Anda di halaman 1dari 55

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KREATIVITAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP


HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI ERA PANDEMI
PADA KELAS VII SMP KATOLIK BELIBIS MAKASSAR

LISNAWATI
17 24 045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG
STKIP-YPUP
2021
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
NAMA : LISNAWATI
NIM : 1724045
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA
JUDUL : PENGARUH KREATIVITAS DAN MINAT
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA DI ERA PANDEMI PADA
KELAS VII SMP KATOLIK BELIBIS MAKASSAR

Makassar, 2021
Telah diperiksa dan disetujui oleh tim pembimbing:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Jeranah, S.Pd.,M.Pd Nurul Iman, S.Pd.,M.Pd


NIDN: 0921038801 NIDN:

Mengetahui,
Ketua Program Studi
MATEMATIKA STKIP YPUP

Dr. Nurfaidah Tasni, S.Pd.,M.Pd


NIDN : 0916028803

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT

atas rahmat dan nikmat kesehatannya penulis dapat menyelesaikan proposal ini, di

mana sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Strata satu (S1) pada Sekolah

Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.

Berdasarkan kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam proposal ini

tidak terlepas dari keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena itu,

dengan penuh rasa hormat dan dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang mendukung dan membantu penyelesaian proposal ini.

Kepada orang tua tercinta ayahanda Sudirman dan ibunda Soraya yang telah

mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral maupun material serta doa yang tulus

kalian panjatkan demi kesuksesan penulis agar penulis bisa menggampaikan gelar

sarjana. Kepada saudara-saudara ku yaitu Misma dan Ispiandika. Terima kasih

atas kasih sayang serta dorongan dan pengorbanan baik berupa materil maupun

non material. Tak lupa menyampaikan terima kasih kepada.

1. Pembina dan seluruh pengurus Yayasan Pendidikan Ujung Pandang

(YPUP).

2. Ibu Dr. Rina Asrini Bakri, M.Pd Selaku Ketua STKIP YPUP Makassar.

iii
3. Ibu Dr. Nurfaidah Tasni, S.Pd.,M.Pd Selaku Ketua Jurusan STKIP YPUP

Makassar.

4. Ibu Jeranah, S.Pd.,M.Pd Selaku Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu dan tenaganya untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Nurul Iman, S.Pd.,M.Pd Selaku Pembimbing II dalam penulisan proposal

ini.

6. Para Staf Dosen dan Pengajar yang telah banyak memberikan pengetahuan

selama penulis mengikuti pendidikan.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh

dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan proposal. Smoga kita selalu berada dalam

lindungan Allah SWT amin.

Makassar, Mei 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................ii

KATA PENGANTAR..................................................................iii

DAFTAR ISI.................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..............................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................3

C. Tujuan Penelitian........................................................................3

D. Manfaat Penelitian......................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................5

A. Definisi Konseptual ...................................................................5

1. Pengertian Kreativitas..........................................................5

2. Pengertian Minat Belajar.....................................................11

3. Pengertian Hasil Belajar......................................................14

B. Penelitian Yang Relevan...........................................................17

C. Kerangka Pikir...........................................................................18

D. Hipotesis....................................................................................19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................20

A. Jenis Penelitian..........................................................................20

v
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................20

C. Desain Penelitian......................................................................20

D. Desain Operasional Variabel.....................................................21

E. Populasi dan Sampel.................................................................22

F. Teknik Pengumpulan Data........................................................23

G. Teknik Analisis Data.................................................................26

DAFTAR PUSTAKA....................................................................36

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................37

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya pandemi Covid-19 melanda seluruh negeri di belahan dunia

termasuk Indonesia. Sesuai data terbaru dari Word Healt Organisasi (WHO)

tanggal 24 April 2020, sebanyak 213 negara telah terjangkit Covid-19,

2.631.839 diantaranya terkonfirmasi positif dan 182.100 meninggal dunia.

Covid-19 merupakan penyakit menular, yang berarti dapat menyebar, baik

secara langsung maupun tidak langsung, dari satu orang ke orang lain.

Kondisi ini menyerang sistem pernafasan sepeti hidung, tenggorokan, dan

paru-paru. Rumitnya penanganan wabah, belum ditemukannya vaksin dan

obat untuk penyembuhan pasien Covid-19 serta terbatasnya alat pelindung

diri (APD) untuk tenaga kesehatan membuat pemerintah menerapkan

kebijakan ketat untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 (Mustakim,

2020:2).

Pendidikan adalah proses yang mana seseorang diajar bersifat setia dan

taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pernyataan tersebut

merupakan salah satu konsep pendidikan yang menekankan betapa penting

dan kuatnya peranan pendidikan dalam pembinaan manusia. Artinya

pendidikan sebagai suatu kegiatan pembinaan sikap dan mental yang

menentukan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu untuk melestarikan

bentuk tingkah laku tersebut seorang pendidik harus mengembangkan antara


lain kedisplinan dan kemandirian sebagai alat pendidikan (Elfina Ria, 2014:

29).

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penerapannya mampu

menghadirkan daya krisis dan logis para siswa. Selain itu dalam mempelajari

matematika harus bersifat kontinyu, rajin dan disiplin serta memerlukan

pemahaman konsep yang kuat sehingga dapat pelajaran berikutnya. Jika sejak

awal sudah kurang senang dengan pelajaran matematika maka untuk

selanjutnya siswa akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu hingga saat itu

matematika masih dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit. Meskipun

demikian dalam dunia pendidikan pelajaran matematika harus tetap dipelajari

guna ketuntasan belajar siswa (Sundari, 2016:45).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran

matematika di SMP Katolik Belibis Makassar, diperoleh informasi bahwa

kurangnya kesadaran siswa serta menggunakan media sosial secara

berlebihan seperti game online sehingga kurangnya minat belajar siswa,

pembelajaran masih berpusat pada guru artinya guru lebih aktif daripada

siswa sehingga siswa pasif dalam pembelajaran matematika, dan guru kurang

mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga siswa

merasa jenuh dan bosan dalam belajar matematika, dalam pembelajaran juga

siswa kurang memperhatikan guru, sehingga mereka tidak mengerti tentang

pelajaran yang dijelaskan oleh guru.

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilakan

komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan
sebelumnya tidak dikenal pembuatannya. Selain itu, kreativitas juga

mencerminkan pemikir yang divergen yaitu kemampuan yang dapat

memberikan bermacam-macam alternative jawaban. Kerativitas dapat di

gunakan untuk memprediksi keberhasilan belajar. Setiap orang memiliki

kreativitas yang melekat pada dirinya yaitu kreativitas personal. Kreativitas

yang di maksud adalah: keinginan untuk menemukan hal yang baru dalam

belajar, memiliki semangat bertanya dalam belajar, bebas berpikir dalam

belajar, sikap inisiatip yang tinggi dalam belajar, bersikap terbuka dalam

belajar (Abdul, 2016:86).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Kreativitas Dan Minat Belajar Terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa Di Era Pandemi Kelas VII SMP Katolik

Belibis Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat disimpulkan rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut, pengaruh kreativitas dan minat belajar terhadap

hasil belajar matematika siswa di era pandemi pada kelas VII Smp Katolik

Belibis Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka, dapat disimpulkan tujuan

dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa di

era pandemi kelas VII SMP Katolik Belibis Makassar”.


D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan yang berarti bagi siswa,

guru, dan sekolah dan diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa di era pandemic. Adapun manfaat penelitian ini

adalah:

1. Bagi siswa: Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam usaha

memperbaiki system pembelajaran yang ada di sekolah khususnya di

sekolah tempat penelitian berlangsung.

2. Bagi guru: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam rangka melakukan inovasi pembelajaran matematika

di kelas untuk mengembangkan kemampuan keprofesionalnya dalam

mengajar.

3. Bagi sekolah: Sebagai bahan masukan dalam rangka perbaikan

pembelajaran sehingga dapat menunjang tercapainya hasil belajar

mengajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Konseptual

1. Pengertian Kreativitas

Istilah kreativitas mempunyai banyak pengertian, tergantung pada

cara pandang seseorang yang mengkajinya. Setiap pemahaman tentang

kreativitas disesuaikan dengan latar belakang pengkajian kreativitas itu

sendiri. Oleh karenanya tidak ada satu definisi umum yang dapat mewakili

seluruhnya. Pada intinya, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata,

yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Pada awalnya penelitian tentang kreativitas, istilah ini biasanya

dikaitkan dengan sikap seseorang yang dianggap sebagai creative. Pada

berbagai literature terdapat banyak definisi tentang kreativitas tetapi

tampaknya tidak ada definisi umum yang sama, setiap ilmuwan memiliki

definisi tersendiri menurut versinya masing-masing. Menurut Silver

(Susanto, 2013:99), ada dua pandangant tentang kreativitas, yaitu kreativitas

genius dan kreativitas hasil penelitian terbaru. Pertama, pandangan yang

disebut kreativitas genius. Menurut pandangan ini, tindakan kreatif

dipandang sebagai ciri-ciri mental yang langka, yang dihasilkan oleh


individu luar biasa berbakat melalui penggunaan proses pemikiran yang luar

biasa, cepat, dan spontan. Pandangan ini mengatakan bahwa kreativitas

tidak dapat dipengaruhi oleh pembelajaran dan kerja kreatif, tetapi lebih

merupakan suatu kejadian tiba-tiba dari pada suatu proses panjang sampai

seleai seperti yang dilakukan dalam sekolah. Jadi, dalam pandangan ini ada

batasan untuk menerapkan kreativitas dalam dunia pendidikan. Pandangan

pertama ini telah banyak dipertanyakan dalam penelitian-penelitian terbaru,

dan bukan lagi merupakan pandangan kreativitas yang dapat diterapkan

kepada pendidikan.

Kedua, pandangan yang merupakan pandangan baru kreativitas yang

muncul dari penelitian-penelitian terbaru bertentangan dengan pandangan

genius. Pandangan ini menyatakan bahwa kreativitas berkaitan erat dengan

pemahaman yang mendalam, fleksibel di dalam isi dan sikap, sehingga

dapat dikaitkan dengan kerja dalam periode panjang yang disertai

perenungan. Jadi, kreativitas bukan hanya merupakan gagasan yang cepat

dan luar biasa. Menurdapat ditaut pandangan ini, kreativitas dapat

ditanamkan pada kegiatan pembelajaran dan lingkungan sekitar.

Adapun Hurlock (dalam Susanto, 2013:100) mengemukakan

kreativitas secara umum sebagai paham yang secara luas meliputi gaya

kognitif, kategori-kategori pekerjaan, dan jenis-jenis hasil karya.

Selanjutnya, Cropley (Susanto, 2013:100) mengemukakan paling sedikit ada

dua cara dalam menggunakan istilah kreativitas. Pertama, kreativitas yang

mengacu pada jenis tertentu berpikir atau fungsi mental, jenis ini sering
disebut berpikir divergen. Kedua, kreativitas dipandang sebagai pembuatan

produk-produk yang di anggap kreatif seperti karya seni, arsitektur, atau

music, untuk pembelajaran di sekolah, cropley mengambil istilah kreativitas

yang pertama, dan mengadaptasi pendirian ini bahwa kreativitas adalah

kemampuan untuk memperoleh ide-ide khususnya yang asli, bersifat

penemuan dan baru.

Harris (1998) dalam artikelnya mengatakan bahwa kreativitas dapat

dipandang sebagai suatu kemampuan, sikap, dan proses. Kreativitas sebagai

suatu kemampuan adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru

dengan mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan kembali ide-ide

yang telah ada. Kreativitas sebagai sikap adalah kemampaun diri untuk

melihat perubahan dan kebaruan, suatu keinginan untuk bermain dengan

ide-ide dan kemungkinan-kemungkinan, kefleksibel pandangan, sifat

menikmati kebaikan, sambil mencari cara-cara untuk memperbaikinya.

Adapun kreativitas sebagai proses adalah suatu kegiatan yang terus-menerus

memperbaiki ide-ide dan solusi-solusi, dengan membuat perubahan yang

bertahap dan memperbaiki karya-karya sebelumnya.

Rhodes (dalam Munandar, 1999:25) menyimpulkan bahwa kreativitas

dapat dirumuskan dalam istilah pribadi (press), proses, dan produk.

Kreativitas juga dapat ditinjau dari kondisi. proses, dan produk. Kreativitas

juga dapat ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong

(press). Rhodes kemudian menyebut keempat jenis defenisi kreativitas ini

sebagai four p’s of creativity: person, process, product. Keempat P ini


saling berkaitan: pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif

dengan dukungan dan dorongan (press) dari lingkungan, menghasilkan

produk kreatif.

Adapun defenisi kreativitas menurut Torrance (1969), bahwa

kreativitas didefenisikan sebagai proses dalam memahami sebuah masalah,

mencari solusi yang mungkin menarik hipotesis, menguji dan mengevaluasi,

serta mengomunikasikan hasilnya kepada orang lain. Dalam prosesnya,

hasil kreativitas ini menurut Torrance, meliputi ide-ide orisinal, cara

pandang berbeda, memecahkan rantai permasalahan, mengkombinasikan

kembali gagasan –gagasan atau melihat hubungan baru di antara gagasan-

gagasan tersebut.

Tabel 2.1 Indikator Kreativitas

No Indikator Kreativitas Deskripsi Indikator


1. Kelancaran (fluency) Kemampuan untuk menghasilkan
sejumlah ide.
2. Keluesan dan fleksibilitas Kemapuan menghasilkan ide-ide yang
(flexibility) beragam.
3. Kerincian atau elaborasi Kemampuan yang mengembangkan,
(elaboration) membumbui, atau mengeluarkan
sebuah ide.
4. Orisinalitas (originality) Kemampuan untuk menghasilkan ide
yang tak biasa di antara kebanyakan
atau jarang.
(Susanto, 2013: 102)

Dalam aplikasinya terhadap proses pembelajaran di kelas, Torrance

(2001), mengemukakan lima bentuk interaksi guru dan siswa yang dianggap

mampu mengembangkan kecakapan kreatif siswa, yaitu:


a. Menghormati pertanyaan yang tidak biasa

b. Menghormati gagasan yang tidak biasa serta imajinatif dari siswa

c. Member kesempatan kepada siswa untuk belajar atas perakarsa sendiri

d. Member penghargaan kepada siswa

e. Meluangkan waktu bagi siswa untuk belajar dn bersibuk diri tanpa

suasana penilaian.

Adapun bagi anak yang tidak memiliki kreatif, Hurlock (1999:11)

menawarkan beberapa faktor pendorong yang dapat meningkatkan

kreaivitas, yaitu: waktu, kesempatan menyendiri, dorongan, saran,

lingkungan yang merangsang, hubungananak dan orang tua yang tidak

posesif, cara mendidik anak, dan kesempatan untuk memperoleh

pengetahuan.

Namun sebaiknya, selain faktor pendorong ada faktor penghambat yang

dapat mematikan kreatiitas anak, seperti yang dikemukakan oleh Amabile

dalam Utami Munandar (2004:223), yaitu: evaluasi, hadia, persaingan atau

kompetisi antaranak, dan lingkungan yang membatasi. Dalam kaitan dengan

faktor penghambat kreativitas ini, perihal hadia atau reward ini sering kali

terjadi perbedaan pendapat dan pemahaman. Pada umumnya, orang percaya

bahwa memberi hadia akan memperbaiki atau meningkatkan kreativitas, dan

anak juga senang menerima hadiadan kadang-kadang melakukan segala

sesuatu untuk memperolehnya, dan itu masalahnya. Namun menurut

Amabile, ternyata memberi hadia dapat merusak motivasi intrinsik dan

mematikan kreativitas. Jika anak terpusat pikirannya untuk mendapat hadia


sebagai alasan untuk melakukan sesuatu, maka motivasi intrinsik dan

kreativitas mereka akan menurun. Dalam diri mereka akan akan terbentuk

kebiasaan buruk, di mana segala sesuatu harus selalu diberi hadia, sama saja

dengan mengajarkan mereka materialis, segala sesuatu dinilai dengan benda,

uang, atau sesuatu lainnya berupa materi. Mereka tidak mau mengerjakan

sesuatu kalau tidak diberikan hadia. Menurut Amabile, hadia yang baik

untuk pekerjaan yang terbaik yaitu hadia yang tidak berupa materi

(intangible), seperti senyuman atau anggukan. Biasa juga hadia ini diberikan

dalam bentuk penguatan, seperti dengan gerakan, perkataan, atau degan

mimik wajah. Contoh gerakan dengan mengacungkan jempol, mengusap-

usap punggung, dengan perkataan seperti bagus, betul, tepat sekali,

sedangkan dengan mimik wajah memperlihatkan rasa senang, bangga,

senyum dan lainnya.

Sementara menurut Torrance, faktor penghambat yang dapat

mematikan kreativitas anak itu dapat berupa hal-hal, sebagai beriku:

1. Usaha terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi.

2. Pembatasan terhadap rasa ingin tahu anak.

3. Terlalu menekangkan peran.

4. Terlalu banyak melarang.

5. Takut dan malu.

6. Penekanan yang salah kaprah terhadap keterampilan verbal tertentu.

7. Memberikan kritik yang bersifat desktruktif.


Dari beberapa defenisi kreativitas yang telah dikemukakan di atas,

secara operasional, kreativitas dapat diartikan sebagia kemampuan yang

mencerminkankelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan orisinalitas, dalam

berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi, mengembangkan,

memperkaya, memerinci suatu gagsan. Keseluruhan kemampuan ini

dinamakan dengan kemampuan kreatif, yang merupakan hasil belajar yang

terungkap secara verbal dalam kemampuan berpikir kreatif dan sikap

kreatif. Kemampuan berpikir kreatif dapat diartikan sebagai tingkat

kesanggupan berpikir anak untuk menemukan sebanyak-banyaknya,

seberagam mungkin dan relevan, jawaban atas suatu masalah, lentur, asli,

dan terperinci, bedasar data dan informasi yang tersedia.

Kreativitas berkaitan dengan faktor-faktor kognitif dan afektif. Kognitif

memiliki cirri-ciri aptitude (kecerdasan), sedangkan afektif memiliki cirri-

ciri non aptitude. Ciri-ciri aptitude, meliputi: keterampilan berpikir lancer,

keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisinal, keterampilan

elaborasi/ memrinci, dan keterampilan mengevaluasi. Adapun cirri-ciri non-

aptitude dari kreaivitas adalah ciri-ciri yang berkaitan dengan sikap dan

perasaan. Ciri-ciri non-aptitude, meliputi: rasa ingin tahu, bersifat

imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat mengambil resiko,

dan sifat menghargai, Menurut Munandar (1999: 12), pengembangan

kreativitas seseorang tidak hanya memerhatikan pengembangan kemampuan

berpikir kreatif tetapi juga pemupukan sikap danciri-ciri kepribadian kreatif.


2. Minat Belajar

Minat belajar menurut Guilford (Lestari dan makhammad, 2017:93)

adalah dorongan –dorogan dari dalam diri siswa secara psikis dalam

mempelajari sesuatu dengan penuh kesadaran, ketenagan, dan kedisiplinan

sehingga menyebabkan individu secara aktif dan senang untuk

melakukannya. Menurut Hidayat dan Djamilah (2018:66) minat belajar

siswa dapat diartikan sebagai suatu keadaan siswa yang dapat

menumbuhkan rasa suka dan dapat membangkitkan senang diri dalam

melakukan suatu kegiatan yang dapat diukur melalui rasa suka, tertarik,

memiliki perhatian dan keterlibatan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Kemudian Sari dan Esti (2015:62) menyatakan minat belajar siswa

merupakan rasa keterkaitan siswa terhadap belajar di mana siswa tersebut

ingin mandalami, maupun melakukan sehingga terjadi perubahan pada diri

siswa tersebut.

Minat belajar merupakan sifat yang penting untuk dimiliki oleh siswa.

Hurlock (dalam Sukada dkk, 2013:6) mengatakan bahwa 1) minat

mempengaruhi bentuk dan itensitas cita-cita, misalnya orang yang menaruh

minat matematika akan bercita-cita menjadi ahli matematika, yang hebat,

atau menjadi orang yang ahli dalam bidang matematika, 2) minat dapat

berfungsi sebagai pendorong kuat, siswa yang berminat pada matematika

akan terdorong untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

matematika, 3) prestasi selau dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat

seseorang, siswa yang berminat pada matematika akan berusaha mendapat


nilai yang bagus dalam matematika, 4) minat menimbulkan kepuasan, siswa

cenderung mengulang kegiatan yang berhubungan dengan minatnya.

Minat belajar tidak tumbuh dengan sendirinya apalagi ada sejak lahir.

Menurut Djaali (2014:22) minat adalah kecenderungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat tidak tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan.

Sedangkan menurut Slameto (2010:180) bila siswa menyadari bahwa

belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang

dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil belajar dari

penglaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya,

kemunngkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya. Dari pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa agar siswa mempunyai minat belajar

maka berilah kesadaran kepada siswa bahwa dengan belajar membawa

kemajuan untuk dirinya. Kemudian menurut Singers (dalam Darmadi,

2017:317) faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat belajar adalah

1) pelajaran akan menarik siswa jika terlihat adanya hubungan antara

pelajaran dan kehidupan nyata, 2) bantuan yang diberikan guru terhadap

anak didiknya dalam memcapai tujuan tertentu, 3) adanya kesempatan yang

diberikan guru terhadap siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar

mengajar, 4) sikap yang diperlihatkan gutu dalam usaha meningkatkan

minat belajar siswa, sikap seseorang guru yang tidak disukai oleh anak didik

tertentu akan mengurangi minat dan perhatian siswa terhadap mata

pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Adapun indikator

minat belajar menurut Darmadi (2017:322) adalah:


Tabel 2.2 Indikator Minat Belajar

No Indikator Minat Deskripsi Indikator


Belajar
1. Perasaan senang Apabila seorang siswa memiliki perasaan
senang terhadap pelajaran tertentu maka tidak
akan ada rasa terpaksa untuk belajar.
Contohnya yaitu senang mengikuti pelajaran,
tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat
pelajaran.
2. Keterlibatan Keterkaitan seseorang objek yang
Siswa mengakibatkan orang tersebut senang dan
tertarik untuk melakukan atau mengerjakan
kegiatan dari objek tersebut. Contohnya: aktif
dalam disksi, aktif bertanya, dan aktif
menjawab pertanyaan dari guru.
3. Ketertarikan Berhubungan dengan daya dorong siswa
terhadap ketertarikan pada suatu benda, orang,
kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif
yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Contohnya: antusias dalam mengikuti
pelajaran, tidak menunda tugas dari guru.
4. Perhatian Siswa Minat dan perhatian merupakan dua hal yang
dianggap sama dalam penggunaan sehari-hari,
perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa
terhadap pengamatan dan pengertian, dengan
mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki
minat pada obyek tertentu maka dengan
sendirinya akan memperhatikan obyek tersebut.
Contoh: mendengarkan penjelasan guru dan
mencatat materi.
(sumber:

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menujukkan

tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha

tertentu. Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi

tertentu setelah mengikuti belajar mengajar. Berdasaran uraian tentang

konsep belajar di atas, dapat dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut

aspek kognitif, afektif, dan psokomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar

Susanto (Ahmad, 2016: 114).

Belajar merupakan salah satu faktor penting dari keseluruhan proses

pendidikan karena belajar merupakan kegiatan pokok dalam proses tersebut.

Namun dalam pembahasan belajar ini berarti berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan tergantung kepada bagaiamana proses belajar yang

dialami siswa Susanto (Ahmad, 2016: 144). Belajar dapat didefinsikan

sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai

akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak

dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini terjadi terpadu dalam suatu

kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dan siswa, serta siswa pada

saat belajar berlangusung, belajar dimaknai sebagai proses untuk

memperoleh motivasi dalam pegetahuan, keterampilan, kebiasaan dan

tingkah laku.Jadi, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu proses perubahan perilaku yang

dilakukan oleh seseorang melalui pengalaman dan latihan yang telah

dilakukannya sendiri secara keseliruhan sebagai hasil pengalaman dalam

interaksi antara guru dan siswa.

a. Unsur-unsur Belajar

Cronbach (1954) dalam Nana Syaodih Sukmadinita (2007)

mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yaitu:


a) Tujuan. Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang igin

dicapai. Tujuan ini muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.

b) Keseiapan. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik

anak atau individu perlu memiliki kesiapan, baik keseimbangan fisik

dan psikis, kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan

sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan

yang mendasarinya.

c) Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.

Dalam situasibelajar ini terlihat tempat, lingkungan sekitar, alat dan

bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut bersangkut dalam

kegiatan belajar serta kondisi peserta didik yang belajar.

d) Inerprestasi, dalam menghadapi situasi situasi, individu mengadakan

interprestasi, yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen

situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan

menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.

e) Respons. Berpegangan kepada hasil dari interprestasi apakah

indivudu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang

diharapkan, maka ia memberikan respons.

f) Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau

konsekuensi entah itu keberhasilan ataupun kegagalan, demikian juga

dengan respons atau usaha belajar peserta didik. Apabila peserta

didik berhasil dalam belajarnya ia akan merasa senang, puas, dan


akan lebih meningkatkan semangatnya untuk melakukan usha-usaha

belajar berikutnya.

g) Reaksi terhadap kegagalan. Selain keberhasilan, kemungkinan lain

yang diperoleh peserta didik dalam belajar adalah kegagalan.

Peristiwa ini akan menimbulkan perasaan sedih dan kecewa. Reaksi

peserta didik terhadap kegagalan dalam belajar bisa bermacam-

macam. Kegagalan bisa menurunkan semangat, tetapi bisa juga

sebaliknya, kegagalan membangkitkan semangat yang berlipat ganda

untuk menembus dan menutupi kegagalan tersebut.

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan

tingkah laku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses

belajar. Melalui belajar diharapakan dapat terjadi perubahan

(peningkatan) bukuan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek

lainnya. Selain itu tujuan belajar lainnya adalah utnuk memperoleh hasil

belajar dan pengalaman hudup. Benyamin S.Bloom, menggolongkan

bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni:

a) Ranah kognitif berkaitan berkaitan dengan perilaku yang

berhubungan dengan berpikir, mengatahui, dan memecahkan

masalah.

b) Ranah efektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat aspirasi dan

penyesuaian persaan social.


c) Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik.

4. Hasil Belajar Matematika

Berdasarkan pendapat para alhi mengenai hasil belajar dan mengenai

matematika maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah

akibat dari proses belajar seseorang terkait belajar berupa perubahan

pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan dan

kecakapan.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini merupakan penelitian expost facto dengan pendekatan

analisis regreional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) gambaran

kreativitas belajar matematika siswa, (2) gambaran minat belajar matematika

siswa, (3) gambaran hasil belajar matemaika siswa, (4) pengaruh kreativitas

dan minat belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika

siswa. Instrument penelitian untuk meneliti kreativitas dan minat belajar

terhadap hasil belajar matematika adalah teknik angket yang bersifat tertutup

dimana telah disediakan alternatif-alternatif jawaban yang telahdisediakan.

Kemudia populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa pada tahun

ajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampelnya adalah cluster sampling

dengan jumlah sampel 115 siswa. Analisis yang diguakan adalah statistik

deskripsi dan statistik inferensial dengan menggunakan komputerisasi dengan

memanfaatkan program SPSS (Statistical and Service Solution). Dari hasil


analisis data diperoleh bahwa kreativitas berada pada kategori sedang

(75,7%) dengan rata-rata 53,5 dan standar deviasi sebesar 4,868. Minat

belajar berada pada kategori sedang (60,4%) dengan nilai rata-rata 50,65 dan

standar deviasi sebesar 4,160. Sedangkan untuk hasil belajar berada pada

kategori tinggi (62,6%) dengan nilai rata-rata 84,19 dan standar deviasi

sebesar 6,719. Pada hasil analisis uji hipotesis diproleh secara bersama-sama

kretivitas dan minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar matematika

dengan persamaan linear bergandanya adalah Y =75,987 + 0,028 x 1 + 0,133 x 2

pada nilai f hitung yaitu 0,453 dengan nilai signifikan 0,001.

C. Kerangka Berpikir

Dalam upaya pecapaian hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh

berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal erat

kaitannyadengan psikologi siswa dalam menyikapi sesuatu dan dalam

menentukan suatu pilihan untukdilkukan demi mencapai suatu tujuan.

Bermula dari memiliki pikiran yang positif terhadap proses pembelajaran,

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap materi belajar, memiliki sikap

antusias diri dalam belajar dan sikap senang dalam proses belajar.

Beragam pembelajaran yang terjadi di sekolah sangat penting karena

pada hakekatnya siswa didikik untuk mengenal dan memahami pengetahuan,

lalu menerapkan pengetahuanya dengan perbuatan di dalam hidup

bermasyarakat, kemudian hidup bersama dengan moral yang baik, agar pada

akhirnya menjadi manusia yang seutuhnya.


Pandangan tentang pelajaran matematika itu sulit terus mengiang

ditelinga kita. Namun itu hanyalah pandangan semata bagi siapa yang tidak

memiliki niat dalam belajar. Semua disiplin ilmu itu perlu didasari dengan

niat yang positif untuk mulai dilakukan. Karena sayangnya pandangan

terhadap sesuatu yang sulit, akan sulit juga pelaksanaanya. Pandangan seperti

itu anak membuat siswa akan cemas, khawatir sehingga sikap rasa ingin tahu,

sikap antusias dan percaya diri, dan sikap senang dalam belajar matematika

rendah bahkan untuk mau belajar matematika mungkin tidak ada. Matematika

yang selalu ada nyata dan berguna bagi keseharian hidup kita, namun pikiran

logis kita hamper tidak kesampaian.

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan maka dirumuskan

hipotesis penelitian yaitu, bahwa pengaruh kreativitas dan minat belajar di era

pandemi berpengaruh secara positif terhadap hasil belajar siswa SMP Katolik

Belibis Makassar.
21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah cara ilmiah yang digunakan untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini

bertujuan untuk mengkaji ada tidaknya pengaruh antara dua variabel yang

dapat di ukur. Sehingga penelitian ini termasuk penelitan ex post facto yang

merupakan regresi linier berganda karena dalam penelitian ini tidak perlu

adanya perlakuan terhadap subjek yang diteliti dan manipulasi terhadap

variabel penelitian. Penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana

peneliti berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak

perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang telah diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Katolik Belibis Makassar yang

beralamat di Jln Belibis No. 44. Sedangkan untuk waktu penelitian adalah

pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.

C. Desain Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu bebas (X) dan variabel

terikat (Y) variabel bebas yang dimaksud adalah kreativitas ( x 1) dan minat

belajar ( x 2) sedangkan variabel terikat yang dimaksud adalah hasil belajar


22

matematika (Y) Hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat dapat

digambarkan sebagai berikut:

x1

x2

Gambar 3.1 Desain Penelitian ( sugiono)

Keterangan:

x1 : Kreativitas Belajar

x2 : Minat Belajar

Y : Hasil Belajar

D. Desain Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberi gambaran

yang jelas tentang variabel-variabel yang diperhatikan. Definisi operasional

variabel dalam penelitian ini diukurkan sebagai berikut:

1. Kreativitas Belajar ( X 1 )

Kreativitas belajar dalam penelitian ini adalah kemampuam yang

dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan hal baru.


23

Kreativitas merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam

belajar memegang peranan penting dalam pencapaian keberhasilan

pembelajaran

2. Minat Belajar ( X 2 )

Minat belajar dalam penelitian ini adalah kecenderungan seseorang

terhadap objek atau sesuatu kegiatan yang digemari dan disertai dengan

senang, dengan adanya perhatian dan keaktifan.

3. Hasil Belajar (Y)

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang

dicapai siswa kelas VII Smp Katolik Belibis MakASSAR dalam

menuntut pelajaran matematika di sekolah yang ditanyakan dengan nilai

ulangan matematika siswa yang memenuhi ranah kognitif, afektif, dan

prikomotorik. Jadi bukanlah nilai hasil belajar secara menyeluruh, tetapi

dibatasi hanya pada pelajaran tersebut.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Katolik

Belibis Makassar yang terdapat pada semester genap tahun ajaran

2020/2021.

2. Sampel

Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan jumlah dan sifat populasi

penelitian degan menggunakan cluster random sampling. cluster random

sampling adalah teknik pengambilan sampel data dengan cara acak, dalam
24

hal ini penelitian bekerjasama dengan guru bidang studi matematika untuk

memilih sampel.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan instrument berbentuk kuesioner dan tes

untuk menguji setiap variabel. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode angket tertutup secara langsung yaitu responden harus memiliki

jawaban yang telah disediakan dalam angket. Berikut pengembangan

instrument untuk setiap variabelnya.

1. Instrument Variabel Terikat

a. Definisi Konseptual

Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi

Karena adanya variabel bebas menurut Christalisana (Milla, 2020:

34). Variabel dependen sering disebut variabel output, keriteria,

konsekuen. matematika sering disebut variabel terikat artinya variabel

yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel dependen (terikat)

adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi sebab adanya variabel

lain. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar

matematika.

b. Definisi Operasiona

1. Kreativitas , adapun kreativitas yang dimaksud dalam penelitia ini

adalah skor anget kemampuan berpikir kreatif, yang berupa


25

indikator dan soal yang mengukur kemampuan berpikir kreativitas

siswa

2. Minat belajar, adapun yang dimaksud dalalam minat belajar yaitu

skor angket minat belajar matematika siswa

3. Hasil belajar, adapun yang dimaksud dalam hasil belajar yaitu

nilai tes hasil belajar

Hasil belajar matematika diperoleh dari skor hasil belajar matematika

siswa usai mengikuti proses belajarnya dalam semester yang

bersangkutan. Dalam penelitian ini hasil belajar matematika diperoleh

melalui instrument tes dan hasil belajar matematika.

1. Uji Validitas Instrumen dan Reabilitas

a. Uji Validitas

Buku Encyclopedia of Education Evaluation yang ditulis

Scarvia B. Andreson dan kawan-kawan disebutkan: A test is valis if

it measure what it purpose to measure. Atau jika diartikan lebih

kurang demikan: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut

mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia

“valid” disebut dengan istilah “sahih” dinyatakan Arikunto (Milla,

2020:39) validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang

terjadi pada objek penelitian oleh daya dilaporkan olen peneliti.

Dengan demikian, data yang valid adalah data yang tidak berbeda
26

antara data yang dilaporkan peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek peneliti.

Definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa uji validitas adalah

pengujian suartu instrument untuk menentukan apakah instrument

tersebut dapat digunakan atau pun tidak. Menurut Arikunto (Milla,

2020: 39) validitas butur soal uraian dihitung rumus korelasi

product moment dengan angka kasar, yaitu:

r xy = N ¿ ¿

Keterangan:

r xy = koefisien korelasi

n = banyak subjek

∑ x = jumlah nilai setiap butir soal


∑ y = jumlah nilai total
∑ xy = jumlah nilai perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y
Kriteria pengujiannya yaitu valid jika nilai r hitung lebih besar

dari pada r tabel dan sebaiknya apbila r hitung lebih kecil dari pada r tabel

maka instrument dikatakan valid. Penghitungan validitas angket

pada penelitian ini, dilakukan dengan cara membagikan angket

pada siswa sebagai sample yang memiliki dalam menguji ketepatan

instrumen atau angket dalam penelitian.


27

Berdasarkan taraf signifikan 5%, jika r hitung ≥r tabel maka

dianggap signifikan, artinya instrumen yang digunakan sudah valid.

Jika yang terjadi sebaliknya, maka instrumen tidak valid. Dengan

kata lain, instrumen tersebut harus di revisi atau tidak digunakan.

Hasil uji coba angket minat belajar yang terdiri 20 pertanyaan

diuji cobakan kepada siswa 40 siswa, dari jumlah siswa tersebut

didapat nilai α = 0,05 dengan nilai r tabel = 0,312. Secara ringkas

hasil perhitungan uji validitas angket minat belajar dapat dilihat

sebagai berikut.

b. Uji Reabilitas

Arikunto (Milla, 2020: 41) menyatakan bahwa “reabilitas

yaitu berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes”. Menurut

Sugiyono (Milla, 2020: 41) menyatakan “reabilitas yaitu berkenan

dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan”.

Definisi di atas disimpulkan bahwa reabilitas merupakan konsisten

dengan mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika.

Untuk keperluan mencari reabilitas soal keseluruhan pada soal

yang berbentuk uraian. Skor untuk masing-masing buiran soal

dicantumkan pada kolom iteM menurut apa adanya.

c.Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari sampel penelitian berupa skor hasil belajar

matematika. Angket (kuesioner) productive dispolition yang dianalisis dengan


28

menggunakan paket program analisis staistik. Teknik analisis statistik yang

digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Analisis Statistik deskriptif

Pengolahan dan analisis data statistik deskriptif digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generasi.

Pengolahan data dilakukan dengan menentukan ukuran pemuasan dan penyebaran

data, seperti nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean),

median,modus, variansi data, dan simpangan baku (standar devisi).

a. Nilai maksimum dan nilai minimum

Nilai maksumum adalah nilai atau skor tertinggi/terbesar data,

sedangkan nilai minimum adalah nilai skor terendah/terkecil dat.

b. Rentang data

Rentang data (range) dapat diketahui dengan jalan mengurangi data yang

terbesar dengan data terkecil yang ada pada kelompok itu.

Dengan rumus:

R = ×t -−×r (sugiono)

Dimana :

R = Rentang

×t = Data terbesar dalam kelompok

×r= Data terkecil dalam kelompok


29

c. Nilai rata-rata (mean)

Mean merupakan teknik penjeasan kelompok yang didasarkan atas nilai

rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat dengan

menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian

dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.

Dengan rumus:

Me =
∑ ×i (sugiono, 2017)
n

Dimana:

Me = Mean (rata-rata)

∑¿ Epsilon (jumlah)

×1 = Nilai x ke l sampai ke n

n = jumlah individu

d. Median

Median adalah titik atau nilai yang membagi data membagi dua bagian

sama banyak setelah diurutkan, yang dituliskan dalam rumus sebagai

berikut.

×n +1
Me = ( untuk data ganjil)
2

Dan

1
(
Me = 2 x n + x n
2 2 )
Dimana:

Me = median
30

N = jumlah data ( Riadi, 2016)

e. Modus (mode)

Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasari atas nilai

yang sedang popular (yang sedang menjadi mode) atau nilai yang sering

muncul dalam kelompok tersebut. Untuk menghitung modus data yang

telah disusun ke dalam distribusi frekuensi/data bergolong, dapat

digunakan rumus sebagi berikut:

Mo = b + p ( b1
)
b1 +b 2
(Sugiono, 2017)

Dimana:

Mo = Modus

b = Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = Panjang kelas interval

b 1= Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval

yang terbanyak) dikurangi frekuensi kelas interval terdekat

sebelumnya

b 2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval

berikutnya

f. Variansi Data ( s2)

Variansi merupakan jumlah kuadrat semua devinisi nilai-nilai individual

terhadap rata-rata kelompok.

2
s =
∑ ( x i−x−2 ) (Sugiono, 2017)
( n−1 )
31

Dimana:

2
s = variansi sampel

xi = jumlah frekuensi dari data ke i

n = jumlah sampel

x = rata-rata (mean)

n-1 = derajat kebebasan

g. Standar Deviasi (s)

h. Standar deviasi/sampingan baku dari data yang telah disusun dalam tabel

distribusi frekuensi/data bergolong, dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

S=
√ ∑ ( x 1−x−2 ) ( Sugiono, 2017)
( n−1 )

2. Analisis Statistik Inferensial

1) Uji Asumsi klasik

a. Uji normalitas

Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk

menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah

sebaran data tersebut berdistribusi normal atau tidak

Rumus :
32

(Q i−E )
X =∑
2 i

Ei

Keterangan :

2
X = Nilai X2

Qi = Nilai observasi

Ei = Nilai expected / harapan, luasan interval kelas berdasarkan tabel normal

dikalikan N (total frekuensi)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui

status linear tidaknya suatu distribusi nilai dat hasil yang diperoleh, melalui

uji linearitas akan menentukan Anareg yang digunakan. Apabila dari suatu

hasil dikategorikan linear maka data penelitian diselesaikan dengan Anareg

linear. Sebaiknya apabila data tidak linear maka diselesaikan dengan Anareg

non linear. Untuk mendeteksi apakah model linear atau tidak dapat

dilakukan dengan membandingkan nilai F-Tabel dengan taraf signifikan 5%

yaitu:

a. Jika nilai F-Statistik > F-Tabel, maka hipotesis yang menyatakan

bahwa model linear adalah di tolak.

b. Jika nilai F-Statistik <F-Tabel, maka hipotesis yang menyatakan

bahwa model linear adalah di terima

2) Analisis Regresi Linear Berganda

a) Persamaan Regresi Linear Berganda


33

Analisis regresi merupakan suatu proses statistik untuk

mengestimasi hubungan antara variabel-variabel, yakni berupa teknik-

teknik memodelkan dan melakukan analisis beberapa variabel atas dasar

bentuk hubungan antara suatu variabel tak bebas dan satu atau lebih

variabel bebas ( predikto) (BASRI, 2019). Analisis regresi adalah suatu

teknik yang digunakan untuk menganalisis data statistik. Analisis regresi

biasa digunakan untuk mengukur ubungan antara variabel atau

memprediksi suatu variabel. ( Niani and Rahma, 2020). Analisis linear

berganda bertujuan untuk melihat atau mengukur hubungan varibel

bebas ( X 1 , X 2 , …, X 1 ) terhadap variabel terikat (Y). persamaan umum

analisis regresi :

Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + e

Dimana:

Y = Variabel terikat

a = Konstanta

b 1= Koefisien variabel X1

b 1= Koefisien variabrl X2

X 1 = Disiplin beljar

X 2 = Lingkungan belajar

e = Standar Error

(siregar, 2015:226)

b) Kesalahan Baku Regresi dan Koefisien Berganda


34

Kesalahan baku atau selisih taksir standar regresi adalah nialai

menyatakan seberapa jauh menyimpangnya nilai regresi tersebut

terhadap nilai sebenarnya. Nilai ini digunakan untuk mengukur tingkat

ketepatan suatu pendugaan dalam menduga nilai. Jika nilai sama dengan

nol maka penduga tersebut memiliki tingkat ketepatan 100%.

(a)Kesalahan baku atau selisih taksir standar regresi berganda

dirumuskan

Se = √∑ y −b ¿ ¿ ¿
2
2

Keterangan

Se = Kesalahan baku regresi berganda

n = Jumlah pasagan observasi

m = Jumlah konstanta dalam persamaan regresi berganda.

(b)Untuk koefisien regresi berganda b1 dan b2, keasalahan bakunya

dirumuska:

Sb1 =

Sb2 =

3) Uji Hipotesis

a) Pengujian Hipotesis Individual


35

Pengujian hipotesis indivudul merupakan pengujian hipotesis koefisien

regresi berganda dengan hanya satu B (B1 dan B2) yang mempengaruhi Y.

langkah-langakah pengujian ialah sebagai berikut:

(1) Menentukan formulasi hipoteses

H0 : Bi = 0 (tidak ada pengaruh Xi terhadap Y)

H0 : Bi ≠ 0 (ada pengaruh Xi terhadap Y)

(2) Menentukan taraf nyata (α) dengan t tabel

Taraf nyata dari t tabel ditentukan dengan derajat bebas. (db) = n – k – 1

(3) Menentukan kriteria pengujian

Kriteria pengujian yang ditentukan sama dengan kriteria pengujian dari

pengujian hipotesis yang meggunakan distribusi t.

(4) Menentukan nilai uji statistic

Pengujian statistikri ini menggunakan uji parsial (uji t) untuk melihat

apakah ada pengaruh secara parsial setiap variabel independen terhadap

variabel dependen dengan menggunakan rumus:

bi −Bi
t °= ,i = 1, 2
Sbi

(5) Menentukan kesimpulan

Menyimpukan apakah H 0 diterimaatau ditolak.

Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka H 0 diterima dan

Jika –t hitung ˂ -t tabel atau t hitung ˃ t tabel , maka H 0 ditolak

b) Pengujian Hipotesis Kelompok


36

Pengujian hipotesis bersama merupakan pengujian hipotesis untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap

variabel terikat. Langkah-langkah pengujian ialah sebagai berikut:

(1) Menetukan formulasi hipotesis

H 0 : B1= B2 = 0 (tidak ada pengaruh X 1 dan X 2 terhadap Y)

H 1 : B1≠ B2 ≠ 0 ( ada pengaruh X 1 dan X 2 terhadap Y)

(2) Menentukan kriteria pengujian taraf nyata (α) dengan t tabel

Taraf nyata dari t tabel ditentukan dengan derajat bebas (db) = n – k – 1

(3) Menentukan kriteria pengujian

Kriteria pengujian yang ditentukan sama dengan kriteria pengujian dari

pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi f.

(4) Menentukan nilai uji statistik

Pengujian hipotesis ini menggunakan uji F untuk melihat pengaruh

variabel independen secarabersama-sama terhadap variabel dependen

dengan menggunakan rumus:

bi + B i
FO = , i=1 ,2
Sb i

(5) Membuat kesimpilan

Menyimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak.

Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima dan

Jika F hitung ˃ F tabel maka Ho ditolak.


37

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jabar dan Hj.Indah Budiarti. (2016). Pengaruh Kreativitas Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP 2 Banjarmasin. Jurnal
Pendidikan Matematika. 2(2). 85-90.
Elfina Ria Dan Rosdiana. (2014). Pengaruh Belajar dan Perhatian Orang Tua
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA NEGERI 1
KUSAMBI. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika. 2(1). 28-42.
Fadilla, Hamad. (2016). Analisis Minat Belajar Dan Bakat Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa. Jurnal Mathline. 1(2). 113-122.
Mustakim. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online
Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika. Journal
Of Islamic Education. 2(1). 1-12.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sundari. (2016). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Melalui Pendekatan Savi Pada Siswa Kelas VB SDIT AL-
IZZAH SORONG. Jurnal Ilmu Pendidikan. 5(2). 44-51.
Susanto, Ahmad.(2016). Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana
Sirait, Doni, Erlando.(2016). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika. Jurnal Formatif. 6(1). 35-43.
Siregar Syofian, (2015), Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi Prenamedia
Grup, Jakarta.
Wilda, dkk. Pengaruh Kreativitas Dan Minar Belajar Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa. ISSN. 2(1). 134-160.
38

LAMPIRAN-LAMPIRAN
39

KISI-KISI INSTRUMEN KREATIVITAS

No Kompetensi Indikator Nomor


Dasar Item
1 Keluesan atau Menghasilkan gagasan, jawaban
fleksibilitas atau pertanyaan yang bervariasi
Dapat melihat suatu masalah dari
sudut pandang yang berbeda-beda
Mencari banyak alternatif atau
arah yang berbeda-beda 1
2 Originalitas Mampu melahirkan ungkapan
yang baru dan unik
Memikirkan cara yang tidak
lazim untuk menyelesaikan soal
Mempunyai kemauan keras untuk
menyelesaikan soal-soal
matematika
3 Elaborasi Menanggapi pertanyaan-
pertanyaan secara ativ dan
bersemangat dalam menyelesaikan
tugas-tugas 2
Berani menerima atau
melaksanakan tugas berat
Senang mencari cara atau metode
yang praktis dalam belajar
Kritis dalam memeriksahasil
pekerjaan
Agresip bertanya
4 fluency Mencetuskan banyak gagasan,
jawaban, penylesaian masalah atau 3
pertanyaan
Mandiri dalam belajar
matemetika
40

PEDOMAN PENSKORAN ANGKET

Alterntif Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif


Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-Ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak 1 5
Setuju
41

INSTRUMEN TES KREATIVITAS

Sekolah : SMP Katolik Belibis Makassar

Mata pelajaran: Matematika

Materi pokok : Himpunan

Kelas/Semester: VII/Ganjil

Waktu : 2 x 40 menit

Petunjuk:

1. Tulislah terlebih dahulu nama pada lembar jawaban yang telah disediakan

2. Jawablah soal-soal dibawah ini mulai dari soal yang anda anggap paling

mudah

3. Periksa kembali pekerjaan sebelum dikumpul

Soal:

1. Diketahui P = {Bilangan asli kurang dari 5}, Q ={bilangan cacah kurang

dari 6} dan R = { bilangan ganjil kurang dari6 }, maka n(P – (Q ∩ R)

adalah…
42

2. Jika A = {X -5 ≤ X ≤15 , X ∈ bilangan bulat}, maka n(A) adalah…

3. Perhatikan diagram ven berikut!

A ∩ B adalah…

RUBRIK PENILAIAN KREATIVITAS

No Indikator Keterangan Skor


1 Kelancaran Tidak memberikan jawaban atau memberikan 0
(Fluency) sebuah ide yang tidak relevan

Memberika sebuah ide yang relevan tetapi 1


penyelesaiannya kurang jelas
Memberikan sebuah ide yang relevan tetapi 2
ppenyelesaiannya lengkap dan jelas
Memberikan lebih dari satu ide yang relevan tetapi 3
penyelesaiannya kurang jelas

Memberikan lebih dari satu ide yang relevan terapi 4


penjelesaiannya lengkap dan jelas

2 Keluwesan Tidak memberikan jawaban dengan satu cara atau 0


(Flexibility) lebih tetapi semua salah
Memberikan jawaban satu cara atau lebih tetapi 1
jawaban salah
Memberikan jawaban lebih dari satu cara, proses 2
perhitungan dan hasilnya benar
Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) 3
tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat
kekeliruan karena proses perhitungan

Memberikan lebih dari satu ide yang relevan tetapi 4


penyelesaiannya lengkap dan jelas
3 Elaborasi Tidak memberikan jawaban atau memberikan 0
(Elaboration) jawaban yang salah
Terdapat kesalahan dalam jawaban dan tidak 1
disertai perincian
Terdapat kesalahan dalam jawaban tetapi disertai 2
43

No Indikator Keterangan Skor


perincian yang kurang detail
Terdapat kesalahan dalam jawaban tetapi disertai 3
perincian yang rinci
Memberikan jawaban yang benar dan rinci 4
4 Keaslian Tidak memberikan jawaban atau memberikan 0
(Originality) jawaban yang salah
Memberikan jawaban dengan cara sendiri tetapi 1
tidak dapat dipahami
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri 2
proses perhitungan dapat dipahami hanya saja
informasi kurang jelas
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri 3
perhitungannya benar tetapi informasi kurang jelas

Memberi jawaban dengan caranya sendiri 4


perhitungan dan hasil benar
44

KISI-KISI INTRUMEN MINAT BELAJAR

No Indikator Keterangan Pernytaan Jumlah


item
Positif Negatif
1 Perasaan Pendapat siswa tentang
senang pembelajaran matematika

Kesan siswa terhadap guru 3,4,5, 1,2,6, 6


matematika

Perasaan siswa selama


mengikuti pembelajaran
matematika
2 Keterlibatan Keadaran tentang belajar di
siswa rumah 8,10,11, 7,9,14,1 9
12,13 5,
Kegiatan siswa setelah dan
sebelum masuk sekolah
3 Ketertarikan Rasa igin tahu siswa saat
mengikuti pembelajaran 16,18,1 17,20,21 7
matematika 9,22

Penerimaan siswa saat


diberi tugas/PR oleh guru
4 Perhatian siswa Perhatian saat mengikuti
pembelajaran matematika
24,25,2 23,27 5
Perhatian siswa saat diskusi 6
pekajaran matematika
45

ANGKET MINAT BELAJAR

Petunjuk pengisian
1. Nyatakan pendapat anda pada setiap pernyataan berkut dengan memberi
tanda chec list (√ ) pada salah satu pilihan yang tersedia pada lembar
jawaban, dengan ketentuan sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
RR : Ragu-Ragu

2. Tidak ada jawaban yang benar atau salah terhadap pernyataan-pernyataan


berikut. Anda bebas memilih pilihan jawabanyang tersedia, sesuai keadaan
diri anda yang sebenarnya.
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan berpengaruh terhadap nilai anda.
Jangan ragu untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan anda yang
sebenarnya.
4. Identitas responden
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Selamat mengerjakan

No Pernyataan Pilih jawaban


S S RR TS STS
S
1 Saya sudah belajar matematika pada malam
hari sebelum pelajaran esok hari.
2 Saya sampai disekolah sebelum pokol 07:00.
3 Saya sudah mempersiapkan buku pelajaran
matematika ketika guru memasuki kelas.
4 Matematika adalah pelajaran yang menarik
dan menantang.
5 Saya sering melamun ketika pelajaran
46

berangsung.
6 Saya cendrung pasif ketika diskusi
kelompok.
7 Saya suka bercanda ketika pelajaran.
8 Saya mengerjakan soal dengan cepat dan
sering tidak teliti.
9 Saya akan meminta guru untuk
memperingatkan anak-anak yang membuat
keributan di luar kelas saat pelajaran
berlangsung.
10 Saya akan pindah ke bangku yang jauh dari
keributan di luar kelas ketika pelajaran.
11 Saya tetap memperhatikan penjelasan guru
meskipun saya duduk di bangku paling
belakang.
12 Saya tidak menghiraukan anak-anak yang
berlalu-laang di luar kelas.
13 Saya belajar matematika ketika akan
menghadapi ulangan.
14 Saya tidak peduli pada kesulitan pada
pelajaran matematika.
15 Saya belajar matematika jika disuruh orang
tua.
16 Saya sering membolos ketika mengikuti les
matematika.
17 Saya menggunakan alat-alat peragap yang
bisa membantu saya belajar matematika
dengan mudah.
18 Saya sering melihat tayangan pembelajaran
matematika di televisi.
19 Saya sering mencari informasi di internet
tentang sejarah matematika.
20 Saya senang bermain tebak-tebakan
himpunan bersama teman.
21 Saya kebingungan ketika belajar
matematika.
22 Saya bangun kesiangan sehingga terlambat
sampai di sekolah.
23 Saya masih sibuk mencari buku pelajaran
ketika guru mulai menyampaikan materi.
24 Matematika merupakan pelajaran yang sulit
dipahami.
25 Saya memperhatikan penjelasan guru
tentang materi matematika.
26 Saya aktif selama proses pembelajaran
47

matematika di luar kelompok.


27 Saya tidak bergurau ketika pelajaran.
28 Saya mengerjakan latihan soal dengan
cermat.
29 Saya senang memperhatikan anak-anak yang
bermain di luar kelas.
30 Saya akan keluar kelas dan ikut bermain
bersama anak-anak lain ketika pelajaran
berlangsung.
31 Saya suka duduk dibelakang karena jauh
dari pantauan guru.
(sumber: Anwar, 2016)

KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

Kompetensi Materi Indikator Bentuk Nomor Taraf Bobot


Dasar Pokok Soal Soal Kompetensi Soal
menjelaskan Menemukan
himpunan, pengertian
himpunan himpunan,
bagian, notasi
himpunan himpunan
semesta, serta
Himpunan
himpunan penyajianny,
kosong, menyebutkan
komplemen anggota Pilihan 1 C1,C2 dan 100
himpunan, himpunan, Ganda sampai C2
gabungan himpunan 25
himpunan, kosong dan
irisan himpunan
himpunan, semesta pada
selisih himpuna
himpunan dan Menentukan
menyelesaikan himpunan
masalah bagian dari
dengan suatu
menggunakan himpuna
operasi Menentukan
himpunan. 2 irisan dan
menentukan
gabungan 2
himpunan
Keterangan:
C1= Pengetahuan
48

C2 = Pemahaman
C3 = Penerapan

INSTRUMEN HASIL BELAJAR

Sekolah : SMP Katolik Belibis Makassar


Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Himpunan
Kelas/Semester : VII/Genap
Tahun Ajaran : 2022/2023
Jumlah Soal :5
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Petunjuk:
 Tulislah nama lengkap anda pada ujung atas kertas bagian kiri
 Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan langkah-
langkah sistematis dan benar.

SOAL:
1. Diketahui A = {2, 3, 4} dan B = {1, 3}. Maka A∪ B = {1, 2, 3, 4}?
2. Diketahui M = {a , i, u, e, o} dan N = {a, u, o}, maka n(M∩ N} adalah….
3. Diketahui X = {X X ¿ 6,X ∈ bilangan asli}dan Y = {X - 1 ≤ X ≤ 5, X∈
bilangan bulat}, maka anggota (x ∩ Y) adalah…
4. Jika n(A) = 10, n(B) = 8, dan n(A ∩ B) = 8, maka nilai n(A ∪ B)
adalah…
5. Diketahui S = {bilangan asli kurang dari 10} dan A = {2, 4, 6, 8}. Nilai
dari Ac adalah…
49

RUBRIK PENILAIAN

No Rubrik Penilain Skor


1. Menjawab salah 1
2. Menulis diketahui dan ditanya dengan benar 2
3. Mampu menulis rumus, prinsip, dan aksioma 3
4. Mampu menggunakan rumus, prinsip, dan aksioma 4
5. Mampu menganalisis penyelesaian dan membuat kesimpulan 5

Anda mungkin juga menyukai