OSIS 1 36 1

RUANG UKS 1 12 1

RUANG BP 1 72 1

LAPANGAN 1
OLAHRAGA
6174

7. Program Pembinaan Peserta Didik


1. Bidang Keagamaan
a. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
b. Membaca asmaul husna sebelum memulai belajar di kelas
c. Setiap hari jumat pagi diadakan jumsiroh (jumat siraman rohani) di
lapangan sekolah
d. Penarikan infak dari guru dan siswa seminggu 2 kali
e. Membiasakan salam antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan
guru
2. Bidang Akademik
a. Program Pesantren Kilat
b. Program remedial dan pengayaan
c. Mengadakan Ujian Tengah Semester danUjian Akhir Semester
d. Mengadakan pelatihan Wali Kelas
e. Mengadakan pengembangan mutu guru
f. Mengadakan Try Out Ujian Nasional dan Ujian Sekolah
72

g. Pembinaan Bahasa Inggris


h. Pembinaan peserta Olimpiade M-IPA
i. Pengarahan Ujian Nasional
j. Pembagian raport bayangan
k. Pembagian raport
l. Study Tour
3. BidangKesiswaan
a. Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB)
b. Pemilihan Ketua OSIS
c. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)
d. Bakti Sosial (Baksos)
e. Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN)
f. Raden Ajeng Kartini Fashion Show (RAISO)
g. Kegiatan-kegiatan/lomba-lomba dari dalam/luar madrasah
4. Bidang Bimbingan Konseling
a. Bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier
b. Layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
pembelajaran, konseling perorangan dan kelompok, dan bimbingan
kelompok
c. Kunjungan rumah dan humas
d. Psikotes

B. Pembahasan
Berdasarkan teori pendidikan karakter yang dikemukakan oleh Thomas
Lickona adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang,
yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain,
kerja keras, dan sebagainya. Serta teori yang dikemukan oleh Retno Lystiarty
73

pada bab sebelumnya bahwa ada delapan belas nilai karakter yang harus
disisipkan dalam setiap mata pelajaran.
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Parung, dan
mengaitkan dengan teori Thomas Lickona dan Reyno Lystiarty serta dengan
merujuk pada kisi kisi instrumen maka diperoleh data sebagai berikut.
1. Pemahaman Terhadap Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menjadi sangat penting dalam upaya membentuk
karakter anak bangsa yang mampu hidup dalam berbagai macam perbedaan
yang ada di Indonesia dalam hal suku, agama, ras dan antar golongan.
Pendidikan karakter membentuk sikap dan prilaku yang agar mempunyai
karakter yang baik. Hal ini sebagaimana fungsi pendidikan karakter yaitu :
a). Pengembangan : Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berprilaku baik,
b) . Penguatan : memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang
multikultural
c) . Peningkatan :meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam
pergaulan dunia. Sedangkan tujuan pendidikan karakter pada intinya
bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan
Pancasila. 3

Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona adalah pendidikan


untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi
pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu
tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang
lain, kerja keras, dan sebagainya. Aristoteles berpendapat bahwa karakter

3
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, h. 30
74

itu erat kaitannya dengan kebiasaan yang kerap dimanifestasikan dalam


tingkah laku. 4

Sesuai dengan pendapat kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung


bapak Ikhwan setiawan ialah “Pendidikan karakter itu adalah sikap,
perilaku, adab, dan sopan santun bahkan” 5 Sependapat dengan yang
dijelaskan wakil kepala sekolah bidang kurikulum bapak Beni Sanigraha
mengenai pendidikan karakter ialah “Hanya konsep garis besarnya saya
lebih cenderung ke ahlak, akhlakul karimah”. 6

Pendapat lain juga yang diungkapan oleh guru mata pelajaran


sosiologi bapak Jamaludin mengenai pendidikan karakter ialah
“pendidikan karakter itu, pendidikan yang harus ditanamkan kepada
siswa berupa nilai nilai yang dasar dari nilai itu nanti akan
mempengaruhi sikap dan perilaku siswa dimanapun mereka berada. Baik
di sekolah maupun di masyarakat. Termasuk kalau nanti ketika di dunia
kerja”. 7 Beberapa pendapat lain juga di ungkapkan oleh Bapak Candra
sebagai guru sosiologi mengenai pendidikan karakter ialah “Pendidikan
karakter itu substansinya pendidikan moral untuk membangun karakter
siswa. Dimana di amanatkan juga di dalam kurikulum. Khususnya
kurikulum 2013. Bahwa karakter, moral itu harus di kedepankan selain
pendidikan secara kognitif bahwa hari ini permasalahan di kalangan
remaja terutama di tingkat pendidikan menengah. 8 Dan pendapat
mengenai pendidikan karakter juga di ungkapkan oleh ibu Efri Yanti
sebagai guru sosiologi ialah “ Pendidikan karakter artinya mengubah

4
Ibid h. 23.
5
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
6
Wawancara dengan Bapak Beni Sinagraha wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA
Negeri 1 Parung pada 14 Agustus 2018.
7
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
8
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 2018.
75

sikap siswa yang awalnya kurang baik menjadi baik. Artinya baik disini
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. 9

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulan bahwa


pendidikan karakter adalah pendidikan yang diberikan kepada siswa
melalui proses belajar mengajar baik itu di dalam kelas maupun di luar
kelas untuk membentuk kepribadian, sikap atau perilaku siswa dengan
tujuan agar memperbaiki akhlak siswa dalam bersikap baik dalam
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga ataupun terhadap lingkungan
masyarakat.
Tujuan pendidikan karakter yang ingin diwujudkan oleh
pemerintah pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong,
berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan
yang Maha Esa berdasarkan Pancasila yang diatur Undang Undang.
Hal serupa dikatakan oleh bapak Ikhwan Setiawan tentang tujuan
pendidikan karakter adalah “Jadi bukan hanya masalah akademiknya,
keilmuannya tapi karakter juga harus dibangun di sekolah. 10 Hal yang
serupa juga di ungkapkan oleh Bapak Beni sebgai wakasek bidang
kurikulum tentang tujuan pendidikan karakter ialah “Harapannya
bagaimana agar anak itu tercermin akhlak rasullallah seperti kasih
sayang, walaupun dengan musuh tetap saja. Saat ini musuh, besok bisa
jadi sahabat. Umar musuh. Keras. Tapi umar yang paling membantu
islam. Nah harus seperti itu siswa kita juga. Bagaimana caranya itu ? kira
kira seperti itu. Jangan membenci orang.” 11 Pendapat serupa juga di

9
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
10
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
11
Wawancara dengan Bapak Beni Sinagraha wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA
Negeri 1 Parung pada 14 Agustus 2018.
76

ungkapkan oleh bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi tentang harapan


dan tujuan pendidikan karakter yaitu “diharapkan pada saat mereka
hidup di masyarakat nanti, tidak bersikap berprilaku yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai yang ditanamkan tadi.” 12

Pendapat yang sama juga dikatakan oleh bapak Candra sebagai


guru sosiologi “Tujuan nya untuk membangun manusia yang toleran.
Manusia yang menghargai keragaman yang ada di Indonesia, itu menjadi
tujuan utama sebenarnya, bahwa masyarakat kita ini bagaimanapun
masyarakat kita ini adalah masarakat heterogen. Yang memungkinkan
terjadinya konflik-konflik horizontal.” 13 Di tambah juga pendapat yang
serupa oleh ibu Efri Yanti tujuan yang yang hendak dicapai ialah “Agar
siswa bisa proaktif dalam kegiatan belajar mengajar dan bisa bekerja
sama dengan teman sekelasnya dulu sebelum mereka benar benar
berinteraksi dengan masyarakat di dalam kelompok yang luas itu. Jadi
yang saya targetkan itu mereka bisa bekerja sama dengan teman
sekelompoknya.” 14

Maka berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa


tujuan sekolah dan guru menerapkan pendidikan karakter untuk
membentuk siswa berkarakter baik, bermoral baik, mempunyai sifat
kasih sayang, toleran, meghargai perbedaan, pro aktif dalam
pembelajaran, dan dapat bekerja sama baik dalam lingkungan sekolah
maupun di lingkungan masyarakat.

Pentingnya pendidikan karakter merupakan hal yang harus di


utamakan dalam rencana dalam pendidikan. Di Indonesia akhir akhir ini
menjadi isu yang sangat hangat sejak Pendidikan Karakter dicanangkan
oleh pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam peringatan

12
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
13
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 2018.
14
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
77

Hari Pendidikan Nasional, pada 2 Mei 2010. Sebagaimana Tekad


pemerintah untuk menjadikan pengembangan karakter dan budaya
bangsa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan
nasional harus didukung secara serius. 15
Pendapat ini sesuai dengan pendapat bapak Ikhwan Setiawan
yang mengatakan pentingnya pendidikan karakter ialah “Jadi nilai
karakter begitu pentingnya dalam pembentukan siswa. Ini sudah disadari
oleh kita semua termasuk pemerintah. Seperti yang saya katakan tadi
dulu karakter itu atau afektif itu atau afektif atau sikap itu ranahnya
ketiga. Sekarang di kurikulum 2013 di ranah pertama. Jadi karakter itu
yang pertama, karena kita meyakini bahwa pengetahuan keterampilan itu
dasarnya harus karakter atau sikap. 16 Pendapat pentingnya pendidikan
karakter juga di sampaikan oleh bapak Jamaludin guru sosiologi yaitu “
Pendidikan karakter Sangat penting, karena memang materi sosiologi itu
baik dari kelas 10 sampai 12 berkaitan erat dengan kehidupan
masyarakat, jadi dengan sendirinya siswa diberikan bekal nilai nilai
dasar saat proses pembelajaran. 17
Pentingnya pendidikan karakter juga dikatakan oleh bapak
Candra sebagai guru sosiologi kelas X adalah “Untuk lingkungan
sekitarnya, mungkin dalam hal memecahkan masalah sosial. Atau
mungkin membangun sebuah sistem sosial, bersosialisasi, berinteraksi,
maka peran pendidikan karakter disini berperan bagaimana menciptakan
manusia yang toleran, pluralis. Bahwa masyarakat di Indonesia ini
beragam. Sekolah ini merupakan representasi dari masyarakat. Jadi disini
banyak siswa dari berbagai macam suku agama ras. Disinilah pentingnya
pendidikan karakter harus di kedepankan, bahwa mereka sebagai salah

15
Fatchul Muin, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, Cetakan I (Jogjakarta :
Ar-ruzz Media,2011), h. 323.
16
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
17
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
78

satu calon anggota masyarakat bahkan sudah menjadi anggota


masyarakat. Dan pemimpin masyarakat di kemudian hari, harus
memahami nilai nilai tersebut. Siap memecahkan masalah yang ada di
masyarakat di suatu saat nanti dibutuhkan. 18

Pendapat serupa dikemukakan oleh ibu Efri Yanti tentang


pentingnya pendidikan karakter yaitu “Sangat penting, karea sosiologi itu
ilmu yang mempelajari masyarakat. Jadi disitu siswa dapat belajar,
bagaimana dia harus berinteraksi dalam kelompok sosial misal, di kelas
XI itu ada materi kelompok sosial metode saya menggunakan diskusi.
Jadi mereka menjelaskan cara mereka dalam berperilaku di dalam
kelompk sosial yang ada di masyarakat dan sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat Belum. 19

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa


pemberian pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting untuk
siswa karena mereka akan berhadapan langsung dengan masyarakat di
luar sana. Selain itu pentingnya pendidikan karakter siswa di ajarkan
sedini mungkin tentang karakter menghargai salah satu sama lain, toleran
terhadap perbedaan, dan mampu bekerja sama saat di sekolah ataupun
saat di masyarakat.

Dalam buku yang ditulis oleh Retno Listyarti dijelaskan bahwa


mulai tahun 2011 seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus
menyisipkan pendidika berkarakter. Adapaun 18 karakter tersebut ialah
1) religius, 2) Jujur, 3) Toleransi, 4) Disiplin, 5) Kerja keras, 6) Kreatif,
7) Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa ingin tahu, 10)Semangat
Kebangsaan) 11) Cinta tanah air, 12) Mrnghargai prestasi, 13)

18
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 201 8
19
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
79

Bersahabat / komunikatif, 14) Cinta damai, 15) Gemar membaca, 16)


20
peduli lingkungan, 17) peduli sosial, 18) Tanggung jawab.

Dalam pelaksanaannya sekolah hanya menerapkan bebeapa nilai


nilai karakter kepda siswa baik itu saat dalam proses pembelajaran
maupun dsaat di luar kegiatan belajar mengajar. Dari 18 Karakter yang
ditetapkan oleh Kemendiknas, sekolah menerapkan beberapa nilai
karakter seperti disiplin, bertanggung jawab, jujur,religius,
bersahabat/komunikatif. “Pertama, dari anak yang masuk pagi itu mereka
datang tepat waktu atau disiplin. Lalu, saya ingin anak anak itu
bertanggung jawab dan yang tak kalah pentingnya dalah jujur, dan yang
paling penting sepert kurikulum 2013 ki1 jadi hubungannya karakter
anak bagaimana beribadah dengan tuhannya bagaimana juga dia
berkomunikasi dengan teman temannya ki1 dan ki2 itu sepertinya nomer
satu (yang utama ). Selain tadi dia bertanggung jawab jujur lalu
berdisiplin dan lain sebagainya. Itu inti inti nilai ingin pada anak anak.” 21

Dalam karakter disiplin siswa diaplikasikan dengan tidak datang


terlambat. Dalam karakter jujur siswa di sekolah tidak mencotek saat
ujian. Dalam karakter religiusitas sekolah mengadakan kegiatan untuk
membentuk nilai karakter religiusitas melalui kegiatan sholat dhuha yang
biasa diadakan saat jam isitirahat dan kegiatan jumsiroh (Jumat siraman
rohani ) yang biasa di adakan saat hari Jumat. 22

Dalam proses pembelajaran sosiologi pada kelas hanya beberapa


“ nilai karakter yang di berikan kepada siswa seperti kejujuran, religius,
peduli sosial, peduli lingkungan.selain itu juga 5s ( senyum, salam, sapa,

20
Retno Lystyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreaif, h. 5.
21
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
22
Observasi terhadap perilaku siswa
80

sopan dan santun ) serta mencintai kebersihan” 23 Sedangkan pendapat


yang serupa juga dikemukakan oleh bapak Candra mengenai nila yang
karakter yang diberikan kepada siswa saat pebelajaran sosiologi yaitu
“ada empat yang paling ditekankan plurar ( semangat kebangsaan),
tolerani, menghargai perbedaan (demokratis).” 24 Nilai karakter juga
diberikan oleh ibu Efri Yanthi saat proses pembelajaran sosiologi yaitu”
nilai religius, toleransi, bersahabat / komunikatif.” 25

Dalam Rancangan Perencanaan Pembelajaran Kelas X,XI, XII


nilai karakter yang diterapkan nilai jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan pro-aktif. 26

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan


bahwa sekolah hanya menerapkan 11 karakter dari 18 nilai yang telah
ditetapkan oleh kemdiknas antara lain yaitu religus, jujur, toleransi,
disiplin, bersahabat/komunikatif, mandiri, demokratis, peduli sosial,
peduli lingkungan, tanggung jawab, semanagat kebangsaan. Namun
pihak sekolah berusaha bekerja sama dengan warga sekolah memantau
karakter siwa nya agar prilaku nya sesuai dengan karakter yang
diharapkan. Begitupun dalam kegiatan belajar mengajar guru
menerapkan hanya beberapa nilai karakter yang tertulis dalam silabu
sdan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ).
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan
sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter
siswa. 27 Usaha yaang dilakukan agar tdapat mendunkung implementasi
pendidikan karakter adalah sarana dan prasarana yang mendukung.

23
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
24
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 2018.
25
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
26
RPP mata pelajaran sosiologi kelas X,XI, dan XII
27
Depict Pristine A & Endang Suryani, “Impelemntasi Pembentukan Karakter Budi
81

Sekolah menyediakan fasilitas dan sumber belajar yang dapat


digunakan siswa dan mampu mendukung suksesnya pemberian nilai
karakter dalam pembelajaran saat dalam proses kegiatan belajar
mengajar ataupun diluar jam pelajaran seperti masjid, lapangan,
perpustakaan, perpustakaan kelas, dan laboratorium. 28

Hal ini diperkuat oleh kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung “


Pertama, jika untuk kita mengajak anak solat berjamaah tepat waktu.
Tentunya sarananya harus ada. Kita punya masjid, solat duha juga kita
punya masjid. Berikutnya, kita mendidik anak anak untuk tidak datang
terlambat dengan tutup pintu. Pagar kita sudah utuh, gerbang kita sudah
rapih. Jadi anak itu sebelum diminta masuk, kita tutup dahulu pintu jam
07.00 itu , atau buka tutup pintu dengan adanya penjagaan disana. Lalu
kita punya lapangan yang presentatif, lapangan ini bisa dipakai jumsiroh,
bisa dipakai olahraga, olahrga juga membangun karakter jangan lupa.
Jadi semua potensi yang ada di sekolah ini, kita ingin bahwa anak
menerapkan karakternya. Termasuk dulu ada program literasi. Ada
perpustakaan kelas. Perpustakaan kelas itu membangun anak memiliki
karakter literasi mau membaca selain kita punya perpustakaan.
Laboratorium, kita ingin anak punya karakter peneliti juga dengan
adanya laboratorium. Jadi anak anak semenjak dini dengan fasilitas yang
ada silahkan bangun karakter.” 29 Sarana dan prasarana sangat
mendukung dalam proses pemberian nilai karakter saat pembelajaran
sosiologi di kelas maupun di luar kelas. 30

Pekerti di SMP Negeri 1 Tanggul Jember”, Jurnal Pendidikan Karakter,Tahun V, Nomor 1, 2015, h. 83.
28
Observasi sarana dan prasarana sekolah
29
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
30
Wawancara dengan 3 orang guru sosiologi bapak Jamaludi, Bapak Surya Chandra dan Ibu Efri
Yanthi
82

Maka dapat disimpulkan berdasarkan hasil wawancara dan


observasi fasilitas yang ada di sekolah dapat menunjang proses
pembelajaran dan proses proses pembentukan karakter dengan kegiatan
seperti ekstrakuikuler ataupun praktik dan dalam sumber belajar seklah
telah menyediakan perpustakaan sekolah juga dengan menyediakan
perpustakaan kelas, dimana siswa bisa menjadikan sarana tersebut untuk
kegiatan belajar mengajar .

Selain sarana dan prasarana yang mendukung


pembentukannilaikarakter di sekolah, di adakan kegiatan yang
mendukung untuk membentuk karakter siswa seperti sholat duha
berjamaah, sholat dzuhur berjamaah jumsiroh (jumat siraman rohani).

“Untuk kegiatan atau program seolah itu ada banyak yang


memang mengarah kepada pembentukan karakter itu, contohnya
jumsiroh ( jumat siraman rohani ), itu membentuk karakter anak. Lalu
program solat dhuha, solat berjamaah.kita menyita kurikulum, jika waktu
dxuhur sudah datang, kita perintahkan bubarkan saja untuk solat. Itu
membentuk karakter juga bahwa anak solat tepat waktu. Termasuk anak
datang terlambat itu, oleh kita di berikan sangsi itu program juga
sebenarnya, hingga anak yang datang terlambat itu diharapkan tidak
terulang, artinya bahwa selama ini yang diterapkan oleh sekolah ini
untuk membangun karakter kepada anak anak. Lalu juga di masalah
kebersihan. Masalah kedisiplinan. Kita kemarin di program SMA
Rujukan itu ada sekolah aman, itu juga ingin diberikan kepada anak anak
karakternya. Dengan program sekolah. Aman nya itu bukan hanya aman
dari fisik, tetapi aman dari ujaran, aman dari lingkungan, contohnya jika
ada guru yang masih merokok itu menimbulkan ketidakamanan juga,
tidak aman karakter. Jadi itu program yang kami berikan kepada anak
83

anak. Dan sekarang memang pemerintah kita sedang menggalakan


pendidikan karakter, jadi ini semua sejalan”. 31

Dalam menerapkan nilai karkter kepada siswa di kelas terdapat


kendala seperti prilku siswa yang berbeda beda. Ada siswa yang memang
sat kecil sudah dibiasakan berkarakter baik sehingga tidak terlalu sulit
untuk memberikan nilai karakter yang lainnya. Namun ada siswa yang
saatt sebelum masuk sekolah menengah mepunya karakter yang kurang
baik. Sehingga perlu penyesuaian. 32
Pendapat lainnya di kemukakan oleh lainnya yaitu ibu Efri
Yanthi terhapa kendala yang ia hadapi yaitu “Kendalanya banyak, yang
pertama tadi media. Kalau anak anak lebih suka pakai infokus,
kendalnya di sekolah masih belum menyediakan cukup banyak infokus,
terus terkadang mood siswa itu kadang anak IPA itu kan beda ya dengan
anak IPS, jadi kalau IPS tu lebih ke sosial nya tinggi dan belajarnya
sosioogi nya antusias. Tapi kalo IPA belajarnya kurang antusia, mereka
ituapalagi sudah terbebani dengan pelajaran lain, jadi mereka dalam
belajar sosiologi mereka bengong. Bagi saya itu hambatan. Karena
minggu lalu saya baru saja memebrikan smenagat kepaa nak ank
IP,krena sebelum pelajaran saya da pelajaran matematika. Dan mereka
seperti bengong saja, saya memerintah mereka untuk presentasi mereka
tidak antusias seperti anak IPS. Jadi mereka seperti banyak beban
pikiran. Pada saat itu saya stop dulu prestasinya nanti saja. 33 Kendala
juga di hadapi oleh bapak Candra saat pemberian nilai karakter di kelas
yaitu “Mereka kurang mendapatkan bekal yang cukup, ketika dari
tingkat menengah pertama. Ada beberapa hal yang sulit. Hambatannya
mungkin psikologi perkembangan dia sebagai siswa, masih sedang

31
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
32
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
33
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
84

sedangnya transisi. Sedaang nakalnya, nanamun disisi lain dia belum


mendaptakan bekal yang cukup dari sekolah pertama nya, apalagi dari
backgroundnya kurang bagus dari segi pendidikannya, itu agak sulit
mengajak mereka. Hambatan yang lain juga ketika mengajar kelas yang
di isi siswa siswa jalur prestasi dari kalangan atlet, siswa siswa yang
berpretasi di bidang olahraga yang mengedepan nonakademik itu
memiliki karakter yang unik, ketika dalam pembelajaran itu cenderung
lebih aktif. Secara psikomotorik mereka sangat aktif, jadi tidak bisa
seperti siswa pada umumnya belajar secra kondusif mereka akan terus
melakukan kegiatan yang diluar pembelajaran, mungkin ngobrol, tidak
bisa diam, itu hambatan untuk menanamkan pendidikan karakter.
Sebagai guru kita jangan merubah dia, kita hanya mengarahkan karakter
tersebut harus di tempatkan di tempat yang pas. 34
Hal ini dipertegas oleh kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung,
hambatanya anak tidak sepeeti apa yang kita harapkan, datang terlambat,
bahasa dan latar belakang yang berbeda. Namun kita jangan melihat ini
sebagai hambatan atau kendala tetap lihat sebagai tantangan. 35
Maka dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi oleh guru
bukan hhanya berasal dari diri siswa, tetapi dari keluarga, maupun
lingkungan sekitar peserta didik tersebut.

Untuk mengtasi kendala tersebut dala memperlakukan nilai


kepada siswa diberikan seadil mungkin, memberikan respon yang Baik
kepada siswa. Membuat catatan nilai tambah. 36 Cara mengatasi kendala
yang di hadapi bagi bapak Candra adalah “mengarahakan agar karakter

34
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 2018.
35
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
36
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
85

itu ditempatkan pada tempatnya. Itu menjadi solusi ketika menghadapi


siswa dengan karakter yang berbeda beda di kelas.” 37

Solusi lain juga dilakukan Ibu Efri Yanthi dalam menghadapi


masalah saat pemberian nilai karakter yaitu “ mengajak dialog, kesulitan
kesulitan peserta didik yang di hadapi agar bisa diselesaikan agar proses
belajar mengajar berjalan lancar.” 38
Maka dalam mengatasi kendala atau hambatan di butuhkan kerja
sama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua dan masyarakat
sekitar dalam mengawasi perilaku siswa agar mencegah dalam
melakukan yang tidak diharapakan.
2. Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi di
SMA Negeri 1 Parung
a. Perencanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi
di SMA Negeri 1 Parung
Perencanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi di
SMA Negeri 1 Parung dilakukan saat proses penyusunan rancangan
pembelaaran, yaitu pada saat membuat silabus dan RPP yang sudah
sesuai dengan pedoman sekolah serta pengembangan pendidikan
karakter yang sudah dikeluarkan kemendiknas yaitu dalam perencanaan
pendidikan karakter dalam mata pelajaran diantumkan di silabus dan
RPP untuk nilai pendidikan karakter yang dikembangkan. Contoh silabus
yang disusun oleh guru sosiologi bapak Drs. H. Jamaludin untuk kelas
XII semester 1 kompetensi dasar mendeskripsikan membuka wawasan
terhadap berbagai peradaban dunia untuk memperkuat nilai keagamaan
dan mendorong penghormatan terhadap keragaman peradaban.
Sedangkan silabus yang disusun oleh ibu Efri Yanthi Putri, S.Pd untuk
kelas XI semester 1 kompetensi dasar mendeskripsikan Memperdalam

37
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 2018.
38
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
86

nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain. Begitu juga
silabus yang disusun oleh bapak Surya Chandra, S.Pd untuk kelas X
semester 1 kompetensi dasar Mensyukuri keberagaman agama dalam
kehidupan sosial dan kebudayaan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Kuasa.
b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi
di SMA Negeri 1 Parung
Dalam bab kajian teori oleh Nurdin secara sederhana ia
mengartikan kata “implementasi” sebagai pelaksanaan atau penerapan.
Majone dan Wildavsky mengemukakan implementasi sebagai evaluasi
sedangkan Browne dan Wildavsky juga mengemukakan bahwa
implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (
dalam pressman dan Wildavsky ).
Dalam perencanaan pembelajaran dilakukan dengan membuat
silabus dan RPP memasukkan beberapa nilai karakter yaitu nilai jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif. Namun dalam
kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas guru menggunakan
delapan belas nilai karakter ke dalam mata pelajaran sosiologi. Proses
pelaksanaan pembelajaran sosiologi dibagi menjadi 3 tahap proses
pembelajaran.
1. Kegiatan pendahuluan
Pada saat kegiatan pendahuluan guru mengucapkan salam.
Memberi perintah kepada ketua kelas untuk menyiapkan kelas untuk
proses pembelajaran. Kemudian guru mengkondisikan kesiapan
pelaksanaan pembelajaran, mengabsen siswa, apersepsi, siswa
diberikan penjelasan tentang pokok bahasan, pengertian, contoh,
pemahaman materi yang akan dipelajari.
Dalam pelaksanaanya untuk memberikan nilai nilai karakter
kepada siswa di kegiatan pendahuluan ini seperti :
87

a. Guru datang tepat waktu untuk memberikan nilai karakter


disiplin
b. Guru mengucapkan salam ketika masuk kelas untuk
memberikan nilai karakter peduli sosial.
c. Berdoa sebelum memulai pembelajaran, membacaAlquran
dan asmaul husna untuk memberikan nilai religius.
d. Mengecek kehadiran siswa, untuk memberikan nilai karakter
disiplin.
e. Memastikan siswa hadir tepat waktu untuk memberikan nilai
karakter disiplin.
f. Menegur siswa yang terlambat untuk memberikan nilai
karakter disiplin.
g. Memberikan apersepsi untuk memberikan nilai karakter rasa
ingin tahu.
2. Kegiatan inti
Pada kegiatan ini dua guru sosiologi menggunakan metode
diskusi tentang materi yang sedang dipelajari . sedangkan untuk satu
orang guru sosiologi menggunakan tekknik hafalan untuk mengetes
daya ingat siswa. Pada kompetensi dasar adapun untuk materi kelas
X Manusia sebagai individu dan makhluk sosial . sedangkan untuk
kelas XI Kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Dan untuk
kelas XII Perubahan sosial adalah proses perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Kegiatan inti diskusi :
a. Guru meminta siswa membut kelompok
b. Guru menjelaskan materi terseut
c. Setiap kelompok di perintahkan untuk mendiskusikan
permasalahan apada materi tersebut
88

d. Agar terjadi interaksi anatar guru dan siswa maka


diadakan tanya jawab untuk membuat susana kelas
menjadi pro aktif
e. Siswa di kelompokan menjadi 8 kelompok.
f. Guru memberikan tugas dan memerintahkan menulis
permasalahan dan solusi dalam permasalahan di materi
tersebut.
g. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
h. Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah
didiskusikan
Melalui kegiatan inti diskusi di atas guru memberikan nilai nilai
karakter seperti toleransi, komunikatif, cinta damai, cinta tanah air,
menghargai prestasi.
Kegiatan inti metode Hafalan :
a. Guru membagi menjadi 4 kelompok besar.
b. Guru menulis point penting materi di papan tulis
c. Memerintahkan siswa untuk mencatat pada satu buku khusus
kelompok.
d. Guru menjelaskan materi tersebut
e. Siswa diberikan waktu untuk mendiskusikan materi yang
telah di pelajari.
f. Setiap kelompok maju untuk ditanya daya ingat tentang
materi yang di pelajari hari itu.
g. Pertanyaan di tanyakan untuk setiap siswa.
h. Guru memberikan penguatan tentang materi tersebut.
Melalui kegiatan initi metode hafalan di atas guru memberikan
bilai nilai karakter seperti rasa ingin tahu, cinta tanah air, bertanggung
jawab, komunikatif, meghargai prestasi, toleran.
3. Kegiatan penutup
89

Kegiatan ini diisi dengan kesimpulan materi, guru bersama


siswa menyimpulkan pelajaran, refleksi. Siswa menyimpulkan materi
yang dipelajari, penugasan serta guru memberikan motivasi untuk
tetap semangat dalam belajar. Guru menginformasikan kepada siswa
untuk peretemuan selanjutnya (menanamkan bilai karakter gemar
membaca), berdoa (memberikan nilai karakter religius).
Maka dari hasil observasi pengamatan disimpulkan bahwa
pelaksanaan nilai nilai karkter dalam pembelajaran sosiologi
sebagaimana disampaikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.1
Pelaksanaan nilai nilai karakter dalam pembelajaran sosiologi
No Nilai Karakter Pelaksanaannya
1 Religius Guru bersama siswa berdoa sebelum dan sesudah
pembelajaran, membaca asmaul husna dan membaca
Alquran
2 Disiplin Masuk kelas tepat waktu, mengecek daftar hadir siswa.
Merapikan kelas. Menegur siswa yang terlambat.
Membiasakan kepada siswa untuk mematuhi peraturan
di dalam kelas.
3 Peduli sosial Guru mengucapkan salam kepada siswa. Menanyakan
siswa yang tidak masuk. Serta mendoakan siswa yang
sakit.
4 Rasa ingin tahu Memberikan rangsanagan terhadap siswa untuk
mengetahui segala hal dalam ilmu pengetahuan
mengenai materi yang sedang di bahas. Guru
melakukan apersepsi.
5 Toleransi Menghormati teman yang berbeda pendapat. Tidak
membeda bedakan teman sekelompok
6 Komunikatif Guru mempersilahkan untuk siswa agar berpendapat.
90

Guru mengadakan sesi tanya jawab pada aat proses


pembelajaran
7 Cinta damai Pelaksanaan nilai kaakter dilakukan dengan meghargai
teman kelompk lain yang berbeda pendapat. Tidak
mengolok olok teman satu kelompok atau kelompok
lain.
8 Cinta tanah air Memasang peta Indonesia. Memasang foto presiden dan
wakil presiden.
9 Menghargai Memberikan pujian terhdap teman yang mempunya
prestasi pengetahuan yang bagus saat proses belajar. Guru
memberikan nilai yang sepadan dengan prestasi di
dalam kelas.
10 Gemar guru memberikan materi yang akan di bahas pada
membaca pertemuan selanjutnya.
11 Bertanggung Guru memberikan tugas kepada murid dan memberikan
jawab nilai kepada mereka

DUntuk memperkuat data penelitian peneliti mennyebar angket kepada


15 siswa IPS di SMA Negeri 1 Parung dan 3 orang siswa untuk di wawancarai.
Hasil dari wawancara kepada tiga orang siswa menunjukan bahwa guru-guru
memberikan 18 nilai karakter berbeeda dengan hasil observasi dan pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti. Dalam angket yang digunakan adalah angket
tertutup. Angket tersebut digunakan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan
pembelaaran pemberian nilai karakter kepada siswa. Adapun hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
91

Tabel 4.2
Data Hasil Angket Lima Belas Orang siswa IPS
Jawaban Frekuensi Persentase
Menanamkan Nilai Karakter ( No Item 1 )
Ya 15 100 %
Tidak 0 0
Menjadi Sosok Teladan ( No Item 2 )
Ya 15 100 %
Tidak 0 0
Guru Memerintah Membaca Doa ( No Item 3 )
Ya 15 100 %
Tidak 0 0
Pentingnya Pendidikan Karakter ( No Item 4 )
Ya 15 100%
Tidak 0 0
Nilai Positif Nilai Karakter ( No Item 5 )
Ya 15 100 %
Tidak 0
Guru Menggunakan Sumber Belajar ( No Item 6 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
Guru Mengevaluasi ( No Item 7 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
Guru Menggunakan Sarana ( No Item 8 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
Guru Menggunakan Model Pembelajaran ( No Item 9 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
Perubahan Nyata Pada Siswa ( No Item 10 )
92

Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %

Dari hasil angket yang telah di peroleh menunjukan hasil bahwa


penanaman nilai karakter pada no item 1, 5 dan 4 sudah baik. Karena semua
menjawab dengan pilihan jawaban ‘Ya’. Sedangkan dalam pelaksanaan
pembelajaran pada nomer item 2, 3, 6, 7, 8, dan 9 sudah cukup baik walaupun
ada beberapa siswa yang menjawab “Tidak” pada beberapa no item. Sedangkan
dalam perubahan nyata pada siswa pada nomer item 10 sebagian besar terjadi
perubahan pada diri mereka walaupun ada beberapa siswa merasa tidak ada
perubahan nyata bagi mereka.
Dilihat dari segi pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri 1 Parung sudah baik namun masih belum optimal
karena hanya menerapkan sebelas nilai nilai karakter dari delapan belas nilai
karakter yang terdapat di pedoman pengembangan pendidikan karakter yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, yakni pelaksanaan
pendidikan karakter dalam pelajaran mengembangkan niai nilai karakter
religius, disiplin, peduli sosial, rasa ingin tahu, toleransi, komunikatif, cinta
damai, cinta tanah air, mengharagai prestasi, gemar membaca dan bertanggung
jawab.
c. Evaluasi pendidikan karakter dalan pembelajaran sosiologi di
SMA Negeri 1 Parung
Diantara teknik penilaiain terdapat beberapa yang dapat
digunakan untuk menilai pencapaian peserta didik baik dalam hal
pencapaian akademik ataupun kepribadian. Teknik tersebut terutama
observasi (dengan lembar observasi/lembar pengamatan), penilaian diri
(dengan lembar penilaian diri/kuisioner), penilaian antarteman (lembar
penilaian teman ) dan tugas tugas penguatan (erutama pengayaan)
diberikan selain dapat dapat meningkatkan penugasan yang ditargetkan,
juga menanamkan nilai nilai. Penilaian yang digunakan dalam
93

menerakan pendidikan karakter dengan observasi,penilaian diri, peilaian


antarteman dantugas tugas penguatan.
Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri 1 Parung dengan melakukan observasi, untuk
mengamati sikap dan tingah laku siswa di dalam kelas, untuk melihat
kemajuan belajar siswa, lalu dengan penugasan berupa tugas yang
dikerjakan baik secara individu ataupun kelompok, penugasan digunakan
untuk mengetahui perkembangan belajar siswa da menanamkannilai nilai
seperti tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya, disiplin dalam
ketepatan waktu mengumpulkan tugas, dan kerja keras.

C. Temuan Utama Penelitian


Berdasarkan hasil pembahasan dari hasil penelitian, maka ditemukan hal
hal sebagai berikut :
1. Nilai nilai karakter yang dimasukan ke dalam siabus dan RPP sosiologi saat
perencanaan yaitu nilai jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif.
2. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter sekolah belum maksimal
menerapkannya.
3. Selain menerapkan dari beberapa nilai nilai karakter dari kemendiknas,
sekolah juga menerapkan nilai karakter ramah seperti 5S yaitu senyum ,
salam, sapa sopan dan santun bagi siswa, guru dan karyawan sekolah.
BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 parung
sudah dilakukan oleh guru melalui poses pembelajaran. Dalam proses
pendidikan karakter guru memasukan nilai-nilai pendidikan karakter dalam
silabus dan RPP. Ada beberapa nilai karakter yang diimplementasikan oleh
guru sosiologi di SMA Negeri 1 Parung.
2. Nilai yang diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran seperti religius,
disiplin, peduli sosial, rasa ingin tahu, toleransi, komunikatif, cinta damai,
cinta tanah air, menghargai prestasi, gemar membaca, bertanggung jawab.
Untuk evaluasi pembelajaran penilaian yang digunakan yaitu observasi
dengan mengamati sikap dan tingkah laku siswa di dalam kelas serta
memberikan penugasan untuk melihat perkembangan kemajuan belajar siswa.
3. Implementasi pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Parung masih belum
optimal dikarenakan dalam perencanaan pembelajaran mencantumkan hanya
beberapa nilai karakter pada silabus dan RPP. Dalam pelaksanaan
pembelajaran hanya menerapkan sebelas nilai karakter yang terdapat di
pedoman pengembangan pendidikan karakter yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan Nasional. Nilai yang diterapkan dalam pelaksanaan
pembelajaran seperti religius, disiplin, peduli sosial, rasa ingin tahu, toleransi,
komunikatif, cinta damai, cinta tanah air, menghargai prestasi, gemar
membaca, bertanggung jawab. Untuk evaluasi pembelajaran penilaian yang
digunakan yaitu observasi dengan mengamati sikap dan tingkah laku siswa di
dalam kelas serta memberikan penugasan untuk melihat perkembangan
kemajuan belajar siswa.

94
95

B. Implikasi
Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi pada kepala sekolah,
kurikulum dan guru bagaimana merencanakan dan melaksanakan nilai-nilai
pendidikan karakter didalam kurikulum maupun di dalam proses pembelajaran
pada mata pelajaran. Implikasi tersebut dapat berupa implikasi akademis dan
non akademis serta pengetahuan mengenai pelaksanaan pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran. Dampak dari penelitian tentang implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajarn sosiologi ini antara lain :
Pertama, untuk kepala sekolah penelitian ini dapat menjadi referensi
untuk membuat kebijakan dalam proses pembelajaran dan pemberian nilai-nilai
karakter dalam kebijakan tersebut untuk selanjuttnya diterapkan kepada proses
pelaksanakaan oleh guru-guru mata pelajaran di sekolah.
Kedua, untuk wakil kepala sekolah bidang kurikulum penelitian ini
harusnya dapat menjadi pembelajaran dalam menentukan kebijakan proses
pembelajaran nilai-nilai pendidikan karakter kepada guru-guru di sekolah untuk
selanjutnya diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Ketiga, untuk guru penelitian ini diharapkan menjadi referensi dan bahan
evaluasi untuk memberikan nilai-nilai pendidikan karakter kepada siswa dalam
proses kegiatan belajar mengajar.

C. Saran
Dari kesimpulan yang telah didapatkan diajukan beberapa saran yang
perlu disampaikan sebagai berikut :
1. Bagi kepala sekolah, kurikulum dan guru diharapkan agar mampu
mengupayakan peningkatan pemahaman nilai karakter kepada siswa dan
orang tua agar siswa memiliki nilai karakter yang baik. Mencerminkan nilai-
nilai karakter dengan di terapkan dalam kehidupan dan memulainya pada diri
mereka sendiri dan diharapkan mewujudkan proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan nasonal. Serta membuat sebuah program yang
96

berbasis nilai-nilai pendidikan karakter untuk mendukung proses


pembelajaran pendidikan karakter.
2. Bagi universitas yang fokus di bidang pendidikan hendaknya berperan aktif
dalam meningkatkan kualitas guru dalam menyusun perangkat pembelajaran
yang mengintegrasikan pendidikan nilai karakter dalam pembelajaram dan
menyusun alat evaluasi pendidikan karakter di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Anselm Straus, Juliet Corbin. Dasar Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar. 2003.

Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung: CV Penerbit

Diponegoro. 2011

Eko Endarmoko. Tesamoko Teasurus Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama. 2016.

Elisa h, dkk. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran. Jakarta :

Prestasi Pustaka Publisher. 2011.

Emzir. Analsisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. 2010 .

Heri Gunawan. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung : Alfabeta.

2012

Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. 2015
Ngainun Naim. Charakter Building “Optimalisasi Peran Pendidikan dalam

Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa”. Jogjakarta : Ar-ruzz

Media. 2012

Nurochim. Perencanaan Pembelajaran Ilmu Ilmu Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. 2013
Retno Lystyarti. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreaif. Jakarta

: Esensi. 2012.

97
98

Rudi Gunawan. Pendidikan IPS Folososfi Konsep dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta.

2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,. Bandung:

Alfabeta CV. 2011.

Syafrudin Nurdin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta : Quantum

Teaching. 2005.

Undang Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wina Sanjaya. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Jakarta: Kencana. 2008

JURNAL

Ajat Sudrajat. Mengapa Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter. 1. 2011.

Depict Pristine A dan Endang Suryani. Implementasi Pembentukan Karakter Budi

Pekerti di SMP Negeri 1 Tanggul Jember. Jurnal Pendidikan Karakter. 1, 2015

Reza Armin Abdillah Dalimunthe. Strategi dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan

Karakter di SMP N 9 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakter. 1. 2015.

SKRIPSI DAN WEB

Diah Yuniardi, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu


Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015)
99

M Nur Hidayat, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Islam ,”


(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)

Muhamad Alfian, “Pendidikan Karakter dalam Hadits Arbain An-nawawiyah,” (Skripsi


S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013).

Nur Sabrina, , “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran PAI di SMPN


166 Jakarta,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018).

Rafiah, “Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter di SDIT Nurul Amal Pondok Cabe
Ilir Pamulang, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)

http://regional.kompas.com/read/2013/03/07/03184385/Pengguna.Narkoba.di.Kalanga

n.Remaja.Meningkat. Di akses pada 15 November pukul 07.58 WIB


100

LAMPIRAN LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Lembar Wawancara dengan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung

Nama : Ikhwan Setiawan, S.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Tanggal : Senin, 20 Agustus 2018

Pertanyaan dan Jawaban :

1. Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter ?


Jawab :
Karakter itu adalah sikap, perilaku, adab,dan sopan santun bahkan
karakter itu dari zaman kurikulum dulu itu sudah ada di tiga ranah
pendidikan kita. Tetapi disebutnya waktu itu afektif jadi kognitif, afektik
dan psikomotorik. Untuk sekarang di ubah menjadi yang pertama yaitu
sikap. Dengan kompetensi utama satu dan dua. Yang dikurikulum 2013.
Baru kesananya psikomotor. Jadi karakter di kurikulum 2013 itu bahkan
di tempatkan di posisi yang pertama yang karakter.
2. Apakah penanaman nilai karakter pada siswa itu sangat penting dalam
pembentukan karakter nya ? Jelaskan !
Jawab :
Jadi nilai karakter begitu pentingnya dalam pembentukan siswa. Ini
sudah disadari oleh kita semua termasuk pemerintah. Seperti yang saya
katakan tadi dulu karakter itu atau afektif itu atau afektif atau sikap itu
ranahnya ketiga. Sekarang di kurikulum 2013 di ranah pertama. Jadi
101

karakter itu yang pertama, karena kita meyakini bahwa pengetahuan


keterampilan itu dasarnya harus karakter atau sikap.
3. Apa yang ingin dicapai sekolah ini dengan menerapkan nilai nilai karakter ?
Jawab :
Sekolah sebagai wiyata mandala. Itu tempat penitipan. Jad tanggung
jawab sekolah itu sama dengan tanggung jawab dengan orang tua. Jadi
bukan hanya masalah akademiknya, keilmuannya tapi karakter juga
harus dibangun di sekolah. Jadi sekali lagi bentukan karakter itu di
rumah dan disekolah. Itu yang penting.
4. Nilai nilai karakter apa saja yang diberikan di sekolah ?
Jawab :
Pertama, dari anak yang masuk pagi itu mereka datang tepat waktu atau
disiplin. Lalu, saya ingin anak anak itu bertanggung jawab dan yang tak
kalah pentingnya dalah jujur, dann yang paling penting sepert kurikulum
2013 ki1 jadi hubungannya karakter anak bagaimana beribadah dengan
tuhannya bagaimana juga dia berkomunikasi dengan teman temannya ki1
dan ki2 itu sepertinya nomer satu (yang utama ). Selain tadi dia
bertanggung jawab jujur lalu berdisiplin dan lain sebagainya. Itu inti inti
nilai ingin pada anak anak.
5. Kegiatan apa saja yang mendukung pembentukan karakter ?
Jawab :
Untuk kegiatan atau program seolah itu ada banyak yang memang
mengarah kepada pembentukan karakter itu, contohnya jumsiroh ( jumat
siraman rohani ), itu membentuk karakter anak. Lalu program solat
dhuha, solat berjamaah.kita menyita kurikulum, jika waktu dxuhur sudah
datang, kita perintahkan bubarkan saja untuk solat. Itu membentuk
karakter juga bahwa anak solat tepat waktu. Termasuk anak datang
terlambat itu, oleh kita di berikan sangsi itu program juga sebenarnya,
hingga anak yang datang terlambat itu diharapkan tidak terulang, artinya
bahwa selama ini yang diterapkan oleh sekolah ini untuk membangun
102

karakter kepada anak anak. Lalu juga di masalah kebersihan. Masalah


kedisiplinan. Kita kemarin di program SMA Rujukan itu ada sekolah
aman, itu juga ingin diberikan kepada anak anak karakternya. Dengan
program sekolah. Aman nya itu bukan hanya aman dari fisik, tetapi aman
dari ujaran, aman dari lingkungan, contohnya jika ada guru yang masih
merokok itu menimbulkan ketidakamanan juga, tidak aman karakter.
Jadi itu program yang kami berikan kepada anak anak. Dan sekarang
memang pemerintah kita sedang menggalakan pendidikan karakter, jadi
ini semua sejalan. (3.32)
6. Apa saja yang menjadi hambatan / kendala dalam menerapkan nilai nilai
pendidikan arakter di sekolah ?
Jawab :
sebenarnya jika kita bilang hambatan. Karena tidak semua nak itu
terformat seperti yang kita harapkan. Itu sebenarnya bukan hambatan tapi
tantangan. Pertama, anak mungkin disekolah asalnya tidak biasa datng
jam 07.00, lalu mungkin anak itu selain datang jam 07.00 dia tidak di
didik untuk berpakaian rapi dan disiplin. Lalyu juga masalah kebiasaan
anak yang belum terpola untuk menjaga kbersihan. Ini sebenarnya bukan
kesulitan, tetapi karaena saya menyadari anak kita berasalah dari semua
daerah semua wilayah yang pola bentukannya itu tidak seperti format
kita. Dan mungkin juga ada anak yang “bahasa” itu baru ditemukan
disini. Sehingga ketika dia temukan disini, ada dua hal yang pertama dia
tidak melakukan yang kedua anak melakukan kalau mereka sudah
merasa itu baik. Juga ada merasa anak anak itu sekolah tempat umum
misalnya, tempat umum itu anak anak jarang menjaga kebersihan dan
sebagainya maka karakter itu sebenarnya mau tempat umum atau punya
pribadi harusnya ada asa memiliki. Fasilitas negara ya fasilitas kita.
Punya negara ya punya kita. Jadi rasa memiliki harus ada, rasa estetika
juga harus ada kita tanam. Itu bukan kendala sebenarnya, tapi memang
variasi anak yang berasal dari komunitas yang berbeda. Dari keluarga
103

yang berbeda. Seangkan disekolah kita ingin membentuk anak ini


menjadi satu karakter. Jadi sebenarya bukan hambatan, sekali lagi itu hal
hal yang didapatkan dari anak anak yang kita perlakukan satu karakter
disini. Adapun dilapangan sekali lagi itulah yang sering ditemukan.
7. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam menerapkan
nilai nilai karakter ?
Jawab :
Saya berterima kasih kepada wakasek kesiswaan khususnya. Pertama,
kita ada program. Di setiap wakasek, programnya yang mengarah kepada
pembentukan karakter. Contoh di upacara bendera itu membentuk
karakter. Di suatu kesempatan anda tidak melakukan upacara bendera
tapi anda baca quran. Itu termasuk pembetukan karakter. Jadi yang utama
mendukung itu program program sekolah. Jadi program program sekolah
sudah berupaya membangun karakter. Program jumsiroh pak sodikin, itu
upaya nya ke arah karakter. Lalu anak anak di depan bukan hanya aturan
yang dibuat disiplin oleh kesiswaan, tapi anak anak putra putri saat di
depan hari senin itu ada pemriksaan oleh osis. Memeriksa kelengkapan
sepatu, sepatunya warna hitam atau tidak jika hari senin, jadi ada gerakan
disiplin sekolah. Anak anak itu sudah disiplin. Selain program sekolah
salaman setiap pagi. Dengan salaman setiap pagi bapak bapak bisa
menyapa anak anak, bisa ketemu. Bisa menegur anak anak seperti
rambutnya panjamg, celananya kesempitan, jadi itu yang kita ambil
program program seklah, langkah langkah sekolah untuk anak anak
membangun karakter.
8. Sarana dan pra sarana apa saja yang ada untuk menunjunag penerapan
pendidikan karakter disekolah ?
Jawab :
Pertama, jika untuk kita mengajak anak solat berjamaah tepat waktu.
Tentunya sarananya harus ada. Kita punya masjid, solat duha juga kita
punya masjid. Berikutnya, kita mendidik anak anak untuk tidak datang
104

terlambat dengan tutup pintu. Pagar kita sudah utuh, gerbang kita sudah
rapih. Jadi anak itu sebelum diminta masuk, kita tutup dahulu pintu jam
07.00 itu , atau buka tutup pintu dengan adanya penjagaan disana. Lalu
kita punya lapangan yang presentatif, lapangan ini bisa dipakai jumsiroh,
bisa dipakai olahraga, olahrga juga membangun karakter jangan lupa.
Jadi semua potensi yang ada di sekolah ini, kita ingin bahwa anak
menerapkan karakternya. Termasuk dulu ada program literasi. Ada
perpustakaan kelas. Perpustakaan kelas itu membangun anak memiliki
karakter literasi mau membaca selain kita punya perpustakaan.
Laboratorium, kita ingin anak punya karakter peneliti juga dengan
adanya laboratorium. Jadi anak anak semenjak dini dengan fasilitas yang
ada silahkan bangun karakter.
9. Kurikulum apa yang digunakan di sekolah ini ?
Jawab :
Kita sekarang menggunakan kurikulum 2013 (kurtilas). Di kurtilas ini
sangat berkaitan dengan karakter. Karaena program karakter ini masuk di
program pemerintah. Jadi sekali lagi di ranah tiga itu. Karakter atau sikap
di ambil sebagai ki yang pertama. Jadi karakter, lalu kognitif dan
psikomotorik atau sikap, pengetahuan, lalu keterampilan. Jika dulu,
afektik urutan yang kedua, (kognitif, afektif, psikmotorik) dan sekarang
afektif, kognitif, psikomotorik. Itu kurikulum 2013 keunggulannya
disana, jadi memang kurikulum 2013 mengedepankan pendidika
karakter.
10. Apa perubahan nyata yang ada pada siswa setelah memberikan nilai nilai
karakter ?
Jawab :
ada, saya khususnya dari sisi kebersihan, saya selalu memungut sampah
jadi jika kamu liat di sekolah ini. Mudah mudahan walaupun belum
maksimal, itu juga terhaga. Karena jika ada anak anak menemukan
sampah, saya bilang tolong punguy sampah. Jadi sekali lagianak mampu
105

sekarang menjaga kebersihan sekolah. Jauh lebih baik dibandingkan


dulu. Bahwa ada kesadara untuk menjaga kebersihan sekolah. Termasuk
WC, prsan saya saat itu jangan meninggalkan jejak di kamar kecil.
Contohnya buka tutup keran. Jadi jika mereka keluar keran itu di tutup.
Lalu wc di siram, kalaupun ada beberapa anak yang masih nakal. Tapi
bukti yang lain solat solat berjamaah itu tidak cukup satu kali, karena
kita selalu meluber. Dan itu sangat diperlukan. Dan perubahan nyata
yang terjadi ini adalah di buat dari guru dulu. Guru duluan menjadi
imam, guru pungut sampah murid pungut sampah, guru disiplin anak
juga disiplin jadi perubahan nyata ada pada anak anak. Karena kita juga
para guru melakukan hal tersebut.
106

LAMPIRAN 2

Lembar wawancara dengan wakasek bidang kurikulum

Nama : Beni Sanigraha, M.Pd

Jabatan : Wakasek Bagian Kurikulum

Tempat : Ruang Wakasek Bagian Kurikulum

Tanggal : Selasa, 14 Agustus 2018

1. Apakah yang dimaksud pendidikan karakter ?


Jawab :
Saya tidak terlalu mengerti pendidikan karakter. Memang ada untuk
pemerintah ada PPK ( Pendidikan pengembangan karakter ). Yang
dimasukan ke dalam tiap tiap mata pelajaran. Kalau untuk saya sendiri,
belum saya baca detail. Hanya konsep garis besarnya saya lebih
cenderung ke ahlak, akhlakul karimah. Memang kalau departemen
pendidikan mengacu nya ke presiden, dari presiden ke nawacita. Benar
kesitu, hanya lebih tepatnya ke kita yaitu akhlakul karimah. Dari rasul
itu. Contohnya dari rasul.
2. Apa tujuan dari implementasi pendidikan karakter disekolah ini didalam
kurikulum?
Jawab :
Karena itu tadi, Karena kita muslim. Bagaimana mencapai itu kita tidak
akan seperti rasul. “innama bu istu li utamima maka rimal akhlak”;
akhlak rasul itulah patokan kita. Bagaimana akhlak rasul mau tidak mau
kita harus mengikuti apa yang di gariskan oleh rasul untuk mencapai
akhlak itu. kita tidak akan pernah sampai, tapi berusaha untuk sampai itu
harus. Suatu keharusan untuk mencapai itu. Mau siapa lagi yang kita
contoh. Memang pendidikan kita cenderung dari liberal. Karakter yang
muncul itu semuanya dari liberal. Kenapa kita tidak pakai akhlak. Seperti
107

yang saya bilang kemarin itu. Talim mutalim, jika ingin karakter
diajarkan ke gurunya talim mutalim, agar sesuai dengan rasul. Tidak ada
lagi jalan keluar hanya itu, hanya gurunya untuk itu susah. siapa yang
mau mengajarkan kitab itu. Seperti itulah kira kira.
3. Apa harapan dari sekolah dengan memberikan nilai karakter dalam kurikulum?
Jawab :
Harapannya bagaimana agar anak itu tercermin akhlak rasululallah
seperti kasih sayang, walaupun dengan musuh tetap saja. Saat ini musuh,
besok bisa jadi sahabat. Umar musuh. Keras. Tapi umar yang paling
membantu islam. Nah harus seperti itu siswa kita juga. Bagaimana
caranya itu ? kira kira seperti itu. Jangan membenci orang.
4. Apakah semua mata pelajaran menggunakan pendidikan karakter di kurikulum ?
Jawab :
InsyaAllah kita usahakan semua. Salah satunya yang saya bilang tadi,
tolong guru agama di parung di cek siapa yang belum tau huruf hijaiyah.
Kita nanti tidak mau lulusan parung di akherat di tanya tidak tau huruf
hijaiyah,baga imana dengan lain lainnya guru agama itu di antaranya,
tetapi program guru agama sudah bagus. Pak Dendi itu ada kewajiban
menghafal surat surat tertentu. Harus setor. Itu yang dilakukan guru
agama untuk mencapai kahlak. Mau tidak mau, akhlaknya bagaiamana?
Akhlak alquran itu, akhlak Rasul kan dari Alquran.
5. Bagaimana sistem kerja kurikulum dalam pemberian nilai karakter di sekolah ?
Jawab :
Buku yang ada pendidikan yang ada, literatur yang ada di kita karakter
karakter yang ada justru itu dari mana? Bukan akhlak dari rasul, coba
kita kembalikan. Lalu guru olahraga, renang sehat, tapi tolong akhlak
nya dimasukan, di SMAN 1 Parung boleh ada renang, tapi tolong yang
perempuan harus guru perempuan, yang laki laki harus guru laki laki.
Yang perempuan tidak boleh ada laki laki di kolam renang nya. Akhlak
itu. Di olahraganya itu. Karena saya di tunjuk kurikulum. Saya pesan itu
108

ke guru olahraga. Jika olahraga nya mau melakukan silahkan, tapi nanti
dosanya dari Allah. Mungkin di orang liberal boleh boleh orang, karena
karakter. Tapi nanti tolong referensi nya tolong dilihat lagi. Apakah
olahraga renang yang di campur itu dari segi karakter pasti bagus, tapi
menurut saya tidak bagus. Karena dasarnya harus akhlak rasul.
Patokannya kesitu, mungkin di sekolah lain saya tidak tau, kalau disini
dari segi kurikulum nya dimasukannya karakter. Tapi patokannya
karakter rasul.
6. Apakah ada masalah dalam pemberian nilai karakter di kurikulum ?
Jawab :
Ada kendala. Saya dari kurikulum. Guru olahraga pada melotot. Berapa
keuntungan guru olahraga kalau dia bawa siswa ke tempat renang. Tapi,
harus perempuan yang perempuan, jika tidak ada, banyak tinggal nyari,
hanya itu aja untuk guru. Saya bukan mau menutup usaha dari teman
teman. Tapi tolonglah, karena memang kita mau ke karakter itu. Ayo
bisa kerja sama. Bahkan di kelas ada laki laki dan perempuan. Kerja
sama lah guru olahraga laki laki dan perempuan. Yang kedua, guru
agama inginya itu tadi saya bilang, bergilir solat duha kelas X ipa 1 solat
duha, berarti hanya satu kelasn, besoknya ipa 2. Disini (masjid) karena
ruangnya kecil. Itu kan kendala. ada solusi bisa satu level jam ke 0 solat
duha. Satu level kelas X hari senin, hari selasa kelas XI hari rabu kelas
XII hari kamis balik lagi ke kelas X tapi satu level ipa ips. Tempatnya
disitu (lapangan). Kita memamng di programnya kemarin degan rapatnya
juga kita mau tutup (lapangan) sudah direncanakan dengan wakasek.
Kita integrasi, antara wakasek sarana wakasek kesiswaan di kurikulum
juga. Jadi wakasek sarana menyediakan lapangan itu di tutup sehingga
jam ke 0 bisa solat duha seperti tadi.
7. Apa saja yang menjadi hambatan / kendala dalam kurikulum menerapkan nilai
nilai pendidikan arakter di sekolah ?
Jawab :
109

Kendalanya belum sekaligus uang dari DSP masuk ke sekolah. Apalagi


rapatnya baru kemarin tanggal 4. Seandainya dari awal juli. Mungki
sudah bisa dilihat. Sudah ada tiang besi, itu di tutup. Kendalnya itu saja.
Kalau uang dari DSP sudah masuk mungkin september kita sudah bisa
mulai jam ke 0 solat duha pertama. Saya rasa itu karakter yang kita
bangun disitu. Program dari guru agama yang mengimplementasikan
pendidikan karakter dalam pembelajaran agama. Tapi banyak juga yang
lain lainnya.
8. Sarana dan pra sarana apa saja yang ada untuk menunjunag penerapan
pendidikan karakter dalam kurikulum disekolah ?
Jawab :
Karena saya cenderung karakternya ke akhlak, akhlaknya pun seperti
itu. Masjid nya lahamdulillah sudah ada. Alhamdulillah solat dzuhur bisa
berjamaah. Karena istirahatnya dua kal. Jam 10 jam solat dzuhur.
Walaupun beberapa kloter, bergantian. Nanti jam terakhir, kalau sudah
selesai bisa solat ashar berjamaah dulu sebelum pulang. Itu kan yang
mendukung ya, alhamdulillah masjidnhya sudah besar. Tahun kemarin
sudah ke samping (dibangun), putri disini karakternya lebih cenderung
ke agama. Tapi yang jelas untuk karakter misalnya pagi pagi kepala
sekolah yang rajin, kesiswaan berbaris di depan . Anak anak disambut
salaman. Menanyakan bagaimana kabarnya hari ini sambil salaman.
Itukan menanamkan karakter rasa hormat kepada orang tua. Guru
sebagai orang tua di sekolah memberikan rasa kasih sayang kepada
anaknya. Kemudian, kalau teman teman di kelas mengajar seperti itu.
Coba waktu kamu PPKT dengarkan di kelas, “sayang” kadang karena
meamng sya yang guru dan murid itu ada anak saya, saya bilang
“sayang” sini sayang, banyak teman teman seperti itu. Jadi mengajar itu
harus dari hati. Kan kalau di tali mutalim kan hanya itu koncinya
gurunya harus ikhlas anaknya juga harus ikhlas. Barulah akan terjadi,
ilmunya sampaia lah. Akhlaknya dari gurunya dari akhlak siswanya,
110

insya Allah keikhlasan dimulai dari guru guru pada saat dikelas
berinteraksi. Di rumah kan bilang sayang di sini juga bilang sayang,
walaupun ada beberapa anak yang kaget dibilang sayang. Tapi jangan
salah, ada di kelas itu anaknya bilang “ayah”, begitu masuk ke kelas
teman teman panggil guru itu “ayah”. Alhamdulillah beberapa teman
juga sudah mulai seperti itu, kadang kadang “lu gua “ sekarang berubah.
9. Kurikulum apa yang digunakan di sekolah ini ?
Jawab :
Kami menggunakan kurikulum 2013, Alhamdulillah.
10. Apa perubahan nyata yang ada pada siswa setelah memberikan nilai nilai
karakter ?
Jawab :
Ada, yaitu anak yang pertama kalau dimana mana anak bertemu guru di
jalan, siapapun gurunya siapapun anaknya pasti cium tangan.
111

LAMPIRAN 3

Lembar wawancara dengan guru sosiologi

Nama : Drs. H. Jamaludin

Jabatan : Guru Sosiologi Kelas XII

Tempat : Ruang Wakasek Bagian Kurikulum

Tanggal : Kamis, 23 Agustus 2018

1. Menurut bapak / ibu, apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter ?


Jawab :
Jadi pendidikan karakter itu, pendidikan yang harus ditanamkan kepada
siswa berupa nilai nilai yang dasar dari nilai itu nanti akan
mempengaruhi sikap dan perilaku siswa dimanapun mereka berada. Baik
di sekolah maupun di masyarakat. Termasuk kalau nanti ketika di dunia
kerja.
2. Apakah penting pemberian karakter kepada siswa dalam pembelajaran
sosiologi ? Jelaskan !
Jawab :
Sangat pentng, karena memang materi sosiologi itu baik dari kelas 10
sampai 12 berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat, jadi dengan
sendirinya siswa diberikan bekal nilai nilai dasar saat proses
pembelajaran.
3. Apa tujuan dari pendidikan penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran
sosiologi ?
Jawab :
Diharapkan pada saat mereka hidup di masyarakat nanti, tidak bersikap
berprilaku yang tidak sesuai dengan nilai nilai yang ditanamkan tadi.
4. Apa yang hendak ibu/bapak capai dengan menerapkan nilai nilai pendidikan
karakter dalam pembelajaran sosiologi dalam materi perubahan sosial?
112

Jawab :
Nilai nilai karakter itu sangat banyak, bahkan belasan. Tapi yang
berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Misalnya nilai kejujuran, dalam
proses pembelajaran itu belajar sosiologi bagaimana menanamkan nilai
kejujuran, bisa dimulai pada saat memberikan tugas, tugas itu benar
benar ia kerjakan proses nya melalui diri sendiri. Termasuk pada saat
kita memberikan penilaian, termasuk juga pada saat kita memberikan
penilaian, dan juga pada saat akhir dari proses pembelajaran seperti
ulangan. Bagi saya sendiri sebagai guru sosiologi, kalau disuruh pilih.
Anak nilainya bagus tapi melalui proses yang tidak jujur, lebih baik
memilih nilai nya pas pasan tapi didasari nilai nilai yang jujur yang
terbuka, itu lebih saya hargai.
5. Model pembelajaran yang ibu/bapak gunakan dalam proses pembelajaran
sosiologi untuk membentuk karakter siswa dalam materi perubahan sosial?
Jawab :
Untuk menanamkan nilai nilai yang mendasar tadi, selain model
pembelajaran yang memang sudah baku mirip mata pelajaran lain,
khususnya pelajaran sosiologi itu bapak kaitkan dengan studi kasus. Jadi
misalnya ada kasus yang hangat terjadi di masyarakat. Jadi sedikit bayak
kita bahas, bahwa kalau kita menghadapi masalah seperti ini. Sikap kita,
baik sebagai pelaku korban termasuk kita orang ketiga yang mengamati
kejadian itu. Sikap apa yang pantas dan layak kita kemukakan dan kita
tangggapi.
6. Nilai karakter apa saja yang bapak / ibu berikan dalam pembelajaran sosiologi
untuk membentuk karakter siswa dalam materi perubahan sosial?
Jawab :
Yang utama itu bagi saya kejujuran, sebab kejujuran adalah pokok pokok
dari nilai nilai lain, tentunya tidak terlepas dari yang mendasar yaitu nilai
religi ketuhanan, misalnya ada bencana alam, baru baru ini terjadi gempa
di Nusa Tenggara Barat. Saya kaitkan dengan materi perubahan sosial,
113

perubahan apa yang terjadi dengan bencana alam di NTB, geografis,


komposisi penduduk, termasuk perubahan budaya material. Tapi jika
dikaitkan dengan religi dikaitkan dengan kejadian ini, Bagi kita orang
beriman sikap apa yang patut kita kedepankan, misalnya bukan berarti
bersyukur, misalnya dengan wujud simpati kita, kerja sama , gotong
royong, kita membantu mereka semampu kita, sekuat kita, sesuai
kondisi. Jadi kejujuran religi yang utama, kebersamaan, gotong royong
itu yang sering dikaitkan dengan fakta kehidupan sehari hari.
7. Sarana apa saja yang bapak / ibu gunakan untuk menerapkan pendidikan
karakter dalam pembelajaran sosiologi dalam materi perubahan sosial?
Jawab :
Jadi selain dari penanaman nilai karakter yang mendasar tadi melalui
proses belajar, jadi di dukung juga dengan aktivitas siswa sehari hari
dilingkungan sekolah, usai menanamkan nilai karakter religi dan
ketuhanan, meskipun saya guru sosiologi bertemu anak saat adzan, kita
harus ingatkan kita ajak ke masjid kita mulai dari diri kita sendiri. Terus
ketika menanamkan nilai kejujuran, bukan hanya ngomong jujur di
dalam kelas, gurupun harus jujur berkata yang benar, misalnya
berhalangan hadir, buat lah alasan sesuai dengan fakta. Bukan di buat
buat, sehingga anak anak bisa menangkap . ternyata benar si bapak ini
memberikan nilai religi, tapi ia benar memberikan contoh. Pada saat
adzan dia pergi ke masjid. Menanamkan nilai kejujuran, kita jangan
sekali kali yang sifanya menimbukan pertanyaan atau bahkan
kebohongan. Sehingga ketika siswa di suruh jujur, tapi kalau yang
berbicara tidak jujur walaupun pesannya bagus, maka respon siswa itu
berbeda. Makannya nabi bilang “ibda inafsi”dimulai dari diri sendiri,
insyaAllah yang kita sampaikan masuk ke telinga kanan tidak keluar
telinga kiri. Minimal masuk dan menyentuh ke dalam lubuk hati mereka.
8. Dalam menerapkan pendidikan karakter, sumber ajar apa yang ibu gunakan
dalam pembelajaran sosiologi?
114

Jawab :
Khusus pelajaran sosiologi tidak terlalu sulit untuk mengaitkan materi
dengan kehidupan yang ada di asyarakat. Misalnya nilai ketuhanan,
kejujuran, keja sama, gotong royong. Itu semua dalam kehidupan sehari
hari banyak. Fakta atau kenyatannya, jadi kalu anak di suruh buat
ilustrasi atau fakta itu mereka tidak terlalu sulit, karena memang
sosiologi itu materinya kehidupa masarakat.
9. Bagamana cara ibu / bapak menanamkan nilai nilai karakter dalam kegiatan
belajar mengajar saat materi perubahan sosial?
Jawab :
Ditanamkan itu bukan seperti ceramah, kalian harus jujur. Jadi
penanaman inlai tadi dikaitkan dengan aktivitas mereka sehari hari.
Misalnya pada saat ulagan menanamkan nilai kejujuran. Kita jaga
kondisi agar anak benar benar jujur. Jika kita lihat sikap sikap nilai
kejujuran itu belum terbentuk. Ya harus kita ciptakan suasana atau
situasi, agar mereka awalnya mereka takut diawasi mungkin. Saya kan di
awasi saat ulangan. Saat saya nyontek saya dimarahi oleh guru. Jadi
menanamkan nilai kejujuran, jika nilai itu belum kuat. Lalu anak anak
ulangan kita tinggalkan, itu contoh cara yang tidak tepat. Jadi benarlah
anak itu kita kondisikan, bagaimana agar meraka itu di mulai dengan
jujur, karena atas pengawasan kita ,terus kita pun merespon menjawab,
anak itu lebih jujur. Take and give itu, anak nilai bagus tapi prosesnya
kurang baik, ada anak nilai nya pas pasan tapi prses cara yang dia temuh
di dasari kejujuran, maka ada pembendanya. Sehinga di diri mereka
merasa, saya lebih baik jujur walaupun nilai pas pasan, tapi pemberian
nilai oleh guru itu benar benar adil.
10. Apa kendala yang bapak / ibu hadapi dalam menerapkan pendidikan karakter
kepada siswa dalam pembelajaran sosiologi ?
115

Jawab :
Memang benar, jadi memang setiap anak yang berasal dari keluarga yang
berbeda jika nilai nilai karakter itu sudah ditanamkan sejak pendidikan
dini, di SD, SMP dilanjutkan SMA, maka bisa kita temukan pada saat
usia SMA itu dia itu tetap jujur. Tapi kadang kadang oleh masa SD di
rumah dimulai penanaman nilai karakter yang tidak baik atau kurang
baik, disekolah pun di tanamkan nilai ini di sekolah lain tidak, pada
umumnya kita menemukan kesulitan penanaman nilai itu manakala
pendidikan dini nya itu tidak tertanam kuat, sehngga pada saat kita
tanamkan saat usia SMA itu tidak semudah yang kita bayangkan, beda
jika saa dini nilai itu ditanamkan maka di SMA itu hanya tinggal
memetik, karena kebiasaan jujur baik kita temukan saat SMA dia saat di
awasi gurupun, sama saja pada saat tidak di awasi.
11. Apa upaya yang bapak / ibu lakukan untuk mengatasi kendala dalam
pembelajaran sosiologi?
Jawab :
Dalam memperlakukan memberikan niai kepada siswa itu kami berikan
seadil mungkin, akan memberikan nilai yang lebih baik, respon yang
baik pada siswa yang berlaku jujur termasuk misalnya meskipun, ini
pelajaran sosiologi tapi saya liat anak itu rajin ke masjid. Maka sedikit
banyak mempengaruhi pemberian nilai sikap kepada anak itu. Walaupun
sosiologi tidak berkaitan dengan pendidikan agama. Jadi jika ia rajin ke
masjid, upacaranya rapih pakainnya, ini dijadikan catatan sebagai nilai
tambah sehingga si A itu punya motivasi untuk bersikap berbuat sesuai
dengan nilai niai yang kita tanamkan.
12. Penilaian apa yang bapak / ibu gunakan dalam mengevaluasi pembelajaran
sosiologi dalam menerapkan pendidikan karakter ?
Jawab :
Untuk penilaian tidak terlepas dari penilaian semua mata pelajaran, yang
utama itu penilaian akademis nya, sikapnya, keterampilannya. Kalau
116

akademis itu kan jelas melaluli ulangan tulis , ulangan lisan, kalau sikap
itu seperti tugas ia kerjakan, dikerjakan dengan benar, terus keterampilan
ia terampil pada saat ia diberikan kesempatan presentasi di kelas,
persiapannya matang tampilnya bagus teman teman sekelas merasa
terpuaskan, bahkan mungkin bisa materi yang dipresentsasikan itu sama
halnya di presentasikan oleh guru mata pelajaran.
13. Apakah ada perubhan nyata pada siswa setelah diterapkan pendidikan karakter
dalam pembelajaran sosiologi ?
Jawab :
Iya ada, saya yakin, keyakinan itu manakala niat semua keinginan guru
yang mengajar di kelas itu, sama sebagian besar berlaku seperti itu maka
saya punya keyakinan bahwa anak anak yang belum kita berikan nilai
nilai karakter sikap yang mendasar tadi. Akan terwujud, akan tercipta.
14. Apakah terdapat hubungan antara penanaman nilai nilai karakter dalam
pembelajaran sosiologi dengan prestasi belajar siswa ? jelaskan !
Jawab :
Benar, jadi pelajaran sosiologi itu memang saya punya kegiatan itu anak
anak yang mempunyai sikap kjjujuran, percaya diri itu mereka kalau
misalkan dibereikan kesempatan atau diberi tahu “anak anak minggu
depan jam sekian kita ulangan pokok bahasan tentang ini”, bagi mereka
yang jujur maka akan mempersiapkan diri, semaksmal mungkin tapi bagi
mereka yang tidak juujr. Mereka mempersiapkan diri seadanya, dengan
harapan saat ulangan dia bisa bertanya kepada teman temnnya, dan
hasilnya bisa terlihat biasanya relatif nilainya tidak jauh berbeda
dibandingkan bahkan bisa di atas anak anak yang tidak jujur.
15. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai religius ?
Jawab : Iya, jadi nilai religius itu hampir semua mata pelajaran yang didapatkan
oleh siswa didasarkan oleh K1 yaitu religius. Dan sosiologi memang
materinya banyak berkaitan dengan nilai-nilai religius. Misalnya
masyarakat yang beragam. Itu sebagai wujud dari ajaran agama bahwa
117

tuhan menciptakan manusia itu bermacam macam. Kehidupan tu harus


saling menghormati. Baik dari kekayaan,kecakapan,termasuk status
sosial. Jadi erat kaitannya.
16. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai jujur ?
Jawab : iya mengajarkan. Kejujuran itu memang diutamakan. Misalnya saya
menanamkan kepada anak anak pada saat dilakukan evaluasi. Baik itu
harian. Saya lebih menghargai anak anak yang jujur walaupun nilainya
pas pasan. Dibandingkan dengan nilai yang bagus tapi melalui proses
yang tidak jujur. Itu bisa terlihat dari hasil evaluasi soal pilihan ganda.
Kadang kadabg anak anak yang duduk berdekatan itu jika benar semua
jawaban itu jika salah salah semua. Itu terihat tidak jujur. Jadi nilai yang
mereka dapatkan tidak sepenuhnya saya percaya. Bahkan saya kurangi.
17. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Toleransi ?
Jawab : iya jelas. Di kelas itu dimulai mereka hidup banyak keragamannya. Baik
agama,etnis,mungkin juga ras. Bahkan saya menanamkan kepada anak
anak jangan sekali-kali karena kevberagaman kita terlihat tidak kondusif.
Meskipun nonislam hanya sedikit. Jangan samapai menyinggung ajaran
atau penganut agama lain.
18. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Disiplin ?
Jawab : iya betul. Misalnya kehadiran. Saya absen. Jika tidak hadir apa
penyebabnya ketidakhadiran itu.
19. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Kerja keras ?
Jawab : iya. Untuk menanamkan nilai itu diberikan tugas mandiri. Mereka
Terlihat hasil anak anak yang kerja keras dengan yang biasa biasa saja.
20. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Kreatif?
Jawab : Iya. Misalnya saya memberikan soal uraian. Kadang kadang guru dalam
memberikan soal uraian teksbook. Saya membolehkan jawaban uraian
tadi berdasarkan kreatifitas mereka masing-masing.
21. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Mandiri ?
Jawab : Iya betul. Mungkin berkaitan dengan kejujuran tadi. Di kelas selain
118

tugas kelompok. Juga memberikan tugas mandiri.


22. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Demokratis ?
Jawab : Betul. Bahkan nilai itu saya kembangkan misalnya pada saat kelompok
tampil presentasi. Saya pesan kepada siswa untuk saling mennghargai.
23. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai rasa ingin tahu ?
Jawab : misalnya anak anak saya beri tugas. Tugas dirumah contohnya. Mereka
mempunyai waktu yang panjang. Diharapkan mereka mencari berbagai
sumber. Baik dari masyarakat,buku-buku, koran, dan lain.
24. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Semangat
Kebangsaan.
Jawab : Iya. Jadi materi sosiologi itu sedikit banyak berkaitan dengan sejarah,
masa lalu masa kini, meskipun tidak setiap hari. Misalnya menyanyikan
lagu nasional.
25. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Cinta tanah air ?
Jawab : Iya betul. Dengan memberikan kepada anak anak bahwa Indonesia itu
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Baik SDA maupun SDM. Maka
tanpa didasari rasa cinta tanah air tadi. Suatau saat siswa mendapat
pengetahuan yang tinggi. Bisa membantu Indonesia. Kerja di Indonesia.
26. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Menghargai
prestasi ?
Jawab : Iya. Tujuannya dengan kita menghargai karya atau prestasi orang lain
itu. Orang tersebut semakin termotivasi bahkan semakin meluas kepada
teman temannya. Misalnya ia menghasilkan karya. Maka karya itu harus
kita hargai.
27. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai bersahabat atau
komunikatif ?
Jawab : Iya. Kadang kadang saat saya mengajar kelas XII dalam satu semester
saya acak kelompok belajar nya. Agar bisa memahami betul karakter teman
kelompok belajar nya.
119

28. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Cinta damai ?
Jawab : Iya. Saya paling marah jika anak anak di dalam kelas itu berkonflik. Di
dalam kelas sebuah konflik memang pasti terjadi. Maka saya tanamkan jangan
sampai konflik itu sampai meluas. Jika ada konflik di selesaikan baik baik.
29. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Gemar membaca ?
Jawab : Iya. Gemar membaca ini mempunyai kendala untuk anak anak kaman
sekaran ini kurang minatnya. Kalaupun mereka membaca itu pun kalau ada
tugas. Tanpa didasari tugas untuk membaca itu sangat jarang.
30. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli lingkungan ?
Jawab : Iya. Lingkungan sekolah ini memang taat peraturan. Contohnya saat
saya melihat kelas masih kotor kuraang rapih tidak pada tempatnya. Saya
perintahkan lingkungan didalam kelas terlebih dahulu.
31. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli sosial ?
Jawab : Iya. Contohnya saat ada keluarga siswa ada yang sakit atau terkena
bencana. Melalui rohis dan osis itu keliling untuk meminta sumbangan untuk
membantu meringankan beban keluarga tersebut. Yang lebih luas lagi saat
bencana lombok. Sekolah ini sudah memberi bantuan.
32. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Tanggung jawab ?
Jawab : Iya. Sederhananya saat kelas masih kotor. Di cek yang piket saat itu.
Atau ketika diberikan tugas. Lewat ketua kelas dikumpulkan.
120

Lembar wawancara dengan guru sosiologi

Nama : Efri Yanthy Putri, S.Pd

Jabatan : Guru Sosiologi Kelas XI

Tempat : Ruang Wakasek Bagian Kurikulum

Tanggal : Kamis, 23 Agustus 2018

1. Menurut bapak / ibu, apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter ?


Jawab :
Pendidikan karakter artinya mengubah sikap siswa yang awalnya krang
baik menjadi baik. Artinya baik disini sesuai dengan, nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat.
2. Apakah penting pemberian karakter kepada siswa dalam pembelajaran
sosiologi? Jelaskan !
Jawab :
Sangat penting, karea sosiologi itu ilmu ang mempelajari masyarakat.
Jadi disitu sisw dapat belajar, bagaimana dia harus berinteraksi dalam
kelompok sosial misal, di kelas XI itu ada materi kelompok sosial
metodesaya menggunakan diskusi. Jadi mereka menjelaskan cara mereka
dalam berperilaku di dalam kelompk sosial yang ada di masyarakat dan
sesuai dengan nilai dan norma yang kberlaku di masyarakat Belum.
3. Apa yang hendak ibu/bapak capai dengan menerapkan nilai nilai pendidikan
karakter dalam pembelajaran sosiologi dalam materi kelompok sosial?
Jawab :
Agar siswa bisa proaktif dalam kegiatan belajar mengajar dan bisa
bekerha sama dengan teman sekeasnya dulu sebelum mereka benar benar
berunteraksi dengan masyarakat di dalam kelompok yang luas itu. Jadi
121

yang saya targetkan itu mereka bisa bekerja sama dengan teman
sekelompoknya.
4. Model pembelajaran yang ibu/bapak gunakan dalam proses pembelajaran
sosiologi untuk membentuk karakter siswa dalam materi kelompok sosial?
Jawab :
Tadi sudah sedkiti disinggung, saya menggunakan metode diskusi.
Awalnya saya menggunakan ceramah untuk memberikan stimulus
kepada anak anak dan kemudian diskusi perkelompok maju, setelah itu
mereka saya minta membauat rsume, dan yang meresume itu saya
berikan poit plus, yang bertanya say berikan pont juga.
5. Nilai karakter apa saja yang bapak / ibu berikan dalam pembelajaran sosiologi
untuk membentuk karakter siswa dalam materi kelompok sosial?
Jawab :
Untuk nilai nilainya, nilai karakter itu ada banyak. Nilai seperti religi itu
bisa diawal pembelajaran sebelum belajar sosiologi membaca doa, nilai
toleransi ada juga, dengan dia menghargai temannya pendapat temannya.
Dan tidak melecehkan temannya. Dalam arti melecehkan menggunakan
kata kata (verbal) dengan sikap yang baik itu nilai karakter menurut saya,
karena begitu banyaknai karakter, tapi yang saya tekankan itu nila religi
dan tolerans agar mereka bisa bekerja sama dengan teman sekleasnya.
Dan nanti ketika sudah kembali ke masyarakat mereka bisa hidup rukun
di dalam masyarakat di sekitarnya.
6. Sarana apa saja yang bapak / ibu gunakan untuk menerapkan pendidikan
karakter dalam pembelajaran sosiologi dalam materi kelompok sosial?
Jawab :
Sarana atau media nya itu seperti infokus, tapi disini masih minim. Jadi
medianya papan tulis mereka menjelaskan, mempresentasikan makalah
yang telah ditentukan, menggunakan apapan tulis yang ada. Jadi agar
mereka lebih menguasai materinya.
122

7. Dalam menerapkan pendidikan karakter, sumber ajar apa yang ibu gunakan
dalam pembelajaran sosiologi?
Jawab :
Ada buku, saya lupa penerbitnya siapa pokonya ada, dan banyak buku
kelas XI.
8. Bagamana cara ibu / bapak menanamkan nilai nilai karakter dalam kegiatan
belajar mengajar saat materi kelompok sosial ?
Jawab :
Dengan membiasakan, di dalam nilai karater itu kanada pembiasaan. Ada
melarang dan juga ada memerintah, saya menggunakan itu. Saya
melarang siswa ketika siswa berkata kata kasar ketika berpendapat atau
saya juga memerintah siswa siswa berprilaku yang baik yang sopan,
yang seaui aturan yang ada di kelas, saya juga membiasakan siswa untuk
berdoa sebelum belajar. Membiasakan juga rapih, seperti itu.
9. Apa kendala yang bapak / ibu hadapi dalam menerapkan pendidikan karakter
kepada siswa dalam pembelajaran sosiologi ?
Jawab :
Kendalanya banyak, yang pertama tadi media. Kalau anak anak lebih
suka pakai infokus, kendalnya di sekolah masih belum menyediakan
cukup banyak infokus, terus terkadang mood siswa itu kadang anak IPA
itu kan beda ya dengan anak IPS, jadi kalau IPS tu lebih ke sosial nya
tinggi dan belajarnya sosioogi nya antusias. Tapi kalo IPA belajarnya
kurang antusia, mereka ituapalagi sudah terbebani dengan pelajaran lain,
jadi mereka dalam belajar sosiologi mereka bengong. Bagi saya itu
hambatan. Karena minggu lalu saya baru saja memebrikan smenagat
kepaa nak ank IP,krena sebelum pelajaran saya da pelajaran matematika.
Dan mereka seperti bengong saja, saya memerintah mereka untuk
presentasi mereka tidak antusias seperti anak IPS. Jadi mereka seperti
banyak beban pikiran. Pada saat itu saya stop dulu prestasinya nanti saja.
123

10. Apa upaya yang bapak / ibu lakukan unttuk mengatasi kendala dalam
pembelajaran sosiologi?
Jawab :
Saya diajak dialog. Kalian it pinter akhirnya saya ber games dulu aagar
mereka nyaman lagi. Sekarang pelajaran sosiologi itu tidak
menyeramkan pelajaran di IPA. Dan itu menjadi kendali banget. Jadi,
presentasinya itu saya niali perindividu, saya nilai berbeda bed kalau
misalnya diam Cuma baca itu saya beri nilai KKM, kalau misalkan dia
menjelaskan bisa saya berikan 80 ke atas,jadi mereka kalau anak IPS itu,
lebih ke hafalannya itu pinter. Kalau misalkan anak IPA malah baca,
padahal secara intelektual mereka pinter bahkan makana mereka sehari
hari itu rumus, tapi pelajaran sosiologi it mereka kurang semanagat. Itu
jadi kendala saya. Jad untukmemotivasi siswa seperti itu.
11. Penilaian apa yang bapak / ibu gunakan dalam mengevaluasi pembelajaran
sosiologi dalam menerapkan pendidikan karakter ?
Jawab :
Yang pertama saya menggunakan portofolio,sekarang itu kan kurikulum
2013 itu ada foratnya. Portofolio, kemudian keterampilan yaitu
keterampilannya presentasi. Seperti tertulis ulangan, seperti itu saja.
Sikap juga pasti jadi saya memberikan poin sesuai yang bersikap baik,
misalnya dia itu inisiatif menghapus papan tulis, saya berikan poin plus.
Dan misalnya dia bertanya dan menaggapi saya beri nilai plus. Kalau
misalnya yang minus ya saya tulis seperti urang sopan, masih ada saja
ood nya sanak SMA seperti anak SD, apalagi melihat gurunya
perempuan dan masih uda apalai masih guru baru. Ada saja yang keluar
tanpa izin, seperti sikap juga saya perhatikan.
12. Apakah ada perubhan nyata pada siswa setelah diterapkan pendidikan karakter
dalam pembelajaran sosiologi ?
Jawab :
124

Ada, mereka lebih kreatif lagi. Apalagi saya berika metode diskusi
memakai poin poin itu. Mereka itu berebutan mengambil poin dan
antusias. Setelah diskusi saya memnta beberapa orang untuk resume apa
yang di sampaikan oleh temannya. Jadi mereka diam dan
memperhatiakn. Dan merka berubatan untuk menyampaikan resume
yang mereka pahami. Jadi perubahannya da, mereka lebih koperatif lebih
kondusif lebi menghargai temannya.
13. Apakah terdapat hubungan antara penanaman nilai nilai karakter dalam pembel
14. ajaran sosiologi dengan prestasi belajar siswa ? jelaskan !
Jawab :
Menurut saya, berhubungan karena pendidikan karakter itu kita lihat
nilai karakter yang ada pada anak itu, kembali lag tadi religi menghargai
satu ama lain, sikap toleransi, dia ingin berprestasi. Ketika dia memiliki
karakter ayng baik dia termotivasi belajar dengan baik. Sepeerti nilai
religi, ia otomatis beerfikir sekolah itu untuk apa, bahwa sekola itu kalau
mereka bandel atau punya kasus, kembali lagi kepada orang tua dan
berfikir bahwa itu dosa. Itu kalau mereka punya nilai religi dan itu sangat
berhubungan.
15. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai religius ?
Jawab : Iya. Selalu membiasakan anak berdoa sebelum memulai pelajaran.
16. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai jujur ?
Jawab : Tidak mencontek ketika mengerjakan latihan atau tugas individu.
17. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Toleransi ?
Jawab : Semua siswa harus menghargai dan menghormati agama lain.
18. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Disiplin ?
Jawab : Iya betul. Siswa harus mengumpulkan tugas pada waktu yang telah
ditentukan.
19. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Kerja keras ?
Jawab : Iya. Siswa harus membantu teman yang kesulitan belajar pada saat
pulang sekolah.
125

20. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Kreatif ?


Jawab : betul. Siswa membuat sebuah peta konsep agar lebih memahami materi
yang diajarkan
21. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Mandiri ?
Jawab : Iya. Siswa harus menjawab kuis kuis yang diberikan oleh guru secara
mandiri.
22. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Demokratis ?
Jawab: iya. Pada saat presentasi, siswa dipersilahkan memberi usul, saran, dan
tanggapan kepada kelompok presentasi tersebut.
23. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Rasa ingin tahu?
Jawab : Iya. Sebelum memulai pelajaran guru memotivasi siswa untuk
merangsang rasa ingin tahu terhadap materi yang akan dipelajari.
24. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Semangat
Kebangsaan ?
Jawab : Iya. Membiasakan anak menyanyikan lagu wajib nasional sebelum
belajar.
25. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Cinta tanah air ?
Jawab : Iya. Menanamkan sifat dan sikap cinta tanah air dengan mempelajari
sejarah tokoh sosiologi yang ada di Indonesia.
26. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Menghargai prestasi ?
Jawab : Iya. Para siswa wajib menyimak dan mencatat materi yang telah
dipresentasikan kelompok
27. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai bersahabat atau
komunikatif ?
Jawab : Iya. Siswa wajib berinteraksi dengan siswa lain, dengan guru, dan warga
sekolah.
28. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Cinta damai ?
Jawab : Iya. Siswa dalam belajar harus rukun dan tidak memilah teman
29. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Gemar membaca ?
Jawab : Iya. Setiap akhirsemester ada kegiatan membaca.
126

30. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli lingkungan ?
Jawab : Iya. Siswa harus peka terhadap kesulitan atau masalah yang terjadi di
lingkungan.
31. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli sosial ?
Jawab : Iya. Menjenguk teman yang sakit, menanyakan kabar atau alasan teman
yang jarang masuk.
32. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Tanggung jawab ?
Jawab : Iya. Tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas tugas.
127

Lembar wawancara dengan guru sosiologi

Nama : Surya Chandra, S.Pd

Jabatan : Guru Sosiologi Kelas X

Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Tangal : Senin, 21 Agustus 2018

1. Menurut bapak / ibu, apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter ?


Jawab :
Pendidikan karakter itu substansinya pendidikan moral untuk
membangun karakter siswa. Dimana di amanatkan juga di dalam
kurikulum. Khususnya kurikulum 2013. Bahwa karakter, moral itu harus
di kedepankan selain pendidikan secara kognitif bahwa hari ini
permasalahan di kalangan remaja teutama di tingkat pendidikan
menenag. Bahwa skil kognitif sangat bagus. Tapi tidak di imbanngi
dengan prilaku dan sikap yang baik. Terutama dalam aspek penilaian
afektif. Sikap dan perilaku nya. Maka pendidikan karakter itu di
kedepankan untuk membangun moral anak bangsa. Ditambah untuk
menghindari proxi war untuk menghindari bahaya narkoba dll. Hari ini
peran keluarga semakin terkikis. Mau tidak mau sekolah harus bisa
menutup atau mengganti peran tersebut melalui pendidikan karakter dan
moral. Karena peran dari fillgroup atau teman sebaya itu cukup intens
saat ini untuk melakukan sebuah sosialisasi kepada temann temannya.
Bahwa anak anak jaman sekarang lebih cenderung percaya kepada
temannya. Lebih mudah terpengaruh secara pergaulan, maka pendidikan
karakter harus di kedepankan. Agar bagaimana anak itu nantinya bisa
memfilter mana yang baik dan mana yang buruk. Kurang lebih seperti
itu.
128

2. Apakah penting pemberian karakter kepada siswa dalam pembelajaran


sosiologi? Jelaskan !
Jawab :
Dalam tingkatan SMA. Terutama sosiologi itu kan ada di kelas X,XI,
XII. Itu sangat penting. Karena sosiologi itu pelajaran yang sifatnya
terapan sekaligus teori. Dimana dua kegunaan ini harus mampu
diterapkan oleh siswa. Satu di dalam hal dia mampu memahami teori
sosiolgi, yang kedua di harus mengimplementasikan pemahaman teori
sosiologi tersebut. Untuk lingkungansekitarnya, mungkin dalam hal
memcahkan maslah sosila. Atau mungkin membangun sebuah sistem
sosial, bersosialisasi, berinteraksi, maka peranpendidikan karakter disini
bereran bagaimana menciptakan manusia yang toleran. Pluralis. Bahwa
masyarakat di Indonesia ini beragam. Sekolah ini merupakan
representasi dari masyarakat. Jadi disini banyak siswa dari berbagai
macam suku agama ras. Disinilah pentingnya pendidikan karakter harus
di kedepankan, bahwa mereka sebagai salah satu calong anggota
masyarakat bahkan sudah menjadi anggota masyarakat. Dan pemimpin
masyarakat di kemudian hari, harus memahami nilai nilai tersebut. Siap
memecahkan masalah yang ada di masyarakat di suatu saat nanti
dibutuhkan.
3. Apa tujuan dari pendidikan penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran
sosiologi ?
Jawab :
Dalam konteks masyarakat yang plural. Tujuan nya untuk membangun
manusia yang toleran. Manusia yang menghargai keragaman yang ada di
Indonesia, itu menjadi tujuan utama sebenarnya, bahwa masyarakat kita
ini bagaimanapun masyarakat kita ini adalah masarakat heterogen. Yang
memungkinkan terjadinya konflik konflik horizontal. Lalu tujuan
pendidkan karakter itu untuk membangun manusia yang plural, itu tujuan
utama bagi saya ketika bagaiamana menerapkan sedikit. Tidak secara
129

garis besar bahwa saya mengajarkan pendidikan karakter, tapi secara


tidak langsung realitas sosial atau studi kasus yang dikdepankan di kelas.
Harus kita galih tentang permasalhan permasalahan tentang keberagaman
tentang hal hll bagamana membangun integrasi sosial di masyarakat,
plural, menghargai perbedaan, mungin itu tujuan tersebut.
4. Apa yang hendak ibu/bapak capai dengan menerapkan nilai nilai pendidikan
karakter dalam pembelajaran sosiologi dalam materi hubungan sosial ?
Jawab :
Poin dasar ketika kita melakukan hubungan sosial. Adalah kita
menggunakan kmunikasi dua arah. Melakukan komunikasi yang baik.
Hubungan sosial ini bersifat individu atau mungkin kelompk degan
kleompok. Disini peran penting nya adalah membentuk siswa agar
adaktif. Terhadap berbagai macam hbungan sosial yang berbeda. Bisa
menyesuaikan dengan temannya tidak melakukan [rilaku bulyinh.
Dengan kelompoknya. Melakukan sosialisasi disana. Siswa ini bisa
dikatakan jga warga sekolah. Melakukan hubungan sosial dengan
masyarakat sekolah. Bagaimana dia bisa bersosialisasi yang baik. Karena
semuanya punya karakter yang berbeda beda. Itu akan menjadi bekal dia
di masyarakat.
5. Model pembelajaran yang ibu/bapak gunakan dalam proses pembelajaran
sosiologi untuk membentuk karakter siswa dalam materi hubungan sosial?
Jawab :
Saya lebih sering menggunakan smallgroup, diskusi kecil, panel,
ceramah, studi kasus. Beberapa kali kita menggunakan pelajaran
teraktual. Saya tidak ingin pembelajaran sosiologi terlepas dari relita
yang ada di masyarakat. Bahwa siswa jangan sampai papan tulis yang
ada di papan tulis itu malah menggambarkan sesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi di dalam masyarakat. Maka pembelajaran yang kita lakukan
lebihhsering mengangkat kasus kasus yang ada di masyarakat. Apa yang
sebenarnya terjadi. Misalkan kita ingin mengangkat hubungan sosial di
130

masyarakat sekitar waru jaya itu seperi apa. Budayanya, dan di hubungan
sosial di sekolah ini seperti apa. Interaksi cair atau tidak. Hal hal yang
seperti ini membuat saya menginginkan model pembelajaran berdasarkan
realita. Berdaarkan pengalamna keseharian merrka. Agar tidak
mengawang kemana mana. Mereka hanay sekedar menjadi menara
gading.
6. Nilai karakter apa saja yang bapak / ibu berikan dalam pembelajaran sosiologi
untuk membentuk karakter siswa dalam materi hubungan sosial ?
Jawab :
Pertama, saya ingin membetuk siswa yang jujur, bertanggung jawab, dan
plural lagi lagi. 3 hal itu yang saya kedepankan, jika tingkat menengah
nya sudah mampu bersikap jujur walau tidak maksimal.tapi
dalambeberap hal ia bisa bertanggung jawab terhdap tugas tugas, terhadp
perannya di sekolah, itu yang saya kedepankan. Lai lagi dia juga harus
bersifat plural. Itu yang saya kedepankan. Terutama dalam materi
hubungan sosial. Dia harus mampu menjadi manusia atau individu yang
bersifat jujur dan bertanggung jawab menghargai perbedaan.
7. Sarana apa saja yang bapak / ibu gunakan untuk menerapkan pendidkan karakter
dalam pembelajaran sosiologi dalam materi hubungan sosial?
Jawab :
Tidak terlepas dengan pembelajaran yang sifatnya konvensional mauun
saat ini, bisa dikatakan memakai infokus tau ceramah, papan tulis, semua
yang dikatakan umum yang digunakan semua guru yang ada disini.
8. Dalam menerapkan peendidikan karakter, sumber ajar apa yang ibu gunakan
dalam pembelajaran sosiologi?
Jawab :
Sampai saat ini selama saya mengaar kelas X, saya menggunakan buku
teks yang diberikan oleh pemerintah. Karena bagaimanapun ada tahapan
kognitif yang masih cukup senjang sumber sumber buku yang
digunakan, mungkin bisa digunakandi kelas XI, dan XII. Ada hambatan
131

ketika akan menggunakan sumber buku diluar buku teks nantinya akan
ada pemahaman yang sulit di tangkap oleh siswa. Dari bahasa yang ada
di buku lain, ditambah hambatan nya menyesuaikan pembelajaran
tersebut dengan sumber buku yang lain yang belum tentu bisa mengikuti
ranah RPP tersebut, tapi di sisi lain saya menggunakan sumber buku lain
di dalam kepala saya, tidak saya bawa kekelas jadi apa yang saya baca
itu saya terapkan tidak terpaku dengan apa yang di buku teks tersebut.
9. Bagamana cara ibu / bapak menanamkan nilai nilai karakter dalam kegiatan
belajar mengajar saat materi hbungan sosial ?
Jawab :
Saya lakukan dengan cara sosiodrama, kita bisa lakukan dengan cara
menonton film. Tentunya menonton film yang nyatanya terjadi
masyarakat. Jika kita ingin melihat gejala sosial, apa gejala sosial di
kalangan remaja. Jika remaja dikatakan nakal, sulit d atur gejala sosial
itu seperti apa ? ketika ada masalah sosial sepeeti narkoba, tawuran dll.
Itu pasti ada gejala sosial sebelumnya. Baik indvidu ataupun lainnya.
Seperti dia itu kurang plural, mengenal rokok, minuman keras, pada
akhirnya menjadi gerbang sebearnya gejala sosial tersebut.peran dari
orang tua kurang melakukan tindakan preventif, yang pada akhirnya
menjadi gejala sosial. Siswa itu cenderung menjadi liar, dan akhirnya
kasus itulah yang diadikan dasar ketika kita mengajar. Contohnya kita
bisa lihat berita, mereka suruh membaca disana. Itu bukan sekedar
pembelajaran di kelas yang sifatya mengawan ngawang,berdasarkan
pengalaman, keseharian prinsipnya adalah bahwa papan tulis tidak boleh
terlepas dari kehidupan siswa.
10. Apa kendala yang bapak / ibu hadapi dalam menerapkan pendidikan karakter
kepada siswa dalam pembelajaran sosiologi ?
Jawab :
Mereka kurang mendapatkan bekal yang cukup, ketika dar tingkat
menengah pertama. Ada beberapa hal yang sulit. Hambatannya mungkin
132

psikologi perkembangan dia sebagai siswa, masih sedang swdngnya


transisi. Seang nakalnya, nnamun disisi lain dia belum mendaptakn bekal
yang cukup dari sekolah pertama nya, apalagi dari backgroundnya
kurang bagus dari segi pendidikannya,itu agak sulit mengajak mereka.
Hambatan yang lain juga ketika mengajar kelas yang di isi siswa siswa
jalur prestasi dari kalangan atlet siswa siswa yang berpretasi di bidang
olahraga yang mengedepan nonakademik itu memiliki karakter yang
unik, ketika dalam pembelajaran itu cenderung lebih aktif. Secara
psikomotorik mereka sangat aktif, jadi tidak bisa seperti siswa pada
umumnya belajar secra kondusif mereka akan terus melakukan kegiatan
yang diluar pembelajaran, mungkin ngobrol, tidak bisa diam, itu
hambatan untuk menanamkan pendidikan karakter. Sebagai guru kita
jangan merubah dia, kita ahanyamengaahkan karakter tersbut harus di
tempatkan di tempat yang pas.
11. Apa upaya yang bapak / ibu lakukan unttuk mengatasi kendala dalam
pembelajaran sosiologi?
Jawab :
Jangan anak yang aktif kita tekan agar menjadi pasif, itu karakter dia
selama karakter itu positif, selama ini kadang guru ketika melihat anak
berisik di kelas terus semata mata di lihat kaarakter anak itu negatif,
padahal bukan karakter negatif tapi hanya situasi nya tidak pas. Padahal
akalu karakter itu ada ditempat pas ia akan menjadi orang yang mudah
beraul di masyarakat. Paling kita hanya mengarahakan agar karakter itu
ditempatkan pada tempatnya. Itu menjadi solusi ketika menghadapi
siswa dengan karakter yang berbeda beda di kelas.
12. Penilaian apa yang bapak / ibu gunakan dalam mengevaluasi pembelajaran
sosiologi dalam menerapkan pendidikan karakter ?
Jawab :
Sebagaimana sekolah sekolah kita mengadakan UTS, UAS sebagai
evaluasi pembelajaran kita juga melakukan kuis melakaukan ulangan
133

harian sebagai bentuk evaluasi pembelajaran merekas sepanjang satu


semester ini atau mungin sepanjang satu bulan, materi,KD, itu
bagaimana dia mampu menangkap dan meskipun saya tidak terlalu
memporsikan hal itu. Bagi saya amat sulit bagi anak kelas X, yang
mungkin secara latar belakang tidak memahami sama sekali sosiologi
secara teori ditambah ada hal yang cukup rumit, mengenalkan tokoh
tokoh beserta teorinya evaluasi standar kita melakukan UTS, UAS,
ulangan harian kuis dll. Untuk sekedar melihat daya tangkap kognitif
mereka sejauh apa.
13. Apakah ada perubahan nyata pada siswa setelah diterapkan pendidikan karakter
dalam pembelajaran sosiologi ?
Jawab :
Mereka jadi kritis, terurama aksi demo kemarin tentang dana bos, itu
bukti bahwa siswa telah tertanam karakter kritis, karakter yang ingin
saya kedepankan ada 4 hal juur, bertanggung jawab, kritis dan plural.
Apakah ada perubahn nyata. Terutama di kelas X, bukan hanya
terpengaruh tetapi mereka merasa terpanggil untuk menuntut hak
mereka. Bahwa mereka sebagai siswa yang saya tanamkan karakter
sebagai individu yang jujur dan kritis, mereka aplikasikan saat
demonstrasi kemarin salah satunya. Mereka menuntut ke pihak sekolah,
itu menjadi buti nyata bahwa mereka menjadi siswa yang berkarakter
positif dalam arti kritis yang tadi saya sampaikan bahwa saya sampaikan
daya kritis mereka ditempatkan pada situasi yang tepat dan sangat sulit
terjadi karena untuk melakukan aksi tersebut, mereka harus terancam
sebagai seorang peseta didik di sekoah tapi mereka bersatu dilapagan.
Rasa persatuan itu bisa dikatakan bentuk implementasi karakter plural
tersebut. Kita juga berkumpul di dalam lapnagan itu kan dengan kelas
dan karakter yang berbeda. kurang lebih adalah pengaruh perubahan
terhadp karakter siswa tersebut.
134

14. Apakah terdapat hubungan antara penanman nilai nilai karakter dalam
pembelajaran sosiologi dengan prestasi belajar siswa ? jelaskan !
Jawab :
Sampai saat ini berhubungan, mungkin 60%. Terkadang siswa yang
jujur,bertanggung jawab, kriis dan plural akan se arah dengan
prestasinya. Karen lagi lagi prestasi di sekolah masih dalam segi sudut
pandang yang sempit yaitu nilai. Itu yang menurut saya kalauparadigma
nya siswa berprestasi karena nilai, bagi saya korelasinya masih 60%, tapi
kalau prestasi dikedpankan bagaimna siswa itu memiliki pengaruh di
sekolah, mampu melakaukan sebuah hal membuat karya yang aplikatuf,
bagi saya berpengaruh. Bagi saya ada hubungannya yang cukup besar.
Tapi lagi lagi kalau dikedepankan nilai ya belum tentu.karena yang tidak
jujur bisa dapat nilai bagus dan sebaliknya. Maka yang jadi
permasalahan parameter prestasinya di perlua, bukan hanya sekedar nilai
yang ada di kertas, tapi prestasi keseharian, prilaku, menginspirasi. Itu
berprestasi menurut saya.
15. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai religius ?
Jawab : Iya. Saya sebelum memulai pelajaran berdoa terlebih dahulu bersama
anak-anak.
16. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai jujur ?
Jawab : Iya betul. Dalam memberikan tugas saya melarang siswa untuk
mencontek untuk mendapatkan nilai bagus.
17. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Toleransi ?
Jawab : Iya betul. Siswa harus menghormati hal yang berbeda baik itu
agama,ras,suku dan antar golongan.
18. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Disiplin ?
Jawab : Iya. Siswa harus datang tepat waktu. Dalam hal berpakaian. Menepatkan
sepatu ditempatnya.
19. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Kerja keras ?
Jawab : Iya betul. Dalam mengerjakan tugas siswa saya perintahkan untuk
135

menjawab soal dengan benar dan mencari jawaban yang terbaik saat
essay.
20. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Kreatif ?
Jawab : Iya betul. Dalam menjawab soal siswa saya perintahkan untuk tidak
menjawab hanya dengan pikirannya saja tanpa sumber. Setelah itu
sumbernya diolah oleh mereka.
21. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Mandiri ?
Jawab : Iya betul. Mandiri dalam arti siswa tidak boleh mencontek.
22. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Demokratis ?
Jawab : Iya. Siswa dipersilahkan untuk memberikan tanggapan dan kelompok
yang lain mendengarkan dan dipersilahkan menyanggah.
23. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Rasa ingin tahu ?
Jawab : Iya. Sebelum belajar siswa harus membaca materi yang akan dipelajari.
24. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Semangat
Kebangsaan ?
Jawab : Iya. Siswa saya ajarkan untuk semangat dalam menuntut ilmu agar
terwujudnya kemajuan bagi bangsa
25. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Cinta tanah air ?
Jawab : Iya betul. Contohnya menyayikan lagu Indonesia Raya saat belajar .
26. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Menghargai
prestasi ?
Jawab : Iya. Memberikan nilai yang sepadan terhadap prestasi siswa yang
berprestasi.
27. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai bersahabat atau
komunikatif ?
Jawab : Iya. Dalam mengajar saya mengahruskan bekerja sama dalam setiap
kelompok sehingga terhadi proses ineraksi yang kuat antar anggota
kelompok.
28. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Cinta damai ?
Jawab : Iya betul. Dalam kerja kelompok atau didalam kelas biasanya timbul
136

konflik kecil. Maka dari itu saya menanamkan cinta damai kepada siswa
bahwa kita ini satu kelas.
29. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Gemar membaca ?
Jawab : Iya. Siswa saya perintahkan untuk membaca literatur yang ada di buku
maupun di internet untuk menambah wawasan
30. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli lingkungan ?
Jawab : Iya betul. Seperti membuang sampah jangan sembarangan. Merapikan
kelas yang kotor.
31. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli sosial ?
Jawab : Iya. Seperti menjenguk teman yang sedang sakit
32. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Tanggung jawab ?
Jawab : Iya. Siswa harus bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh
guru dan bertanggung jawab tepat waktu mengumpulkannya.
137

LAMPIRAN 4

Lembar Wawancara Siswa

Nama : Trias Apriyono

Tempat : Masjid

Kelas : XII IPA 2

1) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai religius ?


Jawab : Iya. Guru saya menanamkan sifat religius contohnya itu dia
mengajarkan kami berdoa sebelum belajar dana disaat jam pelajaran mendakati
waktu solat guru itu mengingatkan kita untuk solat.
2) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai jujur ?
Jawab : iya. Guru itu menanamkan. Dengan memberitahu agar tidak mencontek
pada saat ulangan.
3) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Toleransi ?
Jawab : mengajarkan dan memberikan. Karena di kelas kami umat beragama
tidak hanya satu. Seperti kristen dan konghucu. Pada saat hari besar guru
tersebut memberikan toleransi kepada yang muslim ataupun nomuslim.
4) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Disiplin ?
Jawab : iya. Sangat menekanakan baik untuk tugas dan pelajaran dan ketepatan
waktu dalammengumpulkan tugas.
5) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Kerja keras ?
Jawab : Iya. Kita diajarkan untuk tepat waktu dalam mengejarkan tugas.
6) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Kreatif ?
Jawab : Iya. Menanamkan nilai kreatif dalam berfikir. Misalnya melihat masalah
dari berbagai sisi.
7) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Mandiri ?
Jawab : Tidak. Karena umumnya setiap tugas yang diberikan dari guru
perkelompok.
138

8) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Demokratis ?


Jawab : Diajarkan. Kami di ajak berdiskusi. Jadi pendapat dari setiap kelompok
itu bisa di diskusikan.
9) Apakah dalam mengajar sosiologi guru n menanamkan nilai Rasa ingin tahu ?
Jawab : Iya. Disaat kita menemukan suatu masalah. Kita di ajak berfikir untuk
memecahkan maasalah tersebut.
10) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Semangat
Kebangsaan ?
Jawab : Tidak
11) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Cinta tanah air ?
Jawab : Kurang
12) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Menghargai prestasi ?
Jawab : Iya. Setiap ada yang mendapat nilai yang bagus. Mendapat penghargaan
dari guru.
13) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai bersahabat atau
komunikatif ?
Jawab : iya. Karena disaat berkelompok kita diajarkan untuk berkounikasi yang
baik.
14) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Cinta damai ?
Jawab : Iya. Kalau kita tidak damai kelompok kita ada perpecahan.
15) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Gemar membaca ?
Jawab : Iya. Karena setia sebelum memulai pelajaran kita diperintahkan literasi.
16) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai peduli lingkungan ?
Jawab : Iya. Sebelum guru tersebut memulai pelajaran menanyakan masih ada
sampah atau tidak. Jika ada diperintahkan untuk dibuang.
17) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai peduli sosial ?
Jawab : Iya menanamkan
18) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Tanggung jawab ?
Jawab : Iya. Kita kan berkelompok. Disetiap kelompok bertanggung jawab. Kita
di ajarkan untuk bertanggung jawab
139

Lembar Wawancara Siswa

Nama : Andi

Tempat : Masjid

Kelas : XI IPA 5

1) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai religius ?


Jawab : Iya. Sebelum pelajaran dimulai guru tersebut meminta kita berdoa
terlebih dahulu.
2) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai jujur ?
Jawab : iya. Karena saat ulangan guru tersebut bilang jangan mencontek..
3) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Toleransi ?
Jawab : Iya. Karena dikelas itu tidak hanya satu agama saja. Jadi kita diajarkan
bertoleransi terhdap agama agama lain.
4) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Disiplin ?
Jawab : iya. Karena kita sebagai pelajar diberi tugas untuk tepat waktu
pengumpulannya.
5) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Kerja keras ?
Jawab : Iya. Karena selain disiplin kita juga harus mempunyai nilai kerja keras
untuk tugas tersebut.
6) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Kreatif ?
Jawab : Iya. Karena untuk menjawab soal kita harus punya nilai yang kreatif.
7) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Mandiri ?
Jawab : kadang kadang. Karena umumnya setiap tugas yang diberikan dari guru
perkelompok.
8) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Demokratis ?
Jawab : Diajarkan. Kita ditanamkan nilai demokrasi karena tidak satu kelompok
saja.
9) Apakah dalam mengajar sosiologi guru n menanamkan nilai Rasa ingin tahu ?
140

Jawab : Iya. Karena tugas sosiologi yang kita diajarkan ada soal soal yang tidak
kita pahami.
10) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Semangat
Kebangsaan ?
Jawab : Masih kurang
11) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Cinta tanah air ?
Jawab : Masih kurangjuga untuk nilai tersebut

12) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Menghargai prestasi ?
Jawab : Iya. Setiap siswa yang bisa berpendapat diberika prestasi.
13) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai bersahabat atau
komunikatif ?
Jawab : iya. Disaat kerja kelompok kita tidak aada yang berkelahi.
14) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Cinta damai ?
Jawab : Iya. Sama itu juga kita ditanamkan cinta damai.
15) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Gemar membaca ?
Jawab : Iya. Biasanya sebelum kita mengerjakan tugas kita pasti diperintahkan
untuk membaca dan mencari buku tersebut.
16) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai peduli lingkungan ?
Jawab : Iya. Biasanya kami diperintahkan untuk memeriksa ada sampah atau
tidak..
17) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai peduli sosial ?
Jawab : Iya. Karena dipelajaran sosiologi ada materi tentang peduli sosial.
18) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Tanggung jawab ?
Jawab : Iya. Karena kita mempunyai tugas dan harus dikumpulkan tepat waktu
kepada guru.
141

Lembar Wawancara Siswa

Nama : Amin

Tempat : Masjid

Kelas : X IPS 2

1) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai religius ?


Jawab : Iya. Contohnya setiap jam istirahat kedua. Kita diistirahatkan dulu untuk
solat berjamaah di masjid.
2) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai jujur ?
Jawab : iya. Misalnya saat ulangan harian kami diperintahkan jujur walaupun
nilai apa adanya.
3) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Toleransi ?
Jawab : sangat. Didalam sosiologi sangat diajarkan toleransi terhadap agama
lain. Jadi saling menghargai.
4) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Disiplin ?
Jawab : iya. Misalnya abis upacara ada pelajarn sosiologi bapak tersebut
mendisplinkan tepat waktu.
5) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Kerja keras ?
Jawab : Iya. Dalam sosiologi kita diajarkan untuk bekerjasama misalnya ada
ulangan berkelompok. Kami diajarkan untuk kerja keras..
6) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Kreatif ?
Jawab : kurang. Tetapi ada sedikit diajarkan.
7) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Mandiri ?
Jawab : kurang. Karena umumnya setiap tugas yang diberikan dari guru
perkelompok.
8) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Demokratis ?
Jawab : Diajarkan. Misalnya ketika diadakan pemilihan ketua osis.
9) Apakah dalam mengajar sosiologi guru n menanamkan nilai Rasa ingin tahu ?
142

Jawab : Iya. Misalnya ada sebuah permasalahan. Kita diajarkan untuk memiliki
rasa ingin tahu.
10) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Semangat
Kebangsaan ?
Jawab : Diajarkan. Misalnya diupacara ditertibkan semuanya. Hormat kepada
bendera.
11) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Cinta tanah air ?
Jawab : diajarkan. Misalnya bernyanyi Indonesia raya.
12) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Menghargai prestasi ?
Jawab : Iya. Setiap ada yang mendapat nilai yang bagus. Mendapat penghargaan
dari guru.
13) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai bersahabat atau
komunikatif ?
Jawab : iya. Karena disaat berkelompok kita diajarkan untuk berkounikasi yang
baik.
14) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Cinta damai ?
Jawab : Kurang. Karena sosiologi tidak terlalu mendalam kecinta damai.
15) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Gemar membaca ?
Jawab : Iya. Misalnya kita sebelum memulai pelajaran kita disuruh untuk
membaca materiya terlebih daulu.
16) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai peduli lingkungan ?
Jawab : Iya. Sebelum guru tersebut memulai pelajaran menanyakan masih ada
sampah atau tidak. Kita piket dahulu Jika ada diperintahkan untuk dibuang.
17) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai peduli sosial ?
Jawab : Iya. Sangat diajarkan. Contohnya kemarin aa bencana di lombok. Kita
berpartsipasi untuk korban bencana.
18) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Tanggung jawab ?
Jawab : Iya. Kita sangat diajark
143

LAMPIRAN 5

Data Instrumen Angket Siswa

Jawaban Frekuensi Persentase


Menanamkan Nilai Karakter ( No Item 1 )
Ya 15 100 %
Tidak 0 0
Menjadi Sosok Teladan ( No Item 2 )
Ya 15 100 %
Tidak 0 0
Guru Memerintah Membaca Doa ( No Item 3 )
Ya 15 100 %
Tidak 0 0
Pentingnya Pendidikan Karakter ( No Item 4 )
Ya 15 100%
Tidak 0 0
Nilai Positif Nilai Karakter ( No Item 5 )
Ya 15 100 %
Tidak 0
Guru Menggunakan Sumber Belajar ( No Item 6
)
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
Guru Mengevaluasi ( No Item 7 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
Guru Menggunakan Sarana ( No Item 8 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
144

Guru Menggunakan Model Pembelajaran ( No


Item 9 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
Perubahan Nyata Pada Siswa ( No Item 10 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
145

LAMPIRAN 6

No. Aspek Yang Diamati Kegiatan


1. Sarana dan prasarana sekolah Mengamati kondisi sarana
dan prasarana yang ada di
sekolah untuk menunjang
kegiatan pembelajaran di
dalam kelas maupun diluar
kelas seperti tempat
ibadah, perpus, kantin dll
2. Lingkungan sekolah Mengamati kedaan
lingkungan sekolah dan
sekitarnya. Mencatat
kelebihan dan
kekuranganya seperti
kebersihan, strategis
tidaknya letak sekolah
dengan lingkungan
3. Guru Melihat cara guru
memberikan materi pada
saat proses pembelajaran
dan melihat guru
melaksanakan dan
memberikan
nilai-nilai pendidikan
karakter
4. siswa Mengamati sikap siswa
pada saat proses
pembelajaran di dalam
kelas

HASIL OBSERVASI

1. Mengamati keadaan sekolah meliputi :


a. Kondisi geografis di SMA Negeri 1 Parung berada di tengah pemukiman
warga. Untuk menuju sekolah. Siswa yang pergi menggunakan transportasi
umum harus turun di gang menuju sekolah. Setelah itu berjalan kaki untuk
146

menuju sekolah. Berbedda dengan ayng membawa kendaraan masing


masing.
b. Lingkungan sekolah terboilag asri karena banyak pohon pohon rindang yang
tumbuh di sekaitar sekolah
c. Fasilitas sekolah d SMA Negeri 1 Parung dibilang cukup lngkap seperti
lapngan, laboratorium, masjid, lapnagn bulu tangis, aula, kantin dan masih
banyak lagi.
2. Mengamati kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Parung yang meliputi :
a. Proses pelaksanaan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Dalam proses pembelajaran di kelas berjalan kondusif. Siswa dan guru
saling berinteraksi. Dalam kegatan pendahuluan guru membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam serta memerintahkan siswa untuk
membaca doa terlebih daulu.
2. Kegiatan inti
Dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu kegiatan inti guru
menjelaskan tentang materi pelajaran yang dibahas pada saat itu. Guru
membuat kelompok untuk berdiskusi setelah berdiskusi siswa
diperintahkan untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

Pada kegiatan ini dua guru sosiologi menggunakan metode


diskusi tentang materi yang sedang dipelajari . sedangkan untuk satu
orang guru sosiologi menggunakan tekknik hafalan untuk mengetes
daya ingat siswa. Pada kompetensi dasar adapun untuk materi kelas
X Manusia sebagai individu dan makhluk sosial . sedangkan untuk
kelas XI Kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Dan untuk
kelas XII Perubahan sosial adalah proses perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Kegiatan inti diskusi :
a. Guru meminta siswa membut kelompok
147

b. Guru menjelaskan materi terseut


c. Setiap kelompok di perintahkan untuk mendiskusikan
permasalahan apada materi tersebut
d. Agar terjadi interaksi anatar guru dan siswa maka
diadakan tanya jawab untuk membuat susana kelas
menjadi pro aktif
e. Siswa di kelompokan menjadi 8 kelompok.
f. Guru memberikan tugas dan memerintahkan menulis
permasalahan dan solusi dalam permasalahan di materi
tersebut.
g. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
h. Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah
didiskusikan
3. Kegiatan penutup
Kegiatan ini diisi dengan kesimpulan materi, guru
bersama siswa menyimpulkan pelajaran, refleksi. Siswa
menyimpulkan materi yang dipelajari, penugasan serta guru
memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam belajar.
148

LAMPIRAN 7

LEMBAR DOKUMENTASI

No Jenis Sumber Ada Tidak Keteranga


Dokumen n
1 Profil Sekolah TU √
2 Visi dan Misi TU √
Sekolah
3 Data Jumlah TU √
Guru dan
Tenaga
Kependidikan
4 Data Jumlah TU √
Siswa
5 Data sarana TU √
dan prasarana
6 Silabus Mata Guru √
Pelajaran
Sosiologi
7 RPP (Rencana Guru √
Pelaksanaan
Pembelajaran )
Pelajaran
Sosiologi
149

LAMPIRAN 8

SILABUS PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA negeri 1 Parung

Mata Pelajaran : Sosiologi

Kelas/Program : X/Ilmu Sosial

Semester : 1 (satu)

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dalam ilmu pengentahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
150

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

1.1 Mensyukuri keberagaman Unit 1 • Menjelaskan tentang perbedaan Tugas 18 x 45’ Sosiologi untuk
agama dalam kehidupan sosial manusia sebagai individu dan kelompok SMA dan MA
Sosiologi dan
dan kebudayaan sebagai makhluk sosial, definisi sosiologi, kelas X Advanced
Antropologi
anugerah Tuhan Yang Maha dan sifat-sifat sosiologi. Learning Sociology
sebagai Disiplin
Kuasa. • Mengamati penjelasan guru tentang Pengamatan 1, Janu
Ilmu
2.1 Merespon secar a positif manusia sebagai individu dan sikap Murdiyatmoko dan
barbagai permasalahan bangsa A. Manusia makhluk sosial. citra handayani,
terkait dengan keberagaman sebagai • Mampu mengajukan pertanyaan awal penerbit PT
sosial dan budaya yang ada Indovidu dan tentang penjelasan guru. Tes unjuk Grafindo Media
dimasyarakat. Makhluk Sosial • Mampu mengemukakan pendapat kerja Pratama
3.1 Mendeskripsikan peran dan B. Ilmu Sosiologi sendiri terkait dengan pertanyaan
Artikel, gambar,
fungsi sosiologi dan C. Ilmu dari siswa lainnya.
dari berbagai media
antropologi dalam mengkaji Antropologi Tes tertulis
• Mengumpulkan data/informasi massa
berbagai fenomena sosial dan D. Hubungan tambahan tentang manusia sebagai
151

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

budaya yang terjadi di Sosiologi dan individu dan makhluk sosial, definisi
masyarakat. Antropologi sosiologi, dan sifat-sifat sosiologi.
Portofolio Kamus Sosiologi
E. Fungsi • Mengerjakan tugas berkaitan dengan
Sosiologi dan materi yang disampaikan.
Antropologi • Siswa mengumpulkan hasil tugasnya
Koran, majalah,
untuk dinilai.
TV, internet.
• Menyimpulkan tentang manusia
sebagai individu dan makhluk sosial,
definisi sosiologi, dan sifat-sifat
sosiologi.
• Mengkomunikasikan hasil
pengamatan dalam bentuk laporan
dan membacakan laporannya.
• Menegaskan kembali pada materi
manusia sebagai individu dan
makhluk sosial, definisi sosiologi,
dan sifat-sifat sosiologi dan
152

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

meluruskan jika terjadi salah konsep.


• Menjelaskan tentang sejarah
perkembangan sosiologi,
perkembangan sosiologi di
Indonesia, dan konsep-konsep dasar
sosiologi
• Mengamati bagan yang ditmpilkan
guru tentang tentang hubungan
sosiologi dengan masalah-masalah
sosial.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
tentang masalah sosial-masalah
sosial yang terjadi dalam masyarakat.
• Mampu mengemukakan pendapat
sendiri terkait dengan pertanyaan
dari siswa lainnya.
• Mampu menuliskan beberapa
153

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

masalah sosial yang sering terjadi


dalam masyarakat
• Mengerjakan tugas berkaitan dengan
materi yang disampaikan.
• Mengumpulkan hasil tugasnya untuk
dinilai.
• Menyimpulkan tentang sejarah
perkembangan sosiologi,
perkembangan sosiologi di
Indonesia, dan konsep-konsep dasar
sosiologi.
• Mengkomunikasikan hasil
pengamatan dalam bentuk laporan
dan membacakan laporannya.
• Menegaskan kembali pada materi
manusia sebagai individu dan
makhluk sosial dan meluruskan jika
154

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

terjadi salah konsep.


• Mengamati video yang ditampilkan
oleh guru tentang masalah sosial.
• Mengamati masalah untuk dapat
memecahkan permasalahan.
• Membagi kelompok diskusi.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
tentang sosiologi sebagai metode.
• Berdiskusi dengan temannya
memecahkan masalah yang
ditampilkan melalui video
• Guru bertindak sebagai pemandu
diskusi kelas.
• Menggali informasi dari buku
sumber tentang sosiologi sebagai
metode dan fungsi sosiologi sebagai
ilmu yang mengkaji hubungan
155

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

masyarakat dan lingkungannya.


• Mengumpulkan informasi tambahan
tentang sosiologi sebagai metode.
• Menyimpulkan hasil diskusi tentang
sosiologi sebagai metode.
• Menyimpulkan pemecahan
permasalahan yang ditampilkan guru
melalui video.
• Mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelompok lain dan
ditanggapi oleh kelompok lainnya.
• Memberikan penegasan pada materi
sosiolog sebagai metode dan
meluruskan jika terjadi salah konsep.
• Menjelaskan tentang ilmu
antropologi.
• Mengamati penjelasan guru tentang
156

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

pengertian antropologi, cabang-


cabang ilmu antropologi, dan
konsep-konsep dalam antropologi.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
tentang penjelasan guru.
• Mampu mengemukakan pendapat
sendiri terkait dengan pertanyaan
dari siswa lainnya.
• Mengumpulkan data/informasi
tambahan tentang pengertian
antropologi, cabang-cabang ilmu
antropologi, dan konsep-konsep
dalam antropologi.
• Mengerjakan tugas berkaitan dengan
materi yang disampaikan.
• Siswa mengumpulkan hasil tugasnya
untuk dinilai.
157

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

• Menyimpulkan tentang pengertian


antropologi, cabang-cabang ilmu
antropologi, dan konsep-konsep
dalam antropologi.
• Mengkomunikasikan hasil
pengamatan dalam bentuk laporan
dan membacakan laporannya.
• Menegaskan kembali pada materi
pengertian antropologi, cabang-
cabang ilmu antropologi, dan
konsep-konsep dalam antropologi.
• Menjelaskan tentang hubungan
sosiologi dan antropologi.
• Mengamati penjelasan guru tentang
hubungan sosiologi dan antropologi.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
tentang penjelasan guru.
158

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

• Mampu mengemukakan pendapat


sendiri terkait dengan pertanyaan
dari siswa lainnya.
• Mengumpulkan data/informasi
tambahan tentang hubungan
sosiologi dan antropologi.
• Mengerjakan tugas berkaitan dengan
materi yang disampaikan.
• Siswa mengumpulkan hasil tugasnya
untuk dinilai.
• Menyimpulkan tentang hubungan
sosiologi dan antropologi.
• Mengkomunikasikan hasil
pengamatan dalam bentuk laporan
dan membacakan laporannya.
• Menegaskan kembali pada materi
hubungan sosiologi dan antropologi.
159

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

• Menjelaskan tentang fungsi sosiologi


dan antropologi.
• Mengamati penjelasan guru tentang
fungsi sosiologi dan antropologi.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
tentang penjelasan guru.
• Mampu mengemukakan pendapat
sendiri terkait dengan pertanyaan
dari siswa lainnya.
• Mengumpulkan data/informasi
tambahan tentang fungsi sosiologi
dan antropologi.
• Mengerjakan tugas berkaitan dengan
materi yang disampaikan.
• Siswa mengumpulkan hasil tugasnya
untuk dinilai.
• Menyimpulkan tentang fungsi
160

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

sosiologi dan antropologi.


• Mengkomunikasikan hasil
pengamatan dalam bentuk laporan
dan membacakan laporannya.
• Menegaskan kembali pada materi
fungsi sosiologi dan antropologi jika
terjadi salah konsep.

2.1 Merespon secara positif Unit 2 • Mengaitkan pembelajaran yang Tugas 12 x 45’ Sosiologi untuk
berbagai permasalahan bangsa sudah diberikan dengan kelompok SMA dan MA
Nilai dan Norma
terkait dengan keberagaman pembelajaran yang akan diberikan. kelas X Advanced
Sosial sebagai
sosial dan budaya yang ada di • Memberi pengantar tentang pokok Learning Sociology
Pembentukan
masyarakat bahasan baru yaitu nilai dan norma Pengamatan 1, Janu
Kepribadian
3.1 Mendeskripsikan peran dan sosial. Tidak lupa untuk menjelaskan sikap Murdiyatmoko dan
fungsi Sosiologi dan A. Nilai pula tentang fungsi nilai dan norma citra handayani,
Antropologi dalam mengkaji B. Norma sosial dalam hidup bermasyarakat. penerbit PT
berbagai fenomena sosial dan C. Peran Nilai dan • Mampu mengajukan pertanyaan awal Tes unjuk Grafindo Media
161

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

budaya yang terjadi di Norma dalam tentang nilai-nilai sosial. kerja Pratama
masyarakat Sosialisasi • Siswa dibagi ke dalam beberapa
3.3 Mendeskripsikan proses D. Nilai dan kelompok, masing-masing kelompok
internalisasi nilai-nilai dan Norma sebagai terdiri atas 4 orang. Tes tertulis Artikel dari koran
norma sebagai pembentuk Pembentukan • Masing-masing nomor yang sama dan internet
kepribadian sebagai dasar untuk Kepribadian berkumpul menjadi kelompok kecil
membangun hubungan untuk mendiskusikan materi yang Portofolio
(interaksi) sosial yang harmonis diberikan, Kamus Sosiolog

• Setelah kelompok kecil selesai


berdiskusi, masing-masing siswa
berdasarkan nomor kembali ke Masyarakat

kelompok intinya untuk bergabung setempat

mendiskusikan hasil dari diskusi


kelompok kecil.
Data
• Membuat kesimpulan dari hasil
instansi/lembaga
diskusi
• Membuat kesimpulan tentang
162

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

kebesaran Tuhan YME dikaitkan


dengan nilai-nilai sosial yang ada di
masyarakat.
• Mempresentasikan hasil diskusinya.
• Menegaskan kembali pada materi
fungsi sosiologi dan antropologi jika
terjadi salah konsep.
• Mengamati peta konsep
pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
• Mengamati pengertian norma yang
dijelaskan oleh guru.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
tentang norma-norma sosial.
• Tanya jawab tentang materi
pengertian norma, tingkatan dan
macam-macam norma.
163

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

• Mengumpulkan informasi tambahan


tentang norma-norma sosial dari
berbagai sumber (buku paket,
sumber buku lain)
• Mengumpulkan informasi tambahan
tentang macam-macam norma dari
internet.
• Menyimpulkan tentang norma-norma
sosial.
• Menyimpulkan kekuasaan Tuhan
YME dikaitkan dengan norma sosial.
• Membacakan hasil diskusinya, siswa
dari kelompok lain boleh bertanya,
menanggapi, atau menyanggah.
• Memberi penegasan terhadap materi
jika terjadi salah konsep.
• Mengamati peta konsep
164

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

pembelajaran sesuai dengan tujuan


pembelajaran.
• Mengamati peran nilai dan norma
dalam sosialisasi yang dijelaskan
oleh guru.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
tentang peran nilai dan norma dalam
sosialisasi.
• Tanya jawab tentang materi peran
nilai dan norma dalam sosialisasi.
• Mengumpulkan informasi tambahan
peran nilai dan norma dalam
sosialisasi dari berbagai sumber
(buku paket, sumber buku lain)
• Mengumpulkan informasi tambahan
tentang peran nilai dan norma dalam
sosialisasi.
165

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

• Menyimpulkan tentang peran nilai


dan norma dalam sosialisasi.
• Menyimpulkan kekuasaan Tuhan
YME dikaitkan dengan peran nilai
dan norma dalam sosialisasi.
• Membacakan hasil diskusinya, siswa
dari kelompok lain boleh bertanya,
menanggapi, atau menyanggah.
• Memberi penegasan terhadap materi
jika terjadi salah konsep.
• Mengamati peta konsep
pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
• Mengamati nilai dan norma sebagai
pembentuk kepribadian yang
dijelaskan oleh guru.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
166

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

tentang nilai dan norma sebagai


pembentuk kepribadian.
• Tanya jawab tentang materi nilai dan
norma sebagai pembentuk
kepribadian.
• Mengumpulkan informasi tambahan
nilai dan norma sebagai pembentuk
kepribadian dari berbagai sumber
(buku paket, sumber buku lain).
• Mengumpulkan informasi tambahan
nilai dan norma sebagai pembentuk
kepribadian.
• Menyimpulkan tentang nilai dan
norma sebagai pembentuk
kepribadian.
• Menyimpulkan kekuasaan Tuhan
YME dikaitkan dengan nilai dan
167

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

norma sebagai pembentuk


kepribadian.
• Membacakan hasil diskusinya, siswa
dari kelompok lain boleh bertanya,
menanggapi, atau menyanggah.
• Memberi penegasan terhadap materi
jika terjadi salah konsep.
3.4 Menerapkan konsep-konsep Unit 3 • Menjelaskan tindakan sosial menurut Tugas 12 x 45’ Sosiologi untuk
dasar Sosiologi dan Max weber berikut tipe-tipe tindakan kelompok SMA dan MA
Interaksi Sosial
Antropologi dalam memahami sosial menurut Max Weber. kelas X Advanced
hubungan sosial antar individu A. Tindakan • Menyimak penjelasan dari guru Learning Sociology
dan kelompok Sosial tentang tindakan sosial. Pengamatan 1, Janu
3.5 Mendeskripsikan proses B. Interaksi Sosial • Mampu mengajukan pertanyaan awal sikap Murdiyatmoko dan
internalisasi nilai-nilai dan C. Bentuk-Bentuk tentang pengalaman berinteraksi citra handayani,
norma sebagai pembentuk Interaksi Sosial dengan orang lain dengan teman penerbit PT
kepribadian sebagai dasar untuk dan sebangku. Tes unjuk Grafindo Media
membangun hubungan Keteraturan • Mampu menceritakan pengalaman kerja Pratama
168

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

(interaksi) sosial yang harmonis Sosial berinteraksi sosial dengan teman


D. Organisasi sebangku.
Tes tertulis Artikel dari koran
Sosial • Mengumpulkan data/informasi
dan internet
tambahan tentang tindakan sosialdari
berbagai sumber lain (buku paket,
Portofolio
sumber buku lain).
Gambar, foto, CD,
• Mendiskusikan tipe-tipe tindakan
sosial menurut Max Weber berikut
contoh-contohnya.
Masyarakat
• Menyimpukan tentang tindakan setempat
sosial beserta contohnya dalam
kehidupa sosial.
• Menyimpulkan kebesaran Tuhan
YME dikaitkan dengan tindakan
sosial.
• Membacakan hasil diskusinya di
depan kelas. Siswa yang lain bisa
169

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

menanggapi hasil diskusi kelompok.


• Membuat kesimpulan tentang hasil
diskusi kelompok.
• Menjelaskan tentang pengertian
interaksi sosial dan dinamika sosial.
• Menyimak penjelasan dari guru
tentang tentang pengertian interaksi
sosial dan dinamika sosial.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
tentang pengalaman berinteraksi
dengan orang lain dengan teman
sebangku.
• Mampu menceritakan pengalaman
berinteraksi sosial dengan teman
sebangku.
• Mengumpulkan tugas mandiri yang
disampaikan pada pertemuan
170

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

sebelumnya.
• Mendiskusikan pola-pola hubungan
interaksi sosial, faktor-faktor yang
memengaruhi interaksi sosial, dan
syarat-syarat terjadinya interaksi
sosial.
• Menyimpukan interaksi sosial.
• Menyimpulkan kebesaran Tuhan
YME dikaitkan dengan interaksi
sosial.
• Membacakan hasil diskusinya di
depan kelas. Siswa yang lain bisa
memberikan tanggapn.
• Membuat kesimpulan tentang hasil
diskusi kelompok.
• Menjelaskan tentang bentuk-bentuk
interaksi sosial: hubungan
171

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

ketaraturan sosial dan interaksi


sosial, dan bentuk-bentuk interaksi
sosial, dan organisasi sosial.
• Menyimak penjelasan dari guru
tentang tentang bentuk-bentuk
interaksi sosial: hubungan
ketaraturan sosial dan interaksi
sosial, dan bentuk-bentuk interaksi
sosial, dan organisasi sosial.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
tentang bentuk-bentuk interaksi
sosial dan keteraturan dengan teman
sebangku.
• Mampu menceritakan pengalaman
bentuk-bentuk interaksi sosial dan
keteraturan dengan teman sebangku.
• Mengumpulkan tugas mandiri yang
172

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

disampaikan pada pertemuan


sebelumnya.
• Mencari bahan tentang bentuk
interaksi sosial dari sumber lain.
• Menyimpukan mencari bahan
tentang bentuk-bentuk interaksi
sosial.
• Menyimpulkan kebesaran Tuhan
YME dikaitkan dengan keteraturan
sosial.
• Membacakan hasil diskusinya di
depan kelas. Siswa yang lain bisa
memberikan tanggapn.
• Membuat kesimpulan tentang hasil
diskusi kelompok.
• Menjelaskan tentang organisasi
sosial: organisasi formal dan
173

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

oraganisasi informal.
• Menyimak penjelasan dari guru
tentang tentang organisasi sosial.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
tentang organisasi sosial dengan
teman sebangku.
• Mampu menceritakan pengalaman
organisasi sosial dengan teman
sebangku.
• Mengumpulkan tugas mandiri yang
disampaikan pada pertemuan
sebelumnya.
• Mencari bahan tentang bentuk
organisasi sosial dari sumber lain.
• Menyimpukan mencari bahan
tentang organisasi sosial.
• Menyimpulkan kebesaran Tuhan
174

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu

YME dikaitkan dengan oraganisasi


sosial.
• Membacakan hasil diskusinya di
depan kelas. Siswa yang lain bisa
memberikan tanggapan.
• Membuat kesimpulan tentang hasil
diskusi kelompok.
163

LAMPIRAN 9

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Unit 1

Sosiologi dan Antropologi sebagai Disiplin Ilmu

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Sosiologi

Kelas/Semester : X/1

Alokasi Waktu : 18 x 45 menit (6 x pertemuan)

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dalam
ilmu pengentahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
164

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.2 Mensyukuri keberagaman agama 1. Menunjukkan rasa syukur terhadap


dalam kehidupan sosial dan anugerah Tuhan Yang Esa akan
kebudayaan sebagai anugerah Tuhan keberagaman agama dalam kehidupan
Yang Maha Kuasa. sosial dan kebudayaan.

4.1 Merespon secara positif berbagai 1. Menunjukkan respon positif terhadap


permasalahan bangsa terkait dengan berbagai permasalahan yang dialami
keberagaman sosial dan budaya yang bangsa.
ada dimasyarakat. 2. Menghargai keberagaman sosial dan
budaya yang ada dimasyarakat.

5.1 Mendeskripsikan peran dan fungsi 1. Mendeskripsikan pengertian manusia


sosiologi dan antropologi dalam sebagai individu dan makhluk sosial.
mengkaji berbagai fenomena sosial 2. Mendefinisikan pengertian dari
dan budaya yang terjadi di sosiologi dan antropologi.
masyarakat. 3. Menjelaskan hubungan antara ilmu
sosiologi dan ilmu antroplogi.
4. Mendefinisikan fungsi dari sosiologi
dan antropologi sebagai ilmu dan
metode.
165

PERTEMUAN I

a. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan perbedaan manusia sebagai individu dan makhluk sosial
2. Menjelaskan sifat-sifat sosiologi sebagai ilmu
3. Mendefinisikan sosiologi menurut para sosiolog

b. Materi Pembelajaran
1. Manusia sebagai individu dan makhluk sosial
2. Ilmu sosiologi: definisi sosiologi menurut para sosiolog dan sifat-sifat sosiologi
sebagai ilmu

c. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi

d. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar


1. Silabus KTSP SMA
2. Buku sumber : Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit Grafindo Media
Pratama
3. Buku-buku penunjang lain yang relevan dengan materi.
4. Media Pembelajaran massa seperti majalah, koran, dan buku-buku tambahan.
5. Komputer dan proyektor
6. Tongkat pendek
7. Power point Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit Grafindo Media
Pratama
166

e. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pendahuluan

a. Apresepsi: Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan kelas, dan


ketenangan.
b. Memotivasi: diberikan penjelasan tentang pokok bahasan, pengertian,
contoh, pemahaman materi yang akan dipelajari.
c. Rambu-rambu belajar: Mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan
akhir dari pembelajaran materi pada hari itu.

2. Inti

a. Mengamati (Observing)
1) Menjelaskan tentang perbedaan manusia sebagai individu dan
makhluk sosial, definisi sosiologi, dan sifat-sifat sosiologi.
2) Mengamati penjelasan guru tentang manusia sebagai individu dan
makhluk sosial.
b. Menanya (Questioning)
1) Mampu mengajukan pertanyaan awal tentang penjelasan guru.
2) Mampu mengemukakan pendapat sendiri terkait dengan pertanyaan
dari siswa lainnya.
c. Pengumpulan Data (Experimenting)
1) Mengumpulkan data/informasi tambahan tentang manusia sebagai
individu dan makhluk sosial, definisi sosiologi, dan sifat-sifat
sosiologi.
2) Mengerjakan tugas berkaitan dengan materi yang disampaikan.

d. Mengasosiasi (Associating)
167

1) Siswa mengumpulkan hasil tugasnya untuk dinilai.


2) Menyimpulkan tentang manusia sebagai individu dan makhluk sosial,
definisi sosiologi, dan sifat-sifat sosiologi.

e. Mengkomunikasikan (Communicating)
1) Mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk laporan dan
membacakan laporannya.
2) Menegaskan kembali pada materi manusia sebagai individu dan
makhluk sosial, definisi sosiologi, dan sifat-sifat sosiologi dan
meluruskan jika terjadi salah konsep.
3. Penutup

a. Mendorong siswa untuk melakukan menyimpulkan, merefleksi, dan


menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Memberi tugas mengumpulkan artikel yang berhubungan dengan
masalah-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat.

PERTEMUAN II

a. Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskrispsikan sejarah perkembangan sosiologi
2. Menjelaskan perkembangan sosiologi di Indonesia
3. Menjelaskan konsep-konsep dasar sosiologi
b. Materi Pembelajaran
Ilmu Sosiologi:

1. Perkembangan sosiologi
2. Perkembangan sosiologi di Indonesia
3. Konsep-konsep dasar sosiologi
c. Metode Pembelajaran
168

1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi
d. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
1. Silabus KTSP SMA
2. Buku sumber : Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit Grafin
Media Pratama
3. Buku-buku penunjang lain yang relevan dengan materi.
4. Media Pembelajaran massa seperti majalah, koran, dan buku-buku
tambahan.
5. Komputer dan proyektor
6. Tongkat pendek
7. Power point Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit
Grafindo Media Pratama
e. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan

a. Apresepsi: Mempersiapkan kelas untuk pembelajaran


(absensi, kebersihan kelas, dan lain-lain).
b. Memotivasi: Menjawab beberapa pertanyaan tentang
masalah sosial yang dialaminya dalam masyarakat.
c. Rambu-rambu belajar: Mendengarkan penjelasan guru
tentang kompetensi yang akan dicapai.
2. Inti

a. Mengamati (Observing)
1) Menjelaskan tentang sejarah perkembangan sosiologi,
perkembangan sosiologi di Indonesia, dan konsep-
konsep dasar sosiologi
169

2) Mengamati bagan yang ditmpilkan guru tentang tentang


hubungan sosiologi dengan masalah-masalah sosial.
b. Menanya (Questioning)
1) Mampu mengajukan pertanyaan awal tentang masalah
sosial-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat.
2) Mampu mengemukakan pendapat sendiri terkait
dengan pertanyaan dari siswa lainnya.
c. Pengumpulan Data (Experimenting)
1) Mampu menuliskan beberapa masalah sosial yang
sering terjadi dalam masyarakat
2) Mengerjakan tugas berkaitan dengan materi yang
disampaikan.
d. Mengasosiasi (Associating)
1) Mengumpulkan hasil tugasnya untuk dinilai.
2) Menyimpulkan tentang sejarah perkembangan
sosiologi, perkembangan sosiologi di Indonesia, dan
konsep-konsep dasar sosiologi.
e. Mengkomunikasikan (Communicating)
1) Mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk
laporan dan membacakan laporannya.
2) Menegaskan kembali pada materi manusia sebagai
individu dan makhluk sosial dan meluruskan jika terjadi
salah konsep.

3. Penutup

a. Menghimpun beberapa kesimpulan tentang materi


pembelajaran yang telah disampaikan.
b. Pemberian tugas berkaitan dengan materi yang akan
170

disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

PERTEMUAN III

a. Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan sosiologi sebagai metode

b. Materi Pembelajaran
Sosiologi sebagai metode

c. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi

d. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar


1. Silabus KTSP SMA
2. Buku sumber : Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit Grafin
Media Pratama
3. Buku-buku penunjang lain yang relevan dengan materi.
4. Media Pembelajaran massa seperti majalah, koran, dan buku-buku
tambahan.
5. Komputer dan proyektor
6. Tongkat pendek
7. Power point Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit
171

Grafindo Media Pratama

e. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pendahuluan
a. Apresepsi: Mempersiapkan kelas untuk pembelajaran (absensi,
kebersihan kelas, dan lain-lain).
b. Memotivasi: Menjawab beberapa pertanyaan tentang masalah-
masalah sosial yang dialaminya dalam masyarakat.
c. Rambu-rambu belajar: Mendengarkan informasi tentang
kompetensi yang akan dicapai.
2. Inti
a. Membimbing siswa secara berkelmpok untuk:
Mengamati (Observing)

1. Mengamati video yang ditampilkan oleh guru tentang masalah


sosial.
2. Mengamati masalah untuk dapat memecahkan permasalahan.
3. Membagi kelompok diskusi.
Menanya (Quetioning)

1. Mampu mengajukan pertanyaan awal tentang sosiologi sebagai


metode.
2. Berdiskusi dengan temannya memecahkan masalah yang
ditampilkan melalui video
3. Guru bertindak sebagai pemandu diskusi kelas.
172

Pengumpulan data (Experimenting)

1. Menggali informasi dari buku sumber tentang sosiologi sebagai


metode dan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji
hubungan masyarakat dan lingkungannya.
2. Mengumpulkan informasi tambahan tentang sosiologi sebagai
metode.
Mengasosiasi (Associating)

1. Menyimpulkan hasil diskusi tentang sosiologi sebagai metode.


2. Menyimpulkan pemecahan permasalahan yang ditampilkan
guru melalui video.
Mengkomunikasikan (Communicating)

1. Mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok lain dan


ditanggapi oleh kelompok lainnya.
2. Memberikan penegasan pada materi sosiolog sebagai metode
dan meluruskan jika terjadi salah konsep.
b. Mendiskusikan hasil laporan dan menyimpulkan keterkaitan
sosiologi sebagai metode dengan permasalahan sosial, dan
mengelaborasikan dengan permasalahan lainnya.

3. Penutup
Mendorong siswa untuk melakukan menyimpulkan, merefleksikan,
dan menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.

PERTEMUAN IV

a. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan ilmu antropologi
2. Menjelaskan cabang-cabang ilmu antropologi
3. Mendefinisikan antropologi menurut para antropolog
173

4. Menjelaskan konsep-konsep dalam antropologi

b. Materi Pembelajaran
Ilmu Antropologi:

1. Pengertian antropologi
2. Cabang-cabang ilmu antropologi
3. Konsep-konsep dalam antropologi
c. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi
d. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
1. Silabus KTSP SMA
2. Buku sumber : Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit Grafin
Media Pratama
3. Buku-buku penunjang lain yang relevan dengan materi.
4. Media Pembelajaran massa seperti majalah, koran, dan buku-buku
tambahan.
5. Komputer dan proyektor
6. Tongkat pendek
7. Power point Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit
Grafindo Media Pratama
e. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan

a. Apresepsi: Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan


kelas, dan ketenangan.
b. Memotivasi: diberikan penjelasan tentang pokok bahasan,
174

pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan


dipelajari.
c. Rambu-rambu belajar: Mendengarkan penjelasan guru
tentang tujuan akhir dari pembelajaran materi pada hari itu.
2. Inti

a. Mengamati (Observing)
1) Menjelaskan tentang ilmu antropologi.
2) Mengamati penjelasan guru tentang pengertian
antropologi, cabang-cabang ilmu antropologi, dan
konsep-konsep dalam antropologi.
b. Menanya (Questioning)
1) Mampu mengajukan pertanyaan awal tentang
penjelasan guru.
2) Mampu mengemukakan pendapat sendiri terkait
dengan pertanyaan dari siswa lainnya.
c. Pengumpulan Data (Experimenting)
1) Mengumpulkan data/informasi tambahan tentang
pengertian antropologi, cabang-cabang ilmu
antropologi, dan konsep-konsep dalam antropologi.
2) Mengerjakan tugas berkaitan dengan materi yang
disampaikan.
d. Mengasosiasi (Associating)
1) Siswa mengumpulkan hasil tugasnya untuk dinilai.
2) Menyimpulkan tentang pengertian antropologi, cabang-
cabang ilmu antropologi, dan konsep-konsep dalam
antropologi.
e. Mengkomunikasikan (Communicating)
1) Mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk
laporan dan membacakan laporannya.
175

2) Menegaskan kembali pada materi pengertian


antropologi, cabang-cabang ilmu antropologi, dan
konsep-konsep dalam antropologi.
3. Penutup

a. Mendorong siswa untuk melakukan menyimpulkan,


merefleksi, dan menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik
dari aktivitas hari ini.
b. Memberi tugas mengumpulkan artikel yang berhubungan
dengan kebudayaan yang ada dalam dalam masyarakat.

PERTEMUAN V

a. Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan hubungan sosiologi dan antropologi

b. Materi Pembelajaran
Hubungan sosiologi dan antropologi

c. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi
d. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
1. Silabus KTSP SMA
2. Buku sumber : Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit Grafin
Media Pratama
3. Buku-buku penunjang lain yang relevan dengan materi.
4. Media Pembelajaran massa seperti majalah, koran, dan buku-buku
tambahan.
176

5. Komputer dan proyektor


6. Tongkat pendek
7. Power point Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit
Grafindo Media Pratama
e. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan

a. Apresepsi: Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan


kelas, dan ketenangan.
b. Memotivasi: diberikan penjelasan tentang pokok bahasan,
pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan
dipelajari.
c. Rambu-rambu belajar: Mendengarkan penjelasan guru
tentang tujuan akhir dari pembelajaran materi pada hari itu.
2. Inti

a. Mengamati (Observing)
1) Menjelaskan tentang hubungan sosiologi dan
antropologi.
2) Mengamati penjelasan guru tentang hubungan sosiologi
dan antropologi.
b. Menanya (Questioning)
1) Mampu mengajukan pertanyaan awal tentang
penjelasan guru.
2) Mampu mengemukakan pendapat sendiri terkait
dengan pertanyaan dari siswa lainnya.
c. Pengumpulan Data (Experimenting)
1) Mengumpulkan data/informasi tambahan tentang
hubungan sosiologi dan antropologi.
2) Mengerjakan tugas berkaitan dengan materi yang
177

disampaikan.
d. Mengasosiasi (Associating)
1) Siswa mengumpulkan hasil tugasnya untuk dinilai.
2) Menyimpulkan tentang hubungan sosiologi dan
antropologi.
e. Mengkomunikasikan (Communicating)
1) Mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk
laporan dan membacakan laporannya.
2) Menegaskan kembali pada materi hubungan sosiologi
dan antropologi.
3. Penutup

a. Mendorong siswa untuk melakukan menyimpulkan,


merefleksi, dan menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik
dari aktivitas hari ini.
b. Memberi tugas mengumpulkan artikel yang berhubungan
dengan kebudayaan yang ada dalam dalam masyarakat.
PERTEMUAN VI

a. Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan fungsi sosiologi dan antropologi

b. Materi Pembelajaran
Fungsi sosiologi dan antropologi

c. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi
d. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
1. Silabus KTSP SMA
178

2. Buku sumber : Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit Grafin


Media Pratama
3. Buku-buku penunjang lain yang relevan dengan materi.
4. Media Pembelajaran massa seperti majalah, koran, dan buku-buku
tambahan.
5. Komputer dan proyektor
6. Tongkat pendek
7. Power point Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit
Grafindo Media Pratama
e. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan

a. Apresepsi: Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan


kelas, dan ketenangan.
b. Memotivasi: diberikan penjelasan tentang pokok bahasan,
pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan
dipelajari.
c. Rambu-rambu belajar: Mendengarkan penjelasan guru
tentang tujuan akhir dari pembelajaran materi pada hari itu.
2. Inti

a. Mengamati (Observing)
1) Menjelaskan tentang fungsi sosiologi dan antropologi.
2) Mengamati penjelasan guru tentang fungsi sosiologi
dan antropologi.
b. Menanya (Questioning)
1) Mampu mengajukan pertanyaan awal tentang
penjelasan guru.
2) Mampu mengemukakan pendapat sendiri terkait
dengan pertanyaan dari siswa lainnya.
179

c. Pengumpulan Data (Experimenting)


1) Mengumpulkan data/informasi tambahan tentang fungsi
sosiologi dan antropologi.
2) Mengerjakan tugas berkaitan dengan materi yang
disampaikan.
d. Mengasosiasi (Associating)
1) Siswa mengumpulkan hasil tugasnya untuk dinilai.
2) Menyimpulkan tentang fungsi sosiologi dan
antropologi.
e. Mengkomunikasikan (Communicating)
1) Mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk
laporan dan membacakan laporannya.
2) Menegaskan kembali pada materi fungsi sosiologi dan
antropologi jika terjadi salah konsep.
3. Penutup

a. Mendorong siswa untuk melakukan menyimpulkan,


merefleksi, dan menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik
dari aktivitas hari ini.
b. Memberi tugas mengumpulkan artikel yang berhubungan
dengan kebudayaan yang ada dalam dalam masyarakat.
PENILAIAN

A. Teknik dan Bentuk Instrumen


Teknik Bentuk Instrumen

• Tugas kelompok • Hasil observasi diskusi kelompok


• Pengamatan Sikap • Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
• Tes Unjuk Kerja • Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik
• Tes Tertulis • Tes Uraian dan Pilihan
180

• Portofolio • Panduan Penyusunan Portofolio

B. Lembar Observasi Diskusi Kelompok

Aspek Penilaian

No Nam Sika Keaktifa Wawasa Kemampuan Presenta Tota


Kerj
. a p n n mengemukaka si l
a
n pendapat nilai
sam
a

1 2 3 4 5 6

Keterangan: nilai maksimal 20

Aspek yang Dinilai


No Nama Siswa Skor/ Jumlah
1 2 3 4 5 6

Aspek yang dinilai:

1. Kemampuan menyampaikan pendapat.


2. Kemampuan memberikan argumentasi.
3. Kemampuan memberikan kritik.
4. Kemampuan mengajukan pertanyaan.
181

5. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.


6. Kelancaran berbicara.
Penskoran: Jumlah skor:

A. Tidak Baik Skor 1 24—30 = Sangat Baik

B. Kurang Baik Skor 2 18—23 = Baik

C. Cukup Baik Skor 3 12—17 = Cukup

D. Baik Skor 4 6—11 = Kurang

E. Sangat Baik Skor 5

Format Penilaian Proses Diskusi


Kriteria Penilaian Jumlah
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 Skor

Dst

Rentang skor : 1—3

Keterangan:
1. Aktivitas dalam kelompok 2—15 = Sangat baik

2. Tanggung jawab individu 9—11 = Baik


3. Pemikiran 6—8 = Cukup
4. Keberanian berpendapat 3—5 = Kurang
5. Keberanian tampil
C. Contoh Instrumen
1. Lembar Pengamatan Sikap
182

No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan

1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan

2 memiliki rasa ingin tahu (curiosity)

3 menunjukkan ketekunan dan


tanggungjawab dalam belajar dan bekerja
baik secara individu maupun berkelompok

Rubrik Penilaian Sikap

No Aspek yang dinilai Rubrik


1 Menunjukkan rasa syukur 3: menunjukkan ekspresi rasa syukur kepada
kepada Tuhan YME Tuhan YME pada satu atau lebih kesempatan
(topik)
2: belum secara eksplisit menunjukkan ekspresi
atau ungkapan syukur, namun menaruh minat
terhadap kebesaran Tuhan saat refleksi
1: belum menunjukkan ekspresi rasa syukur, atau
menaruh minat terhadap terhadap kebesaran
Tuhan saat refleksi

2 Menunjukkan rasa ingin tahu 3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar,
antusias, terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak
terlalu antusias, dan baru terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok ketika disuruh
1: tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan,
sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
walaupun telah didorong untuk terlibat

3 Menunjukkan ketekunan dan 3: tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil


183

tanggungjawab dalam belajar terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat


dan bekerja baik secara waktu.
individu maupun berkelompok 2: berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas, namun belum menunjukkan upaya
terbaiknya
1: tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas, dan tugasnya tidak selesai

Deskripsi sikap ini digunakan untuk pertimbangan dalam menentukan profil siswa.

2. Lembar Tes Unjuk Kerja


………………………………………………………………………………………
…..
………………………………………………………………………………………
…..
………………………………………………………………………………………
…..
………………………………………………………………………………………
…..
………………………………………………………………………………………
…..

3. Lembar Tes Tertulis


1. Apa saja yang dikaji dalam sosiologi?
2. Cobalah Anda kaitkan salah satu kejadian sosial dengan sosiologi?
3. Jelaskan pengertian sosiologi, objek sosiologi, dan tujuan sosiologi.
4. Apa gunanya belajar antropologi?
5. Buatlah sebuah karangan tentang peran sosiologi dalam hidup bermasyarakat.
184

4. Lembar Portofolio
………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Parung, 10 Juli 2018

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Ikhwan Setiawan, S.Pd Surya Chandra, S.Pd


NIP. NIP
185

LAMPIRAN 10
186

LAMPIRAN 11
187

LAMPIRAN 12
188

LAMPIRAN 13
189
190
191
192
193
194

LAMPIRAN 14

BIODATA PENULIS

Penulis bernama lengkap Muhamad Robi lahir di Kota hujan Bogor,31 Oktober 1994
yang merupakan anak ke delapan dari delapan berssaudara dari pasangan Ismail (Alm)
dan Ranih. Penulis pernah menempuh pendidikan formal di SDIT Ar-rahman (2002-
2008), MTs Sirajul Falah (2008-2011) dan SMA Negeri 1 Parung (2011-2014),
kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Universitas di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Konsentrasi Sosiologi . Skripsi yang berjudul “ Implementasi Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Parung” di bawah
bimbngan Ibu Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si dan Ibu Zaharah, M.Ed diharapakan bisa
bermanfaat untuk para pembaca.
195

LAMPIRAN 15

DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN PENELITIAN

Dokumentasi Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Parung Bapak Ikhwan
Setiawan S.Pd

Dokumentasi Wawancara dengan Wakil kepala sekolah Bidang Kurikulum SMA


Negeri 1 Parung Bapak Beni Sanigraha, M.Pd

Dokumentasi Wawancara dengan Guru Sosiologi kelas 12 Bapak Drs Jamaludin


196

Dokuentasi Wawancara dengan Dokumentasi Wawancara dengan


Guru Sosiologi kelas 10 Bapak Guru Sosiologi kelas 11 IbuEfri
Surya Cndra S.Pd
Yanthy Putri, S.Pd

Wawancara dengan siswa SMA Negeri 1 Parung

Anda mungkin juga menyukai