Anda di halaman 1dari 23

EVALUASI PROGRAM EKSTRAKULIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DI

SD NEGERI 1 PANGKALPINANG

PROPOSAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Evaluasi program


Dosen Pengampu : Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3a
Donny Suhendri NIM: 190141725
Maulidya Juniati NIM: 190141730
Meriyana Sunyoto NIM: 190141735
Ersa Dirga NIM: 190141740
Yuza Dinata NIM: 190141744

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
proposal skripsi yang berjudul “Evaluasi Program Ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (Pmr)
Di Sd Negeri 1 Pangkalpinang”. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda
Nabi Muhammad Shallallahu “alaihi wa sallam, keluarga, serta para sahabatnya, dan semoga kita
tetap istiqomah sebagai penerus perjuangannya hingga akhir zaman. Aamiin.
Adapun tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kuliah yakni mata kuliah Metodologi Penelitian pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung.
Melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik dalam proses penelitian maupun penyusunan proposal ini. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Fadillah Sabri, S.T., M.Eng. (Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka
Belitung).
2. Ibu Pratiwi Amelia, M.Pd., BI (Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Bangka
Belitung).
3. Ibu Maulina Hendrik, M.Pd (Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Bangka
Belitung).
4. Ibu Yuanita, M.Pd (Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung).
5. Bapak Romadon, S.T., M.Pd (Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar).
6. Ibu Nurjannah, M.Pd (Dosen Pembimbing Kelas VIIF PGSD).
7. Bapak Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd (Dosen Pengampu Mata Kuliah Evaluasi Program)
8. Kedua orang tua penulis yang telah mendukung dan memberikan motivasi dalam
penyelesaian proposal ini.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian proposal ini.

ii
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna
perbaikan dan penyempurnaan tulisan berikutnya. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati
penulis berharap semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
umumnya bagi pembaca. Aamiin.

Pangkalan Baru, 4 November 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................4
D. Manfaat................................................................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................................5
A. Evaluasi Program..............................................................................................................5
B. Ekstrakulikuler..................................................................................................................5
C. Palang Merah Remaja (PMR).........................................................................................6
D. Model CIPP........................................................................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................................................12
A. Pendekatan Evaluasi yang Digunakan...........................................................................12
B. Tempat Dan Waktu..........................................................................................................12
C. Subjek Penelitian..............................................................................................................12
D. Variabel Penelitian...........................................................................................................12
E. Instrumen Pengumpulan Data........................................................................................13
F. Analisis Data......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan ada
selama manusia tersebut menjalani kehidupannya. Hal ini karena sejak awal manusia
dilahirkan dan memulai kehidupannya manusia tersebut tidak mengetahui apa-apa.
Melalui bantuan orang-orang yang berada disekitarnya, manusia tersebut dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Pada kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru merupakan orang yang
bertanggung jawab untuk memberikan pertolongan pertama (first aid). Namun pada
kenyataannya, guru tidak dapat mengawasi semua siswa satu persatu. Siswa yang berada
dekat dengan yang mengalami kecelakaan itulah yang memiliki peran untuk memberikan
pertolongan pertama. Pertolongan pertama harus diberikan dengan tepat karena jika tidak
tepat, justru akan memperparah kondisi siswa. Oleh karena itu, perlu diberikan
pemahaman tentang pertolongan pertama pada semua siswa untuk dapat memberikan
bantuan yang tepat dengan kecelakaan yang dialami.
Salah satu ekstrakurikuler yang dapat menjadi wadah untuk mengembangkan
keterampilan sosial serta membina perilaku prososial pada siswa adalah Palang Merah
Remaja (PMR). PMR adalah ekstrakurikuler yang bergerak dibidang kemanusiaan dan
mengembangkan aspek-aspek perilaku prososial pada kepribadian siswa. Dalam materi
pelatihan PMR Wira dan Madya Palang Merah Indonesia terdapat tujuan umum PMR
yaitu Meningkatkan keterampilan hidup sehat, berkarya dan berbakti dimasyarakat
mempererat persahabatan nasional dan internasional Ketiga tujuan umum tersebut
menjadi dasar pembentukan karakter Palang Merah Remaja yang baik. Setiap anggota
PMR harus mampu meningkatkan keterampilan hidup sehat baik untuk dirinya sendiri,
keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Anggota PMR juga harus bisa berkarya dengan
turut andil dalam penyelesaian masalah dilingkungannya dan juga berbakti pada
masyarakat sebagai bukti dirinya adalah pribadi yang dapat diandalkan dan dipercaya
dalam lingkungan sosialnya. Kemudian anggota PMR harus bisa menjalin persahabatan

1
baik dengan sesama anggota PMR maupun non anggota PMR sebagai langkah awal
untuk mengembangkan perilau prososial dengan sebayanya. Anggota PMR juga harus
bisa menjalin persahabatan dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia, mengingat
gerakan kemanusiaan adalah gerakan global yang menjadi tanggung jawab moril bagi
semua orang.
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang tercantum dalam Permendiknas no. 39
tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan, adalah sebagai berikut: Mengembangkan
potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas;
Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai
lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan
bertentangan dengan tujuan pendidikan; Mengaktualisasikan potensi siswa dalam
pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat; Menyiapkan siswa agar menjadi
warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi
manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society).
Secara umum, kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan oleh sekolah
setidak–tidaknya mencakup kegiatan-kegiatan untuk memfasilitasi peserta didik
mencapai butir-butir Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana dituangkan dalam
Permendiknas nomor 23 tahun 2006. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan yang diminati siswa untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman terhadap berbagai mata pelajaran yang pada suatu saat nanti bermanfaat bagi
siswa dalam kehidupan.Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari
pengembangan organisasi sekolah, berbeda dari pengaturan kegiatan intrakurikuler yang
secara jelas disiapkan dalam perangkat kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler lebih
mengandalkan inisiatif sekolah, namun dalam pelaksanaannya sangat mengharapkan
guna menampung dan mengembangkan kreativitas siswa-siswinya sehingga secara
bersama-sama dengan kegiatan kurikuler dapat meningkatkan kualitas hasil belajar.
Keaktifan siswa menjadi prioritas utama sebagai pendukung kegiatan. Selain diperlukan
program kegiatan ekstrakurikuler yang jelas, memilih pembina profesional harus
diutamakan terutama yang mampu memotivasi semangat siswa untuk mengikuti program
kegiatan ekstrakurikuler.

2
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan anak dalam pertolongan pertama dan membentuk karakter
siswa yang peduli terhadap lingkungan disekitarnya adalah palang merah remaja (PMR).
PMR merupakan suatu organisasi yang terdiri dari para remaja untuk melakukan suatu
kegiatan sosial yang bermanfaat bagi manusia.
PMR memiliki tujuan untuk membentuk dan mengembangkan karakter siswa ke
arah yang lebih baik yang tercantum dalam Tri Bhakti PMR. Tri Bhakti PMR yaitu
meningkatkan keterampilan hidup sehat, berkarya dan berbakti di masyarakat, dan
mempererat persahabatan nasional dan internasional (Juliati Susilo, 2008: 2).
Berdasarkan Tri Bhakti tersebut, PMR memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk karakter remaja yang berjiwa sosial. Kegiatan PMR memiliki banyak
kegiatankegiatan yang dapat menumbuhkan sikap kepedulian siswa terhadap keadaan di
lingkungan sekitarnya. Kegiatan-kegiatan tersebut juga memiliki manfaat terhadap
masyarakat yang ada di sekitar lingkungan siswa.
Namun pada kenyataannya, kegiatan ekstrakurikuler PMR masih dipandang
sebelah mata. PMR juga belum menjadi primadona di sekolah (PMI, 2007:10). Banyak
sekolah yang belum melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler PMR. Berdasarkan data yang
diperoleh dari staf Pendidikan dan Latihan PMI Kota Pangkalpinang baru 2 SD yang
telah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler PMR dari jumlah 86 SD yang ada di kota
Pangkalpinang. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak sekolah yang belum
mengetahui tujuan dan manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler PMR.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
Bagaimana Hambatan Ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (PMR) Dalam Perilaku
Sosial Siswa di SDN 1 Pangkalpinang?

3
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apa saja Hambatan Ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (PMR) Dalam
Perilaku Sosial Siswa di SDN 1 Pangkalpinang?

D. Manfaat
Manfaat penelitian secara umum ada 2 macam yaitu manfaat teoritis dan praktis. Secara
rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Secara Teoritis
keilmuan dalam pengembangan konsep perilaku sosial melalui ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja dengan upaya untuk menumbuhkan sikap kepedulian sosial siswa.
b. Secara Praktis Penelitian ini bermanfaat secara praktis untuk:
1. Sebagai bekal peserta didik dalam hal kemampuan mereka untuk
bermasyarakat, berkomunikasi, bekerja sama, bergaul, memiliki tanggung jawab
yang baik agar dapat diterima di kehidupan sosial .
2. Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam
mengembangkan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan
sosial atau perilaku prososial bagi anggota PMR.
3. Agar sekolah dapat menciptakan dan memelihara hubungan atau interaksi
dengan lingkungan sosial di sekolah secara efektif dengan mempertimbangkan
norma dan kepentingan sosial serta tujuan pribadi.

4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-
aturan yang sudah ditentukan. Dari hasil evaluasi biasanya diperoleh tentang atribut
atau sifat-sifat yang terdapat pada individu atau objek yang bersangkutan.
Selain menggunakan tes, data juga dapat dihimpun dengan menggunakan
angket, observasi, dan wawancara atau bentuk instrumen lainnya yang sesuai
(Nurhasan, 2001:3). Sedangkan menurut Brinkerhoff dalam Sawitri (2007:13)
evaluasi adalah penyelidikan (proses pengumpulan informasi) yang sistematis dari
berbagai aspek pengembangan program profesional dan pelatihan untuk
mengevaluasi kegunaan dan kemanfaatannya. Evaluasi adalah proses yang
digunakan untuk menilai. Hal senada dikemukakan oleh Djaali, Mulyono, dan
Ramly (2000:3) mendefinisikan evaluasi dapat diartikan sebagai proses menilai
sesuatu berdasarkan kriteria atau standar objektif yang dievaluasi. Evaluasi
sebagai kegiatan investigasi yang sistematis tentang kebenaran atau keberhasilan
suatu tujuan.
Evaluasi program adalah aktivitas investigasi yang sistematis tentang
sesuatu yang berharga dan bernilai dari suatu objek Pendapat lain (Denzin and
Lincoln, 2000:83) mengatakan bahwa evaluasi program berorientasi sekitar
perhatian dari penentu kebijakan dari penyandang dana secara karakteristik
memasukkan pertanyaan penyebab tentang program mana yang telah mencapai
tujuan yang diinginkan. Keputusan-keputusan yang diambil dijadikan sebagai
indikator-indikator penilaian kinerja atau assessment performance pada setiap
tahapan evaluasi dalam tiga kategori yaitu rendah, moderat, dan tinggi. Berangkat
dari pengertian di atas maka evaluasi program merupakan suatu proses. Secara
eksplisit evaluasi mengacu pada pencapaian tujuan sedangkan secara implisit
evaluasi harus membandingkan apa yang telah dicapai dari program dengan apa

5
yang seharusnya dicapai berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Dalam
konteks pelaksanaan program, kriteria yang dimaksud adalah kriteria keberhasilan
pelaksanaan dan hal yang dinilai adalah hasil atau prosesnya itu sendiri dalam
rangka pengambilan keputusan. Evaluasi dapat digunakan untuk memeriksa
tingkat keberhasilan program berkaitan dengan lingkungan program dengan suatu
”judgement” apakah program diteruskan, ditunda, ditingkatkan, dikembangkan,
diterima, atau ditolak.
Evaluasi program adalah langkah pertama dalam supervisi, mengumpulkan
data yang tepat sehingga dapat mengikuti panduan yang benar. Evaluasi program
sangat penting dan bermanfaat, terutama bagi para pengambil keputusan. Hal ini
dikarenakan masukan dari hasil evaluasi program memungkinkan pengambil
keputusan untuk menentukan tindak lanjut dari program yang sedang dilaksanakan
atau sedang dilaksanakan atau akan dilaksanakan.

6
B. Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang dilaksanakan di luar
jam pelajaran sekolah, kegiatan tersebut dapat menjadi wahana dalam perkembangan
bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik, serta memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan minat dan bakat dimilikinya. Kegiatan
ekstrakurikuler membiasakan siswa terampil berorganisasi, menambah wawasan,
memecahkan masalah, serta membentuk nilai karakter peserta didik sesuai dengan
ekstrakurikuler yang mereka tekuni. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan seperangkat
pengalaman belajar memiliki manfaat bagi pembentukan keterampilan siswa
(Suryosubroto, 2009:287).
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan sebuah kegiatan tambahan di sekolah yang
pada umumnya dilaksanakan diluar jam pelajaran dan kegiatan ini bertujuan agar siswa
lebih memperdalam dan mengembangkan apa yang dipelajari saat proses pembelajaran di
kelas serta dapat mengembangkan minat dan bakat siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini
lebih diarahkan untuk membentuk kepribadian anak. Menurut Asmani (2013: 62)
Ekstrakurikuler merupakan sebuah kegiatan tambahan yang diselenggarakan diluar jam
pelajaran yang bertujuan untuk upaya pemantapan kepribadian peserta didik. Kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan aspek-aspek
tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang
berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang
dipelajari siswa sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan
sekitarnya (Wiyani, 2013: 106).
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang
dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan
siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta
melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya
dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai (Yudha M. Saputra, 1999 : 4).

7
C. Palang Merah Remaja (PMR)
Menurut Gunawan (2012:274) Palang Merah Remaja merupakan wadah atau
tempat untuk membina siswa dalam pengembangan karakter kepalangmerahan yaitu
mengarahkan anggota PMR agar mengetahui, memahami, dan berperilaku sesuai prinsip
dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah, dalam pembinaan yang berbasis
pengembangan karakter dilaksanakan dengan pendekatan keterampilan hidup yang
mencakup social skill atau keterampilan sosial, yaitu proses pembinaan interaktif yang
tujuannya untuk memaksimalkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap anggota PMR
sehingga terjadi perubahan positif.
Kegiatan ekstrakurikuler PMR memiliki banyak dampak positif bagi siswa
maupun sekolah. Dampak positif bagi siswa yaitu; menambah pengetahuan dan
pengalaman anak dalam kegiatan kepalangmerahan, menumbuhkan keberanian anak
untuk memberikan pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan, mengubah persepsi
anak-anak untuk tidak takut ketika ada ambulans yang melintas, menumbuhkan
kepedulian sosial anak melalui bakti sosial maupun gotong royong, dan kegiatan PMR
sebagai wadah untuk anak memperoleh prestasi. Selanjutnya, dampak positif kegiatan
ekstrakurikuler PMR bagi SD Negeri 1 Pangkalpinang yaitu dengan adanya kegiatan
ekstrakurikuler akan menambah akreditasi sekolah serta menambah mitra bagi sekolah.
Ekstrakurikuler PMR SD Negeri 1 Pangkalpinang memiliki beberapa faktor yang
menghambat pelaksanaan kegiatannya. Faktor tersebut yang pertama adalah pelatih PMR
SD Negeri Bhayangkara mulai pada bulan Agustus 2015 mendapat tugas sebagai
pengurus di PMI kota Yogyakarta. Pelatih meminta ijin kepada pembina PMR atau guru
kelas ketika ada rapat atau kegiatan di PMI Kota Yogyakarta. Sehingga menyebabkan
latihan rutin diliburkan atau diisi oleh guru kelas. Faktor kedua yang menjadi
penghambat pelaksanaan kegiatan PMR adalah partisipasi anak dalam mengikuti
kegiatan latihan masih kurang.
Faktor pendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR SD Negeri 1
Pangkalpinang yaitu: adanya dukungan dari kepala sekolah, guru, maupun wali murid
serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah yang memadahi. Serta tingginya
semangat anak-anak dalam mengikuti ekstrakurikuler PMR.

8
D. Model CIPP
1. Pengetian Model CIPP
Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam, model CIPP yang merupakan
sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu Context, Input, Process, and
Product. Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan
sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program
kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang
program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem.
Keunikan model ini adalah pada setiap evaluasi terkait pada perangkat
pengambil keputusan yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah
program. Untuk lebih memahami mengenai CIPP dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan
lingkungan program atau kondisi obyekyif yang akan dilaksanakan. Berisi
tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam
menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi
peluang dan menilai kebutuhan. Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu
kesenjangan (discrepancy view) kondisi nyata (reality) dengan kondisi yang
diharapkan (ideality). Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan
dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang
akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberi informasi bagi
pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan
dilakukan. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu
program.
2. Evaluasi input meliputi analisis personal yang berhubungan dengan
bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif
strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program.
Mengidentifikasi dan menilai kapabillitas sistem, alternatif strategi desain
prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan program
pembinaan prestasi sepak bola. Evaluasi masukan bermanfaat untuk
membimbing pemilihan strategi program dalam menspesifikasikan rancangan

9
prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk
menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada.
3. Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam
praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengindentifikasi permasalahan
prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktivitas. Setiap aktivitas dimonitor
perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan
aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan
untuk menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Evaluasi sebagai
prosesmenilai sesuatu berdasarkan standar obyektif yang telah ditetapkan,
kemuian diambil keputusan atas obyek yang dievaluasi (Djaali Mulyono,
2000:45). Tujuan evaluasi proses seperti yang dikemukakan oleh Worthen
dan Sanders dalam Sawitri (2007:24) menguraikan yaitu :
a) Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang
baik untuk dipertahankan;
b) Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan; dan
c) Memelihara catata-cacatan lapangan mengenai hal-hal penting saat
implementasi dilaksanakan.
4. Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan “judgment outcomes”
dalam hubungannya dengan konteks, input, dan proses, kemudian
diinterpretasikan harga dan jasa yang diberikan. Evaluasi produk adalah
evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan
catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan
aktualisasi. Aktivitas evaluasi produk adalah mengukur dan menafsirkan
hasil yang telah dicapai. Pengukuran dikembangkan dan diadministrasikan
secara cermat dan teliti. Keakuratan analisis akan menjadi bahan penarikan
kesimpulan dan pengajuan sarana sesuai standar kelayakan. Secara garis
besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan penetapan tujuan
operasional program, kriteria-kriteria pengukuran yang telah dicapai,
membandingkannya antara kenyataan lapangan rumusan tujuan, dan
menyusun penafsiran secara rasional.

10
Nama CIPP sebenarnya langsung merujuk pada ciri model evaluasi tersebut.
CIPP merupakan singkatan dari Context, Input, Process and Product. Dengan begitu
tampak bahwa model evaluasi CIPP terdiri dari empat komponen evaluasi yaitu
evaluasi konteks (Context Evaluation), Evaluasi Masukan (Input Evaluation),
Evaluasi Proses (Process Evaluation), dan Evaluasi Produk (Product Evaluation).
Keempat komponen evaluasi ini membentuk rangkaian yang lengkap. Oleh karena
itu, model evaluasi CIPP disebut sebagai model evaluasi yang komprehensif.
Menurut Stufflebeam & Coryn, 2014, p. 315 (dalam Jaya, Petrus Redy Partus
dan Felisitas Ndeot, 2018: hal 13-15) menyatakan bahwa evaluasi model CIPP pada
dasarnya mengacu pada empat macam evaluasi, yaitu:
1) menilai tujuan dan prioritas dengan membandingkannya dengan kebutuhan,
masalah, dan peluang yang tersedia;
2) menilai rencana pelaksanaan dan anggaran yang dibutuhkan dengan
membandingkannya dengan tujuan yang ditargetkan,
3) menilai efektivitas program,
4) menilai keberhasilan program dengan membandingkan hasil dan efek
sampingnya dengan kebutuhan yang ditargetkan, memeriksa efektivitas
biayanya, dan (mungkin) membandingkan biaya dan hasilnya dengan program
yang kompetitif; juga dengan menginterpretasikan hasil-hasil yang
menghambat pengeluaran upaya sumber daya dan sejauh mana rencana
operasional itu baik dan efektif dilaksanakan.

2. Kelebihan dan Kekurangan Model CIPP


a. Kelebihan Model CIPP
Model CIPP mempunyai kelebihan-kelebihan, yaitu:
1) lebih komperhensif atau lengkap dalam menjaring informasi karena objek
evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup conteks, input,
process, maupun product.
2) Kelengkapan informasi yang dihasilkan evaluasi model CIPP akan mampu
memberikan dasar yang lebih baik dalam mengambil keputusan, kebijakan,
maupun penyusunan program-program selanjutnya.

11
b. Kekurangan Model CIPP
Model CIPP tak lepas dari sejumlah kekurangan. Kekurangan-kekurangan
tersebut yaitu:
1) penerapan model ini dalam bidang program pembelajaran di kelas mempunyai
tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tanpa adanya kombinasi.
2) Hal ini dapat terjadi karena untuk mengukur konteks, masukan maupun hasil
dalam arti yang luas akan melibatkan banyak pihak yang akan membutuhkan
waktu dan biaya yang lebih.

3. Langkah-langkah Evaluasi Model CIPP


Secara umum langkah-langkah pokok evaluasi pendidikan meliputi tiga
kegiatan uatama, yaitu persiapan, pelaksanaan dan pengolahan hasil. Dalam evaluasi
model CIPP terdapat empat komponen yang harus dievaluasi yaitu, contex, input,
process, dan program. Evaluasi ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
c. Memfokuskan evaluasi
d. Mendesain evaluasi
e. Mengumpulkan informasi
f. Menganalisis informasi
g. Melaporkan hasil evaluasi
Kesimpulan dari uraian di atas yaitu langkah-langkah dalam pelaksanaan
evaluasi haruslah sistematis, dimulai dari observasi terhadap objek yang akan
dievaluasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, hingga memberikan
kesimpulan sebagai proses terakhir dalam evaluasi.

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah evaluasi deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Model evaluasi yang digunakan adalah model CIPP yang dikembangkan oleh
Stuflebeam sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu Context, Input,
Process, and Product. Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut
merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah
program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang
memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Jenis peneitian ini
digunakan karena penelitian ini mengkaji dan mengevaluasi terlaksananya program
ekstrakulikuler Palang Merah Remaja di SD Negeri 01 Pangkal Pinang.

B. Tempat Dan Waktu


Tempat penelitian ini adalah di SD Negeri 01 Pangkal Pinang dengan alamat SD
NEGERI 1 PANGKALPINANG beralamat di JL. HORMEN MADDATI, Kel. Masjid
Jamik, Kec. Rangkui, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, dengan kode
pos 33136. Yang dilaksanakan pada 4 November 2022 di SD N 01 Pangkal Pinang.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SD Negeri 01 Pangkal Pinang dengan data
dokumentasi serta dokumen piagam dan dokumen peserta didik yang berperan dalam
ekstrakulikuler PMR.

D. Variabel Penelitian
Suharsimi (2013:161), variabel penelitian adalah “apa yang menjadi subjek
penelitian atau apa yang menjadi fokus penelitian”. Variabel penelitian yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2015:60) adalah “segala sesuatu yang peneliti identifikasi
dalam bentuk apapun untuk dipelajari guna memperoleh informasi tentangnya dan
kemudian menarik kesimpulan”. Lebih lanjut menurut Sugiyono (2015:61) bahwa

13
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka jenis-jenis variabel dalam
penelitian dapat dibedakan menjadi dua jenis variabel yaitu :
1. Variable Independent (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).
2. Variable Dependent (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel merupakan faktor yang sangat penting dalam penelitian, karena dengan variabel
akan ditentukan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua variabel
yang diteliti, yaitu :
1. Variabel bebas (X) penelitian ini adalah kegiatan Perkumpulan Palang Merah Remaja
(PMR) Indikator kegiatan ekstrakurikuler PMR mengacu pada pendapat Suparlan
(2008: 190-193) sebagai berikut:
Satu. Mengembangkan pengetahuan, kompetensi dan keterampilan.
a. Untuk membentuk karakter sosial di kalangan siswa.
b. Meningkatkan disiplin, kejujuran, kerjasama dan keterampilan organisasi
c. Berfungsi sebagai pendukung utama kegiatan penyebab kesehatan sekolah.
d. Memberikan motivasi kepada teman sebaya untuk berperilaku hidup sehat,
mengikuti peran anggota PMR.
2. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah sikap peduli siswa, dan indikator

sikap peduli siswa disebut sebagai norma pengukuran pengganti keberhasilan belajar

siswa setelah proses belajar mengajar, yang menggunakan nilai 0- 100 norma

( Tohirin, 2006 :)

E. Instrumen Pengumpulan Data


 Observasi
Observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadapsuatu objek dengan menggunakan seluruh indera. Dalam penelitian ini
observasi yang dilakukan penelitian adalah diawal penelitian, proses penelitian, dan
akhir penelitian. Diawal penelitian, peneliti mengobservasi kegiatan apa saja yang ada
disekolah tersebut. Pada proses penelitian, mengobservasi aktivitas kepala sekolah

14
dan guru yang mengajar ekstrakulikuler PMR. Jadi yang diamati kolaborator adalah
siswa dan guru selama proses pembelajaran. Diakhir penelitian, peneliti
mengobservasi kesan siswa dan guru sekolah penelitian terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan dan hasil evaluasi siswa yang didapatkan.
 Dokumentasi
Dokumentasi adalah segala dokumen yang bisa dijadikan bukti bahwa suatu kegiatan
atau peristiwa telah terjadi. Dokumen bisa berwujud tertulis, gambar, maupun audio
visual. Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis.
Pada penelitian ini mengunakan dokumentasi berbentuk dokumentasi berupa file
kegiatan perlombaan maupun data siswa ekstrakulikuler PMR.
 Wawancara
Wawancara atau interview adalah kegiatan tanya-jawab secara lisan untuk
memperoleh informasi. Bentuk informasi yang diperoleh dinyatakan dalam tulisan,
atau direkam secara audio, visual, atau audio visual. Wawancara merupakan kegiatan
utama dalam kajian pengamatan. Pelaksanaan wawancara dapat bersifat langsung
maupun tidak langsung. Pada penelilitian ini menggunakan wawancara secara
langsung dengan kepala sekolah dan guru yang mengampu ekstrakulikuler PMR di
sekolah SD N 01 Pangkal Pinang.

 Instumen Wawancara
Responden : Ibu Novi
Tempat : SD Negeri 01 Pangkal Pinang
Waktu : 4 November 2022
1. Kapan dimulai program PMR disekolah ?
Jawab :
Dimulai pada 2013
2. Tujuan dari program PMR ?
Jawab :
Mengenalkan kesiswa tentang pertolongan pada saat kecelakaan kecil maupun
besar dilingkungan sekolah dan lingkungan luar. Dasar-dasar yang dipelajari
anak dalam pertolongan kecelakaan juga PMR sering bekerja sama dengan UKS.

15
3. Kelebihan Program PMR di sekolah ?
Jawab :
Banyak kelebihan yang diambil dari program ini salah satu program besarnya
mereka ke Jumbara ( Jumpa Bakti Gembira ) pertemuan seluruh sekolah dasar di
Indonesia.
4. Kaitan PMR dengan program akademik sekolah ?
Jawab :
Pada materi Ayo Siaga bencana dan Kesehatan Remaja di PMR berkaitan dengan
mata pembelajaran IPA dan keterkaitannya juga di pembelajaran olahraga seperti
narkotika, materi Berhitung berkaitan dengan matematika seperti menghitung
berat badan anak mereka saling berhubungan.
5. Latar belakang terbentuknya PMR ?
Jawab :
Dikota Pangkal Pinang masih minim kegiatan PMR di sekolah dasar di SDN 01
Pangkal Pinang sebagai pencetus gerakan ini. Setelah SDN 01 bermunculan
gerakan PMR diberbagai sekolah tetapi tidak dilaksanakan dengan semestinya,
karena jika berpacu di provinsi lain gerakan PMR banyak lebih berkembang
sedangkan di Bangka Belitung masih terhitung, jadi jika terdapat lomba di
berbagai provinsi Bangka Belitung sangat susah un tuk berpartisipasi karena
masih minim yang berminat dan mengembangkan PMR disekolahnya.

6. Bangaimana ketersediaan sekolah dalam praktek kerja lapangan ?


Jawaban :
Di SDN 01 Pangkal Pinang menyediakan alat-alat yang sangat lengkap. Seperti
tandu, pembidaian dll.

16
F. Analisis Data
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan memfokuskan
pada hal-hal yang penting. Dengan demikian, maka data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan dapat mempermudah untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya jika diperlukan. Dalam mereduksi
data, tujuan utama dari penelitian ini adalah terletak pada data – data yang diambil di
SD Negeri 1 Pangkalpinang.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah proses penyusunan informasi ke dalam satu bentuk yang
sistematis, sehingga menjadi lebih sederhana dan selektif serta dapat dipahami
maknanya. Hal ini dimaksudkan untuk menemukan suatu pola yang bermakna dan
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan melihat penyajian-penyajian tersebut, maka dapat memahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis, atau
mengambil tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian
tersebut. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dengan menyajikan data tersebut, maka data
yang telah tersusun akan lebih mudah dipahami. Selanjutnya data yang telah disusun
akan dikelompokkan berdasarkan pokok permasalahannya. Dari situ penulis dapat
mengambil kesimpulan tentang peran kegiatan PMR (Palang Merah Remaja) dalam
menanamkan sikap kepedulian sosial dan pola hidup sehat pada siswa di SD Negeri 1
Pangkalpinang.

17
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusydi., Rafida, Tien. (2017). Pengantar Evaluasi Program Pendidikan. Medan:
Perdana Publishing

Arikunto, Suharsimi, 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka
Cipta.

Dani Pratomo. 2018. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja Unit 74 SD
Negeri Bhayangkara. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol 2, Nomor 7

Darodjat., M, Wahyudhiana. 2015. Model Evaluasi Program Pendidikan. ISLAMADINA,


Volume XIV, No. 1

Indri Astuti. 2017. Peran PMR (Palang Merah Remaja) Dalam Membangun Generasi Pancasila.
INTEGRALISTIK, Volume IV, No. 2

Kurniawati, Esti Wahyu. 2021. Evaluasi Program Pendidikan Perpektif Model CIPP (Context,
Input, Process, Product). GHAITSA: Islamic Education Journal. Vol (2), Issue (1), hal
23-24.

Makhfudho, Ismail. (2014). Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja


(PMR) dalam menumbuhkan kepedulian sosial siswa SMA Negeri 1 Malang.
(Thesis), Jawa Timur: Universitas Negeri Malang

Mashunatun, Umi. (2022). Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2
Magetan. (Skripsi). Jawa Timur: IAIN Ponorogo

Munawwaroh, Romlatul Mellyyana. (2017). Peran Kegiatan PMR (Palang Merah Remaja)
Dalam Menanamkan Sikap Kepedulian Sosial dan Pola Hidup Sehat pada Siswa di MAN
Babat. (Skripsi), Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

PEMENDIKNAS (Peraturan Menteri Pendididikan Nasional) No. 39 Tahun 2008. Fokusmedia:


Jakarta.

18
Redy Octama. 2013. Pengaruh Intensitas Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)
Terhadap Perubahan Sikap Sosial Siswa.

Septiyanto, Nur Irfan. (2020). Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)
Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik SMP Pusponegoro Brebes Kecamatan Brebes
Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2019/2020. (Skripsi). Jawa Barat: Universitas
Pancasakti Tegal.

Siti Nurasiah. 2018. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Dalam
Membentuk Keterampilan Sosial (Social Skills) Peserta Didik. Jurnal Ijtimaiya, Vol 2 (2)

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)
Bandung: Alfabeta

19

Anda mungkin juga menyukai