Anda di halaman 1dari 30

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING DI ERA PANDEMI

COVID-19 DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR


SISWA DI SMA NEGERI 1 KERSANA KABUPATEN BREBES

PROPOSAL TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd)
Pada Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon

Oleh :
ILMAN NAFI NUGRAHA R.
NIM. 19086030012

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2021 M./1442 H.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah
melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal tesis ini. Sholawat serta salam semoga tetap abadi pada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, beserta segenap Sahabat dan seluruh pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan proposal tesis ini, banyak
menemui kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, maka semuanya dapat penulis selesaikan dengan
baik. Untuk itu sudah sepatutnya apabila dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Sumanta, M.Ag., selaku Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
2. Bapak Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN
Syekh Nurjati Cirebon.
3. Ibu Dr. Siti Fatimah, M. Hum., selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam
Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
4. Bapak Dr. H. Suklani, M.Pd., selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Agama
Islam Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
5. Bapak Dr. H. Taqiyudin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah rela
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan
yang sangat berarti bagi penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan
dan pengalaman yang sangat berharg yang tidak mungkin dapat terlupakan.
7. Bapak Yuniarso Amirudin, S.Pd, M.Si., selaku Kepala Sekolah SMAN 1
Kersana Kabupaten Brebes yang telah memberikan wewenang atas penentuan
lokasi penelitian ini.
8. Bapak Ibu Guru serta Staf karyawan SMAN 1 Kersana Kabupaten Brebes
yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

i
9. Dan berbagai pihak lain yang telah memberikan dorongan dan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan proposal tesis ini, yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu persatu.
Tiada kata yang dapat penulis berikan sebagai balas budi, selain untaian
do’a semoga amal beliau dibalas dan diterima serta diampuni segala dosa-dosanya
disisi Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal tesis ini masih jauh
dari kesempurnaan, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki
mengingat penulis adalah manusia biasa yang tak luput dari kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan yang bersifat konstruktif demi
sempurnanya penyusunan proposal tesis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga proposal tesis ini bisa bermanfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Cirebon, 14 Januari 2021


Penulis,

Ilman Nafi Nugraha R.


NIM.19086030012

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian............................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 7
E. Landasan Teori............................................................................................... 8
F. Kajian Pustaka................................................................................................ 20
G. Metode Penelitian........................................................................................... 21
H. Hipotesis Teoritik........................................................................................... 23
I. Sistematika Pembahasan................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 24

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu usaha agar manusia dapat mengembangkan
potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan UU
SISDIKNAS No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Sekretariat Negara, 2006 : 72). Sebagaimana
yang dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN)
No. 20 Tahun 2003 yaitu bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Karenanya proses pembelajaran yang dimotori oleh guru haruslah direncanakan
dan dilaksanakan secara intens sehingga dapat mencapai tujuan dan hasil belajar
secara maksimal (Sekretariat Negara, 2006 : 73).
Belajar mengajar, istilah lain dari proses pembelajaran, menurut Syaeful
Bahri dan Aswan Zain (2014: 1) yaitu suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik.
Interaksi yang bernilai edukatif adalah dikarenakan kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan tenaga pendidik (guru, ustadz) diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Dalam interaksi educatif, guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna
kepentingan pengajaran, maka disinilah salah satu tugas guru adalah melengkapi
administrasi pendidikan salah satunya dengan menyusun rencana pembelajaran
(RENPEL). Karena itu dalam dalam kondisi dan situasi apapun, kegiatan
pembelajaran harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang berlangsung.
Saat ini, kondisi dan situasi negara bahkan dunia pendidikan sedang
mengalami masa-masa darurat pandemi covid-19, namun segala sesuatu yang

1
2

menjadi tanggung jawab seorang guru tetap harus dipenuhi, baik tanggung jawab
dalam hal melengkapi administrasi pendidikan maupun dalam hal melakukan
kegiatan pembelajaran.
Dunia saat ini sedang marak-maraknya membicarakan wabah Coronavirus
Diseases 2019 (Covid-19) yang tak kunjung usai. Coronavirus itu sendiri adalah
salah satu virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai
gejala berat. Virus ini adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi Covid-19 ini antara
lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak nafas.
Masa inkubasi paling cepat rata-rata antara 5-6 hari dab masa inkubasi terpanjang
mencapai 14 hari. Pada tanggal 30 Januari 2020 World Health Organization
(WHO) telah menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus
konfirmasi Covid-19 sebanyak 2 kasus sampai dengan tanggal 16 Maret 2020 ada
10 orang yang dinyatakan positif Covid-19 hingga pada akhirnya meluas ke
berbagai daerah (Yurianto Ahmad Bambang Wibowo, Report, 2020).
Pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini telah memberikan dampak
terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat. Menurut kompas, 28/03/2020
dampak virus Covid-19 ini terjadi di berbagai bidang seperti sosial, ekonomi,
pariwisata dan pendidikan. Pada tanggal 18 Maret 2020 pemerintah mengeluarkan
Surat Edaran (SE) yang berisi bahwa segala kegiatan di dalam dan di luar ruangan
di semua sektor untuk sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran
Covid-19 dan memutus mata rantai penyebaran virus ini begitupun dalam bidang
pendidikan. Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia juga mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Covid-19, dalam SE itu dijelaskan bahwa proses kegiatan belajar dilaksanakan di
rumah melalui pembelajaran DARING atau jarak jauh agar tetap bisa memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
Diharapkan proses belajar di rumah tidak hanya difokuskan pada materi
pelajaran sesuai mata pelajarannya saja, melainkan siswa juga harus selalu
3

diberikan sosialisai mengenai pandemi Covid-19 bisa dimulai dari kronologis


adanya virus ini, dampak dari virus Covid-19 hingga cara pencegahannya yang
nantinya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari (Wahyu Aji Fatma Dewi,
Jurnal Ilmu Pendidikan, 1, April 2020 : 56).
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2018 : 73-73), motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar
mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang tidak
seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu
biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, ada
problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi
perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu karena
tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan seperti ini perlu diadakan
daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya. Kemudian mendorong
siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar.
Dengan kata lain siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada
dirinya atau singkatnya perlu diberikan motivasi.
Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar
itu dapat tercapai. Sebenarnya motivasi sebagai suatu proses yang menentukan
tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku
manusia merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain
seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya (Slameto, 2015 : 170).
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual.
Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan
semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan
mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang
itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik dengan materi yang
diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi ceramah
4

tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi kecuali karena paksaan atau sekedar
seremonial. Seorang siswa yang memiliki integensi cukup tinggi, boleh jadi gagal
karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang
tepat. Berkaitan dengan hal ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja
mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam
meamberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa
untuk berbuat atau belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar
pada dirinya tumbuh motivasi.
Virus Covid-19 juga berdampak kepada pembelajaran yang dilaksanakan
di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kersana yang harus menerapkan
pembelajaran DARING atau jarak jauh. Berbagai worshop dan pelatihan telah
dilakukan oleh guru-guru yang ada di SMA Negeri 1 Kersana untuk
mempersiapkan pembelajaran DARING agar bisa dilaksanakan secara maksimal,
berbagai media pembelajaran pun diterapkan oleh setiap guru mata pelajaran agar
pembelajaran tetap bisa dilaksanakan. Pembelajaran DARING merupakan
pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran, dengan pembelajaran
DARING siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan
dimanapun. Siswa dapat berinteraksi dengan guru menggunakan beberapa aplikasi
seperti google classroom (GCR), telepon, live chat, webinar maupun melalui
whatsapp group (GWA). Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk
menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif.
Pembelajaran DARING yang saat ini diterapkan oleh hampir semua
elemen pendidikan tentunya tidak akan terlepas dari Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) karena bagaimana mungkin pembelajaran DARING bisa
diterapkan tanpa adanya teknologi. Di era revolusi industri 4.0 ini teknologi
informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan teknologi ini menjadi sebuah potensi dalam berbagai bidang
khususnya dalam bidang pendidikan sehingga harus direspon secara positif dan
adaptif dalam menjawab tantangan abad 21 yang penuh kompleksitas. Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi saat ini membawa berbagai perubahan dalam
5

kehidupan manusia. Peranan teknologi semakin dirasakan di berbagai sektor,


termasuk di bidang pendidikan (Yusuf Bilfaqih dan M. Nur Qomarudin, 2015 : 1).
Pembelajaran DARING merupakan sistem pendidikan jarak jauh dengan
sekumpulan metode pengajaran dimana terdapat aktivitas pengajaran yang
dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. pembelajaran DARING
diselenggarakan melalui jejaring internet, artinya bahwa penggunaan
pembelajaran DARING melibatkan unsur teknologi sebagai sarana dan jaringan
internet sebagai sistem.
Guru sering dituntut untuk bisa memberikan pembelajaran yang lebih
memotivasi peserta didiknya dalam hal ini juga berlaku pada saat pembelajaran
DARING karena lingkungan belajar dan sausana pembelajaran dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa, maka diharapkan seorang guru bisa
menerapkan beberapa media pembelajaran yang inovatif dengan memanfaatkan
teknologi yang ada sehingga memicu tingginya motivasi dan rasa ingin tahu
peserta didik. Motivasi dianggap sebagai faktor penting untuk menentukan
keberhasilan belajar termasuk dalam lingkungan belajar DARING, sehingga
perlunya mempertimbangkan kembali motivasi di lingkungan belajar, maka
penting bagi para peneliti dalam dunia pendidikan untuk mengkaji secara
mendalam tentang bagaimana motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
terlebih saat ini kegiatan pembelajarannya dilakukan secara DARING.
Adapun aspek yang diteliti dalam penelitian ini terkait dengan aspek yang
dijelaskan oleh (Hamzah B. Uno, 2009) yang menuliskan 8 indikator motivasi
belajar, yaitu konsentrasi, rasa ingin tahu, semangat, kemandirian, kesiapan,
antusias atau dorongan, pantang menyerah, dan percaya diri. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran secara objektif bagaimana
motivasi belajar siswa pada pembelajaran DARING selama masa pandemi covid-
19, sehingga hal ini menjadi bahan evaluasi dalam menciptakan pembelajaran
DARING yang efektif ditengah pandemi covid-19, selain itu penelitian ini juga
dapat menjadi bahan kajian bagi peneliti lain terkait motivasi siswa pada
pembelajaran secara tatap muka dengan pembelajaran DARING selama masa
pandemi covid-19.
6

Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Mujadalah/58 : 11

Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
(Departemen Agama RI, 2002 : 793).

Dalam ayat tersebut terkandung motivasi yang kuat agar orang giat dalam
menuntut ilmu pengetahuan, yaitu dengan memberikan kedudukan atau derajat
yang tinggi dalam pandangan Allah Swt. Namun dalam perkembangannya
motivasi tersebut mengalami pasang surut. Ada saat-saatnya giat mengembangkan
ilmu pengetahuan dan ada saat-saatnya mengalami kelesuan bahkan menjauhkan
diri dari ilmu pengetahuan (Abuddin Nata, 2014 : 157).
Motivasi merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi
keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Jika seorang siswa memiliki motivasi
yang kuat dalam pembelajaran, maka seorang siswa akan cepat mengerti,
mengingat dan mengamalkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Motivasi
yang timbul dari kebutuhan anak merupakan faktor pendorong bagi anak dalam
melaksanakan usahanya. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi itu
sangat penting dalam pendidikan, khususnya dalam mengembangkan proses
belajar mengajar.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai : “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING DI ERA
PANDEMI COVID-19 DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SISWA DI SMA NEGERI 1 KERSANA KABUPATEN BREBES”.
7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas adalah :
1. Bagaimana penerapan pembelajaran DARING pada era pandemi covid-19
di SMAN 1 Kersana Kabupaten Brebes?
2. Apakah penerapan pembelajaran DARING di era pandemi covid-19 dapat
memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Kersana
Kabupaten Brebes?
3. Seberapa efektifkah pembelajaran DARING yang diterapkan di era pandemi
covid-19 dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Kersana
Kabupaten Brebes?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keefektifan pembelajaran
DARING yang diterapkan di era pandemi covid-19 dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa di SMAN 1 Kersana. Secara rinci tujuan tersebut
meliputi: :
1. Untuk mengetahui perubahan penerapan pembelajaran DARING di era
pandemi covid-19 di SMAN 1 Kersana Kabupaten Brebes.
2. Untuk mendeskripsikan dan mengeksplorasikan kondisi objektif motivasi
belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran DARING di era pandemi covid-
19 di SMAN 1 Kersana Kabupaten Brebes.
3. Untuk mendeskripsikan dan mengeksplorasikan efektivitas pembelajaran
DARING di era pandemi covid-19 dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
di SMAN 1 Kersana Kabupaten Brebes.

D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
a. Penelitian ini berguna untuk mengetahui penerapan pembelajaran DARING
di era pandemi covid-19 dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa
di SMAN 1 Kersana Kabupaten Brebes.
8

b. Penelitian ini sebagai sumbangsih pemikiran untuk mengembangkan


khazanah keilmuan dalam dunia pendidikan
c. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti-
peneliti selanjutnya dalam upaya mengembangkan dalam bidang sejenis.
2. Secara praktis
a. penelitian ini dipergunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan.
b. Bagi program pascasarjana IAIN Syekh Nurjati, hasil penelitian bisa
dijadikan sebagai dokumentasi dan sumber rujukan bagi peneliti selanjutnya
sekaligus sebagai bahan kajian bagi mahasiswa
c. Untuk memberikan input dan tambahan informasi bagi pihak SMA Negeri 1
Kersana Kabupaten Brebes dalam melaksanakan pembelajaran DARING di
era pandemi covid-19 dan mengetahui motivasi belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran DARING.

E. Landasan Teori (Pembelajaran DARING dan Motivasi Belajar)


1. Pembelajaran DARING
Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat
terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melakukan aktivitas
sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Suatu hal yang tidak bisa
dipungkiri, sesungguhnya sebagian aktivitas dalam kehidupan sehari-hari kita
merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak
ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan
belajar dan berarti bahwa belajar tidak dibatasi usia, tempat maupun waktu.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto, 2015 : 2). Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan transfer
knowledge atau transfer ilmu pengetahuan, dimana seorang guru memberikan
pengajaran berupa ilmu pengetahuan kepada peserta didik, baik pengetahuan
umum maupun pengetahuan agama.
9

Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya


belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa
82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra
diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi angka
tinggi tersebut menurun drastis menjadi 18% waktu mereka berusia 16 tahun.
Konsekuensinya, 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman
belajarnya yang baru dengan perasaan ketidaknyamanan (Aunurrahman, 2016 :
33).
Siswa yang belajar berarti mereka menggunakan kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-ranah
tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik, diantara para ahli yang mendalami ranah-
ranah tersebut adalah Bloom, Krathwohl dan Simpson. Mereka menyusun
penggolongan perilaku berkenaan dengan kemampuan internal dalam
hubungannya dengan tujuan pembelajaran.
Pembelajaran dalam masa darurat pandemi covid-19 ini tentunya
membutuhkan kolaborasi dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dengan menjadikan teknologi sebagai sarana, jaringan internet sebagai sistem
dan aplikasi sebagai media pembelajarannya. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi di era industri 4.0 telah memberikan pengaruh yang
sangat signifikan terhadap kehidupan manusia. Dalam hal ini termasuk
berpengaruh terhadap dunia pendidikan, dengan berkembangnya teknologi
informasi dan komunikasi tentunya sangat membantu para pendidik dalam
melakukan pembelajaran DARING. Kemudahan dalam mengakses teknologi
informasi menjadikan pendidik untuk berupaya meningkatkan kualitas
pendidikan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (Nurul Lailatul Khusniyah & Lukam Hakim, Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Pendidikan, 2019 : 20).
Pembelajaran DARING menjadi sebuah inovasi tersendiri dalam
pendidikan meskipun pada sebelumnya kita mengenal istilah e-Learning yang
dimana tidak jauh berbeda dengan pembelajaran DARING saat ini e-Learning
10

merupakan bagian dari salah satu model dalam pembelajaran. Jika e-Learning
membutuhkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai medianya, maka
pembelajaran DARING juga sama demikian, hanya saja pada saat itu e-
Learning seolah dikesampingkan karena pembelajaran masih bisa dilakukan
secara tatap muka, berbeda dengan saat ini pembelajaran DARING menjadi
suatu hal yang diutamakan karena pendidikan saat ini berada dalam kondisi
darurat pandemi covid-19. Melalui e-learning materi pembelajaran dapat
diakses kapan saja dan dari mana saja, di samping itu materi yang dapat
diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia yang dengan
cepat dapat diperbaharui oleh pengajar (I Kadek Suartama, 2014 : 20).
Pembelajaran DARING merupakan solusi terbaik agar kegiatan
pembelajaran tetap bisa dilaksanakan, meskipun pada kenyataannya semua
jenjang pendidikan di Indonesia menerapkan pembelajaran DARING karena
keterpaksaan dan tidak ada kesiapan untuk melakukan kebijakan tersebut
karena melihat pandemi covid-19 menyebar begitu cepat hingga ke seluruh
dunia dan mengharuskan negara untuk menutup sekolah sebagai bentuk
pencegahan terhadap penyebaran virus tersebut.

2. Efektivitas Pembelajaran DARING


Pandemi covid-19 berdampak terhadap semua sektor kehidupan, dunia
pendidikan salah satunya. Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi,
baik siswa maupun orangtua siswa yang tidak memiliki handphone untuk
menunjang kegiatan pembelajaran DARING ini merasa kebingungan, sehingga
pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa
siswa yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara
berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama
atau juga sebagian sekolah ada yang memfasilitasinya dengan laboratorium
komputer untuk beberapa siswa yang terkendala dalam pembelajaran
DARING.
Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media
pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup
11

tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan


pembelajaran DARING. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi
melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah
anggaran dalam menyediakan jaringan internet.
Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam
berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki,
sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan
menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini
dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti
pembelajaran daring.
Pembelajaran DARING tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi
jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat
tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat
tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang
menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena
letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga
menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti
pembelajaran DARING sehingga kurang optimal dalam pelaksanaannya.
Ramai diberbagai media sosial yang menceritakan pengalaman orangtua
siswa selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif.
Seperti misalnya ternyata ada orangtua yang sering marah-marah karena
mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan
menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.
Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik
anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat
besar. Sehingga dengan kejadian ini orangtua harus menyadari dan mengetahui
bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar. Setelah
mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana
cara mendidik anak-anak mereka di rumah.
Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran
DARING juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke
12

sistem DARING yang sangat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi
semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan
lancar dan siswa aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.
Kegagapan pembelajaran DARING memang nampak terlihat di hadapan
kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh di beberapa daerah
di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses
pembelajaran DARING (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama
dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil, kemudian gawai atau
komputer yang mumpuni, aplikasi dengan platform yang user friendly, dan
sosialisasi DARING yang bersifat efisien, efektif, continue, dan integratif
kepada seluruh stekholder pendidikan.
Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan
kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi DARING bekerjasama
dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran
DARING ini. Pemerintah juga harus mempersiapkan kurikulum dan silabus
pembelajaran berbasis DARING. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan
bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan pembelajaran DARING
dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan siswa melalui media cetak dan
media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran DARING, kaitannya
dengan peran dan tugasnya.
Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah
pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti
lebih efektif ketimbang secara DARING (online). Menurut Aulia Luqman Aziz
seorang pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) menyatakan bahwa
selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi (Laman Resmi
Universitas Brawijaya, Sabtu 2/5/2020).
Pembelajaran secara DARING akhir-akhir ini banyak menimbulkan
keluhan dari peserta didik maupun orangtua. Beberapa guru di sekolah
mengaku, jika pembelajaran DARING ini tidak seefektif kegiatan
pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi
harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang
13

disampaikan secara DARING belum tentu bisa dipahami semua siswa.


Berdasarkan pengalaman mengajar secara DARING, sistem ini hanya efektif
untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini
diberikan ketika siswa akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.
Mengamati pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru juga harus
siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus
mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter
siswa di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran
DARING sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus
terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media DARING kompleks yang
harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan mudah dipahami oleh siswa.
Sebagaimana syarat guru dalam pendidikan Islam adalah tentang kemampuan
mengajar, seorang diharapkan memiliki keahlian dalam mengajar begitupun
keahlian dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, begitupun
dengan siswa maupun orang tua juga harus bisa mengoperasikan teknologi
informasi dan komunikasi karena kondisi saat ini mengharuskan pembelajaran
dilaksanakan secara DARING dengan memanfaatkan teknologi yang ada
(Ahmad Tafsir, 2014 : 80-81).
Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain
pembelajaran DARING yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan
perangkat atau media DARING yang tepat dan sesuai dengan materi yang
diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran DARING akan memberikan
kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan,
namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan
materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang
digunakan.
Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan
memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi
pelajar DARING pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah
diakses siswa. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat
14

yang lebih, bisa meningkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai


aplikasi pembelajaran DARING lainnya.
Namun sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru
dan siswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran DARING bisa
dipakai begitu saja. Namun harus dipertimbangkan sesuai kebutuhan guru dan
siswa, kesesuaian terhadap materi, keterbatasan infrastrukur perangkat seperti
jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi
zoom meeting namun jaringan atau signal di wilayah siswa tersebut tinggal
tidaklah bagus.
Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran DARING pada situasi
pandemi Covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi merancang,
dan meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan
materi dan metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru
untuk dapat memotivasi siswanya tetap semangat dalam belajar secara
DARING (online) dan tidak menjadi beban psikis.
Di samping itu, kesuksesan pembelajaran DARING selama masa Covid-
19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak
sekolah atau madrasah disini perlu membuat skema dengan menyusun
manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran DARING. Hal ini
dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel
untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya
yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.
Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam
pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19,
physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan
dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, siswa,
orangtua siswa dan pihak sekolah atau madrasah menjadi faktor penentu agar
pembelajaran DARING lebih efektif. Meskipun memang sejauh ini
pembelajaran DARING dirasa belum efektif, namun setidaknya ada tekad yang
kuat agar kegiatan pembelajaran tetap bisa dilaksanakan.
15

3. Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 di dunia membuat berbagai usaha dilakukan untuk
memutus mata rantai penularan. Covid-19 memaksa berbagai aspek kehidupan
berubah. Pemerintah memutuskan work from home bagi para pekerja maupun
pendidik, belajar pun diharuskan dilakukan secara DARING. Hal ini dilakukan
untuk mencegah penularan yang meluas akibat interaksi yang masif. Physical
distancing menjadi salah satu strategi harapan untuk memutus rantai penularan
penyakit ini (Mirzon Daher et.al. Jurnal Basicedu, 2020 : 776).
Perubahan yang dipaksa oleh Covid-19 ini begitu cepat. Menyebabkan
persiapan untuk menghadapi berbagai perubahan menjadi tidak maksimal.
Dunia usaha misalnya banyak mengalami kemerosotan akibat terlambat
menyesuaikan diri. Kebangkrutan terlihat dari terjadinya pemutusan hubungan
kerja yang besar-besaran. Hal ini pun dirasa oleh dunia pendidikan. Kesiapan
untuk belajar DARING yang ditetapkan oleh pemerintah nyaris tidak ada.
Sekolah dalam hal ini guru dituntut berusaha mengkreasikan belajar agar tetap
berjalan meski tidak di sekolah. Dikenallah dengan istilah belajar DARING.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, China. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi pneumonia
yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (novel
coronavirus). Pada awal tahun 2020 NCP mulai menjadi pendemi global dan
menjadi masalah kesehatan di beberapa negara di luar RRC. Berdasarkan
World Health Organization (WHO) kasus kluster pneumonia dengan etiologi
yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi permasalahan kesehatan di
seluruh dunia. Penyebaran epidemi ini terus berkembang hingga akhirnya
diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah Novel Coronavirus.
Pandemi ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan kasus-
kasus baru di luar China (Safrizal ZA dkk., 2020 : 2).
Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD)1. Pada tanggal 12 Februari
16

2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini
dengan sebutan Coronavirus Disease (Covid-19). Covid-19 disebabkan oleh
SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama
dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya.
Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih
tinggi dibanding Covid-19 (saat ini kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus
Covid-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. Covid-19 juga memiliki
penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS.
Penambahan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat dan sudah
terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Sampai dengan 16
Februari 2020, secara global dilaporkan 51.857 kasus konfimasi di 25 negara
dengan 1.669 kematian (CFR 3,2%). Rincian negara dan jumlah kasus sebagai
berikut: China 51.174 kasus konfirmasi dengan 1.666 kematian, Jepang (53
kasus, 1 Kematian dan 355 kasus di cruise ship Pelabuhan Jepang), Thailand
(34 kasus), Korea Selatan (29 kasus), Vietnam (16 kasus), Singapura (72
kasus), Amerika Serikat (15 kasus), Kamboja (1 kasus), Nepal (1 kasus),
Perancis (12 kasus), Australia (15 kasus), Malaysia (22 kasus), Filipina (3
kasus, 1 kematian), Sri Lanka (1 kasus), Kanada (7 kasus), Jerman (16 kasus),
Perancis (12 kasus), Italia (3 kasus), Rusia (2 kasus), United Kingdom (9
kasus), Belgia (1 kasus), Finlandia (1 kasus), Spanyol (2 kasus), Swedia (1
kasus), UEA (8 kasus), dan Mesir (1 Kasus) (World Health Organization
China, Report PDF, 5, Maret 2020 : 11-12).
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut
Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama
menyebar di antara orang- orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan
bersin3. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan
stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol
selama tiga jam4. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi hingga Maret
17

2020 tidak diketahui apakah penularan melalui feses mungkin, dan risikonya
diperkirakan rendah (Erlina Burhan dkk. 2020 : 3-4).
Kisah wabah ini dapat memiliki akhiran yang berbeda pada setiap negara
yang bergantung pada kebijakan yang diterapkan dan ketanggapan pemerintah
guna meminimalisir penyebarannya. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh
pemerintah Indonesia untuk mengurangi tingkat penyebaran virus corona
dengan memberlakukan sosial distancing, physical distancing hingga
pemberlakuan PSBB (pembatasan social berskala besar) pada beberapa daerah.
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan untuk membatasi penyebaran Covid-19
berdampak pada berbagai bidang diseluruh dunia khususnya pendidikan di
Indonesia.
Wabah Covid-19 mendesak pengujian pendidikan jarak jauh hampir yang
belum pernah dilakukan secara serempak sebelumnya bagi semua elemen
pendidikan yakni peserta didik, guru hingga orang tua. Mengingat pada masa
pandemic, waktu, lokasi dan jarak menjadi permasalahan besar saat ini.
Sehingga pembelajaran jarak jauh menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan
dalam melaksanakan pembelajaran secara tatap muka langsung. Ini
memberikan tantangan kepada semua elemen dan jenjang pendidikan untuk
mempertahankan kelas tetap aktif meskipun sekolah telah ditutup (Luh Devi
Herliandry. et.al. Jurnal Teknologi Pendidikan, April 2020 : 66).
Krisis kesehatan yang diakibatkan oleh wabah Covid-19 telah
mempelopori pembelajaran online secara serempak. Tsunami pembelajaran
online telah terjadi hampir diseluruh dunia selama pandemi Covid-19. Guru
dan pendidik sebagai elemen penting dalam pengajaran diharuskan melakukan
migrasi besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumya dari pendidikan
tatap muka tradisional ke pendidikan online atau pendidikan jarak jauh. Ini
didukung dengan perkembangan teknologi yang tidak terbatas pada revolusi
industri 4.0 saat ini. Pembelajaran online secara efektif untuk melaksanakan
pembelajaran meskipun pendidik dan peserta didik berada di tempat berbeda.
Ini mampu menyelesaikan permasalahan keterlambatan peserta didik untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
18

Suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya juga


sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dan keberhasilan
siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara global, faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga
macam, yaitu : (1) faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa. (2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa),
yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. (3) faktor pendekatan belajar
(approach to learn), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran pada
materi-materi pelajaran (Muhibbin Syah, 2013 : 145).
Faktor-faktor tersebut dalam banyak hal sering saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving
terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal)
umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang
sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi
tinggi (faktor internal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih
mementingkan kualitas hasil pembelajaran.

4. Motivasi Belajar
Motivasi atau banyak orang yang menyebutnya dengan “motif” untuk
menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata “motif” diartikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman,
2018 : 73).
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual.
Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang
19

dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan
mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya
seseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik dengan
materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi
ceramah tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi kecuali karena paksaan
atau sekedar seremonial. Seorang siswa yang memiliki integensi cukup tinggi,
boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau
ada motivasi yang tepat. Berkaitan dengan hal ini maka kegagalan belajar
siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja
guru tidak berhasil dalam meamberi motivasi yang mampu membangkitkan
semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat atau belajar. Jadi tugas guru
bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.
Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat.
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat
ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-
keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang
dilihat seseorang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat
itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan
bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang
(biasanya disertai perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan
sesuatu itu. Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan,
melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu
belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu berkaitan dengan
soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu yang penting bagaimana
menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar.
Motivasi dapat diberikan kepada peserta didik dengan memperhatikan
bakat dan minat. Sebagai contoh seorang anak bercita-cita menjadi pilot, guru
dapat mengatakan kepada si anak bahwa seorang pilot itu pandai berhitung
(Yanuar, 2015 : 221).
Dalam proses belajar mengajar haruslah diperhatikan apa yang dapat
mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, apalagi pembelajaran kali ini
20

berada dalam kondisi darurat pandemi covid-19 dan mengingat sangat sulit
sekali seorang pendidik untuk bisa mengetahui kondisi peserta didiknya baik
dalam hal fisik, psikis maupun kognisinya. Maka perlu adanya komunikasi
yang baik antara pendidik dengan orang tua atau wali siswa karena merekalah
yang bisa mengontrol perkembangan anak didiknya. Pendidikan di dalam
keluarga harus dimulai karena inilah sekolah pertama bagi anak dan orang
tuanyalah yang menjadi gurunya karena mereka memiliki peranan yang
penting dalam mendidik anak di lingkungan keluarga.
Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui penerapan pembelajaran DARING di era pandemi covid-19 dan
pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Kersana Kabupaten
Brebes. Ini penting guna mengetahui implementasi dan dampak pembelajaran
DARING pada peserta didik di Indonesia dengan harapan dapat memberikan
informasi dan perbaikan dari kebijakan yang dilakukan.
Skema Hipotesis

Pembelajaran Pandemi Motivasi


DARING (X) Covid-19 Belajar (Y)

F. Kajian Pustaka
Persoalan pendidikan merupakan kajian yang terus-menerus dilakukan.
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan tema penting yang selalu
aktual di tengah kehidupan masyarakat. Penelitian yang mengkaji tentang
pembelajaran DARING di era pandemi covid-19, diantaranya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Luh Devi Herliandri, Nurhasanah, Maria Enjelina Suban dan
Heru Kuswanto dengan judul : Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19”,
yang dimuat dalam Jurnal Penelitian Teknologi Pendidikan Universitas Negeri
Jakarta, Vol. 22, No. 1, April 2020. Melalui penelitian ini diketahui bahwa semua
elemen pendidikan harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang baru
mengingat aspek pendidikan menjadi salah satu aspek yang terdampak virus
21

Covid-19. Maka dari itu pembelajaran harus dilakukan secara DARING dengan
tujuan untuk mengurangi dan memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.
Kajian lain yang membahas tentang pembelajaran pada masa pandemi
Covid-19 adalah penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Aji Fatma Dewi dengan
judul : “Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran DARING di
Sekolah Dasar” . Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa pandemi Covid-19
memberikan dampak yang sangat serius dalam aspek kehidupan masyarakat
termasuk aspek pendidikan yang mengharuskan pembelajan dilakukan secara
DARING.
Penelitian lain juga membahas tentang media pembelajaran pada masa
pandemi covid-19, penelitian ini dilakukan oleh Mirzon Daheri, Juliana,
Deriwanto dan Ahmad Dibul Amda dengan judul : “Efektivitas Whatsapp Sebagai
Media Belajar DARING”. Melalui penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana
keefektivan aplikasi whatsapp sebagai mediaa pembelajaran DARING dalam
masa darurat pandemi covid-19.
Adapun penelitian tentang “Efektivitas Pembelajaran DARING Di Era
Pandemi Covid 19 dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Belajar Siswa” belum
pernah ada yang melakukan. Oleh karena itu penulis ingin meneliti sejauhmana
efektivitas pembelajaran DARING di era pandemi covid-19 dan pengaruhnya
terhadap motivasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Kersana Kabupaten Brebes.

G. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan
ilmiah yang analisisnya dengan menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran data dan hasilnya. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis korelasional karena hasil yang diperoleh melalui
penelitian berupa data kuantitatif seberapa besar pengaruh pembelajaran daring di
era pandemi covid-19 terhadap motivasi belajar siswa (Suharsimi Arikunto,
2006:12).
Sedangkan jenis penelitian ini menggunakan metode survey yaitu
penelitian yang memilih sampel dari populasi tertentu dengan memanfaatkan
22

angket atau kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data yang pokok
(Sugiyono, 2016 : 243). Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Toto Syatori Nasehudin
dan Nanang Gozali, 2015 : 113). Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian
survey adalah karena metode ini untuk menggambarkan secara kuantitatif aspek-
aspek spesifik dari populasi tertentu sehingga pengumpulan datanya dilakukan
kepada sekolompok orang yang hasilnya dapat digeneralisasi kembali ke dalam
suatu populasi tertentu.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang
mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (M. Subana, dkk, 2005 :
24). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X (sepuluh) Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kersana Kabupaten Brebes yaitu dengan jumlah
9 kelas dan totalnya 324 siswa.
Sedangkan Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih
untuk sumber data (Sukardi, 2008:107). Adapun sampel dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X MIPA 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kersana
Kabupaten Brebes berjumlah 36 siswa yang mendapatkan pembelajaran DARING
selama masa Pandemi Covid-19.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data survey.
Adapun surveynya dalam bentuk kuisioner atau angket yang dibuat dalam google
form agar mudah diakses oleh siswa. Survey yang dibuat bertujuan untuk
mengungkap penerapan pembelajaran DARING di era pandemi covid-19 dan
pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Kersana Kabupaten
Brebes, adapun jenis surveynya menggunakan skala likert yang digunakan sebagai
alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi individu atau sekolompok
orang terhadap fenomena sosial.
23

H. Hipotesis Teoritik
Menurut Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali (2015 : 110)
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
yang telah dirumuskan sebelumnya terhadap pertanyaan penelitian yang telah
dikemukakan dalam perumusan masalah.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2016 : 67) Hipotesis adalah suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan pendapat tersebut, maka
peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh dalam penerapan pembelajaran DARING di era
pandemi covid-19 terhadap meningkatkan motivasi belajar siswa di
SMAN 1 Kersana Kabupaten Brebes.
Hi : Ada pengaruh dalam penerapan pembelajaran DARING di era pandemi
covid-19 terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Kersana Kabupaten
Brebes.

I. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan tesis ini dibagi dalam lima bab, masing-masing bab
dibagi dalam beberapa sub bab. Adapun rincian dari kelima bab tersebut adalah
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis
teoritik, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II landasan teori tentang, pembelajaran DARING, pandemi covid-19
dan motivasi belajar siswa.
Bab III metode penelitian. Bab ini akan membahas tempat dan waktu
penelitian, pendekatan dan metode penelitian, hipotesa penelitian,
operasionalisasi variabel, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel,
prosedur pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian, dan teknik analisis
data.
24

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini akan menjelaskan hasil
penelitian dan pengujian hipotesis.
Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran atau
rekomendasi ilmiah yang didasarkan pada hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2016). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.


Arikunto, Suharsimi. (2016). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Bahri, Syaeful dan Zain. (2014). Anwar. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Bilfaqih, Yusuf dan Qomarudin, M. Nur. (2015). Esensi Pengembangan
Pembelajaran DARING. Yogyakarta : CV Budi Utama.
Burhan, Erlina dkk. (2020). Pneumonia Covid-19 : Diagnosis & Penatalaksanaan
di Indonesia. Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Daheri, Mirzon., Juliana., Deriwanto., Amda, Ahmad Dibul. (2020). Efektivitas
WhatsApp sebagai Media Belajar DARING. Jurnal Basicedu, Volume 4
Nomor 4.
Departemen Agama RI. (2002). Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta : Pustaka
Amani.
Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi
Pembelajaran DARING di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume
2 Nomor 1.
Herliandry, Luh Devi., Nurhasanah., Suban, Maria Enjelina., Kuswanto, Heru.
(2020). Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Teknologi
Pendidikan, Volume 22 Nomor 1.
Khusniyah, Nurul Lailatul & Hakim, Lukam. (2019). Efektifitas Pembelajaran
Berbasis DARING : Sebuah Bukti Pada Pembelajaran Bahasa Inggris.
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan, Volume `17 Nomor 1.
Nasehudin, Toto Syatori dan Gozali, Nanang. (2015). Metode Penelitian
Kuantitatif. Bandung : Pustaka Setia.
Nata, Abuddin. ( 2014). Tafsir Ayat-ayat Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Nurhayati, Erlis. (2020). Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran
DARING Melalui Media Game Edukasi Quiziz Pada Masa Pencegahan
Penyebaran Covid-19. Jurnal Paedagogy, Volumen 7 Nomor 3.

24
25

Sardiman. (2018). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok : Rajawali


Pers.
Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Suartama, I Kadek. (2014). E-Learning Konsep dan Aplikasinya. Singaraja :
Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Ganesha.
Subana, M., dkk., 2005, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta.
Sukardi, 2008, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Tafsir, Ahmad. (2104). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
UU SISDIKNAS No 20 Tahun 2003. (2006). Bandung : Citra Umbara.
Yanuar. (2015). Rahasia Jadi Guru Favorit-Inspiratif. Yogyakarta : Diva Press.
ZA, Safrizal dkk. (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19 Bagi
Pemerintah Daerah : Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan
Manajemen. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai