SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh
Muhamad Robi
11140150000066
Mengesahkan
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia dan
rahmat-Nya yang tak terhitung berupa kasih sayang, nikmat iman dan islam, serta
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang sangat
mengasyikan ini dengan judul “Impelementasi Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Parung””. Shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta para
pengikutnya.
Proses penulisan laporan penelitian skripsi ini tentu saja banyak menemui
hambatan dan kendala. Semua itu tidak akan teratasi tanpa bantuan dan dukungan dari
beberapa pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua malaikat tak bersayap yaitu orang tua penapak surga yang telah
memberikan motivasi yang tiada terbatas dalam hidup penulis
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Syaripulloh, M.Si Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial sekaligus Pembimbing Akademik Penulis
4. Ibu Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si selaku dosen pembimbing Pertama yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran di sela-sela kesibukannya untuk
memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan
pelaksanaan penelitian ini.
5. Ibu Zaharah M.Ed selaku dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran di sela-sela kesibukannya untuk memberikan
bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan pelaksanaan penelitian
ini.
iii
6. Bapak Ikhwan Setiawan, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Parung yang
telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1
Parung.
7. Guru-guru dan staf tata usaha SMA Negeri 1 Parung yang telah mengizinkan
penulis dalam melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Parung.
8. Kakak tercinta yang terus mendukung adiknya untuk mecapai tujuannya.
Terutama untuk kakaku Ade Irma Imamah M.H tersayang yang telah menjadi
inspirasi dan motivasi nyata dalam kehidupan penulis.
9. Untuk guru-guru tersayang yang kumuliakan. Terkhusus Ustadz Aditya
Darmadi, yang perkataannya selalu menyejukan Qalbu. Semoga beliau selalu
dalam keadaan sehat walafiat.
10. Teman teman Karang Taruna Desa Bojong Indah dan Forum Pemuda Bojong
Indah (FPMBI).
11. Sahabat HMJ IPS, Komunitas Banten Mengajar, Komunitas Kabupaten Bogor
Mengajar, Rumah Baca RAKUS (Rak Buku Perpus) yang menginspirasi penulis
untuk terus semangat dalam menjalankan kehidupan dan selalu menguatkan satu
sama lain.
12. Teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan 2014 yang telah
memberikan dukungannya dalam melaksanakan penelitian ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Muhamad Robi
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
ABSTRACT...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................x
D. Rumusan Masalah........................................................................................... 11
1. Pengertian Implementasi.............................................................................. 14
v
3.Nilai Nilai Karakter ...................................................................................... 15
B. Pengertian Pembelajaran................................................................................. 23
E. Kerangka Berfikir............................................................................................ 34
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................58
B. Pembahasan .................................................................................................... 72
Negeri 1 Parung....................................................................................................85
Negeri 1 Parung...................................................................................... 85
Negeri 1 Parung...................................................................................... 92
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 4
vii
B. Implikasi ......................................................................................................... 95
C. Saran ............................................................................................................... 95
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ngainun Naim, Charakter Building “Optimalisasi Peran Pendidikan dalam
Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa” , Cetakan I (Jogjakarta : Ar-ruzz
Media, 2012) ,h. 45.
2
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Cetakan VI (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2015) h. 20.
1
2
4
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2011), h. 543
5
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5
6
Editor Tim Kompas. Pengguna Narkoba dikalangan Remaja Meningkat
http://regional.kompas.com/read/2013/03/07/03184385/Pengguna.Narkoba.di.Kalangan.R
emaja.Meningkat Di akses pada 15 November pukul 07.58 WIB
6
7
Fatchul Muin, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, Cetakan I
(Jogjakarta : Ar-ruzz Media,2011), h. 323.
7
8
Retno Lystyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreaif, (
Jakarta : Esensi, 2012 ) h. 2.
8
9
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, h. 412
10
Fatchul Muin, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, h. 160
9
11
Ibid, h. 160
10
12
Diah Yuniardi, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. i
11
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka
masalah yang dapat diidentifikasi adalah :
1. Kurangnya sarana dan prasarana untuk membangun pendidikan
karakter.
2. Perilaku dan sikap siswa yang masih belum disiplin.
3. Kurangnya keseriusan pemerintah dalam melaksanakan program
pendidikan karakter.
4. Kurangnya perhatian guru terhadap tingkah laku siswa dalam
pembelajaran.
5. Kurangnya kesadaran terhadap pendidikan karakter bagi pendidik dan
pelaksana kebijakan pendidikan.
C. Batasan Masalah
Oleh karena banyaknya permasalahan yang dirumuskan dilatar
belakang tersebut maka peneliti fokus pada pembatasan masalah yaitu
berfokus hanya pada Implementasi Pendidikan Karkter dalam
Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Parung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran pendidikan karakter dalam pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri 1 Parung ?
2. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi
di SMA Negeri 1 Parung ?
3. Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri 1 Parung?
12
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memperoleh gambaran Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Sosiologi di SMA Negeri 1 Parung.
2. Mengetahui nilai nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri 1 Parung
3. Mengetahui cara guru memberikan Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Parung.
KAJIAN TEORI
1
Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Cetakan III (
Jakarta : Quantum Teaching, 2005 ), h. 70.
2
Eko Endarmoko, Tesamoko Teasurus Bhasa Indonesia Edisi Kedua, Cetakan I,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016), h. 317.
14
15
3
Fatchul Muin, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, Cetakan I, (
Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2011) h. 160.
4
Retno Lystyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreaif, h. 4.
5
Ibid, h. 5
16
6
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Cetakan II,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h.23.
7
Depict Pristine A & Endang Suryani, “Implementasi Pembentukan Karakter Budi
Pekerti di SMP Negeri 1 Tanggul Jember”, Jurnal Pendidikan Karakter,Tahun V, Nomor 1, 2015,
h. 83.
8
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmi Ilmu Sosial, Cetakan I, (Jakarta :
Rajawali Pers, 2013), h.142.
17
terlebih pada segi karakter. Oleh karena itu perlu adanya sebuah
dorongan untuk menanamkan sikap atau pendidikan karakter kepada
semua orang terlebih dimulai melalui bangku sekolah dan mata
pelajaran nya. Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati
diri seorang peserta didik untuk lebih maju. Menurut para ahli, ada
beberapa pengertian yang mengupas tentang definisi pendidikan
karakter. Diantaranya adalah Elkind dan Sweet, pendidikan karakter
adalah upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia,
peduli dan inti atas nilai nilai etis/susila. Dimana kita berfikir tentang
macam macam karakter yang kita inginkan untuk anak kita, ini jelas
bahwa kita ingin mereka mampu untuk menilai apa itu kebenaran,
sangat peduli tentang apa itu kebenaran/hak-hak, dan kemudian
melakukan apa yang mereka percaya menjadi yang sebenarnya, bahkan
dalam menghadapi tekanan dari tanpa dan dalam godaan. 9
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala
sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter
peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini
mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara
atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai
hal terkait lainnya. 10
5. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
Penyelenggaraan Pendidikan karakter menjadi satu hal yang
mutlak dilakukan di jenjang pendidikan manapun. Hal ini sangat
beralasan karena pendidikan adalah pondasi utama bagi tumbuh
kembang generasi muda Indonesia. 11 Tujuan pendidikan karakter pada
intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa
9
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, h. 23.
10
Ibid, h.24.
11
Reza Armin Abdillah Dalimunthe, “ Strategi dan Implementasi Pelaksanaan
Pendidikan Karakter di SMP N 9 Yogyakarta,” Jurnal Pendidikan Karakter,Tahun V, Nomor 1,
2015, h. 103
18
12
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, h. 30.
13
Elisah,Jauhari, dan Sofan, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran,
Cetakan I, (Jakarta : 2011), h.26.
14
Ibid, h.26.
19
15
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, h.5.
16
Fatchul muin, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, h. 323.
20
17
Retno Lystyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreaif, h. 5.
23
B. Pengertian Pembelajaran
Efektivitas pendidikan karakter sangat dtentukan oleh adanya
pembelajaran (teaching), keteladanan (modeling), penguatan (reinforcing),
dan pembiasaan (habituatung) yang dilakukan secara serentak dan
berkelanjutan. 18 Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian
belajar dan megajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama
sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan
pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang
guru lakukan di dalam kelas. 19 Sementara menurut Undang undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. 20 Pengertian lain tentang pembelajaran yang di
paparkan dalam buku yang ditulis oleh Wina Sanjaya adalah, kata
“pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai
dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi
oleh aliran psikologi kognitif-Wholistik, yang menempatkan siswa sebagai
sumber dari kegiatan. 21
1. Peranan Perencanaan Pembelajaran
Keberhasilan dari suatu kegiatan yang sangat ditentukan oleh
perencanaannya. Apabila perencanaan suatu kegiatan dirancang
dengan baik, maka kegiatan akan lebih mudah dilaksanakan, terarah
serta terkendali. Demikian pula halnya dalam proses belajar mengajar,
agar pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik maka
22
diperlukan perencanaan pembelajaran yang baik. Perencanaan
pembelajaran berperan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efektif dan
18
Ajat Sudrajat,”Mengapa Pendidikan Karakter?,” Jurnal Pendidikan Karakter,Tahun I,
Nomor 1, 2011, h. 54.
19
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu Ilmu Sosial, h.17.
20
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal I ayat 20, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
21
Wina Sanjaya,”Pembelajaran Dalam Implementasikan Kurikulum Berbasis
Kompetensi,” Cetatakan III, (Jakarta : Kencana, 2008), h. 78.
22
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu Ilmu Sosial, h.115.
24
23
Ibid, h.115
25
24
Ibid, h. 116
25
Rudi Gunawan. Pendidikan IPS Folososfi Konsep dan Aplikasi. Cetakan II. (Bandung :
Alfabeta, 2013 ). H.18.
26
kaidah kaidah dan dalil - dalil yang teratur dan diterima oleh masyarakat,
yang juga disebabkan karena objeknya bukan manusia.
1. Sejarah Sosiologi
Timbulnya sosiologi, semua ilmu pengetahuan yang
dikenal dewasa ini pernah menjadi bagian dari filsafat yang di
anggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan (master
scientiarum ). Filsafat pada masa itu mencakup pula segala usaha
pemikiran mengenai masyarakat. Seiring dengan perkembangan
zaman dan peradaban manusia, pelbagai ilmu pengetahuan yang
semula terhubung dengan filsafat memisahkan diri yaitu Astronomi
( ilmu tentang bintang bintang ) dan fisika (ilmu alam) merupakan
cabang cabang filsafat yang pertama tama memisahkan diri,
kemudian diikuti oleh ilmu kimia,biologi, dan geologi. Didalam
abad ke 19, dua ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu psikologi
(ilmu yang mempelajarai perilaku dan sifat - sifat manusia) dan
sosiologi (ilmu yang mempelajari masyarakat). 26
2. Definisi Sosiologi dan Hakikatnya
Ada banyak tokoh - tokoh yang mendefinisikan tentang
sosiologi. Berikut akan dipaparkan beberapa pendapat para ahli
tentang pengertian sosiologi. Merumuskan suatu definisi (batasan
makna) yang dapat mengemukakan keseluruhan pengertian, sifat
dan hakikat yang dimaksud dalam beberapa kata dan kalimat
merupakan hal yang sangat sukar. Oleh sebab itu, suatu definisi
hanya dapat dipakai sebagai suatu pegangan sementara saja.
Sungguhpun penyelidikan berjalan terus dan ilmu pengetahuan
tumbuh ke arah pelbagai kemungkinan, masih juga diperlukan
suatu pengertian yang pokok dan menyeluruh. Untuk patokan
sementara, akan diberikan beberapa defiinsi sosiologi sebagai
berikut :
26
Soekanto, Soejono, “ Sosiologi Suatu Pengantar”, Edisi Revisi, Cetakan 47, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015), h. 3.
27
27
Ibid, h. 17.
28
28
Ibid, h. 30.
29
D. Penelitian relevan
Tabel 2.2
Penelitian Relevan
29
Ibid, h. 31.
30
30
Diah Yuniardi, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).
31
Muhamad Alfian, “Pendidikan Karakter dalam Hadits Arbain An-nawawiyah,”
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013).
31
32
Rafiah, “Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter di SDIT Nurul Amal Pondok Cabe
Ilir Pmaulang, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014).
32
ekstrakurikuler. 33
5 Implementasi Hasil penelitian ditemukan Membahas Jenis
Pendidikan sebuah konsepsi baru tentang penelitian ini
Karakter dalam pengembangan pendidikan implementas adalah
Pendidikan karakter perspektif islam, i dan kepustakaan
Islam dengan melihat fase pendidikan (Library
(M Nur Hidayat pertumbuhan dan karakter research ).
) perkembangan individu secara namun Pada
didaktis dan nilai nilai dalam pembahasan
karakter yang dikembangkan konsep menggunakan
pada fase fase perkembangan Islam. metode
individu tersebut. 34 analisis.
33
Nur Sabrina, , “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran PAI di SMPN
166 Jakarta,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018).
34
M Nur Hidayat, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Islam ,”
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011)
34
E. Kerangka Berfikir
Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional BAB 1 Pasal 1 ayat 1 “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual kegamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan karakter merupakan
program yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional yang
selanjutnya harus di laksanakan oleh sekolah dan para guru yang mengajar
semua mata pelajaran. Melalui amanat tersebut para guru diharuskan
melaksanakan delapan belas nilai karakter sesuai dengan mata pelajaran
masing-masing. Dewasa ini perilaku-perilaku menyimpang siswa semaki
meningkat seperti tawuran, narkoba dan minuman keras. Hal ini sangat
dikhawatirkan oleh semua pihak dalam hal ini sekolah sebagai lembaga
yang menaungi mereka serta para guru yang setiap hari berinteraksi
dengan mereka. Maka dari itu perluya keseriusan pemerintah dalam
menangani hal ini dengan memberikan pendidikan karakter.
Dari masalah tersebut peneliti ingin berfokus kepada implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajarn sosiologi. Adapun teori yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori implementasi oleh
Browne dan Wildavsky dan teori pendidikan karakter yang dikemukakan
oleh Thomas Lickona serta delapan belas nilai karakter yaoleh Retno
Lystiarty.
Untuk mendapatkan data dan diolah peneliti dalam masalah ini
ingin mendapatkan gambaran tentang :
1. Konsep Pendidikan karakter
2. Nilai-nilai pendidikan karakter
3. Pelaksanaan pendidikan karakter
35
Jika digambarkan dengan bagan permasalahan tersebut dapat dilihat pada gambar
2.1 berikut :
Gambar 2.1
Kebijakan
Pemerintah
Kemendiknas
UUD No 20
Tahun 2003 18 Nilai
Karakter
Teori
Pengertian Tujuan
Pendidikan 1. memperoleh konsep
Pengertian
Karakter Implementasi
pendidikan karakter
2. Nilai-nilai pendidikan
karakter
3. Melihat pelaksanaan
pendidikan karakter
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3.1
36
37
5 Revisi
Proposal
6 Penyusunan
bab I
Pendahuluan
7 Penyusunan
Bab II
Kajian
Pustaka
8 Penyusunan
bab III
Metodologi
penelitian
9 Penyusunan
Bab IV
Hasil
Penelitian
10 Penyusunan
Bab V
kesimpulan
11 Penysusunan
Laporan
Penelitian
B. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian dengan
pendekatan kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Menurut
Lodico, Spaulding, dan Voegtle mengatakan pengertian penelitian
kualitatif, yang disebut juga penelitian lapangan adalah suatu
metodelogi yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan
antropologi dan diadaptasi dalam seting pendidikan. Peneliti
kualitattif menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya
bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat diungkapkan.
Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada
38
1
Emzir, Analsisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan I, ( Jakarta:
Rajawali Pers, 2010), h. 2.
2
Anselm Strauss & Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta :
Pustaka pelajar, 2003), h. 4.
3
Emzir, Analsisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 3.
39
4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 300.
40
Tabel 3.2
Penarikan Sampel Penelitian
No Status Jumlah
1 Kepala Sekolah 1
2 Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum 1
3 Guru Sosiologi 3
4 Siswa (Wawancara) 3
5 Siswa (Angket ) 15
TOTAL 23
5
Ibid, h. 313
41
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data penelitian, peneliti menggunakan
instrumen yang ditujukan kepada responden. Instrumen yang
digunakan dalam peelitian ini terbagi atas tiga bagian yaitu :
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
No Dimensi Indikator No Jumlah
Item
1 Pendidikan 1. Pendidikan Karakter 1,2.3 3
Karakter 2. Tujuan Penerapan
pendidikan karakter
2 Nilai 1. Nilai nilai apa saja 4 1
yang diterapkan
3 Sarana dan 1. Sarana dan prasarana 8,5,9 3
prasarana yang menunjang
pendidikan karakter
2. Kegiatan yang
menunjang
3. Kurikulum
4 Upaya dan 1. Upaya dan hambatan 7,6,10 3
hambatan 2. Perubahan perilaku
siswa
43
Tabel 3.4
No Pertanyaan
1 Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan pendidikan
karakter ?
Tabel 3.5
Tabel 3.6
No Pertanyaan
1 Apakah yang dimaksud pendidikan karakter
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Wawancara Guru Sosiologi
No Dimensi Indikator No Jumlah
Item
1 Pendidikan 1. Pengetahuan 1,2,3, 4
karakter Pendidikan karakter 4
2. Tujuan Implementasi
pendidikan karakter
dalam pembelajaran
Tabel 3.8
No Pertanyaan
1 Menurut bapak / ibu, apa yang dimaksud dengan pendidikan
karakter ?
2 Apakah penting pemberian karakter kepada siswa dalam
pembelajaran sosiologi? Jelaskan !
3 Apa tujuan dari pendidikan penerapan pendidikan karakter
dalam pembelajaran sosiologi ?
4 Apa yang hendak ibu/bapak capai dengan menerapkan nilai
nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi
dalam materi hubungan sosial?
5 Apa yang hendak ibu/bapak capai dengan menerapkan nilai
nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi
dalam materi hubungan sosial?
6 Model pembelajaran yang ibu/bapak gunakan dalam proses
47
Tabel 3.10
No Pertanyaan
1 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai
religius ?
2 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai
jujur ?
3 Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai
Toleransi ?
6. Model
Pembelajaran 9
3 Nilai 1. Perubahan Perilaku 10 1
Karakter
52
Tabel 3.12
No Pertanyaan
Jawab
Ya Tidak
1 Apakah guru Menanamkan Nilai
Karakter dalam pembelajaran sosiologi
?
2 Apakah guru Menjadi Sosok Teladan
dalam pembelajaran sosiologi ?
Tabel 3.13
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. 6
6
Ibid, h. 334
7
Ibid, h. 336.
56
Kab. Bogor
1
Dokumentasi profil sekolah
58
59
Kecamatan : Parung
Kabupaten : Bogor
2
Dokumentasi profil sekolah
61
Wirausaha
36. Helga Dwi Maryanti, GTT Matematik 32
S.Pd. a
37. Andi Rohman, S.Pd. GTT B. Sunda 32
&B.
Jerman
38. Zulfan Saptono GTT B. Inggris 27
5. Jumlah Siswa
Peserta didik pada tahun pelajaran 2017/2018 semester Ganjil seluruhnya
berjumlahpeserta didik. Jumlah peserta didiktersebar dalam rombongan
belajar Kelas X sebanyak 9 rombongan belajar, Kelas XI sebanyak 9
rombongan belajar, dan Kelas XII sebanyak 8 rombongan belajar, dengan
rincian sebagai berikut:
KELAS X
KELAS JUMLAH JUMLAH
L P
10 IPA 1 13 23 36
10 IPA 2 11 26 37
10 IPA 3 13 23 36
10 IPA 4 16 25 41
10 IPA 5 12 25 37
10 IPS 1 21 16 37
10 IPS 2 18 21 39
10 IPS 3 16 19 35
10 IPS 4 15 20 35
KELAS XI
KELAS JUMLAH JUMLAH
L P
11 IPA 1 13 23 36
11 IPA 2 10 26 36
11 IPA 3 13 21 34
11 IPA 4 12 22 34
11 IPA 5 12 23 35
11 IPS 1 16 20 36
11 IPS 2 16 18 34
11 IPS 3 9 23 32
11 IPS 4 14 21 35
KELAS XII
KELAS JUMLAH JUMLAH
L P
12 IPA 1 15 23 38
12 IPA 2 16 23 39
70
12 IPA 3 19 18 37
12 IPA 4 18 18 36
12 IPS 1 22 17 39
12 IPS 2 17 20 37
12 IPS 3 17 18 35
12 IPS 4 13 19 32
LABORATORIUM 2 660 1 1 -
IPA
PERPUSTAKAAN 1 135 1 -
LAB.KOMPUTER 1 120 1 - -
R.BAHASA 1 120 - 1 -
R.PIMPINAN 1 3072 1
71
RUANG TU 1 72 1
RUANG OSIS 1 36 1
RUANG UKS 1 12 1
RUANG BP 1 72 1
LAPANGAN 1
OLAHRAGA
6174
B. Pembahasan
Berdasarkan teori pendidikan karakter yang dikemukakan oleh Thomas
Lickona adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang,
yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain,
kerja keras, dan sebagainya. Serta teori yang dikemukan oleh Retno Lystiarty
73
pada bab sebelumnya bahwa ada delapan belas nilai karakter yang harus
disisipkan dalam setiap mata pelajaran.
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Parung, dan
mengaitkan dengan teori Thomas Lickona dan Reyno Lystiarty serta dengan
merujuk pada kisi kisi instrumen maka diperoleh data sebagai berikut.
1. Pemahaman Terhadap Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menjadi sangat penting dalam upaya membentuk
karakter anak bangsa yang mampu hidup dalam berbagai macam perbedaan
yang ada di Indonesia dalam hal suku, agama, ras dan antar golongan.
Pendidikan karakter membentuk sikap dan prilaku yang agar mempunyai
karakter yang baik. Hal ini sebagaimana fungsi pendidikan karakter yaitu :
a). Pengembangan : Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berprilaku baik,
b) . Penguatan : memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang
multikultural
c) . Peningkatan :meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam
pergaulan dunia. Sedangkan tujuan pendidikan karakter pada intinya
bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan
Pancasila. 3
3
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, h. 30
74
4
Ibid h. 23.
5
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
6
Wawancara dengan Bapak Beni Sinagraha wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA
Negeri 1 Parung pada 14 Agustus 2018.
7
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
8
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 2018.
75
sikap siswa yang awalnya kurang baik menjadi baik. Artinya baik disini
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. 9
9
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
10
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
11
Wawancara dengan Bapak Beni Sinagraha wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA
Negeri 1 Parung pada 14 Agustus 2018.
76
12
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
13
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 2018.
14
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
77
15
Fatchul Muin, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, Cetakan I (Jogjakarta :
Ar-ruzz Media,2011), h. 323.
16
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
17
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
78
18
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 201 8
19
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
79
20
Retno Lystyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreaif, h. 5.
21
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
22
Observasi terhadap perilaku siswa
80
23
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
24
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 2018.
25
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
26
RPP mata pelajaran sosiologi kelas X,XI, dan XII
27
Depict Pristine A & Endang Suryani, “Impelemntasi Pembentukan Karakter Budi
81
Pekerti di SMP Negeri 1 Tanggul Jember”, Jurnal Pendidikan Karakter,Tahun V, Nomor 1, 2015, h. 83.
28
Observasi sarana dan prasarana sekolah
29
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
30
Wawancara dengan 3 orang guru sosiologi bapak Jamaludi, Bapak Surya Chandra dan Ibu Efri
Yanthi
82
31
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
32
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
33
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
84
34
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 2018.
35
Wawancara dengan Bapak Ikhwan Setiawan kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung pada 20
Agustus 2018.
36
Wawancara dengan Bapak Jamaludin sebagai guru sosiologi, 23 Agusutus 2018.
85
37
Wawancara dengan Bapak Surya Candra sebagai Guru Sosiologi. Pada 20 Agustus 2018.
38
Wawancara dengan Ibu Efri Yanti sebagai Guru Sosiologi, Pada 23 Agustus 2018.
86
nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain. Begitu juga
silabus yang disusun oleh bapak Surya Chandra, S.Pd untuk kelas X
semester 1 kompetensi dasar Mensyukuri keberagaman agama dalam
kehidupan sosial dan kebudayaan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Kuasa.
b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi
di SMA Negeri 1 Parung
Dalam bab kajian teori oleh Nurdin secara sederhana ia
mengartikan kata “implementasi” sebagai pelaksanaan atau penerapan.
Majone dan Wildavsky mengemukakan implementasi sebagai evaluasi
sedangkan Browne dan Wildavsky juga mengemukakan bahwa
implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (
dalam pressman dan Wildavsky ).
Dalam perencanaan pembelajaran dilakukan dengan membuat
silabus dan RPP memasukkan beberapa nilai karakter yaitu nilai jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif. Namun dalam
kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas guru menggunakan
delapan belas nilai karakter ke dalam mata pelajaran sosiologi. Proses
pelaksanaan pembelajaran sosiologi dibagi menjadi 3 tahap proses
pembelajaran.
1. Kegiatan pendahuluan
Pada saat kegiatan pendahuluan guru mengucapkan salam.
Memberi perintah kepada ketua kelas untuk menyiapkan kelas untuk
proses pembelajaran. Kemudian guru mengkondisikan kesiapan
pelaksanaan pembelajaran, mengabsen siswa, apersepsi, siswa
diberikan penjelasan tentang pokok bahasan, pengertian, contoh,
pemahaman materi yang akan dipelajari.
Dalam pelaksanaanya untuk memberikan nilai nilai karakter
kepada siswa di kegiatan pendahuluan ini seperti :
87
Tabel 4.2
Data Hasil Angket Lima Belas Orang siswa IPS
Jawaban Frekuensi Persentase
Menanamkan Nilai Karakter ( No Item 1 )
Ya 15 100 %
Tidak 0 0
Menjadi Sosok Teladan ( No Item 2 )
Ya 15 100 %
Tidak 0 0
Guru Memerintah Membaca Doa ( No Item 3 )
Ya 15 100 %
Tidak 0 0
Pentingnya Pendidikan Karakter ( No Item 4 )
Ya 15 100%
Tidak 0 0
Nilai Positif Nilai Karakter ( No Item 5 )
Ya 15 100 %
Tidak 0
Guru Menggunakan Sumber Belajar ( No Item 6 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
Guru Mengevaluasi ( No Item 7 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
Guru Menggunakan Sarana ( No Item 8 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
Guru Menggunakan Model Pembelajaran ( No Item 9 )
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
Perubahan Nyata Pada Siswa ( No Item 10 )
92
Ya 14 93.3 %
Tidak 1 6.7 %
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pendidikan karakter dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 parung
sudah dilakukan oleh guru melalui poses pembelajaran. Dalam proses
pendidikan karakter guru memasukan nilai-nilai pendidikan karakter dalam
silabus dan RPP. Ada beberapa nilai karakter yang diimplementasikan oleh
guru sosiologi di SMA Negeri 1 Parung.
2. Nilai yang diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran seperti religius,
disiplin, peduli sosial, rasa ingin tahu, toleransi, komunikatif, cinta damai,
cinta tanah air, menghargai prestasi, gemar membaca, bertanggung jawab.
Untuk evaluasi pembelajaran penilaian yang digunakan yaitu observasi
dengan mengamati sikap dan tingkah laku siswa di dalam kelas serta
memberikan penugasan untuk melihat perkembangan kemajuan belajar siswa.
3. Implementasi pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Parung masih belum
optimal dikarenakan dalam perencanaan pembelajaran mencantumkan hanya
beberapa nilai karakter pada silabus dan RPP. Dalam pelaksanaan
pembelajaran hanya menerapkan sebelas nilai karakter yang terdapat di
pedoman pengembangan pendidikan karakter yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan Nasional. Nilai yang diterapkan dalam pelaksanaan
pembelajaran seperti religius, disiplin, peduli sosial, rasa ingin tahu, toleransi,
komunikatif, cinta damai, cinta tanah air, menghargai prestasi, gemar
membaca, bertanggung jawab. Untuk evaluasi pembelajaran penilaian yang
digunakan yaitu observasi dengan mengamati sikap dan tingkah laku siswa di
dalam kelas serta memberikan penugasan untuk melihat perkembangan
kemajuan belajar siswa.
94
95
B. Implikasi
Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi pada kepala sekolah,
kurikulum dan guru bagaimana merencanakan dan melaksanakan nilai-nilai
pendidikan karakter didalam kurikulum maupun di dalam proses pembelajaran
pada mata pelajaran. Implikasi tersebut dapat berupa implikasi akademis dan
non akademis serta pengetahuan mengenai pelaksanaan pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran. Dampak dari penelitian tentang implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajarn sosiologi ini antara lain :
Pertama, untuk kepala sekolah penelitian ini dapat menjadi referensi
untuk membuat kebijakan dalam proses pembelajaran dan pemberian nilai-nilai
karakter dalam kebijakan tersebut untuk selanjuttnya diterapkan kepada proses
pelaksanakaan oleh guru-guru mata pelajaran di sekolah.
Kedua, untuk wakil kepala sekolah bidang kurikulum penelitian ini
harusnya dapat menjadi pembelajaran dalam menentukan kebijakan proses
pembelajaran nilai-nilai pendidikan karakter kepada guru-guru di sekolah untuk
selanjutnya diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Ketiga, untuk guru penelitian ini diharapkan menjadi referensi dan bahan
evaluasi untuk memberikan nilai-nilai pendidikan karakter kepada siswa dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
C. Saran
Dari kesimpulan yang telah didapatkan diajukan beberapa saran yang
perlu disampaikan sebagai berikut :
1. Bagi kepala sekolah, kurikulum dan guru diharapkan agar mampu
mengupayakan peningkatan pemahaman nilai karakter kepada siswa dan
orang tua agar siswa memiliki nilai karakter yang baik. Mencerminkan nilai-
nilai karakter dengan di terapkan dalam kehidupan dan memulainya pada diri
mereka sendiri dan diharapkan mewujudkan proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan nasonal. Serta membuat sebuah program yang
96
BUKU
Anselm Straus, Juliet Corbin. Dasar Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. 2003.
Diponegoro. 2011
Emzir. Analsisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. 2010 .
2012
Media. 2012
Nurochim. Perencanaan Pembelajaran Ilmu Ilmu Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. 2013
Retno Lystyarti. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreaif. Jakarta
: Esensi. 2012.
97
98
Rudi Gunawan. Pendidikan IPS Folososfi Konsep dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta.
2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,. Bandung:
Teaching. 2005.
JURNAL
Rafiah, “Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter di SDIT Nurul Amal Pondok Cabe
Ilir Pamulang, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)
http://regional.kompas.com/read/2013/03/07/03184385/Pengguna.Narkoba.di.Kalanga
LAMPIRAN LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
terlambat dengan tutup pintu. Pagar kita sudah utuh, gerbang kita sudah
rapih. Jadi anak itu sebelum diminta masuk, kita tutup dahulu pintu jam
07.00 itu , atau buka tutup pintu dengan adanya penjagaan disana. Lalu
kita punya lapangan yang presentatif, lapangan ini bisa dipakai jumsiroh,
bisa dipakai olahraga, olahrga juga membangun karakter jangan lupa.
Jadi semua potensi yang ada di sekolah ini, kita ingin bahwa anak
menerapkan karakternya. Termasuk dulu ada program literasi. Ada
perpustakaan kelas. Perpustakaan kelas itu membangun anak memiliki
karakter literasi mau membaca selain kita punya perpustakaan.
Laboratorium, kita ingin anak punya karakter peneliti juga dengan
adanya laboratorium. Jadi anak anak semenjak dini dengan fasilitas yang
ada silahkan bangun karakter.
9. Kurikulum apa yang digunakan di sekolah ini ?
Jawab :
Kita sekarang menggunakan kurikulum 2013 (kurtilas). Di kurtilas ini
sangat berkaitan dengan karakter. Karaena program karakter ini masuk di
program pemerintah. Jadi sekali lagi di ranah tiga itu. Karakter atau sikap
di ambil sebagai ki yang pertama. Jadi karakter, lalu kognitif dan
psikomotorik atau sikap, pengetahuan, lalu keterampilan. Jika dulu,
afektik urutan yang kedua, (kognitif, afektif, psikmotorik) dan sekarang
afektif, kognitif, psikomotorik. Itu kurikulum 2013 keunggulannya
disana, jadi memang kurikulum 2013 mengedepankan pendidika
karakter.
10. Apa perubahan nyata yang ada pada siswa setelah memberikan nilai nilai
karakter ?
Jawab :
ada, saya khususnya dari sisi kebersihan, saya selalu memungut sampah
jadi jika kamu liat di sekolah ini. Mudah mudahan walaupun belum
maksimal, itu juga terhaga. Karena jika ada anak anak menemukan
sampah, saya bilang tolong punguy sampah. Jadi sekali lagianak mampu
105
LAMPIRAN 2
yang saya bilang kemarin itu. Talim mutalim, jika ingin karakter
diajarkan ke gurunya talim mutalim, agar sesuai dengan rasul. Tidak ada
lagi jalan keluar hanya itu, hanya gurunya untuk itu susah. siapa yang
mau mengajarkan kitab itu. Seperti itulah kira kira.
3. Apa harapan dari sekolah dengan memberikan nilai karakter dalam kurikulum?
Jawab :
Harapannya bagaimana agar anak itu tercermin akhlak rasululallah
seperti kasih sayang, walaupun dengan musuh tetap saja. Saat ini musuh,
besok bisa jadi sahabat. Umar musuh. Keras. Tapi umar yang paling
membantu islam. Nah harus seperti itu siswa kita juga. Bagaimana
caranya itu ? kira kira seperti itu. Jangan membenci orang.
4. Apakah semua mata pelajaran menggunakan pendidikan karakter di kurikulum ?
Jawab :
InsyaAllah kita usahakan semua. Salah satunya yang saya bilang tadi,
tolong guru agama di parung di cek siapa yang belum tau huruf hijaiyah.
Kita nanti tidak mau lulusan parung di akherat di tanya tidak tau huruf
hijaiyah,baga imana dengan lain lainnya guru agama itu di antaranya,
tetapi program guru agama sudah bagus. Pak Dendi itu ada kewajiban
menghafal surat surat tertentu. Harus setor. Itu yang dilakukan guru
agama untuk mencapai kahlak. Mau tidak mau, akhlaknya bagaiamana?
Akhlak alquran itu, akhlak Rasul kan dari Alquran.
5. Bagaimana sistem kerja kurikulum dalam pemberian nilai karakter di sekolah ?
Jawab :
Buku yang ada pendidikan yang ada, literatur yang ada di kita karakter
karakter yang ada justru itu dari mana? Bukan akhlak dari rasul, coba
kita kembalikan. Lalu guru olahraga, renang sehat, tapi tolong akhlak
nya dimasukan, di SMAN 1 Parung boleh ada renang, tapi tolong yang
perempuan harus guru perempuan, yang laki laki harus guru laki laki.
Yang perempuan tidak boleh ada laki laki di kolam renang nya. Akhlak
itu. Di olahraganya itu. Karena saya di tunjuk kurikulum. Saya pesan itu
108
ke guru olahraga. Jika olahraga nya mau melakukan silahkan, tapi nanti
dosanya dari Allah. Mungkin di orang liberal boleh boleh orang, karena
karakter. Tapi nanti tolong referensi nya tolong dilihat lagi. Apakah
olahraga renang yang di campur itu dari segi karakter pasti bagus, tapi
menurut saya tidak bagus. Karena dasarnya harus akhlak rasul.
Patokannya kesitu, mungkin di sekolah lain saya tidak tau, kalau disini
dari segi kurikulum nya dimasukannya karakter. Tapi patokannya
karakter rasul.
6. Apakah ada masalah dalam pemberian nilai karakter di kurikulum ?
Jawab :
Ada kendala. Saya dari kurikulum. Guru olahraga pada melotot. Berapa
keuntungan guru olahraga kalau dia bawa siswa ke tempat renang. Tapi,
harus perempuan yang perempuan, jika tidak ada, banyak tinggal nyari,
hanya itu aja untuk guru. Saya bukan mau menutup usaha dari teman
teman. Tapi tolonglah, karena memang kita mau ke karakter itu. Ayo
bisa kerja sama. Bahkan di kelas ada laki laki dan perempuan. Kerja
sama lah guru olahraga laki laki dan perempuan. Yang kedua, guru
agama inginya itu tadi saya bilang, bergilir solat duha kelas X ipa 1 solat
duha, berarti hanya satu kelasn, besoknya ipa 2. Disini (masjid) karena
ruangnya kecil. Itu kan kendala. ada solusi bisa satu level jam ke 0 solat
duha. Satu level kelas X hari senin, hari selasa kelas XI hari rabu kelas
XII hari kamis balik lagi ke kelas X tapi satu level ipa ips. Tempatnya
disitu (lapangan). Kita memamng di programnya kemarin degan rapatnya
juga kita mau tutup (lapangan) sudah direncanakan dengan wakasek.
Kita integrasi, antara wakasek sarana wakasek kesiswaan di kurikulum
juga. Jadi wakasek sarana menyediakan lapangan itu di tutup sehingga
jam ke 0 bisa solat duha seperti tadi.
7. Apa saja yang menjadi hambatan / kendala dalam kurikulum menerapkan nilai
nilai pendidikan arakter di sekolah ?
Jawab :
109
insya Allah keikhlasan dimulai dari guru guru pada saat dikelas
berinteraksi. Di rumah kan bilang sayang di sini juga bilang sayang,
walaupun ada beberapa anak yang kaget dibilang sayang. Tapi jangan
salah, ada di kelas itu anaknya bilang “ayah”, begitu masuk ke kelas
teman teman panggil guru itu “ayah”. Alhamdulillah beberapa teman
juga sudah mulai seperti itu, kadang kadang “lu gua “ sekarang berubah.
9. Kurikulum apa yang digunakan di sekolah ini ?
Jawab :
Kami menggunakan kurikulum 2013, Alhamdulillah.
10. Apa perubahan nyata yang ada pada siswa setelah memberikan nilai nilai
karakter ?
Jawab :
Ada, yaitu anak yang pertama kalau dimana mana anak bertemu guru di
jalan, siapapun gurunya siapapun anaknya pasti cium tangan.
111
LAMPIRAN 3
Jawab :
Nilai nilai karakter itu sangat banyak, bahkan belasan. Tapi yang
berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Misalnya nilai kejujuran, dalam
proses pembelajaran itu belajar sosiologi bagaimana menanamkan nilai
kejujuran, bisa dimulai pada saat memberikan tugas, tugas itu benar
benar ia kerjakan proses nya melalui diri sendiri. Termasuk pada saat
kita memberikan penilaian, termasuk juga pada saat kita memberikan
penilaian, dan juga pada saat akhir dari proses pembelajaran seperti
ulangan. Bagi saya sendiri sebagai guru sosiologi, kalau disuruh pilih.
Anak nilainya bagus tapi melalui proses yang tidak jujur, lebih baik
memilih nilai nya pas pasan tapi didasari nilai nilai yang jujur yang
terbuka, itu lebih saya hargai.
5. Model pembelajaran yang ibu/bapak gunakan dalam proses pembelajaran
sosiologi untuk membentuk karakter siswa dalam materi perubahan sosial?
Jawab :
Untuk menanamkan nilai nilai yang mendasar tadi, selain model
pembelajaran yang memang sudah baku mirip mata pelajaran lain,
khususnya pelajaran sosiologi itu bapak kaitkan dengan studi kasus. Jadi
misalnya ada kasus yang hangat terjadi di masyarakat. Jadi sedikit bayak
kita bahas, bahwa kalau kita menghadapi masalah seperti ini. Sikap kita,
baik sebagai pelaku korban termasuk kita orang ketiga yang mengamati
kejadian itu. Sikap apa yang pantas dan layak kita kemukakan dan kita
tangggapi.
6. Nilai karakter apa saja yang bapak / ibu berikan dalam pembelajaran sosiologi
untuk membentuk karakter siswa dalam materi perubahan sosial?
Jawab :
Yang utama itu bagi saya kejujuran, sebab kejujuran adalah pokok pokok
dari nilai nilai lain, tentunya tidak terlepas dari yang mendasar yaitu nilai
religi ketuhanan, misalnya ada bencana alam, baru baru ini terjadi gempa
di Nusa Tenggara Barat. Saya kaitkan dengan materi perubahan sosial,
113
Jawab :
Khusus pelajaran sosiologi tidak terlalu sulit untuk mengaitkan materi
dengan kehidupan yang ada di asyarakat. Misalnya nilai ketuhanan,
kejujuran, keja sama, gotong royong. Itu semua dalam kehidupan sehari
hari banyak. Fakta atau kenyatannya, jadi kalu anak di suruh buat
ilustrasi atau fakta itu mereka tidak terlalu sulit, karena memang
sosiologi itu materinya kehidupa masarakat.
9. Bagamana cara ibu / bapak menanamkan nilai nilai karakter dalam kegiatan
belajar mengajar saat materi perubahan sosial?
Jawab :
Ditanamkan itu bukan seperti ceramah, kalian harus jujur. Jadi
penanaman inlai tadi dikaitkan dengan aktivitas mereka sehari hari.
Misalnya pada saat ulagan menanamkan nilai kejujuran. Kita jaga
kondisi agar anak benar benar jujur. Jika kita lihat sikap sikap nilai
kejujuran itu belum terbentuk. Ya harus kita ciptakan suasana atau
situasi, agar mereka awalnya mereka takut diawasi mungkin. Saya kan di
awasi saat ulangan. Saat saya nyontek saya dimarahi oleh guru. Jadi
menanamkan nilai kejujuran, jika nilai itu belum kuat. Lalu anak anak
ulangan kita tinggalkan, itu contoh cara yang tidak tepat. Jadi benarlah
anak itu kita kondisikan, bagaimana agar meraka itu di mulai dengan
jujur, karena atas pengawasan kita ,terus kita pun merespon menjawab,
anak itu lebih jujur. Take and give itu, anak nilai bagus tapi prosesnya
kurang baik, ada anak nilai nya pas pasan tapi prses cara yang dia temuh
di dasari kejujuran, maka ada pembendanya. Sehinga di diri mereka
merasa, saya lebih baik jujur walaupun nilai pas pasan, tapi pemberian
nilai oleh guru itu benar benar adil.
10. Apa kendala yang bapak / ibu hadapi dalam menerapkan pendidikan karakter
kepada siswa dalam pembelajaran sosiologi ?
115
Jawab :
Memang benar, jadi memang setiap anak yang berasal dari keluarga yang
berbeda jika nilai nilai karakter itu sudah ditanamkan sejak pendidikan
dini, di SD, SMP dilanjutkan SMA, maka bisa kita temukan pada saat
usia SMA itu dia itu tetap jujur. Tapi kadang kadang oleh masa SD di
rumah dimulai penanaman nilai karakter yang tidak baik atau kurang
baik, disekolah pun di tanamkan nilai ini di sekolah lain tidak, pada
umumnya kita menemukan kesulitan penanaman nilai itu manakala
pendidikan dini nya itu tidak tertanam kuat, sehngga pada saat kita
tanamkan saat usia SMA itu tidak semudah yang kita bayangkan, beda
jika saa dini nilai itu ditanamkan maka di SMA itu hanya tinggal
memetik, karena kebiasaan jujur baik kita temukan saat SMA dia saat di
awasi gurupun, sama saja pada saat tidak di awasi.
11. Apa upaya yang bapak / ibu lakukan untuk mengatasi kendala dalam
pembelajaran sosiologi?
Jawab :
Dalam memperlakukan memberikan niai kepada siswa itu kami berikan
seadil mungkin, akan memberikan nilai yang lebih baik, respon yang
baik pada siswa yang berlaku jujur termasuk misalnya meskipun, ini
pelajaran sosiologi tapi saya liat anak itu rajin ke masjid. Maka sedikit
banyak mempengaruhi pemberian nilai sikap kepada anak itu. Walaupun
sosiologi tidak berkaitan dengan pendidikan agama. Jadi jika ia rajin ke
masjid, upacaranya rapih pakainnya, ini dijadikan catatan sebagai nilai
tambah sehingga si A itu punya motivasi untuk bersikap berbuat sesuai
dengan nilai niai yang kita tanamkan.
12. Penilaian apa yang bapak / ibu gunakan dalam mengevaluasi pembelajaran
sosiologi dalam menerapkan pendidikan karakter ?
Jawab :
Untuk penilaian tidak terlepas dari penilaian semua mata pelajaran, yang
utama itu penilaian akademis nya, sikapnya, keterampilannya. Kalau
116
akademis itu kan jelas melaluli ulangan tulis , ulangan lisan, kalau sikap
itu seperti tugas ia kerjakan, dikerjakan dengan benar, terus keterampilan
ia terampil pada saat ia diberikan kesempatan presentasi di kelas,
persiapannya matang tampilnya bagus teman teman sekelas merasa
terpuaskan, bahkan mungkin bisa materi yang dipresentsasikan itu sama
halnya di presentasikan oleh guru mata pelajaran.
13. Apakah ada perubhan nyata pada siswa setelah diterapkan pendidikan karakter
dalam pembelajaran sosiologi ?
Jawab :
Iya ada, saya yakin, keyakinan itu manakala niat semua keinginan guru
yang mengajar di kelas itu, sama sebagian besar berlaku seperti itu maka
saya punya keyakinan bahwa anak anak yang belum kita berikan nilai
nilai karakter sikap yang mendasar tadi. Akan terwujud, akan tercipta.
14. Apakah terdapat hubungan antara penanaman nilai nilai karakter dalam
pembelajaran sosiologi dengan prestasi belajar siswa ? jelaskan !
Jawab :
Benar, jadi pelajaran sosiologi itu memang saya punya kegiatan itu anak
anak yang mempunyai sikap kjjujuran, percaya diri itu mereka kalau
misalkan dibereikan kesempatan atau diberi tahu “anak anak minggu
depan jam sekian kita ulangan pokok bahasan tentang ini”, bagi mereka
yang jujur maka akan mempersiapkan diri, semaksmal mungkin tapi bagi
mereka yang tidak juujr. Mereka mempersiapkan diri seadanya, dengan
harapan saat ulangan dia bisa bertanya kepada teman temnnya, dan
hasilnya bisa terlihat biasanya relatif nilainya tidak jauh berbeda
dibandingkan bahkan bisa di atas anak anak yang tidak jujur.
15. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai religius ?
Jawab : Iya, jadi nilai religius itu hampir semua mata pelajaran yang didapatkan
oleh siswa didasarkan oleh K1 yaitu religius. Dan sosiologi memang
materinya banyak berkaitan dengan nilai-nilai religius. Misalnya
masyarakat yang beragam. Itu sebagai wujud dari ajaran agama bahwa
117
28. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Cinta damai ?
Jawab : Iya. Saya paling marah jika anak anak di dalam kelas itu berkonflik. Di
dalam kelas sebuah konflik memang pasti terjadi. Maka saya tanamkan jangan
sampai konflik itu sampai meluas. Jika ada konflik di selesaikan baik baik.
29. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Gemar membaca ?
Jawab : Iya. Gemar membaca ini mempunyai kendala untuk anak anak kaman
sekaran ini kurang minatnya. Kalaupun mereka membaca itu pun kalau ada
tugas. Tanpa didasari tugas untuk membaca itu sangat jarang.
30. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli lingkungan ?
Jawab : Iya. Lingkungan sekolah ini memang taat peraturan. Contohnya saat
saya melihat kelas masih kotor kuraang rapih tidak pada tempatnya. Saya
perintahkan lingkungan didalam kelas terlebih dahulu.
31. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli sosial ?
Jawab : Iya. Contohnya saat ada keluarga siswa ada yang sakit atau terkena
bencana. Melalui rohis dan osis itu keliling untuk meminta sumbangan untuk
membantu meringankan beban keluarga tersebut. Yang lebih luas lagi saat
bencana lombok. Sekolah ini sudah memberi bantuan.
32. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Tanggung jawab ?
Jawab : Iya. Sederhananya saat kelas masih kotor. Di cek yang piket saat itu.
Atau ketika diberikan tugas. Lewat ketua kelas dikumpulkan.
120
yang saya targetkan itu mereka bisa bekerja sama dengan teman
sekelompoknya.
4. Model pembelajaran yang ibu/bapak gunakan dalam proses pembelajaran
sosiologi untuk membentuk karakter siswa dalam materi kelompok sosial?
Jawab :
Tadi sudah sedkiti disinggung, saya menggunakan metode diskusi.
Awalnya saya menggunakan ceramah untuk memberikan stimulus
kepada anak anak dan kemudian diskusi perkelompok maju, setelah itu
mereka saya minta membauat rsume, dan yang meresume itu saya
berikan poit plus, yang bertanya say berikan pont juga.
5. Nilai karakter apa saja yang bapak / ibu berikan dalam pembelajaran sosiologi
untuk membentuk karakter siswa dalam materi kelompok sosial?
Jawab :
Untuk nilai nilainya, nilai karakter itu ada banyak. Nilai seperti religi itu
bisa diawal pembelajaran sebelum belajar sosiologi membaca doa, nilai
toleransi ada juga, dengan dia menghargai temannya pendapat temannya.
Dan tidak melecehkan temannya. Dalam arti melecehkan menggunakan
kata kata (verbal) dengan sikap yang baik itu nilai karakter menurut saya,
karena begitu banyaknai karakter, tapi yang saya tekankan itu nila religi
dan tolerans agar mereka bisa bekerja sama dengan teman sekleasnya.
Dan nanti ketika sudah kembali ke masyarakat mereka bisa hidup rukun
di dalam masyarakat di sekitarnya.
6. Sarana apa saja yang bapak / ibu gunakan untuk menerapkan pendidikan
karakter dalam pembelajaran sosiologi dalam materi kelompok sosial?
Jawab :
Sarana atau media nya itu seperti infokus, tapi disini masih minim. Jadi
medianya papan tulis mereka menjelaskan, mempresentasikan makalah
yang telah ditentukan, menggunakan apapan tulis yang ada. Jadi agar
mereka lebih menguasai materinya.
122
7. Dalam menerapkan pendidikan karakter, sumber ajar apa yang ibu gunakan
dalam pembelajaran sosiologi?
Jawab :
Ada buku, saya lupa penerbitnya siapa pokonya ada, dan banyak buku
kelas XI.
8. Bagamana cara ibu / bapak menanamkan nilai nilai karakter dalam kegiatan
belajar mengajar saat materi kelompok sosial ?
Jawab :
Dengan membiasakan, di dalam nilai karater itu kanada pembiasaan. Ada
melarang dan juga ada memerintah, saya menggunakan itu. Saya
melarang siswa ketika siswa berkata kata kasar ketika berpendapat atau
saya juga memerintah siswa siswa berprilaku yang baik yang sopan,
yang seaui aturan yang ada di kelas, saya juga membiasakan siswa untuk
berdoa sebelum belajar. Membiasakan juga rapih, seperti itu.
9. Apa kendala yang bapak / ibu hadapi dalam menerapkan pendidikan karakter
kepada siswa dalam pembelajaran sosiologi ?
Jawab :
Kendalanya banyak, yang pertama tadi media. Kalau anak anak lebih
suka pakai infokus, kendalnya di sekolah masih belum menyediakan
cukup banyak infokus, terus terkadang mood siswa itu kadang anak IPA
itu kan beda ya dengan anak IPS, jadi kalau IPS tu lebih ke sosial nya
tinggi dan belajarnya sosioogi nya antusias. Tapi kalo IPA belajarnya
kurang antusia, mereka ituapalagi sudah terbebani dengan pelajaran lain,
jadi mereka dalam belajar sosiologi mereka bengong. Bagi saya itu
hambatan. Karena minggu lalu saya baru saja memebrikan smenagat
kepaa nak ank IP,krena sebelum pelajaran saya da pelajaran matematika.
Dan mereka seperti bengong saja, saya memerintah mereka untuk
presentasi mereka tidak antusias seperti anak IPS. Jadi mereka seperti
banyak beban pikiran. Pada saat itu saya stop dulu prestasinya nanti saja.
123
10. Apa upaya yang bapak / ibu lakukan unttuk mengatasi kendala dalam
pembelajaran sosiologi?
Jawab :
Saya diajak dialog. Kalian it pinter akhirnya saya ber games dulu aagar
mereka nyaman lagi. Sekarang pelajaran sosiologi itu tidak
menyeramkan pelajaran di IPA. Dan itu menjadi kendali banget. Jadi,
presentasinya itu saya niali perindividu, saya nilai berbeda bed kalau
misalnya diam Cuma baca itu saya beri nilai KKM, kalau misalkan dia
menjelaskan bisa saya berikan 80 ke atas,jadi mereka kalau anak IPS itu,
lebih ke hafalannya itu pinter. Kalau misalkan anak IPA malah baca,
padahal secara intelektual mereka pinter bahkan makana mereka sehari
hari itu rumus, tapi pelajaran sosiologi it mereka kurang semanagat. Itu
jadi kendala saya. Jad untukmemotivasi siswa seperti itu.
11. Penilaian apa yang bapak / ibu gunakan dalam mengevaluasi pembelajaran
sosiologi dalam menerapkan pendidikan karakter ?
Jawab :
Yang pertama saya menggunakan portofolio,sekarang itu kan kurikulum
2013 itu ada foratnya. Portofolio, kemudian keterampilan yaitu
keterampilannya presentasi. Seperti tertulis ulangan, seperti itu saja.
Sikap juga pasti jadi saya memberikan poin sesuai yang bersikap baik,
misalnya dia itu inisiatif menghapus papan tulis, saya berikan poin plus.
Dan misalnya dia bertanya dan menaggapi saya beri nilai plus. Kalau
misalnya yang minus ya saya tulis seperti urang sopan, masih ada saja
ood nya sanak SMA seperti anak SD, apalagi melihat gurunya
perempuan dan masih uda apalai masih guru baru. Ada saja yang keluar
tanpa izin, seperti sikap juga saya perhatikan.
12. Apakah ada perubhan nyata pada siswa setelah diterapkan pendidikan karakter
dalam pembelajaran sosiologi ?
Jawab :
124
Ada, mereka lebih kreatif lagi. Apalagi saya berika metode diskusi
memakai poin poin itu. Mereka itu berebutan mengambil poin dan
antusias. Setelah diskusi saya memnta beberapa orang untuk resume apa
yang di sampaikan oleh temannya. Jadi mereka diam dan
memperhatiakn. Dan merka berubatan untuk menyampaikan resume
yang mereka pahami. Jadi perubahannya da, mereka lebih koperatif lebih
kondusif lebi menghargai temannya.
13. Apakah terdapat hubungan antara penanaman nilai nilai karakter dalam pembel
14. ajaran sosiologi dengan prestasi belajar siswa ? jelaskan !
Jawab :
Menurut saya, berhubungan karena pendidikan karakter itu kita lihat
nilai karakter yang ada pada anak itu, kembali lag tadi religi menghargai
satu ama lain, sikap toleransi, dia ingin berprestasi. Ketika dia memiliki
karakter ayng baik dia termotivasi belajar dengan baik. Sepeerti nilai
religi, ia otomatis beerfikir sekolah itu untuk apa, bahwa sekola itu kalau
mereka bandel atau punya kasus, kembali lagi kepada orang tua dan
berfikir bahwa itu dosa. Itu kalau mereka punya nilai religi dan itu sangat
berhubungan.
15. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai religius ?
Jawab : Iya. Selalu membiasakan anak berdoa sebelum memulai pelajaran.
16. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai jujur ?
Jawab : Tidak mencontek ketika mengerjakan latihan atau tugas individu.
17. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Toleransi ?
Jawab : Semua siswa harus menghargai dan menghormati agama lain.
18. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Disiplin ?
Jawab : Iya betul. Siswa harus mengumpulkan tugas pada waktu yang telah
ditentukan.
19. Apakah dalam mengajar sosiologi ibu menanamkan nilai Kerja keras ?
Jawab : Iya. Siswa harus membantu teman yang kesulitan belajar pada saat
pulang sekolah.
125
30. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli lingkungan ?
Jawab : Iya. Siswa harus peka terhadap kesulitan atau masalah yang terjadi di
lingkungan.
31. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli sosial ?
Jawab : Iya. Menjenguk teman yang sakit, menanyakan kabar atau alasan teman
yang jarang masuk.
32. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Tanggung jawab ?
Jawab : Iya. Tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas tugas.
127
masyarakat sekitar waru jaya itu seperi apa. Budayanya, dan di hubungan
sosial di sekolah ini seperti apa. Interaksi cair atau tidak. Hal hal yang
seperti ini membuat saya menginginkan model pembelajaran berdasarkan
realita. Berdaarkan pengalamna keseharian merrka. Agar tidak
mengawang kemana mana. Mereka hanay sekedar menjadi menara
gading.
6. Nilai karakter apa saja yang bapak / ibu berikan dalam pembelajaran sosiologi
untuk membentuk karakter siswa dalam materi hubungan sosial ?
Jawab :
Pertama, saya ingin membetuk siswa yang jujur, bertanggung jawab, dan
plural lagi lagi. 3 hal itu yang saya kedepankan, jika tingkat menengah
nya sudah mampu bersikap jujur walau tidak maksimal.tapi
dalambeberap hal ia bisa bertanggung jawab terhdap tugas tugas, terhadp
perannya di sekolah, itu yang saya kedepankan. Lai lagi dia juga harus
bersifat plural. Itu yang saya kedepankan. Terutama dalam materi
hubungan sosial. Dia harus mampu menjadi manusia atau individu yang
bersifat jujur dan bertanggung jawab menghargai perbedaan.
7. Sarana apa saja yang bapak / ibu gunakan untuk menerapkan pendidkan karakter
dalam pembelajaran sosiologi dalam materi hubungan sosial?
Jawab :
Tidak terlepas dengan pembelajaran yang sifatnya konvensional mauun
saat ini, bisa dikatakan memakai infokus tau ceramah, papan tulis, semua
yang dikatakan umum yang digunakan semua guru yang ada disini.
8. Dalam menerapkan peendidikan karakter, sumber ajar apa yang ibu gunakan
dalam pembelajaran sosiologi?
Jawab :
Sampai saat ini selama saya mengaar kelas X, saya menggunakan buku
teks yang diberikan oleh pemerintah. Karena bagaimanapun ada tahapan
kognitif yang masih cukup senjang sumber sumber buku yang
digunakan, mungkin bisa digunakandi kelas XI, dan XII. Ada hambatan
131
ketika akan menggunakan sumber buku diluar buku teks nantinya akan
ada pemahaman yang sulit di tangkap oleh siswa. Dari bahasa yang ada
di buku lain, ditambah hambatan nya menyesuaikan pembelajaran
tersebut dengan sumber buku yang lain yang belum tentu bisa mengikuti
ranah RPP tersebut, tapi di sisi lain saya menggunakan sumber buku lain
di dalam kepala saya, tidak saya bawa kekelas jadi apa yang saya baca
itu saya terapkan tidak terpaku dengan apa yang di buku teks tersebut.
9. Bagamana cara ibu / bapak menanamkan nilai nilai karakter dalam kegiatan
belajar mengajar saat materi hbungan sosial ?
Jawab :
Saya lakukan dengan cara sosiodrama, kita bisa lakukan dengan cara
menonton film. Tentunya menonton film yang nyatanya terjadi
masyarakat. Jika kita ingin melihat gejala sosial, apa gejala sosial di
kalangan remaja. Jika remaja dikatakan nakal, sulit d atur gejala sosial
itu seperti apa ? ketika ada masalah sosial sepeeti narkoba, tawuran dll.
Itu pasti ada gejala sosial sebelumnya. Baik indvidu ataupun lainnya.
Seperti dia itu kurang plural, mengenal rokok, minuman keras, pada
akhirnya menjadi gerbang sebearnya gejala sosial tersebut.peran dari
orang tua kurang melakukan tindakan preventif, yang pada akhirnya
menjadi gejala sosial. Siswa itu cenderung menjadi liar, dan akhirnya
kasus itulah yang diadikan dasar ketika kita mengajar. Contohnya kita
bisa lihat berita, mereka suruh membaca disana. Itu bukan sekedar
pembelajaran di kelas yang sifatya mengawan ngawang,berdasarkan
pengalaman, keseharian prinsipnya adalah bahwa papan tulis tidak boleh
terlepas dari kehidupan siswa.
10. Apa kendala yang bapak / ibu hadapi dalam menerapkan pendidikan karakter
kepada siswa dalam pembelajaran sosiologi ?
Jawab :
Mereka kurang mendapatkan bekal yang cukup, ketika dar tingkat
menengah pertama. Ada beberapa hal yang sulit. Hambatannya mungkin
132
14. Apakah terdapat hubungan antara penanman nilai nilai karakter dalam
pembelajaran sosiologi dengan prestasi belajar siswa ? jelaskan !
Jawab :
Sampai saat ini berhubungan, mungkin 60%. Terkadang siswa yang
jujur,bertanggung jawab, kriis dan plural akan se arah dengan
prestasinya. Karen lagi lagi prestasi di sekolah masih dalam segi sudut
pandang yang sempit yaitu nilai. Itu yang menurut saya kalauparadigma
nya siswa berprestasi karena nilai, bagi saya korelasinya masih 60%, tapi
kalau prestasi dikedpankan bagaimna siswa itu memiliki pengaruh di
sekolah, mampu melakaukan sebuah hal membuat karya yang aplikatuf,
bagi saya berpengaruh. Bagi saya ada hubungannya yang cukup besar.
Tapi lagi lagi kalau dikedepankan nilai ya belum tentu.karena yang tidak
jujur bisa dapat nilai bagus dan sebaliknya. Maka yang jadi
permasalahan parameter prestasinya di perlua, bukan hanya sekedar nilai
yang ada di kertas, tapi prestasi keseharian, prilaku, menginspirasi. Itu
berprestasi menurut saya.
15. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai religius ?
Jawab : Iya. Saya sebelum memulai pelajaran berdoa terlebih dahulu bersama
anak-anak.
16. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai jujur ?
Jawab : Iya betul. Dalam memberikan tugas saya melarang siswa untuk
mencontek untuk mendapatkan nilai bagus.
17. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Toleransi ?
Jawab : Iya betul. Siswa harus menghormati hal yang berbeda baik itu
agama,ras,suku dan antar golongan.
18. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Disiplin ?
Jawab : Iya. Siswa harus datang tepat waktu. Dalam hal berpakaian. Menepatkan
sepatu ditempatnya.
19. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Kerja keras ?
Jawab : Iya betul. Dalam mengerjakan tugas siswa saya perintahkan untuk
135
menjawab soal dengan benar dan mencari jawaban yang terbaik saat
essay.
20. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Kreatif ?
Jawab : Iya betul. Dalam menjawab soal siswa saya perintahkan untuk tidak
menjawab hanya dengan pikirannya saja tanpa sumber. Setelah itu
sumbernya diolah oleh mereka.
21. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Mandiri ?
Jawab : Iya betul. Mandiri dalam arti siswa tidak boleh mencontek.
22. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Demokratis ?
Jawab : Iya. Siswa dipersilahkan untuk memberikan tanggapan dan kelompok
yang lain mendengarkan dan dipersilahkan menyanggah.
23. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Rasa ingin tahu ?
Jawab : Iya. Sebelum belajar siswa harus membaca materi yang akan dipelajari.
24. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Semangat
Kebangsaan ?
Jawab : Iya. Siswa saya ajarkan untuk semangat dalam menuntut ilmu agar
terwujudnya kemajuan bagi bangsa
25. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Cinta tanah air ?
Jawab : Iya betul. Contohnya menyayikan lagu Indonesia Raya saat belajar .
26. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Menghargai
prestasi ?
Jawab : Iya. Memberikan nilai yang sepadan terhadap prestasi siswa yang
berprestasi.
27. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai bersahabat atau
komunikatif ?
Jawab : Iya. Dalam mengajar saya mengahruskan bekerja sama dalam setiap
kelompok sehingga terhadi proses ineraksi yang kuat antar anggota
kelompok.
28. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Cinta damai ?
Jawab : Iya betul. Dalam kerja kelompok atau didalam kelas biasanya timbul
136
konflik kecil. Maka dari itu saya menanamkan cinta damai kepada siswa
bahwa kita ini satu kelas.
29. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Gemar membaca ?
Jawab : Iya. Siswa saya perintahkan untuk membaca literatur yang ada di buku
maupun di internet untuk menambah wawasan
30. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli lingkungan ?
Jawab : Iya betul. Seperti membuang sampah jangan sembarangan. Merapikan
kelas yang kotor.
31. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai peduli sosial ?
Jawab : Iya. Seperti menjenguk teman yang sedang sakit
32. Apakah dalam mengajar sosiologi bapak menanamkan nilai Tanggung jawab ?
Jawab : Iya. Siswa harus bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh
guru dan bertanggung jawab tepat waktu mengumpulkannya.
137
LAMPIRAN 4
Tempat : Masjid
Nama : Andi
Tempat : Masjid
Kelas : XI IPA 5
Jawab : Iya. Karena tugas sosiologi yang kita diajarkan ada soal soal yang tidak
kita pahami.
10) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Semangat
Kebangsaan ?
Jawab : Masih kurang
11) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Cinta tanah air ?
Jawab : Masih kurangjuga untuk nilai tersebut
12) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Menghargai prestasi ?
Jawab : Iya. Setiap siswa yang bisa berpendapat diberika prestasi.
13) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai bersahabat atau
komunikatif ?
Jawab : iya. Disaat kerja kelompok kita tidak aada yang berkelahi.
14) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Cinta damai ?
Jawab : Iya. Sama itu juga kita ditanamkan cinta damai.
15) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Gemar membaca ?
Jawab : Iya. Biasanya sebelum kita mengerjakan tugas kita pasti diperintahkan
untuk membaca dan mencari buku tersebut.
16) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai peduli lingkungan ?
Jawab : Iya. Biasanya kami diperintahkan untuk memeriksa ada sampah atau
tidak..
17) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai peduli sosial ?
Jawab : Iya. Karena dipelajaran sosiologi ada materi tentang peduli sosial.
18) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Tanggung jawab ?
Jawab : Iya. Karena kita mempunyai tugas dan harus dikumpulkan tepat waktu
kepada guru.
141
Nama : Amin
Tempat : Masjid
Kelas : X IPS 2
Jawab : Iya. Misalnya ada sebuah permasalahan. Kita diajarkan untuk memiliki
rasa ingin tahu.
10) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Semangat
Kebangsaan ?
Jawab : Diajarkan. Misalnya diupacara ditertibkan semuanya. Hormat kepada
bendera.
11) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Cinta tanah air ?
Jawab : diajarkan. Misalnya bernyanyi Indonesia raya.
12) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Menghargai prestasi ?
Jawab : Iya. Setiap ada yang mendapat nilai yang bagus. Mendapat penghargaan
dari guru.
13) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai bersahabat atau
komunikatif ?
Jawab : iya. Karena disaat berkelompok kita diajarkan untuk berkounikasi yang
baik.
14) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Cinta damai ?
Jawab : Kurang. Karena sosiologi tidak terlalu mendalam kecinta damai.
15) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Gemar membaca ?
Jawab : Iya. Misalnya kita sebelum memulai pelajaran kita disuruh untuk
membaca materiya terlebih daulu.
16) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai peduli lingkungan ?
Jawab : Iya. Sebelum guru tersebut memulai pelajaran menanyakan masih ada
sampah atau tidak. Kita piket dahulu Jika ada diperintahkan untuk dibuang.
17) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai peduli sosial ?
Jawab : Iya. Sangat diajarkan. Contohnya kemarin aa bencana di lombok. Kita
berpartsipasi untuk korban bencana.
18) Apakah dalam mengajar sosiologi guru menanamkan nilai Tanggung jawab ?
Jawab : Iya. Kita sangat diajark
143
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
HASIL OBSERVASI
LAMPIRAN 7
LEMBAR DOKUMENTASI
LAMPIRAN 8
SILABUS PEMBELAJARAN
Semester : 1 (satu)
Kompetensi Inti :
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
1.1 Mensyukuri keberagaman Unit 1 • Menjelaskan tentang perbedaan Tugas 18 x 45’ Sosiologi untuk
agama dalam kehidupan sosial manusia sebagai individu dan kelompok SMA dan MA
Sosiologi dan
dan kebudayaan sebagai makhluk sosial, definisi sosiologi, kelas X Advanced
Antropologi
anugerah Tuhan Yang Maha dan sifat-sifat sosiologi. Learning Sociology
sebagai Disiplin
Kuasa. • Mengamati penjelasan guru tentang Pengamatan 1, Janu
Ilmu
2.1 Merespon secar a positif manusia sebagai individu dan sikap Murdiyatmoko dan
barbagai permasalahan bangsa A. Manusia makhluk sosial. citra handayani,
terkait dengan keberagaman sebagai • Mampu mengajukan pertanyaan awal penerbit PT
sosial dan budaya yang ada Indovidu dan tentang penjelasan guru. Tes unjuk Grafindo Media
dimasyarakat. Makhluk Sosial • Mampu mengemukakan pendapat kerja Pratama
3.1 Mendeskripsikan peran dan B. Ilmu Sosiologi sendiri terkait dengan pertanyaan
Artikel, gambar,
fungsi sosiologi dan C. Ilmu dari siswa lainnya.
dari berbagai media
antropologi dalam mengkaji Antropologi Tes tertulis
• Mengumpulkan data/informasi massa
berbagai fenomena sosial dan D. Hubungan tambahan tentang manusia sebagai
151
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
budaya yang terjadi di Sosiologi dan individu dan makhluk sosial, definisi
masyarakat. Antropologi sosiologi, dan sifat-sifat sosiologi.
Portofolio Kamus Sosiologi
E. Fungsi • Mengerjakan tugas berkaitan dengan
Sosiologi dan materi yang disampaikan.
Antropologi • Siswa mengumpulkan hasil tugasnya
Koran, majalah,
untuk dinilai.
TV, internet.
• Menyimpulkan tentang manusia
sebagai individu dan makhluk sosial,
definisi sosiologi, dan sifat-sifat
sosiologi.
• Mengkomunikasikan hasil
pengamatan dalam bentuk laporan
dan membacakan laporannya.
• Menegaskan kembali pada materi
manusia sebagai individu dan
makhluk sosial, definisi sosiologi,
dan sifat-sifat sosiologi dan
152
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
budaya yang terjadi di Norma dalam tentang nilai-nilai sosial. kerja Pratama
masyarakat Sosialisasi • Siswa dibagi ke dalam beberapa
3.3 Mendeskripsikan proses D. Nilai dan kelompok, masing-masing kelompok
internalisasi nilai-nilai dan Norma sebagai terdiri atas 4 orang. Tes tertulis Artikel dari koran
norma sebagai pembentuk Pembentukan • Masing-masing nomor yang sama dan internet
kepribadian sebagai dasar untuk Kepribadian berkumpul menjadi kelompok kecil
membangun hubungan untuk mendiskusikan materi yang Portofolio
(interaksi) sosial yang harmonis diberikan, Kamus Sosiolog
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
sebelumnya.
• Mendiskusikan pola-pola hubungan
interaksi sosial, faktor-faktor yang
memengaruhi interaksi sosial, dan
syarat-syarat terjadinya interaksi
sosial.
• Menyimpukan interaksi sosial.
• Menyimpulkan kebesaran Tuhan
YME dikaitkan dengan interaksi
sosial.
• Membacakan hasil diskusinya di
depan kelas. Siswa yang lain bisa
memberikan tanggapn.
• Membuat kesimpulan tentang hasil
diskusi kelompok.
• Menjelaskan tentang bentuk-bentuk
interaksi sosial: hubungan
171
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
oraganisasi informal.
• Menyimak penjelasan dari guru
tentang tentang organisasi sosial.
• Mampu mengajukan pertanyaan awal
tentang organisasi sosial dengan
teman sebangku.
• Mampu menceritakan pengalaman
organisasi sosial dengan teman
sebangku.
• Mengumpulkan tugas mandiri yang
disampaikan pada pertemuan
sebelumnya.
• Mencari bahan tentang bentuk
organisasi sosial dari sumber lain.
• Menyimpukan mencari bahan
tentang organisasi sosial.
• Menyimpulkan kebesaran Tuhan
174
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber/bahan/alat
Waktu
LAMPIRAN 9
Unit 1
Kelas/Semester : X/1
Kompetensi Inti :
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PERTEMUAN I
a. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan perbedaan manusia sebagai individu dan makhluk sosial
2. Menjelaskan sifat-sifat sosiologi sebagai ilmu
3. Mendefinisikan sosiologi menurut para sosiolog
b. Materi Pembelajaran
1. Manusia sebagai individu dan makhluk sosial
2. Ilmu sosiologi: definisi sosiologi menurut para sosiolog dan sifat-sifat sosiologi
sebagai ilmu
c. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi
2. Inti
a. Mengamati (Observing)
1) Menjelaskan tentang perbedaan manusia sebagai individu dan
makhluk sosial, definisi sosiologi, dan sifat-sifat sosiologi.
2) Mengamati penjelasan guru tentang manusia sebagai individu dan
makhluk sosial.
b. Menanya (Questioning)
1) Mampu mengajukan pertanyaan awal tentang penjelasan guru.
2) Mampu mengemukakan pendapat sendiri terkait dengan pertanyaan
dari siswa lainnya.
c. Pengumpulan Data (Experimenting)
1) Mengumpulkan data/informasi tambahan tentang manusia sebagai
individu dan makhluk sosial, definisi sosiologi, dan sifat-sifat
sosiologi.
2) Mengerjakan tugas berkaitan dengan materi yang disampaikan.
d. Mengasosiasi (Associating)
167
e. Mengkomunikasikan (Communicating)
1) Mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk laporan dan
membacakan laporannya.
2) Menegaskan kembali pada materi manusia sebagai individu dan
makhluk sosial, definisi sosiologi, dan sifat-sifat sosiologi dan
meluruskan jika terjadi salah konsep.
3. Penutup
PERTEMUAN II
a. Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskrispsikan sejarah perkembangan sosiologi
2. Menjelaskan perkembangan sosiologi di Indonesia
3. Menjelaskan konsep-konsep dasar sosiologi
b. Materi Pembelajaran
Ilmu Sosiologi:
1. Perkembangan sosiologi
2. Perkembangan sosiologi di Indonesia
3. Konsep-konsep dasar sosiologi
c. Metode Pembelajaran
168
1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi
d. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
1. Silabus KTSP SMA
2. Buku sumber : Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit Grafin
Media Pratama
3. Buku-buku penunjang lain yang relevan dengan materi.
4. Media Pembelajaran massa seperti majalah, koran, dan buku-buku
tambahan.
5. Komputer dan proyektor
6. Tongkat pendek
7. Power point Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit
Grafindo Media Pratama
e. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Mengamati (Observing)
1) Menjelaskan tentang sejarah perkembangan sosiologi,
perkembangan sosiologi di Indonesia, dan konsep-
konsep dasar sosiologi
169
3. Penutup
PERTEMUAN III
a. Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan sosiologi sebagai metode
b. Materi Pembelajaran
Sosiologi sebagai metode
c. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi
3. Penutup
Mendorong siswa untuk melakukan menyimpulkan, merefleksikan,
dan menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
PERTEMUAN IV
a. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan ilmu antropologi
2. Menjelaskan cabang-cabang ilmu antropologi
3. Mendefinisikan antropologi menurut para antropolog
173
b. Materi Pembelajaran
Ilmu Antropologi:
1. Pengertian antropologi
2. Cabang-cabang ilmu antropologi
3. Konsep-konsep dalam antropologi
c. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi
d. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
1. Silabus KTSP SMA
2. Buku sumber : Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit Grafin
Media Pratama
3. Buku-buku penunjang lain yang relevan dengan materi.
4. Media Pembelajaran massa seperti majalah, koran, dan buku-buku
tambahan.
5. Komputer dan proyektor
6. Tongkat pendek
7. Power point Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit
Grafindo Media Pratama
e. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Mengamati (Observing)
1) Menjelaskan tentang ilmu antropologi.
2) Mengamati penjelasan guru tentang pengertian
antropologi, cabang-cabang ilmu antropologi, dan
konsep-konsep dalam antropologi.
b. Menanya (Questioning)
1) Mampu mengajukan pertanyaan awal tentang
penjelasan guru.
2) Mampu mengemukakan pendapat sendiri terkait
dengan pertanyaan dari siswa lainnya.
c. Pengumpulan Data (Experimenting)
1) Mengumpulkan data/informasi tambahan tentang
pengertian antropologi, cabang-cabang ilmu
antropologi, dan konsep-konsep dalam antropologi.
2) Mengerjakan tugas berkaitan dengan materi yang
disampaikan.
d. Mengasosiasi (Associating)
1) Siswa mengumpulkan hasil tugasnya untuk dinilai.
2) Menyimpulkan tentang pengertian antropologi, cabang-
cabang ilmu antropologi, dan konsep-konsep dalam
antropologi.
e. Mengkomunikasikan (Communicating)
1) Mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk
laporan dan membacakan laporannya.
175
PERTEMUAN V
a. Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan hubungan sosiologi dan antropologi
b. Materi Pembelajaran
Hubungan sosiologi dan antropologi
c. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi
d. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
1. Silabus KTSP SMA
2. Buku sumber : Facil, Advanced Learning Sociology 1, Penerbit Grafin
Media Pratama
3. Buku-buku penunjang lain yang relevan dengan materi.
4. Media Pembelajaran massa seperti majalah, koran, dan buku-buku
tambahan.
176
a. Mengamati (Observing)
1) Menjelaskan tentang hubungan sosiologi dan
antropologi.
2) Mengamati penjelasan guru tentang hubungan sosiologi
dan antropologi.
b. Menanya (Questioning)
1) Mampu mengajukan pertanyaan awal tentang
penjelasan guru.
2) Mampu mengemukakan pendapat sendiri terkait
dengan pertanyaan dari siswa lainnya.
c. Pengumpulan Data (Experimenting)
1) Mengumpulkan data/informasi tambahan tentang
hubungan sosiologi dan antropologi.
2) Mengerjakan tugas berkaitan dengan materi yang
177
disampaikan.
d. Mengasosiasi (Associating)
1) Siswa mengumpulkan hasil tugasnya untuk dinilai.
2) Menyimpulkan tentang hubungan sosiologi dan
antropologi.
e. Mengkomunikasikan (Communicating)
1) Mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk
laporan dan membacakan laporannya.
2) Menegaskan kembali pada materi hubungan sosiologi
dan antropologi.
3. Penutup
a. Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan fungsi sosiologi dan antropologi
b. Materi Pembelajaran
Fungsi sosiologi dan antropologi
c. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Kerja mandiri
3. Eksplorasi
4. Diskusi
d. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
1. Silabus KTSP SMA
178
a. Mengamati (Observing)
1) Menjelaskan tentang fungsi sosiologi dan antropologi.
2) Mengamati penjelasan guru tentang fungsi sosiologi
dan antropologi.
b. Menanya (Questioning)
1) Mampu mengajukan pertanyaan awal tentang
penjelasan guru.
2) Mampu mengemukakan pendapat sendiri terkait
dengan pertanyaan dari siswa lainnya.
179
Aspek Penilaian
1 2 3 4 5 6
Dst
Keterangan:
1. Aktivitas dalam kelompok 2—15 = Sangat baik
2 Menunjukkan rasa ingin tahu 3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar,
antusias, terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak
terlalu antusias, dan baru terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok ketika disuruh
1: tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan,
sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
walaupun telah didorong untuk terlibat
Deskripsi sikap ini digunakan untuk pertimbangan dalam menentukan profil siswa.
4. Lembar Portofolio
………………………………………………………………………………………
…
………………………………………………………………………………………
…
………………………………………………………………………………………
…
………………………………………………………………………………………
…
………………………………………………………………………………………
…
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
LAMPIRAN 10
186
LAMPIRAN 11
187
LAMPIRAN 12
188
LAMPIRAN 13
189
190
191
192
193
194
LAMPIRAN 14
BIODATA PENULIS
Penulis bernama lengkap Muhamad Robi lahir di Kota hujan Bogor,31 Oktober 1994
yang merupakan anak ke delapan dari delapan berssaudara dari pasangan Ismail (Alm)
dan Ranih. Penulis pernah menempuh pendidikan formal di SDIT Ar-rahman (2002-
2008), MTs Sirajul Falah (2008-2011) dan SMA Negeri 1 Parung (2011-2014),
kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Universitas di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Konsentrasi Sosiologi . Skripsi yang berjudul “ Implementasi Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Parung” di bawah
bimbngan Ibu Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si dan Ibu Zaharah, M.Ed diharapakan bisa
bermanfaat untuk para pembaca.
195
LAMPIRAN 15
Dokumentasi Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Parung Bapak Ikhwan
Setiawan S.Pd