Anda di halaman 1dari 17

Mini Riset

MK. Pendidikan IPS Kelas


Tinggi
Prodi S1 PGSD

SKOR NILAI :

ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA


PELAJARAN IPS KELAS VI SD NEGERI 6 KETOL KABUPATEN ACEH
TENGAH

Oleh:
Riri Amanda 1191111028
Nanda Widya Putri 1191111034
Risky Mayang Sari 1191111038
Ummul Huda Harahap 1191111041
Nur Elita Mardiyah Aswat 1191111046
Zuani Jesica Pasaribu 1192411014

Dosen Pengampu : Drs. Risma Sitohang, M.Pd


Mata Kuliah : Pendidikan IPS Kelas Tinggi

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Analisis Penerapan Metode Pembelajaran pada Mata Pelajaran IPS Kelas
VI SD Negeri 6 Ketol Kabupaten Aceh Tengah ” ini dengan baik sehingga dapat
dikumpul dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya penulis mendapat banyak tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini bisa
selesai dengan tepat waktu. Untuk itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa
megucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Drs. Risma Sitohang , M.Pd selaku dosen pada mata kuliah Pendidikan IPS
Kelas Tinggi yang telah memberi pedoman dalam penyelesaian tugas ini.
2. Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
hingga terselesaikannya makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Medan, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................4

2.1. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ................................................................4

2.2. Metode Pembelajaran IPS SD Kelas Tinggi ...................................................5

2.3. Macam-Macam Metode Pembelajaran IPS SD Kelas Tinggi .........................6

BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................7

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................7

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................................7

3.3 Subjek Penelitian .............................................................................................7

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................................7

3.5 Teknik Analisi Data ........................................................................................8

BAB IV PEMBAHASAN .........................................................................................9

4.1 Hasil Wawancara:.............................................................................................9

BAB V PENUTUP ..................................................................................................13

5.1 Kesimpulan....................................................................................................13

5.2 Saran ..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................14


ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Dasar (SD) sebagai salah satu lembaga formal dasar yang bernaung di
bawah Kementrian Pendidikan Nasional mengemban misi dasar dalam memberikan
kontribusi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan memiliki peran
penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga
pendidikan seharusnya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil
yang maksimal. Pendidikan sebaiknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Hal tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat
guna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan upaya pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sekolah merupakan lembaga formal penyelenggara
pendidikan.
Unsur-unsur pendidikan akan menjadi penentu kemajuan dan perkembangan
suatu pendidikan. Unsurunsur itu berupa siswa, guru, sarana dan prasarana pendidikan
maupun kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah dalam bidang pendidikan. Unsur
pendidikan yang sangat berperan penting dalam proses perkembangan pendidikan yaitu
guru. Guru merupakan dasar penentu kualitas lulusan siswa yang baik maupun buruk.
Maka dari itu sangat diperlukan kualitas guru yang profesional dalam proses
perkembangan pendidikan.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa kurang maksimalnya guru dalam
menerapkan metode pembelajaran dengan waktu dan sarana yang terbatas, materi
disampaikan dengan ceramah, kemudian siswa diberi tugas untuk mengerjakan lembar
kegiatan siswa (LKS). Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru yang berakibat
terjadinya bentuk komunikasi satu arah yaitu dari guru kepada siswa, sehingga siswa
sebagai pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya, karena itu
perlu adanya upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar dengan memvariasikan
metode ceramah dengan metode pembelajaran berbasis masalah.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SD Negeri 6 Ketol Kabupaten
Aceh Tengah terdapat beberapa masalah yang dihadapi siswa. Permasalahan yang
paling sering dihadapi siswa adalah masih kurangnya pemahaman terhadap materi
pelajaran IPS. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih rendahnya nilai pelajaran IPS
1
siswa kelas VI di SD Negeri 6 Ketol Kabupaten Aceh Tengah, yaitu sebanyak 60% dari
25 orang siswa di setiap sekolah nilainya berada di bawah KKM (kurang dari 70). Sikap
siswa saat ini yang kurang memperhatikan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,
dan lebih tidak memperdulikan orang lain di sekitarnya merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi sistem komunikasi. Hasilnya sikap sosial siswa kurang terbentuk
kurang baik. Selain itu, metode pendekatan yang digunakan guru dalam menyampaikan
pelajaran IPS masih kurang mengaitkan materi dengan pengalaman-pengalaman siswa
seharihari sehingga materi yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh
siswa. Semua hal di atas tidak lepas dari pengaruh lingkungan yang semakin mendidik
anak menjadi individualis. Pentingnya kerjasama pihak sekolah, orang tua, dan
lingkungan untuk membentuk sikap sosial siswa yang lebih baik dan bertanggungjawab,
serta mampu bekerjasama dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan tadi maka adapun
rumusan masalahnya adalah : “Bagaimana penggunaan/penerapan metode pembelajaran
pada mata pelajaran IPS di kelas VI SDN 6 Ketol Kabupaten Aceh Tengah?”
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan
tadi maka adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
penggunaan/penerapan metode pembelajaran pada mata pelajaran IPS di kelas VI SDN
6 Ketol Kabupaten Aceh Tengah.
1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi


perorangan maupun institusi di bawah ini:

1. Bagi Guru : Sebagai alternative dalam memilih metode pembelajaran


dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran
IPS.

2. Bagi Siswa : Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan


pengalaman belajar dengan memanfaatkan metode
pembelajaran pada mata pelajaran IPS.

3. Bagi Peneliti : Dapat memberikan wawasan dan pengalaman, dalam

2
meniliti tentang penerapan metode pembelajaran pada
mata pelajaran IPS.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan di sekolah dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) di dalamnya memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Hamid
Hasan, dkk (2009:1) menyatakan bahwa, sebaiknya pembelajaran IPS mampu
mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan siswa yang menguasai
pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di
masyarakat. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran.
Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan
difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran
yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa, sehingga mereka
mampu menjadikan apa yang dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut
serta dalam melakoni kehidupan masyarakat di lingkungannya. Menurut Ilmu
(Soemantri, 2004) Ilmu Pengetahuan Sosial diajarkan di sekolah dasar, dimaksudkan
agar siswa menjadi manusia dan warga negara yang baik, seperti yang diharapkan oleh
dirinya, orang tua, masyarakat, dan agama.

Dengan demikian, pembelajaran IPS di sekolah dasar pada dasarnya


dimaksudkan untuk pengembangan pengetahuan, sikap, nilai-moral, dan keterampilan
siswa agar menjadi manusia dan warga negara yang baik, seperti yang diharapkan oleh
dirinya, orang tua, masyarakat, dan agama.
Menurut Kagan (2004) menyebutkan “rancangan pembelajaran guru, hendaknya
diarahkan dan di fokuskan sesuai dengan kondisi perkembangan potensi siswa agar
pembelajaran yang dilakukannya benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa”.
Dengan demikian, pembelajaran Pendidikan IPS semestinya diarahkan pada
upaya pengembangan iklim yang kondusif bagi siswa untuk belajar sekaligus melatih
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilannya selama pembelajaran. Melalui mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) meliputi aspek-

4
aspek sebagai berikut :
1) Manusia, tempat, dan lingkungan,
2) Waktu, berkelanjutan, dan perubahan,
3) Sistem sosial dan budaya,
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan,
5) IPS SD sebagai Pendidikan Global (global education).Seperti : mendidik siswa akan
kebhinekaan bangsa, budaya, peradaban, terbukanya komunikasi, dan transportasi
antar bangsa di dunia.
2.2.Metode Pembelajaran IPS SD Kelas Tinggi
Kata metode berasal dari bahasa latin yaitu “methodo” yang berarti “jalan”.
Winarno Surachmad (1976:76) menyatakan bahwa metode adalah cara yang di dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan mengajar diartikan
sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar. Lebih jelas lagi ia menyatakan bahwa metode mengajar adalah cara – cara
pelaksanaan proses belajar mengajar, atau bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran
diberikan kepada murid- murid di sekolah.
Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan
efektif. Sehubungan dengan hal tersebut seorang guru dituntut untuk menguasai macam
macam metode mengajar sehingga dapat menentukan metode apa yang paling tepat
digunakan dalam proses pembelajarannya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang
diberikan oleh guru betul-betul menjadi milik siswa.
Menurut Ida Badariyah Almatsir ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam
menentukan efektif tidaknya suatu metode mengajar. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
• Tujuan pengajaran
• Bahan pengajaran Siswa yang belajar
• Kemampuan guru yang mengajar Besarnya jumlah siswa
• Alokasi waktu yang tersedia Fasilitas yang tersedia Media dan sumber
• Situasi pada suatu saat
• Sistem evaluasi
Menurut Husein Akhmad dkk(1981;58) seorang guru IPS dalam memilih
metode hendaknya memperhatikan faktor –faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut
5
adalah :

• Pengajar (guru) Siswa

• Tujuan yang akan dicapai

• Materi/bahan
• Waktu
• Fasilitas yang tersedia

2.3.Macam-Macam Metode Pembelajaran IPS SD Kelas Tinggi


Macam-macam metode pembelajaran dalam IPS menurut Azis Wahab
(1997:186) antara lain sebagai berikut:
1. Metode ceramah
2. Metode Tanya jawab
3. Metode diskusi
4. Metode simulasi
5. Metode penugasan
6. Metode permainan (game)
7. Metode cerita
8. Metode karya wisata atau studi lapangan
9. Metode sosio drama
10. Metode bermain peran (role playing)
11. Metode pameran (eskposisi)
12. Metode proyek
Pemilihan dan penerapan metode pembelajaran perlu mempertimbangkan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Sesuai dengan karakteristik topik kajian yang akan disampaikan.
2. Ditunjang oleh sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
3. Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan siswa.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif, yaitu:
memberikan gambaran tentang fenomena tertentu atau aspek kehidupan tertentu dari
sekolah yang akan diteliti. Penelitian deskriptif yaitu suatu penulisan yang
menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang objek yang diteliti, menurut keadaan
yang sebenarnya pada saat penelitian langsung. Menurut Sugiyono (2011:21) Metode
deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Menurut Moh. Nazir (2012: 54) Metode deskriptif merupakan suatu metode
yang dapat digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistempemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antarfenomena yang diselidiki. Menurut Whitney (1960: 160) metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dapat dikatakan bahwa
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 6 Ketol Kabupaten Aceh Tengah.
2) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksankan pada hari Rabu, 6 Oktober 2021.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek yang kami gunakan pada penelitian ini adalah Guru dan siswa kelas 6 SD
Negeri 6 Ketol Kabupaten Aceh Tengah. Adapun jumlah dari siswa tersebut adalah
sebanyak 25 orang siswa.
3.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan
narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal.

7
Menurut Lexy J. Moleong, wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang mengajukan
pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu).
Sedangkan menurut Koentjaraningrat Wawancara adalah cara yang digunakan untuk
tugas tertentu, mencoba untuk mendapatkan informasi dan secara lisan pembentukan
responden, untuk berkomunikasi tatap muka.
Wawancara yang ditujukan untuk memperoleh data dari individu dilaksanakan
secara individual. Sebelum melaksanakan wawancara para peneliti menyiapkan
instrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide). Pedoman ini
berisi sejumlah pertanyaan yang meminta untuk menjawab oleh responden. Isi
pertanyaan bisa mencakup fakta, data pengetahuan, konsep, pendapat atau evaluasi
responden.
3.5 Teknik Analisi Data

Dalam menganalisis data, teknik analaisis yang kami gunakan pada penelitian
ini yaitu teknik analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif adalah metode yang
digunakan untuk memproses atau mengolah data bukan angka yang kemudian disebut
sebagai data kualitatif.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada tahap studi pendahuluan ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan
mencari masukan untuk pengembangan perangkat pembelajaran IPS yang dilakukan.
Studi pendahuluan ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data informasi melalui
tiga sumber, yaitu (1) informan; (2) kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan;
(3) dokumen perangkat pembelajaran. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara
yang berbeda yaitu (1) wawancara; (2) observasi. Pengumpulan data melalui wawancara
dilakukan terhadap guru dan siswa. Informasi mengenai keadaan pembelajaran IPS yang
selama ini dilakukan guru dikumpulkan melalui beberapa teknik pengumpulan data.
Data tersebut juga digunakan sebagai dasar dan masukan dalam mendesain draf awal
pengembangan perangkat pembelajaran. Dalam tahap studi pendahuluan ini ditemukan
kecenderungan perangkat pembelajaran yang diterapkan oleh guru yang sama, yakni
perangkat pembelajaran yang selama ini digunakan. Berdasarkan teknik pengambilan
data tersebut didapat hasil, sebagai berikut:

Hasil Wawancara:
Berdasarkan wawancara bersama guru dan siswa kelas VI terdapat permasalahan
sebagai berikut:
a. Pada saat pembelajaran IPS yang dilakukan di kelas VI, guru jarang sekali
menerapkan model pembelajaran yang inovatif;
b. Guru cenderung menerapkan metode ceramah dan tanya jawab berdasarkan
permasalahan yang telah disajikan dalam buku siswa;
c. Pada saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas, guru hanya memberikan materi
dari konsep-konsepnya saja dan siswa bertugas mendengarkan, mencatat dan
mengingat atau menghafal konsep-konsep tersebut.

Selanjutnya hasil wawancara guru dan siswa di kelas VI diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Apakah perlu belajar IPS harus menyenangkan? Mengapa?

Jawab: Belajar IPS harus menyenangkan, karena dalam pembelajaran IPS banyak
sekali terdapat lintas pelajaran di dalamnya yaitu didapati matematika, Pkn, agama,
bahasa dan bidang yang lainnya. Melalui pembelajaran IPS siswa akan banyak

9
menyelami berbagai bidang yang dekat dengan alam sehingga pembelajaran IPS
memang pembelajaran yang siswa harus aktif dan suasana yang menyenangkan
sangatlah dibutuhkan.
2. Bagaimana cara belajar IPS yang menyenangkan?

Jawab: Cara belajar IPS yang menyenangkan yaitu salah satunya dengan
menggunakan media baik itu berupa alam lingkungan sekitar ataupun alat peraga
seperti peta atau globe. Jika untuk IPS sebenarnya akan sangat lebih menyenangkan
jika belajar langsung melalui alam. Apalagi lingkungan sekolah ini berada di daerah
pesawahan yang masih sangat alami.
3. Dengan metode apakah yang paling tepat menurut Ibu agar belajar IPS
menyenangkan?
Jawab: Salah satunya yaitu metode inkuiri. Metode inkuiri yaitu metode belajar
kemudian siswa memiliki peran dalam menemukan jawaban dari sebuah pertanyaan
yang ada. Metode inkuiri mendorong siswa belajar aktif dan menyenangkan karena
siswa dituntut untuk dapat bekerja sama.
4. Apa saja yang harus dipersiapkan guru untuk pembelajaran IPS?

Jawab: Yang harus dipersiapkan untuk pembelajaran IPS ialah pertama media,
media menjadi poin peting dalam sebuah pembelajaran. Kehadiran media akan
membantu keefektifan pembelajaran dalam upaya meningktkan pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan.
5. Adakah kesulitan atau kendala dalam mempersiapkan pembelajaran IPS yang
menyenangkan?
Jawab: Kendalanya adalah saat menentukan media dan kegiatan pembelajaran
seperti apa yang dapat menarik minat dan fokus siswa untuk tertarik belajar.
Adapun yang menjadi pertimbangannya yaitu memikirkan apakah pembelajaran
yang akan disampaikan ini akan mampu diterima oleh seluruh siswa dengan
menggunakan metode dan media tertentu, karena tidak semua siswa memiliki daya
pikir yang sama. Jadi disitulah letak tantangannya.
6. Bagimana cara memimpin kelas khususnya dalam pembelajaran IPS ini agar
menyenangkan namun tetap kondusif?
Jawab: Kelas yang kondusif bukanlah kelas yang siswanya diam tidak banyak
melakukan kegiatan, tetapi kelas kondusif yaitu kelas yang di dalamnya aktif terjadi
pembelajaran dan kegiatan yang dengan tujuan merangsang siswanya aktif untuk
10
berfikir. Pembelajaran IPS memang akan sangat menyenangkan jika siswa diberi
kebebasan dalam memberikan pendapatnya. Dengan perlakuan seperti itu maka
dapatlah dikategorikan sebagai kelas yang kondusif.

Namun jika sudah menyalahi yang semestinya maka tugas guru adalah berusaha
untuk memusatkan perhatian siswanya kembali.
7. Menurut ibu apakah metode tanya jawab dapat dengan baik di terapkan pada mata
pelajaran IPS di kelas tinggi
Jawab: Ya, karena metode tanya jawab merupakan suatu cara untuk menyajikan
bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa
atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara
lisan atau tertulis.

Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru
atau pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang
dihayati. Melalui dengan tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran
tersebut. Karena dengan metode ini kita dapat mengetahui penguasaan bahan pelajaran
melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang
dipelajari, didengar atau dibaca, kita juga dapat mengetahui jalan berpikir siswa secara
sistematis dan logis dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas diperoleh informasi, maka dapat


disimpulkan bahwa materi IPS yang dirasa oleh guru masih sulit dipahami oleh siswa,
metode pembelajaran masih jarang diterapkan oleh guru, sumber belajar yang digunakan
juga hanya menyajikan materi yang terbatas dan kurang mendalam. Hal tersebut
berdampak pada kemampuan berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran IPS siswa masih
rendah dibandingkan mata pelajaran yang lain. Guru berpendapat bahwa perlunya
perangkat pembelajaran khususnya bahan ajar yang dapat mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran IPS dan sesuai dengan pengalaman siswa di kehidupan sehari-hari.
Siswa juga berpendapat bahwa mereka menginginkan bahan ajar yang menarik dan
menyenangkan disertai permasalahan yang membangkitkan semangat siswa untuk
memecahkan masalah tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2012: 17) menjelaskan bahwa bahan
ajar yang digunakan juga harus sesuai dengan perkembangan siswa yang masih dalam
tahap berpikir kongkrit serta kelengkapan perangkat pembelajaran
11
sangat mutlak diperlukan oleh guru, selain merupakan tuntutan, hal ini juga memiliki
kontribusi besar dalam keberhasilan proses pembelajaran.

12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap guru kelas VI di SD


Negeri 6 Ketol Kabupaten Aceh Tengah terdapat beberapa masalah yang dihadapi
siswa. Permasalahan yang paling sering dihadapi siswa adalah masih kurangnya
pemahaman terhadap materi pelajaran IPS. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih
rendahnya nilai pelajaran IPS siswa kelas VI di SD Negeri 6 Ketol Kabupaten Aceh
Tengah, yaitu sebanyak 60% dari 25 orang siswa di setiap sekolah nilainya berada di
bawah KKM (kurang dari 70).
Sikap siswa saat ini yang kurang memperhatikan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar, dan lebih tidak memperdulikan orang lain di sekitarnya merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi sistem komunikasi. Hasilnya sikap sosial siswa kurang
terbentuk kurang baik. Selain itu, metode pendekatan yang digunakan guru dalam
menyampaikan pelajaran IPS masih kurang mengaitkan materi dengan pengalaman-
pengalaman siswa seharihari sehingga materi yang disampaikan tidak dapat diterima
dengan baik oleh siswa. Semua hal di atas tidak lepas dari pengaruh lingkungan yang
semakin mendidik anak menjadi individualis. Pentingnya kerjasama pihak sekolah,
orang tua, dan lingkungan untuk membentuk sikap sosial siswa yang lebih baik dan
bertanggungjawab, serta mampu bekerjasama dengan baik.

5.2 Saran

Saat menentukan metode dan kegiatan pembelajaran guru harus menggunakan


metode apa yang dapat menarik minat dan fokus siswa untuk tertarik belajar. Mampu
diterima oleh seluruh siswa dengan menggunakan metode dan media tertentu, karena
tidak semua siswa memiliki daya pikir yang sama. Guru juga harus mampu membuat
kelas tetap kondusif karena Kelas yang kondusif bukanlah kelas yang siswanya diam
tidak banyak melakukan kegiatan, tetapi kelas kondusif yaitu kelas yang di dalamnya
aktif terjadi pembelajaran dan kegiatan yang dengan tujuan merangsang siswanya aktif
untuk berfikir. Pembelajaran IPS memang akan sangat menyenangkan jika siswa diberi
kebebasan dalam memberikan pendapatnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Permana, Erwin Putera. 2016. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN


KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPS SD: Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara. 1(2).
Tim Dosen FIP Unimed.(2018). Pendidikan IPS SD Kelas Tinggi. Medan: FIP Unimed
http://mikailahaninda.blogspot.com/2015/02/media-pembelajaran-ips.html

https://www.academia.edu/34666298/metodemetode_dalam_pembelajaran IPS SD

14

Anda mungkin juga menyukai