SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ROSITA
NIM.105383263 15
“Kama Tadinu
Tudanu”
-Sebagaimana kamu memperlakukan, maka
begitu juga kamu akan diperlakukan-
(Sujiwo Tejo)
ABSTRAK
This study examines the influence behind the occurrence of moral degradation of
students, especially at Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Luwu Timur and explains the role
played by schools to prevent moral degradation in students. The purpose of this study was
to determine what causes moral degredation in Madrasah Sanawiyah Negeri 1 Luwu
Timur, and to find out how the role of schools in overcoming moral degradation of
students in Madrasah Sanawiyah Negeri 1 Luwu Timur.
The results showed that the factor that most influenced the moral degradation of
students was the lack of understanding and application of moral values into daily life by
the family. As for the efforts made by the school as a means of control to prevent student
degradation which can be said to have been effective, although it cannot be denied that
there are still some students who still repeat violations at school.
Syukur Al-Hamdulillah atas berkat rahmat dan taufiq-Nya sehingga skripsi ini
kesederhanaan ini, dari padanya dapat dipetik manfaat sebagai tambahan referensi pada
pembaca yang budiman. Penulis juga selalu mengharapkan saran dan koreksi yang
bersifat membangun. Demikian pula salawat dan taslim atas junjungan Nabi besar
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan partisipasi dari semua pihak,baik
dalam bentuk dorongan moral maupun material, Oleh karena itu, penulis ingin
Erwind Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta
para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Drs. H. Nurdin, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Kaharuddin,
S.Pd., M.Pd., Ph.D, Sekertaris Program Studi Pendidikan Sosiologi beserta seluruh
stafnya.
yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dan menyelesaikan skripsi
ini.
Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan
dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua peneliti yang tercinta serta
seluruh keluarga yang senangtiasa mendukung peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
Bapak pimpinan beserta para staf Perpustakan Pusat, Perpustakaan Fakultas dan
Keguruan atas segala kemudahan yang diberikan kepadda peneliti untuk mendapatkan
Ungkapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada kepala sekolah MTs Negeri
1 Luwu Timur beserta jajarannya yang kiranya telah membantu peneliti dalam
kawan seperjuangan kelas C angkatan 2015 yang selalu memberikan support kepada
peneliti terkhusus kepada teman saya Nuramal, Dewi Satriani, Nurmi, Nur Aniswan dan
Rahmat Taufik atas kerjasamanya selama penyusunan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah
swt, jualah penulis memohon, semoga atas jasa dan partisipasi dari semua pihak akan
mendapatkan limpahan rahmat dari padaNya. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi
Rosita
DAFTAR ISI
B. Pembahasan ............................................................................................. 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................
4.1 Pembagian Daerah Admistratif di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013 ....... 36
4.2 Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Luwu Timur
4.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Luwu Timur Menurut Jenis Kelamin Tahun
2013................................................................................................................ 38
4.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012-2013 .... 39
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Manusia berpendidikan dapat melihat secara akurat, berpikir jernih dan bertindak
secara efektif untuk mencapai tujuan dirinya sesuai dengan pilihan dan aspirasi.
nilai moral pun perlu di terapkan dalam dunia pendidikan. Moralitas sebagai
bentuk kesepakatan masyarakat mengenai apa yang layak dan apa yang tidak
layak dilakukan, mempunyai sistem hukum sendiri. Hampir semua lapisan
Tak jarang hukuman bagi mereka yang melanggar moralitas, lebih kejam daripada
hukuman yang dijatuhkan oleh institusi formal. Hukuman terberat dari seorang
begitu saja. Pada masa transisi ini remaja mengalami ketidaktentuan dan
melakukan perbuatan yang tidak baik dan tidak jelas. Remaja dihadapkan pilihan
karena orang tua terlalu otoriter atau kejam, atau orang tua yang tidak pernah
memberikan kasih sayangdan perhatian. Atau orang tua yang tidak adil terhadap
semua ank-anaknya. Mungkin juga kenakalan itu karena mereka tidak merasa
bebas dan tidak betah di rumah. Lalu mencari kebebasan dan kebetahan diluar
rumah dengan berbagai kelakuan yang mungk,in dapat menarik perhatian orang
lain dan menyakitkan hati masyarakat. Adapun sumber kenakalan itu bisa dari
dalam anak itu sendiri, didalam keluarga, dilingkungan masyarakat, dan bisa juga
moral ini, ada yang menyebutnya dengan etika dan dalam Islam dikenal dengan
mempunyai kesamaan yaitu apa yang patut dan apa yang tidak patut dilakukan
oleh anggotanya.
Anak bisa jadi berada di dalam lingkungan sekolah, namun kini dia punya akses
untuk berhubungan, melihat langsung dan bisa jadi terlibat dalam kehidupan lain
di dunia lain dengan media teknologi dan informasi. Kini lingkungan pendidikan
mempunyai definisi yang lebih luas yaitu bukan hanya di mana siswa/anak itu
tinggal, namun mencakup juga di mana anak itu menemukan dirinya sebagai
seorang yang berarti. Anak dengan mudahnya menemukan tempat, suasana dan
Saat ini banyaknya budaya-budaya asing yang masuk mampu menjadi hal
yang dapat mengubah moral remaja saat ini. Remaja sangat rentan terhadap
sudah tidak asing lagi dirasakan bahkan sudah sangat jelas terlihat, karena
pengaruh dari luar sudah tidak asing lagi bagi remaja saat ini. Bahkan pengaruh
negative yang mereka dapatkan dikatakan oleh mereka sebagai suatu trend atau
yang mereka temui, peran orang tua, guru, dan masyarakat sangat dibutuhkan
Harapan dalam dunia pendidikan untuk peserta didik saat ini yaitu agar
moral. Agar peserta didik tidak hanya fokus menambah ilmu pengetahuannya dan
melupakan akan pentingnya nilai moral. Untuk menumbuhkan akhlak atau moral
Pendidikan moral begitu penting karena ketika seseorang telah memiliki moral
yang baik, kepribadian yang menyenangkan, tutur kata yang lembut, sopan santun
dan kepedulian yang tinggi kepada sesama, maka mereka bisa menjaga diri
mereka dari melakukan hal-hal negativ yang merugikan dirinya sendiri dan
peserta didik tapi tidak bisa dipungkiri moral peserta didik saat ini
memprihatinkan. Penulis juga berharap bahwa dengan adanya penelitian ini akan
Berdasarkan fakta dan kenyataan yang penulis telah lihat dilapangan bahwa
maupun non akademik, terlihat jelas dalam tata tertib yang berlaku dan juga visi-
misi. Tetapi tetap saja masih ada beberapa siswa melakukan pelanggaran sehingga
terjadi degradasi moral. Adapun pelanggaran yang kerap kali dilakukan siswa
yaitu bolos dijam pelajaran, berduaan di tempat yang sepi antar siswa laki-laki
dan perempuan, tidak menghormati guru contohnya berbicara dengan nada keras,
antar siswa sering melontarkan kata-kata kurang baik. Kerapkali guru menegur
bahkan memberi sanksi tetapi tidak ada juga efek jera bagi siswa, sehingga peran
dilingkungan keluarga tidak ada pengawasan dan ketegasan sehingga siswa tetap
sangat cepat dan akses untuk menjangkau IPTEK sangat mudah. Hal ini
Seperti yang kita ketahui sekarang ini bahwa semakin bertambah canggih
teknologi semakin berkurang pula moral peserta didik. Dimana moral peserta
siswa pada umumnya dimana memiliki sifat sopan santun, dan menghargai baik
guru maupun teman sebayanya. Moral yang diharapkan adalah moral yang
1 Luwu Timur?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
siswa yang sebenarnya. Bagi pendidik dan tenaga kependidikan hasil penelitian
moral siswa yang ada di sekolah tersebut. Bagi pemerintah diharapkan dapat
kembali kebijakan yang telah atau akan diterapkan terutama yang terkait dengan
E. Defenisi Operasional
2. Moral adalah ahlak, etika atau susila yang dimiliki seseorang dalam
tindakan yang positif maka dapat disebut amoral atau tidak memiliki
3. Siswa atau peserta didik, adalah salah satu kelengkapan dalam sekolah
tanpa adanya peserta didik tidak mungkin disebut sebagia suatu lembaga
sekolah karena peserta didik bagian dari struktur sekolah. individu sebagai
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
SMA Kabupaten Penelitian Wesisir Barat adalah untuk memahami bagai mana
peran lembaga sosial di SMA Kabupaten pesisir Barat dalam bimbingan moral
remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
dengan subjek penelitian adalah lembaga sosial seperti institut keluarga, institut
tugasnya sebagai lembaga sosial yang memiliki tugas untuk menjadikan moral
lembaga sosial seperti institut keluarga, institut pendidikan, institut agama, dan
institut hukum memiliki peran tetapi belum maksimal terhadap bimbingan moral
remaja.
Keluarga mempunyai peranan yang amat penting dan strategis dalam penyadaran,
penanaman, dan pengembangan nilai moral sosial dan budaya. Adanya ikatan
emosional yang terjalin antara orang tua dengan anak yang demikian kuat, maka
sebuah lembaga yang berusaha memproses input yang berupa siswa menjadi out
put yang tidak hanya menguasai pengetahuan dari salah satu ranah saja,
melainkan dari ketiga ranahnya yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik secara
sering dijumpai pen yimpangan perilaku siswa, yang pada akhirnya muncul
adanya degradasi moral pada siswa. Sekolah akan bermakna lebih jika sudah
degradasi moral pada peserta didik di SMA Negeri 1 Pinrang. Jenis penelitian ini
Teknik analisis data menggunakan tiga tahap yakni reduksi data, penyajian data,
di SMA Negeri 1 Pinrang masih tergolong tidak baik yang ditandai dengan a)
pelanggaran yang mereka lakukan berdasarkan dari hati nurani tanpa paksaan. 2)
faktor penyebab terjadinya degradasi moral pada peserta didik di SMA Negeri 1
Pinrang yaitu kurangnya nilai agama serta suka bohong, faktor lingkungan
Degradasi moral ucapan siswa yang muncul dalam kehidupan sehari-hari mereka
di sekolah menjadi hal yang sangat menyedihkan. Kata-kata dan kutukan buruk
yang menyertai percakapan siswa menjadi hal yang biasa untuk dikatakan dan
didengar. Mereka tidak lagi malu atau tidak nyaman untuk menggunakan kata-
kata itu, bahkan seolah-olah ada identitas baru yang melekat pada mereka yang
membuat mereka bangga, itu adalah identitas generasi saat ini. Lalu, bagaimana
dengan identitas Islam mereka? Mereka tidak menyadari bahwa mereka telah
moral yang baik dalam berbicara seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
SAW. Semua kata-kata, perbuatan dan patung yang terkandung dalam Al-Sunnah
identitas para siswa pada awalnya sebagai muslim yang selalu tadabbur sebelum
mengatakan dan muslim yang selalu berpikir tentang kesejahteraan rakyat tidak
ramah, dan religius telah dipindahkan sebagai efek dari gaya hidup modern.
Karenanya, nilai-nilai moral sangat penting untuk dikembangkan sejak usia dini.
Makalah ini adalah pandangan untuk mengatasi pendidikan moral pada anak-anak
membaca dan menulis. Perkembangan pendidikan moral siswa dapat dilihat dari
hasil angket: pre-test dilakukan sebelum pendampingan dan post test dilakukan
menampilkan 46% dan post-test adalah 54%. Ini berarti bahwa ada peningkatan
8% pada pendampingan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bahasa positif
yang sering digunakan atau didengarkan oleh siswa akan mempengaruhi cara
2. Degradasi moral
kemerosotan, dan menurut Immanuel Kant moralitas adalah hal keyakinan dan
sikap bathin dan bukan hal sekedar penyesuaian aturan dari luar, entah itu aturan
hukum Negara, agama atau adat istiadat. Sedangkan menurut Robert J. Havighurst
moral yang bersumber dari adanya suatu tata nilai yakni a value is an obyect
estate or affair wich is desired (suatu obyek rohani atas suatu keadaan yang di
inginkan). Maka kondisi atau potensi internal kejiwaan seseorang untuk dapat
melakukan hal-hal yang baik sesuai dengan nilai-nilai value yang diinginkan itu
(Pratama, 2016).
Jika kita lihat dari hasil pemaparan pengertian degradasi dan moral menurut
para ahli maka kita dapat menyimpulkan bahwa degradasi moral adalah
penurunan tingkah laku manusia akibat tidak mengikuti hati nurani karena
1. Kemajuan teknologi
Dengan teknologi di jaman sekarang yang serba canggih maka manusia sudah
tidak sulit mencari informasi mengenai hal apa pun dan dimana pun, baik itu hal
yang negatif atau pun hal yang positif. Yang disayangkan adalah apabila
kemajuan teknologi ini di gunakan hal-hal yang negatif, video porno yang
semakin mudah di akses di ponsel dengan internet, yang akan merusak bangsa
Indonesia.
Disini kita bisa melihat bahwa kualitas keimanan generasi muda sudah luntur,
sekarang banyak terjadi perilaku kriminal yang dilakukan remaja seperti yang
dilansir oleh suara.com bahwa Polres Bekasi Kota, Jawa Barat menangkap
seorang pelajar sekolah menengah atas bernama Birul Walidain (17). Birul
Kelurahan Harapan Baru, Bekasi Utara. Dari berita ini kita melihat bahwa remaja
“Jika kita lihat dari hasil studi Badan Pusat Statistik tahun 2010 di lembaga
persentase remaja pelaku tindak pidana yang pada saat melakukan tindak pidana
berstatus sebagai pelajar atau masih sekolah hanya sebesar 38,0 persen sedangkan
remaja yang tidak bersekolah mencapai hampir dua kali lipatnya yaitu 60,0
persen, remaja pelaku tindak pidana yang telah berumur 13 tahun dan 14 tahun
masing-masing sebesar 8,0 persen dan 8,5 persen sedangkan remaja yang berumur
16 tahun dan 17 tahun masing-masing mencapai sebesar 29,5 persen dan 38,0
Dari riset tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa telah pudarnya kualitas
keimanan remaja sekarang, apa yang diajarkan oleh agama tidak sepenuhnya
40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan bab VI penyadaran pasal 22 dan Pasal 23.
Pasal 22 ayat (1) penyadaran kepemudaan berupa gerakan pemuda dalam aspek
Pasal 22 ayat (2) penyadaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difasilitasi
melalui:
pendidikan agama dan akhlak mulia, tetapi keadaan pemuda sekarang sangatlah
pendidikan agama dan akhlak mulia jika akhlak pemuda itu sendiri tidak memiliki
ini sangat merubah banyak hal dalam kehidupan masyarakat, mulai dari sistem
ekonomi, politik, kesehatan, hingga pendidikan. Sehingga pelajar masa kini yang
yang memiliki pengaruh besar kepada generasi yang tumbuh pada masa kini.
pendidikan sebagai media edukasi dan pemahaman kepada para generasi millenial
lingkungan, karena apabila era globalisasi ini tidak disikapi dengan benar, maka
akan mulai muncul masalah-masalah baru yang dapat merubah karakter generasi
saat ini salah satunya seperti menurunnya moralitas generasi muda khususnya
pelajar.
Moral remaja dari tahun ketahun terus mengalami degradasi atau penurunan
kualitas dalam segala aspek moral, mulai dari tutur kata, cara berpakaian, sikap
dll. Faktor yang mempengaruhi moral remaja, salah satunya adalah arus
Penyebab lain yang besar peranannya terhadap kemerosotan moral remaja adalah
menggerogoti bangsa ini. Sayangnya kita seakan tidak sadar, namun malah
mengikutinya. Kita terus menuntut kemajuan di era global ini tanpa memandang
(lagi) aspek kesantunan budaya negeri ini. Ketidak seimbangan itulah yang pada
akhirnya membuat moral semakin jatuh dan rusak. Globalisasi yang terus
baik. Tapi jangan salah, dampak buruk pun mengikutinya di belakang. Coba
sejenak kita amati foto-foto remaja tempo dulu. Kita nilai mereka dari aspek
berpakaian. Sebagian besar mereka kelebihan bahan (tertutup). Memang ada satu
dua yang memilih pakaian terbuka di era lalu, namun perbandingannya lebih
ini. Kalau dulu yang berpakaian memancing kebanyakan para pelaku entertainer,
kalau sekarang tak peduli entertainer atau bukan sama saja. (Erni 2010).
Kita harus mengakui bahwa masa remaja adalah masa yang amat baik untuk
kemampuan, minat. Selain itu pada masa ini adalah masa pencarian nilai-nilai
hidup. Oleh karena itu, sebaiknya mereka diberi bimbingan agama agar menjadi
pedoman hidup bagi remaja. Peran orang tua dan sekolah amat penting sebab
remaja ini belum siap untuk masyarakat. Bimbingan guru dan orang tua amat
dibutukan agar remaja tidak salah arah. Karena dimasyarakat banyak sekali
pengaruh negatif yang bisa menyengsarakan masa depan remaja. (Sofyan 2010).
Siswa/siswi adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan. Siswa
dapat ditinjau dari berbagai pendkatan, antara lain; pendekatan social, pendekatan
dan membutuhkan bantuan dari orang lain yang memiliki kewibawaan dan
kedewasaan. Sebagai anak, Peserta didik mesih dalam mondisi lemah, kurang
berdaya, belum bisa mandiri, dan serba kekurangan dibanding orang dewasa,
namun dalam dirinya terdapat potensi bakat bakat dan disposisi luar biasa yang
Peserta didik adalah subyek yang otonom, memiliki motivasi, hasrat, ambisi,
ekspresi, cita- cita, mampu merasakan kesedihan, bisa senang dan bisa marah dan
secara terus menerus agar bisa memecahkan masalah masalah hidup yang di
Mugnifar (2019), siswa ialah sebagai seseorang „‟subjek didik‟‟ dimana nilai
identitas moral, perlu dikembangkan untuk mencapai tingkatan suatu proses untuk
mencapai hasil yang ideal dan kriteria kehidupan sebagai manusia diharapkan
dimaksud yakni manusia didik yang sebagai makhluk yang sedang berada dalam
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah yang lebih baik yakni
kemampuan fitrahnya.
B. Landasan Teori
Adapun teori pendukung dalam penelitian ini ”Perilaku sosial adalah suasana
bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu oarang
dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut
(2001), “perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antara orang
yang ditanyakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi.” Perilaku sosial
juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain Baron dan Byme (1991)
dalam Rusli (2001) “perilaku itu ditunjukka dengan perasaan, tindakan, sikap
keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap oarang lain. Perilaku sosial
seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi oarang lain dengan cra-cara
yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang
bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara dipihak lain, ada orang yang
budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran (intelek), dan tumbuh anak.
C. Kerangka Fikir
Dalam penelitian ini yang berjudul degradasi moral peneliti menjelaskan atau
peserta didik yang sedang menjadi masalah dalam dunia pendidikan di akibatkan
menyebabkan siswa dinilai dan di cap tidak memiliki etitude (etika) yang baik.
Siswa dimana yang semestinya mampu mencerminkan budi pekerti yang baik
Selain itu diharapkan peran guru dalam mengatasi degradasi moral ini.
Apakah guru mampu dan bisa mengatasi masalah ini. Guru diharapkan mampu
menjadi garis terdepan dalam pembinaan guru disini menjadi sangat penting untuk
ditinjau apakah sesuai ataupun tidak. Sehingga moral dari siswa yang
kehidupannya dan mampu mewujudkan sifat sopan dan santunnya terhadap guru
Degradasi Moral
Moral siswa
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Dalam ilmu pengetahuan ada beberapa jenis penelitian dimana salah satunya
adalah penelitian kualitatif, adapun yang digunakan dalam penelitian ini penelitian
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
suatu proses penelitian dan pemahaman yang didasarkan pada metedologi yang
realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dengan subjek
yang diteliti.
2. Pendekatan Penelitian
gpeserta didik dalam mengatasi degradasi moral yang saat ini masih menjadi
persoalan dalam dunia pendidikan saat ini tepatnya di Madrasah Tsanawiyah
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
C. Informan Penelitian
Informan adalah orang-orang yang dapat dijadikan sebagai sumber data atau
informasi yang dapat memberikan data sesuai dengan permasalahan yang diteliti,
tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian Melong (2000:97). Informan
yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi informan kunci adalah kepala
social yang terjadi. Informan utama dalam penelitian ini adalah siswa yang
tidak semua staf atau komponen yang ada disekolah digunakan melainkan hanya
menjadi informan sehingga tidak semua guru dan siswa di Madrasah Tsanawiyah
D. Fokus Penelitian
Adapun fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana peran sekolah dalam
Timur.
E. Instrument Penelitian
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa kamera (dokumentasi), perekam suara dan alat tulis
Adapun instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pada saat
penguatan data observasi dan wawancara yang berupa gambar, grafik data,
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri atau human
informasi atau data yang terkait dengan masalah penelitian hanya dimiliki oleh
peneliti. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus di validasi
logistik.
Selanjutnya yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi
diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta bekal memasuki lapangan. (Sugiono,
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpualan”.
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan ada dua macam yaitu:
1. Data Primer
lokasi penelitian.
2. Data Sekunder
Penentuan metode pengumpulan data tergantung pada jenis dan sumber data
1. Observasi
observasi yang dilakukan akan memakan waktu yang lebih lama apabila ingin
menggunakan alat bantu buku catatan, telpon genggam (untuk merekam suara dan
mengambil gambar) yang nantinya digunakan untuk mencari dan mencatat hal-hal
anatara lain:
guru.
yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses Tanya
jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik.
moral. Sedangkan objek yang menjadi sumber informasi dan juga yang akan
diwawancarai adalah:
ini.
3. Dokumentasi
penelitian kualitatif, teknik ini merupakan alat mengumpulkan data yang utama,
karena pengujian datanya yang diajukan secara logis dan rasional melalui
pendapat ataupun teori yang diterima. Cara mengumpulkan data melalui arsip
yang akurat mengenai data-data yang terkait makna agama bagi generasi milenial.
Seperti peraturan, tata tertib, dan juga data terkait sejarah serta perkembangan
kelembagaan
Setelah semua data terkumpul dari sumber data di lapangan, maka selanjutnya
data tersebut dianalisa secara deskriptif kualitatif. Analisis data adalah suatu fase
penelitian yang sangat penting karena melalui analisis data inilah peneliti
digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini melalui tiga tahapan
analisis data yaitu dengan mereduksi data kemudian menyajikan data dan
1. Pengumpulan Data
dalam rangka mencapai tujuan penelitian, tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
jawaban masih perlu diuji secaara empiris. Maka dengan inilah dibutuhkan
2. Transkip Data
Pada tahap ini dilakukan proses transkip data atau menyalin segala informasi
secara mendalam mengenai informasi dari apa yang ingin diteliti oleh mahasiswa.
Pada tahap ini peneliti membaca data atau informasi yang telah dikumpulkan
dan disalin guna untuk mengetahui hasil dari pengumpulan data awal, membaca
dilakukan secara berulang agar peneliti paham betul maksud dan arti dari
informasi awal.
4. Organisasi Data
Suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk
membuat kesimpulan atau tindakan yang diusulkan. Pada tahap ini data yang telah
5. Kategori Data
mengubah data kasar yang muncul dari lapangan. Pada tahapan reduksi data-data
yang diperoleh di lapangan kemudian dipilih lalu dikumpulkan agar data menjadi
Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan, diolah, disederhanakan dan
difokuskan tentu akan mencapai titik akhir dimana data tersebut sudah dapat
8. Keabsahan Data
Data yang telah didapat peneliti dikumpulkan untuk diuji tingkat keaslian atau
kepercayaan dari data yang telah ada sehingga tidak ada data yang palsu atau
9. Reduksi Data
masalah dan isinya merupakan kristalisasi data lapangan yang berharga bagi
praktik dan pengembangan ilmu. Verifikasi data merupakan bagian akhir dari
mendalam dari data hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah. Peneliti
meramu data yang telah disajikan dengan membuat kesimpulan dari hasil
penelitian yang isinya disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah dibuat
sebelumnya.
10. Laporan
Dari data yang sudah disimpulkan dan dianalisis dengan baik oleh peneliti dan
sudah melalui proses yang valid untuk dipublikasikan maka langkah selanjutnya
pengumpulan data dan bersumber data yang telah ada. Teknik yang menggunakan
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
J. Etika Peneliti
menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
(informed consent).
and confidentiality)
aspek keadilan dan subjek untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik
dua propinsi yaitu Propinsi Sulawesi Tenggara Tengah di sebelah utara dan
timur dan Propinsi Sulawesi Tenggara di sebelah selatan. Selain itu Kabupaten
Luwu Timur juga berbatasan langsung dengan laut yaitu dengan Teluk Bone
Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan.
Kabupaten Luwu Timur tercatat 6.944,88 km2 atau sekitar 11,14% dari luas
wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.. Kecamatan terluas adalah Kecamatan
Towuti yang mencapai 1.820,48 km2 atau sekitar 26,21% dari luas wilayah
Tabel 4.1
1 Burau 18 - 66 256,23
2 Wotu 16 - 70 130,52
3 Tomoni 12 1 52 105,91
5 Angkona 10 - 48 147,24
6 Malili 14 1 56 921,20
7 Towuti 18 - 56 1.820,46
8 Nuha 4 1 17 808,27
9 Wasuponda 6 - 29 1.244,00
10 Mangkutana 11 - 47 1.300,96
11 Kalaena 7 3 27 41.98
dan Wasuponda. Wilayah Kabupaten Luwu Timur terdiri dari 124 desa dan 3
kelurahan. Kecamatan yang sudah terbentuk kelurahan adalah Kecamatan
2. Demografi
Timur dapat dilihat pada tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4 sebagai berikut:
Kepad
atan
KK
Timur Dalam Angka 2014 mencapai 275.523 jiwa dengan jumlah rumah tangga
sebanyak 64.457 rumah tangga. Rata-rata jumlah jiwa setiap rumah tangga
Kecamatan Malili sebesar 39.566 jiwa. Disusul Kecamatan Burau sebesar 34.346
sebesar 40 jiwa per km2. Kecamatan terpadat adalah Kecamatan Tomoni Timur
dengan kepadatan 289 jiwa per km2. Sedangkan Kecamatan yang memiliki
perempuan, terlihat dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk 105,61
dimana setiap 100 perempuan di Luwu Timur terdapat sekitar 106 laki-laki. Rasio
2012-2013
Pertumbuhan
3. Topografi
daerah pedataran hingga rawa-rawa. Kondisi datar sampai landai terdapat pada
dan di atas 40% dimana dapat dilihat pada “Peta Kemiringan Lereng Kabupaten
Berdasarkan pada tabel 6.4 dan gambar 6.3 diketahui bahwa wilayah
dengan kemiringan 0-8% yakni memiliki luas 409,29 Km2, sedangkan luas
wilayah yang kemiringan lereng 8-15% yakni 1.578,03 Km2 dan 2.497,21 Km2
untuk wilayah dengan kemiringan lereng 15-25% serta 1.159,11 Km2 diatas 40%.
4. Geohidrologi
Danau terluas adalah Danau Towuti (585 km2) yang terletak di Kecamatan
air permukaan dan air tanah dalam. Air permukaan adalah air yang mengalir di
permukaan bumi yang di pengaruhi oleh kondisi klimatologi atau curah hujan,
kecepatan evavorasi, kedalaman muka air dan tutupan lahan sedangkan air
tanah dalam atau air di bawah permukaan yaitu air yang terdapat di dalam
Kabupaten Luwu Timur untuk membuat sumur bor dan sumur gali berupa
mata air dengan jumlah debit yang bervariasi. Secara garis besar, kondisi
pariwisata. Disamping itu juga, terdapat dua buah telaga, yaitu Telaga
Tapareng Masapi seluas 243 Ha, dan Telaga Lontoa seluas 172 Ha.
5. Geologi
m), Bulu Taipa (1346 m), Bulu ladu (1274 m), Bulu Burangga (1032
melampar mulai dari utara Bone-bone, Wotu dan Malili. Daerah ini
daerah ini terus ke daerah pedataran dan bermuara di Teluk Bone. Pola alirannya
tempat, terutama di daerah pegunungan, aliran sungai yang deras, serta dengan
memperhatikan dataran yang agak luas di bagian selatan peta dan adanya
lembar Malili termasuk dalam Mandala Geologi Sulawesi Timur dan Mandala
Geologi Sulawesi Barat dibatasi oleh sesar Palu Koro yang membujur hampir
utara – selatan. Mandala Geologi Sulawesi Timur dapat dibagi menjadi dua jalur
(belt) : lajur batuan malihan dan lajur ofiolit Sulawesi Timur yang terdiri dari
Sulawesi Barat dicirikan oleh lajur gunungapi Paleogen dan Neogen, intrusi
6. Klimatologi
a. Temperatur Udara.
gambar berikut.
b. Kelembaban Udara.
terutama pada bulan Juli, dan terendah pada bulan September (80,8%).
berikut.
c. Penguapan.
sekitar 2,7-4,3 mm, walaupun demikian diimbangi oleh curah hujan harian
yang tinggi pula. Penguapan tertinggi terjadi pada bulan Oktober (4,3
berikut.
d. Curah Hujan.
Curah hujan rata-rata bulanan dari tahun 1990 sampai 2001 berkisar di
antara 111,3-409.7 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Mei dan
terendah pada bulan September. Jumlah rata-rata hari hujan setiap bulan
antara 12-25 hari. Periode dengan tingkat curah hujan tinggi terjadi mulai
mm). Periode dengan tingkat curah hujan sedang terjadi dari bulan
November sampai Februari (200 – 300 mm). Variasi curah hujan bulanan
e. Angin.
Dalam penelitian ini data kecepatan dan arah angin setiap jam selama 7
tahun terakhir diperoleh dari Stasiun Meteorologi PT. INCO TBK. Data
sampai 18.00 (siang) arah angin dominan dari arah tenggara (24,8 %) dan
dari utara (24,13 %), sedangkan antara pukul 19.00 sampai 06.00 (malam)
arah angin dominan dari arah utara (36,8 %) dan dari arah tenggara (19,1
%). Kecepatan angin selama 7 tahun terakhir antara pukul 07.00 sampai
18.00 sebagian besar berkisar 0 sampai 2 m/s (69,1 %), sedangkan antara
pukul 19.00 sampai 06.00 besar berkisar 0 sampai 2 m/s (73.16 %).
B. Deskripsi Umum Madrasah Tsanawiyah
MTs Negeri Luwu Timur didirikan pada tahun 1981 namun, masih berstatus
Madrasah swasta dengan nama MTs as‟adiyah. Kemudian pada tahun 2000
dirubah nama menjadi MTs Darunnajah Timampu. Selama 28 tahun Madrasah ini
dipimpin oleh Drs. Marwansyah sebagai kepala sekolah Madrasah yang berada di
KH. M. As‟ad No. 2 Timampu. Namun, pada oktober 2009 MTs Darunnajah
menjadi Mts Negeri Towuti dibawah pimpinan Drs. Muhayana, M.Pd sebagai
kepala Madrasah dan pada Maret 2017 MTs Negeri Towuti menjadi MTs Negeri
Madrasah Negeri, MTs Negeri Luwu Timur sekarang beralamatkan di Jl. Abdul
a. Visi
b. Misi
pendidikan.
internasional
Maju mundurnya suatu sekolah sangat ditentukan oleh keadaan guru pada
sekolah itu baik dari segi kualitasnya ataupun kuantitasnya. Dominasi guru
diasumsikan bahwa guru-guru yang ada di MTSN Luwu Timur telah memiliki
jawabkan.
Pada tahun ajaran 2019/2020 siswa MTs Negeri Luwu Timur berjumlah
356 orang siswa yang berasal dari sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
Negeri maupun swasta yang diterima melalui tes. Untuk lebih jelasnya berikut
Tabel 4.2 Keadaan Siswa MTs Negeri Luwu Timur Tahun Ajaran 2019/2020
JUMLAH Jumlah
KELAS
A B C D Siswa
VII 25 25 33 32 115
VIII 31 31 29 32 123
IX 27 28 32 31 118
Total 356
jadi, masih banyak sarana yang belum ada ataupun jumlahnya yang kurang
Yang
No Nama Bangunan Yang ada Ket
Dibutuhkan
1 Ruang Belajar 16 16
2 Ruang Kepsek 1 1
3 Ruang Guru 1 -
4 Ruang BK 1 -
5 Ruang KTU 1 -
6 Ruang OSIS 1 1
7 Ruang Bendahara 1 -
8 Perpustakaan 1 1
9 Labotatarium 4 2
11 UKS 1 1
12 Kantin 2 2
13 Jamban Guru 2 1
14 Jamban Siswa 10 3
A. Hasil Penelitian
bahwa kemerosotan atau kemunduran moral peserta didik seperti bolos sekolah
dari itu peneliti berusaha mencari tahu terkait dengan faktor yang mempengaruhi
Timur.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang atau
negatif. Untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk untuk usia-usia
remaja mungkin sedikit sulit, dan pengaruh yang bisa didapatkan dari mana saja.
lemahnya pertahanan diri anak menjadi salah satu penyebab degradasi moral yang
Hal yang berkaitan juga disampaikan oleh WC (14 Tahun) siswi kelas IX C
mengatakan bahwa :
Dalam hal ini diketahui bahwa WC (14 Tahun) siswi yang duduk dikelas IX
pelanggaran yang dilakukan siswa pasti akan mendapatkan hukuman yang pantas.
Akan tetapi karena kurangnya efek jera sehingga siswa ingin selalu mengulangi
siswa tidak mampu memilih lingkungan yang baik. Seperti hasil wawancara dari
“kak saya tidak cepatka akrab sama orang, jadi itumi biasa malaska ikut
belajar apalagi kalo tidak kusuka pelajarannya atau pelajaran yang
disuruhki naik ke depan kelas.”(Wawancara 19 Nov 2019).
Sama halnya yang diutarakan oleh ibu NH (44 Tahun) guru mata pelajaran
tinggal.
Hasil observasi tersebut sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan yang
kemampuannya dan hal tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara dengan
beberapa siswa.
3. Lemahnya paham agama
yang akan mereka dapatkan. Fungsi dari pendidikan agama membangun fondasi
kehidupan pribadi, yaitu fondasi mental rohaniah yang mencakup keimanan, dan
menyatakan bahwa :
Dari wawancara di atas yang peneliti dapatkan yaitu pendidikan agama yang
lemah akan membuat anak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif yang pasti
agama sejak dini dari keluarga dan lingkungan tempat mereka tinggal.
Hal yang sama pun juga disampaikan oleh NM (27 Tahun) selaku wali kelas
“Pendidikan agama sebenarnya itu harus sudah didapatkan anak sejak dini
yah, karena anak itu bisa terbentuk dari lingkungan keluarganya, dari
kebiasaan-kebiasaan yang sering ia lihat atau dapatkan. Pihak sekolah itu
menerima anak untuk diajar sudah dalam keadaan sianak ini sudah punya
beberapa pengetahuan sendiri yah sebelum dikembangkan. tapi kembali lagi
pada tingkat moralitas pemahaman siswa tentang nilai dan moral sehingga
mempengaruhi perilaku keseharian.”(Wawancara 20 Nov 2019).
Dari wawancara ini yang peneliti dapatkan bahwa bagaimanapun sekolah
ingin menghindari atau mengatasi degradasi moral pada siswa itu sendiri, semua
tidak akan membuahkan hasil apabila tidak ada kesadaran pada diri siswa itu
4. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang itu sendiri.
1. Pengaruh lingkungan
tersebut bermain, dan bisa juga dari lingkungan dimana seorang siswa menuntut
ilmu. Lingkungan keluarga adalah tempat pertama anak belajar tentang bagaimana
laman bersosialisasi dengan teman sebaya, dan lingkungan sekolah selain tempat
untuk menimbah ilmu juga menjadi tempat untuk mengaplikasikan apa yang
Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran
“Kondisi lingkungan sangat berpengaruh pada anak yah kalo menurut saya,
karena anak itu punya kebiasaan meniru atau mencontoh apa yang dia lihat.
Pengaruh keluarga untuk tumbuh kembangnya anak sangat erat karena
ketika anak keluar untuk bersosialisasi kemasyarakat ia akan menerapkan
apa yang telah ia dapatkan.” (wawancara 20 Nov 2019).
Anak itu tumbuh dan berkembang dari lingkungan keluarga yaitu hubungan
antara anak dan orang tua. Apa pun yang dilihat oleh anak di dalam keluarga itu
yang akan ditiru dan dicontohkan ketika anak keluar dari lingkungan tempat
tinggalnya. Lingkungan di mana anak itu bermain juga berpengaruh untuk tumbuh
kembangnya, seperit hasil wawancara dengan seorang siswa SW (15 Tahun) kelas
IX C menyatakan bahwa :
“Awalnya itu kak kenalanka dari temankuji yang sering kutemani kalo pergi
jalan, itu temanku ada temannya cowo nakasi kenalka itumi jadi pacarku
sekarang. Beda sekolahka sama pacarku Jadi kalo mau ketemu biasa pulang
sekolahpi atau hari libur kak.” (Wawancara 20 Nov 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti melihat bahwa pengaruh teman
bermain untuk pola perilaku anak sangat erat, seperti yang kita tahu bahwa anak
menghabiskan sebagian waktunya bersama dengan temannya, dan pada saat yang
sama hubungan kedekatan anak dan orang tua bisa menurun disebabkan anak
Hal yang sama pun dituturkan oleh informan NH (44) guru mata pelajaran
teman bermain dalam pembentukan pola perilaku siswa berkaitan dengan sikap,
penampilan, dan minat. Adanya dorongan untuk meniru perilaku yang dilakukan
oleh temannya baik dalam hal tingkah laku ataupun cara berpakaian. Selain
dampak positif yang bisa didapatkan dari temannya juga ikut dampak negatif. Jadi
anak akan tumbuh seperti apa yang ia lihat di dalam keluarga dan akan mencontoh
Seperti yang dikatakan oleh NR (43 Tahun) selaku guru Kepala sekolah MTs
“Yang sering terjadi dan kedapatan oleh guru secara langsung adalah
maraknya aktivitas pacaran oleh peserta didik, baik itu didalam lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah. Dan jelas itu sama sekali tidak sesuai
dengan visi-misi sekolah kita. Untuk membuat efek jera pada siswa kami
memberikan surat peringatan kepada siswa dengan pernyataan pada surat
bahwa anak telah kedapatan pacaran. Jadi tidak hanya teori yang yang
diberikan tetapi juga action. Kerjasama antara guru dan orang tua itu sangat
dibutuhkan untuk membina peserta didik di jaman yang serba ada seperti
sekarang ini yah. Kita sebagai orang dewasa harusnya mampu menjadi figur
yang dia idolakan agar si anak ini tidak mencari figur di tempat lain’’
(Wawancara 20 Nov 2019).
mereka tumbuh dan berkembang sebab apa yang mereka lihat di lingkungan jika
itu membuat mereka senang maka tentulah akan ditiru, akan tetapi ketika ada
kerjasama antara guru dan orang tua untuk memberikan pengawasan pada peserta
didik untuk melakukan apa yang mereka sukai selama itu positif.
“Tidak pilih-pilih temanji saya kak, tapi memang sering nabilang mamaku
kalo betemanki itu diliat juga yang mana bagus akhlaknya mana yang tidak.
Tapi nabilang juga guruku toh kalo nda bolehki pilih-pilih teman. Jadi kak
mana yang menurutku baik itumi kutemani. Jadi kalo ada hal yang kulakukan
sama temanku terus ditegur dari orang tua atau guru selama tidak terlalu
parahji kak, menurutku tidak apaji” (Wawancara 19 Nov 2019).
Dalam hal ini peserta didik selalu mengikuti kata hatinya untuk melakukan
tersebut. Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa faktor perkembangan
aplikasikan di kehidupan sehari-hari baik itu dalam hal positif maupun negatif.
Hal yang sama pun dituturkan oleh NF (15) sisiwa kelas IX D menyatakan
bahwa :
“Saya kak bertemanka sama siapa saja, karena menurutku kalo banyak
temanku berarti banyak bisa kutempati minta tolong kalo ada masalahku. Karena
lebih seru itu cerita sama teman-teman dari pada sama orang tua. Kalo cerita
sama orang tua kak jarang itu didukung apa mauku selalu disalahkan atau selalu
dibanding-bandingkan. Beda kalo cerita sama temanta sendiri, pasti lebih enak
dirasa, kayak puas kalo sudah cerita sama teman kak karena keluar semua itu
yang mau dicerita tidak ada yang ditahan-tahan. Gampangmi sekarang dapat
teman cerita kak, update status di instagram langsung banyak yang komen. ”
(Wawancara 17 Nov 2019).
Dari hasil penelitian menggambarkan bahwa peserta didik dan orang tua
dirumah yang memiliki pola komunikasi yang tidak sehat akan mengalami
berbagai konflik. Seperti yang kita tahu bahwa anak-anak memang suka bercerita
jadi harusnya orang tua bersedia mendengarkan tanpa harus menyalahkan atau
membuat anak malas bercerita apa yang dia alami di sekolah atau di tempat di
mana ia bermain. Anak-anak yang sudah tidak nyaman bercerita dengan orang
tuanya akan mencari lingkungan di mana dia diterima dan didengarkan. Dia akan
siswa di MTs Negeri 1 Luwu Timur salah satunya yaitu pengaruh lingkungan
yang tertutup apabila anak memiliki masalah, dan rasa nyaman ketika bersama
temannya dari pada orang tuanya. Apalagi sekarang ini kita sudah dimanjakan
dengan adanya sosial media dan dengan berbagai macam kartu dengan kuota yang
bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau. Berbicara tentang mudahnya akses
melihat dengan siapa saja anak sering bersama hingga mengontrol akun media
sosial apa saja yang anak sering gunakan. Seperti yang kita tahu bahwa perilaku
mengakses internet sekarang tidak hanya bisa dilakukan dari laptop melainkan
juga sudah bisa handphone. Hingga kerap menyulitkan orang tua untuk
mengawasi aktivitas internet anak. Seperti yang kita tahu bahwa anak masih ada
dalam fase pembentukan dan belum cukup bisa menyaring segala informasi,
yang diberikan orang tua untuk anak dalam hal mengakses internet itu harus ada
dengan edukasi tentang penggunaan media internet kepada anak, yang mana itu
Hal yang sama pun diungkapkan oleh NH (44 Tahun) selaku guru aqidah
kemudahan untuk mengakses internet oleh anak menjadi tugas besar orang tua
aplikasi apa saja yang boleh mereka pakai untuk seusia mereka dan yang belum
boleh mereka gunakan. Untuk mendapatkan respon yang baik dari peserta didik
dibutuhkan kerja sama yang kompak dari orang tua dan guru. Karena seberapa
kerasnya para guru memberikan edukasi dan mencontohkan hal-hal yang sesuai
dengan nilai-nilai moral apabila tanpa kerja sama dari orang tuaatau lingkungan
dimana ia berada itu tidak akan tercapai. Pengawasan yang dilakukan ornag tua
disini bukan mencurigai atau membatasi total gerak-gerik anak di internet. Karena
internet bisa membuka peluang untuk maju pada anak, tapi bisa menjadikan anak
Pengaruh dari dalam diri anak itu sendiri dan juga pengaruh dari luar sangat
rentan menimbulkan degradasi moral peserta didik saat ini, dimulai dari perasaan
tidak nyaman dan kurangnya rasa aman saat berada dilingkungan tempat tinggal
memiliki dunianya sendiri, tempat di mana bisa menjadi apapun yang dai sukai
tolak ukur perkembangan para siswa melihat dari terjadinya degradasi moral
Segala sesuatu yang tejadi di lingkungan sekolah pada peserta didik dan
masalah-masalah yang dialami, pastilah akan ada solusi yang diberikan pihak
masalah moral, Madrasah Tsanawiyah sebagai salah satu sekolah Negeri yang
yaitu :
seperti pramuka, palang merah remaja, marcing band, kegiatan olahraga, dan
simpatik siswa untuk ikut bergabung dalam kegiatan non akademik yang ada.
Padahal seperti yang kita tahu bahwa dengan mengikuti ekstrakurikuler di sekolah
Hal senada pun diungkapkan oleh KN (32 Tahun) selaku guru Bahasa
“Dengan adanya kegiatan non akademik ini dek saya sebagai seorang guru
dan juga sebagai orang tua merasa terbantu untuk mengajarkan anak
berinteraksi dengan masyarakat. Kegiatan ini cukup membantu menekan
kenakalan anak untuk beberapa saat. Walaupun kita tahu sendiri bahwa
belum ada solusi yang ampuh untuk kerusakan moral untuk anak seusia
mereka. Mungkin untuk menghentikan memang belum bisa tetapi untuk
menekan lajunya insyaallah selalu kami mencoba hal-hal yang menurut kami
para guru bisa efektif. Tidak lupa kami para guru selau mengevaluasi apa
yang mungkin harus ditambahkan atau dikurangi pada saat kami berinteraksi
secara langsung dengan para siswa.” (Wawancara 20 Nov 2019).
Berdasarkan dari hasil wawancara di atas KN merasa terbantu dengan
siswa untuk memiliki kemampuan beradaptasi yang baik. Walaupun kegiatan non
tetapi kegiatan non akademik dapat menekan jumlah siswa yang melakukan
pelanggaran.
Selain itu keterangan dari NR (43 Tahun) selaku Kepala sekolah MTs
menyatakan bahwa:
“Ada banyak upaya yang dilakukan oleh kami para tenaga pendidik dek,
selain mengaktivkan semua Ekskul yang ada di sekolah kami juga selalu
melakukan pengajian rutin setiap hari jumat dan tidak lelah memberikan
motivasi-motivasi kepada para siswa, karena untuk anak seusia seperti
mereka memang mengeluarkan tenaga yang eksta sabar. Dan kami juga
selalu membangun hubungan dengan orang tua siswa, walaupun sebenarnya
dek banyak orang tua siswa yang memasukkan anaknya ke Madrasah
Tsanawiyah tujuan utamanya untuk lebih meningkatkan paham agama dan
juga agar dibina dengan sebaik-baiknya tanpa tahu bagaimana prosesnya.
Kami sebagai tenaga pendidik dek terkadang merasa bingung dengan orang
tua karena ketika mereka mendapatkan anak melakukan pelanggaran di
sekolah orang tua langsung menyalahkan guru, itulah mengapa kami selalu
meminta kerja sama orang tua untuk membantu proses pembentukan
akhlak.” (Wawancara 20 Nov 2019).
Orang tua adalah komponen keluarga yang memiliki tanggung jawab untuk
Sedang guru sebagai salah satu komponen sistem pendidikan yang mempunyai
peran penting bagi terciptanya tenaga terdidik dan terampil. Peran keduanya
sangat penting untuk menumbuhkan nilai-nilai moral dalam diri anak. Dalam
yang mana yang diadakan dan selalu mengevaluasi apabila ada yang tidak sesuai
dengan perkembangan siswa. Meskipun pihak sekolah telah melakukan berbagai
upaya untuk mengatasi degradasi moral pada siswa tetap saja tidak luput dari
bantuan semua pihak agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan bersama.
“Karena kalo pulang sekolah kak kosong rumahku, pergi semua di kebun
bosanka sendiri, terus kalo pergika sama teman-temanku jalan disuruh ka
cepat pulang, dilarangka lama di luar kalo untuk jalan-jalan saja. Tapi kalo
kegiatan di sekolah tidak dilarangji, jadi masuk ekskul yang kusuka.
Semenjak masukka ekskul bertambahmi temanku dari sekolah lain, karena
seringki ikut bertanding sama sekolah lain.” (Wawancara 17 Nov 2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas menurut informan ZA bahwa perasaan
bosan saat berada di lingkungan tempat tinggal menjadi alasan untuk memiliki
Begitupun dengan yang diungkapkan oleh SW (14 Tahun) siswa kelas VIII C
menyatakan bahwa :
dulu masuk ke dalam kegiatan tersebut. Ini menunjukkan bahwa anak sangat
mudah termotivasi oleh orang-orang yang dekat dengannya, selain itu perasaan
mereka mencari tempat dimana mereka bisa bertemu dengan orang baru dan
akademik di sekolah bisa mengurangi fokus mereka pada hal-hal yang kurang
b. Kegiatan akademik
tentulah ada upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu meningkatkan
yang mengacu pada pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah atau kurikulum. Hal
ini dijelaskan oleh HW (49 Tahun) guru sejarah kebudayaan islam menyatakan
bahwa :
“Kami sebagai tenaga pendidik terus mencoba agar bagaimana kami bisa
diterima tidak hanya saat berada diluar kelas tapi juga pada saat kami
berada dikelas untuk memberikan pelajaran, selalu kami mencoba
mendekati siswa, menerapkan model-model ajar yang menurut kami itu
cocok untuk menambah minat belajar mereka. karena kami paham yah
anak-anak didik kami sekarang butuh pembaharuan. Karena kami dek
sebagai seorang guru dituntut untuk mampu mengelola kelas, yaitu
menyediakan kondisi kelas yang kondusif untuk berlangsungnya proses
belajar-mengajar. Kami selaku guru terus berusaha seoptimal mungkin
untuk membenahinya. Disini itu kan kelas untuk perempuan dan laki-laki
dibedakan, agar supaya bisa fokus dalam melakukan proses pembelajaran
dan biasanya juga itu dek kan ada yang malu-malu tampil kalo lawan
jenisnya itulah sebabnya kelas mereka dipisahkan dan agar mereka belajar
tentang menjaga pergaulan antara perempuan dan laki-laki.”(Wawancara
20 Nov 2019).
Hal yang sama juga disampaikan oleh NL (45 Tahun) selaku kepala sekolah
menyatakan bahwa :
Tsanawiyah Negeri 1 Luwu Timur dengan cara pendekatan kepada siswa dan
kondusif.
Salah satu informan yang telah diwawancarai bernama SW (15 Tahun) siswa
Disini dapat dilihat bahwa memang kualitas guru yang menjadi pemicu
peserta didik untuk aktiv dalam kelas, karena untuk siswa di jaman sekarang guru
di dalam kelas harus bisa membuat mereka merasa nyaman dan aman bukan yang
menakutkan hingga membuat mereka tertekan di kelas atau yang bisa membuat
mereka merasa tidak nyaman. Dan itulah yang saat ini sedang diterapkan oleh
berjalan sebagaimana adanya, tapi semua itu akan kurang efektiv tanpa keikut
sertaan kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua atau keluarga di mana siswa
tinggal. Karena siswa yang sekarang kita hadapi bisa mendapat pelajarn tidak
hanya di dalam ruang lingkup sekolah saja. Bisa saja raga mereka berada dalam
ruang lingkup sekolah tetapi fikiran mereka atau fokus merak ada di dalam sosial
media.
B. Pembahasan
beradaptasi, dan juga lemahnya paham agama. Tugas pihak sekolah untuk
orang saat siswa telah pulang kerumah. Karena peran guru tidak akan berfungsi
Selain itu dapat dilihat bahwa salah satu penyebab degradasi moral siswa
yaitu melalui faktor internal atau dari dalam diri siswa itu sendiri. Selalu ada
keinginan untuk melakukan pelanggaran walaupun sebenarnya mereka
mengetahui bahwa setiap ada pelanggaran yang dilakukan siswa pasti akan
mendapatkan dampak yang tidak baik. Selain faktor internal adapula faktor
eksternal.
Seperti yang kita tahu bahwa ada banyak hal yang bisa mempengaruhi
perkembangan siswa atau dengan kata lain ada banyak hal yang melatar belakangi
penyebab terjadinya degradasi moral dikalangan pelajar saat ini ada faktor internal
yaitu pengaruh dari lingkungan keluarga, teman bermain dan juga lingkungan
menyebabkan peserta didik mencari tempat dimana ia bisa melakukan hal yang
pelanggaran yang dilakukan siswa pasti akan mendapatkan hukuman. Akan tetapi
karena kurangnya efek jera sehingga siswa ingin selalu mengulangi kesalahan
yang sama.
Ada juga faktor eksternal yang paling banyak menjadi alasan kemerosotan
moral anak yaitu Bisa dari lingkungan tempat peserta didik bermain, bisa dari
teman-teman yang dia temui dari dunia maya, dan bisa juga dari kemudahan
mendapatkan apa yang dia cari melalui teknologi yang sudah ada, Karena pada
jenjang ini dimana anak telah masuk kedalam fase puber anak akan senang
dengan KA (15 Tahun) sisiwa kelas IX D, rasa nyaman ketika ia bersama teman-
dari pada orang tuanya. Apalagi sekarang ini kita sudah dimanjakan dengan
adanya sosial media dan didukungnya dengan berbagai macam kartu dengan
Berbicara mengenai degradasi moral pada peserta didik, salah satu sekolah di
Towuti yang bisa dikatakan sangat menjunjung terwujudnya peserta didik yang
sekolah. Moral atau akhlak peserta didik menjadi perhatian sekarang ini di
karenakan semakin hari ada-ada saja tingkah laku peserta didik yang membuat
para tenaga pendidik geleng-geleng kepala, dimulai dari perilaku mereka saat
perasaan malu berbuat salah juga menjadi salah satu alasan kenapa peserta didik
perlu memakan waktu lama. Apalagi kita sekarang telah disuguhkan dengan
berbagai fasilitas yang sangat mudah digapai, hanya dengan handphone dan kartu
internet kita sudah bisa menjelajah disosial media dengan bebas. Tidak ada yang
bisa membatasi saat kita telah masuk kedalam dunia maya bahkan orang tua
sekalipun.
Dalam hal ini peran sekolah sangat penting dimana sekolah melakukan
moral siswa. Didikan yang diberikan dapat bersifat formal dan non formal. Di
mana pendidikan dan arahan secara formal diberikan oleh guru berupa sisipan-
pelajaran. Arahan dan binaan juga diberikan oleh guru terhadap siswa dengan
memberi ruang untuk mengisi waktu luang siswa dengan kegiatan-kegiatan yang
Binaan dan bimbingan saja tidak cukup diperlukan pemberian contoh dan
peraktik yang bersifat positif sehingga siswa mampu mencontoh dan meniru
perilaku yang dicontohkan oleh guru. Perilaku yang di contoh siswa adalah
perilaku yang mereka lihat dan mereka praktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu bagi siswa guru merupakan panutan dalam sekolah dan merupakan
cerminan dan pedoman bagi siswa. Penanaman nilai-nilai agama juga diterapkan
terhadap siswa sehingga siswa dapat ditanamkan pada dirinya nilai-nilai agama
Luwu Timur
oleh penulis dari beberapa sumber informan dan hasil observasi. Berdasarkan
(Baron dan Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Tentang perilaku sosial
kenangan atau rasa hormat terhadap orang lain. Teori tersebut sangat erat
faktor yang menyebabkan terjadinya degradasi moral yaitu faktor internal atau
faktor yang berasal dari dalam diri seorang individu dan faktor eksternal atau
faktor yang berasal dari luar diri individu. Kedua faktor tersebut
lingku ngan hidup yang baik atau buruk, karena untuk menentukan kualitas
hidup tentunya dari individu itu sendiri dan juga sikap tolerasi terhadap
telah mengetahui bahwa sesuatu yang mereka lakukan itu salah tentunya
mereka akan memilih lingkungan yang baik begitupun sebaliknya ketika siswa
mengetahui bahwa apa yang mareka lakukan baik tentunya harus menghindari
hal yang dapat membuatnya melanggar akan tetapi terkadang juga ada siswa
Dalam hal ini sesuai dengan hasil temuan yang ada di lapangan dimana siswa
baik dari orang tua maupun orang yang disekitarnya. Hal ini dipengaruhi oleh
dalam teori yang digunakan dimana anak dikatakan belajar apabila mampu
bisa di lihat dari satu arah saja, melainkan harus dari segala arah. Dalam hal
ini sesuai dengan apa yang penulis dapatkan di lapangan bahwa sekolah
menekan laju krisis moral yang dialami siswa dengan mengaktifkan semua
A. Simpulan
nilai-nilai moral sejak dini, dan juga tidak berjalannya fungsi keluarga
sebagai unit terkecil dalam masyarakat. Dan saat ini beberapa orang
1. Dalam hal ini penulis menyarankan agar sebaiknya setiap guru harus
hari.
Arief, Armai, 2010 Tantangan Pendidikan di Era Global, Artikel Jakarta : FAI-
UMJ.
Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten Luwu Timur dalam Angka. Diakses pada
tanggal 16 Agustus 2018. Dari https://luwutimurkab.bps.go.id
Reza, Iredho Fani. 2013 Hubungan antara religiusitas dengan moralitas pada
remaja di Madrasah Aliyah (MA). HUMANITAS (Jurnal Psikologi
Indonesia).
Slavin, RE. 2000. Educational Psycology: Theory and Practice. Sixth Edition.
Boston. All and bacon.
Nama : Rosita
NIM : 10538326315
Judul Penelitian : DEGRADASI MORAL SISWA ( Studi pada Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu
Timur)
1. Identitas observasi
a. Informan yang diamati : Guru
b. Hari, tanggal : Senin, 18 November 2019
2. Aspek yang diamati
Observasi
No. Aspek yang diamati Keterangan
Ya Tidak
1. Guru menerapkan tata tertib
sekolah.
2. Guru terlibat langsung dalam
mengatasi siswa yang
melanggar.
3. Guru ikut mengatasi Degradasi
moral
4. Guru perduli kepada para siswa
Rosita
PEDOMAN OBSERVASI
Nama : Rosita
NIM : 10538326315
Judul Penelitian : DEGRADASI MORAL SISWA ( Studi pada Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu
Timur)
1. Identitas observasi
a. Informan yang diamati : Siswa
b. Hari, tanggal : Senin, 18 November 2019
Observasi
No. Aspek yang diamati Keterangan
Ya Tidak
1. Siswa menerapkan nilai-nilai
agama
2. Apakah Siswa melakukan
pelanggaran di lingkungan
Rosita
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl.Sultan Alauddin Tlp : (0411) 860132 Makassar 90221
PEDOMAN WAWANCARA
A. 1. Identitas
Nama :
Jabatan :
Tempat/ Lokasi :
2. Pertanyaan untuk Guru Sekolah MTs Negeri 1 Luwu Timur :
a. Bagaimana pendapat anda melihat kondisi siswa di MTs Negeri 1
Luwu Timur dari degradsi moral ?
b. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya degradasi moral?
c. Dengan penerapan aturan-aturan apakah ada perubahan yang anda
lihat dari tahun ketahun?
d. Apakah aturan-aturan yang diterapkan dapat mengatasi degradasi
mora?
e. Menurut ibu bagaimana siswa ?
f. Bagaimana langkah selanjutnya yang dilakukan pihak sekolah
dalam mencegah/mengatasi degradasi moral siswa?
g. Apakah guru berperan aktif dalal siswa di MTs Negeri 1 Luwu
Timur?
h. Bagaimana peran Kecamatan dalam menjaga generasi saat ini ?
i. Bagaimana partisipasi masyarakat serta lembaga-lembaga yang
bersangkutan dalam menjaga nama baik Belawa ?
B. 1. Identitas
Nama :
Jabatan :
Tempat/ Lokasi :
2. pertanyaan untuk Siswa MTs Negeri 1 Luwu Timur
a. Mengapa siswa tidak menaati tata tertib sekolah?
b. Bagaimana cara agar siswa tidak melakukan pelanggaran?
c. Menurut anda bagaimana peran guru dalam meningkatkan nilai-
nilai moral anda?
d. Bagaimana cara anda sebagai seorang siswa dalam memilih
lingkungan atau pergaulan ?
e. Menurut anda apakah sekolah membantu anda dalam pembelajaran
nilai-nilai moral?
f. Bagaimana menurut anda tentang degradasi moral di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Luwu Timur ?
g. Apa harapan anda untuk siswa dan guru pada saat ini?
DOKUMENTASI
81
82
Kegiatan Ekstrakurikuler
87
DAFTAR INFORMAN
Umur : 15 Tahun
Alamat : Matompi
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Siswa Kelas IX C
Umur : 15 Tahun
Alamat : Jln. K. As‟ad
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Siswa Kelas IX C
6. Nama : Nurifaizah
Umur : 15 Tahun
Alamat : Kampung Baru
Jenis Kelamin : Perempuan
90
Umur : 15 Tahun
Alamat : Kampung Baru
Jenis Kelamis : Perempuan
Status : Siswa Kelas IX D
Umur : 14 Tahun
Alamat : Masiku
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Siswa Kelas VIII C
91
RIWAYAT HIDUP